LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx
-
Upload
igor-aviezena-eris -
Category
Documents
-
view
145 -
download
26
Transcript of LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN.docx
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
Pengenalan dan Pengukuran Bentang Lahan Pulau Bali
disusun oleh :
Yanuar Ryan Irawan
(NIM : 14/370448/SV/07955)
PROGRAM DIPLOMA
PENGINDERAAN JAUH dan SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusun telah
dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mengenai “Pengenalan dan
Pengukuran Bentanglahan Pulau Bali yang dilaksanakan pada 10-14 Agustus 2015. Laporan ini
disusun untuk melengkapi kegiatan KKL tersebut.
Laporan ini disusun berdasarkan data dan pengamatan yang dilakukan selama KKL
berlangsung, dengan demikian laporan ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas
perjalanan KKL yang telah penulis laksanakan.
Dalam pembuatan laporan resmi ini penyusun telah dibantu oleh beberapa pihak yang
terkait. Karena itu pada kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada
1. Tim dosen Program Studi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi yang
telah membimbing dan mendampingi selama masa KKL.
2. Staff laboran Program Studi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi yang
telah mendampingi selama masa KKL.
3. Panitia, peserta, dan anggota kelompok 6 dalam mensukseskan kegiatan KKL ini.
4. Keluarga yang selalu memberi semangat dan dorongan untuk
menyelesaikan tahap demi tahap kuliah kerja lapangan ini hingga
penulisan laporan akhir kuliah kerja lapangan.
5. Serta seluruh pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu penyusun mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang bermanfaat sebagai bahan
masukan dan koreksi dalam membuat laporan praktikum di lain waktu. Akhir kata penyusun
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait, terutama bagi pihak-pihak
yang membutuhkan. Terimakasih.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan suatu kegiatan yang
dilaksanakan di luar kegiatan kuliah di dalam ruangan yang bertujuan
untuk memahami materi kuliah yang disampaikan oleh dosen.
Penjelasan yang disampaikan oleh dosen akan terlihat nyata ketika
dilakukan kuliah kerja lapangan. Melalui kegiatan tersebut, setiap
mahasiswa diajarkan untuk melakukan semua hal yang telah dipelajari
di bangku kuliah maupun di kegiatan praktikum, dari mulai
menganalisis bentang-lahan, bentuk-lahan, aspek sosial, ekonomi,
budaya, interpretasi citra, membuat peta, hingga pengukuran di
lapangan. Daerah kuliah kerja lapangan antara lain, Kabupaten
Jembrana, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli,
Kota Singaraja, dan Kota Denpasar.
. Peta yang dihasilkan merupakan hasil dari interpretasi citra yang
dilakukan interpretator atau sumber yang lain dan untuk membuktikan
kebenaran interpretasi, dilakukan uji lapangan. Sehingga peta dapat
dibuat apabila data yang diperoleh merupakan data akhir yang artinya
data tersebut sudah melalui beberapa tahap proses pembuatan peta
dan memenuhi kaidah kartografi. Peta merupakan susunan informasi
dengan gambaran muka bumi yang disusun sedemikian rupa agar
pembaca peta mudah untuk memahami informasi yang ada pada peta
seperti batas administrasi, potensi suatu daerah, dll. Peta merupakan
salah satu hasil dari cabang ilmu geografi yang berupa Sistem
Informasi Geografi (SIG) yang memiliki kajian-kajian yang dapat
mengetahui keadaan sekitar dalam bentuk yang luas, tetapi
diinformasikan secara sederhana dan menarik.
Geografi merupakan salah satu cabang ilmu yang memiliki
pengertian secara umum sebagai ilmu yang mempelajari tentang
lokasi, kenampakan, persebaran, persamaan, dan variasi keruangan
atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi dengan dua
aspek utama yaitu ruang dan waktu. Hal-hal yang menyangkut tentang
fenomena, spasial, atau keruangan dapat dilakukan atau dikaji dengan
adanya sumber data yang berasal dari data penginderaan jauh yang
berupa citra hasil perekaman satelit dan foto udara. Selain data
penginderaan jauh yang berupa citra satelit dan foto udara, data yang
digunakan sebagai dasar acuan penentuan posisi absolut dan berbagai
referensi keruangan lainnya ialah peta rupa bumi Indonesia (RBI). Peta
ini merupakan data yang lengkap merepresentasikan penggunaan
lahan, titik ketinggian, batas administrasi, garis kontur, topinimi,
kenampakan daerah, dan lain-lain yang tidak terlihat secara langsung
pada citra penginderaan jauh dan foto udara. Keadaan bentuk-lahan,
sosial, dan budaya setempat memengaruhi bentuk penggunaan-lahan
dan analisis terjadinya penggunaan-lahan dapat dikaitkan adanya
empat aspek tersebut.
Penggunaan-lahan dapat terbentuk akibat interaksi
masyarakat yang mengubah suatu lahan menjadi suatu yang
bermanfaat dan dapat dimanfaatkan oleh banyak orang, salah satu
contohnya ialah permukiman. Permukiman diklasifikan menjadi
klasifikasi permukiman artifisial dan natural. Dalam lingkup studi
perkotaan, permukiman dibagi atas, permukiman mikro, meso, dan
makro. Permukiman mikro merupakan bentuk rumah secara individu,
permukiman meso merupakan kelompok bangunan yang tidak terlalu
besar seperti, desa atau kompleks perumahan, dan permukiman
makro merupakan keterkaitan antara meso dan mikro yang menjadi
suatu sistem seperti, sistem perkotaan atau sistem perdesaan. Subak
merupakan sistem pertanian di Provinsi Bali yang handal dalam
pembagian air pada setiap sawah. Subak terdiri atas beberapa orang
di dalamnya sehingga terbentuk menjadi suatu organisasi. Subak
menjadi suatu sistem yang diatur oleh adat sehingga keberlangsungan
sistem subak teratur dan masih berlangsung hingga sekarang. Oleh
karena itu, sebagai mahasiswa penginderaan jauh dan sistem
informasi geografi tidak hanya memelajari mengenai citra dan peta,
tetapi harus memelajari keberlangsungan alam sekitar yang ditandai
oleh adanya aspek sosial budaya seperti sistem subak.
1.2. TUJUAN
1. Melakukan uji lapangan terhadap citra atau peta yang merupakan hasil delineasi
yang telah dilakukan di laboratorium sebelumnya.
2. Menganalisis dan mengidentifikasi bentanglahan dan bentuklahan yang ada di
Provinsi Bali.
3. Menganalisis dan mengidentifikasi penggunaan lahan yang ada di Provinsi Bali.
4. Mengetahui dan memahami proses geologi dan geomorfologi
yang terdapat di Provinsi Bali berdasarkan karakteristik daerah
yang dikaji.
