LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN TANAMAN...
Transcript of LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN TANAMAN...
LAPORAN KINERJA
BALAI PENELITIAN TANAMAN
SAYURAN
BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2017
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan
ijinNya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja (Lakin) Balai Penelitian Tanaman Sayuran edisi revisi 1 yang merupakan hasil
perbaikan dari Lakin 2017 sebelumnya (berdasarkan hasil rumusan tim monev Puslitbang Hortikultura terkait capaian
indikator benih sumber bawang merah TSS dan benih sumber cabai). Lakin 2017 ini merupakan wujud pertanggungjawaban
instansi pemerintah atas pencapaian sasaran strategis
sebagaimana yang telah dituangkan dalam perjanjian kinerja. Penyusunan lakin merupakan amanah dari Peraturan Presiden RI nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrassi Nomor 53 tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Lakin Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) disusun berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
selama tahun 2017 dimana di dalamnya menggambarkan keadaan kinerja kegiatan serta akuntabilitas keuangan disertai dengan hambatan dan kendala
yang ada.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pejabat struktural, peneliti,
teknisi litkayasa dan tenaga administrasi pendukung atas sumbangsih data-data
yang diperlukan serta tim Evaluasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura atas masukkan dan arahan pada proses penyusunan Lakin ini.
Terima kasih juga disampaikan kepada Kementerian Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian , Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
yang telah mendanai seluruh kegiatan melalui DIPA Balitsa.
Kami berharap LAKIN ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan serta menjadi kontribusi bagi kemajuan pertanian Indonesia
pada umumnya.
Lembang, 16 Maret 2018
Kepala Balai,
Dr. Ir. Catur Hermanto, MP.
NIP.196312251995031001
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
2
IKHTISAR EKSEKUTIF
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) merupakan salah satu Unit
Pelaksana Teknis yang berada di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Mengacu kepada Surat Keputusan Menteri
Pertanian No. 21/Permentan/OT.140/3/2013, Balitsa mempunyai tugas melaksanakan penelitian tanaman sayuran dengan fungsi bidang penelitian
sebagai berikut : (1) pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman sayuran; (2) pelaksanaan penelitian
morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi tanaman, (3)
pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman sayuran,(4) memberikan pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman sayuran,
(5) Penyiapan kerja sama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman sayuran (6) Pelaksanaan urusan tata
usaha dan rumah tangga.Penelitian dan Diseminasi di Balitsa didukung oleh
ketersediaan Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Anggaran serta Sarana Prasarana. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memperkuat Balitsa tahun 2017
sebanyak 172 orang meliputi tenaga fungsional umum dan Tenaga fungsional khusus terdiri atas tenaga peneliti, tenaga teknisi litkayasa, arsiparis, pranata
komputer, pustakawan, dan pranata humas. Sumber daya anggaran penelitian Balitsa berasal dari Rupiah Murni dan Hibah. Pagu awal APBN Balitsa TA. 2017
adalah senilai 30.082.861.000,-. Dalam perjalanan tahun anggaran 2017 terjadi
pemblokiran dan penambahan angggaran, yaitu 1) DIPA revisi 1 tanggal 16 Mei 2017 adanya penambahan anggaran yang bersumber dari SMARTD sebesar Rp.
306.500.000,-; 2) DIPA revisi 2 tanggal 20 Juli 2017 adanya Blockir sebesar Rp.150.000.000,- ; 3) DIPA revisi 3 tanggal 16 Agustus 2017 adanya
penambahan Anggaran (APBNP) sebesar Rp. 18.322.500.000,- ; 4) DIPA revisi 4
tanggal 19 September 2017 adanya penambahan Anggaran yang bersumber dari PNBP kerjasama sebesar Rp. 32.907.000,- ; 5) DIPA revisi 5 tanggal 21
Nopember 2017 adanya penambahan Anggaran sebesar Rp. 122.454.000,- yang bersumber dari penambahan PNBP; 6). DIPA revisi 6 tanggal .30 Nopember 2017
adanya pergeseran pagu untuk optimalisasi Anggaran ; 7). DIPA revisi 7 tanggal
27 Desember 2017 adanya penambahan Anggaran sebesar Rp. 221.291.000,-. Total pagu Anggaran Balitsa setelah adanya penghematan dan penambahan
Anggaran sampai tanggal Desember 2017 yaitu Rp. 49.088.513.000,-. Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, Balitsa didukung sejumlah
fasilitas berupa sarana dan prasarana, yang terdiri atas tanah, bangunan, kendaraan, 3 Kebun Percobaan, 12 Laboratorium, rumah kaca, rumah kassa dan
peralatan lainnya seperti peralatan kantor yang semua merupakan
barang/kekayaan milik negara. Visi Balitsa dirumuskan sebagai berikut: “Menjadi Lembaga Penelitian Sayuran Terkemuka Dalam Mewujudkan Sistem
Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan”. Misi Balitsa tersebut adalah sebagai berikut: 1) Membangun lembaga penelitian sayuran terkemuka yang menjadi referensi
bagi penyelesaian masalah dalam pengembangan sayuran dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan dan gizi, meningkatkan nilai tambah dan daya
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
3
saing, serta mewujudkan kesejahteraan petani; 2) Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian dan memanfaatkannya secara efisien, efektif
untuk mewujudkan kinerja lembaga penelitian yang tranparan, akuntabel,
professional dan berintegrasi tinggi; 3) Menghasilkan, mengelola, mendayagunakan dan mengembangkan invensi teknologi serta mendukung
penyediaan logistik inovasi di lapangan agar mudah diakses oleh para pengguna untuk mendukung pengembangan sayuran nasional; 4) Menerapkan corporate management dalam penatakelolaan penyelenggaraan penelitian dan menerapkan paradigma scientific recognition dan impact recognition; 5) Mengembangkan
jaringan kerjasama nasional melalui penguatan LITKAJIBANGLUHRAP dan
kerjasama internasional menuju peningkatan kompetensi agar mampu menghasilkan terobosan inovasi guna menjawab permasalahan dalam
pengembangan industri sayuran nasional dan peningkatan kesejahteraan petani. Indikator kinerja balitsa tahun 2017 adalah sebagai berikut : 1). Jumlah
VUB Hortikultura, 2). Jumlah benih Sumber : a. Benih Sumber Bawang Merah,
b. Benih Sumber Cabai, c. calon Benih Sumber Kentang, d. calon Benih Sumber Bawang Putih, e. calon Benih Inti bawang putih, f. calon Benih Sebar Bawang
Putih, f. calon Benih Sebar Kentang, 3). Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan, 4). Jumlah Diseminasi Teknologi Hortikultura.
Balitsa telah membuat Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2017 sebagai berikut : 1) menghasilkan 3 VUB Sayuran, 2). Menghasilkan benih Sumber : a. 650 Kg TSS
benih sumber bawang Merah, b. 100 Kg Benih Sumber Cabai, c. 40.000 botol
calon Benih Sumber Kentang, d. 150 Kg calon Benih Inti Bawang Putih, e. 150.0000 Kg calon Benih Sebar Bawang Putih, f. 360.0000 Kg calon Benih Sebar
Kentang, 3) menghasilkan 5 Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan dan 2 Teknologi Diseminasi Tanaman Sayuran. Perjanjian Kinerja
telah ditandatangani pada bulan Januari 2017 di revisi pada bulan Agustus 2017.
Realisasi sampai akhir tahun 2017 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 82,5%, sedangkan dari segi anggaran
sampai Desember telah terserap Rp. 46.168.517.527,- (94,05%) dari pagu akhir Rp.49.088.513.000,-
Capaian kinerjanya sebagai berikut: Telah tercapai IKU VUB 100% (dari
target 3 VUB), meliputi 1 VUB bawang merah dengan nama yang diusulkan Violetta Agrihorti 2, 1 VUB Cabai Merah Toleran Virus ChiVMV dengan nama
yang diusulkan Carvi Agrihorti sudah pada tahap pendaftaran dan 1 VUB Kentang cocok sebagai bahan baku olahan kentang dengan nama yang diusulkan
Spudy Agrihorti masih dalam tahap pembuatan makalah. Telah dihasilkan
benih sumber bawang merah 26 Kg TSS (capaian IKU 4 %), benih sumber cabai
40 Kg (capaian IKU 40 %) benih sumber Kentang 40.000 botol (capaian IKU
100%) , calon Benih inti bawang putih 150 Kg (capaian IKU 100%), calon benih sebar bawang putih 150.000 Kg (capaian IKU 100%), dan calon benih sebar
kentang 360.000 Kg (capaian IKU 100%);; Telah tersedianya lima teknologi inovatif sayuran (capaian IKU 100%) yaitu, 1) Paket Teknologi budidaya bawang
merah produksi 40 ton/ha off season, 2) Paket teknologi produksi cabai dengan
produktivitas >20 t/ha off season, 3) Kesesuaian varietas-varietas bawang putih
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
4
di tiga ekosistem berbeda, 4) Pematahan dormansi umbi bawang merah, bawang putih dan kentang, 5) Pengaruh metode ekstraksi DNA menggunakan kit dan
nonkit terhadap kualitas dan kuantitas DNA bawang putih, bawang merah,
kentang dan cabai; Telah tercapai 2 diseminasi teknologi tanaman sayuran (capaian IKU 100%) yaitu 1) Diseminasi Inovasi Teknologi dan Dukungan
Pengembangan KAwasan Agribisnis Hortikultura, 2) Diseminasi Inovasi Teknologi Mendukung UPSUS Swasembada Bawang Merah dan Cabai.
Permasalahan yang dihadapi pada tahun ini adalah; 1) Capaian IKU benih sumber Cabai Hibrida dan bawang merah TSS tidak mencapai 100 %
(masing-masing 40 % dan 2,5%).
Berdasarakan uraian capaian sasaran di atas, teridentifikasi beberapa output yang apabila dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi
outcome antara lain distribusi benih. Benih sumber sayuran generatif telah terdistribusi ke 27 BPTP dan 34 Dinas Pertanian di seluruh Indonesia, bawang
merah telah terdistribusi ke 13 BPTP dan 7 Dinas Pertanian, sedangkan kentang
telah terdistribusi ke 1 BPTP dan 5 Dinas Pertanian.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
5
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... 1
IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................. 5
DAFTAR TABEL ........................................................................................ 6
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... 7
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... 8
BAB I. PENDAHULUAN …...................................................................... 9
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis 2016-2019 ...…………….….……..................
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ........………….........................
13
17
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja …………………………………………….
3.2. Analisis Capaian Kinerja ......................................................
3.3. Akuntabilitas Keuangan ......................................................
19
19
40
BAB IV. PENUTUP ...................................................................................... 47
LAMPIRAN – LAMPIRAN .................................................................................. 48
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
6
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perkembangan SDM Balitsa berdasarkan jenjang pendidikan... 10
Tabel 2. Jumlah Pegawai Yang Pensiun Tahun 2017 ............................ 11
Tabel 3. Daftar Jenis Kegiatan Diklat dan Petugas Belajar Serta Jumlah
Pegawai Yang Mengikutinya Tahun 2017 ……………………………. 11
Tabel 4. Pemetaan Lahan Kebun Balitsa .............................................. 11
Tabel 5 Tabel 5. Laboratorium Balitsa……………………………………………. 13
Tabel 6. Tujuan dan sasaran Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2016-2019…………………………………………………………………………
14
Tabel 7. Perjanjian Kinerja Balitsa TA. 2017…………………………………… 17
Tabel 8 Perjanjian Kinerja Balitsa TA. 2017 Revisi………………………… 18
Tabel 9. Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Utama ……… 19
Tabel 10. Rekapitulasi penyebaran benih sayuran generatif, kentang
dan bawang merah............................................................
36
Tabel 11. Perkembangan Komposisi Pagu Anggaran Tahun 2017………. 41
Tabel 12. Realisasi DIPA. Tahun Anggaran 2016 dan 2017.................. 42
Tabel 13. Data pagu dan realisasi anggaran per output kegiatan TA.
2017………………………………………………………………………………
42
Tabel 14. Realisasi Anggaran Output Utama TA. 2017……………………… 44
Tabel 15. Rekapitulasi pagu dan realisasi penerimaan PNBP Balai
Penelitian Tanaman Sayuran Tahun 2017 dan 2016……………
45
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Visi dan Misi Balai Penelitian Tanaman Sayuran Tahun
2016-2019 ………………………………………………………………….. 13
Gambar 2. CVUB tahun 2017 beserta keunggulannya……………………. 21
Gambar 3 Grafik Perbandingan Prosentase Capaian VUB Sayuran 5
Tahun Terakhir………………………………………………………..
22
Gambar 4 Grafik Perbandingan Prosentase Capaian Benih Sumber 5 Tahun Terakhir…………………………………………………………
24
Gambar 5. Paket teknologi budidaya bawang merah produksi 40 ton/ha off season………………………………………………………
28
Gambar 6. Paket teknologi produksi cabai dengan produktivitas >20t/ha off season……………………………………………………
29
Gambar 7 Kesesuaian Varietas-Varietas bawang putih di tiga
ekosistem berbeda ……………………………………………………
29
Gambar 8 Pematahan dormansi umbi bawang merah, bawang putih
dan kentang ……………………………………………………………..
31
Gambare 9 Pengaruh metode ekstrasi DNA menggunakan kit dan
nonkit terhadap dan kuantitas DNA bawang putih, bawang
merah, kentang dan cabai …………………………….
32
Gambar 10 Grafik Perbandingan Prosentase Capaian Teknologi
Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan 5 Tahun Terakhir…………………………………………………………..
32
Gambar 11 Kegiatan perbenihan kentang melalui teknik kultur jaringan skala rumah tangga ……………………………………..
35
Gambar 12 Kegiatan UPSUS di lahan gambut ……………………………… 36
Gambar 13 Beberapa kegiatan kerjasama di lapangan…………………… 39
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
8
DAFTAR LAMPIRAN
H
Halaman
Lampiran 1. Struktur organisasi Balai Penelitian Tanaman Sayuran ... 49
Lampiran 2. Perkembangan Lima tahun Terakhir SDM Balitsa Berdasarkan Jenjang Fungsional ................................. 50
Lampiran 3. Rencana Stratejik ....................................................... 51
Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ..................................... 52
Lampiran 5 Permohonan pendaftaran varietas Bawang Merah dan
Cabai ………………………………………………………………………
55
Lampiran 6. Justifikasi Kegagalan Produksi Benih Sumber Bawang
Merah (TSS)…………………………………………………………….
57
Lampiran 7. Justifikasi kegagalan produksi 100 Kg cabai hibrida inata agrihorti ………………………………………………………………….
83
Lampiran 8. Estimasi Calon Benih Sebar Bawang Putih 91
Lampiran 9. Estimasi Calon Benih Sebar Kentang 92
Lampiran 10 Surat Keterangan Deskripsi Teknologi 93
Lampiran 11 Daftar Konsumen Benih Generatif 2017 ........................ 103
Lampiran 12. Daftar Konsumen Benih Bawang Merah 2017 ................ 105
Lampiran 13. Daftar Konsumen Benih Kentang 2017 ......................... 106
Lampiran 14. Matrik Capaian Kinerja Plasmanutfah Balitsa Tahun 2017 107
Lampiran 15. Sertifikat WBK Tahun 2017………………………………………… 108
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
9
BAB I.
PENDAHULUAN
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) merupakan salah satu Unit
Pelaksana Teknis yang berada di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Mengacu kepada Surat Keputusan Menteri
Pertanian No. 21/Permentan/OT.140/3/2013, Balitsa mempunyai tugas melaksanakan penelitian tanaman sayuran dengan fungsi bidang penelitian
sebagai berikut : (1) pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman sayuran; (2) pelaksanaan penelitian
morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi tanaman, (3)
pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman sayuran, (4) memberikan pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman sayuran,
(5) Penyiapan kerja sama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman sayuran (6) Pelaksanaan urusan tata
usaha dan rumah tangga. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,
susunan organisasi Balitsa sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 21/Permentan/OT.140/3/2013 dipimpin oleh seorang
Kepala Balai yang membawahi tiga pejabat struktural eselon IV yaitu (1) Kepala Sub bagian Tata Usaha, (2) Kepala Seksi Pelayanan Teknik dan (3) Kepala Jasa
Penelitian, serta Kelompok Peneliti dan jabatan fungsional lainnya (Lampiran 1).
Penelitian dan Diseminasi di Balitsa didukung oleh ketersediaan Sumber
Daya Manusia, Sumber Daya Anggaran serta Sarana Prasarana. Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang memperkuat Balitsa tahun 2017 sebanyak 172 (tabel 1). Secara jumlah SDM Balitsa tahun 2017 berkurang dibandingkan tahun 2016 karena adanya
karyawan yang pensiun sebanyak 8 orang, meninggal dunia 1 orang dan mutasi 1 orang (tabel 2). PNS Balitsa terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
fungsional khusus dan fungsional umum. Tenaga fungsional khusus sebanyak 79
orang terdiri dari (46 tenaga peneliti, 8 tenaga peneliti non klas, 20 tenaga teknisi litkayasa, 1 arsiparis, 2 pranata komputer, dan 2 pranata humas), sedangkan
fungsional umum mencapai 93 orang. Untuk mendorong peningkatan pencapaian sasaran dengan kualitas yang baik, Balitsa masih memerlukan penambahan tenaga
fungsional khusus (lampiran 2). Dalam rangka peningkatan keterampilan dan
kemampuan SDM Balitsa berusaha mengikut sertakan pembinaan pegawai baik yang bersifat in-house training maupun pelatihan dan dalam bentuk lainnya (tabel
3).
Untuk melaksanakan kegiatan tahun 2017, Balitsa memperoleh Sumber
daya anggaran berasal dari DIPA Balitsa dan Hibah. Pagu awal APBN Balitsa TA. 2017 adalah senilai 30.082.861.000,-. Dalam perjalanan tahun anggaran 2017
terjadi pemblokiran dan penambahan angggaran, yaitu 1) DIPA revisi 1 tanggal
16 Mei 2017 adanya penambahan anggaran yang bersumber dari SMARTD sebesar Rp. 306.500.000,-; 2) DIPA revisi 2 tanggal 20 Juli 2017 adanya Blockir
sebesar Rp.150.000.000,- ; 3) DIPA revisi 3 tanggal 16 Agustus 2017 adanya penambahan Anggaran (APBNP) sebesar Rp. 18.322.500.000,- ; 4) DIPA revisi 4
tanggal 19 September 2017 adanya penambahan Anggaran yang bersumber dari
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
10
PNBP kerjasama sebesar Rp. 32.907.000,- ; 5) DIPA revisi 5 tanggal 21 Nopember 2017 adanya penambahan Anggaran sebesar Rp. 122.454.000,- yang
bersumber dari penambahan PNBP; 6). DIPA revisi 6 tanggal 30 Nopember 2017
adanya adanya pergeseran pagu untuk optimalisasi anggaran; 7) DIPA revisi 6 tanggal 27 Desember 2017 adanya penambahan Anggaran sebesar
Rp.221.291.000 yang bersumber dari dana Hibah. Total pagu Anggaran Balitsa setelah adanya penghematan dan penambahan Anggaran sampai Desember
2017 yaitu Rp. 49.088.513.000,-.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, Balitsa
didukung sejumlah fasilitas berupa sarana dan prasarana, yang terdiri atas
tanah, bangunan, kendaraan, sarana penelitian berupa Kebun Percobaan (Tabel 4), Laboratorium (Tabel 5), rumah kaca, rumah kassa dan peralatan lainnya
seperti peralatan kantor yang semua merupakan barang/kekayaan milik Negara. Kekayaan milik Negara di Balitsa tercatat pada Sistem Akuntansi Barang Milik
Negara (SABMN) yang ditangani oleh Bagian Perlengkapan.
Pada pelaksanaannya, kegiatan penelitian dan diseminasi tidak terlepas dari kegiatan tata kelola kegiatan pendukung diluar kegiatan penelitian dan
diseminasi. Kegiatan pendukung yang dimaksud adalah kegiatan manajemen yang terhimpun dalam kegiatan laporan pengelolaan satker serta operasional
perkantoran. Laporan pengelolaan satker terdiri dari kegiatan tata usaha, pelayanan teknis dan jasa penelitian. Kegiatan tata usaha meliputi kegiatan
peningkatan pengelolaan administrasi keuangan, peningkatan pengelolaan
administrasi kepegawaian, peningkatan pengelolaan administrasi rumah tangga, kegiatan Satuan Pengendalian Intern (SPI), Pelaksanaan sertifikasi mutu dan
personil unit kerja. Kegiatan pelayanan teknis meliputi penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, kegiatan monitoring dan evaluasi, pengelolaan
kebun percobaan, operasional laboratorium. Sedangkan kegiatan jasa penelitian
meliputi pengelolaan administrasi kerja sama penelitian dan Diseminasi.
