UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. ·...

88
i UNIVERSITAS UDAYANA KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS, FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016 IDA BAGUS AGUNG BINATARA PUTRA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Transcript of UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. ·...

Page 1: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

i

UNIVERSITAS UDAYANA

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG

DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

IDA BAGUS AGUNG BINATARA PUTRA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

ii

UNIVERSITAS UDAYANA

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG

DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

IDA BAGUS AGUNG BINATARA PUTRA

NIM 1220025060

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

iii

UNIVERSITAS UDAYANA

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG

DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

Skripsi ini di ajukan sebagai

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

IDA BAGUS AGUNG BINATARA PUTRA

NIM 1220025060

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipresentasikan dan diujikan dihadapan

Tim Penguji Skripsi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar 23 Juli 2016

Ketua (Penguji I)

Sang Gede Purnama SKM MSc NIP 19810404 200604 1 005

Anggota (Penguji II)

Ir I Nengah Sujaya MAgrSc PhD NIP 19760215 2000 03 1 004

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim

Penguji Skripsi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar 21 Juli 2016

Pembimbing

Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc NIP 19811010 2005 01 2 003

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya dapat diselesaikan penelitian yang berjudul ldquoKandungan Bakteriologis Flourida

pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Di

Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016rdquo ini tepat pada waktunya

Ucapan terimakasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan penelitian ini

kepada

1 dr I Md Ady Wirawan MPH PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Udayana

2 I Gede Herry Purnama ST MT MIDEA selaku Kepala Bagian Peminatan

Kesehatan Lingkungan yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan

dalam penyusunan proposal penelitian ini

3 Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan

proposal penelitian ini

4 Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga proposal

penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

5 BapakIbu dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat

yang telah memberikan arahan saran dan bantuannya dalam penyusunan proposal

ini

6 Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah bersama-sama saling

membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan proposal ini

7 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan proposal ini

vii

Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pihak lain yang menggunakan

Denpasar Juli 2016

Penulis

viii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

ABSTRAK

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat

Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan

Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi

ix

PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER

DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016

ABSTRACT

Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016

This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate

Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines

The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established

Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality

hygienic sanitary

x

DAFTAR ISI

UNIVERSITAS UDAYANA i

UNIVERSITAS UDAYANA ii

UNIVERSITAS UDAYANA iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Pertanyaan Penelitian 5

14 Tujuan 5

141 Tujuan Umum 5

142 Tujuan Khusus 6

15 Manfaat 6

151 Manfaat Teoritis 6

152 Manfaat Praktis 6

16 Ruang Lingkup Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

21 Pengertian Air Minum 9

22 Peranan Air Minum 9

xi

23 Syarat Air Minum 10

231 Syarat Bakteriologis 14

232 Flourida 14

24 Kualitas Air Minum 15

25 Pengertian Depot Air Minum 16

251 Proses Produksi Depot Air Minum 16

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24

31 Kerangka Konsep 24

32 Variabel dan Definisi Operasional 25

BAB IV METODE PENELITIAN 26

41 Desain Penelitian 26

42 Tempat dan Waktu Penelitian 26

43 Populasi dan Sampel 27

431 Populasi 27

432 Sampel 27

44 Teknik Analisis Data 29

441 Sumber dan Jenis Data 29

BAB V HASIL PENELITIAN 31

51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

51 32

52 Karakteristik Depot Air Minum 32

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35

BAB VI PEMBAHASAN 39

61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39

xii

62 Kualitas Flourida Air Minum 41

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42

64 Keterbatasan Penelitian 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46

71 Simpulan 46

72 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 1

LAMPIRAN 3

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 32

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 33

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air

Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di

Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun

2016 37

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 2: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

ii

UNIVERSITAS UDAYANA

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG

DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

IDA BAGUS AGUNG BINATARA PUTRA

NIM 1220025060

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

iii

UNIVERSITAS UDAYANA

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG

DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

Skripsi ini di ajukan sebagai

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

IDA BAGUS AGUNG BINATARA PUTRA

NIM 1220025060

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipresentasikan dan diujikan dihadapan

Tim Penguji Skripsi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar 23 Juli 2016

Ketua (Penguji I)

Sang Gede Purnama SKM MSc NIP 19810404 200604 1 005

Anggota (Penguji II)

Ir I Nengah Sujaya MAgrSc PhD NIP 19760215 2000 03 1 004

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim

Penguji Skripsi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar 21 Juli 2016

Pembimbing

Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc NIP 19811010 2005 01 2 003

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya dapat diselesaikan penelitian yang berjudul ldquoKandungan Bakteriologis Flourida

pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Di

Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016rdquo ini tepat pada waktunya

Ucapan terimakasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan penelitian ini

kepada

1 dr I Md Ady Wirawan MPH PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Udayana

2 I Gede Herry Purnama ST MT MIDEA selaku Kepala Bagian Peminatan

Kesehatan Lingkungan yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan

dalam penyusunan proposal penelitian ini

3 Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan

proposal penelitian ini

4 Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga proposal

penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

5 BapakIbu dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat

yang telah memberikan arahan saran dan bantuannya dalam penyusunan proposal

ini

6 Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah bersama-sama saling

membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan proposal ini

7 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan proposal ini

vii

Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pihak lain yang menggunakan

Denpasar Juli 2016

Penulis

viii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

ABSTRAK

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat

Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan

Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi

ix

PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER

DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016

ABSTRACT

Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016

This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate

Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines

The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established

Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality

hygienic sanitary

x

DAFTAR ISI

UNIVERSITAS UDAYANA i

UNIVERSITAS UDAYANA ii

UNIVERSITAS UDAYANA iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Pertanyaan Penelitian 5

14 Tujuan 5

141 Tujuan Umum 5

142 Tujuan Khusus 6

15 Manfaat 6

151 Manfaat Teoritis 6

152 Manfaat Praktis 6

16 Ruang Lingkup Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

21 Pengertian Air Minum 9

22 Peranan Air Minum 9

xi

23 Syarat Air Minum 10

231 Syarat Bakteriologis 14

232 Flourida 14

24 Kualitas Air Minum 15

25 Pengertian Depot Air Minum 16

251 Proses Produksi Depot Air Minum 16

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24

31 Kerangka Konsep 24

32 Variabel dan Definisi Operasional 25

BAB IV METODE PENELITIAN 26

41 Desain Penelitian 26

42 Tempat dan Waktu Penelitian 26

43 Populasi dan Sampel 27

431 Populasi 27

432 Sampel 27

44 Teknik Analisis Data 29

441 Sumber dan Jenis Data 29

BAB V HASIL PENELITIAN 31

51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

51 32

52 Karakteristik Depot Air Minum 32

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35

BAB VI PEMBAHASAN 39

61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39

xii

62 Kualitas Flourida Air Minum 41

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42

64 Keterbatasan Penelitian 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46

71 Simpulan 46

72 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 1

LAMPIRAN 3

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 32

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 33

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air

Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di

Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun

2016 37

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 3: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

iii

UNIVERSITAS UDAYANA

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG

DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

Skripsi ini di ajukan sebagai

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

IDA BAGUS AGUNG BINATARA PUTRA

NIM 1220025060

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipresentasikan dan diujikan dihadapan

Tim Penguji Skripsi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar 23 Juli 2016

Ketua (Penguji I)

Sang Gede Purnama SKM MSc NIP 19810404 200604 1 005

Anggota (Penguji II)

Ir I Nengah Sujaya MAgrSc PhD NIP 19760215 2000 03 1 004

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim

Penguji Skripsi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar 21 Juli 2016

Pembimbing

Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc NIP 19811010 2005 01 2 003

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya dapat diselesaikan penelitian yang berjudul ldquoKandungan Bakteriologis Flourida

pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Di

Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016rdquo ini tepat pada waktunya

Ucapan terimakasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan penelitian ini

kepada

1 dr I Md Ady Wirawan MPH PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Udayana

2 I Gede Herry Purnama ST MT MIDEA selaku Kepala Bagian Peminatan

Kesehatan Lingkungan yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan

dalam penyusunan proposal penelitian ini

3 Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan

proposal penelitian ini

4 Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga proposal

penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

5 BapakIbu dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat

yang telah memberikan arahan saran dan bantuannya dalam penyusunan proposal

ini

6 Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah bersama-sama saling

membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan proposal ini

7 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan proposal ini

vii

Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pihak lain yang menggunakan

Denpasar Juli 2016

Penulis

viii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

ABSTRAK

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat

Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan

Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi

ix

PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER

DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016

ABSTRACT

Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016

This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate

Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines

The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established

Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality

hygienic sanitary

x

DAFTAR ISI

UNIVERSITAS UDAYANA i

UNIVERSITAS UDAYANA ii

UNIVERSITAS UDAYANA iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Pertanyaan Penelitian 5

14 Tujuan 5

141 Tujuan Umum 5

142 Tujuan Khusus 6

15 Manfaat 6

151 Manfaat Teoritis 6

152 Manfaat Praktis 6

16 Ruang Lingkup Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

21 Pengertian Air Minum 9

22 Peranan Air Minum 9

xi

23 Syarat Air Minum 10

231 Syarat Bakteriologis 14

232 Flourida 14

24 Kualitas Air Minum 15

25 Pengertian Depot Air Minum 16

251 Proses Produksi Depot Air Minum 16

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24

31 Kerangka Konsep 24

32 Variabel dan Definisi Operasional 25

BAB IV METODE PENELITIAN 26

41 Desain Penelitian 26

42 Tempat dan Waktu Penelitian 26

43 Populasi dan Sampel 27

431 Populasi 27

432 Sampel 27

44 Teknik Analisis Data 29

441 Sumber dan Jenis Data 29

BAB V HASIL PENELITIAN 31

51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

51 32

52 Karakteristik Depot Air Minum 32

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35

BAB VI PEMBAHASAN 39

61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39

xii

62 Kualitas Flourida Air Minum 41

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42

64 Keterbatasan Penelitian 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46

71 Simpulan 46

72 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 1

LAMPIRAN 3

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 32

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 33

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air

Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di

Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun

2016 37

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 4: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipresentasikan dan diujikan dihadapan

Tim Penguji Skripsi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar 23 Juli 2016

Ketua (Penguji I)

Sang Gede Purnama SKM MSc NIP 19810404 200604 1 005

Anggota (Penguji II)

Ir I Nengah Sujaya MAgrSc PhD NIP 19760215 2000 03 1 004

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim

Penguji Skripsi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar 21 Juli 2016

Pembimbing

Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc NIP 19811010 2005 01 2 003

