Laporan Kontur Kcross Dan Long

download Laporan Kontur Kcross Dan Long

of 26

description

konur

Transcript of Laporan Kontur Kcross Dan Long

Geomatics Engineering Department Faculty of Civil Engineering and Urban Planning Institute of Technology Sepuluh Nopember Surabaya 2015

BAB IPENDAHULUAN I.1 Latar BelakangKartografi Digital adalah suatu proses pekerjaan pembuaan peta dalam format yang dapat disimpan dan dicetak sesuai keinginan pembuatnya baik dalam jumlah atau skala peta yang dihasilkan.Dalam pembuatan peta tersebut dapat dilakukan suatu pekerjaan perhitungan volume dari suatu daerah yang digambarkan dengan garis kontur yang melambangkan ketinggian. Selain itu dapat juga dilakukan perhitungan cross section (Penampang melintang) maupun long section (Penampang memanjang). Dari kegiatan tersebut, akan didapatkan suatu penggambaran permukaan bumi yang dapat digunakan untuk berbagai hal. Seperti menghitung galian dan timbunan, melakukan penggambaran ketinggian permukaan bumi dan masih banyak lagi.Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang elevasinya sama. Suatu bidang datar yang memotong permukaan tanah diperlihatkan diatas peta sebagai garis kontur. Secara alamiah, kita dapat membayangkan garis tepi dari sebuah danau sebagai satu garis kontur. Interval kontur untuk garis-garis kontur adalah jarak vertikal yang tetap diantara dua garis kontur yang berdekatan. Garis kontur pada peta dibuat menurut posisi horizontal sebenarnya terhadap permukaan tanah. Peta topografi dengan garis-garis kontur memperlihatkan kelandaian bagian topografi bukit, lembah, dan punggung dari garis-garis tersebut menunjukkan elevasi bagian tersebut, (Wirshing, 1995).Dalam praktikum ini dilakukan proses pembuatan cros section dan longsection dalam autocad Land Dekstop 2009 dan juga perhitungan volume dari peta RBI. I.2 TujuanDari pelaksanaan praktikum pemetaan digital ini, beberapa hal yang diharapkan adalah:1. Mahasiswa mengenal software AutoCAD.2. Mahasiswa mampu membuat long section dan cross section.3. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan volume dalam autocad.

I.3 Batasan MasalahPraktikum ini dibatasi pada pemetaan ulang dengan menggunakan software AutoCAD. Peta yang digunakan untuk digitasi kali ini dengan menggunakan peta Rupa Bumi Indonesia (RBI). Hasil yang diinginkan dalam praktikum kali ini adalah dapat melakukan pembuatan cros section dan long section dalam peta RBI serta perhitungan volume pada peta RBI.

BAB IITinjauan PustakaII.1. Profil MemanjangII.1.1 Pengertian Cross SectionCross section adalah penampang permukaan bumi yang dipotong secara tegak lurus. Cross section memperlihatkan perbedaan antara penampang-penampang yang memiliki informasi tertentu di peta untuk diinterpretasikan. Dengan penampang melintang maka dapat diketahui/dilihat secara jelas bentuk dan ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi. Untuk membuat sebuah penampang melintang maka harus tersedia peta topografi sebab hanya peta topografi yang dapat dibuat penampang melintangnya.

Gambar 2.10: Garis kontur dan cross sectionCross section muka bumi dibuat dengan cara menghubungkann titik-titik ketinggian garis kontur yang diletakkan pada sumbu Y dengan jarak mendatar garis kontur tersebut pada sumbu X. II.1.2 Jenis-Jenis Cross SectionCross section dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu illustrative cross section dan predictive cross section. Tujuan dari illustrative cross section adalah untuk menggambarkan kenampakan melintang dari peta yang telah lengkap atau untuk interpretasi 3D. sedangkan tujuan dari predictive cross section adalah untuk memprediksi geometri dari sebuah penampang dengan sedikit informasi atau bahkan tidak ada informasi yang tersedia. Biasanya untuk membuat cross section kategori prediktif diperlukan garis bantu yang disebut line section.

(a)

(b)Gambar 2.11 : kategori Cross section: (a) contoh dari cross section ilustratif; (b) contoh dari cross section prediktif. Garis A-B adalah line section yang digunakan untuk melihat penampang melintang dari pola yang telah ada.

