LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016
Transcript of LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016
i
Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2016
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
JL. Gondosuli No. 6 Yogyakarta
Telp. (0274) 540 897; 540 798 Fax (0274) 523 882
Website: http://bkpp.jogjaprov.go.id
ii
Kata Pengantar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan (BKPP) DIY disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
Tahun Anggaran 2016, serta Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan merupakan bentuk
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada BKPP
atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan
laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan
(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi,
dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang
ditetapkan. Diharapkan penyajian LKj IP ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk
lebih meningkatkan kinerja yang berorientasi pada hasil, baik berupa output
maupun outcomes di masa mendatang.
Yogyakarta, 28 Februari 2017
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan DIY
Ir. Arofa Noor Indriani,M.Si NIP 19600729 198603 2 006
iii
Ikhtisar Eksekutif
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan Pangan Dan
Penyuluhan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja
BKPP yang memuat rencana, capaian, dan realisasi indikator kinerja dari sasaran
strategis. Sasaran dan indikator kinerja termuat dalam Renstra Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Tahun 2012-2017. Untuk mencapai sasaran tersebut,
ditempuh dengan melaksanakan strategi, kebijakan, program dan kegiatan seperti
telah dirumuskan dalam rencana strategis.
Ringkasan prestasi kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan yang
dihasilkan di tahun 2016, dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Sasaran 1: pemantapan ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat dengan
indikatornya Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Capaian kinerja sampai dengan
akhir Bulan Desember 2016 adalah 88,50.
b. Sasaran 2: peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan kualitas
kelembagaan pelaku utama/pelaku usaha dengan indikatornya persentase
jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya. Capaian kinerja sampai dengan
akhir Bulan Desember 2016 adalah 87,22%.
Di luar IKU, pencapaian kinerja BKPP ditunjukkan oleh pencapaian target
terkait dengan sasaran pendukung yaitu: meningkatkan capaian pelaksanaan
program pendukung sasaran SKPD dengan indikatornya persentase rata-rata hasil
ketercapaian pelaksanaan program dukungan sasaran SKPD. Capaian kinerja
sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 100%. Kinerja BKPP DIY lainnya
adalah pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan.
Dari 4 jenis pelayanan dasar dengan 4 indikator kinerjanya, tahun 2016 ini capaian
indikator SPM telah melebihi target maupun capaian SPM tahun 2015 (tahun 2016
target SPM Bidang Ketahanan Pangan sudah tidak ditetapkan, sebagai pembanding
tingkat capaian adalah target akhir SPM tahun 2015 sesuai Permentan Nomor:
65/PERMENTAN/OT.140/12/2010).
iv
Evaluasi atas pencapaian kinerja dan permasalahan yang ditemui pada
setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian
bagi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ke depan. Pertama, belum semua
masyarakat DIY memiliki kesadaran untuk menyediakan dan mengkonsumsi pangan
sesuai kaidah pola pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) sehingga
edukasi tentang pola pangan B2SA masih perlu ditingkatkan. Kedua, berlakunya
pasar bebas ASEAN (MEA) membuat pengawasan keamanan pangan yang beredar
di DIY perlu mendapat perhatian ekstra. Ketiga, berkurangnya jumlah penyuluh PNS
yang perlu diantisipasi dengan optimalisasi peran penyuluh kontrak dan penyuluh
swadaya/swasta.
Hasil evaluasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
ini penting dipergunakan sebagai pijakan bagi BKPP DIY dalam perbaikan kinerja di
tahun yang akan datang.
v
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
I.1 Struktur Organisasi ................ ....................................................................2
I.2 Tugas dan Fungsi....................................................................................... 3
I.3 Keadaan Pegawai ....................................................................................... 4
I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana ................................................................. 7
I.5 Keuangan ................................................................................................... 9
I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ................................... 10
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................................ 12
II.1 Perencanaan Strategis .......................................................................... 12
II.1.1 Visi dan Misi ............................................................................. 13
II.1.2 Tujuan dan Sasaran ................................................................. 15
II.1.3 Strategi .................................................................................... 18
II.1.3.1 Misi 1 ......................... ……………………………..……………….18
II.1.3.2 Misi 2 ............. …………………………………………………………..19
II.1.3.3 Misi 3 .......................................................................... 20
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ............ ……………………………………………...22
II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016 ...............................................……………22
II.3.1 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ……23
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis……………….………….........23
II.4 Instrumen Pendukung ………………………………………………………………........24
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................................. 26
III.1 Capaian Kinerja Tahun 2016 ................ ………………………………………………26
III.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis ...................... 27
vi
III.2.1 Sasaran Pertama: Pemantapan Ketersediaan dan Pola
Konsumsi Masyarakat................................................................28
III.2.2 Sasaran Kedua: Peningkatan Kualitas Penyuluh dan
Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku
Usaha.........................................................................................38
III.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya ..................................... 43
III.4 Realisasi Anggaran ............................................................................... 47
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 51
LAMPIRAN
vii
Daftar Tabel
Tabel I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Golongan ....................... 4
Tabel I.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 5
Tabel I.3 Keadaan Sarana dan Prasarana .............................................................. 7
Tabel II.1 Sasaran Strategis BKPP DIY Tahun 2012-2017 ........................................ 17
Tabel II.2 Perjanjian Kinerja 2016 ........................................................................... 22
Tabel II.3 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan .................... 23
Tabel II.4 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis.................................................. 23
Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja ................................................................... 26
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2016 ................................................................... 27
Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja .................................................................... 29
Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Penyuluh dan
Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku
Usaha................. .................................................................................... 38
Tabel III.5 Keragaan Penyuluh Pertanian dan Perikanan DIY Tahun 2016 ............. 40
Tabel III.6 Keragaan Kelembagaan Petani di DIY Tahun 2016 ............................... 41
Tabel III.7 SPM Bidang Ketahanan Pangan ............................................................ 44
Tabel III.8 Capaian SPM Bidang Ketahanan Pangan Tahun 2016................ ........... 45
Tabel III.9 Hasil Uji Lab. Sampel Buah dan Sayur .................................................... 46
Tabel III.10 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran 2016 .............. 48
Tabel III.11 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Program 2016 ............... 49
Tabel III.12 Analisis Efisiensi................ ..................................................................... 50
viii
Daftar Gambar
Gambar I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan.......................... 4
Gambar I.2 Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja ................................. 6
Gambar II.1 Aplikasi e-Laporan Penyuluh .............................................................. 24
Gambar III.1 Grafik Capaian Skor PPH Tahun 2011-2016 ......................................... 30
ix
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Struktur Organisasi .............................................................................. 53
Lampiran 2 Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun) .......................... 54
Lampiran 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ............................................................ 55
Lampiran 4 Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKj IP Tahun 2015 ........................ 58
Lampiran 5 Penghargaan yang diperoleh Tahun 2016 ........................................... 59
Lampiran 6 Capaian Anggaran Pendukung Sasaran Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Periode III (2016) Tahun Anggaran 2016 .................. 61
Lampiran 7 Pengukuran Kinerja............... .............................................................. 63
Lampiran 8 Foto-Foto Pendukung .......................................................................... 64
1
1
BAB 1
Pendahuluan
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2016
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB RI
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 94 Tahun 2016 tentang Pedoman Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang
baik (good governance) di Indonesia.
Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan) Tahun 2016 diharapkan dapat:
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan.
2. Mendorong Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan di dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan
perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat.
3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan untuk meningkatkan kinerjanya.
4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bab 1 Berisi:
1. Struktur Organisasi
2. Fungsi dan Tugas
3. Keadaan Pegawai
4. Keadaan Sarana dan
Prasarana
5. Keuangan
6. Sistematika LKj IP
2
I.1 Struktur Organisasi
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor DIY 7 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan berlakunya Undang-Undang
Keistimewaan maka kelembagaan pemerintah daerah DIY juga mengalami
penyesuaian sesuai dengan Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan merupakan unsur
pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan susunan organisasi
sebagai berikut:
1. Unsur Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, terdiri dari:
a. Pimpinan : Kepala Badan
b. Pembantu Pimpinan : Sekretariat, terdiri dari Sub Bagian-Sub
Bagian
c. Pelaksana : - Bidang-bidang, terdiri dari Sub Bidang-
Sub Bidang
- UPTLTD
- Kelompok Jabatan Fungsional
2. Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY
a. Sekretariat, terdiri dari:
1). Sub bagian Program, Data dan Teknologi Informasi
2). Sub bagian Keuangan
3). Sub bagian Umum
b. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, terdiri dari:
1). Sub bidang Ketersediaan Pangan
2). Sub bidang Distribusi Pangan
c. Bidang Konsumsi dan Kewaspadaan Pangan, terdiri dari:
1). Subbidang Pengembangan Mutu Konsumsi Pangan
2). Subbidang Keamanan dan Kewaspadaan Pangan
d. Bidang Koordinasi Penyuluhan, terdiri dari:
1). Sub bidang Penyelenggaraan Penyuluhan
2). Sub bidang Pengembangan Kapasitas
e. UPTLTD
3
f. Kelompok Jabatan Fungsional
I.2 Tugas dan Fungsi
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 76 Tahun 2015
Tentang Rincian Tugas Dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan
Tanggal 2 September 2015 menetapkan bahwa Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan mempunyai tugas: penyusunan kebijakan dan koordinasi bidang
ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan,
dan perkebunan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan mempunyai fungsi:
1. penyusunan program kerja urusan ketahanan pangan dan koordinasi
penyuluhan;
2. perumusan kebijakan teknis urusan ketahanan pangan dan koordinasi
penyuluhan;
3. pengelolaan, pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian
ketersediaan pangan;
4. pengelolaan, pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian
distribusi pangan
5. pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian konsumsi dan
kewaspadaan pangan;
6. pengoordinasian dan pemberian fasilitasi penyuluhan pertanian, perikanan,
kehutanan, dan perkebunan;
7. pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan pangan khas DIY untuk
ketahanan pangan;
8. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja urusan ketahanan pangan dan
penyuluhan;
9. penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; dan
10. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
4
I.3 Keadaan Pegawai
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta didukung oleh 78 (tujuh puluh
delapan) personil PNS. Uraian komposisinya dapat dilihat pada tabel-tabel
berikut ini.
1. Berdasarkan Jabatan dan Golongan
Tabel I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Golongan
Jml
E D C B A Jml D C B A Jml Semua
1 Struktural - - 1 3 2 6 7 - - - 7 13
2 Fungsional - - - 2 - 2 - 3 9 1 13 15
3 Staf/F. Umum - - - - 1 1 11 5 19 8 43 44
4 CPNS - - - - - - - - - - - -
Jumlah - - 1 5 3 9 18 8 28 9 63 72
No UraianGolongan IV Golongan III
S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD JmlIV/e - IV/d - IV/c - IV/b 4 4 IV/a 9 9 Jumlah - - 13 - - - - - - - 13 III/d 1 34 1 36 III/c - 11 - 2 1 - 14 III/b 17 1 20 38 III/a 2 3 1 16 22 Jumlah - 1 64 - 5 1 2 37 - - 110 II/d 1 1 25 27 II/c 6 1 7 II/b 7 7 II/a 1 1 2 Jumlah - - 1 - 7 - - 33 1 1 43 I/d - I/c - I/b - I/a - Jumlah - - - - - - - - - - - Jml. Total - 1 78 - 12 1 2 70 1 166
PerempuanGolongan
Jml
E D C B A Jml D C B A Jml Semua
1 Struktural - - - - - - - - - - - -
2 Fungsional - - - - - - - - - - - -
3 Staf/ F. Umum - - 5 - 1 6 - - - - - 6
Jumlah - - 5 - 1 6 - - - - - 6
No UraianGolongan II Golongan I
Sumber: BKPP DIY
2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Gambar I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
1
8
45 1
22
1 S3
S2
S1
D3
SLTA
SLTP
5
Tabel I.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: BKPP DIY
S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD Jml
1 IV/e - - - - - - - - - - -
IV/d - - - - - - - - - - -
IV/c - - - - - - - - - - -
IV/b - 2 - - - - - - - - 2
IV/a - 1 - - - - - - - - 1
Jumlah - 3 - - - - - - - - 3
2 III/d - - 11 - - - - - - - 11
III/c - - - - 2 - - 1 - - 3
III/b - - 6 - - - - 5 - - 11
III/a - - 2 - - - - 2 - - 4
Jumlah - - 19 - 2 - - 8 - - 29
3 II/d - - - - - - - - - - -
II/c - - - - - - - 3 1 - 4
II/b - - - - - - - - - - -
II/a - - - - - - - 1 - - 1
Jumlah - - - - - - - 4 1 - 5
4 I/d - - - - - - - - - - -
I/c - - - - - - - - - - -
I/b - - - - - - - - - - -
I/a - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - - - - - -
Jml. Total - 3 19 - 2 - - 12 1 - 37
Laki-lakiNo Golongan
S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD Jml
1 IV/e - - - - - - - - - - -
IV/d - - - - - - - - - - -
IV/c - 1 - - - - - - - - 1
IV/b - 1 2 - - - - - - - 3
IV/a - 1 1 - - - - - - - 2
Jumlah - 3 3 - - - - - - - 6
2 III/d - 1 6 - - - - - - - 7
III/c 1 1 2 - - - - - - - 4
III/b - - 9 - - - - 9 - - 18
III/a - - 5 - - - - - - - 5
Jumlah 1 2 22 - - - - 9 - - 34
3 II/d - - - - - - - - - - -
II/c - - - - - - - 1 - - 1
II/b - - - - - - - - - - -
II/a - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - - 1 - - 1
4 I/d - - - - - - - - - - -
I/c - - - - - - - - - - -
I/b - - - - - - - - - - -
I/a - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - - - - - -
Jml. Total 1 5 25 - - - - 10 - 41
PerempuanNo Golongan
6
3. Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Pekerjaan
Gambar I.2 Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja
Tahun 2016 ini BKPP DIY mengalami defisit pegawai karena tidak
ada tambahan pegawai yang masuk di sisi lain ada pegawai yang pensiun
sebanyak 8 orang dan pindah tugas 1 orang sehingga dibanding tahun 2015
jumlah pegawai yang semula 87 orang hanya tinggal 78 orang di tahun
2016. Berdasarkan beban pekerjaan, dibutuhkan 108 pegawai agar tugas
dan fungsi BKPP DIY dapat terlaksana dengan baik. Kondisi saat ini hanya
ada 78 pegawai sehingga masih kekurangan 30 pegawai.