5. Mengetahui dan memahami karakteristik tanah yang terdapat di Provinsi Bali.
6. Mengetahui kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Bali terkait dengan
bentuklahan dan penggunaan lahan.
7. Menghitung kerapatan vegetasi dari sebagian vegetasi yang ada di Pulau Bali.
8. Menggunakan alat-alat survey lapangan dengan baik.
9. Menyajikan data hasil Kuliah Kerja Lapangan dalam bentuk peta yang telah
dilaukan uji lapangan.
10. Melatih kerjasama antar kelompok.
1.3. SASARAN
1. Uji lapangan terhadap peta yang dibuat saat pra-Kuliah Kerja Lapangan.
2. Pengamatan dan pemahaman tentang bentuklahan dan penggunaan lahan di
Pulau Bali.
3. Pemahaman tentang kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang terkait dengan
bentuklahan dan penggunaan lahan di Pulau Bali.
4. Pengukuran kerapatan vegetasi di Taman Nasional Bali Barat, Kabupaten
Jembrana, provinsi Bali.
5. Pemahaman tentang system pengairan “subak” serta pengukuran debit aliran
sungai.
BAB II
METODE
2.1. BAHAN
1. Kertas Transparansi
2. Citra Landsat 8 false color komposit 543 Pulau Bali skala
1:250.000.
3. Citra Landsat 8 false color komposit 563 Pulau Bali skala
1:250.000.
4. Peta Geologi Pulau Bali skala 1:250.000.
5. Citra Sebagian daerah Singaraja, Bali skala 1:5000.
6. Peta Administrasi Pulau Bali skala 1:250.000.
7. Kertas HVS
2.2. ALAT
1. Alat tulis
Alat yang digunakan untuk kegiatan tulis-menulis di
laboratorium maupun di lapangan.
2. Spidol OHP
Alat yang digunakan untuk mendelineasi citra di laboratorium
dan digunakan untuk melakukan plotting titik di lapangan.
3. Papan jalan
Alat yang digunakan sebagai alas untuk kegiatan tulis-menulis
di lapangan.
4. Buku catatan
Alat yang digunakan untuk mencatat hasil penjelasan dosen
dan pengamatan saat melakukan survei di lapangan.
5. Kamera
Alat yang digunakan untuk melakukan dokumentasi selama
kegiatan kuliah kerja lapangan berlangsung.
6. Patok
Alat/tanda pembatas terluar zona saat melakukan pengukuran
vegetasi di lapangan.
7. Pita Ukur
Alat yang digunakan untuk mengukur panjang dalam jarak
jauh.
8. Pita kecil
Alat yang digunakan untuk mengukur diameter pohon.
9. Kompas geologi/brunton
Alat yang digunakan untuk menentukan arah dip dan strike
serta menunjukkan arah mata angin.
10. Palu geologi
Alat yang digunakan untuk mengambil sampel batuan sedimen
pada bagian ujung palu yang pipih dan pada bagian ujung palu
yang lancip digunakan untuk mengambil sampel batuan beku.
11. Abney level
Alat yang digunakan untuk menentukan kemiringan suatu
bidang dalam satuan derajat dan persen.
12. Yallon
Alat yang digunakan untukpenanda/pembatas dalam
melakukan suatu pengukuran.
13. Current meter
Alat yang digunakan untuk mengukur banyaknya putaran air
dalam penghitungan debit air.
14. Soil Test Kit
Alat ini terdiri dari larutanbipiramidil, HCL 10%, H2O2 3%,
H2O2 10%, KCl 1 N,H2O, dan digunakan untuk mengetahui
drainase tanah, kandungan CaCo3, Mn, kandungan bahan
organik, PH potensial dan aktual.
15. Bor tanah
Alat yang digunakan untuk mengambil sampel tanah di
lapangan.
16. Haga meter/ haga altimeter
Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian pohon.
17. GPS (Global Positioning System)
Alat yang digunakan untuk mengetahui koordinat titik sampel,
data tracking, dan waypoints.
18. Smartphone
Alat yang digunakan untuk melakukan navigasi secara digital
dan segala keperluan komunikasi saat di lapangan.
19. Laptop
Alat yang digunakan untuk mengolah data digital saat
prakuliah kerja lapangan, kuliah kerja lapangan, dan
pascakuliah kerja lapangan.
20. Rafia
Alat yang digunakan untuk pembatas zona saat melakukan
pengukuran di lapangan.
21. Sekop
Alat yang digunakan untuk membantu dalam pengambilan
sampel tanah.
22. Kapur Tulis
Alat yang digunakan untuk membantu dalam penomoran
pohon saat melakukan survei vegetasi di lapangan.
23.ENVI 5.0
Sebagai pengolah data digital citra penginderaan jauh berupa
mozaik citra dan melakukan transformasi indeks vegetasi yang
akan diolah selanjutnya menjadi peta menggunakan ArcGIS.
24.ArcGIS 10.1
Sebagai pengolah data digital berupa file shape, border, data
tracking, citra penginderaan jauh, atau sejenisnya yang akan
menghasilkan data output berupa peta.
25.GoogleMaps untuk smarthphone
Sebagai aplikasi navigasi untuk mengetahui lokasi yang dicari
dan dituju.
26.Maverick untuk smarthphone
Sebagai aplikasi navigasi untuk penunjuk arah, membuat
tracking, mencatat kecepatan, jarak, waktu ditempuh,
ketinggian, dan menandakan point di data track yang dilewati.
27.GPS Essentials untuk smarthphone
Sebagai aplikasi navigasi untuk membuat tracking, waypoints
routes, menunjukan arah kompas, dan koordinat titik objek.
Melalui aplikasi ini, dapat memeroleh informasi ketinggian,
akurasi GPS, posisi secara geografis, dan jarak. Fungsi aplikasi
ini hampir sama dengan GPS handheld.
28.Klinometer untuk smarthphone
Untuk menentukan dip dan strike pada objek yang miring dan
menentukan derajat kemiringan lereng.
2.3. CARA KERJA
Kegiatan Pra-Lapangan
A. Mengikuti Pengarahan dan pembekalan dari Tim Dosen KKL yang mencakup
aspek geografi, meliputi:
1. Aspek Sosial-Ekonomi oleh Dosen Dr. Sri Rum Giyarsih dan Dr. Sudrajat.
2. Pengarahan dan pembekalan dasar mengenai GIS oleh dosen Dr. Taufik
Hery Purwanto, S.Si., M.Sc.,
3. Pengarahan teknis KKL dari pengolahan data awal secara manual sampai
kegiatan lapangan dan pascalapangan oleh dosen Karen Slamet
Hardjo,S.Si.,M.Sc.