II.2. Profil MelintangII.2.1 Long SectionMeletakkan waterpass di titik pertama kemudian mengatur sumbu menjadi vertikal. Kedudukan waterpass selalu tetap di titik pertama selama pengukuran profil memanjang. Membidik rambu pada titik kedua dengan alat bantu bidikan kasar (visier), kemudian mengunci pesawat. Menempatkan rambu tepat sepanjang garis antara titik pertama dan titik kedua dengan interval 5 m. Tetapi apabila kondisi medan tidak memungkinkan, maka interval jaraknya dapat diambil lebih panjang atau juga lebih pendek. Membidik rambu kemudian membaca bacaan benang. Mengulangi langkah i iv pada titik-titik yang lain.

Gambar 2.12 : Garis kontur dan long sectionII.3 VolumeII.3.1 Pengertian Volume Volume mempunyai dimensi kubik,misalnya meter kubik(m3). Secara sederhana diambil contoh suatu balok yang mempunyai ukuran panjang 10 m,lebar 0,5 m dan tinggi 6 m akan mempunyai volume = panjang x lebar x tinggi = 10m x 0,5 m x 6 m = 30 m3. Pada pembahasan kali ini yang dimaksud volume adalah volume tanah.Sering terjadi bahwa bentuk tanah yang akan dihitung volumenya tidak ideal, artinya tidak selalu berbentu balok atau silinder. Permukaan tanah yang tidak beraturan akan dihitung volumenya dengan beberapa metode. Yang dimaksud dengan bidang tanah disini referensinya adalah pada bidang datar atau bidang proyeksi. 2.5.5.2 Volume Tanah Volume tanah yang dimaksud disini adalah apabila ingin menggali atau menimbun tanah pada suatu tempat ( Cut and fill) atau untuk menghitung material (bahan) galian yang sifatnya padat. Suatu bidang tanah yang mempunyai ketinggian bervariasi, misalnya 10 m, 12 m, 15 m, 13m, 12 m dan seterusnya, jika ingin dibangun gedung diatasnya dengan level (ketinggian) tertentu, misalnya 16 m, maka bidang tanah tersebut harus ditimbun. Yang menjadi pertanyaan adalah berapa volume timbunannya? Volume timbunan ini yang akan dihitung besarnya. Kasus lain, apabila suatu daerah merupakan gundukan (tanahtinggi), sedangkan daerah tersebut akan dibangun dengan ketinggian tertentu yang mengharuskan memangkas (memotong) ketinggian daerah tersebut. Volume galian ini yang akan dihitung besarnya. 2.7. Perhitungan Volume 2.7.1 Metode Menghitung Volume Tanah Prinsip hitungan volume adalah 1 (satu) luasan dikalikan dengan1 (satu) wakil tinggi. Apabila ada beberapa luasan atau beberapa tinggi, maka dibuat wakilnya, misalnya dengan merata-ratakan luasan ataupun merata-ratakan tingginya. Ada beberapa cara ataumetode untuk menghitung volume tanah baik timbunan yang harus ditambahkan maupun galian yang harus diambil tanahnya yaitu dengan cara : Penampang rata-rata Keterangan : A1 = luas penampang 1A2 = luas penampang 2d = jarakantar penampang 1dan 2

Gambar 2.13: Metode Penampang Rata-rataPekerjaan galian tanah banyak dilakukan dalam proses pelaksanaan pembangunan gedung maupun infrastruktur seperti jalan raya, pelabuhan, bandar udara dan lainya. Meskipun terlihat sederhana namun seringkali mengalami kesulitan bagi yang belum mengetahui langkah jitu dalam menghitungnya, misalnya pada daerah dengan ketinggian muka tanah naik turun maka harus dibuat peta kontur terlebih dahulu sehingga dapat diketahui bentuk potongan tanah sebagai dasar untuk mencari nilai volumenya. 2.7.2 Metode Menghitung Volume di Autocad Land DekstopDalam dunia survey sering kali kita dapatkan pekerjaan yang diperuntukan untuk perencanaan bangunan, pekerjaan yang seperti ini tidak akan pernah lepas dari pekerjaan menghitung volume timbunan dan urugan (Cut And Fill ). Untuk dapat menghitung volumeCut And Fillyang jelas kita harus memiliki softwereAutocad Land Desktopdan data spasialnya dalam hal ini adalah data eksisting dan data planning, dua data ini merupakan data yang mutlak yang harus dimiliki.Adapun tahap tahap dalam menghitung volume ini adalah sebagai berikut : Buka Autocad dan buat projek baru dan masukan titik eksisting. Kemudian buatLayerbaru untuk tempat penyimpanan data planning, dan masukan titik seperti langkah pertama dengan tanpa membuat konturnya, dan sebelumnya layer eksisting harus dimatikan dahulu agar tidak membingungkan tampilan yang akan terlihat.Kedua data tersebut harus dibentukTerrainnya terlebih dahulu agar dapat diproses lebih lanjut. Dengan terlebih dahulu kita bentukBounderyatau batas wilayah yang akan dihitung volumenya.

