LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakin Benih revisi...
Transcript of LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakin Benih revisi...
-
LAPORAN KINERJA
KEGIATAN PENGEMBANGAN
SISTEM PERBENIHAN
HORTIKULTURA
TAHUN 2018
TAHUN 2018
DIREKTORAT PERBENIHAN HORTIKULTURA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
KEMENTERIAN PERTANIAN
April, 2019
REVISI II
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
i
SUMMARY EXECUTIVE
Output-output kegiatan yang menjadi capaian kinerja Kegiatan Pengembangan
Sistem Perbenihan Hortikultura Tahun 2018 telah ditentukan dan telah dilaksanakan
melalui pelaksanaan kegiatan di tingkat pusat dan daerah. Output-output capaian
kinerja kegiatan perbenihan tersebut tertuang dalam perjanjian kinerja (PK) 2018
yang mengalami perubahan beberapa kali hingga yang terakhir pada bulan
Desember 2018.
Adapun output capaian kinerja yang tertuang dalam PK Revisi terakhir tahun 2018
dan prosentase capaian kinerja sampai 22 Januari 2019 adalah: a) Sebanyak 2 (dua)
indikator dengan capaian “Sangat Berhasil” (capaian melebihi 100%) yaitu Jumlah
benih jeruk yang tersedia (101,48%) dan sertifikasi benih hortikultura (311,49%); b)
Sebanyak 7 (tujuh) indikator dengan capaian “Berhasil” (capaian 80 - 100%) yaitu
jumlah benih cabai yang tersedia (97,50%), jumlah benih bawang merah yang
tersedia (88,08%), jumlah benih mangga yang tersedia (94,07%), jumlah benih
manggis yang tersedia (87,76%), jumlah benih pisang yang tersedia (89,41%), aneka
benih buah (97,11%) dan fasilitasi teknis dukungan perbenihan hortikultura (100%);
c) sebanyak 1 (satu) indikator dengan capaian “cukup berhasil” (capaian 60 – 79%)
yaitu jumlah sarana dan prasarana yang tersedia (75,41); serta sebanyak 1 (satu)
indikator dengan capaian “Kurang Berhasil” (capaian kurang dari 60%) yaitu jumlah
benih bawang putih yang tersedia (59,47 %).
Hingga 22 Januari 2018 realisasi keuangan sesuai DIPA revisi terakhir berdasarkan
kewenangan instansi baik pusat maupun daerah untuk kegiatan Pengembangan
Sistem Perbenihan Hortikultura mencapai 83,90 % dengan rincian di pusat 88,85 %
dan di daerah 83,09 %. Sedangkan realisasi anggaran untuk setiap output kegiatan
Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura Tahun 2018, prosentase realisasi
keuangan terbesar pada output sertifikasi dan pengawasan benih (96,89 %) disusul
output fasilitas teknis dukungan perbenihan hortikultura (96,82%) dan terendah pada
output benih sayuran lainnya/bawang putih (58,62%). Rendahnya realisasi keuangan
pada kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura tahun 2018 karena
tidak terealisasinya sebagian dari output kegiatan juga karena efisiensi anggaran
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
ii
pengadaan yang disebabkan adanya kelebihan pagu anggaran pada penggadaan-
pengadaan benih di satker pusat maupun daerah.
Dalam pencapaian output kinerja kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan di
jumpai sejumlah masalah yang sudah ada sejak tahap perencanaan hingga
pelaksanaan di lapang mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah baik yang bersifat
internal maupun eksternal.
Penyederhanaan sistem perencanaan hingga perubahan regulasi ataupun petunjuk-
petunjuk operasioanl teknis di lapang yang lebih kondusif menjadi bagian penting
untuk perbaikan pelaksanaan target capaian kinerja output-output kegiatan sistem
perbenihan hortikultura ke depan.
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
KATA PENGANTAR
Sebagai wujud akuntabilitas atau pertanggungjawaban Direktorat Perbenihan
Hortikultura dalam memanfaatkan anggaran pembangunan untuk Program Kegiatan
Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura yang bersumber dari APBN maka
disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN).
Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran perkembangan dan pencapaian
pelaksanaan kegiatan serta serapan anggaran yang ada di Direktorat Perbenihan
tahun 2018 yang dilaksanakan di pusat dan daerah melalui dana Tugas Pembantuan
dan Dekonsentrasi. Selain itu laporan ini juga disusun sebagai tindaklanjut dari
Peraturan Presiden yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Metode
penyusunan LAKIN telah diatur dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. LAKIN ini merupakan revisi II hasil evaluasi SAKIP Direktorat
Hortikultura oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian yang telah
dilaksanakan di Direktorat Jenderal Hortikultura pada tanggal 2 April 2019.
Harapan kami laporan ini dapat memberikan gambaran atau informasi kinerja dan
serapan anggaran yang dicapai oleh Direktorat Perbenihan Hortikultura dan menjadi
bahan masukan dalam rangka menyusun langkah tindak lanjut untuk perbaikan,
pengembangan dan penyempurnaan kegiatan pada tahun berikutnya.
Jakarta, April 2019
Direktur,
Sukarman
iii
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
iv
DAFTAR ISI
SUMMARY EXECUTIVE ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ..................................... 3
2.1 Perencanaan Kinerja ........................................................................ 3
2.1.1 Rencana Strategis ............................................................................ 3
A. Visi dan Misi.................................................................................. 3
B. Tujuan, Sasaran dan Target Pengembangan Sistem Perbenihan
Hortikultura .................................................................................. 4
C. Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Perbenihan ........... 6
2.1.2 Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) ........................................ 7
2.1.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) .................................................... 13
2.2 Perjanjian Kinerja (PK) ................................................................... 14
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................. 17
3.1 Pengukuran Kinerja ......................................................................... 17
3.2 Analisis Capaian Kinerja 2018 ............................................................ 18
3.3 Analisis Capaian Keuangan 2018 ....................................................... 31
3.4 Permasalahan Umum ......................................................................... 33
3.5 Tindak Lanjut ...................................................................................... 34
BAB IV. PENUTUP ............................................................................................... 36
LAMPIRAN ............................................................................................................. 37
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) Direktorat Perbenihan
Hortikultura tahun 2017 – 2019 ................................................................. 8
Tabel 2. Target volume indikator sasaran strategis Direktorat Perbenihan Tahun
2018 ......................................................................................................... 12
Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun
2018 (Versi Revisi I Renstra Direktorat Perbenihan Hortikultura) ............... 13
Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2018 (awal) . 14
Tabel 5. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2018 (Revisi
Terakhir, November 2018) ...................................................................... 15
Tabel 6. Pengukuran Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2018 ........ 17
Tabel 7. Output kegiatan sertifikasi benih hortikultura tahun 2015 – 2018…………. 28
Tabel 8. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan Daerah ............................... 31
Tabel 9. Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan Pengembangan Sistem
Perbenihan Tahun 2018 ........................................................................... 32
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Perbenihan Hortikultura
Lampiran 2. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan dan Latar Belakang
Pendidikan
Lampiran 3. SKP Eselon 2, 3 dan 4 Direktorat Perbenihan Hortikultura
Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2018 Per
Maret
Lampiran 5. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2018 Per
Juli
Lampiran 6. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2018 Per
September
Lampiran 7. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2018 Per
November
Lampiran 8. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2018 Per
Desember
Lampiran 9. Capaian Ouput Jumlah Benih Cabai Yang Tersedia (Batang)
Lampiran 10. Capaian Output Jumlah Benih Bawang Merah Yang Tersedia (Kg)
Lampiran 11. Capaian Output Jumlah Benih Mangga Yang Tersedia (Batang)
Lampiran 12. Capaian Output Jumlah Benih Manggis Yang Tersedia (Batang)
Lampiran 13. Capaian Output Jumlah Benih Pisang Yang Tersedia (Batang)
Lampiran 14. Capaian Output Jumlah Benih Buah Lainnya Yang Tersedia (Batang)
Lampiran 15. Capaian Output Jumlah Benih Jeruk Yang Tersedia (Batang)
Lampiran 16. Capaian Output Jumlah Benih Bawang Putih Yang Tersedia (Kg)
Lampiran 17. Capaian Output Jumlah Sarana Prasarana Benih Yang Tersedia
(unit)
Lampiran 18. Capaian Output Sertifikasi Benih Hortikultura (unit)
Lampiran 19. Rencana Strategis Pengembangan Perbenihan Hortikultura Tahun
2015-2019
Lampiran 20. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Tahun
2018
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
Direktorat Perbenihan Hortikultura sebagai instansi pemerintah yang menjadi
fasilitator dan regulator perbenihan, memiliki peran penting dalam menggerakkan
pembangunan sistem perbenihan hortikultura nasional. Selanjutya dalam rangka
mewujudkan sasaran pembanguan perbenihan tersebut dalam perkembangannya
ditempuh melalui pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan
Hortikultura.
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, maka Direktorat Perbenihan
Hortikultura mempunyai tugas “Melaksanakan Penyiapan Perumusan Dan
Pelaksanaan Kebijakan Di Bidang Peningkatan Penyediaan Benih Aneka Cabai,
Bawang Merah, Aneka Jeruk, Dan Tanaman Hortikultura Lain”. Dalam pelaksanaan
tugasnya, Direktorat Perbenihan Hortikultura menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas,
pengawasan mutu serta produksi dan kelembagaan benih;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan
mutu serta produksi dan kelembagaan benih;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan
penyediaan varietas, pengawasan mutu serta produksi dan kelembagaan benih;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan
varietas, pengawasan mutu serta produksi dan kelembagaan benih;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan
varietas, pengawasan mutu serta produksi dan kelembagaan benih; dan
f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Hortikultura.
