Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan...

151
Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i

Transcript of Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan...

Page 1: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i

Page 2: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ii

Page 3: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian iii

LAPORAN KINERJA

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TANAMAN PANGAN

2016

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2017

Page 4: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian iv

Page 5: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian v

KATA PENGANTAR

Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang)

Tanaman Pangan merupakan instansi pemerintah di

bawah Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian.

Sebagai salah satu unit kerja yang mandiri, Puslitbang

Tanaman Pangan wajib membuat dan menyampaikan

laporan kinerja (LAKIN) di bidang penelitian dan

pengembangan pertanian khususnya tanaman pangan.

Laporan kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2016

ini merupakan tahun kedua Renstra 2015-2019 yang

disusun menurut acuan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas laporan

Kinerja Instansi Pemerintah. Pencapaian sasaran strategis yang didukung oleh

pelaksanaan berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan

merupakan wujud pertanggung-jawaban atas amanah yang diemban Puslitbang

Tanaman Pangan sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Laporan ini menyajikan hasil penelitian seperti varietas unggul baru,

teknologi budi daya, benih sumber, dan kegiatan penunjang dalam pencapaian

tujuan dan sasaran strategis Puslitbang Tanaman Pangan.

Semoga laporan ini dapat memenuhi harapan masyarakat dan dalam

rangka membangun kinerja khususnya dalam penelitian dan pengembangan

tanaman pangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pengembangan

IPTEK tanaman pangan.

Bogor, 10 Januari 2017

Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan,

Dr. Ali Jamil

Page 6: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian vi

Page 7: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian vii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Kinerja pembangunan pertanian selama periode 2016 relatif berhasil dalam

mencapai empat target sukses Kementerian Pertanian yang patut disyukuri. Produksi

pertanian 2016 secara umum meningkat dibandingkan tahun 2015, bahkan tidak ada

impor beras selama tahun 2016. Ditjen. Tanaman Pangan melaporkan bahwa tahun

2016 prakiraan produksi padi sebanyak 79,14 juta ton GKG atau meningkat 3,74 juta

ton (4,97%) dibandingkan produksi tahun 2015. Produksi jagung sebanyak 23,16 juta

ton pipilan kering atau meningkat 3,55 juta ton (18,11%). Namun, kedelai belum

mampu swasembada karena produksi tahun 2016 hanya 885,58 ribu ton biji kering

atau mengalami penurunan 77,61 ribu ton (8,06%) dibandingkan tahun 2015. Hal ini

merupakan suatu tantangan untuk mengupayakan terus peningkatan produksi dan

produktivitas tanaman pangan.

Puslitbang Tanaman Pangan merupakan salah satu unit kerja di bawah

Badan Litbang Pertanian dengan mandat melakukan litbang padi dan palawija.

Visi Puslitbang Tanaman Pangan adalah ‖Menjadi lembaga penelitian dan

pengembangan tanaman pangan terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem

pertanian bioindustri berkelanjutan‖. Mandat tersebut dilaksanakan bersama

dengan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Sukamandi, Balai Penelitian

Tanaman Aneka Kacang dan Umbi di Malang, Balai Penelitian Tanaman Serealia

di Maros, dan Loka Penelitian Penyakit Tungro di Lanrang, Sulsel.

Kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) tanaman pangan pada

periode 2015-2019 diarahkan untuk menghasilkan inovasi teknologi perbaikan

kuantitas dan kualitas produksi bahan baku bioindustri berbasis tanaman

pangan yang ramah lingkungan dan minimum eskternal input.

Output yang akan dicapai dituangkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU)

litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan,

2) Jumlah teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman

pangan, 3) Jumlah produksi benih sumber tanaman pangan, 4) Jumlah

rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan, 5) Jumlah sekolah

lapang produksi dan distribusi benih terintegrasi dengan 1000 desa mandiri

benih, dan 6) Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP). Dilaporkan pula kegiatan

pengelolaan sumber daya genetik tanaman pangan, diseminasi, realisasi

keuangan, dan sumber daya penelitian.

Page 8: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian viii

Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2016 ditetapkan

berdasarkan laporan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) satker lingkup

Puslitbang Tanaman Pangan yang dipantau setiap triwulan dan kunjungan ke

lapangan setiap semester. Kriteria penilaian terbagi 4 (empat) kategori

berdasarkan skoring, yaitu: Sangat berhasil, jika capaian sasaran >100%,

Berhasil, jika capaian sasaran 80-100%, Cukup berhasil, jika capaian sasaran 60-

<80%, dan Kurang berhasil, jika capaian sasaran <60%.

Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan tahun 2016 secara umum tercapai

bahkan sebagian melebihi target. Telah dilepas dan disidangkan 21 VUB, yaitu 6

VUB padi (varietas Inpari 42 Agritan GSR, Inpari 43 Agritan GSR, Inpari 44

Agritan, Inpago 12 Agritan, Inpago IPB 9G, dan Unsoed Parimas), 8 VUB aneka

kacang dan ubi (kedelai Deja1, Deja2, Detap1, Devon2, kacang hijau varietas

Vima 4 dan Vima 5, ubi jalar varietas Patting 1 dan Patting 2), 7 VUB tanaman

serealia (jagung HJ28 Agritan, JH35, JH47, Srikandi Kuning 2, gandum Guri 6,

dan sorgum Soper 6 Agritan). Telah dirakit 20 paket teknologi budi daya

tanaman pangan. Produksi benih sumber 232,5 ton dari target 218 ton. Di

samping itu, telah dihasilkan 9 paket rekomendasi kebijakan tanaman pangan,

Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan Mendukung Swasembada Pangan

Page 9: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ix

terintegrasi Desa Mandiri Benih di 15 propinsi, pembangunan Taman Sains

Pertanian (TSP) di Sukamandi (BBPadi), sedangkan di Balitsereal Maros dimulai

sejak 2015, serta pengelolaan sumber daya genetik, dan diseminasi hasil

penelitian tanaman pangan.

Kinerja anggaran berdasarkan pagu tanpa diblokir sebesar 96,72%,

sedangkan berdasarkan pagu dikurangi pemblokiran 98,83%. Total anggaran

lingkup Puslitbang Tanaman Pangan TA 2016 sebesar Rp. 163.825.271.000,

namun ada pemblokiran anggaran Rp.3.500.000.000. Realisasi anggaran sampai

dengan 31 Desember 2016 sebesar 158.450.684.647,- (96,72%), terdiri dari

Belanja Pegawai Rp. 56.549.605.749 (98,73%), Belanja Barang Operasional

Rp.17.009.244.763 (98,28%), Belanja Barang Non-Operasional

Rp.46.059.702.685 (94,27%), dan Belanja Modal Rp. 38.832.131.147 (96,16%).

Adapun Realisasi Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

sampai dengan 31 Desember 2016 antara lain Penerimaan Umum sebesar Rp.

491.764.690,- (356,58%) dan Penerimaan Fungsional Rp. 4.612.990.250,-

(120,11%). Total penerimaan PNBP lingkup Puslitbang Tanaman Pangan sebesar

Rp. 5.104.754.940,- (128,31%) dari target.

Sumber daya manusia di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan sampai

dengan 31 Desember 2016 berjumlah 768 orang, berkurang daripada tahun 2015

sebanyak 814 orang, karena adanya pegawai yang purna tugas. Kualitas SDM

terus ditingkatkan melalui pendidikan jangka pendek dan jangka panjang.

Ketersediaan sarana dan prasarana telah dimanfaatkan secara optimal untuk

penelitian dan laboratorium telah terakreditasi. Tahun 2015 Balitkabi dan BBPadi

mendapat penghargaan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) oleh Kemenristek

Dikti, dan Balitsereal tahun 2016 menjadi Pusat Unggulan Iptek Binaan.

Kerja sama penelitian telah terjalin dengan lembaga penelitian

internasional (IRRI, CYMMIT, dll) dan dalam negeri (perguruan tinggi, BATAN,

LIPI), serta swasta. Beberapa produk Puslitbang Tanaman Pangan telah diminati

swasta dan dilisensikan tahun 2016, antara lain jagung hibrida varietas Bima 16

oleh PT Tunas Widji Inti Nayottama, jagung hibrida varietas JH 27 oleh PT

Pertani, jagung hibrida varietas JH 234 oleh PT Green Grow Indonesia, dan

Biopestisida Metarian 10 WP oleh PT Biosindo Mitra Jaya.

Ini merupakan suatu bentuk scientific dan impact recognition terhadap

kinerja Puslitbang Tanaman Pangan. Kinerja 2016 telah menjadi acuan

penyusunan rencana kegiatan tahun mendatang dan bahan reviu Renstra

Puslitbang Tanaman Pangan 2015-2019.

Page 10: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian x

Page 11: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian xi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................. v

Ikhtisar Eksekutif .............................................................. vii

Daftar Isi .......................................................................... xi

I. Pendahuluan ................................................................ 1

II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja .…………..………... 9

2.1. Rencana Strategis 2015 - 2019..........….……........... 11

2.2. Rencana Kinerja Tahunan 2016....………….............. 15

2.3. Perjanjian Kinerja 2016......................................... 16

III. Akuntabilitas Kinerja ……………………........................... 23

3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Kinerja..... 25

3.2. Pencapaian Kinerja ............................................... 25

3.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Puslitbang

Tanaman Pangan ................................................. 27

3.4. Capaian Kinerja Lainnya ....................................... 126

3.5. Akuntabilitas Keuangan …………………………….......... 127

3.6. Analisis Akuntabilitas Keuangan ........................... 130

IV. Penutup ....................................................................... 133

Lampiran:

1. Rencana Strategis (RS) Puslitbang Tanmaan Pangan 2015 - 2019

2. Penetapan Kinerja (PK) tahun 2016

Page 12: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian xii

Page 13: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

Page 14: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2

Page 15: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kinerja pembangunan pertanian selama periode 2016 relatif berhasil dalam

mencapai empat target sukses Kementerian Pertanian yang patut disyukuri. Produksi

pertanian 2016 secara umum meningkat dibandingkan tahun 2015, bahkan tidak ada

impor beras selama tahun 2016. Ditjen. Tanaman Pangan melaporkan bahwa tahun

2016 prakiraan produksi padi sebanyak 79,14 juta ton GKG atau meningkat 3,74 juta

ton (4,97%) dibandingkan produksi tahun 2015. Produksi jagung sebanyak 23,16 juta

ton pipilan kering atau meningkat 3,55 juta ton (18,11%). Namun, kedelai belum

mampu swasembada karena produksi tahun 2016 hanya 885,58 ribu ton biji kering

atau mengalami penurunan 77,61 ribu ton (8,06%) dibandingkan tahun 2015. Hal ini

merupakan suatu tantangan untuk mengupayakan terus peningkatan produksi dan

produktivitas tanaman pangan.

Pembangunan pertanian di Indonesia masih akan menghadapi tantangan yang

terkait dengan penambahan jumlah penduduk, perubahan iklim, dan perubahan

pasar global yang mempengaruhi lingkungan strategis sektor pertanian

Indonesia. Terkait dengan dinamika perubahan lingkungan strategis domestik dan

global tersebut, maka perlu mencermati potensi (kekuatan dan peluang) maupun

permasalahan/kelemahan dan implikasinya yang dihadapi subsektor pertanian

tanaman pangan. Pembangunan pertanian dalam lima tahun ke depan

berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) ke tiga (2015-2019), di mana RPJMN sebagai penjabaran dari Visi,

Program Aksi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta

berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

Visi pembangunan dalam RPJM 2015-2019 adalah ―Terwujudnya Indonesia

yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong‖. Visi

tersebut dijabarkan menjadi Tujuh Misi serta Sembilan Agenda Prioritas (NAWA

CITA). Kesembilan Agenda Prioritas lima tahun ke depan adalah 1) Menghadirkan

kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman

pada seluruh warga negara, 2) Membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, 3) Membangun Indonesia dari

pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara

kesatuan, 4) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya, 5)

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, 6) Meningkatkan produktivitas

rakyat dan daya saing di pasar internasional, 7) Mewujudkan kemandirian

Page 16: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4

ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik, 8)

Melakukan revolusi karakter bangsa, dan 9) Memperteguh ke- bhineka-an dan

memperkuat restorasi sosial Indonesia. Berdasarkan rincian dari Sembilan Agenda

Prioritas, maka agenda prioritas di bidang pertanian terdiri dari dua hal, yaitu

Peningkatan Agroindustri dan Peningkatan Kedaulatan Pangan.