Tabel 1. Perkembangan SDM Balitsa berdasarkan jenjang pendidikan
No. Pendidikan 2017
1 S3 12
2 S2 17
3 S1 39
4 SM/D3/D4 8
5 SLTA 71
6 SLTP 5
7 SD 20
Jumlah 172
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
11
Tabel 2. Jumlah Pegawai Yang Pensiun, Mutasi dan Meninggal Dunia Tahun 2017
No. Jenis Kegiatan/Keterangan Jumlah (Orang)
1 Pegawai yang Pensiun 8
2 Mutasi 1
3 Meninggal dunia 1
Jumlah 10
Tabel 3. Daftar Jenis Kegiatan Diklat dan Petugas Belajar Serta Jumlah Pegawai Yang Mengikutinya Tahun 2017
No. Jenis Kegiatan/Keterangan Jumlah (Orang)
1. Diklat Fungsional 3
2. Diklat Luar Negeri 1
3. Diklat Teknis 4
4. Diklat Lainnya 17
5. Petugas Belajar Program S2 Dalam Negeri -
6. Petugas Belajar Program S3 Dalam Negeri 4
7. Ijin Belajar Program S3 -
8. Ijin Belajar Program S1 -
9. Ijin Belajar Program D3 1
10. Petugas Belajar Yang Sudah Aktif Kembali Program S3 2
11. Petugas Belajar Dalam Proses Aktif Kembali Program S3 -
12. Petugas Belajar Yang Sudah Aktif Kembali Program S2 2
Jumlah 32
Tabel 4. Pemetaan Lahan Kebun Percobaan Balitsa
Nama KP. 2017
Luas (ha)
KP. Margahayu 39
KP. Betastagi 25
KP. Serpong 3,5
Jumlah 67,5
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
12
Tabel 5. Laboratorium Balitsa
Kelti Laboratorium Status
Pemuliaan, Plasma Nutfah dan Perbenihan
Lab. Benih Akreditasi (No LP 798 IDN)
Lab Kultur Jaringan Akreditasi (No 9001 : 2008 Komoditas Kentang)
Lab. Biologi Molekuler Non Akreditasi (Proses Pendaftaran ke KAN 2017)
Ekofisiologi Lab. Tanah Akreditasi (No LP 798 IDN)
Lab. Fisiologi Tanaman Non Akreditasi (Proses Pendaftaran ke KAN 2017)
Lab. Fisiologi Hasil Akreditasi (No LP 798 IDN)
Entomologi dan Fitopatologi Lab. Bakteriologi Akreditasi (No LP 798 IDN)
Lab. Mikologi Akreditasi (No LP 798 IDN)
Lab. Virologi Akreditasi (No LP 798 IDN)
Lab. Entomologi Non Akreditasi (Proses Pendaftaran ke KAN 2017)
Lab. Nematoda Non Akreditasi (Proses Pendaftaran ke KAN 2017)
Lab. Toxikologi Non Akreditasi
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
13
BAB II.
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Stratejik 2016-2019
Rencana Strategis (Renstra) Balitsa merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program,
dan kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman sayuran yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan (2016-2019). Renstra Balitsa ini
disusun berdasarkan analisis lingkungan strategis, mengidentifikasi potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang
dihadapi dalam pembangunan hortikultura dan perkembangan Iptek dalam lima
tahun ke depan. Renstra Balitsa 2016-2019 dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2016-
2019; Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2016-2019, Renstra Badan Litbang
Pertanian 2016-2019 dan Renstra Puslitbang Hortikultura 2016 – 2019. Pada gambar 1 disajikan penjabaran Visi dan Misi Balitsa sebagaimana yang tercantum
pada dalam Renstra Balitsa tahun 2016-2019.
Gambar 1. Visi dan Misi Balai Penelitian Tanaman Sayuran Tahun 2016-2019
VISI “Menjadi Lembaga Penelitian Sayuran Terkemuka Dalam Mewujudkan
Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan”
MISI 1. Membangun lembaga penelitian sayuran terkemuka yang menjadi referensi bagi penyelesaian
masalah dalam pengembangan sayuran dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan dan gizi, meningkatkan nilai tambah dan daya saing, serta mewujudkan kesejahteraan petani.
2. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian dan memanfaatkannya secara efisien, efektif untuk mewujudkan kinerja lembaga penelitian yang tranparan, akuntabel, professional dan berintegrasi tinggi .
3. Menghasilkan, mengelola, mendayagunakan dan mengembangkan invensi teknologi serta mendukung penyediaan logistik inovasi di lapangan agar mudah diakses oleh para pengguna untuk mendukung pengembangan sayuran nasional.
4. Menerapkan corporate management dalam penatakelolaan penyelenggaraan penelitian dan menerapkan paradigma scientific recognition dan impact recognition;
5. Mengembangkan jaringan kerjasama nasional melalui penguatan LITKAJIBANGLUHRAP dan kerjasama internasional menuju peningkatan kompetensi agar mampu menghasilkan terobosan inovasi guna menjawab permasalahan dalam pengembangan industri sayuran nasional dan peningkatan kesejahteraan petani.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
14
Dalam rangka merealisasikan visi dan misi, Balai Penelitian Tanaman Sayuran menetapkan tujuan dan sasaran seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 6. Tujuan dan sasaran Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2016-2019
VISI & MISI
TUJUAN SASARAN
1. Menghasilkan varietas unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi, dan teknologi inovatif mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan
1. Tersedianya galur/klon dan varietas unggul baru yang toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik serta terdistribusinya benih/bibit sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan.
2. Tersedianya teknologi budidaya off-season baik di lahan optimal maupun suboptimal dan penanganan pasca panen sayuran segar yang dapat meningkatkan daya saing dan nilai tambah didukung oleh teknologi nano, genomik, iradiasi, bioinformatika dan bioprosesing mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan.
2. Mengelola dan mengembangkan potensi sumberdaya genetik hortikultura
3. Tersedianya data dan informasi sumber daya genetik dan sumber daya hayati serta pemanfaatannya dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan.
3. Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian unggulan melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah.
4. Terpublikasinya karya tulis ilmiah dalam jurnal nasional dan internasional, teknologi berpotensi HKI dan lesensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terciptanya lembaga penelitian yang handal dan terkemuka.
Berdasarkan potensi yang dimiliki dan tantangan yang dihadapi serta tugas
yang diemban maka arah kebijakan Balitsa lima tahun ke depan (2016-2019) adalah sebagai berikut : 1) Mengelola dan memanfaatkan SDG sayuran untuk
perakitan VUB yang memiliki potensi hasil dan mutu tinggi serta adaptif terhadap cekaman biotik dan abiotik; 2) Memfokuskan penyediaan benih sumber bermutu
dari varietas unggul dalam mendukung upaya pengembangan sistem perbenihan nasional; 3) Memfokuskan penyediaan teknologi inovatif berbasis sumberdaya
lokal mendukung sistem pengelolaan tanaman terpadu yang ramah lingkungan
untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam negeri, substitusi impor, bahan baku industri, meningkatkan devisa dan mengantisipasi dampak perubahan iklim; 4)
Menatakelola dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian dan memformulasikannya dalam bentuk rakitan teknologi untuk memecahkan masalah dan memanfaatkan
peluang; 5) Mendorong peningkatan adopsi melalui diseminasi dan rekomendasi
pengembangan inovasi teknologi untuk peningkatan kesejahteraan pelaku usaha dan konsumen sayuran; 6) Memberdayakan secara optimal kompetensi SDM dan
ketersediaan fasilitas untuk mendukung pelaksanaan penyediaan invensi dan pengembangan inovasi sesuai kebutuhan; 7) Mempercepat peningkatan
kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian melalui perencanaan dan implementasi pengembangan institusi yang berkelanjutan; 8) Memperluas
jaringan IPTEK hortikultura, membangun kemitraan, dan meningkatkan interaksi
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
15
dengan pemangku kepentingan untuk menyelenggarakan penelitian tematik mendorong terbangunnya klaster industri hortikultura berbasis inovasi; 9)
Membuat rancang bangun sistem perbenihan di wilayah pengembangan secara
nasional.
Pelaksanaan sub kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman
sayuran merupakan bagian dari kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura dan juga merupakan bagian dari program utama Badan litbang
Pertanian : penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Pada tahun 2017 sub kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman sayuran terdiri atas
10 Rencana Penelitian Tim Peneliti (RPTP) yaitu :
1. Perakitan VUB dan Perbaikan Teknologi Produksi Biji Bawang Merah/True Seed Shallot (TSS) yang Berdaya Saing dan
Produktivitas Tinggi (1 VUB), kegiatan ini bertujuan : a. Menguji keunggulan klon klon bawang merah yang terseleksi agak tahan terhadap
penyakit antraknos; b. Menguji kebenaran klon klon yang terseleksi agak
tahan terhadap penyakit antraknos untuk memenuhi persyaratan dapat didaftarkan sebagai varietas baru; c.Menuangkan hasil uji keunggulan dan uji
kebenaran klon klon bawang merah yang terseleksi agak tahan terhadap penyakit antraknos ke dalam dokumen draft pendaftaran varietas mengikuti
panduan yang berlaku dari Direktorat Perbenihan Hortikultura (2016); d. Seleksi dan pemeliharaan klon-klon bawang merah berproduksi TSS yang
tinggi; e. Mendapatkan teknologi produksi TSS dengan metode biji ke biji
untuk menigkatkan efisiensi dan daya saing produksi; f. Memperoleh konfirmasi tentang teknik penyemaian dan pindah tanam benih TSS yang
paling praktis dari sisi teknis, dan paling layak dari sisi ekonomis
2. Perakitan Varietas Cabai Hibrida dengan Provitas Tinggi, kegiatan ini
bertujuan untuk : a. Menguji daya hasil calon hibrida cabai keriting pada agroekosistem dataran tinggi; b. Melaksanakan uji kebenaran calon varietas
cabai hibrida cabai keriting; c. Memelihara tetua hibrida
3. Uji Keunggulan dan Kebenaran Kentang Olahan untuk Bahan Baku
Industri Keripik, kegiatan ibni bertujuan :Melakukan uji keunggulan dan uji kebenaran varietas kentang untuk bahan baku industri kripik kentang hasil
seleksi lanjut tahun 2016.
4. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Sayuran Untuk Menghadapi Tantangan Perubahan Iklim Global, kegiatan ini bertujuan untuk : a.
Menambah keragaman genetik koleksi SDG sayuran prioritas (cabai dan
bawang merah) secara inkonvensional melalui iradiasi sinar gamma untuk toleransi terhadap perubahan iklim, sehingga dapat mendukung program
pemerintah dalam kedaulatan pangan nasional; b. Mendapatkan benih baru sebagai hasil rejuvinasi aksesi yang diperbanyak secara vegetatif dan aksesi
yang diperbanyak secara generative; c. Melakukan karakterisasi aksesi beberapa
SDG sayuran untuk sifat morfologi, agronomis,dan toleransi penyakit yang
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
16
terdokumentasi dalam data base; d. Memelihara working collection sebagai materi genetik perakitan VUB, khususnya untuk komoditas sayuran potensial
dan indigenous.
5. Teknologi Produksi Lipat Ganda (Proliga) Bawang Merah 40 Ton/Ha
Asal TSS (True Shallot Seed) di Brebes Jawa Tengah, kegiatan ini bertujuan untuk : mendapatkan1 teknologi budidaya bawang merah asal TSS
produksi 40 ton/ha pada waktu off season di Brebes Jawa Tengah.
6. Perbaikan Teknologi Produksi Cabai dengan Produktivitas > 20
Ton/Ha, kegiatan ini bertujuan untuk : a. Menghasilkan 1 (satu) paket teknologi produksi cabai dengan provitas >20%; b. Mengetahui pengaruh
pemangkasan terhadap pertumbuhan, serangan OPT dan hasil cabai; c. Mengkaji kelayakan teknis dan financial paket teknologi produksi cabai
merah dengan produktivitas > 20 t/ha; d. Mendapatkan formulasi bahan
nabati yang efektif untuk mempertahankan atau meningkatkan daya repelen terhadap B. tabaci sebagai vektor virus kuning pada pertanaman cabai.
Rencana Diseminasi Teknologi Pertanian (RDHP) tahun 2017 terdiri dari :
1. Produksi Benih Sumber Bawang Merah Berbasis Sistem Manajemen Mutu, kegiatan ini bertujuan untuk a. Memproduksi benih umbi bawang
merah 15.000 kg; b. Memproduksi benih biji (TSS) bawang merah 650 kg
2. Produksi Benih Sumber Cabai Berbasis SMM (UPBS)Pengelolaan
Benih Sumber Cabai Berbasis SMM (UPBS), kegiatan ini bertujuan untuk : Memproduksi 100 kg benih cabai (95 kg benih cabai hibrida, 2.5
benih tetua betina, 2.5 kg benih tetua jantan)
3. Diseminasi Inovasi Teknologi Komoditas Hortikultura Lainnya,
kegiatan ini bertuan untuk : a. Terlaksananya Promosi dan diseminasi hasil penelitian, dilaksanakan dengan menyelenggarakan kegiatan promosi melalui
display, demplot melalui Instansi terkait/kelompok Tani, radio/telivisi, dan
visitor plot teknologi hasil penelitian sayuran untuk mendukung widya agrowisata di Balitsa dan hubungan masyarakat; b. Meningkatan publikasi
hasil penelitian nasional melalui peran dewan redaksi media cetak dan elektronik ; c. Meningkatkan kompetensi peneliti/perekayasa Balai Penelitian
Tanaman Sayuran dalam pengembangan metode/teknik/inovasi baru yang dapat diberdayakan oleh mitra kerja sama dalam penelitian dan
pengembangan pertanian; d. Meningkatkan peran serta dunia usaha atau
mitra kerjasama dalam penelitian dan pengembangan pertanian; e. Mengakomodir kerjasama dalam negeri, luar negeri, dan alih teknologi.
4. Diseminasi Inovasi Teknologi Mendukung UPSUS Swasembada
Bawang Merah dan Cabai, kegiatan ini bertujuan untuk : Melaksanakan
kegiatan pendampingan UPSUS pada bawang merah dan cabai serta
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
17
pendampingan pembangunan TSP dan TTP yang ditetapkan oleh Badan Litbang Pertanian pada bidang sayuran, meliputi: narasumber (pengiriman
tenaga ahli dan detasir dari peneliti lingkup Balai Penelitian Tanaman
Sayuran) dan penyediaan benih sumber sayuran.
Indikator kinerja balitsa tahun 2017 adalah sebagai berikut : 1). Jumlah VUB Hortikultura, 2). Jumlah calon benih Sumber : a. Benih Sumber Bawang
Merah TSS, b. Benih Sumber Cabai, c. Calon Benih Sumber Kentangd. d.Calon Benih Inti Bawang Putih, 3) Jumlah calon benih sebar: a. Calon Benih Sebar
Bawang Putih, b. Calon Benih Sebar Kentang, 4) Jumlah Teknologi Budidaya
Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan dan 5) Jumlah Diseminasi Teknologi Hortikultura.
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Dengan turunnya DIPA TA. 2017, selanjutnya disusun Perjanjian Kinerja
Tahun TA. 2017 yang diajukan kepada Kepala Pusat Penelitian Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) untuk ditetapkan menjadi Perjanjian Kinerja. Berdasarkan
Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Kepala Balitsa dan Kepala Puslitbang Hortikultura pada bulan Januari 2017, maka Perjanjian Kinerja Balitsa untuk Tahun
Anggaran 2017 seperti pada tabel 7 berikut :
Tabel 7. Perjanjian Kinerja Balitsa TA. 2017
No Sasaran Strategis Indikator Target
1 Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian modern berkelanjutan
1. Jumlah VUB Hortikultura 3 VUB
2. Jumlah Benih Sumber : a. Benih sumber bawang
merah b. Benih sumber cabai c. Benih sumbe sayuran
potensial
650 Kg 100 Kg 65 Kg
2 Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi nano, bioinformatika (IT) dan bioprosesing untuk mendukung sistem pertanian modern berkelanjutan
Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan
2 Teknologi
Pada tahun 2017 ini Balitsa mendapatkan Anggaran APBNP sehingga Perjanjian Kinerja Balitsa mengalami perubahan/revisi dikarenakan adanya
penambahan output. Perjanjian Kinerja revisi ini ditandatangani pada bulan Agustus 2017 (Lampiran 3), berikut uraian Perjanjian Kinerja tersebut :
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
18
Tabel 8. Perjanjian Kinerja Balitsa TA. 2017 Revisi
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET
1.
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura, melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya calon benih sumber dalam mendukung system pertanian bioindustri berkelanjutan
1. Jumlah VUB Hortikultura
3 Varietas
2. Jumlah calon benih Sumber : a. Benih Sumber Bawang
Merah TSS b. Benih Sumber Cabai c. Calon Benih Sumber
Kentang d. Calon Benih Inti Bawang
Putih
650 Kg 100 Kg 40.000 botol 150 Kg
3. Jumlah Calon Benih Sebar a. Calon Benih Sebar
Bawang Putih b. Calon Benih Sebar
Kentang
150.000 Kg 360.000Kg
2. Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi nano, bioinformatika (IT) dan bioprosesing untuk mendukung system pertanian bioindustri berkelanjutan
Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan
5 Teknologi
3 Tersedianya sumber daya manusia yang kompeten dan sarana prasarana yang High Profile serta terbangunnya jejaring kerjasama nasional dan internasional yang kuat
Jumlah Diseminasi Teknologi Hortikultura
2 Teknologi
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
19
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2017
Pengukuran kinerja ditetapkan dengan 4 (empat) kategori keberhasilan,
yaitu (1) sangat berhasil : ≥ 100 persen; (2) berhasil : 80 – <100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – <80 persen; dan kurang berhasil : <60 persen.
Realisasi sampai akhir tahun 2017 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 82,67 persen (berhasil).
Berdasarkan data hasil akhir seluruh kegiatan di lingkup Balitsa,
Pencapaian Indikator Kinerja sasaran kegiatan utama Balitsa pada tahun anggaran 2017 adalah seperti pada tabel 9 berikut:
Tabel 9. Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Utama NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET CAPAIAN %
1 Tersedianya varietas unggul baru hortikultura,
melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta
terdistribusinya calon benih sumber dalam
mendukung system pertanian bioindustri berkelanjutan
1.Jumlah VUB Hortikultura
3 Varietas 3 100
2. Jumlah calon benih Sumber :
a. Benih Sumber Bawang Merah TSS
650 Kg 26 Kg 4
b. Benih Sumber Cabai
100 Kg 40 Kg 40
c. Calon Benih Sumber Kentang
40.000 botol 40.000 botol
100
d. Calon Benih Inti Bawang Putih
150 Kg 150 Kg 100
3. Jumlah Calon
Benih Sebar
a. Calon Benih
Sebar Bawang Putih
150.000 Kg 150.000 Kg 100
b. Calon Benih Sebar Kentang
360.000 Kg 360.000 Kg 100
2 Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi nano,
bioinformatika (IT) dan bioprosesing untuk
mendukung system pertanian bioindustri berkelanjutan
Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah
Lingkungan
5 Teknologi 5 Teknologi 100
3 Tersedianya sumber daya manusia yang kompeten
dan sarana prasarana yang High Profile serta
terbangunnya jejaring kerjasama nasional dan internasional yang kuat
Jumlah Diseminasi Teknologi
Hortikultura
2 Teknologi 2 Teknologi 100
Total Prosentase 744
Rata-rata 82,67
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
20
3.2. Analisis Pencapaian Kinerja
3.2.1. Capaian Kinerja
Analisis capaian kinerja merupakan salah satu cara untuk mengetahui
keberhasilan sektor lembaga/institusi dalam melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan. Analisis kinerja perlu dilakukan secara menyeluruh
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pelaporan serta perkiraan dampak terhadap pengembangan agribisnis sayuran.
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2017 Balai Penelitian Tanaman Sayuran dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran 1 :
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura, melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung system pertanian modern berkelanjutan
Sasaran 1.1
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura, melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung system pertanian modern berkelanjutan
Indikator
Jumlah VUB Hortikultura
Sasaran tersebut diukur melalui pencapaian indikator kinerja utama
dengan target yang ditetapkan dalam PK yaitu 3 varietas unggul baru tahun
2017. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2017 telah tercapai dengan persentase 100%. Capaian kinerjanya sebagai berikut: Telah
tercapai IKU 3 VUB sayuran yaitu, 1 VUB bawang merah dengan nama yang diusulkan Violetta Agrihorti 2 , 1 VUB Cabai Merah Toleran Virus ChiVMV
dengan nama yang diusulkan Carvi Agrihorti sudah pada tahap pendaftaran
dan 1 VUB Kentang cocok sebagai bahan baku olahan dengan nama yang diusulkan Spudy Agrihorti (masih dalam tahap penyusunan makalah).
. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja disajikan sebagai berikut :
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Uraian Target Capaian %
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura, melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung system pertanian modern berkelanjutan
Jumlah VUB Hortikultura
3 VUB 3 VUB 100
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
21
Violetta 2 Agrihorti merupakan VUB hasil persilangan Sembrani dengan Kramat 1, warna umbi merah muda, jumlah umbi per rumpun 10-13, bobot umbi basah per rumpun 90.26-123.74 gram, bobot umbi kering per rumpun 60.99-83.90 gram umur panen 86 hari setelah tanam, daya simpan umbi 3-4 bulan setelah panen dengan hasil umbi basah per hektar 23.12-29.07 ton/ha dan umbi kering per hektar 13.56-19.09 ton/ha dengan penciri
utama bentuk umbi bulat dan warna umbi merah muda (182A Greyed Red Group RHS). Keunggulan varietas Produksi umbi tinggi dan agak tahan terhadap Alternaria porri
1 Varietas Unggul Baru Cabai Merah dengan nama yang diusulkan Carvi Agrihorti: varietas ini mempunyai keunggulan Derajat agak tahan hingga tahan terhadap virus belang cabai (ChiVMV), potensi hasil panen buah cabai 18-20 ton/ha, umur
awal panen 95 hari setelah tanam, mempunyai panjang buah 10-13 cm dan warna buah setelah tua merah ( RHD red grup 46 A).
1 VUB Kentang cocok sebagai bahan baku olahan dengan nama yang diusulkan Spudy Agrihort masih dalam taraf
penyusunan makalah, diestimasi pada bulan Februari 2018 pada tahap pendaftaran.
Gambar 2. CVUB tahun 2017 beserta keunggulannya
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
22
Perbandingan capaian sasaran tahun Anggaran 2017 dengan 5 tahun terakhir
dapat dilihat dari tabel berikut:
Indikator Kinerja Realisasi (%)
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah VUB Hortikultura 100 100 90 100 100
Gambar 3. Grafik Perbandingan Prosentase Capaian VUB
Sayuran 5 Tahun Terakhir
Dari grafik diatas terlihat capaian tahun 2017 sama dengan tahun-tahun yang
lainnya karena tahun 2017 diperoleh 3 VUB dari target 3 VUB, walaupun ada 1 VUB Kentang cocok sebagai bahan baku olahan yang masih dalam taraf
penyusunan makalah, diestimasi pada bulan Maret 2018 pada tahap
pendaftaran, sehingga capaian IKU VUB 100 %.
