LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

56
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN Pengenalan dan Pengukuran Bentang Lahan Pulau Bali disusun oleh : Yanuar Ryan Irawan (NIM : 14/370448/SV/07955) PROGRAM DIPLOMA PENGINDERAAN JAUH dan SISTEM INFORMASI GEOGRAFI SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA

Transcript of LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

Page 1: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

Pengenalan dan Pengukuran Bentang Lahan Pulau Bali

disusun oleh :

Yanuar Ryan Irawan

(NIM : 14/370448/SV/07955)

PROGRAM DIPLOMA

PENGINDERAAN JAUH dan SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusun telah

dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mengenai “Pengenalan dan

Pengukuran Bentanglahan Pulau Bali yang dilaksanakan pada 10-14 Agustus 2015. Laporan ini

disusun untuk melengkapi kegiatan KKL tersebut.

Laporan ini disusun berdasarkan data dan pengamatan yang dilakukan selama KKL

berlangsung, dengan demikian laporan ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas

perjalanan KKL yang telah penulis laksanakan.

Dalam pembuatan laporan resmi ini penyusun telah dibantu oleh beberapa pihak yang

terkait. Karena itu pada kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada

1. Tim dosen Program Studi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi yang

telah membimbing dan mendampingi selama masa KKL.

2. Staff laboran Program Studi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi yang

telah mendampingi selama masa KKL.

3. Panitia, peserta, dan anggota kelompok 6 dalam mensukseskan kegiatan KKL ini.

4. Keluarga yang selalu memberi semangat dan dorongan untuk

menyelesaikan tahap demi tahap kuliah kerja lapangan ini hingga

penulisan laporan akhir kuliah kerja lapangan.

5. Serta seluruh pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penyusun mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang bermanfaat sebagai bahan

masukan dan koreksi dalam membuat laporan praktikum di lain waktu. Akhir kata penyusun

berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait, terutama bagi pihak-pihak

yang membutuhkan. Terimakasih.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015

Penyusun

Page 3: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan suatu kegiatan yang

dilaksanakan di luar kegiatan kuliah di dalam ruangan yang bertujuan

untuk memahami materi kuliah yang disampaikan oleh dosen.

Penjelasan yang disampaikan oleh dosen akan terlihat nyata ketika

dilakukan kuliah kerja lapangan. Melalui kegiatan tersebut, setiap

mahasiswa diajarkan untuk melakukan semua hal yang telah dipelajari

di bangku kuliah maupun di kegiatan praktikum, dari mulai

menganalisis bentang-lahan, bentuk-lahan, aspek sosial, ekonomi,

budaya, interpretasi citra, membuat peta, hingga pengukuran di

lapangan. Daerah kuliah kerja lapangan antara lain, Kabupaten

Jembrana, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli,

Kota Singaraja, dan Kota Denpasar.

. Peta yang dihasilkan merupakan hasil dari interpretasi citra yang

dilakukan interpretator atau sumber yang lain dan untuk membuktikan

kebenaran interpretasi, dilakukan uji lapangan. Sehingga peta dapat

dibuat apabila data yang diperoleh merupakan data akhir yang artinya

data tersebut sudah melalui beberapa tahap proses pembuatan peta

dan memenuhi kaidah kartografi. Peta merupakan susunan informasi

dengan gambaran muka bumi yang disusun sedemikian rupa agar

pembaca peta mudah untuk memahami informasi yang ada pada peta

seperti batas administrasi, potensi suatu daerah, dll. Peta merupakan

salah satu hasil dari cabang ilmu geografi yang berupa Sistem

Informasi Geografi (SIG) yang memiliki kajian-kajian yang dapat

Page 4: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

mengetahui keadaan sekitar dalam bentuk yang luas, tetapi

diinformasikan secara sederhana dan menarik.

Geografi merupakan salah satu cabang ilmu yang memiliki

pengertian secara umum sebagai ilmu yang mempelajari tentang

lokasi, kenampakan, persebaran, persamaan, dan variasi keruangan

atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi dengan dua

aspek utama yaitu ruang dan waktu. Hal-hal yang menyangkut tentang

fenomena, spasial, atau keruangan dapat dilakukan atau dikaji dengan

adanya sumber data yang berasal dari data penginderaan jauh yang

berupa citra hasil perekaman satelit dan foto udara. Selain data

penginderaan jauh yang berupa citra satelit dan foto udara, data yang

digunakan sebagai dasar acuan penentuan posisi absolut dan berbagai

referensi keruangan lainnya ialah peta rupa bumi Indonesia (RBI). Peta

ini merupakan data yang lengkap merepresentasikan penggunaan

lahan, titik ketinggian, batas administrasi, garis kontur, topinimi,

kenampakan daerah, dan lain-lain yang tidak terlihat secara langsung

pada citra penginderaan jauh dan foto udara. Keadaan bentuk-lahan,

sosial, dan budaya setempat memengaruhi bentuk penggunaan-lahan

dan analisis terjadinya penggunaan-lahan dapat dikaitkan adanya

empat aspek tersebut.

Penggunaan-lahan dapat terbentuk akibat interaksi

masyarakat yang mengubah suatu lahan menjadi suatu yang

bermanfaat dan dapat dimanfaatkan oleh banyak orang, salah satu

contohnya ialah permukiman. Permukiman diklasifikan menjadi

klasifikasi permukiman artifisial dan natural. Dalam lingkup studi

perkotaan, permukiman dibagi atas, permukiman mikro, meso, dan

makro. Permukiman mikro merupakan bentuk rumah secara individu,

permukiman meso merupakan kelompok bangunan yang tidak terlalu

besar seperti, desa atau kompleks perumahan, dan permukiman

makro merupakan keterkaitan antara meso dan mikro yang menjadi

suatu sistem seperti, sistem perkotaan atau sistem perdesaan. Subak

Page 5: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

merupakan sistem pertanian di Provinsi Bali yang handal dalam

pembagian air pada setiap sawah. Subak terdiri atas beberapa orang

di dalamnya sehingga terbentuk menjadi suatu organisasi. Subak

menjadi suatu sistem yang diatur oleh adat sehingga keberlangsungan

sistem subak teratur dan masih berlangsung hingga sekarang. Oleh

karena itu, sebagai mahasiswa penginderaan jauh dan sistem

informasi geografi tidak hanya memelajari mengenai citra dan peta,

tetapi harus memelajari keberlangsungan alam sekitar yang ditandai

oleh adanya aspek sosial budaya seperti sistem subak.

1.2. TUJUAN

1. Melakukan uji lapangan terhadap citra atau peta yang merupakan hasil delineasi

yang telah dilakukan di laboratorium sebelumnya.

2. Menganalisis dan mengidentifikasi bentanglahan dan bentuklahan yang ada di

Provinsi Bali.

