LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT … Set Itjen 2017.pdf · B. Tugas dan Fungsi 2 C. Struktur...

63
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

Transcript of LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT … Set Itjen 2017.pdf · B. Tugas dan Fungsi 2 C. Struktur...

LAPORAN KINERJA

SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL

TAHUN 2017

i

Memenuhi amanat dalam Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap Instansi Pemerintah

untuk menyusun Laporan Kinerja (LKj) sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja,

Sekretariat Inspektorat Jenderal telah menyusun LKj Tahun 2017. LKj Sekretariat

Inspektorat Jenderal Tahun 2017 memaparkan fakta-fakta pencapaian kinerja

(performance result) dikaitkan dengan perencanaan kinerja (performance plan) analisa

capaian kinerja, berikut dengan kendala dan solusinya.

Dalam upaya terus meningkatkan kepercayaan stakeholders terhadap arti penting

APIP, Sekretariat Inspektorat Jenderal terus melakukan pembenahan dan perbaikan

infrastruktur, antara lain melalui implementasi pengendalian internal secara

berkelanjutan, peningkatan kapabilitas APIP, harmonisasi peraturan, menyusun

pedoman di bidang pengawasan dan mendukung penguatan Pengawasan pada

kegiatan Kelompok Kerja Reformasi Birokrasi Kementerian Luar Negeri.

Dalam rangka engagement pegawai dan menciptakan budaya kerja dan lingkungan

kerja yang kondusif, Sekretariat Inspektorat Jenderal telah melakukan kegiatan

evaluasi kinerja dan forum komunikasi dengan seluruh pegawai secara berkala.

Disamping itu, Sekretariat Inspektorat Jenderal mendukung realisasi kebijakan rotasi

pegawai untuk memperluas wawasan pegawai dalam menghadapi tantangan kerja

yang semakin bervariatif. Kami menyakini bahwa kerja keras dan team work yang baik

dari seluruh jajaran di Sekretariat Inspektorat Jenderal selama tahun 2017, telah dan

akan memberikan pengaruh yang signifikan untuk peningkatan kinerja Sekretariat

Inspektorat Jenderal di masa mendatang.

ii

Akhir kata, kami berharap kiranya Laporan Kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal

Tahun 2017 dapat menjadi dokumen pertanggungjawaban kinerja sesuai amanat

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 untuk mewujudkan Tata Kelola

Pemerintahan Yang Baik, dan meningkatkan Kepercayaan Publik terhadap

Kementerian Luar Negeri.

Jakarta, Maret 2018

M. PRIMANTO HENDRASMORO

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

RINGKASAN EKSEKUTIF iv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tugas dan Fungsi 2

C. Struktur Organisasi 2

D. Aspek Strategis Organisasi 4

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6

A. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 2015-2019 6

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 7

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2017 10

A. Capaian Kinerja Organisasi 10

B. Realisasi Anggaran 67

C. Hal-Hal Penting Lainnya 68

BAB IV PENUTUP 70

iv

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja (LKj) Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Luar Negeri

merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Sekretariat Inspektorat

Jenderal Tahun Anggaran 2017. Penyusunan LKj Sekretariat Inspektorat Jenderal

mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta

Rencana Strategis Inspektorat Jenderal Tahun 2015-2019.

LKj ini berisi informasi penting terkait dengan analisa pencapaian kinerja dan

realisasi anggaran Sekretariat Inspektorat Jenderal selama tahun 2017 untuk

merealisasikan 15 Sasaran Strategis dan 25 Indikator Kinerja Utama (IKU), serta

menggambarkan efisiensi penggunaan anggaran, kendala dan solusi yang telah

dilakukan dalam upaya mencapai target sesuai Visi dan Misi untuk terwujudnya

Pengawasan dan Pengendalian Intern yang dilakukan secara independen, objektif,

profesional, berintegritas dan akuntabel guna mendukung keberhasilan diplomasi

untuk kepentingan rakyat.

Sebagai perwujudan akuntabilitas menuju tata kepemerintahan yang baik,

Sekretariat Inspektorat Jenderal telah menindaklanjuti hasil temuan APIP dan BPK

RI sesuai tugas dan fungsinya.

v

Dalam mendukung program Reformasi Birokrasi, Sekretariat Inspektorat Jenderal

bersama-sama dengan unit organisasi lainnya telah berperan aktif untuk melakukan

Penguatan Pengawasan di lingkungan Kementerian Luar Negeri melalui beberapa

kegiatan, antara lain penanganan pengaduan melalui whistle blowing system (WBS),

penanganan laporan Gratifikasi, penanganan Laporan Harta Kekayaan Aparat Sipil

Negara dan Benturan Kepentingan. Disamping itu pada tahun 2017 Sekretariat

Inspektorat Jenderal telah mengkoordinir pelaksanaan Penilaian Mandiri Kapabilitas

Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP), dengan hasil ‘Level 3 Dengan

Perbaikan’. Pencapaian Level 3 penuh akan diupayakan tercapai pada tahun 2018

sebelum tenggat waktu nasional yang ditetapkan pada tahun 2019.

Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja, pada tahun

2017 telah dilaksanakan implementasi manajemen kinerja di Sekretariat Inspektorat

Jenderal berdasarkan Balance Scorecard. Pencapaian IKU Sekretariat Inspektorat

Jenderal tahun 2017 secara umum telah sesuai dengan target yang ditetapkan.

Capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal tahun 2017 sebesar 98,68% dan

capaian anggaran sebesar 86,22%.

Segala upaya perbaikan terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Di

sisi lain, capaian IKU yang masih belum maksimal akan terus dilakukan evaluasi dan

action plan yang relevan. Penggunaan IKU sebagai alat untuk mengelola kinerja

sangat membantu Sekretariat Inspektorat Jenderal dalam menjalankan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mulai dari penyusunan rencana kinerja

hingga pelaporannya dapat dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku dan selaras

dengan laporan capaian IKU melalui aplikasi Monitoring Evaluasi (e-Monev) yang

dikoordinir oleh Bappenas.

--000--

1 | P a g e

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

aporan Kinerja (LKj) Sekretariat Inspektorat Jenderal Tahun 2017

disusun untuk memenuhi prinsip akuntabilitas sesuai Peraturan Presiden

No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah dan Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 7 Tahun 2016

tanggal 21 Desember 2016 tentang Pedoman Implementasi Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan

Republik Indonesia.

Program dan Kegiatan yang

dilaksanakan Sekretariat Inspektorat

Jenderal tahun 2017 merupakan

penjabaran dari Visi dan Misi

Inspektorat Jenderal, sebagaimana

tertuang dalam Rencana Strategis

Inspektorat Jenderal Tahun 2015 –

2019, yang telah meng-

implementasikan SAKIP Berbasis

Balance Score Card (BSC), sehingga LKj Sekretariat Inspektorat Jenderal dalam

memaparkan analisa capaian kinerja, beserta dengan kendala dan solusi yang

dihadapi selama tahun 2017 berdasarkan pada 3 (tiga) perspektif yaitu Customer

Perspective, Business Process dan Learning and Growth.

L

2 | P a g e

B. TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Permenlu Nomor 02 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Luar Negeri, Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian

Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas

substansi dan pemberian dukungan administrasi kpada seluruh unsur organisasi

di lingkungan Inspektorat Jenderal.

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Inspektorat Jenderal

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana strategis, program dan

kegiatan;

b. Pengelolaan urusan organisasi dan ketatalaksanaan;

c. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, pengelolaan dan pelaporan

anggaran;

d. Pengelolaan urusan perlengkapan, rumah tangga, kepegawaian, tata usaha

pimpinan, dokumentasi, tata persuratan, dan kearsipan;

e. Penyiapan koordinasi analisis data, basis data, penyusunan kertas kerja, dan

pelaporan;

f. Penyiapan pelaksanaan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan

tindak lanjut hasil pengawasan dan pelaksanaan peraturan perundang-

undangan terkait dengan tata kelola pemerintahan yang baik;

g. Penyiapan pemberian dukungan kerja sama antarlembaga; dan

h. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi rencana, program dan kegiatan.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Sekretariat Inspektorat Jenderal

didukung oleh 5 (lima) unit kerja Eselon III, yaitu:

3 | P a g e

Bagian Perencanaan, Organisasi dan Kertas Kerja (POKK);

Bagian Umum dan Kepegawaian;

Bagian Keuangan;

Bagian Pemantauan dan Analisis Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

(PATLHP);

Bagian Kerja Sama Antarlembaga dan Pemantauan Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik (KSAPTB); dan

Kelompok Jabatan Fungsional.

Struktur Organisasi Sekretariat Inspektorat Jenderal

Struktur Organisasi Sekretariat Inspektorat Jenderal dapat digambarkan sebagai

berikut:

4 | P a g e

D. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI Dalam upaya peningkatan kapabilitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)

menuju level 3, pada tahun 2017 Inspektorat Jenderal telah menyusun

infrastruktur yang dibutuhkan seperti kebijakan yang mendukung pelaksanaan

tugas pengawasan intern, perencanaan peningkatan kapabilitas APIP dan

peningkatan peran dan layanan kepada stakeholders . Terkait hal tersebut, upaya

peningkatan kapabilitas APIP Inspektorat Jenderal Kementerian Luar Negeri telah

diwujudkan melalui penyelenggaran Bimbingan Teknis (Bimtek), Focus Group

Discussion (FGD) yang bersifat tematik dan keikutsertaan auditor pada pendidikan

dan pelatihan penjenjangan pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Pusdiklatwas BPKP).

Hasil penilaian BPKP atas Tingkat Kapabilitas APIP Kemenlu tahun 2017 yang

diukur dengan menggunakan Internal Audit Capability Model (IACM) menunjukkan

bahwa Tingkat Kapabilitas APIP Kemenlu telah berada pada Level 3 Dengan

Perbaikan. Level ini menunjukkan bahwa praktik profesional dan audit internal

telah ditetapkan secara seragam dan selaras dengan standar, dengan outcome

APIP mampu menilai efisiensi, efektivitas, dan ekonomis suatu program/kegiatan

dan mampu memberikan konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko dan

pengendalian intern. Pencapaian Level 3 penuh akan diupayakan tercapai pada

tahun 2018 sebelum tenggat waktu nasional yang ditetapkan pada tahun 2019.

Sejalan dengan perubahan paradigma pengawasan, Inspektorat Jenderal secara

berkelanjutan terus melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan peran aparat

pengawas intern, yaitu sebagai Pendeteksi Dini, Konsultan dan memberikan

kualitas keyakinan yang memadai (quality assurance) atas penyelenggaraan

kegiatan satker. Dengan demikian, diharapkan hasil pengawasan Inspektorat

Jenderal dapat memberi nilai tambah dan kontribusi dalam pengambilan kebijakan

Pimpinan Kemlu untuk lebih meningkatkan kinerja Kemlu secara keseluruhan.