Langkah selanjutnya adalah mulai prosedur menghitung volume, yang pertama pada menuTerrainpilihSelect Current Stratumdan masukan penampang pertama yaitu eksisting dan penampang kedua yaitu planning, dengan logikanya bahwa data eksisting akan ditampalkan dengan data planning dengan demikian volume dari data eksisting dan volume dari data planning akan saling bertampalan dan akan terjadi cutting dan filling. Kemudian tetap pada menuTerrainpilihSite Definitionkemudian pilihSite Setting. Kemudian masukan semua parameter seperti dibawah ini. Factor M dan factor N adalah factor besaranya grid yang akan dibuat dalam menghitung volume, besarnya factor M dan N diisi terganting dari jarak antara titik detil eksisting yang diambil dilapangan Kemudian pada menuTerrainjuga pilihSite Definitiondan pilihDefine Site. Click pada batas kiri bawah ( 1 ) wilayah pengukuran, kemudian click pada batas kanan bawah ( 2 ). Anda bias membaca petunjuknya pada command windows, saya sarankan untuk membaca prosedur yang muncul dalam command windows ( 3 ). Kemudian click pada bagian 1 kembali untuk dijadikan base point nya. Karena kita terlah mengatur parameter M dan N sebelumnya maka setelah pilh base point kita dapat menekan tombol enter saja untuk memasuka parameter M dan N nya. Kemudian click pada pojok kanan ( 4 ) atas sebagai barat terluarnya. Kemudian tekan enter dua kali kemudian ketikan nama volume yang talah kita buat pada command windows dalam hal ini saya masukan Volume Grid Kemudian pada menuTerrainpilihGrid Volumeskemudian pilihCalculate Total Site Volume. Kemudian akan muncul windows 1 dan pilih nama volume yang telah kita buat sebelumnya, click OK. Pada windows 2 kita bias langsung Ok kan saja karena itu sudah standard nya seperti itu. Pada windows 3 kita masukan nama file report nya dalam hal ini saya masukan volume report . Kemudian click Ok. Langkah yang terakhir adalah memunculkan hasil perhitungan cut and fill yang telah dilakukan autocad. Pada menuTerrainpilihVolume Reportsdan kemudian pilih site table, maka akan muncul windows seperti dibawah ini, click Ok kemudian letakkan report dengan click pada bagian cad yang kosong ( 1 ) kemudian click pada sebelah kanan nya ( 2 ). Apabila semua prosedur telah dilaksanakan dengan benar maka laporan hasil perhitungan akan muncul.

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:a. Peta RBI 1707-134 Purwoharjo skala 1 : 25000b. Laptopc. Software AutoCAD Land Desktop 2009d. Microsoft Worde. Scanner f. Mouseg. Printer III.2 Prinsip Kerja AlatAkan disebutkan prinsip kerja alat pada:a. Peta RBI: Sebagai peta dasar yang akan dipetakan ulang secara digital dengan men-scan peta RBI tersebut menjadi format .jpgb. Laptop: Sebagai alat yang digunakan untuk melakukan digitasi peta RBI tersebut dengan adanya software di dalamnya.c. Software AutoCAD Land Desktop 2009: Sebagai software yang digunakan untuk melakukan digitasi sehingga didapatkan hasil berupa peta digital. Untuk penggambaran profil memanjang dan profil melintang serta digunakan pula untuk menghitung volume dari data pengukuran. d. Software Surfer 11 : Sebagai software yang digunakan untuk melakukan perhitungan volume serta cut and fill dari hasil data lapangan yang kemudian dibandingkan dengan hasil pengerjaan pada autoCAD land desktop