Dalam rangka menyelenggarakan fungsinya, Direktorat Perbenihan Hortikultura
mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari :
a. Subdirektorat Pengembangan Varietas;
b. Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih;
c. Subdirektorat Produksi dan Kelembagaan Benih;
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
2
d. Subbagian Tata Usaha; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Subdirektorat Pengembangan Varietas mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan
kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan
penyediaan varietas benih hortikultura.
Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan
kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan
pengawasan mutu benih hortikultura.
Subdirektorat Produksi dan Kelembagaan Benih mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
peningkatan penyediaan benih aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk dan
tanaman hortikultura lain serta kelembagaan benih.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan
Direktorat Perbenihan Hortikultura.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundangan.
Struktur organisasi Direktorat Perbenihan Hortikultura dapat dilihat pada Lampiran 1,
sedangkan komposisi pegawai berdasarkan golongan dan latar belakang pendidikan
dapat dilihat Lampiran 2.
Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan telah disusun Sasaran Kerja Pegawai
(SKP) Tahun 2018 yang digunakan sebagai sasaran dalam pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan tupoksi dapat dilihat di Lampiran 3.
Sebagai pertanggungjawaban kinerja terhadap pelaksanaan kegiatan
Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura selama kurun waktu 2018 ini maka
disusunlah Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2018.
Penyusunan LAKIN ini merupakan amanah dari Peraturan Presiden yang tertuang
dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Metode penyusunan LAKIN telah diatur dalam
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
3
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
4
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tersusun atas beberapa
komponen yang merupakan satu kesatuan. Komponen-komponen tersebut antara
lain; Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Evaluasi
Kinerja. Komponen perencanaan kinerja meliputi; a) Rencana Strategis (Renstra), b)
Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK), c) Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan
(d) Penetapan Kinerja (PK).
2.1. Perencanaan Kinerja
2.1.1. Rencana Strategis (Renstra)
Renstra Direktorat Perbenihan Hortikultura merupakan perangkat untuk
mencapai harmonisasi perencanaan pembangunan sistem perbenihan
hortikultura secara menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergis baik dalam
lingkup internal Direktorat Jenderal Hortikultura, lingkup Kementerian Pertanian
maupun secara eksternal dengan instansi lain di luar Kementerian Pertanian.
Renstra Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2015 - 2019 merupakan
acuan, arahan kebijakan dan strategi pembangunan perbenihan hortikultura
dengan mempertimbangkan berbagai kondisi baik internal maupun eksternal
serta kecenderungan perkembangan perbenihan masa mendatang.
Renstra Direktorat Perbenihan Hortikultura merupakan penerjemahan lebih
lanjut dari Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura dan diharapkan dapat
dimanfaatkan sebagai acuan bagi perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan perbenihan di semua tingkatan baik di pusat, propinsi dan
kabupaten. Saat ini Renstra Direktorat Perbenihan Hortikultura merupakan
renstra revisi yang juga telah disesuaikan dengan renstra revisi Direktorat
Jenderal Hortikultura tahun 2015 - 2019. Dalam renstra revisi Direktorat
Perbenihan Hortikultura 2015 - 2019 disampaikan hal-hal sebagai berikut :
A. Visi dan Misi
Dengan memperhatikan prioritas pembangunan nasional dan dinamika
lingkungan strategis, maka Visi Pembangunan Perbenihan tahun 2015 -
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
5
2019 adalah ”Tersedianya benih hortikultura dalam jumlah yang cukup,
tepat varietas, tepat kualitas, tepat waktu dan harga terjangkau untuk
mendukung kawasan hortikultura yang berdaya saing dan
berkelanjutan”.
Dalam rangka mencapai visi pembangunan hortikultura tersebut, Direktorat
Perbenihan mengemban misi sebagai berikut :
a. Merumuskan kebijakan perbenihan secara nasional dengan
memperhatikan kebijakan di propinsi serta kabupaten/kota;
b. Mendorong dan memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha
perbenihan serta memfasilitasi berkembangnya kerjasama / kemitraan
bisnis antara kelompok penangkar dan pengusaha yang saling
menguntungkan;
c. Meningkatkan kualitas SDM aparat pemerintah pada instansi terkait
maupun pelaku usaha perbenihan;
d. Mengembangkan inovasi dan adopsi teknologi maju perbenihan;
e. Mempromosikan penggunaan benih bermutu varietas unggul kepada
masyarakat.
B. Tujuan, Sasaran dan Target Pengembangan Sistem Perbenihan
Hortikultura
Sejalan dengan visi dan misi yang diemban, maka tujuan pembangunan
perbenihan tahun 2015 - 2019 adalah :
a. Meningkatkan ketersediaan benih bermutu untuk mendukung
pengembangan kawasan sesuai dengan perkembangan teknologi dan
permintaan konsumen;
b. Meningkatkan penerapan standar mutu benih dan pengawasan peredaran
benih dalam menjamin mutu benih;
c. Meningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi maju perbenihan di
tingkat pelaku usaha;
d. Memberdayakan potensi nasional di bidang perbenihan dan
meningkatkan peran swasta dalam penumbuhan industri benih nasional.
e. Menumbuhkembangkan kelembagaan perbenihan di wilayah sentra
pengembangan.
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
6
Sasaran pembangunan perbenihan hortikultura tahun 2015 – 2019 adalah:
a. Terpenuhinya kebutuhan benih bermutu untuk mendukung
pengembangan kawasan sesuai dengan perkembangan teknologi dan
permintaan konsumen;
b. Terwujudnya usaha perbenihan hortikultura yang tangguh, mandiri, dan
kelanjutan.
Target awal kegiatan pengembangan sistem perbenihan tahun 2015 - 2019
meliputi:
Produksi benih tanaman bawang merah
Produksi benih tanaman kentang
Produksi benih tanaman jeruk
Produksi benih tanaman buah lainnya
Fasilitasi penguatan kelembagaan perbenihan
Pendaftaran varietas baru hortikultura.
Sertifikasi dan pengawasan benih hortikultura
Selanjutnya dengan adanya perubahan kebijakan dan program/kegiatan di
tahun 2018, maka target operasional kegiatan pengembangan sistem
perbenihan pun mengalami perubahan sebagaimana renstra revisi sebagai
berikut:
1. Benih jeruk
2. Benih buah lainnya
3. Benih cabai
4. Benih bawang merah
5. Benih sayuran lainnya
6. Sertifikasi benih hortikultura
7. Sarana prasarana benih hortikultura
8. Fasilitasi teknis dukungan perbenihan hortikultura
Namun demikian, sesuai dengan dokumen renstra revisi Direktorat Jenderal
Hortikultura yang diturunkan secara berjenjang (cascading) dalam renstra
revisi Direktorat Perbenihan Hortikultura, maka seharusnya target operasional
kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura tahun 2018 adalah
sebagaimana berikut:
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
7
1. Jumlah benih cabai
2. Jumlah benih bawang merah
3. Jumlah benih mangga
4. Jumlah benih nanas
5. Jumlah benih manggis
6. Jumlah benih salak
7. Jumlah benih kentang
8. Jumlah benih pisang
9. Jumlah benih jahe
10. Jumlah benih krisan
11. Jumlah benih jamur
12. Jumlah benih jeruk
13. Jumlah benih bawang putih
14. Jumlah varietas sayur dan tanaman obat yang didaftar
15. Jumlah varietas buah dan florikultura yang didaftar
16. Rasio peningkatan kelembagaan benih hortikultura
Target operasional diatas masih belum seluruhnya terakomodir dalam
perencanaan anggaran dan kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan
Hortikultura di tahun 2018.
C. Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Perbenihan
Arah kebijakan pengembangan perbenihan mengacu pada arah kebijakan
pengembangan hortikultura yang diselaraskan dengan tupoksi Direktorat
Perbenihan. Sesuai dengan kebijakan pengembangan hortikultura, maka arah
kebijakan pengembangan perbenihan adalah:
a. Peningkatan ketersediaan benih bermutu hortikultura (benih tanaman
sayuran dan tanaman obat, tanaman florikultura, tanaman buah) sesuai
prinsip 7 tepat (tepat Jenis, varietas, mutu, jumlah, lokasi, waktu, dan
harga);
b. Penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura melalui revitalisasi Balai
Benih, penguatan kelembagaan penangkar, penataan BF dan BPMT,
penguatan kapasitas SDM perbenihan, pengawasan dan sertifikasi benih;
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
8
c. Peningkatan peran swasta dalam membangun industri benih melalui
pemberian insentif tertentu guna menciptakan iklim yang kondusif bagi
tumbuh kembangnya usaha perbenihan;
d. Pemberdayaan pelaku usaha perbenihan melalui bantuan sarana,
pendidikan dan pelatihan, magang, studi banding, dan pendampingan
teknologi;
e. Peningkatan sosialisasi dan pemasyarakatan benih bermutu kepada petani
dan masyarakat.
Strategi pengembangan perbenihan hortikultura yang merupakan penjabaran
dari strategi pengembangan hortikultura meliputi:
1. Penataan kelembagaan perbenihan melalui peningkatan kompetensi SDM,
modernisasi peralatan, pengembangan sistem perbenihan, standarisasi
proses dan akreditasi, peningkatan peran dan fungsi, penguatan teknologi
informasi.
2. Penguatan kelembagaan penangkar benih melalui fasilitasi sarana produksi
dan benih sumber.
3. Menggali, melindungi, memelihara dan memanfaatkan sumber daya genetik
nasional untuk pengembangan varietas unggul daerah, melalui eksplorasi,
observasi, domestikasi, atau duplikasi PIT.
4. Peningkatan kualitas SDM perbenihan (petugas BBH, PBT, produsen
benih) melalui latihan, magang, atau seminar
5. Meningkatkan peran swasta dalam membangun industri benih dalam negeri
melalui penyederhanaan regulasi, pendaftaran varietas, pembinaan proses
akreditasi, dan sertifikasi mandiri.
