LAPORAN KINERJAbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets...Laporan Kinerja sesuai amanat...

106

Transcript of LAPORAN KINERJAbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets...Laporan Kinerja sesuai amanat...

  • Balai Besar PPMB - TPH i

    LAPORAN KINERJA

    Kata Pengantar

    aporan Kinerja Balai Besar Pengembangan

    Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH)

    tahun 2019 disusun sebagai implementansi amanat Peraturan Presiden

    Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

    (SAKIP). Dalam penyusunan laporan ini berpedoman pada Peraturan Menteri

    Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

    Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

    Laporan Kinerja ini disusun pada akhir periode anggaran pelaksanaan program/kegiatan yang berfungsi sebagai sarana

    untuk menyampaikan pertanggungjawaban kepada pimpinan dan seluruh stakeholder yang memuat pencapaian kinerja dibandingkan

    dengan target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja yang ditetapkan pada awal tahun 2019 yang dilengkapi dengan

    keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Disamping itu laporan ini juga digunakan sebagai sarana dan upaya untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja di masa yang akan datang,

    baik dalam bentuk regulasi maupun aplokasi sumberdaya yang dimiliki oleh Balai Besar PPMB-TPH.

    Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target 2019 akan menjadi rencana tindak lanjut untuk perbaikan kinerja

    tahun berikutnya terutama dalam Rencana Strategis 2020-2024. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh jajaran

    lingkup Balai Besar PPMB-TPH dan semua pihak yang berperan serta dalam mendukung kegiatan kami dan pada penyusunan

    Laporan Kinerja ini.

    Depok, Januari 2020

    Kepala Balai Besar PPMB-TPH,

    Ir. Warjito, M.Si NIP 196307121989031017

    L

    ACERPlaced Image

  • ii Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    Ringkasan Eksekutif

    Laporan Kinerja Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu

    Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) Tahun 2019 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja selama tahun 2019, dikaitkan dengan

    Rencana Kinerja tahun 2019 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis Ditjen Tanaman Pangan dan Rencana Strategis Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2015-2019.

    Balai Besar PPMB-TPH telah menetapkan peta strategis tahun 2019 dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala Balai Besar

    PPMB-TPH dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, terdiri dari 3 sasaran kegiatan dengan 4 indikator kinerja.

    Indikator kinerja Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 hampir

    seluruhnya tercapai, da nada yang melebihi target, kecuali jumlah temuan BPK atas pelaporan keuangan yang terjadi

    berulang, karena tidak ada pemeriksaan oleh BPK.

    Keberhasilan capaian indikator kinerja Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 tentu tidak lepas dari upaya seluruh jajaran Balai

    Besar untuk memperbaiki layanan publik yang diberikan dan peningkatan kinerja serta kompetensi sumberdaya manusia

    pendukungnya. Untuk itu telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian indikator kinerja tersebut.

    Sebagai langkah antisipatif dalam pelaksanaan kegiatan mendatang, perlu adanya akselerasi pelaksanaan kegiatan dan

    penyerapan anggaran dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan yang berkontribusi dalam pencapaian indikator kinerja.

    Laporan kinerja ini diharapkan dapat dijadikan umpan balik dan acuan perencanaan pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya.

  • Balai Besar PPMB - TPH iii

    LAPORAN KINERJA

    Daftar Isi

    Kata Pengantar i Ringkasan Eksekutif ii Daftar Isi iii Daftar Tabel iv Daftar Gambar v BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Kedudukan, tugas, dan Fungsi 2 Susunan Organisasi dan Tata Kerja 3 Sumberdaya Manusia 7 Dukungan Anggaran 8 BAB 2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 9 Rencana Stratejik 9 Rencana Kinerja Tahun 2019 12 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 21 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 23 Capaian Kinerja Organisasi 23 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja 25 Capaian Kinerja Lainnya 71 Realisasi Anggaran 74 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 75 Rencana Aksi Tindak Lanjut Perbaikan Kinerja Tahun 2020 75 BAB 4 PENUTUP 82

  • iv Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    Daftar Tabel

    Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019 24

    Tabel 2. Interprestasi Hasil Pengukuran IKM 27 Tabel 3. Capaian IKM Tahun 2014-2019 28 Tabel 4. Perbandingan Capaian IKM Tahun 2019 28 Tabel 5. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Untuk IKM atas layanan publik Balai Besar PPMB-TPH 42 Tabel 6. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Untuk Rasio Metode Pengujian Mutu Benih

    yang Dimanfaatkan 64 Tabel 7. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Untuk Jumlah temuan BPK atas

    pengelolaan keuangan Balai Besar PPMB-TPH yang terjadi berulang 69 Tabel 8. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Untuk Jumlah Temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang 71 Tabel 9. Perkembangan Pagu dan Realisasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2014-2019 74 Tabel 10. Realisasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH

    Tahun 2019 (Berdasarkan Output) 75 Tabel 11. Realisasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH

    Tahun 2019 (Berdasarkan Jenis Belanja) 75 Tabel 12. Rencana Aksi Peningkatan Kinerja Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2020 81

  • Balai Besar PPMB - TPH v

    LAPORAN KINERJA

    Daftar Gambar

    Gambar 1. Pengujian Mutu Benih (Salah Satu Pelayanan

    Balai Besar PPMB-TPH) 31 Gambar 2. Penyelenggaraan Uji Profisiensi 33 Gambar 3. Bimbingan Teknis Penerapan Sistem

    Manajemen Mutu Laboratorium di BPSB 38 Gambar 4. Pengawalan metode evaluasi mutu benih padi selama periode transportasi 50 Gambar 5. Pelaksanaan metode evaluasi kesehatan benih padi lokal 52 Gambar 6. Pemberian penghargaan WBK UPT Lingkup

    Kementerian Pertanian Tahun 2019 72

  • Balai Besar PPMB - TPH

    LAPORAN KINERJA

    BAB 1

    PENDAHULUAN

  • Balai Besar PPMB - TPH 1

    LAPORAN KINERJA

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan salah

    satunya dilakukan melalui penggunaan benih bermutu. Namun

    masih terdapat permasalahan perbenihan antara lain terkait

    dengan jaminan kualitas, ketersediaan, dan sistem distribusinya,

    sehingga belum memenuhi enam tepat yaitu jumlah, lokasi,

    mutu, jenis, waktu, dan harga.

    Sertifikasi merupakan proses yang sangat menentukan dalam

    menjamin mutu benih. Proses sertifikasi ini juga berhubungan

    dengan ketersediaan benih. Untuk meningkatkan ketersediaan

    benih agar tepat waktu, diperlukan metode pengujian mutu

    benih yang secara cepat, akurat, dan mudah diimplementasikan

    oleh laboratorium di daerah.

    Balai Besar PPMB-TPH yang sesuai tugas dan fungsinya

    mengembangkan metode pengujian mutu benih, diharapkan

    kedepan akan semakin dapat berinovasi dalam pengembangan

    metodenya. Bukan hanya pengujian standar mutu benih, namun

    juga kesehatan benih seperti pathogen terbawa benih yang akan

    menyebabkan penyakit.

    Disamping pengembangan metode, selama tahun 2019 Balai

    Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan

    dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) juga melaksanakan uji

    profisiensi dengan peserta dari laboratorium Balai Pengawasan

    dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

    (BPSBTPH) provinsi se-Indonesia, laboratorium instansi

    pemerintah, dan swasta.

  • 2 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    Balai Besar PPMB-TPH juga memberikan bimbingan teknis

    penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan

    hortikultura terhadap beberapa BPSBTPH yang membutuhkan.

    Kegiatan utama Balai Besar PPMB-TPH ini sebagaimana tertuang

    dalam Rencana Strategis Tahun 2014-2019, disamping kegiatan

    lainnya. Semua kegiatan tersebut tentunya dilaksanakan dalam

    rangka mendukung pencapaian target-target yang ditetapkan

    dalam Perjanjian Kinerja antara Kepala Balai Besar PPMB-TPH

    dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan.

    Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan

    pengukuran kinerja instansi pemerintah maka disusun suatu

    Laporan Kinerja sesuai amanat Presiden Nomor 29 Tahun 2014

    tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

    (SAKIP). Teknis penyusunannya diatur melalui Peraturan Menteri

    Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

    53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Tenis Perjanjian Kinerja,

    Pelaporan Kinejra, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja

    Instansi Pemerintah.

    1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

  • Balai Besar PPMB - TPH 3

    LAPORAN KINERJA

    1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja

    Struktur organisasi Balai Besar PPMB-TPH dipimpin oleh

    seorang Kepala dan memiliki dua eselon III, yaitu Bagian Umum

    dan Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium serta

    Kelompok Jabatan Fungsional. Dalam melaksanakan tugas dan

    Tugas

    Melaksanakan pengembangan serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura

  • 4 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    fungsinya, Bagian Umum terdiri dari tiga unit kerja eselon IV

    yaitu Subbagian Program dan Evaluasi, Subbagian Kepegawaian

    dan Tata Usaha, dan Subbagian Keuangan dan Perlengkapan.

    Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium terdiri dari dua

    unit kerja eselon IV yaitu Seksi Informasi dan Dokumentasi dan

    Seksi Jaringan Laboratorium. Kelompok Jabatan Fungsional

    yang terdapat di Balai Besar PPMB-TPH adalah fungsional

    Pengawas Benih Tanaman (PBT) yang dikoordinasikan oleh

    seorang tenaga fungsional senior yang ditetapkan oleh Kepala

    Balai Besar.

    Balai Besar PPMB-TPH mempunyai struktur dan fungsi yang

    cukup memadai untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

    secara optimal. Dari masing-masing unit tersebut di atas

    mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

    1. Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

    program dan evaluasi kegiatan pelaksanaan pengembangan

    pengujian mutu benih, pemberian bimbingan teknis

    pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen

    mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, serta

    pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Dalam

    melaksanakan tugasnya, Bagian Umum menyelenggarakan

    fungsi:

    a. Penyiapan penyusunan program, anggaran dan evaluasi

    serta pelaporan;

    b. Fasilitasi kegiatan pengembangan pengujian mutu benih

    serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih

    dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman

    pangan dan hortikultura;

    c. Pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah

    tangga;

  • Balai Besar PPMB - TPH 5

    LAPORAN KINERJA

    d. Pelaksanaan urusan keuangan, perlengkapan dan

    perpustakaan.

    Bagian Umum terdiri atas: (1) Subbagian Program dan

    Evaluasi yang mempunyai tugas melakukan penyiapan

    bahan penyusunan program, anggaran dan evaluasi serta

    pelaporan; (2) Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha yang

    mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, tata

    usaha dan rumah tangga; (3) Subbagian Keuangan dan

    Perlengkapan yang mempunyai tugas melakukan urusan

    keuangan, perlengkapan dan perpustakaan, fasilitasi

    kegiatan pengembangan pengujian mutu benih serta

    pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan

    penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan

    dan hortikultura. Uraian tugas unit eselon IV diatur dalam

    Peraturan Menteri Pertanian Nomor 46/Permentan/OT.140/

    6/2013.

    2. Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium mempunyai

    tugas melaksanakan penyusunan informasi dan dokumentasi

    hasil pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan

    dan hortikultura serta pelaksanaan pemberian bimbingan

    teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem

    manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.

    Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Informasi dan

    Jaringan Laboratorium menyelenggarakan fungsi:

    a. Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil

    pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan

    dan hortikultura.

    b. Pengelolaan sampel dan koleksi varietas, isolate pathogen

    tular benih dan benih hasil uji tanaman pangan dan

    hortikultura.

  • 6 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    c. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis

    pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen

    mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.

    d. Fasilitasi pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan

    pemberian hak penandaan Standar Nasional Indonesia

    (SNI) pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan

    hortikultura.

    Bidang Informasi dan jaringan Laboratorium terdiri atas: (1)

    Seksi Informasi dan Dokumentasi yang mempunyai tugas

    melakukan penyiapan bahan penyusunan informasi dan

    dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih,

    serta pengelolaan sampel dan koleksi varietas isolate

    pathogen tular benih dan benih hasil uji tanaman pangan

    dan hortikultura; (2) Seksi Jaringan Laboratorium yang

    mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan

    bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan

    sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan

    hortikultura, serta fasilitasi pelaksanaan sertifikasi sistem

    mutu dan pemberian hak penandaan Standar Nasional

    Indonesia (SNI) pada pelaku usaha perbenihan tanaman

    pangan dan hortikultura.

    3. Kelompok Jabatan Fungsional yang terdiri dari Pengawas

    Benih Tanaman (PBT) dalam melaksanakan tugas

    berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39 Tahun

    2006 tentang produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina

    pada pasal 35 dinyatakan bahwa pengujian mutu benih di

    laboratorium mengacu pada ISTA Rules yang dikembangkan

    agar dapat diterapkan dan sesuai dengan kondisi di

    Indonesia. Kegiatan pengembangan metode/validasi/

    verifikasi ini dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH

  • Balai Besar PPMB - TPH 7

    LAPORAN KINERJA

    merupakan visualisasi dari salah satu fungsi Balai Besar

    PPMB-TPH.

    Struktur Organisasi Balai Besar PPMB-TPH seperti pada

    gambar berikut.

    STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR PPMB-TPH

    (Permentan Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011)

    1.4. Sumberdaya Manusia

    KEPALA

    BAGIAN

    UMUM

    BIDANG INFORMASI

    DAN JARINGAN

    LABORATORIUM SUBBAG

    PROGRAM DAN EVALUASI

    SUBBAG KEPEGAWAIAN

    DAN TATA USAHA SUBBAG

    KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN

    SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTANSI

    SEKSI JARINGAN LABORATORIUM

    KELOMPOK JABATAN

    FUNGSIONAL

  • 8 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    1.5. Dukungan Anggaran

    Dukungan anggaran Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 pada

    awalnya sebesar Rp14,046 milyar untuk membiayai kegiatan

    utama dan pendukung, termasuk pelaksanaan kegiatan

    pelayanan perkantoran. Seluruh alokasi anggaran bersumber

    dari APBN. Pada bulan Oktober 2019 Balai Besar PPMB-TPH

    memperoleh tambahan anggaran untuk pengawalan UPSUS,

    pengembangan karaketer, dan peralatan pendukung sebesar Rp1

    milyar, sehingga total pagu anggaran menjadi Rp15,046 milyar.

  • Balai Besar PPMB - TPH

    LAPORAN KINERJA

    BAB 2

    PERENCANAAN DAN PERJANJIAN

    KINERJA

  • Balai Besar PPMB - TPH 9

    LAPORAN KINERJA

    PERENCANAAN DAN

    PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Stratejik

    Kebutuhan produk tanaman pangan semakin meningkat seiring

    laju pertumbuhan penduduk dan pola konsumsi masyarakat

    yang masih didominasi oleh beras, serta semakin

    berkembangnya industri olahan berbahan dasar pangan.

    Tantangan kedepan adalah bagaimana mewujudkan produksi

    tanaman pangan yang cukup dan berkelanjutan serta bagaimana

    menyediakan dan menyalurkan sarana produksi dan benih

    secara tepat kepada kelompok tani dan petani. Dalam rangka

    untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, salah satu cara

    yang dapat ditempuh adalah dengan penggunaan benih varietas

    unggul yang telah disertifikasi. Tujuan dari sertifikasi benih

    adalah untuk menjamin kemurnian dan kebenaran varietas

    benih yang ditanam. Dalam proses sertifikasi tersebut,

    ditetapkan pula persyaratan standar minimal yang ditetapkan

    untuk menjamin mutu benih.

    Pembangunan perbenihan nasional harus diarahkan untuk

    mewujudkan sistem dan usaha perbenihan/industri benih yang

    tangguh berbasis potensi nasional yang mampu menyediakan

    benih bermutu tinggi. Penggunaan benih bermutu dari varietas

    unggul difasilitasi melalui pembinaan produsen benih untuk

    dapat menghasilkan benih secara enam tepat yaitu: tepat waktu,

    tepat mutu, tepat varietas, tepat jumlah, tepat lokasi dan tepat

    harga. Sebagai persiapan pelaksanaan pembangunan jangka

    menengah, maka perlu dibuat rencana pembangunan lima

    tahunan yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra)

    Balai Besar PPMB-TPH 2015-2019.

  • 10 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    Renstra Balai Besar PPMB-TPH 2015-2019 merupakan dokumen

    perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis,

    kebijakan, strategi, program dan kebijakan yang akan

    dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH selama lima tahun

    (2015-2019). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis

    atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan serta

    rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan

    Balai.

    Dalam rangka meningkatkan capaian pembangunan pertanian

    melalui peningkatan kualitas, akuntabilitas dengan pendekatan

    balanced scorecard, telah dilakukan revisi Renstra Direktorat

    Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019. Dengan mengacu pada

    revisi Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019

    tersebut, Balai Besar PPMB-TPH juga melakukan perubahan

    pada Renstra, yang merevisi Sasaran Kegiatan beserta

    indikatornya untuk tahun 2018-2019.

    Terwujudnya lembaga pengembangan pengujian mutu benih bertaraf

    internasional untuk mendukung sistem perbenihan tanaman pangan dan

    hortikultura yang tangguh dan berdaya saing

    Visi

    1. Mengembangkan metode pengujian mutu benih

    yang valid dan aplikatif

    2. Meningkatkan kompetensi kelembagaan Balai

    Besar PPMB-TPH

    3. Mewujudkan standardisasi laboratorium

    penguji benih diseluruh Indonesia

    4. Melaksanakan sertifikasi benih pada

    perdagangan internasional (orange dan blue

    international certificate)

    Misi

  • Balai Besar PPMB - TPH 11

    LAPORAN KINERJA

    Mengembangkan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu

    laboratorium pengujian benih untuk mendukung tersedianya benih tanaman

    pangan varietas unggul bersertifikat

    Tujuan

    Mengembangkan metode pangujian dan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium

    pengujian benih

    Sasaran Strategis

    Peningkatan kompetensi laboratorium, SDM dan

    pemenuhan sarana prasarana

    dalam meningkatkan pelayanan

    kepada masyarakat

    Kebijakan Umum

    Mendukung program pembangunan

    Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu peningkatan produksi,

    produktivitas dan mutu hasil tanaman

    pangan

    Program

    Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu

    Laboratorium Pengujian Benih

    Kegiatan

  • 12 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    2.2. Rencana Kinerja Tahun 2019

    Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan rencana kegiatan

    Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 yang meliputi program,

    sasaran dan kegiatan (indikator dan rencana tingkat capaian)

    dengan mengacu pada Renstra tahun 2015-2019. Untuk

    mendukung program peningkatan produksi, produktivitas dan

    mutu hasil tanaman pangan serta pencapaian sasaran yang

    ditetapkan, maka Balai Besar PPMB-TPH TA. 2019

    melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    1. Rancangan Kerja Pengembangan Pengujian Mutu Benih TPH

    Perencanaan kegiatan merupakan suatu proses awal

    pelaksanaan anggaran yang bertujuan mengalokasikan

    sumber daya anggaran sesuai prioritas dan pemanfaatannya

    secara efektif dan efisien. Penerapan anggaran dilakukan

    secara terpadu yang memuat seluruh kegiatan balai yang

    terintegrasi pada program peningkatan produksi,

    produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan. Output yang

    diharapkan dalam kegiatan ini berupa 1 rancangan yang

    mencakup penyusunan RKAKL, ROPAK, TOR, JUKNIS, POK

    sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan TA. 2019 dan

    RKT tahun 2019 yang didasarkan pada RENSTRA tahun

    2015-2019. Rancangan tersebut diharapkan dapat menjadi

    salah satu acuan bagi pelaksana kegiatan dalam

    melaksanakan kegiatan.

    2. Pedoman/Literatur

    Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menambah literasi/

    referensi bagi masyarakat mengenai perbenihan. Buku

    literatur ini memuat tentang pengembangan pengujian mutu

    benih yang dapat dijadikan acuan dalam pengujian mutu

    benih. Diharapkan pembuatan buku literatur ini menambah

  • Balai Besar PPMB - TPH 13

    LAPORAN KINERJA

    pengetahuan dan wawasan khususnya para pengawas benih

    tanaman dalam melaksanakan pengujian baik di

    laboratorium maupun di lapangan. Target pada tahun 2019

    sebanyak 1 pedoman/literatur.

    3. Pengembangan Metode dan Validasi Metode

    Terlaksananya kegiatan pengembangan metode dan validasi

    metode sebanyak 10 metode. Tujuan kegiatan pengembangan

    metode adalah untuk mendapatkan metode yang aplikatif

    dalam pengujian di laboratorium sehingga hasil yang

    diharapkan dalam pengembangan metode pengujian

    diperolehnya metode yang dapat digunakan sebagai metode

    pengujian dalam melayani pelanggan/customer baik di

    laboratorium pusat maupun di daerah di seluruh Indonesia.

    4. Pelayanan Pengujian Mutu Benih

    Kegiatan pelayanan pengujian di laboratorium Balai Besar

    PPMB-TPH mencakup kegiatan pengujian benih eksternal

    dan Internal. Pengujian benih eksternal merupakan

    permintaan pengujian dari customer/pelanggan, sedangkan

    pengujian benih internal dilakukan untuk mendukung

    kegiatan uji profisiensi, uji petik mutu benih yang beredar,

    pemeliharaan ruang lingkup akreditasi, serta pemeliharaan

    kompetensi alat dan kompetensi analis. Didalam pelaksanaan

    pengujian tersebut, Balai Besar PPMB-TPH didukung oleh 8

    (delapan) laboratorium pengujian, yaitu: laboratorium fisika,

    laboratorium biologi, laboratorium cendawan, laboratorium

    bakteri, laboratorium elektroforesis (penanda genetik),

    laboratorium virus, laboratorium nematoda dan satu

    laboratorium pengembangan teknik kultur jaringan. Pada

    tahun 2019 pelaksanaan pengujian yang akan dilaksanakan

    sebanyak 1000 sampel (contoh benih).

  • 14 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    5. Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

    Dalam rangka standardisasi laboratorium pengujian benih

    (penerapan ISO/IEC 17025:2017) maka dilakukan kegiatan

    kerjasama/fasilitasi penerapan sistem mutu. Untuk tahun

    2019, Balai Besar PPMB-TPH akan melakukan kerjasama

    dengan beberapa laboratorium yang ada di BPSBTPH

    Provinsi. Kegiatan tersebut adalah memfasilitasi

    laboratorium penguji benih di daerah untuk menerapkan

    sistem manajemen mutu laboratorium sesuai SNI ISO/IEC

    17025:2017. Target fasilitasi penerapan sistem mutu

    sebanyak 8 laboratorium BPSBTPH di Indonesia.