Sasaran 1.2
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura, melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung system pertanian modern berkelanjutan
Indikator
Jumlah calon benih Sumber :
a. Benih Sumber Bawang Merah TSS
b. Benih Sumber Cabai
c. Calon Benih Sumber Kentang
d. Calon Benih Inti Bawang Putih
85
90
95
100
2013 2014 2015 2016 2017
Realisasi (%)
Jumlah VUB Hortikultura
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
23
Untuk mencapai sasaran tersebut diukur melalui pencapaian indikator kinerja utama dengan target tersedianya benih sumber bawang merah 650 kg,
100 Kg benih sumber cabai merah, 40.000 botol calon benih sumber kentang
dan 150 Kg calon benih inti bawang putih.
Indikator kinerja sasaran yang ditargetkan tahun 2017 telah tercapai
618%. Untuk benih sumber bawang merah (TSS) 4 %; untuk benih sumber cabai merah hibrida 40 %; untuk calon benih sumber kentang 100 % untuk
calon benih inti bawang putih 100%. Dari target yang ditetapkan dengan realisasi adalah 16 Kg Bawang Merah (TSS); 40 Kg benih sumber cabai merah
hibrida; 40.000 botol benih sumber kentang dan 150 Kg calon benih inti bawang
putih.
Indikator calon benih sumber kentang dan calon benih inti bawang putih
merupakan kegiatan yang didanai dari anggaran APBNP yang diluncurkan pada DIPA revisi 3 (terbit tanggal 16 Agustus 2017) sehingga kegiatan baru bisa
mulai bulan September 2017. Calon Benih kentang dengan target hasil 40.000
botol, akhir Desember baru didapat 32.000 botol dan pertengahan januari diperoleh 40.000 botol. Sedikit keterlambatan ini dikarenakan memerlukan waktu
4-6 minggu untuk perbanyakan tanaman induk kentang varietas Granola L (rejuvinasi dari materi stok tanaman yang ada), dikarenakan dana kegiatan
merupakan dana APBNP yang diluncurkan bulan Agustus dan karena pengadaannya harus melalui lelang, sehingga penyediaan bahan kimia untuk
kegiatan dalam produksi benih/planlet Varietas Granola terlambat dan belum
lengkap untuk membuat media tumbuh sehingga diatasi dengan cara menggunakan bahan kimia yang ada. Begitu pula dengan Calon Benih inti
Bawang Putih hasil 150 Kg di area pertanaman didapat dengan Estimasi hasil produksi benih 6 ton/hektar sehingga calon Benih inti bawang putih ditanam
pada luasan 0,25 hektar di tanam di Kebon Percobaan Margahayu (Balitsa).
Adapun pencapaian target dari indikator kinerja disajikan sebagai berikut :
Sasaran 1.2 Indikator Target Realisasi %
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura, melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung system pertanian modern berkelanjutan
Jumlah calon benih Sumber :
a. Benih Sumber Bawang Merah TSS
650 Kg 26 Kg 4
b. Benih Sumber Cabai 100 Kg 40 Kg 40
c. Calon Benih Sumber Kentang
40.000 Botol
40.000 botol
100
d. Calon Benih Inti Bawang Putih
150 KG
150 KG (0,035 ha)
100
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
24
Perbandingan capaian sasaran lima tahun terakhir dapat dilihat dari tabel berikut:
Indikator Kinerja Realisasi (%)
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah benih sumber kentang, bawang merah, cabai dan sayuran potensial
98,02 132,74 214,32 150,35 61
Gambar 4. Grafik Perbandingan Prosentase Capaian Benih Sumber 5
Tahun Terakhir
Pada grafik diatas terlihat capaian benih sumber tahun 2017 tergolong paling
rendah dibandingkan tahun-tahun yang lainnya, hal ini disebabkan oleh jumlah benih inti/ benih sumber sebagai bahan perbanyakan benih terbatas. Jumlah
benih sumber/benih inti yang tersedia hanya cukup untuk memproduksi benih di Balitsa sehingga terjadi kekurangan benih sumber/benih inti untuk mendukung
produksi benih melalui kemitraan. Keterbatasan dalam memprediksi musim hujan
yang berkepanjangan juga menjadi kendala sehingga ada beberapa varietas yang tidak tumbuh optimal. Hal ini juga disebabkan mekanisme kemitraan yang
kurang efektif sehingga perlu tinjauan ulang, perbaikan dan penyempurnaan
mekanisme kemitraan. Disamping itu ada 2 target produksi benih sumber yang
tidak mencapai target, yaitu produksi benih sumber bawang merah (TSS) hanya mencapai 4 % , sedangkan untuk produksi benih sumber cabai mencapai 40 %.
Kegagalan capaian target untuk produksi benih suber bawang merah (TSS)
0
50
100
150
200
250
2013 2014 2015 2016 2017
Realisasi (%)
Jumlah benih sumber kentang, bawang merah, cabai dan sayuran potensial
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
25
dikarenakan mengalami gagal panen di semua lokasi penanaman ( di Lembang Jawa Barat, Batu Malang Jawa Timur serta di Gurgur dan Silangit Sumatera
Utara), hal ini disebabkan pada saat vase pembungaan dan pembentukan biji
bawang merah, yang diprediksi sudah mulai kemarau ternyata masih tinggi curah hujannya dan banyak berkabut sehingga serangan penyakit alternaria dan
Stempylium pada tangkai bunga bawang merah sangat tinggi walaupun penyemprotan fungisida sudah dilakukan secara intensif (2 hari sekali), sehingga
bunga menjadi layu mongering dan pada akhirnya tidak menghasilkan biji (lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 6.). Kegagalan capaian target untuk
produksi benih sumber cabai merah hibrida, dikarenakan rendemen benih dari
yang diproduksi sekarang berbeda lebih rendah dari rendemen benih yang digunakan pada saat perencanaan. Hal ini kemungkinan dikarenakan beberapa
hal, antara lain tingkat keberhasilan persilangan yang dilakukan. Keberhasilan persilangan antara lain dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, viabilitas polen dll.
Sehingga ke depannya perhitungan kebutuhan populasi tanaman betina untuk
produksi benih hibrida Inata Agrihorti sebaiknya mengacu pada hasil (rendemen/bobot benih per tanaman) di tahun 2017 (skala besar). (lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7.)
Sasaran 1.3
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura, melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung system pertanian modern berkelanjutan
Indikator
Jumlah Calon Benih Sebar
a. Calon Benih Sebar Bawang Putih
b. Calon Benih Sebar Kentang
Untuk mencapai sasaran tersebut diukur melalui pencapaian indikator kinerja utama dengan target tersedianya calon benih sebar bawang putih 150 kg,
360.000 Kg calon benih sebar kentang.
Indikator kinerja sasaran yang ditargetkan tahun 2017 telah tercapai
100% untuk calon benih sebar bawang putih, 100% untuk calon benih sebar kentang dari target yang ditetapkan dengan realisasi adalah 150.000 Kg ( luasan
tanam 30 ha) calon benih sebar Bawang putih; 360.000 Kg ( luasan tanam 40
ha) calon benih sebar kentang.
Indikator calon benih sebar ini merupakan kegiatan yang didanai dari
anggaran APBNP yang diluncurkan pada DIPA revisi 3 (terbit tanggal 16 Agustus 2017) sehingga kegiatan baru bisa mulai bulan September 2017. Calon Benih
Sebar bawang putih hasil 150.000 kg di area pertanaman didapat dengan
Estimasi hasil produksi 5 ton/hektar sehingga calon Benih Sebar bawang putih ditanam pada luasan 30 hektar di 10 tempat berbeda bekerjasama dengan
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
26
kelompok tani yang berlokasi Jawa Tengah dan Jawa Timur (daftar kelompok tani dan besarnya luasan terlampir). Begitu pula dengan Calon Benih Sebar
Kentang hasil 360.000 Kg di area pertanaman didapat dengan Estimasi hasil
produksi 9 ton/hektar sehingga calon Benih Sebar kentang ditanam pada luasan 40 hektar di 13 tempat berbeda bekerjasama dengan kelompok tani yang
berlokasi Jawa Barat,Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara (daftar kelompok tani dan besarnya luasan terlampir).
Adapun pencapaian target dari indikator kinerja disajikan sebagai berikut :
Sasaran 1.2 Indikator Target Realisasi %
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura, melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung system pertanian modern berkelanjutan
Jumlah Calon Benih Sebar
a. Calon Benih Sebar Bawang Putih
150.000 Kg
150.000 Kg
100
b. Calon Benih Sebar Kentang
360.000 Kg
360.000 Kg
100
Indikator jumlah calon benih sebar ini merupakan indikator baru
dikarenakan adanya penambahan Anggaran APBNP TA.2017 sehingga untuk indikator ini tidak dapat kita bandingkan dengan indikator tahun-tahun
sebelumnya.
Sasaran 2 : Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi nano, bioinformatika (IT) dan bioprosesing untuk mendukung sistem pertanian modern berkelanjutan
Untuk mencapai sasaran tersebut diukur melalui pencapaian indikator
kinerja utama dengan target tersedianya 5 Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan.
Indikator kinerja sasaran yang ditargetkan tahun 2017 terealisasi 5 teknologi sehingga capaian IKU teknologi 100%, walaupun dari 5 teknologi
tersebut ada 3 teknologi yang akan dicapai pada bulan januari – Februari 2018.
Hal ini disebabkan 3 teknologi tersebut merupakan tambahan indikator baru dikarenakan adanya penambahan Anggaran APBNP TA.2017, yang diluncurkan
pada DIPA revisi 3 (terbit tanggal 16 Agustus 2017) sehingga kegiatan baru bisa
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
27
mulai bulan September dan harus berakir secara atministrasi pada bulan Desember 2017, yang artinya hanya mempunyai waktu 3 - 4 bulan untuk
pelaksanaan kegiatan penelitian ke 3 teknologi tersebut. Di sisi lain proses bilogis
komoditas (kentang dan Bawang putih) yang diteliti teknologinya dari mulai persiapan tanam sampai panen dibutuhkan waktu 5 bulan, oleh karena itu IKU 3
teknologi tersebut diestimasi dicapai pada bulan Januari – Februari.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Uraian Target Capaian %
Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi nano, bioinformatika (IT) dan bioprosesing untuk mendukung sistem pertanian modern berkelanjutan
Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan
5 Teknologi 5 Teknologi 100
Realisasi 5 teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan yang telah ditargetkan tersebut yaitu :
1) Paket teknologi budidaya bawang merah produksi 40 ton/ha off season.
a. Bawang asal TSS varietas Trisula dapat dibudidayakan di dataran rendah (< 50 m, dpl.) off-season.
b. Pertanaman TSS di lahan sawah saat off-season menghasilkan rataan jumlah anakan (2-4) per tanaman.
a. Produksi bawang merah asal TSS di lahan sawah DR saat off-season
baru mencapai 21,56 t/ha dengan efisiensi lahan 70 %. b. Biaya produksi bawang merah asal TSS cukup tinggi mencapai Rp 113,6
juta dengan BEP = Rp 5,270 / kg dan R/C = 2,66 cukup menguntungkan.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
28
Gambar 5. Paket teknologi budidaya bawang merah produksi 40 ton/ha off season.
2) Paket teknologi produksi cabai dengan produktivitas >20t/ha off season.
Komponen Teknologi :
a. Varietas : Kencana, Lingga, Mega Top dan PM99 b. Pesemaian terproteksi: dalam sungkup nylon dan disemprot dengan
inducer bunga pagoda c. Populasi 29 ribu tanaman/ha (jarak tanam 40 x 60 cm)
d. Pemasangan mulsa plastik hitam-perak
e. Penanaman 4 baris tanaman jagung sebagai barier vektor virus kuning f. Pemberian 30 ton pupuk kandang + dekomposer MM dan pemupukan
1.000 kg NPK g. Pengendalian OPT: Prinsip PHT, Aplikasi biopestisida ATECU,
penggunaan repelent serai wangi, strategi penggunaan fungisida
Strategi : a. Varietas unggul produktif dan adatif
b. Pesemaian sehat c. Populasi tinggi
d. Hasil 1 kg/tanaman e. Kehilangan hasil < 10 %
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
29
Varietas Mega Top Varietas Lingga
Varietas PM 99 Varietas Kencana
Gambar 6. Paket teknologi produksi cabai dengan produktivitas
>20t/ha off season
3) Kesesuaian varietas – varietas bawang putih di tiga ekosistem berbeda.
Mempetakan kesesuaian varietas-varietas bawang putih di tiga ekosistem. Dataran rendah (150 -600 mdpl) : Varietas Lumbu Putih dan Geol
Temanggung Dataran medium (600-1000 mdpl) : Varietas Lumbu Hijau, Lumbu Kuning,
Lumpbu Putih dan Lokal Hijau Ompenan
Dataran tinggi (> 1000 mdpl) : Varietas Tawangmangu, Lokal Tawangmangu, dan Lumbu Hijau
Gambar 7. Kesesuaian varietas – varietas bawang putih di tiga
ekosistem berbeda
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
30
4) Pematahan dormansi umbi bawang merah, bawang putih dan kentang.
Dari sepuluh perlakuan yang dicobakan pada umbi baru panen 4 varietas
bawang merah, 5 varietas kentang, dan 6 varietas bawang putih. Dapat
disimpulkan bahwa tidak ada dormansi setelah panen pada bawang merah. Perlakuan pematahan dormansi tidak berbeda dengan kontrol. Perlakuan
GA3 pada kentang paling cepat mematahkan dormansi umbi kentang. Perlakuan KNO3, GA3, asam salisilat pada bawang putih paling cepat
mematahkan dormansi umbi bawang putih.
Kontrol
dengan GA3
Kentang
Kontrol
non kontrol
Bawang merah
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
31
Kontrol
non kontrol
Bawang putih
Gambar 8. Pematahan dormansi umbi bawang merah, bawang
putih dan kentang
5) Pengaruh metode ekstraksi DNA menggunakan kit dan nonkit terhadap kualitas dan kuantitas DNA bawang putih, bawang merah, kentang dan cabai
Metode nonkit lebih efisien dibandingkan metode nonkit. Metode nonkit (CTAB) dapat mengekstrak DNA bawang merah, bawang putih, kentang,
dan cabai lebih baik (kualitas dan kuantitas) daripada metode kit. Kuantitas
DNA : konsentrasi DNA berkisar 76.3-1494 μg/mL (10-20 kali lebih pekat
dari DNA dengan kit) dan kemurnian DNA berkisar 1.7-2.2
Visualisasi Metode kit
Visualisasi Metode nonkit (CTAB)
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
32
Koleksi DNA dari cabai, bawang merah, bawang putih dan kentang yang telah
diekstraksi dengan kualitas baik dengan nonkit dibanding dengan kit.
Gambar 9 . Pengaruh metode ekstraksi DNA menggunakan kit dan nonkit terhadap kualitas dan kuantitas DNA bawang putih, bawang
merah, kentang dan cabai
Perbandingan capaian sasaran lima tahun terakhir dapat dilihat dari tabel berikut:
Indikator Kinerja Realisasi (%)
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan
125 100 100 100 100
Gambar 10. Grafik Perbandingan Prosentase Capaian Teknologi
Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan 5 Tahun Terakhir
0
50
100
150
2013 2014 2015 2016 2017
Realisasi (%)
Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
33
Sasaran 3 : Tersedianya sumber daya manusia yang kompeten dan sarana prasarana yang High Profile serta terbangunnya
jejaring kerjasama nasional dan internasional yang kuat
Untuk mencapai sasaran tersebut diukur melalui pencapaian indikator
kinerja utama dengan target tersedianya 2 Teknologi Diseminasi Tanaman Sayuran.
Indikator kinerja sasaran yang ditargetkan tahun 2017 telah tercapai 100% dari target yang ditetapkan dengan realisasi 2 Teknologi.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Uraian Target Capaian %
Tersedianya sumber daya manusia yang kompeten
dan sarana prasarana yang High Profile serta
terbangunnya jejaring
kerjasama nasional dan internasional yang kuat
Jumlah Diseminasi
Teknologi Hortikultura
2 Teknologi 2 Teknologi 100
Kedua Teknologi Diseminasi Tanaman Sayuran yang telah ditargetkan
tersebut yaitu :
1) Diseminasi Inovasi Teknologi dan Dukungan Pengembangan Kawasan
Agribisnis Hortikultura
Diseminasi Inovasi Teknologi dan Dukungan Pengembangan Kawasan
Agribisnis Hortikultura telah terselenggara melalui promosi hasil penelitian/pameran/ display (17 kegiatan), dukungan narasumber (48
narasumber) dan visitor plot. Untuk publikasi hasil penelitian naskah yang
masuk melalui dewan redaksi pada tahun 2017 sebanyak 17 naskah karya tulis ilmiah untuk jurnal nasional dan 3 naskah untuk jurnal internasional.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
34
Salah satu dari kegiatan ini adalah Kerjasama antara Balai Penelitian Tanaman Sayuran bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan ketahanan pangan Wonosobo
yang mendisimenasikan teknologi kultur jaringan ke beberapa petani kentang
dari Wonosobo mengenai Perbanyakan kentang, kegiatan pembinaan tersebut diselenggarakan karena rendahnya produktivitas petani kentang lokal yakni
ketersediaan bibit jarang sekali petani yang melakukan perbanyakan bibit kentang sementara ini petani memperoleh bibit dari daerah yang lain seperti
Pangalengan dan Lembang.
Para petani telah dibekali materi perbanyakan benih kentang beserta praktek di
Balitsa, selesai dari kegiatan pembinaan tersebut para petani mencoba
mengaplikasikannya dilapangan khususnya di daerah Dieng Wonosobo merupakan salah satu sentra kentang terbesar di Indonesia.
Tim dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran dan Kepala Balitsa didampingi dari Dinas Pertanian meninjau langsung ke lahan petani, untuk melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap petani, dengan tujuan :
Untuk melihat secara langsung kegiatan harian para petani tersebut dalam melakukan kegiatannya sebagai petani/penangkar benih setelah mengikuti
bimtek tersebut.
Melihat sarana dan prasarana yang dimiliki oleh para petani untuk
memproduksi benih kentang.
Penerapan ilmu yang telah diberikan pada saat pembinaan serta
pengaplikasiannya.
Berikut beberapa hasil dari monitoring dan evaluasi terhadap petani :
Kegiatan di Bapak Mukhlas sudah melakukan kegiatan perbenihan
kentang melalui teknik kultur jaringan skala rumah tanagga dimulai dari
pembuatan meristem, sub kultur dari planlet yang diperoleh dari Balitsa dan penanaman stek pucuk dari planlet ke polybag. Hasil meristem yang
dilakukan masih berumur 10 hari terlihat cukup baik. Kendala yang
dihadapi adalah kurangnya sarana untuk laboratorium kultur jaringa, baik peralatan maupun bahan-bahan media tanam untuk kultur jaringan.
Kegiatan di Bapak Yusuf (Petani) sudah melakukan kegiatan perbenihan
kentang melalui teknik kultur jaringan di laboratorium kultur jaringan dengan kapasitas 10.000 botol.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
35
Gambar 11. kegiatan perbenihan kentang melalui teknik kultur jaringan skala rumah tangga
Terdiseminasikannya teknologi kultur jaringan di desa akan mendorong
terbentuknya desa mandiri benih kentang yang bermutu dan bersertifikat.
2) Diseminasi Inovasi Teknologi Mendukung UPSUS Swasembada Bawang Merah dan Cabai
Diseminasi Inovasi Teknologi Mendukung UPSUS Swasembada Bawang Merah
dan Cabai telah terselenggara dan telah memenuhi target berupa 1 laporan, adapun rincian dari kegiatan tersebut meliputi pengiriman benih sumber
mendukung di 11 lokasi UPSUS dan TTP-TSP , pengiriman 4 orang detasir di 4 lokasi mendukung UPSUS dan TTP-TSP serta penyediaan serta penyediaan
tenaga ahli/narasumber ke 29 kegiatan yang di adakan oleh instansi lain untuk mendukung UPSUS dan TTP-TSP.
Salah satu kegiatan UPSUS ini adalah Budidaya Dilahan Gambut yang
berlokasi di desa Tunggal Bhakti Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimatan Barat. Sayuran daun merupakan salah satu sumber pendapatan petani di
perbatasan Malaysia jarak antara desa Tunggal Bhakti ke perbatasan sekitar 40 Km, sayuran yang berkembang terutama sayuran bayam, kangkung dan
sawi, Lahan yang ada di wilayah perbatasan mineral bergambut
dengan kedalaman gambut sekitar 50 cm. Pemanfaatan lahan gambut berkelanjutan dan ramah lingkungan, selain abu janjang sawit yang
merupakan limbah dari pabrik pengolahan sawit dan sisa akar tunggul pohon, sisa semak, serta limbah tanaman sayuran dilakukan pembakaran di
dalam bak pembakaran. Abunya dijadikan ameliorant untuk memperbaiki pH tanah dan menyediakan nutrisi bagi tanaman.
Untuk menanam sayuran maka lahan gambut dibuat bedengan ukuran
1,5x12 meter agar cocok dengan ukuran gembor penyiram tanaman. Jadi satu hektar lahan gambut dapat dibuat menjadi 440 bedengan. Petani
umumnya hanya mengelola sekitar 0,25 ha setara 110 bedengan. Sayuran sawi manis dapat dipanen sekitar 25 hari setelah pindah tanam secara
bergilir. Dengan mengelola 110 bedengan berarti petani dapat menanam
dan memanen sawi manis sebanyak 4 bedengan/hari, Jadi petani harus
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
36
menanam dan memanen sebanyak 4 bedengan per hari agar produksi sawi manis tersedia setiap hari dengan hasil panen rata-rata 120 kg/hari.
