Laporan KO Percobaan 12; Aldehid Dan Keton
-
Upload
muhammad-fauzan -
Category
Documents
-
view
334 -
download
13
Transcript of Laporan KO Percobaan 12; Aldehid Dan Keton
Aldehid dan Keton : Sifat dan Reaksi Kimia
Penulis : Muhammad Fauzan
NIM: 10510019; Kelas: I (Ganjil); Kelompok: 3 (Tiga)
Laboratorium Kimia Organik
Progaram Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam – ITB
Abstrak
Pada percobaan dilakukan berbagai pengujian terhadap benzaldehid, formaldehid, aseton dan tiga buah sampel. Uji tersebut berupa: uji asam kromat, tollens, iodoform dan uji 2,4- dinitrofenilhidrazin. Keenam senyawa tersebut direaksikan dengan reagen pada berbagai uji dan hasil dari pengamatan terhadap tiga sampel dibandingkan dengan hasil pengamatan terhadap benzaldehid, formaldehid, dan aseton hingga bisa ditarik kesimpulan.
Kata kunci : uji asam kromat, uji tollens, uji iodoform, uji 2,4- dinitrofenilhidrazin, dan hasil pengamatan
Abstact
In experiments carried out various tests on benzaldehid,formaldehyde, acetone and three samples. Test the form of:chromic acid test, tollens, iodoform and test 2,4 -dinitrophenylhydrazine. The six compounds are reacted with the reagent in a variety of test and the results of observations of the three samples compared with the results of observations ofbenzaldehid, formaldehyde, and acetone until the conclusion can be drawn.
Keywords: chromic acid test, tollens test, iodoform test, 2,4 –dinitriphenylhydrazine, and observations.
1. PENDAHULUAN
Dikehidupan sehari- hari , kita banyak menemukan makanan yang bahan kimia di dalamnya tidak kita
ketahui. Untuk itu, jika kita ingin mengetahui kandungan bahan kimia yang terdapat dalam makanan tersebut perlu dilakukan pengujian. Salah satunya adalah uji adanya gugus aldehid dan keton sesuai percobaan ini. Pada percobaan akan direaksikan senyawa- senyawa turunan aldehid dan keton yakni benzaldehid, formaldehid,
aseton, dan tiga buah sampel. Keenam senyawa tersebut direaksikan dengan reagen- reagen, seperti: asam kromat, tollens, iodoform, dan 2,4- dinitrifenilhidrazin. Senyawa dari golongan aldehid akan mengalami oksidasi jika direaksikan dengan asam kromat sedangkan keton tidak. Senyawa golongan aldehid juga dapat teroksidasi oleh reagen tollens, sedangkan keton tidak teroksidasi. Uji dengan iodoform akan mengindikasikan adanya gugus aldehid dan keton pada senyawa sedangkan pengujian dengan 2,4- dinitrofenilhidrazin hanya ditujukan untuk menguji gugus karbonil pada senyawa.
2. METODE PERCOBAAN
Adapun cara kerja yang telah dilakukan pada percobaan adalah sebagai berikut:
a. Uji Asam KromatDisediakan enam buah tabung reaksi yang sudah diberi label. Keenam tabung diisikan dengan senyawa turunan aldehid, keton ,dan sampel. Ditambahkan empat tetes larutan asam kromat pada masing- masing tabung. Tabung kemudian digoyang dan didiamkan selama sepuluh menit. Perubahan pada masing- masing tabung diamati dan dicatat.
b. Uji TollensReagen tollens dibuat dengan cara mereaksikan 5 mL AgNO3 9% dalam NaOH 10% dan ditambahkan dengan larutan amoniak 10% tetes demi tetes di dalam labu erlenmeyer 25 mL, kemudian labu digoyang sampai terbentuk endapan coklat. Dalam tabung reaksi diteteskan larutan
bis(2-etoksietil)eter, kemudian ditambahkan 2 mL reagen tollens yang sudah dibuat tadi. Tabung digoyang dan ditempatkan dalam penangas air 60o
C selama 5 menit, lalu larutan dimasukkan ke 6 tabung reaksi. Pada keenam tabung reaksi ditambahkan keenam senyawa yang akan kita uji. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat, kemudian bersihkan tabung dengan HNO3 1M dan bilas dengan air.
c. Uji IodoformDisediakan enam buah tabung reaksi berlabel kemudian diisikan dengan keenam senyawa. Ditambahkan dengan 2 mL air dan digoyang. Jika senyawa tidak larut, ditambahkan dioksan tetes demi tetes, dan diaduk homogen. Kemudian ditambahkan 2 mL NaOH 6M, aduk. Tabung ditempatkan dalam penangas air 60o C selama 3 menit. Ditambahkan larutan KI tetes demi tetes pada tabung dan aduk. Tabung dikeluarkan dari penangas lalu dimasukkan lagi sampai terbentuk warna coklat selama 2 menit. Ditambahkan NaOH 6M tetes demi tetes dan tabung digoyang sampai warna coklat hilang. Disimpan dalam penangas air selama 5 menit. Tabung kemudian dikeluarkan dan diamati.