Formasi jabatan struktural, mulai eselon II sampai dengan eselon IV
sudah terisi semua sedangkan untuk formasi fungsional umum masih
kekurangan 44 pegawai. Jabatan fungsional tertentu di BKPP ada empat,
yaitu Penyuluh Pertanian yang masih kekurangan 4 pegawai dari 8 formasi
yang ada, Penyuluh Perikanan dari 1 formasi belum terisi, Pengawas Mutu
Hasil Pertanian (PMHP) yang masih kekurangan 2 pegawai dari 16 formasi
yang tersedia, dan Analis Ketahanan Pangan yang masih kekurangan 6
pegawai dari 8 formasi yang tersedia.
Struktural Fungsional
Umum Fungsional Tertentu
14
87
33 14
44
20 0
43
13
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Pegawai Saat Ini
kekurangan Pegawai
Sumber: BKPP DIY
7
I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana
Dari tahun ketahun keadaan sarana prasarana Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta terus mengalami
perubahan karena adanya penghapusan sarana dan prasaran yang sudah tidak
berfungsi maupun penambahan–penambahan hingga terwujud peningkatan
sarana dan prasarana dalam rangka mendukung kelancaran operasionalnya.
Adapun kondisi sarana prasarana tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel I.3 Kondisi Sarana dan Prasarana
No. Jenis Barang Jumlah
Aset 2016
Kondisi Aset 2016
Layak Tidak Layak
A. Peralatan Kantor
1 Camera digital 4 4
2 Faximile 2 1 1
3 Handycam 1 1
4 Komputer desktop 44 35 9
5 Komputer desktop touchscreen
1 1
6 Komputer note book 20 19 1
7 Komputer note book (pengurus barang/APBDP)
1 1
8 Kelengkapan computer 5 5
9 LCD dan perlengkapan 3 3
10 Monitor LCD 23” 3 3
11 Mesin ketik manual 8 8
12 Printer 28 24 4
13 UPS 25 25
14 Spliter VGA 1 1
15 OHP 5 4 1
16 Router 2 2
17 CCTV 5 5
18 Switcher/patch panel 2 2
B. Perlengkapan Kantor
1 Almari arsip 13 13
2 Almari barang 8 3 5
3 Almari buffet 6 6
4 Air conditioner 35 35
5 Brankas 5 5
6 Filling kabinet 43 28 15
7 Gordyn/vitrage 286 286
8 Gerobak sampah 1 1
9 Jam dinding 1 1
8
No. Jenis Barang Jumlah
Aset 2016
Kondisi Aset 2016
Layak Tidak Layak
10 Kipas angin 10 8 2
11 Kursi kerja:
- Esselon II 1 1
- Esselon III/ fungsional 9 9
- Esselon IV/ fungsional 13 13
12 Kursi komputer/ kerja staf 165 85 80
13 Kursi rapat 187 163 24
14 Meja kerja:
- Esselon II 2 2
- Esselon III 5 5
- Esselon IV 27 16 11
15 Meja kerja staf 89 46 43
16 Meja rapat 101 76 25
17 Meja-kursi tamu/sofa 8 8
18 Meja kerja lobi 1 1
19 Meja computer 3 3
20 Mic dynamic + kabel mic 2 2
21 Papan nama organisasi 1 1
22 Papan nama gerai 1 1
23 Rak besi gerai 2 2
24 Rak kayu 1 1
25 Rak besi 5 5
26 Sound system rapat/ mic conference set
25 25
27 Mixer portabel 6 chanel 1 1
28 Limeter compressor DBX 1 1
29 Mixer power 16 chanel 1 1
30 Speaker pasif two way 12” 4 4
31 Speaker aktif two way12” 2 2
32 Kabel speaker + spikon 2 2
33 Stand speaker 4 4
34 Stand mic panjang 3 3
35 Stand mic meja/ duduk 2 2
36 Mic ruang rapat 8 8
37 Tangga 1 1
38 Tabung pemadam kebakaran 14 14
39 Wireless portabel dan perlengkapan
2 2
40 White board 10 10
41 Kendaraan dinas operasional:
- Roda 4 ( empat) 6 6
- Roda 2 ( dua) 20 18 2
42 Bagan struktur organisasi 1 1
43 Papan data elektronik 1 1
44 Coolbox/box pendingin 2 2
45 Televisi 20” 2 2
46 Televisi LCD 42” 1 1
47 Televisi LED 32” (gerai) 1 1
9
No. Jenis Barang Jumlah
Aset 2016
Kondisi Aset 2016
Layak Tidak Layak
48 DVD home teather 1 1
49 DVD blue ray 1 1
50 Lemari pendingin 1 1
51 Dispencer 1 1
52 Timbangan digital 2 2
53 Gazebo gerai 2 2
54 Sign out box gerai 1 1
55 Sign in box gerai 3 3
56 Sand blasting gerai 25 25
57 Buku pengetahuan tentang penyuluhan
142 142
58 Genzet 1 1
59 Lemari kaca 3 3
60 Papan visual 1 1
61 Teralis 254 254
C. Prasarana
1 Bangunan gedung kantor 4 4
2 Ruang rapat 2 2
3 Jaringan telephon 4 4
4 PABX 2 2
5 Jaringan listrik/tambah daya 5 5
6 Tempat parkir sepeda motor 1 1
7 Gedung semi permanen gerai 1 1
8 Jaringan internet 2 2
Sumber: BKPP DIY
Sarana dan prasarana di BKPP DIY terus ditingkatkan melalui pengadaan,
renovasi, maupun pembangunan yang disesuaikan dengan skala prioritas
kebutuhan.
I.5 Keuangan
Pada Tahun Anggaran 2016 BKPP DIY melaksanakan kegiatan dengan
anggaran murni APBD sebesar Rp. 13.651.615.310,-. Melalui mekanisme
Perubahan APBD 2016 menjadi Rp. 12.183.847.837,- dengan rincian Belanja
Tidak Langsung Rp. 5.252.476.031,- dan Belanja Langsung Rp. 6.931.371.806,-.
Selain anggaran APBD, BKPP juga mengelola Anggaran APBN pada
tahun 2016 melalui Satuan Kerja/Satker Ketahanan Pangan (11) sebesar
Rp.7.597.102.000,- Satker Penyuluhan Pertanian (10) sebesar
10
Rp. 9.628.868.000,-, dan Satker Penyuluhan Perikanan (12) sebesar
Rp. 2.254.210.000,-.
I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Ringkasan Eksekutif memuat:
1. Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
rencana strategis serta sejauh mana instansi pemerintah mencapai tujuan
dan sasaran utama tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam
pencapaiannya;
2. Disebutkan pula langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipatif untuk menanggulangi
kendala yang mungkin akan terjadi pada tahun mendatang
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini memuat tentang alasan disusun LKj IP/manfaat LKj IP, Struktur
Organisasi, Tugas dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan,
Potensi yang menjadi ruang lingkup Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
dan Sistematika penulisan LKj IP
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Pada bagian ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana strategis,
rencana kinerja tahunan dan perjanjian kinerja. Pada awal bab disajikan
gambaran secara singkat sasaran utama yang ingin diraih instansi pada tahun
yang bersangkutan serta bagaimana kaitannya dengan capaian visi dan misi
instansi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan analisis
akuntabilitas kinerja. Termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis
pembandingan data kinerja secara memadai, keberhasilan/kegagalan, dan
permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan
diambil
11
Disajikan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan rencana dan
realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi atau tugas-tugas lainnya dalam
rangka mencapai sasaran/tujuan organisasi yang telah ditetapkan, termasuk
analisis tentang capaian indikator kinerja dan efisiensi
BAB IV PENUTUP
Pada bagian ini dikemukakan simpulan secara umum tentang
keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan
dengan kinerja instansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah
LAMPIRAN
12
BAB 2
Perencanaan dan
Perjanjian Kinerja
II.1 Perencanaan Strategis
Pembangunan yang telah dilaksanakan
Pemerintah Daerah DIY selama empat tahun
terakhir menunjukkan tingkat keberhasilan yang
baik. Evaluasi Pembangunan yang dilakukan pada
tahun 2014 menunjukkan adanya beberapa
indikator target sasaran yang capaiannya telah
melampaui target yang ditetapkan pada akhir
RPJMD.
Hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti dengan dilakukannya perubahan
terhadap RPJMD 2012-2017 berdasarkan amanat Peraturan Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 8 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 dan Peraturan Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan Target
Pencapaian Sasaran Tahunan Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum dan
Program Pembangunan Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017.
Selaras dengan perubahan RPJMD 2012-2017 menimbulkan konsekuensi
logis adanya tindak lanjut dalam Perubahan Renstra Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Tahun 2012-2017, yang telah ditetapkan dalam SK Kepala Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Nomor 188/0588/I tanggal 26 Januari 2015
tentang Perubahan Rencana Strategis. Perubahan perlu dilakukan untuk melakukan
rasionalisasi terkait target kinerja sasaran, program, dan kegiatan pendukung
sasaran Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sebagai penjabaran sasaran dan
indikator Gubernur dalam perubahan RPJMD. Hasil perubahan RPJMD DIY Tahun
2012-2017 akan digunakan sebagai panduan dalam menentukan program kegiatan
Bab 2 Berisi:
1. Perencanaan
Strategis
2. Perjanjian Kinerja
Tahun 2016
3. Rencana Anggaran
Tahun 2016
4. Instrumen
Pendukung
13
dalam rencana kerja sampai dengan tahun akhir RPJMD. Perubahan yang dilakukan
tercantum dalam Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.
II.1.1 Visi dan Misi
Sesuai dengan tugas dan fungsi dalam reviu rencana strategis
yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BKPP DIY Nomor
188/0588/I tanggal 26 Januari 2015, visi Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:
“Mewujudkan ketahanan pangan yang kuat, berkarakter dan
berbudaya secara berkelanjutan melalui tercapainya kemandirian dan
kedaulatan pangan didukung oleh sistem penyuluhan yang efektif dan
efisien.”
Adapun penjelasan visi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan,
perairan dan air baik yang diolah maupun tidak diolah, yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan,
dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
2. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara
mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas
pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat
untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi
sumber daya lokal.
3. Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa
dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam
negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang
cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan
potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan
lokal secara bermartabat.
14
4. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi
negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya,
aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat
untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.
5. Ketahanan Pangan yang Kuat adalah kondisi dari suatu keterkaitan
yang padu disepanjang sistem ketahanan pangan, mulai dari sub
sistem ketersediaan dan kewaspadaan pangan, sub sistem
distribusi dan akses pangan hingga sub sistem konsumsi dan
keamanan pangan.
6. Ketahanan Pangan yang berkarakter adalah ketahanan pangan
yang mempunyai kualitas tertentu yang positif, sehingga mampu
membangun kehidupan yang bermanfaat bagi masyarakat.
7. Ketahanan Pangan yang berbudaya adalah ketahanan pangan
dengan budaya lokal yang mampu menyerap unsur-unsur budaya
asing untuk memperkokoh budaya lokal dan dapat
mengembangkan identitas budaya masyarakat setempat dengan
kearifan dan keunggulan lokal.
8. Berkelanjutan adalah kondisi terpenuhinya pangan yang terus
menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu.
9. Penyuluhan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi pelaku
utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong
dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan dan sumber daya penyuluhan lainnya
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
10. Sistem penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan
kemampuan, pengetahuan ketrampilan serta sikap pelaku utama
dan pelaku usaha melalui penyuluhan.
15
11. Efektif adalah suatu kegiatan yang dapat membawa hasil atau
berhasil guna.
