LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

42
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2019 DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN LAMONGAN

Transcript of LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Page 1: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

LAPORAN KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH (LKjIP)

TAHUN 2019

DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN LAMONGAN

Page 2: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa di panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat, karunia dan hidayah-NYA sehingga penyusunan Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP) tahun anggaran 2019 pada Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Lamongan dapat diselesaikan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2019 ini disusun sebagai wujud

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan yang sekaligus merupakan rangkaian

pelaksanaan evaluasi keberhasilan atau pencapaian target kegiatan yang telah ditentukan.

Disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada Bapak Bupati

Lamongan atas kepercayaan yang diberikan kepada Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten

Lamongan untuk menjalankan tugas-tugas dan fungsi satuan Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Lamongan sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.

KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN LAMONGAN

Drs. M. FAHRUDIN ALI FIKRI, M.Si

Pembina Utama Muda

NIP. 19710424 199101 1 001

Page 3: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF .......................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi ........................................... 2

1.3 Data Umum Organisasi .......................................................................... 5

1.4 Sistematika Penyajian LKjIP ............................................................................ 9

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ..................................................... 10

2.1 Rencana Strategis ............................................................................................. 10

2.2 Rencana Kinerja Tahun 2019 ........................................................................... 13

2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 ........................................................................ 15

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................... 16

3.1 Capaian Kinerja Organisasi .............................................................................. 16

a. Pencapaian kinerja ..................................................................................... 16

b. Perbandingan Realisasi Kinerja .............................................................. 17

c. Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode

RPJMD/Renstra ..........................................................................................

20

d. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional ............ 21

e. Analisis Penyebab Keberhasilan Yang Telah Dilakukan ..................... 22

f. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ............................. 25

g. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan

ataupun Pencapaian Kinerja ....................................................................

26

3.2 Realisasi Anggaran ................................................................. ........................... 27

BAB IV. PENUTUP ................................................................................................................ 31

A. Kesimpulan .................................................................................................... 31

Page 4: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

iii

B. Saran .............................................................................................................. 32

LAMPIRAN-LAMPIRAN

- Matriks Rencana Strategik (RS)

- Pengukuran Kinerja (PK) Tahun 2019

- Perjanjian Kinerja Tahun 2019

Page 5: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

iv

IKTISAR EKSEKUTIF

Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai

dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah

maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak

bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat,

aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

Penyelenggaraan Pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia

yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan dengan berdasarkan

pada Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan. Hal itu berarti

bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi Pangan masyarakat sampai pada

tingkat perseorangan, negara mempunyai kebebasan untuk menentukan kebijakan

Pangannya secara mandiri, tidak dapat didikte oleh pihak manapun, dan para Pelaku

Usaha Pangan mempunyai kebebasan untuk menetapkan dan melaksanakan usahanya

sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya. Pemenuhan konsumsi Pangan tersebut

harus mengutamakan produksi dalam negeri dengan memanfaatkan sumber daya dan

kearifan lokal secara optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut, tiga hal pokok yang harus

diperhatikan adalah (i) ketersediaan pangan yang berbasis pada pemanfaatan sumber

daya lokal secara optimal, (ii) keterjangkauan pangan dari aspek fisik dan ekonomi oleh

seluruh masyarakat, serta (iii) pemanfaatan pangan atau konsumsi Pangan dan Gizi untuk

hidup sehat, aktif, dan produktif.

Pewujudan ketersediaan pangan yang berbasis pada pemanfaatan sumber daya

lokal secara optimal dilakukan dengan Penganekaragaman Pangan dan pengutamaan

Produksi Pangan dalam negeri. Pewujudan keterjangkauan Pangan dari aspek fisik dan

ekonomi dilakukan melalui pengelolaan stabilisasi pasokan dan harga Pangan Pokok,

pengelolaan cadangan Pangan Pokok, dan pendistribusian Pangan Pokok. Pemanfaatan

pangan atau konsumsi Pangan dan Gizi akan menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan. Hal itu

dilakukan melalui pemenuhan asupan Pangan yang beragam, bergizi seimbang, serta

pemenuhan persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan.

Penyelenggaraan Keamanan Pangan untuk kegiatan atau proses Produksi Pangan

untuk dikonsumsi harus dilakukan melalui Sanitasi Pangan, pengaturan terhadap bahan

tambahan Pangan, pengaturan terhadap Pangan produk rekayasa genetik dan Iradiasi

Page 6: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

v

Pangan, penetapan standar Kemasan Pangan, pemberian jaminan Keamanan Pangan dan

Mutu Pangan, serta jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan. Pelaku Usaha Pangan

dalam melakukan Produksi Pangan harus memenuhi berbagai ketentuan mengenai

kegiatan atau proses Produksi Pangan sehingga tidak berisiko merugikan atau

membahayakan kesehatan manusia. Pelaku Usaha Pangan bertanggung jawab terhadap

Pangan yang diedarkan, terutama apabila Pangan yang diproduksi menyebabkan kerugian,

baik terhadap gangguan kesehatan maupun kematian orang yang mengonsumsi Pangan

tersebut.

Dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan

Pangan, masyarakat dapat berperan serta melalui pelaksanaan produksi, distribusi,

perdagangan, konsumsi Pangan, penyelenggaraan Cadangan Pangan Masyarakat,

pencegahan dan penanggulangan rawan Pangan dan Gizi, penyampaian informasi dan

pengetahuan Pangan dan Gizi, pengawasan kelancaran penyelenggaraan Ketersediaan

Pangan, keterjangkauan Pangan, Penganekaragaman Pangan, Keamanan Pangan,

dan/atau peningkatan Kemandirian Pangan rumah tangga.

KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN LAMONGAN

Drs. M. FAHRUDIN ALI FIKRI, M.Si

Pembina Utama Muda

NIP. 19710424 199101 1 001

Page 7: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan yang merupakan salah satu dari

Organisasi Perangkat Daerah mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam

melaksanakan Kewenangan Otonomi Daerah Kabupaten dalam rangka pelaksanaan tugas

desentralisasi di bidang ketahanan pangan (Perda Kabupaten Lamongan No. 05 tahun

2016) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya selalu berpegang pada prinsip

tata pemerintah yang baik (Good Governance).

Prinsip tata pemerintahan yang baik mengandung tiga pilar utama antara lain:

1. Akuntabilitas artinya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan harus dapat

dipertanggung jawabkan.

2. Transparansi artinya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan memiliki

mekanisme yang jelas dan diinformasikan kepada semua pihak.

Demokrasi dan partisipasi artinya fungsi-fungsi pemerintahan diselenggarakan

tanpa mengabaikan kepentingan bersama serta melibatkan masyarakat dan pihak

swasta (Stake Holder) sebagai bagian dari pilar utama kekuatan Negara.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang disusun oleh setiap Perangkat

Daerah memiliki maksud dan tujuan berupa sebuah instrumen / alat, dalam pelaporan

hasil pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan serta pencapaian sasaran dan target yang

telah ditentukan oleh setiap OPD guna mengetahui capaian kinerja dari masing-masing

OPD serta pengelolaan dalam hal anggaran yang dipakai oleh setiap OPD guna

mendukung akuntabilitas serta reformasi birokrasi. Disamping itu, LKjIP juga memiliki

maksud dan tujuan yang apabila dilihat dari segi aspeknya memiliki maksud dan tujuan

sebagai berikut :

Page 8: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

2

a) Aspek Akuntabitas kinerja untuk keperluan eksternal organisasi merupakan sarana

pertanggung jawaban atas capaian kinerja yang telah dilakukan selama 1 (satu)

tahun, esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana

visi dan misi telah dilaksanakan.

b) Aspek manajemen kinerja, bagian keperluan internal organisasi merupakan Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) sebagai sarana pencapaian tujuan kinerja

untuk perbaikan kinerja di masa yang akan datang sehingga dapat ditingkatkan

perbaikan secara berkelanjutan

Sebagai sarana pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi pada

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan sebagai pelaksana tugas desentralisasi di

bidang ketahanan pangan.

