LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

75
i Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 BADANKETAHANANPANGANDANPENYULUHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA JL. Gondosuli No. 6 Yogyakarta Telp. (0274) 540 897; 540 798 Fax (0274) 523 882 Website: http://bkpp.jogjaprov.go.id

Transcript of LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

Page 1: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

i

Pemerintah Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

TAHUN 2016

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

JL. Gondosuli No. 6 Yogyakarta

Telp. (0274) 540 897; 540 798 Fax (0274) 523 882

Website: http://bkpp.jogjaprov.go.id

Page 2: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

ii

Kata Pengantar

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan (BKPP) DIY disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA)

Tahun Anggaran 2016, serta Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan merupakan bentuk

akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada BKPP

atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan

laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan

(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran

tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi,

dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang

ditetapkan. Diharapkan penyajian LKj IP ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk

lebih meningkatkan kinerja yang berorientasi pada hasil, baik berupa output

maupun outcomes di masa mendatang.

Yogyakarta, 28 Februari 2017

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan DIY

Ir. Arofa Noor Indriani,M.Si NIP 19600729 198603 2 006

Page 3: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

iii

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan Pangan Dan

Penyuluhan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja

BKPP yang memuat rencana, capaian, dan realisasi indikator kinerja dari sasaran

strategis. Sasaran dan indikator kinerja termuat dalam Renstra Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan Tahun 2012-2017. Untuk mencapai sasaran tersebut,

ditempuh dengan melaksanakan strategi, kebijakan, program dan kegiatan seperti

telah dirumuskan dalam rencana strategis.

Ringkasan prestasi kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan yang

dihasilkan di tahun 2016, dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Sasaran 1: pemantapan ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat dengan

indikatornya Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Capaian kinerja sampai dengan

akhir Bulan Desember 2016 adalah 88,50.

b. Sasaran 2: peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan kualitas

kelembagaan pelaku utama/pelaku usaha dengan indikatornya persentase

jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya. Capaian kinerja sampai dengan

akhir Bulan Desember 2016 adalah 87,22%.

Di luar IKU, pencapaian kinerja BKPP ditunjukkan oleh pencapaian target

terkait dengan sasaran pendukung yaitu: meningkatkan capaian pelaksanaan

program pendukung sasaran SKPD dengan indikatornya persentase rata-rata hasil

ketercapaian pelaksanaan program dukungan sasaran SKPD. Capaian kinerja

sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 100%. Kinerja BKPP DIY lainnya

adalah pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan.

Dari 4 jenis pelayanan dasar dengan 4 indikator kinerjanya, tahun 2016 ini capaian

indikator SPM telah melebihi target maupun capaian SPM tahun 2015 (tahun 2016

target SPM Bidang Ketahanan Pangan sudah tidak ditetapkan, sebagai pembanding

tingkat capaian adalah target akhir SPM tahun 2015 sesuai Permentan Nomor:

65/PERMENTAN/OT.140/12/2010).

Page 4: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

iv

Evaluasi atas pencapaian kinerja dan permasalahan yang ditemui pada

setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian

bagi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ke depan. Pertama, belum semua

masyarakat DIY memiliki kesadaran untuk menyediakan dan mengkonsumsi pangan

sesuai kaidah pola pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) sehingga

edukasi tentang pola pangan B2SA masih perlu ditingkatkan. Kedua, berlakunya

pasar bebas ASEAN (MEA) membuat pengawasan keamanan pangan yang beredar

di DIY perlu mendapat perhatian ekstra. Ketiga, berkurangnya jumlah penyuluh PNS

yang perlu diantisipasi dengan optimalisasi peran penyuluh kontrak dan penyuluh

swadaya/swasta.

Hasil evaluasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

ini penting dipergunakan sebagai pijakan bagi BKPP DIY dalam perbaikan kinerja di

tahun yang akan datang.

Page 5: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

v

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................................................... iii

DAFTAR ISI....................................................................................................................v

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

I.1 Struktur Organisasi ................ ....................................................................2

I.2 Tugas dan Fungsi....................................................................................... 3

I.3 Keadaan Pegawai ....................................................................................... 4

I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana ................................................................. 7

I.5 Keuangan ................................................................................................... 9

I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ................................... 10

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................................ 12

II.1 Perencanaan Strategis .......................................................................... 12

II.1.1 Visi dan Misi ............................................................................. 13

II.1.2 Tujuan dan Sasaran ................................................................. 15

II.1.3 Strategi .................................................................................... 18

II.1.3.1 Misi 1 ......................... ……………………………..……………….18

II.1.3.2 Misi 2 ............. …………………………………………………………..19

II.1.3.3 Misi 3 .......................................................................... 20

II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ............ ……………………………………………...22

II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016 ...............................................……………22

II.3.1 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ……23

II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis……………….………….........23

II.4 Instrumen Pendukung ………………………………………………………………........24

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................................. 26

III.1 Capaian Kinerja Tahun 2016 ................ ………………………………………………26

III.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis ...................... 27

Page 6: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

vi

III.2.1 Sasaran Pertama: Pemantapan Ketersediaan dan Pola

Konsumsi Masyarakat................................................................28

III.2.2 Sasaran Kedua: Peningkatan Kualitas Penyuluh dan

Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku

Usaha.........................................................................................38

III.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya ..................................... 43

III.4 Realisasi Anggaran ............................................................................... 47

BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 51

LAMPIRAN

Page 7: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

vii

Daftar Tabel

Tabel I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Golongan ....................... 4

Tabel I.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 5

Tabel I.3 Keadaan Sarana dan Prasarana .............................................................. 7

Tabel II.1 Sasaran Strategis BKPP DIY Tahun 2012-2017 ........................................ 17

Tabel II.2 Perjanjian Kinerja 2016 ........................................................................... 22

Tabel II.3 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan .................... 23

Tabel II.4 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis.................................................. 23

Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja ................................................................... 26

Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2016 ................................................................... 27

Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja .................................................................... 29

Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Penyuluh dan

Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku

Usaha................. .................................................................................... 38

Tabel III.5 Keragaan Penyuluh Pertanian dan Perikanan DIY Tahun 2016 ............. 40

Tabel III.6 Keragaan Kelembagaan Petani di DIY Tahun 2016 ............................... 41

Tabel III.7 SPM Bidang Ketahanan Pangan ............................................................ 44

Tabel III.8 Capaian SPM Bidang Ketahanan Pangan Tahun 2016................ ........... 45

Tabel III.9 Hasil Uji Lab. Sampel Buah dan Sayur .................................................... 46

Tabel III.10 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran 2016 .............. 48

Tabel III.11 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Program 2016 ............... 49

Tabel III.12 Analisis Efisiensi................ ..................................................................... 50

Page 8: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

viii

Daftar Gambar

Gambar I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan.......................... 4

Gambar I.2 Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja ................................. 6

Gambar II.1 Aplikasi e-Laporan Penyuluh .............................................................. 24

Gambar III.1 Grafik Capaian Skor PPH Tahun 2011-2016 ......................................... 30

Page 9: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

ix

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Struktur Organisasi .............................................................................. 53

Lampiran 2 Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun) .......................... 54

Lampiran 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ............................................................ 55

Lampiran 4 Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKj IP Tahun 2015 ........................ 58

Lampiran 5 Penghargaan yang diperoleh Tahun 2016 ........................................... 59

Lampiran 6 Capaian Anggaran Pendukung Sasaran Badan Ketahanan Pangan

dan Penyuluhan Periode III (2016) Tahun Anggaran 2016 .................. 61

Lampiran 7 Pengukuran Kinerja............... .............................................................. 63

Lampiran 8 Foto-Foto Pendukung .......................................................................... 64

Page 10: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

1

1

BAB 1

Pendahuluan

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2016

dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor

29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB RI

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Nomor 94 Tahun 2016 tentang Pedoman Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang

baik (good governance) di Indonesia.

Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan) Tahun 2016 diharapkan dapat:

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas

kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan.

2. Mendorong Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan di dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan

perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan

kepada masyarakat.

3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan untuk meningkatkan kinerjanya.

4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Bab 1 Berisi:

1. Struktur Organisasi

2. Fungsi dan Tugas

3. Keadaan Pegawai

4. Keadaan Sarana dan

Prasarana

5. Keuangan

6. Sistematika LKj IP

Page 11: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

2

I.1 Struktur Organisasi

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor DIY 7 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan berlakunya Undang-Undang

Keistimewaan maka kelembagaan pemerintah daerah DIY juga mengalami

penyesuaian sesuai dengan Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa

Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah

Istimewa Yogyakarta. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan merupakan unsur

pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan susunan organisasi

sebagai berikut:

1. Unsur Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, terdiri dari:

a. Pimpinan : Kepala Badan

b. Pembantu Pimpinan : Sekretariat, terdiri dari Sub Bagian-Sub

Bagian

c. Pelaksana : - Bidang-bidang, terdiri dari Sub Bidang-

Sub Bidang

- UPTLTD

- Kelompok Jabatan Fungsional

2. Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY

a. Sekretariat, terdiri dari:

1). Sub bagian Program, Data dan Teknologi Informasi

2). Sub bagian Keuangan

3). Sub bagian Umum

b. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, terdiri dari:

1). Sub bidang Ketersediaan Pangan

2). Sub bidang Distribusi Pangan

c. Bidang Konsumsi dan Kewaspadaan Pangan, terdiri dari:

1). Subbidang Pengembangan Mutu Konsumsi Pangan

2). Subbidang Keamanan dan Kewaspadaan Pangan

d. Bidang Koordinasi Penyuluhan, terdiri dari:

1). Sub bidang Penyelenggaraan Penyuluhan

2). Sub bidang Pengembangan Kapasitas

e. UPTLTD

Page 12: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

3

f. Kelompok Jabatan Fungsional

I.2 Tugas dan Fungsi

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 76 Tahun 2015

Tentang Rincian Tugas Dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan

Tanggal 2 September 2015 menetapkan bahwa Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan mempunyai tugas: penyusunan kebijakan dan koordinasi bidang

ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan,

dan perkebunan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan mempunyai fungsi:

1. penyusunan program kerja urusan ketahanan pangan dan koordinasi

penyuluhan;

2. perumusan kebijakan teknis urusan ketahanan pangan dan koordinasi

penyuluhan;

3. pengelolaan, pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian

ketersediaan pangan;

4. pengelolaan, pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian

distribusi pangan

5. pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian konsumsi dan

kewaspadaan pangan;

6. pengoordinasian dan pemberian fasilitasi penyuluhan pertanian, perikanan,

kehutanan, dan perkebunan;

7. pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan pangan khas DIY untuk

ketahanan pangan;

8. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja urusan ketahanan pangan dan

penyuluhan;

9. penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; dan

10. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Page 13: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

4

I.3 Keadaan Pegawai

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta didukung oleh 78 (tujuh puluh

delapan) personil PNS. Uraian komposisinya dapat dilihat pada tabel-tabel

berikut ini.

1. Berdasarkan Jabatan dan Golongan

Tabel I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Golongan

Jml

E D C B A Jml D C B A Jml Semua

1 Struktural - - 1 3 2 6 7 - - - 7 13

2 Fungsional - - - 2 - 2 - 3 9 1 13 15

3 Staf/F. Umum - - - - 1 1 11 5 19 8 43 44

4 CPNS - - - - - - - - - - - -

Jumlah - - 1 5 3 9 18 8 28 9 63 72

No UraianGolongan IV Golongan III

S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD JmlIV/e - IV/d - IV/c - IV/b 4 4 IV/a 9 9 Jumlah - - 13 - - - - - - - 13 III/d 1 34 1 36 III/c - 11 - 2 1 - 14 III/b 17 1 20 38 III/a 2 3 1 16 22 Jumlah - 1 64 - 5 1 2 37 - - 110 II/d 1 1 25 27 II/c 6 1 7 II/b 7 7 II/a 1 1 2 Jumlah - - 1 - 7 - - 33 1 1 43 I/d - I/c - I/b - I/a - Jumlah - - - - - - - - - - - Jml. Total - 1 78 - 12 1 2 70 1 166

PerempuanGolongan

Jml

E D C B A Jml D C B A Jml Semua

1 Struktural - - - - - - - - - - - -

2 Fungsional - - - - - - - - - - - -

3 Staf/ F. Umum - - 5 - 1 6 - - - - - 6

Jumlah - - 5 - 1 6 - - - - - 6

No UraianGolongan II Golongan I

Sumber: BKPP DIY

2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Gambar I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

1

8

45 1

22

1 S3

S2

S1

D3

SLTA

SLTP

Page 14: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

5

Tabel I.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: BKPP DIY

S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD Jml

1 IV/e - - - - - - - - - - -

IV/d - - - - - - - - - - -

IV/c - - - - - - - - - - -

IV/b - 2 - - - - - - - - 2

IV/a - 1 - - - - - - - - 1

Jumlah - 3 - - - - - - - - 3

2 III/d - - 11 - - - - - - - 11

III/c - - - - 2 - - 1 - - 3

III/b - - 6 - - - - 5 - - 11

III/a - - 2 - - - - 2 - - 4

Jumlah - - 19 - 2 - - 8 - - 29

3 II/d - - - - - - - - - - -

II/c - - - - - - - 3 1 - 4

II/b - - - - - - - - - - -

II/a - - - - - - - 1 - - 1

Jumlah - - - - - - - 4 1 - 5

4 I/d - - - - - - - - - - -

I/c - - - - - - - - - - -

I/b - - - - - - - - - - -

I/a - - - - - - - - - - -

Jumlah - - - - - - - - - - -

Jml. Total - 3 19 - 2 - - 12 1 - 37

Laki-lakiNo Golongan

S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD Jml

1 IV/e - - - - - - - - - - -

IV/d - - - - - - - - - - -

IV/c - 1 - - - - - - - - 1

IV/b - 1 2 - - - - - - - 3

IV/a - 1 1 - - - - - - - 2

Jumlah - 3 3 - - - - - - - 6

2 III/d - 1 6 - - - - - - - 7

III/c 1 1 2 - - - - - - - 4

III/b - - 9 - - - - 9 - - 18

III/a - - 5 - - - - - - - 5

Jumlah 1 2 22 - - - - 9 - - 34

3 II/d - - - - - - - - - - -

II/c - - - - - - - 1 - - 1

II/b - - - - - - - - - - -

II/a - - - - - - - - - - -

Jumlah - - - - - - - 1 - - 1

4 I/d - - - - - - - - - - -

I/c - - - - - - - - - - -

I/b - - - - - - - - - - -

I/a - - - - - - - - - - -

Jumlah - - - - - - - - - - -

Jml. Total 1 5 25 - - - - 10 - 41

PerempuanNo Golongan

Page 15: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

6

3. Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Pekerjaan

Gambar I.2 Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja

Tahun 2016 ini BKPP DIY mengalami defisit pegawai karena tidak

ada tambahan pegawai yang masuk di sisi lain ada pegawai yang pensiun

sebanyak 8 orang dan pindah tugas 1 orang sehingga dibanding tahun 2015

jumlah pegawai yang semula 87 orang hanya tinggal 78 orang di tahun

2016. Berdasarkan beban pekerjaan, dibutuhkan 108 pegawai agar tugas

dan fungsi BKPP DIY dapat terlaksana dengan baik. Kondisi saat ini hanya

ada 78 pegawai sehingga masih kekurangan 30 pegawai.