    6. Penguatan Laboratorium Penguji Benih

    Dalam rangka menjaga kompetensi laboratorium pengujian

    perlu dilakukan survailen/asesmen/reakreditasi oleh KAN

    untuk menilai/mengevaluasi penerapan SNI ISO/IEC

    17025:2017 di laboratorium. Untuk itu laboratorium Balai

    Besar harus melakukan peningkatan yang terus menerus

    untuk memelihara akreditasi atau pemenuhan persyaratan

    reakreditasi. Keluaran yang diharapkan adalah tetap

    diakuinya kompetensi laboratorium pengujian benih Balai

    Besar PPMB-TPH oleh KAN baik melalui assesmen maupun

    reakreditasi.

    7. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi

    Balai Besar PPMB-TPH telah terakreditasi oleh KAN pada

    tahun 2011 sebagai Laboratorium Penyelenggara Uji

    Profisiensi (LPUP) dengan nomor akreditasi UPP-001-IDN.

    Reakreditasi telah dilakukan sebanyak satu kali pada tahun

    2014 dan telah dilakukan asesmen ulang pada tahun 2015

    sesuai dengan kebijakan dari KAN yaitu perubahan nama

    dan nomor registrasi yang semula Laboratorium

  • Balai Besar PPMB - TPH 15

    LAPORAN KINERJA

    Penyelenggara Uji profisiensi dengan Nomor UPP-001-IDN

    berubah menjadi Penyelenggara Uji Profisiensi dengan Nomor

    PUP-001-IDN. Sebagai penyelenggara uji profisiensi maka

    LPUP Balai Besar PPMB-TPH menyelenggarakan kegiatan uji

    profisiensi untuk laboratorium penguji benih yang ikut

    berpartisipasi. Target Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019

    adalah tetap diakuinya kompetensi laboratorium pengujian

    benih Balai Besar PPMB-TPH oleh KAN baik melalui

    assesmen maupun reakreditasi.

    8. Keanggotaan dalam Organisasi Internasional

    Berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan uji profisiensi yang

    diselenggarakan oleh ISTA antara lain: melakukan perbaikan

    hasil asessmen dari akreditasi ISTA, melakukan upaya dalam

    rangka persiapan administrasi maupun teknis, dan

    melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri

    tentang pembayaran iuran keanggotaan ISTA. Target sasaran

    adalah memperoleh sertifikat reakreditasi ISTA.

    9. Sertifikasi pelayanan publik Balai Besar PPMB-TPH

    Salah satu upaya yang dilakukan Balai Besar PPMB-TPH

    untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui

    penerapan SNI ISO/IEC 9001:2015, yang selanjutnya

    ditanyakan tingkat kepuasan masyarakat atas layanan

    tersebut melalui kuisioner. Balai Besar PPMB-TPH telah

    mendapat sertifikasi pelayanan publik oleh PT Sucofindo

    pada tahun 2014. Target dari sertifikasi pelayanan publik

    yaitu tetap disertifikasinya pelayanan publik Balai Besar

    PPMB-TPH oleh PT. Sucofindo.

    10. Uji Petik Mutu Benih

    Uji petik mutu benih yang beredar dilakukan untuk

    mengevaluasi tingkat mutu benih yang beredar di pasaran

  • 16 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    dan salah satu realisasi bantuan pemerintah pusat dalam hal

    pengawasan mutu terutama pada pengawasan hilir. Balai

    Besar PPMB-TPH melakukan uji petik mutu benih yang

    beredar dan melakukan pengujian di laboratorium untuk

    mengetahui tingkat mutu benih tersebut sehingga dapat

    diketahui kondisi mutu benih yang beredar di beberapa

    wilayah di Indonesia dan sebagai bahan masukan bagi

    pimpinan dalam menyusun pengembangan metode. Pada

    tahun 2019 akan dilakukan pengambilan contoh benih

    tanaman pangan di tujuh provinsi dengan jumlah sampel

    sebanyak 90 sampel (contoh benih).

    11. Bimbingan Teknis

    Dalam mendukung kegiatan pengujian di laboratorium

    diperlukan Pengawas Benih Tanaman/Analis Benih yang

    mampu melaksanakan pengujian dengan hasil yang akurat

    dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, pengetahuan

    dan keterampilan bagi Pengawas Benih Tanaman/Analis

    Benih dan pegawai Balai Besar PPMB-TPH mutlak

    diperlukan. Pelatihan yang diperlukan antara lain pelatihan

    teknis dan non teknis. Pelatihan teknis antara lain adalah

    pelatihan sistem mutu (ISO 9000, ISO 9001, SNI ISO/IEC

    17025:2017, ILAC G 13-2007), pelatihan bagi analis benih

    (pelatihan petugas pengambil contoh benih dan pelatihan

    analis pengujian laboratorium). Untuk meningkatkan

    keterampilan pegawai dari segi non teknis, Balai Besar PPMB-

    TPH merencanakan mengikutsertakan dalam pelatihan

    peningkatan SDM antara lain SAI/SIMAK BMN, Simpeg,

    Bendahara, 3M, Kepegawaian, pengadaan barang dan jasa

    (Perpres 70 tahun 2012) dan lain-lain. Target jumlah peserta

    pelatihan teknis, umum dan magang sebanyak 115 orang.

  • Balai Besar PPMB - TPH 17

    LAPORAN KINERJA

    12. Administrasi Pelaksanaan Kegiatan

    Terlaksananya Pengelolaan administrasi satker didasarkan

    pada peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga

    diperoleh pengelolaan administrasi yang tertib dan akuntabel

    selama satu tahun secara terus menerus. Pembinaan dan

    pengawasan pengelolaan administrasi untuk menghindari

    penyalahgunaan dan kerugian negara.

    13. Jurnal/Majalah Vigor

    Untuk menginformasikan dan menyebarluaskan hasil

    kegiatan pengembangan dan pengujian mutu benih di

    laboratorium, Balai Besar PPMB-TPH menerbitkan

    majalah/jurnal sebagai sumber informasi khususnya yang

    berkaitan dengan bidang perbenihan kepada masyarakat,

    aparatur pertanian dan pemangku kepentingan yang terkait.

    Penerbitan majalah vigor ini dilaksanakan sebanyak tiga edisi

    atau 600 eksemplar yang memuat informasi tentang hasil-

    hasil pengujian mutu benih di laboratorium dan informasi

    lainnya yang terkait dengan kinerja Balai Besar PPMB-TPH.

    14. Pengelolaan Data Base/Website

    Terlaksananya penyusunan database/Website berupa sistem

    informasi perbenihan secara komputerisasi dan

    terselenggaranya website mengenai pengembangan pengujian

    mutu benih yang mutakhir di Balai Besar PPMB-TPH. Target

    pencapaian sasaran adalah tersedianya laporan tentang data

    hasil-hasil pengujian mutu benih selama satu tahun sehingga

    pencarian data menjadi lebih cepat dan efisien dengan target

    satu laporan.

  • 18 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    15. Pameran Pertanian

    Terlaksananya penyebarluasan informasi pengembangan

    mutu benih tanaman pangan dan hortikultura kepada

    masyarakat dan stakeholder melalui kegiatan pameran.

    Target pencapaian sasaran yaitu terselenggaranya pameran

    pembangunan pertanian sebanyak satu laporan pelaksanaan

    pameran sehingga masyarakat dan stakeholder mengetahui

    informasi tentang teknologi pengembangan pengujian mutu

    benih.

    16. Laporan Bulanan dan SIMONEV, LAKIN, SPI dan Laporan

    Tahunan

    Terlaksananya penyusunan Laporan Bulanan, Laporan

    Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV), Laporan Kinerja, Sistem

    Pengendalian Intern (SPI), dan Laporan Tahunan Balai Besar

    PPMB-TPH. Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat

    memberikan informasi tentang capaian pelaksanaan kegiatan

    dan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat diambil

    langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja Balai dan

    mencari solusi pemecahan apabila terdapat hambatan/

    kendala dalam pelaksanaannya. Target pencapaian sasaran

    adalah 31 laporan.

    17. Pengelolaan Urusan Kepegawaian dan Tata Usaha

    Terselenggaranya pengelolaan urusan kepegawaian dan tata

    usaha perkantoran dalam rangka peningkatan kualitas

    pelayanan di bidang kepegawaian dan tata usaha dengan

    target pencapaian sasaran sebanyak 2 laporan.

    18. Penyusunan Laporan SAI dan SABMN

    Terlaksananya Penyusunan Laporan Sistem Akuntansi

    Instansi dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN)

  • Balai Besar PPMB - TPH 19

    LAPORAN KINERJA

    untuk mengetahui keadaan keuangan dan asset Satuan Kerja

    Balai Besar PPMB-TPH yang meliputi: neraca keuangan,

    realisasi anggaran belanja, pernyataan tanggung jawab dan

    Catatan atas Laporan Keuangan dari Kuasa Pengguna

    Anggaran. Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini yaitu

    meningkatnya kualitas Laporan Keuangan (SAI) sebanyak 12

    laporan dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN)

    sebanyak dua laporan.

    19. Jumlah laboratorium yang melaksanakan uji profisiensi

    Tujuan uji profisiensi adalah melakukan evaluasi kinerja

    dalam pengujian tertentu atau pemantauan kinerja

    laboratorium berkesinambungan, identifikasi permasalahan

    di laboratorium serta inisiasi tindakan untuk peningkatan

    kepercayaan pelanggan terhadap laboratorium, identifikasi

    perbedaan antar laboratorium, evaluasi karakteristik kinerja

    dari sebuah metode sering dinyatakan sebagai uji coba

    kolaboratif (SNI ISO/IEC 17043:2010). Pada tahun 2019

    target peserta uji profisiensi sebanyak 35 laboratorium

    peserta.

    20. Layanan Perkantoran

    Terbayarnya gaji pegawai, tunjangan-tunjangan, honorarium

    dan lembur dengan target sasaran 742 OB untuk belanja

    pegawai. Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan

    perkantoran juga tercapai dengan dilaksanakannya

    pemeliharaan gedung dan halaman kantor, perbaikan

    peralatan kantor, perawatan kendaraan roda dua dan empat,

    langganan daya dan jasa dan belanja keperluan operasional

    perkantoran selama 1 tahun.

  • 20 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    21. Perlengkapan sarana gedung dan inventaris kantor

    Kegiatan ini bertujuan menyediakan sarana gedung dan

    fasilitas perkantoran guna mendukung kelancaran tugas dan

    fungsi Balai berupa pengadaan meubeleir. Untuk mendukung

    pelaksanaan pengujian mutu benih di laboratorium dan

    kegiatan-kegiatan di Balai Besar PPMB-TPH dilakukan

    pengadaan kendaraan roda 4 sebanyak 2 unit; kendaraan

    roda 2 sebanyak 12 unit; lemari arsip 5 unit; rak loker besi 4

    pintu 2 unit; lemari loker besi 2 pintu 1 unit; filling kabinet 1

    unit; meja penerima tamu 1 paket; filling kabinet arsip 7 unit;

    personal komputer 2 unit; laptop 3 unit; proyektor 1 unit;

    computer desktop 4 unit; notebook 6 unit; notebook

    multimedia 1 unit; server 1 unit; printer laser 4 unit; printer

    ink jet 4 unit; UPS 1 unit; sistem informasi manajemen

    laboratorium 1 paket; televisi 3 unit; dan AC 6 unit.