1.2 TUGAS, POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 05 Tahun 2016

Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Lamongan dan

Peraturan Bupati Lamongan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan fungsi serta Tata kerja Dinas Katahanan Pangan Kabupaten

Lamongan antara lain:

a. Perumusan kebijakan daerah di bidang ketersediaan dan kerawanan pangan,

distribusi dan cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan

pangan;

b. Pelakssanaan kebijakan daerah di bidang ketersediaan dan kerawanan pangan,

distribusi dan cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan

pangan;

c. Koordinasi penyediaan infrastruktur dan pendukung di bidang ketersediaan dan

kerawanan pangan, distribusi dan cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi

dan keamanan pangan;

Page 9: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

3

d. Pemantauan, pengawasan, evaluasi, dan pelaporan di bidang ketersediaan dan

kerawanan pangan, distribusi dan cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi

dan keamanan pangan;

e. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang ketersediaan dan kerawanan

pangan, distribusi dan cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan

keamanan pangan;

f. Pelaksanaan administrasi Dinas Ketahanan Pangan;

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Adapun Susunan Organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2016 tentang organisasi dan tata kerja

lembaga teknis daerah adalah sebagai berikut:

a. Kepala Dinas;

b. Sekertariat, membawahi:

1. Sub Bagian Program, Evaluasi, dan Keuangan;

2. Sub Bagian Umum

c. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, membawahi:

1. Seksi Ketersediaan Pangan;

2. Seksi Akses Pangan;

3. Seksi Kerawanan pangan

d. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, membawahi:

1. Seksi Distribusi pangan;

2. Seksi Harga Pangan;

3. Seksi Cadangan Pangan

e. Bidang Konsumsi dan Keamanan pangan, membawahi:

1. Seksi Penganekaragaman Pangan;

2. Seksi Konsumsi Pangan;

Page 10: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

4

3. Seksi Keamanan Pangan

f. UPT Dinas;

g. Kelompok Jabatan fungsional

STRUKTUR ORGANISASI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN LAMONGAN

Kelompok Jabatan

Fungsional

UPTD

Subbag

Umum

Subbag Program, Evaluasi dan

Keuangan

KEPALA DINAS

Sekretaris

Bidang Ketersediaan &

Kerawanan Pangan

Seksi Ketersediaan

Pangan

Seksi Akses Pangan

Seksi Kerawanan

Pangan

Bidang Distribusi &

Cadangan Pangan

Seksi Distribusi Pangan

Seksi Harga Pangan

Seksi Cadangan Pangan

Bidang Konsumsi &

Kemananan Pangan

Seksi Penganekaragaman Pangan

Seksi Konsumsi Pangan

Seksi Keamanan Pangan

Page 11: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

5

1.3 DATA UMUM ORGANISASI

a. Personil

Jumlah personil di lingkungan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan

sebanyak 31 orang dengan rincian sebagai berikut :

a. Komposisi Status Kepegawaian :

No. Status Kepegawaian Jumlah Prosentase

1 PNS 20 orang (65%)

2 CPNS 2 orang (6%)

3 Honorer 9 orang (29%)

Jumlah 31 orang (100%)

b. Komposisi Jabatan

No. Jabatan PNS Jumlah Prosentase

1 Jabatan Struktural 16 orang (73%)

3 Jabatan Fungsional Umum 6 orang (27%)

Jumlah 22 orang (100%)

c. Komposisi Eselon :

No. Eselon Jumlah Prosentase

1 Eselon II.b 1 orang (4,5%)

2 Eselon III.a 1 orang (4,5%)

3 Eselon III.b 3 orang (14%)

4 Eselon IV.a 11 orang (50%)

5 Staf 6 orang (27%)

Jumlah 22 orang (100%)

d. Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Unit dan Golongan Ruang

No. Eselon Jumlah Prosentase

1 Golongan IV 4 orang (13%)

2 Golongan III 17 orang (55%)

3 Golongan I 1 orang (3%)

Page 12: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

6

4 Honorer 9 orang (29%)

Jumlah 31 orang (100%)

e. Komposisi Pendidikan :

No. Pendidikan PNS Jumlah Prosentase

1 SLTP 1 orang (3%)

2 SLTA 5 orang (16%)

3 D2 1 orang (3%)

4 S1 17 orang (55%)

5 S2 7 orang (23%)

Jumlah 31 orang (100%)

f. Data pegawai menurut Gender :

No. Pegawai menurut gender Jumlah Prosentase

1 Laki-laki 17 orang (55%)

2 Perempuan 14 orang (45%)

Jumlah 31 orang (100%)

b. Sarana dan Prasarana

a. Jumlah Sarana dan Prasarana Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan

Rincian

Barang (Unit) Nilai (Rp)

Baik

Rusak atau

Tidak

Digunakan

Jumlah Baik

Rusak atau

Tidak

Digunakan

Jumlah

- Roda 4 5 - 5 782.441.800 - 782.441.800

- Roda 2 8 - 8 102.663.400 - 102.663.400

- MesinTik 1 - 1 2.116.400 - 2.116.400

- Lemari Besi/Metal 8 - 8 26.409.000 - 26.409.000

- Lemari Arsip 15 - 15 53.912.500 - 53.912.500

- Brankas 1 - 1 14.911.000 - 14.911.000

- Meja rapat 5 - 5 5.358.400 - 5.358.400

- Meja tulis 27 - 27 27.604.108 - 27.604.108

- Kursi tamu 1 - 1 500.000 - 500.000

- Kursi putar 26 - 26 22.615.500 - 22.615.500

- Kursi rapat 4 - 4 4.020.500 - 4.020.500

Page 13: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

7

Rincian

Barang (Unit) Nilai (Rp)

Baik

Rusak atau

Tidak

Digunakan

Jumlah Baik

Rusak atau

Tidak

Digunakan

Jumlah

- Kursi biasa 4 - 4 120.000 - 120.000

- Kursi lipat 38 - 38 8.578.900 - 8.578.900

- Sofa 2 - 2 15.765.000 - 15.765.000

- AC 12 - 12 86.231.100 - 86.231.100

- Komputer 9 - 9 104.497.000 - 104.497.000

- Notebook/ Laptop 20 - 20 257.367.080 - 257.367.080

- Printer 19 - 19 63.594.930 - 63.594.930

- Meja Eselon II 1 - 1 6.056.000 - 6.056.000

- Meja eselon III 4 1 5 22.857.000 2.910.100 25.767.100

- Meja Eselon IV 12 - 12 32.614.800 - 32.614.800

- Kursi Eselon 17 - 17 36.106.000 - 36.106.000

- Proyektor 2 - 2 24.942.000 - 24.942.000

- Sound system 2 - 2 46.436.000 - 46.436.000

- Kamera 2 - 2 19.577.000 - 19.577.000

- Pesawat telephone 1 - 1 350.000 - 350.000

- Korden 12 - 12 15.998.400 - 15.998.400

- Almari kayu 2 - 2 5.085.000 - 5.085.000

- Rak kayu 2 - 2 3.705.000 - 3.705.000

- Instalasi listrik 2 - 2 24.998.900 - 24.998.900

- Bangunan gedung

Kantor

3 - 3 794.070.000 - 794.070.000

- Lumbung pangan

dan lantai jemur

4 - 4 970.836.600 - 970.836.600

- Jembatan 1 - 1 28.722.200 - 28.722.200

- Baliho 9 - 9 237.900.000 - 237.900.000

- Router 1 - 1 2.066.000 - 2.066.000

- Power Source 1 - 1 6.800.000 - 6.800.000

- Papan Tulis Elektro 1 - 1 23.000.000 - 23.000.000

- CCTV 1 - 1 18.000.000 - 18.000.000

- Televisi 1 - 1 6.000.000 - 6.000.000

- Wall Bracket 1 - 1 2.000.000 - 2.000.000

Jumlah Total 287 1 288 3.906.827.518 2.910.100 3.909.737.618

c. Pembiayaan

Alokasi dana yang dianggarkan tahun 2019 sebesar Rp. 7.218.050.000,-.

Alokasi untuk kegiatan Belanja Langsung Rp. 4.928.930.000,- yang terealisasi

sebesar Rp. 4.833.587.845,- atau 98%, sedangkan pengadaan fisik terealisasi 100%.