6. Meningkatkan sosialisasi dan pemasyarakatan benih bermutu melalui
demonstrasi lapang, jambore varietas, pemberian bantuan benih bermutu
langsung ke masyarakat, pameran, media cetak (leaflet).
2.1.2 Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK)
Sesuai dengan dokumen renstra revisi II Direktorat Perbenihan Hortikultura,
Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) Direktorat Perbenihan Hortikultura
tahun 2017 – 2019 disajikan dalam Tabel 1 berikut:
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
9
KODE
SK
IKSK/ IKA TARGET PENANGGUNG
JAWAB IKSK/
IKA
2017 2018 2019
SK01 01 Jumlah benih cabai
yang tersedia (kg)
82,798 81,255 82,543 Direktorat
Perbenihan
Hortikultura
A Rasio benih cabai
bermutu terhadap
total benih cabai
tersedia (%)
0,11 0,10 0,09 Subdirektorat
Pengawasan
Mutu Benih
B Jumlah benih cabai
bermutu yang
tersedia
138 134 134 Subdirektorat
Produksi dan
Kelembagaan
Benih
02 Jumlah benih
bawang merah yang
tersedia (kg)
189,228,
600
189,640,
760
190,268,
760
Direktorat
Perbenihan
Hortikultura
A Rasio benih bawang
merah bermutu
terhadap total benih
bawang merah
tersedia (%)
4,79 4,86 4,97 Subdirektorat
Pengawasan
Mutu Benih
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
10
B Jumlah benih
bawang merah
bermutu yang
tersedia (kg)
9,066,000 9,213,600 9,462,000 Subdirektorat
Produksi dan
Kelembagaan
Benih
C Jumlah varietas
bawang merah yang
didaftarkan (varietas)
1 1 1 Subdirektorat
Pengembangan
varietas
SK02
03 Jumlah benih
mangga yang
tersedia (batang)
2,223,705 2,323,269 2,415,793 Direktorat
Perbenihan
Hortikultura
A Rasio benih mangga
bermutu terhadap
total benih mangga
yang tersedia (%)
0,25 0,46 0,44 Subdirektorat
Pengawasan
Mutu Benih
B Jumlah benih
mangga bermutu
yang tersedia
(batang)
62,500 120,000 120,000 Subdirektorat
Produksi dan
Kelembagaan
Benih
04 Jumlah benih nenas
yang bermutu (benih)
44,959,
063
45,852,
813
47,220,
938
Direktorat
Perbenihan
Hortikultura
A Rasio benih nenas
bermutu terhadap
total benih nenas
yang tersedia (%)
0,02 0,02 0,02 Subdirektorat
Pengawasan
Mutu Benih
B Jumlah benih nenas
bermutu yang
tersedia (benih)
2,750,000 875,000 875,000 Subdirektorat
Produksi dan
Kelembagaan
SK02 05 Jumlah benih
manggis yang
tersedia (batang)
292,848 301,469 311,671 Direktorat
Perbenihan
Hortikultura
A Rasio benih manggis
bermutu terhadap
total benih manggis
yang tersedia (%)
2,10 5,18 4,98 Subdirektorat
Pengawasan
Mutu Benih
B Jumlah benih
manggis bermutu
yang tersedia
(batang)
47,000 120,000 120,000 Subdirektorat
Produksi dan
KelembagaanBe
nih
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
11
06 Jumlah benih salak
yang tersedia
(anakan)
6,332,700 6,631,900 6,948,700 Direktorat
Perbenihan
Hortikultura
A Rasio benih salak
bermutu terhadap
total benih salak
yang tersedia (%)
0.09 0.02 0.02 Subdirektorat
Pengawasan
Mutu benih
B Jumlah benih salak
bermutu yang
tersedia (anakan)
180,000 50,000 50,000 Subdirektorat
Produksi dan
Kelembagaan
Benih
SK02 07 Jumlah benih
kentang yang
tersedia (kg)
109,083,
150
115,193,
100
118,072,
350
Direktorat
Perbenihan
Hortikultura
A Rasio benih kentang
bermutu terhadap
total benih kentang
yang tersedia (%)
0.33 0.33 0.33 Subdirektorat
Pengawasan
Mutu Benih
B Jumlah benih
kentang bermutu
yang tersedia (kg)
375,000 384,000 394,500 Subdirektorat
Produksi dan
Kelembagaan
Benih
08 Jumlah benih pisang
yang tersedia
(batang)
11,249,
150
11,266,
475
11,316,
938
Direktorat
Perbenihan
Hortikultura
A Rasio pisang benih
bermutu terhadap
total benih pisang
yang tersedia (%)
0,01 0,10 0,10 Subdirektorat
Pengawasan
Mutu Benih
B Jumlah benih pisang
bermutu yang
tersedia (batang)
110,000 760,000 1,000,000 Subdirektorat
Produksi dan
Kelembagaan
Benih
SK02 09 Jumlah benih jahe
yang tersedia (kg)
20,768,
550
20,836,
300
20,885,
700
Direktorat
Perbenihan
Hortikultura
A Rasio benih jahe
bermutu terhadap
total benih jahe yang
0,15 0,27 0,30 Subdirektorat
Pengawasan
Mutu Benih
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
12
tersedia (%)
B Jumlah benih jahe
bermutu yang
tersedia (kg)
115,500 139,500 160,500 Subdirektorat
Produksi dan
Kelembagaan
Benih
10 Jumlah benih krisan
yang tersedia (stek)
438,198,
000
442,003,
600
442,575,
480
Direktorat
Perbenihan
Hortikultura
A Rasio benih krisan
bermutu terhadap
total benih krisan
yang tersedia (%)
2,03 3,10 5,47 Subdirektorat
Pengawasan
Mutu Benih
B Jumlah benih krisan
bermutu yang
tersedia (stek)
145,440 224,000 400,000 Subdirektorat
Produksi dan
Kelembagaan
Benih
SK02 11 Jumlah benih jamur
yang tersedia (bag
log)
246,400 251,900 257,400 Direktorat
Perbenihan
Hortikultura
A Rasio benih jamur
bermutu terhadap
total benih benih
jamur yang tersedia
(%)
3,86 4,17 4,08 Subdirektorat
Pengawasan
Mutu Benih
B Jumlah benih jamur
bermutu yang
tersedia (bag log)
14,500 15,500 15,500 Subdirektorat
Produksi dan
Kelembagaan
Benih
12 Jumlah benih jeruk
tersedia (batang)
2,425,060 2,509,155 2,584,285 Direktorat
Perbenihan
Hortikultura
A Rasio benih jeruk
bersertifikat terhadap
total benih jeruk
beredar (%)
0.96 0.82 0.79 Subdirektorat
Pengawasan
Mutu benih
B Jumlah benih jeruk
bermutu yang
1,127,200 1,000,000 1,000,000 Subdirektorat
Produksi dan
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
13
IKSK diatas merupakan IKSK yang tertulis dalam dokumen renstra revisi II
Direktorat Perbenihan Hortikultura 2015 – 2019 tahun 2018 yang dijadikan
panduan dalam perencanaan diawal tahun. Sementara IKSK pengembangan
sistem perbenihan hortikultura tahun 2018 adalah sebagaimana tabel 2 berikut:
Tabel 2. Target volume indikator sasaran strategis Direktorat Perbenihan
Tahun 2018
No IKSK 2018
01 Jumlah benih cabai yang tersedia (kg) 81.255
tersedia (batang) Kelembagaan
Benih
SK01 13 Jumlah benih
bawang putih
tersedia (kg)
3,628,240 11,539,
440
13,273,
920
Direktorat
Perbenihan
Hortikultura
A Rasio benih bawang
putih bersertifikat
terhadap total benih
bawang putih
beredar (%)
65,68 16,54 6,44 Subdirektorat
Pengawasan
Mutu Benih
B Jumlah benih
bawang putih
bermutu yang
tersedia (kg)
2,680,000 4,372,800 4,490,400 Subdirektorat
Produksi dan
Kelembagaan
Benih
14 Jumlah varietas
sayur dan tanaman
obat yang
didaftarkan untuk
diedarkan
57 59 61 Subdirektorat
Pengembangan
Varietas
15 Jumlah varietas buah
dan florikultura yang
didaftarkan untuk
diedarkan
22 25 28 Subdirektorat
Pengembangan
Varietas
16 Rasio peningkatan
jumlah kelembagaan
benih hortikultura (%)
1 1 1 Subdirektorat
Produksi dan
Kelembagaan
Benih
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
14
02 Jumlah benih bawang merah yang tersedia (kg) 189.640.760
03 Jumlah benih mangga yang tersedia (batang) 2.323.269
04 Jumlah benih nenas yang bermutu (benih) 45.852.813
05 Jumlah benih manggis yang tersedia (batang) 301.469
06 Jumlah benih salak yang tersedia (anakan) 6.631.900
07 Jumlah benih kentang yang tersedia (kg) 115.193.100
08 Jumlah benih pisang yang tersedia (batang) 11.266.475
09 Jumlah benih jahe yang tersedia (kg) 20.836.300
10 Jumlah benih krisan yang tersedia (stek) 442.003.600
11 Jumlah benih jamur yang tersedia (bag log) 251.900
12 Jumlah benih jeruk tersedia (batang) 2.509.155
13 Jumlah benih bawang putih tersedia (kg) 11.539.440
14 Jumlah varietas sayur dan tanaman obat yang didaftarkan
untuk diedarkan
59
15 Jumlah varietas buah dan florikultura yang didaftarkan
untuk diedarkan
25
16 Rasio peningkatan jumlah kelembagaan benih hortikultura
(%)
1
Namun demikian, IKSK dalam dokumen renstra tersebut sepertinya tidak atau
belum diikuti dengan perubahan dalam sistem aplikasi dokumen anggaran
sehingga IKSK-IKSK yang sudah diformulasi dalam dokumen rentra revisi
tersebut belum dapat diakomodir di tahun 2018 termasuk juga kebijakan alokasi
anggaran untuk pencapaian target volumenya.