3. Menganalisis dan mengidentifikasi penggunaan lahan yang ada di Provinsi Bali.

4. Mengetahui dan memahami proses geologi dan geomorfologi

yang terdapat di Provinsi Bali berdasarkan karakteristik daerah

yang dikaji.

5. Mengetahui dan memahami karakteristik tanah yang terdapat di Provinsi Bali.

6. Mengetahui kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Bali terkait dengan

bentuklahan dan penggunaan lahan.

7. Menghitung kerapatan vegetasi dari sebagian vegetasi yang ada di Pulau Bali.

8. Menggunakan alat-alat survey lapangan dengan baik.

9. Menyajikan data hasil Kuliah Kerja Lapangan dalam bentuk peta yang telah

dilaukan uji lapangan.

Page 6: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

10. Melatih kerjasama antar kelompok.

1.3. SASARAN

1. Uji lapangan terhadap peta yang dibuat saat pra-Kuliah Kerja Lapangan.

2. Pengamatan dan pemahaman tentang bentuklahan dan penggunaan lahan di

Pulau Bali.

3. Pemahaman tentang kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang terkait dengan

bentuklahan dan penggunaan lahan di Pulau Bali.

4. Pengukuran kerapatan vegetasi di Taman Nasional Bali Barat, Kabupaten

Jembrana, provinsi Bali.

5. Pemahaman tentang system pengairan “subak” serta pengukuran debit aliran

sungai.

Page 7: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

BAB II

METODE

2.1. BAHAN

1. Kertas Transparansi

2. Citra Landsat 8 false color komposit 543 Pulau Bali skala

1:250.000.

3. Citra Landsat 8 false color komposit 563 Pulau Bali skala

1:250.000.

4. Peta Geologi Pulau Bali skala 1:250.000.

5. Citra Sebagian daerah Singaraja, Bali skala 1:5000.

6. Peta Administrasi Pulau Bali skala 1:250.000.

7. Kertas HVS

2.2. ALAT

1. Alat tulis

Alat yang digunakan untuk kegiatan tulis-menulis di

laboratorium maupun di lapangan.

2. Spidol OHP

Alat yang digunakan untuk mendelineasi citra di laboratorium

dan digunakan untuk melakukan plotting titik di lapangan.

3. Papan jalan

Alat yang digunakan sebagai alas untuk kegiatan tulis-menulis

di lapangan.

Page 8: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

4. Buku catatan

Alat yang digunakan untuk mencatat hasil penjelasan dosen

dan pengamatan saat melakukan survei di lapangan.

5. Kamera

Alat yang digunakan untuk melakukan dokumentasi selama

kegiatan kuliah kerja lapangan berlangsung.

6. Patok

Alat/tanda pembatas terluar zona saat melakukan pengukuran

vegetasi di lapangan.

7. Pita Ukur

Alat yang digunakan untuk mengukur panjang dalam jarak

jauh.

8. Pita kecil

Alat yang digunakan untuk mengukur diameter pohon.

9. Kompas geologi/brunton

Alat yang digunakan untuk menentukan arah dip dan strike

serta menunjukkan arah mata angin.

10. Palu geologi

Alat yang digunakan untuk mengambil sampel batuan sedimen

pada bagian ujung palu yang pipih dan pada bagian ujung palu

yang lancip digunakan untuk mengambil sampel batuan beku.

11. Abney level

Alat yang digunakan untuk menentukan kemiringan suatu

bidang dalam satuan derajat dan persen.

12. Yallon

Alat yang digunakan untukpenanda/pembatas dalam

melakukan suatu pengukuran.

13. Current meter

Alat yang digunakan untuk mengukur banyaknya putaran air

dalam penghitungan debit air.

14. Soil Test Kit

Page 9: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

Alat ini terdiri dari larutanbipiramidil, HCL 10%, H2O2 3%,

H2O2 10%, KCl 1 N,H2O, dan digunakan untuk mengetahui

drainase tanah, kandungan CaCo3, Mn, kandungan bahan

organik, PH potensial dan aktual.

15. Bor tanah

Alat yang digunakan untuk mengambil sampel tanah di

lapangan.

16. Haga meter/ haga altimeter

Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian pohon.

17. GPS (Global Positioning System)

Alat yang digunakan untuk mengetahui koordinat titik sampel,

data tracking, dan waypoints.

18. Smartphone

Alat yang digunakan untuk melakukan navigasi secara digital

dan segala keperluan komunikasi saat di lapangan.

19. Laptop

Alat yang digunakan untuk mengolah data digital saat

prakuliah kerja lapangan, kuliah kerja lapangan, dan

pascakuliah kerja lapangan.

20. Rafia

Alat yang digunakan untuk pembatas zona saat melakukan

pengukuran di lapangan.

21. Sekop

Alat yang digunakan untuk membantu dalam pengambilan

sampel tanah.

22. Kapur Tulis

Alat yang digunakan untuk membantu dalam penomoran

pohon saat melakukan survei vegetasi di lapangan.

23.ENVI 5.0

Page 10: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

Sebagai pengolah data digital citra penginderaan jauh berupa

mozaik citra dan melakukan transformasi indeks vegetasi yang

akan diolah selanjutnya menjadi peta menggunakan ArcGIS.

24.ArcGIS 10.1

Sebagai pengolah data digital berupa file shape, border, data

tracking, citra penginderaan jauh, atau sejenisnya yang akan

menghasilkan data output berupa peta.

25.GoogleMaps untuk smarthphone

Sebagai aplikasi navigasi untuk mengetahui lokasi yang dicari

dan dituju.

26.Maverick untuk smarthphone

Sebagai aplikasi navigasi untuk penunjuk arah, membuat

tracking, mencatat kecepatan, jarak, waktu ditempuh,

ketinggian, dan menandakan point di data track yang dilewati.

27.GPS Essentials untuk smarthphone

Sebagai aplikasi navigasi untuk membuat tracking, waypoints

routes, menunjukan arah kompas, dan koordinat titik objek.

Melalui aplikasi ini, dapat memeroleh informasi ketinggian,

akurasi GPS, posisi secara geografis, dan jarak. Fungsi aplikasi

ini hampir sama dengan GPS handheld.

28.Klinometer untuk smarthphone

Untuk menentukan dip dan strike pada objek yang miring dan

menentukan derajat kemiringan lereng.

2.3. CARA KERJA

Kegiatan Pra-Lapangan

A. Mengikuti Pengarahan dan pembekalan dari Tim Dosen KKL yang mencakup

aspek geografi, meliputi:

1. Aspek Sosial-Ekonomi oleh Dosen Dr. Sri Rum Giyarsih dan Dr. Sudrajat.

2. Pengarahan dan pembekalan dasar mengenai GIS oleh dosen Dr. Taufik

Page 11: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

Hery Purwanto, S.Si., M.Sc.,

3. Pengarahan teknis KKL dari pengolahan data awal secara manual sampai

kegiatan lapangan dan pascalapangan oleh dosen Karen Slamet

Hardjo,S.Si.,M.Sc.