12. Efisien adalah ketepatan dan kesesuaian kegiatan untuk
menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan
biaya.
Untuk dapat mencapai visi tersebut di atas, misi yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
Misi 1. Peningkatan ketahanan pangan dengan peningkatan
subsistem ketersediaan, distribusi, konsumsi dan
keamanan pangan
Misi 2. Pengembangan sistem penyuluhan pertanian, perikanan,
dan kehutanan sesuai karakter, budaya lokal dan
kebutuhan petani, nelayan dan masyarakat sekitar
kawasan hutan
Misi 3. Pengembangan sistem pengelolaan ketahanan pangan
dan penyuluhan yang sesuai dengan prinsip-prinsip tata
kelola pemerintahan yang baik dan benar (good
governance)
II.1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka Tujuan Jangka
menengah salama 5 tahun anggaran adalah:
1. Meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat dengan skor
Pola Pangan Harapan (PPH) minimal 90 di tahun 2017;
2. Meningkatkan kinerja tenaga penyuluh dalam pengawalan dan
pendampingan masyarakat petani dan nelayan serta masyarakat
sekitar kawasan hutan sampai dengan 100% di tahun 2017;
3. Mewujudkan pengelolaan pemerintahan secara efisien dan
efektif sebesar 100% setiap tahunnya.
16
Sasaran Strategis
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran
strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima
tahun dapat dilihat pada tabel II.1.
17
Tabel II.1 Sasaran Strategis BKPP DIY Tahun 2012-2017
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal 2012
Target Keterangan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Pemantapan ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
- 78,7 80,2 81,9 84,6 86,3 89,3 Sebelum reviu
80,2 81,9 84,6 88,5 90 Setelah reviu
2 Peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan kualitas kelembangaan pelaku utama/pelaku usaha
Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya
% 35 48 61 74 87 100 Sebelum reviu
48 61 74 87 100 Setelah reviu
18
18
II.1.3 Strategi
Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah
selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai.
Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi
untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
meliputi penetapan strategi, kebijakan, program dan kegiatan.
II.1.3.1 Misi 1
A. Strategi
1. Pemantapan ketersediaan dan pola konsumsi
masyarakat.
B. Kebijakan
1. Pemantapan ketersediaan pangan, kewaspadaan
pangan dan pengembangan cadangan pangan daerah
(masyarakat dan pemerintah).
2. Penurunan Desa Rawan Pangan.
3. Peningkatan diversifikasi pangan berbasis pangan
lokal, penanganan keamanan pangan, dan
pengawasan pangan beredar/bersertifikat.
4. Pengembangan distribusi pangan yang merata dan
terjangkau, pemantapan stabilitas harga pangan
strategis, peningkatan aksesibilitas pangan
masyarakat, dan pemantauan distribusi, harga, akses
pangan.
C. Program
1. Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan.
2. Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan.
3. Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan
Pangan.
4. Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan.
D. Kegiatan
Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan:
1. Pemantauan Desa Rawan Pangan.
19
2. Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan.
3. Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerawanan Pangan
Berbasis FSVA.
4. Penyusunan SKPG.
Peningkatkan Ketersediaan dan Cadangan Pangan:
1. Penyusunan Neraca Bahan Makanan.
2. Penguatan Cadangan Pangan.
3. Analisis Ketersediaan Pangan.
4. Penyusunan Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan.
Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan:
1. Gerakan Pola Pangan Beragam Bergizi Berimbang dan
Aman
2. Penyebaran Informasi Produk Pangan Lokal.
3. Pengembangan Diversifikasi Produk Antara.
4. Penanganan Keamanan Pangan.
5. Pengembangan Kelembagaan OKKPD.
6. Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi Pangan
Segar.
7. Pengembangan Produk Pangan Bersertifikat.
8. Penyusunan PPH.
9. Pengembangan Kapasitas Petugas Pembinaan dan
Pengawasan Keamanan Pangan.
Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan:
1. Peningkatan Kelembagaan Akses Pangan.
2. Analisis Distribusi dan Harga Pangan.
3. Pemberdayaan dan Pengembangan Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM).
4. Analisis Pasokan dan Akses Pangan.
II.1.3.2 Misi 2
A. Strategi
1. Peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan
kualitas kelembagaan pelaku utama/pelaku usaha.
20
B. Kebijakan
1. Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh dan pelaku
utama/pelaku usaha, pemantapan kelembagaan
penyuluhan, dan peningkatan koordinasi
penyelenggaraan penyuluhan.
C. Program
1. Pemberdayaan Penyuluhan.
D. Kegiatan
1. Peningkatan Kompetensi dan Keprofesian Tenaga
Penyuluh.
2. Penyelenggaraan Temu Teknis Penyuluh
Swadaya/Swasta.
3. Penyusunan Program Penyuluhan.
4. Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan
Penyuluhan.
II.1.3.3 Misi 3
A. Strategi
1. Meningkatkan capaian pelaksanaan program
pendukung sasaran SKPD.
B. Kebijakan
1. Pemantapan dukungan administrasi dan manajemen
pemerintahan.
C. Program
1. Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
3. Peningkatan kapasitas Sumberdaya Aparatur.
4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan.
D. Kegiatan
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat.
21
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, dan
Listrik.
3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan
Kendaraan Dinas/Operasional.
4. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan.
5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor.
6. Penyediaan Alat Tulis Kantor.
7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan.
8. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor.
9. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-
Undangan.
10. Penyediaan Makanan dan Minuman.
11. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar
Daerah.
12. Penyediaan Retribusi Sampah.
13. Penyediaan Jasa Keamanan Kantor/Gedung/Tempat
Kerja.
14. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor.
15. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor.
16. Pengadaan Mebeleur.
17. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/
Operasional.
18. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung
Kantor.
19. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung
Kantor.
20. Pembinaan, Pengembangan Kualitasi Profesi dan
Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Tertentu.
21. Penyusunan Laporan Kinerja SKPD.
22. Penyediaan Laporan Keuangan SKPD.
23. Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta
Pengembangan Data dan Informasi.
24. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program
Kegiatan SKPD.
22
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi
yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai
dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen
penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah
atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta
sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis,
indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.
Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Reviu
Renstra Pertama, RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja pada
tabel berikut merupakan Perjanjian Kinerja tahun 2016:
Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
Tahunan Triwulan Target
1 Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
- 88,5 Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
85,3
85,3
85,3
88,5
2 Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha
Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya
% 87 Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
74
78
82
87
Sumber: BKPP DIY
II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016
Pada Tahun Anggaran 2016 BKPP DIY melaksanakan kegiatan dengan
anggaran murni sebesar Rp. 13.651.615.310,-. Melalui mekanisme Perubahan
APBD 2016 menjadi Rp. 12.183.847.837,- dengan rincian Belanja Tidak
Langsung Rp. 5.252.476.031,- dan Belanja Langsung Rp. 6.931.371.806,-.
Adapun realisasi anggaran sebesar Rp. 11.484.296.499,- (94,26%) dengan
23
rincian untuk Belanja Tidak Langsung Rp. 5.050.437.742,- (96,15%) dan Belanja
Langsung sebesar Rp. 6.433.858.757,- (92,82%).
II.3.1 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Tabel II.3 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan PenyuluhanTahun 2016
Uraian Target (Rp) Persentase
Belanja Tidak Langsung 5.252.476.031,- 43,11
Belanja Langsung 6.931.371.806,- 56,89
Jumlah 12.183.847.837,- 100,00
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis
Anggaran Belanja Langsung tahun 2016 yang dialokasikan untuk
pencapaian sasaran strategis BKPP DIY sebesar Rp. 5.094.963.256,-.
Rincian anggaran Belanja Langsung per sasaran strategis yang akan
dicapai BKPP DIY pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel II.4. Dari
tabel tersebut terlihat bahwa BKPP pada tahun 2016 ini melaksanakan
25 kegiatan untuk mencapai 2 sasaran strategis yang sudah ditetapkan.
Tabel II.4 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis
No. Sasaran Anggaran Persentase Keterangan
1 Pemantapan
Ketersediaan dan Pola
Konsumsi Masyarakat
3.522.815.356 69,14 21 kegiatan
2 Peningkatan Kualitas
Penyuluh dan
Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Pelaku
Utama/Pelaku Usaha
1.572.147.900 30,86 4 kegiatan
Jumlah 5.094.963.256 100,00 25 kegiatan
24
II.4 Instrumen Pendukung
Instrumen pendukung Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) sudah terintegrasi dalam sistem online monitoring dan evaluasi yang
dikembangkan oleh Bidang Pengendalian Bappeda DIY. Aksesnya melalui
website http://monevapbd.jogjaprov.go.id dengan memilih menu e-SAKIP.
Instrumen e-SAKIP ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Hasil
perencanaan, pelaksanaan program/kegiatan, dan laporan pencapaian kinerja
yang di-entry di menu e-SAKIP sudah dapat digunakan untuk mendukung
penerapan SAKIP di BKPP DIY.
Website BKPP DIY di http://bkpp.jogjaprov.go.id/ memuat segala
informasi program kegiatan yang dilaksanakan oleh BKPP. Menu yang menjadi
unggulan antara lain informasi harga pangan strategis di pasar utama yang
diperbarui seminggu sekali setiap hari Senin, peta rawan pangan dan gizi, data
terkait pelaksanaan upaya khusus (upsus) peningkatan produksi padi, jagung,
dan kedelai, dan video informasi terkait pangan dan penyuluhan.
Selain website, setiap tahun BKPP DIY menyusun database ketahanan
pangan yang dapat menjadi referensi data terkait urusan pangan di DIY.
Database tersebut selain diterbitkan dalam bentuk buku juga dalam database
online yang melekat pada website BKPP. Database online ini baru dapat diakses
oleh internal BKPP dan menunya akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan.
Gambar II.1
Aplikasi e-Laporan Penyuluh
Tahun 2016 ini BKPP DIY juga mengembangkan Sistem Pelaporan
Penyuluh secara online yang dinamakan e-Laporan Penyuluh DIY, sistem ini
25
juga melekat di website BKPP. Dengan sistem ini proses pelaporan kegiatan
penyuluh yang semula dilakukan secara manual dengan menggunakan print out
kertas yang banyak dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat serta
menghemat penggunaan kertas dan tinta (eco friendly) sehingga lebih efektif
dan efisien.
26
BAB 3
Akuntabilitas Kinerja
III.1. Capaian Kinerja Tahun 2016
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan telah
melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada
Perjanjian Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan tahun 2016 yang telah disepakati.
Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk
mengevaluasi dan mengukur dalam rangka
pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan
memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan
dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil
pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi
kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat
capaian kinerja yaitu:
Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja
Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan
oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dilakukan dengan
membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator
kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Badan
No. Interval Nilai Realisasi
Kinerja
Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja
Kode
1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua
2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda
3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua
4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda
5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah
Bab 3 Berisi:
1. Capaian Kinerja
Tahun 2016
2. Evaluasi dan
Analisis Capaian
Kinerja Sasaran
Strategis
3. Evaluasi dan
Analisis Capaian
Kinerja Lainnya
4. Akuntabilitas
Anggaran
27
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan beserta target dan capaian realisasinya
dirinci sebagai berikut:
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2016
NO. SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
SATUAN TARGET REALISASI
PERSENTASE
KRITERIA/
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pemantapan
Ketersediaan
dan Pola
Konsumsi
Masyarakat
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Skor 88,5 88,5 100% Sangat
Baik
2 Peningkatan
Kualitas
Penyuluh dan
Peningkatan
Kualitas
Kelembagaan
Pelaku
Utama/Pelaku
Usaha
Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya
Persen
(%)
87 87,22 100,25% Sangat
Baik
Dari tabel di atas, terdapat dua indikator yang terbagi ke dalam dua
sasaran strategis. Pada tahun 2016, dua indikator tersebut telah memenuhi
target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total indikator. Capaian
tertinggi pada indikator persentase jumlah penyuluh yang meningkat
kapasitasnya dengan persentase 100,25% sementara indikator Skor Pola
Pangan Harapan (PPH) capaiannya tepat 100% sesuai target yang ditetapkan.
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan yang dicerminkan dalam capaian
28
Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja
menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:
III.2.1. Sasaran Pertama: Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi
Masyarakat
Tolok ukur capaian sasaran Pemantapan Ketersediaan dan Pola
Konsumsi Masyarakat terdiri dari satu indikator yaitu indikator Peningkatan
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Sasaran Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat
dipilih menjadi sasaran strategis BKPP karena merupakan tujuan akhir dari
penyelenggaraan pangan di DIY yaitu kondisi konsumsi masyarakat yang
beragam, bergizi, seimbang, dan aman untuk mendukung hidup yang sehat,
aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Tolok ukur capaian sasaran
strategis ini terdiri dari 1 indikator kinerja utama (IKU) yaitu Skor Pola Pangan
Harapan (PPH).
Perhitungan Skor PPH adalah sebagai berikut:
Persentase AKE* = kalori x 100 AKE
Skor AKE = Persentase AKE x bobot
Jika Skor AKE > skor maksimal maka PPH = skor maksimal,
selain itu skor PPH = skor AKE.
