LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA PERAN ACCOUNT …eprints.uns.ac.id/4217/1/203321111201112201.pdf ·...
Transcript of LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA PERAN ACCOUNT …eprints.uns.ac.id/4217/1/203321111201112201.pdf ·...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA
PERAN ACCOUNT EXECUTIVE DALAM MELAYANI KLIEN
DI PT. FRESHBLOOD COMMUNICATION INDONESIA
Tugas Akhir ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Bidang Periklanan
Disusun oleh:
Rio Marshall. A. Tarigan
D1308112
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR BERJUDUL :
PERAN ACCOUNT EXECUTIVE DALAM
MELAYANI KLIEN DI PT. FRESHBLOOD
COMMUNICATION INDONESIA
Karya:
Nama : Rio Marshall. A. Tarigan
NIM : D1308112
Konsentrasi:
Periklanan
Disetujui Untuk Dipertahankan Di Hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program D III
Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Surakarta,……………………..….2011
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Drs. Hamid. Arifin, M. Si
NIP. 196005171988031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Tugas Akhir ini telah diujikan dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir
Program D III Komunikasi Terapan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hari :
Tanggal :
Panitia Ujian Tugas Akhir
Penguji 1 Penguji 2
Drs. Harjanto, M.Lib Drs. Hamid. Arifin, M. Si
NIP. 19606131986011001 NIP. 196005171988031002
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO:
“Tetap carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33)
No Sacrifice No Fire. Tidak ada pengorbanan, tidak akan ada semangat dalam
mengerjakan sesuatu.
Segala sesuatu terjadi bukan karena kebetulan, tetapi ada maksud Illahi di
dalamnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk :
v Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai serta memberikan
anugerah serta keselamatan untuk saya
v Keluarga yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya
v Teman-teman sepelayanan di Gereja Bethany Solo Baru
dan Fire Generation Ministry
v Seluruh teman-teman Advertising angkatan 2008
v Almamater tercinta FISIP UNS
KATA PENGANTAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Puji Tuhan penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
anugerah dan karunia-Nya yang tiada ternilai yaitu berupa keselamatan,
kesempatan, dan ilmu kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan
dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Pelaksanaan Kuliah Kerja Media 2011
pada bagian Account Executive di PT. Freshblood Communication Indonesia,
Solo.
Melaksanakan Kuliah Kerja Media di PT. Freshblood merupakan sebuah
kebanggan tersendiri bagi penulis karena di sana penulis menerima banyak sekali
ilmu dan pengalaman kerja berharga. Mulai dari berkomunikasi, berinteraksi, dan
bersosialisasi dalam dunia kerja maupun dalam menangani klien. Ilmu serta
pengalaman yang belum pernah penulis dapatkan sebelumnya sampai dunia
pekerjaan yang menuntut profesionalitas penulis dapatkan dari Kuliah Kerja
Media ini. Penulis menyadari benar dihadapkan pada dunia kerja yang
sesungguhnya.
Banyak bidang yang dipelajari oleh penulis selama melaksanakan KKM di
PT. Freshblood Indonesia selain itu banyak juga kendala yang dihadapi. Namun
selama proses belajar dan magang disana, kendala maupun hal - hal yang baru
tersebut justru semakin menuntut penulis untuk semakin belajar dan
mengembangkan kemampuan. Dalam kesempatan ini, Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media 2011:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
1. Ayah saya Rokimo Tarigan, Ibu saya Timaya Sinulingga, Adik-adikku Dimas
Binarivo Tarigan seta Galih Triananta Tarigan, serta keponakanku Balwin Ray
Tarigan. Terima kasih atas kasih sayang serta dukungan kalian.
2. Prof.Drs.Hj Pawito, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Ari, M. Si selaku Ketua Program Diploma III Komunikasi Terapan FISIP
UNS yang telah memberikan izin untuk melaksanakan Kuliah Kerja Media
2011.
4. Drs. Nuryanto selaku Ketua Jurusan Periklanan di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Dra. Indah Budi Rahayu selaku Pembimbing Akademik penulis yang telah
memberikan dukungan untuk melaksanakan perkuliahan serta KKM di PT.
Freshblood Indonesia.
6. Drs. Hamid Arifin, M.Si selaku pembimbing Kuliah Kerja Media yang
telah memberikan ilmu dan bimbingan selama KKM maupun proses
pembuatan Laporan Tugas Akhir.
7. Drs. Harjanto, M.Lib yang telah berkenan menjadi dosen penguji Laporan
Tugas Akhir.
8. Seluruh staf serta dosen - dosen pengajar di Jurusan Advertising FISIP UNS
yang telah memberikan ilmu-ilmu yang sangat berguna.
9. Irfan Sutikno serta Sony Sumantri, SH yang telah berkenan memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Kuliah Kerja Media dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
mengikutsertakan penulis dalam berbagai kegiatan Account Executive di PT.
Freshblood Indonesia.
10. Kakak-kakakku di PT. Freshblood Indonesia, Mbak Anastasia selaku
Marketing Manager, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan maupun berbagi pengalaman hidup kepada penulis di PT.
Freshblood Indonesia, Mas Yudi selaku Creative Director, Mas Anton selaku
Art Director, Mas Jeki serta Mbak Mitha selaku Creative Assistant , Mbak Eri
selaku HRD Manager, Mas Tunjung selaku Outdoor Manager , Mas Ari
selaku Media Marketing, Ibu dari Mas Ari, yang telah menyediakan makan
siang serta snack kepada penulis, Mbak Dwi selaku Media Assistant , Mbak
Ika dan Mbak Inggit selaku Bagian Administrasi, terima kasih banyak atas
ilmu, bimbingan serta keramah-tamahan kalian selama ini kepada Penulis.
11. Seluruh teman-teman di PMK FISIP UNS, Kine Klub FISIP UNS, dan teman-
teman dekat Advertising ’08 (kelas A dan B).
Sebagai manusia yang terbatas, penulis menyadari masih banyak sekali
kelemahan serta kekurangan dalam laporan Tugas Akhir ini sehingga penulis
meminta maaf atas hal tersebut. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga karya penulis ini menjadi
sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi kita bersama.
Surakarta, 29 Juni 2011
Rio Marshall. A. T
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i
PERSETUJUAN......................................................................................................ii
PENGESAHAN......................................................................................................iii
MOTTO..................................................................................................................iv
PERSEMBAHAN....................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Tujuan Kuliah Kerja Media..............................................................5
C. Instansi Tempat dilaksanakannya KKM…………..........................6
D. Metode Pengumpulan Data dan Informasi.........................................6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Iklan................................................................................8
B. Iklan dan Pemasaran.......................................................................15
C. Fungsi Periklanan...........................................................................21
D. Perencanaan dan Strategi Periklanan..............................................27
E. Biro Iklan........................................................................................32
BAB III. DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI
A. Sejarah PT. Freshblood Indonesia..................................................49
B. Struktur dan Personalia PT. Freshblood Indonesia........................50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
C. Identitas Perusahaan......................................................................51
D. Idealisme, Visi, Falsafah dan Positioning......................................52
E. Job Description tiap-tiap bagian.....................................................53
F. Logo Perusahaan dan Filosofi........................................................61
G. Lingkup Pelayanan Perusahaan......................................................63
H. Klien...............................................................................................68
I. Prestasi dan Reputasi Perusahaan..................................................76
BAB IV. PELAKSANAAN MAGANG
A. Persiapan Magang..........................................................................78
B. Pelaksanaan Kegiatan Magang.......................................................79
C. Lingkungan Kerja...........................................................................83
D. Fasilitas...........................................................................................83
E. Peluang dan Kendala......................................................................84
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................85
B. Saran...............................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Periklanan merupakan salah satu bagian industri ekonomi modern
yang pada zaman dahulu mungkin hanya bisa ditemukan di negara-negara
yang perekonomiannya cukup maju. Namun tidak untuk era globalisasi
sekarang ini dimana negara-negara yang sedang berkembang seperti
wilayah Asia mengalami kemajuan di bidang periklanan yang dapat
diketahui dari meningkatnya presentase produksi iklan serta meningkatnya
budget promosi barang serta jasa di negara-negara tersebut. Iklan
dipandang sebagai suatu alat komunikasi yang mampu mempengaruhi
serta membujuk orang untuk mengambil keputusan yang menguntungkan
bagi pihak pembuat iklan. Semua iklan ditujukan untuk mempengaruhi
kehendak, pemikiran, sikap, kepercayaan dan citra konsumen yang
berhubungan langsung dengan suatu merk produk atau jasa. Tujuan dari
industri periklanan ini mengarah kepada upaya untuk memepengaruhi pola
perilaku konsumen dalam mengapresiasi dan membeli produk-produk
yang ditawarkan.
Kebutuhan akan industri periklanan berkembang sejalan dengan
meningkatnya pertumbuhan penduduk serta semakin membanjirnya
produk serta jasa di pasaran. Salah satu hal yang banyak mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perkembangan periklanan adalah semakin tumbuhnya pola-pola produksi
secara massal di berbagai pabrik sehingga prdoduk-produk tersebut
membanjiri pasaran, terbukanya jaringan komunikasi darat, laut, serta
udara sehingga dengan mudah mendistribusikan barang produksi dari satu
tempat ke tempat yang lain dengan cepat dan terbuka. Terbitnya surat-
surat kabar serta majalah populer menjadi sarana yang menjanjikan untuk
tempat memasang iklan. Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
periklanan mempunyai kapasitas untuk mendorong dan memperluas
perkembangan ekonomi sebuah negara, dimana iklan dapat meningkatkan
permintaan terhadap produk yang dipublikasikan melalui iklan-iklan yang
ada. Hal itu dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
bahkan tingkat penggunaan iklan sekarang ini dapat dijadikan tolak ukur
tingkat perekonomian karena dari situ dapat dilihat tingkat konsumsi
barang-barang di pasaran.
Perkembangan di dunia iklan pada era globalisasi ini turut
mempengaruhi dunia media, baik media elektronik maupun media cetak.
Dengan semakin meningkatnya perkembangan media periklanan yang ada
membuat produsen barang dan jasa berlomba untuk memasarkan produk
dan jasa mereka serta meraih konsumen sebanyak mungkin karena dengan
semakin berkembangnya media maka semakin banyak juga sarana dan
tempat-tempat untuk mengiklankan produk serta jasa mereka baik melalui
media cetak maupun media elektronik. Dengan hadirnya para pakar
pemasaran maka perkembangan biro iklan di Indonesia juga sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ditentukan oleh meningkatnya kualitas pelayanan perencanaan dan
pemesanan media. Peningkatan ini tidak lepas dari perkembangan industri
media yang telah berlangsung sejak dua dekade ini. Tumbuhnya pemancar
komersial, masing-masing dengan gaya dan cara pendekatan yang
berbeda. Terbitnya puluhan majalah-majalah baru mulai dari yang bersifat
umum hingga majalah yang khusus bicara soal rambut, mobil, konstruksi
dan komputer. Terbitnya surat kabar yang berdomisili di ibu kota negara,
ibu kota propinsi atau ibu kota kabupaten, masing-masing dengan garapan
berita yang beda ruang lingkupnya. Adanya pilihan yang diberikan oleh
industri media dan tantangan untuk menemukan rancangan media yang
efektif dan terjangkau oleh biaya periklanan yang disediakan oleh
perusahaan pemakai jasa iklan, serta riset dan penelitian yang dilakukan
oleh perusahaan yang khusus bergerak dalam bidang jasa riset telah ikut
memberikan masukan yang sangat menunjang kualitas pelayanan jasa
perencanaan media. Fakta ini telah memberi warna khusus bagi kegiatan
periklanan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan secara tepat arah
dan terukur. Dengan melalui sarana beriklan tentu saja menggunakan
media periklanan, yaitu media “above the line” dan media “below the
line”. Media “above the line” (iklan lini atas) adalah iklan yang
menggunakan media, baik media cetak (majalah, koran) maupun media
elektronik (televisi, radio), media bioskop, media luar ruang (baliho,
spanduk, poster). Pemakai media periklanan ini mengharuskan adanya
komisi, dan biro iklan yang mengelolanya harus mendapatkan pengakuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari lembaga asosiasi pemilik media. Pengertian media ‘below the line’
(media lini bawah) adalah iklan-iklan yang tidak menggunakan
pembayaran komisi, misalnya saja pameran/eksibisi, lembaran iklan yang
dikirim melalui pos-pos ke rumah-rumah.
Biro iklan (advertising agency) dapat diartikan sebagai suatu
organisasi usaha yang memiliki keahlian untuk merancang,
mengkoordinasi, mengelola, dan atau memajukan merek, pesan, dan atau
komunikasi pemasaran untuk dan atas nama pengiklan dengan
memperoleh imbalan atas layanannya tersebut. Peran utama biro iklan
adalah merancang dan melaksanakan kampanye periklanan bagi para
kliennya. Namun, peran biro iklan tergantung dari jenis biro iklan tersebut,
ada yang menyediakan semua layanan, ada yang hanya menawarkan
media, ada biro iklan yang hanya merancang iklan dan ada pula yang
menawarkan layanan khusus. Namun, jika di lihat secara hukum, biro
iklan bertanggung jawab atas pembayaran di muatnya iklan dalam media.
“Kebiasaan dalam perdagangan” menyatakan bahwa apabila seorang
pemasang iklan mengalami kegagalan dalam pemenuhan kewajiban
pembayaran, maka biro iklanlah yang bertanggung jawab untuk membayar
tagihan atas nama kliennya. Dengan demikian, perusahaan periklanan
adalah termasuk kategori perusahaan jasa. Inilah gambaran mekanisme
kerja PT. FBC ( Freshblood Communication Indonesia) sebagai salah satu
biro iklan di kota Solo. PT. FBC Indonesia mempunyai seorang Acoount
Executive (AE) yang mempunyai peran sangat penting dalam kelancaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pekerjaan perusahaan. Secara teknis, AE berfungsi menjembatani antara
klien dan pihak biro dan klien pasti mengharapkan nilai lebih (value
added) dari biro untuk bekerjasama. AE berfungsi seperti konsultan bisnis
klien, sehingga AE juga harus mengerti kedalaman dari klien. Karena
seorang AE dipersiapkan untuk menjembatani antara klien dan pihak biro
iklan, maka diperlukan sikap profesionalisme dan wawasan yang luas
untuk dapat bekerjasama dengan klien. Dengan demikian tujuan internal
perusahaan biro iklan dapa tercapai dan demikian juga kepentingan
perusahaan klien yang ditangani.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dilaksanakannya Kuliah Kerja Media antara lain:
a. Tujuan Umum:
1. Untuk mendapatkan pengalaman serta ilmu pengetahuan bidang
periklanan khusunya pekerjaan seorang Account Executive.
2. Untuk memenuhi syarat menyelesaikan kuliah D3 Program Studi
Periklanan Fakultas Ilmu Sosial Politik dan Ilmu Sosial Universitas
Sebelas Maret Surakarta guna meraih gelar Ahli Madya Periklanan
UNS Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui bagaimana peran Account Executive dalam
melayani klien di PT. FRESHBLOOD COMMUNICATION
INDONESIA
2. Untuk mengetahui proses serta ketrampilan kerja bagian Account
Executive di PT. FRESHBLOOD COMMUNICATION
INDONESIA.
C. INSTANSI TEMPAT DILAKSANAKANNYA KKM
Nama Instansi : PT. FBC Indonesia ( Freshblood Communication
Indonesia )
Alamat NPWP : Jl. Honggowongso No.12 Kratonan Solo 57153
Alamat Kantor : Jl. Kacer I No.6 Depok Solo
Telp / fax : 0271- 76 55 733 / 0271- 76 55 744
Email : [email protected]
D. METODE PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI
Di dalam mencari data dan informasi pembuatan laporan Tugas Akhir
ini, penulis menggunakan beberapa cara, antara lain:
ü Interview / Wawancara
Cara pengumpulan data atau informasi dengan megajukan
berbagai pertanyaan kepada manajer, karyawan, dan pihak-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pihak yang bersangkutan dengan bagian Account Executive di
PT. FRESHBLOOD COMMUNICATION INDONESIA.