2.1.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun
2018 telah disusun dan disesuaikan dengan renstra revisi I Direktorat
Perbenihan Hortikultura 2015 – 2019 di tahun 2017. Dalam RKT ini telah
ditetapkan target-target yang akan dijadikan ukuran tingkat
keberhasilan/kegagalan pencapaiannya sebagai bahan renja 2018. Target
Rencana Kinerja Tahunan 2018 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
15
2018 (Versi Renstra Revisi I Direktorat Perbenihan Hortikultura)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET
Terpenuhinya kebutuhan
benih cabai dan bawang
merah
1. Benih Bawang Merah (Kg) 750.000
2. Benih cabai (kg) 1.000.000
Terpenuhinya kebutuhan
perbenihan hortikutura
untukkomoditas ekspor dan
pengenali impor
3. Benih jeruk (batang) 1.062.000
4. Benih buah lainnya (batang) 2.408.000
5. Benih sayuran lainnya (kg) 200.000
6. Sertifikasi benih hortikultura
(unit)
1.650
7. Fasilitas teknis dukungan
perbenihan hortikultura (bulan)
12
8. Sarana prasarana benih
hortikultura (unit)
74
Dokumen RKT diatas merupakan dokumen RKT awal yang mengakomodir
dokumen renstra revisi I Direktorat Perbenihan Hortikultura 2015 – 2019 yang
dijadikan panduan dalam perencanaan diawal tahun sehingga belum
mengakomodir perubahan indikator kinerja kegiatan yang terjadi dalam
pelaksanaan kegiatan di pertengahan tahun berjalan 2018 sekaligus renstra
revisi II Direktorat Perbenihan Hortikultura.
2.2 Perjanjian Kinerja (PK)
Perjanjian Kinerja tahun 2018 merupakan dokumen kesepakatan antara Direktur
Jenderal Hortikultura dengan Direktur Perbenihan Hortikultura. Pada Tahun
2018, Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan Hortikultura mengalami
perubahan sebanyak 5 (lima) kali berturut-turut pada bulan Maret 2018, Juli
2018, September 2018, Nopember 2018 dan Desember 2018 sejak
penandatangan PK pertama pada bulan Januari 2018. Perjanjian Kinerja awal
bulan Januari 2018 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2018 (awal)
Sasaran Indikator Kinerja Target
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
16
Sasaran Indikator Kinerja Target
Program
peningkatan
produksi dan nilai
tambah
hortikultura
1. Benih buah lainnya (batang) 2.408.000
2. Benih Bawang Merah (Kg) 750.000
3. Benih jeruk (batang) 1.062.000
4. Sertifikasi benih hortikultura (unit) 1.680
5. Benih sayuran lainnya (kg) 200.000
6. Sarana prasarana benih hortikultura (unit) 74
7. Benih cabai (kg) 1.000.000
Anggaran Rp. 132.963.281.000
Pada bulan Maret 2018 telah terjadi perubahan kepeminpinan di Direktorat
Jenderal Hortikultura dimana Direktur Jenderal yang lama memasuki masa purna
tugas dan diganti dengan pelaksana tugas. Namun hal ini tidak merubah
anggaran maupun output di Direktorat Perbenihan Hortikultura.
Pada bulan Juli 2018 PK Direktorat Perbenihan Hortikultura mengalami
perubahan sasaran, indikator kinerja, target output serta pagu anggaran karena
terjadinya refokusing di Direktorat Jenderal Hortikultura. Pagu anggaran
Direktorat Perbenihan Hortikultura berubah dari Rp. 132.963.281.000 menjadi
Rp. 106.180.109.000. Sasaran di bagi menjadi 2 yaitu 1) terpenuhinya
kebutuhan perbenihan cabai dan bawang merah dengan indikator kinerja jumlah
benih cabai yang tersedia dan jumlah benih bawang merah yang tersedia, 2)
terpenuhinya kebutuhan perbenihan hortikultura untuk komoditas ekspor dan
pengendali impor dengan indikator kinerja jumlah benih mangga yang tersedia,
jumlah benih manggis yang tersedia, jumlah benih pisang yang tersedia, jumlah
benih buah lainnya yang tersedia, jumlah benih jeruk yang tersedia, jumlah benih
bawang putih yang tersedia, jumlah sarana prasarana benih yang tersedia dan
rasio peningkatan jumlah kelembagaan benih hortikultura.
Pada bulan September 2018, PK Direktorat Perbenihan kembali mengalami
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut terutama pada target jumlah benih
mangga, jumlah benih manggis, jumlah benih buah lainnya, jumlah benih jeruk
yang tersedia, jumlah sarana prasarana benih yang tersedia dan hilangnya target
rasio peningkatan jumlah kelembagaan benih hortikultura.
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
17
Pada bulan Nopember 2018, pagu anggaran Direktorat Perbenihan Hortikultura
mengalami perubahan karena ada akun beban jasa lainnya yang ada di POK
Direktorat Perbenihan Hortikultura pindah ke POK Sekditjen Hortikultura
sehingga pagu anggaran dari Rp. 106.210.109.000 menjadi Rp.
106.186.109.000.
Pada bulan Desember 2018, terjadi lagi perubahan PK Direktorat Perbenihan
Hortikultura. Indikator Kinerja pada PK bulan Desember disesuaikan dengan IKU
eselon 2 Direktorat Perbenihan Hortikultura. Pagu anggaran tetap sama dengan
PK versi bulan Nopember 2018 yaitu Rp. 106.186.109.000-.
Adapun dokumen Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura yang
telah direvisi tercantum pada lampiran 4, 5, 6, 7 dan 8. Perjanjian Kinerja revisi
terakhir dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2018
(Revisi Terakhir, Desember 2018)
No Sasaran Indikator Kinerja Target
1. Terpenuhinya
kebutuhan
perbenihan cabai
dan bawang
merah
1-1 Jumlah benih cabai yang tersedia
(batang)
1.000.000
1-2 Jumlah benih bawang merah yang
tersedia (kg)
597.000
2. Terpenuhinya
kebutuhan
perbenihan
hortikultura untuk
2-1 Jumlah benih mangga yang tersedia
(batang)
607.502
2-2 Jumlah benih nenas yang tersedia
(benih)
0.00
komoditas ekspor
dan pengendali
impor
2-3 Jumlah benih manggis yang tersedia
(batang)
245.000
2-4 Jumlah benih salak yang tersedia
(anakan)
0.00
2-5 Jumlah benih kentang yang tersedia
(kg)
0.00
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
18
No Sasaran Indikator Kinerja Target
2-6 Jumlah benih pisang yang tersedia
(batang)
340.000
2-7 Jumlah benh jahe yang tersedia (kg) 0.00
2-8 Jumlah benih krisan yang tersedia
(stek)
0.00
2-9 Jumlah benih jamur yang tersedia
(log)
0.00
2-10 Jumlah benih jeruk yang tersedia
(batang)
640.800
2-11 Jumlah benih bawang putih yang
tersedia (kg)
190.000
2-12 Rasio peningkatan jumlah
kelembagaan benih hortikultura
0.00
Anggaran Rp. 106.186.109.000
Pada PK terakhir tersebut tidak tertera indikator kinerja aneka benih buah
(batang), jumlah sarana dan prasarana yang tersedia (unit), sertifikasi benih
hortikultura (unit) dan fasilitasi teknis dukungan perbenihan hortikultura. Namun
keempat indikator kinerja tersebut mempunya target ouput masing masing 61 unit,
332.161 batang, 1.680 unit dan 12 unit. Hal ini disesuaikan dengan komponen
yang ada di IKU eselon 2 dimana komponen jumlah sarana dan prasarana yang
tersedia, aneka benih buah, sertifikasi benih hortikultura dan fasilitasi teknis
dukungan perbenihan hortikultura tidak termasuk di dalamnya. PK revisi terakhir
(versi bulan Desember 2018) ini yang selanjutnya digunakan dalam pembahasan
LAKIN Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2018.
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
19
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan yang
telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi
organisasi secara terukur dengan sasaran atau target kinerja yang telah ditetapkan
melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.
Pada laporan kinerja ini ada beberapa perbedaan yang ada pada indikator kinerja
dan target. Beberapa indikator kinerja dan target yang tertera pada Perjanjian Kinerja
tidak sesuai dengan indikator kinerja dan target yang tercantum pada Rencana
Kinerja Tahunan. Hal ini disebabkan karena RKT hanya disusun sekali pada awal
tahun anggaran, sedangkan PK mengalami beberapa perubahan (revisi).
3.1. Pengukuran Kinerja
Dalam rangka pelaksanaan APBN tahun berjalan, akuntabilitas kinerja Direktorat
Perbenihan Hortikultura tahun 2018 diukur dengan cara membandingkan realisasi
kinerja dengan target kinerja yang tercantum dalam dokumen Perjanjian Kinerja.
Untuk mengukur tingkat capaian kinerja Tahun 2018 digunakan metode scoring yang
mengelompokkan capaian kedalam 4 (empat) kategori kinerja, yaitu: 1) sangat
berhasil (capaian >100%), 2) berhasil (capaian 80 - 100%), 3) cukup berhasil
(capaian 60 - 79%), dan 4) kurang berhasil (capaian < 60%) terhadap sasaran
yang telah ditetapkan.