Adapun rincian anggaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Page 14: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

8

Program/Kegiatan Anggaran Realisasi %

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 351.430.000 332.172.467 94,52%

Penyediaan Jasa Perkantoran 171.430.000 158.523.046 92,47%

Penyediaan Barang Pakai Habis Perkantoran 130.000.000 123.886.750 95,30%

Rapat-rapat Koordinas dan Konsultasi 50.000.000 49.762.671 99,53%

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur 208.000.000 194.709.944 93,61%

Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Kantor 108.000.000 107.427.900 99,47%

Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 40.000.000 40.000.000 100,00%

Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan

Perlengkapan Kantor 10.000.000 9.065.000 90,65%

Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan

Dinas/Operasional 50.000.000 38.217.044 76,43%

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur 11.500.000 11.175.000 97,17%

Pendidikan dan Pelatihan Formal 11.500.000 11.175.000 97,17%

Program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 105.000.000 101.689.638 96,85%

Penyusunan Pelaporan Keuangan secara Berkala 40.000.000 38.753.738 96,88%

Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Evaluasi 40.000.000 38.455.900 96,14%

Survey Pelayanan Masyarakat Lingkup Perangkat

Daerah 25.000.000 24.480.000 97,92%

Program Peningkatan Ketahanan Pangan 1.955.000.000 1.918.243.696 98,12%

Penanganan Daerah Rawan Pangan 110.000.000 109.436.000 99,49%

Laporan Berkala Kondisi Ketahanan Pangan 152.000.000 151.081.000 99,40%

Pengembangan Desa Mandiri Pangan 75.000.000 74.531.200 99,37%

Pengembangan Lumbung Pangan Desa 618.000.000 615.146.000 99,54%

Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat dan

Penyediaan Sarana Pendukung (DAK) 1.000.000.000 968.049.496 96,80%

Program Pengembangan Keanekaragaman Pangan

Konsumsi 1.580.000.000 1.569.245.000 99,32%

Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai

Pangan 75.000.000 74.795.000 99,73%

Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif 60.000.000 57.800.000 96,33%

Cipta Olahan Pangan Lokal 445.000.000 445.000.000 100,00%

Promosi atau Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

Unggulan Daerah 200.000.000 199.200.000 99,60%

Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan 175.000.000 172.950.000 98,83%

Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan

dan Tanaman Produktif Keluarga

625.000.000 619.500.000 99,12%

Page 15: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

9

Program/Kegiatan Anggaran Realisasi %

Program Peningkatan Distribusi dan Cadangan

Pangan Daerah 718.000.000 706.352.100 98,38%

Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

Pertanian 100.000.000 98.935.000 98,94%

Pengembangan Cadangan Pangan daerah 370.000.000 366.760.000 99,12%

Pemantauan Akses Harga dan Pasokan Pangan 108.000.000 105.348.500 97,54%

Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan 40.000.000 36.958.600 92,40%

Fasilitasi Penguatan Lembaga Distribusi Pangan

Masyarakat 50.000.000 48.900.000 97,80%

Fasilitasi Pembelian Gabah Oleh Lembaga Pembeli Gabah

(LPG) 50.000.000 49.450.000 98,90%

Dana APBN sebesar Rp. 2.085.600.000,- dan dana revolving yang bersumber

dari dana APBD Kabupaten Lamongan Tahun Anggaran 2019 sebesar

Rp. 3.500.000.000,-.

1.4 SISTEMATIKA PENYAJIAN LKjIP

Sistematika penyajian LKjIP Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan

Tahun 2019 sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Memuat tentang latar belakang, maksud dan tujuan, gambaran umum

organisasi dan sistematika penyajian LKjIP.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Memuat rencana strategis, rencana kinerja tahunan tahun 2019, perjanjian

kinerja tahun 2019.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Memuat pengukuran capaian kinerja tahun 2019, evaluasi dan analisis

akuntabilitas kinerja tahun 2019 dan akuntabilitas keuangan tahun anggaran

2019.

BAB IV PENUTUP

Page 16: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

10

BAB II

PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

2.1 RENCANA STRATEGIS

Mewujudkan ketahanan pangan masyarakat merupakan amanat Undang-

Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang harus diupayakan secara optimal

terwujud dalam pelaksanaan pembangunan nasional, Provinsi termasuk

pembangunan Kabupaten Lamongan, karena pembangunan daerah merupakan

bagian integral dari pembangunan nasional.

Berpijak pada arah pembangunan ketahanan pangan Kabupaten Lamongan,

dan berbagai capaian pembangunan ketahanan pangan periode 2016-2021 yang

signifikan, potensi dan isu-isu strategis, serta tantangan pemantapan ketahanan

pangan Kabupaten Lamongan lima tahun ke depan, dan visi misi program Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Lamongan terpilih yang tertuang dalam RPJMD 2016-2021.

Adapun Visi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lamongan yaitu “Terwujudnya

Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing”.

Untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Lamongan tahun 2016-2021

tersebut, maka misi yang pembangunan Kabupaten Lamongan terdiri dari 5 misi

sebagai berikut yaitu :

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia berdaya saing melalui peningkatan

kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan dengan maksud bahwa misi ini

dimsaksudkan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia Kabupaten Lamongan

yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif melalui peningkatan akses

serta kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Page 17: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

11

2. Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan

mengoptimalkan potensi daerah dengan maksud bahwa misi ini dimaksudkan

untuk memantapkan penyediaan infrastruktur dasar berupa jalan, jembatan,

perhubungan, permukiman, air bersih, serta sarana penunjang produksi barang

dan jasa yang keseluruhannya dapat menunjang akses perekonomian

3. Memantapkan sarana dan prasarana dasar dengan menjaga kelestarian

lingkungan dengan maksud bahwa misi ini dimaksudkan untuk memantapkan

penyediaan infrastruktur dasar berupa jalan, jembatan, perhubungan,

pemukiman, air bersih serta sarana penunjang produksi barang dan jasa yang

keseluruhannya dapat menunjang akses perekonomian

4. Mewujudkan reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan publik dengan

maksud bahwa misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan tata kelola

pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang professional. Prinsip

tersebut dilaksanakan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian, pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dengan

mengedepankan kepentingan dan aspirasi masyarakat

5. Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan

menjunjung tinggi budaya lokal dengan maksud bahwa misi ini dimaksudkan

untuk memantapkan kehidupan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar

pangan, sandang dan papan dengan didukung stabilitasi politik dan pemerintahan

yang aman, tenteram serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama, sosial dan

budaya.

Tugas dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan yang terkait

dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih

tertuang dalam misi 5 yaitu: “Memantapkan kehidupan masyarakat yang

tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal dengan tujuan

meningkatkan ketersediaan dan keragaman pangan masyarakat”.

Page 18: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

12

a. Tujuan

Untuk mewujudkan visi Kepala Daerah periode 2016–2021 melalui

pelaksanaan misi yang telah ditetapkan tersebut diatas, maka dirumuskan tujuan

dan sasaran yang akan dicapai pada setiap misi. Tujuan dan sasaran merupakan

perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam

perencanaan pembangunan ketahanan pangan jangka menengah Kabupaten

Lamongan, yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja

pembangunan ketahanan pangan Kabupaten Lamongan secara keseluruhan. Tujuan

yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Lamongan yang mengacu pada misi kelima

yaitu “Mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang aman, tenteram dan damai

berdasarkan nilai-nilai agama dan hukum melalui pemberdayaan masyarakat,

pengurangan kemiskinan dan pengangguran”, dengan sasaran meningkatnya

ketahanan pangan daerah.

Adapun tujuan jangka menengah Dinas Ketahanan Kabupaten Lamongan yaitu

meningkatkan ketahanan pangan daerah dengan sasaran yaitu meningkatnya

kualitas pangan dan terlaksananya tugas pokok fungsi Dinas Ketahanan Pangan.

