Laporan Ku
-
Upload
dian-kucisadian -
Category
Documents
-
view
32 -
download
0
description
Transcript of Laporan Ku
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tetap Prakrikum MIKROBIOLOGI II atas Nama SYAMSUL JAYADI,
NIM 11211021 ini dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian
Akhir Praktikum MIKROBIOLOGI II
Disahkan Pada Tanggal Desember 2013
Nama Tanda Tangan
1. (Sari Hidayani) (________________________)
Co’ass Kelas
2. (Sari Hidayani) (_________________________)
Coordinator Praktikum Mikrobiologi II
3. Iwan Doddy D S.Si., M.Pd) (_________________________)
Dosen Pembina Mata Kuliah Mikrobiologi II
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Pendidikan Biologi
Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
IKIP MATARAM
(Nofisulastri, S.Pt., M.Si)
NIK : 518 310 713
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabbil’alamin penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat dan Ridha-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Mikrobiologi II ini. Dan Shalawat serta Salam penulis
Haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan manusia dari
kegelapan menuju cahaya Ridha Allah SWT.
Dalam proses pembuatan Laporan Mikrobiologi II ini juga, penulis tidak
lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing
penulis Bapak Iwan Doddy D S.Si., M.Pd yang selama ini telah mendidik dan
mengajari materi tentang Mikrobiologi II, Kakak-kakak Coa’ss yang telah
membimbing dalam pelaksanaan Praktikum Mikrobiologi II dan juga kepada
teman-teman yang setiap saat memberi penulis motivasi serta dorongan untuk
dapat menyelesaikan Laporan Mikrobiologi II ini.
Penulisan Laporan Mikrobiologi II ini dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh dan teliti, tetapi mungkin ada bagian-bagian yang masih kurang, baik
dari segi format maupun kalimat. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca agar dalam penulisan laporan
berikutnya dapat lebih sempurna lagi.
Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
pribadi penulis. Amiin.
Mataram, 26 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan Praktikum .............................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan .............................................................................. 7
B. Pembahasan ....................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 10
B. Kritik dan Saran ................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11
LAMPIRAN .................................................................................................. 12
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Pembuatan Tape .............................................. 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fermentasi dibagi menjadi dua tipe berdasarkan kebutuhan oksigen
yaitu tipe aerobik dan anaerobik. Tipe aerobik adalah fermenasi yang tidak
memerlukan oksigen. Beberapa mikroorganisme dapat menghidrolisis substrat
untuk pertumbuhan dengan atau tampa adanya oksigen. Hasil hidrolisis
tersebut biasanya berupa energi, karbondioksida, air, serta sejumlah asam
laktat, asetat, etanol, asam valatil, alkohol dan ester.
Ragam produk fermentasi sangatlah banyak dan beragam baik yang
berasal dari Indonesia ataupun dari berbagai Negara. Tiap produk melibatkan
satu atau lebih mikroorganisme. Produk fermentasi ada yang telah diketahui
jenis dan fungsi mikroorganismenya dan ada pula yang belum diketahui
secara pasti. Mikroorganisme yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah
bakteri, khamir dan kapang. Contoh bakteri yang digunakan dalam fermentasi
adalah Acetobacter xylinum pada pembuatan ‘nata de coco’, Acetobacter aceti
pada pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam fermentasi adalah
Saccharomyces cerevisiae dalam pembuatan alcohol, sedangkan contoh
kapang adalah Rhizopus sp pada pembuatan tape, Monascus purpureus pada
pembuatan angkak dan sebagainya.
Fermentasi dapat dilakukan menggunakan kultur alami atau kultur
murni hasil isolasi di laboratorium, yang dapat berupa kultur alami umumnya
dilakukan pada proses fermentasi tradisional yang memanfaatkan
mikroorganisme yang ada di lingkungan. Salah satu contoh produk pangan
yang dihasilkan dengan fermentasi adalah gatot dan gawal yang dibuat dari
singkong. Tape merupakan produk fermentasi tradisional yang diinokulasi
dengan kultur campuran dengan jumlah dan jenis yang tidak diketahui
sehingga hasilnya seringkali tidak stabil. Ragi tape yang bagus harus
dikembangkan dari kultur murni. Kultur adalah mikroorganime yang akan
digunakan dalam fermentasi dengan sifat dan karakteristik yang diketahui
dengan pasti sehingga produk yang dihasilkan memiliki stabilitas kualitas
yang jelas.