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya dapat diselesaikan penelitian yang berjudul ldquoKandungan Bakteriologis Flourida

pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Di

Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016rdquo ini tepat pada waktunya

Ucapan terimakasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan penelitian ini

kepada

1 dr I Md Ady Wirawan MPH PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Udayana

2 I Gede Herry Purnama ST MT MIDEA selaku Kepala Bagian Peminatan

Kesehatan Lingkungan yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan

dalam penyusunan proposal penelitian ini

3 Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan

proposal penelitian ini

4 Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga proposal

penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

5 BapakIbu dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat

yang telah memberikan arahan saran dan bantuannya dalam penyusunan proposal

ini

6 Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah bersama-sama saling

membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan proposal ini

7 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan proposal ini

vii

Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pihak lain yang menggunakan

Denpasar Juli 2016

Penulis

viii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

ABSTRAK

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat

Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan

Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi

ix

PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER

DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016

ABSTRACT

Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016

This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate

Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines

The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established

Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality

hygienic sanitary

x

DAFTAR ISI

UNIVERSITAS UDAYANA i

UNIVERSITAS UDAYANA ii

UNIVERSITAS UDAYANA iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Pertanyaan Penelitian 5

14 Tujuan 5

141 Tujuan Umum 5

142 Tujuan Khusus 6

15 Manfaat 6

151 Manfaat Teoritis 6

152 Manfaat Praktis 6

16 Ruang Lingkup Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

21 Pengertian Air Minum 9

22 Peranan Air Minum 9

xi

23 Syarat Air Minum 10

231 Syarat Bakteriologis 14

232 Flourida 14

24 Kualitas Air Minum 15

25 Pengertian Depot Air Minum 16

251 Proses Produksi Depot Air Minum 16

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24

31 Kerangka Konsep 24

32 Variabel dan Definisi Operasional 25

BAB IV METODE PENELITIAN 26

41 Desain Penelitian 26

42 Tempat dan Waktu Penelitian 26

43 Populasi dan Sampel 27

431 Populasi 27

432 Sampel 27

44 Teknik Analisis Data 29

441 Sumber dan Jenis Data 29

BAB V HASIL PENELITIAN 31

51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

51 32

52 Karakteristik Depot Air Minum 32

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35

BAB VI PEMBAHASAN 39

61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39

xii

62 Kualitas Flourida Air Minum 41

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42

64 Keterbatasan Penelitian 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46

71 Simpulan 46

72 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 1

LAMPIRAN 3

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 32

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 33

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air

Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di

Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun

2016 37

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 5: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim

Penguji Skripsi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar 21 Juli 2016

Pembimbing

Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc NIP 19811010 2005 01 2 003

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya dapat diselesaikan penelitian yang berjudul ldquoKandungan Bakteriologis Flourida

pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Di

Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016rdquo ini tepat pada waktunya

Ucapan terimakasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan penelitian ini

kepada

1 dr I Md Ady Wirawan MPH PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Udayana

2 I Gede Herry Purnama ST MT MIDEA selaku Kepala Bagian Peminatan

Kesehatan Lingkungan yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan

dalam penyusunan proposal penelitian ini

3 Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan

proposal penelitian ini

4 Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga proposal

penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

5 BapakIbu dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat

yang telah memberikan arahan saran dan bantuannya dalam penyusunan proposal

ini

6 Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah bersama-sama saling

membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan proposal ini

7 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan proposal ini

vii

Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pihak lain yang menggunakan

Denpasar Juli 2016

Penulis

viii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

ABSTRAK

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat

Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan

Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi

ix

PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER

DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016

ABSTRACT

Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016

This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate

Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines

The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established

Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality

hygienic sanitary

x

DAFTAR ISI

UNIVERSITAS UDAYANA i

UNIVERSITAS UDAYANA ii

UNIVERSITAS UDAYANA iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Pertanyaan Penelitian 5

14 Tujuan 5

141 Tujuan Umum 5

142 Tujuan Khusus 6

15 Manfaat 6

151 Manfaat Teoritis 6

152 Manfaat Praktis 6

16 Ruang Lingkup Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

21 Pengertian Air Minum 9

22 Peranan Air Minum 9

xi

23 Syarat Air Minum 10

231 Syarat Bakteriologis 14

232 Flourida 14

24 Kualitas Air Minum 15

25 Pengertian Depot Air Minum 16

251 Proses Produksi Depot Air Minum 16

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24

31 Kerangka Konsep 24

32 Variabel dan Definisi Operasional 25

BAB IV METODE PENELITIAN 26

41 Desain Penelitian 26

42 Tempat dan Waktu Penelitian 26

43 Populasi dan Sampel 27

431 Populasi 27

432 Sampel 27

44 Teknik Analisis Data 29

441 Sumber dan Jenis Data 29

BAB V HASIL PENELITIAN 31

51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

51 32

52 Karakteristik Depot Air Minum 32

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35

BAB VI PEMBAHASAN 39

61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39

xii

62 Kualitas Flourida Air Minum 41

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42

64 Keterbatasan Penelitian 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46

71 Simpulan 46

72 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 1

LAMPIRAN 3

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 32

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 33

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air

Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di

Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun

2016 37

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 6: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya dapat diselesaikan penelitian yang berjudul ldquoKandungan Bakteriologis Flourida

pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Di

Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016rdquo ini tepat pada waktunya

Ucapan terimakasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan penelitian ini

kepada

1 dr I Md Ady Wirawan MPH PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Udayana

2 I Gede Herry Purnama ST MT MIDEA selaku Kepala Bagian Peminatan

Kesehatan Lingkungan yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan

dalam penyusunan proposal penelitian ini

3 Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi SSI MHsc selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan

proposal penelitian ini

4 Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga proposal

penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

5 BapakIbu dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat

yang telah memberikan arahan saran dan bantuannya dalam penyusunan proposal

ini

6 Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012 yang telah bersama-sama saling

membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan proposal ini

7 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan proposal ini

vii

Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pihak lain yang menggunakan

Denpasar Juli 2016

Penulis

viii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

ABSTRAK

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat

Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan

Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi

ix

PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER

DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016

ABSTRACT

Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016

This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate

Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines

The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established

Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality

hygienic sanitary

x

DAFTAR ISI

UNIVERSITAS UDAYANA i

UNIVERSITAS UDAYANA ii

UNIVERSITAS UDAYANA iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Pertanyaan Penelitian 5

14 Tujuan 5

141 Tujuan Umum 5

142 Tujuan Khusus 6

15 Manfaat 6

151 Manfaat Teoritis 6

152 Manfaat Praktis 6

16 Ruang Lingkup Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

21 Pengertian Air Minum 9

22 Peranan Air Minum 9

xi

23 Syarat Air Minum 10

231 Syarat Bakteriologis 14

232 Flourida 14

24 Kualitas Air Minum 15

25 Pengertian Depot Air Minum 16

251 Proses Produksi Depot Air Minum 16

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24

31 Kerangka Konsep 24

32 Variabel dan Definisi Operasional 25

BAB IV METODE PENELITIAN 26

41 Desain Penelitian 26

42 Tempat dan Waktu Penelitian 26

43 Populasi dan Sampel 27

431 Populasi 27

432 Sampel 27

44 Teknik Analisis Data 29

441 Sumber dan Jenis Data 29

BAB V HASIL PENELITIAN 31

51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

51 32

52 Karakteristik Depot Air Minum 32

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35

BAB VI PEMBAHASAN 39

61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39

xii

62 Kualitas Flourida Air Minum 41

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42

64 Keterbatasan Penelitian 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46

71 Simpulan 46

72 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 1

LAMPIRAN 3

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 32

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 33

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air

Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di

Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun

2016 37

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 7: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

vii

Demikian penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pihak lain yang menggunakan

Denpasar Juli 2016

Penulis

viii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

ABSTRAK

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat

Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan

Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi

ix

PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER

DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016

ABSTRACT

Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016

This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate

Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines

The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established

Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality

hygienic sanitary

x

DAFTAR ISI

UNIVERSITAS UDAYANA i

UNIVERSITAS UDAYANA ii

UNIVERSITAS UDAYANA iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Pertanyaan Penelitian 5

14 Tujuan 5

141 Tujuan Umum 5

142 Tujuan Khusus 6

15 Manfaat 6

151 Manfaat Teoritis 6

152 Manfaat Praktis 6

16 Ruang Lingkup Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

21 Pengertian Air Minum 9

22 Peranan Air Minum 9

xi

23 Syarat Air Minum 10

231 Syarat Bakteriologis 14

232 Flourida 14

24 Kualitas Air Minum 15

25 Pengertian Depot Air Minum 16

251 Proses Produksi Depot Air Minum 16

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24

31 Kerangka Konsep 24

32 Variabel dan Definisi Operasional 25

BAB IV METODE PENELITIAN 26

41 Desain Penelitian 26

42 Tempat dan Waktu Penelitian 26

43 Populasi dan Sampel 27

431 Populasi 27

432 Sampel 27

44 Teknik Analisis Data 29

441 Sumber dan Jenis Data 29

BAB V HASIL PENELITIAN 31

51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

51 32

52 Karakteristik Depot Air Minum 32

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35

BAB VI PEMBAHASAN 39

61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39

xii

62 Kualitas Flourida Air Minum 41

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42

64 Keterbatasan Penelitian 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46

71 Simpulan 46

72 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 1

LAMPIRAN 3

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 32

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 33

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air

Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di

Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun

2016 37

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 8: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

viii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SKRIPSI Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra

KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS FLOURIDA PADA AIR MINUM ISI ULANG DAN EVALUASI PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI

WILAYAH KECAMATAN DENPASAR BARAT PADA TAHUN 2016

ABSTRAK

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar disebutkan bahwa tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia (flourida) yang terkandung dalam air minum isi ulang Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygine sanitasi pada DAM di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu melakukan pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan fluorida pada DAM di wilayah Denpasar Barat Desain penelitian adalah cross-sectional yaitu melakukan observasi dan pengukuran variabel satu kali saja Variabel yang diukur yaitu kandungan bakteriologis dan evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi DAM Jenis data yg di kumpulkan berdasarkan data sekunder dan data primer dari hasil uji laboratorium Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat

Kualitas bakteriologis air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 depot (5897 ) mengandung coliform sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat kualitas air minum dan kualitas florida air minum DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513) tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kondisi Higiene sanitasi pada DAM di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 diketahui 23 DAM (5897) tidak memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan

Gambaran status kandungan bakteriologis DAM di wilayah Denpasar Barat banyak yang belum memenuhi standar yg ditetapkan Berbeda dengan kandungan flourida yang banyak memenuhi syarat Sedangkan hasil evaluasi pelaksanaan higiene sanitasi masih banyak yang belum memenuhi syarat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan KATA KUNCI Depot Air Minum Kualitas bakteriologis flourida higiene sanitasi

ix

PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER

DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016

ABSTRACT

Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016

This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate

Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines

The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established

Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality

hygienic sanitary

x

DAFTAR ISI

UNIVERSITAS UDAYANA i

UNIVERSITAS UDAYANA ii

UNIVERSITAS UDAYANA iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Pertanyaan Penelitian 5

14 Tujuan 5

141 Tujuan Umum 5

142 Tujuan Khusus 6

15 Manfaat 6

151 Manfaat Teoritis 6

152 Manfaat Praktis 6

16 Ruang Lingkup Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

21 Pengertian Air Minum 9

22 Peranan Air Minum 9

xi

23 Syarat Air Minum 10

231 Syarat Bakteriologis 14

232 Flourida 14

24 Kualitas Air Minum 15

25 Pengertian Depot Air Minum 16

251 Proses Produksi Depot Air Minum 16

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24

31 Kerangka Konsep 24

32 Variabel dan Definisi Operasional 25

BAB IV METODE PENELITIAN 26

41 Desain Penelitian 26

42 Tempat dan Waktu Penelitian 26

43 Populasi dan Sampel 27

431 Populasi 27

432 Sampel 27

44 Teknik Analisis Data 29

441 Sumber dan Jenis Data 29

BAB V HASIL PENELITIAN 31

51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

51 32

52 Karakteristik Depot Air Minum 32

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35

BAB VI PEMBAHASAN 39

61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39

xii

62 Kualitas Flourida Air Minum 41

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42

64 Keterbatasan Penelitian 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46

71 Simpulan 46

72 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 1

LAMPIRAN 3

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 32

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 33

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air

Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di

Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun

2016 37

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 9: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

ix

PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL HEALTH Mini Thesis Juli 2016 Ida Bagus Agung Binatara Putra BACTERIOLOGICAL AND FLOURIDA CONTENT IN DRINKING WATER

DEPOT AND EVALUATING THE IMPLEMENTATION OF SANITARY HYGIENE DRINKING WATER DEPOT IN DENPASAR BARAT 2016

ABSTRACT

Drinking water is water that meets quality requirements of health and can be drunk Based on data from Pick-Test Results of Drinking Water Depot from the Health Department of Denpasar it is stated that in 2015 3029 of 193 drinking water depots did not meet health standards bacteriological In addition it should also pay attention to the chemical composition (fluoride) contained in drinking water refills This study aims to examine the bacteriological and fluoride content in refill drinking water and evaluate the implementation of hygiene sanitation at DAM in Denpasar Barat 2016

This research is an analytic observational study by doing observation (survey) and analysis to the status of bacteriological and fluoride content in DAM in Denpasar Barat The study design was cross-sectional where the observation and measurement of variables were conducted once The measured variable is the bacteriological content and evaluation of the implementation of hygienic sanitary DAM The data was collected based on secondary data and primary data from laboratory test results Data analysis techniques applied in this study were univariate

Bacteriological quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows that 23 depot (5897) containing coliform therefore declared ineligible drinking water quality While the fluoride quality of DAM drinking water in Denpasar Barat 2016 shows as much as 2 depots (513) are not eligible in accordance with the established guidelines The result of sanitary hygiene conditions at DAM in Denpasar Barat 2016 DAM is that 23 (5897) are not eligible in accordance with the specified guidelines

The overview of status of bacteriological content of DAM in Denpasar Barat shows that there are some who do not meet specified standards in contrast to the fluoride content that some DAM meet the standards Meanwhile the result of the evaluation of hygienic sanitary implementation shows that there are still some not qualified DAM in accordance with the guidelines established

Keywords Water Supply Depot bacteriological quality fluoride quality

hygienic sanitary

x

DAFTAR ISI

UNIVERSITAS UDAYANA i

UNIVERSITAS UDAYANA ii

UNIVERSITAS UDAYANA iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Pertanyaan Penelitian 5

14 Tujuan 5

141 Tujuan Umum 5

142 Tujuan Khusus 6

15 Manfaat 6

151 Manfaat Teoritis 6

152 Manfaat Praktis 6

16 Ruang Lingkup Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

21 Pengertian Air Minum 9

22 Peranan Air Minum 9

xi

23 Syarat Air Minum 10

231 Syarat Bakteriologis 14

232 Flourida 14

24 Kualitas Air Minum 15

25 Pengertian Depot Air Minum 16

251 Proses Produksi Depot Air Minum 16

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24

31 Kerangka Konsep 24

32 Variabel dan Definisi Operasional 25

BAB IV METODE PENELITIAN 26

41 Desain Penelitian 26

42 Tempat dan Waktu Penelitian 26

43 Populasi dan Sampel 27

431 Populasi 27

432 Sampel 27

44 Teknik Analisis Data 29

441 Sumber dan Jenis Data 29

BAB V HASIL PENELITIAN 31

51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

51 32

52 Karakteristik Depot Air Minum 32

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35

BAB VI PEMBAHASAN 39

61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39

xii

62 Kualitas Flourida Air Minum 41

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42

64 Keterbatasan Penelitian 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46

71 Simpulan 46

72 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 1

LAMPIRAN 3

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 32

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 33

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air

Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di

Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun

2016 37

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 10: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

x

DAFTAR ISI

UNIVERSITAS UDAYANA i

UNIVERSITAS UDAYANA ii

UNIVERSITAS UDAYANA iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Pertanyaan Penelitian 5

14 Tujuan 5

141 Tujuan Umum 5

142 Tujuan Khusus 6

15 Manfaat 6

151 Manfaat Teoritis 6

152 Manfaat Praktis 6

16 Ruang Lingkup Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

21 Pengertian Air Minum 9

22 Peranan Air Minum 9

xi

23 Syarat Air Minum 10

231 Syarat Bakteriologis 14

232 Flourida 14

24 Kualitas Air Minum 15

25 Pengertian Depot Air Minum 16

251 Proses Produksi Depot Air Minum 16

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24

31 Kerangka Konsep 24

32 Variabel dan Definisi Operasional 25

BAB IV METODE PENELITIAN 26

41 Desain Penelitian 26

42 Tempat dan Waktu Penelitian 26

43 Populasi dan Sampel 27

431 Populasi 27

432 Sampel 27

44 Teknik Analisis Data 29

441 Sumber dan Jenis Data 29

BAB V HASIL PENELITIAN 31

51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

51 32

52 Karakteristik Depot Air Minum 32

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35

BAB VI PEMBAHASAN 39

61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39

xii

62 Kualitas Flourida Air Minum 41

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42

64 Keterbatasan Penelitian 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46

71 Simpulan 46

72 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 1

LAMPIRAN 3

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 32

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 33

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air

Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di

Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun

2016 37

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 11: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

xi

23 Syarat Air Minum 10

231 Syarat Bakteriologis 14

232 Flourida 14

24 Kualitas Air Minum 15

25 Pengertian Depot Air Minum 16

251 Proses Produksi Depot Air Minum 16

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum 17

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN 24

31 Kerangka Konsep 24

32 Variabel dan Definisi Operasional 25

BAB IV METODE PENELITIAN 26

41 Desain Penelitian 26

42 Tempat dan Waktu Penelitian 26

43 Populasi dan Sampel 27

431 Populasi 27

432 Sampel 27

44 Teknik Analisis Data 29

441 Sumber dan Jenis Data 29

BAB V HASIL PENELITIAN 31

51 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

51 32

52 Karakteristik Depot Air Minum 32

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 33

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016 34

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat tahun 2016 35

BAB VI PEMBAHASAN 39

61 Kualitas Bakteriologis Air minum 39

xii

62 Kualitas Flourida Air Minum 41

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42

64 Keterbatasan Penelitian 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46

71 Simpulan 46

72 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 1

LAMPIRAN 3

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 32

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 33

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air

Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di

Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun

2016 37

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 12: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

xii

62 Kualitas Flourida Air Minum 41

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi 42

64 Keterbatasan Penelitian 45

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 46

71 Simpulan 46

72 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 1

LAMPIRAN 3

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 32

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 33

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air

Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di

Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun

2016 37

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 13: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan 12

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 13

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 32

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar

Barat Tahun 2016 33

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air

Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas flourida air minum pada Depot Air Minum di

Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016 34

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 35

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 36

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016 37

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun

2016 37

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 14: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 31 Kerangka Konsep 245

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 15: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Yang Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi

Depot Air Minum

Lampiran 2 Petunjuk pengisian pedoman wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Uji Laboratorium Bakteriologis dan Flourida

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Litbang dan Kesbangpol

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 16: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi Tanpa

air berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin

kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup Dengan demikian menyediakan air

merupakan pekerjaan mulia yang mendukung kelangsungan hidup manusia

(Kusnoputranto2000) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Amber 2009) Dalam hal persyaratan

kualitas air minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

492MENKESPERIV2010 dimana ada dua parameter wajib dan parameter

tambahan meliputi persyaratan mikrobiologi fisik dan radioaktivitas Air minum

dapat membuat orang menjadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan

penyakit penyebab keracunan dan lain-lain

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum

air mandi dan masak serta untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyarataan

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Air minum memerlukan

persyaratan yang ketat karena air minum berhubungan langsung dengan proses

biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia Lebih dari 70 tubuh

manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air

sebagai mediumnya

Bila air minum manusia tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi

tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana2012) Tingginya

kebutuhan terhadap air minum memotivasi munculnya berbagai usaha air minum

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 17: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

2

baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU)

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan air minum terutama di perkotaan

mendorong tumbuhnya Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan usaha

Depot Air Minum (DAM) isi ulang yang siap melayani masyarakat Air minum

dalam Kemasan (AMDK) umumnya telah mendapat rekomendasi dari badan

pengawas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah

menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) (SNI 01-3553-2006) dalam

pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang

membahayakan kesehatan tubuh (Khaira 2014)

Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) masih relatif mahal apalagi

jika membelinya secara terus-menerus Hal ini membuat masyarakat mencari

alternatif baru Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum

(DAM) kini menjadi pilihan Selain praktis karena tidak perlu dimasak terebih

dahulu harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya

Konsumen dapat datang ke depot air isi ulang dengan membawa galon bekas dari

merk apa saja untuk isi ulang atau memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh

depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput (Khaira2014)

Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku menjadi

air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kemampuan perusahaan air

minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu upaya

meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi Kondisi yang ideal

bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih jauh harapan

kita semua (Departemen Kesehatan 2005)

Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air minum

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 18: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

3

kebawah Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau terutama yang berkaitan

dengan kualitas air minum tersebut Bersamaan dengan perkembangan teknologi

pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997 Pada tahun 2005 Depot Air

Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit menjadi plusmn 6000 unit DAM Usaha

tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan dapat menjangkau daerah

terpencil khususnya wilayah Indonesia yang sulit memperoleh air bersih

(Departemen Perindustrian RI2005)

Berdasarkan data Hasil Uji Petik Depot Air Minum dari Dinas Kesehatan

Kota Denpasar disebutkan bahwa pada tahun 2015 mencapai 3029 dari 193 Depot

Air Minum tidak memenuhi standar kesehatan secara bakteriologis Depot Air

minum yang tersebar di wilayah Kota Denpasar dibagi menjadi 4 berdasarkan

wilayah Kecamatan Pembagian ini terdiri atas wilayah Denpasar Barat yang dibagi

menjadi 2 wilayah puskesmas dengan persentase air minum isi ulang yang tidak

memenuhi standar sebesar 391 wilayah Denpasar Utara yang dibagi menjadi 3

wilayah puskesmas sebesar 353 wilayah Denpasar Dentim yang dibagi menjadi

2 wilayah puskesmas sebesar 333 dan wilayah Denpasar Selatan yang dibagi

menjadi 3 wilayah puskesmas sebesar 1740 Jadi dapat dilihat diantara empat

kecamatan yang ada di kota Denpasar Denpasar barat merupakan daerah yang

persentasenya paling tinggi untuk Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi

standar

Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin

tingginya tingkat pencemaran air baik pencemaran yang berasal dari air limbah

rumah tangga maupun limbah industri sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan

untuk mendapatkan sumber air khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Dalam pengelolaannya air minum isi

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 19: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

4

ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri

coliform Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri

Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare demam kram perut dan

muntah-muntah (Entjang 2003)

Disamping itu perlu juga memperhatikan aspek kandungan kimia yang

terkandung dalam air minum isi ulang Flourida merupakan salah satu parameter

wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah zat kimia yang terbukti

dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum Fluorida memiliki

efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu

namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang

tidak diinginkan Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup

tinggi Dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi

haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan Air minum dengan kadar fluorida +04

ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis terkait dengan konsumsi

air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Munadziroh

dalam Yodifta 2010)

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama

untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya

penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air minum Di

samping itu air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan penyakit

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 20: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

5

Dari uraian di atas dapat dilihat tingginya kemungkinan kontaminasi

bakteriologis maupun kandungan kimia yang berbahaya pada air minum isi ulang

khususnya di wilayah kecamatan Denpasar Barat maka pengujian kualitas air yang

diproduksi dari depot-depot isi ulang harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan

air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan bakteriologis dan flourida

pada air minum isi ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi yang

dilakukan depot-depot air minum isi ulang dari depot-depot di Kota Denpasar Bali

khususnya Denpasar Barat tahun 2016

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kandungan flourida

pada Depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi

yang dilakukan depot air minum isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

13 Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah kandungan bakteriologis dan kimia (florida) pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Bagaimanakah pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang di

wilayah Denpasar Barat pada tahun 2016

14 Tujuan

141 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida air minum pada

depot- depot Air Minum Isi Ulang serta mengevaluasi pelaksanaan hygiene sanitasi

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 21: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

6

depot- depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun

2016

142 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui kandungan bakteriologis dan flourida pada air minum isi

ulang yang tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

2 Untuk mengetahui pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum

isi ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016

15 Manfaat

151 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ilmiah

berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan hygene sanitasi depot air minum isi

ulang yang sesuai dengan standar serta meminimalisir kandungan bakteriologis dan

flourida pada air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di wilayah

kecamatan Denpasar Barat

152 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dinas kesehatan kota

denpasar dalam pengawasan kandungan bakteriologis dan flourida serta

mengevaluasi pelaksanaan hygene sanitasi depot- depot air minum isi ulang yang

tersebar di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

16 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Lingkungan yaitu

khususnya mengenai status kandungan bakteriologis dan flourida dan mengevaluasi

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 22: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

7

pelaksanaan hygiene sanitasi depot- depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan

Denpasar Barat 2016 tersebut sudah sesuai standar atau belum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 23: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Air Minum

Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat

Air minum yang biasa diperoleh dari depot harganya jauh lebih murah bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek Tidak

mengherankan bila banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan air minum isi

ulang menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia termasuk Kota

Manado tumbuh dengan sangat pesat (Bambang 2014) Menurut Permenkes RI

No492MENKESSKIX2008 air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan

fisik mikrobiologis kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan

parameter tambahan

22 Peranan Air Minum

Menurut buku ldquoPedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi

Depot Air Minumrdquo yang di keluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan tahun

2010 air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan

Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup lama selain penting untuk manusia air juga

sangat berperan penting bagi makhluk hidup lainnya Bagi manusia air diperlukan

untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 24: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

9

tanpa mengganggu kesehatan Air minum dalam tubuh manusia berguna dalam

menjaga keseeimbangan metabolism dan fisiologi tubuhdisamping itu air juga

digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat di cerna oleh

tubuh Jikalau kekurangan air sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik Begitu pula air merupakan bagian eksreta cair ( keringat air mataair

seni) tinja uap pernapasan dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya

Sebagian tubuh organisme termasuk manusia terdiri dari air Secara umum

manusia biasa mengandung air sebanyak 65-70 dari berat tubuhnyapada jaringan

lemak dan tulang terdapat 33 air di dalam daging 77 paru-paru dan ginjal

terdapat 80 dan dicairan tubuh (plasma) sebanyak 90- 955 air Hal ini berarti

bahwa seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdiri dengan air Untuk menjaga

keseimbangan kandungan air manusia harus meminum air kira-kira 2 liter tiap

harinya Sebagai kandungan yang masuk ke tubuh organisme air memiliki peranan

esensial yaitu sebagai pembentuk protoplasma sebagai bahan yang mengambil

bagian pada proses fotosintesa serta sebagai medium yang melarutkan bahan

makanan dan sebagai regulator temperatur tubuh Air mempunyai peranan besar

dalam penularan beberapa penyakit menular Besarnya peranan air dalam penularan

penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan air itu sendiri Air yang mengandung

mikroorganisme disebut air terkontaminasi dan tidak steril Beberapa penyakit

menular seperti diare dan kolera sewaktu- waktu dapat meluas menjadi wabah atau

epidemik karena peranan air yang tercemar (Partiana2015)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup baik kualitas

maupun kuantitasnya Pencemaran oleh mikroorganisme dan kimia terhadap badan

air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi di

Indonesia Pencemaran air oleh mikroorganisme dapat terjadi pada sumber air

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 25: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

10

bakunya ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke

konsumen Bakteri atau mikroba indikator sanitasi adalah bakteri keberadaannya

dalam air menunjukkan bahwa air tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia

(Suriawiria2003)

23 Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang 100 murni dalam arti

memenuhi syarat yang patut untuk kesehatan maka harus diusahakan sedemikian

rupa sehingga syarat yang dibutuhkan harus terpenuhi atau paling tidak mendekati

syarat- syarat yang di kehendaki Syarat- syarat air yang dipandang baik secara

umum dibedakan menjadi (Partiana2015)

a Syarat Fisik

Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna tidak berasa tidak berbau

jernih dengan suhu dibawah suhu udara Jika salah satu syarat fisik tersebut tidak

terpenuhi maka ada kemungkinan air tersebut tidak sehat Namun jika syarat- syarat

tersebut terpenuhi belum tentu air tersebut baik diminum Karena masih ada

kemungkinan bibit penyakit atau zat yang membahayakan kesehatan

b Syarat Bakteriologis

Semua air minum hendaknya dapat terhindar terkontaminasi dari bakteri

terutama yang bersifat pathogen Untuk mengukur air minum bebas dari bakteri atau

tidak pegangan yang digunakan adalah bakteri ecoli dan coliform Pemeriksaan air

minum dengan menggunakan Membrane Filter Technique 90 dari sampel air yang

di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri ecoli dan coliform

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut maka air tersebut dianggap

tidak memenuhi syarat dan perlu di selidiki lebih lanjut Bakteri escherichia coli dan

coliform digunakan sebagai syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 26: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang

11

penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan

dengan pemanasan air

c Syarat Kimia

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-

zat kimia atau mineral terutama oleh zat- zat ataupun mineral yang berbahaya bagi

kesehatan Diharapkan zat ataupun bahan kimia yang terkandung dalam air minum

tidak sampai merusak bahan tempat penyimpanan air namun zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut

Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no

492menkesperIV2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan

parameter tambahan Dimana parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung dengan kesehatan dan

pada parameter tambahan yang meliputi sodium timbal pestisida air raksa nikel

dll Adapun penjabaran terkait dari parameter wajib diatas adalah sebagai berikut

12

Tabel 21 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan

1 Parameter Mikrobiologi

1 E Coli 100 mlsampel 0

2 Total Bakteri Coliform 100 mlsampel 0

2 Kimia an-organik

1 Arsen mgl 001

2 Flouride mgl 15

3 Total Kromium mgl 005

4 Kalsium mgl 0003

5 Nitrit mgl 3

6 Nitrat mgl 50

7 Sianida mgl 007

8 Selenium mgl 001

13

Tabel 22 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter Fisik

1 Bau Tidak Berbau

2 Warna TCU 15

3 Total zat padat terlarut

(TDS)

mgl 500

4 Kekeruhan NTU 5

5 Rasa Tidak Berasa

6 Suhu Oc Suhu udara plusmn3

2 Parameter Kimiawi

1 Alumunium mgl 02

2 Besi mgl 03

3 Kesadahan mgl 500

4 Khlorida mgl 250

5 Mangan mgl 04

6 pH mgl 65-85

7 Seng mgl 3

8 Sulfat mgl 250

9 Tembaga mgl 2

10 Amonia mgl 15

14

231 Syarat Bakteriologis

Dalam pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari

berbagai mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli Bakteri Escherichia

coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya

(MaksumR 2010)

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri - bakteri pathogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan Salah satu contoh bakteri patogen yang terdapat dalam air

terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dari uraian tersebut dapat diketahui tingginya kontaminasi miikroorganisme

pada air minum isi ulang maka pengujian kualitas air yang di produksi harus

dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat dan

aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

232 Flourida

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam ia bergabung

dengan unsur lain Indikasi dari penggunaan fluorida yaitu pasien anak di bawah 5

tahun yang memiliki resiko karies karies sedang sampai tinggi gigi dengan

permukaan akar yang terbuka gigi yang sensitif anak-anak dengan kelainan

motorik sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh down syndrome) dan