5 | P a g e

Dalam rangka mencapai Sasaran Strategis Inspektorat Jenderal, Sekretariat

Inspektorat Jenderal telah melaksanakan langkah-langkah peningkatan dukungan

manajemen melalui pelaksanaan kegiatan strategis di bidang pengawasan.

Peningkatan dukungan manajemen diwujudkan melalui penajaman penyusunan

dokumen perencanaan; memperkuat tugas pengawasan dengan membuat

pedoman/aturan di bidang pengawasan; mengupayakan penyelesaian tindak

lanjut hasil pengawasan; penyelenggaraan kegiatan peningkatan kapabilitas

Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) melalui bimbingan teknis dan

harmonisasi peraturan di bidang pengawasan dan peningkatan pengelolaan

keuangan, rumah tangga dan dokumentasi di lingkungan Inspektorat Jenderal.

6 | P a g e

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Inspektorat Jenderal telah menyusun dokumen perencanaan Rencana Strategis

2015-2019 dan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Manual IKU, yang dilengkapi

dengan penjelasan dan sumber data yang dapat dipertanggungjawabkan.

VISI DAN MISI

7 | P a g e

B. PERJANJIAN KINERJA UNIT ORGANISASI : SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL

TAHUN ANGGARAN : 2017

Customer: Internal Itjen, Kemenlu, dan Perwakilan RI

Cu

sto

mer

Inte

rnal

Bu

sin

ess

Pro

cess

Lea

rnin

g &

Gro

wth

B1. Dukungan Sarana dan

Prasarana yang memadai di Itjen

Peta Strategi Sekretariat Inspektorat JenderalKEMENTERIAN LUAR NEGERI

B3. Pengelolaan Administrasi dan

Kinerja SDM Itjen yang Meningkat

B6. Kualitas Pelaporan yang

Meningkat di Itjen

B4. Organisasi dan Tata Laksana yang

Tepat di Itjen

C1. Implementasi Talent Management

di Itjen

C2. Organisasi dan tata kelola yang

baik di Itjen

C4. Peningkatan Engagement

Pegawai di Itjen

C3. Anggaran yang Optimal dan

Akuntabel di Itjen

B2. Manajemen Arsip yang baik di

Itjen

B5. Peningkatan penyelesaian

tindaklanjut hasil audit di Itjen

Anggaran

L4. Pengelolaan

Anggaran yang Optimal dan Akuntabel di

Sekretariat Inspektorat

Jenderal

SDM

L1. Implementasi

Talent Management di Sekretariat

Inspektorat Jenderal

Administrasi Umum

L3. Administrasi umum yang baik

Sekretariat Inspektorat Jenderal

Organisasi dan Tata Laksana

L2. Implementasi dan

penyusunan/ penyempurnaan

Peraturan Internal dan

Tata kelola Organisasi yang baik di Sekretariat

Inspektorat Jenderal

B7. Meningkatnya akuntabilitas kinerja

yang terencana, terukur, ekonomis, efektif dan efisien

Kode

SS Sasaran

Kode

IKU Indikator Kinerja Utama (IKU)

Target

2017

(1) (2) (3) (4) (5)

Customer Perspective

C1 Implementasi Talent Management di Inspektorat Jenderal

C1.1 Persentase pejabat di Inspektorat

Jenderal yang telah memenuhi standar

kompetensi jabatan

100%

8 | P a g e

Kode

SS Sasaran

Kode

IKU Indikator Kinerja Utama (IKU)

Target

2017

(1) (2) (3) (4) (5)

C2 Organisasi dan tata kelola yang baik di Inspektorat Jenderal

C2.1 Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian

Luar Negeri

85

C2.2 Nilai evaluasi AKIP Inspektorat Jenderal BB

(Nilai 78)

Customer Perspective

C3 Peningkatan Engagement Pegawai di Inspektorat Jenderal

C3.1 Indeks engagement pegawai di

Inspektorat Jenderal 3 (skala 5)

C4 Pengelolaan Anggaran yang Optimal dan Akuntabel di Inspektorat Jenderal

C4.1 Persentase realisasi anggaran dan

realisasi kinerja di Inspektorat Jenderal 95%

C4.2 Persentase temuan Itjen dan BPK yang

ditindaklanjuti di Itjen 75%

C4.3 Persentase dokumen rencana kerja dan

anggaran Inspektorat Jenderal yang

sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

100%

Business Process Perspective

B1 Dukungan Sarana dan Prasarana yang memadai di Inspektorat Jenderal

B1.1 Persentase ketersediaan sarana dan

prasarana sesuai DIPA di Inspektorat

Jenderal

90%

B1.2 Persentase Pengelolaan BMN

Inspektorat Jenderal yang sesuai

ketentuan peraturan perundang-

undangan

75%

B2 Manajemen Arsip yang baik di Inspektorat Jenderal

B2.1

Persentase arsip yang digitalisasi di

Inspektorat Jenderal

56%

B3 Pengelolaan Administrasi dan Kinerja SDM Inspektorat Jenderal yang Meningkat

B3.1 Persentase penyelesaian administrasi

kepegawaian Inspektorat Jenderal yang

sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan

100%

B3.2 Persentase pegawai Inspektorat

Jenderal yang mendapatkan nilai baik

98%

B4 Organisasi dan Tata Laksana yang Tepat di Inspektorat Jenderal

B4.1 Jumlah peraturan internal dan tata kerja

organisasi yang disusun/disempurnakan

di Inspektorat Jenderal

18

B4.2 Persentase implementasi peraturan

internal dan tata organisasi di

Inspektorat Jenderal

100%

9 | P a g e

Kode

SS Sasaran

Kode

IKU Indikator Kinerja Utama (IKU)

Target

2017

(1) (2) (3) (4) (5)

B5 Peningkatan Penyelesaian tindaklanjut Hasil Audit

B5.1 Persentase penyelesaian tindaklanjut

hasil audit

60%

B6 Kualitas Pelaporan yang Meningkat di Inspektorat Jenderal

B6.1 Persentase pelaporan substansi tepat

waktu di Inspektorat Jenderal

100%

B6.2 Persentase Laporan Keuangan

Inspektorat Jenderal yang sesuai

ketentuan peraturan perundang-

undangan

100%

B6.3 Persentase laporan monitoring evaluasi

dan Laporan Kinerja Inspektorat

Jenderal yang sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan

100%

B7 Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satuan Kerja yang terencana, terukur, ekonomis, efektif dan efisien

B7.1 Level Internal Audit Capability Model

(IACM)

3 (skala 5)

Learning & Growth Perspective

L1 Implementasi Talent Management di Sekretariat Inspektorat Jenderal

L1.1 Persentase pejabat di Sekretariat

Inspektorat Jenderal yang memenuhi

standar kompetensi jabatan

100%

L2 Implementasi dan penyusunan/penyempurnaan peraturan internal dan tata kelola organisasi yang baik di Sekretariat Inspektorat Jenderal

L2.1 Persentase Implementasi peraturan

internal dan tata kelola organisasi di

Sekretariat Inspektorat Jenderal

100%

L2.2 Jumlah peraturan internal dan tata

kelola organisasi yang

disusun/disempurnakan di Sekretariat

Inspektorat Jenderal

10

L3 Pelayanan Administrasi umum yang baik Sekretariat Inspektorat Jenderal

L3.1 Persentase dokumen rencana kinerja

Sekretariat Inspektorat Jenderal yang

sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan

100%

L4 Pengelolaan anggaran yang Optimal dan Akuntabel di Sekretariat Inspektorat Jenderal

L4.1 Persentase realisasi anggaran dan

realisasi kinerja di Sekretariat

Inspektorat Jenderal

95%

L4.2 Persentase temuan Itjen dan BPK yang

ditindaklanjuti di Sekretariat Inspektorat

Jenderal

75%

10 | P a g e

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada tahun 2017, Sekretariat Inspektorat Jenderal bertanggung jawab

atas pencapaian 15 Sasaran Strategis, yang

terdiri dari 4 Sasaran Strategis pada Customer

Perspective; 7 Sasaran Strategis pada Business

Process Perspective dan 4 Sasaran Strategis

pada Learning and Growth Perspective. Capaian

Sasaran Strategis tersebut diukur dari 25

Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU merupakan

ukuran keberhasilan dari suatu Tujuan dan

Sasaran Strategis organisasi, dimana IKU menjadi tolok ukur informasi kinerja

yang penting dan diperlukan dalam peningkatan akuntabilitas kinerja.

Berdasarkan realisasi e-Monev TA 2017, tingkat capaian kinerja

Sekretariat Inspektorat Jenderal pada tahun 2017 adalah 98.68% dari target

sebesar 100%. Capaian kinerja tersebut diperoleh dari hasil pengukuran kinerja,

yang dilakukan dengan membandingkan antara

realisasi kinerja dengan target kinerja yang telah

ditetapkan.

Capaian Sasaran Strategis Sekretariat

Inspektorat Jenderal, sebagai berikut:

11 | P a g e

Sekretariat Inspektorat Jenderal memiliki 4 (empat) Sasaran yang akan dicapai pada

Customer Perspective, yaitu:

Implementasi Talent Management adalah pengembangan talenta individual dengan

segala ukuran dan kualitasnya sehingga mampu diterjemahkan ke dalam sinergi human

capital organisasi sebagai suatu agregat yang bernilai strategik bagi peningkatan

keunggulan kompetitif organisasi.

Talent management dalam hal ini dikaitkan dengan kompetensi SDM di Inspektorat

Jenderal. SDM yang berkompeten tersebut mencakup pegawai Inspektorat Jenderal

yang dibina dan dikembangkan potensinya serta dapat memenuhi kriteria kondisi

internal yang mencakup unsur pengetahuan, keterampilan, interpersonal dan

intrapersonal yang mampu menunjang pencapaian kinerja organisasi secara optimal.

Tujuan SS-1 Implementasi Talent Management adalah untuk mengukur sejauh mana

sumber daya manusia di Inspektorat Jenderal telah memenuhi syarat minimal dalam

menduduki setiap jabatan, serta memastikan setiap jabatan diisi oleh pegawai yang

sesuai dengan kompetensinya.

CUSTOMER PERSPECTIVE

1 Implementasi Talent Management di Inspektorat Jenderal

12 | P a g e

Capaian IKU-1 SS-1 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Inspektorat Jenderal telah mengimplementasikan talent management melalui

keikutsertaan pegawai dalam seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) untuk jabatan

Eselon I dan II.

SS-1 diukur dengan IKU-1: Persentase Pejabat di Inspektorat Jenderal yang telah

memenuhi standar kompetensi jabatan, yang menggunakan formula/penghitungan:

Kendala dan Solusi:

1. Target IKU-1 SS-1 belum tercermin dalam dokumen perencanaan mengingat target

ini muncul pada saat digunakannya mekanisme kinerja berbasis balance score card.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala ini adalah dengan menetapkan

target dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Inspektur Jenderal dan Sekretaris

Inspektorat Jenderal.

