UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. ·...
Transcript of UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. ·...
i
UNIVERSITAS UDAYANA
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG
DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
IDA BAGUS AGUNG BINATARA PUTRA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
ii
UNIVERSITAS UDAYANA
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG
DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
IDA BAGUS AGUNG BINATARA PUTRA
NIM 1220025060
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
iii
UNIVERSITAS UDAYANA
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG
DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
Skripsi ini di ajukan sebagai
Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
IDA BAGUS AGUNG BINATARA PUTRA
NIM 1220025060
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah dipresentasikan dan diujikan dihadapan
Tim Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar 23 Juli 2016
Ketua (Penguji I)
Sang Gede Purnama SKM MSc NIP 19810404 200604 1 005
Anggota (Penguji II)
Ir I Nengah Sujaya MAgrSc PhD NIP 19760215 2000 03 1 004
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim
Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar 21 Juli 2016
Pembimbing
Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc NIP 19811010 2005 01 2 003
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya dapat diselesaikan penelitian yang berjudul ldquoKandungan Bakteriologis Flourida
pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Di
Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016rdquo ini tepat pada waktunya
Ucapan terimakasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan penelitian ini
kepada
1 dr I Md Ady Wirawan MPH PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana
2 I Gede Herry Purnama ST MT MIDEA selaku Kepala Bagian Peminatan
Kesehatan Lingkungan yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan
dalam penyusunan proposal penelitian ini
3 Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan
proposal penelitian ini
4 Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga proposal
penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
5 BapakIbu dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat
yang telah memberikan arahan saran dan bantuannya dalam penyusunan proposal
ini
6 Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah bersama-sama saling
membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan proposal ini
7 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini
vii
Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pihak lain yang menggunakan
Denpasar Juli 2016
Penulis
viii
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
ABSTRAK
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat
Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan
Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi
ix
PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER
DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016
ABSTRACT
Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016
This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate
Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines
The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established
Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality
hygienic sanitary
x
DAFTAR ISI
UNIVERSITAS UDAYANA i
UNIVERSITAS UDAYANA ii
UNIVERSITAS UDAYANA iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Pertanyaan Penelitian 5
14 Tujuan 5
141 Tujuan Umum 5
142 Tujuan Khusus 6
15 Manfaat 6
151 Manfaat Teoritis 6
152 Manfaat Praktis 6
16 Ruang Lingkup Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
21 Pengertian Air Minum 9
22 Peranan Air Minum 9
xi
23 Syarat Air Minum 10
231 Syarat Bakteriologis 14
232 Flourida 14
24 Kualitas Air Minum 15
25 Pengertian Depot Air Minum 16
251 Proses Produksi Depot Air Minum 16
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24
31 Kerangka Konsep 24
32 Variabel dan Definisi Operasional 25
BAB IV METODE PENELITIAN 26
41 Desain Penelitian 26
42 Tempat dan Waktu Penelitian 26
43 Populasi dan Sampel 27
431 Populasi 27
432 Sampel 27
44 Teknik Analisis Data 29
441 Sumber dan Jenis Data 29
BAB V HASIL PENELITIAN 31
51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31
51 32
52 Karakteristik Depot Air Minum 32
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35
BAB VI PEMBAHASAN 39
61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39
xii
62 Kualitas Flourida Air Minum 41
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42
64 Keterbatasan Penelitian 45
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46
71 Simpulan 46
72 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 3
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 32
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 33
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air
Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di
Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun
2016 37
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
ii
UNIVERSITAS UDAYANA
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG
DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
IDA BAGUS AGUNG BINATARA PUTRA
NIM 1220025060
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
iii
UNIVERSITAS UDAYANA
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG
DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
Skripsi ini di ajukan sebagai
Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
IDA BAGUS AGUNG BINATARA PUTRA
NIM 1220025060
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah dipresentasikan dan diujikan dihadapan
Tim Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar 23 Juli 2016
Ketua (Penguji I)
Sang Gede Purnama SKM MSc NIP 19810404 200604 1 005
Anggota (Penguji II)
Ir I Nengah Sujaya MAgrSc PhD NIP 19760215 2000 03 1 004
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim
Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar 21 Juli 2016
Pembimbing
Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc NIP 19811010 2005 01 2 003
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya dapat diselesaikan penelitian yang berjudul ldquoKandungan Bakteriologis Flourida
pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Di
Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016rdquo ini tepat pada waktunya
Ucapan terimakasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan penelitian ini
kepada
1 dr I Md Ady Wirawan MPH PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana
2 I Gede Herry Purnama ST MT MIDEA selaku Kepala Bagian Peminatan
Kesehatan Lingkungan yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan
dalam penyusunan proposal penelitian ini
3 Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan
proposal penelitian ini
4 Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga proposal
penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
5 BapakIbu dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat
yang telah memberikan arahan saran dan bantuannya dalam penyusunan proposal
ini
6 Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah bersama-sama saling
membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan proposal ini
7 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini
vii
Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pihak lain yang menggunakan
Denpasar Juli 2016
Penulis
viii
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
ABSTRAK
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat
Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan
Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi
ix
PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER
DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016
ABSTRACT
Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016
This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate
Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines
The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established
Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality
hygienic sanitary
x
DAFTAR ISI
UNIVERSITAS UDAYANA i
UNIVERSITAS UDAYANA ii
UNIVERSITAS UDAYANA iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Pertanyaan Penelitian 5
14 Tujuan 5
141 Tujuan Umum 5
142 Tujuan Khusus 6
15 Manfaat 6
151 Manfaat Teoritis 6
152 Manfaat Praktis 6
16 Ruang Lingkup Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
21 Pengertian Air Minum 9
22 Peranan Air Minum 9
xi
23 Syarat Air Minum 10
231 Syarat Bakteriologis 14
232 Flourida 14
24 Kualitas Air Minum 15
25 Pengertian Depot Air Minum 16
251 Proses Produksi Depot Air Minum 16
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24
31 Kerangka Konsep 24
32 Variabel dan Definisi Operasional 25
BAB IV METODE PENELITIAN 26
41 Desain Penelitian 26
42 Tempat dan Waktu Penelitian 26
43 Populasi dan Sampel 27
431 Populasi 27
432 Sampel 27
44 Teknik Analisis Data 29
441 Sumber dan Jenis Data 29
BAB V HASIL PENELITIAN 31
51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31
51 32
52 Karakteristik Depot Air Minum 32
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35
BAB VI PEMBAHASAN 39
61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39
xii
62 Kualitas Flourida Air Minum 41
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42
64 Keterbatasan Penelitian 45
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46
71 Simpulan 46
72 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 3
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 32
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 33
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air
Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di
Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun
2016 37
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
iii