Formasi jabatan struktural, mulai eselon II sampai dengan eselon IV

sudah terisi semua sedangkan untuk formasi fungsional umum masih

kekurangan 44 pegawai. Jabatan fungsional tertentu di BKPP ada empat,

yaitu Penyuluh Pertanian yang masih kekurangan 4 pegawai dari 8 formasi

yang ada, Penyuluh Perikanan dari 1 formasi belum terisi, Pengawas Mutu

Hasil Pertanian (PMHP) yang masih kekurangan 2 pegawai dari 16 formasi

yang tersedia, dan Analis Ketahanan Pangan yang masih kekurangan 6

pegawai dari 8 formasi yang tersedia.

Struktural Fungsional

Umum Fungsional Tertentu

14

87

33 14

44

20 0

43

13

Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Pegawai Saat Ini

kekurangan Pegawai

Sumber: BKPP DIY

Page 16: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

7

I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana

Dari tahun ketahun keadaan sarana prasarana Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta terus mengalami

perubahan karena adanya penghapusan sarana dan prasaran yang sudah tidak

berfungsi maupun penambahan–penambahan hingga terwujud peningkatan

sarana dan prasarana dalam rangka mendukung kelancaran operasionalnya.

Adapun kondisi sarana prasarana tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel I.3 Kondisi Sarana dan Prasarana

No. Jenis Barang Jumlah

Aset 2016

Kondisi Aset 2016

Layak Tidak Layak

A. Peralatan Kantor

1 Camera digital 4 4

2 Faximile 2 1 1

3 Handycam 1 1

4 Komputer desktop 44 35 9

5 Komputer desktop touchscreen

1 1

6 Komputer note book 20 19 1

7 Komputer note book (pengurus barang/APBDP)

1 1

8 Kelengkapan computer 5 5

9 LCD dan perlengkapan 3 3

10 Monitor LCD 23” 3 3

11 Mesin ketik manual 8 8

12 Printer 28 24 4

13 UPS 25 25

14 Spliter VGA 1 1

15 OHP 5 4 1

16 Router 2 2

17 CCTV 5 5

18 Switcher/patch panel 2 2

B. Perlengkapan Kantor

1 Almari arsip 13 13

2 Almari barang 8 3 5

3 Almari buffet 6 6

4 Air conditioner 35 35

5 Brankas 5 5

6 Filling kabinet 43 28 15

7 Gordyn/vitrage 286 286

8 Gerobak sampah 1 1

9 Jam dinding 1 1

Page 17: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

8

No. Jenis Barang Jumlah

Aset 2016

Kondisi Aset 2016

Layak Tidak Layak

10 Kipas angin 10 8 2

11 Kursi kerja:

- Esselon II 1 1

- Esselon III/ fungsional 9 9

- Esselon IV/ fungsional 13 13

12 Kursi komputer/ kerja staf 165 85 80

13 Kursi rapat 187 163 24

14 Meja kerja:

- Esselon II 2 2

- Esselon III 5 5

- Esselon IV 27 16 11

15 Meja kerja staf 89 46 43

16 Meja rapat 101 76 25

17 Meja-kursi tamu/sofa 8 8

18 Meja kerja lobi 1 1

19 Meja computer 3 3

20 Mic dynamic + kabel mic 2 2

21 Papan nama organisasi 1 1

22 Papan nama gerai 1 1

23 Rak besi gerai 2 2

24 Rak kayu 1 1

25 Rak besi 5 5

26 Sound system rapat/ mic conference set

25 25

27 Mixer portabel 6 chanel 1 1

28 Limeter compressor DBX 1 1

29 Mixer power 16 chanel 1 1

30 Speaker pasif two way 12” 4 4

31 Speaker aktif two way12” 2 2

32 Kabel speaker + spikon 2 2

33 Stand speaker 4 4

34 Stand mic panjang 3 3

35 Stand mic meja/ duduk 2 2

36 Mic ruang rapat 8 8

37 Tangga 1 1

38 Tabung pemadam kebakaran 14 14

39 Wireless portabel dan perlengkapan

2 2

40 White board 10 10

41 Kendaraan dinas operasional:

- Roda 4 ( empat) 6 6

- Roda 2 ( dua) 20 18 2

42 Bagan struktur organisasi 1 1

43 Papan data elektronik 1 1

44 Coolbox/box pendingin 2 2

45 Televisi 20” 2 2

46 Televisi LCD 42” 1 1

47 Televisi LED 32” (gerai) 1 1

Page 18: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

9

No. Jenis Barang Jumlah

Aset 2016

Kondisi Aset 2016

Layak Tidak Layak

48 DVD home teather 1 1

49 DVD blue ray 1 1

50 Lemari pendingin 1 1

51 Dispencer 1 1

52 Timbangan digital 2 2

53 Gazebo gerai 2 2

54 Sign out box gerai 1 1

55 Sign in box gerai 3 3

56 Sand blasting gerai 25 25

57 Buku pengetahuan tentang penyuluhan

142 142

58 Genzet 1 1

59 Lemari kaca 3 3

60 Papan visual 1 1

61 Teralis 254 254

C. Prasarana

1 Bangunan gedung kantor 4 4

2 Ruang rapat 2 2

3 Jaringan telephon 4 4

4 PABX 2 2

5 Jaringan listrik/tambah daya 5 5

6 Tempat parkir sepeda motor 1 1

7 Gedung semi permanen gerai 1 1

8 Jaringan internet 2 2

Sumber: BKPP DIY

Sarana dan prasarana di BKPP DIY terus ditingkatkan melalui pengadaan,

renovasi, maupun pembangunan yang disesuaikan dengan skala prioritas

kebutuhan.

I.5 Keuangan

Pada Tahun Anggaran 2016 BKPP DIY melaksanakan kegiatan dengan

anggaran murni APBD sebesar Rp. 13.651.615.310,-. Melalui mekanisme

Perubahan APBD 2016 menjadi Rp. 12.183.847.837,- dengan rincian Belanja

Tidak Langsung Rp. 5.252.476.031,- dan Belanja Langsung Rp. 6.931.371.806,-.

Selain anggaran APBD, BKPP juga mengelola Anggaran APBN pada

tahun 2016 melalui Satuan Kerja/Satker Ketahanan Pangan (11) sebesar

Rp.7.597.102.000,- Satker Penyuluhan Pertanian (10) sebesar

Page 19: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

10

Rp. 9.628.868.000,-, dan Satker Penyuluhan Perikanan (12) sebesar

Rp. 2.254.210.000,-.

I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY tahun 2016 adalah sebagai berikut:

Ringkasan Eksekutif memuat:

1. Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam

rencana strategis serta sejauh mana instansi pemerintah mencapai tujuan

dan sasaran utama tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam

pencapaiannya;

2. Disebutkan pula langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk

mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipatif untuk menanggulangi

kendala yang mungkin akan terjadi pada tahun mendatang

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini memuat tentang alasan disusun LKj IP/manfaat LKj IP, Struktur

Organisasi, Tugas dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan,

Potensi yang menjadi ruang lingkup Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

dan Sistematika penulisan LKj IP

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pada bagian ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana strategis,

rencana kinerja tahunan dan perjanjian kinerja. Pada awal bab disajikan

gambaran secara singkat sasaran utama yang ingin diraih instansi pada tahun

yang bersangkutan serta bagaimana kaitannya dengan capaian visi dan misi

instansi

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan analisis

akuntabilitas kinerja. Termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis

pembandingan data kinerja secara memadai, keberhasilan/kegagalan, dan

permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan

diambil

Page 20: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

11

Disajikan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan rencana dan

realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi atau tugas-tugas lainnya dalam

rangka mencapai sasaran/tujuan organisasi yang telah ditetapkan, termasuk

analisis tentang capaian indikator kinerja dan efisiensi

BAB IV PENUTUP

Pada bagian ini dikemukakan simpulan secara umum tentang

keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan

dengan kinerja instansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah

LAMPIRAN

Page 21: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

12

BAB 2

Perencanaan dan

Perjanjian Kinerja

II.1 Perencanaan Strategis

Pembangunan yang telah dilaksanakan

Pemerintah Daerah DIY selama empat tahun

terakhir menunjukkan tingkat keberhasilan yang

baik. Evaluasi Pembangunan yang dilakukan pada

tahun 2014 menunjukkan adanya beberapa

indikator target sasaran yang capaiannya telah

melampaui target yang ditetapkan pada akhir

RPJMD.

Hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti dengan dilakukannya perubahan

terhadap RPJMD 2012-2017 berdasarkan amanat Peraturan Daerah Daerah

Istimewa Yogyakarta Nomor 8 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 dan Peraturan Gubernur

Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan Target

Pencapaian Sasaran Tahunan Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum dan

Program Pembangunan Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017.

Selaras dengan perubahan RPJMD 2012-2017 menimbulkan konsekuensi

logis adanya tindak lanjut dalam Perubahan Renstra Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan Tahun 2012-2017, yang telah ditetapkan dalam SK Kepala Badan

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Nomor 188/0588/I tanggal 26 Januari 2015

tentang Perubahan Rencana Strategis. Perubahan perlu dilakukan untuk melakukan

rasionalisasi terkait target kinerja sasaran, program, dan kegiatan pendukung

sasaran Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sebagai penjabaran sasaran dan

indikator Gubernur dalam perubahan RPJMD. Hasil perubahan RPJMD DIY Tahun

2012-2017 akan digunakan sebagai panduan dalam menentukan program kegiatan

Bab 2 Berisi:

1. Perencanaan

Strategis

2. Perjanjian Kinerja

Tahun 2016

3. Rencana Anggaran

Tahun 2016

4. Instrumen

Pendukung

Page 22: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

13

dalam rencana kerja sampai dengan tahun akhir RPJMD. Perubahan yang dilakukan

tercantum dalam Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

II.1.1 Visi dan Misi

Sesuai dengan tugas dan fungsi dalam reviu rencana strategis

yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BKPP DIY Nomor

188/0588/I tanggal 26 Januari 2015, visi Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:

“Mewujudkan ketahanan pangan yang kuat, berkarakter dan

berbudaya secara berkelanjutan melalui tercapainya kemandirian dan

kedaulatan pangan didukung oleh sistem penyuluhan yang efektif dan

efisien.”

Adapun penjelasan visi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati

produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan,

perairan dan air baik yang diolah maupun tidak diolah, yang

diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi

manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan,

dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan,

pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

2. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara

mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas

pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat

untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi

sumber daya lokal.

3. Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa

dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam

negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang

cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan

potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan

lokal secara bermartabat.

Page 23: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

14

4. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi

negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari

tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya,

aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak

bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat

untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.

5. Ketahanan Pangan yang Kuat adalah kondisi dari suatu keterkaitan

yang padu disepanjang sistem ketahanan pangan, mulai dari sub

sistem ketersediaan dan kewaspadaan pangan, sub sistem

distribusi dan akses pangan hingga sub sistem konsumsi dan

keamanan pangan.

6. Ketahanan Pangan yang berkarakter adalah ketahanan pangan

yang mempunyai kualitas tertentu yang positif, sehingga mampu

membangun kehidupan yang bermanfaat bagi masyarakat.

7. Ketahanan Pangan yang berbudaya adalah ketahanan pangan

dengan budaya lokal yang mampu menyerap unsur-unsur budaya

asing untuk memperkokoh budaya lokal dan dapat

mengembangkan identitas budaya masyarakat setempat dengan

kearifan dan keunggulan lokal.

8. Berkelanjutan adalah kondisi terpenuhinya pangan yang terus

menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu.