    22. Alat laboratorium

    Kegiatan ini bertujuan menyediakan sarana gedung dan

    fasilitas perkantoran guna mendukung kelancaran tugas dan

    fungsi Balai Besar PPMB-TPH berupa pengadaan alat

    laboratorium. Untuk mendukung dan menunjang

    pelaksanaan pengujian mutu benih di laboratorium, maka

    dilakukan pengadaan alat laboratorium sebanyak 13 unit

    yang terdiri dari: Thermal Cycler 1 unit; power supply

    elektroforesis 1 unit; analitycal balance 1 unit; refrigerator 1

    unit; mill husker 5 unit; mikroskop stereo 2 unit; mikroskop

    trinokuler 1 unit; dan grinder 1 unit.

    23. Rehabilitasi dan renovasi gedung dan bangunan

    Kegiatan ini bertujuan menyediakan sarana gedung dan

    fasilitas perkantoran guna mendukung kelancaran tugas dan

    fungsi Balai berupa pengadaan alat laboratorium. Untuk

  • Balai Besar PPMB - TPH 21

    LAPORAN KINERJA

    mendukung dan menunjang pelaksanaan kegiatan di Balai

    Besar PPMB-TPH dilakukan rehabilitasi dan renovasi gedung

    dan bangunan yaitu untuk rehabilitasi rumah kaca seluas 87

    m2; renovasi gedung kultur jaringan 40 m2; renovasi ruang

    laboratorium dan ruang kantor 290 m2; renovasi kamar

    mandi 19 m2; renovasi aula dan ruang Kepala Balai Besar

    136 m2; renovasi lantai laboratorium 125 m2; dan renovasi

    ruang penyimpanan benih dan koleksi benih126 m2.

    2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2019

    Perjanjian Kinerja tahun 2019 merupakan bagian dari dokumen

    yang diperjanjikan antara Kepala Balai Besar PPMB-TPH dengan

    Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan merupakan dokumen

    perjanjian kinerja selama satu tahun, khususnya dalam

    mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu

    program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman

    pangan.

    Selanjutnya Perjanjian Kinerja tahun 2019 ini dijabarkan lebih

    lanjut ke dalam indikator kinerja sebagai acuan penilaian kinerja

    masing-masing kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja

    Utama (IKU) Kepala Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 berbeda

    dengan tahun-tahun sebelumnya. IKU tahun 2019 telah dibahas

    dengan pihak ketiga dalam rangka membuat indikator yang

    SMART.

    IKU Kepala Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 diusahakan telah

    selaras dan mendukung IKU Direktur Jenderal Tanaman Pangan

    dengan sasaran program:

    1. Meningkatkan kualitas layanan publik Ditjen Tanaman

    Pangan

    2. Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di

    lingkungan Ditjen Tanaman Pangan

  • 22 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    Berdasarkan sasaran program tersebut, sasaran kegiatan Kepala

    Balai Besar PPMB-TPH menjadi sebagai berikut:

    1. Meningkatnya kualitas layanan publik pengembangan

    pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura

    2. Meningkatnya pemanfaatan metode pengembangan

    pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan dan

    hortikultura

    3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan Balai Besar

    PPMB-TPH

    Dengan sasaran kegiatan tersebut, indikator kinerja Kepala Balai

    Besar PPMB-TPH sebagai berikut:

    1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai

    Besar PPMB-TPH dengan target 3,28 pada Skala Likert

    2. Rasio metode pengujian mutu benih yang dimanfaatkan

    penggunaan dibanding total metode pengujian mutu benih

    yang dihasilkan dengan target 100%

    3. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Balai Besar

    PPMB-TPH yang terjadi berulang dengan target 0

    4. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yangterjadi

    berulang (5 aspek SAKIP sesuai PermenPAN RB Nomor 12

    Tahun 2015) dengan target 0

  • Balai Besar PPMB - TPH

    LAPORAN KINERJA

    BAB 3

    AKUNTABILITAS KINERJA

  • Balai Besar PPMB - TPH 23

    LAPORAN KINERJA

    AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi

    Berdasarkan PermenPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang

    Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata

    Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka

    capaian kinerja dianalisa dengan:

    1. Membandingkan antara target dengan realisasi kinerja tahun

    ini;

    2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja

    tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

    3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini

    dengan target jangka menengah yang terdapat dalam

    dokumen perencanaan strategis organisasi;

    4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar

    nasional (jika ada);

    5. Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/

    penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah

    dilakukan;

    6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

    7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan

    ataupun kegagalan pencapaian kinerja

    Keberhasilan dan kegagalan setiap sasaran indikator yang

    dinyatakan dalam persentase, dengan mengacu pada kriteria

    ukuran keberhasilan yang digunakan oleh Kementerian

    Pertanian, sebagai berikut: (1). Sangat berhasil apabila capaian

    >100%, (2). Berhasil apabila capaian 80-100%, (3). Cukup

    berhasil apabila capaian 60-80%, dan (4). Kurang berhasil

    apabila capaian

  • 24 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    Dari empat indikator kinerja Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019,

    satu diantaranya dengan kategori capaian Sangat Berhasil

    (capaian diatas 100%) yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

    atas layanan publik Balai Besar PPMB-TPH. Sedangkan dua

    indikator yaitu rasio metode pengujian mutu benih yang

    dimanfaatkan pengguna dibanding total metode pengujian mutu

    benih yang dihasilkan dan jumlah temuan Itjen atas

    implementasi SAKIP yang terjadi berulang dengan kategori

    Berhasil. Sementara satu indikator tidak ada penilaian.

    Pengukuran pencapaian sasaran dan evaluasi akuntabilitasi

    kinerja pada masing-masing kegiatan sebagaimana terlihat pada

    Tabel 1.

    Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019

    No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi%

    CapaianKategori Keterangan

    1 Indeks Kepuasan Masyarakat

    (IKM) atas layanan publik Balai

    Besar PPMB-TPH

    Skala Likert 3,28 3,63 110,67 Sangat

    Berhasil

    2 Rasio metode pengujian mutu

    benih yang dimanfaatkan

    pengguna dibanding total metode

    pengujian mutu benih yang

    dihasilkan

    % 100 100 100 Berhasil

    3 Jumlah temuan BPK atas

    pengelolaan keuangan Balai

    Besar PPMB-TPH yang terjadi

    berulang

    Temuan 0 0 - - BBPPMB-TPH tidak

    menjadi sampel pada

    saat BPK melakukan

    pemeriksaan

    laporan keuangan

    Ditjen Tanaman

    Pangan tahun 2019

    4 Jumlah temuan Itjen atas

    implementasi SAKIP yang terjadi

    berulang (5 aspek SAKIP sesuai

    PermenPAN RB Nomor 12 Tahun

    2015)

    Temuan 0 0 100 Berhasil

    1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai

    Besar PPMB-TPH mencapai nilai 3,61 atau 110,06% dari

    target 3,28, dengan kategori Sangat Berhasil.

  • Balai Besar PPMB - TPH 25

    LAPORAN KINERJA

    2. Rasio metode pengujian mutu benih yang dimanfaatkan

    pengguna dibanding total metode pengujian mutu benih yang

    dihasilkan dengan hasil pengukuran atas 10 metode yang

    dihasilkan sebelumnya dimanfaatkan oleh 16 provinsi dengan

    capaian 100% dengan kategori Berhasil.

    3. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Balai Besar

    PPMB-TPH yang terjadi berulang, dengan target 0, namun

    realisasinya tidak dapat diukur karena Balai Besar PPMB-

    TPH tidak menjadi sampel pada saat BPK melakukan

    pemeriksaan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

    4. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi

    berulang (5 aspek SAKIP sesuai PermenPAN RB Nomor 12

    Tahun 2015) dengan target 0 dan realisasi 0 (100%) dengan

    kategori Berhasil, karena tidak ada temuan yang berulang

    dari hasil evaluasi SAKIP oleh tim Itjen.

    3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

    Evaluasi dan analisis capaian kinerja Balai Besar PPMB-TPH

    adalah sebagai berikut:

    3.2.1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai Besar PPMB-TPH

    Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan salah satu tolok

    ukur penilaian masyarakat terhadap kepuasan layanan Balai

    Besar PPMB-TPH. Metode yang digunakan dalam penilaian IKM

    adalah melalui metode survei terhadap pelanggan/customer dan

    penerima manfaat. Pengukuran IKM berpedoman pada Peraturan

    Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.080/4/2018

    tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Unit Kerja

    Pelayanan Publik lingkup Kementerian Pertanian.

    Sesuai Permentan, unsur survei pelayanan masyarakat ada

    sembilan unsur, yaitu: persyaratan pelayanan, prosedur

  • 26 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    pelayanan, kecepatan waktu dalam memberikan pelayanan,

    kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan, keseuaiaan produk

    pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kesopanan dan

    keramahan petugas, penanganan pengaduan pengguna layanan,

    dan kualitas sarana dan prasarana.

    Survei kepuasaan masyarakat dilaksanakan dengan mengisi

    kuisioner oleh semua pelanggan/costumer yang memanfaatkan

    pelayanan Balai Besar PPMB-TPH secara online melalui

    ikm.pertanian.go.id. Rekapitulasi dan pelaporannya

    dilaksanakan setiap semester yaitu periode Januari-Juni dan

    Juli-Desember. Dengan demikian dapat diketahui tingkat

    kepuasan masyarakat secara berkala dan juga sebagai bahan

    untuk menetapkan kebijakan dalam peningkatan kualitas

    pelayanan publik dimasa mendatang.

    Pengukuran IKM menggunakan Skala Likert, dimana setiap

    pertanyaan survei masing-masing unsur diberi nilai. Nilai

    dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata tertimbang dari

    masing-masing unsur pelayanan. Setiap unsur pelayanan

    memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut:

    Untuk memperoleh nilai IKM, digunakan pendekatan nilai rata-

    rata tertimbang dengan rumus:

    Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu

    antara 25-100, maka hasil penilaian tersebut diatas

    dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus:

    IKM unit pelayanan x 25

  • Balai Besar PPMB - TPH 27

    LAPORAN KINERJA

    Adapun kriteria hasil penilaian terhadap unsur pelayanan

    tersebut sebagai berikut:

    Tabel 2. Interprestasi Hasil Pengukuran IKM

    Nilai Nilai Interval Nilai Interval Mutu Kinerja Unit

    Persepsi IKM Konversi IKM Pelayanan Pelayanan

    1 1,00-2,5996 25,00-64,99 D Tidak Baik

    2 2,60-3,064 65,00-76,60 C Kurang Baik

    3 3,0644-3,532 76,61-88,30 B Baik

    4 3,532-4,00 88,31-100,00 A Sangat Baik

    Pada tahun 2019 telah dilaksanakan survei kepuasan

    masyarakat terhadap pelanggan yang memanfaatkan jasa atau

    pelayanan Balai Besar PPMB-TPH, antara lain pelayanan

    pengujian mutu benih, bimbingan teknis, inhouse training,

    magang, dan lain-lain. Survei dilaksanakan sepanjang tahun

    setiap bulan, namun dilaporkan ke Sekretariat Direktorat

    Jenderal Tanaman Pangan sebanyak dua kali yaitu periode

    semester 1 (Januari-Juni 2019) dan semester 2 (Juli-Desember

    2019). Rekapitulasi hasil survei kepuasan masyarakat dari

    Januari-Desember 2019 84 orang diperoleh nilai IKM Balai Besar

    PPMB-TPH tahun 2019 sebesar 3,63, dikonversi menjadi 90,76

    dengan kriteria Sangat Baik.

