Laporan Kwalitas Air

28
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KUALITAS AIR Disusun Oleh : Nama : Wisnu Hengki Saputra NIM : 11/14353/TP Jurusan : Teknik Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian Acara II : Pengukuran Parameter Kualitas Air (Suhu, pH, Konduktivitas, DHL, dan TDS) Co. Ass : Rizal Hambali

description

INSTIPER YOGYAKARTA

Transcript of Laporan Kwalitas Air

Page 1: Laporan Kwalitas Air

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KUALITAS AIR

Disusun Oleh :

Nama : Wisnu Hengki Saputra

NIM : 11/14353/TP

Jurusan : Teknik Pertanian

Fakultas : Teknologi Pertanian

Acara II : Pengukuran Parameter Kualitas Air (Suhu,

pH, Konduktivitas, DHL, dan TDS)

Co. Ass : Rizal Hambali

Pembimbing : Ir.Nuraeni Dwi Dharmawati, MP

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

2012

Page 2: Laporan Kwalitas Air

I. ACARA : Pengukuran Parameter Kualitas Air (Suhu, pH,

Konduktivitas, DHL, dan TDS)

II. HARI/TANGGAL :. Kamis, 07 Juni 2012

III. TUJUAN :

Beberapa hal yang menjadi tujuan dari praktikum sebagai berikut :

1. Mengetahui parameter kualitas air

2. Mampu mengukur suhu, pH, konduktivitas, DHL, dan TDS

IV. DASAR TEORI

A. Suhu

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi

suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu

menunjukkan energy yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam

suatu benda masing – masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan

maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energy atom –

atom penyusun benda, makin tinggi suhu suatu benda tersebut.

Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer.

Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celcius, Reamur,

Fahrenheit, Kelvin. Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu

adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika

menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan

menggunakan termometer.

B. pH

Konsentrasi ion hidrogen dalam air dinyatakan dengan pH, yaitu

logaritma 10 dari konsentrasi ion hidrogen dalam mole per liter. pH

menyatakan intensitas keasaman atau kebasaan dari suatu cairan. Air netral

mempunyai pH = 7,0 yang berarti bahwa jumlah ion H+ sama dengan jumlah

ion OH-. Air dengan pH < 7,0 berarti asam, menunjukkan bahwa ion OH -.

Lebih kecil dari pada jumlah ion H+. Kemudian air dengan pH > 7,0 berarti

basa.

Oleh Ayres dan Westcot (1976) dinyatakan bahwa pH air untuk irigasi

berkisar antara 6,5 – 8,4. Pengaruh pH dalam air terhadap tanaman adalah

Page 3: Laporan Kwalitas Air

secara tidak langsung. Umumnya pengaruh pH air terhadap tanaman yakni

pada kelarutan zat – zat hara di dalam tanah, persediaan unsur hara dalam

tanah dan sebagainya.

C. Konduktivitas dan DHL

Besarnya konsentrasi garam – garam yang terlarut dalam air

diklasifikasikan dengan konduktivitas elektriknya, sebab besar kecilnya daya

hantar listrik (DHL) dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi garam – garam

atau ion – ion yang ada dalam air atau disebut juga salinitas. Nilai DHL

selain merupakan fungsi dari konsentrasi ion dalam air juga sangat

dipengaruhi oleh temperatur air. Oleh karena itu perhitungan nilai DHL

harus distandarkan pada temperatur tertentu yaitu 250C. Nilai DHL akan

meningkat bila temperatur bertambah tinggi.

DHL diukur dengan mho yang berbanding terbalik dengan ohm.

Konduktivitas elektrik air ditentukan dengan menghitung tahanan listrik

antara dua elektroda yang paralel yang dicelupkan ke dalam air. Dasar satuan

untuk konduktivitas elektrik adalah mho/m atau mmho/cm atau mmho/cm

(mikromhos/cm).

D. TDS

Total padatan terlarut (TDS) adalah jumlah konsentrasi bahan – bahan

padat terlarut dalam air yang dapat berupa bahan organik maupun anorganik.

Total padatan yang terlrut merupakan bahan-bahan yang terlarut dalam

air yang tidak tersaring dengan kertas saring milipore dengan ukuran pori 0,45

µm. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang

terlarut dalam air,mineral dan garam-garamnya. Penyebab pertama terjadinya

TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum dijumpai

diperairan.sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul

sabun,detergen dan surfaktan yang larut air,misalnya pada air buangan rumah

tangga dan industri pencucian.