UNIVERSITAS UDAYANA
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG
DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
Skripsi ini di ajukan sebagai
Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
IDA BAGUS AGUNG BINATARA PUTRA
NIM 1220025060
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah dipresentasikan dan diujikan dihadapan
Tim Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar 23 Juli 2016
Ketua (Penguji I)
Sang Gede Purnama SKM MSc NIP 19810404 200604 1 005
Anggota (Penguji II)
Ir I Nengah Sujaya MAgrSc PhD NIP 19760215 2000 03 1 004
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim
Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar 21 Juli 2016
Pembimbing
Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc NIP 19811010 2005 01 2 003
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya dapat diselesaikan penelitian yang berjudul ldquoKandungan Bakteriologis Flourida
pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Di
Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016rdquo ini tepat pada waktunya
Ucapan terimakasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan penelitian ini
kepada
1 dr I Md Ady Wirawan MPH PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana
2 I Gede Herry Purnama ST MT MIDEA selaku Kepala Bagian Peminatan
Kesehatan Lingkungan yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan
dalam penyusunan proposal penelitian ini
3 Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan
proposal penelitian ini
4 Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga proposal
penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
5 BapakIbu dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat
yang telah memberikan arahan saran dan bantuannya dalam penyusunan proposal
ini
6 Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah bersama-sama saling
membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan proposal ini
7 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini
vii
Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pihak lain yang menggunakan
Denpasar Juli 2016
Penulis
viii
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
ABSTRAK
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat
Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan
Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi
ix
PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER
DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016
ABSTRACT
Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016
This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate
Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines
The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established
Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality
hygienic sanitary
x
DAFTAR ISI
UNIVERSITAS UDAYANA i
UNIVERSITAS UDAYANA ii
UNIVERSITAS UDAYANA iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Pertanyaan Penelitian 5
14 Tujuan 5
141 Tujuan Umum 5
142 Tujuan Khusus 6
15 Manfaat 6
151 Manfaat Teoritis 6
152 Manfaat Praktis 6
16 Ruang Lingkup Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
21 Pengertian Air Minum 9
22 Peranan Air Minum 9
xi
23 Syarat Air Minum 10
231 Syarat Bakteriologis 14
232 Flourida 14
24 Kualitas Air Minum 15
25 Pengertian Depot Air Minum 16
251 Proses Produksi Depot Air Minum 16
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24
31 Kerangka Konsep 24
32 Variabel dan Definisi Operasional 25
BAB IV METODE PENELITIAN 26
41 Desain Penelitian 26
42 Tempat dan Waktu Penelitian 26
43 Populasi dan Sampel 27
431 Populasi 27
432 Sampel 27
44 Teknik Analisis Data 29
441 Sumber dan Jenis Data 29
BAB V HASIL PENELITIAN 31
51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31
51 32
52 Karakteristik Depot Air Minum 32
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35
BAB VI PEMBAHASAN 39
61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39
xii
62 Kualitas Flourida Air Minum 41
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42
64 Keterbatasan Penelitian 45
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46
71 Simpulan 46
72 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 3
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 32
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 33
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air
Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di
Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun
2016 37
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah dipresentasikan dan diujikan dihadapan
Tim Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar 23 Juli 2016
Ketua (Penguji I)
Sang Gede Purnama SKM MSc NIP 19810404 200604 1 005
Anggota (Penguji II)
Ir I Nengah Sujaya MAgrSc PhD NIP 19760215 2000 03 1 004
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim
Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar 21 Juli 2016
Pembimbing
Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc NIP 19811010 2005 01 2 003
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya dapat diselesaikan penelitian yang berjudul ldquoKandungan Bakteriologis Flourida
pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Di
Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016rdquo ini tepat pada waktunya
Ucapan terimakasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan penelitian ini
kepada
1 dr I Md Ady Wirawan MPH PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana
2 I Gede Herry Purnama ST MT MIDEA selaku Kepala Bagian Peminatan
Kesehatan Lingkungan yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan
dalam penyusunan proposal penelitian ini
3 Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan
proposal penelitian ini
4 Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga proposal
penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
5 BapakIbu dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat
yang telah memberikan arahan saran dan bantuannya dalam penyusunan proposal
ini
6 Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah bersama-sama saling
membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan proposal ini
7 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini
vii
Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pihak lain yang menggunakan
Denpasar Juli 2016
Penulis
viii
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
ABSTRAK
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat
Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan
Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi
ix
PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER
DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016
ABSTRACT
Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016
This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate
Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines
The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established
Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality
hygienic sanitary
x
DAFTAR ISI
UNIVERSITAS UDAYANA i
UNIVERSITAS UDAYANA ii
UNIVERSITAS UDAYANA iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Pertanyaan Penelitian 5
14 Tujuan 5
141 Tujuan Umum 5
142 Tujuan Khusus 6
15 Manfaat 6
151 Manfaat Teoritis 6
152 Manfaat Praktis 6
16 Ruang Lingkup Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
21 Pengertian Air Minum 9
22 Peranan Air Minum 9
xi
23 Syarat Air Minum 10
231 Syarat Bakteriologis 14
232 Flourida 14
24 Kualitas Air Minum 15
25 Pengertian Depot Air Minum 16
251 Proses Produksi Depot Air Minum 16
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24
31 Kerangka Konsep 24
32 Variabel dan Definisi Operasional 25
BAB IV METODE PENELITIAN 26
41 Desain Penelitian 26
42 Tempat dan Waktu Penelitian 26
43 Populasi dan Sampel 27
431 Populasi 27
432 Sampel 27
44 Teknik Analisis Data 29
441 Sumber dan Jenis Data 29
BAB V HASIL PENELITIAN 31
51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31
51 32
52 Karakteristik Depot Air Minum 32
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35
BAB VI PEMBAHASAN 39
61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39
xii
62 Kualitas Flourida Air Minum 41
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42
64 Keterbatasan Penelitian 45
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46
71 Simpulan 46
72 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 3
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 32
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 33
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air
Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di
Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun
2016 37
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim
Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar 21 Juli 2016
Pembimbing
Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc NIP 19811010 2005 01 2 003
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya dapat diselesaikan penelitian yang berjudul ldquoKandungan Bakteriologis Flourida
pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Di
Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016rdquo ini tepat pada waktunya
Ucapan terimakasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan penelitian ini
kepada
1 dr I Md Ady Wirawan MPH PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana
2 I Gede Herry Purnama ST MT MIDEA selaku Kepala Bagian Peminatan
Kesehatan Lingkungan yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan
dalam penyusunan proposal penelitian ini
3 Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan
proposal penelitian ini
4 Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga proposal
penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
5 BapakIbu dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat
yang telah memberikan arahan saran dan bantuannya dalam penyusunan proposal