Pengukuran pencapaian kinerja Tahun 2018 dilakukan dengan membandingkan
target yang telah ditetapkan dengan pencapaian realisasinya. Secara rinci, realisasi
pencapaian target penetapan kinerja tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :
Tabel 6. Pengukuran Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2018
No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi *) % Kategori
1. Terpenuhinya
kebutuhan
1. Jumlah benih cabai
yang tersedia (batang)
1.000.000 975.000 97,50 Berhasil
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
20
No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi *) % Kategori
perbenihan
cabai dan
bawang
merah
2. Jumlah benih bawang
merah yang tersedia (kg)
597.000 525.857 88,08 Berhasil
2. Terpenuhinya
kebutuhan
perbenihan
hortikultura
untuk
komoditas
ekspor dan
pengendali
impor
1. Jumlah benih mangga
yang tersedia (batang)
607.502 571.500
94,07 Berhasil
2. Jumlah benih manggis
yang tersedia (batang)
245.000 215.000 87,76 Berhasil
3. Jumlah benih pisang
yang tersedia (batang)
340.000 304.000 89,41 Berhasil
4. Jumlah benih jeruk yang
tersedia (batang)
640.800 650.300 101,48 Sangat
Berhasil
5. Jumlah benih bawang
putih yang tersedia (kg)
190.000 113.000 59,47 Kurang
Berhasil
3 Indikator
kinerja lainnya
1. Aneka benih buah
(batang)
332.161 322.561 97,11 Berhasil
2. Jumlah sarana dan
prasarana yang
tersedia (unit)
61 46 75,41 Cukup
Berhasil
3. Sertifikasi benih
hortikultura (unit)
1.680 5.233 311,49 Sangat
Berhasil
4. Fasilitasi teknis
dukungan perbenihan
hortikultura (bulan)
12 12 100,00 Berhasil
Keterangan : *) sampai tanggal 22 Januari 2019
Rincian realisasi dari masing – masing indikator kinerja dapat dilihat pada lampiran 8
s/d 17
3.2. Analisis Capaian Kinerja 2018
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
21
Berdasarkan Tabel 6 realisasi/capaian indikator sasaran kegiatan Sistem Perbenihan
Hortikultura Tahun 2018, kategori capaian kinerja terhadap 11 (sebelas) indikator
sasaran kegiatan disampaikan sebagai berikut:
a. Sebanyak 2 (dua) indikator dengan capaian “Sangat Berhasil” (capaian melebihi
100%) yaitu indikator (1) Jumlah benih jeruk yang tersedia dan (2) sertifikasi
benih hortikultura.
b. Sebanyak 7 (tujuh) indikator dengan capaian “Berhasil” (capaian 80 - 100%) yaitu
indikator (1) jumlah benih cabai yang tersedia, (2) jumlah benih bawang merah
yang tersedia, (3) jumlah benih mangga yang tersedia, (4) jumlah benih manggis
yang tersedia, (5) jumlah benih pisang yang tersedia, (6) aneka benih buah dan
(7) fasilitasi teknis dukungan perbenihan hortikultura
c. Sebanyak 1 (satu) indikator dengan capaian “cukup berhasil” (capaian 60 – 79%)
yaitu indikator (1) jumlah sarana dan prasarana yang tersedia.
d. Sebanyak 1 (satu) indikator dengan capaian “Kurang Berhasil” (capaian kurang
dari 60 %) yaitu indikator (1) jumlah benih bawang putih yang tersedia
Adapun analisa capaian sasaran kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan
Hortikultura Tahun 2018 berikut tindak lanjut yang diperlukan untuk perbaikan
kedepannya adalah sebagai berikut:
a. Jumlah Benih Cabai yang Tersedia (batang)
Tujuan dari kegiatan ini adalah memasyarakatkan penggunaan benih cabai
bermutu dari varietas unggul. Sasaran yang akan dicapai adalah meningkatnya
penggunaan benih cabai bermutu dari varietas unggul dalam mendukung
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman cabai.
Pengadaan atau penanaman benih cabai dalam polybag/wadah harus dari
varietas yang telah dilepas/didaftar oleh Menteri Pertanian.
Produksi benih cabai dilaksanakan oleh BBH di 32 propinsi melalui dana Tugas
Pembantuan. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan ketersediaan
benih bermutu cabai dalam rangka mendukung pengembangan kawasan cabai.
Sebagaimana yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan, output kegiatan ini
dilaksanakan melalui bimbingan atau pembinaan, koordinasi serta pengadaan
benih cabai dapat dilakukan bekerja sama dengan penangkar benih setempat
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
22
yang kompeten dengan kesepakatan secara tertulis dan BBH tetap memenuhi
target output yang telah ditetapkan.
Target output produksi benih cabai ditetapkan tahun 2018 sebesar 1.000.000
batang yang dilaksanakan di 32 satker provinsi. Dari sebanyak 1 juta batang
benih cabai tersebut terealisasi sebesar 975.000 batang atau sekitar 97,50%.
Capaian angka yang menyentuh 97,50 % dikarenakan terdapat provinsi yang
merealisasikan kegiatan tidak mencapai 100% yaitu Provinsi Banten dan
Kalimantan Barat.
b. Jumlah Benih Bawang Merah yang Tersedia (kg)
Produksi benih bawang merah dilaksanakan oleh BBH di 19 propinsi melalui
dana dekonsentrasi. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan
ketersediaan benih bawang merah bermutu dalam rangka mendukung
pengembangan kawasan bawang merah. Sebagaimana yang diatur dalam
petunjuk pelaksanaan, output kegiatan ini dilaksanakan melalui bimbingan atau
pembinaan, koordinasi serta pengadaan benih sumber (benih yang digunakan
untuk perbanyakan/produksi benih).
Perbanyakan benih bawang merah dapat dilakukan bekerja sama dengan
penangkar benih setempat yang kompeten dengan kesepakatan secara tertulis
dan BBH tetap memenuhi target output yang telah ditetapkan.
Target output produksi benih bawang merah yang ditetapkan dalam PK Revisi
terakhir tahun 2018 adalah sebesar 597.000 kg yang dilaksanakan di 19 Satker
Provinsi. Dari target sebanyak 597.000 kg tersebut terealisasi sebesar 525.857
kg atau sekitar 88,08%.
Perbanyakan benih bawang merah tidak dapat mencapai target karena
kegiatan perbanyakan benih bawang merah yang dilaksanakan di kegiatan
Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi di beberapa provinsi tidak terlaksana
karena keterbatasan waktu pelaksanaan serta akibat koordinasi internal di
satker daerah yang terlambat dalam proses penyediaan dokumen seperti yang
terjadi di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Hal lain yang juga menjadi penyebab tidak terlaksannya capaian output
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
23
kegiatan ini karena disebabkan masih rendahnya penguasaan teknologi dan
kompetensi SDM perbanyakan benih bawang merah serta kurang tersedianya
fasilitas penyimpanan benih bawang merah di daerah penerima seperti yang
terjadi di Kalimantan Tengah.
c. Jumlah Benih Jeruk yang Tersedia (batang)
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan ketersediaan benih bermutu jeruk dari
varietas unggul untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk
tanaman jeruk.
Sasaran kegiatan adalah meningkatnya ketersediaan benih bermutu jeruk untuk
mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman
jeruk.
Target output jumlah benih jeruk yang tersedia yang ditetapkan dalam PK revisi
tahun 2018 adalah sebesar 640.800 batang yang meliputi pengadaan di satker
pusat 15.000 batang dan 18 satker provinsi sebanyak 625.800 batang.
Realisasi pengadaan di satker pusat adalah 15.000 batang (100%) dan di
daerah sebanyak 635.300 batang (101,52%).
Total realisasi satker pusat dan daerah adalah 650.300 batang. Dengan
demikian, apabila dibandingkan antara target volume yang ada di dokumen PK
revisi terakhir sebanyak 640.800 batang dengan realisasi sebesar 650.300
batang maka target benih jeruk mencapai 101,48 %.
Meskipun realisasi nya sudah mencapai >100 % dari target, namun demikian
masih ada sebagian kecil satker daerah yang sebenarnya mampu
memproduksi lebih besar lagi, namun karena adanya alasan tertentu akhirnya
tidak mampu direalisasikan produksi benih jeruknya seperti di Provinsi
Bengkulu yang tidak melanjutkan proses produksi benihnya sejumlah 5.000
batang karena tidak tersedianya batang atas. Selain itu, di kabupaten
Jeneponto sebanyak 3.000 batang tidak direlaisasikan karena varietas yang
tersedia tidak sesuai dengan agroklimat dari daerah tersebut.
Kegiatan fasilitasi bantuan benih Jeruk yang dilaksanakan di pusat sebesar
15.000 batang sebagai pelaksana kegiatan Direktorat Perbenihan Hortikultura
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
24
dapat terealisasi 100%. Kabupaten penerima bantuan yakni Kabupaten Bone.
Varietas jeruk yang diperbantukan untuk Kabupaten Bone yakni Jeruk varietas
Pamelo Nambangan.
d. Jumlah Benih Mangga yang Tersedia (batang)
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan ketersediaan benih bermutu mangga
untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman mangga.
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya ketersediaan benih mangga untuk
mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman
mangga.
Adapun target output benih mangga adalah sebanyak 607.502 batang dengan
rincian di pusat yakni 45.000 batang dan di daerah sebanyak 562.502 batang.
Dari target 607.502 tersebut terealisasi sebanyak 571.500 batang atau sekitar
94,07 %.
Untuk penyediaan benih mangga di pusat, sebanyak 45.000 batang telah
terealisasi 100%. Benih-benih mangga tersebut meliputi sejumlah varietas
unggul nasional seperti Arumanis 143, Manalagi 69, Lalijiwo 61, Gadung 21 dan
Garifta Merah. Benih-benih ini disebar ke sebanyak 9 kabupaten/kota.