Total padatan yang tersuspensi adalah bahan-bahan tersuspensi

(diameter> 1 µm) yanmg tertahan pada saringan milipore dengan diameter pori

Page 4: Laporan Kwalitas Air

0,45 µm. TDS terdiri atas lumpur dan pasir halus veserta jasad-jasad renik

terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah dan erosi yang terbawa ke dalam

badan air. Masuknya padatan tersuspensi ke dalam perairan dapat

menyebabkan kekeruhan air. Hal ini menyebabkan menurunnya laju

fotosintesis fitoplankton, sehingga produktivitas primer perairan menurun,

yang pada gilirannya menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai makanan.

Padatan tersuspensi yang tinggi akan mempengaruhi biota di perairan melaui

dua cara. Pertama menghalngi dan mengurangi penetrasi cahaya ke dalam

badan air sehingga menghambat proses fotosintesiss oleh fitoplantonk dan

tumbuhan air lainnya. Kondiosi ini akan mengurangi pasokan oksigen terlarut

dalam badsan air. Kedua, secara langsung TDS yang tinggi dapat mengganggu

biota poerairan seperti ikan karena tersaring oleh insang. Menurut Fardiaz

(1992), padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi cahaya kedalam air,

sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosintesis dan kekeruhan

air juga semakin meningkat. Ditambahkan oleh Nybakken (1992), peningkatan

kandungan padatan tersuspensi dalam air dapat mengakibatkan penurunan

kedalaman eufotik,sehingga kedalaman perairan yang produktif menjadi turun.

Page 5: Laporan Kwalitas Air

V. ALAT DAN BAHAN

1. Alat :

A. Pengukuran suhu

a) Buku tulis dan peralatan tulis

b) Thermometer stick celcius : 1 buah

c) Gelas beaker : 4 buah

d) Gelas erlenmeyer : 4 buah

B. Pengukuran pH

a) Buku tulis dan peralatan tulis

b) Gelas beaker : 4 buah

c) Gelas erlenmeyer : 4 buah

d) pH meter : 1 buah

e) Kertas stick pH : 4 lembar

C. Pengukuran konduktivitas dan DHL

a) Buku tulis dan peralatan tulis

b) Thermometer stick celcius : 1 buah

c) Gelas beaker : 4 buah

d) Gelas erlenmeyer : 4 buah

e) Conductivity meter : 1 buah

f) Multitester : 1 buah

D. Pengukuran TDS

a) Buku tulis dan peralatan tulis

b) Thermometer stick celcius : 1 buah

c) Gelas beaker : 4 buah

d) Gelas erlenmeyer : 4 buah

e) TDS (Total Dissolved Solid) meter : 1 buah

2. Bahan :

a) Sampel air sungai : 1 botol

b) Sampel air selokan mataram : 1 botol

Page 6: Laporan Kwalitas Air

VI. CARA KERJA

A. Teoritis

1. Pengukuran Suhu

a) Menyiapkan sampel air di dalam gelas beaker

b) Mengukur suhu sampel menggunakan termometer

c) Mencatat hasilnya

2. Pengukuran pH

A. pH meter

a) Mengukur pH sampel air menggunakan pH meter

b) Mencatat nilai pH yang terbaca

B. Kertas stick pH

a) Mencelupkan kertas stick pH ke dalam gelas beaker yang berisi

sampel air

b) Mengamati perubahan warna yang muncul pada kertas stick pH

c) Mencocokkan warna kertas stick pH pada kotak warna pH untuk

mengetahui nilai pH

d) Mencatat hasilnya

3. Pengukuran konduktivitas dan DHL

a) Mengukur suhu contoh air dalam gelas beaker atau langsung di

lapangan

b) Mencatat suhunya

c) Mengatur tombol pengatur suhu hingga pada angka yang sesuai

dengan suhu contoh air

d) Mengatur tombol salinitasnya atas dasar konsentrasinya

e) Mencatat harga salinitasnya

f) Melakukan penghitungan nilai elektrik konduktivitasnya

4. Pengukuran TDS

a) Mengukur temperatur contoh air langsung di lapangan atau contoh

air dimasukkan ke dalam gelas beaker

b) Mencatat suhunya

c) Menekan tombol “ON”