Kultur murni dapat digunakan secara tunggal ataupun secara
campuran pada saat proses fermentasi berlangsung. Contoh penggunaan kultur
murni adalah pada fermentasi kecap, yang menggunakan Aspergillus oryzae
pada saat fermentasi kapang dan saat fermantasi garam digunakan bakteri
Pediocoocus sp dan khamir Saccharomyces rouxii.
Mikroorganisme merupakan faktor utama bagi keberlangsungan
permentasi baik skala industri atau rumahan.Syarat-syaratyang harus di penuhi
agar mikroorganisme dapat di aplikasikan pada proses fermentasi makanan
yaitu:
1. Mikroorganisme harus murni
Dalam proses tertentu harus menggunakan kultur murni (dari satu
strain tertentu) yang telah di ketahui sifat-sifatnya. Untuk menjaga agar
biakan tetap murni maka kondisi lingkungan harus di jaga tetap steril.
Penggunaan kultur tunggal mempunyai resiko yang tinggi karena kondisi
harus oktimum. Untuk mengurangi kegagalan dapat di gunakan biakan
campuran. Keuntungan penggunaan biakan campuran adalah mengurangi
resiko apabila mikroorganisme yang lain tidak aktif melakukan fermentasi.
Dalam bidang pangan, penggunaan inokulum campuran dapat
menghasilkan aroma yang spasifik. Pengembangan inokulum yang terdiri
campuran biakan murni belum berkembang di Indonesia. Sebagai contoh,
inokulum tempe yang di buat LIPI masih merupakan kultur tunggal
sehingga produsen tempe sering mencampur inoklum murni dengan
inoklum tradisional dengan maksud memperoleh hasil yang baik.
Penggunaan inoklum campuran harus memperhatikan kebutuhan nutrisi
mikroorganismenya.
Kultur campuran yang baik adalah model suksesi sehingga antar
organisme tidak bersaing namun saling mendukung untuk pembentukan
produk.
2. Unggul
Pada kondisi fermentasi yang di berikan, mikroorganisme harus mampu
menghasilkan perubahan-perubahan yang dikehendaki secara cepat dan
hasil yang besar. Sifat unggul yang ada harus dapat di perhatikan. Hal ini
berkaitan dengan kondisi proses yang diharapkan.
3.Stabil
Pada kondisi yang diberikan, mikroba harus mempuyai sifat-sifat yang
tetap, tidak mengalami perubahan karena mutasi atau lingkungan.
4.Bukan pathogen
Mikrobia yang digunakan adalah bukan patogen bagi manusia maupun
hewan, kecuali untuk produksi bahan kimia tertentu. Jika digunakan
mikrobia patogen harus dijaga, agar tidak menimbulkan efek samping pada
lingkungan.
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui Peranan Mikroorganisme Dalam Peragian Pembuatan Tape.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tape adalah produk yang dihasilkan dari proses fermentasi, dimana
terjadi suatu perombakan bahan-bahan yang tidak sederhana. Zat pati yang
ada dalam bahan makanan diubah menjadi bentuk yang sederhana yaitu gula,
dengan bantuan suatu mikroorganisme yang disebut ragi atau khamir
(Rahmah, H N L. 2010)
Ragi tape adalah bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan tape,
baik dari singkong dan beras ketan (Simbolon, Karlina. 2008)
Menurut Hasanah, Hafidatul dalam Tarigan (1998) ragi tape merupakan
populasi campuran yang tediri dari spesies-spesies genus Aspergilius,
Saccharomyces, Candida, Hansenulla, dan bakteri Acetobacter. Genus
tersebut hidup bersama-sama secara sinergis. Aspergillus menyederhanakan
tepung menjadi glukosa serta memproduksi enzim glukoamilase yang akan
memecah pati dengan mengeluarkan unit-unit glukosa, sedangkan
Saccharomyces, Candida dan Hansenulla dapat menguraikan gula menjadi
alkohol dan bermacam-macam zat organik lain sementara itu Acetobacter
dapat merombak alkohol menjadi asam. Beberapa jenis jamur juga terdapat
dalam ragi tape, antara lain Chlamydomucor oryzae, Mucor sp, dan Rhizopus
sp.