* AKE: Angka Kecukupan Energi
Sumber: aplikasi analisis PPH dengan data Susenas BPS
dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI.
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah jenis dan jumlah kelompok pangan
utama yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi berdasarkan
kontribusi zat gizi energi masing-masing kelompok pangan. Melalui
pendekatan Pola Pangan Harapan dapat dinilai mutu pangan
penduduk berdasarkan skor pangan (dietary score). Semakin tinggi skor mutu
pangan, menunjukkan situasi pangan yang semakin beragam, semakin baik
komposisi dan mutu gizinya, sehingga pola konsumsi pangan penduduk
29
semakin mendekati pola konsumsi pangan yang ideal yakni pola konsumsi
pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA). Beberapa
kegunaan analisis ini adalah:
a. Menilai jumlah dan komposisi konsumsi atau ketersediaan pangan;
b. Indikator mutu gizi dan keragaman konsumsi atau ketersediaan
pangan;
c. Sebagai baseline data untuk mengestimasi kebutuhan pangan ideal
di suatu wilayah;
d. Sebagai baseline data untuk menghitung proyeksi penyediaan
pangan ideal untuk suatu wilayah;
e. Perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan
wilayah.
Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja
No Indikator Capaian
2015
2016 Target
Akhir
Renstra
(2017)
Capaian s/d
2016
terhadap
2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Peningkatan
Skor Pola
Pangan
Harapan
(PPH)
85,3 88,5 88,5 100 90 98,33
Sumber: BKPP DIY
Capaian skor PPH pada tahun 2016 adalah 88,5 lebih tinggi dari
capaian pada tahun 2015 (85,3), dengan persentase capaian 100 % dari
target tahun 2016. Realisasi tahun 2016 mencapai 98,33 % dari target akhir
RPJMD DIY Tahun 2017. Jika dibandingkan dengan capaian PPH Konsumsi
Nasional tahun 2016 sebesar 85,2 maka capaian PPH DIY 2016 masih lebih
baik. Capaian Skor PPH dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 secara
umum terus meningkat, seperti yang terlihat pada gambar III.1.
30
Gambar III.1 Grafik Capaian Skor PPH Tahun 2011-2016
Keberhasilan tercapainya sasaran Pemantapan Ketersediaan dan Pola
Konsumsi Masyarakat dengan indikator skor PPH ini disebabkan pola
konsumsi pangan masyarakat yang semakin Beragam, Bergizi, Seimbang, dan
Aman (B2SA). Hal ini didorong oleh perubahan perilaku konsumsi pangan
masyarakat sebagai akibat kondisi perekonomian masyarakat yang semakin
membaik dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
mengkonsumsi pangan yang memenuhi kaidah B2SA.
Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat didukung
oleh keberhasilan 3 sub sistem pendukungnya, yaitu dari sisi ketersediaan
pangan, distribusi pangan, dan konsumsi pangan yang memenuhi kaidah
B2SA. Ketersediaan pangan di DIY telah tercukupi baik dari hasil produksi
dalam daerah maupun dari impor. Untuk ketersediaan energi dan protein
tahun 2015 berturut-turut sebesar 3.701 kal/kapita/hari dan 111,71
gr/kapita/hari. Untuk ketersediaan energi tahun 2016 sebesar 3.666
kal/kapita/hari dan ketersediaan protein sebesar 111,09 gr/kapita/hari.
Ketersediaan energi dan protein tahun 2016 lebih rendah dari tahun
sebelumnya dikarenakan beberapa komoditi bahan pangan mengalami
penurunan produksi serta turunnya impor. Akan tetapi apabila dibandingkan
dengan standar Angka Ketersediaan Energi dan Protein menurut Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2012, ketersediaan energi dan protein ini
telah melebihi angka kecukupan gizi yang dianjurkan yaitu sebesar 2.400
kkal/kapita/hari dan 63 gr/kapita/hari. Cadangan pangan (pemerintah dan
masyarakat) juga cukup banyak, tahun 2016 mencapai 517,161 ton.
79,1 78,7
83,1 85,3 85,3
88,5
70
75
80
85
90
2011 2012 2013 2014 2015 2016
SKO
R P
PH
Skor PPH
31
Cadangan pangan ini dapat dimanfaatkan sewaktu-waktu jika terjadi
kerawanan maupun krisis pangan maupun bencana alam.
Distribusi dan akses pangan telah tertangani dengan baik. Fasilitasi
diberikan kepada gapoktan di daerah rawan pangan dengan tujuan
mendekatkan pangan ke masyarakat sehingga tersedia pangan sesuai
kebutuhan masyarakat setempat dengan harga terjangkau secara kontinyu.
Gapoktan di daerah sentra produksi pangan juga difasilitasi agar dapat
menampung dan mengelola hasil panen masyarakat setempat sehingga
harga pangan terjaga, tidak merugikan petani saat panen raya dan tidak
memberatkan konsumen saat musim paceklik. Harga pangan pokok strategis
yang berpengaruh terhadap inflasi juga dipantau secara rutin dan bila perlu
dilakukan pengendalian melalui operasi pasar oleh instansi terkait. Harga
pangan pokok di DIY selama tahun 2016 relatif terkendali. Hal ini sangat
didukung oleh keberadaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Inflasi di DIY
pada tahun 2016 year on year (Desember 2016 terhadap Desember 2015)
sebesar 2,29% (BPS,2017) jika dibanding rata rata nasional inflasi DIY lebih
rendah sampai bulan Desember 2016.
Dalam upaya mengatasi gejolak harga pangan, Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian melakukan terobosan sebagai solusi yaitu
melalui kegiatan Toko Tani Indonesia (TTI) yang merupakan bagian dari
program Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM). Kegiatan ini
dilaksanakan di beberapa daerah sebagai pilot project nasional, salah satunya
di D.I.Yogyakarta. Kegiatan TTI merupakan upaya Pemerintah untuk menjaga
stabilitas pasokan dan harga pangan pokok strategis, rantai distribusi
pemasaran yang terintegrasi agar lebih efisien, harga konsumen dapat
ditransmisikan dengan baik kepada harga petani (produsen), informasi pasar
antar wilayah berjalan dengan baik. Kegiatan PUPM secara tidak langsung
akan berperan dalam mengatasi anjloknya harga pada masa panen raya dan
tingginya harga pada saat paceklik dan menjadi instrumen yang dibuat
pemerintah untuk menahan gejolak harga dalam situasi tertentu, merupakan
mekanisme yang berkelanjutan baik pada saat situasi suplai melimpah dan
kurang atau sebagai stabilisator, dalam menjaga pasokan pangan pemerintah
bersama masyarakat. Toko Tani Indonesia dirancang untuk menjual
komoditas pangan hasil produksi petani sesuai harga yang wajar kepada
32
konsumen. Pasokan bahan pangan diperoleh dari Gapoktan/Lembaga Usaha
Pangan Masyarakat, dan/atau BULOG. Tahun 2016 komoditasnya baru beras,
di tahun-tahun selanjutnya diharapkan dapat bertambah jenisnya seperti
jagung, bawang merah, cabai merah, daging, gula, dan minyak goreng.
Dari sisi konsumsi, selain pelaksanaan Gerakan Pola Konsumsi Pangan
Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), pencapaian target skor PPH
juga didukung melalui pengembangan diversifikasi produk antara, dan
peningkatan sosialisasi maupun promosi penganekaragaman konsumsi
pangan lokal. Angka konsumsi energi di DIY tahun 2015 adalah 1.946,4
kkal/kapita/hari dan angka konsumsi protein 60 gr/kapita/hari. Kemudian
pada tahun 2016 angka konsumsi energi DIY adalah 2.133,8 kkal/kapita/hari
dan konsumsi protein 63,9 gr/kapita/hari. Jika dibandingkan angka
kecukupan gizi yang dianjurkan 2.150 kkal/kapita/hari dan 52 gr/kapita/hari
maka tingkat konsumsi energi di DIY masih perlu ditingkatkan, terutama
konsumsi dari kelompok pangan umbi-umbian, kacang-kacangan, serta sayur
dan buah. Pengembangan dan pemanfaatan pangan lokal terutama umbi-
umbian menjadi alternatif terbaik dalam memenuhi kebutuhan energi
sekaligus menjaga kesehatan masyarakat dari ancaman penyakit degeneratif
seperti diabetes, kanker, dan serangan jantung karena umbi-umbian dapat
dikembangkan menjadi makanan fungsional yang memiliki indeks glisemik
rendah, kaya kandungan prebiotik dan antioksidan.
Selain mutu/kualitas konsumsi, aspek keamanan pangan sangat
penting belakangan ini. Dengan terbukanya pasar terhadap masuknya
produk pangan dari luar daerah maupun dari luar negeri, masalah dan
tantangan keamanan pangan semakin kompleks. Tim Jejaring Keamanan
Pangan Daerah (JKPD) telah berperan aktif di DIY dalam mengamankan
pangan yang diproduksi maupun pangan yang beredar, baik segar maupun
olahan, sehingga pangan yang dikonsumsi masyarakat DIY aman dari
berbagai cemaran fisik, biologis, kimiawi, maupun mikrobiologis. Pembinaan
terhadap produsen pangan juga terus dilaksanakan agar produsen pangan di
DIY dapat menyediakan pangan yang bermutu dan aman, sekaligus dapat
bersaing menghadapi pasar bebas ASEAN (MEA).
Keberhasilan pencapaian ketiga sub sistem ketahanan pangan tersebut
secara sinergis telah mendukung upaya penurunan kemiskinan dan
33
kerawanan pangan di DIY. Desa rawan pangan di DIY turun dari 26 desa di
tahun 2014 menjadi 20 desa di tahun 2015 dan turun lagi menjadi 16 desa di
tahun 2016. Desa rawan pangan tersebut tersebar di Kabupaten Bantul 3
desa, Kabupaten Kulonprogo 6 desa, dan Kabupaten Gunungkidul 7 desa.
Capaian Skor PPH konsumsi 88,5 telah mencapai target tahun 2016
dengan persentase 100 %, menggunakan 69,14 % dari anggaran yang
tersedia sebesar Rp 3.522.815.356,-. Kondisi ini mampu mempertahankan
kualitas konsumsi pangan masyarakat sehingga dapat disimpulkan capaian
sasaran tersebut efisien untuk mencapai dampak yang luas bagi masyarakat.
Konsumsi pangan yang berkualitas akan meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan masyarakat yang sehat akan mampu berkarya secara
optimal menghasilkan produktivitas yang tinggi, meningkatkan
kesejahteraan, dan pada akhirnya dapat berpengaruh pada peningkatan
Angka Harapan Hidup yang merupakan sasaran Pemerintah Daerah DIY.
Keberhasilan pencapaian sasaran ketersediaan dan pola konsumsi
masyarakat didukung oleh 4 program dengan 21 kegiatan utama. Dukungan
dari masing-masing program/kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan
Program dengan Pagu Anggaran Rp. 869.161.175 dan terealisasi
Rp. 831.443.859,- atau 95,66%, dijabarkan dalam 4 kegiatan dan
telah berhasil menurunkan jumlah Desa Rawan Pangan di DIY
dari 20 desa di tahun 2015 menjadi 16 desa di tahun 2016.
Capaian anggaran untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai
berikut:
a. Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan dengan anggaran
Rp. 436.705.525,-, dengan realisasi anggaran sebesar
Rp. 431.570.606,- atau 94,85%.
b. Pemantauan Desa Rawan Pangan Rp. 269.980.650,-
dengan realisasi Rp. 256.247.453,- atau 94,50%.
c. Penyusunan Peta Ketaanan Pangan dan Kerawanan
Pangan berbasis FSVA dengan pagu anggaran
Rp. 72.475.000,- dengan realisasi Rp. 62.289.00,- atau
34
85,95%. Deviasi keuangan > 10% karena ada kebijakan
anggaran dan efisiensi pelaksanaan kegiatan.
d. Penyusunan SKPG dengan pagu anggaran
Rp. 90.000.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp. 81.336.800,- atau 90,37%.
2. Program Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan
Tahun 2016 cadangan pangan meningkat dan mencapai 517,161
ton beras. Sementara itu dilihat dari angka ketersediaan energi
dan protein turun dari 3.701 kkal/kapita/hari dan 111,71
gr/kapita/hari di tahun 2015 menjadi 3.666 kkal/kapita/hari dan
111,09 gr/kapita/hari di tahun 2016, tetapi capaian ini masih
lebih tinggi dibanding Angka Kecukupan Gizi standar yang
dianjurkan. Capaian anggaran untuk masing-masing kegiatan
adalah sebagai berikut:
a. Capaian anggaran kegiatan Penyusunan Neraca Bahan
Makanan sebesar Rp. 81.372.500,- (99,98%) dari pagu
anggaran sebesar Rp. 81.390.000,-.
b. Capaian anggaran kegiatan Penguatan Cadangan Pangan
sebesar Rp. 318.574.675,- (90,38 %) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 320.147.175,-.
c. Capaian anggaran kegiatan Analisis Ketersediaan Pangan
sebesar Rp. 147.063.306,- (96,44 %) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 144.283.306,-.
d. Capaian anggaran kegiatan Penyusunan Ketersediaan dan
Kebutuhan Pangan sebesar Rp. 87.780.000,- (100%) dari
pagu anggaran sebesar Rp. 87.780.000,-.
3. Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan
dengan 9 kegiatan telah berhasil meningkatkan Skor Pola Pangan
Harapan (PPH) pada level 88,5. Capaian dari segi keamanan
pangan, hasil pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
oleh BKPP DIY bersama dengan Jejaring Keamanan Pangan
Daerah (JKPD) dinyatakan berdasarkan layanan dasar SPM yaitu
persentase pembinaan dan pengawasan keamanan pangan
35
dengan capaian sebesar 86,76% dari sampel pangan yang
diperiksa dinyatakan aman. Capaian anggaran untuk masing-
masing kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Capaian anggaran kegiatan Gerakan Pola Pangan Beragam,
bergizi, Berimbang dan Aman (B2SA) sebesar
Rp. 300.994.500,- (91,14%) dari pagu anggaran sebesar
Rp. 330.265.000,-.
b. Capaian anggaran kegiatan Penyebaran Informasi Produk
Pangan Lokal sebesar Rp. 267.685.100,- (97,99 %) dari pagu
anggaran sebesar Rp. 273.175.000,-.
c. Capaian anggaran kegiatan Pengembangan Diversifikasi
Produk Antara sebesar Rp. 18.003.625,- (90,00%) dari pagu
anggaran sebesar Rp. 20.003.750,-.
d. Capaian anggaran kegiatan Penanganan Keamanan Pangan
sebesar Rp. 418.241.408,- (94,86%) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 440.910.500,-
e. Capaian anggaran kegiatan Pengembangan Kelembagaan
OKKP-D sebesar Rp. 59.580.000,- (95,21%) dari pagu
anggaran sebesar Rp. 62.580.000,-.
f. Capaian anggaran kegiatan Pengembangan Kelembagaan
Sertifikasi Pangan Segar sebesar Rp. 369.946.160,- (90,69%)
dari pagu anggaran sebesar Rp. 407.916.000,-.
g. Capaian anggaran kegiatan Dukungan Pengembangan Produk
Pangan Bersertifikat sebesar Rp. 39.660.000,- (80,28%) dari
pagu anggaran sebesar Rp. 49.400.000,-. Deviasi keuangan >
10% dikarenakan efisiensi pelaksanaan kegiatan.
h. Capaian anggaran kegiatan Penyusunan PPH sebesar
Rp. 20.498.450,- (58,99%) dari pagu anggaran sebesar
Rp. 34.750.000,-. Deviasi keuangan > 10% dikarenakan ada
kebijakan anggaran, efisiensi pelaksanaan kegiatan, dan
penyesuaian dengan agenda kegiatan Pusat.
i. Capaian Pengembangan Kapasitas Petugas Pembinaan dan
Pengawasan Keamanan Pangan sebesar Rp. 54.363.700,-
(97,17%) dari pagu anggaran Rp. 55.947.200.-.
36
4. Program Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan dengan 4
kegiatan telah berhasil mendukung kelancaran distibusi dan
akses pangan di DIY, menjaga stabilitas harga pangan pokok
strategis, dan menyediakan informasi yang update terkait
pasokan, harga, dan akses pangan. Capaian anggaran untuk
masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Capaian anggaran kegiatan Peningkatan Kelembagaan Akses
Pangan sebesar Rp 128.732.700.,- (84,80%) dari pagu
anggaran sebesar Rp. 151.810.000,-. Deviasi keuangan > 10%
dikarenakan ada kebijakan anggaran, efisiensi pelaksanaan
kegiatan, dan penyesuaian dengan agenda kegiatan Pusat..
b. Capaian anggaran kegiatan Analisis Distribusi dan Harga
Pangan sebesar Rp. 48.540.000,- (88,00%) dari pagu
anggaran sebesar Rp. 55.160.000,-. Deviasi keuangan > 10%
dikarenakan ada kebijakan anggaran dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan.
c. Capaian anggaran kegiatan Pemberdayaan dan
Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM) sebesar Rp. 30.251.750,- (80,10%) dari pagu
anggaran sebesar Rp. 37.766.250,-. Deviasi keuangan > 10%
karena ada efisiensi pelaksanaan kegiatan dan tidak
dilaksanakannya temu kemitraan gapoktan kemandirian
karena waktu yang tidak memungkinkan (APBD Perubahan
baru mulai bisa dilaksanakan akhir bulan Nopember 2016).
d. Capaian anggaran kegiatan Analisis Pasokan dan Akses
Pangan sebesar Rp. 95.665.450,- (98,03%) dari pagu
anggaran sebesar Rp. 97.590.000,-.
Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran
ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat adalah:
1. Pola konsumsi rumah tangga masih kurang beragam dan
tergantung pada sumber energi dari satu jenis bahan pangan,
yaitu beras dan/atau tepung terigu.
37
2. Perkembangan usaha/industri pangan berbasis sumberdaya
lokal berjalan relatif lambat.
3. Kesadaran masyarakat dan pelaku usaha dalam mengkonsumsi
dan memproduksi pangan yang aman masih rendah.
4. Masih terdapat 16 Desa Rawan Pangan di DIY.
Rencana yang akan dilakukan sebagai solusi penyelesaian masalah
adalah:
1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan
pentingnya konsumsi pangan lokal, sehingga dapat menekan
atau mengurangi konsumsi beras dan/atau terigu. Usaha
tersebut dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi pola makan
Bergizi, Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA) kepada
masyarakat.
2. Meningkatkan nilai pangan spesifik lokasi (pangan lokal) menjadi
olahan pangan yang menarik dan bergizi bagi konsumen serta
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan atau keterampilan
para pelaku usaha agroindustri pangan berbasis sumber daya
lokal melalui berbagai kegiatan seperti pertemuan, sosialisasi,
dan pameran inovatif.
3. Memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan
para pelaku usaha pengolahan tentang pangan yang bermutu
dan aman, serta proses pengolahan pangan yang benar dan
aman. Selain itu dilakukan pengawasan peredaran makanan
terutama di sekolah akan lebih diintensifkan melalui kerja sama
dengan instansi terkait, termasuk instansi vertikal di daerah
yang mempunyai fungsi pengawasan terhadap peredaran bahan
makanan.
4. Meningkatkan kerjasama dan sinergitas antar stakeholder yang
menangani urusan pangan dalam menyelesaikan permasalahan-
permasalahan pangan yang ada di DIY, khususnya dalam
mengentaskan kerawanan pangan dan kemiskinan di Desa
Rawan Pangan yang masih tersisa. Salah satunya melalui
Program Replikasi Model Desa Percontohan Pengurangan
Kemiskinan dan Kerawanan Pangan yang akan dilaksanakan di
38
12 desa rawan pangan (terletak di Kecamatan kantong
kemiskinan di Kabupaten Kulonprogo, Gunungkidul, dan Bantul)
mulai tahun 2017.
III.2.2. Sasaran Kedua: Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan
Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha
Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Pelaku Utama/Pelaku Usaha dipilih menjadi sasaran strategis karena
pembangunan ketahanan pangan membutuhkan kelembagaan yang mantap
dengan didukung oleh sumber daya manusia penyuluh yang handal.
Tolok ukur capaian sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan
Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha terdiri dari 1
indikator yaitu Persentase Jumlah Penyuluh yang Meningkat Kapasitasnya.
Cara penghitungan indikator ini adalah sebagai berikut:
Sumber data dari BKPP DIY
Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Penyuluh dan
Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha
No Indikator Capaian
2015
2016 Target
Akhir
Renstra
(2017)
Capaian s/d
2016
terhadap
2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase
jumlah
penyuluh yang
meningkat
kapasitasnya
74 87 87,22 100,25 100 87,22
Sumber: BKPP DIY
39
Tahun 2015 capaian indikator ini adalah 74%, dan tahun 2016
meningkat menjadi 87,22%. Dari tabel III.4 terlihat bahwa pada tahun 2016
BKPP DIY berhasil mencapai target kinerja persentase jumlah penyuluh yang
meningkat kapasitasnya, dari target 87% dapat direalisasikan 87,22%
sehingga persentase capaian sebesar 100,25%. Sedangkan hasil kinerja tahun
ini dibandingkan target tahun 2017 baru mencapai 87,22%.
Penyuluh pertanian mempunyai kedudukan strategis dalam
pembangunan pertanian khususnya dalam pengembangan kualitas pelaku
utama dan pelaku usaha. Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi
pelaku utama dan pelaku usaha agar mau dan mampu menolong
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
modal dan sumber daya lainnya.
Penyuluhan di DIY diarahkan kepada penyuluhan yang mendukung
upaya khusus (UPSUS) swasembada padi, jagung, kedelai, gula, dan daging
sapi; penyuluhan yang mendukung diversifikasi pangan; penyuluhan yang
mendukung peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta
penyuluhan yang mendukung kesejahteraan petani.
Setiap tahun para penyuluh menyusun program penyuluhun. Program
penyuluhan menjadi kunci keberhasilan pembangunan pertanian ke
depannya. Program disusun dengan mengakomodir keperluan masyarakat
yang dibuat berjenjang dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan
provinsi dengan tetap berpegang pada rambu-rambu perundangan kebijakan
pemerintah, RPJMD maupun Renstra SKPD. Program yang disusun secara
partisipatif ini diharapkan mampu menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan penyuluhan.
Kompetensi penyuluh harus ditingkatkan secara kontinyu mengingat
permasalahan yang dihadapi di lapangan semakin kompleks. Peningkatan
kapasitas penyuluh yang merupakan pendamping langsung bagi para pelaku
utama/pelaku usaha akan membantu peningkatan kemampuan pelaku
utama/pelaku usaha dalam mengelola usahanya mulai dari kegiatan budi
daya, pasca panen, pengolahan, sampai dengan pemasaran. Kuantitas dan
kualitas produk yang dihasilkan akan meningkat dan berdampak pada
peningkatan kesejahteran pelaku utama/pelaku usaha.
40
Dengan pendekatan penyuluh polivalen yang harus mampu
mendampingi pelaku usaha di berbagai sektor pertanian, ditambah beban
kerja penyuluh yang semakin meningkat terkait pelaksanaan UPSUS, maka
BKPP DIY berupaya mempermudah pekerjaan para penyuluh dalam
pelaporan kegiatannya melalui pembuatan aplikasi e-Laporan Penyuluh.
Dengan adanya aplikasi ini, pelaporan kegiatan yang menjadi dasar
pemberian BOP bagi penyuluh pertanian dan THL-TB PP dapat dilakukan
secara online, sehingga lebih efektif dan efisien (lebih cepat, lebih murah:
hemat kertas, tinta, dan listrik serta ramah lingkungan “eco friendly”).
Tabel III.5 Keragaan Penyuluh Pertanian dan Perikanan DIY Tahun 2016
No Kabupaten/
Kota
Penyuluh PNS THL TBPP
PPB Penyuluh Swadaya
Pertanian Perikanan Pertanian Perikanan
1 SLEMAN 65 16 53 5 81 43
2 BANTUL 49 11 65 3 86 89
3 KULONPROGO 48 13 61 3 116 80
4 GUNUNGKIDUL 67 6 41 6 144 89
5 KOTA 7 0 8 3 7 3
6 PROVINSI 8 0 0 0 0 0
7 BPTP 16 0 0 0 0 0
JUMLAH 260 46 228 20 434 304
Sumber: BKPP DIY
Keterangan:
THL TBPP: Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (Kementan RI)
PPB : Penyuluh Perikanan Bantu (Kementarian KP RI)
Keragaan sumber daya manusia dan aktivitas penyelenggaraan
penyuluhan dapat dilihat pada tabel III.5. Secara keseluruhan jumlah
penyuluh di DIY sebenarnya kurang ideal jika dibandingkan perkembangan
jumlah kelembagaan petani yang keragaannya dapat dilihat pada tabel III.6.
Idealnya 1 penyuluh PNS mendampingi 8-16 kelompok tani, sedangkan
41
penyuluh swadaya/swasta idealnya mendampingi 4 kelompok tani. Namun
dibalik keterbatasan tersebut ada faktor pendorong yang menunjang
keberhasilan pencapaian sasaran kinerja, yaitu semangat dari para penyuluh
PNS, penyuluh kontrak, dan swadaya dalam memberikan pendampingan
pada para pelaku utama/pelaku usaha serta kesadaran untuk terus
meningkatkan kompetensinya guna menjawab tuntutan perkembangan
zaman.