Page 7: Laporan Kwalitas Air

d) Menekan tombol “TEMP”

e) Mengatur tombol pengatur suhu hingga sesuai dengan suhu contoh

air

f) Menekan tombol “TDS”

g) Menekan tombol “1999” mg/ltr

h) Mencatat konsentrasi TDS dalam mg/ltr

i) Melakukan penghitungan nilai TDS

B. Skematis

1. Pengukuran Suhu

a) Disiapkan sampel air di dalam gelas beaker

b) Diukur suhu sampel menggunakan thermometer

c) Dicatat hasilnya

Page 8: Laporan Kwalitas Air

2. Pengukuran pH

A. pH meter

a) Diukur pH sampel air menggunakan pH meter

b) Dicatat nilai pH yang terbacaB. Kertas stick pH

a) Dicelupkan kertas stick pH ke dalam gelas beaker yang berisi

sampel air

b) Diamati perubahan warna yang muncul pada kertas stick pH

c) Dicocokkan warna kertas stick pH pada kotak warna pH untuk

mengetahui nilai pH

Page 9: Laporan Kwalitas Air

d) Dicatat hasilnya

3. Pengukuran konduktivitas dan DHL

a) Diukurlah suhu contoh air dalam gelas beaker atau langsung di

lapangan

b) Dicatat suhunya

c) Diatur tombol pengatur suhu hingga pada angka yang sesuai dengan

suhu contoh air

d) Diatur tombol salinitasnya atas dasar konsentrasinya

e) Dicatat harga salinitasnya

f) Dilakukan penghitungan nilai elektrik konduktivitasnya

Page 10: Laporan Kwalitas Air

4. Pengukuran TDS

a) Diatur temperatur contoh air langsung di lapangan atau contoh air

dimasukkan ke dalam gelas beaker

b) Dicatat suhunya

c) Ditekan tombol “ON”

d) Ditekan tombol “TEMP”

e) Diatur tombol pengatur suhu hingga sesuai dengan suhu contoh air

f) Ditekan tombol “TDS”

g) Ditekan tombol “1999” mg/ltr

h) Dicatat konsentrasi TDS dalam mg/ltr

i) Dilakukan penghitungan nilai TDS

Page 11: Laporan Kwalitas Air

VII. HASIL PENGAMATAN

Tabel hasil pengamatan parameter kualitas air

Parameter Gelas beaker

I II III IV

Suhu (0C) 29 29,5 29 29

pH meter 7,63 7,58 7,34 7,25

pH kertas stick pH 7 7 7 7

DHL (KΩ) 7,5 8 8 8

EC (ms) 0,22 0,219 0,267 0,262

TDS (mmho/cm) 152,064 152,768 184,512 181,056

Perhitungan EC dan TDS :

A. Elektrik conductivity (EC)

EC (250 C) = EC (t) + t x 0,02 . EC (t)

Suhu t = 290 C - 250 C = 40 C

EC (t) 1 = 0,22 mS ; EC (t) 2 = 0,219 mS ; EC (t) 3 = 0,267 mS ;

EC (t) 4 = 0,2829 mS

EC Gelas beaker I = 0,22 + (4 x 0,02 . 0,22)

= 0,22 + (4 x 0,0044)

= 0,2376 mmho/cm

EC Gelas beaker II = 0,219 + (4,5 x 0,02 . 0,219)

= 0,219 + (4,5 x 0,00438)

= 0,2387 mmho/cm

EC Gelas beaker III = 0,267 + (4 x 0,02 . 0,267)

= 0,267 + (4 x 0,0534)

= 0,2883 mmho/cm

EC Gelas beaker IV = 0,262 + (4 x 0,02 . 0,262)

= 0,262 + (4 x 0,0524)

= 0,2829 mmho/cm

Page 12: Laporan Kwalitas Air

B. Total Dissolved Solid (TDS)

TDS (ppm) = 640 x EC (mmho/cm)

EC 1 = 0,2376 mmho/cm ; EC 2 = 0,2387 mmho/cm ;

EC 3 = 0,2883 mmho/cm ; EC 4 = 0,2829 mmho/cm

TDS Gelas Beaker I = 640 x 0,2376

= 152,064 ppm

TDS Gelas Beaker II = 640 x 0,2387

= 152,768 ppm

TDS Gelas Beaker III = 640 x 0,2883

= 184,512 ppm

TDS Gelas Beaker IV = 640 x 0,2829

= 181,056 ppm

Page 13: Laporan Kwalitas Air

VIII. PEMBAHASAN

Praktikum Kualitas Air kali ini dilakukan pengukuran terhadap

kualitas dari air. Dimana parameter yang akan diukur ialah suhu, pH,

konduktivitas, DHL, dan TDS. Dengan pengukuran kualitas air akan

diperoleh spesifikasi dari air yang diberi perlakuan berbeda, sehingga air

dapat dimanfaatkan sesuai dengan spesifikasi yang dimiliki.

Yang pertama kali dilakukan adalah melakukan pengukuran suhu.

Suhu adalah derajat tingkat kalor dalam suatu benda. Atau dalam kehidupan

sehari-hari kita biasa menyebutnya panas. Karena pengukuran secara

kualitatif dalam kehidupan sehari – hari kurang akurat, dan tidak bisa

dijadikan acuan yang pasti, dalam setiap pengukuran suhu pasti digunakan

pengukuran secara kuantitatif dengan menggunakan thermometer. Dari hasil

pengukuran suhu dengan menggunakan thermometer batang, setiap sampel

air mempunyai suhu yang hampir sama diantara 4 sampel air yang ada di

dalam 4 gelas beaker yaitu 290 C untuk gelas 1,. Dan 29,50 C untuk gelas 2,

290 C untuk gelas 3, dan 290 C untuk gelas 4.

Setelah suhu selesai diukur, dilanjutkan dengan pengukuran pH. pH

dapat diukur dengan menggunakan kertas stick indicator pH. Dari

peengukuran yang telah dilakukan ternyata setiap sampel air yang diambil

mengandung nilai pH yang sama antara 4 sampel air yang ada di dalam 4

gelas beaker, yaitu 7. Sedang untuk pengukuran menggunakan pH meter

mengandung nilai pH yang hamper sama namun mendekati sama. Hal ini

dimungkinkan karena pengukuran dengan menggunakan pH meter jauh

lebih teliti. Dari 4 sampel air yang ada di dalam 4 gelas beaker didapatkan

nilai 7,63 untuk gelas 1; 7,58 untuk gelas 2; 7,34 untuk gelas 3; 7,25 untuk

gelas 4.

Derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan disebut pH. Ia

didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.

Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental,

sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah

Page 14: Laporan Kwalitas Air

skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang

pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.

Air murni bersifat netral, dengan pH-nya 7 yang berarti bahwa jumlah

ion H+ sama dengan jumlah ion OH-. Larutan dengan pH lebih kecil dari 7

dikatakan bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih besar daripada 7

dikatakan bersifat basa atau alkali contohnya minuman yang banyak

mengandung soda.

Sedang pada air sungai nilai pH mengalami fluktuasi, hal ini

dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain: (i) Bahan organik atau limbah

organik. Meningkatnya kemasaman dipengaruhi oleh bahan organik yang

membebaskan CO2 jika mengalami proses penguraian, (ii) Bahan anorganik

atau limbah anorganik. Air limbah industri bahan anorganik umumnya

mengandung asam mineral dalam jumlah tinggi sehingga kemasamannya

juga tinggi, (iii) Basa dan garam basa dalam air seperti NaOH2 dan

Ca(OH)2 dan sebagainya. (iv) Hujan asam akibat emisi gas. pH air hujan ini

dapat mencapai 2 atau 3 berada jauh dibawah pH air hujan normal yaitu

sekitar pH 5,6. Hasil pengukuran pH pada daerah hulu, tengah dan hilir.

Selain kualitas air, parameter kualitas tanah merupakan faktor ekologis

lingkungan yang paling berperan dalam pertumbuhan dan penyebaran

vegetasi, (tekstur tanah, pH tanah dan salinitas tanah).