3.2.2. Diagram Alir Perhitungan Volume

Gambar 3.2: Diagram Alir Perhitungan VolumePenjelasan :a. Membuka Sofware Autocad Land Destop 2009.b. Kemudian buat Shet lembar baru dan beri nama 1608-342, File new. Klik OK.c. Kemudian kita mengatur Units, Linier Units dalam Meter, Angle Unit dalam Degrees, Angle Display Style dalam North Azimuth. Klik Next.d. Setelah itu kita mengatur zone, zona yang kita pilih sesuai dengan sistim pRoyeksi peta RBI 1608-342, Yaitu DGN 95 atau bisa menggunakan WGS 84. Klik Next.e. Kemudian kita klik Next dan Finish. Maka akan muncul kotak dialog bahwa Autocad sudah di atur kedalam sistem yang kita inginkan.f. Kemudian kita memasukkan lembar peta RBI 1608-342 ke dalam Autocad dengan cara, klik Attach image klik 1608-342.g. Apabila image tidak tampil di layar, ketik z enter e enter, untuk melakukan zoom extention. Hasilnya seperti gambar di bawah ini.h. Kemudian kita melakukan Rubersheet dapat menggunakan du cara pertama dengan Pilih menu map > tools > rubber sheet, kedua dengan mengetik ADERSHEET pada Command yang tersedia pada Autocad.i. Pada sudut image peta masukkan nilai koordinat di command line (koordinat x : 831040; koordinat y: 9156008), lakukan pada sudut-sudut peta lainnya minimal 4 titik.j. Kemudian saat memasukkan koordinat ke lima kita Enter dan pilih s (Select) klik pada gambar peta tepi RBI dan klik Enter.k. Apabila image tidak tampil di layar, ketik z enter e enter, untuk melakukan zoom extention. Bila Rubersheet berhasil peta RBI akan di tranformasikan ke koordinat yang kita masukkan. Hasilnya seperti gambar di bawah ini.l. Maka proses Ruber sheet Selesai. Peta siap digitasi Sesuaidengan Layer yaitu : Layer Jalan Arteri, Jalan Lokal, Bangunan, Vegetasi, Batas Kota/Kabupaten, Batas Kecamatan, Pemukiman, Sekolah, Tempat Ibadah, Kantor Pemerintahan.m. Digitasi Point menggunakan point seperti tempat Ibadah, Sekolah. n. Digitasi Line menggunakan Polyline seperti jalan, Sungai, Batas Kota/Kabupaten, Batas Kecamatan. Hasil Digitasi Kontur Major Peta RBI 1608-342 Panarukan dan pemberian ketinggian atau elevasi pada kontur yang sudah dibuat.

Hasil Digitasi Kontur Minor Peta RBI 1608-342 Panarukan

o. Memasukkan nilai Tinggi pada Kontur dengan cara : Blok Kontur yang ingin diberi elevasi lalu klik kanan Propertis.

p. Hasil Kontur Minor dan Mayor yang sudah di beri nilai Elevasi atau ketinggian.

Kemudian Membuat Quic Section untuk membuat penampang melintang dan memanjang dengan cara Klik Terain Quick Section Kemudian pilih garis cross yang ingin di tampilkan

Maka hasilnya akan seperti gambar di bawah ini :

Atur skala dengan menekan

BAB IVHASIL DAN ANALISA

4.1. Hasil Praktikum a. Peta Digital

Gambar 4.1 : hasil peta digitasi kecematan Panarukan pada AutoCADb. Peta Kontur

Gambar 4.2: Hasil digitasi peta kontur kecamatan Panarukan pada AutoCAD

c. Potongan Memanjang dan Melintang

Gambar 4.3: hasil peta profil memanjang dan melintang pada peta digitasi pada AutoCAD