Sedangkan indikator sasaran terdiri dari Skor Pola Pangan Harapan (PPH) dan

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

b. Sasaran dan Indikator Kinerja

Sasaran dan indikator kinerja Dinas Ketahanan Kabupaten Lamongan yaitu

sebagai berikut :

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

Meningkatnya kualitas pangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Page 19: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

13

2.2 RENCANA KINERJA TAHUN 2019

a. Program dan Kegiatan

Program dan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Lamongan yaitu :

1. Program pelayanan administrasi perkantoran yang terdiri dari beberapa

kegiatan meliputi :

- Penyediaan jasa perkantoran;

- Penyediaan barang pakai habis perkantoran;

- Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi.

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur yang terdiri dari

beberapa kegiatan meliputi :

- Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Kantor;

- Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor;

- Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor;

- Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional.

3. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur yang terdiri dari

beberapa kegiatan meliputi :

- Pendidikan dan pelatihan formal.

4. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan yang terdiri dari beberapa kegiatan meliputi :

- Penyusunan Pelaporan Keuangan Secara Berkala;

- Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Evaluasi;

- Survey Pelayanan Masyarakat Lingkup Perangkat Daerah.

5. Program peningkatan ketahanan pangan yang terdiri dari beberapa kegiatan

meliputi :

- Penanganan Daerah Rawan Pangan;

- Laporan Berkala Kondisi Ketahanan Pangan Daerah;

Page 20: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

14

- Pengembangan Desa Mandiri Pangan;

- Pengembangan Lumbung Pangan Desa;

- Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat dan Penyediaan Sarana

Pendukung (DAK).

6. Program pengembangan keanekaragaman pangan konsumsi yang terdiri dari

beberapa kegiatan meliputi :

- Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan;

- Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif;

- Cipta Olahan Pangan Lokal;

- Promosi atau Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah;

- Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan;

- Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan dan Tanaman Produktif

Keluarga.

7. Program peningkatan distribusi dan cadangan pangan daerah yang terdiri dari

beberapa kegiatan meliputi :

- Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian;

- Pengembangan Cadangan Pangan;

- Pemantauan akses harga dan Pasokan Pangan;

- Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan;

- Fasilitasi Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat;

- Fasilitasi Pembelian Gabah oleh Lembaga Pembeli Gabah (LPG).

Rencana Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan tahun 2019

terdiri dari 1 sasaran yaitu meningkatnya kualitas pangan dengan indikator kinerja Skor

Pola Pangan Harapan (PPH), sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2019

Meningkatnya kualitas

pangan

Skor Pola Pangan Harapan

(PPH)

85,72

Page 21: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

15

2.3 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019

Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam

rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang

dikelolanya. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan

akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara

penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasa penilaian

keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok

ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur dan sebagai dasar pemberian

reward atau penghargaan dan sanksi.

Dinas Ketahanan Pangan telah membuat penetapan kinerja tahun 2019 secara

berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini

merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2019. Adapun

penyajian Perjanjian Kinerja (Penetapan Kinerja) secara ringkas dan terinci dapat dilihat

pada tabel berikut :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

2019

Meningkatnya kualitas

pangan

Skor Pola Pangan Harapan

(PPH)

85,72

Page 22: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

16

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

a. Pencapaian Kinerja

Akuntabilitas kinerja merupakan suatu perwujudan pertanggungjawaban

keberhasilan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pelaksana

pembangunan di bidang ketahanan pangan, yang mempunyai komitmen untuk

mengembangkan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

Berdasarkan perjanjian kinerja tahun 2019 dan indikator kinerja yang tercantum

dalam RPJMD serta Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan tahun 2016-

2021, maka Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan menetapkan indikator yang

digunakan untuk mengukur keberhasilan di bidang ketahanan pangan melalui analisis

situasi konsumsi pangan, karena situasi konsumsi pangan dapat menggambarkan akses

masyarakat terhadap pangan, status gizi dan kesejahteraannya, yang dinyatakan dalam

nilai skor mutu pangan atau skor Pola Pangan Harapan (PPH).

Tabel 1. Pencapaian Kinerja Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

2019

Realisasi

Tahun

2019

% Capaian

Tahun

2019

Meningkatnya

kualitas pangan

Skor Pola Pangan

Harapan (PPH) 85,72 87,2 101,73%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada sasaran meningkatnya kualitas

pangan dengan indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH) terealisasi sebesar 87,2 dari

target 85,72 dengan capaian 101,73%. Upaya pencapaian dari sasaran tersebut yaitu

dengan peningkatan ketersediaan pangan dengan pemanfaatan lahan pekarangan,

introduksi teknologi pengolahan pangan lokal sebagai bahan subtitusi terigu dengan

Page 23: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

17

pelatihan-pelatihan, peningkatan konsumsi umbi-umbian dan pangan hewani dengan

penganekaragaman produk olahan, pengelolaan lumbung pangan dan cadangan pangan.

b. Perbandingan Realisasi Kinerja

Dari hasil pengukuran kinerja tahun 2019 pada sasaran meningkatnya kualitas

pangan dengan indikator skor Pola Pangan Harapan (PPH) terealisasi sebesar 87,2 dari

target 85,72 yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

No Kelompok

pangan

Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Kalori % %

AKE Bobot

Skor

Aktual

Skor

AKE

Skor

Maks

Skor

PPH

1 Padi-padian 872,8 37,2 43,6 0,5 18,6 21,8 25,0 21,8

2 Umbi-umbian 40,3 1,7 2,0 0,5 0,9 1,0 2,5 1,0

3 Pangan Hewani 210,5 9,0 10,5 2,0 17,9 21,1 24,0 21,1

4 Minyak dan

Lemak 774,1 33,0 38,7 0,5 16,5 19,4 5,0 5,0

5 Buah/Biji

Berminyak 124,4 5,3 6,2 0,5 2,7 3,1 1,0 1,0

6 Kacang-

kacangan 80,1 3,4 4,0 2,0 6,8 8,0 10,0 8,0

7 Gula 63,2 2,7 3,2 0,5 1,3 1,6 2,5 1,6

8 Sayur dan Buah 110,8 4,7 5,5 5,0 23,6 27,7 30,0 27,7

9 Lain-lain 70,3 3,0 3,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Total 2346,6 100,0 117,3 88,3 103,6 100,0 87,2

Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern adalah susunan

beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama

(baik secara absolut maupun relatif) dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi

pangan. PPH dapat diimplementasikan dalam perencanaan kebutuhan konsumsi dan

penyediaan pangan untuk dikonsumsi. Berkaitan dengan kegunaan ini maka PPH

Page 24: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

18

merupakan instrumen sederhana untuk menilai situasi konsumsi pangan penduduk, baik

jumlah maupun komposisi pangan menurut jenis pangan.

Skor PPH merupakan indikator mutu dan gizi dan keragaman konsumsi pangan

sehingga dapat digunakan untuk merencanakan kebutuhan konsumsi pangan pada tahun-

tahun mendatang. Dengan pendekatan PPH, maka perencanaan produksi dan penyediaan

pangan dapat didasarkan pada patokan imbangan komoditas seperti yang telah

dirumuskan dalam PPH untuk mencapai sasaran kecukupan pangan dan gizi penduduk.

PPH yang disajikan dalam bentuk kelompok pangan memberi keleluasaan untuk

menentukan pilihan jenis pangan yang diinginkan di antara kelompoknya disesuaikan

dengan kondisi sosial-budaya-ekonomi dan potensi setempat.

Dengan demikian PPH merupakan susunan beragam pangan yang didasarkan

atas proporsi keseimbangan energi dari berbagai kelompok pangan untuk memenuhi

kebutuhan gizi baik dalam jumlah maupun mutu dengan mempertimbangkan segi daya

terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama. Dengan pendekatan PPH ini

mutu konsumsi pangan penduduk dapat dilihat dari skor pangan (dietary score) dan

dikenal sebagai skor PPH. Semakin tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin beragam

dan seimbang.

Skor PPH Kabupaten Lamongan di Tahun 2017 adalah sebesar 85,2 dan

meningkat pada tahun 2018 sebesar 86,1 dan pada survey tahun 2019 mencapai 87,2.