ini
6 Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah bersama-sama saling
membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan proposal ini
7 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini
vii
Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pihak lain yang menggunakan
Denpasar Juli 2016
Penulis
viii
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
ABSTRAK
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat
Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan
Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi
ix
PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER
DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016
ABSTRACT
Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016
This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate
Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines
The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established
Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality
hygienic sanitary
x
DAFTAR ISI
UNIVERSITAS UDAYANA i
UNIVERSITAS UDAYANA ii
UNIVERSITAS UDAYANA iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Pertanyaan Penelitian 5
14 Tujuan 5
141 Tujuan Umum 5
142 Tujuan Khusus 6
15 Manfaat 6
151 Manfaat Teoritis 6
152 Manfaat Praktis 6
16 Ruang Lingkup Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
21 Pengertian Air Minum 9
22 Peranan Air Minum 9
xi
23 Syarat Air Minum 10
231 Syarat Bakteriologis 14
232 Flourida 14
24 Kualitas Air Minum 15
25 Pengertian Depot Air Minum 16
251 Proses Produksi Depot Air Minum 16
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24
31 Kerangka Konsep 24
32 Variabel dan Definisi Operasional 25
BAB IV METODE PENELITIAN 26
41 Desain Penelitian 26
42 Tempat dan Waktu Penelitian 26
43 Populasi dan Sampel 27
431 Populasi 27
432 Sampel 27
44 Teknik Analisis Data 29
441 Sumber dan Jenis Data 29
BAB V HASIL PENELITIAN 31
51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31
51 32
52 Karakteristik Depot Air Minum 32
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35
BAB VI PEMBAHASAN 39
61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39
xii
62 Kualitas Flourida Air Minum 41
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42
64 Keterbatasan Penelitian 45
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46
71 Simpulan 46
72 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 3
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 32
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 33
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air
Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di
Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun
2016 37
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya dapat diselesaikan penelitian yang berjudul ldquoKandungan Bakteriologis Flourida
pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Di
Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016rdquo ini tepat pada waktunya
Ucapan terimakasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan penelitian ini
kepada
1 dr I Md Ady Wirawan MPH PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana
2 I Gede Herry Purnama ST MT MIDEA selaku Kepala Bagian Peminatan
Kesehatan Lingkungan yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan
dalam penyusunan proposal penelitian ini
3 Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan
proposal penelitian ini
4 Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga proposal
penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
5 BapakIbu dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat
yang telah memberikan arahan saran dan bantuannya dalam penyusunan proposal
ini
6 Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah bersama-sama saling
membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan proposal ini
7 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini
vii
Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pihak lain yang menggunakan
Denpasar Juli 2016
Penulis
viii
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
ABSTRAK
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat
Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan
Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi
ix
PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER
DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016
ABSTRACT
Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016
This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate
Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines
The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established
Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality
hygienic sanitary
x
DAFTAR ISI
UNIVERSITAS UDAYANA i
UNIVERSITAS UDAYANA ii
UNIVERSITAS UDAYANA iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Pertanyaan Penelitian 5
14 Tujuan 5
141 Tujuan Umum 5
142 Tujuan Khusus 6
15 Manfaat 6
151 Manfaat Teoritis 6
152 Manfaat Praktis 6
16 Ruang Lingkup Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
21 Pengertian Air Minum 9
22 Peranan Air Minum 9
xi
23 Syarat Air Minum 10
231 Syarat Bakteriologis 14
232 Flourida 14
24 Kualitas Air Minum 15
25 Pengertian Depot Air Minum 16
251 Proses Produksi Depot Air Minum 16
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24
31 Kerangka Konsep 24
32 Variabel dan Definisi Operasional 25
BAB IV METODE PENELITIAN 26
41 Desain Penelitian 26
42 Tempat dan Waktu Penelitian 26
43 Populasi dan Sampel 27
431 Populasi 27
432 Sampel 27
44 Teknik Analisis Data 29
441 Sumber dan Jenis Data 29
BAB V HASIL PENELITIAN 31
51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31
51 32
52 Karakteristik Depot Air Minum 32
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35
BAB VI PEMBAHASAN 39
61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39
xii
62 Kualitas Flourida Air Minum 41
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42
64 Keterbatasan Penelitian 45
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46
71 Simpulan 46
72 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 3
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 32
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 33
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air
Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di
Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun
2016 37
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
vii
Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pihak lain yang menggunakan
Denpasar Juli 2016
Penulis
viii
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
ABSTRAK
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat
Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan
Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi
ix
PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER
DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016
ABSTRACT
Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016
This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate
Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines
The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established
Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality
hygienic sanitary
x
DAFTAR ISI
UNIVERSITAS UDAYANA i
UNIVERSITAS UDAYANA ii
UNIVERSITAS UDAYANA iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Pertanyaan Penelitian 5
14 Tujuan 5
141 Tujuan Umum 5
142 Tujuan Khusus 6
15 Manfaat 6
151 Manfaat Teoritis 6
152 Manfaat Praktis 6
16 Ruang Lingkup Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
21 Pengertian Air Minum 9
22 Peranan Air Minum 9
xi
23 Syarat Air Minum 10
231 Syarat Bakteriologis 14
232 Flourida 14
24 Kualitas Air Minum 15
25 Pengertian Depot Air Minum 16
251 Proses Produksi Depot Air Minum 16
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24
31 Kerangka Konsep 24
32 Variabel dan Definisi Operasional 25
BAB IV METODE PENELITIAN 26
41 Desain Penelitian 26
42 Tempat dan Waktu Penelitian 26
43 Populasi dan Sampel 27
431 Populasi 27
432 Sampel 27
44 Teknik Analisis Data 29
441 Sumber dan Jenis Data 29
BAB V HASIL PENELITIAN 31
51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31
51 32
52 Karakteristik Depot Air Minum 32
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35
BAB VI PEMBAHASAN 39
61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39
xii
62 Kualitas Flourida Air Minum 41
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42
64 Keterbatasan Penelitian 45
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46
71 Simpulan 46
72 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 3
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 32
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 33
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air
Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di
Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun
2016 37
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
viii
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra
KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI
WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016
ABSTRAK
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat
Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan
Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi
ix
PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER
DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016
ABSTRACT
Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016
This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate
Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines
The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established
Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality
hygienic sanitary
x
DAFTAR ISI
UNIVERSITAS UDAYANA i
UNIVERSITAS UDAYANA ii
UNIVERSITAS UDAYANA iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Pertanyaan Penelitian 5