IKU-1 SS-1 Informasi Kinerja Jumlah

Persentase Pejabat di Inspektorat Jenderal yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan

Implementasi Talent Management

Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Inspektorat Jenderal yang telah memenuhi kompetensi jabatan

5

Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Inspektorat Jenderal

6

Total Realisasi 83,33%

Target 100%

Capaian 83,33%

% Realisasi =

Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Inspektorat Jenderal yang telah memenuhi kompetensi jabatan

x 100%

Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Inspektorat Jenderal

13 | P a g e

2. Formulasi/penghitungan IKU-1 SS-1 perlu dipertajam dengan memastikan informasi

kinerja.

Organisasi dan Tata Kelola yang Baik tercermin dari upaya suatu organisasi pemerintah

untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem

penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka mencapai good governance. Pencapaian

Sasaran Strategis Inspektorat Jenderal “Organisasi dan Tata Kelola yang Baik”

diklaim pada 2 (dua) perspektif yaitu perspektif Customer dan perspektif Learning and

Growth.

Sasaran Organisasi dan Tata Kelola yang Baik di Inspektorat Jenderal diukur melalui

2 (dua) IKU, yaitu:

a. IKU 2.1 Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Luar Negeri

IKU 2.1 bertujuan untuk mengukur sejauh mana Kementerian Luar Negeri telah

melakukan perubahan penyelenggaraan pemerintahan yang menciptakan kondisi

good governance.

Target IKU 2.1 untuk periode 2015-2019 ditetapkan sebagai berikut:

Tabel Target IKU 2.1 SS-2 Tahun 2015-2019

No IKU Target

2015

Target

2016

Target

2017

Target

2018

Target

2019

1 Nilai Reformasi

Birokrasi

60 75 85

90

95

2

Organisasi dan Tata Kelola yang Baik di Inspektorat Jenderal

14 | P a g e

Pada tahun 2017, IKU 2.1 SS-2 ditargetkan sebesar 85, namun demikian realisasi

Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Luar Negeri hanya mencapai sebesar 77,44

(kategori B atau dengan capaian 91,1% dari target yang telah ditetapkan).

Formulasi/Penghitungan IKU 2.1 SS-2:

Capaian IKU 2.1 SS-2

Secara umum pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Luar

Negeri telah sangat baik, khususnya pada komponen proses (pengungkit).

Beberapa kemajuan yang tercatat antara lain: peningkatan nilai AKIP 2016 menjadi

74,71 (dari 72,22), pelaksanaan seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi sampai dengan

tahap II, selesainya penyusunan peta proses bisnis dan SOP makro Kemenlu, telah

disahkannya Permenlu No. 02/2016 mengenai Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Kemenlu, dibukanya gedung pelayanan satu atap “Pelayanan Terpadu” Kemenlu,

serta terdapatnya berbagai inovasi e-government.

Analisa Capaian IKU

Nilai capaian IKU 2.1 SS-2 pada tahun 2017 mengalami sedikit penurunan

dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain belum

maksimalnya implementasi SPIP dan Opini BPK WDP atas Laporan Keuangan

Kemenlu 2015. Pada tahun 2017, Tim Kemen-PAN RB memberikan peningkatan

score elemen penguatan pengawasan pada evaluasi atas penyelenggaraan RB

Kemenlu menjadi 7,72.

Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu oleh KeMENPAN dan RB

15 | P a g e

Kendala dan Solusi

Kendala yang dihadapi dalam pencapaian SS-1 adalah terdapatnya penurunan nilai

atas Area Perubahan Penguatan Pengawasan oleh Tim Kemen-PAN RB dari 7,62

pada tahun 2015 menjadi 7,47 pada tahun 2016.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi adalah dengan

mendorong seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian Luar Negeri untuk

mengimplementasikan SPIP secara berkesinambungan dan melakukan

pendampingan intensif atas penyusunan Laporan Keuangan Kemenlu.

b. IKU 2.2 Nilai Evaluasi AKIP Inspektorat Jenderal

IKU 2.2 bertujuan untuk mengukur sejauh mana Sekretariat Inspektorat Jenderal

telah melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan berorientasi

hasil.

Target IKU 2.2 untuk periode 2015-2019 ditetapkan sebagai berikut:

Tabel Target IKU-1 SS-2 Tahun 2015-2019

No IKU Target

2015

Target

2016

Target

2017

Target

2018

Target

2019

1 Nilai AKIP Itjen N/A N/A 78

78 78

Formulasi/Penghitungan IKU 2.2 SS-2:

Nilai AKIP Inspektorat Jenderal

16 | P a g e

Capaian IKU 2.2 SS-2

Pada tahun 2017, Inspektorat Jenderal menargetkan pencapaian IKU 2.2 SS-2

adalah BB (Nilai 78), namun realisasi Nilai AKIP yang berhasil dicapai adalah BB

(Nilai 76,55).

Realisasi capaian nilai dokumen AKIP pada tahun 2017 merupakan hasil penilaian

atas dokumen AKIP tahun 2016 yang diperoleh pada tahun 2017.

Analisa Capaian IKU 2.2 SS-2

Pada tahun 2016, capaian IKU ini dihitung menggunakan indeks, sedangkan pada

tahun 2017 terdapat perubahan cara penghitungan klaim capaian IKU 2.2 SS-2,

sehingga capaian IKU ini belum dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya

mengingat IKU ini muncul sejalan dengan penerapan kebijakan pengukuran kinerja

yang berbasis balance score card.

Kendala dan Solusi

Meskipun tidak terdapat kendala yang dihadapi dalam pencapaian IKU 2.2 SS-2,

namun demikian Inspektorat Jenderal senantiasa meningkatkan kualitas

penyusunan dokumen AKIP sesuai dengan aturan yang berlaku.

Engagement pegawai merupakan sesuatu yang semestinya ditingkatkan. Pada

engagement pegawai tidak hanya kepuasan kerja yang diharapkan, namun juga di

dalamnya untuk menumbuhkan semangat, rasa saling percaya, loyalitas terhadap

3

Peningkatan Engagement Pegawai di Inspektorat Jenderal

17 | P a g e

pekerjaan dan organisasi/institusi serta kebanggaan terhadap organisasi/institusi

tempat bekerja. Dengan adanya peningkatan engagement, diharapkan setiap

pegawai dapat memberikan kinerja yang terbaik dalam mendukung pencapaian

kinerja organisasi/institusi tempat mereka bekerja.

Laporan Employee Engagement Survey di Inspektorat Jenderal merupakan bagian

dari Employee Engagement Survey yang diselenggarakan Biro SDM Kementerian

Luar Negeri pada tahun 2017. Survey diselenggarakan dengan tujuan untuk

mengidentifikasi tingkat engagement pegawai di lingkungan Inspektorat Jenderal

dan secara keseluruhan merupakan langkah identifikasi engagement pegawai di

Kementerian Luar Negeri. Melalui survey engagement pegawai, dapat diketahui

tingkat kontribusi dari setiap pegawai di lingkungan Inspektorat Jenderal.

Pada survey kali ini, data kinerja didapat dari “self assessment” pegawai atas

kinerjanya. Masukan pegawai tentang kinerja ini kemudian disilangkan dengan

tingkat kepuasan pegawai untuk mengidentifikasi tingkat engagement pegawai

secara keseluruhan dan individual. Data engagement juga berguna untuk

menganalisis hubungan antara tingkat engagement dan karakteristik individu,

menggali informasi mengenai faktor-faktor penghambat dan pendorong tingkat

engagement, serta berguna untuk merumuskan strategi employee engagement

yang efektif.

Sasaran ini diukur melalui Indikator Kinerja Utama (IKU 1) yaitu “Indeks

Engagement Pegawai di Inspektorat Jenderal”, yang bertujuan untuk mengukur

sejauh mana tingkat engagement pegawai di lingkungan internal Inspektorat

Jenderal atas kinerja aspek pelayanan dan/atau kinerja oeganisasi secara umum.

18 | P a g e

Tabel Target IKU 1 SS-3 Tahun 2015-2019

No IKU Target

2015

Target

2016

Target

2017

Target

2018

Target

2019

1 Indeks Engagement

Pegawai di Inspektorat

Jenderal

N/A N/A Indeks

3

Indeks

3.74

Indeks

Formulasi/Penghitungan IKU 1 Indeks Engagement Pegawai di Inspektorat

Jenderal diukur melalui Indeks Hasil Survey.

Capaian IKU 1 SS-3

IKU ini merupakan cascade dari IKU Peningkatan Engagement Pegawai

Kementerian Luar Negeri. Pengukuran IKU ini dilakukan oleh Biro SDM

Kementerian Luar Negeri melalui pengisian survey online. Hasil survey pada

Desember 2017 mencatat bahwa indeks engagement kinerja Inspektorat Jenderal

sebesar 3.37 dari target 3 dan indeks engagement kepuasan 3.35 dari target 3.

Analisa Capaian IKU 1 SS-3

Jumlah pegawai Inspektorat Jenderal yang berpartisipasi dalam pengisian Survei

Engagement Pegawai tahun 2017 sebanyak 63 orang dari 95 orang pegawai atau

sebesar 66,32%.

Berdasarkan hasil survey engagement pegawai tahun 2017, skor perspektif

kepuasan pegawai Inspektorat Jenderal sebesar 3,37 dan perspektif kinerja sebesar

3,37 berada pada tingkat sedang. Skor ini juga menandakan bahwa tingkat

kepuasan yang dirasakan pegawai Inspektorat Jenderal sebanding dengan

kontribusi / kinerja yang telah diberikan.

19 | P a g e

Hasil survei jika dilihat dari perspektif kepuasan Inspektorat Jenderal skornya adalah

3,37, sedangkan dari perspektif kinerja skornya 3,37, atau berada pada tingkat

sedang di kedua perspektifnya. Skor ini juga menandakan bahwa tingkat kepuasan

yang dirasakan pegawai Inspektorat Jenderal sebanding dengan kontribusi/kinerja

yang telah diberikan.

Jika diamati per dimensi, skor pada dimensi pemberdayaan (empowerment), citra,

supervisi, lingkungan kerja dan pekerjaanku berada diatas rata-rata skor kepuasan

Kementerian Luar Negeri. Sedangkan dimensi kepuasan, kinerjaku, umpan balik

(feedback), program pendidikan dan pelatihan, promosi/pengembangan karir,

insentif, leadership, kerjasama dan stress kerja berada di bawah rata-rata skor

kepuasan Kementerian Luar Negeri, atau menjadi fokus perbaikan di masa datang.

Visualisasi hasil per dimensi lebih jelas tergambar dalam diagram batang berikut ini.