9. Penyuluhan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi pelaku

utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong

dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,

teknologi, permodalan dan sumber daya penyuluhan lainnya

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,

pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran

dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

10. Sistem penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan

kemampuan, pengetahuan ketrampilan serta sikap pelaku utama

dan pelaku usaha melalui penyuluhan.

Page 24: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

15

11. Efektif adalah suatu kegiatan yang dapat membawa hasil atau

berhasil guna.

12. Efisien adalah ketepatan dan kesesuaian kegiatan untuk

menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan

biaya.

Untuk dapat mencapai visi tersebut di atas, misi yang dilaksanakan

adalah sebagai berikut:

Misi 1. Peningkatan ketahanan pangan dengan peningkatan

subsistem ketersediaan, distribusi, konsumsi dan

keamanan pangan

Misi 2. Pengembangan sistem penyuluhan pertanian, perikanan,

dan kehutanan sesuai karakter, budaya lokal dan

kebutuhan petani, nelayan dan masyarakat sekitar

kawasan hutan

Misi 3. Pengembangan sistem pengelolaan ketahanan pangan

dan penyuluhan yang sesuai dengan prinsip-prinsip tata

kelola pemerintahan yang baik dan benar (good

governance)

II.1.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan

Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka Tujuan Jangka

menengah salama 5 tahun anggaran adalah:

1. Meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat dengan skor

Pola Pangan Harapan (PPH) minimal 90 di tahun 2017;

2. Meningkatkan kinerja tenaga penyuluh dalam pengawalan dan

pendampingan masyarakat petani dan nelayan serta masyarakat

sekitar kawasan hutan sampai dengan 100% di tahun 2017;

3. Mewujudkan pengelolaan pemerintahan secara efisien dan

efektif sebesar 100% setiap tahunnya.

Page 25: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

16

Sasaran Strategis

Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran

strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima

tahun dapat dilihat pada tabel II.1.

Page 26: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

17

Tabel II.1 Sasaran Strategis BKPP DIY Tahun 2012-2017

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Kondisi

Awal 2012

Target Keterangan

2013 2014 2015 2016 2017

1 Pemantapan ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

- 78,7 80,2 81,9 84,6 86,3 89,3 Sebelum reviu

80,2 81,9 84,6 88,5 90 Setelah reviu

2 Peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan kualitas kelembangaan pelaku utama/pelaku usaha

Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya

% 35 48 61 74 87 100 Sebelum reviu

48 61 74 87 100 Setelah reviu

Page 27: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

18

18

II.1.3 Strategi

Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah

selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai.

Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi

untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,

meliputi penetapan strategi, kebijakan, program dan kegiatan.

II.1.3.1 Misi 1

A. Strategi

1. Pemantapan ketersediaan dan pola konsumsi

masyarakat.

B. Kebijakan

1. Pemantapan ketersediaan pangan, kewaspadaan

pangan dan pengembangan cadangan pangan daerah

(masyarakat dan pemerintah).

2. Penurunan Desa Rawan Pangan.

3. Peningkatan diversifikasi pangan berbasis pangan

lokal, penanganan keamanan pangan, dan

pengawasan pangan beredar/bersertifikat.

4. Pengembangan distribusi pangan yang merata dan

terjangkau, pemantapan stabilitas harga pangan

strategis, peningkatan aksesibilitas pangan

masyarakat, dan pemantauan distribusi, harga, akses

pangan.

C. Program

1. Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan.

2. Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan.

3. Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan

Pangan.

4. Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan.

D. Kegiatan

Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan:

1. Pemantauan Desa Rawan Pangan.

Page 28: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

19

2. Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan.

3. Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerawanan Pangan

Berbasis FSVA.

4. Penyusunan SKPG.

Peningkatkan Ketersediaan dan Cadangan Pangan:

1. Penyusunan Neraca Bahan Makanan.

2. Penguatan Cadangan Pangan.

3. Analisis Ketersediaan Pangan.

4. Penyusunan Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan.

Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan:

1. Gerakan Pola Pangan Beragam Bergizi Berimbang dan

Aman

2. Penyebaran Informasi Produk Pangan Lokal.

3. Pengembangan Diversifikasi Produk Antara.

4. Penanganan Keamanan Pangan.

5. Pengembangan Kelembagaan OKKPD.

6. Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi Pangan

Segar.

7. Pengembangan Produk Pangan Bersertifikat.

8. Penyusunan PPH.

9. Pengembangan Kapasitas Petugas Pembinaan dan

Pengawasan Keamanan Pangan.

Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan:

1. Peningkatan Kelembagaan Akses Pangan.

2. Analisis Distribusi dan Harga Pangan.

3. Pemberdayaan dan Pengembangan Lembaga

Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM).

4. Analisis Pasokan dan Akses Pangan.

II.1.3.2 Misi 2

A. Strategi

1. Peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan

kualitas kelembagaan pelaku utama/pelaku usaha.

Page 29: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

20

B. Kebijakan

1. Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh dan pelaku

utama/pelaku usaha, pemantapan kelembagaan

penyuluhan, dan peningkatan koordinasi

penyelenggaraan penyuluhan.

C. Program

1. Pemberdayaan Penyuluhan.

D. Kegiatan

1. Peningkatan Kompetensi dan Keprofesian Tenaga

Penyuluh.

2. Penyelenggaraan Temu Teknis Penyuluh

Swadaya/Swasta.

3. Penyusunan Program Penyuluhan.

4. Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan

Penyuluhan.

II.1.3.3 Misi 3

A. Strategi

1. Meningkatkan capaian pelaksanaan program

pendukung sasaran SKPD.

B. Kebijakan

1. Pemantapan dukungan administrasi dan manajemen

pemerintahan.

C. Program

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran.

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

3. Peningkatan kapasitas Sumberdaya Aparatur.

4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan.

D. Kegiatan

1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat.

Page 30: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

21

2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, dan

Listrik.

3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan

Kendaraan Dinas/Operasional.

4. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan.

5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor.

6. Penyediaan Alat Tulis Kantor.

7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan.

8. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan

Bangunan Kantor.

9. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-

Undangan.

10. Penyediaan Makanan dan Minuman.

11. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar

Daerah.

12. Penyediaan Retribusi Sampah.

13. Penyediaan Jasa Keamanan Kantor/Gedung/Tempat

Kerja.

14. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor.

15. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor.

16. Pengadaan Mebeleur.

17. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/

Operasional.

18. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung

Kantor.

19. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung

Kantor.

20. Pembinaan, Pengembangan Kualitasi Profesi dan

Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Tertentu.

21. Penyusunan Laporan Kinerja SKPD.

22. Penyediaan Laporan Keuangan SKPD.

23. Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta

Pengembangan Data dan Informasi.

24. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program

Kegiatan SKPD.

Page 31: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

22

II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan

penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi

yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai

dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen

penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah

atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta

sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis,

indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.

Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Reviu

Renstra Pertama, RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja pada

tabel berikut merupakan Perjanjian Kinerja tahun 2016:

Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

Tahunan Triwulan Target

1 Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

- 88,5 Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

85,3

85,3

85,3

88,5

2 Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha

Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya

% 87 Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

74

78

82

87

Sumber: BKPP DIY

II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016

Pada Tahun Anggaran 2016 BKPP DIY melaksanakan kegiatan dengan

anggaran murni sebesar Rp. 13.651.615.310,-. Melalui mekanisme Perubahan

APBD 2016 menjadi Rp. 12.183.847.837,- dengan rincian Belanja Tidak

Langsung Rp. 5.252.476.031,- dan Belanja Langsung Rp. 6.931.371.806,-.

Adapun realisasi anggaran sebesar Rp. 11.484.296.499,- (94,26%) dengan

Page 32: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

23

rincian untuk Belanja Tidak Langsung Rp. 5.050.437.742,- (96,15%) dan Belanja

Langsung sebesar Rp. 6.433.858.757,- (92,82%).

II.3.1 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Tabel II.3 Target Belanja Badan Ketahanan Pangan dan PenyuluhanTahun 2016

Uraian Target (Rp) Persentase

Belanja Tidak Langsung 5.252.476.031,- 43,11

Belanja Langsung 6.931.371.806,- 56,89

Jumlah 12.183.847.837,- 100,00

II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis

Anggaran Belanja Langsung tahun 2016 yang dialokasikan untuk

pencapaian sasaran strategis BKPP DIY sebesar Rp. 5.094.963.256,-.

Rincian anggaran Belanja Langsung per sasaran strategis yang akan

dicapai BKPP DIY pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel II.4. Dari

tabel tersebut terlihat bahwa BKPP pada tahun 2016 ini melaksanakan

25 kegiatan untuk mencapai 2 sasaran strategis yang sudah ditetapkan.

Tabel II.4 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis

No. Sasaran Anggaran Persentase Keterangan

1 Pemantapan

Ketersediaan dan Pola

Konsumsi Masyarakat

3.522.815.356 69,14 21 kegiatan

2 Peningkatan Kualitas

Penyuluh dan

Peningkatan Kualitas

Kelembagaan Pelaku

Utama/Pelaku Usaha

1.572.147.900 30,86 4 kegiatan

Jumlah 5.094.963.256 100,00 25 kegiatan

Page 33: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

24

II.4 Instrumen Pendukung

Instrumen pendukung Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) sudah terintegrasi dalam sistem online monitoring dan evaluasi yang

dikembangkan oleh Bidang Pengendalian Bappeda DIY. Aksesnya melalui

website http://monevapbd.jogjaprov.go.id dengan memilih menu e-SAKIP.

Instrumen e-SAKIP ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Hasil

perencanaan, pelaksanaan program/kegiatan, dan laporan pencapaian kinerja

yang di-entry di menu e-SAKIP sudah dapat digunakan untuk mendukung

penerapan SAKIP di BKPP DIY.

Website BKPP DIY di http://bkpp.jogjaprov.go.id/ memuat segala

informasi program kegiatan yang dilaksanakan oleh BKPP. Menu yang menjadi

unggulan antara lain informasi harga pangan strategis di pasar utama yang

diperbarui seminggu sekali setiap hari Senin, peta rawan pangan dan gizi, data

terkait pelaksanaan upaya khusus (upsus) peningkatan produksi padi, jagung,

dan kedelai, dan video informasi terkait pangan dan penyuluhan.

Selain website, setiap tahun BKPP DIY menyusun database ketahanan

pangan yang dapat menjadi referensi data terkait urusan pangan di DIY.

Database tersebut selain diterbitkan dalam bentuk buku juga dalam database

online yang melekat pada website BKPP. Database online ini baru dapat diakses

oleh internal BKPP dan menunya akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan.

Gambar II.1

Aplikasi e-Laporan Penyuluh

Tahun 2016 ini BKPP DIY juga mengembangkan Sistem Pelaporan

Penyuluh secara online yang dinamakan e-Laporan Penyuluh DIY, sistem ini

Page 34: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

25

juga melekat di website BKPP. Dengan sistem ini proses pelaporan kegiatan

penyuluh yang semula dilakukan secara manual dengan menggunakan print out

kertas yang banyak dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat serta

menghemat penggunaan kertas dan tinta (eco friendly) sehingga lebih efektif

dan efisien.

Page 35: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

26

BAB 3

Akuntabilitas Kinerja

III.1. Capaian Kinerja Tahun 2016

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan telah

melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada

Perjanjian Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan tahun 2016 yang telah disepakati.

Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk

mengevaluasi dan mengukur dalam rangka

pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan

memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan

dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil

pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi

kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat

capaian kinerja yaitu:

Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja

Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan

oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dilakukan dengan

membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator

kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Badan

No. Interval Nilai Realisasi

Kinerja

Kriteria Penilaian Realisasi

Kinerja

Kode

1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua

2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda

3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua

4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda

5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah

Bab 3 Berisi:

1. Capaian Kinerja

Tahun 2016

2. Evaluasi dan

Analisis Capaian

Kinerja Sasaran

Strategis

3. Evaluasi dan

Analisis Capaian

Kinerja Lainnya

4. Akuntabilitas

Anggaran

Page 36: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

27

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan beserta target dan capaian realisasinya

dirinci sebagai berikut:

Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2016

NO. SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

SATUAN TARGET REALISASI

PERSENTASE

KRITERIA/

KODE

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pemantapan

Ketersediaan

dan Pola

Konsumsi

Masyarakat

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Skor 88,5 88,5 100% Sangat

Baik

2 Peningkatan

Kualitas

Penyuluh dan

Peningkatan

Kualitas

Kelembagaan

Pelaku

Utama/Pelaku

Usaha

Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya

Persen

(%)

87 87,22 100,25% Sangat

Baik

Dari tabel di atas, terdapat dua indikator yang terbagi ke dalam dua

sasaran strategis. Pada tahun 2016, dua indikator tersebut telah memenuhi

target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total indikator. Capaian

tertinggi pada indikator persentase jumlah penyuluh yang meningkat

kapasitasnya dengan persentase 100,25% sementara indikator Skor Pola

Pangan Harapan (PPH) capaiannya tepat 100% sesuai target yang ditetapkan.