Menurut Hasanah, Hafidatul dalam Maimuna, S (2004) Khamir
merupakan fungi bersel tunggal sederhana, kebanyakan bersifat saprofitik
dan biasanya terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang mengandung
karbohidrat. Khamir dapat diisolasi dari tanah yang berasal dari kebun
anggur, kebun buah-buahan dan biasanya khamir berada di dalam cairan
yang mengandung gula, seperti cairan buah, madu, sirup, dan sebagainnya.
Bentuk sel khamir biasanya bulat, oval, dan biasanya tidak mempunyai
flagella. Pada umumnya khamir berkembang biak dengan bertunas,
membelah diri dan pembentukan spora. Khamir mempunyai kemampuan
untuk memecah pangan karbohidrat menjadi alkohol dan karbondioksida.
Proses ini diketahui sebagai fermentasi alkohol yaitu proses anaerob.
Menurut Rahmah, H N L (2010) Khamir mempunyai sekumpulan enzim
yang diketahui sebagai zymase yang berperan pada fermentasi senyawa gula,
seperti glukosa menjadi etanol dan karbondioksida
Reaksi yang terjadi dalam fermentasi alkohol sebagai berikut:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Pada umumnya proses pembutan tape menggunakan proses fermentasi
anaerob, yaitu setelah bahan diragikan, dan dimasukkan kedalam kantong
plastik atau dapat juga menggunakan daun pisang kemudian disimpan
ditempat tertutup selama ± 2- 3 hari pada temperatur 26- 280C. Tape yang
melalui fermentasi anaerob ini rasanya akan lebih manis dibandingkan
dengan tape hasil fermentasi aerob, mikroba- mikroba yang terkandung di
dalam ragi ini tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan sempurna
(Hasanah, Hafidatul dalam Tarigan, 1988).
Menurut Hasanah, Hafidatul (2008) jika pemberian O2 berlebihan, sel
khamir akan melakukan respirasi secara aerobik, dalam keadaan ini enzim
khamir dapat memecah senyewa gula lebih sempurna, dan akan dihasilkan
karbondioksida dan air.
Reaksi yang terjadi dalam respirasi aerobik.
C6H12O5 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O
Jenis khamir yang biasanya dipakai dalam industri fermentasi alkohol
adalah jenis Saccharomyces cereviseae. Saccharomyces cereviseae berbentuk
bulat, oval, atau memanjang, dan mungkin berbentuk pseudomiselium.
Reproduksi khamir dilakukan dengan cara pertunasan multipolar, atau
melalui pembentukan askospora. Askospora dapat terbentuk setelah terjadi
konjugasi, atau berasal dari sel diploid (Rahmah, H N L. 2010)
Beberapa faktor yang menyebabkan pembuatan tape beras ketan dan
singkong dapat berlangsung tidak sempurna penyebabnya adalah kurang
matangnya beras ketan dan singkong, pencucian beras ketan dan singkong yang
tidak bersih dan wadah yang tidak kedap udara sehingga fermentasi tidak
sempurna. Pembuatan tape ini berlangsung selama dua sampai tiga hari, dalam
kurun tiga hari itu tape masih bisa masih bisa dimakan karena tape belum berubah
menjadi alkohol, tapi jika tape sudah lebih dari tiga hari tape tidak bisa dimakan
(dikonsumsi) karena sudah berubah menjadi alkohol (Rahmah, H N L. 2010)
Proses pembungkusan dan penyimpanan dilakukan karena proses
fermentasi tape menggunakan proses fermentasi anaerob. Tape yang melalui
fermentasi anaerob ini rasanya akan lebih manis dibandingkan dengan tape
hasil fermentasi aerob, karena mikroba-mikroba yang terkandung di dalam
ragi ini tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan sempurna (Hasanah,
Hafidatul dalam Tarigan, 1988)
Pada fermentasi tape yang lebih lanjut alkohol oleh enzim alkoholase
dapat diubah menjadi asam asetat, asam piruvat dan asam laktat.
Terbentuknya asam asetat, asam piruvat dan asam laktat karena adanya
bakteri Acetobacter yang sering terdapat dalam ragi yang bersifat oksidatif
(Simbolon, Karlina. 2008)
Menurut Hasanah, Hafidatul dalam Buckle et.all (1985), menyatakan bahwa
asam piruvat adalah produk yang terbentuk pada hidrolisis glukosa menjadi
etanol. Asam piruvat dapat diubah menjadi etanol dan asam laktat. Asam -
asam organik dari alkohol membentuk ester aromatik sehingga tape memiliki
cita rasa yang khas.