ü Observasi / Pengamatan
Cara pengumpulan data atau informasi secara langsung atau
tidak langsung pada objek penelitian.
ü Dokumentasi
Cara pengumpulan data atau informasi dengan cara
mempelajari, memahami informasi dan data yang berasal dari
dokumen, tulisan, arsip, buku-buku pedoman dan lain-lain yang
berhubungan dengan periklanan.
ü Kepustakaan
Cara mengumpulkan informasi atau data melalui membaca dan
mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah
yang dibahas dalam laporan ini.
ü Browsing
Cara mengumpulkan data dan informasi melalui pencarian data
dari internet yang berhubungan dengan masalah yang dibahas
dalam laporan ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian iklan
Otto Klepper (1986) seorang ahli periklanan asal Amerika merupakan orang
yang berjasa besar dalam meruntut asal muasal istilah advertising. Dalam bukunya
yg berjudul Advertising Procedure, dituliskan bahwa istilah advertising berasal
dari bahasa latin yaitu ad-vere yg berarti mengoperkan pikiran dan gagasan
kepada pihak lain. Jadi, pengertian seperti ini sebenarnya tidak ada ubahnya
dengan pengertian komunikasi sebagaimana halnya dalam ilmu komunikasi. Salah
satu pengertian komunikasi adalah mengoperkan pesan dari satu pihak ke pihak
lain, baik melalui lisan, media cetak, radio, televisi, komputer, media luar ruang,
dan sebagainya.
Istilah iklan juga sering dinamai dengan sebutan yang berbeda-beda. Di
Amerika sebagaimana halnya di Inggris, disebut dengan advertising. Sementara di
Perancis disebut dengan reclamare yang berarti meneriakkan sesuatu secara
berulang-ulang. Bangsa Belanda menyebutnya sebagai advertentie. Bangsa-
bangsa Latin menyebutnya dengan istilah advertere yang berarti berlari menuju ke
depan. Sementara bangsa Arab menyebutnya dengan sebutan I’lan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tampaknya istilah dari Arab inilah (yaitu I’lan, yang oleh karena
menggunakan lidah Indonesia melafalkannya menjadi kata ‘iklan’ ) kemudian
diadopsi ke dalam bahasa Indonesia untuk menyebut advertensi. Istilah periklanan
di Indonesia menurut catatan Bedjo Riyanto pertama kali diperkenalkan Soedardjo
Tjokrosisworo, seorang tokoh pers nasional pada tahun 1951 untuk menggantikan
istilah advertentie (dari bahasa Belanda) atau advertising (dari bahasa Inggris)
agar sesuai dengan semangat penggunaan bahasa nasional Indonesia (Riyanto,
2001).
Sebenarnya, di Indonesia sendiri istilah iklan sering disebut dengan istilah
lain, yaitu advertensi dan reklame. Kedua istilah tersebut diambil begitu saja dari
bahasa aslinya, yaitu bahasa Belanda (advertensi) dan Perancis (reclame), Namun
secara resminya, sebutan kata iklan lebih sering digunakan dibanding dengan
istilah advertensi dan reklame.
Soedardjo lebih memilih rujukan dari bahasa Arab untuk menyebut
advertentie atau reklame. Ia melafalkan kata I’lan dalam bahasa Arab untuk
diucapkan ke dalam lidah orang Indonesia sebagai istilah iklan. Istilah inilah yang
sampai sekarang populer digunakan. Pilihan Soedardjo atas istilah I’lan tersebut
didasari oleh semangat anti-Barat, khususnya Belanda yang menjajah bangsa
Indonesia saat itu. Semangat anti-Belanda itu tidak saja diwujudkan dengan
pertempuran mengusir Belanda dari tanah Indonesia, namun juga diperlihatkan
dengan tidak menggunakan istilah-istilah dari bahasa Belanda. Pencarian istilah
untuk menyebut advertenstie pun dilakukan hingga akhirnya dipilih istilah dari
bahasa Arab. Pemilihan istilah dari bahasa arab lebih dipilih karena faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penyebaran agama Islam yang begitu pesat di Indonesia ketika itu yang
menjadikan kebudayaan Arab lebih diterima oleh masyarakat, sehingga istilah
I’lan diadopsi sampai sekarang.
Beberapa ahli memaknai iklan dalam beberapa pengertian. Ada yang
mengartikan dalam sudut pandang komunikasi, murni periklanan, pemasaran, dan
ada pula yang memaknai dalam perspektif psikologi. Kesemua definisi tersebut
membawa konsekuensi arah yang berbeda-beda. Bila dalam perspektif
komunikasi cenderung menekankan sebagai proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan. Dalam perspektif iklan cenderung menekankan
pada aspek penyampaian pesan yang kreatif dan persuasif yang disampaikan
melalui media khusus. Perspektif pemasaran lebih menekankan pemaknaan iklan
sebagai alat pemasaran, yaitu menjual produk. Sementara dalam perspektif
psikologi lebih menekankan aspek persusasif pesan.
Dari pengertian iklan sebagaimana tersebut di atas sekalipun terdapat
beberapa perspektif yang berbeda-beda, namun sebagian besar definisi
mempunyai kesamaan. Kesamaan tersebut dapat dirangkum dalam bentuk prinsip
pengertian iklan, dimana dalam iklan mengandung enam prinsip dasar, yaitu
sebagai berikut:
1. Adanya pesan tertentu
Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Tanpa pesan, iklan
tidak akan berwujud. Bila di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa
tulisan, gambar atau bentuk apapun, bila di media radio, tidak akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terdengar suara apapun; bila di media televisi, tidak terlihat gambar dan
suara apapun; maka ia tidak dapat disebut iklan karena tidak terdapat
pesan.
Pesan yang disampaikan oleh sebuah iklan, dapat berbentuk perpaduan
antara pesan verbal dan pesan non verbal. Pesan verbal adalah pesan yang
disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Di dalam pesan verbal ia
merupakan rangkaian kata-kata yang tersusun dari huruf vokal maupun
konsonan yang membentuk makna tertentu. Bentuk pesan verbal lisan
dapat disampaikan melalui media cetak dan audio visual.
Semua pesan yang bukan pesan verbal adalah pesan non-verbal.
Sepanjang bentuk non verbal tersebut mengandung arti, maka ia dapat
disebut pesan komunikasi. Tau dalam istilah awam, dapat disebut bahasa
non verbal. Pesan non verbal dapat berupa non verbal visual; non verbal
auditif; dan non verbal non visual.
2. Dilakukan oleh komunikator (sponsor)
Pesan iklan ada karena dibuat oleh komunikator. Sebaliknya, bila tidak
ada komunikator, maka tidak akan ada pesan iklan. Dengan demikian, ciri
sebuah iklan adalah bahwa pesan tersebut dibuat dan disampaikan oleh
komunikator atau sponsor tertentu secara jelas. Komunikator dalam iklan
dapat datang dari perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga atau
organisasi, bahkan negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Dilakukan dengan cara non personal
Dari pengertian iklan yang diberikan, hampir semua menyepakati
bahwa iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukan secara non
personal. Non personal artinya tidak dalam bentuk tatap muka.
Penyampaian pesan dapat disebut iklan bila dilakukan melalui media
(yang kemudian disebut dengan media periklanan).
Media yang digunakan dalam kegiatan periklanan secara umum dapat
dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media lini atas (above the line) dan
media lini bawah (below the line). Media lini atas terdiri dari media
suratkabar, majalah, radio, televisi, dan film. Media lini atas memiliki
beberapa karakter yang khas, antara lain: (1) Informasi yang disebarkan
bersifat serempak. Artinya, dalam waktu yang sama dapat disebarkan
luaskan secara sama pula; (2) Khalayak penerima pesan cenderung anonim
(tidak dikenali secara personal oleh komunikator); (3) Mampu menjangkau
khalayak secara luas.
Sementara yang termasuk dalam kategori media lini bawah, misalnya
poster, leaflet, folder, spanduk, baliho, balon udara, direct mail, POINT
OF PURCHASE (POP), kemasan produk sisi luar dan kemasan dalam, bus
stop, bus panel, flyers, dan sebagainya. Media lini bawah juga memiliki
karakter yang khas, yaitu (1) Komunikan yang dijangkau terbatas, baik
dalam jumlah maupun luas wilayah sasaran; (2) Mampu menjangkau
khalayak yang tidak dijangkau media lini atas; (3) Cenderung tidak
serempak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam perkembangannya, media lini atas sekarang ini tidak banyak
mengalami perubahan. Dari dahulu, media lini atas hanya tertentu, yaitu
media surat kabar,tabloid, majalah, radio, film, dan televisi. Perkembangan
terakhir adalah dengan diciptakannya media internet, sebuah media
komunikasi yang dapat digunakan sebagai media periklanan yang bersifat
unik, karena cenderung personal namun memassa. Setelah ditemukannya
internet, media lini atas cenderung tidak terdapat lagi media yang baru.
Lain halnya dengan media lini bawah. Media jenis ini cenderung
bertambah, karena di tengah masyarakat periklanan menemukan media-
media baru yang bisa digunakan sebagai tempat di mana pesan
disampaikan. Perkembangan media lini bawah tersebut terjadi karena
pengiklan dituntut untuk menciptakan media alternatif yang berbeda
sebagai tempat menyampaikan pesan iklan, agar pesan tersebut selalu
menarik perhatian khalayak. Penciptaan media baru tersebut misalnya
melaui handphone, dinding lift, lantai swalayan atau toko dan sebagainya.
4. Disampaikan untuk khalayak tertentu
Iklan diciptakan oleh komunikator karena ingin ditujukan kepada
khalayak tertentu. Dalam dunia periklanan, khalayak sasaran cenderung
bersifat khusus. Pesan yang disampaikan tidak dimaksudkan untuk
diberikan kepada semua orang, melainkan kelompok target audience
tertentu. Sasaran khalayak yang dipilih tersebut didasarkan pada keyakinan
bahwa pada dasarnya setiap kelompok khusus audience memiliki
kesukaan, kebutuhan, keinginan, karakteristik, dan keyakinan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
khusus. Dengan demikian, pesan yang diberikan harus dirancang khusus
yang sesuai dengan target khalayak. Bilamana target audience diganti,
maka sudah tentu akan mempengaruhi bentuk strategi pesan iklan. Sebuah
bentuk dan strategi pesan tunggal tidak cocok untuk diterapkan atau
ditujukan pada semua khalayak.
5. Dalam penyampaian pesan tersebut, dilakukan dengan cara
membayar
Penyampaian pesan yang dilakukan dengan dengan cara bukan
membayar, oleh kalangan pengiklan dewasa ini dianggap sebagai bukan
iklan. Pesan komunikasi yang disampaikan dengan cara tidak membayar,
akan dimasukkan dalam kategori kegiatan komunikasi yang lain. Dalam
kegiatan periklanan, istilah membayar sekarang ini harus dimaknai secara
luas. Sebab, kata membayar sekarang tidak saja dilakukan denga alat tukar
uang, melainkan dengan cara barter berupa ruang, waktu, dan kesempatan.
6. Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu
Dalam sebuah visualisasi iklan, seluruh pesan dalam iklan semestinya
merupakan pesan yang efektif. Artinya, pesan yang mampu menggerakkan
agar mereka mengikuti pesan iklan. Semua iklan yang dibuat oleh
pengiklan dapat dipastikan memiliki tujuan tertentu, yaitu berupa dampak
tertentu di tengah khalayak. Dampak tertentu yang diharapkan oleh
pengiklan dapat berupa pengaruh ekonomis maupun dampak sosial.
Pengaruh ekonomis dalah dampak yang diharapakan dapat diwujudkan
oleh iklan untuk maksud-maksud mendapatkan keuntungan ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Misalnya, laku dan bertambahnya penjualan produk sehingga
mendapatkan keuntungan materi. Sementara dampak sosial adalah
keuntungan non ekonomi, yaitu terbangunnya citra baik berupa
penerimaan sosial oleh masyarakat.
B. Iklan dan Pemasaran
Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran
promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana
iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan
kepada masyarakat melalui suatu media. (Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan,
Pustaka Utama Grafiti, 1995)
Apa yang disebut sebagai pemasaran (marketing) sebenarnya lebih dari
sekedar mendistribusikan barang dari para produsen pembuatnya ke para
konsumen pemakainya. Pemasaran sesungguhnya meliputi semua tahapan, yaitu
mulai dari penciptaan produk hingga ke pelayanan purna jual setelah transaksi
penjualan itu sendiri terjadi. Salah satu tahapan dalam pemasaran tersebut adalah
periklanan. Tahapan-tahapan tersebut bagaikan mata rantai yang saling
berhubungan dan jalinannya akan terputus jika salah satu mata rantai itu lemah.
Dengan demikian, periklanan merupakan tahap yang sangat penting, sama
pentingnya dengan mata rantai yang lain dari proses pemasaran. Keberhasilan
mata rantai yang satu sangat menentukan mata rantai yang lain. (Frans Jefkins,
Periklanan, Jakarta, Erlangga, 1997)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dewasa ini, membicarakan pemasaran tidak dapat dilepaskan dari kegiatan
periklanan. Sebaliknya, menggeluti bidang periklanan juga akan sulit bila tidak
mengetahui pemasaran. Periklanan dan pemasaran merupakan dua hal yang sulit
untuk dipisahkan. Keduanya saling terkait antara satu dengan yang lain. Iklan
tidak pernah bisa lepas dari kegiatan pemasaran (marketing).
Dalam kegiatan pemasaran modern, periklanan merupakan bagian dari
kegiatan promotion mix (bauran promosi), bersama-sama dengan kegiatan
personal selling, publisitas, dan promosi dagang. Sementara itu, dalam perspektif
komunikasi pemasaran dan ekonomi, promotion mix tersebut merupakan bagian
dari kegitan marketing mix (bauran pemasaran). Dengan kata lain, dalam
perspektif ini, periklanan sebenarnya adalah bagian kecil dari kegiatan pemasaran
yang lebih luas.
Dewasa ini kegiatan periklanan disadari oleh banyak kalangan, terutama
industri, sebagai sesuatu yang penting. Dalam ilmu komunikasi pemasaran, iklan
merupakan investasi untuk menjaga hubungan yang berkesinambungan antara
perusahan dengan konsumennya. Bahkan menurut Bedjo Riyanto, iklan sama
pentingnya dengan investasi di bidang pengemasan (packaging) yang sasaran
akhirnya mencapai perolehan laba penjualan secara maksimal (Riyanto, 2001; 18).
Pada era modern seperti sekarang ini, pemasaran tidak sekedar membuat
barang sebaik mungkin lalu memasarkannya kepada konsumen, menetapkan harga
yang sesuai, serta menata (mendisplay) pada tempat yang menarik. Perusahaan
juga perlu melakukan komunikasi yang baik kepada calon konsumennya. Dalam
perspektif ini, perusahaan sebenarnya juga merupakan pihak komunikator yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menyampaikan pesan kepada komunikan melalui barang dan jasa yang
ditawarkannya. Untuk itu, perusahaan perlu melakukan komunikasi yang efektif
terhadap komunikannya.