III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Badan

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan yang dicerminkan dalam capaian

Page 37: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

28

Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja

menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:

III.2.1. Sasaran Pertama: Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi

Masyarakat

Tolok ukur capaian sasaran Pemantapan Ketersediaan dan Pola

Konsumsi Masyarakat terdiri dari satu indikator yaitu indikator Peningkatan

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Sasaran Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat

dipilih menjadi sasaran strategis BKPP karena merupakan tujuan akhir dari

penyelenggaraan pangan di DIY yaitu kondisi konsumsi masyarakat yang

beragam, bergizi, seimbang, dan aman untuk mendukung hidup yang sehat,

aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Tolok ukur capaian sasaran

strategis ini terdiri dari 1 indikator kinerja utama (IKU) yaitu Skor Pola Pangan

Harapan (PPH).

Perhitungan Skor PPH adalah sebagai berikut:

Persentase AKE* = kalori x 100 AKE

Skor AKE = Persentase AKE x bobot

Jika Skor AKE > skor maksimal maka PPH = skor maksimal,

selain itu skor PPH = skor AKE.

* AKE: Angka Kecukupan Energi

Sumber: aplikasi analisis PPH dengan data Susenas BPS

dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI.

Pola Pangan Harapan (PPH) adalah jenis dan jumlah kelompok pangan

utama yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi berdasarkan

kontribusi zat gizi energi masing-masing kelompok pangan. Melalui

pendekatan Pola Pangan Harapan dapat dinilai mutu pangan

penduduk berdasarkan skor pangan (dietary score). Semakin tinggi skor mutu

pangan, menunjukkan situasi pangan yang semakin beragam, semakin baik

komposisi dan mutu gizinya, sehingga pola konsumsi pangan penduduk

Page 38: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

29

semakin mendekati pola konsumsi pangan yang ideal yakni pola konsumsi

pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA). Beberapa

kegunaan analisis ini adalah:

a. Menilai jumlah dan komposisi konsumsi atau ketersediaan pangan;

b. Indikator mutu gizi dan keragaman konsumsi atau ketersediaan

pangan;

c. Sebagai baseline data untuk mengestimasi kebutuhan pangan ideal

di suatu wilayah;

d. Sebagai baseline data untuk menghitung proyeksi penyediaan

pangan ideal untuk suatu wilayah;

e. Perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan

wilayah.

Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja

No Indikator Capaian

2015

2016 Target

Akhir

Renstra

(2017)

Capaian s/d

2016

terhadap

2017 (%)

Target Realisasi %

Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Peningkatan

Skor Pola

Pangan

Harapan

(PPH)

85,3 88,5 88,5 100 90 98,33

Sumber: BKPP DIY

Capaian skor PPH pada tahun 2016 adalah 88,5 lebih tinggi dari

capaian pada tahun 2015 (85,3), dengan persentase capaian 100 % dari

target tahun 2016. Realisasi tahun 2016 mencapai 98,33 % dari target akhir

RPJMD DIY Tahun 2017. Jika dibandingkan dengan capaian PPH Konsumsi

Nasional tahun 2016 sebesar 85,2 maka capaian PPH DIY 2016 masih lebih

baik. Capaian Skor PPH dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 secara

umum terus meningkat, seperti yang terlihat pada gambar III.1.

Page 39: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

30

Gambar III.1 Grafik Capaian Skor PPH Tahun 2011-2016

Keberhasilan tercapainya sasaran Pemantapan Ketersediaan dan Pola

Konsumsi Masyarakat dengan indikator skor PPH ini disebabkan pola

konsumsi pangan masyarakat yang semakin Beragam, Bergizi, Seimbang, dan

Aman (B2SA). Hal ini didorong oleh perubahan perilaku konsumsi pangan

masyarakat sebagai akibat kondisi perekonomian masyarakat yang semakin

membaik dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya

mengkonsumsi pangan yang memenuhi kaidah B2SA.

Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat didukung

oleh keberhasilan 3 sub sistem pendukungnya, yaitu dari sisi ketersediaan

pangan, distribusi pangan, dan konsumsi pangan yang memenuhi kaidah

B2SA. Ketersediaan pangan di DIY telah tercukupi baik dari hasil produksi

dalam daerah maupun dari impor. Untuk ketersediaan energi dan protein

tahun 2015 berturut-turut sebesar 3.701 kal/kapita/hari dan 111,71

gr/kapita/hari. Untuk ketersediaan energi tahun 2016 sebesar 3.666

kal/kapita/hari dan ketersediaan protein sebesar 111,09 gr/kapita/hari.

Ketersediaan energi dan protein tahun 2016 lebih rendah dari tahun

sebelumnya dikarenakan beberapa komoditi bahan pangan mengalami

penurunan produksi serta turunnya impor. Akan tetapi apabila dibandingkan

dengan standar Angka Ketersediaan Energi dan Protein menurut Widyakarya

Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2012, ketersediaan energi dan protein ini

telah melebihi angka kecukupan gizi yang dianjurkan yaitu sebesar 2.400

kkal/kapita/hari dan 63 gr/kapita/hari. Cadangan pangan (pemerintah dan

masyarakat) juga cukup banyak, tahun 2016 mencapai 517,161 ton.

79,1 78,7

83,1 85,3 85,3

88,5

70

75

80

85

90

2011 2012 2013 2014 2015 2016

SKO

R P

PH

Skor PPH

Page 40: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

31

Cadangan pangan ini dapat dimanfaatkan sewaktu-waktu jika terjadi

kerawanan maupun krisis pangan maupun bencana alam.

Distribusi dan akses pangan telah tertangani dengan baik. Fasilitasi

diberikan kepada gapoktan di daerah rawan pangan dengan tujuan

mendekatkan pangan ke masyarakat sehingga tersedia pangan sesuai

kebutuhan masyarakat setempat dengan harga terjangkau secara kontinyu.

Gapoktan di daerah sentra produksi pangan juga difasilitasi agar dapat

menampung dan mengelola hasil panen masyarakat setempat sehingga

harga pangan terjaga, tidak merugikan petani saat panen raya dan tidak

memberatkan konsumen saat musim paceklik. Harga pangan pokok strategis

yang berpengaruh terhadap inflasi juga dipantau secara rutin dan bila perlu

dilakukan pengendalian melalui operasi pasar oleh instansi terkait. Harga

pangan pokok di DIY selama tahun 2016 relatif terkendali. Hal ini sangat

didukung oleh keberadaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Inflasi di DIY

pada tahun 2016 year on year (Desember 2016 terhadap Desember 2015)

sebesar 2,29% (BPS,2017) jika dibanding rata rata nasional inflasi DIY lebih

rendah sampai bulan Desember 2016.

Dalam upaya mengatasi gejolak harga pangan, Badan Ketahanan

Pangan Kementerian Pertanian melakukan terobosan sebagai solusi yaitu

melalui kegiatan Toko Tani Indonesia (TTI) yang merupakan bagian dari

program Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM). Kegiatan ini

dilaksanakan di beberapa daerah sebagai pilot project nasional, salah satunya

di D.I.Yogyakarta. Kegiatan TTI merupakan upaya Pemerintah untuk menjaga

stabilitas pasokan dan harga pangan pokok strategis, rantai distribusi

pemasaran yang terintegrasi agar lebih efisien, harga konsumen dapat

ditransmisikan dengan baik kepada harga petani (produsen), informasi pasar

antar wilayah berjalan dengan baik. Kegiatan PUPM secara tidak langsung

akan berperan dalam mengatasi anjloknya harga pada masa panen raya dan

tingginya harga pada saat paceklik dan menjadi instrumen yang dibuat

pemerintah untuk menahan gejolak harga dalam situasi tertentu, merupakan

mekanisme yang berkelanjutan baik pada saat situasi suplai melimpah dan

kurang atau sebagai stabilisator, dalam menjaga pasokan pangan pemerintah

bersama masyarakat. Toko Tani Indonesia dirancang untuk menjual

komoditas pangan hasil produksi petani sesuai harga yang wajar kepada

Page 41: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

32

konsumen. Pasokan bahan pangan diperoleh dari Gapoktan/Lembaga Usaha

Pangan Masyarakat, dan/atau BULOG. Tahun 2016 komoditasnya baru beras,

di tahun-tahun selanjutnya diharapkan dapat bertambah jenisnya seperti

jagung, bawang merah, cabai merah, daging, gula, dan minyak goreng.

Dari sisi konsumsi, selain pelaksanaan Gerakan Pola Konsumsi Pangan

Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), pencapaian target skor PPH

juga didukung melalui pengembangan diversifikasi produk antara, dan

peningkatan sosialisasi maupun promosi penganekaragaman konsumsi

pangan lokal. Angka konsumsi energi di DIY tahun 2015 adalah 1.946,4

kkal/kapita/hari dan angka konsumsi protein 60 gr/kapita/hari. Kemudian

pada tahun 2016 angka konsumsi energi DIY adalah 2.133,8 kkal/kapita/hari

dan konsumsi protein 63,9 gr/kapita/hari. Jika dibandingkan angka

kecukupan gizi yang dianjurkan 2.150 kkal/kapita/hari dan 52 gr/kapita/hari

maka tingkat konsumsi energi di DIY masih perlu ditingkatkan, terutama

konsumsi dari kelompok pangan umbi-umbian, kacang-kacangan, serta sayur

dan buah. Pengembangan dan pemanfaatan pangan lokal terutama umbi-

umbian menjadi alternatif terbaik dalam memenuhi kebutuhan energi

sekaligus menjaga kesehatan masyarakat dari ancaman penyakit degeneratif

seperti diabetes, kanker, dan serangan jantung karena umbi-umbian dapat

dikembangkan menjadi makanan fungsional yang memiliki indeks glisemik

rendah, kaya kandungan prebiotik dan antioksidan.

Selain mutu/kualitas konsumsi, aspek keamanan pangan sangat

penting belakangan ini. Dengan terbukanya pasar terhadap masuknya

produk pangan dari luar daerah maupun dari luar negeri, masalah dan

tantangan keamanan pangan semakin kompleks. Tim Jejaring Keamanan

Pangan Daerah (JKPD) telah berperan aktif di DIY dalam mengamankan

pangan yang diproduksi maupun pangan yang beredar, baik segar maupun

olahan, sehingga pangan yang dikonsumsi masyarakat DIY aman dari

berbagai cemaran fisik, biologis, kimiawi, maupun mikrobiologis. Pembinaan

terhadap produsen pangan juga terus dilaksanakan agar produsen pangan di

DIY dapat menyediakan pangan yang bermutu dan aman, sekaligus dapat

bersaing menghadapi pasar bebas ASEAN (MEA).

Keberhasilan pencapaian ketiga sub sistem ketahanan pangan tersebut

secara sinergis telah mendukung upaya penurunan kemiskinan dan

Page 42: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

33

kerawanan pangan di DIY. Desa rawan pangan di DIY turun dari 26 desa di

tahun 2014 menjadi 20 desa di tahun 2015 dan turun lagi menjadi 16 desa di

tahun 2016. Desa rawan pangan tersebut tersebar di Kabupaten Bantul 3

desa, Kabupaten Kulonprogo 6 desa, dan Kabupaten Gunungkidul 7 desa.

Capaian Skor PPH konsumsi 88,5 telah mencapai target tahun 2016

dengan persentase 100 %, menggunakan 69,14 % dari anggaran yang

tersedia sebesar Rp 3.522.815.356,-. Kondisi ini mampu mempertahankan

kualitas konsumsi pangan masyarakat sehingga dapat disimpulkan capaian

sasaran tersebut efisien untuk mencapai dampak yang luas bagi masyarakat.

Konsumsi pangan yang berkualitas akan meningkatkan kesehatan

masyarakat, dengan masyarakat yang sehat akan mampu berkarya secara

optimal menghasilkan produktivitas yang tinggi, meningkatkan

kesejahteraan, dan pada akhirnya dapat berpengaruh pada peningkatan

Angka Harapan Hidup yang merupakan sasaran Pemerintah Daerah DIY.

Keberhasilan pencapaian sasaran ketersediaan dan pola konsumsi

masyarakat didukung oleh 4 program dengan 21 kegiatan utama. Dukungan

dari masing-masing program/kegiatan adalah sebagai berikut:

1. Program Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan

Program dengan Pagu Anggaran Rp. 869.161.175 dan terealisasi

Rp. 831.443.859,- atau 95,66%, dijabarkan dalam 4 kegiatan dan

telah berhasil menurunkan jumlah Desa Rawan Pangan di DIY

dari 20 desa di tahun 2015 menjadi 16 desa di tahun 2016.

Capaian anggaran untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai

berikut:

a. Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan dengan anggaran

Rp. 436.705.525,-, dengan realisasi anggaran sebesar

Rp. 431.570.606,- atau 94,85%.

b. Pemantauan Desa Rawan Pangan Rp. 269.980.650,-

dengan realisasi Rp. 256.247.453,- atau 94,50%.

c. Penyusunan Peta Ketaanan Pangan dan Kerawanan

Pangan berbasis FSVA dengan pagu anggaran

Rp. 72.475.000,- dengan realisasi Rp. 62.289.00,- atau

Page 43: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

34

85,95%. Deviasi keuangan > 10% karena ada kebijakan

anggaran dan efisiensi pelaksanaan kegiatan.

d. Penyusunan SKPG dengan pagu anggaran

Rp. 90.000.000,- dengan realisasi anggaran sebesar

Rp. 81.336.800,- atau 90,37%.