4. Pembekalan mengenai tata ruang wilayah oleh dosen Dr. Andri

Kurniawan, M.Si.

5. Aspek Survei Perkotaan oleh dosen Like Indrawati, S.Si., M.Sc.

6. Pengenalan dalam penggunaan GPS Mobile dan GPS Handheld serta

geotagging dalam dokumentasi lapangan oleh dosen Barandi Sapto W.,

S.Si., M.Sc.

7. Aspek Geologi oleh dosen Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si.

8. Aspek Geomorfologi oleh dosen Dr. Langgeng Wahyu Santoso, M.Si.

9. Aspek Penggunaan Lahan dan Vegetasi oleh dosen Dr. Sigit Heru Murti

B.S, M.Si.

10. Aspek Pengindraan Jauh oleh Dosen Dr. Drs. Retnadi Heru Jatmiko,

M.Sc.

B. Tim dosen KKL menjelasan peralatan-peralatan dan bahan yang dibutuhkan

untuk KKL pada setiap aspek yang dikaji.

C. Tim dosen KKL menjelasan peta-peta tentatif yang dikerjakan sebelum KKL

pada setiap aspek yang dikaji.

Pengarahan dan pembekalan dari Tim dosen KKL

Mengolah semua bahan yang telah diberikan tim dosen KKL

Mencatat pembekalan kuliah dari tim dosen

Mencatat peralatan yang diperlukan saat

KKL

Mencatat semua bahan yang diperlukan saat

KKL

Page 12: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

Gambar 2.3.1. Diagram Alir Pengarahan dan Pembekalan Dosen

D. Membuat Peta Tentatif Penggunaan Lahan, Bentuklahan Pulau Bali, dan

Penggunaan Lahan Kota Singaraja.

1. Menyiapkan bahan citra penginderaan jauh dan spidol OHP serta

transparansi.

2. Membuat peta tentatif penggunaan lahan Pulau Bali dari citra Landsat 8

kompsit 543 skala 1:100.000 dengan mendeleniasi secara manual di

transparansi menggunakan kunci interpretasi.

3. Membuat peta tentatif bentuklahan Pulau Bali dengan citra penginderaan

jauh Landsat 8 komposit 543 skala 1:100.000 dengan mendeleniasi secara

manual di transparansi dengan jalan interpretasi.

4. Membuat peta tentatif penggunaan lahan untuk survei kota Singaraja dari

citra google earth skala 1:5.000 dengan jalan interpretasi secara manual di

transparansi.

Gambar 2.3.2 Diagram Alir Pembuatan Peta PL, BL, dan Survei Kota

Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan

Membuat Peta Tentatif PL, BL, dan Survei Kota

Menyiapkan citra hasil print out Melakukan interpretasi citra dengan kunci interpretasi

Membuat peta tentatif penggunaan lahan Pulau Bali di

transparansi

Membuat peta tentatif penggunaan lahan kota Singaraja

di transparansi

Membuat peta tentatif bentuklahan Pulau Bali di

transparansi

Page 13: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

A. Hari Pertama

1. Titik Pertama : Taman Nasional Bali Barat, Kabupaten Jembrana.

2. Titik Kedua : Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.

3. Titik Ketiga: Desa Pulaki, Kabupaten Buleleng.

Melakukan plotting posisi menggunakan GPS

Mengisi tabel checklist dan mencatat koordinat titik sampel pertama.

Mendengarkan dan mencatat teknis pengukuran kerapatan vegetasi meliputi pengukuran jarak antar pohon, diameter pohon, tinggi pohon, lebar kanopi

pohon, dan jumlah pohon dengan luas 30mx30m.

Melakukan dokumentasi dan pengukuran untuk tugas yang telah diberikan oleh dosen.

Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist kuliah kerja lapangan.

Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan bentuk-lahan formasi Jembrana, terbentuknya Pulau Bali, filosofi tri hita karana, penggunaan-lahan

di sekitar daerah tersebut, dan aspek sosial budaya.

Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut dan mengecek hasil interpretasi pada lembar transparansi yang dibuat pada prakuliah kerja lapangan.

Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.

Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.

Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan bentuk-lahan vulkanik dan dataran marine Pulaki dan sekitarnya.

Mendengarkan pengarahan mengenai aspek ekonomi dan pariwisata.

Page 14: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

4. Titik Keemmpat : Pantai Lovina, Kabupaten Buleleng.

5. Titik Kelima : Tulamben, Kabupaten Bangli.

B. Hari Kedua

1. Titik Pertama : Eks Pelabuhan Buleleng, Kota Singaraja.

Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.

Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.

Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan bentuk-lahan marine di sekitar Pantai Lovina.

Mendengarkan pengarahan mengenai aspek sosial dan ekonomi di daerah tersebut.

Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.

Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.

Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan bentuk-lahan medan lava dan dataran gunung-api dari Gunung Agung.

Mendengarkan dan mencatat pengarahan mengenai vegetasi yang hidup di daerah tersebut.

Mendengarkan dan mencatat pengarahan mengenai transmigran Bali, aspek sosial, ekonomi, budaya, dan penjelasan interpretasi bentuk-lahan di daerah

tersebut.

Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.

Page 15: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

2. Titik Kedua : Danau Buyan, Kabupaten Buleleng.

3. Titik Ketiga : Desa Jatiluwih

Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.

Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan mengenai pelabuhan dan perkembangan transportasi air.

Mendengarkan dan mencatat survei mengenai permukiman dan interpretasi penginderaan jauh untuk survei kota.

Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.

Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.

Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan mengenai bentuk, potensi, dan manfaat danau.

Mendengarkan dan mencatat pengarahan mengenai terbentuknya danau Buyan dari Gunung-api Buyan Beratan.

Mengukur kemiringan lereng bukit di sekitar danau Buyan menggunakan klinometer dan abney level dengan menggambar sketsa kemiringan bukit.

Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.

Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan mengenai manfaat subak, aspek sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang mengolah pertanian

menggunakan sistem subak.

Page 16: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

C. Hari Ketiga 1. Titik Pertama : Pulau Serangan, Kota Denpasar.

2. Titik Kedua : Hutan Mangrove di sekitar Pulau Serangan, Kota Denpasar.

Mendengarkan pengarahan mengenai pengukuran debit sungai menggunakan current meter menggunakan metode mid section.

Mendengarkan pengarahan mengenai survei tanah dan sekop tanah untuk pengambilan sampel.

Mengidentifikasi karakteristik tanah menggunakan soil test kit.

Memasukkan data pengukuran, membuat sketsa penampang, dan mengitung pengukuran debit air.

Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut

Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.

Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan mengenai bentuk-lahan, dan topografi Pulau Serangan.