Pada tahun 2017 skor PPH tertinggi adalah pada agroekologi perikanan dan terendah

pada agroekologi industry-kota. Peningkatan skor PPH agroekologi industry-kota

terlihat mulai tahun 2018 dan 2019, terjadi lonjakan yang cukup tinggi dan menjadi skor

PPH tertinggi selama tahun 2018 dan 2019. Terjadi sedikit penurunan skor PPH

agroekologi perikanan di tahun 2018 namun kembali meningkat di Tahun 2019. Capaian

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) dapat dilihat pada grafik dibawah.

Page 25: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

19

Grafik Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan

84,03 84,87 85,72 86,58 87,44

85,2 86,1 87,2

0 0

2017 2018 2019 2020 2021

Target Realisasi

Hasil Survey pola konsumsi pangan pada tahun 2019 menunjukkan skor PPH

secara umum meningkat dibandingkan dengan survey tahun 2018. Skor PPH tertinggi

adalah pada agroekologi industry-kota dengan nilai 87,5 dan terendah pada agroekologi

perikanan sebesar 86,4. Agroekologi pertanian memiliki skor PPH sebesar 86,7 dan

secara total skor PPH Kabupaten Lamongan adalah 87,2.

Skor PPH juga dipengaruhi tingkat ketersediaan pangan. Adapun pada kelompok

padi-padian mempunyai ketersediaan yang paling tinggi yaitu 1.083.845 ton, kelompok

makanan berpati sebesar 49.355 ton, gula sebesar 360.000 ton, kelompok buah/biji

berminyak sebesar 47.740 ton, kelompok buah-buahan sebesar 602.274 ton, kelompok

sayur-sayuran sebesar 7.768 ton, daging sebesar 70.152 ton, ikan sebesar 52.896 ton,

kelompok minyak dan lemak sebesar 10.385 ton. Komoditas pangan yang mengalami

defisit atau konsumsi lebih besar dari produksi adalah terigu, ubi jalar, gula merah,

kelapa, kacang hijau, kacang tanah, daging ruminansia, sayuran, telur, susu, minyak

kelapa, dan minyak goreng sawit.

Ketersediaan energi di Kabupaten Lamongan sebesar 9.455 kkal/kapita/hari

menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 9.896 kkal/kapita/hari. Ketersediaan

energi ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan kebutuhan energi 2.200

kkal/kapita/hari. Sumbangan energi hampir berkorelasi dengan jumlah ketersediaan.

Page 26: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

20

Kelompok bahan pangan dengan ketersediaan tinggi menyumbang energi yang juga

tinggi. Ketersediaan protein mencapai 237 g/kapita/hari menurun dari tahun

sebelumnya yang sebesar 263 g/kapita/hari. Walaupun demikian nilai ini jauh lebih

tinggi dari anjuran konsumsi protein sebesar 52 g/kapita/hari.

Selain itu cadangan pangan juga berpengaruh terhadap tercapainya skor PPH.

Persentase cadangan pangan Kabupaten Lamongan tahun 2019 yaitu 20,77% yang

menunjukkan bahwa stok cadangan pangan Kabupaten Lamongan sebanyak 20,77 ton

dibandingkan stok ideal yang harus dimiliki oleh Kabupaten yaitu 100 ton. Stok cadangan

pangan Kabupaten Lamongan tahun 2018 sebesar 22%. Jika dibandingkan dengan tahun

2019 mengalami menurunan. Sedangkan stok cadangan pangan masyarakat tahun 2019

sebesar 1334,39 ton dari total lumbung pangan di Kabupaten Lamongan.

c. Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD/RENSTRA

Untuk mewujudkan visi Kepala Daerah periode 2016–2021 melalui pelaksanaan

misi yang telah ditetapkan tersebut diatas, maka dirumuskan tujuan dan sasaran yang

akan dicapai pada setiap misi. Tujuan dan sasaran merupakan perumusan sasaran

strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan

pembangunan ketahanan pangan jangka menengah Kabupaten Lamongan, yang

selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan ketahanan

pangan Kabupaten Lamongan secara keseluruhan. Adapun tujuan yang ditetapkan

Pemerintah Kabupaten Lamongan yang mengacu pada misi kelima yaitu “Mewujudkan

kehidupan bermasyarakat yang aman, tenteram dan damai berdasarkan nilai-nilai

agama dan hukum melalui pemberdayaan masyarakat, pengurangan kemiskinan dan

pengangguran”, dengan sasaran meningkatnya ketahanan pangan daerah. Sedangkan

tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Ketahanan Kabupaten Lamongan beserta

indikator dan target kinerjanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Page 27: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

21

Tabel 3. Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR

SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE- TARGET KINERJA SASARAN

PADA TAHUN KE-

2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019

1. Meningkatkan

ketahanan

pangan daerah

Meningkatnya

kualitas

pangan

Skor Pola

Pangan

Harapan

(PPH)

84,03 84,87 85,72 86,58 87,44 85,2 86,1 87,2

Pada tahun 2019 target pada Renstra sebesar 85,72 dan terealisasi sebesar

87,2 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 86,1 dan tahun 2017

sebesar 85,2. Pada akhir periode Renstra target yang telah ditetapkan yaitu 87,44.

Adapun realisasi pencapaian kinerja jika dibandingkan dengan target pada akhir periode

Renstra telah terealisasi sebesar 99,73%. Ini menunjukkan bahwa target tersebut

diproyeksikan akan tercapai pada akhir periode Renstra. Untuk mencapai target yang

telah ditetapkan dalam Renstra maka dilakukan percepatan pencapaian kinerja dengan

mengoptimalkan pencapaian kinerja program dan kegiatan strategis yang mendukung

pencapaian target.

d. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

Pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup dan terjangkau oleh seluruh

penduduk dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan telah menjadi salah satu tujuan

utama pembangunan nasional. Ketahanan pangan merupakan salah satu isu sentral

dalam kerangka pembangunan nasional dan salah satu fokus kebijakan operasional

pembangunan pertanian. Dalam mewujudkan pembangunan ketahanan pangan nasional

di era globalisasi dan desentralisasi di masa mendatang perlu diperhatikan berbagai

perkembangan yang terjadi selama ini.

Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan program ketahanan pangan

dilakukan melalui analisis situasi konsumsi pangan masyarakat, karena situasi konsumsi

pangan dapat menggambarkan akses masyarakat terhadap pangan, status gizi dan

Page 28: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

22

kesejahteraannya, yang dinyatakan dalam nilai skor mutu pangan atau skor Pola Pangan

Harapan (PPH).

Target pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) nasional pada tahun 2019

yaitu 92,5 yang dihitung menggunakan data dasar susenas. Jika dibandingkan dengan

realisasi pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Lamongan tahun 2019

sebesar 87,2 dari target 85,72 menunjukkan bahwa Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Kabupaten Lamongan masih dibawah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) nasional.

Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Lamongan dilakukan dengan

survey pola konsumsi pangan secara langsung tidak menggunakan data dasar susenas.

e. Analisis Penyebab Keberhasilan yang telah Dilakukan

Pada tahun 2019 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan pada perjanjian

kinerja telah menetapkan sasaran dan indikator kinerja sebagai tolak ukur pengukuran

hasil kinerja baik itu kegagalan maupun keberhasilan. Sasaran yang telah ditetapkan

yaitu meningkatnya kualitas pangan dengan indikator kinerja skor Pola Pangan Harapan

(PPH).

Keberhasilan pencapaian sasaran meningkatnya kualitas pangan dengan

indikator skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang terealisasi sebesar 87,2 yang diperoleh

dari hasil survey pola konsumsi pangan di tahun 2019 menunjukkan adanya peningkatan.

Semakin tinggi skor PPH maka konsumsi pangan semakin beragam dan seimbang.

Kenanekaragaman pangan tersebut mencakup kelompok (1) padi-padian, (2) umbi-

umbian, (3) pangan hewani, (4) minyak dan lemak, (5) buah dan biji berminyak,

(6) kacang-kacangan, (7) gula, (8) sayuran dan buah-buahan, serta (9) lain-lain.

Secara umum tingkat konsumsi kelompok padi-padian masih berada di bawah

skor PPH maksimum yaitu berkisar pada skor 20,4-23,0. Kelompok umbi-umbian juga

menghasilkan skor AKE yang jauh lebih rendah dari skor PPH maksimum sehingga

kelompok pangan ini yang berkontribusi terhadap capaian skor PPH yang terendah. Skor

Page 29: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

23

PPH maksimum untuk kelompok umbi-umbian adalah 2,5 dan hanya tercapai pada

kisaran skor 0,7-1,3.

