laporan kromatografi

26
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam analisis kimia suatu bahan, maka akan sering dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan seperti menghilangkan konstituen pengganggu atau mengisolasikannya maupun memekatkan konstituen yang dikehendaki sebelum dilakukuan identifikasi maupun pengukuran jumlahnya. Untuk melakukan analisis kimia tersebut maka kita harus menggunakan suatu metode agar dapat menentukan hasil yang tepat, kromatografi salah satunya. Kromatografi sendiri merupakan salah satu cara pemisahan yang pada saat ini sering digunakan secara rutin dan dapat dilaksanakan dengan waktu yang singkat dan dengan peralatan yang relatif sederhana dan ekonomis. Walaupun cara ini merupakan cara pemisah, namun dapat pula digunakan sebagai analisa secara kuantitatif. Teknik kromatografi merupakan teknik pemisahan yang sangat sensitif. Selain dapat memisahkan zat warna, teknik ini juga dapat menunjukkan residu nikotin dalam darah orang yang duduk di dekat orang yang merokok ketika duduk di sampingnya. Selain itu, kromatografi juga dapat memisahkan campuran 1

description

kimia dasar 1 universitas mulawarman

Transcript of laporan kromatografi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam analisis kimia suatu bahan, maka akan sering dihadapkan pada

pekerjaan-pekerjaan seperti menghilangkan konstituen pengganggu atau

mengisolasikannya maupun memekatkan konstituen yang dikehendaki

sebelum dilakukuan identifikasi maupun pengukuran jumlahnya. Untuk

melakukan analisis kimia tersebut maka kita harus menggunakan suatu metode

agar dapat menentukan hasil yang tepat, kromatografi salah satunya.

Kromatografi sendiri merupakan salah satu cara pemisahan yang pada saat ini

sering digunakan secara rutin dan dapat dilaksanakan dengan waktu yang

singkat dan dengan peralatan yang relatif sederhana dan ekonomis. Walaupun

cara ini merupakan cara pemisah, namun dapat pula digunakan sebagai analisa

secara kuantitatif.

Teknik kromatografi merupakan teknik pemisahan yang sangat sensitif.

Selain dapat memisahkan zat warna, teknik ini juga dapat menunjukkan residu

nikotin dalam darah orang yang duduk di dekat orang yang merokok ketika

duduk di sampingnya. Selain itu, kromatografi juga dapat memisahkan

campuran kompleks, seperti minyak bumi yang merupakan campuran dari

ratusan senyawa yang terkandung di dalamnya, dan masih banyak lagi

keunggulan lainnya.

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami konsep

kromatografi secara langsung, berupa teori-teori kromatografi, cara kerja

kromatografi, penggolongan dari kromatografi, macam-macam kromatografi,

aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, dan masih banyak yang lainnya.

1

1.2 Tujuan

Memisahkan suatu zat yang didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi

komponen-komponen yang dipisahkan antara dua fase (fase diam dan fase

gerak).

Mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas.

Menentukan harga Rf dari masing-masing noda zat warna.

2

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang ahli dari

Botani Rusia, yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil dari

pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman. Kromatografi berasal dari bahasa

Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu chromos yang berarti warna dan graphos

yang berarti menulis. Meskipun kromatografi diturunkan dari kata warna dan

tulis, warna senyawa-senyawa tersebut jelas hanya kebetulan saja terjadi dalam

proses pemisahan ini. Tswett sendiri mengantisipasi penearapan pada beraneka

ragam sistem kimia. Seandainya karyanya segera ditanggapi dan diperluas,

beberap bidang sains mungkin akan lebih cepat maju. Demikianlah kromatografi

tetap tersembunyi sampai sekitar tahun 1931, ketika pemisahan karotenatumbuhan

dilaporkan oleh ahli sains organik terkemuka yaitu Kuhn. Penelitian ini menarik

lebih banyak perhatian dan kromatografi adsorsi menjad meluas pemakaiannya

dalam bidang kimia hasil alam.