3,44

20 | P a g e

Kendala dan Solusi

Pengisian survei oleh pegawai Inspektorat Jenderal sangat bergantung pada faktor,

seperti latar belakang pendidikan dan persepsi pegawai dalam memahami

pertanyaan. Dari hasil pengisian survei, tergambar bahwa indeks engagement

kinerja dan indeks engagement kepuasan pegawai Inspektorat Jenderal telah

melampaui target yang ditetapkan. Dalam hal ini, tidak ditemui kendala yang berarti

dalam pengisian survei engagement pegawai. Namun demikian, Inspektorat

Jenderal akan memotivasi dan memberikan pemahaman yang memadai kepada

seluruh pegawai di lingkungan Inspektorat Jenderal terhadap arti pentingnya

pengisian survei tersebut, yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh pimpinan unit

organisasi dalam melakukan perbaikan manajemen.

Pengelolaan anggaran adalah rencana keuangan periodik yang disusun

berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis

mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan

dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang.

Pencapaian SS-4 diukur dengan 3 (tiga) IKU, yaitu:

IKU-1 SS-4 Persentase realisasi anggaran dan realisasi kinerja di Inspektorat

Jenderal

IKU-2 SS-4 Persentase temuan Itjen dan BPK yang ditindaklanjuti di Inspektorat

Jenderal

IKU-3 SS-4 Persentase dokumen rencana kerja dan anggaran Inspektorat

Jenderal yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pengelolaan Anggaran yang Optimal dan Akuntabel di Inspektorat Jenderal 4

21 | P a g e

Tabel Target IKU-1 SS-4 Tahun 2015-2019

No IKU Target

2015

Target

2016

Target

2017

Target

2018

Target

2019

1 Pengelolaan anggaran

yang optimal dan

akuntabel di

Inspektorat Jenderal

N/A N/A 95% 95% 95%

Formulasi/Penghitungan IKU-1 SS-4:

Capaian IKU-1 SS-4 Persentase Realisasi Anggaran dan Realisasi Kinerja di Itjen

Berdasarkan realisasi pada aplikasi SMART, realisasi anggaran Inspektorat

Jenderal mencapai 90,40% dari target sebesar 95%. Sedangkan realisasi kinerja

pada tahun 2017 mencapai 101,59% dari target yang ditetapkan 100%.

Analisa Capaian IKU-1 SS-4

Pada tahun 2017, Inspektorat Jenderal menetapkan target capaian IKU-1 SS-4

sebesar 95%, sedangkan realisasi anggaran Inspektorat Jenderal sebesar 90,40%.

Capaian ini masih berada di bawah target yang ditetapkan dalam dokumen

Perjanjian Kinerja Inspektorat Jenderal. Sedangkan capaian kinerja Inspektorat

Jenderal pada tahun 2017, berhasil melampaui target yang ditetapkan yaitu sebesar

101.59%. Dalam merealisasikan capaian IKU-1 SS-4 terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi tingkat capaian, antara lain pergantian pimpinan di lingkungan

Inspektorat Jenderal dan implementasi perencanaan yang belum optimal.

% Realisasi = Realisasi anggaran

x 100% Pagu DIPA

22 | P a g e

IKU-1 SS-4 merupakan IKU yang baru diimplementasikan di tahun 2017 sebagai

akibat diterapkannya mekanisme pengukuran kinerja berbasis balance score card di

Kementerian Luar Negeri. Pada tahun 2016, IKU “Persentase Peningkatan

Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran” digunakan untuk mendukung capaian Sasaran

“Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan

pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri”.

Kendala dan Solusi

Dalam merealisasikan capaian IKU-1 SS-4, Inspektorat Jenderal menghadapi

kendala berupa tidak terlaksananya kegiatan sesuai perencanaan. Salah satu faktor

yang mempengaruhi penurunan realisasi anggaran Inspektorat Jenderal adalah

adanya pergantian pimpinan yang mengakibatkan terjadinya penjadwalan ulang

kegiatan pengawasan dan pengendalian. Disamping itu, hal lain yang menjadi

kendala dalam pencapaian IKU-1 SS-4 adalah rencana kegiatan pemeliharaan dan

pengajuan Kenaikan Gaji Berkala bagi pegawai Inspektorat Jenderal tidak

terlaksana sesuai rencana, sehingga penyerapan anggaran belanja pemeliharan

dan belanja pegawai menjadi tidak optimal.

Sebagai solusi, Inspektorat Jenderal akan meningkatkan kualitas perencanaan dan

implementasinya agar seluruh kegiatan dapat dilaksanakan secara maksimal pada

tahun mendatang.

Tabel Target IKU-2 SS-4 Tahun 2015-2019

No IKU Target

2015

Target

2016

Target

2017

Target

2018

Target

2019

1 Persentase Temuan Itjen dan BPK yang ditindaklanjuti di Inspektorat Jenderal

N/A N/A 75% 75% 75%

23 | P a g e

Formulasi/Penghitungan IKU-2 :

Capaian IKU-2 SS-4 Persentase temuan Itjen dan BPK yang ditindaklanjuti di

Inspektorat Jenderal

Inspektorat Jenderal sesuai tugas dan fungsinya, melakukan kegiatan analisis hasil

pengawasan beserta tindak lanjutnya. Selama tahun 2017, telah diadakan kegiatan

diantaranya Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Internal dan Eksternal;

Pemantauan Tindak Lanjut Keputusan Tim Penyelesaian Kerugian Negara;

Rekonsiliasi Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR);

Pemutakhiran Hasil Pengawasan Semester I dan II; dan Penyusunan Laporan Hasil

Pengawasan Intern Pemerintah.

Dari kegiatan tersebut, telah dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Pemantuan Tindak Lanjut Hasil Audit Internal

Selama tahun 2017, telah dilaksanakan 4 (empat) kegiatan rekonsiliasi Pemantauan

Tindak Lanjut (PTL) hasil pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Luar

Negeri yang dilaksanakan per triwulan, yaitu pada bulan April, Juni, September, dan

Desember 2017.

Sampai dengan akhir tahun 2017, terdapat sekitar 86 (delapan puluh enam)

rekomendasi yang telah sesuai dengan rekomendasi. Dengan demikian, total

rekomendasi yang telah sesuai menjadi 2201 rekomendasi atau 88,75% dari total

rekomendasi (triwulan IV 2017). Sementara, total rekomendasi yang masih harus

% Realisasi =

Jumlah Temuan BPK yang Ditindaklanjuti di Inspektorat Jenderal

x 100% Jumlah keseluruhan temuan BPK di Inspektorat Jenderal

24 | P a g e

ditindaklanjuti (dalam proses dan belum ditindaklanjuti) adalah 279 rekomendasi

atau 11,25% dari total rekomendasi. Rekapitulasi jumlah temuan dan tindak lanjut

yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Rekapitulasi Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat Jenderal

Tahun Anggaran 2010 – Triwulan IV 2017

No. Obyek Pemeriksaan Jumlah

Temuan

Jumlah

Rekomen

dasi

Hasil Pemantauan Tindak

Lanjut

Selesai

Ditindak

lanjuti

Dalam

Proses

Belum

Ditindak

lanjuti

1. Wilayah

I

Triwulan III

2017 636 674 616 13 45

Triwulan IV

2017 636 674 626 16 32

2. Wilayah

II

Triwulan III

2017 390 423 406,5 13,5 3

Triwulan IV

2017 402 437 409 15 13

3. Wilayah

III

Triwulan III

2017 571 678 608 38 32

Triwulan IV

2017 571 678 608 38 32

4. Wilayah

IV

Triwulan III

2017 635 691 558 51 82

Triwulan IV

2017 635 691 558 51 82

Total

Triwulan III

2017 2232 2466

2188,5

(88,75%)

115,5

(4,68%)

162

(6,57%)

Triwulan IV

2017 2244 2480

2201

(88,75%)

120

(4,84%)

159

(6,41%)

Total Rekomendasi yang masih harus ditindaklanjuti 279

(11,25%)

2. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit Eksternal

Selama tahun 2017, Inspektorat Jenderal bersama BPK RI telah melaksanakan

kegiatan Pemantauan Tindak Lanjut (PTL) hasil pemeriksaan BPK RI pada

Kementerian Luar Negeri pada bulan Juli 2017 dan bulan Desember 2017. Terdapat

sekitar 68 (enam puluh delapan) rekomendasi yang telah sesuai dengan

rekomendasi. Dengan demikian, total rekomendasi yang telah sesuai menjadi 1468

rekomendasi atau 73,29% dari total rekomendasi (semester I 2017). Sementara,

25 | P a g e

total rekomendasi yang masih harus ditindaklanjuti (dalam proses dan belum

ditindaklanjuti) adalah 535 rekomendasi atau 26,71% dari total rekomendasi.

Rekapitulasi jumlah temuan dan tindak lanjut yang dihasilkan adalah sebagai

berikut:

Rekapitulasi Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit BPK

Tahun Anggaran 2006 – Semester I 2017

No. Waktu

Rekonsiliasi

Jumlah

Temuan

Jumlah

Rekomen

dasi

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

Selesai

Ditindak-

lanjuti

Dalam

Proses

Belum

Ditindak-

lanjuti

Tidak

dapat

ditindak

lanjuti

dengan

alasan

yang

sah

1 Semester II

2016

1351 1926 1400

(72,69%)

238

(12,36%)

287

(14,90%)

2

(0,10%)

2 Semester I

2017

1382 2003 1468

(73,29%)

270

(13,48%)

265

(13,235)

2

(0,09%)

3 Semester II

2017

Pending approval usulan TL oleh BPK

Total Rekomendasi yang masih harus ditindaklanjuti 535

(26,71%)

Untuk semester II 2017, Inspektorat Jenderal telah mengusulkan 28 (dua puluh

delapan) tindak lanjut rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan Kemenlu tahun

2006 s/d 2016. Lebih lanjut, juga telah disampaikan usulan 8 (delapan) tindak lanjut

rekomendasi BPK atas pemeriksaan di Perwakilan RI yang terdiri dari 6 (enam)

tindak lanjut rekomendasi di KJRI Chicago dan 2 (dua) tindak lanjut rekomendasi di

KBRI Roma. Namun demikian usulan-usulan tindak lanjut tersebut masih menunggu

persetujuan dari BPK

Selain hal tersebut, selama tahun 2017 Inspektorat Jenderal juga berkoordinasi

dengan BPK terkait dengan:

26 | P a g e

a. Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri

Tahun 2016

Pada tahun 2017, Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri

Tahun 2016 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Terkait pemeriksaan atas

Laporan keuangan Kementerian Luar Negeri Tahun 2016 tersebut, BPK

mencatat 10 temuan dan 27 rekomendasi terhadap Sistem Pengendalian

Internal (SPI) serta 12 temuan dan 22 rekomendasi terhadap Kepatuhan

Terhadap Peraturan Perundang-undangan. Atas temuan BPK tersebut, tindak

lanjut Kementerian Luar Negeri yang telah dinyatakan sesuai dengan

rekomendasi adalah 13 rekomendasi, 22 rekomendasi masih dalam proses, dan

14 rekomendasi belum ditindaklanjuti.

b. Pemeriksaan BPK RI pada Perwakilan RI

Pada tahun 2017, BPK RI melakukan pemeriksaan atas Pengelolaan

Penerimaan Negara Bukan Pajak, Belanja, dan Aset di 9 (sembilan) Perwakilan

RI, yaitu: KBRI Bangkok, KBRI Kopenhagen, KBRI Sarajevo, KBRI Teheran,

KBRI Zagreb, KJRI Cape Town, KJRI Jeddah, KJRI Johor Bahru, dan KJRI Los

Angeles.