Gambar 4.4: Hasil profil memanjang dan melintang dalam frame pada AutoCAD

Gambar 4.5 Hasil Quick section pada Autocad4.2 Analisis Hasil Praktikum 4.2.1 Peta digitasi daerah panarukan dengan skala 1 : 25.000Adapun hal hal yang perlu dianalisa yakni :a. Resolusi Scanning peta RBI daerah panarukan Dalam hal ini resolusi scanning dari peta RBI panarukanawalnya 600 dpi namun ketika dijalankan di software (AutoCAD Land Dekstop 2009) selalu error karena dalam ukuran dpi nya terlalu besar sehingga terlalu berat. Maka untuk pengerjaan praktikum ini menggunakan peta RBI Wadaslintang dengan resolusi ukuran 300 dpi. Dalam digitasi peta yang resolusi kecil akan terlihat pudar atau (pecah-pecah) ketika di zoom, hal ini menyebabkan kendala dalam pengerjaan digitasi peta. Namun kalau terlalu besar ukuran resolusinya juga bisa menyebabkan error pada AutoCAD.b. Rubber Sheet Dalam hal ini dilakukan untuk merubah koordinat kartesian dalam peta scan ke koordinat UTM pada peta digitasi (AutoCAD). Langkah ini dapat dilakukan dengan meng klik pojok pojok peta yang akan di digit pada AutoCad sebelah kiri kanan atas bawah dengan memasukkan koordinat UTM pada peta RBI ke peta digitasi pada AutoCAD.c. Digitasi Dalam digitasi ini dibagi menjadi beberapa layer dan setiap layer pun memiliki warna atau simbol yang berbeda-beda. Adapun warna dari masing-masing layer tersebut adalah :

Jenis LayerColour

BangunanWhite

Batas DesaBlack(250)

Batas KecamatanBlack (250)

Batas KabupatenBlack (250))

Batas KelurahanBlack (250)

FrameChocolate (18)

HutanGreen (191,255,153)

Jalan ArteriRed (10)

KebunWhite (299,255,216)

Kontur MayorOrange (255,127,0)

Kontur MinorOrange (255,127,0)

PemukimanPink (255.216.176)

Sawah IrigasiBlue (178.255.255)

Sawah Tadah HujanBlue (170)

Semak BelukarSemak Belukar (114)

SungaiBlue (120)

LadangYellow (41)

Tanah KosongGrey

Tabel 4.1 : Pembagian warna tiap layer

Dengan adanya perbedaan warna pada tiap layer, maka memudahkan dalam penginformasian peta. Selain pemberian warna, peta ini juga dibedakan dengan pola/pattern yang berbeda-beda sesuai dengan ketentuan yang ada pada RBI. Adapun pola yang digunakan yakni:

Jenis layerColour

HutanAR-SAND

KebunSOLID

PemukimanSOLID

Sawah GRASS (mblocks)

Tanah KosongAR-SAND (shakes1)

KebunGRAVEL

LadangSOLID

Tabel 4.2: Pembagian pattern menurut layer Pada digitasi ini sangat dibutuhkan ketelitian dalam mendigit karena tidak hanya meng - klik ataupun menggaris saja, disini perlu diperhatikan garis mana yang didigit dan mana yang dibentuk, seperti tanda bangunan tidak hanya berupa garis namun akan berbentuk bangunan tersebut, misalnya bentuk bangunan sekolahan akan berbeda dengan bangunan pasar, kantor desa dan seterusnya. Selain itu juga dalam mendigit daerah yang berdampingan atau bersinggungan perlu diperhatikan, karena daerah yang bersinggungan dengan daerah digitan lain tidah perlu di digit lagi, misalnya bangunan dan pemukiman bersinggungan dengan area persawahan, kalau daerah pemukiman yang besinggungan sudah didigit maka daerah sawah yang bersinggungan tidak perlu didigit lagi karena nanti perlu di boundary sehingga bisa menggabung dengan sendiri mana wilayah pemukiman dan mana wilayah persawahan. Selain yang disebutkan diatas juga perlu dilakukan hatch untuk memberi warna pada masing-masing layer dan juga membuat frame untuk tempat peta, legenda dan informasi lainnya (lihat Gambar 4.1).

d. Kontur daerah WadaslintangKontur dibagi menjadi dua macam yaitu : Kontur Mayor Kontur mayor ini ditunjukkan dengan garis lebih tebal pada peta, dan juga pada kontur mayor ini sudah tertulis berapa ketinggian kontur tersebut, namun ada kalanya susah dibedain mana kontur mayor dan mana kontur minor karena ada beberapa dari kontur mayor yang sama ketebalannya (susah dibedakan).