Pemasaran tanpa beriklan bagaikan seseorang mempunyai produk bagus tapi
tak pernah ditawarkan pada pembeli. Akibatnya, pembeli tidak akan mengetahui
ada barang semacam itu. Jadi, bagaimana konsumen akan tertarik, melihat,
memilih, memakai atau mengkonsumsi produk itu bila konsumen tak pernah
mengetahui apa, bagaimana, dan dimana produk dapat ditemukan? Oleh karena
itulah, barang atau jasa yang dihasilkan perlu dikomunikasikan kepada publik.
Semakin luas dikomunikasikan kepada masyarakat, semakin pula luas barang atau
jasa tersebut dikenal. Sebaliknya, bila barang atau jasa tersebut tidak
dikomunikasikan, maka konsumen tidak mengenal barang itu. Bila tidak
mengenali barang atau jasa yang diproduksi, maka sulit kemungkinan agar
konsumen membeli atau memakai barang atau jasa yang diproduksi. Calon
konsumen mungkin tidak membeli atau memakai barang tersebut. Barangkali,
sikap itu dikarenakan konsumen tidak mengetahui keberadaan produk, tidak
menyukai produk (karena tidak dibujuk untuk suka), tidak mengerti kegunaan dari
produk yang diproduksi (karena tidak diberikan informasi yang cukup tentang
kegunaan produk), tidak mengerti berapa harganya (karena tidak diberitahu) dan
sebagainya. Dengan demikian, upaya mengkomunikasikan menjadi sesuatu hal
yang sangat penting.
Sebagai sebuah bentuk aktivitas komunikasi, pemasaran merupakan upaya
menyampaikan pesan kepada orang lain. Menyampaikan pesan dalam hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menitikberatkan pada dua makna utama, yaitu: pertama, berfungsi untuk
memberitahu atau menginformasikan (to inform) kepada orang lain atas produk
yang dibuat. Kedua, merupakan upaya mempengaruhi atau membujuk (to
persuade) orang lain (calon konsumen) supaya membeli, menggunakan produk
kita atau agar mereka tetap setia dengan produk yang kita hasilkan. Dalam
melakukan upaya pemasaran tersebut, dapat ditempuh dengan banyak cara, baik
memakai media (yaitu media lini atas maupun lini bawah), maupun tidak melalui
media (dalam bentuk komunikasi personal). Sehingga sifat kegiatan pemasaran
dapat dilakukan secara personal maupun non personal (melalui media). Dengan
demikian, istilah pemasaran memiliki arti yang sangat luas dan umum.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menopang sebuah kegiatan
promosi dilakukan dengan beberapa cara. Yaitu kegiatan periklanan
(advertisement), promosi dagang (sales promotion), publisitas( publicity),
penjualan pribadi (personal selling). Umumnya, keempat aktivitas ini dilakukan
secara bersama dan sinergis. Dalam ilmu pemasaran, keempat aktivitas ini secara
bersama-sama disebut dengan bauran promosi (promotion mix). Bauran promosi
itu sendiri merupakan bagian dari kegiatan pemasaran.
Menurut Daniel Starch sebagaimana dikutip oleh Bedjo Riyanto (2001), hal
lain yang membedakan kegiatan periklanan dan promosi adalah bentuk sasaran
yang ingin ditimbulkan. Bila dalam periklanan, sasarannya adalah “mengubah
jalan pikiran” (state of mind) calon konsumennya untuk membeli. Sedangkan
dalam kegiatan promosi, yang menjadi sasaran adalah “merangsang kegiatan
pembeli di tempat” (immediately stimulating purchase). Dalam segi tertentu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
periklanan juga berbeda dengan publisitas. Bila dalam periklanan merupakan
kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara membayar, maka dalam
publisitas dilakukan dengan cara non komersial (membayar ruang media yang
digunakan). Mengingat iklan merupakan bagian dari kegiatan promosi, maka
dapat pula disimpulkan bahwa iklan merupakan bagian dari aktivitas promosi, dan
bagian dari kegiatan pemasaran.
Dalam ilmu pemasaran, yang disebut dengan bauran pemasaran (marketing
mix) terdiri atas aspek product (produk), price (harga), place (tempat), dan
promotion (promosi). Jadi, kegiatan promosi merupakan bagian dari kegiatan
pemasaran secara luas.
Menurut Kotler, pemasaran diartikan sebagai proses sosial dengan mana
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka lakukan dan inginkan
dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan
kelompok lainnya (Kotler, 1990). Dari definisi tersebut, makna pemasaran pada
hakekatnya bertumpu pada konsep pokok atas kebutuhan, keinginan, dan
permintaan; produk; nilai (value) dan kepuasan; pertukaran atau transaksi; pasar;
serta pemasaran dan pemasar.
Kebutuhan berbeda dengan keinginan. Bila kebutuhan (need) merupakan
suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan atau disadari;
maka keinginan (want) merupakan hasrat untuk memperoleh pemuas-pemuas
tertentu untuk kebutuhan yang lebih mendalam. Dalam pemaknaan seperti ini,
maka kebutuhan memiliki cakupan pengertian (scope) yang lebih mendasar
dibanding keinginan. Kebutuhan cenderung mutlak diupayakan untuk dipenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bila tidak dipenuhi, kelangsungan hidup bisa jadi akan terganggu. Makanan dan
minuman adalah kebutuhan yang mutlak dipenuhi. Tanpa makanan dan minuman
orang akan terganggu kesehatannya, bahkan mati. Berbeda dengan keinginan,
sebab keinginan bisa tidak perlu diwujudkan. Pakaian merupakan kebutuhan.
Namun mengharapkan pakaian dengan aneka model merupakan bentuk keinginan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan mempunyai
arti yang lebih luas dibanding keinginan. Kebutuhan tidak merujuk pada jenis
barang dengan spesifikasi tertentu, sementara keinginan umumnya ditujukan pada
spesifikasi barang tertentu. Barangkali, dalam bahasa obat, kebutuhan adalah obat
generik sementara keinginan adalah obat bermerek. Sekalipun sama-sama
menyembuhkan, namun tampaknya konsumen menaruh gambaran yang lebih baik
atas obat bermerek tertentu sehingga lebih dipercaya menyembuhkan daripada
yang lain.
Melihat perilaku tersebut, menyadarkan kita bahwa sebenarnya khalayak
dalam mengkonsumsi barang maupun jasa, tidak sekedar mengkonsumsi produk
tersebut secara fisik an sich. Namun ada hal-hal lain yang mereka tambahkan
sebagai faktor ikutan dalam membeli barang dan jasa. Semua itu, tentu saja karena
andil dari aktivitas pemasaran dan iklan. (Rendra Widyatama, Pengantar
Periklanan, Buana Pustaka Indonesia, 2005)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Fungsi Periklanan
Saat ini terdapat banyak sekali produk yang dihasilkan oleh produsen.
Berbagai perusahaan pasti menghendaki produk-produk yang dihasilkannya dapat
diterima masyarakat. Berkait dengan hal tersebut, maka ia membutuhkan pihak
lain yang mampu mengkomunikasikan produknya secara professional kepada
masyarakat sekaligus membangkitkan keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi
produk. Di sinilah awal munculnya industri periklanan yang berskala besar.
Periklanan adalah suatu cara untuk menciptakan kesadaran dan pilihan. Kita
tidak membeli barang secara langsung kepada pabrikan, melainkan melalui agen
yang disebut para distributor. Distributor inilah yang menjual produk ke
masyarakat dengan menggunakan para penjual. Para penjual tersebut memerlukan
informasi yang actual yang perlu disampaikan kepada para khalayak berkenaan
dengan produknya. Informasi tersebut disampaikan melalui sejumlah media,
diantaranya suratkabar, majalah, radio, televisi maupun media-media lain. Ketika
pasar industri menerima informasi tersebut, mereka merespon untuk memilih dan
membeli produk. Akhirnya, kegiatan periklanan menjadi kegiatan yang di
dalamnya melibatkan perputaran uang yang sangat besar.
Iklan ada karena ia mempunyai fungsi. Dilihat sebagai alat, iklan dapat
digunakan untuk mencapai berbagai tujuan. Ia tergantung pada ke mana
komunikator hendak menvapai berbagai tujuan. Ia tergantung pada ke mana
komunikator hendak mengarahkan pesannya. Bisa jadi, iklan akan diarahkan
hanya pada upaya memberitahukan kepada masyarakat atas sesuatu hal. Artinya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iklan memang diharapkan hanya sekedar untuk mengetahui apa yang
disampaikan. Komunikator tidak bermaksud untuk lebih dari sekedar mengetahui
sesuatu, misalnya mengharap agar khalayak terbujuk atau mengikuti saran
sebagaimana yang disarankan dalam pesan iklan.
Berbagai fungsi tersebut dapat digunakan dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Jangka pendek adalah tujuan dimana iklan diharapkan mampu
memberikan damapak segera setelah iklan disampaikan di tengah masyarakt.
Contoh iklan yang membawa dampak pendek, misalnya iklan undian berhadiah,
dimana khalayak mungkin diminta untuk mengirimkan sejumlah kemasan dengan
rasa tertentu untuk dapat diikutsertakan dalam undian dengan hadiah yang
menggiurkan. Atas iklan semacam ini, merupakan iklan yang menghendaki efek
jangka pendek.
Sementara iklan yang menghendaki efek dalam jangka panjang yaitu
dampak yang baru dapat dipetik dalam kurun waktu yang lama setelah iklan
diluncurkan. Umumnya dampak jangka panjang yang diharapkan oleh pengiklan
adalah terbentuknya citra baik perusahaan. Dampak jangka panjang tersebut, pada
gilirannya juga bertujuan untuk meningkatkan penjualan. Namun kenaikan
penjualan tersebut baru dapat dirasakan setelah jangka waktu yang lama.
Berkait dengan tujuan iklan, meurut beberapa literature dituliskan secara
beragam. Menurut Alo Liliweri (1998) yang merangkum berbagai sumber tentang
tujuan iklan menuliskan bahwa iklan mempunyai fungsi yang sangat luas. Fungsi-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
fungsi tersebut meliputi fungsi pemasaran, fungsi komunikasi, fungsi pendidikan,
fungsi ekonomi, dan fungsi sosial.
Fungsi pemasaran adalah fungsi iklan yang diharapkan untuk membantu
pemasaran atau menjual produk. Artinya, iklan digunakan untuk mempengaruhi
khalayak untuk membeli dan mengkonsumsi produk. Hampir semua iklan
komersial memiliki fungsi pemasaran.
Mengingat iklan mampu berfungsi membantu pemasaran produk, maka
dalam kajian pemasaran, menempatkan iklan sebagai salah satu unsur pelangkap
pemasaran. Pemasaran tidak melakukan kegiatan periklanan, akan menyebabkan
pemasaran yang dilakukan tidak berjalan sempurna. Kegiatan periklanan
merupakan bagian dari kegiatan promosi. Sebagaimana diketahui, dalam aktivitas
promosi di dalamnya terdapat aktivitas lain bersama-sama dengan iklan, yaitu
penjualan pribadi, publisitas, dan promosi dagang.
Fungsi kedua menurut Liliweri adalah fungsi komunikasi. Artinya, bahwa
iklan sebenarnya merupakan sebentuk pesan dari komunikator kepada
khalayaknya. Sama halnya dengan kita berbicara kepada orang lain, maka iklan
juga merupakan pesan yang menghubungkan antara komunikator dengan
komunikan. Dengan kata lain, fungsi iklan seperti ini disebut sebagai fungsi
komunikasi.
Fungsi ketiga menurut Liliweri dari iklan adalah fungsi pendidikan. Fungsi
ini mengandung makna bahwa iklan merupakan alat yang dapat membantu
mendidik khalayak mengenai sesuatu, agar mengetahui, dan mampu melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sesuatu. Mendidik dalah hal ini, tentu saja cenderung diartikan dalam perspektif
kepentingan komersialisme, industrialism, dan kapitalisme. Artinya, situasi
khalayak yang sudah terdidik tersebut dimaksudkan agara khalayak siap
menerima produk yang dihasilkan oleh produsen.
Fungsi keempat dari iklan adalah fungsi ekonomi. Fungsi ini mengandung
bahwa iklan mampu menjadi penggerak ekonomi agar tetap berjalan. Bahkan
dengan iklan, ekonomi dapat berkembang dan melakukan ekspansi. Fungsi ini
terjadi karena melaui iklan, masyarakat menjadi terbujuk untuk membeli barang
dan melakukan konsumerisme. Dengan permintaan yang meningkat tersebut,
pabrik tentu akan berupaya menyediakan pasokan yang cukup. Munculnya iklan
ternyata juga menyebabkan lapangan pekerjaan baru, misalnya sebagai penulis
naskah, desainer grafis, account execituve, media planner, media buyer,
production house, dan berbagai bidang pekerjaan baru yang mendukung
terciptanya sebuah karya iklan. Dengan demikian, sebagaimana Liliweri tuliskan,
maka iklan ternyata mampu berfungsi sebagai fungsi ekonomi.
Fungsi kelima dari iklan adalah sebagai fungsi sosial. Dalam fungsi ini,
iklan ternyata telah mampu menghasilkan dampak sosial psikologis yang cukup
besar. Iklan membawa berbagai pengaruh dalam masyarakat, misalnya munculnya
budaya konsumerisme, menciptakan status social baru, menciptakan budaya pop,
dan sebagainya. (Rendra Widyatama, Pengantar Perriklanan, Buana Pustaka
Indonesia, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Cara-cara alternatif untuk menampilkan fungsi periklanan.
Secara umum, pengiklan memiliki tiga cara altenatif untuk menampilkan
fungsi periklanan. Pertama, suatu perusahaan bisa mengelola operasi periklanan
inhouse-nya sendiri. Perusahaan seperti ini harus mempekerjakan staf periklanan
serta mengeluarkan biaya overhead yang diperlukan untuk mengelola pekerjaan
staff tersebut. Cara seperti ini tidaklah menguntungkan kecuali perusahaan
beriklan dalam jumlah besar dan kontinyu. Bahkan, sebagian besar bisnis yang
sering beriklan dan kontinyu lebih memilih untuk menggunakan jasa para agen
periklanan.
Cara kedua adalah menyewa biro iklan sebagai agen periklanan jasa
purnawaktu (full-service). Biro-biro jasa purnawaktu melayani penelitian,
menyediakan jasa kreatif, melakukan perencanaan dan belanja media, serta
menyelenggarakan beragam jasa lain untuk klien. Mereka bisa jadi juga terlibat
dalam proses pemasaran total pengiklan , dan, bisa jadi melaksanakan jasa
pemasaran lainnya termasuk promosi penjualan, publisitas, desain kemasan.
Perencanaan pemasaran strategik, serta perkiraan penjualan dengan menuntut
pembayaran.
Mengapa para pengiklanan ingin menggunakan jasa agen purnawaktu?
Keuntungannya mencakup: (1) memperoleh jasa-jasa ahli yang memiliki
pengetahuan yang mendalam tentang periklanan, serta wawasan dan keterampilan
komunikasi pemasaran lainnya yang terkini. (2) memperoleh kekuatan negosiasi
dengan media , dan (3) mampu mengkoordinasikan berbagai upaya periklanan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemasaran. Kerugian utamanya adalah bahwa: (1) beberapa kontrol terhadap
fungsi periklanan hilang bila kontrol tersebut diselenggarakan oleh biro iklan
dibandingkan bila diselenggarakan oleh departemen in house, (2) agar periklanan
kadangkala lebih cenderung kepada klien yang besar saja dan menolak klien yang
lebih kecil, (3) biro-biro iklan terkadang tidak efisien dalam belanja media
(media-buying).