Sementara itu, pemeriksaan interim untuk Laporan Keuangan Kementerian Luar

Negeri Tahun 2017 telah dilaksanakan di KJRI Vancouver, KJRI Chicago, KBRI

Sofia, KBRI Bucharest, KBRI Lima dan KBRI Panama. Inspektorat Jenderal telah

melakukan dua kali rekonsiliasi dengan BPK RI untuk semester I pada bulan Juni

2017 dan semester II pada bulan Desember 2017.

3. Penyelesaian Kerugian Negara

Pada tahun 2017 telah dilakukan 4 (empat) kali Rekonsiliasi Data Tuntutan

Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) antara Biro Keuangan dengan

27 | P a g e

Inspektorat Jenderal, yaitu pada bulan Mei, Agustus, Oktober dan Desember 2017.

Jumlah kasus keseluruhan TP/TGR adalah sebanyak 1499 kasus (per September

2017), dengan perincian sebagai berikut:

1391 kasus telah lunas dengan nilai sebesar eqv Rp. 31.077.736.479,26;

79 kasus dalam proses cicilan dengan nilai sebesar eqv Rp. 4.832.616.928,70;

13 kasus dilimpahkan ke KPKNL; dan

16 kasus telah diterbitkan SK Pembebasan oleh TPKN.

4. Pemutakhiran Data Hasil Pengawasan (Data Kasus)

Pada tahun 2017 telah dilaksanakan Pemutakhiran Data Kasus sebanyak 2 (dua)

kali, yaitu pada bulan Juli untuk semester I 2017 dan November untuk semester II

2017. Total kasus yang tercatat pada bulan Juli 2017 adalah sebanyak 78 kasus,

setelah dilakukan pembahasan pada bulan November 2017 tersisa 74 kasus.

Rekonsiliasi juga mencatat sebanyak 20 kasus dianggap sudah selesai selama

tahun 2017.

5. Penyusunan Ikhtisar Laporan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)

Pada tahun 2017 Inspektorat Jenderal telah menyusun dan menyampaikan Ikhtisar

Laporan APIP kepada KemenPAN dan RB sebanyak 2 (dua) kali, yaitu pada bulan

Maret 2017 untuk semester II tahun 2016 dan pada bulan September 2017 untuk

untuk semester I tahun 2017.

Analisa Capaian IKU-2 SS-4

IKU-2 SS-4 merupakan IKU yang baru diimplementasikan di tahun 2017 sebagai

akibat diterapkannya mekanisme pengukuran kinerja berbasis balance score card di

Kementerian Luar Negeri. Pada tahun 2016, IKU “Persentase Laporan Analisis

Temuan dan Tindak Lanjut yang dapat Dimanfaatkan Stakeholders terkait”

28 | P a g e

digunakan untuk mendukung capaian Sasaran “Meningkatnya dukungan

manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di

lingkungan Kementerian Luar Negeri”.

Pada tahun 2017, Inspektorat Jenderal Temuan Itjen dan BPK dihitung berdasarkan

jumlah rekomendasi. Sampai dengan Triwulan IV tahun 2017 telah selesai

ditindaklanjuti sebanyak 3.669 rekomendasi

Kendala dan Solusi

Dalam pencapaian target IKU-2 SS-4, Inspektorat Jenderal menghadapi kendala

berupa penjadwalan ulang kegiatan rekonsiliasi temuan BPK dan Itjen yang

dilakukan pada bulan Juli 2017 dari seharusnya dilaksanakan pada bulan Juni 2017.

Selain itu, lambatnya tindak lanjut yang dilakukan oleh unit organisasi atas hasil

audit Itjen dan BPK turut mempengaruhi target capaian IKU ini.

Tabel Target IKU-3 SS-4 Tahun 2015-2019

No IKU Target

2015

Target

2016

Target

2017

Target

2018

Target

2019

1 Persentase Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Inspektorat Jenderal yang sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

N/A N/A 75% 75% 75%

Formulasi/Penghitungan IKU-3 SS-4 :

% Realisasi =

Jumlah dokumen rencana kerja dan anggaran yang disusun tepat waktu dan sesuai pedoman x 100%

Total dokumen rencana kerja dan anggaran yang disusun

29 | P a g e

Capaian IKU-3 SS-4 Persentase Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran

Inspektorat Jenderal yang sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-

Undangan yang berlaku

Capaian IKU-3 SS-4 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Pencapaian target IKU-3 SS-4 pada tahun 2017 difokuskan pada terpenuhinya

target penyusunan 8 (delapan) dokumen dokumen Rencana Kerja dan Anggaran

Inspektorat Jenderal yang sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku.

Pada tahun 2017, target capaian IKU-3 SS-4 ditetapkan sebanyak 8 (delapan)

dokumen dengan realisasi sesuai target atau sebesar 100%. Implementasi IKU

dilakukan melalui penyusunan 8 (delapan) dokumen perencanaan Inspektorat

Jenderal, meliputi:

Revisi Renstra Inspektorat Jenderal

Rencana Kerja

RKA-KL

SUB IKU-2 Informasi Kinerja Jumlah

Persentase Dokumen

Rencana Kerja dan

Anggaran Inspektorat

Jenderal yang sesuai

dengan Ketentuan

Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku

Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran

Jumlah dokumen rencana kerja dan

anggaran yang disusun sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan

yang berlaku

8

Total dokumen rencana kerja dan

anggaran yang disusun

8

Total Realisasi 100%

Target 100%

Capaian 100%

30 | P a g e

Rencana Aksi

Disbursement Plan

ADIK

Peta Strategi

e-Monev

Analisa Capaian IKU-3 SS-4

IKU-3 SS-4 merupakan IKU yang baru diimplementasikan di tahun 2017 sebagai

akibat diterapkannya mekanisme pengukuran kinerja berbasis balance score card di

Kementerian Luar Negeri. Pada tahun 2016, IKU “Persentase Rencana Kerja dan

Anggaran Inspektorat Jenderal yang sesuai dengan Ketentuan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku” digunakan untuk mendukung capaian Sasaran

“Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan

pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri”.

IKU-3 SS-4 telah berhasil dicapai sesuai target yang ditetapkan yaitu 8 (delapan)

dokumen atau sebesar 100%.

Kendala dan Solusi

Meskipun tidak ditemui kendala yang berarti dalam pencapaian IKU-3 SS-4,

Inspektorat Jenderal akan terus mengupayakan peningkatan kualitas penyusunan

dokumen rencana kerja dan anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

31 | P a g e

Sekretariat Inspektorat Jenderal memiliki 7 (tujuh) Sasaran yang akan dicapai pada

Business Process Perspective, yaitu:

a. SS-1 Dukungan Sarana dan Prasarana yang memadai di Inspektorat Jenderal

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi di bidang pengawasan intern, Sekretariat

Inspektorat Jenderal melaksanakan fungsi pelaksanaan urusan penyediaan,

penyimpanan, pendistribusian perlengkapan, penatausahaan, pengelolaan,

inventarisasi, penghapusan, pengawasan dan pengendalian BMN, pemeliharaan

inventaris, pemeliharaan gedung dan BMN serta urusan dalam perkantoran.

SS-1 diukur melalui IKU:

IKU-1 SS-1 Persentase ketersediaan sarana dan prasarana sesuai DIPA

di Inspektorat Jenderal

IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketersediaan sarana dan

prasarana yang sesuai dengan standar di Inspektorat Jenderal.

Formulasi/Penghitungan IKU-1 SS-1 :

BUSINESS PROCESS PERSPECTIVE

% Realisasi =

Ketersediaan Sarana dan Prasarana

x 100% Ketersediaan Sarana dan Prasarana Sesuai DIPA

32 | P a g e

Capaian IKU-1 SS-1:

Pada tahun 2017, Sekretariat Inspektorat Jenderal merencanakan

pengadaan untuk 40 item sarana dan prasarana, meliputi peralatan

komunikasi, alat perkantoran dan kebutuhan perkantoran lainnya.

Realisasi capaian IKU-1 SS-1 berdasarkan e-Monev Tahun 2017 sebesar

115%.

Capaian IKU-1 SS-1 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Analisa Capaian IKU-1 SS-1:

Realisasi capaian IKU-1 SS-1 melebihi target yang ditetapkan sebesar

100%. Tingginya realisasi IKU-1 SS-1 terjadi disebabkan adanya

penyesuaian atas jenis dan harga sarana prasarana yang akan diadakan,

sebagai akibat adanya pemotongan DIPA untuk Belanja Modal.

Kendala dan Solusi

Tidak terdapat kendala yang dihadapi dalam realisasi IKU-1 SS-1.

IKU-1 Informasi Kinerja Jumlah

Persentase

Ketersediaan Sarana

dan Prasarana Sesuai

DIPA di Inspektorat

Jenderal

Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Ketersediaan Sarana dan

Prasarana

46

Ketersediaan Sarana dan

Prasarana sesuai DIPA

40

Total Realisasi 115%

Target 100%

Capaian 115%

33 | P a g e

IKU-2 SS-1 Persentase Pengelolaan BMN Inspektorat Jenderal yang

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

IKU ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan BMN di Inspektorat

Jenderal.

Formulasi/Penghitungan IKU-2 SS-1 :

Capaian IKU-2 SS-1:

Inspektorat Jenderal telah menargetkan 1000 item BMN yang akan

dikelola untuk tahun 2017. Realisasi atas capaian IKU-1 SS-1 sebesar

90% dari target yang ditetapkan sebesar 100%.

Capaian IKU-2 SS-1 dapat dilihat dalam tabel berikut:

IKU-2 Informasi Kinerja Jumlah

Persentase

Ketersediaan Sarana

dan Prasarana Sesuai

DIPA di Inspektorat

Jenderal

BMN yang Dikelola

Jumlah BMN yang Dikelola 900

Jumlah rencana pengelolaan BMN 1000

Total Realisasi 90%

Target 100%

Capaian 90%

% Realisasi = Jumlah BMN yang dikelola

x 100% Jumlah rencana pengelolaan BMN

34 | P a g e

Analisa Capaian IKU-2 SS-1:

Realisasi capaian IKU-1 SS-1 sebesar 90% tidak mencapai target yang

ditetapkan dikarenakan adanya perubahan waktu pelaksanaan rencana

pemeliharaan BMN sesuai jadwal yang ditetapkan.