    Capaian IKM tahun 2019 sebesar 3,63 mencapai 110,67%

    dibandingkan target yang juga merupakan target akhir RPJMN

    2015-2019. Demikian juga bila dibandingkan terhadap capaian

    tahun 2018 meningkat 0,09 atau 2,54% dan meningkat 0,42

    (13,08%) terhadap rerata capaian IKM periode 2014-2018.

    Capaian IKM tahun 2019 tidak dapat dibandingkan dengan

    standar nasional, karena belum ada standarnya.

  • 28 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    Tabel 3. Capaian IKM Tahun 2014-2019

    2014 2015 2016 2017 2018 Rerata

    IKM 3,16 3,16 3,23 3,26 3,54 3,21 3,63

    Tahun2019

    Tabel 4. Perbandingan Capaian IKM Tahun 2019

    Rerata Capaian Target Capaian

    2014-2018 2018 2019 2019

    IKM 3,21 3,54 3,28 3,63

    % Capaian

    2019 thd 113,08 102,54 110,67

    Peningkatan nilai IKM tahun 2019 ini disebabkan karena

    peningkatan pelayanan yang diberikan oleh Balai Besar PPMB-

    TPH sehingga tingkat kepuasan pelanggan/costumer cukup

    tinggi bagi. Atas unsur pelayanan terendah tahun 2018

    dilakukan tindaklanjut dan perbaikan. Unsur pelayanan tersebut

    antara lain: prosedur layanan, produk layanan, dan penanganan

    saran dan keluhan pengaduan.

    Tindak lanjut yang telah dilakukan antara lain:

    1. Merevisi SOP pelayanan dan mensosialisasikannya terhadap

    petugas yang melaksanakan pelayanan;

    2. Mensosialisasikan bahwa Balai Besar PPMB-TPH telah bisa

    menerbitkan Blue certificate;

    3. Untuk memudahkan pelanggan/costumer menyampaikan

    keluhan atau pengaduan, maka kotak pengaduan diletakkan

    di tempat yang mudah terlihat dan menyediakan form

    pengaduan pada website Balai Besar PPMB-TPH. Selanjutnya

    percepatan penanganan pengaduan melalui WhatsApp atau

    media lainnya.

    Pelayanan yang diberikan berpedoman pada Standar Pelayanan

    Publik yang salah satunya pada pelayanan pengujian mutu

    benih. Disamping pelayanan pengujian, pelayanan lainnya yang

  • Balai Besar PPMB - TPH 29

    LAPORAN KINERJA

    diberikan Balai Besar PPMB-TPH antara lain penyelenggaraan uji

    profisiensi, fasilitasi sistem manajemen mutu laboratorium,

    bimbingan teknis, pendampingan magang dan lainnya.

    Dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, Balai

    Besar PPMB-TPH mengikuti standar pelayanan publik yang

    ditetapkan oleh Kepala Balai Besar PPMB-TPH yang telah

    diperbaharui Nomor 194.KP.430/C.3/4/2019 tentang Penetapan

    Standar Pelayanan Publik pada Jenis Pelayanan Pengujian Mutu

    Benih Laboratorium, Uji Profisiensi, dan Bimbingan Teknis.

    Secara kelembagaan, laboratorium penguji benih Balai Besar

    PPMB-TPH mendapatkan akreditasi baik nasional maupun

    internasional, yang meliputi:

    1. Laboratorium penguji benih diakreditasi oleh International

    Seed Testing Association (ISTA)

    2. Laboratorium penguji benih diakreditasi oleh Komite

    Akreditasi Nasional berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008

    (sekarang ISO/IEC 17025:2017)

    3. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi diakreditasi oleh

    Komite Akreditasi Nasional berdasarkan ISO/IEC 17043:2010

    4. Sertifikasi pelayanan publik Balai Besar PPMB-TPH

    berdasarkan ISO 9001:2015

    Disamping itu, Balai Besar PPMB-TPH selalu meningkatkan

    kompetensi petugas pelaksana pelayanan melalui bimbingan

    teknis, pelatihan, inhouse training, dan lain-lain.

    Dalam mendukung pencapaian indikator IKM atas layanan

    publik Balai Besar PPMB-TPH, Balai Besar PPMB-TPH

    melaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut:

    1. Penguatan Laboratorium Pengujian Benih

    Kegiatan penguatan laboratorium penguji benih merupakan

    kegiatan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium

  • 30 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    Balai Besar PPMB-TPH untuk memelihara dan meningkatkan

    kompetensi laboratorium dengan menerapkan sistem

    manajemen mutu berdasarkan ISO/IEC 17025:2017. Dalam

    rangka memelihara status akreditasi yang diberikan oleh

    KAN, kegiatan laboratorium Balai Besar PPMB-TPH pada

    tahun 2019 meliputi: (1) audit internal serta tindakan

    perbaikannya; (2) survailen II dan tindakan perbaikan; dan

    (3) sosialisasi dokumen sistem manajemen mutu. Realisasi

    fisik kegiatan mencapai 100%, sedangkan realisasi keuangan

    99,90%.

    2. Pelayanan Pengujian Mutu Benih

    Kegiatan pelayanan pengujian di Laboratorium Balai Besar

    PPMB-TPH mencakup kegiatan pengujian internal dan

    eksternal. Pengujian internal dilakukan untuk mendukung

    kegiatan uji profisiensi, uji petik mutu benih yang beredar,

    pemeliharaan ruang lingkup akreditasi serta pemeliharaan

    kompetensi alat serta analis, sedangkan pengujian eksternal

    merupakan permintaan pengujian dari pelanggan (customer).

    Dalam pelaksanaan kegiatan Pelayanan pengujian didukung

    oleh delapan laboratorium yaitu; Laboratorium Fisika,

    Laboratorium Biologi, Laboratorium Elektroforesis,

    Laboratorium Cendawan, Laboratorium Bakteri,

    Laboratorium Virus, Laboratorium Nematoda, serta

    Laboratorium Kultur Jaringan.

    Ruang lingkup pelayanan pengujian adalah uji eksternal yang

    meliputi uji servis untuk sertifikat ISTA, uji banding, uji

    profisiensi dari customer luar Balai Besar PPMB-TPH dan uji

    internal yang meliputi pemeliharaan ruang lingkup pengujian

    terakreditasi, uji banding unjuk kerja laboratorium/analis,

    pengecekan/kalibrasi alat untuk pengukuran.

  • Balai Besar PPMB - TPH 31

    LAPORAN KINERJA

    Target pada tahun 2019 sebanyak 1.000 sampel, realisasi

    pengujian sampai akhir tahun 2019 sebanyak 1.589 sampel

    atau 158,90% dari target, dengan realisasi keuangan

    mencapai 99,89%. Jumlah contoh benih yang masuk berasal

    dari pemeliharaan ruang lingkup sebanyak 696 sampel, uji

    profisiensi Balai Besar PPMB-TPH 632 sampel, dan uji servis

    141 sampel. Realisasi jumlah sampel yang diuji mengalami

    peningkatan dibandingkan dengan tahun 2018 yang hanya

    1.295 sampel.

    Gambar 1. Pengujian Mutu Benih (Salah Satu Pelayanan Balai Besar

    PPMB-TPH)

    3. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP)

    PUP Balai Besar PPMB-TPH adalah penyelenggara uji

    profisiensi bagi laboratorium penguji benih tanaman pangan

    dan hortikultura. Balai Besar PPMB-TPH merupakan PUP

    yang terakreditasi oleh KAN dengan ruang lingkup meliputi

    benih tanaman pangan dan hortikultura dengan parameter

    penetapan kadar air, analisis kemurnian, pengujian daya

    berkecambah dan penetapan berat 1.000 butir serta

    kesehatan benih (Cendawan terbawa benih Cabai).

    Tujuan dari kegiatan PUP dalam penguatan kelembagaan ini

    adalah pemeliharaan status akreditasi yang diberikan oleh

  • 32 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    KAN dan penyelenggaraan uji profisiensi untuk menilai

    kinerja laboratorium penguji benih di Indonesia.

    Dalam rangka pemeliharaan status akreditasi, beberapa

    kegiatan terkait PUP selama tahun 2019 antara lain: (1) audit

    kecukupan serta tindakan perbaikannya; (2) audit internal

    dan tindakan perbaikan; (3) asesmen reakreditasi dan

    tindakan perbaikan; (4) revisi dokumen sistem mutu; dan (5)

    kaji ulang manajemen. Realisasi fisik kegiatan mencapai

    100%, sedangkan realisasi keuangan 99,85%.

    4. Penyelenggaraan Uji Profisiensi

    Tujuan dari kegiatan penyelenggaraan uji profisiensi adalah

    untuk menilai unjuk kerja laboratorium penguji benih yang

    berpartisipasi pada kegiatan uji profisiensi tahun 2019.

    Peserta uji profisiensi berasal dari laboratorium yang telah

    diakreditasi oleh KAN maupun yang belum terakreditasi.

    Kegiatan ini merupakan salah satu monitoring jaminan mutu

    hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium peserta.

    Sasaran yang hendak dicapai yaitu penyelenggaraan kegiatan

    uji profisiensi yang diikuti oleh 35 laboratorium pengujian

    benih di Indonesia.

    Peserta uji profisiensi adalah laboratorium BPSBTPH dengan

    ruang lingkup pengujian benih tanaman pangan dan

    hortikultura serta laboratorium instansi lain atau

    laboratorium perusahaan swasta. Jumlah peserta uji

    profisiensi tahun 2019 sebanyak 58 peserta laboratorium.

    Komoditas yang diuji tahun 2019 adalah jagung (Zea mays)

    dan bayam (Amaranthus sp.). Parameter yang diuji meliputi

    penetapan kadar air (KA), analisis kemurnian (KM), dan daya

    berkecambah (DB). Peserta yang mengikuti uji profisiensi

  • Balai Besar PPMB - TPH 33

    LAPORAN KINERJA

    sebanyak 58 peserta, terdiri dari 53 peserta benih jagung dan

    41 peserta benih bayam.

    Realisasi fisik kegiatan uji profisiensi mencapai 165,71%,

    sedangkan realisasi keuangan 99,90%. Hasil evaluasi unjuk

    kerja peserta uji profisiensi sebagai berikut:

    a. Hasil uji homogenitas benih jagung dan bayam

    menunjukkan tidak signifikan heterogen, yang berarti

    contoh uji yang dikirimkan ke peserta adalah homogen.

    b. Hasil uji stabilitas benih jagung dan bayam menunjukkan

    hasil yang stabil.

    c. Semua peserta menyampaikan hasil uji, namun masih

    ditemukan laboratorium yang kurang cermat dan teliti

    dalam perhitungan, penulisan pelaporan dan penulisan

    kode bahan uji.

    d. Peserta yang mendapat nilai A (sangat memuaskan) dan B

    (memuaskan) pada bahan uji benih jagung untuk

    penetapan kadar air sebanyak 64%, analisis kemurnian

    86%, dan daya berkecambah 76%.

    e. Sedangkan pada bahan uji benih bayam perserta yang

    memperoleh nilai A dan B untuk penetapan kadar air

    sebanyak 39%, analisis kemurnian 73%, dan daya

    berkecambah 78%.