Gambar 12. Kegiatan Upsus di Lahan Gambut
3.2.2. Capaian Outcome Outcome
Berdasarakan uraian capaian sasaran di atas, teridentifikasi beberapa output
yang apabila dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome antara lain distribusi benih dan kerjasama lisensi. Benih sumber sayuran
generatif telah terdistribusi ke 27 BPTP dan 34 Dinas Pertanian di seluruh
Indonesia, bawang merah telah terdistribusi ke 13 BPTP dan 7 Dinas Pertanian, sedangkan kentang telah terdistribusi ke 1 BPTP dan 5 Dinas Pertanian.
Rekapitulasi penyebaran benih sayuran generatif, kentang dan bawang merah disajikan pada Tabel 9 dan Lampiran 6.
Tabel 10. Rekapitulasi penyebaran benih sayuran generatif, kentang dan bawang merah.
No. Konsumen Sayuran Generatif Bawang Merah Kentang
1 BPTP 27 13 1
2 Dinas Pertanian 34 7 5
3 Kelompok Tani 27 - 5
4 Perusahaan Swasta 11 2 6
5 Lembaga Pendidikan 63 19 3
6 Peneliti/Karyawan Balitsa 49 18 8
7 Lainnya 167 14 5
Royalti Kerjasama Lisensi dengan diberlakukannya Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) NO. 72 Tahun 2015 tentang Imbalan Yang Berasal dari PNBP
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
37
Royalti Paten, serta PMK NO. 06 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian Imbalan Yang Berasal Dari Royalti Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT)
Kepada Pemulia Tanaman Dalam Rangka Penggunaan Sebagian Dana PNBP,
maka inventor yang menghasilkan paten dan hak PVT yang telah dilisensi berhak mendapatkan royalti dari hasil penelitiannya yang dikerjasamakan dengan dunia
usaha. Sesuai dengan PMK tersebut, besaran royalti untuk inventor berkisar antara 10-40% tergantung dari besaran keseluruhan royalti yang diterima. Jika
total royalti di bawah Rp 100 juta, maka besaran yang diterima peneliti adalah 40%. Adapun untuk royalti yang nilainya lebih dari Rp 1 miliar, maka besaran
royalti untuk peneliti maksimal 10%. Tahun 2017 perolehan royalti Balai
Penelitian Tanaman Sayuran Kentang Varietas Medians sebesar 7,488,500, Kentang Varietas GM-05 Rp 17,000, dari penjualan tahun 2015.
Royalti tersebut telah diberikan kepada inventor Balitbangtan oleh Menteri Pertanian yang dalam hal ini diwakili oleh Inspektur Jenderal Kementan, pada
rangkaian Rapat Kerja Balitbangtan, pada tanggal 29 November 2016, di
Cimanggu, Bogor. Ini menjadi catatan prestasi yang cukup membanggakan bagi Balitbangtan. Royalti yang sudah dapat diberikan kepada inventor ini diharapkan
dapat mendorong minat inventor lain untuk menghasilkan paten dan PVT lebih banyak lagi. Tujuan utama Balitbangtan memang bukan untuk mendapatkan
royalti, namun royalti merupakan cerminan bahwa suatu teknologi telah berhasil dipasarkan dan digunakan oleh masyarakat luas.
Pada tahun 2017 ini kerjasama lisensi komoditas Kentang Varietas Medians
telah dilaksanakan oleh Balitsa dengan mitra kerja Koperasi Pondok Pesantren Darul Fallah melalui surat perjanjian nomor B-639.3/HM.240/H.3.1/04/2017
079/KKD/TM/IV/2017 per tanggal 19 April 2017.
3.2.3. Capaian Kinerja Lainnya
Pada tahun 2017, selain dari indikator kinerja sesuai PK, telah dihasilkan beberapa capaian kinerja lainnya, berikut diantaranya :
1. Melalui Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Genetik Sayuran tahun 2017 telah berhasil terejuvinasi 250 aksesi, terkarakterisasi 80 aksesi 496 aksesi hasil
eksplorasi. Kegiatan Rejuvinasi Sumber Daya Genetik Sayuran terdiri dari 4
komoditas meliputi kentang 105 aksesi, bawang merah 80 aksesi, bawang daun 45 aksesi dan jamur edibel 20 akses. Untuk kegiatan Karakterisasi Umum
Sumber Daya Genetik Sayuran terdiri dari 1 komoditas yaitu bawang merah 80 aksesi. Sedangkan untuk hasil eksplorasi terdiri dari 4 komoditas yaitu cabai 40
aksesi, kentang 25 aksesi, bawang merah 430 aksesi dan bawang daun 1 aksesi. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Sayuran ini telah terdokumentasi pada sistem
informasi plasmanutfah 1670 paspor data dan 453 karakter.
2. Telah dilaksanakan kerjasama luar negeri dengan mitra The Australian Center For Internasional Agriculture Research (ACIAR) melalui judul kegiatan Increasing
Produktivity of Alium and Solanaceaous vegetable crop in UIndonesia and
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
38
Subtropical Australia dan memperoleh dana sebesar RP.221.291.000,- Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
dan ACIAR, Australia dengan pelaksana kegiatan adalah BALITSA. Kegiatan ini
juga melibatkan peneliti dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, dan QAAFI. Penanggung jawab kegiatan ini di BALITSA adalah Dr. Witono
Adiyoga. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak tahun 2012 dan berdasarkan surat tertanggal 8 Juni 2017, kegiatan penelitian kerjasama ini diperpanjang
sampai dengan 30 Juni 2018. Tujuan dari kegiatan ini adalah:
a. Melakukan survey lanjutan untuk mengetahui distribusi PYLCV dan
pathogen lain yang menyerang allium di bagian Timur Indonesia. Dari
11 kegiatan untuk tujuan ini, hanya kegiatan Seleksi resistensi PYLCV yang masih berjalan. Kegiatan lainnya sudah selesai.
b. Melanjutkan penelitian kultur jaringan untuk menghilangkan virus dari alliums dan melakukan penelitian untuk mengidentifikasi pengaruh virus
terhadap produktivitas tanaman bawang merah. Kegiatan ini didukung
oleh 3 kegiatan penelitian laboratorium dan 2 kegiatan penelitian lapangan. Kelima kegiatan ini sudah mendekati penyelesaian karena
ditargetkan selesai pada akhir Oktober 2017
c. Evaluasi praktek budidaya untuk meningkatkan produksi True Seed
Shallot. Kegiatan ini meliputi 1 penelitian lapang oleh BALITSA dan 2 penelitian mahasiswa S3 UGM
d. Penelitian untuk memperbaiki sumber daya genetic allium dan cabai.
Dalam kegiatan ini dilaksanakan dua pertukaran plasma nutfah oleh UGM.
e. Melakukan penelitian tentang ICM untuk mengetahui akibat penggunaan N yang berlebihan dan adanya serangan fusarium pada
produksi bewang merah. Dalam kegiatan ini dilakukan 1 penelitian
lapangan oleh Balitsa (sudah panen) dan satu penelitian mahasiswa S2 UGM (sedang berjalan)
f. Melaksanakan workshops dan training untuk petani terkait dengan management budidaya tanaman yang baik, masalah pasar, persediaan
benih dan pengendalian OPT. Kegiatan ini menurut rencana akan
dilaksanakan di Sumatera Barat dan Jawa Timur.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
39
TSS mini-bulb trial
Percobaan tentang Efisiensi Penggunaan Nitrogen (NUE) dari dua varietas bawang merah yang ditanam di tanah Alluvial (termasuk pemilihan benih dan perawatan benih sebagai prasyarat) untuk mengatasi kelebihan N dan fusarium dalam bawang merah)
Gambar 13. Beberapa kegiatan kerjasama di Lapangan
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
40
3. Pada tahun 2017 Balitsa menerima sertifikat sebagai unit kerja berprestasi
wilayah bebas dari korupsi (WBK) lingkup Kementerian Pertanian tahun 2017
sesuai dengang SK Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor 791/Kpts/KP.590/11/2017 tanggal 29 Nopember 2017.
3.2.4. Keberhasilan PK tahun Sebelumnya
Keberhasilan Balitsa pada tahun 2017 yang merupakan luaran tahun 2016 adalah telah diperoleh SK pelepasan kentang dengan nama Dayang Sumbi
Agrihorti ( SK Kementan no: 091 / Kpts / SR.120 / D.2.7 / 8 /2016 );1 VUB
Mentimun Hibrida dengan nama Litsa 2. ( SK Kementan no: 114 / Kpts / SR.120 / D.2.7 / 10 /2016 ), 1 VUB Cabai Merah (Besar) Hibrida dengan nama Inata
Agrihorti ( SK Kementan no: 002 / Kpts / SR.120 / D.2.7 / 1 /2017 ) dan 1 VUB bawang merah dengan nama Violetta Agrihorti ( SK Kementan no: 001 / Kpts /
SR.120 / D.2.7 / 1 /2017 ).
3.2.5. Kendala dan Langkah Antisipasi
Permasalahan baik teknis maupun nonteknis yang dihadapi pada tahun ini adalah: Permasalahan teknis; 1) Capaian IKU benih sumber Cabai Hibrida
dan bawang merah TSS tidak mencapai 100 % (masing-masing 31,3 % dan 1,70 %), hal ini dikarenakan sulitnya mempredeksi musim dan turunya kabut serta
adanya angin topan siklun Dahlia yang mengakibatkan rusaknya beberapa rumah
kasa dan naungan yang digunakan untuk produksi kedua benih sumber tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan panen.
Tindak lanjut dan pemecahan masalah: 1) Perbaikan rumah kasa terutama atapnya untuk meneruskan produksi benih sumber cabai hibrida.
Perbaikan naungan dan penanaman ulang seluas 1 ha untuk produksi benih
sumber bawang merah , dengan estimasi hasil panen biji (TSS) sebanyak 100 Kg;2) KPA dan PPK akan melakukan pengawalan terhadap kinerja tim pengadaan
dan keuangan agar meningkatkan serapan anggaran, dengan estimasi pada akhir Desember serapan anggaran mencapai 94 %, sedangkan yang 6 % lagi yang
berasal dari sisa Belanja Gajih dan uang makan Pegawai, dan sisa kontrak
belanja modal dan belanja barang, yang tidak dapat diserap akan dikembalikan ke kas Negara.
3.3. Akuntabilitas Keuangan
3.3.1 Alokasi dan Realisasi Anggaran
Untuk melaksanakan kegiatan tahun 2017, Balitsa memperoleh Sumber
daya anggaran berasal dari DIPA Balitsa dan Hibah. Pagu awal APBN Balitsa TA.
2017 adalah senilai 30.082.861.000,-. Dalam perjalanan tahun anggaran 2017
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
41
terjadi pemblokiran dan penambahan angggaran, yaitu 1) DIPA revisi 1 tanggal 16 Mei 2017 adanya penambahan anggaran yang bersumber dari SMARTD
sebesar Rp. 306.500.000,-; 2) DIPA revisi 2 tanggal 20 Juli 2017 adanya Blockir
sebesar Rp.150.000.000,- ; 3) DIPA revisi 3 tanggal 16 Agustus 2017 adanya penambahan Anggaran (APBNP) sebesar Rp. 18.322.500.000,- ; 4) DIPA revisi 4
tanggal 19 September 2017 adanya penambahan Anggaran yang bersumber dari PNBP kerjasama sebesar Rp. 32.907.000,- ; 5) DIPA revisi 5 tanggal 21
Nopember 2017 adanya penambahan Anggaran sebesar Rp. 122.454.000,- yang bersumber dari penambahan PNBP; 6). DIPA revisi 6 tanggal 30 Nopember
adanya pergeseran antar pagu untuk optimalisasi Anggaran dan 7) DIPA revisi 7
tanggal 27 Desember 2017 adanya penambahan Anggaran sebesar RP. 221291.000,- yang berasal dari dana hibah . Total pagu Anggaran Balitsa setelah
adanya penghematan dan penambahan Anggaran sampai Desember 2017 yaitu Rp. 49.088.513.000,-. Perkembangan komposisi pagu Balitsa tersebut dapat
dilihat pada Tabel 11 berikut :
Tabel 11. Perkembangan Komposisi Pagu Anggaran Tahun 2017
No DIPA Tgl. Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Total
1 Awal 7 Desember 2016 14,302,861,000 9,630,000,000 6,150,000,000 30,082,861,000
2 Revisi 1 16 Mei 2017 14,302,861,000 9,630,000,000 6,456,500,000 30,389,361,000
3 Revisi 2 20 Juli 2017 14,302,861,000 9,630,000,000 6,456,500,000 30,389,361,000
4 Revisi 3 16 Agustus 2017 14,302,861,000 26,592,500,000 7,816,500,000 48,711,861,000
5 Revisi 4 19 September 2017
14,302,861,000 26,625,407,000 7,816,500,000 48,744,768,000
6 Revisi 5 21 Nopember 2017 14,302,861,000 26,625,407,000 7,938,954,000 48,867,222,000
7 Revisi 6 30 Nopember 2017 14,302,861,000 26,625,407,000 7,938,954,000 48,867,222,000
8 Revisi 7 27 Desember 2017 14,302,861,000 26.846.698.000 7.938.954.000 49.088.513.000
Berdasarkan laporan realisasi keuangan sampai dengan Desember 2017
serapan anggaran sebesar: Rp. 46,168,517,527,- (94.05%) dari pagu Rp.
49,088,513,000,- Adapun rincian realisasi keuangan berdasarkan jenis belanja adalah sebagai berikut :
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
42
Tabel 12. Realisasi DIPA. Tahun Anggaran 2016 dan 2017
No. Jenis Pengeluara
n
2016 2017
Pagu Anggaran
Realisasi Pagu Anggaran
Realisasi
(Rp) Rp. % (Rp) Rp. %
1 Belanja Pegawai
14,672,246,000 13.986.576.645 95.33 14.302.861.000 12.902.397.115 90,21
2 Belanja Barang
11,441,602,000 11.235.702.132 98.20 26.846.698.000 26.598.556.832 99,08
3 Belanja Modal
7,320,568,000 7.162.386.997 97,84 7.938.954.000 6.667.563.580 83,99
JUMLAH 33,434,416,000 32.481.867.774 97.15 49.088.513.000 46.168.517.527 94,05
Pagu Belanja Pegawai Balitsa pada tahun 2017 sebesar Rp14.302.861.000,- dari
jumlah yang dianggarkan dalam DIPA dengan realisasi sampai Desember 2017
mencapai Rp. 12.902.397.115 (90,21%). Prosentase Realisasi belanja barang 2017 sampai Desember 2017 Rp. 26.598.556.832,- (99,08 %) dan prosentase
realisasi belanja modal tahun 2017 sampai Desember 2017 Rp. 6.667.563.580,- (83,99%). Data pagu dan realisasi anggaran per output kegiatan disajikan pada
tabel 13.
Tabel 13. Data Pagu Dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA. 2017
KODE KEGIATAN PAGU REALISASI %
(RP) (RP)
1804.204.051
Benih Sumber Bawang Merah Berbasis SMM (UPBS)
1,783,000,000
1,772,069,940
99.39
1804.205.051
Produksi Benih Sumber Cabai Berbasis SMM (UPBS)
1,000,000,000
998,638,427 99.86
1804.207 Varietas Unggul Baru Tanaman Hortikultura
051 Perakitan VUB & Perbaikan Teknologi TSS yang Berdaya Saing & Produktivitas Tinggi
400,000,000
399,202,829 99.80
052 Perakitan Varietas Cabai Hibrida dengan Provitas >20 Ton/Ha
200,000,000
199,886,678
99.94
053.A Uji Keunggulan & Uji Kebenaran Kentang Olahan untuk Bahan Baku Industri Kripik
117,000,000
109,999,600
94.02
053.B
Pengelolaan Sumber Daya genetik sayuran untuk Menghadapi Tantangan Perubahan Iklim Global
200,000,000
198,712,129
99.36
1804.208 Teknologi & Inovasi Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura
051 Perakitan Teknologi Budidaya Bawang Merah dengan Provitas 40 Ton/Ha
350,000,000
347,912,298
99.40
052 Perbaikan teknologi Produksi Cabai dengan Provitas >20 Ton/Ha
350,000,000
343,163,549
98.05
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
43
Lanjutan : tabel 13 Data Pagu Dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA.
2017
KODE KEGIATAN PAGU REALISASI %
(RP) (RP)
053
Penelitian Perbenihan Mendukung Produksi Massal Benih Sayuran Strategis (APBNP)
400,000,000
392,944,862 98.24
1804.209 Diseminasi Inovasi Teknologi Komoditas Hortikultura
053.A.
Diseminasi Inovasi Teknologi & Dukungan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura
165,000,000
157,988,000
95.75
053.B Pengelolaan Kerjasama Penelitian
10,000,000
9,899,246
98.99
053.C Diseminasi Teknologi Produksi Benih Bawang Putih (APBNP)
300,000,000
295,434,079
98.48
053.D Diseminasi Teknologi Produksi Benih Kentang (APBNP)
300,000,000
286,693,229 95.56
053.E
Sustainable Productivity Improvements in Allium and Solanaceous Vegetable Crops in Indonesia and Sub-Tropical Australia
221,291,000
206,665,348 93.39
054
Diseminasi Inovasi Teknologi Mendukung UPSUS Swasembada Bawang Merah & Cabai
300,000,000
289,948,403 96.65
1804.301.002.052
Dukungan Perbenihan Komoditas Strategis Untuk Swasembada & ekspor (Calon Benih Sebar di Area Pertanaman ddg Estimasi Hasil 150.000 kg ) (APBNP)
5,862,500,000
5,846,286,133
99.72
1804.301.002.053
Dukungan Perbenihan Komokditas Strategis Untuk Swasembada & ekspor (Calon Benih Inti Bawang Putih dg Estimasi Hasil 150 Kg) (APBNP)
300,000,000
300,000,000
100.00
1804.302.051
Dukungan Perbenihan Komoditas Startegis Untuk Swasembada & Ekspor (Calon Benih Sumber 40.000 BotolPlanlet)(APBNP)
2,400,000,000
2,378,384,665 99.10
1804.302.052
Dukungan Perbenihan Komoditas Strategis Untuk Swasembada & Ekspor (Calon Benih Sebar Kentang DiArea Peratanaman dg Estimasi Hasil 360.000 Kg Umbi) (APBNP)
7,250,000,000
7,183,425,077
99.08
1804.951 Layanan Internal
051
Kendaraan Untuk Dukungan Perbenihan Komoditas Strategis Untuk Swasembada & Ekspor (APBNP)
392,500,000
388,970,500
99.10
053
Peralatan Untuk Dukungan Perbenihan Komoditas Strategis Untuk Swasembada & Ekspor (APBNP)
576,500,000
511,758,000
88.77
054 Pembangunan & Renovasi Gedung & Bangunan
A Revitalisasi Kebun Percobaan Serpong
3,125,000,000
2,516,314,668
80.52
B Pembangunan Screen House TSS (11 Unit x 120 M2)
3,025,000,000
2,523,662,570
83.43
C Perencanaan Revitalisasi Kebun Percobaan & Renovasi Gedung Kantor
306,500,000
224,065,842 73.10
D
Pembangunan Gudang Benih Untuk Dukungan Perbenihan Komoditas Strategis Untuk Swasembada & Ekspor (KP.Brastagi)(APBNP)
197,000,000
189,124,000
96.00
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
44
Lanjutan : tabel 13 Data Pagu Dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA.
2017
KODE KEGIATAN PAGU REALISASI %
(RP) (RP)
E
Pembangunan Gudang Benih Untuk Dukungan Perbenihan Komoditas Strategis Untuk Swasembada & Ekspor (KP.Margahayu (APBNP)
194,000,000
191,612,000
98.77
057 Layanan Manajemen Litbang Tanaman Hortikultura
A Pengelolaan Administrasi Bagian Pelayanan Teknis
287,000,000
286,167,338
99.71
B Pengelolaan Sarana & Prasarana Penelitian
428,000,000
419,166,565
97.94
C Pengelolaan PNBP
390,129,000
387,415,700
99.30
D Pengelolaan Administrasi Bagian Tata Usaha
184,000,000
180,191,824
97.93
E Sinkronisasi & Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan
346,232,000
346,097,713
99.96
F Sistem Pengendalian Internal
9,000,000
8,660,000
96.22
G Pengelolaan Perpustakaan & Website
31,000,000
30,814,579
99.40
1804.994 Layanan Perkantoran
001 Gaji & Tunjangan
14,302,861,000
12,902,397,115
90.21
002 Penyelenggaraan Operasional & Pemeliharaan Perkantoran
3,385,000,000
3,344,844,621 98.81
Total 49,088,513,000 46,168,517,527 94.05
Khusus dibidang penelitian pagu dan realisasi anggaran Belanja Barang Output Utama disajikan pada Tabel 14 Kisaran realisasi output utama per tanggal
20 Desember 2017 dari 70,35% - 97,24% dengan rata-rata 87,97%.
Tabel 14. Realisasi Anggaran Output Utama TA. 2017 Kegiatan output utama Pagu Realisasi %
Varietas Unggul Baru Sayuran 917.000.000 907.801.236 99,00
Benih sumber Bawang Merah 1.783.000.000 1.772.069.940 99,39
Benih sumber cabai merah 1.000.000.000 998.638.427 99,86
Calon Benih Sebar bawang putih 5.862.500.000 5.846.286.133 99,72
Calon Benih Inti Bawang Putih 300.000.000 300.000.000 100
Calon Benih Sumber Kentang 2.400.000.000 2.378.384.665 99,10
Calon Benih sebar kentang 7.250.000.000 7.183.425.709
99,08
Teknologi Sistem Agribisnis Sayuran Ramah Lingkungan
1.100.000.000 1,084,020,709
98,55
Pendukung 28.476.013.000 25,697,891,340
90,24
Jumlah 49.088.513.000 46,168,517,527 94,05
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
45
3.3.2 Pengelolaan PNBP
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi bagi
pendapatan negara. Secara umum realisasi PNBP Balitsa sampai dengan
Desember 2017 sebesar Rp. 859.473.557,- atau 343,79% dari yang ditargetkan (Tabel 15). Kelebihan realisasi dari target ini sebagian besar disumbang dari
UPBS dan Laboratorium Pengujian serta dari pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemeritah.