4. Pembekalan mengenai tata ruang wilayah oleh dosen Dr. Andri
Kurniawan, M.Si.
5. Aspek Survei Perkotaan oleh dosen Like Indrawati, S.Si., M.Sc.
6. Pengenalan dalam penggunaan GPS Mobile dan GPS Handheld serta
geotagging dalam dokumentasi lapangan oleh dosen Barandi Sapto W.,
S.Si., M.Sc.
7. Aspek Geologi oleh dosen Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si.
8. Aspek Geomorfologi oleh dosen Dr. Langgeng Wahyu Santoso, M.Si.
9. Aspek Penggunaan Lahan dan Vegetasi oleh dosen Dr. Sigit Heru Murti
B.S, M.Si.
10. Aspek Pengindraan Jauh oleh Dosen Dr. Drs. Retnadi Heru Jatmiko,
M.Sc.
B. Tim dosen KKL menjelasan peralatan-peralatan dan bahan yang dibutuhkan
untuk KKL pada setiap aspek yang dikaji.
C. Tim dosen KKL menjelasan peta-peta tentatif yang dikerjakan sebelum KKL
pada setiap aspek yang dikaji.
Pengarahan dan pembekalan dari Tim dosen KKL
Mengolah semua bahan yang telah diberikan tim dosen KKL
Mencatat pembekalan kuliah dari tim dosen
Mencatat peralatan yang diperlukan saat
KKL
Mencatat semua bahan yang diperlukan saat
KKL
Gambar 2.3.1. Diagram Alir Pengarahan dan Pembekalan Dosen
D. Membuat Peta Tentatif Penggunaan Lahan, Bentuklahan Pulau Bali, dan
Penggunaan Lahan Kota Singaraja.
1. Menyiapkan bahan citra penginderaan jauh dan spidol OHP serta
transparansi.
2. Membuat peta tentatif penggunaan lahan Pulau Bali dari citra Landsat 8
kompsit 543 skala 1:100.000 dengan mendeleniasi secara manual di
transparansi menggunakan kunci interpretasi.
3. Membuat peta tentatif bentuklahan Pulau Bali dengan citra penginderaan
jauh Landsat 8 komposit 543 skala 1:100.000 dengan mendeleniasi secara
manual di transparansi dengan jalan interpretasi.
4. Membuat peta tentatif penggunaan lahan untuk survei kota Singaraja dari
citra google earth skala 1:5.000 dengan jalan interpretasi secara manual di
transparansi.
Gambar 2.3.2 Diagram Alir Pembuatan Peta PL, BL, dan Survei Kota
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan
Membuat Peta Tentatif PL, BL, dan Survei Kota
Menyiapkan citra hasil print out Melakukan interpretasi citra dengan kunci interpretasi
Membuat peta tentatif penggunaan lahan Pulau Bali di
transparansi
Membuat peta tentatif penggunaan lahan kota Singaraja
di transparansi
Membuat peta tentatif bentuklahan Pulau Bali di
transparansi
A. Hari Pertama
1. Titik Pertama : Taman Nasional Bali Barat, Kabupaten Jembrana.
2. Titik Kedua : Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.
3. Titik Ketiga: Desa Pulaki, Kabupaten Buleleng.
Melakukan plotting posisi menggunakan GPS
Mengisi tabel checklist dan mencatat koordinat titik sampel pertama.
Mendengarkan dan mencatat teknis pengukuran kerapatan vegetasi meliputi pengukuran jarak antar pohon, diameter pohon, tinggi pohon, lebar kanopi
pohon, dan jumlah pohon dengan luas 30mx30m.
Melakukan dokumentasi dan pengukuran untuk tugas yang telah diberikan oleh dosen.
Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist kuliah kerja lapangan.
Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan bentuk-lahan formasi Jembrana, terbentuknya Pulau Bali, filosofi tri hita karana, penggunaan-lahan
di sekitar daerah tersebut, dan aspek sosial budaya.
Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut dan mengecek hasil interpretasi pada lembar transparansi yang dibuat pada prakuliah kerja lapangan.
Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.
Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.
Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan bentuk-lahan vulkanik dan dataran marine Pulaki dan sekitarnya.
Mendengarkan pengarahan mengenai aspek ekonomi dan pariwisata.
4. Titik Keemmpat : Pantai Lovina, Kabupaten Buleleng.
5. Titik Kelima : Tulamben, Kabupaten Bangli.
B. Hari Kedua
1. Titik Pertama : Eks Pelabuhan Buleleng, Kota Singaraja.
Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.
Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.
Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan bentuk-lahan marine di sekitar Pantai Lovina.
Mendengarkan pengarahan mengenai aspek sosial dan ekonomi di daerah tersebut.
Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.
Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.
Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan bentuk-lahan medan lava dan dataran gunung-api dari Gunung Agung.
Mendengarkan dan mencatat pengarahan mengenai vegetasi yang hidup di daerah tersebut.
Mendengarkan dan mencatat pengarahan mengenai transmigran Bali, aspek sosial, ekonomi, budaya, dan penjelasan interpretasi bentuk-lahan di daerah
tersebut.
Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.
2. Titik Kedua : Danau Buyan, Kabupaten Buleleng.
3. Titik Ketiga : Desa Jatiluwih
Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.
Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan mengenai pelabuhan dan perkembangan transportasi air.
Mendengarkan dan mencatat survei mengenai permukiman dan interpretasi penginderaan jauh untuk survei kota.
Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.
Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.
Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan mengenai bentuk, potensi, dan manfaat danau.
Mendengarkan dan mencatat pengarahan mengenai terbentuknya danau Buyan dari Gunung-api Buyan Beratan.
Mengukur kemiringan lereng bukit di sekitar danau Buyan menggunakan klinometer dan abney level dengan menggambar sketsa kemiringan bukit.
Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.
Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan mengenai manfaat subak, aspek sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang mengolah pertanian
menggunakan sistem subak.
C. Hari Ketiga 1. Titik Pertama : Pulau Serangan, Kota Denpasar.
2. Titik Kedua : Hutan Mangrove di sekitar Pulau Serangan, Kota Denpasar.
Mendengarkan pengarahan mengenai pengukuran debit sungai menggunakan current meter menggunakan metode mid section.
Mendengarkan pengarahan mengenai survei tanah dan sekop tanah untuk pengambilan sampel.
Mengidentifikasi karakteristik tanah menggunakan soil test kit.
Memasukkan data pengukuran, membuat sketsa penampang, dan mengitung pengukuran debit air.
Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut
Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.
Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan mengenai bentuk-lahan, dan topografi Pulau Serangan.
Mendengarkan dan mencatat karakteristik tanah dan tujuan reklamasi Pulau Serangan.
Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.
Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan mengenai pengertian, manfaat, dan potensi mangrove.
Mendengarkan dan mencatat sketsa jenis-jenis tanaman bakau.
3. Titik Ketiga : Tol Bali di antara Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.
4. Titik Keempat : Uluwatu, Kabupaten Badung.
Kegiatan Pasca-Kuliah Kerja LapanganA. Pembuatan Peta Kelas Ketinggian Pulau Bali Skala 1: 250.000
Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.
Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.
Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan terbentuknya Uluwatu.
Mendengarkan dan mencatat aspek sosial, ekonomi, dan budaya.
Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.
Melakukan plotting posisi pada GPS dan tabel checklist lapangan.
Mendengarkan, mencatat, dan mengamati penjelasan singkat mengenai tol di atas laut di atas laut.
Mendengarkan dan mencatat penjelasan aspek ekonomi dan sosial masyarakat setempat.
Melakukan dokumentasi pada daerah tersebut.
Menyiapkan Laptop yang sudah diinstal Arcgis dan basemap
pulau Bali
Membuka software Arcgis dan pilih menu
add (untuk menambahkan layer yang akan di input)
Mengatur kelas dan warna sesuai dengan kelas yang dinginkan (pada hasil pertama)
Mengisi parameter
pada hillshade
dengan data
Pilih menu windowspilih catalogpilih toolboxepilih system toolboxe3D Analyst
Pilih data SRTM mosaic baliAdd
pada layer
B. Pembuatan Peta Kemiringan Lereng Pulau Bali Skala 1: 250.000
C. Pembuatan Peta Citra Bali Skala 1:250.000
Pilih menu windowspilih catalogpilih toolboxepilih system toolboxe3D Analyst
Pilih tool add
Pilih tools Adjust transparency pada menu Effects untuk
menampilkan ketinggian dan 3D
Meletakkan hasil Hillshade pada layer di
bawah Mosaic bali (hasil
Menyiapkan Laptop yang sudah diinstal Arcgis dan basemap
pulau Bali
Membuka software Arcgis dan pilih menu
add (untuk menambahkan layer yang akan di input)
Pilih menu windowspilih catalogpilih toolboxepilih system toolboxe3D Analyst toolpilih raster surfacepilih hillshade
Mengatur kelas dan warna sesuia dengan kelas yang dinginkan (pada hasil pertama)
Mengisi parameter pada hilshade dengan data SRTMmosaic
bali
Pilih data SRTM mosaic
baliAdd data pada layer
Pilih tools Adjust transparency pada menu Effects untuk
menampilkan ketinggian dan 3D
Meletakkan hasil slope pada layer di atas Mosaic bali (hasil
pertama)
Pilih menu windowspilih catalogpilih toolboxepilih system toolboxe3D Analyst toolpilih raster surfacepilih
Menyiapkan bahan berupa softfile / data-data digital yang diperlukan dalam pembuatan Peta Citra Pulau Bali
Membuka ArcMap 10.1
Menambahkan data pada menu add data. Data yang di masukkan pada folder basemap berupa adminitrasi ,border,sungai dan jalan.
Mengubah data Jalan dengan mengekik kanan pada layer jalan memilih properties. memilih symbologi . memilih catagories . memasukkan jalan kolektor , jalan tol Nasional . add to list memilih ok.
Mengubah data sungai dengan mengekik kanan pada layer memilih properties , memilih symbologi , memilih categories , memasukkan sungai, add to list memilih ok.
Mengubah data Admin Kab dengan mengekik kanan pada layer Admin Kab memilih properties , memilih symbologi , memilih catagories , memasukkan semua kabupaten yang ada di Bali, add to list memilih ok.
Pada layer klik kanan admin kab memilih properties . memilih menu Labels . memilih labels future in this layer
lalu Ok
Memasukkan text seperti toponimi, arah orientasi, skala text, skala bar legenda, sumber, pembuat, logo universitas dengan memilih menu insert
Membuat layout dengan memilih menu view -> layout view
Membuat grid dengan cara klik kanan peta citranya -> properties -> klik Grids -> Grid Geografi -> apply -> Ok
D. Pembuatan Peta Penggunaan Lahan Pulau Bali Skala 1:250.000
Membuat insert peta indonesia dengan memilih add data -> basemap -> indo
Muncul insert peta indonesia, mewarnai pulau Bali dengan warna merah dengan cara klik kanan Indo -> Properties -> add values -> select all semua provinsi Indonesia -> Ok
Mewarnai pulau Bali dengan warna merah, sedangkan provinsi yang lain berwarna putih.
Memasukkan nama interpretasi penggunaan lahan dengan cara klik kanan pada border -> klik open attribute table.
Memulai digitasi sesuai penggunaan lahannya dengan menggunakan start editor -> straight segment dan trace.
Klik Add Data -> pilih Basemap -> pilih Border -> Citra Landsat 8 komposit 543.
Membuka software ArcGIS 10.1
Membuat layout dengan memilih menu view -> layout view
Membuat insert peta indonesia dengan memilih add data -> basemap -> indo
Mewarnai pulau Bali dengan warna merah, sedangkan provinsi yang lain berwarna putih.
Mewarnai setiap poligon penggunaan lahan dengan klik kanan pada border -> properties -> symbology -> categories -> add values -> select all pada semua PL -> Ok -> mengubah warna setiap PL sesuai ketentuan warna yang diinginkan -> apply -> Ok
E. Pembuatan Peta Transformasi Vegetasi (SAVI) Skala 1:250.000
Memasukkan text seperti toponimi, arah orientasi, skala text, skala bar legenda, sumber, pembuat, logo universitas dengan memilih menu insert
Ulangi 2 langkah diatas pada setiap poligon penggunaan lahan.
Membuat grid dengan cara klik kanan peta citranya -> properties -> klik Grids -> Grid Geografi -> apply -> Ok
Menyiapkan alat dan bahan antara lain laptop, citra Pulau Bali bagian depan dan bagian belakang band 2, 4, dan 5.
Kemudian muncul kedua citra di bagan mosaic. Untuk menggabungkan kedua citra tersebut dengan cara klik kanan pada peta -> klik raise image to top
Membuka software ENVI 4.5 -> open image file -> memilih file citra Pulau Bali bagian belakang -> basic tools -> band math -> float band 4, 5
Membuka software ENVI 4.5 -> open image file -> memilih file citra Pulau Bali bagian depan -> basic tools -> band math -> float band 4, 5 dan rumus transformasi SAVI
Membuat layout dengan memilih menu view -> layout view
Memasukkan text seperti toponimi, arah orientasi, skala text, skala bar legenda, sumber, pembuat, logo universitas dengan memilih menu insert
Muncul insert peta indonesia, mewarnai pulau Bali dengan warna merah dengan cara klik kanan Indo -> Properties -> add values -> select all semua provinsi Indonesia -> Ok
Mewarnai pulau Bali dengan warna merah, sedangkan provinsi yang lain berwarna putih.