Sedangkan untuk penyediaan benih mangga oleh satker di daerah tidak dapat
direalisasikan seperti di Sulsel sebanyak 1.000 batang, di Bangka Belitung
15.000 batang, Jawa Timur 15.000 batang dan di Jeneponto sebanyak 2.000
batang. Ketidaktersediaan benih untuk di gunakan sebagai batang bawah
maupun benih yang sesuai dengan permintaan CPCL di wilayah setempat
menjadi alasan tidak terlaksananya kegiatan ini seperti yang terjadi di Bangka
Belitung dan Sulawesi Selatan. Adanya miss koordinasi di internal Satker
Provinsi juga menjadi alasan tidak dilaksanakannya kegiatan ini. Seperti di
Jawa Timur, pihak pelaksana /PPK yang ditunjuk KPA provinsi yaitu dalam hal
ini BPSB TPH provinsi merasa bahwa output benih lainnya berupa pengadaan
benih bukanlah TUSInya sehingga dikhawatirkan melanggar aturan yang ada.
Sedangkan di Jeneponto, penyediaan benih mangga tidak direalisasikan
dikarenakan varietas yang akan dikembangkan dianggap tidak sesuai dengan
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
25
agroklimat dari daerah tersebut.
e. Jumlah Benih Manggis yang Tersedia (batang)
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan ketersediaan benih bermutu manggis
untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman
manggis.
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya ketersediaan benih manggis untuk
mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman
manggis.
Adapun target output benih manggis adalah sebanyak 245.000 batang dengan
rincian di pusat yakni 36.000 batang dan di daerah sebanyak 209.000 batang.
Dari target 245.000 tersebut terealisasi sebanyak 215.000 batang atau sekitar
87,76 %.
Untuk penyediaan benih manggis di pusat, sebanyak 36.000 batang telah
terealisasi 100%. Benih manggis yang disediakan di pusat adalah varietas
Kaligesing yang disebar ke 11 kabupaten/kota.
Sejumlah satker daerah tidak mampu merealisasikan target penyediaan benih
manggis ini seperti sebanyak 12.000 batang di Satker Provinsi Jawa Timur dan
18.000 batang di Satker Provinsi Bengkulu. Seperti halnya kegagalan
penyediaan benih mangga, kegagalan penyediaan benih manggis disebabkan
karena adanya miss koordinasi di internal satker provinsi. Sedangkan
kegagalan yang terjadi di Bengkulu diakibatkan harga satuan benih yang ada di
POK tidak mencukupi untuk penyediaan benih manggis bermutu di wilayah
setempat.
f. Jumlah Benih Pisang yang Tersedia (batang)
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan ketersediaan benih bermutu pisang
untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman pisang.
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya ketersediaan benih pisang untuk
mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman
pisang.
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
26
Adapun target output benih pisang adalah sebanyak 340.000 batang dengan
rincian di pusat sebanyak 12.000 batang dan di daerah sebanyak 328.000
batang. Dari target 340.000 tersebut terealisasi sebanyak 304.000 batang atau
sekitar 89,41 %.
Untuk penyediaan benih pisang di pusat, sebanyak 12.000 batang telah
terealisasi 100%. Benih pisang yang disediakan di pusat adalah varietas
Rajabulu Kuning yang dikirim ke Kabupaten Bone.
Sejumlah satker daerah tidak dapat merealisasikan target penyediaan benih
pisang seperti sebanyak 13.000 batang di Sulawesi Selatan dan 20.000
batang di Satker Provinsi Jawa Timur. Di Propinsi Jawa Timur, kegagalan
penyediaan benih pisang disebabkan karena adanya miss koordinasi di internal
satker provinsi yang menjadi alasan tidak dilaksanakannya kegiatan ini.
Sedangkan kegagalan yang terjadi di Sulawesi Selatan lebih disebabkan
karena tidak adanya benih pisang bersertifikat yang varietasnya sesuai dengan
CPCL di wilayah setempat.
g. Aneka Benih Buah (batang)
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan ketersediaan benih bermutu tanaman
buah lainnya untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk
tanaman buah lainnya.
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya ketersediaan aneka benih buah
untuk mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk
tanaman buah lain.
Adapun target output aneka benih buah adalah sebanyak 332.161 batang
dengan rincian di pusat 81.000 batang dan daerah sebanyak 251.161 batang.
Dari target 332.161 batang tersebut terealisasi sebanyak 322.561 batang atau
sekitar 97,11 %. Aneka benih buah yaitu durian, lengkeng, duku, alpukat,
salak, sukun dan jambu kristal. Untuk penyediaan aneka benih buah di pusat,
sebanyak 81.000 batang telah terealisasi 100%. Aneka benih buah yang
disediakan di pusat adalah Duku varietas Matesih dan Palembang yang dikirim
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
27
ke 3 kabupaten sebanyak 10.000 batang, Alpukat varietas Wina sebanyak
16.000 batang untuk 9 Kabupaten, Salak varietas Gula Pasir sebanyak 6.000
batang di 1 kabupaten, Durian varietas Otong sebanyak 28.000 batang di 9
Kabupaten serta lengkeng varietas Kateki dan Diamond River sebanyak 21.000
batang yang dikirim ke 7 Kabupaten.
Diketahui beberapa Kabupaten tidak melaksanakan kegiatan fasilitasi benih
buah lainnya seperti di Kabupaten Kebumen dan Jeneponto. Di Kabupaten
Kebumen untuk komoditas lengkeng 7.600 batang tidak dilaksanakan karena
tidak cukup waktunya untuk lelang. Sedangkan fasiltasi benih lainnya di
Kabupaten Jeneponto untuk komoditas durian sebanyak 2.000 batang tidak
direalisasikan karena komoditas dan varietas yang akan dikembangkan
dianggap tidak sesuai dengan agroklimat dari daerah tersebut.
h. Jumlah Benih Bawang Putih (sayuran lainnya) yang Tersedia (kg)
Tujuan kegiatan adalah meningkatkan ketersediaan benih benih sayuran
lainnya, khususnya dalam hal ini benih bawang putih.
Sasaran kegiatan adalah meningkatnya ketersediaan benih bawang putih untuk
mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk bawang
putih.
Produksi benih sayuran lainnya, dalam hal ini benih bawang putih, dilaksanakan
3 provinsi dan 4 kabupaten/kota melalui dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan. Kegiatan ini dilaksanakan melalui perbanyakan dan pengadaan
benih. Kelompok penerima manfaat diutamakan kelompok yang mendapatkan
alokasi APBN 2018 untuk kawasan sayuran lainnya.
Target output produksi benih sayuran lainnya (bawang putih) yang ditetapkan
dalam PK Revisi terakhir tahun 2018 sebesar 190.000 kg dan terealisasi
sebesar 113.000 kg atau sekitar 59,47%. Capaian output ini merupakan yang
paling rendah dibanding capaian output-ouput lainnya pada kegiatan
pengembangan sistem perbenihan tahun 2018.
Beberapa satker provinsi yang realiasi target output benih bawang putih nya
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
28
rendah seperti Provinsi Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Kabupaten Solok.
Beberapa hal menjadi penyebab tidak tercapainya output kegiatan benih
bawang putih ini yaitu : (1) masih minimnya ketersediaan benih sumber bawang
putih bermutu, (2) adanya miss koordinasi antara satker dan pelaksanana
daerah yang menyebabkan waktu pelaksanaan menjadi sangat terbatas dan
tidak memungkinkan untuk dilaksanakan seperti terjadi di Kabupaten Magelang,
(3) minimnya kelompok tani yang bersedia menanam bawang putih dan
bersedia menjadi penangkar benih bawang putih sehingga Dinas Pertanian
tidak berhasil merealisasikan output benih bawang putih seperti di Satker
Kabupaten Solok.
i. Jumlah Sarana dan Prasarana yang Tersedia
Dalam rangka menjamin terpenuhinya kebutuhan benih bermutu varietas
unggul secara memadai dan berkesinambungan, diperlukan kerjasama yang
erat antar instansi terkait yang menangani plasma nutfah, pemuliaan, produksi
dan penyedia benih, distribusi, pengendalian mutu dan pengawasan peredaran
benih, serta pengguna benih. Peran Balai Benih Hortikultura (BBH) sebagai
ujung tombak dalam penyediaan benih bermutu sangat penting sehingga upaya
peningkatan keterampilan dan kemampuannya perlu dilakukan. Untuk
memperkuat peranan produsen benih baik milik pemerintah maupun swasta
dalam memproduksi benih bermutu, pemerintah memfasilitasi sarana prasarana
produksi benih hortikultura yang memadai.
Tujuan kegiatan adalah memfasilitasi sarana prasarana produksi benih
hortikultura untuk memperkuat peran produsen benih hortikultura. Sasaran
kegiatan adalah meningkatnya kapasitas produsen benih hortikultura dalam
memproduksi benih bermutu.
Target output sarana dan prasarana Perbenihan Hortikultura yang ditetapkan
dalam PK Revisi terakhir tahun 2018 sebesar 61 unit, terealisasi sebesar 46
Unit atau sekitar 75,41 %.
Capaian angka tersebut terjadi karena di beberapa provinsi tidak
melaksanakan lelang, karena waktu lelang yang tidak mencukupi waktunya.
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
29
Realisasi output sarana dan prasarana benih yang rendah adalah Satker
Provinsi Jawa tengah. Di Provinsi ini sejumlah sarana dan prasarana
diantaranya berupa screen house yang direncanakan di Kabupaten
Banjarnegara dan Wonosobo tidak terealisasi karena adanya ketakutan dan
koordinasi internal yang kurang optimal.
j. Sertifikasi Benih Hortikultura
Benih hortikultura bermutu merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya
hortikultura. Dalam Permentan Nomor 48 tahun 2012 tentang Produksi,
Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura disebutkan bahwa
benih bermutu diperoleh melalui proses sertifikasi :
a. Pengawasan pertanaman dan pasca panen oleh BPSB;
b. Sistem Manajemen Mutu (SMM) oleh LSSM terakreditasi KAN dengan
ruang lingkup perbenihan; dan
c. Terhadap produk benih oleh LSPro terakreditasi KAN.