2. Program Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan

Tahun 2016 cadangan pangan meningkat dan mencapai 517,161

ton beras. Sementara itu dilihat dari angka ketersediaan energi

dan protein turun dari 3.701 kkal/kapita/hari dan 111,71

gr/kapita/hari di tahun 2015 menjadi 3.666 kkal/kapita/hari dan

111,09 gr/kapita/hari di tahun 2016, tetapi capaian ini masih

lebih tinggi dibanding Angka Kecukupan Gizi standar yang

dianjurkan. Capaian anggaran untuk masing-masing kegiatan

adalah sebagai berikut:

a. Capaian anggaran kegiatan Penyusunan Neraca Bahan

Makanan sebesar Rp. 81.372.500,- (99,98%) dari pagu

anggaran sebesar Rp. 81.390.000,-.

b. Capaian anggaran kegiatan Penguatan Cadangan Pangan

sebesar Rp. 318.574.675,- (90,38 %) dari pagu anggaran

sebesar Rp. 320.147.175,-.

c. Capaian anggaran kegiatan Analisis Ketersediaan Pangan

sebesar Rp. 147.063.306,- (96,44 %) dari pagu anggaran

sebesar Rp. 144.283.306,-.

d. Capaian anggaran kegiatan Penyusunan Ketersediaan dan

Kebutuhan Pangan sebesar Rp. 87.780.000,- (100%) dari

pagu anggaran sebesar Rp. 87.780.000,-.

3. Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

dengan 9 kegiatan telah berhasil meningkatkan Skor Pola Pangan

Harapan (PPH) pada level 88,5. Capaian dari segi keamanan

pangan, hasil pengawasan dan pembinaan keamanan pangan

oleh BKPP DIY bersama dengan Jejaring Keamanan Pangan

Daerah (JKPD) dinyatakan berdasarkan layanan dasar SPM yaitu

persentase pembinaan dan pengawasan keamanan pangan

Page 44: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

35

dengan capaian sebesar 86,76% dari sampel pangan yang

diperiksa dinyatakan aman. Capaian anggaran untuk masing-

masing kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Capaian anggaran kegiatan Gerakan Pola Pangan Beragam,

bergizi, Berimbang dan Aman (B2SA) sebesar

Rp. 300.994.500,- (91,14%) dari pagu anggaran sebesar

Rp. 330.265.000,-.

b. Capaian anggaran kegiatan Penyebaran Informasi Produk

Pangan Lokal sebesar Rp. 267.685.100,- (97,99 %) dari pagu

anggaran sebesar Rp. 273.175.000,-.

c. Capaian anggaran kegiatan Pengembangan Diversifikasi

Produk Antara sebesar Rp. 18.003.625,- (90,00%) dari pagu

anggaran sebesar Rp. 20.003.750,-.

d. Capaian anggaran kegiatan Penanganan Keamanan Pangan

sebesar Rp. 418.241.408,- (94,86%) dari pagu anggaran

sebesar Rp. 440.910.500,-

e. Capaian anggaran kegiatan Pengembangan Kelembagaan

OKKP-D sebesar Rp. 59.580.000,- (95,21%) dari pagu

anggaran sebesar Rp. 62.580.000,-.

f. Capaian anggaran kegiatan Pengembangan Kelembagaan

Sertifikasi Pangan Segar sebesar Rp. 369.946.160,- (90,69%)

dari pagu anggaran sebesar Rp. 407.916.000,-.

g. Capaian anggaran kegiatan Dukungan Pengembangan Produk

Pangan Bersertifikat sebesar Rp. 39.660.000,- (80,28%) dari

pagu anggaran sebesar Rp. 49.400.000,-. Deviasi keuangan >

10% dikarenakan efisiensi pelaksanaan kegiatan.

h. Capaian anggaran kegiatan Penyusunan PPH sebesar

Rp. 20.498.450,- (58,99%) dari pagu anggaran sebesar

Rp. 34.750.000,-. Deviasi keuangan > 10% dikarenakan ada

kebijakan anggaran, efisiensi pelaksanaan kegiatan, dan

penyesuaian dengan agenda kegiatan Pusat.

i. Capaian Pengembangan Kapasitas Petugas Pembinaan dan

Pengawasan Keamanan Pangan sebesar Rp. 54.363.700,-

(97,17%) dari pagu anggaran Rp. 55.947.200.-.

Page 45: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

36

4. Program Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan dengan 4

kegiatan telah berhasil mendukung kelancaran distibusi dan

akses pangan di DIY, menjaga stabilitas harga pangan pokok

strategis, dan menyediakan informasi yang update terkait

pasokan, harga, dan akses pangan. Capaian anggaran untuk

masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Capaian anggaran kegiatan Peningkatan Kelembagaan Akses

Pangan sebesar Rp 128.732.700.,- (84,80%) dari pagu

anggaran sebesar Rp. 151.810.000,-. Deviasi keuangan > 10%

dikarenakan ada kebijakan anggaran, efisiensi pelaksanaan

kegiatan, dan penyesuaian dengan agenda kegiatan Pusat..

b. Capaian anggaran kegiatan Analisis Distribusi dan Harga

Pangan sebesar Rp. 48.540.000,- (88,00%) dari pagu

anggaran sebesar Rp. 55.160.000,-. Deviasi keuangan > 10%

dikarenakan ada kebijakan anggaran dan efisiensi

pelaksanaan kegiatan.

c. Capaian anggaran kegiatan Pemberdayaan dan

Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat

(LDPM) sebesar Rp. 30.251.750,- (80,10%) dari pagu

anggaran sebesar Rp. 37.766.250,-. Deviasi keuangan > 10%

karena ada efisiensi pelaksanaan kegiatan dan tidak

dilaksanakannya temu kemitraan gapoktan kemandirian

karena waktu yang tidak memungkinkan (APBD Perubahan

baru mulai bisa dilaksanakan akhir bulan Nopember 2016).

d. Capaian anggaran kegiatan Analisis Pasokan dan Akses

Pangan sebesar Rp. 95.665.450,- (98,03%) dari pagu

anggaran sebesar Rp. 97.590.000,-.

Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran

ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat adalah:

1. Pola konsumsi rumah tangga masih kurang beragam dan

tergantung pada sumber energi dari satu jenis bahan pangan,

yaitu beras dan/atau tepung terigu.

Page 46: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

37

2. Perkembangan usaha/industri pangan berbasis sumberdaya

lokal berjalan relatif lambat.

3. Kesadaran masyarakat dan pelaku usaha dalam mengkonsumsi

dan memproduksi pangan yang aman masih rendah.

4. Masih terdapat 16 Desa Rawan Pangan di DIY.

Rencana yang akan dilakukan sebagai solusi penyelesaian masalah

adalah:

1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan

pentingnya konsumsi pangan lokal, sehingga dapat menekan

atau mengurangi konsumsi beras dan/atau terigu. Usaha

tersebut dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi pola makan

Bergizi, Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA) kepada

masyarakat.

2. Meningkatkan nilai pangan spesifik lokasi (pangan lokal) menjadi

olahan pangan yang menarik dan bergizi bagi konsumen serta

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan atau keterampilan

para pelaku usaha agroindustri pangan berbasis sumber daya

lokal melalui berbagai kegiatan seperti pertemuan, sosialisasi,

dan pameran inovatif.

3. Memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan

para pelaku usaha pengolahan tentang pangan yang bermutu

dan aman, serta proses pengolahan pangan yang benar dan

aman. Selain itu dilakukan pengawasan peredaran makanan

terutama di sekolah akan lebih diintensifkan melalui kerja sama

dengan instansi terkait, termasuk instansi vertikal di daerah

yang mempunyai fungsi pengawasan terhadap peredaran bahan

makanan.

4. Meningkatkan kerjasama dan sinergitas antar stakeholder yang

menangani urusan pangan dalam menyelesaikan permasalahan-

permasalahan pangan yang ada di DIY, khususnya dalam

mengentaskan kerawanan pangan dan kemiskinan di Desa

Rawan Pangan yang masih tersisa. Salah satunya melalui

Program Replikasi Model Desa Percontohan Pengurangan

Kemiskinan dan Kerawanan Pangan yang akan dilaksanakan di

Page 47: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

38

12 desa rawan pangan (terletak di Kecamatan kantong

kemiskinan di Kabupaten Kulonprogo, Gunungkidul, dan Bantul)

mulai tahun 2017.

III.2.2. Sasaran Kedua: Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan

Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha

Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan

Pelaku Utama/Pelaku Usaha dipilih menjadi sasaran strategis karena

pembangunan ketahanan pangan membutuhkan kelembagaan yang mantap

dengan didukung oleh sumber daya manusia penyuluh yang handal.

Tolok ukur capaian sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan

Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha terdiri dari 1

indikator yaitu Persentase Jumlah Penyuluh yang Meningkat Kapasitasnya.

Cara penghitungan indikator ini adalah sebagai berikut:

Sumber data dari BKPP DIY

Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Penyuluh dan

Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha

No Indikator Capaian

2015

2016 Target

Akhir

Renstra

(2017)

Capaian s/d

2016

terhadap

2017 (%)

Target Realisasi %

Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Persentase

jumlah

penyuluh yang

meningkat

kapasitasnya

74 87 87,22 100,25 100 87,22

Sumber: BKPP DIY

Page 48: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

39

Tahun 2015 capaian indikator ini adalah 74%, dan tahun 2016

meningkat menjadi 87,22%. Dari tabel III.4 terlihat bahwa pada tahun 2016

BKPP DIY berhasil mencapai target kinerja persentase jumlah penyuluh yang

meningkat kapasitasnya, dari target 87% dapat direalisasikan 87,22%

sehingga persentase capaian sebesar 100,25%. Sedangkan hasil kinerja tahun

ini dibandingkan target tahun 2017 baru mencapai 87,22%.

Penyuluh pertanian mempunyai kedudukan strategis dalam

pembangunan pertanian khususnya dalam pengembangan kualitas pelaku

utama dan pelaku usaha. Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi

pelaku utama dan pelaku usaha agar mau dan mampu menolong

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

modal dan sumber daya lainnya.

Penyuluhan di DIY diarahkan kepada penyuluhan yang mendukung

upaya khusus (UPSUS) swasembada padi, jagung, kedelai, gula, dan daging

sapi; penyuluhan yang mendukung diversifikasi pangan; penyuluhan yang

mendukung peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta

penyuluhan yang mendukung kesejahteraan petani.

Setiap tahun para penyuluh menyusun program penyuluhun. Program

penyuluhan menjadi kunci keberhasilan pembangunan pertanian ke

depannya. Program disusun dengan mengakomodir keperluan masyarakat

yang dibuat berjenjang dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan

provinsi dengan tetap berpegang pada rambu-rambu perundangan kebijakan

pemerintah, RPJMD maupun Renstra SKPD. Program yang disusun secara

partisipatif ini diharapkan mampu menjadi pedoman dalam melaksanakan

kegiatan penyuluhan.

Kompetensi penyuluh harus ditingkatkan secara kontinyu mengingat

permasalahan yang dihadapi di lapangan semakin kompleks. Peningkatan

kapasitas penyuluh yang merupakan pendamping langsung bagi para pelaku

utama/pelaku usaha akan membantu peningkatan kemampuan pelaku

utama/pelaku usaha dalam mengelola usahanya mulai dari kegiatan budi

daya, pasca panen, pengolahan, sampai dengan pemasaran. Kuantitas dan

kualitas produk yang dihasilkan akan meningkat dan berdampak pada

peningkatan kesejahteran pelaku utama/pelaku usaha.

Page 49: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

40

Dengan pendekatan penyuluh polivalen yang harus mampu

mendampingi pelaku usaha di berbagai sektor pertanian, ditambah beban

kerja penyuluh yang semakin meningkat terkait pelaksanaan UPSUS, maka

BKPP DIY berupaya mempermudah pekerjaan para penyuluh dalam

pelaporan kegiatannya melalui pembuatan aplikasi e-Laporan Penyuluh.

Dengan adanya aplikasi ini, pelaporan kegiatan yang menjadi dasar

pemberian BOP bagi penyuluh pertanian dan THL-TB PP dapat dilakukan

secara online, sehingga lebih efektif dan efisien (lebih cepat, lebih murah:

hemat kertas, tinta, dan listrik serta ramah lingkungan “eco friendly”).

Tabel III.5 Keragaan Penyuluh Pertanian dan Perikanan DIY Tahun 2016

No Kabupaten/

Kota

Penyuluh PNS THL TBPP

PPB Penyuluh Swadaya

Pertanian Perikanan Pertanian Perikanan

1 SLEMAN 65 16 53 5 81 43

2 BANTUL 49 11 65 3 86 89

3 KULONPROGO 48 13 61 3 116 80

4 GUNUNGKIDUL 67 6 41 6 144 89

5 KOTA 7 0 8 3 7 3

6 PROVINSI 8 0 0 0 0 0

7 BPTP 16 0 0 0 0 0

JUMLAH 260 46 228 20 434 304

Sumber: BKPP DIY

Keterangan:

THL TBPP: Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (Kementan RI)

PPB : Penyuluh Perikanan Bantu (Kementarian KP RI)

Keragaan sumber daya manusia dan aktivitas penyelenggaraan

penyuluhan dapat dilihat pada tabel III.5. Secara keseluruhan jumlah

penyuluh di DIY sebenarnya kurang ideal jika dibandingkan perkembangan

jumlah kelembagaan petani yang keragaannya dapat dilihat pada tabel III.6.

Idealnya 1 penyuluh PNS mendampingi 8-16 kelompok tani, sedangkan

Page 50: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

41

penyuluh swadaya/swasta idealnya mendampingi 4 kelompok tani. Namun

dibalik keterbatasan tersebut ada faktor pendorong yang menunjang

keberhasilan pencapaian sasaran kinerja, yaitu semangat dari para penyuluh

PNS, penyuluh kontrak, dan swadaya dalam memberikan pendampingan

pada para pelaku utama/pelaku usaha serta kesadaran untuk terus

meningkatkan kompetensinya guna menjawab tuntutan perkembangan

zaman.