Keterangan : Rumus Transf. SAVI
1.5× ( NIR−M )( NIR+M )+0.5
F. Pembuatan Peta Administrasi Pulau Bali Skala 1:250.000
Kedua citra Pulau Bali tersebut di mosaik dengan cara : map -> mosaicking -> georeferenced -> muncul bagan mosaic -> import -> import file -> mosaic input file -> pilih kedua citra yang sudah terekstrak dengan rumus SAVI -> Ok.
Membuat grid dengan cara klik kanan peta citranya -> properties -> klik Grids -> Grid Geografi -> apply -> Ok
Membuat insert peta indonesia dengan memilih add data -> basemap -> indo
Memasukkan data jalan,batas administrasi, dan lau pada layer.
Memberi warna pada setiap batas administrasi dengan
warna yang berbeda
Membuat legenda peta berdasarkan kenampakan
yang ada pada peta
Membuka software Arcgis dan pilih menu add (untuk menambahkan layer yang
akan di input)
Memberi warna pada setiap batas
administrasi dengan warna yang berbeda
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
3.1. PROVINSI BALI
Bali adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kota provinsi ini adalah
Denpasar. Bali juga merupakan nama dari pulau utama di wilayah ini. Di awal
kemerdekaan Indonesia, pulau ini termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil yang
beribukota di Singaraja, dan kini terbagi menjadi 3 provinsi: Bali, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah
Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu
Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau
Serangan. Secara geografis, Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau
Lombok. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali
terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya,
khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan
julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan
selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di
8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim
tropis seperti bagian Indonesia yang lain. Gunung Agung adalah titik tertinggi di
Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963.
Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang
lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi.
Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang
dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang
pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut
terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta
gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung
Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis
terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran
rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang
luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas
122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%)
seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali
memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau
Beratan atau Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur. Alam Bali yang indah
menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata.
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud
sebagai pusat kesenian dan peristirahatan, terletak di Kabupaten Gianyar. Nusa
Lembongan adalah sebagai salah satu tempat menyelam (diving), terletak di
Kabupaten Klungkung. Sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah
beberapa tempat yang menjadi tujuan utama pariwisata, baik wisata pantai maupun
tempat peristirahatan, spa, dan lain-lain, terletak di Kabupaten Badung.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi
atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan. Penghuni
pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari
Asia. Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang
terletak di bagian barat pulau. Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan
datangnya ajaran Hindu dan tulisan Bahasa Sanskerta dari India pada 100 SM.
Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa lebih, dengan mayoritas 84,5%
menganut agama Hindu. Agama lainnya adalah Buddha (0,5%), Islam (13,3%),
Protestan dan Katolik (1,7%). Agama Islam adalah agama minoritas terbesar di Bali
dengan penganut kini mencapai 13,3% berdasarkan sensus terbaru pada Januari
2014.
Bali adalah primadona pariwisata Indonesia yang sudah terkenal di seluruh
dunia. Selain terkenal dengan keindahan alamnya, terutama pantainya, Bali juga
terkenal dengan kesenian dan budayanya yang unik dan menarik. Bali sebagai
tempat tujuan wisata yang lengkap dan terpadu memiliki banyak sekali tempat
wisata menarik, apa saja tempat wisata di Bali yang wajib dikunjungi. beberapa
tempat itu antara lain : Pantai Kuta, Pura Tanah Lot, Pantai Padang - Padang, Danau
Beratan Bedugul, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pantai Lovina dengan Lumba
Lumbanya, Pura Besakih, Uluwatu, Ubud, Munduk, Kintamani, Amed, Tulamben,
Pulau Menjangan dan masih banyak yang lainnya.
3.2. KABUPATEN JEMBRANA
Kabupaten Jembrana adalah satu dari sembilan Kabupaten dan Kota yang
ada di Propinsi Bali, terletak di belahan barat pulau Bali, membentang dari arah
barat ke timur pada 8°09'30" - 8°28'02" LS dan 114°25'53" - 114°56'38" BT. Luas
wilayah Jembrana 841.800 Km² atau 14,96% dari luas wilayah pulau Bali.
Ibukota Kabupaten dari Jembrana ini adalah Negara.
No. Kabupaten/Kota Ibu kota Bupati/Walikota
1 Kabupaten Badung Mangupura Anak Agung Gde Agung
2 Kabupaten Bangli Bangli I Made Gianyar
3 Kabupaten Buleleng Singaraja Putu Agus Suradnyana
4 Kabupaten Gianyar Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati
5 Kabupaten Jembrana Negara I Putu Arta
6 Kabupaten Karangasem Karangasem I Wayan Geredeg
7 Kabupaten Klungkung Semarapura I Nyoman Suwirta
8 Kabupaten Tabanan Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti
9 Kota Denpasar Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra
Secara administrasi Kabupaten Jembrana terdiri dari 5 Kecamatan yaitu:
Melaya
Luas kecamatan Melaya: 197,19 Km²
Negara
Luas kecamatan Negara: 126,6 Km²
Jembrana
Luas kecamatan Jembrana: 93,87 Km²
Mendoyo
Luas kecamatan Mendoyo: 294,49 Km²
Pekutatan
Luas kecamatan Pekutatan: 129,65 Km²
Topografi wilayah perencanaan meliputi daerah pegunungan di bagian
utara dan pendataran (pantai) di bagian selatan yang berbatasan dengan Samudera
Indonesia. Pada bagian tengah merupakan daerah perkotaan. Berdasarkan
ketinggian tanah di bagian utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai
morfologi dan fisiografi pegunungan yang dibentuk oleh deretan pegunungan
Penginuman, Gunung Klatakan, Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut, Gunung
Sanggang dan Gunung Batas. Ketinggian tempat bervariasi antara 250 – 700 m
dpl. Sedangkan di bagian selatan wilayah Kabupaten Jembrana topografinya
relatif datar hingga bergelombang, ketinggian tempat ini berkisar antara 1 – 250
mdpl.