Untuk pengukuran EC memilki nilai yang berbeda – beda antara 4

sampel yang ada di dalam gelas beaker, sedangkan untuk pengukuran DHL

yang dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan nilai EC (t)

memiliki konsentrasi yang berbeda antara 4 sampel air yang ada di masing –

masing gelas beaker. Besarnya konsentrasi garam-garam yang larut dalam

air diklasifikasikan dengan konduktivitas elektriknya, sebab besar kecilnya

daya hantar listrik (DHL) dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi garam-

garam atau ion-ion yang ada dalam air atau disebut juga salinitas. Nilai

DHL ini merupakan fungsi dari konsentrasi ion dalam air juga sangat

dipengaruhi oleh temperatur air. Oleh karena itu perhitungan nilai DHL

Page 15: Laporan Kwalitas Air

harus distandarkan pada temperatur tertentu yaitu 250 C. Nilai DHL akan

meningkat bila temperatur bertambang tinggi.

Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air

alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar.

Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari

0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi

saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.

Untuk pengukuran TDS yang melalui perhitungan menggunakan

rumus diperoleh nilai yang berbeda antara 4 sampel yang ada di dalam gelas

beaker. Total padatan yang terlarut merupakan bahan-bahan yang terlarut

dalam air yang tidak tersaring dengan kertas saring milipore dengan ukuran

pori 0,45 µm. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan

organik yang terlarut dalam air,mineral dan garam-garamnya. Penyebab

pertama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum

dijumpai diperairan.sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul

sabun,detergen dan surfaktan yang larut air,misalnya pada air buangan

rumah tangga dan industri pencucian.

Page 16: Laporan Kwalitas Air

IX. KESIMPULAN

Dari hasil pengukuran dan pengamatan pada praktikum, dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Suhu adalah derajat kandungan kalor (energi) yang terdapat dalam suatu

benda, yang dalam kehidupan sehari hari kita mengenalx dalam bentuk

panas.

2. PH adalah derajat yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman

atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu benda

3. Daya hantar listrik (DHL) dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi garam –

garam atau ion – ion yang terkandung di dalam larutan

4. TDS adalah jumlah konsentrasi bahan – bahan padat yang terlarut dalam

air yang dapat berupa bahan organic maupun anorganik

5. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan kertas stick pH didapat pH

yang sama yaitu 7. Sedang pengukuran pH dengan menggunakan pH

meter mendapat hasil yang mendekati 7. Hal tersebut menunjukkan bahwa

pH meter jauh lebih teliti daripada kertas stick pH

6. Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C mendekati 7,0.

Larutan dengan pH lebih kecil dari 7 dikatakan bersifat asam, dan larutan

dengan pH lebih besar daripada 7 dikatakan bersifat basa atau alkalin

7. Hasil pengukuran pH menggunakan Kertas pH

a. Gelas I : pH = 7

b. Gelas II : pH = 7

c. Gelas III : pH = 7

d. Gelas IV : pH = 7

8. Hasil pengukuran pH menggunakan pH meter

a. Gelas I : pH = 7,63

b. Gelas II : pH = 7,58

c. Gelas III : pH = 7,34

d. Gelas IV : pH = 7,25

9. Hasil pengukuran suhu

a. Gelas I : 290C

Page 17: Laporan Kwalitas Air

b. Gelas II : 29,50C

c. Gelas III : 290C

d. Gelas IV : 290C

10. Hasil pengukuran DHL

a. Gelas I : 7,5 KΩ

b. Gelas II : 8 KΩ

c. Gelas III : 8 KΩ

d. Gelas IV : 8 KΩ

11. Hasil penghitungan EC

a. Gelas I : 0,22 ms

b. Gelas II : 0,219 ms

c. Gelas III : 0,267 ms

d. Gelas IV : 0,262 ms

12. Hasil penghitungan TDS

a. Gelas I : 152,064 mmho/cm

b. Gelas II : 152,768 mmho/cm

c. Gelas III : 184,512 mmho/cm

d. Gelas IV : 181,056 mmho/cm

Page 18: Laporan Kwalitas Air

X. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Buku Panduan Praktikum Pengelolaan dan Kualitas Air. Instiper, Yogyakarta.

Brinker, R. C. & P.R. Wolf (1986) Dasar-dasar Pengukuran air tanah.jilid1.Penerbit Erlangga, Jakarta.

Frick, H. (1979) Ilmu dan Alat Ukur air. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

McCoomac, Jack. 2004. Surveying. Fifth Edition. Clemson University.

Purworahardjo, U. (1986) Ilmu Ukur Tanah Seri C – Pengukuran Topografi.Institut Teknologi Bandung.

Mengetahui Yogyakarta, 14 Juni 2012 Co.Ass Praktikan

(Rizal Hambali) (Wisnu Hengki Saputra)