15

pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik Sedangkan kontraindikasi dari

penggunaan fluor yaitu pasien anak dengan resiko karies rendah pasien yang tinggal

dikawasan dengan air minum yang mengandung kadar fluorida tinggi dan ada

kavitas besar yang terbuka

Air minum mengandung flourida alami dan ada juga flourida yang sengaja di

tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum Kadar flourida

alami dalam air mungkin sudah diatas ambang batas yang dianggap aman oleh

WHO Menurut WHO tingkat kandungan flourida yang aman adalah 15mgl

Flourida adalah zat kimia kunci dalam pembuatan bom atom Berdasarkan hasil

penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa kandungan flourida dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk tingkat yang lebih besar yang

akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah dewasa Adapun gejala- gejala

yang disebabkan oleh flourida jika kandungannya berlebih dalam tubuh adalah

kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan system pertahanan dan antioksidan

peningkatan dalam kadar aluminium keracunan dll (NikmahF2009)

24 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih tidak berwarna tidak berasa maupun

tidak berbau Selain itu juga tidak mengandung kandungan yang berbahaya bagi

kesehatan manusia serta mengandung zat kimia yang mengganggu fungsi tubuh

(Partiana2015)

Standar Nasional Indonesia yang mengatur tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492MENKESPERIV2010 yang menyatakan bahwa air minum harus memenuhi

persyaratan parameter mikrobiologi kimia dan fisika (Kementeri Kesehatan

Indonesia 2010)

16

25 Pengertian Depot Air Minum

Depot Air minum adalah usaha industri yang melakukan pengolahaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum ataupun dijual langsung kepada

konsumsen maupun yang mengkonsumsinya Proses produksi pada prinsipnya adalah

filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk

memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan koloid termasuk

mikroorganisme dalam air sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme berbahaya bagi tubuh yang tidak tersaring pada proses sebelumnya

(Athena 2004)

251 Proses Produksi Depot Air Minum

Urutan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia

(Menperindag) 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan

Perdagangannya proses produksi air minum di depot air minum adalah sebagai

berikut

1 Penampungan air baku dan syarat penampungan air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

pada bak atau tangki penampungan (resevior) Tangki pengangkut yang

digunakan untuk mengangkut harus dibersihkan disanitasi dan disinfeksi

bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali

2 Penyaringan bertahap terdiri dari saringan pasir atau saringan lain yang efektif

dengan fungsi yang sama Fungsi saringan pasir adalah bertujuan untuk

menyaring partikel- partikel kasar Bahan yang digunakan adalah butir- butir

silika minimal 80 Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau

batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau rasa warna sisa khlor dan bahan

17

organik Saringan atau filter lainnya berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron

3 Desinfeksi

Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen Proses desinfeksi

dengan menggunakan ozon berlangsung dalam tangka atau alat pencampur

ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 01 ppm dan residu ozon sesaat

setelah pengisian berkisar antara 006 ndash 01 ppm Tindakan desinfeksi disini

selain menggunakan ozon dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet

(UV) Desinfeksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

a) Pembilasan Pencucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara

pangan (food grade) dan bersih Depot Air Minum wajib memeriksa wadah

yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk

digunakan sebagai wadah air minum Pencucian dilakukan dengan

menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih kemudian

dibilas dengan menggunakan air minum air produk secukupnya untuk

menghilangkan sisa sisa deterjen yang digunakan pada saat pencucian

b) Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta

dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan higienis

252 Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum

Desinfeksi air minum adalah upaya menghilangkan atau membunuh bakteri di

dalam air minum Di dalam depot air minum dikenal 2 (dua) cara desinfeksi yaitu

18

1 Ultraviolet

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang

gelombang lebih pendek dari spectrum antara 100- 400 nm dapat membunuh bakteri

tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air Air dialirkan melalui tabung dengan

lampu ultraviolet bersistensi tinggi sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar

ultraviolet Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila

intensitas dan waktu yang cukup Namun agar efektif lampu UV harus dibersihkan

secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun sekali Air yang disinari UV

harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel

tersuspensi dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi)

2 Ozonisasi

Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen

termasuk virus Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif dan disamping juga

aman Agar pemakaian ozon dapat dihemat yaitu hanya ditujukan untuk membunuh

bakteri- bakteri saja maka sebelumnya dilakukan proses desinfeksi air tersebut perlu

dilakukan penyaringan zat- zat organik besi dan mangan yang terkandung dalam air

dapat dihilangkan Desinfeksi dengan sistem ozonisasi dapat membuat kualitas air

bertahan selama satu bulan dan masih aman untuk dikonsumsi sedangkan yang tidak

menggunakan ozonisasi kualitas airnya hanya dapat bertahan beberapa hari saja

sehingga air sudah tidak layak di konsumsi Hal ini disebabkan karena tanpa

ozonisasi pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Sembiring 2008)

253 Higiene Sanitasi pada Depot air minum

Menurut buku ldquopedoman pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi depot

air minumrdquo tahun 2010 Hygiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk

19

mengendalikan faktor-faktor air minum penjamah tempat dan perlengkapannya

yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya Hygiene sanitasi juga merupakan upaya kesehatan yang mengurangi atau

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran

terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses pengolahan

penyimpanan dan pembagian air minum Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

meliputi

1 Lokasi

Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran

lingkungan Tidak pada daerah tergenang air rawa tempat pembuangan kotoran atau

sampah penumpukan barang -barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3)

dan daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

2 Bangunan

Bangunan harus kuat aman mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya

Tata ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari Ruangan proses

pengolahan Ruangan proses penyimpanan Ruangan tempat pembagian penyediaan

dan Ruang tunggu pengunjung

Lantai

Lantai Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tetapi tidak licin tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan Kemiringan cukup untuk memudahkan pembersihan dan selalu

dalam keadaan bersih dan tidak berdebu

Dinding

Dinding Depot Air Minum harus memenuhi syarat sebagai berikut Bahan kedap

air Permukaan rata halus tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan Warna

20

dinding terang dan cerah dan selalu dalam keadaaan bersih tidak berdebu dan

bebas dari pakaian tergantung

Atas dan langit- langit

Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak

bocor Kontruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof) Bahan langit- langit mudah

dibersihkan dan tidak berdebu Permukaan langit- langit harus rata dan berwarna

terang dan Tinggi langit- langit minimal 24 meter dari lantai

Pintu

Bahan pintu harus kuat dan tahan lama Permukaan rata halus berwarna terang

dan mudah dibersihkan Pemasangannya rapi dan dapat menutup dengan baik

Pencahayaan

Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan

minimal 10- 20 foot candle atau 100-200 lux

Ventilasi

Untuk kenyamanan Depot Air Minum harusdiatur ventilasi yang dapat menjaga

suhu yang nyaman dengan cara Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik

Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum Menjaga suhu tetap

nyaman dan sesuai kebutuhan

3 Akses terhadap fasilitas sanitasi

Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi

sebagai berikut

Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan

saluran limbah

Fasilitas sanitasi ( jamban dan peturasan )

Tempat sampah yang memenuhi persyaratan

21

Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap

pengisian air baku

4 Sarana pengolahan air minum

Alat dan perlengkapan yang di pergunakan untuk pengolahan air

minum harus mengunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan

kesehatan (food grade) seperti Pipa pengisian air baku Tendon air

baku Pompa penghisap dan penyedot Filter Mikro filter Kran

pengisian air minum curah Kran pencucian pembilasan botol Kran

penghubung (hose) Peralatan sterilisasi

Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur

yang dapat larut dalam air seperti Timah Hitam (Pb) Tembaga (Cu)

Seng (Zn) Cadmium (Cd)

Alat dan perlengkapan yang digunakan seperti mikro filter dan alat

sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)

5 Air Baku

Air baku adalah air yang memenuhi standar air bersih sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 416MenkesPerIX1990 tentang

syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum

Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan

kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum

Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara

periodic

22

6 Air Minum

Air minum yang dihasilkan harus memenuhi Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang syarat- syarat dan

pengawasan kualitas air minum

Pemeriksaaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali

pengisian air baku pemeriksaan ini dapat menggunakan metode H2S

7 Pelayanan Konsumen

Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha pengelola

Depot Air Minum

Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang

saniter

Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada

pelanggan dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (gt1 x 24 jam)

8 Karyawan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Bebas dari luka bisul penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi

sumber pencemaran

Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali

setahun)

Memakai pakaian kerja seragam yang bersih dan rapi

Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen

23

Tidak berkuku panjang merokok meludah menggaruk mengorek

hidung telinga gigi pada waktu melayani konsumen

Telah memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator Depot

Air Minum

9 Pekarangan

Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan

Selalu dijaga kebersihannya setiap saat

Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

10 Pemeliharaan

Pemilik penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang

menjadi tanggung jawabnya

Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi

- Tugas dan kewajiban karyawan

- Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern

- Data alamat pelanggan ( bertujuan untuk memudahkan investigasi dan

pembuktian)

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

31 Kerangka Konsep

Keterangan

Usaha Depot Air Minum

Kualitas Air Minum Isi Ulang

Pelaksanaan hygiene sanitasi depot air minum

yang sesuai standar

Uji Laboratorium

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Fisik Bakteriologis Kimia

Flourida

Coliform E Coli Artsen

Selenium

Sianida

Nitrat

Kadmium

Nitrit

Kromium

Gambar 31 Kerangka Konsep

Radioaktif

25

32 Variabel dan Definisi Operasional

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum

Depot Air Minum adalah Usaha Industri yang melakukakn pengelolaan air

mentah menjadi air baku yang baik diminum maupun dijual langsung

kepada konsumen

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air

termasuk laut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum

Dalam aturan tersebut air minum tidak boleh mengandung lebih dari 15

mg flourida per liter

Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bakteri dimana bakteri

yang diteliti adalah Coliform dan escherichia coli yang sesuai dengan

standar baku mutu dari Permenkes RI No 492MenkesPerIV2010 kadar

maksimum yang diperbolehkan yaitu 0100 ml sampel

Cara penilaian hasil observasi pelaksanaann higiene sanitasi pada depot air

minum menggunakan cara dengan memberikan tanda (radic) apabila depot

tersebut memenuhi syarat dan tanda (-) berarti depot tersebut tidak

memenuhi syarat Penilaian ini terdiri dari 4 aspek diantaranya aspek

tempat peralatan penjamah dan air baku yang dimana hasil tersebut

menggambarkan total persentase depot yang memenuhi syarat maupun

yang tidak memenuhi syarat pada masing-masing aspek yang dinilai

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

41 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu peneliti melakukan

pengamatan (survei) dan menganalisis status kandungan bakteriologi dan kandungan

fluorida pada air minum isi ulang yang ada pada depot-depot di wilayah Denpasar

Barat Desain yang digunakan adalah potong lintang (cross-sectional) yaitu peneliti

hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja

(Saryono dan Anggraeni2012)