14 Tujuan 5
141 Tujuan Umum 5
142 Tujuan Khusus 6
15 Manfaat 6
151 Manfaat Teoritis 6
152 Manfaat Praktis 6
16 Ruang Lingkup Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
21 Pengertian Air Minum 9
22 Peranan Air Minum 9
xi
23 Syarat Air Minum 10
231 Syarat Bakteriologis 14
232 Flourida 14
24 Kualitas Air Minum 15
25 Pengertian Depot Air Minum 16
251 Proses Produksi Depot Air Minum 16
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24
31 Kerangka Konsep 24
32 Variabel dan Definisi Operasional 25
BAB IV METODE PENELITIAN 26
41 Desain Penelitian 26
42 Tempat dan Waktu Penelitian 26
43 Populasi dan Sampel 27
431 Populasi 27
432 Sampel 27
44 Teknik Analisis Data 29
441 Sumber dan Jenis Data 29
BAB V HASIL PENELITIAN 31
51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31
51 32
52 Karakteristik Depot Air Minum 32
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35
BAB VI PEMBAHASAN 39
61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39
xii
62 Kualitas Flourida Air Minum 41
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42
64 Keterbatasan Penelitian 45
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46
71 Simpulan 46
72 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 3
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 32
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 33
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air
Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di
Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun
2016 37
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
ix
PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER
DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016
ABSTRACT
Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016
This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate
Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines
The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established
Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality
hygienic sanitary
x
DAFTAR ISI
UNIVERSITAS UDAYANA i
UNIVERSITAS UDAYANA ii
UNIVERSITAS UDAYANA iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Pertanyaan Penelitian 5
14 Tujuan 5
141 Tujuan Umum 5
142 Tujuan Khusus 6
15 Manfaat 6
151 Manfaat Teoritis 6
152 Manfaat Praktis 6
16 Ruang Lingkup Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
21 Pengertian Air Minum 9
22 Peranan Air Minum 9
xi
23 Syarat Air Minum 10
231 Syarat Bakteriologis 14
232 Flourida 14
24 Kualitas Air Minum 15
25 Pengertian Depot Air Minum 16
251 Proses Produksi Depot Air Minum 16
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24
31 Kerangka Konsep 24
32 Variabel dan Definisi Operasional 25
BAB IV METODE PENELITIAN 26
41 Desain Penelitian 26
42 Tempat dan Waktu Penelitian 26
43 Populasi dan Sampel 27
431 Populasi 27
432 Sampel 27
44 Teknik Analisis Data 29
441 Sumber dan Jenis Data 29
BAB V HASIL PENELITIAN 31
51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31
51 32
52 Karakteristik Depot Air Minum 32
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35
BAB VI PEMBAHASAN 39
61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39
xii
62 Kualitas Flourida Air Minum 41
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42
64 Keterbatasan Penelitian 45
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46
71 Simpulan 46
72 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 3
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 32
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 33
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air
Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di
Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun
2016 37
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
x
DAFTAR ISI
UNIVERSITAS UDAYANA i
UNIVERSITAS UDAYANA ii
UNIVERSITAS UDAYANA iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Pertanyaan Penelitian 5
14 Tujuan 5
141 Tujuan Umum 5
142 Tujuan Khusus 6
15 Manfaat 6
151 Manfaat Teoritis 6
152 Manfaat Praktis 6
16 Ruang Lingkup Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
21 Pengertian Air Minum 9
22 Peranan Air Minum 9
xi
23 Syarat Air Minum 10
231 Syarat Bakteriologis 14
232 Flourida 14
24 Kualitas Air Minum 15
25 Pengertian Depot Air Minum 16
251 Proses Produksi Depot Air Minum 16
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24
31 Kerangka Konsep 24
32 Variabel dan Definisi Operasional 25
BAB IV METODE PENELITIAN 26
41 Desain Penelitian 26
42 Tempat dan Waktu Penelitian 26
43 Populasi dan Sampel 27
431 Populasi 27
432 Sampel 27
44 Teknik Analisis Data 29
441 Sumber dan Jenis Data 29
BAB V HASIL PENELITIAN 31
51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31
51 32
52 Karakteristik Depot Air Minum 32
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35
BAB VI PEMBAHASAN 39
61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39
xii
62 Kualitas Flourida Air Minum 41
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42
64 Keterbatasan Penelitian 45
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46
71 Simpulan 46
72 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 3
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 32
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 33
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air
Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di
Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun
2016 37
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
xi
23 Syarat Air Minum 10
231 Syarat Bakteriologis 14
232 Flourida 14
24 Kualitas Air Minum 15
25 Pengertian Depot Air Minum 16
251 Proses Produksi Depot Air Minum 16
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24
31 Kerangka Konsep 24
32 Variabel dan Definisi Operasional 25
BAB IV METODE PENELITIAN 26
41 Desain Penelitian 26
42 Tempat dan Waktu Penelitian 26
43 Populasi dan Sampel 27
431 Populasi 27
432 Sampel 27
44 Teknik Analisis Data 29
441 Sumber dan Jenis Data 29
BAB V HASIL PENELITIAN 31
51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31
51 32
52 Karakteristik Depot Air Minum 32
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35
BAB VI PEMBAHASAN 39
61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39
xii
62 Kualitas Flourida Air Minum 41
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42
64 Keterbatasan Penelitian 45
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46
71 Simpulan 46
72 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 3
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 32
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 33
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air
Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di
Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun
2016 37
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
xii
62 Kualitas Flourida Air Minum 41
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42
64 Keterbatasan Penelitian 45
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46
71 Simpulan 46
72 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 3
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 32
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 33
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air
Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di
Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun
2016 37
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 32
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat Tahun 2016 33
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air
Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di
Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun
2016 37
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Konsep 245
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum
Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa
air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin
kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air
merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia
(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan
kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter
tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum
dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan
penyakit penyebab keracunan dan lain-lain
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum
air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh
manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air
sebagai mediumnya
Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi
tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya
kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
2
baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan
mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha
Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum
dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan
pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam
pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang
membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)
Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi
jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari
alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum
(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih
dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya
Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari
merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh
depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi
air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air
minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya
meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal
bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan
kita semua (Departemen Kesehatan 2005)
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
3
kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan
dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi
pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air
Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah
terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih
(Departemen Perindustrian RI2005)
Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan
Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot
Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air
minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan
wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi
menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak
memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3
wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi
2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi
menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat
kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang
persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi
standar
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan
untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
4
ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri
coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat
dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan
muntah-muntah (Entjang 2003)
Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang
terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti
dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki
efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu
namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang
tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup
tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi
haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04
ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi
air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh
dalam Yodifta 2010)
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama
untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di
samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
5
Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi
bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang
khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang
diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan
air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida
pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang
dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali
khususnya Denpasar Barat tahun 2016
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida
pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi
yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
13 Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016
14 Tujuan
141 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada
depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
6
depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun
2016
142 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi
ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum
isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016
15 Manfaat
151 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi
ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan
flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah
kecamatan Denpasar Barat
152 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota
denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta
mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang
tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
16 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu
khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
7
pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan
Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Air Minum
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat
Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa
sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak
mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi
ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota
Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI
No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan
22 Peranan Air Minum
Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi
Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun
2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan
Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga
sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
9
tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam
menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga
digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh
tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair
seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya
Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum
manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan
lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal
terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti
bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga
keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap
harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan
esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil
bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan
makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar
dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan
penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung
mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit
menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau
epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas
maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan
air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di
Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
10
bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia
(Suriawiria2003)
23 Syarat Air Minum
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti
memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati
syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara
umum dibedakan menjadi (Partiana2015)
a Syarat Fisik
Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau
jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak
terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat
tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada
kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan
b Syarat Bakteriologis
Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri
terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau
tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air
minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang
di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform
Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap
tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan
coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi
11
penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air
c Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi
kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum
tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan
kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut
Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan
pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel
dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut
12
Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang diperbolehkan
1 Parameter Mikrobiologi
1 E Coli 100 mlsampel 0
2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0
2 Kimia an-organik
1 Arsen mgl 001
2 Flouride mgl 15
3 Total Kromium mgl 005
4 Kalsium mgl 0003
5 Nitrit mgl 3
6 Nitrat mgl 50
7 Sianida mgl 007
8 Selenium mgl 001
13
Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 Parameter Fisik
1 Bau Tidak Berbau
2 Warna TCU 15
3 Total zat padat terlarut
(TDS)
mgl 500
4 Kekeruhan NTU 5
5 Rasa Tidak Berasa
6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3
2 Parameter Kimiawi
1 Alumunium mgl 02
2 Besi mgl 03
3 Kesadahan mgl 500
4 Khlorida mgl 250
5 Mangan mgl 04
6 pH mgl 65-85
7 Seng mgl 3
8 Sulfat mgl 250
9 Tembaga mgl 2
10 Amonia mgl 15
14
231 Syarat Bakteriologis
Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari
berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam
air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya
(MaksumR 2010)
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula
resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme
pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus
dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan
aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
232 Flourida
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung
dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5
tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan
permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan
motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan
15
pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari
penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal
dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada
kavitas besar yang terbuka
Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di
tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida
alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh
WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl
Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil
penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang
akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala
yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah
kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan
peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)
24 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun
tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh
(Partiana2015)
Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi
persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan
Indonesia 2010)
16
25 Pengertian Depot Air Minum
Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada
konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah
filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk
memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk
mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya
(Athena 2004)
251 Proses Produksi Depot Air Minum
Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan
Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai
berikut
1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari
sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung
pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang
digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi
bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali
2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk
menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir
silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau
batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan
17
organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 mikron
3 Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi
dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur
ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini
selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet
(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah
yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk
digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian
dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian
b) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis
252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum
Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di
dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu
18
1 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri
tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV
harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)
2 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen
termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga
aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh
bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu
dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air
dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air
bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak
menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja
sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa
ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)
253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum
Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot
air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
19
mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran
terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan
penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
meliputi
1 Lokasi
Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran
lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau
sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
2 Bangunan
Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya
Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses
pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan
dan Ruang tunggu pengunjung
Lantai
Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah
dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu
dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
Dinding
Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap
air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna
20
dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung
Atas dan langit- langit
Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak
bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah
dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna
terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai
Pintu
Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang
dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik
Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux
Ventilasi
Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga
suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap
nyaman dan sesuai kebutuhan
3 Akses terhadap fasilitas sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
sebagai berikut
Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )
Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
21
Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap
pengisian air baku
4 Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air
minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air
baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran
pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran
penghubung (hose) Peralatan sterilisasi
Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur
yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)
Seng (Zn) Cadmium (Cd)
Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat
sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
5 Air Baku
Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang
syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum
Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan
kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum
Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara
periodic
22
6 Air Minum
Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air minum
Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S
7 Pelayanan Konsumen
Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih
Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola
Depot Air Minum
Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang
saniter
Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)
8 Karyawan
Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi
sumber pencemaran
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi
Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
23
Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek
hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen
Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot
Air Minum
9 Pekarangan
Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
10 Pemeliharaan
Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi
- Tugas dan kewajiban karyawan
- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan
pembuktian)
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
31 Kerangka Konsep
Keterangan
Usaha Depot Air Minum
Kualitas Air Minum Isi Ulang
Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum
yang sesuai standar
Uji Laboratorium
Variabel yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti
Fisik Bakteriologis Kimia
Flourida
Coliform E Coli Artsen
Selenium
Sianida
Nitrat
Kadmium
Nitrit
Kromium
Gambar 31 Kerangka Konsep
Radioaktif
25
32 Variabel dan Definisi Operasional
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air
mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung
kepada konsumen
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air
termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum
Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15
mg flourida per liter
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri
yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan
standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel
Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air
minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot
tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak
memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek
tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut
menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun
yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
41 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan
pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan
fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar
Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja
(Saryono dan Anggraeni2012)
42 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di
wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret
2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan
bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan
pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
27
43 Populasi dan Sampel
431 Populasi
Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah
total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
yang berjumlah 66 depot
432 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek
penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air
minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel
Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai
berikut
n=
n=
n= 39 sampel
keterangan n = Sampel
N= Populasi
dsup2= Presisi (10)
Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili
wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat
28
Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang
dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel
air
1 Persiapkan Botol 15 liter baru
2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol
dengan air sampel
3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran
4 Isi botol dengan penuh
5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara
6 Tutup botol
Prosedur Pemeriksaan Fluorida
A Bahan Spesimen
- Air Minum Isi Ulang
B Media Reagensia
- Larutan induk fluoride
- Larutan baku fluoride
- Pereaksi fluoride
1 Reagen Zirconil alizarin
2 Larutan asam campuran
3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride
- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)
C Alat
- Spectrofotometer
- Tabung Nessler
29
D Cara Kerja
a Pembuatan kurva kalibrasi
Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050
10 20 mgL F