Teknologi pertanian yang dibutuhkan ke depan harus sejalan dengan era

revolusi bioekonomi (Modern Agriculture) sesuai konsep Ekonomi Biru yang

digerakkan oleh revolusi bioteknologi dan bioenjinering untuk menghasilkan

biomasa sebesar-besarnya yang akan diolah menjadi bahan pangan, pakan,

energi, obat-obatan, dan beragam bioproduk lain secara berkelanjutan.

Puslitbang Tanaman Pangan akan berperan semakin strategis guna

mendukung pengembangan Modern Agriculture yang ditandai dengan

pengembangan 1) Bio-Science (Genom Research), 2) Teknologi Inovasi menjawab

Perubahan Iklim, dan 3) Aplikasi IT (Bioinformatika, Agrimap Info, dan

Diseminasi). Puslitbang Tanaman Pangan, sebagai lembaga pendukung Sektor

Pertanian perlu merumuskan perencanaan strategis lima tahun ke depan secara

lebih kontekstual dalam merespon perubahan lingkungan strategis.

1.2. Kedudukan Tugas Dan Fungsi

Puslitbang Tanaman Pangan merupakan salah satu unit kerja di bawah

Badan Litbang Pertanian yang memperoleh mandat melaksanakan penelitian dan

pengembangan tanaman padi dan palawija. Tugas yang diemban Puslitbang

Tanaman Pangan menyiapkan perumusan kebijakan dan program serta

melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman pangan. Penelitian yang

dilakukan bersifat mendasar dan strategis untuk mendapatkan teknologi tinggi

dan inovatif yang berlaku bagi agroekologi dominan di beberapa wilayah.

Penelitian yang bersifat hulu (upstream) ditujukan untuk mengembangkan

teknologi dasar dan teknologi generik yang akan diuji daya adaptasi oleh BPTP

sebelum disebarluaskan kepada petani.

Dalam melaksanakan tugasnya, Puslitbang Tanaman Pangan

menyelenggarakan fungsi yaitu: a) penyiapan rumusan dan kebijakan penelitian dan

pengembangan, b) perumusan program penelitian dan pengembangan, c)

pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan,

d) pelaksanaan penelitian dan pengembangan, e) evaluasi serta pelaporan

pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman pangan, dan f) pelaksanaan

urusan tata usaha dan rumah tangga di tingkat pusat.

Page 17: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5

Struktur Organisasi Puslitbang Tanaman Pangan

Puslitbang Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Pusat dibantu: 1)

Bidang Program dan Evaluasi membawahi Subbidang Program dan Subbidang

Evaluasi, 2) Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian membawahi

Subbidang Kerja Sama Penelitian dan Subbidang Pendayagunaan Hasil Penelitian,

dan 3) Bagian Tata Usaha membawahi Subbagian Kepegawaian dan Rumah

Tangga, dan Subbagian Keuangan dan Perlengkapan.

Kegiatan operasional penelitian dilaksanakan oleh satu Balai Besar, dua Balai,

dan satu Loka Penelitian, sebagai berikut:

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Sukamandi, Jawa Barat,

bertugas melakukan penelitian tanaman padi.

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Malang,

Jawa Timur, bertugas melakukan penelitian tanaman aneka kacang dan

umbi.

Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), Maros, Sulawesi

Selatan, bertugas melakukan penelitian tanaman jagung dan serealia lain.

Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolit Tungro), di Lanrang, Sulawesi

Selatan, bertugas melakukan penelitian penyakit tungro tanaman padi.

Page 18: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6

1.3. Sumber Daya Manusia

Untuk melaksanakan mandat, tugas, dan fungsinya, Puslitbang Tanaman

Pangan didukung sarana kebun percobaan dan laboratorium yang terakreditasi,

serta tenaga fungsional peneliti dan administrasi.

Jumlah pegawai di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan setiap tahun

berkurang secara alamiah karena purna tugas. Jumlah SDM tahun 2016

berjumlah 768 orang, tahun 2015 berjumlah 814 orang, dan tahun 2010

berjumlah 901 orang. Pengurangan pegawai terjadi di seluruh satker lingkup

Puslitbang Tanaman Pangan. Saat ini SDM lingkup Puslitbang Tanaman Pangan

didukung oleh 63 orang S3, 100 orang S2, 174 S1, serta 9 orang profesor riset

(Tabel 1).

Tabel 1. Distribusi SDM di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan

pendidikan, 31 Desember 2016.

Satker SDM berdasarkan tingkat pendidikan

Total S3 S2 S1 D3 D2 SLTA SLTP SD

Puslitbangtan 10 9 18 6 0 41 5 4 93

BBPadi 17 25 57 9 1 95 5 22 231

Balitkabi 20 32 53 7 0 60 19 17 208

Balitsereal 15 29 35 13 0 65 16 29 202

Lolit Tungro 1 5 11 2 0 11 0 4 34

Jumlah 63 100 174 37 1 262 45 76 768

1.4. Dukungan Anggaran

Dukungan anggaran sangat diperlukan untuk merakit teknologi menjawab

berbagai tantangan pembangunan pertanian, seperti pengelolaan lahan

suboptimal yang sangat luas guna meningkatkan produktivitas lahan dan

produksi padi, jagung, dan kedelai, serta tanaman pangan lainnya.

Puslitbang Tanaman Pangan memperoleh anggaran guna menunjang

kegiatan manajemen dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman

pangan. Alokasi anggaran bervariasi dari tahun 2010 – 2016, pada tahun 2016

Page 19: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7

Puslitbang Tanaman Pangan memperoleh anggaran sebesar Rp. 163,82 miliar

yang lebih rendah dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp. 164,48 miliar (Tabel 2).

Namun, hal ini tidak menyurutkan kinerja lembaga sesuai dengan sasaran yang

akan dicapai dan diamanatkan guna mendukung peningkatan agroindustri dan

kedaulatan pangan.

Tabel 2. Pagu anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan 2010-2016 .

Satker Jumlah anggaran per tahun (x Rp.juta)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Puslitbangtan 11.024 12.384 19.979 56.148 20.976 22.909 17.606

BBPadi 42.994 80.348 53.740 55.109 44.349 52.800 59.805

Balitkabi 18.989 20.830 29.478 31.854 31.995 37.491 44.200

Balitsereal 43.048 23.090 28.597 31.634 26.363 45.527 37.229

Lolit Tungro 2.516 2.999 4.376 6.792 4.786 5.750 4.982

Jumlah 118.523 139.652 136.172 181.539 128.472 164.480 163.825

Page 20: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8

Page 21: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9

Page 22: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10

Page 23: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. RENCANA STRATEGIS 2015 - 2019

Visi

Visi dan Misi Puslitbang Tanaman Pangan 2015-2019 mengacu pada visi

dan misi Badan Litbang Pertanian dan merupakan bagian integral dari visi dan misi

Kementerian Pertanian, dengan memperhatikan dinamika lingkungan strategis,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kondisi yang diharapkan

pada tahun 2019. Visi Badan Litbang Pertanian adalah: ―Menjadi lembaga

penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan

sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan‖

Sejalan dengan visi Badan Litbang Pertanian, maka Puslitbang Tanaman

Pangan merumuskan visi yaitu: ‖Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan

tanaman pangan terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian

bioindustri berkelanjutan‖.

Misi

Misi yang diemban Puslitbang Tanaman Pangan adalah:

1. Mewujudkan inovasi pertanian bioindustri tropika unggul berdaya saing

berbasis advanced technology dan bioscience, bioengineering,

teknologi responsif terhadap dinamika perubahan iklim, dan aplikasi Teknologi

Informasi serta peningkatan scientific recognition.

2. Mewujudkan spektrum diseminasi multi channel (SDMC) untuk

mengoptimalkan pemanfaatan inovasi pertanian bioindustri tropika unggul

serta peningkatan impact recognition.

Tujuan Dan Sasaran

Tujuan kegiatan Puslitbang Tanaman Pangan tahun 2015 – 2019 antara

lain:

1. Menghasilkan varietas unggul baru, benih dasar bermutu, teknologi budi daya,

produksi, pascapanen primer, model pengembangan pertanian, dengan

memanfaatkan biosains dan bioenjinering.

2. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang

aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak pada

meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani.

Page 24: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12

3. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumber daya penelitian dan

pengembangan pertanian.

4. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan dalam melaksanakan

penelitian dan pengembangan pertanian, mendiseminasikan iptek, serta

membangun jejaring kerja sama nasional dan internasional.

5. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional dalam

rangka penguasaan sains dan teknologi (scientific recognition), serta

pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian (impact recognition).

Sasaran kegiatan Puslitbang Tanaman Pangan antara lain:

1. Tersedianya varietas unggul baru berdaya saing dengan meman-

faatkan advance techonology (genomic, bioinformatika dan iradiasi).

2. Tersedia dan terdistribusinya benih sumber padi, serealia, serta kacang dan

umbi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO 9001-2008.

3. Tersedianya teknologi budi daya panen dan pascapanen primer tanaman.

4. Tersedianya model pengembangan agribisnis tanaman pangan terpadu dan

berkelanjutan.

5. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian tanaman

pangan mendukung sistem agribisnis terpadu dan berkelanjutan.

Arah Kebijakan Litbang Pertanian

Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan ke depan

disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2015–2019

melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan IPTEK yang inovatif,

efisien, dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi

terhadap perkembangan IPTEK dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri

berkelanjutan. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan

sumber daya penelitian secara optimal dan meningkatkan jejaring kerja sama

dengan institusi lain, baik nasional maupun internasional.

Arah kebijakan pengembangan Badan Litbang Pertanian adalah:

1. Mengembangkan kegiatan penelitian yang menunjang peningkatan produksi

pertanian melalui peningkatan produktivitas, perluasan area pertanian,

terutama di lahan suboptimal, serta mendukung penyediaan sumber

bahan pangan yang beragam.

Page 25: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13

2. Mendorong pengembangan dan penerapan advance technology untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya

pertanian.

3. Mendorong terciptanya suasana keilmuan dan kehidupan ilmiah yang

kondusif untuk mengoptimalkan sumber daya manusia dalam pelaksanaan

penelitian dan pengembangan serta diseminasi hasil penelitian.

4. Meningkatkan kerja sama dan sinergi yang saling menguatkan antar-

UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dan dengan berbagai lembaga

penelitian terkait di dalam dan luar negeri.

Program

Program Badan Litbang Pertanian periode 2015-2019 diarahkan untuk

menghasilkan teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan.

Tanaman pangan merupakan merupakan komoditas strategis. Hal ini telah

selaras dengan kebijakan Kementerian Pertanian yang menetapkan litbang

menurut fokus komoditas dalam 8 (delapan) kelompok produk, yaitu: 1) Bahan

makanan pokok nasional: padi, jagung, kedelai, gula, daging unggas, daging

sapi-kerbau, 2) Bahan makanan pokok lokal: sagu, jagung, umbi-umbian

(ubikayu, ubijalar), 3) Produk pertanian penting pengendali inflasi: cabai, bawang

merah, bawang putih, 4) Bahan baku industri: sawit, karet, kakao, kopi, lada, pala,

teh, susu, ubikayu, 5) Bahan baku industri: sorgum, gandum, tanaman obat dan

atsiri, 6) Produk industri pertanian: aneka tepung dan jamu, 7) Produk energi

pertanian: biodiesel, bioetanol, biogas, dan 8) Produk pertanian berorientasi

ekspor dan substitusi impor: nanas, manggis, salak, jeruk, mangga, kambing/

domba, florikultura.