42 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Depot air minum isi ulang yang ada di

wilayah kecamatan Denpasar Barat Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret

2016 Untuk pengujian air minum isi ulang yang berupa pengukuran kandungan

bakteriologis peneliti bekerjasama dengan dinas kesehatan kota denpasar sedangkan

pengukuran kandungan flourida dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

27

43 Populasi dan Sampel

431 Populasi

Populasi perupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono amp Anggraeni 2012) Dalam penelitian ini populasi target adalah

total depot air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

yang berjumlah 66 depot

432 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi sebagai objek

penelitian (Rachmat 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah depot air

minum yang diambil secara simple random sampling yaitu sebanyak 39 sampel

Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah dengan rumus Slovin sebagai

berikut

n=

n=

n= 39 sampel

keterangan n = Sampel

N= Populasi

dsup2= Presisi (10)

Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proposional sehingga mewakili

wilayah yang ada di wilayah kecamatan Denpasar Barat

28

Dalam pengambilan sampel air ada beberapa teknik atau langkah yang

dilakukan untuk menjaga keaslian sampel air tanpa adanya kontaminan diluar sampel

air

1 Persiapkan Botol 15 liter baru

2 Sebelum memasukkan air sampel ke dalam botol bilas minimal 3 kali botol

dengan air sampel

3 Penuangan ke dalam botol tidak boleh tersentuh tangan atau mulut keran

4 Isi botol dengan penuh

5 Angkat botol buang sedikit air agar ada ruang udara

6 Tutup botol

Prosedur Pemeriksaan Fluorida

A Bahan Spesimen

- Air Minum Isi Ulang

B Media Reagensia

- Larutan induk fluoride

- Larutan baku fluoride

- Pereaksi fluoride

1 Reagen Zirconil alizarin

2 Larutan asam campuran

3 Pereaksi asam zirconil alizarinpereaksi fluoride

- Larutan natrium arsenit (NaAsO2)

C Alat

- Spectrofotometer

- Tabung Nessler

29

D Cara Kerja

a Pembuatan kurva kalibrasi

Buat satu seri larutan baku fluoride yang mengandung 00 025 050

10 20 mgL F

b Pemeriksaan pengujian

1) Ambil 100 mL contoh dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

250 mL

2) Tambahkan 2 tetes natrium arsenit kocok

3) Tambahkan 5 mL pereaksi fluoride campur homogen

diamkan

4) Ukur warna dengan spectrophotometer panjang gelombang

535 nm Baca kadar fluoride pada kurva kalibrasi

E Pembacaan Hasil dan Pelaporan

Hitung kadar fluoride dengan menggunakan kurva kalibrasi atau persamaan

garis lurus dan perhatikan hal-hal berikut

a Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan Antara pengukuran

duplo adalah 2 rata-rata hasilnya

b Apabila hasil perhitungan kadar fluoride lebih besar dari 25 mgL

ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh

44 Teknik Analisis Data

441 Sumber dan Jenis Data

Dalam penilitian ini data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder Data primer merupakan hasil uji laboratorium dari sampel air pada

masing- masing depot air minum di wilayah kecamatan Denpasar Barat Sedangkan

30

data sekunder merupakan data hasil Uji Petik Sampel Depot Air minum pada

kandungan bakteriologis dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016 dan studi

kepustakaan Beberapa sumber data sekunder juga antara lain seperti buku dan

refrensi tentang pedoman persyaratan kualitas air minum tata laksana pengawasan

kualitas air minum yang relevan dengan penelitian ini

Dalam menentukan hasil penelitian penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif univariat dengan tujuan hanya sebatas melihat gambaran serta presentase

tanpa melihat faktor yang mempengaruhi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi yang

disususn berdasarkan buku pedoman pelaksanaan penyelanggaraan hygiene sanitasi

depot air minum yang dikeluarkan oleh di rektorat penyehatan lingkungan

kementrian kesehatan tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI 2010) Pedoman

kegiatan observasi untuk melihat gambaran dan mengevaluasi standar pelaksanaan

hygene sanitasi depot air minum Analisis kedua dilakukan yaitu dengan menguji

kandungan bakteriologis dan kandungan flourida pada air minum isi ulang pada

depot di wilayah kecamatan Denpasar Barat

31

BAB V

HASIL PENELITIAN

51 Lokasi dan Waktu Penelitian

Denpasar Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada Kota Denpasar

dimana wilayahnya terdiri dari Kelurahan Dauh Puri Kangin Dauh Puri Kauh Dauh

Puri Kelod Padangsambian Kaja Padangsambian Kelod Pemecutan Kelod Desa

Tegal Harum Desa Tegal Kertha (Dinas Kesehatan 2015) Kecamatan Denpasar

Barat memiliki dua wilayah kerja Puskesmas yang mencangkup wilayah kerja

Puskesmas I dan Puskesmas II Denpasar Barat Denpasar Barat memiliki banyak

depot air minum yang tersebar dengan jumlah total depot sebanyak 66 depot

berdasarkan hasil uji petik sampel depot air minum tahun 2015 Di wilayah kerja

Puskesmas I terdapat 34 depot air minum dan di wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat terdapat 32 depot air minum

Pemilihan lokasi di wilayah Denpasar Barat ini dikarenakan jumlah persentase

depot air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 394

lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Denpasar lainnya yaitu Denpasar Utara

sebesar 375 Denpasar Timur sebesar 35 dan Denpasar Selatan 186 Waktu

penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei

Data uji flourida diperoleh dari uji laboratorium sedangkan pelaksanaan hygiene

sanitasi depot air minum diperoleh secara langsung dari hasil observasi Data

bateriologis (coliform dan ecoli) diperoleh dari data sekunder yang berupa hasil uji

laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Denpasar pada bulan Maret

tahun 2016

32

52 Karakteristik Depot Air Minum

Depot air minum yang diambil sebagai sampel di wilayah kecamatan Denpasar

Barat berjumlah 39 depot air minum Dari total 39 sampel 20 depot air minum berada

pada wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat Daftar depot air minum untuk

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat dilihat pada

Tabel 51 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Alamat Pemilik 1 Suci Jalan Tunjung Sari I Made Sugiarti 2 Andakasa Jalan Gunung Andakasa No 2 I Wayan Karda 3 Tirta Nadi Jalan Gunung Andakasa I Wayan Lana 4 Manik Biru Jalan Gunung Andakasa Gusti Made W 5 Tirta Sari Jalan Gunung Guntur II A I Wayan Suteja 6 Juntak Jalan Gunung Guntur I Gede Diantara 7 Sari Dana Jalan Gunung Guntur I Kadek Dwija N 8 Pratama Jalan Tunjung Sari Gede Adnyana 9 Arnet Jalan Buana Raya No 15 Rasuma 10 Artha Jaya Jalan Buana Kubu No 26 I Wayan Arta 11 Anugrah Krisna RO Perumahan Padang Griya Yanto 12 Pak Man Perumahan Padang Griya I Nyoman S 13 Kintamani Jalan Buana Raya No 88 I Wayan Kojan 14 Yamuna Jalan Buana Raya No 27 I Wayan Suarta 15 Tirta Suci Jalan Buana Raya Selamet Subowo 16 Buana Agung Jalan Buana Raya No 3 I Ketut Suparta 17 APSU Jalan Gunung Cemara No 2 I Wayan Suartika 18 Tirta Ledy Jalan Gunung Cemara No 39 Deny Wiratna 19 Tirta Gunung Sari Jalan Gunung Lebah No 130 I Ketut Rumaksa 20 Tirta Wistara Jalan Gunung Lebah No22 A I Ketut Artawan Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Sedangkan 19 depot air minum lainnya berada pada wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat Daftar depot air minum yang berada wilayah kerja Puskesmas II

Denpasar Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini

33

Tabel 52 Karakteristik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Tahun 2016

No Nama Depot Alamat Pemilik

1 Tirta Dewata Jalan Gunung Salak No 22 Nyoman Sudiana

2 Yunico Jalan Gunung Soputan No 102 I Ketut Gunastra

3 Tirta Unyil Jalan Gunung Soputan No 3 Nengah Merti Adnyana

4 Aisya Jalan Gunung Soputan Lusiana

5 Fresh Jalan Pulau Misol No 102 Agung Rohman

6 Tirta Sari Jalan Kerta Pura No 1 A AANgurah Pudja

7 Tirta Pande Sedana Jalan Kerta Pura Ketut Sudana

8 Dewi Tirta Jalan Gunung Soputan No 1 Ketut Suarta

9 Tirta Dani Jalan Pulau Misol No 7 Pak De Angga

10 Surya Jalan Pulau Misol No 27 Suryana

11 Marsquoul Barit Jalan Subur No 9 E Budiono

12 Air Minum 99 Jalan Nusa Kambangan No 212 Muhamad Faisal

13 Aquanda Jalan Pulau Bantata Wanda

14 Kania Jalan Pulau Biru no 15 Buk Rini

15 Gede Yudana Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 1

Gede Yudana

16 Kompyang Gede Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 3

Kompyang Gede

17 Gede Sutama Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya 2

Gede Sutama

18 Nyoman Ngurah Jalan Imam Bonjol Gang Taman

Griya No 211 E

Nyoman Ngurah

19 Alit Sukada Jalan Imam Bonjol Gang Dewa No

10

Alit Sukada

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

53 Kualitas Bakteriologis Air Minum pada Depot Air Minum di Denpasar Barat Tahun 2016

Kualitas bakteriologis air minum dapat dilihat dari keberdaan Ecoli dan

coliform Uji bakteriologis air minum pada depot di wilayah kerja Puskesmas

Denpasar Barat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

34

Tabel 53 Distribusi Frekuensi Kualitas Bakteriologis air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Bakteriologis Coliform Ecoli