b Pemeriksaan pengujian
1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok
3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen
diamkan
4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang
535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi
E Pembacaan Hasil dan Pelaporan
Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan
garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut
a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran
duplo adalah 2 rata-rata hasilnya
b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh
44 Teknik Analisis Data
441 Sumber dan Jenis Data
Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data
sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada
masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan
30
data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada
kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi
kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan
refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan
kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini
Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang
disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi
depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan
kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman
kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan
hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji
kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada
depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
51 Lokasi dan Waktu Penelitian
Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar
dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh
Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa
Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar
Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja
Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak
depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot
berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja
Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum
Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase
depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara
sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei
Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene
sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data
bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji
laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret
tahun 2016
32
52 Karakteristik Depot Air Minum
Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar
Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada
pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada
Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
33
Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016
No Nama Depot Alamat Pemilik
1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana
2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra
3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana
4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana
5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman
6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja
7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana
8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta
9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga
10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana
11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono
12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal
13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda
14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini
15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 1
Gede Yudana
16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 3
Kompyang Gede
17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya 2
Gede Sutama
18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman
Griya No 211 E
Nyoman Ngurah
19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No
10
Alit Sukada
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016
Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan
coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
34
Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli
Frekuensi Frekuensi
Tidak Memenuhi
Syarat
23
5897
0 0
Memenuhi Syarat 16 4103 39 100
Jumlah 39 10000 39 10000
Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016
Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot
air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak
layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan
permenkes no 492MENKESPERIV2010
54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat
Tahun 2016
Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan
langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air
dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi
botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat
Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016
Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
2
37
513
9487
Jumlah 39 10000
35
Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di
Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)
tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat
kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai
dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat
tahun 2016
Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang
meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil
observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI
Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Tempat)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 27 6923
2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air
36
minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah
denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti
lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan
kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun
2014 tentang higiene sanitasi depot air minum
Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Peralatan)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 33 8462
2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air
minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar
barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter
yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa
ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal
37
Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Pernjamah)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 5 1282
2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718
Total 39 10000
Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot
air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)
memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot
air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap
melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang
melayani konsumen
Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada
Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016
No Higiene Sanitasi
(Air Baku dan Air Minum)
Frekuensi
(n)
Persentase
()
1 Memenuhi Syarat 16 4103
2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897
Total
Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan
aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016
diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16
38
depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada
depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi
persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar
39
BAB VI
PEMBAHASAN
61 Kualitas Bakteriologis Air minum
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum
pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27
depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air
minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan
tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu
bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas
bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air
minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai
dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014
tentang higiene sanitasi depot Air minum
Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak
semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung
aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111
depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010
Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM
40
terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk
pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu
yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam
memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit
Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15
depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi
persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman
untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku
yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi
lingkungan
Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa
kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya
organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)
dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular
seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan
penularan penyakit tersebut
Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai
mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan
dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan
resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri
patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang
digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan
juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia
41
coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-
muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang
dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi
harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat
dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)
Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk
memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala
agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri
terkait
62 Kualitas Flourida Air Minum
Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air
minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot
(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi
syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal
tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010
Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal
(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu
China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan
perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley
dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50
mgL
Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang
Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk
laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga
42
flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan
air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa
kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk
tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah
dewasa
Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas
ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan
flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada
tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan
sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan
dan lain-lain
Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak
pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang
mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan
menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006
menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan
keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-
laki maupun perempuan
63 Kondisi Hiegiene Sanitasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum
yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan
diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah
sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air
baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat
43
Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian
besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah
disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang
digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang
digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet
ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga
banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut
tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci
tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen
Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit
melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)
menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di
Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak
rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat
ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak
terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala
penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan
seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan
kesehatan secara berkala
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya
44
yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko
yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun
kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum
agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi
masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi
aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi
lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti
lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan
serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan
yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun
Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur
peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan
penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran
pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek
penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta
tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis
setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
45
yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi
Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang
diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi
ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan
menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta
memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci
tangan sebelum melayani konsumen
64 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis
yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu
peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis
46
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
71 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut
1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada
tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri
ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi
syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot
air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le
15 mgL
2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi
ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat
sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6
depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air
minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot
air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum
72 Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut
1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin
minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk
47
di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot
juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi
karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga
pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen
2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida
yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala
terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja
puskesmas
3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan
bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk
melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene
sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum
dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di
konsumsi oleh konsumen
DAFTAR PUSTAKA
Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476
Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang
Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado
Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta
Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta
Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti
KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar
Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia
Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016
Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England
Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar
Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC
Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34
Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang
Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu
Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam
Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung
Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS
WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri
kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air
minum
Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat
1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit
2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya
3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau
4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah
5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup
6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen
7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata
8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik
9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas
10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang
alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun
14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan
15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa
17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan
dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus
langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter
21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang
22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar
23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup
25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah
26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1
kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki
sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum
IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik
mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan
36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi
38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum
100
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)
pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang
tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut
dikosongkan
II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai yang bertanda (radic)
1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelayakan fisik
2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak
memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Lampiran 3
Dokumentasi