Cara ketiga adalah dengan membeli jasa periklanan a la carte (dengan harga
yang berbeda untuk tiap jenis jasa). Jadi, daripada hanya bergantung pada satu
biro iklan dengan layanan purnawaktu untuk menjalankan semua fungsi
periklanan dan fungsi yang terkait, seorang pengiklan bisa merekrut jasa-jasa dari
berbagai perusahaan dengan spesialisasi di bidang kretif, seleksi media, produksi,
riset periklanan,dan sejenisnya. Keuntungan dari cara ini adalah : (1) dapat
menyewa jasa biro iklan hanya ketika mereka diperlukan, (2) tersedianya bakat
kreatif kaliber-tinggi, dan (3) efisiensi biaya potensial. Kerugianya meliputi: (1)
adanya tendensi para spesialis (yang disebut boutique) untuk mendekati masalah-
masalah klien dalam bentuk stereotip, bukan dengan gaya inovatif, (2) kekurangan
akuntabilitas biaya, dan (3) ketidakstabilan financial dari berbagai boutique kecil.
Sebagian besar pengiklan sebenarnya menggunakan kombinasi pilihan
periklanan yang berbeda, daripada menggunakan salah satunya eksklusif.
Contohnya, suatu perusahaan bisa jadi memiliki biro in-house sendiri, tetapi
menyewa para boutique untuk keperluan tertentu. Walaupun agen-agen in-house
dan boutique mengalami pertumbuhan yang patut dipertimbangkan, biro iklan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan layanan- purnawaktu kini lebih diutamakan, khususnya oleh para
pengiklan besar.
D. Perencanaan dan strategi periklanan
Pesan periklanan bisa dikembangkan dalam gaya ad hoc (khusus) tanpa
banyak pemikiran macam-macam sebelumnya, atau bisa diciptakan secara
sistematis. Perencanaan periklanan (advertising plan) menyediakan kerangka kerja
bagi eksekusi sistematik strategi periklanan. Guna menghargai peran suatu
perencanaan periklanan, bayangkanlah suatu tim sepakbola yang di saat
menjelang pertandingan tanpa idea apa pun tentang bagaimana tim akan
mengeksekusi serangan atau pertahanannya. Tanpa rencana pertandingan, tim
tersebut harus bermain dalam gaya spontanitas yang sama seperti para pemain
yang “asal comot” dalam pertandingan. Dalam kondisi seperti itu, akan terdapat
sejumlah besar tugas yang terlewatkan serta kesalahan dari seluruh eksekusi. Tim
tersebut akan sangat mungkin kalah terkecuali mereka bertanding dengan lawan
yang buruk dan tidak sebanding. Demikian halnya dengan periklanan, perusahaan
harus berkompetisi dengan lawan yang umumnya sudah mempersiapkan diri
dengan baik. Ini berarti suatu perusahaan harus memasuki “permainan” periklanan
dengan suatu rencana yang jelas dalam benak. Suatu rencana periklanan
mengevaluasi sejarah periklanan produk atau merek, mengusulkan tentang media
iklan apa yang akan di gunakan selanjutnya harus di arahkan, serta menyesuaikan
strategi yang diusulkan untuk memelihara atau meningkatkan situasi kompetitif
merek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk merealisasikan rencana periklanan ke dalam tindakan, diperlukan: (1)
evaluasi yang cermat tentang perilaku pelanggan yang berkaitan dengan merek,
(2) evaluasi mendetail tentang kompetisi, (3) upaya yang terkoordinasi untuk
menyatukan program periklanan yang di usulan terhadap strategi pemasaran
merek secara keseluruhan. Karna suatu rencana periklanan melibatkan sebuah
rincian dan langkah tertentu, perhatian sekarang dipusatkan pada hasil langsung
perencanaan: strategi periklanan. Strategi periklanan (advertising strategy) adalah
apa yang dikatakan pengiklan tentang merek yang diiklankan. Strategi ini adalah
formulasi suatu pesan periklanan yang mengkomunikasikan keuntungan utama
dari merek atau bagaimana merek tersebut bisa memecahkan masalah konsumen.
Program Lima Langkah
Formulasi suatu strategi periklanan mensyaratkan pengiklan untuk
mengupayakan langkah-langkah formal berikut ini, yang disebut program lima
langkah:
1 . Menspesifikasikan fakta kunci
2 . Menyatakan masalah pemasaran utama
3 . Menyatakan tujuan komunikasi
4 . Mengimplementasikan strategi pesan yang kreatif
5 . Membangun persyaratan arus perintah korporat / divisional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Langkah 1 : Menspesifikasikan fakta kunci.
Fakta kunci dalam strategi periklanan adalah pernyataan tunggal dari sudut
pandang konsumen, yang mengidentifikasikan mengapa para konsumen membeli
atau tidak membeli produk/jasa/merek, atau tidak mempertimbangkan produk
tersebut sebagai produk yang layak.
Langkah 2: Menyatakan masalah pemasaran utama. Perpanjangan dari
fakta kunci, langkah ini menyatakan masalah dari sudut pandang pemasar.
Masalah pemasaran utama bisa jadi adalah masalah citra, masalah persepsi
produk, atau suatu masalah dalam persaingan .
Langkah 3: Menyatakan tujuan komunikasi, merupakan pernyataan
langsung tentang efek periklanan apa yang diinginkan dari pasar sasaran dan
bagaimana iklan tersebut seharusnya mempersuasi para konsumen.
Langkah 4: Mengimplementasikan strategi pesan yang kreatif. Inti dari
keseluruhan strategi periklanan adalah strategi pesan yang kreatif, terkadang
disebut juga kerangka kerja kreatif (creative flatfrom). Kerangka keja kreatif
bagi sebuah merek dirangkum dalam pernyataan tunggal yang disebut “pernyataan
positioning”. Penyataan(positioning) adalah gagasan kunci yang menyatukan apa
yang diharapkan akan di mengerti dari suatu merek di dalam benak konsumen
serta dengan mempertimbangkan tentang bagaimana para pesaing memposisikan
merek-merek mereka. Oleh karena itu, implementasi strategi pesan yang kreatif
memerlukan: (1) pendefinisian pasar sasaran, (2) indentifikasi pesaing kompetisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
utama, (3) pemilihan janji, (4) penawaran alasan–alasan mengapa harus memilih
produk tersebut.
Pendefenisian pasar sasaran. Pasar sasaran bagi suatu strategi periklanan
merek dan program pemasaran yang berhubungan, didefinisikan dalam
pengertian demografis, geodemografis, psikografis,atau karakteristik
pemanfaatan-produk (product-usage).
Pengidentifikasian pesaing utama. Siapakah pesaing utama dalam segmen
merek yang sedang berupaya untuk menarik pelanggan, dan apa kelebihan serta
keuntungan mereka? Dengan menjawab pertanyaan ini, seorang pengiklan akan
dapat mengetahui dengan pasti bagaimana cara memposisikan suatu merek kepada
konsumen yang telah mempunyai persepsi tentang kelebihan dan kekurangan
merek kompetitif.
Pemilihan janji. Aspek kerangka kerja kreatif ini adalah untuk menyeleksi
keuntungan utama merek atau gagasan penjualan utama. Pada sebagian besar
kasus, janji tersebut adalah keuntungan konsumen atau solusi terhadap masalah.
Penawaran alasan. Ini merupakan fakta-fakta yang mendukung janji
tersebut. Dalam beberapa hal, pengiklan bisa menyokong pernyataan iklan
mereka dengan imformasi aktual yang relevan, informatif, serta menarik bagi
konsumen, seringkali tidaklah memungkinkan untuk membuktikan atau
mendukung janji yang di buat secara fisik (nyata) seperti saat janji tersebut
bersifat simbolik atau psikologis. Dalam hal tersebut para pengiklan beralih ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tokoh-tokoh yang memiliki otoritas, para ahli atau selebritis guna mendukung
janji iklan secara implisit.
Langkah 5: Membangun arus perintah korporat / divisional.
Langkah terakhir dalam memformulisasikan suatu strategi periklanan
melibatkan persyaratan-persyaratan wajib (mandatory) yang harus disertakan
dalam suatu iklan. Aspek strategi periklanan ini relatif bersifat teknis dan tidak
kreatif. Pada dasarnya, strategi ini mengingatkan pengiklan untuk menyertakan
slogan atau logo korporat (dalam kasus ini, dewa Romawi , Mercury,
mengantarkan bunga-bunga), suatu kalimat standar (“pedagang bunga
profesional”), berbagai peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah ( seperti iklan
bir dan rokok), seterusnya. (Terence A. Shimp, Periklanan Promosi, Jakarta
Erlangga 2003),
E. Biro Iklan
Biro iklan sering didefinisikan sebagai organisasi yang independen yang
disewa oleh perusahaan untuk mengurusi kegiatan periklanannya. Perusahaan
yang menggunakan jasa biro iklan desibut dengan klien atau accounts. Biro iklan
saat ini memainkan peran yang sangat penting dalam perekonomian dunia.
Keberadaannya juga ikut menggerakkan perekonomian sehingga tetap berjalan
dan berkembang. (Rendra Widyatama, Pengantar Perriklanan, Buana Pustaka
Indonesia, 2005)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam menjalankan tugasnya, biro iklan dapat dibagi dalam 4 fungsi
tradisional, yaitu:
1. Merancang iklan
Yaitu merencanakan atau mendesain bagaimana isi dan strategi
penyampaian pesan yang akan disampaikan, bagaimana ilustrasi dan
bentuk iklan yang akan dibuat untuk siapa saja iklan akan diberikan, dan di
media mana saja iklan tersebut akan dipasang.
2. Memproduksi iklan
Fungsi ini merupakan fungsi kelanjutan dari fungsi perencanaan, yaitu
mengkongkritkan perencanaan iklan dalam bentuk yang lebih nyata.
Namun bisa saja terjadi, perencanaan disusun oleh pihak lain, sementara
biro iklan hanya memproduksi saja berdasarkan perencanaan yang telah
dibuat.
3. Menyeleksi Media
Fungsi lain biro iklan adalah menyeleksi media yang akan digunakan.
Dalam dunia periklanan, media merupakan faktor yang cukup vital yang
mampu menyumbang keberhasilan sebuah iklan. Isi dan bentuk pesan
yang bagus, tetapi dipasang pada saluran yang tidak akan tepat, akan
menyebabkan kegagalan penjualan. Oleh karena itu, media harus
diperhatikan dengan kesungguhan.
4. Menempatkan iklan
Pesan yang sudah disusun dengan baik, perlu dipasang di media yang
tepat. Penempatan iklan yang dimaksud antara lain meliputi kapan iklan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
akan dipasang, bila iklan tersebut merupakan iklan radio atau iklan
televisi, maka pada jam berapa ia akan dipasang. Bila iklan suratkabar,
maka selain kapan dipasang, juga di halaman berapa dan sebelah mana
iklan akan ditempatkan. Semua hal tersebut harus dirancang sedemikian
rupa dengan sebaik-baiknya.
Pada dasarnya, sebuah perusahaan periklanan yang melayani 4 fungsi dasar
bagi para klien, yang meliputi: (1) jasa kreatif, (2) jasa media, (3) jasa riset, dan
(4) manajemen penanggung jawab (account management), juga bantuan distribusi
disebut sebagai full-service agencies. (Terence A. Shimp, Periklanan Promosi,
Jakarta Erlangga 2003)
Sementara itu, bila sebuah perusahaan periklanan tersebut tidak memiliki
keempat fungsi tradisional yang dicakup oleh bagian-bagian dalam organisasinya,
maka perusahaan periklanan tersebut belum disebut sebagai sebuah biro iklan.
Perusahaan yang hanya memiliki layanan jasa khusus saja, maka ia lebih tepat
disebut dengan boutique agencies. Boutique tersebut hanya melayani salah satu
dari keseluruhan layanan jasa periklanan saja. Misalnya, spesialis memproduksi
iklan audio visual, memilih media, desain animasi grafis saja, dan sebagainya.
Struktur sebuah biro iklan dapat berlain-lainan atara satu biro iklan dengan
biro iklan lain. Secara lebih spersifik, bagian-bagian yang umum terdapat dalam
biro iklan dapat diuraikan secara berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Jasa Kreatif
Para copywriter biro iklan, orang-orang produksi, dan para direktur kreatif,
semuanya bertanggung jawab terhadap pengembangan naskah periklanan serta
berbagai kampanye untuk melayani kepentingan para klien terbaik mereka. Tugas
dari bagian kreatif biro iklan adalah mengembangkan kampanye-kampanye
kliennya yang ditujukan pada pasar sasaran spesifik, yang didesain untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut dalam anggaran yang terbatas (budget constraint).
ü Copywriters (penulis naskah iklan)
Copywriters merupakan seseorang atau sekelompok orang yang
merancang konsep iklan, menyusun iklan dalam bentuk tulisan maupun
gambar visual. Penulis naskah iklan dalam melakukan tugasnya pada
umumnya berdasarkan data terlebih dahulu. Sehingga ia merupakan orang
yang sering bertanya pada banyak pihak.
ü Artis
Artis adalah bagian dari tim kreatif iklan. Dalam istilah lain, ia sering
pula disebut dengan visualiser, yaitu orang yang bertugas mentrasnfer
konsep iklan menjadi gambaran visual nyata iklan. Sekalipun merupakan
orang yang mentransfer iklan dari konsep ke bentuk visualisasi iklan,
namun ia harus mempunyai pemahaman lomunikasi yang kuat. Artis
mengembangkan lay out iklan cetak, disain kemasan, lay out televisi
(umumnya disebut dengan storyboard), logo perusahaan, tanda tangan, dan
simbol-simbol lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ü Production Buyers
Yaitu orang yang mengawasi bagaimana iklan secara kreatif dapat
diproduksi baik melalui media cetak maupun audio visual. Mereka adalah
orang yang memahami dengan baik bagaimana suratkabar dan majalah
dicetak, bagaimana perubahan printer fotografi mempengaruhi hasil
cetakan, bagaimana teknik artistik yang berbeda dapat diproduksi di
berbagai media, dan semacamnya.
2. Jasa Media
Bagian biro iklan ini diberi tanggung jawab untuk menyeleksi media iklan
yang terbaik guna menjangkau pasar sasaran klien, mencapai tujuan, serta
menyesuaikannya dengan anggaran. Para perencana media bertanggung jawab
untuk mengembangkan keseluruhan strategi media (di mana hendak beriklan, dan
lain-lain), serta para media buyer (negosiator belanja media) yang kemudian
mengadakan sarana spesifik di dalam media tertentu yang telah diseleksi oleh para
perencana media dan disetujui oleh para klien. Kompleksitas belanja media
(media buying) memerlukan analisis computer serta riset yang terus-menerus
tentang ketersediaan dan biaya-biaya pemasangan iklan media yang harganya
berubah-berubah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ü Media Buyer
Yaitu orang yang bekerja mengurusi media yang akan menjadi tempat
dimana iklan akan dipasang. Ia merupakan seseorang yang mampu
menganalisis media dengan penguasaan data yang baik. Ia harus memiliki
hubungan baik dengan pengelola media, sehingga bila suatu saat
diperlukan pemasangan iklan yang mendadak, ia mampu melakukannya.
Ia selalu mendasarkan diri pada data statistik, hasil penelitian, maupun
laporan-laporan yang berkait mengenai media.
3. Jasa Riset
Biro-biro iklan layanan purnawaktu mempekerjakan para spesialis riset yang
mempelajari kebiasaan membeli dari para pelanggan klien mereka, preferensi
pembeliaannya, serta respons-respons pelanggan terhadap konsep periklanan dan
iklan-iklan yang sudah jadi. Kelompok terarah (focus group) menanyai orang-
orang di mal (mal intercepts), studi etnografis oleh para antropolog terlatih, serta
akuisisi data riset gabungan perusahan, hanyalah sebagian jasa yang dilakukan
oleh para spesialis riset biro iklan.