Gambar 4.6: hasil kontur mayor pada praktikum Kontur Minor Untuk kontur minor sebaliknya, garis kontur minor lebih tipis sehingga susah untuk untuk dideteksi ketika berada di derah puncak dan di lembah, selain itu juga pada kontur minor sangat rapat bentuknya dan juga keterangan berapa tingginya belum diketahui, jadi untuk mengisi tingginya harus di interpolasi. Interval antar kontur berjarak 12,5 m.

Gambar 4.7: Hasil penampang kontur minor pada praktikum Untuk mendigitasi kontur ini diperlukan kesabaran dan kejelian yang sangat, karena kontur sangat banyak dan juga bentuknya sangat rapat. Serta kita harus memasukkan nilai elevasi dimasing-masing kontur baik mayor maupun minor dengan begitu banyaknya.

e. Profil Memanjang dan Melintang Profil Memanjang (Long Section) Profil memanjang ini digunakan di sepanjang jalan atau sungai merupakan metode untuk mengetahui data dari ketinggian yang melintasi sepanjang jalan atau sungai tersebut. Dalam hal ini, mencari data ketinggian sepanjang jalan 15 km, dan diketahui bentuknya seperti apa sepanjang jalan tersebut menurut besarnay ketinggian atau elevasi yang dilaluinya.

Profil Melintang (Cross Section) Profil melintang ini digunakan di sepanjang jalan atau sungai yang merupakan metode untuk mengetahui data dari ketinggian yang melintasi sepanjang potongan jalan atau sungai tersebut, adapun potongannya bebas per berapa meter atau kilometer. Dalam hal ini, untuk mengetahui data ketinggian sepanjang jalan 15 km, dan potongan setiap 1 km, jadi akan ada 15 potongan yang dimana panjang setiap panjang potongan kesamping (dari titik centerline) 500 meter ,ini akan diketahui bentuk profil tanah area tersebut seperti apa di sepanjang jalan melintang tersebut.

Gambar 4.7: hasil penampang profil memanjang dan melintang dalam frame

f. Volume Pengukuran volume daerah yang di inginkan dilakukan dengan menggunakan software Surfer v.11 dan menggunakan AutoCAD Land Desktop 2009. Dari data tersebut dapat dilakukan penghitungan untuk mengetahui tutupan lahan.Dengan menggunakan Software Surfer 11, untuk penghitungan pertama dilakukan perbandingan nilai galian dan timbunan untuk elevasi rencana 0 m, 50 m, 55 m, dan 60 m. Rencana dengan elevasi permukaan 0 m didapatkan nilai cut and fill sebagai berikut :Cut & Fill VolumesPositive Volume [Cut]:1789631.1186453Negative Volume [Fill]:0Net Volume [Cut-Fill]:1789631.1186453Hasil yang didapatkan menunjukkan nilai galian (Cut) sebesar1789631.1186453, dan tidak dilakukan timbunan (fill). Hal ini diakibatkan karena elevasi eksisting lahan yang secara keseluruhan untuk area yang akan dilakukan galian dan timbunan berada diatas elevasi rencana. Sehingga hanya dilakukan galian. Dan nilai timbunan (fill) sebesar 0. Rencana elevasi permukaan 50 m didapatkan nilai cut and fill sebagai berikut :Cut & Fill VolumesPositive Volume [Cut]:1786503.78522Negative Volume [Fill]:0Net Volume [Cut-Fill]:1786503.78522Hasil dengan menggunakan elevasi rencana 50 m menunjukkan adanya nilai galian (Cut) sebesar1786503.7852, dan tidak dilakukan timbunan (fill). Dikarenakan besar nilai timbunan (fill) sebesar 0. Rencana elevasi permukaan 55 m didapatkan hasil cut and fill sebagai berikut :Cut & Fill VolumesPositive Volume [Cut]:4.3691700957933Negative Volume [Fill]:350.90399352156Net Volume [Cut-Fill]:-346.5348234257 Hasil untuk elevasi 55 m dilakukan galian (cut) dan timbunan (fill). Dikarenakan besar nilai cut and fill bernilai 4.3691700957933 dan 350.90399352156. Sehingga menunjukkan adanya galian dan timbunan.