Mendengarkan dan mencatat karakteristik tanah dan tujuan reklamasi Pulau Serangan.

Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.

Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan mengenai pengertian, manfaat, dan potensi mangrove.

Mendengarkan dan mencatat sketsa jenis-jenis tanaman bakau.

Page 17: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

3. Titik Ketiga : Tol Bali di antara Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.

4. Titik Keempat : Uluwatu, Kabupaten Badung.

Kegiatan Pasca-Kuliah Kerja LapanganA. Pembuatan Peta Kelas Ketinggian Pulau Bali Skala 1: 250.000

Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.

Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.

Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan terbentuknya Uluwatu.

Mendengarkan dan mencatat aspek sosial, ekonomi, dan budaya.

Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.

Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.

Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan singkat mengenai tol di atas laut di atas laut.

Mendengarkan dan mencatat penjelasan aspek ekonomi dan sosial masyarakat setempat.

Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.

Menyiapkan Laptop yang sudah diinstal Arcgis dan basemap

pulau Bali

Membuka software Arcgis dan pilih menu

add (untuk menambahkan layer yang akan di input)

Mengatur kelas dan warna sesuai dengan kelas yang dinginkan (pada hasil pertama)

Mengisi parameter

pada hillshade

dengan data

Pilih menu windowspilih catalogpilih toolboxepilih system toolboxe3D Analyst

Pilih data SRTM mosaic baliAdd

pada layer

Page 18: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

B. Pembuatan Peta Kemiringan Lereng Pulau Bali Skala 1: 250.000

C. Pembuatan Peta Citra Bali Skala 1:250.000

Pilih menu windowspilih catalogpilih toolboxepilih system toolboxe3D Analyst

Pilih tool add

Pilih tools Adjust transparency pada menu Effects untuk

menampilkan ketinggian dan 3D

Meletakkan hasil Hillshade pada layer di

bawah Mosaic bali (hasil

Menyiapkan Laptop yang sudah diinstal Arcgis dan basemap

pulau Bali

Membuka software Arcgis dan pilih menu

add (untuk menambahkan layer yang akan di input)

Pilih menu windowspilih catalogpilih toolboxepilih system toolboxe3D Analyst toolpilih raster surfacepilih hillshade

Mengatur kelas dan warna sesuia dengan kelas yang dinginkan (pada hasil pertama)

Mengisi parameter pada hilshade dengan data SRTMmosaic

bali

Pilih data SRTM mosaic

baliAdd data pada layer

Pilih tools Adjust transparency pada menu Effects untuk

menampilkan ketinggian dan 3D

Meletakkan hasil slope pada layer di atas Mosaic bali (hasil

pertama)

Pilih menu windowspilih catalogpilih toolboxepilih system toolboxe3D Analyst toolpilih raster surfacepilih

Menyiapkan bahan berupa softfile / data-data digital yang diperlukan dalam pembuatan Peta Citra Pulau Bali

Page 19: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

Membuka ArcMap 10.1

Menambahkan data pada menu add data. Data yang di masukkan pada folder basemap berupa adminitrasi ,border,sungai dan jalan.

Mengubah data Jalan dengan mengekik kanan pada layer jalan memilih properties. memilih symbologi . memilih catagories . memasukkan jalan kolektor , jalan tol Nasional . add to list memilih ok.

Mengubah data sungai dengan mengekik kanan pada layer memilih properties , memilih symbologi , memilih categories , memasukkan sungai, add to list memilih ok.

Mengubah data Admin Kab dengan mengekik kanan pada layer Admin Kab memilih properties , memilih symbologi , memilih catagories , memasukkan semua kabupaten yang ada di Bali, add to list memilih ok.

Pada layer klik kanan admin kab memilih properties . memilih menu Labels . memilih labels future in this layer

lalu Ok

Memasukkan text seperti toponimi, arah orientasi, skala text, skala bar legenda, sumber, pembuat, logo universitas dengan memilih menu insert

Membuat layout dengan memilih menu view -> layout view

Membuat grid dengan cara klik kanan peta citranya -> properties -> klik Grids -> Grid Geografi -> apply -> Ok

Page 20: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

D. Pembuatan Peta Penggunaan Lahan Pulau Bali Skala 1:250.000

Membuat insert peta indonesia dengan memilih add data -> basemap -> indo

Muncul insert peta indonesia, mewarnai pulau Bali dengan warna merah dengan cara klik kanan Indo -> Properties -> add values -> select all semua provinsi Indonesia -> Ok

Mewarnai pulau Bali dengan warna merah, sedangkan provinsi yang lain berwarna putih.

Memasukkan nama interpretasi penggunaan lahan dengan cara klik kanan pada border -> klik open attribute table.

Memulai digitasi sesuai penggunaan lahannya dengan menggunakan start editor -> straight segment dan trace.

Klik Add Data -> pilih Basemap -> pilih Border -> Citra Landsat 8 komposit 543.

Membuka software ArcGIS 10.1

Membuat layout dengan memilih menu view -> layout view

Membuat insert peta indonesia dengan memilih add data -> basemap -> indo

Mewarnai pulau Bali dengan warna merah, sedangkan provinsi yang lain berwarna putih.

Mewarnai setiap poligon penggunaan lahan dengan klik kanan pada border -> properties -> symbology -> categories -> add values -> select all pada semua PL -> Ok -> mengubah warna setiap PL sesuai ketentuan warna yang diinginkan -> apply -> Ok

Page 21: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

E. Pembuatan Peta Transformasi Vegetasi (SAVI) Skala 1:250.000

Memasukkan text seperti toponimi, arah orientasi, skala text, skala bar legenda, sumber, pembuat, logo universitas dengan memilih menu insert

Ulangi 2 langkah diatas pada setiap poligon penggunaan lahan.

Membuat grid dengan cara klik kanan peta citranya -> properties -> klik Grids -> Grid Geografi -> apply -> Ok

Menyiapkan alat dan bahan antara lain laptop, citra Pulau Bali bagian depan dan bagian belakang band 2, 4, dan 5.

Kemudian muncul kedua citra di bagan mosaic. Untuk menggabungkan kedua citra tersebut dengan cara klik kanan pada peta -> klik raise image to top

Membuka software ENVI 4.5 -> open image file -> memilih file citra Pulau Bali bagian belakang -> basic tools -> band math -> float band 4, 5

Membuka software ENVI 4.5 -> open image file -> memilih file citra Pulau Bali bagian depan -> basic tools -> band math -> float band 4, 5 dan rumus transformasi SAVI

Membuat layout dengan memilih menu view -> layout view

Memasukkan text seperti toponimi, arah orientasi, skala text, skala bar legenda, sumber, pembuat, logo universitas dengan memilih menu insert

Muncul insert peta indonesia, mewarnai pulau Bali dengan warna merah dengan cara klik kanan Indo -> Properties -> add values -> select all semua provinsi Indonesia -> Ok

Mewarnai pulau Bali dengan warna merah, sedangkan provinsi yang lain berwarna putih.