Gambar 1. Peta Ketinggian Lokasi Kabupaten Jembrana 1
Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Jembrana dapat
dikelompokkan ke dalam 4 kelompok:
1. Wilayah dengan kemiringan lereng 0 - 2% (datar) seluas 210,47 Km²
2. Wilayah dengan kemiringan lereng 2 - 15% (landai) seluas 85,49 Km²
3. Wilayah dengan kemiringan lereng 15 - 40% (bergelombang/berbukit) seluas
212,45 Km² sebagian besar merupakan kawasan yang dikembangkan untuk
hutan produksi dan hutan lindung
4. Wilayah dengan kemiringan lereng >40% (curam sampai sangat curam) seluas
333,39 Km² merupakan kawasan lindung mutlak
Secara Hidrologi, sumber air yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana meliputi:
1. Air permukaan: Air Sungai, Bendung Palasari
2. Air tanah: Air yang bersumber dari bawah tanah
3. Mata air: Terdapat 37 mata air dengan kapasitas 110 l/det
3.3. KABUPATEN BULELENG
Kabupaten Buleleng terletak di belahan utara Pulau Bali memanjang dari
barat ke timur dan mempunyai pantai sepanjang 144 Km, secara geografis terletak
pada posisi 8° 03 ' 40” - 8° 23 ' 00'' lintang selatan dan 114° 25 ' 55”- 115° 27 ' 28''
bujur timur. Kabupaten Buleleng berbatasan dengan Kabupaten Jembrana dibagian
Barat, laut Jawa/Bali di Bagian Utara, dengan Kabupaten Karangasem dibagian
Timur dan di sebelah Selatan berhadapan dengan 4 Kabupaten yaitu : Badung,
Gianyar, Bangli, dan Kabupaten Tabanan.
Luas Kabupaten Buleleng secara keseluruhan 1.365,88 Km2 atau 24,25 %
dari luas Propinsi Bali, dimana kecamatan Gerokgak merupakan kecamatan terluas
yakni 26,11%, Kecamatan Busungbiu seluas 14,40 %, kecamatan Sukasada dan
Banjar masing-masing 12,66% dan 12,64%. Kecamatan Kubutambahan sebesar 8,
66%, Kecamatan Seririt 8,18%, Kecamatan Tejakula 7,15%, Kecamatan Sawan
6,77% dan Kecamatan Buleleng 3,44 %.
Kabupaten Buleleng merupakan daerah berbukit yang membentang di
bagian selatan, sedangkan di bagian utara merupakan dataran rendah. Di Kabupaten
Buleleng juga terdapat gunung berapi dan tidak berapi. Gunung yang tertinggi
adalah Gunung Tapak (1903 M) berada di Kecamatan Sukasada sementara yang
paling rendah adalah gunung Jae (222 M) berada di wilayah Kecamatan Gerokgak.
Selain itu di Kabupaten Buleleng terdapat dua buah danau yaitu Danau Tamblingan
(110 hektar) berada di Kecamatan Banjar. Sedangkan Danau Buyan (360 hektar)
terletak di Kecamatan Sukasada. Menyatunya ataupun relatif dekatnya antara
wilayah pegunungan dengan pantai memberikan makna tersendiri bagi Kabupaten
Buleleng dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Bali. Kondisi yang
khas ini menjadikan topografi wilayah Buleleng sering disebut Nyegara Gunung.
Pemerintah Kabupaten Buleleng mengelompokkan sub wilayah pembangunan
menjadi 3 (tiga) yaitu:
1. Wilayah Pembangunan Buleleng Barat :
a) Kecamatan Gerokgak : 356,57 Km2
b) Kecamatan Seririt : 111,78 Km2
c) Kecamatan Busungbiu : 196,62 Km2
d) Kecamatan Banjar : 172,60 Km2
Pusat pertumbuhan dan perkembangan pada wilayah pembangunan Buleleng Barat
ini adalah kecamatan/kota Seririt, dengan sub pusat pertumbuhan lainnya adalah
Kota Kecamatan Gerokgak.
Arah kebijakan pembangunan/ pengembangan Wilayah pembangunan Buleleng
Barat adalah :
1. Penanggulangan lahan kritis
2. Pengembangan pertanian lahan kering
3. Pengembangan aneka industri
4. Pariwisata dan pertanian, khususnya perikanan, perkebunan dan hrtikultura
5. Pengembangan zona industri menengah dan besar
6. Pengembangan agrowisata dan ekowisata
2. Wilayah Pembangunan Buleleng Tengah
a) Kecamatan Buleleng : 46,94 Km2
b) Kecamatan Sukasada : 172,93 Km2
Pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah pembangunan Buleleng Tengah ini
adalah Kota Singaraja dan sub pertumbuhan lainnya terletak di Desa Pancasari.
Arah prioritas pembangunan Wilayah Buleleng Tengah ditujukan untuk :
1. Mengantisipasi dampak dari pesatnya kegiatan perkotaan, perdagangan, industri
kecil dan pariwisata.
2. Memberikan dan menyediakan fasilitas yang memadai serta menata dan
mengendalikan pemanfaatan ruang kota secara efektif dan berkelanjutan.
3. Wilayah Pembangunan Buleleng Timur :
a) Kecamatan Tejakula : 97,68 Km2
b) Kecamatan Kubutambahan : 118,24 Km2
c) Kecamatan Sawan : 92,52 Km2
Pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah pembangunan Buleleng Timur ini
adalah Kota Kecamatan Kubutambahan / Desa Kubutambahan.
Arahan prioritas pembangunan wilayah Buleleng Timur ditujukan untuk :
1. Penanggulangan lahan kritis
2. Pengembangan pertanian lahan kering
3. Pengembangan aneka industry
4. Pariwisata dan petanian, khususnya Hortikultura
5. Pengembangan agrowisata dan ekowisata
3.4. KOTA DENPASAR
Kota Denpasar terletak di tengah-tengah dari Pulau Bali, selain merupakan
Ibukota Daerah Tingkat II, juga merupakan Ibukota Propinsi Bali sekaligus sebagai
pusat pemerintahan, pendidikan, perekonomian.Letak yang sangat strategis ini
sangatlah menguntungkan, baik dari segi ekonomis maupun dari kepariwisataan
karena merupakan titik sentral berbagai kegiatan sekaligus sebagai penghubung
dengan kabupaten lainnya. Wilayahnya sendiri berbatasan dengan Kabupaten
Badung di sebelah utara, Selat Badung atau Samudera HIndia di sebelah Selatan,
Kabupaten Badung di sebelah barat dan Kabupaten Gianyar di sebelah timur.
Terletak diantara 08 35" 31'-08 44" 49' lintang selatan dan 115 10" 23'-115 16" 27'
Bujur timur.Luas seluruh Kota Denpasar 127,78 km2 atau 12.778 Ha , yang
merupakan tambahan dari reklamasi pantai serangan seluas 380 Ha.