Kelompok pangan hewani juga menunjukkan skor AKE yang lebih rendah dari

skor PPH maksimum untuk semua wilayah agroekologi. Kekurangan skor PPH untuk

kelompok pangan ini berkisar antara 2-3 poin bergantung pada daerah agroekologi.

Peningkatan konsumsi pangan hewani yang tinggi diperlukan untuk mencapai skor PPH

yang lebih baik. Perlu upaya untuk meningkatkan konsumsi pangan hewani di Kabupaten

Lamonggan, walaupun capaian konsumsi saat ini sudah cukup baik dan berkontribusi

besar terhadap tingkat konsumsi protein. Peningkatan konsumsi pangan hewani akan

berdampak pada peningkatan skor PPH.

Kelompok minyak dan lemak menunjukkan skor AKE yang melebihi skor PPH

maksimum. Dari total PPH maksimum 5,0 capaian skor PPH aktual di Kabupaten

Lamongan adalah sebesar 19,4. Kelompok pangan ini dikonsumsi dalam jumlah tinggi dan

merupakan kelompok pangan yang memberikan kontribusi cukup besar dalam

peningkatan penyediaan energi. Tingkat konsumsi kelompok pangan ini perlu diwaspadai

karena dampaknya pada gangguan kesehatan akibat konsumsi kelompok minyak dan

lemak berlebih. Skor PPH maksimum kelompok minyak dan lemak cukup kecil sehingga

peningakatan konsumsi kelompok pangan ini tidak terlalu memberikan dampak pada

peningakatan skor PPH. Perlu adanya edukasi untuk menurunkan tingkat konsumsi lemak

dan minyak yang lebih diarahkan untuk memberikan wawasan tentang pola konsumsi

sehat dan bukan ditekankan pada peningkatan skor PPH.

Pada kelompok buah/biji berminyak dapat diketahui bahwa skor AKE juga lebih

tinggi dari skor PPH maksimum. Namun demikian, kontribusi kelompok pangan ini

terhadap capaian PPH sangat kecil. Kelompok pangan ini bukan merupakan fokus untuk

perbaikan atau peningkatan skor PPH.

Kelompok pangan sumber protein nabati yaitu kacang-kacangan merupakan

kelompok yang menunjukkan capaian skor AKE yang lebih rendah dari skor PPH

Page 30: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

24

maksimum kecuali pada agroekologi industry-kota. Skor PPH untuk kelompok kacang-

kacangan pada tahun 2019 belum mecapai maksimum, berkisar antara 6,2-10,0.

Peningkatan konsumsi diperlukan untuk meningkatkan skor PPH. Kelompok pangan ini

juga berperan penting terhadap tingkat konsumsi protein. Sayangnya sebagian besar

kacang-kacangan yang dikonsumsi adalah kedelai. Permasalahan konsumsi kedelai

adalah kedelai merupakan komoditas yang sebagian besar merupakan hasil impor.

Kedelai lokal yang diproduksi di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan akan

konsumsi kedelai. Capaian konsumsi kacang-kacangan harus dipertahankan tetapi

diperlukan upaya lain untuk mengalihkan konsumsi kedelai lokal untuk mengurangi

kebutuhan akan kedelai impor.

Gula merupakan kelompok pangan yang dikonsumsi dengan skor AKE lebih

rendah dari skor PPH maksimum untuk semua agroekologi. Kontribusi kelompok gula

terhadap capaian skor PPH tidak terlalu tinggi sehingga kelompok pangan ini buka

merupakan target untuk ditingkatkan dalam upaya meningkatkan skor PPH. Selain itu,

tingkat konsumsi gula juga perlu diwaspadai dengan alasan pengendalian faktor

kesehatan masyarakat.

Sayur dan buah yang merupakan kelompok pangan yang mempunyai tingkat

konsumsi paling tinggi diantara kelompok pangan lainnya masih menghasilkan skor AKE

lebih rendah dari skor PPH maksimum untuk seluruh wilayah Kabupaten Lamongan.

Kekurangan skor AKE untuk kelompok pangan ini adalah 1,7-3,2. Peningkatan konsumsi

buah dan sayur akan meningkatkan skor AKE yang berdampak meningkatkan skor PPH.

Berbagai upaya diperlukan untuk meningkatkan konsumsi kelompok pangan ini.

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam peningkatan skor PPH di Kabupaten

Lamongan di tahun yang akan datang adalah peningkatan konsumsi buah dan sayur.

Buah dan sayur merupakan kelompok pangan yang mempunyai bobot paling tinggi yaitu

5,0 dan skor maksimum yang juga paling tinggi yaitu 30,0. Terlebih lagi nilai kalori buah

Page 31: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

25

dan sayur cenderung rendah akibat kadar protein, lemak dan karbohidrat yang rendah

dalam buah dan sayur.

Kelompok pangan lain yang merupakan kesenjangan kekurangan konsumsi

adalah umbi-umbian dan pangan hewani. Umbi-umbian sebenarnya merupakan kelompok

pangan yang mempunyai bobot dan skor maksimum yang rendah. Akan tetapi karena

konsumsi umbi-umbian masyarakat Kabupaten Lamongan sangat rendah dampaknya

alaha capaian skor PPH menjadi tidak maksimum.

Ketersediaan energi di Kabupaten Lamongan sebesar 9.455 kkal/kapita/hari.

Ketersediaan energi ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan kebutuhan energi 2.200

kkal/kapita/hari. Sumbangan energi hampir berkorelasi dengan jumlah ketersediaan.

Kelompok bahan pangan dengan ketersediaan tinggi menyumbang energi yang juga

tinggi. Ketersediaan protein mencapai 237 g/kapita/hari, nilai ini jauh lebih tinggi dari

anjuran konsumsi protein sebesar 52 g/kapita/hari.

Adapun total stok cadangan pangan Kabupaten Lamongan pada Tahun 2019

sebanyak 20,77 ton. Sedangkan stok cadangan pangan masyarakat tahun 2019 sebesar

1334,39 ton dari total lumbung pangan di Kabupaten Lamongan. Upaya yang dilakukan

yaitu pengelolaan dan pemantauan cadangan pangan secara optimal. Pengelolaan

cadangan pangan pemerintah dimaksudkan untuk menyediakan cadangan pangan dalam

menghadapi keadaan darurat dan pasca bencana serta melindungi petani/produsen

pangan strategis sesuai dengan potensi daerah dari gejolak penurunan harga pada

waktu panen.

f. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Dalam pencapaian target tahun 2019 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Lamongan melakukan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya dengan

penghematan anggaran dalam pencapaian sasaran dan indikator kinerja pembangunan

ketahanan pangan serta memaksimalkan sumber daya manusia yang jumlahnya terbatas

Page 32: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

26

guna mencapai sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian

kinerja. Pada tahun 2019 anggaran APBD pada Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Lamongan untuk pembangunan ketahanan pangan sebesar sebesar Rp. 4.253.000.000,-

dan terealisasi sebesar Rp. 4.193.840.796,- atau 98,61%. Realisasi indikator kinerja skor

Pola Pangan Harapan (PPH) yaitu 87,2 dari target 85,72 sehingga diperoleh capaian

indikator sebesar 101,73%.

Tabel 4. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Sasaran Indikator

Sasaran

% Capaian

Kinerja

% Penyerapan

Anggaran

Tingkat

Efisiensi

Meningkatnya

kualitas

Pangan

Skor Pola Pangan

Harapan (PPH)

101,73% 98,61% 3,12

Dari tabel efisiensi penggunaan sumber daya dapat dilihat bahwa sasaran

meningkatnya kualitas pangan dengan indikator sasaran Skor Pola Pangan Harapan

(PPH) terdapat tingkat efisiensi sebesar 3,12 karena persentase capaian kinerja diatas

100% sedangkan persentase capaian anggaran dibawah 100%. Efisiensi ini terjadi

dipengaruhi oleh pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara optimal dengan

penghematan penggunaan anggaran untuk mendukung pencapaian sasaran seperti

kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan dan tanaman produktif

keluarga, pengembangan lumbung pangan desa, pengembangan cadangan pangan.

g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Pencapaian

Kinerja

Dalam rangka mencapai visi dan misi Pemerintah Kabupaten Lamongan, maka

langkah-langkah operasional dituangkan ke dalam program-program pembangunan

ketahanan pangan dengan mengikuti peraturan perundang–undangan yang berlaku serta

sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan.