Tabel III.6 Keragaan Kelembagaan Petani di DIY Tahun 2016

KELEMBAGAAN

PELAKU UTAMA SLEMAN GUNUNG

KIDUL BANTUL

KULON PROGO

KOTA YOGYA

JUMLAH

Kelompok Tani 2.518 2.819 982 1.791 187 8.297

GAPOKTAN 86 145 75 88 42 436

Pokdakan 569 427 379 359 39 1.773

Kelembagaan

Ekonomi Petani

17 186 134 143 8 488

Asosiasi 16 8 3 12 4 43 Sumber: BKPP DIY

Capaian sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan

Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha 87% telah berhasil

melampaui target tahun 2016 dengan persentase 100,25%, menggunakan

dana sebesar Rp 1.474.665.766,- dari anggaran sebesar Rp 1.572.147.900,-

atau terealisasi sebesar 93,80%.

Program dan kegiatan yang dilaksanakan telah dapat meningkatkan

kualitas penyuluh melalui peningkatan kompetensi dan profesionalitas

penyuluh sehingga dapat memberikan pendampingan yang optimal bagi para

pelaku utama/pelaku usaha.

Sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas

Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha didukung oleh satu program yaitu

Pemberdayaan Penyuluhan dengan 4 kegiatan. Dukungan masing-masing

kegiatan terhadap pencapaian target sasaran tersebut adalah sebagai

berikut:

Page 51: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

42

1. Kegiatan Peningkatan Kompetensi dan Keprofesian Tenaga

Penyuluh dengan capaian anggaran Rp. 995.891.421,- (94,48%)

dari pagu anggaran yang tersedia sebesar Rp. 1.054.050.000,-

telah dapat meningkatkan kompetensi penyuluh melalui

berbagai pelatihan dan magang serta berbagai lomba yang

memotivasi bagi penyegaran kembali pengetahuan dan memicu

kreativitas para penyuluh agar lebih kompetitif.

2. Kegiatan Penyelenggaraan Temu Teknis Penyuluh

Swadaya/Swasta dengan capaian anggaran Rp. 57.203.400,-

(85,29%) dari pagu anggaran yang tersedia sebesar

Rp. 67.072.400,- telah dapat meningkatkan kompetensi penyuluh

swadaya melalui bimbingan teknis, pertukaran pengetahuan dan

informasi serta menambah jejaring kerjasama. Deviasi realisasi

anggaran >10% karena adanya kebijakan anggaran.

3. Kegiatan Penyusunan Program Penyuluhan dengan capaian

anggaran Rp. 22.267.300,- atau 79,69% dari pagu anggaran yang

tersedia sebesar Rp. 27.942.300,- telah menghasilkan program-

program penyuluhan sesuai dengan kebutuhan pelaku

utama/pelaku usaha serta dalam rangka mendukung kebijakan

terkait peningkatan produktivitas komoditas sektoral dalam

mendukung ketahanan pangan yang akan dilaksanakan di DIY

sekaligus mendukung program nasional peningkatan produksi

padi, jagung, dan kedelai untuk jangka waktu 1 tahun berjalan.

Deviasi realisasi anggaran > 10% karena menyesuaikan dengan

agenda kegiatan Pusat.

4. Kegiatan Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan

Penyuluhan dengan capaian anggaran Rp. 399.303.645,- atau

94,38% dari pagu anggaran yang tersedia Rp. 423.083.200,-

memberikan dampak peningkatan pengetahuan dan kompetensi

pelaku utama/pelaku usaha sebagai bekal untuk meningkatkan

daya saing produknya agar memiliki nilai ekonomis yang lebih

tinggi.

Page 52: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

43

Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran

Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan

Pelaku Utama/Pelaku Usaha adalah:

1. Masih beragamnya kelembagaan penyuluhan di tingkat

kabupaten/kota.

2. Jumlah tenaga penyuluh PNS setiap tahun berkurang karena alih

tugas maupun pensiun

3. Formasi dan penempatan tenaga penyuluh belum sesuai

dengan kelembagaan, maupun kompetensinya.

Rencana yang akan dilakukan sebagai solusi penyelesaian masalah

adalah:

1. Mendorong kabupaten/kota untuk mensinkronkan kelembagaan

penyuluhannya sesuai dengan aturan yang tertuang dalam UU

Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan UU

Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan, Pertanian

Perikanan dan Kehutanan.

2. Mengangkat tenaga penyuluh di kabupaten/kota secara

bertahap dalam formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian

Kerja (PPPK) pada sistem kepegawaian ASN dan

mengoptimalkan kinerja penyuluh swadaya/swasta.

3. Menempatkan tenaga penyuluh sesuai kompetensinya pada

formasi dan kelembagaan yang tepat.

III.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya

Analisis capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

dilihat dari capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana

Permentan Nomor: 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota

yang telah ditetapkan meliputi 4 jenis layanan dasar yaitu:

1. Ketersediaan dan Cadangan Pangan dengan indikator penguatan

cadangan pangan.

Page 53: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

44

2. Distribusi dan Akses Pangan dengan indikator ketersediaan informasi

pasokan, harga, dan akses pangan di daerah.

3. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan dengan indikator pengawasan

dan pembinaan keamanan pangan.

4. Penanganan Kerawanan Pangan dengan indikator penanganan daerah

rawan pangan.

Target pelayanan dasar tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel III.7 SPM Bidang Ketahanan Pangan

No. Jenis Pelayanan

Dasar

Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu

Pencapaian (Tahun)

SKPD/ Lembaga

Penanggung Jawab

Indikator Nilai (%)

A. Ketersediaan dan Cadangan Pangan

1 Penguatan Cadangan Pangan

60 2015 BKPD

B. Distribusi dan Akses Pangan

2 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah

100 2015 BKPD

C. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan

3 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan

80 2015 BKPD

D. Penanganan Kerawanan Pangan

4 Penanganan Daerah Rawan Pangan

60 2015 BKPD

Sumber: Permentan No: 65 /OT.140/12/2010

SKPD = Satuan Kerja Pemerintah Daerah BKPD = Badan Ketahanan Pangan Daerah

Target pencapaian SPM tahun 2016 sudah tidak ditetapkan karena

Permentan tersebut berakhir pada tahun 2015, ditambah dengan berlakunya

Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dimana

urusan pangan merupakan urusan wajib non pelayanan dasar yang sudah

Page 54: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

45

tidak ada SPM-nya. Namun Kementerian Dalam Negeri masih terus

memantau capaian indikator tersebut per semester, dengan membandingkan

capaian tahun berjalan dengan target tahun akhir SPM (tahun 2015) sehingga

BKPP masih diwajibkan menyampaikan laporan capaian indikator tersebut

melalui Biro Organisasi Setda DIY.

Tabel III.8 Capaian SPM Bidang Ketahanan Pangan Tahun 2016

No. Jenis Pelayanan

Dasar Indikator SPM

Target Akhir 2015

Capaian 2016

Keterangan

A. Ketersediaan dan Cadangan Pangan

1 Penguatan Cadangan Pangan

60 106,71 Melebihi target tahun 2015, ada kenaikan cadangan pemerintah saat ini 213,411 ton beras

B. Distribusi dan Akses Pangan

2 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah

100 100 Sama dengan target tahun 2015

C. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan

3 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan

80 86,76 Melebihi target tahun

2015

D. Penanganan Kerawanan Pangan

4 Penanganan Daerah Rawan Pangan

60 100 Melebihi target tahun

2015

Sumber: BKPP DIY

Indikator pertama, penguatan cadangan pangan tahun 2016 sebesar

106,71% telah melampaui target akhir SPM Tahun 2015 sebesar 60%.

Cadangan pangan pemerintah ideal yang ditetapkan adalah 200 ton

sedangkan cadangan pangan pemerintah Pemda DIY tahun 2016 telah

mencapai 213,411 ton beras.

Indikator kedua, ketersediaan informasi pasokan, harga, dan akses

pangan telah menjangkau semua kabupaten dengan pengamatan dan

Page 55: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

46

pencatatan selama 12 bulan dengan target komoditas yang dipantau ada 9

jenis, yaitu: (1) gabah/beras, (2) jagung, (3) kedelai, (4) daging sapi, (5) daging

ayam, (6) telur, (7) minyak goreng, (8) gula pasir, dan (9) cabe merah di 5

kabupaten/kota di DIY. Dengan demikian target lokasi pemantauan, waktu

pemantauan, dan komoditas yang dipantau sudah mencapai target 100%.

Indikator ketiga yaitu pengawasan dan pembinaan keamanan pangan,

mencapai 86,76% di tahun 2016. Melampaui target nasional tahun 2015

sebesar 80%. Hal ini menunjukkan dari sampel yang diambil di pasar-pasar

atau pusat grosir dan penjualan buah dan sayur yang representatif masih

ditemukan pestisida dalam kadar yang melebihi ketentuan. Hasil pengujian

oleh laboratorium LPPT UGM dapat di lihat dalam tabel III.9 berikut:

Tabel III.9 Hasil Uji Lab.Sampel Buah dan Sayur

Produk Jumlah Sampel

(buah) Jumlah Sampel Aman (buah)

% Sampel Aman

Sayuran 136 124 91,18

Buah-buahan 83 66 79,52

Jumlah 219 190 86,76

Dengan keadaan ini maka pengawasan perlu ditingkatkan, terutama

terkait peredaran pangan antar wilayah provinsi. Pembinaan melalui

peningkatan kesadaran tentang bahaya pestisida maupun bahan cemaran

lain dalam sayur dan buah baik kepada produsen (petani), pedagang,

maupun konsumen juga terus dilakukan. Begitu pula usaha penegakan

peraturan bersama dengan aparat terkait seperti Satpol PP, BBPOM, dan

Dinas Kesehatan maupun pihak lain yang berkompeten .

Indikator keempat, penanganan daerah rawan pangan telah mencapai

target 100% dalam artian bahwa daerah rawan pangan yang ada telah

diintervensi oleh pemerintah baik melalui BKPP maupun SKPD lain yang

bertujuan untuk menangani kerawanan pangan maupun program

pengenntasan kemiskinan yang lain. Intervensi yang telah dilakukan

diantaranya program Penanganan Desa Rawan Pangan melalui Desa Mandiri

Page 56: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

47

Pangan (Demapan), Program 8 Desa Percontohan Pengurangan Kemiskinan

dan Kerawanan Pangan dengan leading sector-nya DKP Daerah DIY, Program

lama yang juga telah dilaksanakan seperti FEATI oleh BKPP, program PUAP

oleh BKPP, Dinas Pertanian, dan BPTP dimana program itu secara langsung

bertujuan meningkatkan ketrampilan, akses dana, dan pada akhirnya

kesejahteraan petani diharapkan meningkat. Perlu diketahui tahun 2016

Desa Rawan Pangan di DIY teridentifikasi sebanyak 16 desa, yang tersebar di

3 Kabupaten Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul. Jumlah ini telah turun

dari tahun 2015 sebanyak 20 Desa Rawan Pangan.

III.4 Realisasi Anggaran

Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2016 sebesar

Rp. 6.433.858.757,- atau 92,82% dari total anggaran yang dialokasikan

sebesar Rp. 6.931.371.806,-. Realisasi anggaran untuk program/kegiatan

utama sebesar Rp. 4.790.342.949,- dari anggaran Rp. 5.094.963.256,- atau

94,02%, sedangkan realisasi untuk program/kegiatan pendukung sebesar

Rp. 1.643.515.808,- dari anggaran Rp. 1.836.408.550,- atau 89,50%. Jika

dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar

pada program/kegiatan di Sasaran 1 Pemantapan Ketersediaan dan Pola

Konsumsi Masyarakat pada Program Peningkatan Ketersediaan dan

Cadangan Pangan dengan Kegiatan Penyusunan Ketersediaan dan Kebutuhan

Pangan sebesar 100%. Begitu pula penyerapan anggaran terkecil juga

terdapat pada program/kegiatan di Sasaran 1 yaitu Program

Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan dengan Kegiatan

Penyusunan PPH sebesar 58,99 %.

Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan

anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan

penyerapan anggaran kurang dari 100% menunjukkan bahwa dana yang

disediakan untuk pencapaian sasaran pembangunan tahun 2016 telah

mencukupi.

Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2016 yang dialokasikan

untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan

pada tabel III. 10.