Sertifikasi benih hortikultura (sertifikasi benih) adalah proses pemberian
sertifikat terhadap kelompok benih melalui serangkaian pemeriksaan dan/atau
pengujian, serta memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal.
Sertifikasi benih melalui pengawasan pertanaman dan pascapanen meliputi
pemeriksaan lapangan, pengujian mutu benih di laboratorium dan/atau
pemeriksaan mutu benih di gudang, penerbitan sertifikat benih, dan pelabelan.
Sertifikasi benih dimaksudkan sebagai pelayanan terhadap produsen
benih/instansi pemerintah yang mempunyai tupoksi bidang hortikultura. Tujuan
sertifikasi adalah untuk menjamin mutu benih (mutu genetik, mutu fisik, mutu
fisiologis, dan kesehatan benih).
Kegiatan sertifikasi dalam PK revisi terakhir tahun 2018 ditargetkan sebanyak
1.680 unit sertifikasi dan realisasi capaian sertifikasi sampai akhir tahun 2018
mencapai 5.233 unit sertifikasi atau sebesar 311,49 % dari yang telah
ditargetkan untuk tahun 2018. Capaian sertifikasi ini 3 kali lebih besar dari
target yang telah ditetapkan untuk tahun 2018. Provinsi yang memiliki capaian
sertifikasi tertinggi yaitu Provinsi Jawa Tengah dengan realisasi sertifikasi
sebesar 1.124 unit sertifikasi, capaian ini jauh lebih tinggi dari target
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
30
sertifikasinya yang hanya sebesar 100 unit sertifikasi.
Melonjaknya realisasi output/indikator kinerja Sertifikasi benih hortikultura pada
tahun 2018, disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Tahun 2018 merupakan tahun perbenihan, sehingga terjadi lonjakan
layanan sertifikasi benih oleh instansi yang menyelenggarakan tugas pokok
dan fungsi bidang pengawasan dan sertifikasi benih (BPSB), khususnya
benih buah dari pemohon sertifikasi benih selain produsen benih buah
perorangan (dikenal:Penangkar benih buah) juga dari Instansi lingkup
Badan Litbang Pertanian (Balai Penelitian Tanaman Buah dan Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian). Berdasarkan SK Menteri Pertanian,
kedua Instansi tersebut memiliki tugas tambahan untuk memproduksi benih
buah bermutu (kelas BR) dalam jumlah besar guna mendukung tahun
perbenihan;
2. Dukungan terhadap program swasembada bawang putih tahun 2019 (target
awal). Berbagai upaya dilakukan pemerintah guna mendukung program ini,
seperti :
a. Pengadaan benih bawang putih bermutu melalui Pengawasan Pasca
Panen di Gudang (Kepmentan No. 70/Kpts/SR.130/D/9/2017 tentang
Teknis Sertifikasi Benih Umbi Lapis Bawang Putih melalui
Pengawasan Pascapanen di Gudang). Beberapa BPSB (seperti Jawa
Tengah dan Jawa Timur) melayani permohonan sertifikasi benih jenis
ini;
b. Layanan Sertifikasi benih bawang putih dari para petani/kelompok tani
bawang putih yang termasuk dalam program pengembangan kawasan
bawang putih. Program ini mensyaratkan bahwa 10 % dari total
kawasannya dijadikan benih.
c. Pelayanan BPSB terhadap sertifikasi benih bawang putih yang berasal
dari proses pemurnian varietas.
Sebagai gambaran target dan realisasi output sertifikasi benih selama 4
(empat) tahun terakhir (2015 – 2018) dapat dilihat pada tabel dan grafik di
bawah ini.
Tabel 7. Output Kegiatan Sertifikasi Benih Hortikultura Tahun 2015-2018
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
31
Tahun Output
Target (Unit) Realisasi (Unit) %
2015 14,387 13,836 96.17
2016 1,311 6,149 469.03
2017 519 5,151 992.49
2018 1,680 5,233 311.49
Gambar 1. Grafik Output Kegiatan Sertifikasi Benih Hortikultura Tahun 2015-2018
Berdasarkan grafik bahwa target output sertifikasi benih berfluktuasi setiap
tahunnya selama 4 (empat) tahun terakhir. Besarnya target output sertifikasi
benih tergantung dari besarnya dana APBN Direktorat Jenderal Hortikultura
yang dialokasikan untuk kegiatan sertifikasi benih yang diselenggarakan oleh
Instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan
Sertifikasi benih (BPSB). Target terendah terjadi pada tahun 2017 (519 unit),
karena anggaran kegiatan sertifikasi di BPSB berasal dari hasil revisi semua
kegiatan di Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2018 (kecuali benih
bawang merah). Hal ini terjadi karena alokasi dana di BPSB tahun 2017 tidak
ada pada APBN 2017.
Sedangkan target output sertifikasi benih terbesar terjadi pada tahun 2015.
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
32
Kemungkinan hal in terjadi karena baru pertama kali menerapkan target output
indikator kinerja Sertifikasi dari satuan “laporan” ke “Unit”. Sampai tahun 2014
target output di BPSB hanya berupa Laporan (12 laporan per tahun). Mulai
tahun 2015 bahwa semua anggaran harus berbasis output yang jelas.
Berdasarkan pertimbangan bahwa kegiatan di BPSB yang mudah diukur dan
dilaksanakan oleh semua BPSB adalah kegiatan Sertifikasi benih. Volume
kegiatan sertifikasi benih di BPSB, diiidikasikan dari jumlah unit sertifikasi yang
diterima. Oleh karena itu, maka mulai tahun 2015 satuan output kegiatan
Sertifikasi adalah unit. Penghitungan unit Sertifikasi ini disesuaikan dengan
jenis perbanyakan benih hortikultura yang ada dan tiap BPSB kemungkinan
tidak sama penetapan tiap unitnya (sesuai dengan potensi wilayah dan
sumber daya yang ada). Kondisi ini masih tetap sejalan dengan aturan
sertifikasi benih yang menyatakan bahwa penetapan nilai satu unit sertifikasi
benih mempunyai batasan maksimal .
Realisasi output sertifikasi benih berdasarkan diagram di atas nilainya jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan targetnya, kecuali tahun 2015 hanya
mencapai 96,17 %. Hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan : penetapan
target unit sertifikasi benih yang terlalu tinggi atau batasan maksimal
permohonan sertifikasi benih yang terjadi saat ini. Namun apabila dibandingkan
dengan realisasi sertifikasi benih pada tahun 2016 – 2018, bahwa pelayanan
sertifikasi benih tertinggi terjadi pada tahun tahun 2015 (13.836 unit).
Dari diagram di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa besarnya realisasi output
sertifikasi benih tidak tergantung pada besarnya target outputnya (alokasi
anggaran), mengingat kegiatan sertifikasi benih yang dilaksanakan oleh BPSB
a. Berdasarkan permohonan dari pemohon (Produsen benih atau Instansi
pemerintah). Sebagai unsure pelayanan sertifikasi benih, BPSB tidak dapat
menolak permohonan sertifikasi benih yang masuk;
b. Penetapan 1 (satu) unit sertifikasi oleh BPSB disesuaikan dengan potensi
wilayah dan sumber daya yang dimiliki BPSB saat itu.
Target output sertifikasi benih di BPSB berkorelasi dengan jumlah dana yang
dialokasikan di BPSB, namun dana tersebut selain digunakan untuk kegiatan
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
33
sertifikasi benih juga digunakan untuk kegiatan pengawasan mutu benih
hortikultura lainnya yang ada di BPSB (penilaian varietas dan pengawasan
peredaran benih).
k. Fasilitasi Teknis Dukungan Perbenihan Hortikultura
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian menyatakan bahwa
Direktorat Perbenihan Hortikultura mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
peningkatan penyediaan benih hortikultura. Dalam melaksanakan tugas,
Direktorat Perbenihan Hortikultura menyelenggarakan fungsi: (a) Penyiapan
perumusan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih aneka cabai,
bawang merah, aneka jeruk dan tanaman hortikultura lainnya serta
kelembagaan perbenihan, (b) pelaksanaan kebijakan dan rekomendasi teknis di
bidang peningkatan penyediaan benih aneka cabai, bawang merah, aneka
jeruk dan tanaman hortikultura lainnya serta kelembagaan perbenihan, (c)
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di peningkatan penyediaan
benih aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk dan tanaman hortikultura
lainnya serta kelembagaan perbenihan (d) pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang peningkatan penyediaan benih aneka cabai, bawang merah,
aneka jeruk dan tanaman hortikultura lainnya serta kelembagaan perbenihan;
(e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Hortikultura.
Untuk mendukung kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya diperlukan kegiatan Koordinasi
Perencanaan Perbenihan Hortikulturan untuk mensinkronisasikan dan
menyediakan panduan/norma dalam pelaksanaan kegiatan di Direktorat
Perbenihan Hortikultura (Pusat), Balai Benih Hortikultura (BBH), Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
(BPSBTPH), dan TP Kabupaten/kota.
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
34
3.3. Analisis Capaian Keuangan 2018
Analisis pencapaian keuangan dilakukan untuk mengukur sejauh mana pencapaian
sasaran strategis yang telah tergambar dalam Penetapan Kinerja (PK) dapat dicapai
dengan sumber keuangan yang ada. Dalam rangka pencapaian sasaran strategis
berkembanganya sistem perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan
kawasan hortikultura, maka Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun 2018
mendapatkan alokasi dana APBN sebesar Rp 106.186.109.000,- seperti dalam
Penetapan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2018 bulan November
2018. Anggaran diatas merupakan alokasi anggaran terakhir kegiatan
Pengembangan Sistem Perbenihan yang telah mengalami sejumlah perubahan
sejak awal penetapan DIPA 2018 awal hingga DIPA revisi terakhir.