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) tanaman pangan pada

periode 2015-2019 diarahkan untuk menghasilkan inovasi teknologi perbaikan

kuantitas dan kualitas produksi bahan baku bioindustri berbasis tanaman

pangan yang ramah lingkungan dan minimum eskternal input. Kegiatan

difokuskan pada perakitan varietas unggul tanaman pangan, terutama padi,

jagung, dan kedelai, dengan keunggulan satu atau lebih seperti potensi hasil tinggi,

umur sangat pendek (sangat genjah), dan toleran terhadap cekaman biotik dan

abiotik, adaptif dikembangkan di lahan suboptimal dan lahan terdampak perubahan

iklim akibat fenomena pemanasan global. Perakitan varietas unggul dirancang

sejak awal dengan melibatkan konsumen dan stakeholder agar sesuai preferensi

konsumen.

Page 26: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14

Sumber daya genetik untuk perakitan varietas antisipatif dampak perubahan

iklim tidak selalu tersedia, maka perakitan varietas unggul tidak hanya

menggunakan pendekatan pemuliaan konvensional, tetapi juga pendekatan

biologi molekuler atau genomik untuk gen discovery dan pemanfaatan

teknologi informasi. Oleh karena itu, identifikasi sumber-sumber gen peningkatan

produktivitas, toleransi terhadap cekaman biotik/abiotik menjadi sangat penting

untuk dilakukan bersama-sama oleh litbang tanaman pangan bersama dengan

litbang bioteknologi. Penelitian dalam bentuk konsorsium ke depan dijadikan wadah

kegiatan perakitan varietas unggul dimulai dari merancang target pemuliaan. Peran

sumber daya genetik tanaman pangan menjadi sangat penting karena

keberhasilan identifikasi, karakterisasi morfologik dan genetik akan digunakan

sebagai sumber tetua unggul dalam perakitan varietas unggul baru yang

disesuaikan dengan tujuan perakitan.

Kegiatan diseminasi varietas unggul baru perlu dipercepat agar dapat

dimanfaatkan oleh petani dan stakeholder dengan system diseminasi multichannel

di antaranya melalui Model Desa Mandiri Benih, Taman Sains Pertanian (TSP),

Taman Tekno Pertanian (TTP), dan Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian

(LL-IP). Berdasarkan jargon ―Benih adalah UPBS‖, maka ke depan litbang tanaman

pangan akan lebih fokus pada peningkatan peran dan fungsi UPBS tanaman padi,

jagung, dan kedelai untuk dapat memenuhi kebutuhan benih sumber nasional

mendukung penyebaran varietas spesifik lokasi. Tingkat adopsi varietas unggul

oleh petani dalam bentuk riil di lapangan melalui kegiatan diseminasi varietas

unggul yang baru dilepas. Kinerja UPBS dicirikan oleh kemampuannya menjaga

kemurnian genetik varietas yang telah diadopsi melalui penyediaan benih sumber

(BS dan FS) inbrida dan F1 hibrida padi dan jagung yang dihasilkan dengan

terus menerapkan sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001-2008. Balit lingkup

Puslitbang Tanaman Pangan akan dikembangkan secara bertahap menjadi TSP dan

bersama dengan BPTP mengembangkan TTP dan LL-IP.

Sejalan dengan hal tersebut, untuk aktualisasi potensi hasil varietas

unggul perlu disiapkan logistik benih sumber bermutu dan penelitian perakitan

dan atau perbaikan teknologi budi daya ramah lingkungan dengan pendekatan

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), yang disiapkan secara paralel dengan proses

perakitan varietas unggul. Perakitan dan atau perbaikan teknologi budi daya

pendukung yang meliputi teknologi pemupukan; cara tanam; pengelolaan air;

pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama, penyakit, dan

gulma; panen dan pascapanen primer sejak awal lebih diarahkan untuk agro-

ekosistem lahan suboptimal dengan mempertimbangkan kondisi spesifik

Page 27: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15

lokasi dan antisipatif terhadap dinamika perubahan iklim. Integrasi teknologi budi

daya pendukung dalam PTT diarahkan untuk mampu meningkatkan produktivitas

aktual dan indeks panen, serta dapat menjadi bagian dari keseluruhan model

pengembangan pertanian tanaman pangan bioindustri berkelanjutan, yakni

kemandirian pangan dan kecukupan energi.

Target Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Sesuai dengan sasaran strategis, target kinerja Puslitbang Tanaman

Pangan antara lain:

1. Penciptaan varietas dan galur/klon unggul baru, adaptif dan berdaya

saing dengan memanfaatkan advanced technology dan bioscience.

2. Penciptaan teknologi dan inovasi budi daya, pascapanen, dan prototipe

alsintan berbasis bioscience dan bioenjinering dengan memanfaatkan

advanced techonology, seperti teknologi nano, bioteknologi, iradiasi,

bioinformatika, dan bioprosesing yang adaptif.

3. Penyediaan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian.

4. Penyediaan dan pendistribusian produk inovasi pertanian (benih sumber)

dan materi alih teknologi.

5. Pengembangan Taman Sains Pertanian (Agro Science Park) dan Taman

Teknologi Pertanian (Agro Techno Park)

6. Pengembangan Model sekolah lapang (SL)-Kedaulatan Pangan mendukung

1.000 Desa Mandiri Benih.

7. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya lembaga

litbang pertanian yang andal dan terkemuka, serta meningkatkan HKI.

2.2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) 2016

Penyusunan rencana kinerja kegiatan penelitian diselaraskan dengan

sasaran Renstra Puslitbang Tanaman Pangan 2015-2019. Sejalan dengan hal

tersebut Puslitbang Tanaman Pangan setiap tahun telah menyusun Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) 2016 yang berisi: 1) Sasaran strategis kegiatan yang akan

dilaksanakan, 2) Indikator kinerja berupa hasil yang akan dicapai secara terukur,

efektif, efisien, dan akuntabel, dan 3) Target yang akan dihasilkan.

Rencana kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan telah

dituangkan dalam RKT tahun 2016 yang disajikan pada Tabel 3.

Page 28: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16

Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan Puslitbang Tanaman Pangan 2016.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Terciptanya varietas

unggul baru tanaman

pangan

Jumlah varietas unggul

baru tanaman pangan

17 varietas

2. Terciptanya teknologi

budi daya, panen, dan

pascapanen primer

tanaman pangan

Jumlah teknologi budi

daya, panen, dan

pascapanen primer

tanaman pangan

20 teknologi

3. Tersedianya benih

sumber varietas unggul

baru padi, serealia, serta

kacang dan ubi untuk

penyebaran varietas

berdasarkan SMM ISO

9001-2008

Jumlah produksi benih

sumber varietas unggul

baru padi, jagung, kedelai,

serealia lain, aneka kacang

dan ubi

218 ton

4. Tersedianya rekomendasi

dan saran kebijakan

litbang tanaman pangan

Jumlah rekomendasi saran

kebijakan tanaman pangan

9 rekomendasi

5. Sekolah Lapang (SL)

produksi dan distribusi

benih terintegrasi dengan

1000 desa mandiri benih

Jumlah Sekolah Lapang

Produksi dan Distribusi

Benih terintegrasi dengan

1.000 Desa Mandiri Benih

15 propinsi

6. Pembangunan Taman

Sains Pertanian (Agro

Science Park)

Jumlah Taman Sains

Pertanian (TSP) di KP

Sukamandi, BBPadi.

1 propinsi

2.3. PERJANJIAN KINERJA (PK) 2016

Perjanjian Kinerja 2016 ditetapkan setelah disetujui dan diterbitkannya

DIPA tahun 2016. Perjanjian kinerja ini merupakan wujud komitmen antara

Kepala Puslitbang Tanaman Pangan dengan Kepala Badan Litbang Pertanian

sebagai tolok ukur keberhasilan dan dasar evaluasi akuntabilitas kinerja

Puslitbang Tanaman Pangan pada akhir tahun anggaran.

Page 29: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17

Perjanjian kinerja tahun 2016 disajikan pada Tabel 4 setelah mengalami

revisi menyesuaikan revisi anggaran APBN.

Tabel 4. Perjanjian Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2016.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Terciptanya varietas

unggul baru tanaman

pangan

Jumlah varietas unggul

baru tanaman pangan

17 varietas

2. Terciptanya teknologi

budi daya, panen, dan

pascapanen primer

tanaman pangan

Jumlah teknologi budi

daya, panen, dan

pascapanen primer

tanaman pangan

20 teknologi

3. Tersedianya benih

sumber varietas unggul

baru padi, serealia, serta

kacang dan ubi untuk

penyebaran varietas

berdasarkan SMM ISO

9001-2008

Jumlah produksi benih

sumber varietas unggul

baru padi, jagung, kedelai,

serealia lain, aneka kacang

dan ubi

218 ton

4. Tersedianya rekomendasi

dan saran kebijakan

litbang tanaman pangan

Jumlah rekomendasi saran

kebijakan tanaman pangan

9 rekomendasi

5. Sekolah Lapang (SL)

produksi dan distribusi

benih terintegrasi dengan

1000 desa mandiri benih

Jumlah Sekolah Lapang

Produksi dan Distribusi

Benih terintegrasi dengan

1.000 Desa Mandiri Benih

15 propinsi

6. Pembangunan Taman

Sains Pertanian (Agro

Science Park)

Jumlah Taman Sains

Pertanian (TSP) di KP

Sukamandi, BBPadi.

1 propinsi

Page 30: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18

Indikator Kinerja Utama

Output yang dituangkan dalam IKU litbang tanaman pangan meliputi: 1)

Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan, 2) Jumlah teknologi budi daya,

panen, dan pascapanen primer tanaman pangan, 3) Jumlah produksi benih

sumber padi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang dan ubi, 4) Jumlah

rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan, 5) Jumlah sekolah

lapang produksi dan distribusi benih terintegrasi dengan 1.000 desa mandiri

Benih, dan 6) Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP).

Dalam laporan Kinerja (LAKIN) Puslitbang Tanaman Pangan ini dilaporkan

juga perkembangan berbagai kegiatan lain, yaitu: a) Pengelolaan sumber daya

genetik tanaman pangan, b) Kegiatan diseminasi hasil penelitian tanaman

pangan, c) Laporan keuangan, dan d) Sumber daya penelitian.

Pencapaian target Indikator Kinerja Utama dilaksanakan melalui

serangkaian penelitian di Puslitbang Tanaman Pangan, BBPadi, Balitkabi,

Balitsereal, dan Lolit Tungro, dengan judul perakitan varietas unggul baru,

teknologi budi daya panen dan pascapanen primer, produksi benih sumber,

rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan, sekolah lapang

produksi dan distribusi benih terintegrasi dengan 1.000 desa mandiri benih, dan

pembangunan Taman Sains Pertanian (Agro Science Park) dengan rincian

sebagai berikut:

2.3.1. Penelitian pemuliaan dan perakitan varietas unggul baru

tanaman pangan, terdiri dari:

a. Perakitan varietas unggul baru padi

Perakitan varietas unggul padi dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan

setingkat RPTP yaitu: 1) Konsorsium Padi Nasional: perakitan varietas

unggul padi lahan suboptimal, 2) Perakitan varietas unggul padi sawah

inbrida, dan 3) Perakitan varietas unggul padi sawah hibrida. Penelitian ini

telah melibatkan 70 orang peneliti dengan pagu anggaran Rp.