Seiring perkembangan zaman, terdapat 4 perkembangan utama yaitu :

1. Kromatografi pertukaran ion dalam akhir dasawarsa 1930-an

2. Kromatografi partisi dalam tahun 1941

3. Kromatografi gas pada tahun 1952

4. Kromatografi gel pada tahun 1959

Selain kemajuan utama ini, yang memberi mekanisme tambahan pada adsorpsi

untuk mendistribusikan zat terlarut antara fase-fase stationen dan mobil,mucul

juga modifikasi dalam geometri sistem kromatografi, seperti dalam kromatografi

kertas dan kromatografi lapis tipis.

Perkembangan teoritis yang memungkinkan pemahaman tuntas akan

proses kromatografi dan karenanya menjelaskan faktor-faktor yang menentukan

penampilan kolom, pertama kali muncul dalam hubungan dengan kromatografi

gas. Namun pandangan-pandangan tertentu diantaranya terbukti dengan

penyesuaian yang cocok, sama menolongnya dengan memahami kromatografi

3

dalam mana fase geraknya adalah cairan. Jadi sekitar tahun 1968 mulailah suatu

revolusi dalam kromatografi cairan yang menjanjikan kevepatan dan efisiensi baru

dalam memisahkan senyawa yang tak dapat dikerjakan dengan kromatografi gas.

Kromatografi adalah metode fisika untuk pemisahan dimana komponen-

komponen yang akan dipisahkan didistribusikan antara dua fase, salah satunya

merupakan lapisan stationer dengan permukaan yang luas dan fase yang lain

berupa zat cair (fluid) yang mengalir lambat (perkolasi) menembus atau sepanjang

lapisan stationer tersebut.

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan teknik kromatografi.

Kebanyakan berdasarkan pada jenis fase yang digunakan (fase gerak dan fase

diam) misalnya kromatografi gas dan kromatografi cairan. Cara pengelompokkan

lainnya berdasarkan teknik yang digunakan.

Disini metode kromatografi sebagian dikelompokkan berdasarkan macam

fase yang digunakan dan sebagian lainnya berdasarkan pada mekanisme pada

distribusi fase.

1. Kromatografi cairan-padat atau kromatografi serapan.

Ditemukan oleh Tswett dan dikenalkan kembali oleh Kuhn dan Lederer

pada tahun 1931, telah digunakan secara luas untuk analisis organik dan biokimia.

Pada umumnya sebagian isi kolom adalah silika gel atau alumina yang

mempunyai angka banding luas permukaan terhadap volume sangat besar.

Sayangnya hanya ada beberapa bahan penyerap, maka pemilihannya sangat

terbatas. Keterbatasan yang lebih nyata pada kenyataan bahwa koefisien distribusi

untuk serapan kerap kali tergantung pada kadar total. Hal ini akan menyebabkan

pemisahan tidak sempurna.

Contoh :

- Kromatografi orisinil Tswett dengan larutan eter petroleum dan kolom CaCO3.

- Kromatografi pertukaran ion.

2. Kromatografi cairan-cairan atau kromatografi partisi.

4

Dikenalkan ole Martin dan Synge pada tahun1941, dan kemudian

mendapatkan hadiah Nobel untuk hal itu. Fase diam terdiri dari lapisan tipis,

cairan yang melapisi permukaan dari padatan inert yan berpori-pori. Ada banyak

jenis kombinasi cairan yang dapat digunakan sehingga metode ini sangat berguna.

Lebih lanjut koefisien distribusi sistem ini lebih tidak bergantung pada kadar,

memberikan pemisahan lebih tajam

3. Kromatografi gas-padat

Digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas. Pada waktu dulu

teknik tidak berkembang karena keterbatasannya sama seperti halnya

kromatografi cairan-padat, tetapi penelitian lebih lanjut dengan macam fase padat

baru memperluas panggunaan teknik ini.

4. Kromatografi gas-cairan

Merupakan metode pemisahan yang sangat efisien dan serba guna. Teknik

lebih menyebabkan revousi dalam kimia organik, sejak dikenalkan pertama kali

oleh James dan Marthin pada tahun 1052. hambatan yang paling utama ialah

bahan cuplikan harus mempunyai tekanan uap paling tidak beberapa liter pada

suhu kolom, sistem ini sangat baik sehingga dapat dikatakan sebagai metode

pilihan dalam kromatografi karena daat memisahkan dengan cepat dan peka.

5. Kromatografi penukar ion

Merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya

sistem ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemu resin sintetik dengan sifat

penukaran ion sebelum perang dunia II telah dapat mengatasi pemisahan rumit

dari logam tanah dan asam amino.