4. Manajemen Penanggung Jawab
Segi biro iklan ini menyajikan mekanisme untuk menghubungkan biro iklan
dengan klien. Para manajer tanggung jawab (account manager) bertindak sebagai
penghubung hingga klien tidak perlu berinteraksi secara langsung dengan
beberapa departemen (bagian) jasa dan spesialis yang berbeda. Pada sebagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
besar agen periklanan, departemen manajemen tanggung jawab (account
management) meliputi supervisor manajemen dan pelaksana penanggung jawab
(account executive). Para account executive bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa kepentingan klien, perhatiannya, serta preferensinya memiliki
suara dalam biro iklan, serta tugas yang diberikan sedang dikerjakan sesuai
skedul. Para account executive bertanggung jawab pada supervisor management,
yang sesungguhnya lebih terlibat untuk mendapatkan klien baru untuk biro
iklannya serta bekerja dengan para klien pada tingkat yang lebih strategik. Para
account executive adalah pasangan supervisor manajemen.
ü Account Executive
Account Executive merupakan orang yang ditunjuk oleh perusahaan
jasa periklanan sebagai penghubung dalam melayani klien
menghubungkan antara perusahaan iklan dengan klien. Seorang AE
memberikan saran-saran untuk klien yang ditanganinya dan mempelajari
tuntutan yang dikehendaki klien-kliennya. (Rhenald Kasali, Manajamen
Periklanan, Pustaka Utama Grafiti, 1995, 30).
Peranan seorang AE adalah berlaku sebagai client service executive.
Seorang AE bukanlah seorang sales representative dalam arti mengejar
tawaran atau order baru dari klien, atau menawarkan jasa perusahaannya..
Ia menjabarkan rencana pemasaran klien dan tujuan tim kreatif dan
mengawasi perkembangan keseluruhan rencana periklanan. Ia dituntut
untuk dapat memelihara hubungan antara klien dan agen periklanan secara
terus menerus sehingga klien merasa puas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Karena pada dasarnya pekerjaan Account Executive adalah berkaitan
dengan hubungan personal, maka account umumnya adalah orang yang
mempunyai sifat familiar, punya kepribadian yang kuat, diplomatis, dan
cerdas.
Peranan utamanya adalah menjaga hubungan antara biro iklan dengan
perusahaan klien. Namun hal ini tidak berarti ia sebagai perantara saja.
Seorang AE harus mempelajari dan sepenuhnya memahami kebutuhan-
kebutuhan kliennya, termasuk seluk-beluk bisnis dan sektor industri
dimana perusahaan menjadi kliennya itu berkecimpung. Ia juga dituntut
untuk pandai-pandai menterjemahkan kebutuhan-kebutuhan tersebut
menjadi suatu usulan kampanya periklanan yang nantinya akan
disampaikan kepada atasannya di biro iklan.
Mengembangkan kemampuan analisis dapat dilakukan dengan
mempelajari pengetahuan yang relevan dan faktual yakni gaya hidup &
isu2 yang tidak akan pernah berhenti berkembang. Jadi seorang AE
dituntut memiliki keaktifan membekali diri dengan berbagai sumber. Kata
kunci AE: kematangan akan pengetahuan, kemampuan lobi & negosiasi,
serta jaringan yang luas.
Seorang AE juga harus terampil di dalam memaparkan
proposal,proposal, ide-ide, cakupan-cakupan serta kualitas kerja biro
iklannya kepada klien. Ini merupakan fungsi yang harus dan menutut
kecakapan diplomatis. AE seyogyanya memiliki kemampuan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengetahuan periklanan yang luas dan mampu bekerjasama dengan semua
anggota biro iklannya, guna mengarahkan segenap pekerjaan mereka
untuk kepentingan klien.
Peranan AE selanjutnya adalah mengawal proses perjalanan suatu
proyek yakni menjadikan konsep menjadi konten komunikasi. Setiap
segmen memiliki ekspektasi & selera yang berbeda, sehingga komunikasi
berjalan sampai konsep terimplementasi. Kegiatan mengawal suatu proyek
periklanan dilakukan sampai kepada tahap pembayaran.
Selain mengawal proses perjalanan suatu proyek, AE harus terus
memonitor reaksi atas iklan tersebut, sehingga diperlukan evaluasi, bahkan
survey. Riset sebelum produksi diperlukan bila diperlukan pembenahan,
riset setelah produksi untuk mengerti resepsi publik atas iklan tersebut.
Sebagai seorang AE, pengaturan strategi bukan hanya dalam
memperoleh iklan tapi juga bagaimana cara mempertahankan kliennya.
Pengetahuan yang harus dimiliki seorang AE yaitu:
ü Marketing
Dapat melaksanakan penelitian terhadap media dan konsumen
pada umumnya terdiri dari psikologis dan sosiologi yang mampu
mendesain model perilaku konsumen dan media.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ü Advertising
Seorang AE harus dapat mengetahui pengetahuan dari
Advertising itu sendiri.
ü Leadership
Seorang AE harus dapat menunjukkan sifat kepemimpinan dalam
menentukan tujaun serta mengkoordinir tim.
ü Teknik negosiasi
Seorang AE harus dapat meyakinkan klien bahwa pengiklan
mampu melaksanakan sesuai dengan keinginan klien.
ü Teknik presentasi dan negosiasi
AE dan presentasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan
karena presentasi adalah bagian kerja dari seorang AE yang harus
ditutuntut berusaha meyakinkan para klien tentang gagasan atau
ide yang telah disusunnya.
Di beberapa biro iklan, tugas copywriter diarahkan oleh satu kerangka
kerja yang dikenal sebagai ringkasan kreatif (creative brief) , dimana suatu
dokumen didesain untuk member inspirasi kepada para copywriter untuk
menyalurkan upaya-upaya kreatif dalam melayani kepentingan klien.
Ogilvy & Mather, biro iklan yang dikenal di seluruh dunia, menawarkan
panduan untuk mengembangkan creative brief kepada para account
executive-nya.
1. Apakah latar belakang tugas ini? Jawabannya berkaitan dengan
alasan dimintainya biro iklan oleh klien untuk melakukan tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
periklanan tertentu, misalnya seperti peluncuran produk baru,
merebut kembali penjualan yang telah diambil oleh pesaing, atau
mengembangkan versi baru dari produk yang telah mapan.
Sebagian dari penjelasan ini akan mencakup suatu analisis tentang
lingkungan kompetitif.
2. Bagaimana strateginya? Respons dari pertanyaan ini menekankan
pada strategi periklanan spesifik yang digunakan untuk mencapai
tugas tersebut. Pernyataan strategi ini memberikan pemahaman
kepada para kreatif tentang bagaimana kerja kreatif harus pas
dengan keseluruhan strategi.
3. Apakah tugas kita dalam pekerjaan ini? Orang-orang kreatif diberi
tahu tentang yang akan dihasilkan secara tepat; misalnya,
serangkain serial iklan TV bersama iklan di majalah.
4. Apakah positioning merek dan/ atau korporat? Merek-merek yang
telah mapan memiliki positioning berhadap-hadapan dengan
merek-merek saingan dalam katagorinya. Orang-orang kreatif
menetapkan bahwa kerja kreatif mereka harus merefleksikan
pernyataan positioning merek. Contohnya, jika suatu merek
mobil diposisikan sebagai merek yang paling efisien dalam
penggunaan bahan bakar, maka iklannya harus secara kreatif
mengekspresikan fakta ini.
5. Apakah tujuan klien untuk pekerjaan ini? Paduan ini secara
sederhana mengingatkan tiap orang tentang apa yang harus dicapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
oleh iklan sesuai dengan keinginan klien. Dengan mengetahui hal
ini, orang-orang kreatif bisa mendesain iklan-iklan yang cocok
untuk mencapai tujuan itu.
6. Kepada siapa kita bicara? Hal ini merupakan uraian yang tepat
tentang pasar sasaran. Dengan mengetahui karakteristik
demografis, geodemografis, atau psikografis dari pelanggan yang
dimaksud, orang-orang kreatif memiliki target spesifik berbagai
upaya mereka diarahkan. Hal ini esensial dalam periklanan
sebagaimana acara-acara tertentu dalam atletik. Contohnya, guru
golf terkini, Harvey penick, menawarkan saran berikut ini bagi para
siswa yang mencoba untuk meningkatkan keterampilan golfnya: “
begitu anda memusatkan perhatian pada bola golf, memukulnya
haruslah menjadi hal yang terpenting dalam hidup anda. Hentikan
segala pemikiran selain memilih sasaran dan mengunci
bidikannya.” Inti pernyataannya kepada para golf tentang “
mengunci bidikan,” juga bisa diaplikasikan oleh para kreatif
periklanan: Anda tidak dapat mencapai target kecuali anda tahu ke
mana tujuanya.
7. Apa yang dewasa ini konsumen pikir/rasakan tentang produk/ jasa
kita? Orang-orang kreatif disarankan untuk menciptakan
periklanan yang lebih berlandasan pada hasil penelitian yang
berbicara pada pelanggan sasaran dalam pengertian tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
persepsi mereka (pikiran dan perasaan) tentang merek, lebih dari
sekedar tergantung pada anggapan klien atau agen periklanan.
8. Pikiran/perasaan apa yang kita harapkan dari konsumen terhadap
produk/jasa? Apakah pada persepsi terbaru yang perlu diubah?
Contohnya, jika sebagian besar konsumen dalam pasar sasaran
menganggap merek kita terlalu mahal, bagaimana cara kita
mengubah persepsi mereka dan meyakinkan mereka bahwa harga
merek kita sebenarnya pantas karna kualitasnya lebih baik.
9. Tindakan apa yang kita harap dilakukan oleh konsumen? Dalam
konteks saat ini, orang-orang kreatif harus berfokus pada suatu
tindakan konsumen yang spesifik. Periklanan didesain agar prospek
meminta informasi lebih lanjut, memesan videotape berisi
informasi rinci tentang produk, atau membeli merek dalam kurun
waktu, katakanlah, 30 hari berikutnya.
10. Apakah proposisi single-minded? Proposisi ini, atau pernyataan
positioning, mengarahkan ide kreatif. Proposisi tersebut harusnya
menjadi pesan yang paling membedakan dan memotivasi tentang
merek yang harus dijual kepasar sasaran. Proposisi ini harus
memperhatikan berbagai keuntungan merek, lebih dari sekedar
ciri–ciri merek tersebut.
11. Mengapa khalayak kita harus mempercayai proposisi ini? Karena
kredibilitas serta kepercayaan adalah kunci agar khalayak mau
menerima proposisi kunci, bagian ringkasan kreatif ini mendukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
proposisi dengan bukti-bukti tentang cirri-ciri khas produk yang
menyokong proposisi.
12. Bagaimana mestinya kita berbicara pada khalayak? Panduan ini
memerlukan pernyataan singkat tentang perasaan atau pemikiran
penting (crucial) bahwa iklan harus membangkitkan khalayak yang
dituju. Sebagai contoh, iklan bisa jadi dimaksudkan untuk
menggerakkan khalayak serta emosional, agar mereka merasa layak
mendapatkan gaya hidup yang lebih baik, atau agar membuat
mereka merasa gelisah dengan perilakunya yang saat ini kurang
aman.
Secara ringkas, ringkasan kreatif ( creative brief ) adalah dokumen
yang dipersiapkan oleh seorang eksekutif biro iklan terhadap seorang klien
tertentu, yang dimaksudkan baik untuk member inspirasi pada para
copywriter maupun untuk menyalurkan upaya-upaya kreatif mereka. Suatu
ringkasan kreatif yang betul-betul berharga mensyaratkan bahwa dokumen
tersebut dikembangkan dengan pemahaman penuh tentang kebutuhan-
kebutuhan periklanan klien. Ringkasan tersebut juga mengharuskan
akuisisi data riset pasar tentang kondisi persaingan serta persepsi terkini
konsumen tentang merek yang diiklankan beserta sainganya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ü Traffic Coordinator
Ia merupakan seseorang yang bertugas mengirimkan iklan dari biro
iklan ke media, para pemasok yang berkaitan, klien, dan account.
Pekerjaan traffic harus akurat dan tepat. Untuk memfasilitasi pengiriman
materi iklan dan meyakinkan bahwa materi tersebut dapat terkirim pada
alamat yang tepat pada waktu yang tepat pula. Beberapa biro iklan
menugaskan tugas traffic ini pada sekelompok account. Mereka
berhubungan secara personal dengan media. Sekelompok orang tersebut
dikoordinasikan oleh satu orang yang bertanggung jawab atas beberapa
media.
Bagian-bagian lain yang terdapat pada biro iklan antara lain:
ü Accountants
Accountants adalah pihak yang bertanggung jawab tentang keuangan
biro iklan. Bagian ini mengatur bagaimana keuangan dilakukan agar
seluruh pembiayaan dapat dibiayai. Bagian ini pula yang bertugas untuk
mengingatkan kepada klien saat mendekati batas waktu tertentu bahwa
klien harus segera memberikan kewajibannya membayar sejumlah uang
tertentu yang telah disepakati sebagai biaya-biaya pembuatan iklan secara
tepat waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ü Administrator
Tugas administrator adalah untuk mengurus aspek-aspek administratif
dalam sebuah biro iklan agar mampu berkembang dan menghasilkan
pendapatan. Mengatur penyimpanan arsip-arsip, mengurus dan
meneruskan surat maupun dokumen-dokumen penting khususnya antara
klien ke biro iklan, dan sebagainya.
Kompensasi Biro Iklan
Biro-biro iklan memiliki tiga sumber kompensasi
1. Komisi dari media (TV, majalah, dan lain-lain) untuk iklan-iklan yang
ditayangkan atau dicetak atas nama para biro iklan agensi tersebut, yang
memberikan sumber utama kompensasi agen iklan.
2. Honour per hour untuk jasa spesifik yang diberikan kepada klien.
Contohnya, studi kelompok berarah yang dilaksanakan atas nama klien
akan dikenai bayaran atas dasar jumlah jam yang digunakan (hourly
basis).
3. Markup (menaikkan harga jual) atas biaya di luar pembelian adalah bentuk
kompensasi ketiga. Di luar penjualan tersebut mencakup akuisisi jasa
produksi penyiaran dan fotografi atas nama para kliennya.
Dalam berbagai kaitan, masalah kompensasi biro iklan mendingin pada suatu
masalah tentang apakah itu cukup adil dan bisa dilaksanakan? Biro iklan dan klien
tidak harmonis atas masalah ini. Umumnya, biro-biro iklan menyukai standar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kompensasi media berdasarkan historis, dengan bayaran tambahan untuk
pemberian jasa-jasa ekstra sedangkan historis, dengan bayaran tambahan untuk
pemberian jasa-jasa ekstra sedangkan pengiklan saat ini menyukai sistem komisi
berdasarkan jumlah tenaga kerja (labor based fee system) atau sistem komisi
media (tetapi kurang dari 15 persen) dengan persentase maksimum (batas plafon)
dan minimum (harga terendah) disesusaikan dengan jasa tambahan yang diberikan
atau yang tercakup di dalamnya. (Terence A. Shimp, Periklanan Promosi, Jakarta
Erlangga 2003).
Apa yang membuat periklanan efektif
Bagaimana biro iklan dan kliennya bekerja bersama-sama untuk
menciptakan iklan yang efektif? Jawabannya mungkin tidaklah sederhana. Untuk
menjawabnya, pertama-tama kita harus berupaya memahami arti periklanan yang
efektif. Mendefinisikan periklanan yang efektif mudah menurut suatu pandangan:
iklan disbut efektif bila ia mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
pengiklan. Perspektif ini mendifinisikan efektivitas dari sisi ”keluaran” (output),
atau dalam pengertian tentang apa yang telah dicapai. Namun, akan lebih sulit jika
kita mendefinisikan periklanan yang efektif dari perspektif “masukan” (input),
atau dalam pengertian komposisi dari iklan itu sendiri. Terdapat berbagai sudut
pandang atas masalah ini. Di kalangan para praktisi periklanan tersendiri juga
telah berbeda pandang terhadap masalah ini.