Page 22: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

Keterangan : Rumus Transf. SAVI

1.5× ( NIR−M )( NIR+M )+0.5

F. Pembuatan Peta Administrasi Pulau Bali Skala 1:250.000

Kedua citra Pulau Bali tersebut di mosaik dengan cara : map -> mosaicking -> georeferenced -> muncul bagan mosaic -> import -> import file -> mosaic input file -> pilih kedua citra yang sudah terekstrak dengan rumus SAVI -> Ok.

Membuat grid dengan cara klik kanan peta citranya -> properties -> klik Grids -> Grid Geografi -> apply -> Ok

Membuat insert peta indonesia dengan memilih add data -> basemap -> indo

Memasukkan data jalan,batas administrasi, dan lau pada layer.

Memberi warna pada setiap batas administrasi dengan

warna yang berbeda

Membuat legenda peta berdasarkan kenampakan

yang ada pada peta

Membuka software Arcgis dan pilih menu add (untuk menambahkan layer yang

akan di input)

Memberi warna pada setiap batas

administrasi dengan warna yang berbeda

Page 23: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx
Page 24: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx
Page 25: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx
Page 26: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx
Page 27: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx
Page 28: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

3.1. PROVINSI BALI

Bali adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kota provinsi ini adalah

Denpasar. Bali juga merupakan nama dari pulau utama di wilayah ini. Di awal

kemerdekaan Indonesia, pulau ini termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil yang

beribukota di Singaraja, dan kini terbagi menjadi 3 provinsi: Bali, Nusa Tenggara

Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah

Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu

Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau

Serangan. Secara geografis, Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau

Lombok. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali

terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya,

khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan

julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan

selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di

8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim

tropis seperti bagian Indonesia yang lain. Gunung Agung adalah titik tertinggi di

Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963.

Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang

lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi.

Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang

dialiri sungai-sungai.

Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang

pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut

terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta

gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung

Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis

Page 29: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran

rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang

luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas

122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%)

seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali

memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau

Beratan atau Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur. Alam Bali yang indah

menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata.

Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud

sebagai pusat kesenian dan peristirahatan, terletak di Kabupaten Gianyar. Nusa

Lembongan adalah sebagai salah satu tempat menyelam (diving), terletak di

Kabupaten Klungkung. Sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah

beberapa tempat yang menjadi tujuan utama pariwisata, baik wisata pantai maupun

tempat peristirahatan, spa, dan lain-lain, terletak di Kabupaten Badung.

Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi

atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan. Penghuni

pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari

Asia. Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang

terletak di bagian barat pulau. Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan

datangnya ajaran Hindu dan tulisan Bahasa Sanskerta dari India pada 100 SM.

Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa lebih, dengan mayoritas 84,5%

menganut agama Hindu. Agama lainnya adalah Buddha (0,5%), Islam (13,3%),

Protestan dan Katolik (1,7%). Agama Islam adalah agama minoritas terbesar di Bali

dengan penganut kini mencapai 13,3% berdasarkan sensus terbaru pada Januari

2014.

Bali adalah primadona pariwisata Indonesia yang sudah terkenal di seluruh

dunia. Selain terkenal dengan keindahan alamnya, terutama pantainya, Bali juga

terkenal dengan kesenian dan budayanya yang unik dan menarik. Bali sebagai

tempat tujuan wisata yang lengkap dan terpadu memiliki banyak sekali tempat

wisata menarik, apa saja tempat wisata di Bali yang wajib dikunjungi. beberapa

Page 30: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

tempat itu antara lain : Pantai Kuta, Pura Tanah Lot, Pantai Padang - Padang, Danau

Beratan Bedugul, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pantai Lovina dengan Lumba

Lumbanya, Pura Besakih, Uluwatu, Ubud, Munduk, Kintamani, Amed, Tulamben,

Pulau Menjangan dan masih banyak yang lainnya.

3.2. KABUPATEN JEMBRANA

Kabupaten Jembrana adalah satu dari sembilan Kabupaten dan Kota yang

ada di Propinsi Bali, terletak di belahan barat pulau Bali, membentang dari arah

barat ke timur pada 8°09'30" - 8°28'02" LS dan 114°25'53" - 114°56'38" BT. Luas

wilayah Jembrana 841.800 Km² atau 14,96% dari luas wilayah pulau Bali.

Ibukota Kabupaten dari Jembrana ini adalah Negara.

No. Kabupaten/Kota Ibu kota Bupati/Walikota

1 Kabupaten Badung Mangupura Anak Agung Gde Agung

2 Kabupaten Bangli Bangli I Made Gianyar

3 Kabupaten Buleleng Singaraja Putu Agus Suradnyana

4 Kabupaten Gianyar Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati

5 Kabupaten Jembrana Negara I Putu Arta

6 Kabupaten Karangasem Karangasem I Wayan Geredeg

7 Kabupaten Klungkung Semarapura I Nyoman Suwirta

8 Kabupaten Tabanan Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti

9 Kota Denpasar Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra

Page 31: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

Secara administrasi Kabupaten Jembrana terdiri dari 5 Kecamatan yaitu:

Melaya

Luas kecamatan Melaya: 197,19 Km²

Negara

Luas kecamatan Negara: 126,6 Km²

Jembrana

Luas kecamatan Jembrana: 93,87 Km²

Mendoyo

Luas kecamatan Mendoyo: 294,49 Km²

Pekutatan

Luas kecamatan Pekutatan: 129,65 Km²

Topografi wilayah perencanaan meliputi daerah pegunungan di bagian

utara dan pendataran (pantai) di bagian selatan yang berbatasan dengan Samudera

Indonesia. Pada bagian tengah merupakan daerah perkotaan. Berdasarkan

ketinggian tanah di bagian utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai

morfologi dan fisiografi pegunungan yang dibentuk oleh deretan pegunungan

Penginuman, Gunung Klatakan, Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut, Gunung

Sanggang dan Gunung Batas. Ketinggian tempat bervariasi antara 250 – 700 m

dpl. Sedangkan di bagian selatan wilayah Kabupaten Jembrana topografinya

relatif datar hingga bergelombang, ketinggian tempat ini berkisar antara 1 – 250

mdpl.