6. Penyaringan gel

Pennyaringan gel merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri

dari modifikasi dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan

silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan

5

yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul-

molekul dengan berat molekul antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan

dan dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan bentuk serupa yang

menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer.

7. Elektroforesis

Elektoforesis merupakan kromatografi yang diberi medan lstrik disisinya

dan tegak lurus aliran fase gerak. Senyawa bermuatan positif akanmenuju ke

katoda dan anion menuju ke anoda,sedangkan kecepatan gerak tergantung pada

besarnya muatan.

8. Kromatografi kertas

Pada kromatografi kertas senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan dapat

diambil dari kertas dengan jalan memotong noda (spot) yang kemudian

melarutkan secara terpisah.

Setetes dari larutan cupikan yan gmengandung sejumlah komponen yang

dipisahkan dengan cara diteteskan pada daerah yang diberi tanda diatas sepotong

kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang dibuat. Bila noda

telah kering, kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang telah berisi pelarut

sebagai fase gerak dimana ujung yang dengan dengan cuplikan tercelup (noda

harus tidak tercelup, sedikit diatas permukaan pelarut). Pelarut bergerak melalui

serta-serta dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen-kpmponen

dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila

permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah

waktu yang telah ditentukan, maka kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari

permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika

senyawa-senyawa tidak berwarna maka harus dideteksi dengan metode kimia atau

fisika. Cara yang biasa adalah menggunsksn suatu pereaksi yang memberikan

sebuah warna terhadapbeberapa atau semua dari senyawa-senyawa. Sering juga

menggunakan cara deteksi dengan sinar ultra violet atau teknik radiokimia.

Metode identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada

kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf:

6

Rf =

9. Kromatografi lapis tipis

Kromatografi lapis tipis atau TLC seperti kromatografi kertas tidaklah

mahal dan sederhana menjalankannya, dibandingkan kromatografi kertas lebih

cepat. Proses itu mungkin memelukan waktu hanya sekitar setengah

jam,sedangkan pemisahan yang lazim pada kertas memerlukan beberapa jam.

TLC sangat populer dan rutin digunakan dalam banyak laboratorium.

Medium pemisahnya berupa lapisan yang barangkali setebal 0,1-0,3 mm

zat padat absorben pada lempeng kaca, plastik, atau alumunium. Lempeng yang

lazim berukuran 20 x 5 cm. Zat padat yang lazim adalah alumina, gel silika, dan

selulosa. Dulu peneliti mempersiapkan lempengannya sendiri dengan menyalut

kaca itu dengan suspensi air dan zat padat itu biasanya mengandung zat pengikat

seperti plester paris dan kemudian mengeringkan lempeng tersebut dalam oven.

Lempeng kaca dan lembar plastik maupun alumunium yang telas dilapis

sebelumnya dapat dipotong-potong dengan gunting dengan keukuran yang

diinginkan dan agaknya mayoritas ilmuan menggunakannya sekarang.

Contoh umumnya campuran senyawa organik, ditotalkan didekat salah

satu sisi lempeng dalam bentuk larutan, biasanya beberapa mikroliter yang

beberapa mikrogram senyawa-senyawa dapat digunakan dengan hipodermik atau

pipet kaca kecil. Noda contoh itu dikeringkan dan kemudian sisi lempeng itu

dicelupkan dalam fase gerak yang sesuai. Pelarut akan menyerap kertas sepanjang

lapisan tipis padat pada lempeng itu dan bersama dengan gerakan itu, zat-zat

terlarut contoh diangkat dengan laju yang bergantung pada kelarutan mereka

dalam fase gerak tersebut dan pada interaksi mereka dengan zat padat. Setelah

garis depan pelarut bermigrasi sekitar 10 cm lempeng itu diambil, lalu

dikeringkan dan noda-noda zat terlarutnya diperiksa seperti dalam kromatografi

kertas. Sering dilakukan eksperimen dua dimensi yang menggunakan dua fase

gerak yang berbeda, disini digunakan lempeng bujursangkar bukannya lempeng

sempit. Pemisahan itu dapat diikuti oleh suatu penetapan kuantitatif , dimana

7

Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yang ditempuh pelarut

terdapat suatu noda absorbennya dapat dikerok dari lempeng dengan suatu

spatula.zat terlarutnya dielusi dari dalam bahan padat dengan suatu pelarut yang

sesuai dengan konsentrasi larutan itu ditetapkan oleh suatu teknik seperti

spektrofometri.