Pada umumnya proses pembutan tape menggunakan proses fermentasi
anaerob, yaitu setelah bahan diragikan, dan dimasukkan kedalam kantong
plastik atau dapat juga menggunakan daun pisang kemudian disimpan
ditempat tertutup selama ± 2- 3 hari pada temperatur 26- 280C. Tape yang
melalui fermentasi anaerob ini rasanya akan lebih manis dibandingkan
dengan tape hasil fermentasi aerob, mikroba- mikroba yang terkandung di
dalam ragi ini tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan sempurna
(Hasanah, Hafidatul dalam Tarigan, 1988).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Table Hasil Pengamatan Pembuatan Tape
Parame
ter
Sebelum diberi ragi Sesudah diberi ragi
SingkongKetan
putih
Ketan
hitamSingkong Ketan putih
Ketan
hitam
Rasa
Empuk
dan
sedikit
manis
Tawar Tawar Manis Manis Manis
Aroma HarumTidak
beraroma
Tidak
beraroma
Harum
dan bau
alkohol
Harum
dan bau
alkohol
Harum
dan bau
alkohol
Warna kuning Putih Hitam Kuning Putih Hitam
TeksturKeras dan
lengket
Lengket
dan
kenyal
Kenyal
dan
empuk
Lembek
dan berair
Sedikit
lembek
dan
sedikit
berair
Lembek
dan berair
B. Pembahasan
Dari tabel hasil pengamatan yang telah dilakukan pada hari Selasa 24
Desenber 2013 di Laboratorium Biologi FPMIPA IKIP Mataram. Bahan
yang digunakan dalam pembuatan tape adalah singkong dan beras ketan
(hitam dan putih).
Tape dihasilkan dari proses fermentasi yang dibantu oleh populasi
campuran yang tediri dari spesies-spesies genus Aspergilius,
Saccharomyces, Candida, Hansenulla, dan bakteri Acetobacter. Genus
tersebut hidup bersama-sama secara sinergis. Aspergillus
menyederhanakan tepung menjadi glukosa serta memproduksi enzim
glukoamilase yang akan memecah pati dengan mengeluarkan unit-unit
glukosa, sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansenulla dapat
menguraikan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik
lain sementara itu Acetobacter dapat merombak alkohol menjadi asam.
Beberapa jenis jamur juga terdapat dalam ragi tape, antara lain
Chlamydomucor oryzae, Mucor sp, dan Rhizopus sp.
Pada proses pembutan tape terjadi proses fermentasi secara anaerob,
yaitu setelah bahan dimasak, diberikan ragi dan dimasukkan ke dalam
toples kaca untuk tape ketan putih dan tape ketan hitam sedangkan untuk tape
singkong ditempatkan di dandang yang dilapisi dan ditutup dengan daun
pisang serta ditutup kembali menggunakan dandang sampai benar-benar
tertutup, kemudian disimpan selama 3 hari. Tujuan tape dimasak yakni agar
ragi mudah dalam proses fermentasi sehingga tape cepat jadi sedangkan
fungsinya ditutup rapat agar tape yang dihasilkan lebih bagus kualitasnya
karena tape yang melalui fermentasi anaerob rasanya akan lebih manis
dibandingkan dengan tape hasil fermentasi aerob karena mikroba-mikroba
yang terkandung di dalam ragi tidak dapat melakukan aktivitasnya
dengan sempurna.
Tekstur pada singkong yang awalnya keras dan lengket (sebelum diberi
ragi) akan menjadi lembek dan berair (sesudah diberi ragi dan disimpan
selama tiga hari) karena singkong telah difermentasi oleh ragi. Untuk aroma
singkong sebelum diberi ragi beraroma harum sedangkan yang telah
diberikan ragi beraroma harum dan beraroma (bau) alkohol. Rasa singkong
yang belum diberi ragi terasa empuk dan agak manis dan akan menjadi terasa
lebih manis setelah diberikan ragi. Pemberian ragi pada singkong tidak akan
mempengaruhi perubahan warna.