Walaupun definisi tentang periklanan yang efektif yang dapat digunakan
untuk segala kegunaan (multi purpose definition ) dianggap tidak praktis karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tidak memberikan definisi yang tunggal, namun definisi tersebut bisa dianggap
cukup baik, karena mencakup berbagai karakteristik umum. Pada taraf minimum
ini, iklan yang baik (atau efektif) memuaskan beberapa pertimbangan berikut ini:
1. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran. Iklan bisa jadi
efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran
yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi.
2. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen.
Para konsumen membeli manfaat – manfaat produk, bukan atribut/
lambangnya. Oleh karena itu , iklan harus di nyatakan dengan cara yang
berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan, keinginannya, serta apa yang dinilai
oleh konsumen daripada si pemasar.
3. Periklanan yang efektif harus persuasif. Persuaif biasanya terjadi ketika
produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi konsumen.
4. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan
iklan. Pada pengiklan secara kontinyu berkompetisi dengan para pesaingnya
dalam menarik perhatian konsumen. Ini bukan tugas yang mudah karena sudah
terlalu banyak iklan di media cetak, media elektronik, serta sumber-sumber
informasi lainnya yang tersedia setiap hari kedepan konsumen. Saat ini, iklan di
televisi telah digolongkan sebagai “wallpaper audiovisual” suatu yang sarkastik
untuk menggambarkan bahwa konsumen /pemirsa hanya menonton iklan sekilas
saja, seperti melihat wallpaper mereka yang baru mereka perlihatkan secara detail
setelah bertahun-tahun terpasang di tembok rumahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa
diberikan. Intinya adalah menerangkan dengan apa adanya, baik dalam pengertian
etika serta dalam pengertian bisnis yang cerdas. Para konsumen belajar dengan
cepat ketika mereka ditipu dan akan membenci si pengiklan.
6. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan. Tujuan
iklan adalah mempersuasi dan mempergaruhi; tujuannya bukan membagus-
baguskan yang bagus dan melucu-lucukan yang lucu. Penggunaan humor yang tak
efektif mengakibatkan orang-orang hanya ingat pada humornya saja, tetapi
melupakan pesannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
DESKRIPSI INSTANSI / LEMBAGA
A. Sejarah PT. Freshblood Indonesia
Meningkatnya intensitas interaksi dengan dunia luar membuat beberapa
personel yang berada dalam satu atap biro iklan PT. TECMA MITRATAMA
ADVERTINDO mulai menyadari perlunya progresifitas cara pandang dari biro
iklan yang mengandalkan lini produksi sarana promosi menjadi The Real
Advertising Agency yang memiliki kemampuan dan layanan Intergrated
Marketing Communication yang kebih mengedepankan konsep strategi pemasaran
dalam setiap outputnya.
Mengingat aura pabrik di tempat kerjanya yang lama sudah begitu kuat, dan
dari sisi bisnis juga dipertahankan, maka beberapa personil inipun mulai
membentuk divisi baru yaitu Marketing Communication yang diberi nama T. Co
(Tecma Communication).
Perbedaan cara pandang top level di perusahaan ini berimbas pada biasnya
cara pandang di tataran kelompok middle yang berujung pada kesimpulan untuk
membangun sendiri. Bisnis Marketing Communication yang akhirnya dibuka
tepatnya pada tanggal 1 Januari 2006. Sejak itulah sebuah perusahaan dengan
nama Freshblood Communication Indonesia lahir. Perusahaan yang akhirnya
dikenal dengan PT. FBC INDONESIA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Secara kelembagaan PT. FBC INDONESIA memang masih merupakan
janin yang dewasa di dalam rahim, kelahirannya ditandai dengan bergabungnya
praktisi-praktisi berpengalaman yang bersatu berdasar etos kerja dan kecintaan
terhadap profesi ini. PT. FBC Indonesia yang masih banyak kekurangan baik
dalam manajemen dan tekniknya itu, tetap tidak menjadikan suatu masalah untuk
selalu berkreasi dan berkreatif untuk menciptakan ide-ide yang cemerlang.
Dan didorong dengan tujuan yang sama serta memiliki kemajuan untuk
maju, menjadikan sumber daya manusia yang berpengalaman dan selalu siap
menghadapi tantangan.
C. Identitas Perusahaan:
Nama Instansi : PT. FBC Indonesia ( Freshblood Communication
Indonesia )
Alamat NPWP : Jl. Honggowongso No.12 Kratonan Solo 57153
Alamat Kantor : Jl. Kacer I No.6 Depok Solo
Telp / fax : 0271- 76 55 733 / 0271- 76 55 744
Email : [email protected]
No NPWP : 02.499.550.8-526.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No Rek Bank : a/n PT. FBC Indonesia
1. BCA Solo No. Rek : 3920-195.643
2. PANIN Solo No. Rek : 300.5.100-909
Penanggungjawab : Muh. Irfan Sutikno ( Direktur )
Asosiasi : ASPPRO ( Asosiasi Praktisi & Perusahaan
Periklanan Solo
PPPI ( Persatuan Perusahaan Periklanan
Indonesia ) Jateng-DIY
D. Idealisme, Visi, Falsafah dan Positioning
IDEALISME FBC
“ Membangun merk local agar mampu bersaing di pasar nasional.”
VISI FBC
Menjadi biro iklan local yang mampu bersaing di pasar regional dengan
kekuatan strategi dan kreativitas yang menjual.
FALSAFAH FBC
Fair minded
Full passion
Fun People
Fresh Idea
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Positioning FBC:
Bukan meminimalkan dana komunikasi yang kami janjikan. Bukan
keuntungan maksimal yang kami tawarkan. Tapi kami bertekad
memberikan dukungan komunikasi pemasaran. Yang optimal bagi dana
dan sumber daya yang dikelola.
E. Job description tiap-tiap bagian
1. Komisaris : Zakaria A Baradja
Tugas:
ü Melakukan kontrol / pengendalian lalu lintas keuangan perusahaan,
berdasarkan laporan keuangan rutin, pengamatan langsung maupun
perencanaan Direktur.
Wewenang:
ü Melakukan check dan re-check keuangan berdasarkan laporan,
temuan ataupun komunikasi langsung dengan Direktur atau Internal
Audit.
Tanggung jawab:
ü Menciptakan stabilitas keuangan demi kelancaran dan kemajuan
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Direktur : Irfan Sutikno
Tugas:
ü Memimpin dan menjalankan perusahaan sehari-hari dengan target
kemajuan perusahaan dari aspek bisnis maupun performance.
Wewenang :
ü Berwenang merencanakan, melaksanakan / mendelegasikan
pelaksanaanya serta melakukan evaluasi dan mengambil kebijakan.
Tanggung jawab :
ü Membawa kemajuan perusahaan
ü Bertanggung jawab pada komisaris
3. Manager HRD : Eri Pembayun
Tugas :
ü Bertugas membantu terciptanya kelancaran kerja sama semua
bagian, terutama dalam hal ketersediaan sarana prasarana operasional
harian maupun kerumahtanggaan.
Wewenang :
ü Berwenang melakukan pendataan kekayaan perusahaan, sarana-
sarana pendukung operasional maupun perencanaan pengadaannya.
Tanggung jawab:
ü Bertanggung jawab atas lancarnya operasional dari sisi support
saran prasarana.
ü Bertanggung jawab pada Finance Manager
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Manager Keuangan : Theresia Ika Yuli Rahmawati
Tugas :
ü Membuat analisa keseimbangan keuangan berdasar laporan
keuangan, aspirasi Komisaris maupun Direktur.
ü Bertugas menciptakan kelancaran operasional perusahaan dari sisi
keuangan.
ü Membantu Direktur dalam menciptakan keuntungan perusahaan,
melalui perencanaan dan kontrol anggaran.
Wewenang :
ü Merancang sistem pengendalian keuangan perusahaan.
ü Melakukan koordinasi dengan masing-masing manager bagia
ü Memeriksa laporan keuangan perusahaan.
Tanggung jawab :
ü Bertanggung jawab atas kelancaran lalu lintas keuangan
perusahaan dengan prinsip perimbangan efektifitas dan efisiensi.
ü Membantu menciptakan stabilitas keuangan, demi kelancaran dan
kemajuan perusahaan.
ü Bertanggung jawab pada Komisaris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Purchasing : Tiwi
Tugas :
ü Bertugas melakukan perhitungan perencanaan proyek dengan
melakukan koordinasi dengan bagian-bagian lain di dalam perusahaan
maupun pihak luar
Wewenang :
ü Berwenang melakukan koordinasi dengan bagian-bagian lain di
dalam perusahaan maupun pihak luar, terkait pelaksanaan sebuah
proyek.
Tanggung jawab:
ü Bertanggung jawab kepada Manager Keuangan.
6. Marketing Communication : Irfan Sutikno
Tugas :
ü Bertugas menjalankan dan mengemmbangkan sub bidang usaha
Marketing Communication menjadi profit centre yang mandiri.
Wewenang :
ü Berwenang mengembangkan jaringan pemasaran / partnership
dengan pihak luar yang mendukung, maupun melakukan koordinasi
teknis dengan bagian-bagian lain secara internal.
ü Berwenang merumuskan pola kebijakan umum di bidang teknis
operasional maupun kebijakan harga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tanggung jawab:
ü Bertanggung jawab atas pengembangan Marketing Communication
ü Bertanggung jawab pada Direktur
7. Media Manager : Sonny Sumantri
Tugas :
ü Bertugas menjalankan dan mengembangkan sub bidang usaha
Media Placement menjadi profit centre yang mandiri.
Wewenang :
ü Berwenang mengembangkan jaringan pemasaran / jaringan
partnership dengan pihak media baik cetak maupun elektronik, lokal
maupun nasional.
ü Berwenang merumuskan pola kebijakan umum di bidang teknis
operasional maupun policy harga.
Tanggung jawab:
ü Bertanggung jawab atas billing dan profit usaha.
ü Bertanggung jawab pada Manager Operasional.
8. Creative Manager : Yudhi Widodo
Tugas :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ü Bertugas menciptakan kelancaran pekerjaan sesuai dengan prioritas
dan jadwal
ü Bertugas mengembangkan tingkat kualitas hasil kerja Departemen
Kreatif
Wewenang :
ü Melakukan koordinasi di dalam tim kreatif maupun dengan bagian
lain berkaitan dengan tugas dan target hasil kerja kreatif
Tanggung jawab:
ü Bertanggung jawab atas pengembangan kualitas output
Departemen Kreatif maupun ketepatan waktu.
ü Bertanggung jawab pada Manager Operasional.
9. Outdoor Manager : Tunjung
Tugas:
ü Bertugas menjalankan dan mengembangkan sub bidang usaha
outdoor menjadi profit centre yang mandiri.
Wewenang:
ü Berwenang mengembangkan jaringan pemasaran / partnership
dengan pihak luar yang mendukung.
ü Berwenang merumuskan pola kebijakan umum di bidang teknis
operasional maupun kebijakan harga.
Tanggung jawab:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ü Bertanggung jawab atas kelancaran mekanisme keuangan
perusahaan.
ü Bertanggung jawab pada Finance Manager.
10. Kasir: Inggit
Tugas:
ü Bertugas melakukan pembayaran / pencatatan keluar masuk
keuangan perusahaan.
Wewenang:
ü Berwenang meminta kelengkapan dokumen pengeluaran /
pemasukan keuangan perusahaan.
Tanggung jawab:
ü Bertanggung jawab atas kelancaran mekanisme keuangan
perusahaan.
ü Bertanggung jawab pada Finance Manager.
11. Account Executive: Irfan Sutikno
Tugas :
ü Bertugas membantu menciptakan billing dari masing-masing sub
bidang usaha, menjadi satu target billing perusahaan.
Wewenang :
ü Melakukan perencanaan dan pelaksanaan pemasaran langsung
maupun melaului networking.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ü Melakukan koordinasi dengan bidang-bidang lain di dalam
perusahaan.
Tanggung jawab:
ü Bertanggung jawab atas target billing yang telah disepakati
bersama.
ü Bertanggung jawab pada Direktur.
12. Media Assistant: Dwi, Ari
Tugas :
ü Membantu Media Manager dalam menjalankan dan
mengembangkan sub bidang usaha Media Placement menjadi profit
centre yang mandiri.
Wewenang
ü Berwenang mengajukan rumusan pola kebijakan umum di bidang
teknis operasional maupun policy harga.
Tanggung jawab
ü Bertanggung jawab kepada Media Manager.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. Logo perusahaan & Filosofi
Filosofi PT. FRESHBLOOD INDONESIA
FBC = Freshblood Communication = Darah Segar
Dalam metabolisme tubuh mempunyai fungsi yang vital, antara lain:
sebagai alat pengangkut oksigen, pengatur suhu, dan pertahanan tubuh. Dengan
gairah dan semangat muda, berbekal pengalaman panjang masing-masing
personilnya, melahirkan satu tekad untuk bersatu, menciptakan icon baru
Marketing Communications Agency di Surakarta.
The FRESHBLOODERS, pribadi yang tahu persis kekurangannya, bisa
mengukur potensi diri dan tak pernah takut untuk menjadi yang terbaik,
berdasarkan nilai-nilai:
1. Optimis (Optimist)
Selalu berpikiran positif dalam menyikapi sesuatu.
2. PERCAYA DIRI (Confidence)
Dapat menunjukkan keyakinan dan kemampuannya dalam bentuk
konkrit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. PROAKTIF (Proactive)
Mengedepankan inisiatif pribadi dengan kemampuan improvisasi yang
bertumpu pada kepentingan tim.
4. TERBUKA (Open Minded)
Selalu siap menghadapi setiap perubahan dan dapat memahami sudut
pandang pemikiran pihak lain.
5. PEDULI (Care)
Mengerti dan memahami kepentingan orang lain.
6. KERJASAMA (Team Work)
Saling mendukung mencapai tujuan bersama dengan standar kualitas
terbaik.
7. DEDIKASI (Dedication)
Memiliki komitmen tinggi untuk dapat menunjukkan dirinya sebagai
seorang professional.
8. SEIMBANG (Balance)
Memilki keseimbangan kemampuan pikiran, tindakan dan perkataan
yang bertumpu pada kecepatan dan ketepatan hasil kerja.
9. BERPENGETAHUAN (Knowledgeable)
Senantiasa berusaha mengembangkan pengetahuan diri.
10. INTEGRITAS MORAL (Moral Integrity)
Menjunjung tinggi norma-norma yang ada, termasuk di dalamnya jujur
pada diri sendiri, disiplin dan bertanggung jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
G. Lingkup Pelayanan Perusahaan
1. Marketing Communication
Jasa pelayanan yang berfungsi sebagai sarana promosi produk yang
akan dijual kepada pasar melalui penciptaan iklan yang mampu
tampil komunikatif, atraktif, simple, serta memiliki pengaruh yang
kuat sesuai dengan harapan konsumen. Marketing Communication
mencakup keseluruhan penjualan serta pemasaran produk melalui
berbagai macam media.
Langkah kerja Marketing Communication:
ü Mengetahui objek yang akan dijual, sehingga dapat
menimbulkan isnpirasi kreatif desain untuk
mengeksploitasinya di atas kertas dan jadilah sebuah logo /
logotype I call sign suatu produk.