Kendala dan Solusi

Kendala yang dihadapi dalam merealisasikan capaian IKU-1 SS-1 adalah

perencanaan pengelolaan BMN belum optimal. Sebagai solusi,

Inspektorat Jenderal akan memaksimalkan realisasi rencana pengelolaan

BMN di masa yang akan datang.

b. SS-2 Manajemen Arsip yang baik di Inspektorat Jenderal

Dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat

Jenderal, Sekretariat Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi

pengelolaan tata persuratan, dokumentasi dan kearsipan.

IKU ini bertujuan untuk mengukur persentase arsip yang sudah ada dalam

bentuk digital untuk memudahkan pencarian maupun penggunaan.

SS-2 diukur melalui IKU:

IKU-1 SS-2 Persentase arsip yang digitalisasi di Inspektorat Jenderal

Formulasi/Penghitungan IKU-1 SS-2 :

% Realisasi = Jumlah arsip yang sudah digital

x 100% Total arsip keseluruhan

35 | P a g e

Capaian IKU-1 SS-2:

IKU-1 SS-2 telah berhasil memenuhi target yang ditetapkan sebesar 100%.

Realisasi capaian diperoleh dari pemenuhan 56 arsip personal files yang sudah

didokumentasikan dalam bentuk digital.

Capaian IKU-1 SS-2 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Analisa Capaian IKU-1 SS-2:

Dalam rangka realisasi capaian IKU-1 SS-2, telah dilakukan proses digitalisasi

terhadap 56 dokumen personal files dari Pegawai Inspektorat Jenderal pada

tahun 2017. Realisasi capaian ini dapat terpenuhi sebesar 100% dengan adanya

dukungan sarana dan prasarana yang memadai.

Kendala dan Solusi

Meskipun kegiatan ini dapat berjalan sesuai rencana dan tidak terdapat kendala

yang berarti dalam pencapaian target capaian IKU-1 SS-2, namun demikian

mengantisipasi kegiatan di masa mendatang, Sekretariat Inspektorat Jenderal

perlu menyiapkan SDM yang cukup dan tambahan sarana prasarana untuk lebih

memudahkan pelaksanaan kegiatan.

IKU-1 Informasi Kinerja Jumlah

Persentase Arsip

yang Digitalisasi di

Inspektorat Jenderal

Arsip Digitalisasi di Inspektorat Jenderal

Jumlah arsip yang sudah digital 56

Total arsip keseluruhan 56

Total Realisasi 100%

Target 100%

Capaian 100%

36 | P a g e

c. SS-3 Pengelolaan Administrasi dan Kinerja SDM Inspektorat Jenderal yang

Meningkat

IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat penyelesaian administrasi

kepegawaian sesuai ketentuan.

SS-3 diukur melalui IKU:

IKU-1 SS-3 Persentase penyelesaian administrasi kepegawaian

Inspektorat Jenderal yang sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan

Formulasi/Penghitungan IKU-1 SS-3 :

Capaian IKU-1 SS-3:

Pada tahun 2017 telah dilakukan penyelesaian administrasi kepegawaian

bagi 51 orang pegawai Inspektorat Jenderal, yaitu:

25 orang dalam rangka Usulan Kenaikan Pangkat;

4 orang dalam rangka Usulan Kenaikan Golongan;

5 orang dalam rangka usulan penempatan;

9 orang dalam rangka usulan kenaikan Jabatan Fungsional Auditor;

8 orang dalam rangka usulan jabatan struktural

% Realisasi =

Jumlah penyelesaian administrasi kepegawaian

x 100% Jumlah urusan administrasi kepegawaian sesuai ketentuan peraturan perundangan

37 | P a g e

Capaian IKU-1 SS-3 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Analisa Capaian IKU-1 SS-3:

Pada tahun 2017, Sekretariat Inspektorat Jenderal telah melakukan

kegiatan penyelesaian administrasi kepegawaian, berupa pengajuan

Usulan Kenaikan Pangkat (UKP); Usulan Kenaikan Golongan; Usulan

Penempatan; Usulan kenaikan Jabatan Fungsional Auditor (JFA).

IKU-1 SS-3 merupakan IKU baru sehingga tidak dapat dibandingkan

dengan capaian tahun sebelumnya. Capaian IKU untuk mendukung

Sasaran Pengelolaan Administrasi dan Kinerja SDM Inspektorat Jenderal

yang meningkat pada Business Process Perspective.

Kendala dan Solusi

Tidak terdapat kendala yang dialami dalam realisasi pencapaian IKU-1

SS-3, namun demikian Sekretariat Inspektorat Jenderal senantiasa terus

mengupayakan perbaikan dalam memberikan layanan kepegawaian.

IKU-1 Informasi Kinerja

Jumlah

Persentase

penyelesaian

administrasi

kepegawaian

Inspektorat Jenderal

yang sesuai

ketentuan peraturan

perundang-undangan

Penyelesaian Administrasi Kepegawaian

Jumlah penyelesaian administrasi

kepegawaian

51

Jumlah urusan administrasi

kepegawaian sesuai ketentuan

peraturan perundangan

65

Total Realisasi 78,46%

Target 100%

Capaian 78,46%

38 | P a g e

IKU-2 SS-3 Persentase pegawai Inspektorat Jenderal yang mendapatkan

nilai baik

IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat pegawai yang mendapatkan nilai

baik di Inspektorat Jenderal. Nilai baik merujuk pada penilaian kinerja

individu pegawai.

Formulasi/Penghitungan IKU-2 SS-3 :

Capaian IKU-2 SS-3:

Pada tahun 2017 Sekretariat Inspektorat Jenderal mentargetkan 65 orang

pegawai Inspektorat Jenderal yang Mendapat Nilai Baik. Berdasarkan

realisasi e-Monev Tahun 2017, capaian IKU-2 SS-3 sebesar 78,46% dari

target yang ditetapkan sebesar 100%.

Capaian IKU-2 SS-3 dapat dilihat dalam tabel berikut:

IKU-2 Informasi Kinerja

Jumlah

Persentase penyelesaian administrasi kepegawaian Inspektorat Jenderal yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

Pegawai Inspektorat Jenderal yang Mendapat Nilai Baik

Jumlah pegawai yang mendapat nilai baik di Inspektorat Jenderal

51

Jumlah keseluruhan pegawai di Inspektorat Jenderal

65

Total Realisasi 78,46%

Target 100%

Capaian 78,46%

% Realisasi =

Jumlah pegawai yang mendapat nilai baik di Inspektorat Jenderal

x 100% Jumlah keseluruhan pegawai di Inspektorat Jenderal

39 | P a g e

Analisa Capaian IKU-2 SS-3:

Nilai baik diperoleh dari nilai Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dengan

perolehan nilai antara 76-90. Nilai tersebut memiliki interpretasi bahwa

‘Hasil kerja rnernpunyai 1 (satu) atau 2 (dua) kesalahan kecil, tidak ada

kesalahan besar, revisi dan pelayanan sesuai standar yang telah

ditentukan dan lain-lain’.

Pada tahun 2017, realisasi capaian IKU-2 SS-3 sebesar 78,46% dimana

terdapat 51 orang pegawai Inspektorat Jenderal dari 65 orang pegawai

yang ditargetkan, memperoleh nilai baik berdasarkan hasil penilaian yang

tertuang dalam dokumen SKP.

IKU-2 SS-3 merupakan IKU baru sehingga tidak dapat dibandingkan

dengan capaian tahun sebelumnya. Capaian IKU untuk mendukung

Sasaran Pengelolaan Administrasi dan Kinerja SDM Inspektorat Jenderal

yang meningkat pada Business Process Perspective.

Kendala dan Solusi

Kendala yang dihadapi dalam pencapaian IKU-2 SS-3 adalah kinerja

pegawai yang belum memenuhi target dalam SKP. Sebagai solusi,

Sekretariat Inspektorat Jenderal akan memotivasi pegawainya agar terus

meningkatkan kinerja sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang ditetapkan.

d. SS-4 Organisasi dan Tata Laksana yang Tepat di Inspektorat Jenderal

SS-4 diukur melalui IKU:

IKU-1 SS-4 Jumlah peraturan internal dan tata kerja organisasi yang

disusun/disempurnakan di Inspektorat Jenderal

40 | P a g e

Formulasi/Penghitungan IKU-1 SS-4 :

Capaian IKU-1 SS-4:

Pada tahun 2017, Sekretariat Inspektorat Jenderal telah menyelesaikan

penyusunan 18 dokumen peraturan internal dan tata kerja, terdiri dari 16 SOP

Mikro di Inspektorat Jenderal; 1 Permenlu tentang Pedoman Pengawasan

Internal dan 1 Keputusan Irjen tentang Juklak Pengawasan Internal.

Capaian IKU-1 SS-4 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Analisa Capaian IKU-1 SS-4:

IKU-1 SS-4 merupakan IKU baru sehingga tidak dapat dibandingkan dengan

capaian tahun sebelumnya. Capaian IKU untuk mendukung Sasaran

Pengelolaan Administrasi dan Kinerja SDM Inspektorat Jenderal yang

meningkat pada Business Process Perspective.

IKU-1 Informasi Kinerja

Jumlah

Jumlah peraturan internal dan tata kerja organisasi yang disusun/disempurnakan di Inspektorat Jenderal

Jumlah Peraturan Internal dan Tata Kerja Organisasi

Jumlah Peraturan Internal dan Tata Kerja Organisasi yang telah selesai disusun/disempurnakan di Inspektorat Jenderal

18

Jumlah Peraturan Internal dan Tata Kerja Organisasi yang ada

18

Total Realisasi 78,46%

Target 100%

Capaian 78,46%

Jumlah Peraturan Internal dan Tata Kerja Organisasi yang disusun/disempurnakan di Inspektorat Jenderal

41 | P a g e

Kendala dan Solusi

Dalam merealisasikan capaian IKU-1 SS-4 tidak ditemukan kendala yang

berarti, dimana target tercapai sebanyak 18 dokumen atau sebesar 100%.

IKU-2 SS-4 Persentase implementasi peraturan internal dan tata organisasi di

Inspektorat Jenderal

IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat implementasi Peraturan Internal dan

Taa Kerja Organisasi di Inspektorat Jenderal.

Formulasi/Penghitungan IKU-2 SS-4 :

Capaian IKU-2 SS-4:

Sekretariat Inspektorat Jenderal telah berhasil menyusun 18 dokumen

peraturan internal dan tata kerja organisasi dan telah mengimplementasikan

dokumen tersebut dalam proses bisnis di Inspektorat Jenderal.

Analisa Capaian IKU-2 SS-4:

IKU-2 SS-4 merupakan IKU baru, sehingga tidak dapat dibandingkan dengan

capaian tahun sebelumnya. Capaian IKU untuk mendukung Sasaran

Organisasi dan Tata Laksana yang Tepat di Inspektorat Jenderal pada

Business Process Perspective.

