laporan koefisien komunitas

15
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA (AGH 321) Koefisien Komunitas Gulma Disusun oleh : Andrixinata B A34070016 DEPARTEMEN AGRONOMI HOLTIKULTURA

Transcript of laporan koefisien komunitas

Page 1: laporan koefisien komunitas

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN GULMA (AGH 321)

Koefisien Komunitas Gulma

Disusun oleh :

Andrixinata B

A34070016

DEPARTEMEN AGRONOMI HOLTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: laporan koefisien komunitas

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gulma dapat tumbuh dengan baik dan menimbulkan gangguan dalam

proses budidaya pertanian. Dalam hal ini, gulma umumnya memiliki kemampuan

adaptasi yang baik dibandingkan tanaman. Akan tetapi, tidak berarti bahwa gulma

selalu hidup dengan baik tanpa mengalami cekaman dalam lingkungan. Hal ini

berkaitan dengan siklus hidup dan komunitas dalam ekosistem itu sendiri.

Dipandang dari ilmu ekologi, setiap mahluk hidup berinteraksi dan

melakukan hubungan timbal balik dalam kehidupannya. Pola kehidupan tersebut

disebut ekosistem. Begitu pula gulma, dalam proses kehidupannya dalam

komunitas suatu lahan, ia berinteraksi dengan mahluk hidup lain. Interaksi

tersebut beragam, salah satunya adalah simbiosis. Simbiosis ada yang

menguntungkan dan ada yang merugikan. Simbiosis yang merugikan dapat

menyebabkan adanya dominasi suatu spesies atau populasi dalam komunitas.

Oleh sebab itu keragaman spesies dapat berbeda antara dua atau lebih komunitas.

Begitu pula dengan gulma, selain bersaing (kompetisi) dengan tanaman, ia

juga berkompetisi dengan tumbuhan liar lain baik dalam satu spesies atau berbeda

spesies. Hal ini juga berdampak pada keragaman jenis gulma pada suatu

komunitas atau lahan.

Dalam proses pembuatan herbisida, sebelum suatu jenis herbisida dilepas

atau dipasarkan, harus melalui berbagai uji. Uji tersebut tentunya uji keberhasilan

pengendalian terhadap gulma tertentu. Dalam hal ini, uji keberhasilan juga

dipecah dalam berbagai perlakuan misalkan perbedaan konsentrasi herbisida yang

akan diuji.

Untuk melakukan uji diatas, diperlukan lahan bergulma yang akan

mendapat perlakuan herbisida. Sedangkan untuk memperoleh hasil uji yang

akurat, maka beberapa lahan yang akan mendapat perlakuan harus sama dalam

keragaman jenis gulmanya. Oleh sebab itu dibuatlah metode penentuan koefisien

Page 3: laporan koefisien komunitas

komunitas dari kerapatan nisbi spesies-spesies gulma dalam lahan-lahan tersebut

untuk mendapatkan indeks kesamaan dari komunitas-komunitas gulma yang

mendapat perlakuan.

Jenis gulma dalam komunitas atau lebih baru dapat dikatakan homogen

apabila indeks kesamaan dari kedua komunitas lebih besar atau sama dengan

70%. Dengan demikian, jika dua lahan memiliki indeks kesamaan kurang dari

70% dapat dikatakan bahwa dua lahan tersebut memiliki jenis-jenis gulma yang

berbeda atau tidak homogen. Sedangkan lahan yang dapat dipakai sebagai tempat

pengujian herbisida adalah lahan yang memiliki gulma yang relatif homogen.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan unutk memberikan dasar bagi mahasiswa unutk

menentukan tingkat kesamaan dua komutitas gulma. Kemudian diharapkan dapat

melatih mahasiswa untuk mengenal lebih jauh tentang metode-metode dalam

pengujian suatu herbisida.