Tabel 15. Rekapitulasi pagu dan realisasi penerimaan PNBP Balai
Penelitian Tanaman Sayuran Tahun 2017 dan 2016 No. Uraian MAP 2016 2017
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Anggaran Penerimaan Anggaran Penerimaan
(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
PENERIMAAN UMUM
1 Penerimaan Jasa Lembaga Keuangan (Giro)
-
2 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL dan Lainnya TAYL
36,485,353
3 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian Yang Diderita Oleh Negara (Masuk TP/TGR) Bendahara
4 Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan
3,833,000
11,856,960 9.057.960
5 Pendapatan dari pemanfaatan BMN lainnya / Jasa Lainnya
6. Pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah
252.258.097
Jumlah Penerimaan Umum 3,833,000 48,342,313 261.316.057
PENERIMAAN FUNGSIONAL
6 Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan
255,304,000 426,294,750 97.000.000 327.139.000
7 Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan
8 Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan dan Teknologi Sesuai Dengan Tugas dan Fungsi Masing-Masing Kementerian dan Pendapatan DJBC
62,000,000 99,076,000 123.000.000 246.018.500
9 Penerimaan jasa lainnya 99,000,000 66,630,000 30.000.000 25.000.000
Jumlah Penerimaan Fungsional
416,304,000 592,000,750 250.000.000 598.157.500
Jumlah PNBP 420,137,000 640,343,063 250.000.000 859.473.557
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
46
3.3.3 Analisis Capaian Kinerja dan Efisiensi
Salah satu penilaian ketercapaian kinerja berdasarkan PMK 249/2011 yaitu
dengan nilai efisiensi dalam penggunaan anggaran. Nilai efisiensi tersebut merupakan perbandingan antara realisasi anggaran dengan realisasi volume
keluaran (RVK) terhadap pagu anggaran dengan target volume keluaran (TVK). Nilai efisiensi kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran secara lengkap disajikan
pada table 16
Tabel 16 Nilai Efisiensi Kinerja Balitsa 2017 No Indikator Rincian Pagu Realisasi TVK RVK Efisiensi Nilai
Efisiensi
1 Jumlah VUB
Jumlah VUB
917.000.000
907.801.236 3 3 1 53
2 Jumlah Calon
Benih Sumber
Bawang Merah
TSS
1.783.000.000 1.772.069.940 16 650 -3937,6 0
BS Cabai 1.000.000.000 998.638.427 40 100 -149,7 0
Calon BS Kentang
2.400.000.000 2.378.384.665 40.000 40.000 0.9 52
Calon Benih inti
Bawang Putih
300.000.000 300.000.000 150 150 0 50
3 Jumlah calon benih
sebar
Calon benih sebar
bawang putih
5.862.500.000 5.846.286.133 150.000
150.000
0.3 51
Calon benih
sebar kentang
7.250.000.000 7.183.425.709 360.000
360.000
0.9 52
4 Jumlah Teknologi
Jumlah Teknologi
1.100.000.000 1.084.020.709 5 5 1.4 54
5 Jumlah Diseminasi
Jumlah Disemina
si
1.075.000.000 1.039.962.957 2 2 3.2 58
Total 0.87 52
Keterangan; TVK= Target Volume Keluaran, RVK=Realisasi Volume Keluaran
Berdasarkan Tabel tersebut menunjukkan secara keseluruhan dari ke lima
indicator kinerja (Jumlah VUB, Jumlah Calon Benih Sumber, Jumlah calon benih sebar, Jumlah teknologi dan jumlah diseminasi) Balitsa menunjukkan efisiensi
sebesar 0.87 % dengan nilai efisiensi 52 %. Hal ini menunjukkan bahwa Balitsa dapat melakukan efisiensi anggaran sebesar 52% dari seluruh output yang
dihasilkan.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
47
BAB IV. PENUTUP
Capaian sasaran Balai Penelitian Tanaman Sayuran tahun 2017 diukur
dengan 4 (empat) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2017 sampai akhir Desember sebagian besar telah tercapai dengan
rata-rata capaian 82,67 %, dengan rincian IKU VUB mencapai 100%, IKU Benih Sumber mencapai rata-rata 61 %, IKU teknologi mencapai 100% dan IKU
Diseminasi Teknologi mencapai 100%. Dengan demikian capain Balitsa pada Tahun 2017 termasuk pada kriteria berhasil ( 80 - < 100%). Keberhasilan pencapaian
sasaran secara umum didukung oleh sumberdaya yang ada, terutama SDM peneliti,
litkayasa dan tenaga adminstrasi yang memadai.
Keberhasilan Balitsa pada tahun 2017 adalah: (1) telah diperoleh 3 VUB,
yaitu; 1 VUB bawang merah dengan nama yang diusulkan Violetta Agrihorti 2, 1 VUB Cabai Merah Toleran Virus ChiVMV dengan nama yang diusulkan Carvi
Agrihorti sudah pada tahap pendaftaran dan 1 VUB Kentang cocok sebagai
bahan baku olahan kentang dengan nama yang diusulkan Spudy Agrihorti masih dalam tahap pembuatan makalah (capaian IKU 100 %). (2) Telah
dihasilkan benih sumber bawang merah 26 Kg (capaian IKU 4 %), benih sumber cabai 40 Kg (capaian IKU 40 %), benih sumber Kentang 40.000 botol (capaian
IKU 100 %), calon Benih inti bawang putih 150 Kg (capaian IKU 100%), calon benih sebar bawang putih 150.000 Kg (capaian IKU 100%), dan calon benih
sebar kentang 360.000 Kg (capaian IKU 100%); (3) Telah tersedianya 5
teknologi inovatif sayuran (capaian IKU teknologi 100 %), (4) Telah tercapai 2 diseminasi teknologi tanaman sayuran (capaian IKU 100%).
Namun demikian, masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran baik Kendala teknis maupun non teknis . Kendala teknis seperti
sulitnya mempredeksi musim dan adanya angin topan siklun Dahlia yang
mengakibatkan rusaknya beberapa rumah kasa, yang pada akhirnya menyebabkan tidak tercapainya produksi benih sumber cabai hibrida dan bawang merah TSS.
Kendala non teknis seperti pencairan dana dan proses pengadaan yang terlambat masih dialami pada pelaksanaan kegiatannya, disamping itu adanya APBNP yang
cukup segnifikan (sebesar 60,91% dari dana APBN 2017) yang diluncurkan pada
pertengahan bulan agustus, sehingga hanya mempunyai waktu 3-4 bulan untuk menyelesaikan kegiatan dan penyerapan anggaran sampai akhir Desember. Hal ini
menyebabkan; Ada beberapa ouput teknologi yang tidak tercapai, karena proses biologis komoditas yang diteliti teknologinya membutuhkan waktu paling cepat 5
bulan . Upaya perbaikan tetap dilakukan oleh Balitsa dalam rangka tercapainya sasaran sasaran kegiatan, dengan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak
terkait, mengoptimalkan sumber daya yang ada dan memperbaiki fungsi
manajemen, terutama pada tahap pelaksanaan dan monev Kegiatan.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
48
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
49
Lampiran 1
Struktur Organisasi Balai Penelitian Tanaman Sayuran
KEPALA BALAI
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI JASA PENELITIAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI PELAYANAN
TEKNIK
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
50
Lampiran 2
Perkembangan LimaTahun Terakhir SDM Balitsa Berdasarkan Jenjang
Fungsional
SDM 2013 2014 2015 2016 2017
FUNGSIONAL 102
A. PENELITI
1. Peneliti Utama 14 13 14 11 10
2. Peneliti Madya 13 13 11 11 10
3. Peneliti Muda 9 8 12 12 14
4. Peneliti Pertama 9 11 16 15 12
5. Peneliti Non Klas 11 7 - 8 8
Jumlah 56 52 53 57 54
B. TEKNISI LITKAYASA
1. Teknisi Litkayasa Penyelia 9 7 6 7 7
2. Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan 7 5 5 4 3
3. Teknisi Litkayasa Pelaksana - 1 6 10 10
4. Teknisi Litkayasa Pemula - 6- 4 - -
5. Teknisi Litkayasa Non Klas 24 14 - - -
Jumlah 40 33 21 21 20
C. ARSIPARIS
Terampil Penyelia 1 1 1 1 1
Jumlah 1 1 1 1 1
D. PRANATA KOMPUTER
1. Ahli Madya - - - 1 1
2. Ahli Muda 1 1 1 - -
3. Ahli Pertama - - - - -
4. Pranata Komputer Pelaksana Lanjutan - - 1 1 1
Jumlah 1 1 2 2 2
E. PERPUSTAKAAN
1. Pustakawan Penyelia 1 1 1 - -
2. Pustakawan Non Klas 2 2 - - -
Jumlah 3 3 1 - -
F. PRANATA HUMAS
1. Pranata Humas Pertama 1 1 1 1 1
2. Pranata Humas Pelaksana Pemula - - - 1 1
Jumlah 1 1 1 2 2
NON-FUNGSIONAL 90 87 114 99 93
JUMLAH PNS 192 178 194 182 172
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
51
Lampiran 3. RENCANA STRATEJIK TAHUN 2016 s/d 2019
UPT : Balai Penelitian Tanaman Sayuran VISI : Menjadi Lembaga Penelitian Sayuran Terkemuka Dalam Mewujudkan Sistem Pertanian-
Bioindustri Berkelanjutan MISI 1. Membangun lembaga penelitian sayuran terkemuka yang menjadi referensi bagi
penyelesaian masalah dalam pengembangan sayuran dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan dan gizi, meningkatkan nilai tambah dan daya saing, serta mewujudkan kesejahteraan petani.
2. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian dan memanfaatkannya secara efisien, efektif untuk mewujudkan kinerja lembaga penelitian yang tranparan, akuntabel, professional dan berintegrasi tinggi .
3. Menghasilkan, mengelola, mendayagunakan dan mengembangkan invensi teknologi serta mendukung penyediaan logistik inovasi di lapangan agar mudah diakses oleh para pengguna untuk mendukung pengembangan sayuran nasional.
4. Menerapkan corporate management dalam penatakelolaan penyelenggaraan penelitian dan menerapkan paradigma scientific recognition dan impact recognition;
5. Mengembangkan jaringan kerjasama nasional melalui penguatan LITKAJIBANGLUHRAP dan kerjasama internasional menuju peningkatan kompetensi agar mampu menghasilkan terobosan inovasi guna menjawab permasalahan dalam pengembangan industri sayuran nasional dan peningkatan kesejahteraan petani.
TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
1. Menghasilkan varietas
unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi,
dan teknologi inovatif mendukung terwujudnya industri hortikultura yang
berdaya saing dan berkelanjutan
1. Tersedianya galur/klon dan
varietas unggul baru yang toleran terhadap cekaman biotik dan
abiotik serta terdistribusinya benih/bibit sumber dalam mendukung sistem pertanian
bioindustri berkelanjutan.
1. Meningkatkan perakitan dan penyediaan
varietas/galur unggul, benih, bibit, dan inovasi sistem perbenihan berdaya saing serta
memperkuat Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS);
2. Tersedianya teknologi budidaya off-season baik di lahan optimal maupun suboptimal dan
penanganan pasca panen sayuran segar yang dapat meningkatkan daya saing dan nilai tambah
didukung oleh teknologi nano, genomik, iradiasi, bioinformatika
dan bioprosesing mendukung sistem pertanian bioindustri
berkelanjutan.
2. Memanfaatkan teknologi yang bersifat high technology untuk analisis genom dan ekspresi gen dalam mempercepat penciptaan varietas
unggul baru sayuran;
2. Mengelola dan
mengembangkan potensi sumberdaya genetik hortikultura
3. Tersedianya data dan informasi
sumber daya genetik dan sumber daya hayati serta pemanfaatannya dalam mendukung sistem pertanian
bioindustri berkelanjutan.
3. Mengoptimalkan sumber daya penelitian
dalam rangka memacu peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian (scientific recognition), dan menghasilkan produk
sayuran berwawasan lingkungan, aman dan sehat serta dihasilkan dalam waktu yang
singkat, efisien dan berdampak luas (impact recognition) melalui kegiatan diseminasi yang intensif;
3. Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian unggulan
melalui jaringan penelitian dan pengkajian
(litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah.
4. Terpublikasinya karya tulis ilmiah dalam jurnal nasional dan
internasional, teknologi berpotensi HKI dan lesensi, serta perluasan
jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terciptanya lembaga penelitian
yang handal dan terkemuka.
4. Meningkatkan promosi dan diseminasi hasil penelitian melalui berbagai spektrum kepada
seluruh stakeholders nasional melalui jejaring PPP (public-private–partnership) maupun
internasional untuk mempercepat proses pencapaian sasaran pengembagan sayuran (impact recognition) pengakuan ilmiah
internasional (scientific recognition) dan perolehan sumber-sumber pendanaan
penelitian lainnya diluar APBN (eksternal fundings);
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
52
Lampiran 4
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
53
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
54
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
55
Lampiran 5
Permohonan pendaftaran varietas Bawang dan Cabai
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
56
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
57
Lampiran 6
JUSTIFIKASI KEGAGALAN
PRODUKSI BENIH SUMBER BAWANG MERAH (TSS)
I. PRODUKSI BIJI / TSS (TRUE SHALLOT SEED)
Target : 650 kg
Realisasi : 26 kg (4 %)
Target produksi benih TSS (True Shallot Seed) tidak tercapai target karena
mengalami gagal panen di semua lokasi penanaman. Produksi TSS dilakukan di 4 lokasi yaitu di Lembang Jawa Barat, Batu Malang Jawa Timur serta di Gurgur
dan Silangit Sumatera Utara. Target penanaman untuk 4 lokasi 4,5 Ha. Realisasi
penanaman Lembang 1 Ha, Batu Malang 2,3 Ha, Gurgur 0,7 Ha dan Silangit 0,6 Ha sehingga realisasi penanaman adalah 4,6 Ha.
Produk TSS di Lembang Bandung Jawa Barat
Penanaman produksi TSS di Lembang dilakukan 27 April 2017. Luas lahan untuk
untuk produksi benih TSS di Lembang adalah 1 Ha. Varietas yang ditanam adalah Trisula. Lokasi Lembang dipilih karena memenuhi syarat untuk produksi
TSS sesuai dengan petunjuk teknis produksi benih TSS.
Dari 1 Ha penanaman produksi TSS di Lembang diperoleh populasi 72500
tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya 70644
tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu hektar 373546 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 168 bunga. Jika pertumbuhan
optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara dengan 84 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1
umbel terdapat 504 biji. Dalam 1 Ha akan didapatkan 188.267.184 biji. Apabila diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 1
Ha adalah 94.133.592 biji. Berat 1000 biji TSS 2 gr, sehingga prediksi produksi
TSS seluas 1 Ha di Lembang adalah 188 kg.
Realisi produksi TSS di Lembang adalah 3.37 kg setara dengan 1,8 % dari
potensi porduksi yang dapat dicapai yaitu 188 kg. Penyebab kegagalan produksi TSS disebabkan oleh cuaca Buruk. Kelembaban udara di lembang sangat tinggi,
dari sejak tanam bulan April sampai panen bulan Oktober rata-rata kelembaban
bulanan selalu tinggi yaitu selalu diatas 83 %, bahkan kelembaban harian sering mencapai 90 %. Kadang-kadang turun hujan dan berkabut. Kondisi ini yang
menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit.
Penanaman dilakukan bulan April karena diharapkan pada bulan Juni saat bunga
mekar dan pembentukan kapsul hujan sudah berkurang, karena Lembang merupakan dataran tinggi basah sehingga saat pembentukan kapsul pada
produksi TSS tidak menhendaki adanya curah hujan dan kelembaban yang tinggi
agar diperoleh hasil yang optimal. Pada Bulan Juni ternyata memang hujan
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
58
sudah berkurang, tetapi kabut masih selalu turun di pagi hari, akibatnya kondisi lingkungan kelembabannya tinggi.
Pertumbuhan awal sampai berbunga sangat bagus. Persentase tanaman
berbunga mencapai 97 %. Pada saat pembentukan kapsul tanaman terserang penyakit akibat cuaca yang tidak mendukung yaitu kelembaban udara yang
tinggi. Bunga yang sudah mekar tidak berhasil menjadi kapsul karena tangkai bunga rusak dan menjadi kering akibat serangan penyakit.
Produksi TSS di Lembang (awal
pertumbuhan)
Produksi TSS di Lembang (awal
berbunga)
Produksi TSS di Lembang (tanaman mulai terserang
Penyakit)
Produksi TSS di Lembang, tanaman terserang penyakit)
Produk TSS di Batu Jawa Timur
Produksi TSS di Batu Malang Jawa Timur mulai menanam tanggal 25 Mei 2017.
Luas tanam produksi TSS di Batu aadal 2,3 Ha. Produksi TSS di Batu ditanam di
desa Tulungrejo dengan ketinggian 1400 dpl dan di desa Sumber Brantas dan dengan ketinggian 1500 dpl. Varietas yang diproduksi adalah varietas Bima
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
59
Brebes. Alasan Memilih lokasi ini adalah berdasarkan produksi tahun sebelumnya dilokasi yang sama telah dipakai untuk produksi TSS dan hasilnya bagus.
Dari 2,3 Ha penanaman produksi TSS di Malang diperoleh populasi 383.300
tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya 228.063 tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu
hektar 684.190 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika pertumbuhan optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai
50% atau setara dengan 71 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1 umbel terdapat 426 biji. Dalam 2,3 Ha akan didapatkan
291.465.153 biji. Apabila diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka
jumlah biji bernas dalam 2,3 Ha adalah 145.732.577 biji. Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 gr, sehingga prediksi produksi TSS seluas 2,3 Ha di Batu Jawa
Timur adalah 291 kg.
Realisasi produksi TSS di gugur adalah 1,7 kg atau setara dengan 0,6 % dari potensi
porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 291. Penyebab kegagalan terjadinya
cuaca ekstrim yaitu sering turun hujan dan berkabut. Produksi benih di Batu Malang dikerjasamakan dengan petani kooperator. Sejak tanam hingga panen
petani kooperator telah membuat laporan kepada Balitsa mengengenai adanya cuaca buruk yang kurang menguntungkan terhadap pertumbuhan tanaman.
Laporan yang dilakukan yaitu pada tanggal 5 Juli, 19 Agustus, 8 September dan
2 Oktober 2017. Pada intinya yang dilaporkan adalah kedaan cuaca yaitu terjadinya hujan dan kabut yang menyebabkan kelembaban tinggi yang
mengakibatkan serangan penyakit pada tanaman bawang merah untuk produksi TSS. Cuaca buruk terjadi selama musim tanam yaitu sejak pertumbuhan
vegetatif sampai panen.
Pada awal pertumbuhan sampai keluar bunga kondisi tanaman masih bagus. Namun setelah bunga mulai mekar di lokasi produksi TSS sering turun hujan dan
berkabut. Kabut turun setiap hari pada malam hari, pagi dan sore. Akibat seringnya hujan dan kabut tersebut maka tanaman terserang penyakit. Penyakit
menyerang pada bagian tangkai bunga sehingga bunga yang belum atau sudah mekar tidak berhasil menjadi kapsul dan tidak menghasilkan biji. Sehingga
menyebabkan gagal panen.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
60
Produksi TSS di Tulungrejo Batu Malang
Produksi TSS di Tulungrejo Batu
Malang
Produksi TSS di Tulungrejo Batu Malang
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
61
Kondisi hasil panen biji di Batu Malang Jawa Timur
Produk TSS di Gurgur Sumatera Utara
Produksi TSS di Gurgur dilaksanakan 1 Juni 2017 dengan luas lahan 0,7 HA.
Varietas yang ditanam adalah Bima Brebes. Pemilihan lokasi KP Gurgur adalah karena berdasarkan uji coba tahun-tahun sebelumnya KP gurgur adalah lokasi
yang paling bagus untuk produksi TSS.
Target luas tanam di KP Gurgur Sumut target penanaman seluas 1,5 Ha. Apabila
terealisasi penanaman seluas 1,5 Ha jumlah populasi tanaman mencapai 250.000
tanaman, bila diasumsikan persentase tanaman hidup 80% maka populasi tanaman menjadi 200.000.
Jika jumlah tanan yang hidup 70 % menghasilkan bunga dan setiap tanaman yang berbunga menghasilkan 3 umbel maka potensi jumlah umbel 600.000.
Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika pertumbuhan optimal maka
persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara dengan 71 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1 umbel
terdapat 426 biji. Dalam 1,5 Ha akan didapatkan 255.600.000 biji. Apabila diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 1,5
Ha adalah 127.800.000 biji. Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 g, sehingga prediksi produksi TSS seluas 1,5 Ha di Gurgur adalah 255 kg.
Penanaman di KP Gurgur baru mencapai luasan 7000 m2 (0,7 Ha) dan dengan
kondisi optimal prediksi produksi TSS nya adalah 120 kg.
Realisasi produksi TSS di gugur adalah 4,46 kg atau setara dengan 3,7 % dari
potensi porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 120 kg. Penyebab gagalnya
produksi biji di KP Gurgur adanya demo warga yang mengklaim bahwa lahan KP Gurgur merupakan milik warga sedang demo. Warga yang sedang demo
melarang untuk melanjutkan kegiatan tanam dan pemeliharan produksi TSS di KP Gurgur.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
62
Kronologi terjadinya demo warga : Pada hari Selasa tanggal 13 bulan Juni 2017 jam 5:09 wib disaat sedang melakukan pemeliharaan tanaman yaitu penyiraman
tanaman. Pada saat pekerja sedang melakukan pemeliharaan tanaman tiba-tiba
muncul seorang pria paruh baya naik kendaraan bermotor dan memotret kami. Kemudian dia memanggil Parlindungan (karyawan KP Berastagi) yang memakai
topi merah dan menanyakan siapa yang memberi ijin melakukan aktifitas di lokasi ini. Lalu Parlindungan memanggil (Fatiani Manik) untuk memberi
penjelasan. Fatiani Manik menjelaskan bahwa tanaman sudah tumbuh dan perlu pemeliharaan yaitu penyiraman karena kondisi iklim yang panas terik (tidak
pernah hujan). Kemudian muncul Kepala Kebun Percobaan Gurgur Balige
(Jintamin Saragih) menyatakan untuk meneruskan aktifitas dan menjamin keselamatan kami. Selang 10 menit kemudian datanglah sebuah mobil kijang
hitam dan di dalam mobil ada 5 orang laki-laki paruh baya yang salah satunya adalah kepala desa. Mereka melarang kami untuk melanjutkan kegiatan dengan
alasan bahwa tanah tersebut adalah tanah mereka. Kami berusaha memberi
penjelasan untuk kegiatan tersebut tetapi mereka tetap melarang untuk menambah luasan penanaman dan pemeliharaan.