Prinsip Kromatografi

Pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan sedemikian rupa

dengan memanipulasi sifat-sifat fisik umum dar suat senyawa atau molekul yaitu :

a) Kecenderungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan)

b) Kecenderungan suatu molekul untuk bertaut dengan suatu serbuk bahan

padat (absorbsi)

c) Kecenderungan suatu molekul untuk menguap (volatilitas)

Dalam kromatografi, senyawa-senyawa yang akan dipisahkan ditempatkan

pada situasi dinamik (bergerak) yaitu dengan melakukan pengaliran dan selama

itu akan terjadi peristiwa pelarutan, absorbsi atau penguapan.

Untuk menerangkan suatu proses pemisahan diambil suatu contoh yang

berada dala situasi statik (diam). Jika suatu senyawa ditaruh dalam corong

pemisah yang berisi dua macam pelarut yang sukar bercampur (misalnya air dan

eter) , maka senyawa tersebut akan terdistribusi (partisi) diantara kedua pelarut

tersebut. Dalam hal ini sifat kelarutan sangat berperan dalam proses pemisahan.

Bila suatu senyawa dimasukkan kedalam cairan yang berisi serbuk absorben

(misalnya arang), maka senyawa tersebut akan terdistribusi diantara cairan dan

absorben. Maka dalm hal ini sifat kelarutan dan absorbsi berperan dalam proses

pemisahan tersebut.

8

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

− Gelas kimia 100 mL

− Gunting

− Gelas ukur

− Penggaris

− Pulpen

3.1.2 Bahan

− Ekstrak kunyit

− Ekstrak mawar

− Ekstrak suji

− Lidi

− Tinta merah

− Tinta hijau

− Tinta biru

− N-heksan

3.2 Prosedur Percobaan

Dipotong kertas saring berbentuk persegi panjang, dengan panjang 10 cm

dan lebar 6 cm.

Diberi garis batas 1 cm pada bagian atas dan bawah pada kertas saring

tersebut.

Diberi noda (titik) pada kertas saring antara lain tinta hijau, tinta biru, dan

tinta merah, juga pada ekstrak mawar dan ekstrak pandan pada garis batas

bawah.

9

Diisi larutan N-heksan sekitar 1 cm dari dasar gelas.

Dimasukkan kertas ke dalam gelas yang berisi N-heksan.

Dibiarkan hingga larutan N-heksan mencapai batas atas kertas, kemudian

kertas dikeringkan.

Diukur jarak tempuh masing-masing noda.

Dihitung harga Rf pada masing-masing noda.

10

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan

No. Pelarut Noda Jarak pelarut Jarak noda Harga Rf

1 N-eksan Tinta hijau

Tinta merah

Tinta biru

Ekstrak kunyit

Ekstrak mawar

Ekstrak suji

5.5 cm

5,5 cm

5,5 cm

7,5 cm

7.5 cm

7,5 cm

0,5 cm

0,4 cm

0 cm

1,5 cm

0,3 cm

0,5 cm

0,09 cm

0,07 cm

0 cm

0,2 cm

0,04 cm

0,02 cm

4.2 Perhitungan

Tinta hijau

Jarak yang ditempuh

komponen

Jarak yang ditempuh pelarut

0,5 cm

= = 0,009 cm

5,5 cm

Rf =

Tinta merah

Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yang ditempuh pelarut

0,4 cm

= = 0,07 cm

5,5 cm

Rf =

Tinta biru

Jarak yang ditempuh

komponen

0 cm

= = 0 cm

5,5 cm

Rf =

11

Jarak yang ditempuh pelarut

Ekstrak mawar

Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yang ditempuh pelarut

0,3 cm

= = 0,04 cm

7,5 cm

Rf =

Ekstrak kunyit

Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yang ditempuh pelarut

1,5 cm

= = 0,2 cm

7,5 cm

Rf =

−Ekstrak suji

Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yang ditempuh pelarut

0,5 cm

= = 0,06 cm

7,5 cm

Rf =

4.3 Pembahasan

Kromatografi adalah proses pemisahan campuran dalam berbagai wujud

baik gas, padat, maupun cair, dengan didasarkan pada perbedaan migrasi

komponen-komponen yang dipisahkan antara dua fase yaitu fase gerak dan

fase diam. Dimana fese diam dapat berupazat padat atau zat cair, sedangkan

fase gerak berupa zat cair atau gas. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani

yang terdiri dari dua kata yaitu chromos yang berarti warna dan graphos yang

berarti menulis. Meskipun kromatografi diturunkan dari kata warna dan tulis,

Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang ahli dari

Botani Rusia, yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil

dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman.

Prinsip dari kromatografi itu sendiri adalah memisahkan zat-zat

berdasarkan perbedaan kecepatan perembesan zat-zat didalam campuran

tersebut dalam suatu medium pelarut, dengan kata lain memisahakan

12

campuran dengan kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan

diantara dua fase yaitu fese diam dapat berupazat padat atau zat cair, dan fase

gerak berupa zat cair atau gas.

Terdapat berbagai macam-macam penggolongan metode kromatografi.

Penggolongan yang didasarkan dengan fasenya dapat dibedakan menjadi:

Kromatografi Gas-Cair, Bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya

berupa cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung yang inert.

Kromatografi Gas-Padat, Bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya

berupa padatan yang menyerap.

Kromatografi Cair-cair, Bila fase gerak dan fase diamnya berupa cairan

yang dilapiskan pada permukaan padatan yang inert.

Kromatografi Cair – Padat, Bila fase geraknya berupa cair, sedangkan fase

diamnyaberupa padatan yang amorf yang dapat mengali.

Pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan sedemikian rupa

dengan memanipulasi sifat-sifat fisik umum dari suatu senyawa atau molekul,

yaitu:

a) Kecenderungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan).

b) Kecenderungan suatu molekul untuk menguap (volatilitas).

c) Kecenderungan suatu molekul untuk bertaut dengan serbuk suatu

bahan padat.

Dalam kromatografi, senyawa-senyawa yang akan dipisahkan, ditempatkan

pada situasi dinamik (bergerak), yaitu dengan melakukan pengaliran dan

selama itu akan terjadi peristiwa pelarutan, adsorbsi, atau penguapan.

Dalam mengitung harga Rf ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

nilai Rf tersebut yaitu :

1. Kepolaran ion lain, kehadiran ion lain dalam solvent atau solut dapat

menghambat laju reaksi.

2. jenis pelarut, jenis pelarut dipilih berdasarkan sifat kepolaran zat

terlarut.

13

3. kelarutan, sifat kelarutan solvent harus sama atau mirip agar dapat

melarutkan solut.

4. Waktu, semakin bertamabah waktu, semakin meningkat harga Rf.

Penggolongan yang didasarkan dengan teknik yang digunakan dalam

kromatografi dapat dibedakan:

1. Kromatografi Kolom

Kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan

komponen-komponen dalam campuran.

2. Kromatografi Kertas

Teknik kromatografi kertas yang menggunakan kertas saring sebagai

penunjang fase diam

3. Kromatografi Lapis Tipis ( KLT )

Teknik yang menggunakan penyokong fase diam berupa lapisan tipis

seperti lempeng kaca, alumunium atau pelat inert

4. Kromatografi Gas

Proses pemisahan campuran menjadi menjadi komponen-komponennya

dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu

lapisan ( Sorben yang diam ).

5. Kromatografi ion

Bidang khusus kromatografi cairan-cairan, seperti namanya, sistem ini

khususnya digunakan untuk proses ion, kromatografi penukaran ion dapat

mengganti atau mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah dan asam

amino.

6. kromatografi Gel

proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran

molekul polisakarida linear yang mempunyai ikatan silang.