Page 4: laporan koefisien komunitas

DATA DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Nilai Kerapatan Nisbi Berdasarkan Analisis Vegetasi dari Lahan

Tanaman Jeruk (Komunitas A) dengan Lahan Tanaman Kopi (Komunitas C)

No Spesies Komunitas C Komunitas A

1 Ageratum conyzoides 0.39 5.08

2 Alternanthera caecilis 0.28

4 Asystasia gangetica 0.02

3 Asystasia sp. 0.39

5 Axonopus compresus 15.23 17.53

6 Borreria alata 0.27 1.47

7 Borreria laevis 0.15

8 Borreria latifolia 0.02 0.78

9 Brachiaria distachya 4.06

10 Brachiaria mutica 0.64 0.02

11 Calopogonium sp 0.02

12 Celosia cristata

13 Centrosoma pubescens 0.04

14 Chromolaena odorata 0.02 0.13

15 Cleome ruditosperma 0.1 0.04

16 Clibadium surinamense 0.12

17 Clidemia hirta 0.06

18 Cliforia lernatea

19 Commelina benghalensis

20 Commelina difusa 0.43 0.06

21 Commelina sp

22 Croton hirtus 0.06

23 Cyclosorus aridus 0.29

24 Cynodon dactylon 11.52 3.22

25 Cyperus kyllingia 1.92

26 Cyperus rotundus

Page 5: laporan koefisien komunitas

27 Cyrtococcum oxyphyllum 16.88

28 Cyrtococcum patens 9.56

29 Digitaria adscendens 3.24 10.16

30 Digitaria nuda 0.74

31 Echinocloa colonum 0.52

32 Eleusine indica 0.02

33 Emilia sonchifolia

34 Erechtites velerianiflora 0.21

35 Euphorbia prunifolia

36 Imperata cilindrica 3.87

37 Ischaemum timorense 2.15 2.07

38 LCC 0.08

39 Melastoma avine 0.43 0.04

40 Mikania micrantha 0.06 0.02

41 Mimosa pudica

42 Origeron sumatranens

43 Ottochloa nodosa 32.81 22.48

44 Ottochloa sp

45 Oxalis barrelieri 0.02

46 Oxalis sp

47 Panicum maxima

48 Panicum repens

49 Pasiflora foetida 1.07

50 Paspalum commersonii 0.06 0.82

51 Paspalum conjugatum 3.65 16.26

52 Pennisetum polystachion 1.93

53 Phylanthus niruri

54 Rostellularia rundana 0.27 0.15

55 Setaria plicata 3.26 2.03

56 Sida rhombifolia 0.51

57 Sinedrellanodiflora 0.19

Page 6: laporan koefisien komunitas

58 Venonia cinerea

59 Widelia sp 0.1

Total 100 100

w=

(0.39+0+0+0+15.23+0.27+0+0.02+0+0.02+0+0+0.02+0.04+0+0+0.06+0+0+3.22

+

0+0+0+3.24+0+0+0+0+0+2.07+0+0.04+0.02+22.48+0+0+0.06+3.65+0+0.27+2.0

3+0+0+0)

w= 53.13

Menghitung C = 2 wa+b

x 100%

= 2 x 53.13

200x100 %

= 53.13%

Berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien komunitas A dan C daiatas,

diperoleh nilai koefisien komunitas sebesar 53.13%. Dengan demikian, komunitas

gulma A dan C memiliki indeks kesamaan sebesar 53.13%. Indeks kesamaan

diatas lebih kecil dari 70% sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa komunitas

gulma pada lahan A dan C memiliki perbedaan atau tidak homogen.

Page 7: laporan koefisien komunitas

Tabel 2. Nilai Kerapatan Nisbi Berdasarkan Analisis Vegetasi dari Lahan yang

tidak ditanami (Komunitas B) dengan Lahan Tanaman Kopi (Komunitas C)

No Spesies Komunitas B Komunitas C

1 Ageratum conyzoides 0.40 0.39

2 Asystasia gangetica 0.08 0.02

3 Axonopus compresus 28.21 15.23

4 Borreria alata 2.22 0.27

5 Borreria laevis 0.32

6 Borreria latifolia 0.02

7 Brachiaria distachya 1.45 4.06

8 Brachiaria mutica 1.61 0.64

9 Calopogonium sp 0.02

10 Celosia cristata 0.28

11 Centrosoma pubescens 0.24 0.04

12 Chromolaena odorata 0.24 0.02

13 Cleome ruditosperma 2.66 0.1

14 Clibadium surinamense 0.12

15 Clidemia hirta 0.06

16 Cliforia lernatea 0.12

17 Commelina benghalensis 3.14

18 Commelina difusa 0.97 0.43

19 Commelina sp 0.20

20 Croton hirtus 0.12 0.06

21 Cyclosorus aridus 0.29

22 Cynodon dactylon 1.61 11.52

23 Cyperus kyllingia 0.12

24 Cyperus rotundus 0.36

25 Cyrtococcum oxyphyllum 16.88

26 Digitaria adscendens 2.02 3.24

27 Eleusine indica 2.22

28 Emilia sonchifolia 3.39

Page 8: laporan koefisien komunitas

29 Erechtites velerianiflora 0.12 0.21

30 Euphorbia prunifolia 0.04

31 Imperata cilindrica 8.22

32 Ischaemum timorense 2.34 2.15

33 LCC 0.08

34 Melastoma avine 0.43

35 Mikania micrantha 0.08 0.06

36 Mimosa pudica 18.06

37 Origeron sumatranens 0.28

38 Ottochloa nodosa 1.61 32.81

39 Ottochloa sp 0.56

40 Oxalis sp 0.04

41 Panicum maxima 1.37

42 Panicum repens 0.20

43 Pasiflora foetida 1.07

44 Paspalum commersonii 0.06

45 Paspalum conjugatum 0.08 3.65

46 Pennisetum polystachion 2.22 1.93

47 Phylanthus niruri 0.04

48 Rostellularia rundana 10.20 0.27

49 Setaria plicata 3.26

50 Sida rhombifolia 0.51

51 Venonia cinerea 0.12

52 Widelia sp 0.1

TOTAL 100 100

w=

(0.39+0.02+15.23+0.27+0+0+1.45+0.64+0+0+0.04+0.02+0.1+0+0+0+0+0.43

+0+0.06+

0+1.61+0+0+0+2.02+0+0+0.12+0+0+2.15+0+0+0.06+0+0+1.61+0+0+0+0+0

+0.08+1.93+0+ 0.27+0+0+0+0)

Page 9: laporan koefisien komunitas

w= 28.50

Menghitung C = 2 wa+b

x 100%

= 2 x 28.50

200x 100 %

= 28.50%

Berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien komunitas A dan C daiatas,

diperoleh nilai koefisien komunitas sebesar 28.50%. Dengan demikian, komunitas

gulma A dan C memiliki indeks kesamaan sebesar 28,50%. Indeks kesamaan

diatas lebih kecil dari 70% sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa komunitas

gulma pada lahan A dan C memiliki perbedaan atau tidak homogen.

Sementara itu, bila membandingkan indeks kesamaan antara lahan A dan

C dengan Lahan A dan B, dapat dikatakan bahwa lahan A dan C cenderung lebih

homogen dibandingkan dengan lahan A dan B. Atau dalam kata lain gulma pada

lahan jeruk dan lahan kopi cenderung memiliki tingkat kesamaan gulma

dibandingkan dengan lahan jeruk dan lahan yang tidak ditanami.

Apabila kita tinjau lebih jauh, bukan hal yang aneh apabila lahan yang

tidak ditanami memiliki tingkat kesamaan komunitas gulma yang rendah dengan

lahan yang ditanami kopi. Sebab gulma pada lahan yang tidak ditanami akan

cenderung lebih beragam dibandingkan dengan gulma pada lahan yang ditanami

kopi. Hal ini dikarenakan gumla pada lahan kopi terutama gulma yang tidak tahan

pada kekurangan cahaya. Kemudian pada lahan yang ditanami kopi, cenderung

ada pengendalian, sehingga bisa saja jenis-jenis gulma tertentu memang telah mati

karena pengendalian. Lalu pada lahan yang tidak ditanami, biji-biji gulma yang

sebelumnya tidak dapat tumbuh akan tumbuh dengan baik dan meningkatkan

keragaman jenis gulma pada lahan.

Page 10: laporan koefisien komunitas

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa komunitas gulma

pada lahan A dan C tidak homogen. Indeks kesamaannya kurang dari 70% yaitu

53,13%. Kemudian komunitas gulma pada lahan A dan B juga tidak homogen

dengan indeks kesamaan 28,50%. Baik lahan A dan B atau A dan C tidak dapat

dijadikan sebagai lahan uji.

Page 11: laporan koefisien komunitas

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2010. Gulma. http://id.wikipedia.org/wiki/gulma (diakses 14 Oktober

2010.

Yakup, Sukman Y. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.