Page 33: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

27

Kegiatan pembangunan ketahanan pangan merupakan penjabaran lebih lanjut

dari suatu program sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang

merupakan konstribusi bagi pencapaian tugas pokok dan fungsi organisasi. Kegiatan

merupakan aspek operasional dari suatu rencana strategis yang diarahkan untuk

memenuhi tujuan dan sasaran organisasi.

Program dan kegiatan yang mendukung tercapainya sasaran yaitu program

peningkatan ketahanan pangan dengan kegiatan (1) penanganan daerah rawan pangan,

(2) laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah, (3) pengembangan desa mandiri

pangan, (4) pengembangan lumbung pangan desa, (5) pembangunan lumbung pangan

masyarakat dan penyediaan sarana pendukung (DAK).

Program pengembangan keanekaragaman pangan konsumsi dengan kegiatan

(1) analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan, (2) penyuluhan sumber

pangan alternatif, (3) cipta olahan pangan lokal, (4) promosi atau hasil produksi

pertanian/perkebunan unggulan daerah, (5) peningkatan mutu dan keamanan pangan,

dan (6) pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan dan tanaman produktif

keluarga.

Program peningkatan distribusi dan cadangan pangan daerah dengan kegiatan

(1) pengembangan cadangan pangan, (2) pemantauan akses harga dan pasokan pangan,

(3) fasilitasi penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat, (4) fasilitasi pembelian

gabah oleh Lembaga Pembeli Gabah (LPG).

3.2 REALISASI ANGGARAN

Akuntabilitas keuangan merupakan sarana pengukuran dalam alokasi dana yang

mendukung pencapaian sasaran dengan indikator sasaran program dan pencapaian

kegiatan dengan indikator kinerja, meliputi output dan outcome. Selanjutnya dalam

rangka peningkatan ketahanan pangan Dinas Ketahanan Pangan pada tahun 2019

melaksanakan 1 sasaran utama dengan 7 program dan 28 kegiatan dengan alokasi

Page 34: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

28

anggaran sebesar Rp. 4.928.930.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 4.833.587.845,-

atau 98,07% dimana sisa anggaran sebesar Rp. 95.342.155,- dan merupakan SILPA di

kas daerah. Adapun rincian penggunaan anggaran pembangunan sebagai berikut :

Tabel 5. Realisasi Anggaran Tahun 2019

Program/Kegiatan Sebelum PAK Setelah PAK Realisasi % Sisa

Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran 349.430.000,- 351.430.000 332.172.467 94,52% 19.257.533,-

Penyediaan Jasa Perkantoran 169.430.000,- 171.430.000 158.523.046 92,47% 12.906.954,-

Penyediaan Barang Pakai Habis

Perkantoran 130.000.000,- 130.000.000 123.886.750 95,30% 6.113.250,-

Rapat-rapat Koordinas dan

Konsultasi 50.000.000,- 50.000.000 49.762.671 99,53% 237.329,-

Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur 200.000.000,- 208.000.000 194.709.944 93,61% 13.290.056,-

Pengadaan Perlengkapan dan

Peralatan Kantor 100.000.000,- 108.000.000 107.427.900 99,47% 572.100,-

Pemeliharaan Rutin/Berkala

Gedung Kantor 40.000.000,- 40.000.000 40.000.000 100,00% 0,-

Pemeliharaan Rutin/Berkala

Peralatan dan Perlengkapan

Kantor

10.000.000,- 10.000.000 9.065.000 90,65% 935.000,-

Pemeliharaan Rutin/Berkala

Kendaraan Dinas/Operasional 50.000.000,- 50.000.000 38.217.044 76,43% 11.782.956,-

Program Peningkatan

Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

11.500.000,- 11.500.000 11.175.000 97,17% 325.000,-

Pendidikan dan Pelatihan Formal 11.500.000,- 11.500.000 11.175.000 97,17% 325.000,-

Program Peningkatan

Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan

105.000.000 105.000.000 101.689.638 96,85% 3.310.362,-

Penyusunan Pelaporan Keuangan

secara Berkala 40.000.000 40.000.000 38.753.738 96,88% 1.246.262,-

Penyusunan Dokumen

Perencanaan dan Evaluasi 40.000.000 40.000.000 38.455.900 96,14% 1.544.100,-

Survey Pelayanan Masyarakat

Lingkup Perangkat Daerah 25.000.000 25.000.000 24.480.000 97,92% 520.000,-

Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

1.955.000.000,- 1.955.000.000,- 1.918.243.696,- 98,12 36.756.304,-

Penanganan Daerah Rawan

Pangan

110.000.000,- 110.000.000,- 109.436.000,- 99,49 564.000,-

Laporan Berkala Kondisi

Ketahanan Pangan

152.000.000,- 152.000.000,- 151.081.000,- 99,40 919.000,-

Pengembangan Desa Mandiri

Pangan

75.000.000,- 75.000.000,- 74.531.200,- 99,37 468.800,-

Page 35: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

29

Program/Kegiatan Sebelum PAK Setelah PAK Realisasi % Sisa

Pengembangan Lumbung Pangan

Desa

618.000.000,- 618.000.000,- 615.146.000,- 99,54 2.854.000,-

Pembangunan Lumbung Pangan

Masyarakat dan Penyediaan

Sarana Pendukung (DAK)

1.000.000.000,- 1.000.000.000,- 968.049.496,- 96,80 31.950.504,-

Program Pengembangan

Keanekaragaman Pangan

Konsumsi

1.510.000.000 1.580.000.000,- 1.569.245.000,- 99,32 10.755.000,-

Analisis dan Penyusunan Pola

Konsumsi dan Suplai Pangan

75.000.000,- 75.000.000,- 74.795.000,- 99,73 205.000,-

Penyuluhan Sumber Pangan

Alternatif

60.000.000,- 60.000.000,- 57.800.000,- 96,33 2.200.000,-

Cipta Olahan Pangan Lokal 375.000.000,- 445.000.000,- 445.000.000,- 100,00 0,-

Promosi atau Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan Unggulan

Daerah

200.000.000,- 200.000.000,- 199.200.000,- 99,60 800.000,-

Peningkatan Mutu dan Keamanan

Pangan

175.000.000,- 175.000.000,- 172.950.000,- 98,83 2.050.000,-

Pemanfaatan Pekarangan untuk

Pengembangan Pangan dan

Tanaman Produktif Keluarga

625.000.000,- 625.000.000,- 619.500.000,- 99,12 5.500.000,-

Program Peningkatan

Distribusi dan Cadangan

Pangan Daerah

718.000.000,- 718.000.000,- 706.352.100,- 98,38 11.647.900,-

Penanganan Pasca Panen dan

Pengolahan Hasil Pertanian

100.000.000,- 100.000.000,- 98.935.000,- 98,94 1.065.000,-

Pengembangan Cadangan Pangan 370.000.000,- 370.000.000,- 366.760.000,- 99,12 3.240.000,-

Pemantauan Akses Harga dan

Pasokan Pangan

108.000.000,- 108.000.000,- 105.348.500,- 97,54 2.651.500,-

Fasilitasi Dewan Ketahanan

Pangan

40.000.000,- 40.000.000,- 36.958.600,- 92,40 3.041.400,-

Fasilitasi Penguatan Lembaga

Distribusi Pangan Masyarakat

50.000.000,- 50.000.000,- 48.900.000,- 97,80 1.100.000,-

Fasilitasi Pembelian Gabah Oleh

Lembaga Pembeli Gabah (LPG)

50.000.000,- 50.000.000,- 49.450.000,- 98,90 550.000,-

J U M L A H 4.848.930.000,- 4.928.930.000,- 4.833.587.845,- 98,07 95.342.155,-

Tabel dibawah ini merupakan Alokasi per sasaran pembangunan bidang

ketahanan pangan dari total anggaran Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan

(rutin dan pembangunan) untuk mengetahui persentase anggaran pada masing-masing

sasaran strategis dibandingkan dengan keseluruhan (total) anggaran (Belanja Langsung

ex Rutin + Pembangunan) pada PD.

Page 36: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

30

Tabel 6. Alokasi Anggaran per Sasaran Pembanguan

Sasaran Indikator Sasaran Anggaran %

Anggaran

Meningkatnya kualitas

pangan

Skor Pola Pangan

Harapan (PPH)

4.253.000.000,- 86,29

Adapun pencapaian kinerja dan anggaran pembangunan bidang ketahanan

pangan per sasaran dan indikator sasaran dijabarkan dalam tabel berikut.

Tabel 7. Pencapaian Kinerja dan Anggaran

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

KINERJA ANGGARAN

TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN

Meningkatnya

kualitas pangan

Skor Pola

Pangan

Harapan

(PPH)

85,72 87,2 101,73% 4.253.000.000,- 4.193.840.796,- 98,61

Page 37: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

31

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah maupun

target yang ditentukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dengan memperhatikan Visi dan

Misi kepala daerah yang telah dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan, maka Dinas

Ketahanan Pangan telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

Dari hasil pengukuran di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran meningkatnya

kualitas pangan dengan indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH) terealisasi sebesar

87,2 dari target 85,72 dengan capaian 101,73%. Dari 10 kelompok bahan pangan tingkat

komoditas sayur dan buah menempati posisi paling besar yaitu sebesar 175,7

g/kap/hari dan 132,1 g/kap/hari, diikuti oleh kelompok padi-padian, pangan hewani,

kelompok lain-lain, kacang-kacangan, buah/biji berminyak dan yang terakhir adalah gula

dimana tingkat konsumsinya yaitu sebesar 17,4 g/kap/hari. Hal tersebut menunjukkan

pola konsumsi yang sama dengan tahun 2018 dimana tingkat konsumsi paling tinggi

adalah kelompok buah dan sayur. Namun, disisi lain terjadi penurunan konsumsi gula dan

peningkatan konsumsi kelompok buah/biji berminyak dimana pada tahun 2018 tingkat

konsumsi terendah adalah kelompok buh-biji berminyak.

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam peningkatan skor PPH di Kabupaten

Lamongan di tahun yang akan datang adalah peningkatan konsumsi buah dan sayur.

Buah dan sayur merupakan kelompok pangan yang mempunyai bobot paling tinggi yaitu

5,0 dan skor maksimum yang juga paling tinggi yaitu 30,0. Terlebih lagi nilai kalori buah

dan sayur cenderung rendah akibat kadar protein, lemak dan karbohidrat yang rendah

dalam buah dan sayur.

Page 38: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan

32

Kelompok pangan lain yang merupakan kesenjangan kekurangan konsumsi

adalah umbi-umbian dan pangan hewani. Umbi-umbian sebenarnya merupakan kelompok

pangan yang mempunyai bobot dan skor maksimum yang rendah. Akan tetapi karena

konsumsi umbi-umbian masyarakat Kabupaten Lamongan sangat rendah dampaknya

alaha capaian skor PPH menjadi tidak maksimum.

4.2 SARAN

Untuk dapat mencapai tugas-tugas yang dilaksanakan seperti sekarang ini maka

perlu :

1. Dukungan dari pihak legislatif agar program dan sasaran dapat diselenggarakan

dengan baik dan terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2. Penurunan konsumsi terigu dengan kegiatan diantaranya sosialisasi dan edukasi

konsumsi pangan olahan berbasis bahan pangan lokal seperti kelompok umbi-umbian

dan kacang-kacangan.

3. Peningkatan konsumsi umbi-umbian, pangan hewani dan kacang-kacangan dengan

teknologi pengolahan dan diversifikasi olahan pangan.

4. Penurunan konsumsi lemak dan minyak dengan pengembangan dan pelatihan

teknologi pengolahan pangan rendah lemak.

5. Peningkatan sinergi budidaya sayur dan buah dengan Kawasan Rumah Pangan

Lestari.

6. Perlu upaya untuk meningkatkan kemandirian pangan sehingga ketergantungan dari

luar wilayah yang dapat diturunkan.

Page 39: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

VISI : Terwujudnya lamongan lebih sejahtera dan berdaya saing

MISI : Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal

TUJUAN : Mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang aman, tenteram dan damai berdasarkan nilai-nilai agama dan hukum melalui pemberdayaan masyarakat, pengurangan kemiskinan dan pengangguran

TUGAS : Membantu kepala daerah dalam melaksanakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi dibidang ketahanan pangan

FUNGSI : a. Penyusunan dan perumusan program serta rencana kegiatan kebijaksanaan teknis dalam bidang ketahanan pangan;

b. Pengidentifikasian ketersediaan dan konsumsi pangan serta pemantauan pengelolaan cadangan pangan;

c. Pemantauan evaluasi dan pengolahan distribusi pangan, terutama komoditas pangan strategis;

d. Pengendalian dan perumusan kebijakan harga komoditas pangan strategis;

e. Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan;

f. Pelaksanaan penyuluhan gerakan peningkatan mutu konsumsi pangan dan penganekaragaman pangan;

g. Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan pangan, gizi serta norma dan standar bahan pangan;

h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsnya.

Tujuan : Meningkatkan ketahanan pangan daerah

Indeks Ketahanan

Pangan

Indeks ketahanan pangan adalah indeks yang

digunakan untuk mengetahui tingkat

ketahanan pangan suatu daerah dengan

memperhatikan dimensi ketersediaan,

keterjangkaun/ akses dan pemanfaatan

pangan

TAHUN

DASAR

2017 2018 2019 2020 2021 PROGRAM/

Target Target Target Target Target KEGIATAN

1 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15

1 PPH adalah susunan beragam pangan yang

didasarkan pada sumbangan energi kelompok

pangan utama (baik secara absolut maupun

relatif) dari suatu pola konsumsi pangan.

Skor PPH diperoleh dari perbandingan antara

Skor AKE dan Skor Maksimal

83,2 84,03 84,87 85,72 86,58 87,44 Penganekaragaman konsumsi pangan

bebasis sumber daya dan kearifan lokal,

pengawasan keamanan dan mutu pangan

segar, Stabilisasi pasokan dan harga

pangan, pengelolaan cadangan pangan,

peningkatan ketersediaan pangan yang

beranekaragam berbasis potensi

sumberdaya lokal.

Program Pengembangan

Keanekaragaman

Pangan Konsumsi,

Peningkatan Ketahanan

Pangan, Peningkatan

Distribusi dan Cadangan

Pangan Daerah

Bidang

Konsumsi dan

Keamanan

Pangan, Bidang

Ketersediaan

dan Kerawanan

Pangan, Bidang

Distribusi dan

Cadangan

Pangan

Survey

PPH

PENANGGUNG

JAWAB

STRATEGI PENCAPAIAN

2017

KEBIJAKAN

Kondisi AwalNo Indikator Kinerja Tujuan

1

Rumus

TARGET TAHUNAN

2

SASARAN

STRATEGIS

0,190,32

3

Target tahun

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Skor Pola Pangan

Harapan (PPH)

Meningkatnya

kualitas pangan

MATRIK RENSTRA

DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN LAMONGAN

TAHUN 2016-2021

2021

SUMBER

DATA2016

NODEFINISI OPERASIONAL & FORMULA

PERHITUNGAN

K =Skor Kabupaten

60

Page 40: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

PENGUKURAN KINERJA TAHUNAN TAHUN 2019

SasaranStrategis

IndikatorKinerja

Target2019

RealisasiTahun2019

%CapaianTahun2019

Meningkatnyakualitas pangan

Skor Pola PanganHarapan (PPH)

85,72 87,2 101,73%

Page 41: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Scanned by CamScanner

Page 42: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L KjIP) TAHUN 2019

Scanned by CamScanner