% Realisasi =

Jumlah Peraturan Internal dan Tata kerja Organisasi yang Diimplementasikan x 100%

Jumlah Peraturan Internal dan Tata Kerja Organisasi yang ada

42 | P a g e

Kendala dan Solusi

Dalam merealisasikan capaian IKU-2 SS-4 tidak ditemukan kendala yang

berarti, dimana target implementasi 18 dokumen telah tercapai sebesar

100%.

e. SS-5 Peningkatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit

SS-5 diukur melalui IKU-1 SS-5 Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil

audit. IKU ini bertujuan untuk mengukur seberapa banyak tindak lanjut yang

telah diselesaikan dan merupakan cascading dari IKU Inspektorat Jenderal untuk

mendukung capaian Sasaran Pengelolaan Anggaran yang Optimal dan

Akuntabel di Inspektorat Jenderal.

Formulasi/Penghitungan IKU-1 SS-5 :

Capaian IKU-1 SS-5:

Target penyelesaian rekomendasi dan tindak lanjut periode 2012-2016 adalah

813 rekomendasi. Hasil Pemantauan Tindak Lanjut Dalam Proses sesuai hasil

rekonsiliasi temuan Itjen dan BPK RI pada Tahun 2017 sebanyak 390

Rekomendasi (47,97%).

Capaian IKU-1 SS-5 dapat dilihat dalam tabel berikut:

% Realisasi =

Jumlah rekomendasi yang sesuai dan dalam proses tindak lanjut tahun 2012-2016 x 100% Jumlah rekomendasi dan tindak lanjut tahun 2012-2016

43 | P a g e

Analisa Capaian IKU-1 SS-5:

IKU-1 SS-5 merupakan IKU baru sehingga tidak dapat dibandingkan dengan

capaian tahun sebelumnya. Pada tahun 2016, IKU Sekretariat Inspektorat

Jenderal adalah ‘Persentase Laporan Analisis Temuan dan Tindak Lanjut yang

Dapat Dimanfaatkan Stakeholders terkait’, yang dihitung dengan formulasi,

sebagai berikut:

% Realisasi =

Jumlah laporan analisa temuan dan tindak lanjut yang dapat dimanfaatkan stakeholders x 100%

Jumlah rekonsiliasi tindak lanjut

Capaian IKU-1 SS-5 pada tahun 2017 digunakan untuk mendukung Sasaran

Pengelolaan Administrasi dan Kinerja SDM Inspektorat Jenderal yang meningkat

pada Business Process Perspective.

Kendala dan Solusi

Dalam merealisasikan capaian IKU-1 SS-5 terdapat kendala yang dihadapi yaitu

data dukung penyelesaian tindak lanjut yang diterima tidak sesuai dengan

rekomendasi yang ada, sehingga memperlambat penyelesaian tindak lanjut

temuan hasil audit.

IKU-1 Informasi Kinerja

Jumlah

Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit

Jumlah Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit

Jumlah rekomendasi yang sesuai dan dalam proses tindak lanjut tahun 2012-2016

390

Jumlah rekomendasi dan tindak lanjut tahun 2012-2016

813

Total Realisasi 47,97%

Target 60%

Capaian 79,95%

44 | P a g e

Sebagai solusi, Sekretariat Inspektorat Jenderal mendorong satker terkait untuk

segera menyelesaikan tindak lanjut temuan hasil audit.

f. SS-6 Kualitas Pelaporan yang Meningkat di Inspektorat Jenderal

SS-6 diukur melalui IKU:

IKU-1 SS-6 Persentase pelaporan substansi tepat waktu di Inspektorat

Jenderal

IKU-2 SS-6 Persentase Laporan Keuangan Inspektorat Jenderal yang

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

IKU-3 SS-6 Persentase laporan monitoring evaluasi dan Laporan Kinerja

Inspektorat Jenderal yang sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan

g. SS-7 Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satuan Kerja yang terencana, terukur,

ekonomis, efektif dan efisien

SS-7 diukur melalui IKU:

IKU-1 SS-7 Level Internal Audit Capability Model (IACM)

Pelaksanaan tugas pengawasan telah mendapat dukungan dari Presiden RI

dalam berbagai kesempatan. Dukungan yang diberikan antara lain disampaikan

pada saat pertemuan dengan APIP seluruh Indonesia tahun 2015 dimana

Presiden RI mengamanatkan agar 85% kapabilitas dari seluruh APIP nasional

berada pada level 3 pada akhir tahun 2019. Pencapaian level tersebut akan

45 | P a g e

diukur dengan menggunakan metode pengukuran Internal Audit Capability Model

(IACM). Kapabilitas APIP Kemlu tersebut apabila diukur dengan Internal Audit

Capability Model (IACM) telah berada pada level 2 dari level 1-5 level IACM.

IACM adalah sebuah dokumen yang bertujuan untuk memberikan gambaran

tentang 5 (lima) level pertumbuhan kapabilitas sebuah organisasi audit internal

dalam organisasi. IACM pada dasarnya merupakan tools yang digunakan APIP

menuju organisasi yang lebih efektif dalam upaya meningkatkan kapabilitasnya.

APIP perlu melakukan penilaian mandiri terhadap area proses kunci (key

process area) yang harus dipenuhi, sehingga dapat diketahui kondisi APIP saat

ini, termasuk area yang memerlukan perbaikan (areas of improvement) untuk

menuju ke level kapabilitas yang lebih tinggi.

Terkait hal tersebut, upaya peningkatan kapabilitas APIP Inspektorat Jenderal

Kementerian Luar Negeri telah dilakukan sejak tahun 2010 dan telah

menghasilkan perubahan yang mendasar dalam pelaksanaan pengawasan di

lingkungan Kementerian Luar Negeri dari pemeriksaan konvensional menuju

pemeriksaan dengan mengedepankan pengendalian intern, pemantauan potensi

masalah, pencegahan masalah, dan supervisi/asistensi. Peran Inspektorat

Jenderal pun turut mengalami perubahan dimana APIP tidak hanya bertindak

sebagai auditor tetapi juga konsultan pada pelaksanaan kegiatan satuan kerja.

46 | P a g e

Target jangka menengah IKU-1 SS-7 yang ditetapkan dalam Renstra Inspektorat

Jenderal, sebagai berikut:

Tabel Target IKU-1 SS-7 Tahun 2015-2019

No IKU Target

2015

Target

2016

Target

2017

Target

2018

Target

2019

1 Level IACM N/A N/A Level 3 Level 3 Level 3

Formula/Penghitungan

Capaian IKU-1 SS-7

Hasil penilaian penjaminan kualitas atas Tingkat Kapabilitas APIP Kemenlu

tahun 2017 yang diukur dengan menggunakan Internal Audit Capability Model

(IACM) menunjukkan bahwa Tingkat Kapabilitas APIP Kemenlu telah berada

pada Level 3 Dengan Perbaikan. Pencapaian Level 3 akan diupayakan tercapai

pada tahun 2018 sebelum tenggat waktu nasional yang ditetapkan pada akhir

Desember 2019.

Analisa Capaian IKU-1 SS-7

IKU-1 SS-7 merupakan IKU baru, yang ditujukan untuk mengukur tingkat

kapabilitas APIP Kementerian Luar Negeri. Jika dibandingkan dengan hasil

penilaian peningkatan kapabilitas APIP pada akhir tahun 2016, hasil sementara

penilaian mandiri APIP Kementerian Luar Negeri mengalami peningkatan, dari

Level 2 menjadi Level 3 Dengan Perbaikan.

Dalam upaya peningkatan kapabilitas menuju level 3 tersebut, pada tahun 2017

Inspektorat Jenderal telah menyusun infrastruktur yang dibutuhkan seperti:

Capaian IKU-2 SS-2 dihitung dengan menggunakan formula : Level IACM

47 | P a g e

1. Kebijakan yang mendukung pelaksanaan tugas pengawasan intern, yaitu:

a. Permenlu Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengawasan Intern;

b. Keputusan Inspektur Jenderal Nomor 1652/SK/PW/06/2017/11 Tahun

2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Intern di Kementerian

Luar Negeri dan Perwakilan RI;

c. Keputusan Inspektur Jenderal Nomor 02605/PW/12/2017/11 tentang

Pedoman Audit Kinerja;

d. Keputusan Inspektur Jenderal Nomor 02603/PW/12/2017/11 tentang

Pedoman Perencanaan Audit Berbasis Risiko;

e. Keputusan Inspektur Jenderal Nomor 02607/PW/12/2017/11 tentang

Pedoman Survei Persepsi Pemangku Kepentingan;

f. Penyusunan 81 Standard Operasional Procedure (SOP) Mikro Inspektorat

Jenderal.

2. Perencanaan peningkatan kapabilitas APIP dan peningkatan peran dan

layanan kepada stakeholders. Terkait hal tersebut, upaya peningkatan

kapabilitas APIP Inspektorat Jenderal Kementerian Luar Negeri telah

diwujudkan melalui penyelenggaran kegiatan, sebagai berikut:

a. Bimbingan Teknis (Bimtek) Manajemen Berbasis Risiko;

b. Bimtek asesor untuk menilai maturitas SPIP;

c. Bimtek Evaluasi AKIP;

d. Focus Group Discussion (FGD) yang bersifat tematik dan

e. Keikutsertaan auditor pada pendidikan dan pelatihan penjenjangan pada

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (Pusdiklatwas BPKP).

Kendala dan Solusi Pencapaian IKU-1 SS-7:

Dalam mencapai target IKU-1 SS-2, Inspektorat Jenderal mengalami kendala

berupa kurangnya komitmen di tingkat pimpinan dan kurangnya jumlah SDM

48 | P a g e

yang tersedia sehingga realisasi Rencana Aksi yang sudah susun mengalami

penjadwalan ulang.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut, Inspektorat Jenderal

memaksimalkan jumlah SDM yang tersedia untuk merealisasikan Rencana Aksi

yang telah disusun dan mendukung usul penambahan jumlah auditor.

Sekretariat Inspektorat Jenderal memiliki 4 (empat) Sasaran yang akan dicapai pada

Learning and Growth Perspective, melalui 6 (enam) IKU, yaitu:

SS-1 Sasaran Implementasi Talent Management di Sekretariat Inspektorat Jenderal

SS-1 diukur melalui IKU-1 SS-1 Persentase pejabat di Sekretariat Inspektorat Jenderal

yang memenuhi standar kompetensi jabatan

Tujuan SS-1 Implementasi Talent Management adalah untuk mengukur sejauh mana

sumber daya manusia di Inspektorat Jenderal telah memenuhi syarat minimal dalam

menduduki setiap jabatan, serta memastikan setiap jabatan diisi oleh pegawai yang

sesuai dengan kompetensinya.