ü Memperkenalkan produk itu kepada khalayak dengan cara
membuat promosi / iklan di media cetak (Koran, majalah,
tabloid, brosur, leaflet), media elektronik (radio, TV-comm)
dan media luar ruang (billboard, neon box, baliho, dan
banner)
ü Menganalisa promosi tersebut di atas untuk mengetahui
hasil dari efek promosi, hingga tahu sampai batasan mana
upaya marketing komunikasi yang dijalankan.
ü Reminding (Iklan Branded).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Outdoor Advertising
Jasa pelayanan promosi outdoor yang berfungsi membantu klien
dalam mempromosikan produk suatu perusahaan melalui
pemasangan iklan media luar ruang dari tahap pemilihan lokasi,
pengurusan perizinan, pengurusan pajak, kontrak sampai dengan
perawatannya.
Langkah kerja Outdoor Advertising :
ü Mengetahui jangkauan produk yang dipromosikan
ü Membuat desain materi yang telah diterima dari pihak
klien dan dikomunikasikan / disampaikan ke bagian Divisi
Kreatif untuk dijadikan materi iklan yang cukup menarik
dan mudah diingat.
ü Membuat visual dan hasil desain yang telah disetujui oleh
pihak klien. Membantu proses pembayaran pajak reklame
dan pajak lokasi.
ü Merawat dan member service / jaminan asuransi terhadap
materi yang dipromosikan tersebut kepada klien.
3. Marketing Events
Jasa pelayanan komunikasi yang berfungsi membantu klien dalam
menjual serta mempromosikan produk dari perusahaan melalui
berbagai macam event yang diselenggarakan di berbagai daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Langkah kerja Marketing Events:
ü Mengetahui produk yang akan dijual / dipromosikan
ü Membuat break down dan run down acara / event.
ü Menentukan tempat / lokasi event.
ü Membantu pelaksanaan promosi di berbagai media, seperti
media cetak, media placement, media elektronik dan media
luar ruang sebagai usaha pendukung untuk menarik
pengunjung / penonton / calon pembeli.
ü Melaksanakan pekerjaan / susunan acara yang telah dibuat
dan disetujui bersama baik dari pihak biro maupun dari
pihak klien.
ü Membuat laporan hasil kerja pelaksanaan event.
4. Media Placement
Jasa pelayanan komunikasi yang berfungsi membantu klien dalam
merencanakan serta menawarkan produk melalui pemasangan iklan di
berbagai media, meliputi media Print-Ad seperti majalah, tabloid, Koran,
flyer, brosur, Company Profile, dan lain-lain hingga media elektronik di
berbagai wilayah.
Langkah kerja Media Placement:
ü Mengetahui produk yang akan dipromosikan
ü Menyerahkan materi dari klien kepada Divisi Kreatif untuk
dijadikan materi iklan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ü Membuat desain materi iklan yang telah disetujui klien.
ü Membantu klien dalam pemasangan iklan di media
termasuk menangani keseluruhan biaya pemasangan iklan
berdasarakan lama waktu iklan tersebut ditayangkan di
media yang telah ditentukan.
5. Graphic Design
Jasa pelayanan komunikasi yang berfungsi membantu klien dalam
memvisualisasikan ide / keinginan klien, membuat perencanaan
layout desain, dan mengoreksi serta memperbaiki konsep desain
dari klien sesuai dengan klien. Termasuk di dalamnya penciptaan
desain-desain iklan seperti: catalog perusahaan, brosur, flyer, dan
lain-lain. Dalam hal ini peran Divisi Kreatif sangat dominan yaitu
sebagai perancang konsep maupun eksekusi teknis.
Langkah kerja Graphic Design:
ü Mengetahui produk yang akan ditawarkan melalui
pembicaraan dengan klien dan Account Executive
menyangkut keinginan klien untuk menawarkan produknya.
ü Melakukan internal meeting antara Account Executive
dengan Divisi Kreatif & Media untuk menentukan
pendalaman mengenai produk yang akan ditawarkan.
ü Menentukan konsep kreatif untuk kemudia diserahkan
kepada klien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ü Membuat desain iklan yang telah disesuaikan dengan
keinginan dan kebutuhan klien berdasarkan creative
brainstorming serta internal meeting yang sebelumnya telah
dilakukan.
ü Membantu klien dalam menentukan pemilihan media iklan
baik melalui media outdoor maupun media cetak.
6. Billing Perusahaan
Ada beberapa jenis penentuan pembayaran desain iklan dari
konsumen ke Agency, yakni :
a) Diskon media
Merupakan sistem penentuan billing dimana media yang
akan digunakan untuk memasang iklan memberikan diskon
harga kepada agency. Dari agency sendiri tidak memberikan
persen keuntungan keseluruhan diskon dari media kepada
klien. Tarif yang diberikan agency kepada klien ditentukan
berdasarkan kesepakatan atau dengan kata lain antara agency
dan klien saling berbagi jumlah persen diskon yang diberikan
oleh media pemasang iklan.
b) Handling Fee
Merupakan sistem penentuan billing dimana biaya yang
ditentukan dari agency kepada klien dihitung berdasarkan
persen dari total harga keseluruhan termasuk biaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pegiriman, teleponon, fax, dll yang menyangkut pembuatan
iklan tersebut dimasukkan juga dengan total harga iklan
keseluruhan.
c) Creative Fee
Merupakan sistem penentuan billing dimana harga yang
telah diberikan kepada klien sudah merupakan patokan /
variabel tetap dari agency itu sendiri.
H. KLIEN
Klien yang pernah ditangani PT. Freshblood Indonesia sudah cukup
banyak, diantaranya:
1. Promo Events
Recent Clients
A. APKOMINDO
Pameran computer di Diamond Solo Convention centre 16-20 april 2008.
PT. Freshblood Indonesia merancang saluran media promosidan publikasi,
antara lain:
1) Logo pameran computer
2) Media luar ruang seperti baliho, spanduk, poster, vertical banner, stiker,
kaos panitia, dan gerbang masuk permanen.
3) Stasionary events
4) Iklan media, penempatannya : surat kabar dan radio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B) WORLD HERITAGE CITIES Euro Asia Conference & Expo 2008
Kegiatan konferensi dan pameran budaya yang dilakukan oleh OWHC
(Organizational of World Cities ) pada tangggal 25-28 oktober 2008 di Solo. PT.
Freshblood Indonesia merancang strategi publikasi dan promosi yang digunakan
di dalam WHC. Sarana promosi dan publikasinya antara lain.
1) Media luar ruang (billboard, baliho, vertical dan horizontal banner,
backdrop, flayer, brosur, poster).
2) Iklan (TVC,print ad).
3) Branding (menggunakan co-branding).
4) Publicitly (talkshow, press release, adlibs, karnaval).
5) Unconventional media.
Strategi komunikasi publikasi dan promosi ditujukan kepada tingkatan
audiens yang terbagi menjadi tingkat lokal, domestic (nasional), dan luar
negeri.
a) Tingkat Lokal
Media yang digunakan : media luar ruang, iklan, karnaval, dan
unconvenditional media, Tempat yang digunakan : media massa lokal dan
regional (surat kabar, TV, dan radio) yang bisa mencakup daerah lokal
Solo dan Jawa Tengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Tingkat domestik
Media yang digunakan : flayer, banner, TVC, print ad serta kerjasama banding
dengan maskapai penerbangan. Tempat yang digunakan : media massa
nasional dan tempat strategi seperti hotel dan bandara.
c) Tingkat Luar Negeri
Media yang digunakan : brosur, flayer, banner, dan poster. Tempat yang
digunakan : kantor kedutaan, kantor konsultan, kampus dan pusat
kebudayaan.
Recorded Clients:
a) Bengawan Solo Festival
Rancangan strategi promosi dan publikasi BSF 2007.
b) Solopos SBBI
Rancangan strategi promosi dan publikasi SBBI 2007.
c) Solopos SCSI 2006
Rancangan strategi promosi dan publikasi SCSI 2006.
d) Regional Identitiy
Solo the spirit of java brand indentity campaign.
e) Solopos FM
Rancangan strategi promosi dan publikasi solopos FM.
2) Media clients:
Recent clients:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a) Indo Sunmotor Gemilang
PT. Freshblood Indonesia merancang desain iklan Indo sunmotor dan
penempatan iklan di tiga media, yaitu: Suara Merdeka, Jawa Pos Radar
Semarang, Jawa Pos Radar Kudus, Jawa Pos Radar Pekalongan.
b) Margo Murah Baru
PT. Freshblood Indonesia merancang desain iklan dan penempatan media dari
Margo Murah Baru. Isi dari iklan adalah penawaran undian berhadiah dan
cicilan tanpa bunga. Media yang digunakan dalam iklan ini adalah
Solopos.
c) Dipo Star Finance
PT. Freshblood Indonesia merancang desain iklan dan penempatan media dari
Dipo Star Finance. Media yang digunakan dan penempatan iklan ini
adalah suara Merdeka dan Solopos.
Recorded Clients:
a) Pemkot Solo
Berseri tanpa korupsi, pembuatan baliho,untuk menyampaikan pesan
pemkot untuk memberantas korupsi . Klien placement media yang lain tidak
memiliki hubungan jangka panjang dengan PT. Freshblood Indonesia sangat
banyak. Mereka biasanya hanya berhubungan ketika iklan dibutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hubungan yang terjadi adalah hubungan jangka pendek, begitu transaksi
selesai, hubungan juga selesai.
3. Marcomm Clients
Recent Clients
a) Bisnis Indonesia Group
Bisnis Indonesia Group meningkatkan pertumbuhan bisian yang bisnisnya.
Aktivitas brand building dan Makerting communication mendapat perhatian
yang besar sebagai bagian dari strategi pertumbuhan bisnis tersebut.
Aktivitas ini disesuaikan dengan :
1) Melakukan diversifikasi produk dengan menambahkan sisipan jateng DIY,
Jatim, Bisnis Indonesia Minggu (BIM) dan portal Bisnis.com.
2) Mengadakan event seperti Bisnis Indonesia Award, Ad partnership,
Banking Efficiency Award, dan lain-lain.
3) Mendirikan sekolah bisnis dan kegiatan yang berbasis creative industry
yang melibatkan anak muda. Brand building dan marketing
communication ini dipacu untuk merubah brand image Bisnis Indonesia
Group dari media referensi bisnis (Newspaper Based Media) menjadi
solusi bisnis (knowledge based). Perubahan ini membutuhkan campaign
activities untuk menanamkan branf yang diinginkan . Yang dilakukan PT.
Freshblood Indonesia dalam membantu merancang campaign ini adalah:
a. Merancang strategi iklan untuk mempromosikan Bisnis
Indonesia edisi Jawa Tengah dan DIY
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Merancang strategi iklan untuk mempromosikan Bisnis
Indonesia sebagai panduan solusi bisnis (seperti brand image yang ingin
dicapai).
c. Merancang strategi iklan untuk mempromosikan fasilitas cetak
jarak jauh Bisnis Indonesia Grup
d. Merancang strategi iklan untuk momen-momen penting sebagai
kesempatan untuk brand campaign.
e. Merancang strategi iklan untuk mempromosikan bisnis.com.
f. Launch produk baru, berupa majalah gaya hidup yang
berorientasi bisnis.
b) Suara Merdeka Grup
Brand Campaign, merancang strategi brand campaign Suara Merdeka
melalui marketing communication.
1) Merancang Suara Merdeka campaign
a. Brand campaign Suara Merdeka
Tema dalam campaign diganti dari ”Lebih Tajam” menjadi “Lebih
Cerdas”.
b. Merancang strategi untuk menegaskan positioning Suara Merdeka
di Jawa Tengah. Penegasan positioning juga dilakukan dengan
meremajakan tagline “Perekat Komunitas Jawa Tengah” melalui
tampilan visual agar selaras dengan repositioning yang dilakukan.
Disarankan untuk menggunakan jaringan yang dipunyai Suara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Merdeka Grup untuk menjadi teaser (pendukung) campaign yang
dimaksud.
c. Merancang logo ulang tahun Suara Merdeka 57 tahun.
Perancangan logo ulang tahun dilakukan PT. Freshblood Indonesia.
Dalam ulang tahun ini diluncurkan tema “Lebih Segar, Lebih
Padat, Lebih Cerdas”.
2) Merancang Suara Merdeka Grup
a. Merancang iklan untuk tabloid Olga dan Otospeed.
c) The Sunan Hotel
Ikut dalam strategi rebranding The Sunan
1) PT. Freshblood Indonesia meng-create event unik yang dilaksanakan
untuk mencapai publisitas, yaitu pembuatan kuluk yang meraih rekor
MURI sebagai kuluk terbesar di Indonesia. Publisitas ini biasa
digunakan sebagai momen sensasional yang memungkinkan
terciptanya kesempatan diliput media sebagai new brand awareness
campaign.
2) Konsep iklan juga dirancang oleh PT. Freshblood Indonesia. Iklan ini
(print ad) ditempatkan di berbagai media yang disepakati antara klien
dengan PT. Freshblood Indonesia. Media luar ruang juga dibuat untuk
The Sunan berupa billboard dan midiboard.
3) Konsep corporate campaign untuk momen Natal dan Tahun Baru.
d) Majalah Saudagar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan brand identity Saudagar dirasa perlu mengingat jenuhnya
identitas Saudagar di pasar. Penampilan luar seperti cover, layout, dan logo
perlu refreshment agar terlihat lebih menarik untuk dilihat. Penampilan
content juga dirasa perlu. Perubahan yang dilakukan dalam rangka
perubahan brand identity, antara lain:
1) Layout cover
Diatur agar terlihat lebih fresh, modern dan elegan. Pengaturan letak
headline dan berita pendamping diatur dengan lebih baik (PT.
Freshblood menggunakan konsep JIDAT dan KAKI untuk layout
judul). Cover utama tidak sekedar menampilkan foto orang atau
narasumber, namun diganti foto yang lebih bermakna dan berhubungan
dengan main content pada edisi tertentu.
2) Logo
Logo SAUDAGAR juga diremajakan untuk mengimbangi perubahan
tampilan cover.
3) Tagline
Disepakati bersama bahwa tagline majalah adala “Lugas, Padat, dan
Bernas”. Sedangkan tagline campaign adalah ”Berita, Bisnis, dan
Gaya Hidup”. Selain itu PT. Freshblood Indonesia juga merancang
brand identity pada corporate stationary (kartu nama, map, amplop,
dll) sampai corporate promotion (mobil, billboard, dll).
Selain beberapa klien di atas, masih ada beberapa klien lagi, yaitu:
a. PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia, Jakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Lumbung Advertising, Jakarta
c. Indofood, Jakarta
d. Tunas Jaya Motor, Sukoharjo
e. GTZ- red.
f. Mitsubishi
g. Jawa Pos
h. Utama Makmur, Solo
i. Petak Umpet, Yogyakarta
j. Oli Top, Yogyakarta
k. SHARP, Jakarta
l. Totti, Yogyakarta
m. London Beauty Centre, Yogyakarta
n. Spectra (Selaras Pariwara Eka Citra)
o. Media Indonesia
p. Solo Square, Solo
q. Solo Grand Mall, Solo
r. Top Jaya Sarana Utama, Bali
s. TOSHIBA, Bali
t. Hotel Quality, Salatiga
u. Putra Mulia, Solo
v. Sekolah Kristen Pelita Nusantara Kasih ,Solo
w. Koran Jogja, Jakarta- Yogyakarta
x. Badan Informasi dan Komunikasi Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
y. Dinas Pariwisata Surakarta
z. Universitas Muhamadiyah Surakarta, dll
I. Prestasi dan Reputasi Perusahaan
PT. Freshblood Indonesia berdiri pada 1 Januari 2006. Meskipun belum
lama berdiri, Freshblood Indonesia telah membuktikan kemampuannya dalam
berkarya, hal ini dibuktikan dengan diperolehnya sederetan penghargaan, antara
lain:
ü Gold kategori Best Print KR pada Phinastika 2006
ü The Best Local Content pada Phinastika 2006
ü Best Print Awards (iklan kolom) pada Phinastika 2006
ü Nominasi Citra Pariwara 2006
ü 1 Bronze pada Bawana Phinastika 2007
ü Gold kategori Best of Print KR (iklan kolom) pada Phianstika 2007
ü Best Thypografi pada Phinastika 2007
ü Bronze kategori Interaktif CD / Web pada Phinastika 2007
ü Agency Creative of The Year Baskara pada Phinastika 2007
ü 5 Bronze pada Baskara Phinastika 2007
ü Rekor Muri untuk TTS dan Kuluk terbesar
ü 1 Bronze pada Bhaskara Phinastika 2008
ü 1 Silver pada Baskara Phinastika 2008
ü 1 Bronze pada Bhaskara Phinastika 2008
ü Penghargaan Juri untuk karya Poster Awarding Global Warning
Competition, Bisnis Indonesia 2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
A. PERSIAPAN MAGANG
Magang / KKM merupakan suatu kegiatan pendidikan yang langsung terjun
ke dunia kerja nyata dalam batas-batas waktu tertentu. KKM merupakan langkah
nyata dari penerapan ilmu yang diajarkan selama kuliah. Penulis melaksanakan
KKM selama kurang lebih satu bulan lebih satu minggu terhitung mulai tanggal 1
April sampai dengan 7 Mei 2011 di PT. Freshblood Communication Indonesia.
PT Freshblood sendiri beralamat di Jl. Kacer 1 No.6 Manahan, Solo 57139.
Sebelum melaksanakan kegiatan KKM segala persiapan harus dipersiapkan
secara matang. Dimulai dari pencarian tempat dari pelaksanaan KKM hingga
segala hal yang berkaitan dengan program KKM yang akan dilaksanakan yakni
pembuatan surat tugas untuk instansi atau tempat magang sampai dengan
pembekalan magang yang diperlukan untuk mengetahui gambaran mengenai
program di tempat KKM itu dilaksanakan. Meskipun antara teori pembekalan
KKM dengan pelaksanaanya tidak sepenuhnya sama, tetapi setidaknya
pembekalan tersebut dapat menjadi gambaran serta pedoman dalam melaksanakan
kegiatan KKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Pada saat Kuliah Kerja Media, penulis mengambil Marketing di PT.
Freshblood Indonesia. Akan tetapi dalam pelaksanaannya penulis hanya berada di
bagian marketing di minggu pertama saja. Di minggu selanjutnya baru penulis
ditempatkan di bidang Account Executive (AE). Tugas utama dari AE di PT
Freshblood yaitu sebagai duta biro iklan yang menghubungkan antara klien dan
biro iklan. Selanjutnya AE menjadi konsultan klien dalam menyusun kebutuhan
strategi pemasaran produk terkait dengan kerjasama antara biro dan klien yang
bersangkutan. Oleh karena itu AE tidak sekedar sebagai pesuruh dan pengantara
saja.
Secara teknis AE menjembatani antara klien dan pihak biro, tapi klien
pasti mengharapkan nilai lebih (value added) dari biro untuk bekerjasama.
Diumpamakan kemampuan teknik komunikasi seorang AE itu adalah sebuah
wadah, sedangkan isinya adalah persoalan yang dihadapi klien. Sebelum bertemu
dengan klien seorang AE haruslah mempersiapkan diri dan mempunyai bekal
dalam pembicaraan yang terkait dengan bisnis klien. Seorang AE diharuskan
mempelajari dan sepenuhnya memahami akan kebutuhan-kebutuhan kliennya,
termasuk kedalaman seluk-beluk bisnis dan sektor industri dimana perusahaan
yang menjadi kliennya tersebut bergerak. AE bukanlah passenger (pesuruh) yang
hanya menuruti kebutuhan klien, tetapi fungsi dari AE adalah menciptakan
kesepahaman serta kesepakatan yang baik untuk kemajuan bisnis klien. Ia dituntut
untuk pandai-pandai menterjemahkan kebutuhan-kebutuhan tersebut menjadi
usulan kampanye periklanan yang nantinya akan ia sampaikan kepada atasannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan kepada anggota kerja biro iklan. Pada waktu melaksanakan KKM penulis ikut
menangani klien PT. Sunan Hotel, Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Solo
serta di waktu senggang mengadakan wawancara terkait pekerjaan AE dengan
Bapak Irfan Sutikno selaku Direktur PT. FBC Indonesia serta Account Executive
di PT Freshblood.
Pada awal masuk pertama magang penulis ditempatkan di bagian
marketing, diberi pengarahan oleh supervisor tentang kegiatan marketing. Penulis
juga diperkenalkan dengan para pegawai PT Freshblood serta proses pengerjaan
iklan di biro iklan tersebut. Pada bulan April tersebut PT Freshblood bekerjasama
dengan salah satu Event Organizer di Solo menggelar Marketing Event untuk
salah satu klien PT. Freshblood yaitu Semeru Elektronik. Event tersebut adalah
pameran audio elektronik Semeru Elektronik yang diadakan tanggal 1-10 April
2011 di Diamond Restaurant. Seluruh pengerjaan event ini dilakukan oleh Event
Organizer. Pihak Marketing PT. Frshblood berfungsi sebagai pengantara dan
penggagas acara saja. Jadi hampir tiap hari selama event tersebut berlangsung
penulis bersama pihak marketing PT. FBC mengunjungi pameran tersebut untuk
membantu pengerjaan di stand panitia event. Di minggu pertama, penulis juga
berkesempatan bertemu dengan pihak Semeru Elektronik terkait pelaporan acara
event serta pemasangan rountex serta spanduk yang memasang iklan tentang
event tersebut.
Pada minggu ke dua penulis mulai ditempatkan di bagian Account
Executive bersama dengan Bapak Irfan Sutikno selaku Direktur PT. FBC
Indonesia serta Account Executive di PT Freshblood. Pada minggu ini bersama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
AE PT. FBC, penulis berkesempatan bertemu dengan pihak klien yakni The
Sunan Hotel. Penulis bersama AE PT. Freshblood mengadakan pertemuan dengan
Ibu Retno Wulandari selaku PR Manager dari The Sunan Hotel. Pertemuan ini
menyangkut rencana pembuatan iklan The Sunan Hotel untuk mengangkat
pembangunan terbaru ballroom dari The Sunan Hotel yang berkapasitas 3.150
orang. Setelah bertemu dengan pihak The Sunan Hotel, esoknya penulis
membantu pembuatan Point of Minute untuk iklan The Sunan Hotel yang
merupakan brief untuk pihak kreatif dalam membuat iklan.
Pada minggu ketiga penulis ikut menawarkan surat penawaran ke
Primagama Manahan serta Axis Solo. Hal ini terkait untuk mencari klien-klien
yang baru yang dimaksudkan untuk kemajuan perusahaan. Selanjutnya, bersama
AE PT. Freshblood, penulis mengadakan kunjungan ke Dinas Komunikasi dan
Informasi Kota Solo untuk silaturahmi dan kerja sama. Kantor Dinas Komunikasi
dan Informasi Kota Solo sendiri berada di Balaikota Solo. Kunjungan ini terkait
akan diadakannya Pekan Informasi Nasional tanggal 20-25 Mei 2011 di Kota
Solo. Di minggu ini penulis juga berkesempatan mempelajari presentasi yang
diadakan PT. Freshblood untuk branding klien Koran Solopos.
Di minggu ke empat, penulis bertemu dengan klien The Sunan Hotel
terkait dengan rencana pembuatan company profile The Sunan Hotel tersebut.
Pihak The Sunan Hotel melalui PR Manager Ibu Retno Wulandari menyerahkan
sepenuhnya pembuatan company profile kepada PT. Freshblood. Penulis bertemu
dengan pihak klien The Sunan hotel untuk membahas materi apa saja yang akan
dipasang di company profile tersebut. Penulis juga ikut membantu pengerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
copywriter company profile tersebut. Selain itu, penulis juga mengikuti proses
kreatif pengerjaan produksi iklan untuk branding Solopos. Pengerjaan iklan
tersebut menggunakan sesi pemotretan yang mengangkat fungsi garpu tala,
konsep badak bercula, serta miniatur dari orang-orang yang membaca Solopos di
warung wedangan.
Di minggu terakhir magang yakni minggu ke lima, penulis mengikuti rapat
AE dengan bagian kreatif untuk membahas konsep serta materi company profile
The Sunan Hotel. Di rapat ini dibahas materi apa saja dari Kota Solo yang akan
dimasukkan dalam company profile The Sunan Hotel. Di minggu ini penulis juga
mengikuti pertemuan dengan pihak Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Solo
untuk membahas pembuatan baliho Pekan Informasi Nasional tanggal 20-25 Mei
2011. Baliho ini akan dipasang di daerah Gladak dan Jongke. Selama mengajukan
desain ke pihak Dinas Komunikasi dan Informasi terjadi dua kali revisi sebelum
diterima pihak klien. Dan di hari terakhir magang tepatnya 7 Mei 2011, penulis
berkesempatan mengikuti secara gratis Seminar Creative Sharing ASSPRO
(Assosiasi Perusahaan dan Praktisi Periklanan Solo) dimana Pak Irfan Sutikno
selaku Direktur dan Account Executive PT Freshblood Indonesia menjadi
moderator seminar ini dan Pak Anton Gultom selaku Art Director PT Freshblood
menjadi ketua dari seminar ini. Penulis di seminar ini diberi kepercayaan untuk
membantu presentasi para pembicara dengan menampilkan presentasi beliau di
layar LCD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. LINGKUNGAN KERJA
1. Hubungan antara pimpinan dengan bawahan
Penulis selama mengadakan KKM di PT. Freshblood Indonesia melihat
bahwa di dalam biro iklan ini merupakan satu kesatuan keluarga yang utuh.
Penulis dapat merasakan rasa kekeluargaan di lingkungan kerja. Seperti layaknya
sebuah keluarga mempunyai kepala keluarga dan anggota keluarga, mereka saling
menghormati dan menjaga hubungan agar tetap harmonis. Tidak jarang banyak
humor-humor keluar dari mulut antara pimpinan dengan bawahan di PT
Freshblood Indonesia. Kekeluargaan di PT Freshblood ini sangat dirasakan
dengan adanya makan siang bersama setiap hari di dapur yang terletak di ruang
paling belakang dari kantor PT. Freshblood. Mereka menyadari bahwa team work
dan hubungan yang akrab merupakan kunci dalam menyelesaikan pekerjaan-
pekerjaan kantor.
2. Hubungan antara karyawan
Selama kegiatan KKM hubungan antar karyawan juga baik, baik itu dari
divisi kreatif, media, administrasi, serta marketing dan AE. Begitu juga dengan
penulis sebagai peserta KKM, penulis diperlakukan dengan ramah dan baik dan
mereka juga sering berbagi pengalaman hidup dan kerja mereka.
D. FASILITAS
Selama kegiatan KKM di PT. Freshblood penulis diperbolehkan
menggunakan fasilitas kantor seperti computer, hot spot, serta printer. Penulis
juga diberi makan siang dan snack setiap harinya yang merupakan tradisi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
setiap karyawan PT. Freshblood. Fasilitas ini digunakan penulis untuk
mempermudah bagian marketing dan Account Executive, dan tentu saja
mempermudah kegiatan KKM bagi penulis sendiri.
E. PELUANG DAN KENDALA
Selama melaksanakan kegiatan KKM di PT Freshblood Communication
Indonesia, penulis banyak memperoleh dan mengalami peningkatan di bidang
pemasaran, periklanan serta cara berkomunikasi. Wawasan pengetahuan ini
nantinya dapat menjadi pedoman sebagai modal memasuki dunia kerja nyata.
Kendala yang dihadapi penulis adalah sewaktu mengadakan pertemuan dan
negosiasi dengan klien, penulis masih grogi kepada klien, serta belum terlalu
banyak mengerti kedalaman tentang klien tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan adanya program kuliah kerja media yang dilaksanakan agar dapat
diterapkan bagi seseorang mahasiswa secara langsung dan nyata dalam melatih
mahasiswa sebagai calon tenaga kerja yang profesional serta terampil dalam
menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Dari pengamatan dan penilaian
penulis selama mengadakan kegiatan KKM, penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Periklanan merupakan proses penyampaian pesan yang didalamnya
terdapat penawaran suatu produk yang ditujukan kepada target audience
serta masyarakat dan disampaikan melalui media baik di media lini atas
maupun media lini bawah. Proses pembuatan iklan dapat disingkat
sebagai berikut. AE bertemu dengan klien terkait rencana kampanye dan
pembuatan iklan serta pemasangannya. Selanjutnya AE bekerjasama
dengan pihak kreatif terkait desain dan produksi iklan tersebut serta
dengan pihak media terkait pemasangan media iklan tersebut. Setelah
terjadi kesepakatan barulah desain media dan penempatan media
dilaporkan ke klien dan bila disetujui, iklan tersebut dapat diproduksi.
2. AE adalah penghubung antara klien dan instansi periklanan. Ketika
berhadapan dengan klien, AE membawa kepentingan biro, dan ketika di
kantor biro, AE membawa kepentingan klien. Fungsi dari AE adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menciptakan kesepahaman serta kesepakatan yang baik untuk kemajuan
bisnis klien serta terjalinnya kerjasama yang baik antara biro iklan dan
pihak klien. Seorang AE dituntut mengerti kedalaman tentang klien dan
mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan klien secara
profesional.
3. Selama melaksanakan kegiatan magang di PT. Freshblood penulis dapat
mengetahui kehidupan dunia kerja yang sebenarnya, beberapa di
antaranya yaitu:
· Bagaimana seorang AE itu harus dapat melayani klien dengan baik
dan profesional serta dapat menjadi konsultan bisnis, pemasaran, dan
juga periklanan bagi klien.
· Mengetahui bahwa rasa kekeluargaan dan team work menjadi
penting dalam pengerjaan tugas-tugas di dunia kerja.
· Mengetahui proses pengerjaan iklan di sebuah biro iklan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. SARAN
a. Instansi tempat magang (PT. Freshblood Communication
Indonesia):
1. Menambah jumlah Acoount Executive yang ada. Hal ini diperlukan
untuk menunjang pelayanan biro iklan kepada klien.
2. Memberi kepercayaan lebih besar kepada mahasiswa magang untuk
melatih kemampuan komunikasi dan pelayanan kepada klien-klien
yang ada. Meskipun harus menerima resiko akan tetapi belum tentu
pula mahasiswa tidak dapat melakukan seperti yang diharapkan
perusahaan.
3. Tetap menjaga suasana kekeluargaan antar pegawai yang ada karena
dengan adanya rasa kekeluargaan dapat menjaga kenyamanan dalam
lingkungan kerja di biro iklan.
b . Program Studi D3 Periklanan FISIP UNS:
1. Menambah fasilitas-fasilitas yang ada meskipun terdapat resiko biaya
pembangunan dan pengadaan fasilitas yang harus bertambah.
Diharapkan dengan fasilitas yang memadai tersebut dapat menunjang
kegiatan perkuliahan komunikasi terapan khususnya bidang
periklanan.
2. Menambah praktek-praktek tentang kegiatan AE seperti pembuatan
creative brief, melobi klien, mengawal suatu proyek periklanan,
menjaga hubungan antara klien dan biro iklan, client service
excecutive.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Keilmuan komunikasi terapan:
1. Terus meng-update ilmu pemasaran dan komunikasi terapan
khususnya bidang periklanan secara konsisten karena ilmu tersebut
terus-menerus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.