Hingga 22 Januari 2018 realisasi keuangan sesuai DIPA revisi terakhir berdasarkan
kewenangan instansi baik pusat maupun daerah untuk kegiatan Pengembangan
Sistem Perbenihan mencapai 83,90 % dengan rincian di pusat 88,85 % dan di
daerah 83,09 %. Secara rinci komposisi realisasi capaian keuangan kegiatan sistem
perbenihan dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 8. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan Daerah
KEGIATAN PAGU (Rp)
REALISASI S/D
22 Januari 2019
Anggaran
(Rp)
Persentase
(%)
Pengembangan Sistem
Perbenihan Hortikultura 106.186.109.000 89.085.826.476 83,90
Pusat 14.793.001.000 13.144.034.873 88,85
Daerah 91.393.108.000 75.941.791.603 83,09
Rincian realisasi anggaran untuk setiap output kegiatan Pengembangan Sistem
Perbenihan Hortikultura Tahun 2018, prosentase realisasi keuangan terbesar pada
output sertifikasi dan pengawasan benih (96.89%), fasilitas teknis dukungan
perbenihan hortikultura (96,82%), dan terendah pada output benih sayuran lainnya
/bawang putih (58,62%) (data per tanggal 22 Januari 2018). Secara rinci
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
35
prosentase realiasi serapan anggaran per output kegiatan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 9. Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan Pengembangan Sistem
Perbenihan Tahun 2018
NO Output
PAGU
ANGGARAN
(Rp)
REALISASI S/D
22 Januari 2019
Anggaran
(Rp)
Persentase
(%)
1 Jumlah benih buah lainnya
yang tersedia*) (Batang)
30.188.571.000 24.382.488.852 80,77
2 Jumlah benih bawang
merah yang tersedia (Kg)
16.124.968.000 13.365.757.096 82,89
3 Jumlah benih jeruk yang
tersedia (Batang)
9.544.424.000 7.935.659.102 83,14
4 Sertifikasi benih hortikultura
(Unit)
16.800.000.000 16.277.791.166 96,89
5 Jumlah benih bawang putih
(sayuran lainnya) yang
tersedia (Kg)
7.840.000.000 4.595.575.110 58,62
6 Fasilitas teknis dukungan
perbenihan hortikultura
(bulan)
9.296.306.000 9.001.056.649 96,82
7 Sarana prasarana benih
hortikultura (Unit)
13.383.840.000 10.625.102.058 79,39
8 Jumlah benih cabai yang
tersedia (Batang)
3.008.000.000 2.902.396.443 96,49
106.186.109.000 89.085.826.476 83,90
Keterangan: *) termasuk di dalamnya benih mangga, manggis, pisang, durian,
duku, salak, alpukat, lengkeng, sukun dan jambu kristal (di pusat
dan didaerah)
Rendahnya realisasi keuangan pada kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan
Hortikultura Tahun 2018 diakibatkan karena tidak terealisasinya sebagian dari output
kegiatan juga karena efisiensi anggaran pengadaan yang disebabkan adanya
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
36
kelebihan pagu anggaran pada pengadaan-pengadaan benih di Satker pusat
maupun daerah.
3.4. Permasalahan Secara Umum
Sejumlah masalah diidentifikasi sebagai faktor tidak optimumnya pencapaian output
fisik dan keuangan dari kinerja kegiatan pengembangan sistem perbenihan
hortikultura tahun 2018. Adapun masalah yang ditemui adalah sebagai berikut:
1. Adanya perubahan dalam pelaksanaan program/kebijakan yang ditindaklanjuti
dengan adanya recofusing anggaran dan target output di pertengahan tahun
mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan kegiatan serta menjadi faktor
munculnya miss koordinasi/komunikasi di internal penggelola satker di beberapa
daerah sehingga proses CPCL, pengadaan hingga distribusi benih menjadi
terhambat atau bahkan tidak terlaksana seperti kegiatan perbenihan di Jawa
Tengah, Jawa Timur dan lain-lain;
2. Adanya gangguan iklim/bencana alam yang berupa tsunami, banjir, gempa bumi
dan kekeringan menyebabkan beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan
gagal panen atau tidak jadi terlaksana seperti di NTB, Sulteng dan lain
sebagainya;
3. Masih adanya sejumlah regulasi di bidang perbenihan hortikultura yang secara
langsung maupun tidak langsung menyebabkan secara teknis pencapaian target
output kegiatan menjadi sulit tercapai, seperti aturan terkait persyaratan teknis
minimal benih untuk pengadaaan;
4. Masih ditemukan pelaksana kegiatan perbenihan hortikultura termasuk petugas
pengadaan benih, fungsional petugas Pengawas Benih Tanaman dan pejabat
pembuat komitmen di daerah yang belum mengetahui dan memahami Peraturan
Perbenihan Hortikultura sehingga menyebabkan timbulnya kesulitan/kendala
dalam pelaksanaan kegiatan;
5. Terbatasnya atau tidak adanya ketersediaan benih bermutu yang sesuai dengan
varietas dan jumlah sesuai kebutuhan pada saat CPCL di daerah. Selain itu,
waktu ketersediaan benih dan harga benih sering tidak sesuai pada saat
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
37
pengadaan benih. Di beberapa tempat, harga benih di penangkar lebih besar
dari unit cost yang ada di DIPA/POK sehingga benih menjadi tidak terbeli.
6. Di beberapa tempat, pelaksana kegiatan kurang mempertimbangkan waktu
pelaksanaan secara tepat sehingga waktu pelaksanaan kegiatan menjadi sangat
mepet dan tidak mencukupi waktunya untuk dilaksanakan.
7. Bervariasinya harga benih di penangkar menjadikan pelaksana kegiatan
penyediaan benih sulit memperhitungkan secara tepat harga benih yang akan
digunakan sebagai HPS. Hal ini menyebabkan pada saat pengadaan terjadi
kelebihan pagu. Sisa ini menyebabkan serapan keuangan menjadi lebih rendah
sedangkan realisasi fisik besar.
8. Keterbatasan keterampilan SDM di UPT-UPT perbenihan di daerah serta sarana
produksi/prosesing hingga fasilitas penyimpanan benih menjadi pertimbangan
bagi pelaksana kegiatan perbenihan di daerah melaksanakan output-output
kegiatan perbenihan, terutama untuk daerah pengembangan kawasan baru.
3.5. Tindak Lanjut
Beberapa upaya tindak lanjut yang akan dilakukan oleh Direktorat Perbenihan
Hortikultura di Tahun 2018, antara lain sebagai berikut :
a. Pemantapan terhadap sistem perencanaan kegiatan sehingga dapat
meminimalisasi kesulitan atau kekeliruan dalam operasional kegiatan, termasuk
disini melakukan penyederhanaan terhadap petunjuk-petunjuk teknis kegiatan
sehingga lebih fleksibel dan jelas implementasinya
b. Adanya komitmen dan pernyataan mengenai kesanggupan daerah untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana yang telah dialokasiakan dalam DIPA/POK
perlu ditunjukkan untuk melihat keseriusan satker-satker daerah melaksanakan
kegiatan.
c. Pembinaan teknisi yang intensif kepada pemangku kepentingan berkepentingan
(petugas BPSB, petugas BBH, pelaku usaha produksi benih, pelaku usaha
pemasukan dan pengeluaran benih, pengedar benih) baik secara langsung
maupun tidak langsung terkait Peraturan Perbenihan Hortikultura sesuai dengan
kebutuhannya, yaitu bidang pendaftaran varietas, uji keunggulan varietas, uji
kebenaran varietas, sertifikasi benih hortikultura, pengawasan peredaran benih
hortikultura, maupun pemasukan dan pengeluaran benih hortikultiura; dll
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
38
d. Identifikasi ketersediaan benih di sentra – sentra produsen perlu dilakukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan benih di kegiatan pusat maupun kawasan
hortikultura.
e. Apresiasi teknologi produksi benih hortikultura akan dilaksanakan dengan
mengundang produsen benih sebagai upaya pemantapan dan penumbuhan
penangkar benih di daerah sentra maupun pengembangan.
f. Memfasilitasi sarana prasarana seperti bangunan gudang benih, screen house,
sarana irigasi, alat dan mesin pertanian di BBH provinsi dan produsen benih,
sebagai upaya peningkatan kapasitas produksi.
g. Pembinaan kepada produsen akan dilakukan secara intensif sehingga produsen
benih mampu meningkatkan kompetensinya.
h. Melakukan penyederhanaan/revisi terhadap regulasi yang mendukung realisasi
program/kegiatan
-
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortiultura Tahun 2018
39
BAB IV
PENUTUP
Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura menunjukkan
bahwa kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura masih perlu ditingkatkan dari tahun
ke tahun agar dapat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran program yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu sistem perencanaan yang tepat mulai dari penetapan
output indikator kegiatan, perencanaan anggaran hingga pelaksanaan serta evaluasi
kegiatan menjadi bagian penting peningkatan kualitas kegiatan. Disisi lain, dukungan
optimal dari seluruh stakeholder (petugas dan pelaku usaha perbenihan di pusat dan
daerah) menjadi sangat penting untuk mendukung keberhasilan kegiatan
pengembangan sistem perbenihan hortikultura di Indonesia.
Koordinasi dan sinkronisasi serta kerjasama harmonis antar instansi, pelaku usaha
dan stakeholder lainnya sangat berperan dan menentukan dalam pencapaian
keberhasilan program/kegiatan perbenihan hortikultura. Oleh karena itu, ke depan
fungsi-fungsi seperti ini masih diperlukan khususnya ditengah dinamisnya
program/kebijakan dan banyaknya perubahan organisasi dinas di daerah termasuk
pada UPT perbenihannya.