Seperti pada gambar jelas terlihat bahwa jaringan air sudah kami buat sangat
baik untuk kelancaran pemyiraman dan pemupukan. Pipa air kami sambung dari kolam yang ada di kampung dengan memperbaiki mesin pompa air yang ada di
kolam agar air mengalir ke lokasi penanaman. Setelah kejadian pelarangan
tersebut pipa air dari kolam ke lahan tanaman bawang merah diputus mengakibatkan kami mengalami kesulitan untuk melakukan penyiraman,
penyemprotan dan pemupukan pada tanaman bawang merah. Sementara kondisi cuaca panas terik mengakibatkan banyak tanaman yang mati karena
kurang siram. Selain pipa air diputus tenaga kerja orang kampung yang bekerja
lokasi bawang merah dilarang dan diancam.
Setelah terjadi demo masyarakat di penanaman tidak boleh dilajutkan lagi oleh
masyarakat sekitar padahal target penanaman masih kurang 0,8 Ha. Untuk memenuhi target penanaman menjadi 1,5 Ha maka kemudian penanaman di
lakukan lokasi baru yaitu di Silangit Tapanuli Utara. Akibat dari demo masyarakat
, bawang merah yang baru ditanam tidak bisa disiram selama satu minggu
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
63
sehingga tanaman banyak yang mati dan hanya tersisa kurang lebih 30 % dari populasi awal. Kondisi pertumbuan tanaman tidak maksimal karena kurang
penyiraman pada awal tanam. Dari 30 % populasi tanaman yang tersisa hanya
30 % yang menghasilkan bunga sebagai akibat pertumbuhan awal yang terganggu. Pada waktu pembentukan kapsul terjadi serangan penyakit sebagai
akibat seringnya turun hujan, sehingga mengakibatkan terjadinya gagal panen.
Produksi TSS di Gurgur Sumut
Produksi TSS di Gurgur Sumut
Produksi TSS di Gurgur Sumut
Produk TSS di Silangit Sumatera Utara
Waktu tanam produksi TSS di Silangit dilakuakn tanggal 8 Juli 2017. Lokasi ini merupakan lokasi pindahan dari KP Gurgur karena di KP Gurgur tidak mungkin
menambah lagi penanaman karena situasinya tidak memungkinkan karena
adanya demo masyarakat. Alasan pemilihan lokasi di Silangit karena lokasi tersebut merupakan dataran tinggi dan masih berdekatan dengan KP Gurgur.
Luas tanam di Silangit adalah 6000 m2 dari target 8000 m2. Di Silangit hanya bisa menanam 6000 m2 (0,6 Ha) karena benih sudah banyak yang rusak karena
sudah tertunda penanamannya selama 2 minggu pemindahan lokasi.
Dari 0,6 Ha penanaman produksi TSS di Silangit diperoleh populasi 100000
tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya 60000
tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu hektar
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
64
181000 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika pertumbuhan optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara
dengan 71 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1
umbel terdapat 426 biji. Dalam 0,6 Ha akan didapatkan 291.465.153 biji. Apabila diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas
dalam 2,3 Ha adalah 77.106.000 biji. Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 gr, sehingga prediksi produksi TSS seluas 0,6 Ha di Silangit adalah 77 kg.
Realisasi produksi benih TSS di Silangit sebesar 1,4 kg atau setara dengan 1,8 % dari potensi porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 77. Penyebab gagalnya
produksi biji di Silangit adalah :
a. Benih banyak yang sudah rusak karena penanaman ditunda selam 2 minggu akaibat pemindahan lokasi dari KP Gurgur ke Silangit. Benih
tersebut sudah divernalisasi seharusnya langsung ditanam karena benih pada dasarnya sudah tumbuh. Karena menunggu persiapan lahan
sehingga benih banyak yang rusak sebelum ditanam.
b. Pengolahan lahan yang kurang bagus karena terburu-buru harus siap untuk ditanami. Seharusnya lahan setelah diolah tidak langsung ditanami
supaya seresah dan pupuk kandang mengalami proses terdekomposisi sehingga bagus untuk pertumbuhan tanaman.
c. Cuaca ekstrim yang kurang mendukung untuk pertumbuhan tanaman. Dari bulan Agustus sampai bulan Desember banyak terjadi hujan.
Kondisi tanaman di Silangit pada awal pertumbuhan sama seperti dilokasi lain yaitu pertumbuhannya sangat bagus. Namun pada perkembangannya di Silangit
sering turun hujan dan sering berkabut. Hal ini berbeda dengan di KP Gurgur yang merupakan dataran tinggi kering dan tidak berkabut. Lokasi Silangit
ternyata merupakan dataran tinggi basah dan kadang-kadang berkabut. Akibat
sering hujan dan berkabut maka kelembaban menjadi tinggi. Sejak awal penanaman sering terjadi hujan, bulan Juli terjadi 14 hari hujan, bulan Agustus
terjadi 14 hari hujan, bulan September terjadi 24 hari hujan, bulan Oktober terjadi 17 hari hujan, bulan November terjadi 26 hari hujan dan bulan Desember
terjadi 24 hari hujan. Hujan yang terjadi terus-menerus menyebabkan
kelembaban yang tinggi yang menyebabkan tanaman terserang penyakit. Saat pembentukan kapsul serangan penyakit semakin tinggi sehingga bunga-bunga
bawang merah mati sebelum menjadi kapsul. Sebagai akibat kondisi lingkungan yang kurang memungkinkan tersebut maka panen biji di Silangit mengalami
kegagalan.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
65
Produksi TSS di Silangit Tapanuli Utara
Sumut
Produksi TSS di Silangit
Tapanuli Utara Sumut
Tindak Lanjut Dari Kegagalan Produksi TSS
Setelah terjadi kegaggalan produksi TSS di 4 Lokasi kemudian tindak lanjutnya adalah menanam ulang sesuai dengan kemampuan sember daya yang ada.
Lokasi penanaman dilakukan di Lembang di tempat yang sama ketika produksi TSS sebelumnya. Luas penanaman adalah 1 Ha. Tanam dilakukan tanggal 27
Oktober 2018. Dari penanaman seluas 1 Ha hanya setengahnya yang mampu berbunga. Pada saat pembentukan kapsul terjadi lagi serangan penyakit.
Dari luasan 1 Ha dibagi dalam 2 blok. Masing-masing blok seluas 1 Ha. Hanya
Blok 1 yang mampu berbunga dengan luas lahan 0,5 Ha. Untuk blok 2 pertumbuhan kurang bagus dan hanya akan dipanen benih umbinya. Blok 1
mempunyai populasi tanaman hidup 35322. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu hektar 104580 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel
152 bunga. Jika pertumbuhan optimal maka persentase bunga menjadi kapsul
bisa mencapai 50% atau setara dengan 76 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1 umbel terdapat 456 biji. Dalam 0,5 Ha
tersebut akan didapatkan 47.688.480 biji. Apabila diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 0,5 Ha adalah 23.844.240 biji.
Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 gr, sehingga prediksi produksi TSS seluas 1 Ha di Lembang dalam kondisi pertumbuhan optimal adalah 48 kg.
Kondisi tanaman terserang penyakit pada saat pembentukan kapsul walaupun
serangannya tidak seberat musim tanam sebelumnya. Umbel sudah mulai dipanen sedang dijemur untuk diproses lebih lanjut. Perkiraan jumlah biji yang
dihasilkan adalah 15 kg atau setara dengan 31,25 % dari potensi hasil yang mungkin dapat dicapai.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
66
Tanam Ulang Produksi TSS di Lembang
Tanam Ulang Produksi TSS (mulai terserang penyakit)
II. PRODUKSI BENIH UMBI Target : 15000 kg
Realisasi : 8200 kg (54 %)
Produksi umbi diperoleh dengan menanam khusu produksi benih umbi dan umbi yang diperoleh pada waktu produksi TSS. Pada saat produksi TSS diharapkan
selain produksi biji juga dihasilkan produksi umbi (hasil samping).
Target tahun 2017 adalah 15000 kg benih umbi dan realisasinya baru 8200 kg sehinga tidak tercapai target. Realisasi baru mencapai 54 %.
Tidak tercapainya target ini disebabkan oleh :
- Ada yang belum panen pada produksi benih umbi.
- Kerusakan tanaman akibat serangan penyakit pada produksi TSS
mengakibatkan benih umbinya (hasil samping) rusak dan tidak bisa dijadikan benih.
Kondisi umbi hasil samping
produksi TSS
Kondisi umbi hasil samping
produksi TSS
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
67
DATA IKLIM DARI STASIUN KLIMATOLOGI MARGAHAYU (II) LEMBANG
Januari 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 19 87 24 15 0
2 19,8 86 24 15 0
3 19 87 24 15 0
4 19 88 24 15 0
5 18 85 24 15 0
6 18 86 24 15 6,5
7 19 85 24 15 0
8 19 82 24 15 0
9 20 87 24 15 0
10 20 88 24 15 0
Jmh 171 861 240 150 6,5
11 19 80 24 15 0
12 19 80 24 15 0
13 19 83 24 15 0
14 20 85 24 15 0
15 20,6 87 24 15 0
16 20 86 24 15 0
17 19,6 87 24 15 0
18 20 87 24 15 0
19 19,5 89 24 16 0
20 20 90 24 15 0
Jmh 196,7 854 240 151 0
21 19,6 78 24 15 0
22 19 86 24 15 26,5
23 19,6 85 24 15 16,5
24 19 87 24 15 0
25 19 89 24 16 0
26 19 88 24 16 0
27 20 84 24 15 0
28 19,8 85 24 15 0
29 20 89 25 15 6,5
30 19,6 90 24 15 0
31 19,8 90 24 15 0
Jmh 214,4 951 265 167 49,5
Jmh/B 582,1 2666 745 468 56
Rata2/B 18,78 86,00 24,03 15,10 1,81
Februari 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 18 84 23 16 0
2 18 86 23 16 0
3 19 85 24 16 0
4 18 78 23 15 0
5 19 79 24 15 0
6 18 76 23 15 0
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
68
7 19 75 24 15 19,5
8 19 88 24 16 0
9 19 87 24 15 13,5
10 19 85 24 16 0
Jmh 206,9 823 236 155 33
11 20 86 24 15 11,5
12 20 85 24 15 9,5
13 19 85 24 16 7,5
14 19 85 24 16 0
15 19 85 25 15 0
16 19 86 24 15 28,5
17 18 89 23 15 0
18 18 87 23 15 0
19 19 88 24 15 0
20 18 87 23 16 0
Jmh 207,7 863 238 153 57
21 19 87 24 16 22,5
22 18 86 24 15 0
23 18 85 24 15 28,5
24 19 87 24 16 18,5
25 19 85 24 15 9,5
26 19 86 24 16 13,5
27 20 87 24 15 0
28 20 88 24 15 39,5
Jmh 152 691 192 123 132
Jmh/B 566,6 2377 666 431 222
Rata2/B 20,24 84,89 23,79 15,39 7,93
Maret 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 20 90 24 15 24,5
2 20 88 23 17 20,5
3 20 90 24 16 9,5
4 20 87 24 15 0
5 21 89 24 15 10,5
6 21 88 24 15 39,5
7 20 89 24 15 34,5
8 22 89 25 14 0
9 22 90 25 14 7,5
10 21,8 90 25 14 21,5
Jmh 206,9 890 242 150 168
11 20 92 24 15 6,5
12 21,6 90 25 14 0
13 20 87 24 15 0
14 21 89 25 14 0
15 21 88 25 15 0
16 21 89 25 14 0
17 20 80 24 14 7,5
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
69
18 20 90 25 15 21,5
19 22 90 25 14 39,5
20 22 89 25 14 0
Jmh 207,7 884 247 144 75
21 22 90 26 14 0
22 21,6 91 25 14 9,5
23 21,8 89 26 14 79,5
24 22 87 25 14 0
25 22 88 25 14 0
26 19,8 85 24 14 0
27 20,4 89 25 14 0
28 20,8 90 25 14 8,5
29 22 92 26 14 11,5
30 21,6 89 25 14 0
31 22 90 26 14 28,5
Jmh 236 980 278 154 137,5
Jmh/B 650,6 2754 767 448 380,5
Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 12,27
April 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 20 90 24 15 0
2 20 88 23 17 8,5
3 20 90 24 16 0
4 20 87 24 15 11,5
5 21 89 24 15 18,5
6 21 88 24 15 0
7 20 89 24 15 0
8 22 89 25 14 0
9 22 90 25 14 0
10 21,8 90 25 14 0
Jmh 206,9 890 242 150 38,5
11 20 92 24 15 0
12 21,6 90 25 14 0
13 20 87 24 15 0
14 21 89 25 14 0
15 21 88 25 15 0
16 21 89 25 14 0
17 20 80 24 14 0
18 20 90 25 15 0
19 22 90 25 14 0
20 22 89 25 14 0
Jmh 207,7 884 247 144 0
21 22 90 26 14 0
22 21,6 91 25 14 9,5
23 21,8 89 26 14 19,5
24 22 87 25 14 0
25 22 88 25 14 0
26 19,8 85 24 14 0
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
70
27 20,4 89 25 14 0
28 20,8 90 25 14 6,5
29 22 92 26 14 8,5
30 21,6 89 25 14 0
31 22 90 26 14 28,5
Jmh 236 980 278 154 72,5
Jmh/B 650,6 2754 767 448 111
Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 3,58
Mei 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 20 90 24 15 18,5
2 20 88 23 17 13,5
3 20 90 24 16 0
4 20 87 24 15 6,5
5 21 89 24 15 9,5
6 21 88 24 15 0
7 20 89 24 15 0
8 22 89 25 14 0
9 22 90 25 14 0
10 21,8 90 25 14 58,5
Jmh 206,9 890 242 150 106,5
11 20 92 24 15 0
12 21,6 90 25 14 0
13 20 87 24 15 0
14 21 89 25 14 0
15 21 88 25 15 0
16 21 89 25 14 0
17 20 80 24 14 0
18 20 90 25 15 0
19 22 90 25 14 0
20 22 89 25 14 0
Jmh 207,7 884 247 144 0
21 22 90 26 14 0
22 21,6 91 25 14 0
23 21,8 89 26 14 0
24 22 87 25 14 0
25 22 88 25 14 0
26 19,8 85 24 14 0
27 20,4 89 25 14 0
28 20,8 90 25 14 0
29 22 92 26 14 14,5
30 21,6 89 25 14 0
31 22 90 26 14 0
Jmh 236 980 278 154 14,5
Jmh/B 650,6 2754 767 448 121
Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 3,90
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
71
Juni 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 19,6 88 24 14 0
2 19 87 24 14 65,5
3 19,8 89 24 14 0
4 19,6 86 24 14 0
5 18,8 85 24 14 0
6 19 87 24 24 15,5
7 20 84 24 15 0
8 20,4 84 24 15 0
9 20,6 87 24 15 0
10 19,8 88 24 14 0
Jmh 206,9 865 240 153 81
11 18,6 80 24 14 0
12 19,6 86 24,6 14 0
13 19 84 24 14 0
14 19,4 87 24 14 0
15 20,2 89 24 15 0
16 19,8 88 24 14 0
17 19,6 87 24 14 0
18 19 85 24 14 0
19 20 88 24 15 0
20 19,6 89 24 14 0
Jmh 207,7 863 240,6 142 0
21 19 84 24 14 0
22 20 89 24 15 0
23 19,8 88 24 14 0
24 19 87 24 14 0
25 20 89 24 15 0
26 20,4 89 24 15 0
27 20,6 89 24 14 0
28 19 86 24 14 0
29 19 86 24 14 0
30 19 85 24 15 0
31 0 0 0 0 0
Jmh 175,2 872 240 144 0
Jmh/B 589,8 2600 720,6 439 81
Rata2/B 19,03 83,87 23,25 14,16 2,61
Juli 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 18,6 80 26 16 0
2 19,2 87 25 15 0
3 19,6 88 26 16 0
4 19 88 25 15 0
5 20 89 26 16 0
6 20,4 89 25 15 0
7 18,2 85 25 15 0
8 19,6 85 25 15 0
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
72
9 18,6 86 25 15 0
10 18,8 86 26 16 0
Jmh 192 863 254 154 0
11 19 86 25 15 0
12 19,8 86 25 15 0
13 19,6 87 25 15 0
14 19 88 25 15 0
15 20 89 26 16 0
16 20,2 89 25 15 0
17 20,4 89 25 15 0
18 19,6 86 25 15 0
19 20 86 25 15 0
20 19,6 88 24 14 0
Jmh 197,2 874 250 150 0
21 19 89 26 16 0
22 18,8 87 26 16 0
23 19 84 25 15 0
24 19,6 87 26 16 0
25 19 85 25 15 0
26 20 88 26 16 0
27 20,2 87 25 15 0
28 20,6 86 26 16 0
29 19,4 85 25 15 29,5
30 19,6 84 25 15 0
31 19,8 82 25 15 0
Jmh 215 944 280 170 29,5
Jmh/B 604,2 2681 784 474 29,5
Rata2/B 19,49 86,48 25,29 15,29 0,95
Agustus 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 20,4 90 24 15 0
2 20 88 23 17 0
3 19 90 24 16 0
4 19,6 87 24 15 0
5 19,4 89 24 15 0
6 19 88 24 15 0
7 19,6 89 24 15 0
8 20,4 89 25 14 0
9 20 90 25 14 0
10 20 90 25 14 0
Jmh 197,4 890 242 150 0
11 19 88 26 16 0
12 19,8 88 25 15 0
13 20 89 25 15 0
14 20,4 89 26 16 0
15 19,8 88 26 16 0
16 20,4 89 25 15 0
17 20,6 89 25 15 0
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
73
18 20,8 89 25 15 0
19 19,8 86 25 15 0
20 20,4 89 25 15 0
Jmh 201 884 253 153 0
21 19,6 88 26 16 0
22 20,4 89 25 16 0
23 19 86 25 15 0
24 19,8 86 25 15 0
25 19 82 25 15 0
26 19,8 87 25 16 0
27 20 89 25 15 0
28 20 85 25 15 0
29 19,4 87 25 16 0
30 20 89 25 15 0
31 20,6 89 25 15 0
Jmh 217,6 957 276 169 0
Jmh/B 616 2731 771 472 0
Rata2/B 19,87 88,10 24,87 15,23 0
September 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 19,6 86 26 15 0
2 19,4 88 25 17 0
3 20 89 25 16 0
4 18,9 87 25 15 0
5 19 88 24 15 0
6 19 88 24 15 0
7 19 88 24 15 0
8 19 88 25 14 0
9 20,4 89 25 14 0
10 20,6 89 25 14 0
Jmh 194,9 880 248 150 0
11 19 84 24 15 0
12 19,8 86 25 14 0
13 19,6 85 24 15 0
14 19 87 25 14 0
15 20 89 25 15 0
16 20 89 25 14 0
17 19,8 88 24 14 0
18 20 90 25 15 0
19 20,4 90 25 14 0
20 20,4 89 25 14 0
Jmh 198 877 247 144 0
21 19,8 86 26 14 0
22 19,6 86 25 14 0
23 20 89 26 14 0
24 20,4 89 25 14 0
25 19,8 88 25 14 0
26 20,4 89 24 14 0
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
74
27 19,6 87 25 14 46,5
28 19 88 25 14 9,5
29 20 89 26 14 6,5
30 19,4 88 25 14 0
31 19,8 88 26 14 0
Jmh 217,8 967 278 154 62,5
Jmh/B 610,7 2724 773 448 62,5
Rata2/B 19,70 87,87 24,94 14,45 2,02
Oktober 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 19,9 88 25 15 0
2 20,4 88 25 16 0
3 19 88 25 15 8,5
4 19 88 25 15 63,5
5 19,6 88 26 16 0
6 19,4 88 25 15 0
7 19,8 88 25 15 0
8 20,2 90 24,2 14 48,5
9 19,8 88 25 25 9,5
10 20,4 90 25 25 17,5
Jmh 197,5 884 250,2 171 147,5
11 19,6 87 25 15 6,5
12 19 88 25 15 79,5
13 19 87 26 16 0
14 19,8 89 25 15 0
15 20 90 26 16 0
16 19,4 87 25 15 0
17 20 89 26 16 19,5
18 20,6 90 25 14 8,5
19 20,2 90 26 16 12,5
20 19,8 89 25 14 22,5
Jmh 197,4 886 254 152 149
21 19,8 90 25 15 0
22 19 84 25 14 0
23 19,4 88 25 14 0
24 19,2 87 25 15 18,5
25 19,6 88 25 15 30,5
26 19,8 87 24 14 22,5
27 20,2 90 25 14 42,5
28 20 89 25 15 0
29 19,6 89 24 14 0
30 20,4 90 25 15 0
31 19 89 24 14 0
Jmh 216 971 272 159 114
Jmh/B 610,9 2741 776,2 482 410,5
Rata2/B 19,71 88,42 25,04 15,55 13,24
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
75
November 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 19 88 26 16 0
2 19,8 87 26 16 0
3 18,9 86 25 15 0
4 19,8 89 26 16 8,5