Page 57: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

48

Tabel III.10 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2016

No Sasaran

Kinerja Anggaran

Target Reali sasi

% Reali sasi

Target Realisasi % Reali

sasi

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pemantapan

Ketersediaan dan

Pola Konsumsi

Masyarakat

88,5 88,50 100 3.522.815.356 3.315.677.183 94,12

2 Peningkatan

Kualitas Penyuluh

dan Peningkatan

Kualitas

Kelembagaan

Pelaku

Utama/Pelaku

Usaha

87% 87,22% 100,25 1.572.147.900 1.474.665.766 93,80

Total Belanja Langsung

(Program/Kegiatan

Utama)

5.094.963.256 4.790.342.949 94,02

Page 58: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

49

Tabel III.11. Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Program Tahun 2016

No Program

Anggaran*

Keterangan Target Realisasi

%

Deviasi

1 2 3 4 5 6

1 Program Peningkatan

Penanganan Daerah

Rawan Pangan

869.161.175 831.503.859 4,33

2 Program Peningkatan

Ketersediaan dan

Cadangan Pangan

636.380.481 632.010.481 0,69

3 Program

Penganekaragaman

Konsumsi dan

Keamanan Pangan

1.674.947.450 1.548.972.943 7,52

4 Program Peningkatan

Distribusi dan Akses

Pangan

342.326.250 303.189.900 11,43 Deviasi lebih dari

10% disebabkan

adanya efisiensi

dan kebijakan

anggaran

5 Program

Pemberdayaan

Penyuluhan

1.572.147.900 1.474.665.766 6,20

Jumlah 5.094.963.256 4.790.342.949 5,98

* anggaran setelah APBD perubahan

Page 59: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

50

Analisis Efisiensi

Tabel III.12 Analisis Efisiensi

No Sasaran Indikator

% Capaian

Kinerja

(≥100%)

%

Penyerapan

Anggaran

Tingkat

Efisiensi

1 2 3 4 5 6

1 Pemantapan

Ketersediaan dan Pola

Konsumsi Masyarakat

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

100 94,02 5,98

2 Peningkatan Kualitas

Penyuluh dan

Peningkatan Kualitas

Kelembagaan Pelaku

Utama/Pelaku Usaha

Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya

100,25 93,80 6,20

Sasaran 1 Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat dengan

indikator Skor Pola Pangan Harapan telah mencapai target yang ditetapkan pada

tahun 2016 sebesar 88,5 dengan tingkat capaian 100%. Sementara untuk mencapai

kinerja tersebut menggunakan anggaran sebesar 94,02%. Artinya dengan anggaran

yang lebih kecil dari anggaran yang tersedia BKPP DIY dapat memenuhi target

kinerja yang ditetapkan. Sisa anggaran 5,98% dapat diasumsikan sebagai wujud

efisiensi keuangan.

Sasaran 2 Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas

Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha dengan indikator persentase jumlah

penyuluh yang meningkat kapasitasnya pada tahun 2016 telah melampaui target

tahunannya mencapai 100,25%. Anggaran yang dipergunakan sebesar 93,80%, ini

menunjukkan dengan penggunaan anggaran yang lebih sedikit dari anggaran yang

tersedia, telah dapat melampaui target kinerjanya. Maka dapat dikatakan tingkat

efisiensi anggaran dalam mencapai Sasaran 2 ini sebesar 6,20%.

Page 60: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

51

BAB 4

Penutup

Penyelenggaraan kegiatan di Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan pada Tahun Anggaran 2016

merupakan tahun ke-4 dari Rencana strategis Badan

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2012-2017.

Keberhasilan yang dicapai berkat kerjasama dan

partisipasi semua pihak dan diharapkan dapat

dipertahankan serta ditingkatkan. Sementara itu,

untuk kendala yang menjadi permasalahan di tahun ini

perlu diantisipasi dan dicarikan solusi yang lebih baik di

masa mendatang.

Hasil laporan kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan tahun 2016

dapat disimpulkan bahwa dari analisis terhadap dua sasaran, terdapat dua

indikator kinerja utama yang dipilih sebagai tolak ukur. Pada tahun 2016, capaian

kedua indikator tersebut telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar

100% dari total indikator.

Walaupun target kinerja telah tercapai tetapi dalam pelaksanaan program

kegiatan tahun 2016 masih ditemui kendala yaitu terkait kebijakan anggaran akibat

penundaan transfer DAU ke daerah yang berpengaruh pada mundurnya beberapa

jadwal pelaksanaan kegiatan. Langkah antisipatif yang perlu diambil agar kendala

tersebut tidak terulang kembali di masa mendatang adalah dengan meningkatkan

pengendalian internal agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan anggaran kas yang

telah ditetapkan.

Bab 4 Berisi:

1. Kesimpulan

2. Saran

Page 61: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

52

LAMPIRAN:

Lampiran 1.Struktur Organisasi

Lampiran 2.Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun)

Lampiran 3.Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran 4.Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKJ IP Tahun Sebelumnya

Lampiran 5.Penghargaan yang diterima Tahun 2016

Lampiran 6.Laporan Capaian Anggaran Pendukung Sasaran Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan Periode III (2016) Tahun Anggaran 2016

Lampiran 7.Pengukuran Kinerja

Lampiran 8.Foto-foto pendukung

Page 62: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

53

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Page 63: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

54

Lampiran 2. Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun)

No. Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Kondisi

Awal 2012

Sebelum Review Setelah Review

2013 2014 2015 2016 2017

1 Pemantapan ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

- 78,7 80,2 81,9 84,6 88,5 90

2 Peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan kualitas kelembangaan pelaku utama/pelaku usaha

Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya

% 35 48 61 74 87 100

3 Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran SKPD

Persentase rata-rata hasil ketercapaian pelaksanaan program dukungan sasaran SKPD

% 100 100 100 100 100 100

Page 64: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

55

Lampiran 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Page 65: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

56

Page 66: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

57

Page 67: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

58

Lampiran 4. Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKJ IP Tahun Sebelumnya

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN Jl. Gondosuli Nomor 06 Telepon: (0274) 540897;540798, Fax (0274) 523882

Website: www.bkpp.jogjaprov.go.id Email: [email protected]

YOGYAKARTA Kode Pos 55165

TANGGAPAN/TINDAK LANJUT EVALUASI LKJ IP TAHUN 2015

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

No Saran/Rekomendasi Tindak lanjut

1. Kepala Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan DIY beserta seluruh

jajarannya agar pada tahun anggaran

berikutnya melakukan tindakan

perbaikan yang lebih optimal

terutama terkait dengan capaian

kinerja organisasi meliputi output,

outcome, kinerja utama, dan kinerja

dari penilaian stakeholder.

Kepala beserta seluruh karyawan BKPP

DIY telah berkomitmen untuk

memperbaiki kekurangan terkait capaian

kinerja organisasi dengan cara

mempersiapkan dokumen perencanaan

dengan lebih baik, memonitor

pelaksanaan kegiatan, dan mengadakan

evaluasi atas pencapaian output,

outcome dan kinerja utama secara

periodik. Terbukti di tahun 2016 ini

semua target indikator kinerja dapat

tercapai dan hasil penilaian capaian

kinerja total (PKKI dan PK) BKPP DIY

menduduki peringkat kelima dari 37

SKPD lingkup Pemerintah Daerah DIY.

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Ir. Arofa Noor Indriani, M.Si. NIP. 19600729 198603 2 006

Page 68: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

59

Lampiran 6. Penghargaan yang diperoleh Tahun 2016

1. Juara I Lomba Website Kategori Kelembagaan Penyuluhan Provinsi

Lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian

Kementerian Pertanian RI tahun 2016.

2. Penghargaan Kepada Pelaku Utama/Usaha dan Stakeholder Pertanian

Kementerian Pertanian RI pada Tahun 2016 melalui Keputusan Menteri

Pertanian RI Nomor: 561/Kpts/KP.590/8/2016 tentang Penghargaan

kepada Penyuluh Pertanian Teladan, Petani Berprestasi, Gabungan

Kelompok Tani Berprestasi, dan Balai Penyuluhan Kecamatan Berprestasi

Tingkat Nasional. Penerima Penghargaan tingkat Nasional Tahun 2016 dari

D.I.Yogyakarta Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

No. Daftar Kategori Nama Pemenang

1. Kategori Penyuluh

Pertanian Teladan

Puji Astuti,SP dari BP3K Kecamatan

Semin, Kabupaten Gunung Kidul

2. Kategori Balai

Penyuluhan

Kecamatan Berprestasi

BP3K Prambanan dari Kecamatan

Prambanan, Kabupaten Sleman

3. Kategori Petani

Berprestasi

Sudiman Imam Suyuti dari Desa

Pendowoharjo, Kecamatan Sewon,

Kabupaten Bantul

4. Gabungan Kelompok

Tani Berprestasi

Gapoktan Jati Makmur dari Desa

Jatirejo, Kecamatan Lendah,

Kabupaten Kulon Progo

3. Penghargaan Enumerator Terbaik Tahun 2016 pada kegiatan Panel Harga

Pangan Tingkat Nasional dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian

Pertanian RI diberikan kepada: Wantinem, petugas enumerator dari Dinas

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman.

Page 69: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

60

4. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tingkat Nasional

No. Daftar Kategori Nama Pemenang

1. Pelopor Untung Wijanarko, A. Md.

TOM (Toko Organik Merapi)

Cangkringan

2. Pelaku, Produksi Kelompok Ternak Itik Unggul Mulyo

Dusun Bondalem, Desa Sumbermulyo,

Kec. Bambanglipuro

3. Pelaku,

Industri/Perakitan

Teknologi Pangan

Olahan

Kelompok Progress Jogja

Kwasen RT 01, Srimartani, Piyungan,

Bantul

4. Pelayanan, Penyuluh Moch. Ehrfan

Kantor Kepala Desa Sumberdadi, Kec.

Mlati

5. Pelayanan, Pengawas drh. Dwi Sulistyorini

KWT Melati, Desa Hargorejo, Kec.

Kokap

6. Pembina, Kepala Desa Drs. Hadi Sunyoto

Kepala Desa Sumberadi, kecamatan

Mlati, Kab. Sleman

7. Pelayanan, Peneliti Prof. Dr.Ir. Mary Astuti

Fakultas Teknologi Pertanian UGM

5. Penghargaan Juara Harapan II Lomba Paduan Suara Dharma Wanita

Persatuan DIY dalam rangka Sosialisasi Tahura Bunder di Jogja Expo Center

pada tanggal 20 Oktober 2016.

Page 70: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

61

Lampiran 6. Capaian Anggaran Pendukung Sasaran Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Periode III (2016) Tahun

Anggaran 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Program Anggaran Kegiatan Anggaran

Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4

Rp % Rp % Rp % Rp %

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

1

Pemantapan Ketersediaan

dan Pola Konsumsi

Masyarakat

Skor Pola Pangan

Harapan (PPH) skor 88,5

PROGRAM PENINGKATAN

PENANGANAN DAERAH RAWAN

PANGAN

906.844.550

Pemantauan Desa Rawan Pangan 270.155.650 84.305.400 17.329.700 31.21 6.41 125.585.400 67.354.150 46.49 24.93 193.655.650 135.582.150 71.68 50.19 269.980.650 256.247.453 99.94 94.85

Pemberdayaan Daerah Rawan

Pangan 456.688.900 38.440.775 8.451.700 8.42 1.85 194.039.400 186.063.025 42.49 40.74 413.845.775 256.238.025 90.62 56.11 436.705.525 431.570.606 95.62 94.50

Penyusunan Peta Ketahanan dan

Kerawanan Pangan Berbasis FSVA 90.000.000 2.525.000 625.000 2.81 0.69 41.967.500 34.452.500 46.63 38.28 59.862.500 41.586.500 66.51 46.21 72.475.000 62.289.000 80.53 69.21

Penyusunan SKPG 90.000.000 13.249.000 9.400.300 14.72 10.44 38.241.000 30.796.100 42.49 34.22 52.028.000 42.161.100 57.81 46.85 90.000.000 81.336.800 100.00 90.37

PROGRAM PENINGKATAN

KETERSEDIAAN DAN CADANGAN

PANGAN

685.765.000

Penyusunan Neraca Bahan Makanan 95.880.000 20.862.500 11.150.000 21.76 11.63 41.560.000 40.677.500 43.35 42.43 63.192.500 40.952.500 65.91 42.71 81.390.000 81.372.500 84.89 84.87

Penguatan Cadangan Pangan 352.500.000 10.596.300 9.700.300 3.01 2.75 303.049.500 300.179.675 85.97 85.16 314.652.000 302.959.675 89.26 85.95 320.147.175 318.574.675 90.82 90.38

Analisis Ketersediaan Pangan 149.605.000 14.105.000 4.105.000 9.43 2.74 51.580.000 45.093.306 34.48 30.14 112.930.000 108.838.306 75.49 72.75 147.063.306 144.283.306 98.30 96.44

Penyusunan Ketersediaan dan

Kebutuhan Pangan 87.780.000 86.405.000 86.032.500 98.43 98.01 86.955.000 86.680.000 99.06 98.75 86.955.000 86.955.000 99.06 99.06 87.780.000 87.780.000 100.00 100.00

PROGRAM PENGANEKARAGAMAN

KONSUMSI DAN KEAMANAN

PANGAN

2.025.902.700

Pengembangan Kapasitas Petugas

Pembinaan dan Pengawasan

Keamanan Pangan

139.397.200 0 0 0.00 0.00 5.175.000 4.898.700 3.71 3.51 64.747.200 49.383.700 46.45 35.43 55.947.200 54.363.700 40.14 39.00

Gerakan Pola Pangan Beragam

Bergizi Berimbang dan Aman 428.000.000 32.092.500 28.464.500 7.50 6.65 170.950.000 141.881.000 39.94 33.15 322.710.000 236.488.000 75.40 55.25 330.265.000 300.994.500 77.16 70.33

Penyebaran Informasi Produk Pangan

Lokal 285.450.000 4.067.500 4.067.500 1.42 1.42 4.067.500 4.067.500 1.42 1.42 255.952.500 210.309.500 89.67 73.68 273.175.000 267.685.100 95.70 93.78

Pengembangan Diversifikasi Produk

Antara 100.000.000 4.757.500 757.500 4.76 0.76 21.532.500 15.047.500 21.53 15.05 21.603.750 16.422.500 21.60 16.42 20.003.750 18.003.625 20.00 18.00

Penanganan Keamanan Pangan 452.945.500 86.985.000 51.190.200 19.20 11.30 343.072.500 318.016.700 75.74 70.21 401.698.000 372.941.200 88.69 82.34 440.910.500 418.241.408 97.34 92.34

Pengembangan Kelembagaan

OKKPD 70.000.000 5.307.500 507.500 7.58 0.73 22.990.625 18.350.625 32.84 26.22 40.273.750 28.413.750 57.53 40.59 62.580.000 59.580.000 89.40 85.11

Pengembangan Kelembagaan

Sertifikasi Pangan Segar 465.360.000 56.081.000 36.125.000 12.05 7.76 119.361.000 92.306.000 25.65 19.84 225.906.000 117.391.000 48.54 25.23 407.916.000 369.946.160 87.66 79.50

Pengembangan Produk Pangan

Bersertifikat 50.000.000 0 0 0.00 0.00 7.045.000 6.595.000 14.09 13.19 7.045.000 6.595.000 14.09 13.19 49.400.000 39.660.000 98.80 79.32

Penyusunan PPH 34.750.000 2.651.250 998.600 7.63 2.87 11.901.250 3.848.600 34.25 11.08 20.916.250 3.848.600 60.19 11.08 34.750.000 20.498.450 100.00 58.99

PROGRAM PENINGKATAN

DISTRIBUSI DAN AKSES PANGAN 465.250.000

Pengembangan/Pengadaan Software

Simulasi Supply-Chain Ketahanan

Pangan

80.000.000 0 0 0.00 0.00 0 0 0.00 0.00 0 0 0.00 0.00 0 0 0.00 0.00

Peningkatan Kelembagaan Akses

Pangan 174.000.000 33.985.000 18.900.000 19.53 10.86 101.912.500 82.488.150 58.57 47.41 140.447.500 102.704.150 80.72 59.03 151.810.000 128.732.700 87.25 73.98

Analisis Distribusi dan Harga Pangan 60.360.000 2.242.500 2.242.500 3.72 3.72 22.270.000 20.105.000 36.90 33.31 47.875.000 40.805.000 79.32 67.60 55.160.000 48.540.000 91.39 80.42

Pemberdayaan dan Pengembangan

Lembaga Distribusi Pangan

Masyarakat (LDPM)

50.000.000 6.527.050 6.523.750 13.05 13.05 21.986.250 17.656.750 43.97 35.31 37.595.000 26.260.500 75.19 52.52 37.766.250 30.251.750 75.53 60.50

Analisis Pasokan dan Akses Pangan 100.890.000 14.022.000 6.499.000 13.90 6.44 55.674.500 52.989.450 55.18 52.52 83.270.000 76.790.450 82.54 76.11 97.590.000 95.665.450 96.73 94.82

2

Peningkatan kualitas

penyuluh dan peningkatan

kualitas kelembagaan

pelaku utama/pelaku

usaha

Persentase jumlah

penyuluh yang

meningkat

kapasitasnya

% 87 PROGRAM PEMBERDAYAAN

PENYULUHAN 1.703.446.000

Peningkatan Kompetensi dan

Keprofesian Tenaga Penyuluh 1.084.000.000 77.823.300 77.778.700 7.18 7.18 218.717.800 186.831.400 20.18 17.24 542.936.200 478.387.621 50.09 44.13 1.054.050.000 995.891.421 97.24 91.87

Penyelenggaraan Temu Teknis

Penyuluh Swadaya/ Swasta 143.046.000 52.993.400 52.993.400 37.05 37.05 65.672.400 52.993.400 45.91 37.05 137.146.000 57.203.400 95.88 39.99 67.072.400 57.203.400 46.89 39.99

Penyusunan Program Penyuluhan 40.700.000 0 0 0.00 0.00 2.675.000 0 6.57 0.00 8.380.000 2.685.000 20.59 6.60 27.942.300 22.267.300 68.65 54.71

Pengembangan dan Penguatan

Kelembagaan Penyuluhan 435.700.000 10.950.000 3.460.000 2.51 0.79 291.758.200 195.484.900 66.96 44.87 430.350.000 328.924.800 98.77 75.49 423.083.200 399.303.645 97.10 91.65

3

Meningkatkan Capaian

Pelaksanaan Program

Pendukung Sasaran SKPD

Persentase rata-rata

hasil ketercapaian

pelaksanaan program

dukungan sasaran

SKPD

% 100 PROGRAM PELAYANAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN 810.024.000

Penyediaan Alat Tulis Kantor 33.000.000 5.500.000 3.446.000 16.67 10.44 17.500.000 17.447.900 53.03 52.87 30.000.000 29.946.400 90.91 90.75 33.000.000 32.446.400 100.00 98.32

Penyediaan Barang Cetakan Dan

Penggandaan 25.000.000 9.369.000 0 37.48 0.00 18.861.750 14.721.250 75.45 58.89 21.930.750 15.238.375 87.72 60.95 25.000.000 18.033.000 100.00 72.13

Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 19.000.000 4.750.000 2.493.100 25.00 13.12 11.250.000 7.490.600 59.21 39.42 16.500.000 12.880.600 86.84 67.79 19.000.000 16.493.400 100.00 86.81

Penyediaan Bahan Bacaan Dan

Peraturan Perundang-Undangan 17.500.000 6.295.000 1.839.000 35.97 10.51 10.030.000 6.160.400 57.31 35.20 13.765.000 8.174.400 78.66 46.71 17.500.000 10.028.400 100.00 57.31

Penyediaan Makanan Dan Minuman 38.170.000 11.550.000 0 30.26 0.00 22.170.000 3.960.000 58.08 10.37 32.730.000 3.960.000 85.75 10.37 28.160.000 6.050.000 73.78 15.85

Rapat-Rapat Koordinasi Dan

Konsultasi Ke Luar Daerah 175.000.000 26.500.000 6.688.925 15.14 3.82 68.500.000 46.035.975 39.14 26.31 112.500.000 60.260.775 64.29 34.43 170.000.000 127.402.496 97.14 72.80

Penyediaan Jasa Surat Menyurat 750.000 250.000 0 33.33 0.00 400.000 440.000 53.33 58.67 550.000 440.000 73.33 58.67 750.000 748.885 100.00 99.85

Penyediaan Jasa Keamanan 107.494.000 28.615.000 27.815.000 26.62 25.88 54.880.000 54.305.000 51.05 50.52 81.145.000 64.060.000 75.49 59.59 107.410.000 106.835.000 99.92 99.39

Page 71: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

62

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Program Anggaran Kegiatan Anggaran

Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4

Rp % Rp % Rp % Rp %

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Kantor/Gedung/Tempat Kerja

Penyediaan Retribusi Sampah 12.000.000 4.350.000 3.140.000 36.25 26.17 6.900.000 6.540.000 57.50 54.50 9.450.000 8.240.000 78.75 68.67 12.000.000 11.640.000 100.00 97.00

Penyediaan Jasa Komunikasi,

Sumber Daya Air Dan Listrik 215.000.000 56.683.000 39.773.585 26.36 18.50 109.491.000 86.051.150 50.93 40.02 162.224.000 108.610.517 75.45 50.52 209.000.000 158.604.108 97.21 73.77

Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan

Perizinan Kendaraan

Dinas/Operasional

9.750.000 1.450.000 0 14.87 0.00 1.450.000 1.218.000 14.87 12.49 4.100.000 2.154.000 42.05 22.09 9.750.000 7.967.000 100.00 81.71

Penyediaan Jasa Administrasi

Keuangan 24.010.000 6.055.000 0 25.22 0.00 12.040.000 10.195.000 50.15 42.46 18.025.000 12.735.000 75.07 53.04 21.010.000 20.365.000 87.51 84.82

Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 133.350.000 32.993.688 21.995.792 24.74 16.49 65.987.376 66.837.376 49.48 50.12 99.831.064 88.833.168 74.86 66.62 133.350.000 132.824.752 100.00 99.61

PROGRAM PENINGKATAN SARANA

DAN PRASARANA APARATUR 817.770.550

Pengadaan Perlengkapan Gedung

Kantor 74.000.000 74.000.000 40.805.000 100.00 55.14 74.000.000 72.275.000 100.00 97.67 74.000.000 72.275.000 100.00 97.67 74.000.000 72.275.000 100.00 97.67

Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 143.050.000 4.339.200 0 3.03 0.00 143.050.000 135.656.578 100.00 94.83 143.050.000 135.656.578 100.00 94.83 143.050.000 135.656.578 100.00 94.83

Pengadaan Mebeleur 33.000.000 33.000.000 32.400.000 100.00 98.18 33.000.000 32.400.000 100.00 98.18 33.000.000 32.400.000 100.00 98.18 33.000.000 32.400.000 100.00 98.18

Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung

Kantor 50.000.000 50.000.000 48.965.000 100.00 97.93 50.000.000 48.965.000 100.00 97.93 50.000.000 48.965.000 100.00 97.93 50.000.000 48.965.000 100.00 97.93

Pemeliharaan Rutin/Berkala

Kendaraan Dinas/Operasional 207.750.000 54.397.500 36.771.600 26.18 17.70 113.630.000 106.717.568 54.70 51.37 165.465.800 157.977.068 79.65 76.04 200.250.000 192.077.068 96.39 92.46

Pemeliharaan Rutin/Berkala

Perlengkapan Gedung Kantor 61.000.000 24.554.000 17.005.000 40.25 27.88 40.950.000 37.762.150 67.13 61.91 61.000.000 54.762.150 100.00 89.77 61.000.000 58.500.000 100.00 95.90

Pemeliharaan Rutin/Berkala

Peralatan Gedung Kantor 42.500.000 13.500.000 1.578.000 31.76 3.71 30.500.000 17.388.000 71.76 40.91 37.500.000 26.538.000 88.24 62.44 42.500.000 37.488.000 100.00 88.21

Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung

Kantor 206.470.550 1.935.000 0 0.94 0.00 206.470.550 205.655.000 100.00 99.61 206.470.550 205.655.000 100.00 99.61 206.470.550 205.655.000 100.00 99.61

PROGRAM PENINGKATAN

KAPASITAS SUMBERDAYA

APARATUR

43.025.000

Bimbingan Teknis Implementasi

Peraturan Perundang-Undangan 15.200.000 0 0 0.00 0.00 9.000.000 0 59.21 0.00 9.000.000 100 59.21 0.00 0 0 0.00 0.00

Pembinaan, Pengembangan Kualitas

Profesi Dan Penilaian Angka Kredit

Jabatan Fungsional Tertentu

27.825.000 650.000 0 2.34 0.00 650.000 320.000 2.34 1.15 27.825.000 16.189.996 100.00 58.19 22.550.000 16.189.996 81.04 58.19

PROGRAM PENINGKATAN

PENGEMBANGAN SISTEM

PELAPORAN CAPAIAN KINERJA

DAN KEUANGAN

278.827.000

Penyusunan Laporan Kinerja SKPD 5.500.000 5.500.000 4.807.200 100.00 87.40 5.500.000 5.357.200 100.00 97.40 5.500.000 5.357.200 100.00 97.40 5.500.000 5.357.200 100.00 97.40

Penyusunan Laporan Keuangan

SKPD 9.000.000 480.000 0 5.33 0.00 3.392.000 440.000 37.69 4.89 5.424.000 2.652.000 60.27 29.47 9.000.000 7.668.000 100.00 85.20

Penyusunan Rencana Program

Kegiatan SKPD serta Pengembangan

Data dan Informasi

226.303.000 31.184.800 16.880.000 13.78 7.46 54.023.000 49.285.100 23.87 21.78 119.774.875 57.304.200 52.93 25.32 165.533.000 146.191.525 73.15 64.60

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan

Program Kegiatan SKPD 38.024.000 1.990.000 0 5.23 0.00 12.335.000 8.339.000 32.44 21.93 20.655.000 13.529.000 54.32 35.58 37.625.000 35.654.000 98.95 93.77

Page 72: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

63

63

Lampiran 7. Pengukuran Kinerja

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Periode III (2016) Tahun Anggaran 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Persentase

1 Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

skor 88,5 88,5 100.00

2 Peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan kualitas kelembagaan pelaku utama/pelaku usaha

Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya

% 87 87,22 100.25

3 Meningkatkan Capaian Pelaksanaan Program Pendukung Sasaran SKPD

Persentase rata-rata hasil ketercapaian pelaksanaan program dukungan sasaran SKPD

% 100 100 100.00

Keterangan Warna

Warna Prosentase Keterangan

0 s/d 50 Sangat Rendah

50.1 s/d 65 Rendah

65.1 s/d 75 Sedang

75.1 s/d 90 Tinggi

90.1 lebih Sangat Tinggi

Sumber: Permendagri 54 /2010

Page 73: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

64

Lampiran 8. Foto-Foto Pendukung

Pemanfaatan pekarangan untuk penyediaan pangan keluarga

Pemanfaatan pekarangan untuk penyediaan protein hewani

Page 74: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

65

Pembukaan Peringatan Hari Pangan Sedunia ke XXXVI Tingkat DIY oleh Wakil

Gubernur di halaman kantor Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Salah satu kreasi pangan pengganti nasi dalam lomba cipta menu

Page 75: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

66

Penerimaan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat Nasional oleh

Presiden RI kepada salah satu pemenang dari DIY yaitu Kelompok Progress Jogja

Launching Toko Tani Indonesia di Gapoktan Sido Mulyo Godean