Tabel III.6 Keragaan Kelembagaan Petani di DIY Tahun 2016
KELEMBAGAAN
PELAKU UTAMA SLEMAN GUNUNG
KIDUL BANTUL
KULON PROGO
KOTA YOGYA
JUMLAH
Kelompok Tani 2.518 2.819 982 1.791 187 8.297
GAPOKTAN 86 145 75 88 42 436
Pokdakan 569 427 379 359 39 1.773
Kelembagaan
Ekonomi Petani
17 186 134 143 8 488
Asosiasi 16 8 3 12 4 43 Sumber: BKPP DIY
Capaian sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan
Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha 87% telah berhasil
melampaui target tahun 2016 dengan persentase 100,25%, menggunakan
dana sebesar Rp 1.474.665.766,- dari anggaran sebesar Rp 1.572.147.900,-
atau terealisasi sebesar 93,80%.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan telah dapat meningkatkan
kualitas penyuluh melalui peningkatan kompetensi dan profesionalitas
penyuluh sehingga dapat memberikan pendampingan yang optimal bagi para
pelaku utama/pelaku usaha.
Sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha didukung oleh satu program yaitu
Pemberdayaan Penyuluhan dengan 4 kegiatan. Dukungan masing-masing
kegiatan terhadap pencapaian target sasaran tersebut adalah sebagai
berikut:
42
1. Kegiatan Peningkatan Kompetensi dan Keprofesian Tenaga
Penyuluh dengan capaian anggaran Rp. 995.891.421,- (94,48%)
dari pagu anggaran yang tersedia sebesar Rp. 1.054.050.000,-
telah dapat meningkatkan kompetensi penyuluh melalui
berbagai pelatihan dan magang serta berbagai lomba yang
memotivasi bagi penyegaran kembali pengetahuan dan memicu
kreativitas para penyuluh agar lebih kompetitif.
2. Kegiatan Penyelenggaraan Temu Teknis Penyuluh
Swadaya/Swasta dengan capaian anggaran Rp. 57.203.400,-
(85,29%) dari pagu anggaran yang tersedia sebesar
Rp. 67.072.400,- telah dapat meningkatkan kompetensi penyuluh
swadaya melalui bimbingan teknis, pertukaran pengetahuan dan
informasi serta menambah jejaring kerjasama. Deviasi realisasi
anggaran >10% karena adanya kebijakan anggaran.
3. Kegiatan Penyusunan Program Penyuluhan dengan capaian
anggaran Rp. 22.267.300,- atau 79,69% dari pagu anggaran yang
tersedia sebesar Rp. 27.942.300,- telah menghasilkan program-
program penyuluhan sesuai dengan kebutuhan pelaku
utama/pelaku usaha serta dalam rangka mendukung kebijakan
terkait peningkatan produktivitas komoditas sektoral dalam
mendukung ketahanan pangan yang akan dilaksanakan di DIY
sekaligus mendukung program nasional peningkatan produksi
padi, jagung, dan kedelai untuk jangka waktu 1 tahun berjalan.
Deviasi realisasi anggaran > 10% karena menyesuaikan dengan
agenda kegiatan Pusat.
4. Kegiatan Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan
Penyuluhan dengan capaian anggaran Rp. 399.303.645,- atau
94,38% dari pagu anggaran yang tersedia Rp. 423.083.200,-
memberikan dampak peningkatan pengetahuan dan kompetensi
pelaku utama/pelaku usaha sebagai bekal untuk meningkatkan
daya saing produknya agar memiliki nilai ekonomis yang lebih
tinggi.
43
Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran
Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Pelaku Utama/Pelaku Usaha adalah:
1. Masih beragamnya kelembagaan penyuluhan di tingkat
kabupaten/kota.
2. Jumlah tenaga penyuluh PNS setiap tahun berkurang karena alih
tugas maupun pensiun
3. Formasi dan penempatan tenaga penyuluh belum sesuai
dengan kelembagaan, maupun kompetensinya.
Rencana yang akan dilakukan sebagai solusi penyelesaian masalah
adalah:
1. Mendorong kabupaten/kota untuk mensinkronkan kelembagaan
penyuluhannya sesuai dengan aturan yang tertuang dalam UU
Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan UU
Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan, Pertanian
Perikanan dan Kehutanan.
2. Mengangkat tenaga penyuluh di kabupaten/kota secara
bertahap dalam formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK) pada sistem kepegawaian ASN dan
mengoptimalkan kinerja penyuluh swadaya/swasta.
3. Menempatkan tenaga penyuluh sesuai kompetensinya pada
formasi dan kelembagaan yang tepat.
III.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya
Analisis capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
dilihat dari capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana
Permentan Nomor: 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota
yang telah ditetapkan meliputi 4 jenis layanan dasar yaitu:
1. Ketersediaan dan Cadangan Pangan dengan indikator penguatan
cadangan pangan.
44
2. Distribusi dan Akses Pangan dengan indikator ketersediaan informasi
pasokan, harga, dan akses pangan di daerah.
3. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan dengan indikator pengawasan
dan pembinaan keamanan pangan.
4. Penanganan Kerawanan Pangan dengan indikator penanganan daerah
rawan pangan.
Target pelayanan dasar tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel III.7 SPM Bidang Ketahanan Pangan
No. Jenis Pelayanan
Dasar
Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu
Pencapaian (Tahun)
SKPD/ Lembaga
Penanggung Jawab
Indikator Nilai (%)
A. Ketersediaan dan Cadangan Pangan
1 Penguatan Cadangan Pangan
60 2015 BKPD
B. Distribusi dan Akses Pangan
2 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah
100 2015 BKPD
C. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan
3 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
80 2015 BKPD
D. Penanganan Kerawanan Pangan
4 Penanganan Daerah Rawan Pangan
60 2015 BKPD
Sumber: Permentan No: 65 /OT.140/12/2010
SKPD = Satuan Kerja Pemerintah Daerah BKPD = Badan Ketahanan Pangan Daerah
Target pencapaian SPM tahun 2016 sudah tidak ditetapkan karena
Permentan tersebut berakhir pada tahun 2015, ditambah dengan berlakunya
Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dimana
urusan pangan merupakan urusan wajib non pelayanan dasar yang sudah
45
tidak ada SPM-nya. Namun Kementerian Dalam Negeri masih terus
memantau capaian indikator tersebut per semester, dengan membandingkan
capaian tahun berjalan dengan target tahun akhir SPM (tahun 2015) sehingga
BKPP masih diwajibkan menyampaikan laporan capaian indikator tersebut
melalui Biro Organisasi Setda DIY.
Tabel III.8 Capaian SPM Bidang Ketahanan Pangan Tahun 2016
No. Jenis Pelayanan
Dasar Indikator SPM
Target Akhir 2015
Capaian 2016
Keterangan
A. Ketersediaan dan Cadangan Pangan
1 Penguatan Cadangan Pangan
60 106,71 Melebihi target tahun 2015, ada kenaikan cadangan pemerintah saat ini 213,411 ton beras
B. Distribusi dan Akses Pangan
2 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah
100 100 Sama dengan target tahun 2015
C. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan
3 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
80 86,76 Melebihi target tahun
2015
D. Penanganan Kerawanan Pangan
4 Penanganan Daerah Rawan Pangan
60 100 Melebihi target tahun
2015
Sumber: BKPP DIY
Indikator pertama, penguatan cadangan pangan tahun 2016 sebesar
106,71% telah melampaui target akhir SPM Tahun 2015 sebesar 60%.
Cadangan pangan pemerintah ideal yang ditetapkan adalah 200 ton
sedangkan cadangan pangan pemerintah Pemda DIY tahun 2016 telah
mencapai 213,411 ton beras.
Indikator kedua, ketersediaan informasi pasokan, harga, dan akses
pangan telah menjangkau semua kabupaten dengan pengamatan dan
46
pencatatan selama 12 bulan dengan target komoditas yang dipantau ada 9
jenis, yaitu: (1) gabah/beras, (2) jagung, (3) kedelai, (4) daging sapi, (5) daging
ayam, (6) telur, (7) minyak goreng, (8) gula pasir, dan (9) cabe merah di 5
kabupaten/kota di DIY. Dengan demikian target lokasi pemantauan, waktu
pemantauan, dan komoditas yang dipantau sudah mencapai target 100%.
Indikator ketiga yaitu pengawasan dan pembinaan keamanan pangan,
mencapai 86,76% di tahun 2016. Melampaui target nasional tahun 2015
sebesar 80%. Hal ini menunjukkan dari sampel yang diambil di pasar-pasar
atau pusat grosir dan penjualan buah dan sayur yang representatif masih
ditemukan pestisida dalam kadar yang melebihi ketentuan. Hasil pengujian
oleh laboratorium LPPT UGM dapat di lihat dalam tabel III.9 berikut:
Tabel III.9 Hasil Uji Lab.Sampel Buah dan Sayur
Produk Jumlah Sampel
(buah) Jumlah Sampel Aman (buah)
% Sampel Aman
Sayuran 136 124 91,18
Buah-buahan 83 66 79,52
Jumlah 219 190 86,76
Dengan keadaan ini maka pengawasan perlu ditingkatkan, terutama
terkait peredaran pangan antar wilayah provinsi. Pembinaan melalui
peningkatan kesadaran tentang bahaya pestisida maupun bahan cemaran
lain dalam sayur dan buah baik kepada produsen (petani), pedagang,
maupun konsumen juga terus dilakukan. Begitu pula usaha penegakan
peraturan bersama dengan aparat terkait seperti Satpol PP, BBPOM, dan
Dinas Kesehatan maupun pihak lain yang berkompeten .
Indikator keempat, penanganan daerah rawan pangan telah mencapai
target 100% dalam artian bahwa daerah rawan pangan yang ada telah
diintervensi oleh pemerintah baik melalui BKPP maupun SKPD lain yang
bertujuan untuk menangani kerawanan pangan maupun program
pengenntasan kemiskinan yang lain. Intervensi yang telah dilakukan
diantaranya program Penanganan Desa Rawan Pangan melalui Desa Mandiri
47
Pangan (Demapan), Program 8 Desa Percontohan Pengurangan Kemiskinan
dan Kerawanan Pangan dengan leading sector-nya DKP Daerah DIY, Program
lama yang juga telah dilaksanakan seperti FEATI oleh BKPP, program PUAP
oleh BKPP, Dinas Pertanian, dan BPTP dimana program itu secara langsung
bertujuan meningkatkan ketrampilan, akses dana, dan pada akhirnya
kesejahteraan petani diharapkan meningkat. Perlu diketahui tahun 2016
Desa Rawan Pangan di DIY teridentifikasi sebanyak 16 desa, yang tersebar di
3 Kabupaten Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul. Jumlah ini telah turun
dari tahun 2015 sebanyak 20 Desa Rawan Pangan.
III.4 Realisasi Anggaran
Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2016 sebesar
Rp. 6.433.858.757,- atau 92,82% dari total anggaran yang dialokasikan
sebesar Rp. 6.931.371.806,-. Realisasi anggaran untuk program/kegiatan
utama sebesar Rp. 4.790.342.949,- dari anggaran Rp. 5.094.963.256,- atau
94,02%, sedangkan realisasi untuk program/kegiatan pendukung sebesar
Rp. 1.643.515.808,- dari anggaran Rp. 1.836.408.550,- atau 89,50%. Jika
dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar
pada program/kegiatan di Sasaran 1 Pemantapan Ketersediaan dan Pola
Konsumsi Masyarakat pada Program Peningkatan Ketersediaan dan
Cadangan Pangan dengan Kegiatan Penyusunan Ketersediaan dan Kebutuhan
Pangan sebesar 100%. Begitu pula penyerapan anggaran terkecil juga
terdapat pada program/kegiatan di Sasaran 1 yaitu Program
Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan dengan Kegiatan
Penyusunan PPH sebesar 58,99 %.
Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan
anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan
penyerapan anggaran kurang dari 100% menunjukkan bahwa dana yang
disediakan untuk pencapaian sasaran pembangunan tahun 2016 telah
mencukupi.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2016 yang dialokasikan
untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan
pada tabel III. 10.
48
Tabel III.10 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2016
No Sasaran
Kinerja Anggaran
Target Reali sasi
% Reali sasi
Target Realisasi % Reali
sasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pemantapan
Ketersediaan dan
Pola Konsumsi
Masyarakat
88,5 88,50 100 3.522.815.356 3.315.677.183 94,12
2 Peningkatan
Kualitas Penyuluh
dan Peningkatan
Kualitas
Kelembagaan
Pelaku
Utama/Pelaku
Usaha
87% 87,22% 100,25 1.572.147.900 1.474.665.766 93,80
Total Belanja Langsung
(Program/Kegiatan
Utama)
5.094.963.256 4.790.342.949 94,02
49
Tabel III.11. Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Program Tahun 2016
No Program
Anggaran*
Keterangan Target Realisasi
%
Deviasi
1 2 3 4 5 6
1 Program Peningkatan
Penanganan Daerah
Rawan Pangan
869.161.175 831.503.859 4,33
2 Program Peningkatan
Ketersediaan dan
Cadangan Pangan
636.380.481 632.010.481 0,69
3 Program
Penganekaragaman
Konsumsi dan
Keamanan Pangan
1.674.947.450 1.548.972.943 7,52
4 Program Peningkatan
Distribusi dan Akses
Pangan
342.326.250 303.189.900 11,43 Deviasi lebih dari
10% disebabkan
adanya efisiensi
dan kebijakan
anggaran
5 Program
Pemberdayaan
Penyuluhan
1.572.147.900 1.474.665.766 6,20
Jumlah 5.094.963.256 4.790.342.949 5,98
* anggaran setelah APBD perubahan
50
Analisis Efisiensi
Tabel III.12 Analisis Efisiensi
No Sasaran Indikator
% Capaian
Kinerja
(≥100%)
%
Penyerapan
Anggaran
Tingkat
Efisiensi
1 2 3 4 5 6
1 Pemantapan
Ketersediaan dan Pola
Konsumsi Masyarakat
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
100 94,02 5,98
2 Peningkatan Kualitas
Penyuluh dan
Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Pelaku
Utama/Pelaku Usaha
Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya
100,25 93,80 6,20
Sasaran 1 Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat dengan
indikator Skor Pola Pangan Harapan telah mencapai target yang ditetapkan pada
tahun 2016 sebesar 88,5 dengan tingkat capaian 100%. Sementara untuk mencapai
kinerja tersebut menggunakan anggaran sebesar 94,02%. Artinya dengan anggaran
yang lebih kecil dari anggaran yang tersedia BKPP DIY dapat memenuhi target
kinerja yang ditetapkan. Sisa anggaran 5,98% dapat diasumsikan sebagai wujud
efisiensi keuangan.
Sasaran 2 Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha dengan indikator persentase jumlah
penyuluh yang meningkat kapasitasnya pada tahun 2016 telah melampaui target
tahunannya mencapai 100,25%. Anggaran yang dipergunakan sebesar 93,80%, ini
menunjukkan dengan penggunaan anggaran yang lebih sedikit dari anggaran yang
tersedia, telah dapat melampaui target kinerjanya. Maka dapat dikatakan tingkat
efisiensi anggaran dalam mencapai Sasaran 2 ini sebesar 6,20%.
51
BAB 4
Penutup
Penyelenggaraan kegiatan di Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan pada Tahun Anggaran 2016
merupakan tahun ke-4 dari Rencana strategis Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2012-2017.
Keberhasilan yang dicapai berkat kerjasama dan
partisipasi semua pihak dan diharapkan dapat
dipertahankan serta ditingkatkan. Sementara itu,
untuk kendala yang menjadi permasalahan di tahun ini
perlu diantisipasi dan dicarikan solusi yang lebih baik di
masa mendatang.
Hasil laporan kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan tahun 2016
dapat disimpulkan bahwa dari analisis terhadap dua sasaran, terdapat dua
indikator kinerja utama yang dipilih sebagai tolak ukur. Pada tahun 2016, capaian
kedua indikator tersebut telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar
100% dari total indikator.
Walaupun target kinerja telah tercapai tetapi dalam pelaksanaan program
kegiatan tahun 2016 masih ditemui kendala yaitu terkait kebijakan anggaran akibat
penundaan transfer DAU ke daerah yang berpengaruh pada mundurnya beberapa
jadwal pelaksanaan kegiatan. Langkah antisipatif yang perlu diambil agar kendala
tersebut tidak terulang kembali di masa mendatang adalah dengan meningkatkan
pengendalian internal agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan anggaran kas yang
telah ditetapkan.
Bab 4 Berisi:
1. Kesimpulan
2. Saran
52
LAMPIRAN:
Lampiran 1.Struktur Organisasi
Lampiran 2.Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun)
Lampiran 3.Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Lampiran 4.Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKJ IP Tahun Sebelumnya
Lampiran 5.Penghargaan yang diterima Tahun 2016
Lampiran 6.Laporan Capaian Anggaran Pendukung Sasaran Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Periode III (2016) Tahun Anggaran 2016
Lampiran 7.Pengukuran Kinerja
Lampiran 8.Foto-foto pendukung
53
Lampiran 1. Struktur Organisasi
54
Lampiran 2. Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun)
No. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Satuan Kondisi
Awal 2012
Sebelum Review Setelah Review
2013 2014 2015 2016 2017
1 Pemantapan ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
- 78,7 80,2 81,9 84,6 88,5 90
2 Peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan kualitas kelembangaan pelaku utama/pelaku usaha
Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya
% 35 48 61 74 87 100
3 Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran SKPD
Persentase rata-rata hasil ketercapaian pelaksanaan program dukungan sasaran SKPD
% 100 100 100 100 100 100
55
Lampiran 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
56
57
58
Lampiran 4. Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKJ IP Tahun Sebelumnya
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN Jl. Gondosuli Nomor 06 Telepon: (0274) 540897;540798, Fax (0274) 523882
Website: www.bkpp.jogjaprov.go.id Email: [email protected]
YOGYAKARTA Kode Pos 55165
TANGGAPAN/TINDAK LANJUT EVALUASI LKJ IP TAHUN 2015
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
No Saran/Rekomendasi Tindak lanjut
1. Kepala Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan DIY beserta seluruh
jajarannya agar pada tahun anggaran
berikutnya melakukan tindakan
perbaikan yang lebih optimal
terutama terkait dengan capaian
kinerja organisasi meliputi output,
outcome, kinerja utama, dan kinerja
dari penilaian stakeholder.
Kepala beserta seluruh karyawan BKPP
DIY telah berkomitmen untuk
memperbaiki kekurangan terkait capaian
kinerja organisasi dengan cara
mempersiapkan dokumen perencanaan
dengan lebih baik, memonitor
pelaksanaan kegiatan, dan mengadakan
evaluasi atas pencapaian output,
outcome dan kinerja utama secara
periodik. Terbukti di tahun 2016 ini
semua target indikator kinerja dapat
tercapai dan hasil penilaian capaian
kinerja total (PKKI dan PK) BKPP DIY
menduduki peringkat kelima dari 37
SKPD lingkup Pemerintah Daerah DIY.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Ir. Arofa Noor Indriani, M.Si. NIP. 19600729 198603 2 006
59
Lampiran 6. Penghargaan yang diperoleh Tahun 2016
1. Juara I Lomba Website Kategori Kelembagaan Penyuluhan Provinsi
Lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
Kementerian Pertanian RI tahun 2016.
2. Penghargaan Kepada Pelaku Utama/Usaha dan Stakeholder Pertanian
Kementerian Pertanian RI pada Tahun 2016 melalui Keputusan Menteri
Pertanian RI Nomor: 561/Kpts/KP.590/8/2016 tentang Penghargaan
kepada Penyuluh Pertanian Teladan, Petani Berprestasi, Gabungan
Kelompok Tani Berprestasi, dan Balai Penyuluhan Kecamatan Berprestasi
Tingkat Nasional. Penerima Penghargaan tingkat Nasional Tahun 2016 dari
D.I.Yogyakarta Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
No. Daftar Kategori Nama Pemenang
1. Kategori Penyuluh
Pertanian Teladan
Puji Astuti,SP dari BP3K Kecamatan
Semin, Kabupaten Gunung Kidul
2. Kategori Balai
Penyuluhan
Kecamatan Berprestasi
BP3K Prambanan dari Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Sleman
3. Kategori Petani
Berprestasi
Sudiman Imam Suyuti dari Desa
Pendowoharjo, Kecamatan Sewon,
Kabupaten Bantul
4. Gabungan Kelompok
Tani Berprestasi
Gapoktan Jati Makmur dari Desa
Jatirejo, Kecamatan Lendah,
Kabupaten Kulon Progo
3. Penghargaan Enumerator Terbaik Tahun 2016 pada kegiatan Panel Harga
Pangan Tingkat Nasional dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian
Pertanian RI diberikan kepada: Wantinem, petugas enumerator dari Dinas
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman.
60
4. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tingkat Nasional
No. Daftar Kategori Nama Pemenang
1. Pelopor Untung Wijanarko, A. Md.
TOM (Toko Organik Merapi)
Cangkringan
2. Pelaku, Produksi Kelompok Ternak Itik Unggul Mulyo
Dusun Bondalem, Desa Sumbermulyo,
Kec. Bambanglipuro
3. Pelaku,
Industri/Perakitan
Teknologi Pangan
Olahan
Kelompok Progress Jogja
Kwasen RT 01, Srimartani, Piyungan,
Bantul
4. Pelayanan, Penyuluh Moch. Ehrfan
Kantor Kepala Desa Sumberdadi, Kec.
Mlati
5. Pelayanan, Pengawas drh. Dwi Sulistyorini
KWT Melati, Desa Hargorejo, Kec.
Kokap
6. Pembina, Kepala Desa Drs. Hadi Sunyoto
Kepala Desa Sumberadi, kecamatan
Mlati, Kab. Sleman
7. Pelayanan, Peneliti Prof. Dr.Ir. Mary Astuti
Fakultas Teknologi Pertanian UGM
5. Penghargaan Juara Harapan II Lomba Paduan Suara Dharma Wanita
Persatuan DIY dalam rangka Sosialisasi Tahura Bunder di Jogja Expo Center
pada tanggal 20 Oktober 2016.
61
Lampiran 6. Capaian Anggaran Pendukung Sasaran Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Periode III (2016) Tahun
Anggaran 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Program Anggaran Kegiatan Anggaran
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
Rp % Rp % Rp % Rp %
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
1
Pemantapan Ketersediaan
dan Pola Konsumsi
Masyarakat
Skor Pola Pangan
Harapan (PPH) skor 88,5
PROGRAM PENINGKATAN
PENANGANAN DAERAH RAWAN
PANGAN
906.844.550
Pemantauan Desa Rawan Pangan 270.155.650 84.305.400 17.329.700 31.21 6.41 125.585.400 67.354.150 46.49 24.93 193.655.650 135.582.150 71.68 50.19 269.980.650 256.247.453 99.94 94.85
Pemberdayaan Daerah Rawan
Pangan 456.688.900 38.440.775 8.451.700 8.42 1.85 194.039.400 186.063.025 42.49 40.74 413.845.775 256.238.025 90.62 56.11 436.705.525 431.570.606 95.62 94.50
Penyusunan Peta Ketahanan dan
Kerawanan Pangan Berbasis FSVA 90.000.000 2.525.000 625.000 2.81 0.69 41.967.500 34.452.500 46.63 38.28 59.862.500 41.586.500 66.51 46.21 72.475.000 62.289.000 80.53 69.21
Penyusunan SKPG 90.000.000 13.249.000 9.400.300 14.72 10.44 38.241.000 30.796.100 42.49 34.22 52.028.000 42.161.100 57.81 46.85 90.000.000 81.336.800 100.00 90.37
PROGRAM PENINGKATAN
KETERSEDIAAN DAN CADANGAN
PANGAN
685.765.000
Penyusunan Neraca Bahan Makanan 95.880.000 20.862.500 11.150.000 21.76 11.63 41.560.000 40.677.500 43.35 42.43 63.192.500 40.952.500 65.91 42.71 81.390.000 81.372.500 84.89 84.87
Penguatan Cadangan Pangan 352.500.000 10.596.300 9.700.300 3.01 2.75 303.049.500 300.179.675 85.97 85.16 314.652.000 302.959.675 89.26 85.95 320.147.175 318.574.675 90.82 90.38
Analisis Ketersediaan Pangan 149.605.000 14.105.000 4.105.000 9.43 2.74 51.580.000 45.093.306 34.48 30.14 112.930.000 108.838.306 75.49 72.75 147.063.306 144.283.306 98.30 96.44
Penyusunan Ketersediaan dan
Kebutuhan Pangan 87.780.000 86.405.000 86.032.500 98.43 98.01 86.955.000 86.680.000 99.06 98.75 86.955.000 86.955.000 99.06 99.06 87.780.000 87.780.000 100.00 100.00
PROGRAM PENGANEKARAGAMAN
KONSUMSI DAN KEAMANAN
PANGAN
2.025.902.700
Pengembangan Kapasitas Petugas
Pembinaan dan Pengawasan
Keamanan Pangan
139.397.200 0 0 0.00 0.00 5.175.000 4.898.700 3.71 3.51 64.747.200 49.383.700 46.45 35.43 55.947.200 54.363.700 40.14 39.00
Gerakan Pola Pangan Beragam
Bergizi Berimbang dan Aman 428.000.000 32.092.500 28.464.500 7.50 6.65 170.950.000 141.881.000 39.94 33.15 322.710.000 236.488.000 75.40 55.25 330.265.000 300.994.500 77.16 70.33
Penyebaran Informasi Produk Pangan
Lokal 285.450.000 4.067.500 4.067.500 1.42 1.42 4.067.500 4.067.500 1.42 1.42 255.952.500 210.309.500 89.67 73.68 273.175.000 267.685.100 95.70 93.78
Pengembangan Diversifikasi Produk
Antara 100.000.000 4.757.500 757.500 4.76 0.76 21.532.500 15.047.500 21.53 15.05 21.603.750 16.422.500 21.60 16.42 20.003.750 18.003.625 20.00 18.00
Penanganan Keamanan Pangan 452.945.500 86.985.000 51.190.200 19.20 11.30 343.072.500 318.016.700 75.74 70.21 401.698.000 372.941.200 88.69 82.34 440.910.500 418.241.408 97.34 92.34
Pengembangan Kelembagaan
OKKPD 70.000.000 5.307.500 507.500 7.58 0.73 22.990.625 18.350.625 32.84 26.22 40.273.750 28.413.750 57.53 40.59 62.580.000 59.580.000 89.40 85.11
Pengembangan Kelembagaan
Sertifikasi Pangan Segar 465.360.000 56.081.000 36.125.000 12.05 7.76 119.361.000 92.306.000 25.65 19.84 225.906.000 117.391.000 48.54 25.23 407.916.000 369.946.160 87.66 79.50
Pengembangan Produk Pangan
Bersertifikat 50.000.000 0 0 0.00 0.00 7.045.000 6.595.000 14.09 13.19 7.045.000 6.595.000 14.09 13.19 49.400.000 39.660.000 98.80 79.32
Penyusunan PPH 34.750.000 2.651.250 998.600 7.63 2.87 11.901.250 3.848.600 34.25 11.08 20.916.250 3.848.600 60.19 11.08 34.750.000 20.498.450 100.00 58.99
PROGRAM PENINGKATAN
DISTRIBUSI DAN AKSES PANGAN 465.250.000
Pengembangan/Pengadaan Software
Simulasi Supply-Chain Ketahanan
Pangan
80.000.000 0 0 0.00 0.00 0 0 0.00 0.00 0 0 0.00 0.00 0 0 0.00 0.00
Peningkatan Kelembagaan Akses
Pangan 174.000.000 33.985.000 18.900.000 19.53 10.86 101.912.500 82.488.150 58.57 47.41 140.447.500 102.704.150 80.72 59.03 151.810.000 128.732.700 87.25 73.98
Analisis Distribusi dan Harga Pangan 60.360.000 2.242.500 2.242.500 3.72 3.72 22.270.000 20.105.000 36.90 33.31 47.875.000 40.805.000 79.32 67.60 55.160.000 48.540.000 91.39 80.42
Pemberdayaan dan Pengembangan
Lembaga Distribusi Pangan
Masyarakat (LDPM)
50.000.000 6.527.050 6.523.750 13.05 13.05 21.986.250 17.656.750 43.97 35.31 37.595.000 26.260.500 75.19 52.52 37.766.250 30.251.750 75.53 60.50
Analisis Pasokan dan Akses Pangan 100.890.000 14.022.000 6.499.000 13.90 6.44 55.674.500 52.989.450 55.18 52.52 83.270.000 76.790.450 82.54 76.11 97.590.000 95.665.450 96.73 94.82
2
Peningkatan kualitas
penyuluh dan peningkatan
kualitas kelembagaan
pelaku utama/pelaku
usaha
Persentase jumlah
penyuluh yang
meningkat
kapasitasnya
% 87 PROGRAM PEMBERDAYAAN
PENYULUHAN 1.703.446.000
Peningkatan Kompetensi dan
Keprofesian Tenaga Penyuluh 1.084.000.000 77.823.300 77.778.700 7.18 7.18 218.717.800 186.831.400 20.18 17.24 542.936.200 478.387.621 50.09 44.13 1.054.050.000 995.891.421 97.24 91.87
Penyelenggaraan Temu Teknis
Penyuluh Swadaya/ Swasta 143.046.000 52.993.400 52.993.400 37.05 37.05 65.672.400 52.993.400 45.91 37.05 137.146.000 57.203.400 95.88 39.99 67.072.400 57.203.400 46.89 39.99
Penyusunan Program Penyuluhan 40.700.000 0 0 0.00 0.00 2.675.000 0 6.57 0.00 8.380.000 2.685.000 20.59 6.60 27.942.300 22.267.300 68.65 54.71
Pengembangan dan Penguatan
Kelembagaan Penyuluhan 435.700.000 10.950.000 3.460.000 2.51 0.79 291.758.200 195.484.900 66.96 44.87 430.350.000 328.924.800 98.77 75.49 423.083.200 399.303.645 97.10 91.65
3
Meningkatkan Capaian
Pelaksanaan Program
Pendukung Sasaran SKPD
Persentase rata-rata
hasil ketercapaian
pelaksanaan program
dukungan sasaran
SKPD
% 100 PROGRAM PELAYANAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN 810.024.000
Penyediaan Alat Tulis Kantor 33.000.000 5.500.000 3.446.000 16.67 10.44 17.500.000 17.447.900 53.03 52.87 30.000.000 29.946.400 90.91 90.75 33.000.000 32.446.400 100.00 98.32
Penyediaan Barang Cetakan Dan
Penggandaan 25.000.000 9.369.000 0 37.48 0.00 18.861.750 14.721.250 75.45 58.89 21.930.750 15.238.375 87.72 60.95 25.000.000 18.033.000 100.00 72.13
Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 19.000.000 4.750.000 2.493.100 25.00 13.12 11.250.000 7.490.600 59.21 39.42 16.500.000 12.880.600 86.84 67.79 19.000.000 16.493.400 100.00 86.81
Penyediaan Bahan Bacaan Dan
Peraturan Perundang-Undangan 17.500.000 6.295.000 1.839.000 35.97 10.51 10.030.000 6.160.400 57.31 35.20 13.765.000 8.174.400 78.66 46.71 17.500.000 10.028.400 100.00 57.31
Penyediaan Makanan Dan Minuman 38.170.000 11.550.000 0 30.26 0.00 22.170.000 3.960.000 58.08 10.37 32.730.000 3.960.000 85.75 10.37 28.160.000 6.050.000 73.78 15.85
Rapat-Rapat Koordinasi Dan
Konsultasi Ke Luar Daerah 175.000.000 26.500.000 6.688.925 15.14 3.82 68.500.000 46.035.975 39.14 26.31 112.500.000 60.260.775 64.29 34.43 170.000.000 127.402.496 97.14 72.80
Penyediaan Jasa Surat Menyurat 750.000 250.000 0 33.33 0.00 400.000 440.000 53.33 58.67 550.000 440.000 73.33 58.67 750.000 748.885 100.00 99.85
Penyediaan Jasa Keamanan 107.494.000 28.615.000 27.815.000 26.62 25.88 54.880.000 54.305.000 51.05 50.52 81.145.000 64.060.000 75.49 59.59 107.410.000 106.835.000 99.92 99.39
62
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Program Anggaran Kegiatan Anggaran
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
Rp % Rp % Rp % Rp %
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
Kantor/Gedung/Tempat Kerja
Penyediaan Retribusi Sampah 12.000.000 4.350.000 3.140.000 36.25 26.17 6.900.000 6.540.000 57.50 54.50 9.450.000 8.240.000 78.75 68.67 12.000.000 11.640.000 100.00 97.00
Penyediaan Jasa Komunikasi,
Sumber Daya Air Dan Listrik 215.000.000 56.683.000 39.773.585 26.36 18.50 109.491.000 86.051.150 50.93 40.02 162.224.000 108.610.517 75.45 50.52 209.000.000 158.604.108 97.21 73.77
Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan
Perizinan Kendaraan
Dinas/Operasional
9.750.000 1.450.000 0 14.87 0.00 1.450.000 1.218.000 14.87 12.49 4.100.000 2.154.000 42.05 22.09 9.750.000 7.967.000 100.00 81.71
Penyediaan Jasa Administrasi
Keuangan 24.010.000 6.055.000 0 25.22 0.00 12.040.000 10.195.000 50.15 42.46 18.025.000 12.735.000 75.07 53.04 21.010.000 20.365.000 87.51 84.82
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 133.350.000 32.993.688 21.995.792 24.74 16.49 65.987.376 66.837.376 49.48 50.12 99.831.064 88.833.168 74.86 66.62 133.350.000 132.824.752 100.00 99.61
PROGRAM PENINGKATAN SARANA
DAN PRASARANA APARATUR 817.770.550
Pengadaan Perlengkapan Gedung
Kantor 74.000.000 74.000.000 40.805.000 100.00 55.14 74.000.000 72.275.000 100.00 97.67 74.000.000 72.275.000 100.00 97.67 74.000.000 72.275.000 100.00 97.67
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 143.050.000 4.339.200 0 3.03 0.00 143.050.000 135.656.578 100.00 94.83 143.050.000 135.656.578 100.00 94.83 143.050.000 135.656.578 100.00 94.83
Pengadaan Mebeleur 33.000.000 33.000.000 32.400.000 100.00 98.18 33.000.000 32.400.000 100.00 98.18 33.000.000 32.400.000 100.00 98.18 33.000.000 32.400.000 100.00 98.18
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung
Kantor 50.000.000 50.000.000 48.965.000 100.00 97.93 50.000.000 48.965.000 100.00 97.93 50.000.000 48.965.000 100.00 97.93 50.000.000 48.965.000 100.00 97.93
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Kendaraan Dinas/Operasional 207.750.000 54.397.500 36.771.600 26.18 17.70 113.630.000 106.717.568 54.70 51.37 165.465.800 157.977.068 79.65 76.04 200.250.000 192.077.068 96.39 92.46
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Perlengkapan Gedung Kantor 61.000.000 24.554.000 17.005.000 40.25 27.88 40.950.000 37.762.150 67.13 61.91 61.000.000 54.762.150 100.00 89.77 61.000.000 58.500.000 100.00 95.90
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Gedung Kantor 42.500.000 13.500.000 1.578.000 31.76 3.71 30.500.000 17.388.000 71.76 40.91 37.500.000 26.538.000 88.24 62.44 42.500.000 37.488.000 100.00 88.21
Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung
Kantor 206.470.550 1.935.000 0 0.94 0.00 206.470.550 205.655.000 100.00 99.61 206.470.550 205.655.000 100.00 99.61 206.470.550 205.655.000 100.00 99.61
PROGRAM PENINGKATAN
KAPASITAS SUMBERDAYA
APARATUR
43.025.000
Bimbingan Teknis Implementasi
Peraturan Perundang-Undangan 15.200.000 0 0 0.00 0.00 9.000.000 0 59.21 0.00 9.000.000 100 59.21 0.00 0 0 0.00 0.00
Pembinaan, Pengembangan Kualitas
Profesi Dan Penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Tertentu
27.825.000 650.000 0 2.34 0.00 650.000 320.000 2.34 1.15 27.825.000 16.189.996 100.00 58.19 22.550.000 16.189.996 81.04 58.19
PROGRAM PENINGKATAN
PENGEMBANGAN SISTEM
PELAPORAN CAPAIAN KINERJA
DAN KEUANGAN
278.827.000
Penyusunan Laporan Kinerja SKPD 5.500.000 5.500.000 4.807.200 100.00 87.40 5.500.000 5.357.200 100.00 97.40 5.500.000 5.357.200 100.00 97.40 5.500.000 5.357.200 100.00 97.40
Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD 9.000.000 480.000 0 5.33 0.00 3.392.000 440.000 37.69 4.89 5.424.000 2.652.000 60.27 29.47 9.000.000 7.668.000 100.00 85.20
Penyusunan Rencana Program
Kegiatan SKPD serta Pengembangan
Data dan Informasi
226.303.000 31.184.800 16.880.000 13.78 7.46 54.023.000 49.285.100 23.87 21.78 119.774.875 57.304.200 52.93 25.32 165.533.000 146.191.525 73.15 64.60
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Program Kegiatan SKPD 38.024.000 1.990.000 0 5.23 0.00 12.335.000 8.339.000 32.44 21.93 20.655.000 13.529.000 54.32 35.58 37.625.000 35.654.000 98.95 93.77
63
63
Lampiran 7. Pengukuran Kinerja
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Periode III (2016) Tahun Anggaran 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Persentase
1 Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
skor 88,5 88,5 100.00
2 Peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan kualitas kelembagaan pelaku utama/pelaku usaha
Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya
% 87 87,22 100.25
3 Meningkatkan Capaian Pelaksanaan Program Pendukung Sasaran SKPD
Persentase rata-rata hasil ketercapaian pelaksanaan program dukungan sasaran SKPD
% 100 100 100.00
Keterangan Warna
Warna Prosentase Keterangan
0 s/d 50 Sangat Rendah
50.1 s/d 65 Rendah
65.1 s/d 75 Sedang
75.1 s/d 90 Tinggi
90.1 lebih Sangat Tinggi
Sumber: Permendagri 54 /2010
64
Lampiran 8. Foto-Foto Pendukung
Pemanfaatan pekarangan untuk penyediaan pangan keluarga
Pemanfaatan pekarangan untuk penyediaan protein hewani
65
Pembukaan Peringatan Hari Pangan Sedunia ke XXXVI Tingkat DIY oleh Wakil
Gubernur di halaman kantor Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Salah satu kreasi pangan pengganti nasi dalam lomba cipta menu
66
Penerimaan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat Nasional oleh
Presiden RI kepada salah satu pemenang dari DIY yaitu Kelompok Progress Jogja
Launching Toko Tani Indonesia di Gapoktan Sido Mulyo Godean