Rasa ketan putih sebelum diberi ragi akan terasa tawar tetapi akan terasa
manis setelah diberi ragi dan disimpan selama tiga hari. Sebelum diberi ragi
tidak beraroma dan sesudah diberi ragi akan beraroma harum dan berbau
alkohol. Untuk warna tidak berubah. Sedangkan tekstur sebelum diberi ragi
yakni lengket dan kenyal dan setelah diberi ragi akan bertekstur sedikit
lembek dan sedikit berair.
Warna sebeelum dan sesudah diberi ragi pada ketan hitam tidak berubah.
Tektur sebelum diberi ragi yakni kenyal dan empuk tetapi setelah diberi ragi
akan berubah teksturnya menjadi lembek dan berair. Ketan hitam akan
beraroma harum dan berbau alkohol setelah diberi ragi. Untuk rasa sebelum
diberi ragi akan tawar dan terasa manis setelah diberi ragi.
Singkong, ketan putih dan ketan hitam akan terasa manis setelah
diberikan ragi dan disimpan selama tiga hari. Hal ini terjadi karena amilum
atau pati yang terdapat pada singkong dan ketan akan difermentasi oleh ragi
menjadi maltosa, kemudian dari maltosa akan difermentasi lagi menjadi
glukosa sehingga akan terasa manis, jika tape yang sudah terasa manis tidak
dikonsumsi atau dibiarkan tetap dalam wadah maka fermentasi akan tetap
berlangsung yakni glukosa akan difermentasi lagi menjadi alkohol sehingga
akan menyebabkan orang yang terlalu banyak mengkonsumsi tape tersebut
menjadi mabuk.
Adapun reaksi fermentasi pada pembuatan tape yakni sebagai berikut :
2(C6H10O5) + H2O C12H22O11
Amilum/pati Maltosa
C12H22O11 + H2O 2C6H12O6
Maltosa Glukosa
C6H12O6 2C2H5OH + CO2
Glukosa Alkohol
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Perubahan bentuk struktur, rasa, aroma dapat di pengaruhi oleh ragi karena
dengan pemberian ragi maka bahan untuk membuat tape seperti ketan dan
singkong akan difermentasi sehingga akan menghasilkan tekstur, rasa dan
aroma yang berbeda dan khas.
2. Faktor yang menyebabkan berhasil atau tidaknya dalam pembuatan tape
yakni kematangan, wadah yang kedap udara, kualitas ragi dan jumlah ragi
yang digunakan.
3. Semakin lama tape disimpan maka rasanya akan semakin manis karena
glukosa akan dirubah menjadi alkohol sehingga akan menyebabkan orang
yang terlalu banyak mengkonsumsi tape tersebut akan mabuk.
B. Kritik dan Saran
1. Kritik
Dalam melakukan praktikum Mikrobiologi II seharusnya praktikan harus
diberi tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam memasak bahan
seperti ketan dan singkong dan berapa persentase atau berat ragi yang
digunakan dalam peragian singkong dan ketan agar mengerti dan paham
dalam pebuatan tape walaupun tujuan praktikum hanya untuk mengetahui
peran mikroorganisme dalam pembuatan tape saja, namun tiada salahnya
jika praktikan mengetahui dengan lebih spesifik lagi tentang jumlah ragi
yang dipakai.
2. Saran
Kalau bisa jadwal praktikum mata kuliah yang satu dengan yang lain
jangan terlalu mepet.
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah,Hafidatul. 2008. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar Alkohol
Tape Ketan Hitam (Oryza sativa L var forma glutinosa ) dan Tape Singkong
(Manihot utilissima Pohl). (Online) httpejournal.uin-
malang.ac.idindex.phpKimiaarticledownload2294pdf. Diakses: Jum’at 27
Desember 2013. Pukul 14.28 WITA.
Rahmah, H N L. 2010. Penguh Waktu fermentasi Terhadap Kadar Etanol Dari
Tape Singkong (Manihot esculenta crantz).(Online) httpdigilib.uin-
suka.ac.id44131BAB%20I,V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. Diakses:
Jum’at 27 Desember 2013. Pukul 14.23 WITA.
Simbolon, Karlina. 2008. Pengaruh Persentasi Ragi Tape Dan Lama Fermentasi
Terhadap Mutu Tape Ubi Jalar. (Online).
http://repository.usu.ac.idbitstream1234567897545109E00208.pdf. Diakses:
Jum’at 27 Desember 2013. Pukul 14.22 WITA.