Laporan KP metode pekerjaan struktur pada proyek SOHO@PodomoroCity

download Laporan KP metode pekerjaan struktur pada proyek SOHO@PodomoroCity

of 67

description

laporan Kerja profesi metode pekerjaan struktur

Transcript of Laporan KP metode pekerjaan struktur pada proyek SOHO@PodomoroCity

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDalam menghadapi dunia kerja, seorang lulusan sarjana strata 1 tidaklah cukup jika hanya menerima pendidikan teoritis dibangku kuliah saja. Ada berbagai pengetahuan penting yang dapat diperoleh dari pengamatan visual di lapangan, seperti proses dan kegiatan konstruksi, keterampilan berkomunikasi dan kerja sama dalam tim. Dalam upaya untuk memperluas pengetahuan dan menambah pengalaman pada mahasiswa, maka diadakan program kerja profesi.Kerja profesi merupakan bentuk kegiatan yang memberikan gambaran nyata dunia kerja kepada mahasiswa, dengan jalan terlibat langsung pada kegiatan konstruksi. Berbekas pengalaman kerja profesi, maka mahasiswa tidak hanya memiliki kemampuan teoritis, namun juga memiliki pemahaman dan kemampuan praktis sebagai bekal memasuki dunia kerja. Dengan latar belakang tersebut, maka program Studi Teknik Sipil Universitas Pembangunan Jaya bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi yaitu PT. Jaya CM selaku Konsultan Manajemen Konstruksi pada proyek SOHO@Podomoro City yang berlokasi di Jalan S. Parman Kav. 23, Jakarta barat, memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan kerja profesi. Di samping itu kerja profesi juga merupakan salah satu syarat yang di tetapkan bagi mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Pembangunan Jaya untuk menyelesaikan studinya.

1.2. Maksud Dan Tujuan Kerja ProfesiMaksud dari Kerja Profesi antara lain:1. Belajar mengimplementasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan langsung ke dunia kerja2. Penyerapan teknologi yang berkembang dalam proses konstruksi3. Sarana komunikasi langsung dalam dunia kerja4. Syarat kelulusan mata kuliah kerja profesiTujuan dari Kerja Profesi antara lain:1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai kegiatan konstruksi beserta berbagai aspeknya melalui pengamatan langsung di lapangan.2. Mengasah keterampilan dan kemampuan mahasiswa, terutama kerja sama dan komunikasi, baik lisan maupun tulisan melalui keterlibatan langsung di lapangan.3. Mendapatkan pengalaman bagaimana cara menyelesaikan masalah yang muncul di lapangan baik yang berkaitan dengan masalah teknis maupun non teknis4. Mampu menjelaskan secara rinci dan mendetail mengenai proses-proses yang terjadi dalam suatu proyek, mulai dari proses perencanaan, proses pembangunan, dan pengendalian mutu suatu konstruksi.1.3. Kegunaan Kerja ProfesiManfaat dari kegiatan kerja profesi antara lain:1. Bagi Penulis: Memiliki kesempatan untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan langsung ke dunia kerja Memperoleh gambaran nyata dunia kerja dan pengalaman dalam bidang konstruksi Untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan studi strata satu pada jurusan Teknik Sipil Universitas Pembangunan Jaya.2. Bagi perusahaan: Memiliki hubungan kerja sama yang baik antara instansi/perusahaan terkait dengan pihak Universitas Pembangunan Jaya.3. Bagi pihak lain: Sebagai bahan informasi dan perbandingan untuk penulisan laporan.1.4. Tempat Kerja Profesi Kerja profesi bertempat di proyek yang sedang dikerjakan oleh PT JAYA CM yaitu Soho@Podomoro City yang berlokasi di jalan S.Parman kav. 23, Jakarta Barat. PT Jaya CM merupakan anak perusahaan dari PT Pembangunan Jaya yang bergerak dalam bidang konstruksi, khususnya Planning and feasilibty study, Design and engineering, project cost plan and quantity surveying, project management, construction management and site supervision dan EPCM (Engineering, Procurement, Construction Management).

sumber: PT Jaya CMGambar 1.1 Lokasi Proyek.1.5. Jadwal Kerja ProfesiKerja profesi dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2014 hingga 6 September 2014, bertempat di site office yang berdekatan dengan lokasi proyek SOHO @ Podomoro City, jalan S. Parman kav. 23, Jakarta Barat.1.6. Lingkup PekerjaanLaporan kerja profesi ini disusun berdasarkan hasil pembelajaran dan pengamatan di proyek selama pelaksanaan Kerja Profesi tanggal 23 Juni 2014 hingga 6 September 2014. Penulisan laporan ini penulis ambil dari sudut pandang asisten inspektur struktur. Selama di proyek SOHO@ Podomoro City, hal-hal yang diamati diantaranya alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi, gambar for-construction, mengamati metode pelaksanaan, pekerjaan struktur, arsitektur dan plumbing, serta memepelajari peraturan K3 yang berlaku pada proyek tersebut. Karena keterbatasan waktu pelaksanaan Kerja Profesi maka tidak memungkinkan bagi penulis untuk mengamati proses konstruksi dari awal hingga akhir.

60

59

BAB IITINJAUAN UMUM TEMPAT KP

2.1. Sejarah PerusahaanPT Jaya CM adalah divisi Construction Management dari PT Pembangunan Jaya Group yang telah berdisi sejak 1961. PT Pembangunan Jaya Group merupakan perusahaan yang berdiri atas kerja sama pemerintah DKI Jakarta dengan swasta bertujuan untuk pengembangan wilayah DKI Jakarta. Pada awalnya PT Jaya CM bertugas sebagai penyedia jasa Construction Management untuk proyek internal yang di kerjakan oleh PT Pembangunan Jaya Group. Namun, banyaknya permintaan dari perusahaan lain akan jasa PT Jaya CM sebagai perusahaan konsultan manajemen, membuat PT Pembangunan Jaya Group meresmikan PT Jaya CM sebagai perusahaan konsultan manajemen yang independen dan merupakan merupakan unit usaha dari PT Pembangunan Jaya Group di tahun 1983.Berikut adalah jajaran dewan komisaris (board of commissoners) dari PT Jaya CM: Ir. Edmund Sutisna, MBA Ir. Soekrisman Ir. H. KRMH. Daryanto Mangoenpratolo Yosodiningrat Dipl. Ing. Yayat TanumihardjaUntuk Jajaran dewan direksi (Board of direction) PT jaya CM adalah sebagai berikut: Ir. Bambang Santoso, sebagai presiden direktur Ir. Budi Sianipar, sebagai direkturLingkup jasa yang ditawarkan oleh PT Jaya CM antara lain: Planning and Feasibility Study Design and Engineering Project Cost Plant and Quantity Surveying Project Management, Construction Management and Site Supervision EPCM (Engineering, Procurement, Construction Management)2.2. Struktur Organisasi2.2.1. Struktur Organisasi ProyekTerdapat beberapa pihak yang saling bekerja sama dalam proses konstruksi proyek SOHO@Podomoro City. Pihak-pihak tersebut memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing demi keberhasilan proyek. Pihak-pihak tersebut adalah: Owner: PT. Tiara Metropolitan Indah Konsultan Perencana : Konsultan Arsitektur : PT. Anggara Architeam Konsultan Struktur: PT. Gistama Inti Semesta Konsultan M/E: PT. Meco Systech Internusa Konsultan MK: PT. Jaya CM Kontraktor Utama: PT. Nusa Raya CiptaBerikut adalah alur koordinasi organisasi proyek:

sumber: PT Jaya CMGambar 2.1 Alur koordinasi organisasi proyek.Keterangan : KontrakInstruksiKoordinasi

2.2.2.Deskripsi Pekerjaan Organisasi ProyekA.PemilikPemilik merupakan seorang atau badan usaha pemerintah/swasta ataupun pihak tertentu yang mempunyai gagasan, dana dan menghendaki suatu pekerjaan dikerjaan oleh pihak lain sehubungan dengan kepentingan sang pemilik. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh PT. Tiara Metropolitan Indah selaku pemilik adalah sebagai berikut :1. Menyediakan biaya pada saat perencanaan dan proses pelaksanaan proyek2. Meproses tagihan dan membayar biaya pelaksanaan sesuai dengan yang tertera pada kontrak3. Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan proyek4. Memberikan tugas kepada konsultan pengawas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan proyek5. Membantu kontraktor dan konsultan untuk berkoordinasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam proyek