Page 32: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

Gambar 1. Peta Ketinggian Lokasi Kabupaten Jembrana 1

Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Jembrana dapat

dikelompokkan ke dalam 4 kelompok:

1. Wilayah dengan kemiringan lereng 0 - 2% (datar) seluas 210,47 Km²

2. Wilayah dengan kemiringan lereng 2 - 15% (landai) seluas 85,49 Km²

3. Wilayah dengan kemiringan lereng 15 - 40% (bergelombang/berbukit) seluas

212,45 Km² sebagian besar merupakan kawasan yang dikembangkan untuk

hutan produksi dan hutan lindung

4. Wilayah dengan kemiringan lereng >40% (curam sampai sangat curam) seluas

333,39 Km² merupakan kawasan lindung mutlak

Secara Hidrologi, sumber air yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana meliputi:

1. Air permukaan: Air Sungai, Bendung Palasari

2. Air tanah: Air yang bersumber dari bawah tanah

3. Mata air: Terdapat 37 mata air dengan kapasitas 110 l/det

Page 33: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

3.3. KABUPATEN BULELENG

Kabupaten Buleleng terletak di belahan utara Pulau Bali memanjang dari

barat ke timur dan mempunyai pantai sepanjang 144 Km, secara geografis terletak

pada posisi 8° 03 ' 40” - 8° 23 ' 00'' lintang selatan dan 114° 25 ' 55”- 115° 27 ' 28''

bujur timur. Kabupaten Buleleng berbatasan dengan Kabupaten Jembrana dibagian

Barat, laut Jawa/Bali di Bagian Utara, dengan Kabupaten Karangasem dibagian

Timur dan di sebelah Selatan berhadapan dengan 4 Kabupaten yaitu : Badung,

Gianyar, Bangli, dan Kabupaten Tabanan.

Luas Kabupaten Buleleng secara keseluruhan 1.365,88 Km2 atau 24,25 %

dari luas Propinsi Bali, dimana kecamatan Gerokgak merupakan kecamatan terluas

yakni 26,11%, Kecamatan  Busungbiu  seluas 14,40 %, kecamatan Sukasada dan

Banjar masing-masing 12,66% dan 12,64%. Kecamatan Kubutambahan sebesar 8,

66%, Kecamatan Seririt 8,18%, Kecamatan Tejakula 7,15%, Kecamatan Sawan

6,77% dan Kecamatan Buleleng 3,44 %.

Kabupaten Buleleng merupakan daerah berbukit yang membentang di

bagian selatan, sedangkan di bagian utara merupakan dataran rendah. Di Kabupaten

Buleleng juga terdapat gunung berapi dan tidak berapi. Gunung yang tertinggi

adalah Gunung Tapak (1903 M) berada di Kecamatan Sukasada sementara yang

paling rendah adalah gunung Jae (222 M) berada di wilayah Kecamatan Gerokgak.

Selain itu di Kabupaten Buleleng terdapat dua buah danau yaitu Danau Tamblingan

(110 hektar) berada di Kecamatan Banjar. Sedangkan Danau Buyan (360 hektar)

terletak di Kecamatan Sukasada. Menyatunya ataupun relatif dekatnya antara

wilayah pegunungan dengan pantai memberikan makna tersendiri bagi Kabupaten

Buleleng dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Bali. Kondisi yang

khas ini menjadikan topografi wilayah Buleleng sering disebut Nyegara Gunung.

Pemerintah Kabupaten Buleleng mengelompokkan sub wilayah pembangunan

menjadi 3 (tiga) yaitu:

Page 34: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

 1. Wilayah Pembangunan Buleleng Barat :

a) Kecamatan Gerokgak        : 356,57 Km2

b) Kecamatan Seririt              : 111,78 Km2

c) Kecamatan Busungbiu      : 196,62 Km2

d) Kecamatan Banjar             : 172,60 Km2

Pusat pertumbuhan dan perkembangan pada wilayah pembangunan Buleleng Barat

ini adalah kecamatan/kota Seririt, dengan sub pusat pertumbuhan lainnya adalah

Kota Kecamatan Gerokgak.

Arah kebijakan pembangunan/ pengembangan Wilayah pembangunan Buleleng

Barat adalah :

1. Penanggulangan lahan kritis

2. Pengembangan pertanian lahan kering

3. Pengembangan aneka industri

4. Pariwisata dan pertanian, khususnya perikanan, perkebunan dan hrtikultura

5. Pengembangan zona industri menengah dan besar

6. Pengembangan agrowisata dan ekowisata

2. Wilayah Pembangunan Buleleng Tengah

a) Kecamatan Buleleng : 46,94 Km2

b) Kecamatan Sukasada : 172,93 Km2

Pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah pembangunan Buleleng Tengah ini

adalah Kota Singaraja dan sub pertumbuhan lainnya terletak di Desa Pancasari.

Arah prioritas pembangunan Wilayah Buleleng Tengah ditujukan untuk :

1. Mengantisipasi dampak dari pesatnya kegiatan perkotaan, perdagangan, industri

kecil dan pariwisata.

2. Memberikan dan menyediakan fasilitas yang memadai serta menata dan

mengendalikan pemanfaatan ruang kota secara efektif dan berkelanjutan.

Page 35: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

3. Wilayah Pembangunan Buleleng Timur :

a) Kecamatan Tejakula               : 97,68 Km2

b) Kecamatan Kubutambahan : 118,24 Km2

c) Kecamatan Sawan                 : 92,52 Km2

Pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah pembangunan Buleleng Timur ini

adalah Kota Kecamatan Kubutambahan / Desa Kubutambahan.

Arahan prioritas pembangunan wilayah Buleleng Timur ditujukan untuk :

1. Penanggulangan lahan kritis

2. Pengembangan pertanian lahan kering

3. Pengembangan aneka industry

4. Pariwisata dan petanian, khususnya Hortikultura

5. Pengembangan agrowisata dan ekowisata

3.4. KOTA DENPASAR

Kota Denpasar terletak di tengah-tengah dari Pulau Bali, selain merupakan

Ibukota Daerah Tingkat II, juga merupakan Ibukota Propinsi Bali sekaligus sebagai

pusat pemerintahan, pendidikan, perekonomian.Letak yang sangat strategis ini

sangatlah menguntungkan, baik dari segi ekonomis maupun dari kepariwisataan

karena merupakan titik sentral berbagai kegiatan sekaligus sebagai penghubung

dengan kabupaten lainnya. Wilayahnya sendiri berbatasan dengan Kabupaten

Badung di sebelah utara, Selat Badung atau Samudera HIndia di sebelah Selatan,

Kabupaten Badung di sebelah barat dan Kabupaten Gianyar di sebelah timur.

Terletak diantara 08 35" 31'-08 44" 49' lintang selatan dan 115 10" 23'-115 16" 27'

Bujur timur.Luas seluruh Kota Denpasar 127,78 km2 atau 12.778 Ha , yang

merupakan tambahan dari reklamasi pantai serangan seluas 380 Ha.