4.719.550.000,-.

b. Perakitan varietas unggul baru aneka kacang dan ubi

Perakitan varietas unggul aneka kacang dan umbi dilaksanakan melalui

serangkaian penelitian setingkat RPTP dengan judul, yaitu: a) Konsorsium

Perakitan Varietas Kedelai Lahan Suboptimal, b) Perakitan Varietas Kedelai

untuk Lahan Optimal, c) Perakitan Varietas Kacang tanah dan Kacang hijau

Berdaya Hasil Tinggi, Toleran Cekaman Biotik dan Adaftif Lahan

Page 31: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19

Suboptimal, dan d) Perakitan Varietas Ubikayu dan Ubijalar Produksi

Tinggi, Agak Tahan Cekaman Biotik dan Toleran Cekaman Abiotik

Mendukung Bioindustri. Penelitian ini telah melibatkan 80 orang peneliti

dengan pagu anggaran sebesar Rp.1.810.000.000,-.

c. Perakitan varietas unggul baru jagung dan serealia lainnya

Perakitan varietas unggul jagung dan serealia lainnya dilaksanakan melalui

serangkaian penelitian setingkat RPTP dengan judul, yaitu: a) Perakitan

varietas jagung toleran lahan sub optimal mendukung swasembada

pangan berkelanjutan, b) Perakitan varietas jagung mendukung ketahanan

pangan nasional untuk lahan optmilal, c) Perakitan varietas dan teknologi

produksi gandum tropis mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan,

dan d) Perakitan varietas dan teknologi pengelolaan sorgum pada lahan

sub optimal untuk ketahanan pangan dan pertanian bioindustri. Penelitian

ini telah melibatkan sekitar 35 orang peneliti dengan pagu anggaran

sebesar Rp.2.010.051.000,-.

2.3.2. Perakitan teknologi budi daya, panen, dan pascpanen primer

tanaman pangan

a. Teknologi budi daya tanaman padi

Kegiatan perakitan teknologi budi daya dan panen tanaman padi

dilaksanakan oleh BBPadi di Sukamandi dengan target dihasilkannya 5

(lima) teknologi yaitu : (1) Teknologi Jajar Legowo Super, (2) Teknologi

pengelolaan hara fosfor lahan sawah irigasi, (3) Teknologi penambahan pupuk

organik dan pupuk hayati pada padi gogo, (4) Teknologi pengendalian hama

lundi atau uret pada pertanaman padi gogo dengan teknik seed treatment; (5)

Potensi penggunaan beras merah dalam produk pangan basah, (6) Teknologi

pengendalian terpadu bio-intensif penyakit tungro dan (7) Teknologi pengelolaan

pestisida dalam pengendalian tungro dengan pagu anggaran sebesar Rp.

2.502.150.000,- didukung 45 orang peneliti. Kegiatan perakitan 2 (dua)

paket teknologi yang dilaksanakan oleh Lolit Tungro di Lanrang, Sulawesi

Selatan, dengan dukungan 5 orang peneliti dan pagu anggaran sebesar

Rp. 730.000.000,-.

b. Teknologi budi daya tanaman aneka kacang dan ubi

Kegiatan perakitan teknologi budi daya tanaman aneka kacang dam umbi

dilaksanakan di Balitkabi Malang melalui penelitian setingkat RPTP yaitu 1)

Budi daya Kedelai di Lahan Pasang Surut di Bawah Kelapa Sawit, 2)

Page 32: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20

Integrasi serbuk biji mimba dan nuclear polyhedrosis virus untuk

pengendalian hama pada tanaman kedelai di lahan pasang surut, 3)

Teknologi pemupukan dan aplikasi fitohormon pada ubikayu di lahan

pasang surut Kalimantan Selatan, 4) Teknologi Budi daya Kacang Tanah

Pada Lahan Salin, 5) Teknologi pemupukan pada kacang hijau di lahan

kering dan 6) Be-Bas: Formulaasi biopestisida dari konidia cendawan

entomopatogen Beauveria bassiana untuk mengendalikan berbagai jenis

hama tanaman. Jumlah pagu anggaran kegiatan penelitian ini sebesar

Rp.1.185.000.000,- melibatkan 81 orang peneliti.

c. Teknologi budi daya tanaman serealia

Kegiatan perakitan teknologi budi daya tanaman serealia dilaksanakan di

Balitsereal Maros melalui kegiatan penelitian: 1) Teknologi metode

penentuan rekomendasi pemupukan P pada tanaman jagung berdasarkan

ketersedian hara tanah dan potensi hasil tanaman, 2) Rekomendasi

pemupukan jagung spesifik lokasi pada lahan kering di Kabupaten

Bantaeng, 3) Pemanfaatan dekomposer yang efektif untuk pembuatan

pupuk organik, 4) Formulasi kombinasi biopestisida dan pestisida nabati

dalam pengendalian hawar upih (Rhizoctania solani), 5) Peta sebaran

spesies penyebab penyakit bulai, 6) Budi daya gandum yang beradaptasi

pada dataran menengah dan 7) Penentuan populasi optimum untuk budi

daya sorgum manis. Jumlah pagu anggaran kegiatan penelitian ini sebesar

Rp.935.002.000,-.

2.3.3.Produksi benih sumber tanaman pangan sesuai SMM ISO 9001-

2008, terdiri dari:

a. Penyediaan benih sumber padi.

Kegiatan penyediaan benih sumber ini dilaksanakan oleh BBPadi di

Sukamandi dan Lolit Tungro di Lanrang, Sulawesi Selatan dengan target

diproduksinya 100 ton benih sumber kelas BS, FS, dan SS. Pagu anggaran

di BBPadi Rp. 1.832.000.000,- untuk memproduksi 100 ton benih sumber

(kelas BS, FS, dan SS) dengan dukungan 30 orang peneliti, sedangkan

pagu anggaran di Lolit Tungro Rp. 295.000.000,- untuk memproduksi

benih sumber kelas SS 30 ton dan didukung oleh 3 orang peneliti. Total

biaya produksi benih sumber sebesar Rp. 2.127.000.000,- dengan

dukungan 33 orang peneliti.

Page 33: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

b. Penyediaan benih sumber kacang dan umbi.

Kegiatan penyediaan benih sumber aneka kacang dan umbi dilaksanakan

di Balitkabi Malang dengan target produksi 53 ton kelas NS, BS, dan FS.

Pagu anggaran produksi benih sumber sebesar Rp. 1.871.000.000,-

melibatkan 38 Peneliti.

c. Penyediaan benih sumber jagung dan serealia lain.

Kegiatan penyediaan benih sumber jagung dan serealia lainnya

dilaksanakan di Balitsereal Maros melalui kegiatan pengembangan sistem

produksi dan distribusi benih sumber jagung VUB dan serealia dengan

penerapan manajemen mutu dengan target produksi benih sumber 35 ton

kelas BS dan FS. Pagu anggaran produksi benih sebesar Rp.870.000.000,-.

2.3.4.Analisis Kebijakan Pengembangan Tanaman Pangan

Target output penelitian ini, yaitu: 1) Upaya Peningkatan Produktivitas

Padi Nasional, 2) Upaya Peningkatan Produktivitas Kedelai Nasional, 3)

Upaya Percepatan Adopsi Varietas Unggul Padi Inpari, 4) Upaya

Percepatan Adopsi Varietas Jagung Hibrida Balitbangtan, 5) Budi Daya

Kedelai Antisipasi Kekeringan di Lahan Sawah Tadah Hujan, 6) Potensi

Pengembangan Beras Khusus untuk Substitusi impor, 7) Pengembangan

Pupuk Hayati Agrimeth Mendukung Pengembangan Jarwo Super, 8)

Pengembangan Bioindustri Tanaman Pangan di Lahan Suboptimal dan 9)

Peningkatan Indeks Pertanaman di Lahan Rawa. Jumlah pagu anggaran

kegiatan penelitian ini sebesar Rp. 2.768.148.000-.

2.3.5. Sekolah Lapang (SL) Mandiri Benih

Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran produksi padi, jagung, dan

kedelai diperlukan penyediaan benih bermutu varietas unggul spesifik

lokasi agar sampai di tingkat petani. Untuk itu telah dibangun Model

penyediaan benih secara mandiri untuk hamparan unit desa dengan

melibatkan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balai Penelitian

Komoditas dengan UPBS Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

dengan menyediakan benih sumber bagi calon produsen benih. Dengan

Model Desa Mandiri Benih diharapkan apabila petani telah menyenangi

varietas baru, benihnya dapat disediakan secara mandiri. Jumlah total pagu

anggaran kegiatan penelitian ini sebesar Rp. 3.812.550.000,- yang tersebar di

Puslitbangtan Rp. 479.450.000,- BBPadi Rp. 1.748.100.000,- Balitkabi Rp.

880.000.000.- dan Balitsereal Rp. 705.000.000,-

Page 34: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22

2.3.6.Pembangunan Taman Sains Pertanian di KP Sukamandi, BBPadi,

Jawa Barat

Kegiatan Pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) tahun 2016 dilaksanakan

di KP Sukamandi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPadi), Sukamandi

Jawa Barat sebagai TSP Bioindustri Padi. TSP BBPadi Sukamandi dimulai

tahun 2016 sudah disusun Site plan di kawasan seluas 20 ha serta

pembangunan sarana dan prasarana, antara lain Gedung/bangsal dryer

sebagai tempat unit proses pengering gabah dan tempat stock sementara,

serta tempat pelaksanaan bimbingan teknis atau tamu peninjau, Gedung

Alsintan sebagai tempat unit proses persemaian dengan mesin Dapog, dan

selasar/jalan menuju kawasan TSP dengan pagu anggaran Rp.

5.000.000.000.

Pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) tahun 2016 di Balai Penelitian

Tanaman Serealia, Maros, Sulawesi Selatan merupakan kelanjutan dari

kegiatan pembangunan TSP tahun 2015. TSP Balitsereal dengan ruang

lingkup padi, jagung, hortikultura, perikanan, dan peternakan yang berorientasi

kepada pertanian terpadu, ilmiah, estetika, dan ekonomi. Pagu anggaran

untuk kegiatan ini sebesar Rp. 3.640.496.000,-.

2.3.7.Pengelolaan dan Pengkayaan Sumber Daya Genetik Tanaman

Pangan

Target kegiatan ini adalah diperolehnya informasi hasil karakterisasi dan

rejuvinasi sumber daya genetik tanaman padi, jagung, kacang-kacangan,

umbi-umbian, dan serealia lainnya dengan target sebesar 4.145 aksesi.

Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 1.166.221.000,-.

2.3.8.Diseminasi Inovasi Teknologi Tanaman Pangan

Kegiatan penunjang penelitian dan pengembangan tanaman pangan

adalah menyebarluaskan inovasi teknologi tanaman pangan. Adapun

kegiatan yang dilaksanakan antara lain: a) Publikasi hasil-hasil penelitian,

b) Seminar dan pertemuan ilmiah lainnya, c) Ekspose/pameran skala

nasional dan regional, d) Gelar teknologi di lapang, dan e) Penyebarluasan

inovasi teknologi melalui internet (website). Jumlah pagu anggaran untuk

kegiatan ini sebesar Rp. 10.033.263.000,- yang dilaksanakan oleh

Puslitbangtan, BBPadi, Balitkabi dan Balitsereal.

Page 35: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23

Page 36: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

Page 37: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25

III. AKUNTABILITAS KINERJA

Hasil-hasil penelitian tanaman pangan baik secara langsung maupun tidak

langsung turut memberikan kontribusi pencapaian 4 (empat) target sukses

Kementerian Pertanian, seperti meningkatnya produksi padi, jagung, dan kedelai,

serta tersebarnya benih unggul dan teknologi tanaman pangan. Inovasi yang

dihasilkan meliputi perakitan varietas unggul baru, benih sumber, dan teknologi

budi daya. Hasil-hasil penelitian disebarluaskan melalui berbagai pertemuan

ilmiah, ekspose dan gelar teknologi, serta menerbitkan publikasi ilmiah tercetak

dalam bentuk jurnal, prosiding, buletin, dan website yang telah terbangun di

seluruh satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan.

Keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan tidak terlepas dari telah

diterapkannya melalui monitoring dan evaluasi serta Sistem Pengendalian Intern

(SPI) di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan. Mekanisme monitoring dan evaluasi

penelitian dilakukan setiap Triwulan melalui pelaporan dari masing-masing

satker, serta setiap semester melakukan kunjungan ke Satker untuk pemeriksaan

dokumen dan peninjauan lapang. Realisasi keuangan dipantau melalui aplikasi i-

Monev berbasis web yang diupdate setiap hari Jumat oleh masing-masing satker,

serta penerapan Permenkeu No. 249 tahun 2011 setiap bulan serta SPAN.

3.1. KRITERIA UKURAN KEBERHASILAN PENCAPAIAN KINERJA

Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2016 ditetapkan

berdasarkan dokumen laporan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) satker

lingkup Puslitbang Tanaman Pangan kemudian dihitung menggunakan rumus:

Capaian sasaran = Realisasi IKU dibagi Target IKU x 100%.

Kriteria penilaian terbagi 4 (empat) kategori berdasarkan skoring, yaitu:

Sangat berhasil, jika capaian sasaran >100%, Berhasil, jika capaian sasaran 80-

100%, Cukup berhasil, jika capaian sasaran 60-<80%, dan Kurang berhasil, jika

capaian sasaran <60%.

3.2. PENCAPAIAN KINERJA

Capaian kinerja Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan IKU yang

ditetapkan tahun 2016 disajikan pada Tabel 5 berikut ini.

Page 38: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26

Tabel 5. Pengukuran Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2016.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian kinerja

1. Terciptanya varietas unggul baru tanaman pangan

Jumlah varietas unggul baru

tanaman pangan

17 Varietas 21 VUB 123,53

2. Tersedianya teknologi budi daya, panen dan pascapanen primer tanaman pangan

Jumlah teknologi budi daya,

panen dan pascapanen primer

tanaman pangan

20 Teknologi 20 Teknologi 100,00

3 Tersedianya benih sumber varietas unggul baru padi, serealia, serta kacang dan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO 9001-2008

Jumlah produksi benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, serta kacang dan ubi berdasarkan SMM ISO 9001-2008.

218 Ton 232,47 Ton 106,64

4 Tersedianya rekomendasi dan saran kebijakan litbang tanaman pangan

Jumlah rekomendasi saran kebijakan tanaman pangan

9 Rekomendasi 9 Rekomendasi 100,00

5 Sekolah Lapang (SL) produksi dan distribusi benih terintegrasi dengan 1000 desa mandiri benih

Jumlah Sekolah Lapang Produksi dan Distribusi Benih terintegrasi dengan 1.000 Desa Mandiri Benih

15 Propinsi 15 Propinsi 100,00

6 Pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) di KP Sukamandi, Jawa Barat

Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP)

1 Propinsi 1 Propinsi 100,00

Rata-rata 105,03

Page 39: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27

3.3. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA PUSLITBANG

TANAMAN PANGAN

Evaluasi dan analisis capaian kinerja Pulitbang Tanaman Pangan tahun

2016 disajikan sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1 : Terciptanya Varietas Unggul Baru

Tanaman Pangan

Kegiatan ini dapat dicapai melalui penelitian pemuliaan dan perakitan

varietas unggul baru tanaman pangan. Adapun target IKU tahun 2016 yaitu

dilepasnya 17 varietas unggul baru tanaman pangan, sedangkan capaian realisasi

perakitan VUB tanaman pangan sebanyak 21 VUB atau 123,53%, yaitu telah

dilepas 6 varietas unggul baru padi, 8 VUB aneka kacang dan umbi, dan 7 VUB

serealia (Tabel 6).

Tabel 6. Indikator tingkat capaian kinerja kegiatan tahun 2016.

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Varietas unggul baru padi 6 6 100,00

Varietas unggul baru aneka

kacang dan umbi

6 8 133,33

Varietas unggul baru serealia 5 7 140,00

Secara umum, kinerja Puslitbang Tanaman Pangan dalam perakitan

varietas unggul baru dapat tercapai sesuai target berdasarkan Renstra yang

telah ditetapkan (Tabel 7).

Tabel 7. Perbandingan capaian kinerja tahun 2015 – 2016.

Indikator Kinerja Target/Realisasi 2015 2016

Varietas unggul baru

padi

Target 5 6

Realisasi 5 (100%) 6 (100%)

Varietas unggul baru

aneka kacang dan umbi

Target 4 6

Realisasi 4 (100%) 8 (133,33%)

Varietas unggul baru

serealia

Target 7 5

Realisasi 7 (100%) 7 (140,00%)

Page 40: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28

Perkembangan kinerja perakitan varietas unggul baru (VUB) tanaman

pangan selama tahun 2010-2016 lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan.

Meskipun jika dilihat dari perkembangan anggaran penelitian menurun

diperbandingkan dengan tahun 2011-2013. Tahun 2016 merupakan tahun kedua

pelaksanaan Rencana Strategis yang disusun untuk 2015 – 2019.

Perkembangan realisasi kinerja dan anggaran penelitian perakitan VUB

dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Perkembangan kinerja perakitan varietas unggul baru tanaman

pangan serta anggaran penelitian 2010-2016

Adapun keluaran (output) dan outcome yang telah dicapai dari VUB yang

dilepas 2016 diuraikan sebagai berikut:

Padi

Tahun 2016 telah dilepas sebanyak 6 varietas unggul baru padi untuk padi

sawah dan padi gogo. Varietas unggul baru yang dihasilkan oleh BB Padi pada

2016 adalah 3 (tiga) VUB padi sawah dan 3 (tiga) VUB padi gogo antara lain: 1)

Inpari 42 Agritan GSR, 2) Inpari 43 Agritan GSR, 3) Inpari 44 Agritan, 4) Inpago

12 Agritan, 5) Inpago IPB 9G, dan 6) Unsoed Parimas.

Varietas padi Inpari 42 Agritan GSR merupakan asal persilangan

Huangxinyhan dengan Fenghuazhan. Potensi hasil 10,58 t/ha dengan rata-rata

hasil mencapai 7,11 t/ha. Sifat keunggulannya yaitu memiliki ketahanan

Page 41: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29

terhadap hama pada fase generatif dan agak tahan terhadap HDB patotipe III,

rentan strain IV, dan agak tahan strain VIII, tahan penyakit blas daun ras 033 dan

rentan ras 133 dan 173, agak tahan WBC biotipe 1 dan agak rentan WBC biotipe 2

dan 3, rentan virus tungro varian 033 dan 073. Anjuran tanam di lahan sawah

dengan ketinggian 600 dpl.

Gambar 2. Keragaan padi varietas Inpari 42 Agritan GSR.

Varietas Inpari 43 Agritan GSR merupakan asal persilangan

WuFengZhan, IRBB5 dan WuFengZhan. Potensi hasil 9,02 t/ha dengan rata-rata

hasil 6,96 t/ha dengan sifat keunggulan Pada fase generatif tahan terhadap HDB

patotipe III, agak tahan HDB patotipe IV dan VIII, tahan terhadap penyakit blas daun

ras 073 dan 133, agak tahan ras 033, dan rentan ras 173. dan rentan terhadap ras

133 dan 173, agak rentan terhadap WBC biotipe 1, 2 dan 3. Anjuran tanam pada

lahan sawah subur dan kurang subur dengan ketinggian 600 m dpl, termasuk

sawah endemik HDB dan blas.

Gambar 3. Keragaan VUB Inpari 43 Agritan GSR

Page 42: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30

Varietas Inpari 44 Agritan merupakan hasil persilangan Kebo x

Ciherang dengan potensi hasil 9,25 t/ha dengan rata-rata hasil mencapai 6,53

t/ha. Keunggulan dari VUB ini adalah Tahan terhadap HDB pada fase generatif

untuk strain III, agak rentan terhadap strain IV dan agak tahan terhadap strain VIII,

rentan terhadap penyakit blas daun ras 073 dan 133, agak tahan ras 033, 133, 073

dan 173, agak rentan terhadap WBC biotipe 1, 2 dan 3. Anjuran tanam pada lahan

sawah irigasi dengan ketinggian 600 m dpl.

Gambar 4. Keragaan VUB Inpari 44 Agritan

Varietas Inpago 12 Agritan merupakan hasil persilangan dari

Selegreng/Ciherang//Kencana Bali dengan potensi hasil 10,2 t/ha dengan rata-

rata hasil 6,7 t/ha. Keunggulan varietas ini di antaranya tahan rebah dengan

kerontokan sedang, berespon moderat terhadap keracunan Al dan kekeringan,

tahan terhadap penyakit blas ras 033 dan 073, agak tahan terhadap ras 133,

001, 013, 023, 051 dan 101, rentan blas ras 173 dan 041. Anjuran tanam lahan

kering subur dan lahan kering masam dataran rendah sampai 700 m dpl.

Gambar 5. Keragaan VUB Inpago 12 Agritan

Page 43: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31

Varietas Inpago IPB 9G merupakan asal persilangan IPB98-F-5-1-1/IR 64,

potensi hasil 9,09 t/ha dan rata-rata hasil 6,05 t/ha. Keunggulan VUB ini di

antaranya berespon moderat terhadap keracunan Al 40 ppm dan agak peka

terhadap kekeringan, agak rentan wereng batang coklat biotipe 1, agak tahan

wereng batang coklat biotipe 2 dan 3. Tahan terhadap penyakit blas ras 073, dan

agak tahan terhadap blas ras 033, 001 dan 051, rentan blas ras 133, 173, 013,

041 dan 023. Anjuran tanam lahan kering subur dan lahan kering masam sampai

ketinggian 700 m di atas permukaan laut.

Gambar 6. Keragaan VUB Inpago IPB 9 G

Varietas Unsoed Parimas merupakan asal persilangan antara Cimelati

dan galur G10, potensi hasil 9,40 t/ha dengan rata-rata hasil 6,19 t/ha. Sifat

keunggulan dari VUB ini berespon moderat terhadap keracunan Al 40 ppm dan

kekeringan, agak rentan wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3. Namun,

Rentan penyakit blas ras 033, tahan blas ras 073, agak tahan blas ras 133,

rentan blas ras 173. Anjuran tanam lahan kering subur dan lahan kering masam

sampai ketinggian 700 m dpl.

Gambar 7. Keragaan VUB Unsoed Parimas

Page 44: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 32

Kedelai

Tahun 2016 telah dilepas sebanyak 4 varietas unggul baru kedelai, antara

lain 1) varietas Deja 1, 2) Varietas Deja 2, 3) Detap 1, dan 4) Devon 2. Adapun

rincian dan keunggulan masing-masing varietas kedelai disajikan sebagai berikut:

Kedelai varietas Deja 1 merupakan hasil seleksi persilangan varietas Kawi

dengan galur IAC 100. Umur 78 hari (genjah) dengan potensi hasil 2,6 t/ha dan

rata-rata hasil 2,18 t/ha. Sifat keunggulan toleran terhadap jenuh air, ukuran biji

besar 16,0 g/100 butir, agak tahan terhadap penyakit karat daun, agak tahan

hama penghisap polong dan peka hama ulat grayak.

Gambar 8. Keragaan kedelai Deja 1.

Varietas Deja 2 ini berumur genjah (79 hari) dengan potensi hasil 2,87

t/ha dan rata-rata hasil mencapai 2,39 t/ha. Sifat keunggulan yaitu toleran jenuh

air, berumur genjah, biji sedang 12,9 g/100 butir, agak tahan terhadap penyakit

karat daun, agak tahan hama penghisap polong dan hama ulat grayak.

Gambar 9. Keragaan VUB kedelai Deja 2.

Page 45: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33

Varietas Detap 1 berumur genjah (79 hari), potensi hasil 3,39 t/ha,

dengan rata-rata hasil 2,74 t/ha, dan berbiji besar. Keunggulan lain tahan pecah

polong, agak tahan pengisap polong, penggerek polong dan pemakan daun.

Gambar 10. Keragaan tanaman dan biji VUB kedelai Detap 1.