Kota Denpasar termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhi angin
musim sehingga memiliki musim kemarau dengan angin timur (Juni-Desember) dan
musim Hujan dengan angin barat (September-Maret) dan diselingi oleh musim
Pancaroba.Suhu rata-rata berkisar antara 25,1 C-29,0 C dengan suhu maksimum
jatuh pada bulan Nopember, sedangkan suhu minimum pada bulan Juli.Jumlah
Curah Hujan tahun 2006 di Kota Denpasar berkisar 1.0-466.0 mm dan rata-rata
119,4 mm. Bulan basah (Curah Hujan >100 mm/bl) selama 4 bulan dari bulan
Januari s/d April. Sedangkan bulan kering (Curah Hujan <100 mm/bl selama 8
bulan jatuh pada bulan Mei sampai Desember. Curah Hujan tertinggi terjadi pada
pada bulan Januari (466.0 mm) dan terendah terjadi pada bulan September (1.0
mm). Kota Denpasar dengan luas lahan 12.778 Ha sampai tahun 2006, dengan luas
lahan sawah 2.717 Ha masih berpeluang / potensi untuk mengembangkan pertanian
pangan dan masih memadai. Selama kurang lebih lima tahun terakhir ini luas lahan
sawah berkurang 2.882 Ha pada tahun 2002 menjadi 2.717 ha tahun 2006. Berarti
menyusut rata-rata tiap tahun sekitar 5,72 %. Sampai tahun 2006 produksi sayuran
masih berfluktuasi tinggi karena usaha ini dijalankan tidak seintensif tanaman padi
dan masih dianggap sebagai kegiatan sampingan.
Karena lahan yang sangat terbatas, maka hanya sekitar 15 jenis komoditi
buah-buahan diproduksi di Kota Denpasar yang cukup potensial adalah mangga,
pepaya, jambu biji, sawo dan pisang.Sub Sektor perkebunan diarahkan pada
program diversifikasi dan intensifikasi kebun-kebun rakyat seperti kebun kelapa
rakyat dengan mengganti tanaman yang tua dan penanggulangan/pemberantasan
hama kelapa dan pemanfaatan lahan-lahan yang kosong untuk ditanami kelapa
unggul. Sub sektor Peternakan sebagian masih merupakan Peternakan Rakyat yang
umumnya menghasilkan ternak hanya untuk dikonsumsi. Namun belakangan ini
sudah mulai berkembang ke usaha bisnis dengan memelihara ternak unggas dan
ayam untuk memenuhi kebutuhan akan protein hewani, juga tidak kalah pentingnya
peternak babi sadle back sebagai komoditi ekspor dan keunggulan sapi Bali terus
dikembangkan dengan kawin suntik atau inseminasi buatan. Sub sektor perikanan
masih berpotensi dalam menanggulangi kekurangan protein hewani penduduk dan
wisatawan, dimana perairan yang ada cukup kaya akan jenis-jenis ikan laut, ikan air
tawar dan payau.
Untuk meningkatkan produksi ikan diarahkan pada usaha penangkapan pada
perairan berpotensial dan peningkatan prasarana perikanan serta penyuluhan oleh
petugas perikanan. Untuk perikanan laut telah tersedia pelabuhan perikanan Benoa
yang didukung oleh Aramada penangakapan ikan sebanyak 794 buah berupa 46
perahu tanpa motor, 188 perahu tempel dan 560 kapal motor yang kesemuanya
dilengkapi alat penangkap ikan. Pembangunan di Sektor Industri khususnya Industri
Kecil juga merupakan
Sektor yang diprioritaskan pengembangannya, hal ini karena didukung oleh
etos kerja masyarakat Bali pada umumnya rajin, ulet, terampil dan berjiwa seni.
Penyuluhan dan bimbingan telah dilaksanakan dalam meningkatkan kuantitas dan
kualitas hasil-hasil industri kecil dan kerajinan rakyat yang berdaya guna di sektor
Pariwisata.
3.5. KABUPATEN KARANGASEM
Kabupaten Karangasem sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Bali,
Indonesia. Ibu kotanya berada di Amlapura. Kabupaten ini secara geografis terletak
antara 800'00" - 841'37,8" Lintang Selatan dan 11535'9,8" - 11554'8,9" Bujur
Timur. Wilayah Kabupaten Karangasem di sebelah utara berbatasan dengan Laut
Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Selat Lombok, sebelah barat berbatasan
dengan Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng sedangkan sebelah selatan
berbatasan dengan Samudera Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Karangasem
839,54 Km2 yang terbagi menjadi delapan kecamatan.
Keberadaan Industri kecil yang ada di Kabupaten Karangasem beraneka
ragam dengan berbagai produk barang/ jasa yang dihasilkan seperti halnya industri
yang bergerak bidang makanan, minuman, keperluan rumah tangga dan
perkantoran, jasa service maupun kerajinan. Diantara industri kecil yang ada,
industri kecil bidang kerajinan merupakan jumlah yang paling banyak. Ada sekitar
14 Obyek Wisata yang tersebar di wilayah Kabupaten Karangasem sebagai
pendukung investasi. Diantara Obyek wisata tersebut adalah Bukit Jambul, Besakih
dan Telaga Waja (Kecamatan Rendang)Putung (KecamatanSelat) Iseh(Kecamatan
Sidemen) Agrowisata Salak Sibetan (Kecamatan Bebandem) Puri Agung
Karangasem, Taman Sukasada Ujung dan Candidasa (Kecamatan Karangasem)
Taman Tirtagangga serta Jemeluk (Kecamatan Abang) Tenganan serta Padang Bai
(KecamatanManggis) Tulamben ( Kecamatan Kubu).
Musibah gunung meletus yang pernah terjadi di kabupaten ini ternyata tidak
hanya menimbulkan kerusakan wilayah tapi cukup memberikan keuntungan bagi
wilayah ini. Letusan yang terjadi ternyata memuntahkan jutaan kubik pasir yang
menutupi tanah di lima kecamatan. Masyarakat Kecamatan Kubu dan empat
kecamatan lainnya sangat tertolong kehidupannya. Pasir itu bagaikan tambang emas
hitam. Ketebalannya mencapai dua meter, untuk di tepi sungai bahkan mencapai
lima meter. Sektor peternakan pun menjadi potensi untuk peningkatan pendapatan
masyarakatnya, terutama melalui pengembangan populasi ternak sapi dan domba,
yang disertai pengembangan industri pengolahan produksi ternak.
Kabupaten ini mempunyai kain tenun yang cukup khas yaitu kain gringsing.
Kain tenun ini terkenal di kalangan peneliti budaya dunia tidak saja dari segi
mitosnya, tetapi juga dari segi teknik penenunannya. Pakar tekstil menyebutkan
teknik penenunan kain gringsing yang rumit dan memakan waktu yang lama ini
hanya dijumpai di tiga lokasi di dunia. Selain di Tenganan, Kabupaten Karangasem,
Bali, teknik ini hanya terdapat di Jepang dan India.