Capaian IKU-1 SS-1 dapat dilihat dalam tabel berikut:

IKU-1 SS-1 Informasi Kinerja Jumlah

Persentase Pejabat di Sekretariat Inspektorat Jenderal yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan

Implementasi Talent Management

Jumlah Pejabat (Eselon II) di lingkungan Sekretariat Inspektorat Jenderal yang telah memenuhi kompetensi jabatan

1

Jumlah Pejabat (Eselon II) di lingkungan Sekretariat Inspektorat Jenderal

1

LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE

49 | P a g e

Inspektorat Jenderal telah mengimplementasikan talent management melalui

keikutsertaan pegawai dalam seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) untuk jabatan

Eselon I dan II.

SS-1 diukur dengan IKU-1: Persentase Pejabat di Inspektorat Jenderal yang telah

memenuhi standar kompetensi jabatan, yang menggunakan formula/penghitungan:

Kendala dan Solusi:

3. Target IKU-1 SS-1 belum tercermin dalam dokumen perencanaan mengingat target

ini muncul pada saat digunakannya mekanisme kinerja berbasis balance score card.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala ini adalah dengan menetapkan

target dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Inspektur Jenderal dan Sekretaris

Inspektorat Jenderal.

4. Formulasi/penghitungan IKU-1 SS-1 perlu dipertajam dengan memastikan informasi

kinerja.

Total Realisasi 100%

Target 100%

Capaian 100%

% Realisasi =

Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Inspektorat Jenderal yang telah memenuhi kompetensi jabatan

x 100%

Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Inspektorat Jenderal

50 | P a g e

SS-2 Sasaran Implementasi dan penyusunan/penyempurnaan peraturan internal dan

tata kelola organisasi yang baik di Sekretariat Inspektorat Jenderal, diukur

melalui IKU:

IKU-1 SS-2 Persentase Implementasi peraturan internal dan tata kelola

organisasi di Sekretariat Inspektorat Jenderal

IKU-2 SS-2 Jumlah peraturan internal dan tata kelola organisasi yang

disusun/disempurnakan di Sekretariat Inspektorat Jenderal

SS-3 Sasaran Pelayanan Administrasi umum yang baik Sekretariat Inspektorat

Jenderal, diukur melalui IKU:

IKU-1 SS-3 Persentase dokumen rencana kinerja Sekretariat Inspektorat

Jenderal yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

SS-4 Sasaran Pengelolaan anggaran yang Optimal dan Akuntabel di Sekretariat

Inspektorat Jenderal, diukur melalui IKU:

IKU-1 SS-4 Persentase realisasi anggaran dan realisasi kinerja di Sekretariat

Inspektorat Jenderal

IKU-2 SS-4 Persentase temuan Itjen dan BPK yang ditindaklanjuti di Sekretariat

Inspektorat Jenderal

51 | P a g e

Dalam mendukung tugas dan fungsi pengawasan, Sekretariat Inspektorat

Jenderal memberikan dukungan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan

prasarana di lingkungan Inspektorat Jenderal. Berdasarkan dokumen PK Tahun

2016, IKU 4 ditargetkan sebesar 90%. Untuk merealisasikan target tersebut,

Sekretariat Inspektorat Jenderal telah mengalokasikan pengadaan sarana dan

prasarana sebanyak 171 jenis barang. Namun demikian, dengan adanya

kebijakan pemotongan anggaran pada Triwulan II dan III tahun 2016

mengakibatkan target IKU 4 mengalami penyesuaian menjadi 55 jenis barang.

Rincian informasi untuk capaian kinerja IKU 4 adalah sebagai berikut:

IKU 4 Informasi Kinerja

52 | P a g e

Tabel Perbandingan Capaian IKU 4

No IKU Target 2015

Target 2016

Realisasi 2015

Realisasi 2016

Capaian 2015

Capaian 2016

1 Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana Inspektorat Jenderal

90% 90%

100% 94.55%

111.11% 105.05%

Rata-rata Capaian IKU 4

105.05%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Persentase pemenuhankebutuhan sarana danprasarana Inspektorat

Jenderal

Perbandingan Capaian IKU 4

Target 2015 Target 2016 Realisasi 2015

Realisasi 2016 Capaian 2015 Capaian 2016

Analisis IKU 4: Persentase Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana

Inspektorat Jenderal

Berdasarkan dokumen PK Tahun 2016, target IKU 4 ditetapkan sebesar 90%.

Sedangkan realisasi yang diperoleh dari IKU 4 adalah 94.55%. Realisasi ini lebih

tinggi dari target yang ditetapkan karena adanya penyesuaian target capaian

sebagai akibat penerapan kebijakan nasional untuk melakukan pemotongan

anggaran. Sementara capaian kinerja IKU 4 Tahun 2016 terealisasi sebesar

105.05%. Capaian ini mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan capaian

Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana Inspektorat Jenderal

Jumlah pemenuhan sarana dan prasarana

Jumlah permintaan pemenuhan sarana

53 | P a g e

tahun sebelumnya, yaitu sebesar 111.11%. Menurunnya realisasi capaian kinerja

IKU 4 juga dipengaruhi oleh kebijakan pemotongan anggaran sebesar

Rp694.685.000,00 dalam Triwulan II TA 2016. Selain itu, pada triwulan III TA

2016 kembali terjadi pemotongan dalam bentuk self-blocking sebesar

Rp.3.138.107.000,00, yang diambil dari Belanja Layanan Perkantoran (Belanja

Pegawai dan Belanja Pemeliharaan), sehingga DIPA APBN-P menjadi sebesar

Rp32.441.758.000,00.

Dalam pencapaian IKU 4 ini, Inspektorat Jenderal masih mengalami kendala,

yaitu belum optimalnya realisasi rencana pengadaan barang sehubungan

dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, Inspektorat Jenderal telah melakukan

penyesuaian target pengadaan sarana dan prasarana secara prioritas.

B. REALISASI ANGGARAN

DIPA awal Sekretariat Inspektorat Jenderal tahun 2017 berjumlah

Rp33.136.443.000,00. Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No.4

Tahun 2017 tentang Langkah-langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja

K/L dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA

54 | P a g e

2017, Inspektorat Jenderal melakukan penghematan anggaran sebesar

Rp694.685.000,00 dari Belanja Modal dan Belanja Barang. Selanjutnya

berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2016

tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga (K/L)

dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Perubahan (APBN-P) Tahun Anggaran 2016, Inspektorat Jenderal kembali

melakukan penghematan anggaran sebesar Rp.3.138.107.000,00 dalam bentuk

self-blocking dari Belanja Layanan Perkantoran (Belanja Pegawai dan Belanja

Pemeliharaan), sehingga pagu anggaran Inspektorat Jenderal Tahun 2017

menjadi sebesar Rp.22,179,786,000.00.

Realisasi anggaran Sekretariat Inspektorat Jenderal untuk Kegiatan “Dukungan

Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal

Kementerian Luar Negeri” Tahun 2017, sebagai berikut:

C. HAL-HAL PENTING LAINNYA

Selain capaian IKU tersebut di atas, terdapat beberapa hal penting lainnya

yang mempengaruhi kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal, yaitu:

55 | P a g e

Capaian WWBM yang mendongkrak Sasaran Nilai Reformasi Birokrasi

Kementerian Luar Negeri

Komitmen Pimpinan dalam mendukung pencapaian level 3 IACM

Memenuhi amanat Presiden RI pada saat pertemuan dengan APIP seluruh

Indonesia tahun 2015, agar seluruh APIP nasional berada pada level 3 pada

akhir tahun 2019, Inspektorat Jenderal selaku APIP Kementerian Luar Negeri

berkomitmen untuk meningkatkan kapabilitas Auditor yang merupakan hal

signifikan untuk dilakukan, mengingat jumlah auditor dan kapabilitas yang dimiliki

masih belum memadai. Untuk itu, pimpinan Inspektorat mempunyai komitmen

yang kuat agar peningkatan level 3 IACM dapat tewujud. Komitmen pimpinan

Inspektorat Jenderal diwujudkan melalui penandatanganan Piagam Audit oleh

Inspektur Jenderal, disaksikan oleh seluruh Pejabat Eselon I dan disetujui oleh

Menteri Luar Negeri.

Proses perubahan SOTK pada Tahun 2017, yang dimulai sejak Tahun 2016

Guna menunjang Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Kementerian Luar Negeri dan untuk mendukung kegiatan Kelompok Kerja

(Pokja) Reformasi Birokrasi untuk Program Penguatan Pengawasan, Inspektorat

Jenderal telah mengusulkan restrukturisasi dalam kesempatan perubahan SOTK

Kementerian Luar Negeri Tahun 2017.

BAB IV

56 | P a g e

PENUTUP

Pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Inspektorat Jenderal Tahun 2017

dilaksanakan dengan merujuk pada dokumen perencanaan, sebagaimana tertuang

dalam PK 2017 dan RKA-KL 2017. Capaian sasaran pelaksanaan tugas Sekretariat

Inspektorat Jenderal diukur melalui indikator sasaran yang telah ditetapkan dan

tercermin dari pencapaian indikator hasil pada IKU sebesar 98,68% dengan dukungan

anggaran yang terealisasi sebesar Rp19,124,193,005,- atau sebesar 86,22%.

Pencapaian tersebut diperoleh

melalui proses dan mekanisme yang

terstruktur dan sistematis, mulai dari

proses perencanaan, pengukuran

kinerja hingga evaluasi terhadap

seluruh hasil yang dicapai.

Berdasarkan tugas dan fungsinya di bidang perencanaan dan program kerja,

peraturan perundang-undangan dan kertas kerja, kepegawaian, rumah tangga dan

perlengkapan, tata persuratan dan dokumentasi, keuangan serta laporan dan analisis

hasil pengawasan beserta tindak lanjutnya, Sekretariat Inspektorat Jenderal telah

melaksanakan penyusunan perencanaan kinerja beserta monitoring dan evaluasi

kinerja, penyusunan pedoman pengawasan internal beserta Standar Operasional

Prosedur (SOP) kegiatan, pengelolaan pertanggungjawaban keuangan, melakukan

pemantauan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR, kegiatan

Kelompok Kerja (Pokja) Reformasi Birokrasi untuk Program Penguatan Pengawasan,

sosialisasi tugas pengawasan dan tugas lain sesuai instruksi pimpinan.

Mengantisipasi upaya pencapaian sasaran Program Pengawasan dan

Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kemenlu RI serta semakin meningkatnya tugas dan

fungsi pengawasan intern di masa mendatang, Sekretariat Inspektorat Jenderal

57 | P a g e

melakukan langkah-langkah antisipatif antara lain dengan melakukan penguatan fungsi

pengawasan melalui peningkatan kualitas audit kinerja dengan penajaman pada

substansi dan metode audit, pelaksanaan audit bersama, intensifikasi pemantauan

tindak lanjut, peningkatan penyelesaian kerugian negara dan penyempurnaan format

laporan audit.

---000---