Frekuensi Frekuensi

Tidak Memenuhi

Syarat

23

5897

0 0

Memenuhi Syarat 16 4103 39 100

Jumlah 39 10000 39 10000

Sumber Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 53 kualitas bakteriologis air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 23 depot

air minum (58 97 ) mengandung coliform sehingga air minum tersebut tidak

layak di konsumsi dan tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang sesuai dengan

permenkes no 492MENKESPERIV2010

54 Kualitas Flourida Air Minum Depot pada Air Minum di Denpasar Barat

Tahun 2016

Kandungan flourida dalam air minum pada depot diuji di laboratorium dengan

langkah awal pengambilan air sampel sebanyak 15 liter namun sebelum air

dimasukan ke dalam botol bilas botol dengan air sampel minimal 3 kali dan isi

botol dengan air sampel hinga penuh lalu tutup botol hingga rapat

Tabel 54 Distribusi Frekuensi Kualitas Flourida air minum pada Depot Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2016

Kualitas Flourida Air Minum Frekuensi

Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

2

37

513

9487

Jumlah 39 10000

35

Berdasarkan Tabel 54 Kualitas florida air minum pada depot air minum di

Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot (513)

tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi syarat

kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal tersebut sesuai

dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

55 Pelaksanaan Higiene Sanitasi pada Depot Air Minum di Denpasar Barat

tahun 2016

Kondisi higiene sanitasi depot air minum dinilai dari beberapa aspek yang

meliputi tempat peralatan penjamah air baku dan air minum Berdasarkan hasil

observasi didapatkan hasil higiene sanitasi depot air minum 5897 yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan pedoman inspeksi depot air minum

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Tabel 55 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Tempat di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Tempat)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 27 6923

2 Tidak Memenuhi syarat 12 3077

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 55 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek tempat di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 12 depot air

36

minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27 depot air minum (6923)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah

denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan tidak aman seperti

lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu bangunan yang digunakan

kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan PERMENKES RI No43 tahun

2014 tentang higiene sanitasi depot air minum

Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Peralatan)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 33 8462

2 Tidak Memenuhi syarat 6 1538

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 56 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Peralatan di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 6 depot air

minum (1538) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 33 depot air minum (8462)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air minum di wilayah denpasar

barat tersebut masih menggunakan peralatan yang tidak layak pakai seperti filter

yang digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa

ultraviolet ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal

37

Tabel 57 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada Aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Pernjamah)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 5 1282

2 Tidak Memenuhi syarat 34 8718

Total 39 10000

Berdasarkan tabel 57 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek Penjamah di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 diketahui 34 depot

air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 5 depot air minum (1282)

memenuhi syarat Hal itu dikarenakan masih banyak pekerja atau penjamah depot

air minum di wilayah denpasar barat tersebut tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen seperti tidak mencuci tangan dengan sabun saat sedang

melayani konsumen

Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kondisi Higiene sanitasi Depot Air Minum pada

Aspek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Denpasar Barat Tahun 2016

No Higiene Sanitasi

(Air Baku dan Air Minum)

Frekuensi

(n)

Persentase

()

1 Memenuhi Syarat 16 4103

2 Tidak Memenuhi syarat 23 5897

Total

Berdasarkan tabel 58 Kondisi Higiene sanitasi pada depot air minum berdasarkan

aspek air baku dan air minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016

diketahui 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 16

38

depot air minum (4103) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan air baku pada

depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut masih belum memenuhi

persyaratan fisik mikrobilogi dan kimia sesuai standar

39

BAB VI

PEMBAHASAN

61 Kualitas Bakteriologis Air minum

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap kualitas bakteriologis air minum

pada depot air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016

diketahui 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dan sebanyak 27

depot air minum (6923) memenuhi syarat Hal itu dikarenakan beberapa depot air

minum di wilayah denpasar barat tersebut memiliki lokasi yang masih dikatakan

tidak aman seperti lokasi dekat dengan pembuangan sampah disamping itu

bangunan yang digunakan kurang terawat yang dimana tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO492MENKESPERIV2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan tersebut menyebutkan bahwa

tidak boleh ada kandungan bakteri coliform maupun ecoli pada air minum Kualitas

bakteriologis pada air minum yang diproduksi oleh depot air minum dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan tempat atau lokasi depot air

minum peralatan penjamah maupun prosedur pengolahan air tersebut Hal ini sesuai

dengan pedoman inspeksi depot air minum dari Permenkes RI NO 43 Tahun 2014

tentang higiene sanitasi depot Air minum

Hasil serupa dengan penelitian Partiana (2015) yang menunjukan bahwa tidak

semua air minum hasil produksi depot air minum yang ada di Kabupaten Badung

aman untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kualitas air minum Sebanyak 111

depot air minum di Kabupaten Badung belum memenuhi syarat kesehatan sesuai

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No492MenkesPerIV2010

Melihat hal tersebut perlu adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan dan BPOM

40

terhadap depot air minum serta adanya pembinaan dari pemerintah setempat untuk

pengelola depot air minum terhadap kualitas bakteriologis yang sesuai baku mutu

yang ditetapkan Masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih selektif dalam

memilih air minum yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit

Penelitian Sulistyawati tahun 2003 menyatakan dari 49 sampel penelitian 15

depot air minum isi ulang di Wilayah Semarang atau 306 belum memenuhi

persyaratan hal ini menunjukkan bahwa tidak semua air minum isi ulang aman

untuk dikonsumsi hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan baku

yang digunakan peralatan prosedur pengelohan kondisi petugaspekerja dan kondisi

lingkungan

Dalam penelitian Asfawi Supriyono pada tahun 2004 menyebutkan bahwa

kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya

organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja (feses)

dalam air Apabila pencemaran oleh feses berasal dari penderita penyakit menular

seperti tifus atau disentri maka penggunaan air semacam itu dapat menyebabkan

penularan penyakit tersebut

Pengelolaan air minum isi ulang rentan terhadap kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme terutama bakteri coliform dan ecoli yang langsung berhubungan

dengan kesehatan Tingginya tingkat kontaminasi bakteri coliform meningkatkan

resiko munculnya bakteri - bakteri pathogen lainnya Salah satu contoh bakteri

patogen yang terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas ialah bakteri ecoli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang

digunakan sebagai indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses yang kemungkinan

juga mengandung mikroorganisme patogen lainnya (Maksum 2010) Escherichia

41

coli yang dapat menyebabkan gejala diare demam keram perut dan muntah-

muntah Dampak akibat kontaminasi miikroorganisme pada air minum isi ulang yang

dapat menganggu kesehatan menyebabkan pengujian kualitas air yang di produksi

harus dilakukan secara berkala untuk menjamin ketersediaan air minum yang sehat

dan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat (Entjang 2003)

Sehingga penulis dapat menyarakankan kepada pengelola depot untuk

memeriksakan air baku dan air minum yang dijual kepada konsumen secara berkala

agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang diakibatkan dari kontaminan bakteri

terkait

62 Kualitas Flourida Air Minum

Berdasarkan hasil uji laboratoium Kualitas florida air minum pada depot air

minum di Kecamatan Denpasar Barat pada tahun 2016 di ketahui sebanyak 2 depot

(513) tidak memenuhi syarat dan 37 depot air minum (9487) sudah memenuhi

syarat kualitas air minum dari segi kandungan flourida yaitu le15mgL Hal

tersebut sesuai dengan permenkes no 492MENKESPERIV2010

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang etal

(1997) diketahui bahwa konsentrasi flourida dalam air minum di provinsi Jiangsu

China mencapai 041 hingga 640 mgL Rentang tersebut berbeda dikarenakan

perbedaan hidrogeologis Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi Rift Valley

dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50

mgL

Fluorida merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang

Fluorida adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk

laut Fluorida tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam unsur tersebut

bergabung dengan unsur lain Air minum mengandung flourida alami dan ada juga

42

flourida yang sengaja di tambahkan sebagai pelindung untuk gigi oleh perusahaan

air minum Berdasarkan hasil penelitian Universitas Harvard menunjukan bahwa

kandungan flourida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak- anak untuk

tingkat yang lebih besar yang akhirnya telah mempengaruhinya ketika mereka telah

dewasa

Kandungan flourida alami dalam air saat ini menurut data WHO berada di atas

ambang batas yang dianggap aman karena WHO menetapkan tingkat kandungan

flourida yang aman adalah 15mgL Apabila kandungan flourida melebihi batas pada

tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan hippocampus dalam otak kerusakan

sistem pertahanan dan antioksidan peningkatan dalam kadar aluminium keracunan

dan lain-lain

Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flourida akan berdampak

pada resiko kesehatan Menurut Scher (2011) anak-anak usia 6-15 tahun yang

mengkonsumsi air minum 15 Lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan

menyebabkan dampak negatif kesehatan Menurut Michael A Lemon tahun 2006

menjelaskan bahwa air minum yang mengandung flouride akan menyebabkan

keretakan tulang pinggul dua kali dari jumlah keretakan tulang biasa baik pada laki-

laki maupun perempuan

63 Kondisi Hiegiene Sanitasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi hygiene sanitasi depot air minum

yang ada di wilayah Denpasar Barat di ketahui bahwa dari segi aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) tidak memenuhi syarat dari segi peralatan

diketahui 6 depot air minum (1538) tidak memenuhi syarat dari segi penjamah

sebanyak 34 depot air minum (8718) tidak memenuhi syarat dan dari segi air

baku dan air minum sebanyak 23 depot air minum (5897) tidak memenuhi syarat

43

Dapat dikatakan bahwa depot air minum yang ada di Denpasar Barat sebagian

besar tidak memenuhi syarat yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum seperti lokasi depot tersebut yang dekat dengan pembuangan sampah

disamping itu bangunan depot yang digunakan kurang terawat peralatan yang

digunakan di depot air minum tidak layak pakai contohnya pada filter yang

digunakan kadaluarsa disamping itu penggunaan alat sterilisasi berupa ultraviolet

ozonisasi maupun peralatan disenfeksi tidak bekerja dengan maksimal Dan juga

banyak pekerja atau penjamah depot air minum di wilayah denpasar barat tersebut

tidak berperilaku higiene sanitasi setiap melayani konsumen seperti tidak mencuci

tangan dengan sabun saat sedang melayani konsumen

Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit

melalui air minum tersebut Sejalan dengan penelitian Wulandari (2015)

menyatakan bahwa kondisi higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang di

Semarang masih belum sesuai standar karena lantai depot yang becek dan tidak

rata pintu depot tidak dapat mencegah masuknya serangga dan tikus tidak terdapat

ventilasi tidak ada langit-langit tidak ada ruang khusus untuk pengolahan tidak

terdapat tempat sampah yang ada tutupnya penggantian peralatan tidak berkala

penggunaan lampu ultraviolet tidak sesuai aturan karyawan tidak menggunakan

seragam kerja tidak mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak memeriksakan

kesehatan secara berkala

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Hiegiene Sanitasi Depot Air Minum yang di keluarkan oleh