    Gambar 2. Penyelenggaraan Uji Profisiensi

  • 34 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    5. Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

    Penerapan sistem manajemen mutu laboratorium bertujuan

    untuk menciptakan laboratorium penguji benih yang sesuai

    standar dan membantu laboratorium penguji benih dalam

    menerapkan sistem manajemen laboratorium berdasarkan

    SNI ISO/IEC 17025:2017. Penerapan sistem manajemen

    mutu mengacu pada SNI ISO/IEC 17025:2017 yang

    merupakan persyaratan umum kompetensi laboratorium

    pengujian dan laboratorium kalibrasi. Laboratorium yang

    menerapkan sistem manajemen mutu secara efektif akan

    meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas

    sehari-hari. Penilaian dan pengakuan kompetensi

    laboratorium dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional

    (KAN) melalui program akreditasi laboratorium.

    Laboratorium yang terakreditasi berarti memiliki kompetensi

    minimal sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2017.

    Sertifikat hasil uji yang dikeluarkan oleh laboratorium

    terakreditasi dijamin mutunya, artinya hasil uji yang tertera

    dalam sertifikat itu akurat sesuai dengan kondisi sampel

    yang diuji dan datanya dapat dipertanggungjawabkan secara

    ilmiah dan secara hukum. Penggunaan benih bermutu tinggi

    yang dijamin dengan sertifikat hasil uji dari laboratorium

    yang terakreditasi akan dapat meningkatkan penggunaan

    benih secara lebih rasional.

    Balai Besar PPMB-TPH memberikan bimbingan teknis

    penerapan sistem manajemen mutu laboratorium kepada

    laboratorium yang melaksanakan tugas dan fungsi

    pengawasan dan sertifikasi benih. Bimbingan teknis

    diberikan melalui kegiatan fasilitasi penerapan sistem

    manajemen mutu laboratorium.

  • Balai Besar PPMB - TPH 35

    LAPORAN KINERJA

    Sasaran kegiatan penerapan sistem manajemen mutu

    laboratorium sebanyak delapan laboratorium penguji benih

    yaitu UPT BPSBTPH Provinsi Sumatera Utara, UPTD PSMB

    Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, UPTD BPSBTPH

    Provinsi Sumatera Selatan, UPTD BPSBTPH Provinsi Bali,

    UPTD PSBTPH Provinsi Kalimantan Timur, UPT PMSBPTPH

    Provinsi Sulawesi Tengah, BP2STP Provinsi Maluku Utara,

    dan BPSBTPH Provinsi Papua.

    Realisasi fisik kegiatan telah mencapai 100%, demikian juga

    realisasi keuangan 100,00%. Secara umum, tahapan kegiatan

    penerapan sistem manajemen mutu adalah sebagai berikut:

    a. Sosialisasi SNI ISO/IEC 17025:2017, ISTA Rules dan

    peraturan-peraturan terkait lainnya seperti Permentan,

    ketentuan akreditasi, uji profisiensi, dan lain sebagainya

    b. Bimbingan teknis penyusunan dokumen sistem mutu

    c. Bimbingan teknis penerapan sistem mutu ISO/IEC

    17025:2017 dan teknis pengujian mutu benih

    d. Bimbingan teknis proses akreditasi

    e. Pemantauan penerapan sistem mutu

    Rincian kegiatan penerapan sistem manajemen mutu pada

    delapan laboratorium UPTD BPSBTPH sebagai berikut:

    a. Provinsi Sumut: (1) bimbingan teknis penerapan sistem

    mutu ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian mutu

    benih; dan (2) bimbingan teknis proses akreditasi.

    Laboratorium UPT BPSBTPH Provinsi Sumatera Utara

    sedang dalam tahap menyelesaikan tindakan perbaikan

    hasil asesmen.

    b. Provinsi Kep. Babel: (1) bimbingan teknis penerapan

    sistem mutu ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian

    mutu benih; dan (2) bimbingan teknis proses akreditasi

  • 36 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    (pendaftaran permohonan akreditasi ke Komite Akreditasi

    secara online melalui KANMIS). UPTD PSMB Provinsi Kep.

    Babel sedang proses pendaftaran dan melengkapi

    dokumen di KANMIS.

    c. Provinsi Sumsel: (1) Bimbingan teknis penyusunan

    dokumen sistem mutu (berdasarkan ISO/IEC

    17025:2017); (2) bimbingan teknis penerapan sistem

    mutu dan teknis pengujian; dan (3) bimbingan teknis

    proses akreditasi. UPTD BPSBTPH Provinsi Sumsel

    sedang penyusunan draf dokumen sistem mutu

    berdasarkan ISO/IEC 17025:2017 dan dokumen lain

    untuk persiapan pengajuan permohonan akreditasi ke

    Komite Akreditasi Nasional.

    d. Provinsi Bali: (1) bimbingan teknis penerapan sistem

    mutu ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian mutu

    benih; dan (2) bimbingan teknis proses akreditasi

    (tindakan perbaikan terhadap temuan hasil asesmen).

    Tindakan perbaikan temuan ketidaksesuaian asesmen

    lapang telah dinyatakan memenuhi oleh Asesor Komite

    Akreditasi Nasional, menunggu keputusan akreditasi dari

    KAN.

    e. Provinsi Kaltim: (1) bimbingan teknis penerapan sistem

    mutu ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian mutu

    benih; dan (2) bimbingan teknis proses akreditasi

    (tindakan perbaikan terhadap temuan hasil asesmen).

    Tindakan perbaikan temuan ketidaksesuaian asesmen

    lapang telah dinyatakan memenuhi oleh Asesor Komite

    Akreditasi Nasional, menunggu keputusan akreditasi dari

    KAN.

  • Balai Besar PPMB - TPH 37

    LAPORAN KINERJA

    f. Provinsi Sulteng: (1) sosialisasi 17025:2017, ISTA Rules

    dan aturan lain; (2) bimbingan teknis penyusunan

    dokumen sistem mutu (berdasarkan ISO/IEC

    17025:2017); (3) bimbingan teknis penerapan sistem

    mutu ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian mutu

    benih; dan (4) bimbingan teknis proses akreditasi. UPT

    PMSBPTPH Provinsi Sulawesi Tengah sedang menyusun

    draf dokumen sistem mutu berdasarkan ISO/IEC

    17025:2017 dan melengkapi persyaratan dalam

    penerapan sistem manajemen mutu.

    g. Provinsi Malut: (1) sosialisasi 17025:2017, ISTA Rules dan

    aturan lain; (2) bimbingan teknis penyusunan dokumen

    sistem mutu (berdasarkan ISO/IEC 17025:2017); (3)

    bimbingan teknis penerapan sistem mutu ISO/IEC

    17025:2017 dan teknis pengujian mutu benih; dan (4)

    bimbingan teknis proses akreditasi. BP2STP Provinsi

    Maluku Utara sedang menyusun draf dokumen sistem

    mutu berdasarkan ISO/IEC 17025:2017 dan melengkapi

    persyaratan dalam penerapan sistem manajemen mutu.

    h. Provinsi Papua: (1) sosialisasi 17025:2017, ISTA Rules

    dan aturan lain; (2) bimbingan teknis penyusunan

    dokumen sistem mutu (berdasarkan ISO/IEC

    17025:2017); dan (3) bimbingan teknis penerapan sistem

    mutu ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian mutu

    benih. BPSBTPH Provinsi Papua sedang menyusun draf

    dokumen sistem mutu berdasarkan ISO/IEC 17025:2017

    dan melengkapi persyaratan dalam penerapan sistem

    manajemen mutu.

  • 38 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    Gambar 3. Bimbingan Teknis Penerapan Sistem Manajemen Mutu

    Laboratorium di BPSB

    Selain itu, Balai Besar PPMB-TPH juga memfasilitasi

    beberapa laboratorium provinsi lain dalam proses

    penerapan sistem manajemen mutu, penyelesaian

    tindakan perbaikan baik hasil asesmen ataupun

    survailen, dan pengajuan permohonan akreditasi ke

    Komite Akreditasi Nasional. Beberapa laboratorium

    tersebut adalah BPSBTPH Provinsi Sulawesi Barat dan

    BPSB Yogyakarta.

    6. Sertifikasi Pelayanan Publik

    Dalam fungsi layanan ada dua hal yang sangat penting

    diperhatikan yaitu tugas/pekerjaan itu sendiri yang harus

    selesai sesuai syarat dan ketentuan yang ada, dan proses

    penyelesaian dalam bentuk layanan yang memuaskan bagi

    orang yang menerima layanan. Informasi yang ditemukan

    secara langsung sering kali mengungkapkan berbagai

    kelemahan pelayanan pemerintah yang mencerminkan

    ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan tersebut.

    Untuk itu, salah satu usaha yang dilakukan Balai Besar

    PPMB-TPH yaitu melakukan sertifikasi pelayanan publik

    dengan menerapkan SNI ISO/IEC 9001:2015. Balai Besar

    PPMBTPH telah disertifikasi pelayanan publik oleh PT

    Sucofindo pada tahun 2014. Target dari sertifikasi pelayanan

  • Balai Besar PPMB - TPH 39

    LAPORAN KINERJA

    publik yaitu tetap disertifikasinya pelayanan publik Balai

    Besar PPMB-TPH oleh PT. Sucofindo.

    Kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu: (1)

    audit internal pelayanan publik sesuai SNI ISO 9001:2015;

    (2) revisi Keputusan Kepala Balai Besar PPMB-TPH tentang

    pelayanan publik pada jenis pelayanan pengujian mutu benih

    laboratorium, uji profisiensi, dan bimbingan teknis; (3)

    tinjauan manajemen; dan (4) surveilen oleh PT. Sucofindo.

    Realisasi fisik kegiatan mencapai 100%, sedangkan realisasi

    keuangan 99,82%.

    7. Bimbingan Teknis

    Realisasi peserta bimbingan teknis mencapai 120 orang

    104,35% dari target 115 orang dan serapan anggaran

    99,85%. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka

    bimbingan teknis antara lain:

    a. Inhouse Training Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) Benih Padi

    Semakin pesatnya perkembangan ilmu bioteknologi, maka

    penting juga bagi Pengawas Benih Tanaman (PBT)

    terutama di Balai Besar PPMB-TPH untuk memahami dan

    mempelajarinya. Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan

    Inhouse Training Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) Benih Padi

    untuk meingkatkan pemahaman PBT dalam

    mengaplikasikan ilmu bioteknologi baik secara teori

    maupun praktikal di laboratorium.

    Inhouse training dilaksanakan pada tanggal 18-20

    Februari 2019 di Balai Besar PPMB-TPH. Peserta terdiri

    dari PBT Balai Besar PPMB-TPH sebanyak 25 orang.