Varietas Devon 2 berumur genjah 78 hari dan berbiji besar 17,03 g/100

butir. Potensi hasil 2,90 t/ha, rata-rata hasil 2,67 t/ha, mengandung isoflavon

tinggi 1.097,9 μg sangat sesuai untuk bahan pembuatan tempe, agak tahan

pengisap polong dan penggerek polong, rentan terhadap penyakit pemakan

daun.

Gambar 11. Keragaan tanaman dan biji kedelai varietas Devon 2.

Page 46: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34

Kacang hijau

Tahun 2016 telah dilepas 2 varietas unggul kacang hijau, yaitu Varietas

Vima 4 dan Vima 5. Kedua varietas tersebut berumur genjah 56 hari. Varietas

Vima 4 memiliki keunggulan yaitu kandungan protein 22,11% basis kering dan

lemak 0,72% basis kering, polong tidak mudah pecah, agak tahan embun tepung

dan hama thrips, serta potensi produksi 2,32 ton/ha. Sedangkan varietas Vima 5

memiliki keunggulan yaitu kandungan protein 23,36% basis kering dan lemak

0,68% basis kering, polong tidak mudah pecah, agak tahan embun tepung dan

hama thrips, serta potensi produksi 2,34 ton/ha.

Gambar 12. Keragaan kacang hijau varietas Vima 4 (kiri) dan Vima 5 (kanan)

Ubi Jalar

Telah dilepas 2 (dua) varietas unggul ubijalar dengan nama Patting 1

dan Patting 2, yang memiliki rasa enak. Varietas Patting 1 memiliki

keunggulan potensi hasil 29,9 ton/ha, umur tanaman 4 – 4,5 bulan, warna

daging umbi putih, agak tahan penyakit kudis dan hama boleng, kadar pati dan

bahan kering tinggi 24,83%, serta sesuai ditanam di lahan tegalan dan lahan

sawah sesudah tanam padi. Sedangkan varietas Patting 2 memiliki keunggulan

potensi hasil 31,8 ton/ha, umur tanaman 4 – 4,5 bulan, warna daging umbi

kuning, agak tahan penyakit kudis dan hama boleng, kadar pati dan bahan

kering tinggi 23,33%, serta sesuai ditanam di lahan tegalan dan lahan sawah

sesudah tanam padi.

Page 47: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35

Gambar 13. Keragaan ubijalar varietas Patting 1 (kiri) dan Patting 2 (kanan)

Jagung

Tahun 2016 telah dilepas 5 (lima) varietas unggul baru jagung, yaitu

jagung hibrida varietas HJ 28 Agritan, JH 35, JH 37, dan JH 47, serta jagung

komposit Srikandi Kuning 2. Rincian dan keunggulan masing-masing varietas

disajikan berikut ini.

Jagung hibrida varietas HJ 28 Agritan berumur genjah (80 hari), potensi

hasil 12,9 t/ha dengan provitas rata-rata 11,8 t/ha, tahan terhadap penyakit bulai

(Peronosclerospora philipinensis L.), hawar dan karat daun dataran rendah, stay

green, umur genjah, adaptif pada lahan ketinggian 5 – 650 m dpl.

Gambar 14. Keragaan vub jagung hibrida HJ 28 Agritan

Page 48: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 36

Jagung hibrida JH 35 berumur sedang (99 hari) dengan potensi hasil 12,9

ton/ha, agak tahan terhadap penyakit bulai (Peronosclerospora maydis dan

Peronosclerospora philippinensis), tahan penyakit karat daun (Puccinia sorghi)

dan hawar daun dataran rendah (Helminthosporium maydis), agak toleran

kekeringan dan nitrogen rendah serta beradaptasi luas di dataran rendah.

Gambar 15. Keragaan jagung hibrida varietas JH 35

Jagung hibrida JH 37 berumur sedang (99 hari) dengan potensi hasil 12,5

t/ha. Agak tahan terhadap penyakit bulai jenis Peronosclerospora maydis dan

sangat tahan terhadap Peronosclerospora philippinensis), serta tahan penyakit

karat daun (Puccinia sorghi) dan hawar daun dataran rendah (Helminthosporium

maydis). Potensi hasil tinggi, tahan rebah akar dan batang, agak toleran

kekeringan dan nitrogen rendah serta beradaptasi luas di dataran rendah.

Gambar 16. Keragaan jagung hibrida varietas JH 37

Page 49: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37

Jagung hibrida JH 47 berumur sedang (99 hari) dengan potensi hasil 12,5

ton/ha. Tahan terhadap penyakit bulai jenis Peronosclerospora maydis dan

Peronosclerospora philippinensis, serta tahan penyakit karat daun (Puccinia

sorghi) dan hawar daun dataran rendah (Helminthosporium maydis). Potensi

hasil tinggi, tahan rebah akar dan batang, toleran kekeringan dan nitrogen

rendah serta beradaptasi luas di dataran rendah.

Gambar 17. Keragaan jagung hibrida varietas JH 47

Jagung komposit Sikandi Kuning 2 berumur sedang (98 hst), potensi hasil

8,9 t/ha dengan produktivitas rata-rata 7,5 t/ha, batang kokoh sehingga tahan

rebah, tahan terhadap penyakit bulai (Peronosclerospora philipinensis L.), hawar

dan karat daun dataran rendah, adaptif pada lingkungan optimal dataran rendah

(≤ 400 dpl), baik pada musim hujan maupun musim kering.

Gambar 18. Keragaan jagung komposit varietas Srikandi Kuning 2.

Page 50: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 38

Gandum GURI 6

Gandum varietas GURI 6 berumur 100 hari dengan potensi hasil 3,5 t/ha

dan produktivitas hasil rata-rata 2,3 t/ha. Gandum ini memiliki umur berbunga,

umur panen lebih genjah, tinggi tanaman lebih pendek dibanding varietas

existing, memiliki tingkat ketahanan terhadap penyakit hawar daun

(Helminthosporium sativum) yang tergolong agak resisten. Hasil yang adaptif

pada lingkungan optimal.

Gambar 19. Keragaan gandum varietas GURI 6

Sorgum SOPER 6 Agritan

Sorgum varietas SOPER 6 Agritan berumur 110 hari dengan potensi hasil

6,19 t/ha. Tahan terhadap hama aphis, agak tahan terhadap penyakit bercak

daun dan rentan terhadap bercak daun. Beradaptasi baik pada lingkungan

optimal, berpotensi untuk pangan dan bahan baku energi.

Gambar 20. Keragaan sorgum varietas SOPER 6 Agritan

Page 51: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39

Outcome dari varietas unggul baru tanaman pangan yang dilepas dapat

dilaporkan sebagai berikut:

Padi Green Super Rice

Varietas unggul padi Inpari 42, 43, dan 44 Agritan GSR merupakan produk

program Green Super Rice (GSR). Paradigma teraktual perakitan varietas padi

melalui teknologi Green Super Rice, yaitu memadukan keragaman genetik

tanaman padi dari berbagai penjuru dunia, sehingga dapat muncul karakter-

karakter daya hasil yang tinggi dengan asupan bahan kimia buatan relatif

rendah. Varietas yang dihasilkan dirancang untuk toleran terhadap cekaman

abiotik, sehingga durable di lapang dan mampu berproduksi tinggi pada kondisi

pemupukan yang tidak berlebih dan tetap relatif tinggi hasilnya jika menghadapi

kondisi pemupukan yang terbatas pada taraf tertentu. Upaya perakitan material

genetik GSR diawali di IRRI tahun 1990-an dan dilanjutkan di China tahun 2000-

an. Bill and Melinda Gates Foundation telah mendorong pengujian material GSR

di Asia dan Afrika tahun 2010-an. Beberapa galur telah dilepas di Afrika dan

Asia. Sedangkan Indonesia melepas Inpari 42 Agritan GSR, Inpari 43 Agritan

GSR, dan Inpari 44 Agritan GSR. Varietas ini memiliki potensi hasil 10 ton/ha

dan tahan terhadap blas dan HDB. Varietas tersebut diminati petani di beberapa

daerah seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Tengah.

Keunggulan varietas ini antara lain produksi tetap tinggi dengan penurunan

takaran pupuk hingga 25% dibandingkan varietas unggul lain.

Kedelai

Kedelai varietas Deja 1 dan Deja 2 toleran terhadap genangan atau jenuh

air sehingga dapat ditanam di lahan-lahan yag memiliki curah hujan tinggi dan

sarana saluran irigasi kurang baik. Devon 2 yaitu kedelai yang memiliki

kandungan isoflavon tinggi sebagai functional food antara lain penghambat

radikal bebas, menghambat fase regeneratif dan menekan terjadinya penyakit

kanker. Kacang hijau varietas Vima 4 dan Vima 5 memiliki karakter biji kecil

sangat diminati industri kecambah dan industri olahan lain.

Gandum

Hasil tanam gandum varietas Guri 6 Agritan di Malino (Sulsel), Salatiga

(Jateng), Malang (Jatim), dan Bogor (Jabar), tertinggi mencapai 3,3 t/ha atau

rata-rata hasil 2,4 t/ha, lebih unggul dibandingkan varietas GURI 3, GURI 5, dan

Dewata. Di samping itu, memiliki umur berbunga dan umur panen lebih genjah,

yang direncanakan untuk dikembangkan di Tosari, Jawa Timur.

Page 52: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 40

Jagung

Jagung hibrida JH 37 dan JH 47 telah ditanam di Babel, Probolinggo

(Jatim), Konawe (Sultra), dan Lombok Barat mampu menghasilkan 10,71 dan

10,77 t/ha lebih tinggi daripada pembanding varietas Bima 16 dan Pertiwi 3. Ke

depan varietas ini menjadi alternatif pilihan petani guna mendukung

swasembada jagung nasional.

Produksi Jagung Indonesia 2016 Terbesar se ASEAN

Kementerian Pertanian memperkirakan produksi jagung Indonesia pada

2016 yang diperkirakan akan mencapai 20,22 juta ton pipilan kering. Jumlah

tersebut akan melampaui enam negara anggota ASEAN, seperti dilansir oleh

Asean Food Security Information System (AFSIS) pada Sabtu (9/1).

AFSIS melansir bahwa produksi jagung Indonesia tahun ini diproyeksikan

mencapai 20,22 juta ton melampaui Filipina yang diperkirakan hanya 8,04 juta

ton, Vietnam 5,23 juta ton, Thailand 4,77 juta ton, Myanmar 1,86 juta ton, Laos

1,11 juta ton, dan Kamboja 0,56 juta ton. Brunei, Malaysia, dan Singapura tidak

menghasilkan jagung.

Untuk pertambahan luas tanam dan luas panen, luas panen di kawasan

Asia Tenggara tahun 2016 diperkirakan mencapai 9,75 juta ha meningkat 1%

dari tahun lalu seluas 9,65 juta ha. Luas panen jagung Indonesia tahun ini

diprediksi hanya 3,99 juta ha atau hampir sama dengan 2015. Pada 2014, luas

panen jagung Indonesia mencapai 7,67 juta ha. Pada 2016, luas panen Filipina

2,64 juta ha, Vietnam 1,17 juta ha, Thailand 1,12 juta ha, Myanmar 0,48 juta ha,

Laos 0,21 juta ha, dan Kamboja 0,14 juta ha.

Produksi jagung Indonesia pada 2015 mencapai 20,67 juta ton pipilan

kering, Filipina 7,64 juta ton, Vietnam 5,19 juta ton, Thailand 4,70 juta ton,

Myanmar 1,72 juta ton, Laos 1,11 juta ton, dan Kamboja 0,55 juta ton.Total

produksi jagung di kawasan Asean pada 2015 mencapai 41,59 juta ton.

Sedangkan pada 2014, produksi jagung Indonesia masih mencapai 23,52 juta ton

pipilan kering, Filipina 7,77 juta ton, Vietnam 5,19 juta ton, Thailand 4,81 juta

ton, Myanmar 1,63 juta ton, Laos 1,14 juta ton, dan Kamboja 0,93 juta ton. Total

produksi jagung Asean pada 2014 sebanyak 44,98 juta ton.