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI 2014 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya

44

yang dilakukan untuk mengendalikan ataupun mengurangi faktor-faktor resiko

yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum ataupun

kontaminasi yang berasal dari tempat peralatan dan penjamah terhadap air minum

agar aman dikonsumsi Tujuan dari hygiene sanitasi ini yaitu untuk melindungi

masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal

dari depot air minum Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari

kemungkinan terkena resiko penyakit bawaan air

Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum harus memenuhi

aspek tempat peralatan dan penjamah Aspek tempat yang dimaksud meliputi

lokasi harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan

penularan penyakit yang bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti

lalat tikus dan kecoa bangunan harus kuat dan aman serta mudah di bersihkan

serta memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban saluran pembuangan air

limbah yang alirannya lancar dan tertutup tempat sampah dan sarana cuci tangan

yang dilengkapi oleh air mengalir dan sabun

Aspek peralatan yang dimaksud adalah harus sesuai dengan prosedur

peralatan untuk pengolahan air minum Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

antara lain pipa pengisian air baku tendon air baku pompa penghisap dan

penyedot filter mikrofilter galon air minum kran pengisian air minum kran

pencucian pembilasan galon dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara

pangan atau tidak menimbulkan racun tahan karatSedangkan untuk aspek

penjamah meliputi kesehatan penjamah yang bebas dari penyakit menular serta

tidak menjadi pembawa kuman pathogen Penjamah juga harus berprilaku higienis

setiap melayani konsumen antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

45

yang mengalir disetiap melayani konsumen serta menggunakan pakaian kerja yang

bersih dan rapi

Dari hasil observasi yang dilakukan pemilik depot air minum isi ulang

diharapkan memeriksakan secara berkala air baku maupun produk air minum isi

ulang yang dihasilkan di laboratorium Selain itu pemilik depot juga diharapkan

menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi karyawan serta

memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan pekerja diharapkan mencuci

tangan sebelum melayani konsumen

64 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait pengambilan data bakteriologis

yang masih menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar

dimana pengambilan datanya tidak dalam waktu yang bersamaan Oleh karena itu

peneliti tidak dapat mengetahui proses pengambilan sampling uji bakteriologis

46

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

71 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut

1 Kandungan air minum isi ulang di wilayah kecamatan Denpasar Barat pada

tahun 2016 dilihat dari kandungan bakteriologis dengan keberadaan bakteri

ecoli dan coliform pada air sampel didapatkan 5897 depot tidak memenuhi

syarat kualitas air minum dan dilihat dari kandungan flourida 9487 depot

air minum sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu masih berada le

15 mgL

2 Hasil evaluasi pelaksanaan standar hygiene sanitasi pada depot air minum isi

ulang di wilayah Denpasar Barat tahun 2016 dilihat dari aspek tempat

sebanyak 12 depot air minum (3077) dari aspek peralatan sebanyak 6

depot air minum (1538) dari aspek penjamah sebanyak 34 depot air

minum (8718) dan dari aspek air baku dan air minum sebanyak 23 depot

air minum (5897) tidak memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan

pedoman inspeksi depot air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot

Air Minum

72 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut

1 Pemilik depot wajib melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara rutin

minimal satu kali setiap bulan untuk menjaga kualitas aiur agar aman untuk

47

di konsumsi dari segi kandungan bakteriologis dan flourida pemilik depot

juga diharapkan menyediakan sarung tangan pakaian kerja yang bersih bagi

karyawan serta memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala dan juga

pekerja diharapkan mencuci tangan sebelum melayani konsumen

2 Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu melakukan pengawasan dan

pembinaan kepada depot air minum terkait kualitas bakteriologis dan flourida

yang sesuai baku mutu yang ditetapkan serta perlu adanya evaluasi berkala

terhadap hygiene sanitasi disemua depot air minum di wilayah kerja

puskesmas

3 Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar uji bakteriologis dilakukan

bersamaan dengan uji flourida maupun evaluasi hygiene sanitasi untuk

melihat hubungan antara hasil uji bakteriologis dan flourida dengan hygiene

sanitasi di depot air minum Dan melakukan analisis pengolahan air minum

dimulai dari penyediaan air baku proses pengolahnnya hingga sampai di

konsumsi oleh konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Amber (2009) Investigation of a community Outbreak of Typhoid Fever Assosiated with DrinkingWater BMC Public Health 9476

Asfawi S (2004) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Padas Tingkat Produsen di Kota Semarang Tahun 2004 Universitas Diponegoro Semarang

Bambang GAndrian etal (2014) Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol33 Manado

Departemen Kesehatan (2005) Info Penyehatan Air dan Sanitasi Vol VIIno 13 Percetakan Negara Jakarta

Departemen Perindustrian Republik Indonesia (2005)Panduan Teknis Pengelolaan Depot Air Minum Jakarta

Entjang I (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung Citra Adtya Bakti

KusnoputrantoH (2000) Kesehatan Lingkungan FKM UI Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010)Pedoman Penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Khaira Kuntum (2014) Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isis ulang kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar Jurnal Saintek Vo VI2 116-123 Batusangkar

Maksum Radji (2010) Cepat Bakteri Escherichia coli dalam sampel air dengan metode polymerase chain reaction menggunakan primer 16E1 dan 16E2 Makara Sains Vol 14 No1 39-43Universitas Indonesia DepokIndonesia

Maulana Putri (2012) Fungsi dan Manfaat Air Available [ httpPerpustakaanorid ] diakses 25 Januari 2016

Michael A lennon (2006) The first Community Trial OF Water FlouridationBulletin of the World Health Organitation Departmen of Oral Health and Development School of Clinical Dentistry University of Sheffield Claremont Crescent Sheffield England

Nikmah (2009) Flour terhadap kesehatan gigi Universitas Hassanudin Makassar

Partiana Made(2015) Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kabupaten Badung Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Rachmat M (2012) Buku Ajar Biostatistik Aplikasi pada Penelitian Kesehatan Jakarta EGC

Rachmawati E (2011) Model Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Di Rs Muhammadiyah-lsquoAisyiyah Tahun 2011 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka 11ndash34

Saryono amp Anggraeni M D (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan Yogyakarta Nuha Medikariologi Air Minum Isi Ulang

Sulistyawati Dwi (2003) Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di Kota Semarang Kota Semarang

Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed) Yogyakarta Graha Ilmu

Sembiring (2008) Manajemen Pengawasan Sanitasi lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Batam

Suriawiria U (2003) Mikrobiologi Air PT Alumni Bandung

Widana Gede Agus Beni dkk(2014) Analisis Ion Flourida (F-) dalam Air Minum Kemasan PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI FKIP UNS

WulandariSuci (2015)Higiene dan Sanitasi Serta Kualitas Bakteriologis DAMIU di Sekitar Universitas Negeri Semarang Unnes Journal of Public Health 4(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman untuk melakukan observasi dan yang berdasarkan peraturam menteri

kesehatan republik Indonesia nomor 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air

minum

Objek Tanda (radic) Nilai Uraian I Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penyebaran penyakit

2 2 Bangunan kuat aman mudah dibersihkan dan mudah peliharaannya

3 2 Lantai kedap air permukaan rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta kemiringan cukup landau

4 2 Dinding kedap air permukana rata halus tidak licin tidak retak tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan serta warna yang terag dan cerah

5 2 Pintu atap dan langit-langit harus kuat anti tikus mudah dibersihkan tidak menyerap debu permukaan rata dan berwarna terang serta mempunyai ketinggian yang cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan penyimpanan pembagianpenyediaan dan ruang tunggu pengunjungkonsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja tidak menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin poeredaranpertukaran udara dengan baik

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaanaktivitas

10 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 11 2 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang

alirannya lancar dan terturup 12 2 Terdapat tempat sampah yang tertutup

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun

14 2 Bebas dari tikus lalat dan kecoa II Peralatan

15 3 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan

16 3 Mikro filter dan perlatan disenfeksi masih dalam masa pakaitidak kadaluarsa

17 2 Tendon air baku harus tertutupdan terlindungi 18 2 Wadahbotol galon sebelum pengisisan

dilakukan pembersihan 19 2 Wadahgalon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan pada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan system pencucian terbalik (back wasing) secara berkala mengganti tabung makro filter

21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (micro) dengan ukuran berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultraviolet dan tau ozonisasi dan atau perlatan disenfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) daam ruangan tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih III Penjamah

26 3 Sehat dan bebasa dari penyaki tmenular 27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit 28 2 Berperilaku hygiene dan sanitasi setiap

melayani konsumen 29 2 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir setiap melayanai konsumen 30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan

rapi 31 3 Melakukan kesehatan secara berkala minimal 1

kali dalam satu tahun 32 3 OperatorPenanggung jawabpemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum

IV Air Baku dan Air Minum 33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik

mikrobiologi dan kimia standard 34 2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku 35 3 Kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang

tidak dapat melepas zat-zat beracun kedalam airharus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulissertifikat sumber air 37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam

sampai ke depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kulaitas air minum yang dihasilkan memenuhi persayaratan fisik mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai dengan standar baku mutu atau persayaratn kualitas air minum

100

Lampiran 2

Petunjuk pengisian

I CARA PENGISIAN Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda (radic)

pada kolom ldquoTandardquo yang tersedia untuk obyek yang

tidak memenuhi persyaratan kolom tersebut

dikosongkan

II CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang

memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan

nilai yang bertanda (radic)

1 Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan

memenuhi persyaratan kelayakan fisik

2 Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi

persyaratan kelayakan fisik dan kepala pengusaha diminta segera

memperbaiki obyek yang bermasalah

3 Jika nilai mencapai 70 atau lebih tetapi pada objek nomor 38 tidak

memenuhi syarat berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

kesehatan

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 27: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 28: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 29: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 30: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 31: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 32: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 33: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 34: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 35: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 36: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 37: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 38: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 39: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 40: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 41: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 42: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 43: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 44: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 45: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 46: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 47: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 48: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 49: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 50: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 51: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 52: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 53: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 54: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 55: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 56: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 57: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 58: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 59: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 60: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 61: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 62: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 63: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 64: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 65: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 66: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 67: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 68: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 69: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang
Page 70: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/6023/1/8a3f100a6a412ff7a8a513... · 2020. 7. 21. · ii universitas udayana kandungan bakteriologis, flourida pada air minum isi ulang