Page 36: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

Kota Denpasar termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhi angin

musim sehingga memiliki musim kemarau dengan angin timur (Juni-Desember) dan

musim Hujan dengan angin barat (September-Maret) dan diselingi oleh musim

Pancaroba.Suhu rata-rata berkisar antara 25,1 C-29,0 C dengan suhu maksimum

jatuh pada bulan Nopember, sedangkan suhu minimum pada bulan Juli.Jumlah

Curah Hujan tahun 2006 di Kota Denpasar berkisar 1.0-466.0 mm dan rata-rata

119,4 mm. Bulan basah (Curah Hujan >100 mm/bl) selama 4 bulan dari bulan

Januari s/d April. Sedangkan bulan kering (Curah Hujan <100 mm/bl selama 8

bulan jatuh pada bulan Mei sampai Desember. Curah Hujan tertinggi terjadi pada

pada bulan Januari (466.0 mm) dan terendah terjadi pada bulan September (1.0

mm). Kota Denpasar dengan luas lahan 12.778 Ha sampai tahun 2006, dengan luas

lahan sawah 2.717 Ha masih berpeluang / potensi untuk mengembangkan pertanian

pangan dan masih memadai. Selama kurang lebih lima tahun terakhir ini luas lahan

sawah berkurang 2.882 Ha pada tahun 2002 menjadi 2.717 ha tahun 2006. Berarti

menyusut rata-rata tiap tahun sekitar 5,72 %. Sampai tahun 2006 produksi sayuran

masih berfluktuasi tinggi karena usaha ini dijalankan tidak seintensif tanaman padi

dan masih dianggap sebagai kegiatan sampingan.

Karena lahan yang sangat terbatas, maka hanya sekitar 15 jenis komoditi

buah-buahan diproduksi di Kota Denpasar yang cukup potensial adalah mangga,

pepaya, jambu biji, sawo dan pisang.Sub Sektor perkebunan diarahkan pada

program diversifikasi dan intensifikasi kebun-kebun rakyat seperti kebun kelapa

rakyat dengan mengganti tanaman yang tua dan penanggulangan/pemberantasan

hama kelapa dan pemanfaatan lahan-lahan yang kosong untuk ditanami kelapa

unggul. Sub sektor Peternakan sebagian masih merupakan Peternakan Rakyat yang

umumnya menghasilkan ternak hanya untuk dikonsumsi. Namun belakangan ini

sudah mulai berkembang ke usaha bisnis dengan memelihara ternak unggas dan

ayam untuk memenuhi kebutuhan akan protein hewani, juga tidak kalah pentingnya

peternak babi sadle back sebagai komoditi ekspor dan keunggulan sapi Bali terus

dikembangkan dengan kawin suntik atau inseminasi buatan. Sub sektor perikanan

masih berpotensi dalam menanggulangi kekurangan protein hewani penduduk dan

Page 37: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

wisatawan, dimana perairan yang ada cukup kaya akan jenis-jenis ikan laut, ikan air

tawar dan payau.

Untuk meningkatkan produksi ikan diarahkan pada usaha penangkapan pada

perairan berpotensial dan peningkatan prasarana perikanan serta penyuluhan oleh

petugas perikanan. Untuk perikanan laut telah tersedia pelabuhan perikanan Benoa

yang didukung oleh Aramada penangakapan ikan sebanyak 794 buah berupa 46

perahu tanpa motor, 188 perahu tempel dan 560 kapal motor yang kesemuanya

dilengkapi alat penangkap ikan. Pembangunan di Sektor Industri khususnya Industri

Kecil juga merupakan

Sektor yang diprioritaskan pengembangannya, hal ini karena didukung oleh

etos kerja masyarakat Bali pada umumnya rajin, ulet, terampil dan berjiwa seni.

Penyuluhan dan bimbingan telah dilaksanakan dalam meningkatkan kuantitas dan

kualitas hasil-hasil industri kecil dan kerajinan rakyat yang berdaya guna di sektor

Pariwisata.

3.5. KABUPATEN KARANGASEM

Kabupaten Karangasem sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Bali,

Indonesia. Ibu kotanya berada di Amlapura. Kabupaten ini secara geografis terletak

antara 800'00" - 841'37,8" Lintang Selatan dan 11535'9,8" - 11554'8,9" Bujur

Timur. Wilayah Kabupaten Karangasem di sebelah utara berbatasan dengan Laut

Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Selat Lombok, sebelah barat berbatasan

dengan Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng sedangkan sebelah selatan

berbatasan dengan Samudera Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Karangasem

839,54 Km2 yang terbagi menjadi delapan kecamatan.

Keberadaan Industri kecil yang ada di Kabupaten Karangasem beraneka

ragam dengan berbagai produk barang/ jasa yang dihasilkan seperti halnya industri

yang bergerak bidang makanan, minuman, keperluan rumah tangga dan

perkantoran, jasa service maupun kerajinan. Diantara industri kecil yang ada,

industri kecil bidang kerajinan merupakan jumlah yang paling banyak. Ada sekitar

14 Obyek Wisata yang tersebar di wilayah Kabupaten Karangasem sebagai

Page 38: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

pendukung investasi. Diantara Obyek wisata tersebut adalah Bukit Jambul, Besakih

dan Telaga Waja (Kecamatan Rendang)Putung (KecamatanSelat) Iseh(Kecamatan

Sidemen) Agrowisata Salak Sibetan (Kecamatan Bebandem) Puri Agung

Karangasem, Taman Sukasada Ujung dan Candidasa (Kecamatan Karangasem)

Taman Tirtagangga serta Jemeluk (Kecamatan Abang) Tenganan serta Padang Bai

(KecamatanManggis) Tulamben ( Kecamatan Kubu).

Musibah gunung meletus yang pernah terjadi di kabupaten ini ternyata tidak

hanya menimbulkan kerusakan wilayah tapi cukup memberikan keuntungan bagi

wilayah ini. Letusan yang terjadi ternyata memuntahkan jutaan kubik pasir yang

menutupi tanah di lima kecamatan. Masyarakat Kecamatan Kubu dan empat

kecamatan lainnya sangat tertolong kehidupannya. Pasir itu bagaikan tambang emas

hitam. Ketebalannya mencapai dua meter, untuk di tepi sungai bahkan mencapai

lima meter. Sektor peternakan pun menjadi potensi untuk peningkatan pendapatan

masyarakatnya, terutama melalui pengembangan populasi ternak sapi dan domba,

yang disertai pengembangan industri pengolahan produksi ternak.

Kabupaten ini mempunyai kain tenun yang cukup khas yaitu kain gringsing.

Kain tenun ini terkenal di kalangan peneliti budaya dunia tidak saja dari segi

mitosnya, tetapi juga dari segi teknik penenunannya. Pakar tekstil menyebutkan

teknik penenunan kain gringsing yang rumit dan memakan waktu yang lama ini

hanya dijumpai di tiga lokasi di dunia. Selain di Tenganan, Kabupaten Karangasem,

Bali, teknik ini hanya terdapat di Jepang dan India.