Sedangkan hak-hak yang diperoleh oleh owner adalah sebagai berikut:1. Membuat surat perintah kerja (SPK)2. Memperoleh hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah disetujui3. Menolak hasil pekerjaan yang diserahkan oleh kontraktor apabila hasil pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dokumen penawaran4. Menerima as built drawing saat serah terima pekerjaan5. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan6. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak yang terlibat dalam proyek jika tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi surat perjanjian kontrakB. KonsultanPihak konsultan dalam proyek dibedakan menjadi dua yaitu, konsultan perencana dan konsultan pengawas. Konsultan perencana adalah pihak yang ditugaskan oleh owner untuk membantu proses desain proyek sampai dengan menghitung volume kebutuhan yang tertuang pada BoQ (Bill of Quantity). Adapun kewajiban dari konsultan perencana adalah sebagai berikut:1. Memproyeksikan keinginan pemilik ke dalam desain,2. Membuat gambar kerja pelaksanaan3. Menyesuaikan gambar kerja yang diinginkan pemilik dengan keadaan di lapangan4. Membuat rencana anggaran biaya konstruksi5. Melakukan perubahan desain jika diperlukan6. Bertanggung jawab atas desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksiKonsultan pengawas adalah pihak yang ditugaskan oleh pemilik untuk mengawasi proses pelaksanaan konstruksi yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan desain yang ditetapkan. Adapun kewajiban dari konsultan pengawas adalah sebagai berikut:1. Melaksanakan pengawasan secara rutin selama masa pelaksanaan konstruksi2. Membuat laporan pekerjaan kepada owner3. Mengoreksi dan menyetujui shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan konstruksi4. Memberikan saran kepada owner ataupun kontraktor dalam pelaksanan konstruksi5. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek material yang diusulkan oleh kontraktorHak dari konsultan pengawas sebagai berikut:1. Menegur pihak kontraktor jika hasil pekerjaan tidak sesuai dengan yang direncanakan2. Memberikan peringatan jika terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan3. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika kontraktor tidak memperhatikan peringatan yang diberikan4. Memeriksa shop drawing dari kontraktorC. KontraktorKontraktor adalah pihak yang ditunjuk owner untuk melaksanakan proses konstruksi sesuai apa yang diinginkan owner yang tertuang pada dokumen kontrak. Kewajiban yang harus dikerjakan oleh pihak kontraktor antara lain:1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah di tetapkan dalam kontrak2. Membuat laporan mengenai perkembangan pelaksanaan proyek yang meliputi laporan harian, mingguan dan bulanan untuk di serahkan kepada owner3. Menyediakan tenaga kerja, alat, bahan material, dan peralatain lainya yang digunakan pada proses konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati5. Menjamin keselamatan dan keamanan para pekerjaSedangkan hak yang didapat oleh kontraktor adalah:1. Mendapatkan kepastian pembayaran setelah pelaksanaan sesuai dengan kontrak2. Mendapat jaminan asuransi untuk tenaga kerja yang melaksanakan konstruksi

2.2.3.Struktur Organisasi Konsultan Manajemen Konstruksi

sumber : PT. Jaya CM Gambar 2.2 Struktur organisasi Konsultan manajemen konstruksi.2.2.4.Deskripsi Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi1. Kepala ProyekTanggung Jawab:1. Menjamin terlaksananya proyek sesuai rencana dan aspek mutu, waktu dan biaya2. Menjamin tertibnya administrasi 3. Menjamin terlaksananya laporan internal dan external4. Menjamin tercapainya effisiensi dan produktivitasTugas:1. Membuat organisasi proyek, perencanaan tenaga kerja2. Membuat Master Schedule dan Master Construction Plan3. Melakukan pengendalian biaya proyek4. Membagikan dan memonitor tugas-tugas Field Engineer dan Field Coordinator5. Melaksanakan Pemeriksaan lapangan secara berkala6. Melakukan pengendalian waktu dan updating Master Schedule7. Membuat laporan manajemen bulanan hingga akhir proyek8. Membuat sertifikasi/pembayaran sub konsultan9. Menyelenggarakan rapat pra-pelaksanaan dan rapat koordinasi proyek 10. Menyiapkan bahan untuk kick of meeting PT JAYA CM11. Menyetujui/menolak dan/atau merekomendasikan material yang dianjurkan kontraktor, perubahan-perubahan baik dari aspek waktu maupun biaya.Hak dan Wewenang:1. Menandatangani surat-surat keluar atas nama perusahaan dalam aspek pelaksanaan proyek yang berkaitan dengan pihak terkait (diluar kebijakan perusahaan)2. Peringatan tertulis pertama kepada bawahan3. Memberikan sanksi kepada kontraktor sesuai ketentuan dalam kontrak4. Menandatangani (menyetujui/menolak) usulan/persetujuan material2. Field EngineerTanggung Jawab:1. Menjamin kualitas gambar dan aspek teknis hasil review dari aspek:a) Kemudahan pelaksanaan b) Kelengkapan desainc) Koordinasi desain2. Menjamin kualitas shop drawing dan approval material yang mengangkut aspek aspek system, estetika dan teknis sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan dokumen kontrak3. Menjamin seminimal mungkin terjadinya pekerjaan tambah/kurang (perubahan) diluar permintaan pemilik/perencana4. Menjamin persetujuan material sesuai dengan dokumen pelaksanaan dan keberadaan material tersebut dipasaranTugas:1. Fase desaina) Memeriksa gambar dan spesifikasi teknis dari aspek kemudahan dalam pelaksanan, koordinasi , kelangkapan dan filosofi desainb) Memberikan engineering judgement terhadap desain c) Mengevaluasi usulan alternatif desain dari kemudahan dalam pelaksanaan proyek dan waktu pelaksanaand) Memeriksa dan menyetujui hasil final review2. Fase pelaksanaan:a) Memeriksa dan evaluasi shop drawing yang menyangkut aspek sistem, estetika dan teknisb) Memeriksa, mengevaluasi dan merekomendasikan hasil tes material dan tes pelaksanaanc) Secara berkala melaksanakan pemeriksaan dan evaluasi hasil pelaksanaan pengawasan pekerjaan dan membuat laporan/rekomendasi kepada CM d) Mengevaluasi dan merekomendasikan usulan perubahan dari aspek teknis, estetika dan system

3. Field CoordinatorTugas dan tanggung jawab:1. Membantu Construction Manager dalam mengawasi pelaksanaan proyek2. Berkordinasi dengan inspector dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan.3. Memeriksa laporan dan hasil pekerjaan kontraktor (monitoring schedule)4. Membuat laporan kemajuan pekerjaan dilapangan (updating schedule)5. Memberikan teguran apabila pekerjaan tidak sesuai dengan shop drawing/terjadi kesalahan dilapangan4. InspektorTanggung Jawab:Menjamin tercapainya hasil pengawasan pekerjaan sesuai prosedur yang telah ditetapkan (kebenaran seperti, pengisian form checklist, dan lain-lain)Tugas:1. Monitoring realisasi pelaksanaan terhadap schedule rencana dan melaporkan kepada field coordinator secara berkala2. Melakukan pengawasan pelaksanaan dengan menggunakan checklist dan melaporkan penyimpangan/permasalahan (harian)3. Mengawasi pelaksanaan pengujian material/pekerjaan dan memeriksa kebenaran laporan hasil pengujian4. Monitoring pengajuan contoh material sesuai jadwal rencana5. Membuat laporan mingguan mengenai:a) Materialb) Peralatanc) Tenaga Kerjad) Kegiatan Utama6. Memeriksa kebenaran data shop drawing terhadap dokumen pelaksanaan dan/atau kondisi lapangan 7. Menyiapkan data-data perubahan pekerjaan akibat penyesuaian kondisi siteHak dan Wewenang:1. Menanda tangani memo biru/peringatan pertama kepada kontraktor2. Menanda tangani laporan harian kontraktor5. Supporting team1. Membantu Construction Manager dalam penyusunan laporan mingguan/bulanan2. Mengurus administrasi/surat menyurat yang berhubungan dengan pengawasan pelaksanaan proyek3. Membuat pembukuan dokumen2.3. Kegiatan Umum PT Jaya CMKegiatan umum PT Jaya CM pada proyek ini tertuang pada kontrak kerja pekerjaan jasa konsultan manajemen konstruksi antara PT. Agung Podomoro Land, Tbk. dengan PT. Jaya CM nomor: 014/KK/APL/CP-E/III/2012 yaitu sebagai penyedia jasa konsultan Manajemen Konstruksi. Adapun lingkup layanan jasa dan lingkup pekerjaannya meliputi pekerjaan Jasa Konsultan Manajemen konstruksi (Construction Management) pada Proyek Soho@Podomoro City (SOHO, Universitas, Retail dan Parkir) dengan GFA = 254.000 .2.3.1. Tahap Pra Konstruksi1. Menyusun jadwal kerja induk (master schedule) pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan memperhatikan keterkaitan masing-masing bagian pekerjaan2. Memberikan informasi dan usulan kepada konsultan A/E dalam setiap tahapan perencanaan terutama dalam aspek ekonomis, keamanan, kemudahan pelaksanaan, dan kemudahan pemeliharaan3. Mengkaji ulang hasil perencanaan (gambar, spesifikasi teknis maupun data teknis lainnya) dari aspek-aspek kelengkapan dokumen, batasan lingkup, dan koordinasi4. Memonitor kemajuan pekerjaan dan memberi masukan agar proses perancangan bisa menghasilkan rancangan yang memadai untuk dilaksanakan proses tender dan pelaksanaan di lapangan termasuk di dalamnya aspek mutu rancangan, kecukupan, kelengkapan, kemudahan, dan keamanan5. membantu Pemilik dan konsultan Quantity Surveyor dalam proses pelelangan dari aspek teknis seperti: membuat rencana induk jadwal pelaksanaan pelelangan mempelajari semua dokumen pelelangan dan membantu penyiapan dokumen lelang yang tepat waktu serta memperkenalkan kondisi lapangan kepada peserta lelang. Mengevaluasi dan memberikan rekomendasi terhadap penawaran peserta lelang dari aspek lingkup pekerjaan, metode pelaksanaan, keamanan pelaksanaan, dan kesesuaian bahan yang diusulkan dengan spesifikasi.6. Pempersiapkan prosedur pelaksanaan pekerjaan7. Ikut serta dalam rapat koordinasi teknis selama tahap perancangan2.3.2. Tahap Konstruksi1. Menyusun, menyesuaikan, mengawasi, dan mengendalikan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang harus diikuti oleh Kontraktor dan membuat sistem monitoring yang tepat dan handal untuk dapat mengantisipasi keterlambatan pekerjaan oleh Kontraktor.2. Menyusun, mengawasi dan mengendalikan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan membuat sistem monitoring yang tepat dan handal untuk dapat mengantisipasi keterlambatan penyelesaian pekerjaan oleh pihak Kontraktor3. Membantu Pemilik dalam mengatur pengadaan fasilitas infrastruktur atau utilitas meliputi air kerja, listrik kerja, sambungan telepon, bedeng pekerja, dan fasilitas toilet pekerja dan memastikan semua kebutuhan tersebut sudah mencakup dalam kontrak pekerjaan Kontraktor4. Mengevaluasi, mengarahkan dan mengawasi sistem keamanan internal dan eksternal dalam lingkungan proyek5. Menyusun sitem dan prosedur administrasi yang mengatur hubungan antara Konsultan, Kontraktor, pemasok setra menerapkan prosedur yang telah disepakati bersama setelah mendapatkan persetujuan dari Pemilik6. Mengatur distribusi dokumen/gambar perencanaan ke pihak Kontraktor dan Konsultan7. Mengkoordinir dan memastikan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja8. Mengawasi dan memepertanggungjawabkan agar pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai dengan gambar, spesifikasi, biaya dan waktu yang telah di tetapkan9. Memeriksa gambar for construction sebelum diserahkan kepada pihak Kontraktor10. Melakukan monitoring atas pengadaan/pemesanan material utama yang dilakukan oleh pihak Kontraktor dan Pemilik agar kedatangannya tepat waktu dan sesuai spesifikasi11. Mengkoordinasikan dan memeriksa kemajuan pekerjaan dan menandatangai berita acara pemeriksaan kemajuan pekerjaannya jika telah sesuai dengan kontrak12. Bertanggung jawab terhadap: rencana kerja, gambar kerja (shop drawing), contoh hasil pekerjaan, contoh material yang diajukan Kontraktor dengan referensi dokumen kontrak dan spesifikasi teknis13. Mempersiapkan dan mengirim laporan mingguan dan bulanan mengenai kemajuan pekerjaan disertai dengan foto-foto lapangan, permasalahan yang timbul dan perkiraan penyelesaian proyek.14. Mengecek dan menilai semua klaim dari Kontraktor dan pihak lainnya agar kepentingan Pemilik tidak dirugikan15. Mempersiapkan, mengkoordinir dan memeriksa pelaksanaan perbaikan daftar cacat sebelum proses serah terima pertama dari Kontraktor kepada Pemilik16. Menginstruksikan Kontraktor membuat gambar terlaksana (as build drawing), memeriksa dan mempertanggungjawabkan kebenarannya17. Membantu pihak Pemilik dalam mendapatkan Ijin Penggunaan Bangunan18. Mempersiapkan dan menyerahkan laporan Akhir Proyek kepada pihak Pemilik sebanyak 3 (tiga) set2.3.3. Tahap Pemeliharaan1. Mempersiapkan, mengkoordinir, mengawasi dan menerima/ menolak hasil pekerjaan defect list dimasa pemeliharaan 3 (tiga) bulan pertama2. Mengkoordinasikan, merangkum dan mengkaji ulang semua sertifikat/garansi petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan serta dokumen teknis lainnya yang terkait dengan peralatan yang terpasang

BAB III PELAKSANAAN KERJA PROFESI

3.1. Bidang KerjaSOHO @ Podomoro City dibangun di atas lahan seluas 2,3 Ha yang terdiri dari SOHO (Small Office Home Office) setinggi 40 lantai yang akan berdiri diatas NEO SOHO yang merupakan mal ekstensi dari Central Park, dan di sampingnya terdapat Soho capital dan office Tower. SOHO @ Podomoro City merupakan bagian dari Podomoro City - Superblock, yang terdiri dari APL Office Tower, Garden Shopping Arcade, Pullman Hotel, Apartemen, dan Mall Central Park. Dengan dikelilingi oleh fasilitas tersebut membuat SOHO @ Podomoro City menjadi pilihan yang tepat untuk bisnis dan rencana investasi.SOHO @ Podomoro City Complex adalah proyek akhir untuk melengkapi Podomoro City secara keseluruhan. Bertempat di kawasan premium dan strategis yaitu tepat di tepi jalan S. Parman yang memiliki aksesibilitas tinggi dan dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, jalan tol dalam kota dan jalan tol Jakarta-Merak. Selain itu, berada di area yang sama dengan Central Park Mall, sebagai salah satu mall mewah di distrik Jakarta Barat.

sumber: PT Jaya CMGambar 3.1 3D view soho@podomoro city.3.2. Pelaksanaan KerjaSelama di proyek Soho@Podomoro City, penulis mengamati beberapa hal mulai dari gambar for-construction yang merupakan hasil dari tahap perencanaan, metode pelaksanaan pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur dan plumbing serta mempelajari peraturan K3 yang diterapkan pada proyek. Namun dalam penulisan laporan ini penulis membatasi lingkup pembahasan hanya pada peninjauan alat dan bahan, perancangan struktur, metode pekerjaan struktur, analisa daya dukung tiang pancang, pengendalian kualitas (quality control) dan peraturan mengenai K3 yang berlaku pada proyek tersebut.3.2.1. Peninjauan Alat dan Bahan1. Alat Yang DigunakanBerikut adalah beberapa alat yang digunakan pada proyek untuk membantu proses konstruksi di lapangan, antara lain:

1. Drop Hammer Merupakan alat berat yang digunakan untuk menanam pondasi tiang pancang. Hammer yang digunakan adalah type JWD 65 dengan kapasitas 6.5 ton.

sumber: Dok. Pribadi Gambar 3.2 Drop hammer.2. Tower CraneDigunakan untuk mempermudah pengangkutan material berat di lingkungan proyek. Tower crane yang digunakan memiliki kapasitas 2.4 ton.

sumber: Dok. Pribadi Gambar 3.3 Tower crane.3. Mobile CraneFungsi dari mobile crane mirip dengan tower crane, Perbedaan keduanya yaitu mobile crane dapat berpindah-pindah tempat namun berkapasitas kecil, biasanya mobile crane diperlukan untuk proses pemasangan tower crane.

sumber: Dok. Pribadi Gambar 3.4 Mobile crane.4. Truck MixerTruck mixer digunakan untuk mengangkut beton dari tempat pembuatan beton ke lokasi proyek, Selama perjalanan tangki berisi adukan beton yang harus terus berputar agar adukan beton tetap homogen. Truk yang digunakan pada proyek ini berkapasitas 7 sumber: dok. Pribadi Gambar 3.5 Truck mixer.

5. Bucket Cor Wadah yang digunakan untuk membawa adukan beton untuk di tuang ke lokasi pengecoran yang diangkut menggunakan tower crane. Kapasitas bucket cor yang digunakan pada proyek ini 0.8

sumber: Dok. Pribadi Gambar 3.6 Bucket cor.6. Concrete pumpDigunakan untuk memompa beton dari truk ke area pengecoran.

sumber: Dok. PribadiGambar 3.7 Concrete pump.7. CompressorCompressor digunakan untuk membersihkan area cor sebelum melakukan pengecoran.8. Back hoeBack hoe merupakan alat berat yang digunakan untuk menggali atau menguruk tanah. Bentuknya berupa traktor beroda yang memiliki lengan dan diujungnya terdapat sekop untuk menggali atau menguruk tanah.

sumber: Dok. Pribadi Gambar 3.8 Back hoe.9. VibratorSetelah proses pengecoran, agar adukan beton menempati seluruh area coran hingga ke sudut perlu bantuan vibrator sehingga ketika beton telah setting tidak berongga ataupun keropos.10. TheodoliteAlat ini digunakan surveyor untuk menentukan titik-titik as elemen struktur.

sumber: Dok. Pribadi Gambar 3.9 Theodolite.11. WaterpassDigunakan untuk memastikan suatu permukaan dalam keadaan rata dan lurus atau tidak.12. Perancah (scaffolding)Perancah atau scaffolding berupa konstruksi pipa besi yang digunakan untuk menopang bekisting pelat lantai dan balok.

sumber: Dok. Pribadi Gambar 3.10 Pemasangan scaffolding.13. Bending machineAlat untuk melengkungkan besi tulangan sesuai dengan bentuk yang tertera pada spesifikasi gambar.

sumber: Dok. PribadiGambar 3.11 Bending machine.14. Bar cutterAlat yang digunakan untuk memotong tulangan sesuai dengan kebutuhan.15. BekistingBekisting merupakan alat yang digunakan untuk mencetak beton kolom, balok atau pelat lantai pada saat proses pengecoran. Untuk kolom menggunakan bekisting pelat besi, sedangkan bekisting balok dan pelat lantai menggunakan papan multiplek.

sumber: Dok. PribadiGambar 3.12 Bekisting.2.BahanBahan atau material pokok yang digunakan untuk proses konstruksi pada proyek ini antara lain:1. Beton ready mixMerupakan adukan beton siap pakai yang biasanya disediakan oleh kontraktor.Penggunaan beton ready mix mempermudah pelaksanaan di lapangan, tanpa harus memikirkan pekerja tambahan untuk membuat adukan beton di lapangan. Proyek ini menggunakan ready mix dari PT. Pionir Beton. Berikut adalah material penyusun beton ready mix:a. Semen yang merupakan bahan pengikat hidrolisb. Agregat campuran yang merupakan material pengisi beton biasanya berupa batu kerikil, pasir, batuan pecah. c. Air sebagai bahan pencampur antara semen dan agregat agar semen dapat mengeras dan mengikat agregat.Mutu beton yang digunakan pada proyek ini bervariasi, tergantung fugsi dari struktur beton, mulai dari = 30 - 55 MPa. 2. Besi tulanganBesi tulangan yang digunakan pada proyek ini bervariasi mulai dari besi berdiameter 10 hingga diameter 32 milimeter. Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 10 mm menggunakan mutu baja dengan tegangan leleh 4000 kg/. Tulangan polos dengan diameter lebih kecil dari 10mm menggunakan mutu baja dengan tulangan leleh 2400 kg/.3. WiremeshBesi wiremesh merupakan besi yang dirangkai berbentuk jaring-jaring persegi empat seperti anyaman yang dapat digunakan sebagai pengganti besi beton bertulang pada struktur plat lantai.

sumber: Dok. PribadiGambar 3.13 Wiremesh.4. Papan multiplekMerupakan papan berlapis yang digunakan sebagai bekisting pelat lantai dan balok. Plywood yang digunakan pada proyek ini memiliki tebal 18mm. sumber: Dok. PribadiGambar 3.14 Papan multiplek.5. AdditiveAdditive yang digunakan adalah zat tambahan yang digunakan pada campuran beton. Additive yang digunakan yaitu bond agent dan retarder. Bond agent digunakan pada sambungan antara beton lama dan beton baru, sebelum proses pengecoran sambungan beton yang sudah ada disiram dengan cairan tersebut agar lekatan keduanya lebih kuat. Sedangkan retarder digunakan pada beton ready mix untuk memperlambat pengerasan beton, retarder yang digunakan adalah merk sika dengan jenis Antisol S.

sumber: Dok. Pribadi Gambar 3.15 Antisol S.

3.2.2. Perancangan Struktur BawahBerdasarkan hasil uji kondisi tanah, disimpulkan bahwa pondasi yang cocok dan sesuai dengan kondisi daya dukung tanah adalah pondasi tiang pancang pada Mall dan untuk Gedung Soho menggunakan bored pile. Beberapa alasan di gunakannya pondasi tiang pancang yaitu pekerjaannya yang relatif cepat, kualitas tiang pancang terjamin karena tiang tersebut merupakan hasil pabrikasi, sehingga kualitas bahan dapat dikontrol sesuai kebutuhan.Pada proyek ini mutu beton untuk tiang pancang adalah 45 MPa.

sumber: PT Jaya CMGambar 3.16 Denah pondasi tiang pancang.Tabel 3.1 Detail spesifikasi tiang pancang.DIMENSI TIANGDAYA DUKUNG TEKAN (Ton/Pile)DAYA DUKUNG TARIK (Ton/Pile)PANJANG TIANG EFEKTIF (m)JUMLAH TIANG

500x500 mm200-27819

sumber: PT Jaya CMSedangkan pondasi bored pile digunakan pada Gedung Soho. Karena Gedung Soho berlantai banyak sehingga dibutuhkan daya dukung tanah yang besar, apabila menggunakan tiang pancang akan membutuhkan banyak tiang dan sambungan sehingga dipilih pondasi bored pile.

Sumber: PT Jaya CMGambar 3.17 Denah pondasi bored pile.Tabel 3.2 Detail spesifikasi bored pile.DIMENSI TIANGDAYA DUKUNG TEKAN (Ton/Pile)DAYA DUKUNG TARIK (Ton/Pile)PANJANG TIANG EFEKTIF (m)JUMLAH TIANG

1200 mm7003004548

Sumber: PT Jaya CM3.2.3. Perancangan Struktur Atas3.2.3.1Perancangan KolomKolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi memikul beban vertikal, beban horizontal, maupun beban momen yang berasal dari beban struktur itu sendiri maupun beban tambahan. Dimensi kolom di tentukan berdasarkan beban yang diterima oleh masing-masing kolom.Kolom yang digunakan Gedung Soho pada proyek ini adalah kolom persegi dan lingkaran dengan kekuatan = 40 MPa. Detail tulangan dan dimensi kolom dapat dilihat pada gambar berikut:

sumber: PT Jaya CM Gambar 3.18 Contoh detail penulangan kolom persegi.

sumber: PT Jaya CM Gambar 3.19 Contoh detail penulangan kolom lingkaran.3.2.3.2.Perancangan balokBalok merupakan elemen struktur yang terbebani secara transversal, biasanya balok menopang beban dari pelat lantai diatasnya kemudian di salurkan ke kolom.Dimensi balok yang digunakan bervariasi mulai dari 300x700 hingga 600x800 dengan mutu beton 40 MPa dan menggunakan tulangan ulir berdiameter 10, 22 dan 25 mm

sumber: PT Jaya CMGambar 3.20 Contoh detail penulangan balok.3.2.3.3.Perancangan Pelat LantaiPelat lantai merupakan elemen struktur yang menumpang pada balok. Jika desain pelat lantai tidak baik bisa menyebabkan lendutan saat ada beban yang bekerja pada lantai tersebut.Tebal pelat lantai bervariasi dari 150 hingga 180 mm, dengan mutu beton = 40 MPa dan tulangan ulir diameter 10 mm.

sumber: PT Jaya CM Gambar 3.21 Contoh detail penulangan pelat lantai.

3.2.4.Metode Pelaksanaan3.2.4.1.Pekerjaan Pondasi PancangPondasi tiang pancang adalah bagian dari struktur yang berfungsi menerima beban dari struktur atas dan menyalurkan beban tersebut ke tanah. Adapun langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada gambar 3.21:

Gambar 3.22 Langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang.Proses pelaksanaannya adalah sebagai berikut:1. Persiapan lokasi pemancanganLokasi pemancangan harus mampu menopang alat pemancang dan memiliki tanah yang rata. Jika permukaan tidak rata dapat dilakukan penggalian atau pengurukan terlebih dahulu untuk meratakan tanah.2. Persiapan alat pancangPelaksana harus menyiapkan alat pancang dengan kondisi baik yang mampu memukul pancang hingga kedalaman yang telah ditentukan. Alat pancang yang digunakan pada proyek ini berupa drop hammer dengan berat 6.5 ton.

sumber: Dok. Pribadi Gambar 2.23 Drop hammer.3. Penyimpanan tiang pancangTiang pancang disimpan di sekitar lokasi pemancangan dan mudah dijangkau oleh alat. Tiang pancang disusun seperti piramida, dan tidak boleh menyentuh tanah langsung. 4. PemancanganKepala pancang harus dilindungi dengan bantalan topi untuk meredam pukulan dari alat. Tiang pancang dikaitkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik hingga tiang pancang berdiri sambil diatur ketegakan tiang pancang baru kemudian pancang siap di pukul. sumber: Dok. PribadiGambar 3.24 Proses mendirikan tiang pancang.Jika diperlukan lebih dari satu buah tiang pancang untuk mencapai kedalaman tertentu, maka perlu dilakukan penyambungan tiang pancang.5. Penyambungan tiang pancangUntuk memudahkan proses penyambungan sebaiknya tiang pancang di sisakan setinggi kurang lebih 50cm. Penyambungan dilakukan dengan mengelas keempat sisinya. sumber: Dok. PribadiGambar 3.25 Proses pengelasan tiang pancang.

6. Kalendering tiang pancangKalendering dilakukan pada saat 10 pukulan terakhir atau ketika tiang hampir mendekati top pile yang di tentukan. Berikut adalah tahapan proses kalendering:1) Tempel kertas millimeter blok pada tiang pancang menggunakan selotip2) Tempelkan ujung spidol pada kertas3) Lanjutkan proses pemukulan/pemancangan4) Setiap pukulan geser spidol kearah kanan lakukan hingga pukulan ke sepuluh5) Dari kalendering dapat terlihat grafik penurunan yang terjadi pada pancang6) Lakukan 2 kali agar hasil yang diperoleh lebih presisi. sumber: Dok. PribadiGambar 3.26 Kalendering.3.2.4.2.Pekerjaan KolomPada proyek ini kolom yang digunakan ada 2 bentuk yaitu, persegi dan silinder. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda. Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:1. Penentuan as kolomTitik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan yang dilakukan oleh surveyor. Penentuan titik disesuaikan dengan gambar kerja yang telah direncanakan. Aat-alat yang digunakan untuk menentukan as kolom berupa Theodolit, meteran, tinta/cat, dan lain-lain.Proses pelaksanaan:1. Penentuanaskolom dengan Theodolit berdasarkanshop drawingdengan menggunakan acuan yang telah ditentukan2. Buataskolom dari garis pinjaman3. Pemasangan patokasbangunan/kolom (tanda berupa garis) sumber: Dok. PribadiGambar 3.27 Theodolite (kiri) dan tanda sebagai as kolom (kanan)2. Pembesian kolomProses pembesian pada proyek ini adalah sebagai berikut:1. Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja2. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, perlu diperhatikan diameter dan jumlah tulangan harus sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, dan diberi tanda untuk pemasangan sengkang3. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang di ikat oleh kawat4. Setelah semua terpasang dengan benar, lalu dipasang beton deking, tebal beton deking untuk kolom adalah 40mm

sumber: Dok. PribadiGambar 3.28 Proses pembesian tulangan kolom.3. Pemasangan bekisting kolomPemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesiantulangan telah selesai dilaksanakan.Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom:1. Bersihkan area kolom danmarkingposisi bekisting kolom2. Membuat garis pinjaman dengan menggunakan Theodolite dari as kolom sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya3. Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda pada lantai sesuai dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom4. Markingsepatu kolom sebagai tempat bekisting5. Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.6. Pasang sepatu kolom denganmarkingyang ada7. Atur ketegakan bekisting kolom8. Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor sumber: Dok. PribadiGambar 3.29 Bekisting kolom.

4. Pengecoran kolomLangkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:1. Persiapan pengecorana) Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.2. Pelaksanaan pengecorana) Pengecoran dilakukan dengan menggunakanbucketcor yang dihubungkan dengan pipa tremi dengan kapasitasbucketsampai 0.9. Buckettersebut diangkut dengan menggunakanTower craneuntuk memudahkan pengerjaanb) Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinyasegregasiyaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton dilakukan menggunakanvibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal

sumber: Dok. PribadiGambar 3.30 Proses pengecoran kolom.5. Pembongkaran bekisting kolomSetelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses pembongkarannya adalah sebagai berikut:1. Setelah beton berumur satu hari, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.2. Pertama-tama,cetakandipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton padacetakandapat terlepas.3. Kendorkanbaut pengikat(penyangga bekisting), lalu lepaspush pull.4. Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel bekisting terlepas.5. Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengantower craneke lokasi penyimpanan awal.6. Perawatan beton kolomSetelah beton jadi, maka untuk menjaga mutu beton agar tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.3.2.4.3. Pekerjaan Pelat Lantai dan BalokPekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada proyekinisistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk) dan balok anak.Semua perkerjaan balokdan pelatdilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.1. Tahap persiapan balok dan pelata) Pekerjaan PengukuranPengukuran ini bertujuan untuk mengatur/memastikan kerataan ketinggianbalokdan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan Theodolite.b) Pembuatan BekistingPekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotonganplywoodharus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. c) Pengadaan scaffoldingScaffolding berfungsi untuk menopang bekisting pelat lantai bagian bawah. Jumlah scaffolding harus cukup untuk menopang seluruh bagian pelat lantai.d) Pabrikasi besiUntuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan gambar menggunakan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada yang dilakukan sebelum proses bekisting ada pula yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.2. Tahap pekerjaan balok dan pelatPengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan dan berikut adalah tahap-tahap pekerjaan balok dan pelat.a) Pekerjaan Bekisting Balok1) Scaffoldingdengan masing-masing jarak 100 cmdisusun berjajar sesuai dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat lantai2) Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack dan u-head pada scafollding3) Padau-headdipasang balok kayu (girder) sejajardengan arah menyilangdan diatas girderdipasangbalok suritiap jarak 50 cm dengan arah melintangnya,kemudiandipasangplywoodsebagai alas balok sumber: Dok. PribadiGambar 3.31 Base Jack (kiri) dan u-head (kanan).4) Setelahitu, plywood dipasang sebagai bekisting balok dan dikunci dengan siku.

sumber: Dok. PribadiGambar 3.32 Pemasangan bekisting balok.b) Pekerjaan Bekisting PelatTahap pekerjaan bekisting pelat adalah sebagai berikut:1) Scaffoldingpelat disusun berjajarbersamaan dengan scaffoldinguntuk balok. Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok makascaffoldinguntuk pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukanmain frametambahan dengan menggunakanJoint pin. 2) Kemudiandipasangplywoodsebagai alas pelat.Pasang juga dinding untuk tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku.Plywooddipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran3) Semua bekisting rapat terpasang,sebaiknyadiolesi dengan solar sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya. sumber: Dok. PribadiGambar 3.33 Scaffolding.c) Tahap PengecekanSetelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat menggunakan waterpass, jika sudahselesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.d) Pembesian Balok1) Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi/dibentuk sesuai gambar kerja kemudian diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang2) Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom3) Pasang betondecking40mm untuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu diikat

sumber: Dok. PribadiGambar 3.34 Proses pembesian pada balok.e) Pembesian PelatSetelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, tahapan pembesian pelat lantaiantara lain:1) Dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi tulangan diangkat menggunakantower cranedan dipasang diatas bekisting pelat2) Kemudian pasang tulangansesuai dengan gambar, rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Selanjutnya ikat pertemuan tulangan atas dan bawah menggunakan kawat ikat3) Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat

sumber: Dok. PribadiGambar 3.35 Pembesian pelat lantai.f) PengecekanSetelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan betondecking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (pada lubang-lubang di pelat lantai, betondecking, kaki ayam, dan kebersihannya.3. Tahap pengecoran pelat dan baloka) Administrasi Pengecoran1) Setelah bekisting dan pembesian siap,pelaksanamengecek ke lokasi atau zona yang akan dicor2) Setelah semua bekistingterpasang,pelaksanamembuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan pengawas3) Kemudian tim pengawas melakukan pemeriksaan di lokasi yang diajukan dalam surat cor4) Lalu konsultan pengawas menandatangani surat izin cor tersebut, setelah pekerjaan sesuai dengan syarat teknis5) Surat izin cor dikembalikan kepada pelaksana dan pengecoran boleh dilaksanakan.b) Proses Pengecoran Pelat Lantai dan BalokPengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok. Peralatan pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu: bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh pengamatanyaituadalah sebagai berikut:1) Setelah mendapatkan Ijin pengecoran, engineer menghubungi pihak batching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan2) Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai benar benar bersih

sumber: Dok. PribadiGambar 3.36 Pembersihan area pengecoran.3) Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari PT. Pioneer Beton menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan, kedatangan, dan volume. Selanjutnyamempersiapkan satu keranjang dorong untuk mengambil sampel dan dilakukan test slump yang diawasi oleh pelaksana dan pihak pengawas4) Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket dari debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya 5) Setelah dinyatakan siap maka pengecoran dilaksanakan6) Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut dengan tower crane7) Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka katup bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran sumber: Dok. PribadiGambar 3.37 Proses pengecoran pelat lantai dan balok.4. Tahap pelepasan bekisting balok dan pelat lantaiPelepasan bekisting balok dan pelat lantai dilakukan setelah balok dan pelat mampu menahan beban sendiri, yang diperoleh dari hasil kuat tekan benda uji pada hari ke 7, 14, dan 28.. Pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai menggunakan linggis secara bertahap mulai dari pinggir kearah tengah bentang. 5. Tahap perawatan betonSetelah beton jadi, maka untuk menjaga mutu beton agar tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton dilakukan menggunakan kuas roll yang sudah dibasahi, dilakukan 2 kali sehari selama seminggu.

sumber: Dok. PribadiGambar 3.38 Proses perawatan beton.

3.2.5. Pengendalian Mutu (Quality Control)Pengendalian mutu merupakan bagian dari manajemen proyek yang bertujuan mengawasi dan memonitor pelaksanaan konstruksi agar tidak terjadi penyimpangan. Pada kerja profesi ini penulis hanya mengamati beberapa pengujian saja, seperti slump test, uji kuat tekan beton, pengendalian mutu pekerjaan.1. Slump testSlump test bertujuan untuk mengetahui kekentalan adukan beton. Kekentalan adukan beton berpengaruh terhadap workability suatu pekerjaan pengecoran. Nilai slump yang diijinkan pada proyek ini adalah 12 2 cm. sumber: Dok. PribadiGambar 3.39 Slump test.2. Uji kuat tekan betonPengujian kuat tekan beton dilakukan menggunakan sampel benda uji yang diambil langsung dari truk semen pada saat akan dilakukan pengecoran kemudian di cetak menggunkaan cetakan berbentuk silinder dengan diameter 15cm. Sampel diambil secara acak sebanyak 4 atau 5 kali setiap 10 truk semen, Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 7, 14 dan 28 hari, bertujuan untuk mengetahui apakah kuat tekan beton sesuai dengan spesifikasi yang dipakai. 3. Pengendalian mutu pekerjaanPengendalian mutu pekerjaan dilakukan dengan cara mengawasi proses pekerjaan berlangsung. Beberapa hal yang diperhatikan antara lain kebersihan area cor dan penggunaan vibrator pada proses pengecoran, pengecekan tulangan jarak antar tulangan, jumlah dan diameter tulangan. 3.2.6. Kesehatan, Keselamatan Kerja dan LingkunganProses konstruksi umumnya memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja khususnya bagi para pekerja bangunan, maka dari itu perlu adanya Sistem Menejemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk mencegah atau mengurangi terjadinya potensi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.3.2.6.1. Misi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Mengendalikan kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan, penyakit akibat kerja dan kebakaran dengan meninggalkan produktifitas, efisiensi dan kesehatan karyawan. Mengusahakan kondisi bebas dari kemungkinan terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja dan kebakaran. Melaksanakan penerapan UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja semaksimal mungkin.3.2.6.2. Syarat-sarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan. Mencegah terjadinya kebakaran. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. Memberi akses jalan untuk penyelamatan bilamana terjadi kebakaran atau kejadian lainnya yang berbahaya. Memberi pertolongan pada kecelakaan. Memberi atau membuat rasa aman kepada setiap orang yang memasuki area proyek. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi penularan. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. Mengamankan atau merawat segala jenis bangunan. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengaman pada pekerjaan yang berbahaya kecelakaan menjadi bertambah tinggi.3.2.6.3. Sistem Manajemen K3 Proyek SOHO@Podomoro City Jakarta BaratAdanya Sistem manajemen K3 bertujuan untuk melindungi segenap sumber daya manusia yang terlibat di dalam pelaksanaan proyek untuk menciptakan suasana kerja yang aman dengan target Zero AccidentSistem manajemen K3 senantiasa berusaha untuk: Memadukan seluruh unsur K3 ke dalam tugas dan tanggung jawab dari masing-masing personal. Memadukan seluruh unsur K3 pada setiap proses dan tahapan pelaksanaan konstruksi. Mengidentifikasi seluruh resiko yang akan timbul dari setiap pelaksanaan dan melakukan pencegahan semaksimal mungkin. Menghindari penggunaan material dan perlengkapan yang tidak aman. Menekan sekecil mungkin dampak negatif dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat pelaksanaan proyek.3.2.6.4. Tata Tertib K3 Proyek SOHO @ Podomoro City Jakarta Barata. Keluar masuk proyek seluruh karyawan/tamu harus melewati pintu resmi serta memakai ID Card (bagi karyawan, staff) dan bagi pekerja menunjukkan Kartu Safety Induction (KSI) serta memakai alat pelindung diri yang diwajibkan (helm dan sepatu).b. Seluruh kepala bagian dan mandor wajib mempunyai foto copy identitas diri (KTP) pekerja yang masih beraku untuk keperluan registrasi.c. Seluruh staff dan pekerja diharuskan mengikuti training (Safety Induction) pelaksanaan program K3 oleh Safety Officer.d. Khusus untuk pekerjaan beresiko kecelakan tinggi seperti:1) Pemasangan/pembongkaran dan pengoperasian alat angkat dan angkut.2) Pemasangan dan pembongkaran scaffolding.3) Pekerjaan pengelasan (pekerjaan panas).4) Pekerjaan pada ruang tertutup.5) Pekerjaan galian.6) Pekerjaan di ketinggian beresiko kecelakaan jatuh, dan lain-lainnya wajib mlengkapi surat izin bekerja (SIB) ke bagian safety/K3 untuk diadakan identifikasi bahaya, penegendalian dan penilaian resiko (IBPR).e. Sebelum beraktifitas (pagi hari) kepala bagian/mandor wajib memberi pengarahan perihal K3 kepada seluruh pekerjanya. Pada waktu bekerja/berada di area konstruksi:1) Mematuhi peraturan yang berlaku.2) Berpakaian sopan (memakai celana panjang dan baju).3) Memakai alat pelindung diri sesuai dengan resiko yang dihadapi.4) Agar dikoordinasikan terlebih dahulu apabila ada pekerjaan yang bersamaan pada satu tempat, antara pekerja di atas dan di bawah.5) Senantiasa menjaga lokasi kerja tetap bersih.f. Pekerjaan memakai alat bantu:1) Bekerja di atas ketinggian 2 meter harus memakai safety belt/ safety harness.2) Jika terdpat bahan mudah terbakar harus disediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).3) Alat bantu yang digerakkan dengan listrik harus dicek terlebih dahulu sebelum dioperasikan (sudah aman untuk dipakai).4) Pengoperasian alat bantu harus orang yang terlatih yang ditunjuk oleh kepala bagian masing-masing.g. Hal pemakaian listrik:1) Hanya divisi mekanik yang berwenang mengoperasikan listrik.2) Kabel-kabel listrik harus rapi, diamankan minimal 2 meter dari lantai kerja sehigga kabel-kabel tidak terinjak-injak pekerja dan terendam air.3) Dilarang mengkaitkan kabel pada rangkaian scaffolding.4) Sambungan-sambungan kabel tidak boleh kendor dan harus memakai isolasi standar.5) Seluruh panel dan alat bantu listrik yang sifatnya tidak bergerak harus diardekan.6) Peralatan listrik harus standar PUIL yang telah ditetapkan.h. Dilarang menyimpan cairan mudah terbakar tanpa seizing manajemen proyek.i. Dilarang merusak, memindahkan dan atau menyalahgunakan fasilitas-fasilitas K3 seperti: pagar pengaman, rambu-rambu peringatan, tutup-tutup opening shaff, jarring pengaman, APAR, bak sampah, dan lain-lain.j. Dilarang menjemur pakaian di lokasi proyek.k. Dilarang merokok di area proyek kecuali di tempat yang telah disediakan.l. Dilarang mengkonsumsi narkoba atau melakukan tindakan yang sifatnya merugikan diri sendiri, orang lain dan perusahaan.m. Dilarang naik bucket concrete atau material lainnya pada waktu diangkat tower crane.n. Seluruh personil yang terlibat dalam pembangunan proyek SOHO @ Podomoro City wajib melaporkan kepada atasannya atau petugas K3 jika menemukan/mendapatkan suatu tindakan/keadaan yang berbahaya mungkin berpotensi menimbulkan kecelakaan.o. Bila terjadi kecelakaan, kepala bagian/mandor agar segera melaporkan ke divisi safety/K3 guna penanganan selanjutnya.p. Barangsiapa yang melanggar peraturan ini akan dikenakan sanksi/denda sesuai tarif yang berlaku atau dikeluarkan dari proyek SOHO @ Podomoro City.q. Hal-hal yang belum diatur dan dianggap perlu akan disampaikan di kemudian hari.

3.2.6.5. Sanksi/Denda Pelanggaran Terhadap Peraturan K3 Proyek SOHO @ Podomoro City Jakarta BaratTabel 3.3 Denda dan konsekuensi pelanggaran aturan K3No.Jenis PelanggaranJabatanDendaKonsekuensi

1Memasuki area proyek tidak memakai helmStaff kantorRp 200.000,-Dikeluarkan dari area proyek

Staff proyekRp 100.000,-

Mandor/wakilRp 150.000,-

PekerjaRp 50.000,-

2Berada di area proyek tidak memakai sepatuSeluruh karyawanRp 50.000,-Dikeluarkan dari area proyek

3Bekerja di atas ketinggian 2 meter tidak memakai safety belt/safety harnessSeluruh karyawanRp 100.000,-Aktifitas dihentikan

4Naik di atas bucket/material pada wakti diangkat tower craneSeluruh karyawanRp 100.000,-Aktifitas dihentikan

5Berada di area konstruksi tidak memakai ID Card/KSISeluruh karyawanRp 25.000,-Dikeluarkan dari area proyek

6Pekerjaa pengelasan pemotongan tidak dilengkapi APARWelderRp 100.000,-Dikeluarkan dari area proyek

7Merokok di area proyek tidak pada tempat yang disediakanSeluruh karyawanRp 100.000,-Dikeluarkan dari area proyek

8Penyimpangan pengoperasian instalasi listrik:a. Kabel tidak diamankan di atas ketinggian 2 meter.b. Tidak memakai peralatan listrik standar.Seluruh karyawanRp 150.000,-Dikeluarkan dari area proyek

9Merusak fasilitas K3:a. Rambu-rambu keselamatanb. Pagar pengamanc. Pemadam api (APAR)Seluruh karyawanRp 150.000,-Dikeluarkan dari area proyek

Sumber: Divisi Safety PT. NRC3.2.6.6. Alat Pelindung Diri (APD)Suatu keharusan bagi para pekerja proyek untuk memakai APD ketika memasuki area kerja, sebagai pengaman dari kemungkinan bahaya yang akan terjadi dan mengurangi adanya cedera akibat kecelakaan kerja. Pemakaiannya harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan. Adapun APD yang digunakan adalah sebagai berikut:A. HelmHelm berfungsi sebagai pelindung kepala dari benturan benda keras akibat kejatuhan benda selama di area konstruksi. Selain sebagai pelindung kepala, helm juga berfungsi untuk membedakan perusahan yang bekerja di proyek tersebut, ditandai dengan stiker perusahaan.B. Safety ShoesSebagai alat pelindung bagi pekerja di bagian kaki, alat pelindung diri yang digunakan adalah safety shoes. Dipakai untuk mencegah luka pada bagian tersebut yang diakibatkan oleh benturan benda keras, benda tajam ataupun tertindih beban.C. Sarung TanganSarung tangan digunakan sebagai pelindung tangan para pekerja. Sarung tangan yang digunakan berbeda beda sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilakukan.D. Safety BeltBerfungsi sebagai alat pelindung diri pada saat melakukan pekerjaan di ketinggian, untuk menahan tubuh ketika terjatuh atau kecelakaan.E. Kacamata pengamanMelindungi mata dari sinar yang menyakitkan pada proses pegelasan, menghindari mata dari debu atau benda-benda lain yang mengganggu.F. MaskerAlat pelindung pernafasan berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya udara di tempat kerja. Masker Gas dan Masker Debu adalah alat perlindungan untuk melindungi pernafasan dari gas beracun dan debu.G. Sumbat TelingaAlat pelindung telinga yang berfungsi mencegah rusaknya pendengaran akibat suara bising di atas ambang aman yang dapat diterima oleh telinga.

3.3. Kendala Yang Dihadapi dan Cara MengatasinyaDalam pelaksanaan proyek ini terdapat beberapa masalah yang menjadi kendala dan mengganggu proses konstruksi yang akhirnya berdampak pada jadwal pekerjaan yang terlambat dan menyimpang master schedule. Keterlambatan diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya: Kurangnya sumber daya manusia sehingga banyak pekerjaan yang terbengkalai Turunnya dinding penahan tanah membuat tiang pancang di sekitarnya miring sehingga harus dilakukan pemancangan tambahan. Banyaknya permintaan perubahan pada desain oleh pemilik karena kurang siapnya disain perencanaanUntuk mengatasi keterlambatan diatas dilakukan langkah berupa percepatan dalam proses konstruksi (fast track) dengan menambah jumlah pekerja dan alat berat sehingga produktifitas pekerjaan lebih besar untuk mengembalikan pekerjaan aktual ke master schedule.Sedangkan kasus penyimpangan yang terjadi pada saat proses konstruksi berlangsung, yaitu:1. Kesalahan pada proses pembesian

sumber: Dok. PribadiGambar 3.40 Tulangan pada pelat lantai dan parapet.Dari gambar tersebut terlihat adanya perbedaan elevasi antara tulangan balok dan pelat lantai dengan tulangan dinding parapet. Cara mengatasinya yaitu dengan menambahkan tulangan atau dipasang chemical bar agar beban pelat dan balok dapat terdistribusi dengan baik ke parapet.2. Tulangan mat foundation melendut

sumber: Dok. PribadiGambar 3.41 Tulangan mat foundation melendut.Terjadi lendutan pada tulangan pelat dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam proses pembesian atau pergerakan pekerja diatas pelat tersebut terlalu besar sehingga menyebabkan tulangan pelat tersebut melendut. Menyebabkan kekuatan pada mat foundation tersebut tidak sesuai dengan kuat rencana, maka untuk mengatasi masalah tersebut diatas tulangan pelat ditambahkan wiremesh sebagai perkuatan.

sumber: Dok. PribadiGambar 3.39 pemasangan wiremesh pada mat foundation.3. Pekerjaan beton yang tidak rapiBanyak terlihat kasus ditemukannya rongga pada beton setelah bekisting sudah dilepas. Dapat terjadi akibat beton tidak terpadatkan dengan baik pada proses pengecoran. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan grouting, yaitu proses penambalan beton menggunakan zat additive.

sumber: Dok. PribadiGambar 3.43 Terdapat rongga pada kolom.