    Narasumber berasal dari Balai Besar Penelitian

    Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB

    Biogen) Badan Litbang Pertanian. Dari hasil penilaian

  • 40 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    dapat disimpulkan tingkat pemahaman peserta dalam

    penerimaan materi dari narasumber semakin tinggi.

    b. Bimbingan Teknis Petugas Pengambil Contoh (PPC) dan

    Analis Laboratorium

    Dalam mendukung kegiatan pengujian di laboratorium

    diperlukan Pengawas Benih Tanaman/Analis

    Laboratorium yang mampu melaksanakan pengujian

    dengan hasil yang akurat dan dapat

    dipertanggungjawabkan Untuk itu, Balai Besar PPMB-

    TPH menyelenggarakan bimbingan teknis bagi Petugas

    Pengambil Contoh (PPC) dan analis laboratorium pada

    tanggal 22-26 April 2019 di Hotel Salak, Bogor. Peserta

    bimbingan teknis sebanyak 33 orang PPC dan 32 analis

    laboratorium dari 32 provinsi.

    Narasumber berasal dari Direktorat Perbenihan Ditjen

    Tanaman Pangan, IPB, Balai Kalibrasi Kementerian

    Perdagangan, dan Balai Besar PPMB-TPH. Hasil pre test

    dan post test memperlihatkan peningkatan nilai yang

    cukup signifikan yang mengindikasikan tingkat

    pemahaman para peserta cukup tinggi.

    c. Pelatihan SNI/IEC 17024:2012 Lembaga Sertifikasi

    Personel (LSP)

    Seiring dengan semakin kompetitifnya persaingan pasar

    global, sangat penting bagi Pengawas Benih Tanaman

    (PBT) memiliki sertifikat kompetensi sehingga dapat

    bersaing di pasar global. Balai Besar PPMB-TPH sudah

    selayaknya menjadi Lembaga Sertifikasi Personel (LSP)

    sehingga PBT dapat memiliki sertifikat kompetensi

    sehingga hasil kerja PBT tidak diragukan.

  • Balai Besar PPMB - TPH 41

    LAPORAN KINERJA

    Sehubungan dengan hal tersebut, maka Balai Besar

    PPMB-TPH melaksanakan pelatihan SNI/IEC 17024:2012

    LSP dengan narasumber dari BSN. Tujuan pelatihan ini

    antara lain:

    a. Memberikan pembekalan pengetahuan dasar tentang

    prinsip dan prosedur penyiapan langkah-langkah yang

    akan dilakukan dalam pembentukan LSP.

    b. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam

    penyusunan dokumen sistem mutu SNI/IEC

    17024:2012.

    Peserta terdiri dari pejabat Eselon III dan IV, PBT, dan staf

    lingkup Balai Besar PPMB-TPH sebanyak 30 orang.

    Meskipun peserta telah memahami tentang SNI/IEC

    17024:2012, namun dari tugas dan fungsi Balai Besar

    PPMB-TPH belum mendukung untuk menjadi LSP. Untuk

    itu perlu diusulkan perubahan tugas dan fungsi dalam

    mendukung Balai Besar PPMB-TPH menjadi sebuah LSP.

    Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Untuk IKM atas

    layanan publik Balai Besar PPMB-TPH

    Analisis efisiensi pengunaan sumber daya dilakukan dengan

    menghitung penghematan anggaran dalam mencapai output

    kegiatan. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214

    Tahun 2017, pengukuran efisiensi dilakukan dengan

    membandingkan penjumlahan dari selisih antara perkalian pagu

    anggaran keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan

    capaian keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan

    penjumlahan dari perkalian pagu anggaran keluaran dengan

    capaian keluaran. Rumus untuk pengukuran tersebut adalah:

  • 42 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    Keterangan : E : Efisiensi

    PAKi : Pagu Anggaran Keluaran i RAKi : Realisasi Anggaran Keluaran i

    CKi : Capaian keluaran i

    Tabel 5. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Untuk IKM atas layanan publik Balai Besar PPMB-TPH

    Efisiensi

    Target Realisasi Pagu Realisasi (%)

    1 Penguatan Laboratorium

    Pengujian Benih

    Sertifikasi 1 1 77.650.000 77.572.500 0,10

    2 Pelayanan Pengujian Mutu

    Benih

    Sampel 1.000 1.589 170.600.000 170.413.000 37,14

    3 Laboratorium Penyelenggara

    Uji Profisiensi (PUP)

    Sertifikasi 1 1 68.975.000 68.868.264 0,15

    4 Penyelenggaraan Uji

    Profisiensi

    Laboratorium 35 58 176.725.000 176.543.890 39,72

    5 Fasilitasi Penerapan Sistem

    Manajemen Mutu

    Laboratorium

    Laboratorium 8 8 180.950.000 180.945.862 0,00

    6 Sertifikasi Pelayanan Publik Sertifikasi 1 1 35.400.000 35.336.000 0,18

    7 Bimbingan Teknis Orang 115 120 500.080.000 499.318.990 4,31

    11,66 Rata-rata

    No Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

    Efisiensi rata-rata penggunaan sumberdaya untuk IKM atas

    layanan publik Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 sebesar

    11,66%. Hal ini menunjukkan bahwa Balai Besar PPMB-TPH

    dapat melakukan efisiensi penggunaan anggaran untuk

    mencapai indikator kinerja IKM yang ditetapkan.

    Efisiensi tertinggi dicapai pada komponen penyelenggaraan uji

    efisiensi yang mencapai 39,72%, karena realisasi fisiknya jauh

    melebihi target. Hal ini dikarenakan antusias peserta untuk

    mengikuti uji profisiensi yang diselenggarakan Balai Besar

    PPMB-TPH. Demikian juga dengan pelayanan pengujian dengan

    nilai efisiensi 37,14%, yang realisasi outputnya mencapai

    158,90% dari target.

  • Balai Besar PPMB - TPH 43

    LAPORAN KINERJA

    3.2.2. Rasio metode pengujian mutu benih yang dimanfaatkan pengguna dibanding total metode pengujian mutu benih

    yang dihasilkan

    Pengembangan metode pengujian mutu benih merupakan

    kegiatan utama Balai Besar PPMB-TPH. Dengan adanya

    pengembangan metode ini diharapkan dapat membantu

    memecahkan permasalahan dalam bidang pengujian, sertifikasi

    dan pengawasan peredaran benih sehingga petani akan

    menggunakan benih bermutu dan bersertifikat, yang akhirnya

    akan mendukung pada peningkatan produksi.

    Pengembangan metode pengujian mutu benih yang dilaksanakan

    oleh Balai Besar PPMB-TPH berpedoman pada ISTA Rules,

    selanjutnya dikembangkan, divalidasi, dan diverifikasi di

    laboratorium Balai Besar PPMB-TPH sendiri dan BPSB di daerah.

    Dengan demikian metode yang dikembangkan tidak semua dapat

    dimanfaatkan dalam tahun yang sama, kadang membutuhkan

    waktu dua sampai tiga tahun agar dapat dimanfaatkan dalam

    pengujian mutu benih.

    Pengukuran indikator kinerja rasio metode pengujian mutu benih

    yang dimanfaatkan penggunaan dibanding total metode

    pengujian mutu benih yang dihasilkan dilakukan dengan

    menyebarkan kuesioner ke BPSB tentang pemanfaatan metode

    pengujian mutu benih yang telah dilaksanakan oleh Balai Besar

    PPMB-TPH. Adapun metode yang dimanfaatkan merupakan

    sepuluh metode yang dihasil sejak tahun 2016-2019, dengan

    rincian satu metode tahun 2019, tiga metode tahun 2018, dan

    sisanya enam metode tahun 2016-2017. Adapun BPSB yang

    dipilih untuk mengisi kuisioner pemanfaatan metode sebanyak

    16 BPSB (50% dari keseluruhan BPSB se-Indonesia).

    Capaian indikator kinerja rasio metode pengujian mutu benih

    yang dimanfaatkan penggunaan dibanding total metode

  • 44 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    pengujian mutu benih yang dihasilkan sebesar 100% dengan

    kategori Berhasil. Ini berarti semua metode yang dihasilkan (10

    metode) semua dimanfaatkan oleh laboratorium BPSB di daerah.

    Capaian ini sama dengan pemanfaatan metode pada tahun 2018.

    Sepuluh metode pengujian mutu benih yang dihasilkan yang

    dimanfaatkan oleh laboratorium BPSB, yaitu:

    1. Beberapa jenis trier hasil validasi metode yang dapat

    digunakan untuk pengambilan contoh benih padi

    Pengembangan metode ini memperoleh beberapa jenis trier

    (alat pengambil contoh benih) yang dapat digunakan oleh

    Petugas Pengambil Contoh (PPC) sebagai alternatif apabila

    trier yang direkomendasikan ISTA tidak tersedia benih.

    Sehingga contoh benih yang diperoleh sesuai dengan

    parameter pengujian/analisis dan mewakili kelompok benih

    yang akan diuji.

    2. Penetapan kadar air benih kedelai secara cepat selama 1 jam

    menggunakan suhu 130-133oC

    Metode ini dilaksanakan dalam rangka pengujian kadar air

    benih kedelai secara cepat dengan menggunakan suhu tinggi

    130-133oC, 1 jam dapat menggantikan penetapan kadar air

    dengan metode oven suhu rendah (103ºC, 17 jam).

    3. Penetapan kadar air benih kacang tanah secara cepat selama

    1 jam menggunakan suhu 130-133oC dengan keseragaman

    pemotongan

    Sama dengan pengujian kadar air kedelai secara cepat,

    metode ini juga untuk menentukan kadar air pada benih

    kacang tanah secara cepat dengan metode oven suhu tinggi

    130-133oC dalam waktu 1 jam dan keseragaman

    pemotongan.

  • Balai Besar PPMB - TPH 45

    LAPORAN KINERJA

    4. Kalibrasi internal moisture meter dengan metode acuan (oven)

    Penetapan kadar air menggunakan moisture meter dapat

    mempercepat pengujian penetapan kadar air dengan hasil uji

    yang valid, sehingga dapat mempercepat pengujian penetapan

    kadar air. Namun laboratorium perlu melakukan kalibrasi

    moisture meter dengan metode acuan (oven) secara berkala

    untuk menjaga validitas alat.

    5. Analisis kemurnian kacang tanah dengan contoh kerja

    berbentuk polong menggunakan Pure Seed Definition Number

    (PSDN) 21

    Analisis kemurnian benih kacang tanah dengan PSD 21

    (Polong) dapat menggantikan analisis kemurnian kacang

    tanah dengan PSD 11 (Clean Seed). Penggunaan PSD 21 ini

    memudahkan analisis kemurnian kacang tanah yang dalam

    aturannya dapat mengakomodir benih dalam bentuk polong.

    6. Pengujian daya berkecambah benih kedelai pada media

    kertas dan pasir (pengulangan sampai 3x)

    Media kertas CD dan media pasir sama-sama dapat

    digunakan untuk pengujian daya berkecambah pada kedelai

    dengan daya berkecambah tinggi, untuk benih kedelai

    dengan nilai daya berkecambah rendah, pengujian daya

    berkecambah dilakukan dengan media pasir.

    Untuk alasan ekonomis, media pasir dapat digunakan sampai

    tiga kali pakai dalam pengujian daya berkecambah benih

    kedelai dengan catatan media diayak ulang dan disterilisasi

    menggunakan air panas sebelum digunakan.