Rencana elevasi permukaan 60 m didapatkan hasil cut and fill sebagai berikut :Cut & Fill VolumesPositive Volume [Cut]:0Negative Volume [Fill]:1789503.7811062Net Volume [Cut-Fill]:-1789503.7811062Hasil dengan menggunakan elevasi rencana 60 m menunjukkan adanya nilai timbunan (fill) sebesar 1789503.7811062, dan tidak dilakukan galian (Cut). Dikarenakan besar nilai galian (Cut) sebesar 0. Berdasarkan data yang diperoleh maka hasil volume cut and fill menunjukkan adanya perbedaan antara hasil hitungan menggunakan Software Surfer 11 dan AutoCAD Land Desktop 2009.

Berikut adalah selisih hasil antara penghitungan Volume cut and fill menggunakan Software Surfer 11 dan AutoCAD Land Desktop 2009 : Dengan menggunakan Software Surfer 11 didapatkan hasil :Cut & Fill VolumesPositive Volume [Cut]:1759675.654387Negative Volume [Fill]:0Net Volume [Cut-Fill]:1759675.654387 Dengan menggunakan Software AutoCAD Land Desktop 2009 didapatkan hasil :

Gambar 4.8: Perhitungan Cut dan fill

Jadi didapatkan selisih penghitungan volume cut and fill sebagai berikut :Cut = 1759675.654387 1754061 = 5614.654Fill= 0 0 = 0Hasil yang didapatkan menunjukkan nilai galian (Cut) sebesar 5614.654, dan tidak dilakukan timbunan (fill). Hal ini diakibatkan karena elevasi eksisting lahan pada kedua Software yang secara keseluruhan untuk area yang akan dilakukan galian dan timbunan berada diatas elevasi rencana. Sehingga hanya dilakukan galian. Dan nilai timbunan (fill) sebesar 0.Maka dari hasil perbedaan tersebut dapat diambil bahwa :1. Adanya perbedaan pada proses digitasi area pengukuran volume cut and fill pada data yang berupa GRID pada software Surfer 11 dan data TIN pada AutoCAD Land Desktop 2009.2. Terdapat kesalahan pada penentuan area site yang akan dihitung pada software AutoCAD Land Desktop 2009.3. Pada proses digitasi area pengukuran volume cut and fill semakin besar wilayah yang di digit dapat menyebabkan semakin besar pula perbedaan hasil cut and fill antara Surfer 11 dengan software AutoCAD Land Desktop 2009.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanDari praktikum mendapat kesimpulan bahwa :- Dalam membuat peta digital dengan metode on screen digitizing perlu untuk lebih memperhatikan resolusi hasil scan peta, proses rubbersheet, dan digitasi kontur serta tutupan lahan agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pembuatan peta digital. - Dari hasil peta digital dapat diproses lebih lanjut untuk mendapatkan profil memanjang, profil melintang dari jalan raya di Panarukan Jawa Timur. - Dari hasil data perhitungan di dapatkan juga nilai volume cut and fill dari daerah Panarukan Jawa Timur.

5.2 SaranAdapun saran saran untuk praktikum ini adalah :a. Bagi Mahasiswa : Resolusi Peta scan-an RBI yang digunakan merupakan resolusi tinggi sehingga gambar tidak pecah-pecah Lebih banyak belajar tentang cara pembuatan peta digital Lebih rajin dalam mengerjakan praktikum tidak sistem kebut semalam Adanya sharing antar teman sehingga membantu teman yang belum bisab. Bagi Dosen Diadakannya tutorial sebelum praktikum karena kebanyakan mahasiswa belum mengerti

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ssg-surfer.com/ssg/detailed_description.php?products_id=135#Contour_Maps, diakses pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 12.34

http://hendriwibowo.wordpress.com/2009/05/14/how-to-work-with-land-desktop-tutorial-membuat-long-dan-cross-section/, di akses tanggal 8 Mei 2015 pukul 13.04

http://geoexpose.blogspot.com/2013/04/tutorial-autodesk-land-desktop-import.html, diakses pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 13.27http://id.wikipedia.org/wiki/Peta_tematik diakses pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 11. 40http://id.wikipedia.org/wiki/Peta_topografi diakses pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 11:54

Laporan Pemetaan Digital RBI 1608-342 Panarukan1

MULAI

DATA PENGAMATAN TOP DAN BOTTOM

ANALISA

PENGOLAHAN DATA DENGAN AUTOCAD LAND DESKTOP 2009

PENGOLAHAN DATA DENGAN SURFER 11

CUT AND FILLVOLUME

CUT AND FILL VOLUME

SELESAI