BAB IVTUGAS TAMBAHAN

4.1. Analisis Dinamik Daya Dukung Tiang PancangBab ini berisi analisis mengenai daya dukung tiang pancang berdasarkan data kalendering. Bertujuan untuk mengetahui apakah kapasitas daya dukung tiang pancang dilapangan sudah sesuai dengan kapasitas daya dukung rencana tiang (ukuran: 50x0) sebesar 200 ton. Kapasitas daya dukung aksial tiang dari data kalendering dapat dihitung menggunakan beberapa metode, yaitu:1. Metode Danish (SF=3)= (4.1) = (4.2)Dengan: = Effisiensi alat pancang (tabel 4.1)E = Energi alat pancang (tabel 4.2)L = Panjang tiang pancang (cm)Ep = Modulus Elastisitas TiangA= Luas Penampang Tiang (cm)S= Penetrasi per pukulan (cm)

2. Metode Modified New Engineering News Record (ENR) (SF=6)= x (4.3) = (4.4)Dengan: = effisiensi Hammer (%) (tabel 4.1) = Berat Hammer (Ton) = Berat Pile (kg)S = Penetrasi per pukulan (cm) h = Tinggi jatuh hammer (cm)c = 0.1 inch = 0.254cmn = koefisien retuisi (0.4)Tabel 4.1 Efisiensi jenis alat pancangJenis Alat PancangEfisiensi

Drop hammer0.75 1.00

Single acting hammer0.75 0.85

Double acting hammer0.85

Diesel hammer0.85 1.00

(Sumber: Foundation analysis and design, Joseph E. Bowles)Tabel 4.2 Karakteristik alat pancang diesel hammerTypeTenaga HammerJml. Pukulan permenitBerat Balok Besi Panjang

kN-mKip-ftKg-cmkNKipsKg

K150379.9280387294045-60147.233.1115014.4

K 65183.2112.6185064042-6058.713.25987.4

K 45123.591.1125970039-60449.94480

K359670.897920039-6034.37.73498.6

K2568.850.770176039-6024.55.524499

(Sumber: Buku katalog Kobe diesel hammer)3. Metode Danbu = (4.5) = (4.6)=(1+=0.75 + 0.15 =

Dengan:= Berat Hammer (ton)= Berat Pile (ton)S= Penetrasi pukulan per cm (cm)H= Ram stroke atau tinggi jatuh hammer (cm)Berdasarkan proses kalendering dilapangan diperoleh hasil grafik sebagai berikut:

Sumber: PT. Jaya CMGambar 4.1 Grafik hasil kalenderingTabel 4.3 Data hasil kalenderingukuran pile (cm)KedalamanPile (m)Type of hammerStroke of ram (cm)Final settlement (cm)Rebound (cm)

5030JWD 652500.72.3

Panjang tiang = 27 mLuas penampang tiang = 2.500 cm

s = 0.7/10 = 0.07cmModulus elastisitas tiang = 31.520 MPa

= 6.500kgEnergi alat pancang(E) = 1.850.640 kg-cm

= 0.5x0.5x2400x27 = 16.200 kg

4.2. Hasil AnalisisDari data hasil kalendering diatas dapat dihitung kapasitas daya dukung aksial tiang pancang menggunakan persamaan 4:1. Metode Danish = (4.1)= =918213.3 kg= 918.213 ton= (4.2)= = 204.04 ton

2. Metode Modified New Engineering News Record ( ENR) = x (4.3)= x =1705.24 ton= (4.4)== 283.95 ton

3. Metode Janbu=0.75 + 0.15 = 1.124== 0.0024=(1+= 2.3004 =(4.5)=823.226 ton= (4.6)== 182.93 tonDari hasil perhitungan 3 metode diatas disimpulkan nilai daya dukung tiang pancang tersebut adalah sebagai berikut:Metode Danish= 204.04 ton

Metode Modified ENR= 283.95 ton

Metode Janbu= 182.93 ton

Dapat disimpulkan, daya dukung tiang rata-rata dari ketiga metode diatas adalah asil sampel tersebut lebih besar dari nilai daya dukung tiang pancang rencana yaitu 200 ton, maka daya dukung tiang pancang tersebut telah memenuhi syarat.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KesimpulanPelaksanaan kerja profesi di proyek Soho@Podomoro City menambah wawasan dan pengalaman penulis mengenai dunia kerja. Setelah menyelesaikan kerja profesi ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:1. Material yang digunakan pada proyek tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut : Beton : = 30 55 MPa Besi tulangan: menggunakan besi diameter 10 hingga 32 mm.Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 10 mm menggunakan baja dengan nilai tulangan leleh 4000 kg/.Tulangan polos dengan diameter lebih kecil dari 10mm menggunakan baja dengan nilai tulangan leleh 2400 kg/.2. Struktur bawah pondasi tiang pancang 500x500 mm dengan daya dukung tekan sebesar 200 ton/pile pondasi bored pile dengan dimensi 1200 mm daya dukung tekan sebesar 700 ton/pile.3. Struktur atas Kolom memiliki bentuk persegi dan lingkaran dengan dimensi beragam, mutu beton untuk kolom = 40 Mpa. Balok yang digunakan bervariasi mulai dari 300x700 hingga 600x800 dengan mutu beton = 40 Mpa dan menggunakan tulangan ulir berdiameter 10, 22 dan 25 mm Pelat lantai memiliki tebal bervariasi mulai dari 150 hingga 180 mm dengan mutu beton = 40 Mpa.4. Pengendalian mutu dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi penyimpangan pada proses konstruksi. Penulis mengamati beberapa pengujian seperti slump test, uji kuat tekan beton, pengendalian mutu pekerjaan.5. Konsultan manajemen konstruksi bertanggung jawab memberikan rekomendasi atau solusi jika terjadi penyimpangan dalam proses pekerjaan konstruksi.

5.2. SaranBanyak hambatan yang tak terduga selama pelaksanaan pembangunan proyek SOHO@Podomoro City yang menyebabkan terjadinya keterlambatan. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis dapat memberikan saran yang mungking bermanfaat bagi phak yang bersangkutan:1. Perlu penambahan tenaga kerja, dan jumlah alat berat seperti back hoe dan tower crane dalam mengatasi keterlambatan pekerjaan.2. Mengambil tindakan tegas terhadap pihak yang tidak mengerjakan tugasnya dengan serius agar proses konstruksi berjalan sesuai jadwal.3. Lebih diperhatikan kebersihan area proyek4. Penerapan K3 dalam pelaksanaan proyek lebih di perhatikan untuk menjaga keselamatan pekerja dan orang-orang yang berada disekitar proyek.

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, S. (2013, Juli 14). Proyek Pembangunan Apartemen Dago Suite. Bandung, Jawa Barat, Indonesia.Anggie C.D., H. N. (2013, Oktober). Metode Pelaksanaan Pekerjaan Shear Wall dan Core Wall Apartemen Easton Park Residence Di Jatinagor, Sumedang Jawa Barat. Cimahi, Jawa Barat, Indonesia.Bowles, J. E. (1997). Found Analysis and Design 5th Edition. Singapore: McGraw-Hill.H.G. Poulos, E.H. Davis. (1980). Pile Foundation Analysis and Design. United States: Rainbow Bridge Book Co.Wibowo, A. (2011, November). Pekerjaan Struktur Kolom, Balok dan Pelat Lantai Pada Proyek Pembangunan Armada Town Square. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.

Sheet1S.D OKTOBER 2013

HEAD OFFICE

FIELD/SITE OFFICE

CONSTRUCTION MANAGERTJAHJO BASKOROPROJECT DIRECTORIR DENNIS MUNTUENGINEERINGSTRUCTURE ENGINEER(NUGROHO SATYO NAGORO)ARCHITECT ENGINEER(SANDY MARSAH)MECHANICAL ENGINEER (T.B.A)(T.B.A)ELECTRICAL ENGINEER (MOH. ISMAIL FATTAH)SUPPORT TEAM ADMINISTRASI PROYEK(R. RAMADHAN)OPERATOR KOMPUTER(NUR IMAN)OFFICE BOY(JAINUDIN WARDI)SITE SUPERVISION SOHO TOWERFIELD COORDINATOR(T.B.A)STRUCTURE INSPECTOR 1(YUDHA NUGRAHA)STRUCTURE INSPECTOR 2(RIANA ARUM SARI)STRUCTURE INSPECTOR 3(T.B.A)FINISHING INSPECTOR 1(T.B.A)FINISHING INSPECTOR 2(T.B.A)M/E INSPECTOR 1(T.B.A)M/E INSPECTOR 2(T.B.A)M/E INSPECTOR 3(T.B.A)SITE SUPERVISION OFFICE TOWERFIELD COORDINATOR(T.B.A)STRUCTURE INSPECTOR 1(T.B.A)STRUCTURE INSPECTOR 2(T.B.A)STRUCTURE INSPECTOR 3(T.B.A)FINISHING INSPECTOR 1(T.B.A)FINISHING INSPECTOR 2(T.B.A)M/E INSPECTOR 1(T.B.A)M/E INSPECTOR 2(T.B.A)M/E INSPECTOR 3(T.B.A)SITE SUPERVISION MALL & PARKING, DLLFIELD COORDINATOR(YEXSON E. NAINGGOLAN)STRUCTURE INSPECTOR 1(T.B.A)STRUCTURE INSPECTOR 2(GATOT SUHARDJONO)STRUCTURE INSPECTOR 3(TONY TRIWIBOWO)FINISHING INSPECTOR 1(T.B.A)FINISHING INSPECTOR 2(T.B.A)M/E INSPECTOR 1(ARDHI SUDRAJAT)M/E INSPECTOR 2(T.B.A)M/E INSPECTOR 3(T.B.A)FINISHING INSPECTOR 3(T.B.A)