  • 46 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    7. Penggunaan metode pematahan dormansi pada benih padi

    Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan cara pematahan

    dormansi benih padi varietas lokal, padi gogo dan padi rawa

    yang paling sesuai dan untuk mempercepat waktu

    pematahan dormansi benih padi. Kombinasi pemanasan oven

    suhu 50oC dan perendaman pada larutan KNO3, dapat

    direkomendasikan untuk pematahan dormansi benih padi.

    8. Pengujian nematoda Aphelenchoides besseyi terbawa benih

    padi

    Dari hasil pengembangan metode ini diperoleh standar

    parameter kesehatan benih padi yaitu maksimal jumlah

    nematoda Aphelenchoides besseyi sebanyak 898 spesimen

    (900 nematoda) per 400 butir masih aman, karena belum

    mempengaruhi hasil/produksi padi.

    9. Benih padi yang mengandung bakteri Xanthomonas oryzae pv

    oryzae (Xoo) lebih dari 7x108 cfu (colony form unit) mulai

    berpengaruh nyata menurunkan hasil panen

    Penyakit hawar daun bakteri atau Baterial Leaf Blight (BLB)

    disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae (Xoo)

    merupakan penyakit yang paling merugikan karena dapat

    mengurangi hasil panen dengan tingkat yang bervariasi. Dari

    kegiatan ini diperoleh bahwa jumlah bakteri 7x108 cfu per

    gram benih padi mulai berpengaruh pada hasil panen.

    10. Deteksi dan identifikasi bakteri Xanthomonas oryzae pv

    oryzae (Xoo) penyebab penyakit hawar daun bakteri pada

    benih padi

    Penyakit hawar daun bakteri (HDB) disebabkan oleh bakteri

    Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Patogen ini dapat

    menginfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan

  • Balai Besar PPMB - TPH 47

    LAPORAN KINERJA

    tanaman dari mulai pesemaian sampai menjelang panen.

    Penyakit ini juga tergolong penyakit terbawa benih (seed

    borne). Metode pengujian yang dilakukan menggunakan

    metode tidak langsung atau metode liquid assay dengan

    pencucian dan penghancuran benih. Dari kegiatan ini

    disimpulkan bahwa metode liquid assay modifikasi dapat

    digunakan untuk mempercepat pengujian bakteri Xoo

    terbawa benih padi.

    Laboratorium yang telah memanfaatkan sepuluh metode di 16

    provinsi yaitu: Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan,

    Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta, Jawa

    Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah,

    Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi

    Utara, Sulawesi Barat dan Papua.

    Tercapainya indikator metode pengujian mutu benih yang

    dimanfaatkan pengguna dibanding total metode pengujian mutu

    benih yang dihasilkan disebabkan karena metode yang

    dikembangkan dirasa sangat bermanfaat bagi analis di

    laboratorium daerah dalam rangka penyediaan benih

    bersertifikat terutama mendukung program dan kegiatan

    Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Meskipun pengujian

    kesehatan benih belum dilakukan pengujian rutin oleh

    BPSBTPH, karena kesehatan benih belum termasuk standar

    kelulusan benih dalam sertifikasi.

    Metode-metode tersebut agar bisa digunakan laboratorium di

    daerah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian tentang

    petunjuk teknis pengambilan contoh benih dan pengujian/

    analisis mutu benih tanaman pangan dan disebarkan melalui

    buku, buletin vigor, website, dan lain-lain.

  • 48 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    Disamping itu keberhasilan ini juga dipengaruhi oleh

    sumberdaya manusia yang melaksanakan pengembangan,

    validasi dan verifikasi metode di Balai Besar PPMB-TPH yang

    selalu meningkatkan kompetensi melalui pelatihan, bimbingan

    teknis, dan lain sebagainya, dan didukung oleh peralatan yang

    lengkap, dirawat dan dikalibrari secara berkala, serta dukungan

    dari institusi terkait seperti yaitu lembaga akreditasi nasional

    maupun internasional, perguruan tinggi, dan swasta.

    Namun demikian untuk memperoleh metode yang valid dan

    aplikatif diperlukan pelaksanaan validasi atau verifikasi yang

    berulang dan kadang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun

    anggaran.

    Beberapa kegiatan tahun 2019 yang mendukung pemanfaatan

    metode yang dihasilkan oleh Balai Besar PPMB-TPH baik yang

    bersifat teknis maupun manajemen, antara lain:

    1. Pengembangan/Validasi Metode

    Pada tahun 2019 Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan

    kegiatan pengembangan metode dalam rangka memecahkan

    permasalahan, kendala maupun harmonisasi perkembangan

    teknologi di bidang pengujian mutu benih. Dalam kegiatan

    pengembangan metode ini ada tiga jenis kegiatan yang

    dilaksanakan yaitu: verifikasi metode, validasi metode dan

    pengembangan/pengkajian metode. Kegiatan ini terdiri dari

    sepuluh judul, yaitu sebagai berikut:

    a. Evaluasi Mutu Benih Padi selama periode Transportasi

    b. Evaluasi Mutu Benih Jagung selama periode Transportasi

    c. Evaluasi Mutu Benih Kedelai selama periode Transportasi

    d. Evaluasi Kesehatan Benih Padi Lokal

    e. Verifikasi Metode Sertifikasi Benih Padi Sesuai OECD

    Seed Scheme

  • Balai Besar PPMB - TPH 49

    LAPORAN KINERJA

    f. Verifikasi Metode Pematahan Dormansi Benih Padi

    g. Deteksi Kemurnian Beberapa Benih Padi Lokal

    Menggunakan Marka Molekuler

    h. Validasi Uji Cepat Mutu Fisiologis Benih Padi dengan

    Metode Pemunculan Radikula (Radicle Emergence)

    i. Validasi Uji Cepat Mutu Fisiologis Benih Jagung dengan

    Metode Pemunculan Radikula (Radicle Emergence)

    j. Validasi Uji Cepat Mutu Fisiologis Benih Kedelai dengan

    Metode Pemunculan Radikula (Radicle Emergence)

    Diantara sepuluh metode tersebut, beberapa metode

    merupakan lanjutan dari tahun sebelumnya. Kegiatan yang

    dilaksanakan terkait pengembangan metode tersebut yaitu

    seminar proposal eksternal pada tanggal 7 Februari 2019 di

    Aula Balai Besar PPMB-TPH. Peserta seminar dari staf dan

    fungsional Balai besar PPMB-TPH, perwakilan Direktorat

    Perbenihan, Direktorat Serealia dan Direktorat Aneka Kacang

    dan Umbi. Narasumber yang memberikan masukan berasal

    dari IPB, Balai Besar Biogen, dan Balai Besar Padi.

    Seminar hasil pelaksanaan pengembangan metode telah

    dilaksanakan pada tanggal 14-15 November 2019 di IPB

    Convention Center, Bogor dengan narasumber dari IPB, Balai

    Besar Biogen, dan Balai Besar Padi. Peserta seminar selain

    dari internal Balai Besar PPMB-TPH juga mengundang

    beberapa BPSBTPH Provinsi dan stakeholder terkait. Seminar

    sekaligus membahas rancangan judul pengembangan metode

    pada tahun 2020.

    Realisasi fisik kegiatan pengembangan/validasi metode tahun

    2019 mencapai 100%, dan realisasi keuangan 99,98%.

    Sementara realisasi seminar juga terlaksana 100% dengan

    serapan anggaran 99,93%. Rincian realisasi kesepuluh

  • 50 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    pengembangan/validasi metode sampai dengan Desember

    2019 sebagai berikut:

    a. Evaluasi Mutu Benih Padi selama periode Transportasi

    Kegiatan ini bertujuan untuk: 1) memperoleh mutu benih

    padi selama periode transportasi; 2) memperoleh kemasan

    yang dapat mempertahankan mutu benih padi selama

    periode transportasi; dan 3) Untuk mengetahui titik kritis

    mutu benih padi selama periode transportasi.

    Kesimpulan yang diperoleh antara lain: 1) Kemasan

    plastik Polyethylene (PE) ketebalan 0,1 mm, merupakan

    kemasan terbaik yang dapat digunakan untuk

    transportasi benih padi dan dapat disimpan selama 3

    bulan setelah transportasi yang berasal dari lot sertifikat

    awal dengan kelas benih sebar, meskipun kemasan

    plastik PE 0,08 mm dan PP 0,08 mm juga dapat

    digunakan; 2) benih padi yang berasal dari lot sertifikat

    perpanjangan label yang mendekati masa edar dapat

    ditransportasikan tetapi tidak direkomendasikan untuk

    disimpan, jadi langsung digunakan oleh petani.

    Gambar 4. Pengawalan metode evaluasi mutu benih padi selama

    periode transportasi

  • Balai Besar PPMB - TPH 51

    LAPORAN KINERJA

    b. Evaluasi Mutu Benih Jagung selama periode Transportasi

    Pengembangan metode ini bertujuan untuk: 1)

    memperoleh mutu benih jagung selama periode

    transportasi; 2) memperoleh kemasan yang dapat

    mempertahankan mutu benih jagung selama periode

    transportasi; dan 3) Untuk mengetahui titik kritis mutu

    benih jagung selama periode transportasi.

    Kesimpulan yang diperoleh antara lain: Kemasan plastik

    Polyethylene (PE) dengan ketebalan 0,12-0,15 mm dapat

    digunakan untuk pengemasan benih jagung selama

    periode transportasi/pengiriman ke wilayah dengan jarak

    dan/atau waktu kirim tertentu dan dapat disimpan

    selama dua bulan setelah pengiriman benih jagung dalam

    kondisi suhu yang terkontrol.

    c. Evaluasi Mutu Benih Kedelai selama periode Transportasi

    Pengembangan metode ini bertujuan untuk: 1)

    memperoleh mutu benih kedelai selama periode

    transportasi; 2) memperoleh kemasan yang dapat

    mempertahankan mutu benih kedelai selama periode

    transportasi. 3) Untuk mengetahui titik kritis mutu benih

    kedelai selama periode transportasi.

    Kesimpulan dari metode ini adalah penyimpanan benih

    kedelai dengan menggunakan kemasan Polyethylene (PE)

    0,8 mm suhu ruang antara 20-28oC mampu

    mempertahankan benih sampai 2 bulan setelah masa

    kadaluarsa label, dan Benih kedelai yang sudah

    mendekati masa kadaluarsa label sebaiknya tidak

    ditransportasikan/dikirim.

  • 52 Balai Besar PPMB-TPH

    LAPORAN KINERJA

    d. Evaluasi Kesehatan Benih Padi Lokal

    Pengembangan metode ini bertujuan untuk

    menginventarisasi data patogen yang terbawa benih padi

    varietas lokal yang beredar di beberapa provinsi.

    Kesimpulan dari kegiatan ini diperoleh bahwa Beberapa

    benih padi varietas lokal masih banyak yang terinfeksi

    penyakit blast, kresek, busuk bulir, dan white tip, namun

    deteksi bakteri Xoo dan BG dengan uji PCR menggunakan

    metode isolasi DNA pada koloni bakteri yang

    ditumbuhkan diatas media PDA memerlukan optimasi

    program elektroforesis DNA untuk mendapatkan separasi

    Ladder yang lebih jelas.

    Gambar 5. Pelaksanaan metode evaluasi kesehatan benih p