Produktivitas tanaman jagung di Indonesia sudah cukup baik sekitar 5,07

ton/ha pada tahun ini dari rata-rata di kawasan Asean hanya 4,29 ton/ha.

Produktivitas di Laos mencapai 5,30 ton/ha, di Kamboja 4,08 ton/ha, dan di

Myanmar 3,86 ton/ha.

Page 53: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41

Sasaran Strategis 2 : Tersedianya Teknologi Budi Daya, Panen,

dan Pascapanen Primer Tanaman Pangan

Untuk mencapai sasaran tersebut diukur melalui pencapaian indikator

kinerja utama dengan target yang telah ditetapkan dalam PK 2016, yaitu

dihasilkannya 17 paket teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer

tanaman pangan dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi dan

produktivitas tanaman pangan. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan

dalam tahun 2016 telah tercapai seluruhnya dengan rata-rata 100,00%.

Perakitan teknologi budi daya panen tanaman pangan pada tahun 2016 telah

dirakit sebanyak 20 paket teknologi (Tabel 8).

Tabel 8. Indikator tingkat capaian kinerja kegiatan tahun 2016

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Teknologi budi daya padi 7 7 100

Teknologi budi daya aneka kacang

dan ubi

6 6 100

Teknologi budi daya tanaman

serealia

7 7 100

Secara umum paket teknologi yang dihasilkan pada tahun kedua renstra

2015-2019 dapat terpenuhi sesuai dengan target. Jumlah teknologi yang

dihasilkan bergantung pada sifat teknologi dan lama/waktu penelitian yang

diperlukan (Tabel 9).

Tabel 9. Perbandingan capaian kinerja tahun 2015 - 2016.

Indikator Kinerja Target/Realisasi 2015 2016

Teknologi budi daya padi

Target 9 7

Realisasi 9

(100%)

7

(100%)

Teknologi budi daya aneka kacang dan ubi

Target 8 6

Realisasi 8

(100%)

6

(100%)

Teknologi budi daya tanaman serealia

Target 4 7

Realisasi 4

(100%)

7

(100%)

Page 54: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 42

Gambar 21. Perkembangan realisasi kinerja dan anggaran penelitian

perakitan teknologi tanaman pangan 2010-2016.

Perkembangan kinerja paket teknologi tanaman pangan selama tahun

2010-2016 lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan. Pagu anggaran

penelitian relatif tetap, tertinggi tahun 2012, sedangkan realisasi anggaran setiap

tahun cukup baik mendekati pagu anggaran (Gambar 21).

Keluaran (output) dan outcome yang telah dicapai dari perakitan teknologi

budi daya dan panen tanaman pangan diuraikan sebagai berikut:

1. Teknologi Jajar Legowo Super

Teknologi padi jajar legowo (jarwo) super merupakan teknologi budi daya

padi secara terpadu berbasis cara tanam jajar legowo 2:1, suatu sistem tanam

pindah antara dua barisan tanaman terdapat lorong kosong memanjang sejajar

dengan barisan tanaman dan dalam barisan menjadi setengah jarak tanam

antar-baris. Sistem tanam ini bertujuan meningkatkan populasi tanaman per

satuan luas, perluasan pengaruh tanaman pinggir, dan mempermudah

pemeliharaan tanaman.

Teknologi yang dirakit dalam sistem Jajar Legowo Super yaitu: 1) Varietas

unggul baru padi potensi hasil tinggi, 2) Aplikasi biodekomposer, 3) Penggunaan

Pupuk hayati, 4) Penggunaan pestisida nabati dan pestisida anorganik

berdasarkan ambang kendali, dan 5) Alat dan mesin pertanian untuk tanam

(jarwo transplanter) dan panen (combine harvester).

Page 55: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43

Varietas unggul merupakan salah satu komponen utama teknologi yang

terbukti mampu meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani.

Varietas unggul yang digunakan dan memiliki potensi hasil tinggi, seperti: Inpari

30 Ciherang Sub-1, Inpari 32 HDB, Inpari 33, dan Inpari 43 Agritan GSR.

Biodekomposer M-Dec merupakan perombak bahan organik yang diaplikasikan

sebelum pengolahan tanah dengan dosis 2 kg/ha. Biodekomposer M-Dec mampu

mempercepat pengomposan jerami secara insitu dari 2 bulan menjadi 3-4

minggu. Pengomposan jerami dengan aplikasi biodekomposer mempercepat

residu organik menjadi bahan organik tanah dan meningkatkan ketersediaan

hara NPK di tanah, sehingga pemupukan lebih efisien dan menekan

perkembangan penyakit tular tanah.

Pupuk hayati adalah pupuk berbasis mikroba non-patogenik yang dapat

menghasilkan fitohormon (zat pemacu tumbuh tanaman), penambat nitrogen

dan pelarut fosfat yang berfungsi meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah.

Pupuk hayati Agrimeth memiliki aktivitas enzimatik dan fitohormon yang

berpengaruh positif terhadap pengambilan hara makro dan mikro tanah, memacu

pertumbuhan, pembungaan, pemasakan biji, pematahan dormansi,

meningkatkan vigor dan viabilitas benih, efisiensi penggunaan pupuk NPK

anorganik dan produktivitas tanaman. Pupuk hayati hanya diaplikasikan sekali

pada saat benih akan disemai dengan cara perlakuan benih. Sisa pupuk hayati

disebarkan di lahan persemaian. Penetapan status hara tanah hara P dan K

diukur dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS). Daerah yang mempunyai

potensi untuk dikembangkan budi daya jajar legowo super yang memiliki status

hara P (fosfat) dan K (kalium) sedang sampai tinggi di sentra produksi padi.

Pemupukan dilakukan tiga kali yaitu 1/3 pada umur 7-10 HST, 1/3 bagian pada

umur 25-30 HST, dan 1/3 bagian pada umur 40-45 HST. Kecukupan N dikawal

dengan bagan warna daun (BWD) setiap 10 hari hingga menjelang berbunga.

Untuk meningkatkan kesuburan lahan, selain dengan pupuk kimia juga dapat

diaplikasikan pupuk kandang 2 t/ha yang telah matang sempurna.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menggunakan

pestisida nabati dan pestisida anorganik berdasarkan ambang kendali. Hama

utama tanaman padi adalah wereng batang cokelat, penggerek batang, dan

tikus. Sedangkan penyakit penting adalah blas, hawar daun bakteri, dan tungro.

Page 56: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 44

Pengendalian hama dan penyakit diutamakan dengan tanam serempak,

penggunaan varietas tahan, pengendalian hayati, biopestisida, fisik dan mekanis,

feromon, dan mempertahankan populasi musuh alami. Penggunaan insektisida

kimia selektif adalah cara terakhir jika komponen pengendalian lain tidak mampu

mengendalikan hama penyakit.

Alat dan mesin pertanian untuk tanam (jarwo transplanter) dan panen

(combine harvester). Penanaman dapat menggunakan mesin tanam Indojarwo

transplanter. Panen menggunakan combine harvester. Combine harvester

merupakan alat pemanen produk Balitbangtan yang didesain khusus untuk

kondisi sawah di Indonesia. Kapasitas kerja mesin ini 5 jam per hektar dan

ground pressure 0,13 kg/cm2, dioperasikan oleh 1 orang operator dan 2 asisten

operator, sehingga mampu menggantikan tenaga kerja panen sekitar 50 HOK/ha.

Alsin ini menggabungkan kegiatan pemotongan, pengangkutan, perontokan,

pembersihan, sortasi, dan pengantongan gabah menjadi satu rangkaian yang

terkontrol. Penggunaan combine harvester menekan kehilangan hasil gabah

kurang dari 2%, sementara kehilangan hasil jika dipanen secara manual 10%.

Teknologi Jajar Legowo Super telah diuji keunggulannya melalui Demarea

seluas 50 ha pada lahan sawah irigasi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,

musim tanam 2016. Hasil pengujian varietas Inpari-30 Ciherang Sub-1 ternyata

mempunyai potensi produksi 13,9 ton GKP/ha, varietas Inpari-32 HDB 14,4 ton

GKP/ha, varietas Inpari-33 12,4 ton GKP/ha dan varietas Inpari 43 Agritan GSR

13,31 ton GKP/ha, sedangkan produktivitas varietas Ciherang yang diusahakan

petani di luar Demarea hanya 7,0 ton GKP/ha (Tabel 10).

Tabel 10. Hasil Panen Jajar Legowo Super, Indramayu, 2016.

Varietas

Kadar Air (%) GKP (ton/ha) GKG (ton/ha)

I II III Rata

rata I II III

Rata

rata I II III

Rata-

rata

Inpari 30

Ciherang Sub-1 25,5 22,7 26,3 24,83 13,50 14,40 13,82 13,90 11,69 12,94 11,84 12,16

Inpari 32 HDB 24,6 26,0 22,8 24,47 14,32 14,03 14,74 14,36 12,55 12,07 13,23 12,62

Inpari 33 21,0 21,9 23,0 21,97 12,32 12,96 12,89 12,39 11,32 11,77 11,54 11,54

Inpari 43

Agritan GSR 21,7 22,1 23,0 22,3 15,12 14,22 13,31 14,22 13,77 12,88 12,33 12,96

Page 57: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45

Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani

padi teknologi Jajar Legowo Super mencapai Rp 42.487.222/ha dan nilai B/C

ratio 2,66 lebih tinggi dibanding cara petani dengan B/C ratio 1,48. Penerapan

Teknologi Jajar Legowo Super secara utuh oleh petani mampu memberikan hasil

minimal 10 ton GKG/ha per musim, sementara hasil padi yang diusahakan

dengan sistem jajar legowo hanya 6 ton GKG/ha. Dengan demikian terdapat

penambahan produktivitas padi sebesar 4 ton GKG/ha per musim. Luas lahan

sawah irigasi di Indonesia dewasa ini sekitar 4,8 juta ha. Bila diasumsikan

teknologi Jajar Legowo Super diimplementasikan secara utuh pada 20% lahan

sawah irigasi, maka akan diperoleh tambahan produksi padi sekitar 3,8 juta ton

GKG per musim atau 7,6 juta ton GKG per tahun. Oleh karena itu teknologi Jajar

Legowo Super dapat menjadi pendongkrak produksi padi nasional.

2. Teknologi Pengelolaan Hara Fosfor Lahan Sawah Irigasi

Fosfor (P) merupakan unsur penting penyusun adenosin triphosphate

(ATP) yang secara langsung berperan dalam proses penyimpanan dan transfer

energi maupun kegiatan yang terkait dalam proses metabolisme tanaman. Hara

P sangat diperlukan tanaman padi, terutama pada awal pertumbuhan, berfungsi

memacu pembentukan akar dan penambahan jumlah anakan, serta

mempercepat pembungaan dan pemasakan gabah Gambar 22.

Gejala kekurangan hara P ditandai terhambatnya pertumbuhan vegetatif

tanaman, daun terlihat menyempit, kecil, sangat kaku, dan berwama hijau gelap.

Batang kurus dan sering timbul warna keunguan, sehingga tanaman menjadi

kerdil. Kahat P dapat meningkatkan jumlah gabah hampa, menurunkan bobot

dan kualitas gabah, serta menghambat pemasakan. Keadaan kahat P yang

parah, tanaman padi tidak dapat berbunga, menurunkan tanggap tanaman

terhadap pemupukan N. Selain itu, kahat P seringkali berasosiasi dengan

meningkatnya kadar Fe hingga meracuni tanaman dan kekurangan Zn, terutama

pada tanah ber-pH rendah. Tanaman hanya mampu menyerap 10-15% dari

pupuk P yang ditambahkan, pemberian pupuk ini dalam takaran tinggi setiap

musim tanam akan menyebabkan terjadinya timbunan hara P yang sebagian

dapat dimanfaatkan oleh tanaman musim berikutnya. Hasil penelitian

pemupukan jangka panjang menunjukkan bahwa pemberian 25 kg P/ha/musim

meningkatkan ketersediaan hara dari 26,9 mg menjadi 31,1 mg/kg P205.