5 19,8 89 25 15 24,5
6 19 88 26 16 49,5
7 20 90 25 15 31,5
8 19,8 89 25 15 43,5
9 19 89 25 15 0
10 19,2 89 25 15 60,5
Jmh 194,3 884 254 154 218
11 19,6 89 25 15 22,5
12 19 88 26 16 18,5
13 20 90 25 15 6,5
14 19,6 89 26 16 27,5
15 20,4 87 25 15 11,5
16 19,6 86 25 15 0
17 19,6 89 25 15 31,5
18 19,8 89 25 15 37,5
19 19 86 25 15 0
20 20 90 26 16 46,5
Jmh 196,6 883 253 153 202
21 19,8 88 25 15 9,5
22 20,4 89 26 16 7,5
23 20 89 25 15 0
24 19,6 87 26 16 0
25 19,4 87 25 15 0
26 20,6 89 26 16 0
27 20,2 89 25 15 0
28 19,8 88 26 16 11,5
29 20,4 89 25 15 8,5
30 19,6 87 25 15 6,5
31 Jmh 199,8 882 254 154 43,5
Jmh/B 590,7 2649 761 461 463,5
Rata2/B 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45
Desember 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 19 88 26 16 0
2 19,8 87 26 16 0
3 18,9 86 25 15 0
4 19,8 89 26 16 8,5
5 19,8 89 25 15 24,5
6 19 88 26 16 49,5
7 20 90 25 15 31,5
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
76
8 19,8 89 25 15 43,5
9 19 89 25 15 0
10 19,2 89 25 15 60,5
Jmh 194,3 884 254 154 218
11 19,6 89 25 15 22,5
12 19 88 26 16 18,5
13 20 90 25 15 6,5
14 19,6 89 26 16 27,5
15 20,4 87 25 15 11,5
16 19,6 86 25 15 0
17 19,6 89 25 15 31,5
18 19,8 89 25 15 37,5
19 19 86 25 15 0
20 20 90 26 16 46,5
Jmh 196,6 883 253 153 202
21 19,8 88 25 15 9,5
22 20,4 89 26 16 7,5
23 20 89 25 15 0
24 19,6 87 26 16 0
25 19,4 87 25 15 0
26 20,6 89 26 16 0
27 20,2 89 25 15 0
28 19,8 88 26 16 11,5
29 20,4 89 25 15 8,5
30 19,6 87 25 15 6,5
31 Jmh 199,8 882 254 154 43,5
Jmh/B 590,7 2649 761 461 463,5
Rata2/B 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45
Data Iklim Rata-rata Bulanan
Suhu Kelembaban Maximum Minimum Hujan
Bulan oC % oC oC mm
Januari 18,78 86,00 24,03 15,10 1,81
Februari 20,24 84,89 23,79 15,39 7,93
Maret 20,99 89,16 24,74 14,45 12,27
April 20,99 88,84 24,74 14,45 3,58
Mei 20,99 88,84 24,74 14,45 3,90
Juni 19,03 83,87 23,25 14,16 2,61
Juli 19,49 86,48 25,29 15,29 0,95
Agustus 19,87 88,10 24,87 15,23 0,00
September 19,70 87,87 24,94 14,45 2,02
Oktober 19,71 88,42 25,04 15,55 13,24
November 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45
Desember 20,09 89,00 25,19 15,19 3,31
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
77
Bulan Hujan Hari Hujan
mm
Januari 56,00 4
Februari 222,00 12
Maret 380,50 17
April 111,00 8
Mei 121,00 6
Juni 81,00 2
Juli 29,50 1
Agustus 0,00 0
September 62,50 3
Oktober 410,50 15
November 463,50 19
Desember 102,60 5
DATA IKLIM DARI STASIUN KLIMATOLOGI SILANGIT
Juli 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 18,8 24,8 15,4 83
2 19,7 25 15,4 81 7
3 19,7 26,2 15,8 77 0,3
4 19,3 24,2 16,3 87 0,4
5 19,5 25 16 83 18,5
6 18,7 24 16 83
7 18,1 21,4 15,6 88 1,4
8 18,4 24,7 14,2 87 2,7
9 17,9 25,4 14,6 81 11,5
10 19,1 24,6 16,4 88 12,3
Jmh 189,2 245,3 155,7 838 54,1
11 18,7 24,2 16 87 1,8
12 18,3 23,2 15,2 90 0,5
13 18,3 22,4 15,8 85 1,5
14 18,6 25,6 15,8 72 1,5
15 18,6 25 15 77
16 19,5 25,4 15 74
17 19,5 25,7 14,8 67
18 19,3 25,4 12,9 72
19 18,9 25,7 13,9 69
20 19,8 25,4 14,8 65
Jmh 189,5 248 149,2 758 5,3
21 19,8 26,9 13,4 64
22 18,6 27 14 77 0
23 18,6 26 13,2 73
24 18,8 25,7 14 75
25 17,6 24,2 14 73
26 18,5 24,6 14,4 73
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
78
27 19,7 24,2 14,4 81
28 18,2 24,4 14,4 84 0,2
29 19,3 25.4 14,6 75
30 19 25,8 15,4 82 0,2
31 19 23,8 14,9 79
Jmh 207,1 252,6 156,7 836 0,4
Jmh/B 585,8 745,9 461,6 2432 59,8
Rata2/B 18,90 24,06 14,89 78,45 1,93
Agustus 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 19,3 25,4 15,2 81
2 19,6 24,8 16 78 4,3
3 19,3 24,9 16,5 79 0,8
4 18,2 20,8 16,5 91 1
5 19 24,3 16,7 86 2,5
6 19,8 24,9 14 78
7 20,1 26,8 15,5 70 1
8 18,9 22,9 16,8 84 1,4
9 18,8 24,7 16,9 84 1,8
10 18,4 23,3 16 87 4,7
Jmh 191,4 242,8 160,1 818 17,5
11 18,6 23,6 16,3 93 53,6
12 18,3 22,5 16,3 91 24,7
13 18,4 24,2 16,6 90 25,8
14 18,6 23,3 15,8 89 1
15 17,7 23 16,1 90 1,7
16 20 25,3 15,8 85
17 17,8 24,8 15,4 79
18 19,9 25,1 16,3 72 10,4
19 19,9 24,6 15,4 81
20 20 26 15,6 83
Jmh 189,2 242,4 159,6 853 117,2
21 18,4 24,3 15,8 90
22 20,3 25,8 14,6 69
23 19,1 25,2 14,6 82
24 19,6 26 14,9 75
25 20,5 26,6 15,4 65
26 20,1 25,1 16,4 85 2,6
27 19,9 25,7 17,3 87 1,4
28 19,7 24,7 15,8 83
29 18,8 25,7 15,8 85 13,8
30 19,5 25 15,6 86 1,1
31 18,8 25,2 15,5 86 2,3
Jmh 214,7 279,3 171,7 893 21,2
Jmh/B 595,3 764,5 491,4 2564 155,9
Rata2/B 19,20 24,66 15,85 82,71 5,029032258
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
79
September 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 19,4 24 16,4 88 1
2 19,5 25,4 16,4 90
3 18,5 21,2 16,4 95 3
4 18,6 23,2 17 93
5 19,2 25 17 91 6,5
6 18,5 23 15,8 95 18
7 18 24,8 15,6 94 3,5
8 19,1 25 16,2 89 22
9 18,3 24,2 16,6 96 35,2
10 18,3 21,8 16,2 93 1
Jmh 187,4 237,6 163,6 924 0
11 18,9 24,2 15,8 85 0,4
12 19,2 26 16,2 83 1,5
13 19,4 25,2 16,6 87 9,5
14 18,7 25,4 16,4 95 22,3
15 18,6 23,8 15,5 85 18,4
16 19,5 26 15,4 73 0,3
17 19,8 25,6 16,2 79 0,8
18 20 25,4 17,4 87 17,4
19 18,7 22,8 16,8 90 0,2
20 17,7 21,7 15,4 93 4
Jmh 190,5 246,1 161,7 857 74,8
21 18,5 24 15,1 78
22 18,8 24,7 15,6 80
23 18,1 22,3 14 80
24 18,5 25 15,6 79 0,8
25 19,3 25 14 84 0,2
26 19,5 25,6 16,1 83 5
27 19,9 25,2 16,4 80
28 19,8 25,6 15,7 77 16,5
29 17,9 23,6 15 91 14,5
30 18,3 24,3 15,4 88 52,6
31
Jmh 188,6 245,3 152,9 820 89,6
Jmh/B 566,5 729 478,2 2601 164,4
Rata2/B 18,88 24,30 15,94 86,70 5,48
Oktober 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 18,3 24,4 15,6 89 1,3
2 18,3 21.7 15,2 92
3 18,8 25,9 15,8 81
4 18,4 23,6 14,6 89 3,5
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
80
5 19,6 25,8 14,8 85 0,2
6 18,5 23,3 15,4 92 2,1
7 18,8 22,5 16,7 91
8 19,3 23,8 16,6 89 2,6
9 18,4 24,2 16,2 85 42,7
10 18,2 21,8 16,6 91 1
Jmh 186,6 215,3 157,5 884 53,4
11 20,1 25 16,2 77
12 19 23,6 16,6 82
13 18,5 21,1 16,8 88
14 20,4 26,3 15,9 71 0,5
15 20 26 15,9 72
16 19,5 24,3 13,5 57
17 19,1 25,8 13,6 67
18 19 26,1 14,2 67
19 18,8 26,3 13,8 72
20 19,3 26,4 14,2 73 0,5
Jmh 193,7 250,9 150,7 726 1
21 19,7 26,9 14,2 71
22 20,1 27,3 14 63
23 19,2 26,8 15,2 61 8,9
24 18,3 24,7 13,7 88 1,7
25 18,7 26,4 13,8 80 16,7
26 19 24,5 15,3 87 1,2
27 18,8 26,4 15,1 77
28 19,1 24,9 15,8 82 17,5
29 18,7 25 15,7 91 29,3
30 18,9 23,6 16,2 87 3,3
31 18,4 23,4 16,2 89 24
Jmh 208,9 279,9 165,2 876 102,6
Jmh/B 589,2 746,1 473,4 2486 157
Rata2/B 19,01 24,07 15,27 80,19 5,06
Nopember 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 19,5 24,6 16,2 89 7,5
2 18,3 23,4 17,2 95 7,3
3 18,5 23,4 17 95 4
4 17,3 19,6 16,4 95 2,7
5 18,1 21,8 15,8 93 9,5
6 18,9 23,6 16,6 92 7,7
7 19,3 24,8 16,8 87 8
8 17,7 24,6 16,4 93 3
9 19,1 22,6 16 83 2,5
10 18,1 23,2 16 90 4,2
Jmh 184,8 231,6 164,4 912 56,4
11 18,7 22,8 16,6 86 1
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
81
12 18,5 23,4 16,6 89
13 19,7 25 16,6 82 8,7
14 18,5 22,4 16,8 86 0,4
15 19,3 24,6 16,8 82 15,5
16 19,7 25,1 17 92 1
17 19,5 23,8 16,6 88
18 19,4 24,3 16,7 90 16,7
19 18,3 23 16,2 93 43,5
20 18,6 23 15,9 91 0,2
Jmh 190,2 237,4 165,8 879 87
21 18,7 24,2 16,2 90 8,6
22 19,5 24,8 16,2 89
23 17,3 23,4 16,4 95 26
24 17,8 23,7 16 96 44,6
25 18,3 23,8 16,8 93 18,5
26 18 23,6 16,3 92 46,4
27 17,6 22 16,6 97 23,4
28 18,1 21,4 16,6 95 3,5
29 18,5 21 16,4 86
30 19,9 24,8 17 77 2,8
31
Jmh 183,7 232,7 164,5 910 173,8
Jmh/B 558,7 701,7 494,7 2701 317,2
Rata2/B 18,62 23,39 16,49 90,03 10,57
Desember 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm
1 15,4 21 17 92 4
2 18,9 22,3 17,4 94 3,4
3 19,3 23,2 17,5 92 5,4
4 19 23 16,9 92 12,7
5 18,2 22,1 16,8 91 4
6 19,1 22,2 15,4 86 2,5
7 19,5 24,3 15,3 76
8 18,6 24,6 16,2 86 32,7
9 19,1 24,2 16,5 87 34,1
10 18,1 23,6 16,6 92 13,5
Jmh 185,2 230,5 165,6 888 112,3
11 19 22,4 16,3 87 2,6
12 18,1 21,6 15,6 94 2,4
13 19 22,6 15,6 93 5,6
14 18,7 22,8 15,6 9 18,4
15 18,7 24,4 14,9 82
16 18,8 23,6 15,4 87
17 18,2 23,4 14,4 86
18 18,1 24,3 14,5 85 12,2
19 18,8 24.2 16,2 92 16,8
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
82
20 18 22,4 16,4 97 15,2
Jmh 185,4 207,5 154,9 812 73,2
21 18,2 21 16,4 96 2,2
22 18,9 24 16,6 84
23 19,2 23,8 16,6 87 2,8
24 19,1 24,2 17 91 16
25 17,8 22,4 16,4 99 28,2
26 17,2 21 16 97 10,7
27 18 22,2 16,2 94 1,3
28 18,5 22,3 15,4 95 9,8
29 18,6 23,8 15,8 91
30 19,1 23,8 16,7 91 7,2
31 18,7 23,8 17 90 1,6
Jmh 203,3 252,3 180,1 1015 79,8
Jmh/B 573,9 690,3 500,6 2715 265,3
Rata2/B 18,5129 22,26774 16,148387 87,580645 8,558064516
Data Iklim Rata-rata Bulanan
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Bulan oC % oC oC mm
Juli 18,90 24,06 14,89 78,45 1,93
Agustus 19,20 24,66 15,85 82,71 5,03
September 18,88 24,30 15,94 86,70 5,48
Oktober 19,01 24,07 15,27 80,19 5,06
November 18,62 23,39 16,49 90,03 10,57
Desember 18,51 22,27 16,15 87,58 8,56
Bulan Hujan Jumlah
mm hari hujan
Juli 125,50 14
Agustus 123,00 19
September 258,60 24
Oktober 161,00 17
November 321,20 26
Desember 269,30 24
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
83
Lampiran 7
JUSTIFIKASI KEGAGALAN PRODUKSI 100 KG BENIH CABAI HIBRIDA INATA AGRIHORTI
TA. 2017
Kegiatan untuk memproduksi 100 kg benih cabai hibrida Inata Agrihorti muncul
di akhir tahun 2016. Padahal Calon varietas cabai hibrida baru diproses untuk didaftarkan di tahun 2016 juga. Dengan strategi mempercepat proses
pendaftaran, maka disusunlah rencana produksi untuk tahun 2017. Alhamdulillah, Cabai hibrida Inata bisa didaftarkan di penghujung tahun 2016
dan SK Mentan Pendaftaran varietas cabai hibrida Inata Agrihorti keluar di akhir
Januari 2017 dengan nomor 002/Kpts/SR.120/D.2.7/1/2017. Berarti Inata Agrihorti dapat diproduksi oleh UPBS Balitsa yang bertupoksi sebagai unit
produksi benih sumber. Karena Inata Agrihorti adalah benih hibrida, berarti Inata adalah benih sebar yang sebenarnya untuk memproduksinya bukan wilayah
UPBS. Namun dengan adanya Kepmentan 726/Kpts/KP.020/12/2015, maka UPBS bisa memproduksi benih cabai hingga benih sebar.
Kegiatan dibagi menjadi 2 ROPP, satu ROPP untuk memproduksi benih cabai hibrida beserta tetuanya, dan satu ROPP untuk memproduksi benih cabai hibrida
di lahan petani dengan tujuan transfer ilmu kepada petani dibawah kontrol penanggung jawab ROPP. Target 100 kg benih cabai dibagi menjadi 95 benih
cabai hibrida Inata Agrihorti sebanyak 95 kg (90 kg diproduksi di Lembang, 5 kg
diproduksi di Pengalengan), 2.5 kg benih tetua betina, dan 2.5 kg benih tetua jantan.
Tetua betina dan tetua jantan, masing-masing ditanam di screen yang berbeda @ 100-200 m2 dengan populasi tanaman 100-200 tanaman. Sedangkan untuk
produksi benih hibrida Inata Agrihorti, karena belum ada pengalaman sebelumnya, maka target produksi 95 kg dibuat dengan mengacu pada data hasil
produksi benih Inata Agrihorti pertama kali diproduksi. Benih hibrida Agrihorti
pertama diproduksi tahun 2013 dengan 10 tanaman betina dan 10 tanaman jantan menghasilkan 250 gram benih cabai hibrida (Makalah Pendaftaran
Varietas Inata Agrihorti, 2016). Jadi dari 1 tanaman betina, diperoleh 25 gram benih. Sehingga untuk mencapai 95 kg benih cabai hibrida, diperlukan sekitar
3800 tanaman betina yang akan dipanen buah yang telah disilangkan. Jika
screen seluas 200 M2 diisi dengan tanaman betina 300 tanaman (tanaman jantan 100 tanaman), maka dibutuhkan kurang lebih 13 screen, satu screen berlokasi di
Pengalengan, 12 screen berlokasi di KP. Margahayu Lembang. Jadi total diperlukan 15 buah screen untuk mencapai target (Tabel 1). Strategi ini telah
diuraikan di RDHP dan ROPP produksi cabai hibrida.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
84
Selain screen, SDM manusia terlatih dan sehat untuk penyilangan juga sangat diperlukan. Karena untuk produksi cabai hibrida, kita mengandalkan tenaga
manusia untuk menyilangkan bunga jantan dan betina (karena tidak memiliki
CMS (Cytoplasmic Male Sterile)). Penyilangan dilakukan selama 6 minggu setelah tanaman berbunga. Satu screen seluas 200 m2 disilangkan 6-8 orang tenaga
penyilang dari pagi jam 08.00 hingga jam 11 kemudian dilanjut sore hari jam 14.00-16.00 setiap hari, mengingat bunga tanaman cabai munculnya bertahap.
Sehingga produksi cabai hibrida ini tergolong padat karya. Pelatihan penyilangan telah dilakukan di awal tahun 2017 sebelum tanaman berbunga sehingga para
penyilang paham akan teknik membuat hibrida.
Karena keterbatasan SDM penyilangan dan fasilitas, maka penanaman dilakukan
bertahap sehingga proses dari penyiapan media tanam steril, penyiapan screen, penyilangan hingga ke prosesing benih bisa tertangani dengan baik (Gambar 1).
Pada awal-awal panen, dihitung bahwa rata-rata bobot benih bersih per tanaman
sekitar 10 gram. Sehingga tim berinisiatif menambah jumlah penanaman yang semula 15 screen menjadi 18 screen (Tabel 3). Penggunaan 18 buah screen ini
telah memaksimalkan lahan dan screen yang ada di KP. Margahayu dan satu screen di lahan petani Pengalengan.
Tabel 1. Perkiraan bobot benih dari penanaman produksi benih cabai hibrida
Tahun Screen Σ tanaman
betina Σ tanaman jantan Perkiraan Bobot benih (gr)
2017* screen 1 100 50 2,500
screen 2 264 156 6,600
screen 3 0 400 0
screen 4 410 0 10,250
screen 5 410 0 10,250
screen 6 364 100 9,100
screen 7 396 94 9,900
screen 8 300 100 7,500
screen 9 300 100 7,500
screen 10 400 98 10,000
screen 11 400 98 10,000
screen 12 300 100 7,500
Pengalengan 324 108 8,100
Jumlah 3,978 99,450
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
85
*) Berdasarkan asumsi satu tanaman betina menghasilkan 25 gr benih bersih hibrida Inata Agrihorti
Gambar 1. Proses produksi benih cabai hibrida
Penutupan lantai screen
dengan mulsa
Penyiapan media tanam
steril dalam polibag
Pengaturan polibag
dalam screen
Penanaman bertahap
(jantan dan betina)
Penyiraman Pemupukan susulan
Penyilangan Prosesing buah menjadi
biji
Dengan asumsi yang telah dijelaskan sebelumnya, ternyata, hasil per tanaman,
bobot benih bersih cabai hibrida Inata Agrihorti yang diperoleh di tahun 2017
berkisar 6.6-10.9 gram per tanaman (rata-rata 8 gram), bukan 25 gram/tanaman seperti ketika tahun 2013. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak hal. Menurut
Kivadasannavar (2008) hasil produksi cabai hibrida dipengaruhi oleh banyak hal
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
86
antara lain waktu emaskulasi, waktu polinasi (penyerbukan buatan), viabilitas polen, penggunaan zat pengatur tumbuh, waktu reseptif stigma. Menurut
Ozores-Hampton et al. (2012), kegagalan persilangan buatan dipengaruhi
banyak faktor antara lain proses fertilisasi yang tidak lengkap/sempurna dikarenakan rendah/tingginya suhu, rendahnya penyinaran, hujan, tinggi
nitrogen dan rendahnya kalium. Pemberian pupuk N dan K telah diberikan sesuai prosedur sehingga hal ini bisa dihilangkan dari penyebab kegagalan persilangan.
Suhu dan kelembaban bulanan di lembang pada tahun 2017 berkisar 18-21◦C dan 85-89% (Tabel 2). Sedangkan suhu dan kelembaban yang sesuai untuk
pembentuan biji adalah 22-28 ◦C dan 70-85% (Kaul, 1991). Kelembaban yang
tinggi (85-89%) dan suhu yang kurang hangat (18-21◦C) ini menyebabkan putik atau polen membutuhkan waktu yang lebih lama untuk reseptif dibandingkan
jika kelembabannya sesuai (70-85%). Apalagi jika kondisi hujan tinggi ( > 50 mm per 10 hari) menyebabkan suhu udara turun dan kelembaban semakin tinggi
di dalam screen. Kondisi seperti itu akan memperlambat/menunda waktu reseptif
putik yang berakibat penyerbukan buatan tidak berhasil (bunga gugur) meskipun telah diberi polen yang viabel. Hal tersebut sesuai Kivadasannavar (2008) yang
menyebutkan bahwa waktu reseptif yang tertunda, menyebabkan ketidkberhasilan persilangan buatan cabai. Lebih lanjut lagi, kondisi hujan
beruntun dalam beberapa hari semenjak bunga disilangkan menyebabkan suhu menurun dan kelembaban meninggi sehingga jumlah ketidakberhasilan
bersilangan juga tinggi. Curah hujan dikatakan tinggi juka volume hujan dalam
setiap 10 hari melebihi 50 mm. Ditabel 2 dapat dilihat bahwa di tahun 2017, kecuali Januari, Juli-September, hampir di setiap bulan ada curah hujan tinggi
(angka diblok merah). Sehingga ketiga hal inilah (suhu, kelembaban, curah hujan tinggi) yang diduga menjadi penyebab utama kegagalan persilangan sehingga
asumsi 25 gram/tanaman tidak dapat terpenuhi dan target tidak tercapai.
Hingga saat ini peroleh benih (masuk stok UPBS) sekitar 31.1 kg dan yang masih dalam proses diperkirakan 10-13 kg. Sehingga perolehan benih yang hingga
terakhir diperkirakan mencapai 41-44 kg (Tabel 3).
Ke depannya perhitungan kebutuhan populasi tanaman betina untuk produksi
benih hibrida Inata Agrihorti sebaiknya mengacu pada hasil (rendemen/bobot
benih per tanaman) di tahun 2017 (skala besar) yakni 8 gram per tanaman. Sehingga untuk menghasilkan 95 kg benih cabai hibrida Inata diperlukan sekitar
11,875 tanaman betina atau setara dengan 40 screen seluas 200 m2 yang ditanam serentak.
Tabel 2. Data Iklim di KP. Margahayu Tahun 2017
Suhu Kelembahan Maximum Minimum Hujan
Jumlah 10 hari ke- oC % oC oC mm
Januari
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
87
1 171.00 861.00 240.00 150.00 6.50
2 196.70 854.00 240.00 151.00 0.00
3 214.40 951.00 265.00 167.00 49.50
Jumlah 1 bulan 582.10 2,666.00 745.00 468.00 56.00
Rerata 1 bulan 18.78 86.00 24.03 15.10 1.81
Februari
1 206.90 823.00 236.00 155.00 33.00
2 207.70 863.00 238.00 153.00 57.00
3 152.00 691.00 192.00 123.00 132.00
Jumlah 1 bulan 566.60 2,377.00 666.00 431.00 222.00
Rerata 1 bulan 20.24 84.89 23.79 15.39 7.93
Maret
1 206.90 890.00 242.00 150.00 168.00
2 207.70 884.00 247.00 144.00 75.00
3 236.00 980.00 278.00 154.00 137.50
Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 380.50
Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 12.27
April
1 206.90 890.00 242.00 150.00 38.50
2 207.70 884.00 247.00 144.00 0.00
3 236.00 980.00 278.00 154.00 72.50
Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 111.00
Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 3.58
Mei
1 206.90 890.00 242.00 150.00 106.50
2 207.70 884.00 247.00 144.00 0.00
3 236.00 980.00 278.00 154.00 14.50
Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 121.00
Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 3.90
Juni
1 206.90 865.00 240.00 153.00 81.00
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
88
2 207.70 863.00 240.60 142.00 0.00
3 175.20 872.00 240.00 144.00 0.00
Jumlah 1 bulan 589.80 2,600.00 720.60 439.00 81.00
Rerata 1 bulan 19.03 83.87 23.25 14.16 2.61
Juli
1 192.00 863.00 254.00 154.00 0.00
2 197.20 874.00 250.00 150.00 0.00
3 215.00 944.00 280.00 170.00 29.50
Jumlah 1 bulan 604.20 2,681.00 784.00 474.00 29.50
Rerata 1 bulan 19.49 86.48 25.29 15.29 0.95
Agustus
1 197.40 890.00 242.00 150.00 0.00
2 201.00 884.00 253.00 153.00 0.00
3 217.60 957.00 276.00 169.00 0.00
Jumlah 1 bulan 616.00 2,731.00 771.00 472.00 0.00
Rerata 1 bulan 19.87 88.10 24.87 15.23 0.00
September
1 194.90 880.00 248.00 150.00 0.00
2 198.00 877.00 247.00 144.00 0.00
3 217.80 967.00 278.00 154.00 62.50
Jumlah 1 bulan 610.70 2,724.00 773.00 448.00 62.50
Rerata 1 bulan 19.70 87.87 24.94 14.45 2.02
Oktober
1 197.50 884.00 250.20 171.00 147.50
2 197.40 886.00 254.00 152.00 149.00
3 216.00 971.00 272.00 159.00 114.00
Jumlah 1 bulan 610.90 2,741.00 776.20 482.00 410.50
Rerata 1 bulan 19.71 88.42 25.04 15.55 13.24
November
1 194.30 884.00 254.00 154.00 218.00
2 196.60 883.00 253.00 153.00 202.00
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
89
3 199.80 882.00 254.00 154.00 43.50
Jumlah 1 bulan 590.70 2,649.00 761.00 461.00 463.50
Rerata 1 bulan 19.69 88.30 25.37 15.37 15.45
Desember
1 199.40 889.00 250.00 150.00 35.10
2 202.80 893.00 256.00 156.00 67.50
3 220.60 977.00 275.00 165.00 0.00
Jumlah 1 bulan 622.80 2,759.00 781.00 471.00 102.60
Rerata 1 bulan 20.09 89.00 25.19 15.19 3.31
Tabel 3. Hasil sementara dan perkiraan hasil
Tahun Σ
tanaman betina
Σ tanaman jantan
Perkiraan Bobot
benih (gr)
Realisasi Bobot Buah (kg)
Realisasi Bobot benih bersih (gr)
Bobot benih per tanaman
Keterangan (per 29 januari 2018)
2013 10 10 250 25
25 gram pertanaman dijadikan asumsi kebutuhan tanaman betina
2017 screen 1 100 50 2,500 31900 1,092 10.9 sudah masuk stok benih UPBS
screen 2 264 156 6,600 99936 2,493 9.4 sudah masuk stok benih UPBS
screen 3 0 400 0
sudah masuk stok benih UPBS (benih dari semua lot yang tersortasi fisik (warna agak kusma) tetapi DB dan KA bagus
screen 4 410 0 10,250 119200 3,243 7.9 sudah masuk stok benih UPBS
screen 5 410 0 10,250 114000 3,250 7.9 sudah masuk stok benih UPBS
screen 6 364 100 9,100 108200 2,527 6.9 sudah masuk stok benih UPBS
screen 7 396 94 9,900 127000 2,631 6.6 sudah masuk stok benih UPBS
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
90
screen 8 300 100 7,500 77500 1,855 6.2 sudah masuk stok benih UPBS
screen 9 300 100 7,500 99500 1,876 6.3 sudah masuk stok benih UPBS
screen 10 400 98 10,000 2,126 Pengujian benih
screen 11 400 98 10,000 2,475 Pengujian benih
screen 12 300 100 7,500 1,500 panen
screen 13 300 100 7,500 1,500 panen
screen 14 1300 0 32,500 1,049 panen
screen 15 1000 0 25,000 5,000 nyilangin
Pengalengan 324 108 8,100 2,835 8.8 sudah masuk stok benih UPBS
Tetua Jantan
118 2,500 1,800 15 sudah masuk stok benih UPBS
Tetua Betina 312 2,500 2,500 8 sudah masuk stok benih UPBS
169,450 44,752
Warna hijau : hasil sementara, warna biru : perkiraan hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Kirana, R., 2016. Makalah Pendaftaran Varietas Inata Agrihorti. Balai Penelitian
Tanaman Sayuran.
Ozores-Hampton, M., K. Fnu, and G.McAvoy. 2012. Blossom Drop, Reduced Fruit Set and Post-Pollination Disorders in Tomato. HS1195.Gainesvile: University of
Florida Institute of Food and Agricultural Sciences.
http://edis.ifas.ufl.edu/hs1195.
Kaul, M.L.H., 1991. Reproductive Biology in Tomato. Monographs on Theoretical and Applied Genetics 14, Genetic Improvement of Tomato, pp.50-55.
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
91
Lampiran 8
Estimasi Calon Benih Sebar Bawang Putih
No Nama Kelompok Tani Lokasi Luasan Estimasi Hasil (ton)
1. BJ. Taruna Tani Tuwel, Tegal, Jawa Tengah 3 15
2. Budi Luhur Tuwel, Tegal, Jawa Tengah 3 15
3. Bhati Tani Tuwel, Tegal, Jawa Tengah 3 15
4. Produktif Tuwel, Tegal, Jawa Tengah 3 15
5. Maju Makmur Tuwel, Tegal, Jawa Tengah 3 15
6. Forum Tani Batu Jawa Timur 3 15
7. Forum Tani Tulungrejo Batu Jawa Timur 3 15
8. Sri Makmur Batu Jawa Timur 3 15
9. Sido Makmur Florist Batu Jawa Timur 3 15
10. Krisan Maju Mulyo Batu Jawa Timur 3 15
Total 30 150
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
92
Lampiran 9
Estimasi Calon Benih Sebar Kentang
No Nama Kelompok Tani Lokasi Luasan Estimasi Hasil (ton)
1. Rival Potato Seed Pangalengan Jawa Barat 3 27
2. Makihi Tani Pangalengan Jawa Barat 3 27
3. Sauyunan Pangalengan Jawa Barat 1 9
4. Sawargi Pangalengan Jawa Barat 1 9
5. Oji Setiaji Mulya Pangalengan Jawa Barat 1 9
6. Ir. Sutiana Pangalengan Jawa Barat 2 18
7. Slamet Rahman Banjarnegara Jawa Tengah 2,5 22,5
8. Suwitno Al Giri Santosa Banjarnegara Jawa Tengah 1 9
9. Mahyaman Wonosobo Jawa Tengah 2,5 22,5
10. Mochamad Dahlan Pasuruan Jawa Timur 1 9
11. Andina Rizwan Malino Sulawesi Selatan 2 18
12. KP. Margahayu Lembang Lembang Jawa Barat 10 90
13. KP. Berastagi Berastagi Sumatera Utara 10 90
Total 40 360
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
93
Lampran 10
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
94
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
95
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
96
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
97
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
98
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
99
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
100
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
101
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
102
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
103
Lampiran 11. Daftar Konsumen Benih Generatif 2017
No Konsumen Jumlah Keterangan
1 BPTP 27 BPTP NTT, BPTP Aceh, , BPTP Babel, BPTP Bali, BPTP Banten, BPTP Bengkulu, BPTP Gorontalo, , BPTP Jabar, BPTP Jakarta, BPTP Jambi, BPTP Jateng, , BPTP Jawa Barat, , BPTP Kalbar, BPTP Kalteng, BPTP Lampung, BPTP Maluku, BPTP NTB, BPTP Papua, , BPTP Papua Barat, BPTP Riau, , BPTP Sulsel, BPTP Sulteng, BPTP , Sulut, BPTP Sumsel, BPTP Sumut, BPTP Yogya, LPTP Sulbar
2
Diperta 34 UPT Pelatihan Tanaman Pangan/Jakarta, BBPTPH Banyumas/Jateng, BBSDMP Prov Jambi, BBTPH Wil SMG/Jateng, BP3k Subang/Jabar, BPPK Jaken/Jateng, BPTPH Kab Bandung, BPTPH Kab Tanjung Barat/Jambi, Dinas Ketahana Pangan , Subang/Jabar, Dinas Pertamanan Kab Magelang/Jateng, Dinas Pertanian Temanggung/Jateng, Diperta Banten, Diperta Jateng, Diperta Ka 50 Kota/Sumbar, Diperta Kab Bandung/Jabar, Diperta Kab Banggai Laut/Sulteng, Diperta Kab Banyumas/Jateng, Diperta Kab Bekasi/Jabar, Diperta Kab Boyolali/Jateng, Diperta Kab , , endal/Jateng, Diperta Kab Kerinci/Jambi, Diperta Kab , Wonosobo/Jateng, Diperta Kalimantan Utara, Diperta Pasaman/Sumbar, Diperta Pati/Jateng, Diperta Sulteng, diperta Wonosobo/Jateng, Dispaperkan Wonosobo/Jateng, Disperta Karo/Sumut, DKP3 Tangerang/Banten, UPT Pelatihan Tanaman Pangan Hortikultura Riau, UPT Pelatihan Tanaman Pangan Hortikultura Gorontalo, UPTD BBIH Prov Kaltim, UPTD BBIH Sulbar
3 Kel Tani 27 Dasril/Sumbar, Achmad Ardiansyah/Jabar, Data/Jabar, Ilan Sutarya/Jabar, Atang/Jabar, Asep Komar/Jabar, Ilan Sutarya/Jabar, Didin/Jabar, Jumi/Jabar, Tarli/Jabar, Hendrik/Jabar, Eutik/Jabar, Endang K/Jabar, Kase/Jabar, Narman/Jabar, Uyung/Jabar, Agus /Jabar, Angga/Jabar, , Isur/Jabar, Mamat/Jabar, Udin/Jabar, Karya/Jabar, Enceng/Jabar, Soma/Jabar, Daus/Jabar, Atang/Jabar, Dewi Daswin/Jabar
4
Perusahaan Swasta
11 PT Tredo Media,Jakarta, PT Agathis Organis Agro,Jabar, PB Mega Agro Lestari,Jateng, PT Sang Hyang Sri,Lampung, LPB PDT (Yys Dharma Bhakti Astra),Jakarta, CV Tunas Tani,Jabar, PT Maju Makmur Utomo,Jakarta, pt Agro Farmaka,Jabar, PT Pupuk Kujang,Jabar, ,Jateng, PT Sabuga Food,Jabar
5 Lembaga Pendidikan
63 Dept FEM IPB, Faperta UMM, IPB, ITB, Pesantren Genrasi Rabbani Qurani, PoliteknikNegeri Lampung, Poltek Jember, Poltek Kupang, Poltek Lampung, Poltek Pert Kupang, Poltek Pertanian Payakumbuh, SMA Islam Said Naum, SMA IT Thariq, SMAN 1, SMAN 10 Tangerang, SMAN 13 Bekasi, SMK Cibadak, SMK IT.TB2, SMK PP Banjarbaru, SMK Rongga, SMKN 1 Bojong Purwakarta, SMKN 1 Cibadak/, SMKN 1 Cibogo Subang, SMKN 1 Kintamani, SMKN 1 Kulo, SMKN 1 Pandak, SMKN Cibadak, SMP An Nadwah, SMP Tirta Buaran, SMPN 1 , SMPN 1 Ciruas, SMPN 2 Cikande, SMPN 2 Ciruas, SMPN 2 Jawilan Serang, ST Mipa Bogor, STTP, UGM, UIN SGD, UMB, Unbar, Undip, Unisgawati, Univ Advent Indoneaia, Univ Babel, Univ Bengkulu, Univ Diponegoro, Univ Islam Riau, Univ Jember, Univ Kristen Setya Wacana/, Univ Muhammadiyah Malang, Univ Riau/, Univ Sangga Buana, Univ Sebelas Maret, Univ Trisakti Nagrak Bogor, UNPAD, Unpas, UNS Solo, Unsil
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
104
6 Jaslit-Kary.Balitsa
49 Abdi Hudaya, Ade Dahlan, Agnofi M Efendi, Agung Supriyanto, Ahsol Hasyim, Andi Supriadi/Jaslit, Asep Permana, Asma Sembiring, Astiti Rahayu, Bagus Kukuh Udiarto, Cecep SH, Chotimatul Azmi, Dadan P, Daragantina N, Dedeh Shahibul, Diryono, Dr Redi , aswanto, Dr. Darkam M/BPTP Sumsel, Dr.Catur, Edi Supriadi, Enung Murtiningsih, Fahmi, Fatani Manik, Fauzi Haidar, Gungun Wiguna, Imas Suryani Krpl, Ineu Sulastrini, Ir.Rini Rosliani,M.Si, Juniarti P Sahat, Linda Anggraeni, Lusi , Mathias, Nazly Aswani, Ni , Wayan, Ninik Sri Rahayu, Nur Rochmah, Nurmalita W, Pepen , Primana, Prof Suwandi, Rasiska Tarigan, Rinda Kirana, Rismawita Sinaga, Rokhmat, Sri Rohmat, Tri Handayani, Uum Sumpena, Wulandari, Yanti Rohmayanti, Yosep Jaelani
7 Lainnya 167 Abd Rahman, Abdul, Ade Rusmana, Ade Thendy, Agustian, Alexander Ginting, Amirudin, Andi Bau Maneru, Andi Bau Maneru, Annisa Primadita, Annisa Primadita, Arifin, Balai Diklat dan Pelatihan , Kab Meranti, Balingtan, Balingtan, Balitbang Pertanian, Balithi, Balithi, Balitnak Bogor, , Balittan Bogor, Balittra, Bambang Isnu , ularso, BB Biogen, BB Biogen, BB Pengkajian, BBP Mekanisasi, BBP Mektan, BBPP Lembang, BBPP Lembang, BBPP Lembang, Berani Bela Negara Argo, Berani Bela Negara Argo, BP2TP, BPATP, BPATP, BPATP Bogor, BPATP Bogor, BPK, BPP Kertomartini, BPP Kiara , Pedes, BPP Wonosobo, BPV Cikole, Brimob, Brimob, Brimob, Budi Ichsan, Budi Ichsan , Byan Andi, CIP, Danang Adriansyah, Dede Jaenudin, Dharmaraya/Endang, Diani Novia Dewi, Djumaidi
Dodi Arifandi, Donie Aqsha, Donnie Aqsha
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
105
Lampiran 12. Daftar Konsumen Benih Bawang Merah 2017
No Konsumen Jumlah Keterangan
1 BPTP 13 BPTP Bali, BPTP Jabar, BPTP Jambi, BPTP Jateng, BPTP Jatim, BPTP Kaltim, BPTP NTB, BPTP NTT, BPTP Sulsel, BPTP Sumbar, BPTP Sumsel, BPTP Sumut, BPTP Yogya
2 Diperta 7 UPT PP Dipertan Prov Jatim, BBI Banyumas, BBITPH Banten, BBITPH Riau, BBPP Lembang, Diperta Karo, UPT PP Dipertan Gorontalo.
3 Kel Tani - -
4 Perusahaan Swasta 2 Dupont
PT Pupuk Kujang
5 Lembaga Pendidikan
19 UNPAD ,SMKM Terisi Indramayu, Lem. Pendidikan, Poltek Lampung, SMKN 1 Cibadak, SMKN 1 Terisi, Sri Wahyuni, Uniga, Univ Advent, Univ Trisakti
6 Jaslit-Kary. Balitsa 18 Ade Dahlan, Agung Supriyanto, Andi Supriadi/Jaslit, DR Redy Guswanto, DR.Ahsol Hasyim, Eti Heni Krestini, Iteu M Hidayat, Joko Pinilih, Nurmalita W, Popon Siti, Prasodjo , Prof Suwandi, Shinta Hartanto, Uum Sumpena, Wawan Rustina, Widi
7
Lainnya 14 Akhmad Ardiansyah, Balingtan, BBPP Lembang, Budi Ichsan, DPRD Karo, Instansi Pemerintahan, Lina Herlina, Mashadi Waluyo, Muhammad Afdhal, Rachmanta Hadi Nugraha, Wasner Sianturi, Yysn Sahabat Lingkungan H
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
106
Lampiran 13. Daftar Konsumen Benih Kentang 2017
No Konsumen Jumlah Keterangan
1 BPTP 1 BPTP Sumut
2 Diperta 5 BPBK Pangalengan, BTPH Kledung, Diperta Wonosobo, P3k Pasuruan, UPT PBH Jatim
3
Kel Tani
5 H.Acip, H.Diat Koswara, Mukhlas, Pupud Saripudin, Yusuf
4
Perusahaan Swasta
6 Champ, Ewindo, Insani Agro Semesta, JM Farm, Primordia, PT Dafa Teknologi Mandiri
5 Lembaga Pendidikan
3 UIN SGD Bandung, ITB, Unpad Darwin Harhap,Nagori Hinalangi,Sahula Sipayung,,Fabe Seed/Hendra Gunawan,,Asep Chandra H,Lannying 1,Buakang Taliang Paliang 1,,Lembaga Talun Mandiri/Sendi W
6 Jaslit-Kary. Balitsa 8 Asma Sembiring, Juniati P Sahat, Usep, Ir.Rini Murtiningsih, Kusmana,SP, Helmi K, Ir Deden Fathulah Isum
7 Lainnya 5 Alexander Ginting BBPP Lembang Tatang Tarsono Taufiq Zaenul Rohmad
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
107
Lampiran 14
Matrik Capaian Kinerja Plasma Nutfah Balitsa Tahun 2017 No Komoditas Kode
aksesi Status Ket
Hasil Eksplorasi
(aksesi)
Terkarakterisasi (aksesi)
Terejuvinasi (aksesi)
Terdokumentasi pada sistem informasi Plasma Nutfah (aksesi)
Passpor Karakter
1. Cabai 06 40 271 57
2. Bayam 04 206 29
3. Kacang Merah 42 33 26
4. Kacang Tunggak 38 10
5. Mentimun 15 30
6. Wortel 24 25
7. Terung 14 153 11
8. Kangkung 05 60 13
9. Buncis 18 102 30
10 Tomat 16 160 34
11 Kacang Panjang 08 154 3
12. gambas 34 44 14
13. Kentang 21 25 105 24 60
14. Bawang Merah 02 430 80 80 90 55
15. Bawang Daun 27 1 45 20 31
16. Petsai 17 9
17. Caisim 10 33 30
18. Pare 20 1 10
19. Kapri 29 15 20
20 Jamur edible 43 20
21. Pakcoi 09 15
22. Kacang lima 13 65
23. Kubis 22 32
24. Kubis bunga 23 12
25. Selada 28 12
26. Seledri 32 7
27. Labu besar 33 40
28. Labu siam 36 2
29. Kemangi 40 9
Jumlah 496 80 250 1670 453
Laporan Kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2017
108
Lampiran 15