d. Uji 2,4- dinitrofenilhidrazinDisediakan enam buah tabung reaksi berlabel kemudian diisikan dengan keenam senyawa. Kemudian ditambahkan 20 tetes 2,4- dinitrofenilhidrazin ke dalam tabung. Tabung dipanaskan selama 5 menit (jika tidak ada endapan).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji asam kromat
No Senyawa Perubahan1. Sampel A 2 fasa, warna
orange2. Sampel B Warna gelap
kehijauan3. Sampel C Warna orange4. Benzaldehid 2 fasa, warna
orange5. Formaldehid Warna gelap
kehijauan6. Aseton Orange
2. Uji tollens
No Senyawa Perubahan1. Sampel A Ada endapan
cermin perak2. Sampel B Warna hijau perak3. Sampel C Warna hitam4. Benzaldehid Sedikit perak,
hitam5. Formaldehid Warna hijau perak6. Aseton Warna hitam
3. Uji iodoform
No Senyawa Perubahan1. Sampel A 2 fasa, warna
kuning2. Sampel B Ada endapan
kuning3. Sampel C Ada endapan
kuning4. Benzaldehid 2fasa kuning dan
keruh5. Formaldehid Bening, 1 fasa6. Aseton Ada endapan
kuning
4. Uji 2,4 dinitrofenilhidrazin
No Senyawa Perubahan1. Sampel A Orange coklat dan
tidak ada endapan2. Sampel B Kuning, tidak ada
endapan3. Sampel C Kuning tua, tidak
ada endapan4. Benzaldehid Orange coklat dan
tidak ada endapan5. Formaldehid Kuning, tidak ada
endapan6. Aseton Kuning tua, tidak
ada endapan
Aldehid dapat dioksidasi oleh asam kromat sedangkan keton tidak. Reaksinya :
+ 2H2Cr2O4+ 3H2SO4 → + Cr2(SO4)3 + 5H2O
Hasil dari reaksi ini berupa asam karboksilat dan larutan Cr2(SO4)3 yang berwarna hijau.
Aldehid juga dapat teroksidasi oleh reagen tollens.
Pereaksi Tollens mengandung ion
diamminperak(I), [Ag(NH3)2]+.
Ion ini dibuat dari larutan perak(I) nitrat. Caranya
dengan memasukkan setetes larutan natrium
hidroksida ke dalam larutan perak(I) nitrat yang
menghasilkan sebuah endapan perak(I) oksida, dan
selanjutnya tambahkan larutan amonia encer
secukupnya untuk melarutkan ulang endapan
tersebut.
Untuk melakukan uji dengan pereaksi Tollens,
beberapa tetes aldehid atau keton dimasukkan ke
dalam pereaksi Tollens yang baru dibuat, dan
dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas
air panas selama beberapa menit.
ketonTidak ada perubahan pada larutan yang tidak berwarna.
aldehid
Larutan tidak berwarna menghasilkan sebuah endapan perak berwarna abu-abu, atau sebuah cermin perak pada tabung uji.
Aldehid mereduksi ion diamminperak(I) menjadi
logam perak. Karena larutan bersifat basa, maka
aldehid dengan sendirinya dioksidasi menjadi
sebuah garam dari asam karboksilat yang sesuai.
Uji dengan iodin hanya bertujuan untuk menguji
adanya aldehid dan keton pada senyawa. Larutan
iodin dimasukkan ke dalam sedikit aldehid atau
keton, diikuti dengan larutan natrium hidroksida
secukupnya untuk menghilangkan warna iodin. Jika
tidak ada yang terjadi pada suhu biasa, mungkin
diperlukan untuk memanaskan campuran dengan
sangat perlahan.
Hasil positif ditunjukkan oleh adanya endapan
kuning pucat-pasi dari triiodometana (yang dulunya
disebut iodoform) – CHI3.
Selain dapat dikenali dari warnanya, triiodometana
juga dapat dikenali dari aromanya yang mirip
aroma "obat". Senyawa ini digunakan sebagai
sebuah antiseptik pada berbagai plaster tempel,
misalnya untuk luka-luka kecil.
Sementara itu, uji dengan 2,4- dinitrofenilhidrazin
hanya bertujuan untuk uji adanya gugus karbonil.
2,4-dinitrofenilhidrazin sering disingkat menjadi
2,4-DNP atau 2,4-DNPH. Larutan 2,4-
dinitrofenilhidrazin dalam sebuah campuran
metanol dan asam sulfat dikenal sebagai pereaksi
Brady.