3.6. KABUPATEN BADUNG
Secara geografis Kabupaten Badung terletak pada posisi antara 814’20” -
850’48” Lintang Selatan dan 11505” 00” – 11526’16” Bujur Timur dengan luas
wilayah 418,52 Km2 atau sekitar 7,43 % dari dataran Pulau Bali dan terbagi atas 6
wilayah kecamatan. Kecamatan yang ada di Kabupaten Badung adalah: 1.
Kecamatan Kuta Utara; 2. Kecamatan Kuta Selatan; 3. Kecamatan Kuta; 4.
Kecamatan Mengwi; 5. Kecamatan Abian Semal; dan Kecamatan Petang. Dari 6
kecamatan ini nampak Kecamatan Petang memiliki luas wilayah terbesar yakni 115
Km2, sedangkan Kecamatan Kuta merupakan kecamatan yang terkecil dengan luas
wilayah 17,52 Km2.
Sama halnya dengan daerah lainnya, Kabupaten Badung mengalami dua
musim yakni musim kemarau dan musim penghujan. Suhu udara berkisar antara
22,9 derajat celsius yang merupakan suhu terendah dan suhu tertinggi mencapai
31,2 derajat celsius. Sementara itu kelembaban udara berkisar antara 80 % - 86%.
Kelembaban tertinggi biasanya terjadi pada bulan April, sementara kelembaban
terendah terjadi pada bulan Januari. Mengetahui perkembangan curah hujan
memang penting karena hal ini dapat dimanfaatkan dalam merencanakan usaha
pertanian. Air hujan merupakan salah satu pendukung dalam melaksanakan
aktivitas pertanian.
Kabupaten Badung terletak berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di
sebelah utara, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli disebelah Timur, di
sebelah Selatan adalah berbatasan dengan Samudra Indonesia dan disebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Tabanan. Secara keseluruhan, wilayah kabupaten
Badung berjumlah 41.862 hektar. Seluruh wilayah ini terdiri dari lahan sawah
10.125 Ha, lahan kering dan lahan lainnya 31.727 Ha.
Sampai saat ini Kabupaten Badung masih dikenal sebagai salah satu
Kabupaten terkaya diantara 9 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Bali. Penilaian
ini tentu tidak terlalu berlebihan karena pada kenyataannya pendapatan asli daerah
(PAD) sebagai salah satu indikator penilaian masih paling besar diantara kabupaten
lainnya. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran mengenai
keadaan perekonomian suatu daerah. Demikian halnya perkembangan
perekonomian Kabupaten Badung ditunjukkan dengan perkembangan PDRB-nya.
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Badung dari tahun 2003 – 2006 seperti
tampak pada gambar 1.1. Secara sektoral PDRB Kabupaten Badung tahun 2006
kondisinya menurun bila dibandingkan tahun 2005, hal ini dapat dilihat dari laju
pertumbuhan ekonomi yang turun dari 5,61% pada tahun 2005 menjadi 5,03%
tahun 2006. Sampai tahun 2006 perekonomian Kabupaten Badung masih
didominasi oleh sektor pariwisata terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Pada tahun 2006 sektor ini mampu menyumbang 39,27% dari produk domistik
regiaonal bruto (PDRB). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2005), angka ini
mengalami penurunan 0,92%.
3.7. KABUPATEN TABANAN
Kabupaten Tabanan adalah sebuah kabupaten di provinsi Bali, Indonesia.
Ibu kotanya berada di Tabanan. Kabupaten ini secara geografis terletak antara
814'30" - 830'70" Lintang Selatan dan 11454'52" - 11512'57" Bujur Timur. Wilayah
Kabupaten Tabanan di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Buleleng,
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Badung sedangkan sebelah barat
berbatasan dengan kabupaten Jembaran dan sebelah selatan berbatasan dengan
Samudra Hindia. Luas wilayah Kabupaten Tabanan 839,33 Km2 yang terbagi
menjadi sepuluh kecamatan.
Kabupaten ini memeng cukup beruntung, dianugerahi dua wilayah
topografis: pegunungan dan pantai. Semua wilayahnya bisa dimanfaatkan sebagai
lahan pertanian. Bahkan luas areal sawah 23.154 hektar, terluas di seluruh Bali.
Padi ditanam di seluruh wilayah kecamatan menggunakan sistem pengairan subak.
Sistem pengairan yang mendapat air langsung dari sungai atau mata air yang
dibendung, selanjutnya dialirkan ke suatu hamparan sawah yang disebut Pesedahan
Yeh. Hasil-hasil pertanian Tabanan yang berfungsi memenuhi kebutuhan pangan
Bali dipasarkan sebagai bahan mentah. Untuk andalan tanaman pangan lainnya
adalah komoditas sayur-sayuran. Komoditas yang banyak dihasilkan daerah
bertopografi tinggi seperti Baturiti ini untuk memenuhi kebutuhan sayurmayur
hotel, restoran, dan supermarket di Bali. Selain tanaman pangan, pertanian juga
mengandalkan peternakan. Didukung oleh ketersediaan pangan dari jagung,
peternakan memberi kontribusi terhadap kegiatan ekonomi. Ternak unggulan
kabupaten ini adalah ayam. Peternakan ayam buras, petelur, dan pedaging terpusat
di Desa Udu dan Bolangan, Kecamatan Penebel.
Kabupaten cukup terkenal dengan industri kerijanan. Industri yang banyak
berkembang merupakan industri kecil kerajinan rakyat, seperti industri kerajinan
anyaman, bambu, kayu, keramik, gerabah, logam, dan perak. Tercatat 154 sentra
industri kerajinan rakyat yang tersebar di beberapa lokasi. industri kerajinan
keramik merupakan komoditi andalan kabupaten Tabanan industri ini berkembang
di Desa Pejaten, kecamatan Kediri, kabupaten Tabanan. Meski industri pengolahan
tidak berbicara banyak, komoditasnya dipasarkan ke Jepang, Amerika Serikat,
Kanada, Denmark, Jerman, Korea, Spanyol, Perancis, Singapura, dan Australia.
Tabanan memiliki obyek wisata yang tercantum dalam peta obyek wisata
Bali, seperti Tanah Lot, Alas Kedaton, Bedugul, Ulun Danau Beratan, dan Kebun
Raya Eka Karya. Rata-rata obyek wisata itu dikunjungi 500.000 orang tiap tahun.
Sarana hotel dan penginapan juga cukup berkembang. Keberadaan obyek wisata
dan sarana pendukungnya ini memengaruhi pendapatan asli daerah (PAD). Total
pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, retribusi tempat rekreasi dan olahraga
menyumbang 40 persen total PAD.