Pada percobaan kromatografi, digunakan pelarut N-heksan yang bersifat

non-polar akan memperlambat proses kromatografi komponennya karena

komponen yang digunakan adalah tinta merah, biru, dan hijau serta ekstrak

kunyit, suji dan mawar. Dimana noda tinta warna dan ekstrak bunga mawar

14

merembes naik ke atas kertas dengan ketinggian masing-masing. Rf tinta

merah = 0,07; Rf tinta biru = 0; Rf tinta hijau = 0,09, ekstra bunga mawar =

0,04 ekstrak suji = 0,06 dan ekstrak kunyi 0,2. Disini yang berperan sebagai

fase diam adalah kertas saring dengan N-heksan (pelarut), dan fase gerak

adalah tinta merah,biru dan hajau serta ekstrak mawar, suji dan kunyit. Jarak

dari setiap noda berbeda-beda karena dipengaruhi oleh kepolaran masing-

masing zat tersebutsehingga harga Rf-nya juga bebeda. Larutan N-heksan

yang bersifat non-polar akan memperlambat proses kromatografi

komponennya, karena komponennya bersifat polar, sehingga akan

mempengaruhi harga Rf, karena perbedaan kelarutan serta sifat dari

campuran tersebut.

Jika percobaan kromatografi ini digunakan pelarut aquades yang besifat

polar maka tentu saja harga Rf-nya akan lebih tinggi dari pelarut N-heksan.

Karena pada percobaan kromatografi berkaitan dengan prinsip Like dissolves

like yaitu suatu sifat dua buah unsur atau zat-zat dengan struktur kimia yang

mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik atau dengan sempurna.

Hal ini didapatkan migrasi atau gerak yang mempunyai kesamaan kepolaran,

semipolar dan semipolar, non polar dan non polar.

Dalam melakukan percobaan kromatografi terdapat beberapa kesalahan

yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

− Kurang teliti dalam menentukan jarak tempuh noda

− Pemberian titik pada kertas terlalu sedikit sehingga pelarut tidak

dapat menguraikan noda tersebut.

− Gelas kimia yang digunakan belum steril sehingga mempengaruhi

larutan N-heksan.

Kromatografi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:

a) Aplikasi kromatografi dalam bidang klinik

15

Dalam bidang klinik, teknik ini sangat berguna terutama dalam

menginvestigasi fluida badan, seperti air liur. Dari air liur seorang

pasien yang sedang sakit, dokter dapat mengetahui penyakit yang

diderita. Demikian pula dengan air seni (urine) dari pasien tersebut,

darah dan fluida badan lainnya pun dapat memberikan data yang cepat

dan akurat sehingga penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi

secara dini dan cepat.

b) Aplikasi kromatografi dalam bidang bioteknologi

Dalam bidang ini, misalnya dalam penentuan baik kualitatif maupun

kuantitatif senyawa dalam protein. Selain itu, juga bisa diaplikasikan

dalam pemisahan molekul-molekul penting lainnya. Dengan data yang

diperoleh sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya.

c) Aplikasi kromatografi dalam bidang forensik

Dalam bidang forensik, kromatografi sangat membantu terutama

dilihat dari segi keamanan dan pelacakan serta pengumpulan jejak

maupun sisa-sisa fluida badan pelaku dalam tindak kejahatan.

16

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

− Untuk memisahkan komponen-komponen dari suaut zat, dapt

dilakukan dengan teknik kromatografi yang didasarkan pada perbedaan

kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan antara dua fase

(fase diam dan fase gerak).

− Pada kromatografi kertas, senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan

dapat diambil dari kertas dengan jalan memotong noda (spot) yang

kemudian melarutkannya secara terpisah.

− Harga Rf dari masing-masing zat, yaitu:

N-heksan dengan noda (tinta)

Tinta biru, harga Rf = 0

Tinta merah, harga Rf = 0,07

Tinta hijau, harga Rf = 0,09

N-heksan dengan ekstrak

Ekstrak kunyit, harga Rf = 0,2

Ekstrak mawar, harga Rf = 0,04

Ekstrak suji, harga Rf = 0,06

5.2 Kesimpulan

Disarankan untuk praktikum selanjutnya digunakan pemisahan dengan

cara teknik kromatografin kolom, agar dapat dibandingkan harga Rf masing-

masing komponen dan pelarutnya.

17

DAFTAR PUSTAKA

Sudjadi.1988.Metode Pemisahan.Yogyakarta:Konsius

Underwood, A.L.1986.Analisis Kimia Kuantitas.Jakarta:Erlangga

Wetheim.2000.Kamus Kimia Bergambar.Jakarta:Erlangga

18