Walaupun namanya kedengaran rumit, dan
strukturnya terlihat agak kompleks, namun
sebenarnya sangat mudah untuk dibuat.
Pertama-tama gambarkan rumus molekul dari
hidrazin, yaitu sebagai berikut:
Pada fenilhidrazin, salah satu atom hidrogen dalam
hidrazin digantikan oleh sebuah gugus fenil, C6H5.
Ini didasarkan pada sebuah cincin benzen.
Pada 2,4-dinitrofenilhidrazin, ada dua gugus nitro,
NO2, yang terikat pada gugus fenil di posisi karbon
2 dan 4. Sudut yang padanya terikat nitrogen
dianggap sebagai atom karbon nomor 1, dan
perhitungan dilakukan searah arah jarum jam.
Melangsugkan reaksi
Rincian reaksi antara aldehid atau keton dengan
2,4-dinitrofenilhidrazin sedikit bervariasi
tergantung pada sifat-sifat aldehid atau keton yang
terlibat, dan pelarut yang didalamnya dilarutkan
2,4-dinitrofenilhidrazin. Pada prosedur berikut,
anggap kita menggunakan 2,4-dinitrofenilhidrazin
dalam bentuk pereaksi Brady (sebuah larutan 2,4-
dinitrofenilhidrazin dalam metanol dan asam
sulfat):
Masukkan beberapa tetes aldehid atau keton, atau
bisa juga larutan aldehid atau keton dalam metanol,
ke dalam pereaksi Brady. Terbentuknya endapan
kuning atau oranye terang mengindikasikan adanya
ikatan rangkap C=O dalam sebuah aldehid atau
keton.
Reaksi uji ini adalah yang paling sederhana untuk
sebuah aldehid atau keton.
Sifat kimiawi reaksi
Reaksi keseluruhan dituliskan dengan persamaan
berikut:
R dan R’ bisa berupa kombinasi dari gugus-gugus
hidrogen atau hidrokarbon (seperti gugus alkil).
Jika sekurang-kurangnya satu dari kedua gugus
tersebut adalah hidrogen, maka senyawa asalnya
adalah aldehid. Jika kedua gugus tersebut adalah
gugus hidrokarbon, maka senyawa asalnya adalah
keton.
Perhatikan secara seksama mekanisme yang terjadi.
Jika kedua molekul pereaksi digambarkan berderet,
maka struktur produk reaksi dapat ditentukan
dengan mudah.
Produk reaksi dikenal sebagai "2,4-
dinitrofenilhidrazon". Perlu diperhatikan bahwa
yang berubah hanya akhiran saja, dari akhiran "-in"
menjadi "-on". Ini kemungkinan membingungkan.
Produk dari reaksi dengan etanal disebut sebagai
etanal 2,4-dinitrofenilhidrazon; produk dari reaksi
dengan propanon disebut propanon 2,4-
dinitrofenilhidrazon – dan seterusnya. Ini tidak
terlalu sulit.
Reaksi ini dikenal sebagai reaksi kondensasi.
Reaksi kondensasi merupakan reaksi dimana dua
molekul bergabung bersama disertai dengan
hilangnya sebuah molekul kecil dalam proses
tersebut. Dalam hal ini, molekul kecil tersebut
adalah air.
Dari segi mekanisme, reaksi ini adalah reaksi adisi-
eliminasi nukleofilik. 2,4-dinitrofenilhidrazin
pertama-pertama memasuki ikatan rangkap C=O
(tahap adisi) menghasilkan sebuah senyawa
intermediet yang selanjutnya kehilangan sebuah
molekul air (tahap eliminasi).
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat kesamaan
antara sampel A, B, C, benzaldehid, formaldehid,
dan aseton. Dari kesamaan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa sampel A adalah benzaldehid,
sampel B adalah formaldehid, dan sampel C adalah
Aseton.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah
SWT. atas kemudahan yang telah diberikan kepada
penulis hingga bisa menyelesaikan percobaan ini.
Selanjutnya kepada asisten praktikum dan teman-
teman sekelompok penulis karena telah membantu
penulis dalam berdiskusi untuk menarik
kesimpulan dan melakukan pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Williamson (1999),”Macroscale and Microscale
Organic Experiments,”3rd ed, Boston. 314-320.
Clark Jim, Chem-is-try Publishing,
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_sen
yawa_organik/aldehid_dan_keton/
reaksi_triiodometana_iodoform_dengan_aldehid_d
an_keton/, 2007.
Clark Jim, Chem-is-try Publishing,
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_sen
yawa_organik/aldehid_dan_keton/
reaksi_adisi_eliminasi_aldehid_dan_keton/,2007.
Clark Jim, Chem-is-try Publishing,
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_sen
yawa_organik/aldehid_dan_keton/
oksidasi_aldehid_dan_keton/, 2007.