3.6. KABUPATEN BADUNG

Secara geografis Kabupaten Badung terletak pada posisi antara 814’20” -

850’48” Lintang Selatan dan 11505” 00” – 11526’16” Bujur Timur dengan luas

wilayah 418,52 Km2 atau sekitar 7,43 % dari dataran Pulau Bali dan terbagi atas 6

wilayah kecamatan. Kecamatan yang ada di Kabupaten Badung adalah: 1.

Kecamatan Kuta Utara; 2. Kecamatan Kuta Selatan; 3. Kecamatan Kuta; 4.

Kecamatan Mengwi; 5. Kecamatan Abian Semal; dan Kecamatan Petang. Dari 6

Page 39: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

kecamatan ini nampak Kecamatan Petang memiliki luas wilayah terbesar yakni 115

Km2, sedangkan Kecamatan Kuta merupakan kecamatan yang terkecil dengan luas

wilayah 17,52 Km2.

Sama halnya dengan daerah lainnya, Kabupaten Badung mengalami dua

musim yakni musim kemarau dan musim penghujan. Suhu udara berkisar antara

22,9 derajat celsius yang merupakan suhu terendah dan suhu tertinggi mencapai

31,2 derajat celsius. Sementara itu kelembaban udara berkisar antara 80 % - 86%.

Kelembaban tertinggi biasanya terjadi pada bulan April, sementara kelembaban

terendah terjadi pada bulan Januari. Mengetahui perkembangan curah hujan

memang penting karena hal ini dapat dimanfaatkan dalam merencanakan usaha

pertanian. Air hujan merupakan salah satu pendukung dalam melaksanakan

aktivitas pertanian.

Kabupaten Badung terletak berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di

sebelah utara, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli disebelah Timur, di

sebelah Selatan adalah berbatasan dengan Samudra Indonesia dan disebelah Barat

berbatasan dengan Kabupaten Tabanan. Secara keseluruhan, wilayah kabupaten

Badung berjumlah 41.862 hektar. Seluruh wilayah ini terdiri dari lahan sawah

10.125 Ha, lahan kering dan lahan lainnya 31.727 Ha.

Sampai saat ini Kabupaten Badung masih dikenal sebagai salah satu

Kabupaten terkaya diantara 9 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Bali. Penilaian

ini tentu tidak terlalu berlebihan karena pada kenyataannya pendapatan asli daerah

(PAD) sebagai salah satu indikator penilaian masih paling besar diantara kabupaten

lainnya. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran mengenai

keadaan perekonomian suatu daerah. Demikian halnya perkembangan

perekonomian Kabupaten Badung ditunjukkan dengan perkembangan PDRB-nya.

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Badung dari tahun 2003 – 2006 seperti

tampak pada gambar 1.1. Secara sektoral PDRB Kabupaten Badung tahun 2006

kondisinya menurun bila dibandingkan tahun 2005, hal ini dapat dilihat dari laju

pertumbuhan ekonomi yang turun dari 5,61% pada tahun 2005 menjadi 5,03%

tahun 2006. Sampai tahun 2006 perekonomian Kabupaten Badung masih

Page 40: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

didominasi oleh sektor pariwisata terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Pada tahun 2006 sektor ini mampu menyumbang 39,27% dari produk domistik

regiaonal bruto (PDRB). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2005), angka ini

mengalami penurunan 0,92%.

3.7. KABUPATEN TABANAN

Kabupaten Tabanan adalah sebuah kabupaten di provinsi Bali, Indonesia.

Ibu kotanya berada di Tabanan. Kabupaten ini secara geografis terletak antara

814'30" - 830'70" Lintang Selatan dan 11454'52" - 11512'57" Bujur Timur. Wilayah

Kabupaten Tabanan di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Buleleng,

sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Badung sedangkan sebelah barat

berbatasan dengan kabupaten Jembaran dan sebelah selatan berbatasan dengan

Samudra Hindia. Luas wilayah Kabupaten Tabanan 839,33 Km2 yang terbagi

menjadi sepuluh kecamatan.

Kabupaten ini memeng cukup beruntung, dianugerahi dua wilayah

topografis: pegunungan dan pantai. Semua wilayahnya bisa dimanfaatkan sebagai

lahan pertanian. Bahkan luas areal sawah 23.154 hektar, terluas di seluruh Bali.

Padi ditanam di seluruh wilayah kecamatan menggunakan sistem pengairan subak.

Sistem pengairan yang mendapat air langsung dari sungai atau mata air yang

dibendung, selanjutnya dialirkan ke suatu hamparan sawah yang disebut Pesedahan

Yeh. Hasil-hasil pertanian Tabanan yang berfungsi memenuhi kebutuhan pangan

Bali dipasarkan sebagai bahan mentah. Untuk andalan tanaman pangan lainnya

adalah komoditas sayur-sayuran. Komoditas yang banyak dihasilkan daerah

bertopografi tinggi seperti Baturiti ini untuk memenuhi kebutuhan sayurmayur

hotel, restoran, dan supermarket di Bali. Selain tanaman pangan, pertanian juga

mengandalkan peternakan. Didukung oleh ketersediaan pangan dari jagung,

peternakan memberi kontribusi terhadap kegiatan ekonomi. Ternak unggulan

Page 41: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx

kabupaten ini adalah ayam. Peternakan ayam buras, petelur, dan pedaging terpusat

di Desa Udu dan Bolangan, Kecamatan Penebel.

Kabupaten cukup terkenal dengan industri kerijanan. Industri yang banyak

berkembang merupakan industri kecil kerajinan rakyat, seperti industri kerajinan

anyaman, bambu, kayu, keramik, gerabah, logam, dan perak. Tercatat 154 sentra

industri kerajinan rakyat yang tersebar di beberapa lokasi. industri kerajinan

keramik merupakan komoditi andalan kabupaten Tabanan industri ini berkembang

di Desa Pejaten, kecamatan Kediri, kabupaten Tabanan. Meski industri pengolahan

tidak berbicara banyak, komoditasnya dipasarkan ke Jepang, Amerika Serikat,

Kanada, Denmark, Jerman, Korea, Spanyol, Perancis, Singapura, dan Australia.

Tabanan memiliki obyek wisata yang tercantum dalam peta obyek wisata

Bali, seperti Tanah Lot, Alas Kedaton, Bedugul, Ulun Danau Beratan, dan Kebun

Raya Eka Karya. Rata-rata obyek wisata itu dikunjungi 500.000 orang tiap tahun.

Sarana hotel dan penginapan juga cukup berkembang. Keberadaan obyek wisata

dan sarana pendukungnya ini memengaruhi pendapatan asli daerah (PAD). Total

pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, retribusi tempat rekreasi dan olahraga

menyumbang 40 persen total PAD.

 

Page 42: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx