Laporan Project Komunitas
-
Upload
khazainu-rahma-as-shaliha -
Category
Documents
-
view
261 -
download
4
description
Transcript of Laporan Project Komunitas
LAPORAN PROJECT KOMUNITASTETAP MEROKOK BAHAYA UNTUK KAMU (TEMBAKAU)
Dosen Pengampu:
Ns. Eliyana, S.Kep., MNSBayu Shinta, S.Kep., Ns
Disusun Oleh:Kelompok 3 D
Vina Tira Rutwitasari (04.12.3265)
Willi Brorda Rahayaan (04.12.3267)
Efendi Trio Putranto (04.12.3366)
Agung Prestawan (04.12.3388)
Alfiyah (04.12.3389)
Evi Yuniarsih (04.12.3391)
G.A.K Agung Ardhianthi (04.12.3392)
Hidayatul Husna (04.12.3394)
Jamilatun Naimah (04.12.3395)
Khazainu Rahmatus S. (04.12.3396)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA2015
BAB I
PENDAHULUAN
Hidup sejahtera merupakan impian untuk semua orang. Sejahtera
adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial semua
warga Negara agar hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga
dapat menjalankan fungsinya (UU. No 11 tahun 2009), untuk menjamin
kesejahtran hidup badan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengesahkan
dokumen Sustainable Development Goals (SDGs) pada KTT pembengunan
berkelanjutan di New York tanggal 25-27 September 2015. Dalam KTT
tersebut ditetapkan bahwa SDGs akan mulai diberlakukan pasca tahun 2015
sampai tahun 2030. SDGs tidak hanya berlaku untuk Negara berkembang,
tapi juga untuk negara-negara maju.
Target tujuan pembangunan SDGs dalam bidang kesehatan salah
satunya adalah Menjamin Kehidupan Yang Sehat dan Mendorong
Kesejahteraan Bagi Semua Orang Disalah Satu Umur. Target pencapian pada
tahun 2030 adalah mengurangi sepertiga kematian prematur akibat penyakit
tidak menular melalui pencegahan dan perawatan serta mendorong
kesejahteraan dan kesehatan mental. Penyakit tidak menular salah satunya
adalah penyakit kangker paru.
Menurut World Health Organisation (WHO), kanker paru merupakan
penyebab kematian utama dalam kelompok kanker pada pria maupun
wanita. Kanker paru membunuh hampir 90% penderitanya, atau hampir
30% dari seluruh kematian akibat kanker. Pada tahun 2008 angka kejadian
kanker paru mencapai 7,6 juta kematian atau sekitar 13% dari semua
kematian (WHO, 2012). Terdapat beberapa faktor resiko dari kanker paru, di
antaranya merokok (perokok aktif dan pasif), polusi udara, paparan zat
karsinogen, diet, genetik, dan penyakit paru lainya. faktor terbesar saat ini
adalah merokok. Peningkatan angka konsumsi rokok diperkirakan akan
meningkatkan angka kematian akibat kanker paru. Penyakit kanker paru
ditemui pada perokok yang kematianya bisa mencapai 1.370.000 setiap
tahun diseluruh dunia (WHO, 2012)
Angka kejadian di Amerika Serikat pada tahun 2000 melebihi dari
25% dari angka kejadian merokok pada orang dewasa, dan dikatakan
terdapat peningkatan sekitar 50% dari tahun 1988. Lebih dari 80% perokok
sebelum umur 18 tahun serta diperkirakan sekitar 3000 remaja mulai
merokok setiap hari. Angka kejadian merokok pada remaja lebih tinggi di
pedesaan dari pada perkotaan. Variasi etnis dan budaya dalam hal merokok
mencerminkan interaksi yang mejemuk antara pendapatan, harga rokok,
ketersediaan rokok, budaya, stress, keturunan, umur, jenis kelamin, dan
reklame rokok. (Soetjiningsih, 2007). Peningkatan konsumsi rokok yang
mencapai 7 juta ton, dengan peningkatan 1,4% per tahun. Rata-rata rokok
yang dihisap perhari 24 gram/hari. Di Negara-negara maju dan 14 gram/hari
di Negara-negara sedang berkembang. Merokok merupakan salah satu
kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dimana-mana,
mudah menemui orang merokok, lelaki-wanita, anak kecil-tua renta, kaya
miskin, dan tidak terkecuali (Bustan, 2007).
Menurut Soetjiningsih (2007), merokok merupakan sebuah kebiasaan
yang dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak
dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu sendiri maupun
orang-orang disekitarnya. Merokok merupakan bagian hidup masyarakat.
Dari segi kesehatan, tidak ada satu titik yang menyetujui atau melihat
manfaat yang dikandungnya. Namun tidak mudah untuk menurunkan atau
menghilangkannya. Karena itu gaya hidup ini menarik sebagai suatu masalah
kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor risiko dari berbagai macam
penyakit. Di perkirakan sejumlah 1,1 milyar perokok dunia berumur 15 tahun
keatas, seperti dari total penduduk dunia (Bustan, 2007).
Rokok merupakan salah satu produk industri dan komuditas
internasional yang mengandung sekitar 3000 bahan kimia. Unsur-unsur
penting antara lain tar, nikotin, benzopiryin, metil-klorid, aseton, ammonia,
dan karbonmonoksida (Bustan, 2007). Nikotin umumnya merupakan zat
pertama yang digunakan oleh kaum muda yang masuk kedalam rangkaian
pengguanaan zat seperti tembakau, alkohol, marijuana, dan penyalahgunaan
obat lainnya. Merokok yang menggunakan nikotin 15 kali lebih mungkin
menggunakan obat lainnya dari pada yang tidak pernah merokok
(Soetjiningsih, 2007). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan,
tembakau membunuh lebih daari 5 juta orang per tahun, dan di proyeksikan
akan membunuh 10 juta samapai tahun 2020 (Bunstan, 2007). Merokok
telah menjadi penyebab utam kematian terbesar di dunia. Rokok yang
dihisap setiap harinya mencapai 15 milyar batang. Indonesia menempati
peringkat 5 dalam mengkonsumsi rokok di Dunia. Banyak masyarakat
menghisap rokok setiap harinya, baik bagi masyarakat menengah kebawah
sampai menengah ke atas. Bahkan tidak jarang kita temukan anak-anak di
bawah umur yang sudah mulai merokok (Wiarto, 2013).
Dari jumlah itu, 70% korban berasal dari Negara berkembang.
Lembaga demografi UI mencatat, angka kematian akibat penyakit yang
disebabkan rokok pada tahun 2004 adalah 427.948 jiwa per hari atau sekitar
22,5% dari total kematian di Indonesia (Bustan, 2007). Perilaku merokok
penduduk 15 tahun keatas masih belum terjadi penurunan dari 2007 ke
2013, cenderung meningkat dari 34,2% tahun 2007 menjadi 36,3% tahun
2013. 64,9% laki-laki dan2,1% perempuan masih menghisap rokok tahun
2013. Ditemukan 1,4% perokok umur 10-14 tahun, 9,9% perokok pada
kelompok tidak bekerja, dan 32,2% kelompok kuintil indeks kepemilikan
terendah. Sedangkan rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap adalah
sekitar 12,3 batang, bervariasi dari yang terendah 10 batang di DI Yogyakarta
dan tertinggi di Bangka Belitung 18,3 batang (Riskesdas,2013).
Beberapa hasil survey di Indonesia, seperti Riset Kesehatan Dasar,
GYTS dan GATS menunjukkan besarnya masalah konsumsi rokok bagi
kesehatan masyarakat. GYTS adalah survey berbasis sekolah untuk masalah
merokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun dan masyarakat sekolah yang
telah dilakukan dibeberapa Negara termasuk di Indonesia. Prevalensi
merokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun (GYTS 2009) 30,4% anak
sekolah pernah merokok (laki-laki 57,8%, perempuan 6,4%) 20,3% anak
sekolah adalah perokok aktif (laki-laki 41%, perempuan 3,5%) GYTS 2009
68,8% anak usia sekolah 13-15 tahun terpapar asap rokok di luar rumah
72,4% anak sekolah usia 13-15 tahun mempunyai orang tua merokok. Akses
rokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun (GYTS 2009) 51,1% membeli rokok
di toko atau warung 59% dapat membeli rokok di toko atau warung tanpa
penolakan dari penjual (Tobbaco Control Support Center-IAKMI, 2011)
Menurut Sitopoe (2005), perilaku merokok adalah suatu perilaku
yang melibatkan proses membakar tembakau yang kemudian di hisap
asapnya, baik menggunakan rokok maupun pipa. Dalam 10 tahun terakhir,
konsumsi rokok di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 44,1% dan
jumlah perokok mencapai 70% penduduk Indonesia (Fatmawati, 2006).
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali ditemui orang merokok dimana-
mana, baik di kantor, di pasar, ataupun ditempat lainnya dikalangan rumah
tangga sendiri atau bahkan disekolah (Depkes RI, 2009). Hal ini diperkuat
dalam peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 42 Tahun
2009 pada pasal 1 Kawasan Dilarang Merokok adalah ruang atau area yang
dinyatakan dilarang untuk merokok meliputi tempat umum, sarana
kesehatan, tempat kerja, dan tempat spesifik sebagai tempat belajar
mengajar, area kegiatan anak, tempat ibadah, dan angkutan umum.
(www.biro hukum setda provinsi DIY.com). Hasil survey tahun 2005
menunjukkan bahwa usia mulai merokok cenderung semakin muda,
sedngkan hasil survey 2008 tentang perilaku merokok SMP SMA (12-18
tahun) di Yogyakarta memperlihatkan bahwa hampir 50% remaja setinggkat
SMA dan 30% remaja SMP pernah mencoba untuk merokok. Dari jumlah
tersebut, hanya 37,5% remaja yang bisa melepaskan diri untuk tidak
merokok sementara sebanyak 9,3% diantaranya menjadi perokok rutin
dimana 3% diantaranya adalah remaja putri (Dinkes DIY, 2009).
Iklan rokok dianggap sebagai kendala utama dalam pencegahan
dampak bahaya rokok terhadap anak-anak. Penelitian Komnas Perlindungan
Anak tahun 2007 menujukkan bahwa 91,7% remaja berusia 13-15 tahun
merokok karena didorong oleh pengaruh iklan. Penelitian Universitas hamka
dan komnas anak 2007 menunjukkan hampir semua anak (9,7%) melihat
iklanrokok di televisi dan 68,2% memiliki kesan atau persepsi terhdap
merokok iklan rokok serta 50% remaja perokok lebih percaya diri dicitrakan
oleh iklan rokok (Adam, 2011). Studi Mirnet dalam Tuakli dkk, (1990)
menemukan bahwa perilaku merokok dipengaruhi oleh rasa ingin tahu dan
pengaruh teman sebaya.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Kepala Sekolah, di
dapatkan data siswa yang ketahuan merokok di dalam kelas selama 6 bulan
terakhir yaitu sebanyak 9 orang siswa. Selain itu Kepala sekolah juga
mengatakan bahwa di sekolah masih ada satu guru yang menjadi role play
merokok dilingkungan sekolah dan akhir-akhir ini siswa-siswanya banyak
yang ketahuan merokok di sekitar lingkungan sekolah sebelum mereka
masuk kesekolah. Beliau juga menyayangkan karena lingkungan sekitar
sekolah yaitu warung-warung memberikan dukungan terhadap perilaku
merokok pada para siswa dengan membiarkan mereka membeli rokok. Dan
dari data kuesioner yang kami sebarkan sebelum kegiatan didapatkan data
13 siswa mempunyai pengetahuan baik tentang bahaya merokok dan
dampak merokok yang terdiri dari 10 perempuan dan 3 laki-laki. 12 siswa
yang mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup, terdiri dari 9 laki-laki dan
3 perempuan. 3 orang laki-laki memiliki pengetahuan kurang baik. Data
diatas menunjukan bahwa rata-rata anak laki-laki mempunyai tingkat
pengetahuan bahaya merokok dan dampak merokok cukup, perempuan
rata-rata memiliki tingkat pengetahuan terhadap bahaya dan dampak
merokok baik. Jika dilihat dari tingkat pengetahuan mereka tahu bahwa
merokok itu berbahya, tetapi berbanding terbalik dengan perilaku meraka
yang tetap merokok padahal meraka tahu rokok itu berbahya.
Dari uraian masalah diatas kami kelompok sepakat untuk
mengangkat judul projek “TEMBAKAU (Tetap Merokok Bahaya Untuk
Kamu)” Di SMP Muhamadiya Pleret.
BAB II
PROGRAM PROMKES
A. Tujuan Kegiatan
1. Jangka Panjang :
Meningkatkan status kesehatan remaja dengan cara meningkatkan
pengetahuan sebesar 5% dan mengubah perilaku merokok sebanyak 1
orang siswa yang mendapatkan poin merah dari guru bimbingan
konseling.
2. Jangka Pendek :
a. Siswa dan Siswi memahami tentang bahaya merokok
b. Siswa mengetahui kadungan dari rokok
c. Menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari asap rokok
d. Memberikan tips agar berhenti merokok
e. Mengurangi frekuensi merokok di lingkungan sekolah
B. Deskripsi Project
1. Nama kegiatan: Tetap Merokok Bahaya Untuk Kamu (TEMBAKAU)
2. Target: Sembilan siswa yang mendapatkan point merah dari guru
bimbingan konseling karena ketahuan merokok didalam kelas dan 38
siswa perwakilan dari kelas VII A sampai VII D dan VIII A sampai VIII D
yang masing-masing kelas mengirimkan enam orang.
3. Waktu dan Tempat: Delapan hari, kegiatan dimulai tanggal 11 November
2015 , selesai tanggal 23 November 2015 di SMP Muhammadiyah Pleret.
4. Aktivitas: Kami mempunyai 5 aktivitas. Aktivitas pertama Sosialisasi,
kedua Focus Discussion Group (FGD), ketiga Pagi Segar, keempat Tutor
Sebaya dan kegiatan terakhir penutupan.
5. Teori yang digunakan: B.F Skinner Operant Conditioning dan Lawrence &
Green Precede-Proceed.
C. Prosedur Project
Faktor predisposisi:pengetahuan
Health education:Untuk meningkatkan pengetahuan
Penguat & reinforcement positifTanda centang & rewardUntuk penurunan frekuensi merokok pada siswa-siswa
Untuk meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku merokok
Evaluasi: perawat kolaborasi dengan guru memantau perilaku merokok pada pagi hari
Perawat memberikan edukasi dengan kegiatan FGDSiswa melakukan Tutor sebaya dengan teman satu kelas
Garis biru untuk model teori GreenGaris hijau untuk model teori Skinner
D. Panduan Aktivitas
Aktivitas I
Nama kegiatan : Sosialisasi program Tetap Merokok Bahaya Untuk Kamu
(TEMBAKAU)
Tanggal/Waktu : Rabu, 11 November 2015 (jam 08.00 s.d selesai)
Tempat : SMP Muhammadiyah Pleret
Target : Kepala Sekolah SMP Muhamadiyah Pleret dan Wali kelas
VII dan VII A-D
Tujuan kegiatan:
1. Memberikan informasi tentang program kegiatan
“TEMBAKAU”
2. Memastikan bahwa antara perawat dan guru
mempunyai persamaan, pandangan dan pemahaman
yang sama terkait agenda kegiatan yang akan
dilakukan.
3. Megetahui tingkat pengetahuan siswa-siswi tentang
rokok.
Panduan Kegiatan
Tujuan Isi dan Kegiatan Waktu MediaPenanggung
JawabEvaluasi
BHSP Perkenalan 08.15-
08.30
- Agung
prestawan
Tanya
jawab
Persamaan
persepsi
program
kegiatan
“TEMBAKAU”
- Menyampaikan informasi program projek dengan tema “TEMBAKAU”
- Menanyakan data siswa 1 tahun terakhir yang aktif
08.30-
09.00
Handou
t
Efendy trio
putranto
Tanya
jawab
mahasiswa
dengan pihak
sekolah
merokok- Mengajukan
kerjasama dengan guru BK terkait mengontrol siswa dan koordinasi tutor sebaya.
Mengetahui
tingkat
pengetahuan
siswa-siswi
tentang
merokok
Pembagian
kuisoner
Kondisional Handou
t
Guru BK -
Mewakili kelas
dalam kegiatan
penkes
Memilih 6 orang
untuk kegiatan
penkes
Kondisional - Wali kelas -
Menumbuhka
n rasa
tanggung
jawab dan
kemandirian
siswa-siawi.
memberikan
tugas mepelajari
kandungan
berbahaya dalam
rokok, dampak
merokok, tips
Kondisional - Wali kelas -
berhenti merokok
Aktivitas II
Nama Kegiatan : Fokus Discusion Group “TEMBAKAU”(Tetap Merokok
Bahaya Untuk Kamu)
Tanggal/Waktu : Sabtu, 14 November 2015 (jam 09.00-12.30)
Tempat : Masjid SMP Muhammadiyah Pleret
Target : 48 siswa/siswi SMP Muhammadiyah Pleret
Tujuan:
1. Meningkatkan pengetahuan siswa dan siswi tentang kandungan zat
berbahaya (bahan kimia) dalam rokok
2. Meningkatkan pengetahuan siswa dan siswi tentang kandungan
partikel-partikel gas (asap) rokok.
3. Meningkatakan pengetahuan siswa dan siswi dampak kesehatan yang
ditimbulkan bagi perokok pasif.
4. Meningkatkan pengetahuan bagi siswa dan siswi penyakit yang
ditimbulkan akibat merokok.
5. Untuk mencegah bertambahnya perokok pemula dikalangan remaja.
Panduan kegiatan
Kegiatan WaktuPenangung Jawab
Perlengkapan yang Disiapkan
Evaluasi
Persiapan- Pengisian
absensi- Pembagian
snack- Pengisian
lembar prites
09.00-09.15
G.A.K. Ayu Agung
Lembar absensi
-
Pembukaan- Pembacaan
doa- Pembacaan
susunan
09.15-09.30
Vina Tira Rutwitasari
Susunan acara -
acara- Sambutan
Kepala Sekolah
- Perkenalan anggota kelompok 3D
Penyegaran - Senam otak- Pembentuka
n kelompok- FGD
09.3009.45
Agung Prestawan
(LCD & laptop)
-
FGD- Nonton
bersama video dampak merokok
- Menangapi video yang di putar
- Diskusi masing-masing kelompok
(zat berbahaya dalam rokok, patikel gas berbahaya dalam rokok, dampak yang ditimbulkan bagi perokok pasif, dampak merokok bagi kesehatan, tips menghentikan merokok)
Menunjuk 1 orang sebagai
09.45-10.45
10.45-10.50
VII A : Agung prestawanVII B : Willi berorda .R.VII C : Kazainu RahmaVII D : AlfiyahVIII A : Evi YuniarsihVIII B : G.A.K. Agung .A.VIII C : Hidayatul HusnaVIII D : Jamilatun Naimah
Guru BK kelas VII & VIII
- Power Point- Video - LCD- Sound
system
-
- Menaggapi vidio
- Tanya jawab
Tanya jawab
Leader melakukan tutor sebaya di kelas
Menjelaskan teknik tutor sebaya
10.50-11.00
VII A : Agung prestawanVII B : Williberorda .R.VII C : Kazainu RahmaVII D : AlfiyahVIII A : Evi YuniarsihVIII B : G.A.K. Agung .A.VIII C : Hidayatul HusnaVIII D : Jamilatun Naimah
- -
Melakukan post test
11.00-11.20
VII A : Agung prestawanVII B : Williberorda .R.VII C : Kazainu RahmaVII D : AlfiyahVIII A : Evi YuniarsihVIII B : G.A.K. Agung .A.VIII C : Hidayatul
Lembar kuisoner
-
HusnaVIII D : Jamilatun Naimah
Penutup - Membaca
doa
11.25-11.30
Vina Tira Rutwitasari
- -
Aktivitas III
Nama kegiatan : Pagi Segar
Tangga/Waktu : Senin-Sabtu, 16-21 November 2015 (06.00 – 08.00)
Tempat : SMP Muhammadiyah Pleret
Target : 9 siswa yang medapat poin merokok di kelas
Tujuan : Untuk mengurangi frekuensi merokok siswa pada pagi
hari
Panduan kegiatan
Kegiatan WaktuPenanggung
Jawab
Perlengkapan yang
DisiapkanPagi segar- Memeriksa
apakah siswa masih merokok atau tidak
Senin,16/11/201506.00-08.00
Selasa,17/11/201506.00-08.00
Rabu, 18/11/201506.00-08.00
Kamis,19/11/2015
- Guru BK/mewakili
- Gst Ayu Km Agung A.
- Agung Prestawan
- Guru BK/mewakili
- Guru BK/mewakili
- Evi Yuniarsih- Willi
Berorda Rahayaan
- guru
Lembar Pemantauan
06.00-08.00
Jum’at,20/11/201506.00-08.00
Sabtu,21/11/201506.00-08.00
BK/mewakili- Hidayatul
Husna- Alfiyah
- Guru Bk/Mewakili
- Jamilatun Naimah
- Khazainu Rahmatus S.
- Guru BK/mewakili
- Vina Tira R.- Efendi Trio P
Aktifitas IV
Nama Kegiatan : Tutor Sebaya “TEMBAKAU”(Tetap Merokok Bahaya Untuk
Kamu)
Tanggal/Waktu : Senin-Sabtu, 16-21 November 2015
Tempat : Ruang Kelas VII dan VIII SMP Muhammadiyah Pleret
Target : Siswa dan Siswi Kelas VII dan VIII SMP Muhammadiyah
Pleret
Tujuan : untuk menyampaikan informasi tentang bahaya merokok
pada teman satu kelas dan meningkatkan rasa percaya diri
Panduan Kegiatan
Kegiatan WaktuPenanggung
Jawab
Perlengkapan yang Disiapkan
Tutor Sebaya- Siswa yang
telah mengikuti promosi kesehatan menyampaikan kepada teman kelasnya tentang
dampak dan bahaya merokok.
Kelas VIII A
Kelas VII B
Kelas VII DKelas VIII C
Kelas VII C
Kelas VIII B
Kelas VII A
Kelas VIII D
Selasa,17/11/201510.20-11.00
Rabu,18/11/201512.20-13.00
13.00-13.3013.00-13.30
Kamis,19/11/201509.10-09.50
Jum’at,20/11/201509.10-09.50
11.00- 11.40
Sabtu,21/11/201509.10-09.50
- Guru BK
- Khazainu Rahmatus S.
- Evi Yuniarsih- Jamilatun
Naimah
- Guru BK- Alfiyah- Hidayatul
Husna
- Guru BK
- Vina Tira R.- Willi Berorda
R.
Guru BK Gst Ayu Km
Agung A Agung
Prestawan
Handout
Aktivitas V
Nama kegiatan : Penutupan
Tangga/Waktu: Senin,23 November 2015 (07.00)
Tempat : SMP Muhammadiyah Pleret
Target : Siswa yang mendapatkan point prilaku merokok di
sekolahan
Tujuan : Memberikan reinforcement dan penyerahan kenang-
kenangan ke sekolah.
Panduan Kegiatan
Kegiatan Waktu Penanggung JawabPerlengkapan
yangDisiapkan
Pemberian Reward Pagi Segar
08.15-08.30 Ketua kelompok Hadiah
Penutupan Kegiatan Project
08.30-selesai
Kepala sekolah dan kelompok 3D
Penyerahan Kenang-kenangan
HASIL YANG DIHARAPAKAN
- Siswa
Siswa mampu merubah perilaku merokok menjadi tidak merokok dan
meningkatan pengetahuan setelah diberikan program promosi
kesehatan. Karena mereka dapat mengaplikasikan tips yang diberikan
untuk berhenti merokok dan menamba wawasan tentang kandungan
dan bahaya rokok untuk kesehatan sehingga dapat meningkatkan status
kesehatan pada siswa-siswi SMP Muhammadiyah Pleret.
- Sekolah
Hasil projek akan mendukung program kesehatan sekolahan untuk
mempertahankan status kesehatan prilaku hidup bersih dan sehat.
- Petugas Kesehatan
Projek ini mampu memberikan kesadaran bagi petugas kesehatan untuk
menindak lanjuti program kesehatan siswa-siswi di sekolahan.
Status kesehatan remaja masuk dalam indikator SDGs poin ketiga tentang
kesehatan yang baik dan sejateraan yang artinya menjamin kehidupan
yang sehat serta mendorong kesejateraan hidup untuk seluruh
masyarakat disegala umur.
Dua jenis evaluasi
1. Evaluasi formatif
- Evaluasi dengan tanya jawab selama sesi pendidikan kesehatan (FGD
dan Tutor sebaya)
- Evaluasi menggunakan kuisioner tingkat pengetahuan
- Evaluasi dengan observasi dan pengamatan selama kegiatan pagi
segar
2. Evaluasi somatif
Final dari kegiatan yang kami lakukan adalah pemberian tanda ceklist
kepada 9 siswa yang mampu mengurangi frekuensi merokok yang setiap
harinya dilingkungan sekolah dan mengikuti seluruh kegiatan secara
kooperatif.
BAB III
PEMBAHASAN
Aktivitas pertama dalam program promosi kesehatan adalah sosialisasi.
Sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua
persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang
efektif dalam kehidupan sosial (sasrawan, 2013). Proses sosialisasi menggunakan
komunikasi interpersonal dimana mahasiswa menjelaskan secara langsung
maksud dari tujuan kepada kepala sekolah. Teknik ini didukung oleh suharsono
(2012) sosialisasi dilakukan menggunakan komunikasi interpersonal dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat kota untuk meningkatkan budaya hidup
yang peduli lingkungan. Hasil dari kegiatan sosialisasi ini, telah diperoleh
kesepakatan antara mahasiswa dan pihak sekolah (kepala sekolah) mengenai
tujuan, agenda kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan.
Aktivitas kedua adalah Focus Group Discussion (FGD), menurut Irwanto
(2006: 1-2) dalam muhammad (2014) mendefinisikan FGD adalah suatu proses
pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan
tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Dalam kegiatan FGD
terdapat 8 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 7 orang
termasuk 1 orang mahasiswa. Model ini didukung menurut Kruger (1988) dalam
Paramita & Kristiana (2013) bahwa jumlah peserta dalam kelompok cukup 7–10
orang, namun dapat diperbanyak hingga 12 orang, sehingga memungkinkan
setiap individu untuk mendapat kesempatan mengeluarkan pendapatnya serta
cukup memperoleh pandangan anggota kelompok yang bervariasi. Dalam
aktivitas FGD, kelompok menggunakan media video untuk membantu
memahamkan materi tentang bahaya rokok. Cara ini didukung oleh Purnama,
Muhlisin & Kartinah (2013) yang menunjukkan bahwa media video lebih efektif
dalam meningkatkan pengetahuan dibanding responden dengan media leflet.
Kekurangan kelompok dalam melaksanakan FGD yaitu peserta sulit dikendalikan
ketika diskusi berlangsung, di dukung dalam penelitian Paramita & Kristiana
(2013) bahwa peserta kadang sulit dikendalikan ketika diskusi berlangsung.
Evaluasi menggunakan lembar kuesioner. Hasil dari kegiatan ini di dapatkan
peningkatan pengetahuan dari hasil pretest pengetahuan bahaya merokok yaitu
69,8%, setelah dilakukan FGD dan dilakukan post test menjadi 76,2% dan dapat
disimpulkan bahwa adanya peningkatan sebanyak 6,4%. Metode FGD ini di
dukung dalam penelitian Rizki (2012) bahwa FGD juga berpengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan Kesehatan Reproduksi (KRR).
Aktivitas ketiga adalah kegiatan pagi segar, yaitu merupakan kegiatan yang
dilakukan dalam upaya pencegahan dan intervensi sekolah dalam mengurangi
frekuensi perilaku merokok pada remaja di sekolah. Menurut Rachmat dkk
(2013) sekolah perlu dilibatkan lebih intensif pada upaya pencegahan dan
intervensi perilaku merokok pada anak dan remaja. Oleh karena itu, kelompok
kami menerapkan kegiatan pagi segar sebagai upaya pencegahan dan intervensi
terhadap perilaku merokok pada siswa-siswa SMP Muhammadiyah Pleret. Dalam
kegiatan ini, selama 6 hari setiap pagi, mahasiswa berkolaborasi dengan guru
jaga yang sebelumnya sudah diberi info mengenai daftar nama-nama siswa yang
akan dipantau. Evaluasi kegiatan ini adalah dengan pengamatan langsung atau
observasi. Setelah diamati selama 6 hari, tidak ada perubahan sama sekali
meskipun telah diikutkan dalam kegiatan FGD yang membahas rokok dan
bahayanya, ke-9 siswa tetap merokok sebelum masuk gerbang sekolah. Bahkan
beberapa siswa terlihat dengan terang-terangan merokok di samping sekolah.
Kelemahan, untuk kegiatan ini, dari mahasiswa yang datang ke sekolah berganti-
ganti setiap harinya, sehingga hasil observasi kurang maksimal.
Aktivitas ke empat adalah kegiatan tutor sebaya. Menurut Susilowati
dalam Hafizah dkk (2013) tutor sebaya adalah seorang murid membantu
belajar murid lainnya dengan tingkat kelas yang sama. Metode tutor sebaya
dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki
daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi kepada teman-
temannya yang belum paham sehingga memenuhi ketuntasan belajar
semuanya. Kegiatan tutor sebaya dilakukan pada saat siswa mengikuti jam
pelajaran Bimbingan Konseling (BK) sesuai dengan jamnya. Dalam proses
tutor sebaya, dilakukan oleh siswa yang dipilih berdasarkan keaktifan pada
saat kegiatan FGD , kemudian siswa tersebut menyampaikan informasi yang
sudah di dapatkan di kelasnya masing-masing. Model ini didukung oleh
Winataputra (2000:38) dalam Anggorowati (2011) yang menggunakan model
student to tutor. Masing-masing dari 8 kelompok yang dibuat pada saat
kegiatan FGD, satu siswa perwakilan tiap kelompok yang paling aktif akan
menyalurkan ilmu yang telah diperoleh dikelasnya. Hambatan yang muncul
dalam pelaksanaan kegiatan tutor sebaya ini adalah kemampuan setiap anak
dalam menyampaikan materi berbeda-beda, sehingga pada anak yang
kurang mampu menyampaikan materi, suasananya kurang hidup. Dapat
dilihat dari cara penyampaian materi. Selain itu, kurangnya persiapan dari
para tutor atau siswa tersebut. Kesulitan semacam ini juga dialami oleh
Anggorowati (2011) dalam penelitiannya bahwa ada beberapa tutor yang
mengaku belum siap untuk menjadi tutor karena mereka merasa belum
percaya diri, mereka masih takut ketika menyampaikan informasi ke teman-
teman satu kelompoknya. Dan melakukan kekeliruan dalam menjelaskan
kembali materi yang telah sampaikan.
Aktivitas terakhir adalah penutupan. Kegiatan ini dilakukan usai
melaksanakan upacara bendera. Penyerahan hadiah pada siswa yang dinilai
paling aktif dan kooperatif pada kegiatan tutor sebaya serta berpengetahuan
baik mengenai rokok. Serta penyerahan kenang-kenangan kepada sekolah.
Hadiah diberikan kepada Raja muda kelas 8 D.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa,
tingkat pengetahuan siswa kelas VII dan VIII SMP Muhammadiyah Pleret
meningkat setelah dilakukan kegiatan FGD dan Tutor Sebaya selama 60 menit
sebesar 6,4% dari 69,8% menjadi 76,2%.
Sedangkan pada perilaku merokok siswa SMP Muhammadiyah Pleret
tidak terjadi perubahan perilaku yang signifikan, dari 48 siswa terdapat 41
(85,4%) siswa yang merokok dan 7 (14,6%) siswa tidak merokok. Hal itu
menunjukkan adanya perilaku merokok yang masih relative besar. Karena
menurut roger 1974 seorang mengadopsi perilaku baru di dalam dirinya
terjadi 5 proses: awarness (kesadaran), mengetahui terlebih dahulu,
interest, evaluasi (menimbang-nimbang), trial (mencoba), adoption yaitu
terjadi perubahan perilaku baru.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat diajukan sebagai bahan
pertimbangan dalam kegiatan ini adalah :
1. Bagi sekolah, diharapkan kepada sekolah khususnya guru BK dan guru
agama untuk menanggulangi perilaku merokok, untuk menanggulanginya
diperlukan tindakan dan pengarahan yang tegas kepada siswa yang
merokok dengan cara memberikan hukuman. Selain itu sekolah juga
harus bekerja sama dengan orangtua siswa dalam melakukan
pengawasan terhadap siswa sehingga pengawasan menjadi lebih efektif
dan siswa tidak salah mengambil tindakan dalam pergaulannya. Hal yang
penting juga bahwa orangtua dan guru harus memberikan teladan
kepada siswa untuk meninggalkan perilaku merokok karena merokok
dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
2. Bagi institusi, diharapkan agar memberikan waktu yang lebih lama untuk
mengimplementasikan project agar kegiatan dapat diterapkan secara
maksimal, selain itu diharapkan kepada dosen untuk membimbing
mahasiswa secara langsung di lapangan agar dapat melakukan kegiatan
secara efektif dalam mengaplikasikan dan menjalankan program project.
3. Bagi mahasiswa, diharapkan kepada mahasiswa untuk menggunakan
metode yang kreatif dan lebih menarik dalam melakukan penyuluhan
misalnya Mini Drama dan Simulation Game.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorowati N.P., 2011, Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran Sosiologi, dilihat pada 2 desember 2015, http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/article/view/2303
Anonim 2012, Perencanaan Kota Indonesia, dilihat 3 Desember 2015, http://perencanaankota.blogspot.co.id/2012/01/beberapa-konsep-tentang-kesejahteraan.html
Bustan, M.N. 2007, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT Rineka Cipta
Dinkes DIY, 2009. Mapping Prilaku Merokok Rumah Tangga di Provinsi DIY. http://www.dinkes.jogjaprov.go.id/files/mappingrokoksummary%5B1%5D (diakses pada tanggal 1 Desember 2015)
Hafizah, E.,Halidjah, S. & Nursyamsiar 2013, Pengaruh metode tutor sebaya terhadap Hasil belajar di kelas v sekolah dasar,dilihat 1 Desember 2015, http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/1047/pdf
Hoelman, dkk, 2012. Panduan SDGs untuk Pemerintah Daerah. http://infid.org/wp-content/uploads/2015/11/Buku_PANDUAN-SDGs.pdf (diakses pada tanggal 1 Desember 2015)
Kementrian kesehatan 2015, Keselarasan Agenda Pembangunan Pasca-2015 dan RPJMN 2015 – 2019, dilihat 3 Desember 2015, http://infid.org/wp-content/uploads/2015/11/Paper-Diskusi-Paralel-IVb-Kajian-SDGs-dan-RPJMN-Kesehatan-by-Anindita-Sitepu-CISDI.pdf
Megawati 2014, Perubahan Perilaku, dilihat 4 Desember 2015, http://cantikmegawati.blogspot.co.id/2014/01/perubahan-perilaku-menurut-robert-kwick.html
Menteri Kesehatan Republik Idonesia 2008, Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik No 1022/Menkes/SK/XI/2008. Jakarta
Muhammad 2014, Diskusi Kelompok Terarah/Focus Group Discussion, dilihat 2 Desember 2015, http://azharmind.blogspot.co.id/2014/01/diskusi-kelompok-terarah-focus-group.html
Paramita, A & Kristiana, L 2013, Teknik Focus Group Discussion dalam Penelitian Kualitatif (Focus Group Discussion Tehnique in Qualitative Research), dilihat 2 Desember 2015, bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/download/3301/3292
Peraturan Gubernur DIY 2009.(serial online), dilihat 1 Desember 2015, http://www.google.co.id/urluu+larangan+merokok+di+sekolah+pdf&source=web&cd=2&cad=rja&uact8&ved=0CCEQFjAB&urr=http://www.birohukum.jogjaprof.go.id
Purnama, A.P., Muhlisin, A & Kartinah 2013, Efektivitas Penggunaan Media Video dan Media Leafleat terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Siswa tentang Bahaya NAPZA di SMP Negeri 3 Mojosongo Boyolali, dilihat 2 Desemder 2015,
Rachmat,M., Thaha,R.M. & Syafar, M 2010, Perilaku Merokok Remaja Sekolah Menengah Pertama, dilihat 2 Desember 2015, http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php/kesmas/article/view/363
Riskesdes 2013, Prevalensi Merokok, Jakarta, dilihat 1 Desember 2015, http://www.depkes.go.id/resources/dwonload/general/hasil%20riskesdes%202013.pdf
Rizki, N.A 2012, Metode Focus Group Discussion dan Simulation Game terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi, dilihat 2 Desember 2015, http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/viewFile/2255/2692
Sasrawan, H 2013, Sosialisasi menurut Para Ahli, dilihat 2 Desember 2015, http ://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-sosialisasi- menurut-para-ahli.html?m=1
Sitpoe M. (2005). Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: Gramedia Medika Sarana Indonesia
Soetjiningsih 2007, Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya, Jakarta, CV Sagung Seto
Suharsono 2012, Peran Komunikasi Interpersonal dan Proses Sosialisasi dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Kota untuk Menciptakan Budaya Gaya Hidup yang Peduli Lingkungan, dilihat pada 2 Desember 2015, http://library.umn.ac.id/jurnal/public/uploads/papers/pdf/23c5134b514640a3e15b2655f3ba77b9.pdf
Susanti, I 2015, Pengaruh pengetahuan, Teman Sebaya dan Persepsi terhadap Perilaku Merokok pada Siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta, Skripsi
Tobbaco Control Suport-IAKMI 2011, Masalah Rokok di Indonesia, Jakarta : Bakti Husada
World Health Organization 2012, Angka Kejadian Kanker Paru. http://repository.maranatha.edu/8767/3/0910096_Chapter1.pdf (Diakses pada tanggal 3 desember 2015)
Daftar Lampiran
1. 5cm Menuju Kematian (Video Pembelajaran Rokok)2. 8 DAMPAK NEGATIF AKIBAT BAHAYA MEROKOK UNTUK KESEHATAN3. Anggaran Dana4. data hasil pretest dan pos ttest5. kuisioner merokok6. LAMPIRA1 foto7. materi rokok8. Ppt Project Komunitas9. siswa point merah di bk10. susunan acara FGD