Timbunan P sebesar ini dapat dimanfaatkan selama 4-7 kali musim tanam.

Dengan demikian tanaman tidak selalu membutuhkan pupuk P setiap musim

tanam, sebab dalam tanah sudah tersedia cukup P. Pengambilan P oleh tanaman

dari dalam tanah termasuk rendah hanya 2,6 kg untuk setiap ton hasil padi. Jika

Page 58: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 46

hasil padi 7 t/ha, maka P yang diambil tanaman 18,2 kg/ha setara dengan 41,7

kg P205/musim atau 116 kg SP36/musim. Jumlah ini minimal sama dengan

jumlah P yang harus ditambahkan melalui pemberian pupuk agar produktivitas

tanah tidak menurun.

Gambar 22. Gejala kekurangan hara P pada tanaman padi (a) pertumbuhan

terhambat, (b) batang kurus, (c) dan (d) daun menyempit.

Pengelolaan hara P memerlukan strategi jangka panjang, karena sifat P

yang tidak mobil, sehingga P tidak mudah tersedia bagi tanaman dan tidak

mudah hilang dari tanah. Pengelolaannya perlu mempertimbangkan beberapa hal

yaitu 1) Perubahan ketersediaan hara P alami di tanah. Hal ini terkait dengan

penentuan takaran pupuk P yang perlu ditambahkan untuk mencapai

keseimbangan hara dalam tanah, 2) Pengaruh penimbunan hara P di tanah

sebagai akibat dari pemberian pupuk P secara intensif dan terus-menerus, dan 3)

Pemeliharaan tingkat kesuburan dan status hara P tanah pada level optimal,

sehingga mampu mencukupi kebutuhan dan tidak menimbulkan kahat hara lain

seperti Zn dan N pada tanaman padi.

Page 59: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47

Sebagian besar P dalam tanah maupun P yang ditambahkan sering tidak

tersedia bagi tanaman, sekalipun keadaan tanahnya sangat baik. Metode yang

sering digunakan menduga besarnya potensi cadangan hara dalam tanah antara

lain melalui: (1) analisis kimia tanah di laboratorium, (2) hasil uji perangkat

sederhana Uji Tanah Sawah (Soil Test Kit), dan (3) penilaian tanggapan tanaman

terhadap pupuk berdasarkan metode petak omisi. Atas dasar hasil-hasil uji

tersebut, potensi penyediaan hara dan jumlah pupuk P yang perlu ditambahkan

dapat diperkirakan. Ekstraksi tanah menggunakan larutan HCI 25% merupakan

cara yang paling tepat untuk menetapkan status hara P tanah. Tiga kategori

batas kritis yang dapat digunakan sebagai acuan pengelompokan hasil uji tanah

yang menggambarkan besarnya cadangan P tanah dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Status hara P tanah sawah intensifikasi (terekstrak HCl 25%) dan

anjuran pemupukan P.

Kadar P

tanah

(mg P2O5)

Kriteria

akumulasi

P

Luas

sawah

(juta ha)

Takaran

Anjuran (Kg

TSP/ha)

Interval

pemupukan

TSP

< 20 Rendah 0,54 100 – 125 Setiap musim

20 – 40 Sedang 1,66 75 Setiap 2 musim

>40 Tinggi 1,45 50 Setiap 4 musim

Dalam implementasinya, telah tersedia peta status hara berdasarkan hasil

uji tanah menggunakan ekstrak HCI 25%, skala 1:250.000, berarti setiap sampel

tanah yang diambil untuk keperluan penetapan status P mewakili wilayah seluas

625 ha, atau setara dengan satu WKPP (Gambar 23).

Gambar 23. Contoh peta status P propinsi Jawa Tengah

Page 60: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 48

Gambar 24.Penetapan kebutuhan P dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)

Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) adalah alat bantu analisis kimia yang

cepat, mudah, relatif akurat dan sederhana. Penggunaan alat ini lebih diarahkan

untuk penetapan kandungan P dan K tanah. Penetapan kebutuhan P dengan

menggunakan PUTS melalui beberapa tahapan (Gambar 24).

Penetapan cadangan hara tanah dan kebutuhan hara tanaman padi dapat

ditetapkan berdasarkan penilaian respon tanaman terhadap pemupukan (metode

petak omisi). Hasil panen pada petak omisi digunakan sebagai penduga besarnya

cadangan hara di tanah sawah tanpa melakukan analisis tanah. Rekomendasi

pemupukan berdasarkan metode ini mengikut prinsip hara yang diberikan untuk

mencukupi kebutuhan hara tanaman dengan pasokan hara alami di tanah.

3. Teknologi Penambahan Pupuk Organik dan Pupuk Hayati pada Padi

Gogo

Upaya peningkatan produksi padi dilakukan di lahan suboptimal yang

tersedia cukup luas. Lahan kering yang sesuai untuk lahan pertanian mencapai

sekitar 76,22 juta ha (52%) dari total luas 148 juta ha. Kendala pengembangan

lahan kering karena kandungan bahan organik tergolong rendah. Salah satu cara

memperbaiki hara tanah dengan menggunakan dosis pupuk yang tepat serta

penambahan pupuk hayati dan pupuk organik.

Pupuk organik merupakan pupuk yang tersusun dari materi makhluk

hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik

dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,

kimia, dan biologi tanah. Sedangkan pupuk hayati merupakan suatu pupuk yang

tersusun dari bahan-bahan yang mengandung mikroorganisme bermanfaat untuk

Page 61: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 49

meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil tanaman, melalui aktivitas biologi

akhirnya dapat berinteraksi dengan sifat-sifat fisik dan kimia tanah.

Dosis pupuk anorganik yang digunakan pada pengujian ini yaitu dosis

pupuk berdasar Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) dan dosis pupuk berdasar

petani Cikeusal Banten sedangkan dosis pupuk organik yang digunakan masing-

masing sama yaitu 2 ton/ha. Berdasar PUTK dosis urea yang digunakan 200

kg/ha sedangkan untuk dosis berdasar petani, urea yang digunakan sebanyak

250 kg/ha, lebih tinggi 50 kg/ha. Untuk dosis pupuk P dan K berdasar PUTK dan

petani sama jumlahnya secara berurut yaitu P 50 kg/ha dan K 100 kg/ha. Dosis

pupuk anorganik yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu 100% dosis PUTK

dan Petani serta 75% PUTK dan Petani. Penggunaan pupuk anorganik dosis 75%

terdapat kombinasi dengan penambahan pupuk organik dan pupuk hayati.

Pupuk Agrimeth yang digunakan merupakan pupuk hayati mengandung

bakteri penambat nitrogen simbiotik, nonsimbiotik, bakteri pelarut P, dan bakteri

penghasil fitohormon. Pupuk agrimeth menghasilkan fitohormon Asam Indola

Asetat (AIA), Giberellin dan Trans-Zeatin yang dapat meningkatkan jumlah akar

rambut tanaman Graminae, memacu pertumbuhan, pembungaan, pemasakan

buah, serta meningkatkan produksi padi di lahan masam dan nonmasam.

Aplikasi pupuk organik dilakukan setelah pengolahan tanah pertama.

Pupuk hayati yang diperkaya mikrob diaplikasikan bersamaan dengan aplikasi

pupuk anorganik. Pupuk anorganik diberikan tiga kali, 1/3 dosis N diberikan

sebagai pupuk dasar (0-14 HST) bersama seluruh pupuk P dan 1/2 dosis pupuk

K; 1/3 dosis N diberikan sebagai pupuk susulan pada saat anakan produktif (28 –

35 HST) dan 1/3 dosis N bersama 1/2 dosis K sisanya diberikan saat primordia

bunga, sedangkan pemupukan P dan K berdasarkan status hara tanah.

Pertumbuhan tanaman dengan kombinasi pupuk anorganik, organik, dan

hayati pada 30 HSTb hingga menjelang panen menunjukkan keragaan tanaman

lebih baik dibandingkan hanya menggunakan pupuk anorganik atau hanya pupuk

organik dan pupuk hayati saja. Dengan dosis pupuk anorganik lebih rendah dan

penambahan pupuk organik dan pupuk hayati menunjukkan tinggi tanaman dan

banyaknya jumlah anakan yang lebih baik. Penambahan pupuk organik dan

hayati mampu meningkatkan parameter pertumbuhan dan produksi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penambahan isolat bakteri pada pupuk hayati

dan bahan organik secara nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman. Nitrogen

yang terdapat di dalam pupuk organik tersedia secara perlahan bagi tanaman

Page 62: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 50

Gambar 25. Pertanaman Padi Gogo dengan Pupuk Organik dan Hayati.

karena sifat bahan organik merupakan slow released fertilizer. Unsur N berperan

penting pada fase pertumbuhan vegetatif tanaman. Ketersediaan unsur N yang

cukup memberikan pertumbuhan vegetatif tanaman lebih baik (Gambar 25).

Hasil padi gogo tidak berbeda nyata pada aplikasi pupuk organik dan

pupuk hayati. Dosis pupuk anorganik berdasar PUTK ditambah pupuk organik

dan pupuk hayati memberikan hasil gabah 5,38 t/ha sedikit lebih tinggi daripada

hanya menggunakan dosis pupuk berdasar PUTK tanpa tambahan pupuk organik

dan pupuk hayati 5,14 t/ha. Sama halnya dengan penggunaan dosis pupuk

berdasar petani setempat dengan adanya tambahan pupuk organik dan pupuk

hayati hasilnya 5,05 t/ha. Penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati saja

menunjukkan hasil 4,99 t/ha lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol yang tidak

mendapat aplikasi pupuk 4,42 t/ha. Berdasarkan hasil tersebut, penggunaan atau

penambahan pupuk organik dan pupuk hayati pada pertanaman padi gogo dapat

menambah hasil gabah sehingga dapat dianjurkan ke petani.

4. Pengendalian Hama Uret dengan Teknik Seed Treatment

Uret atau lundi adalah fase larva kumbang Scarabaeidae atau

Cerambycidae dengan ciri larva berukuran besar, gemuk, putih, badan tembus

cahaya, kepala warna coklat dan taring besar. Kaki berwarna coklat terdapat

pada rongga dada dan larva membentuk huruf C (Gambar 26). Hama ini

menyerang padi gogo, jagung, ubikayu, tebu, dan tanaman lain. Larva memiliki 3

instar, namun perkembangannya sangat lambat, untuk mencapai fase pupa 5

bulan. Kumbang dewasa mulai terbang sore hari dan puncak penerbangan pukul

21.00. Kumbang betina dewasa menghasilkan feromon seks untuk menarik

Page 63: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 51

kumbang jantan untuk kawin. Setelah kumbang jantan menemukan betina,

perkawinan berlangsung sampai dua minggu. Setelah kawin, kumbang betina

menggali lubang di tanah dan meletakan hanya satu telur per lubang. Untuk

meletakkan telur, kumbang betina mencari kondisi kelembaban tanah yang

kondusif untuk pematangan telur. Kumbang betina meletakan 3-5 telur per

malam. Telur menetas 7-10 hari, bergantung suhu dan kelembaban tanah.

Gambar 26. Ciri morfologi uret atau lundi

Gambar 27.Gejala serangan uret pada tanaman padi gogo fase vegetatif.

Uret atau lundi yang hidup di dalam tanah memakan akar tanaman muda,

sehingga tanaman menjadi layu dan mati (Gambar 27). Pada daerah yang

endemik intensitas serangan lundi dapat mencapai 50%. Pengendalian hama

uret telah dilakukan melalui berbagai cara seperti kultur teknis (tanam serempak,

rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang, sanitasi lahan, pengolahan lahan

yang dalam), pengendalian biologis dengan jamur Metarhizium anisopliae,

pengendalian secara mekanik (mengumpulkan uret pada saat pengolahan tanah,

menangkap imago dengan memasang lampu perangkap), dan pengendalian

secara kimia dengan aplikasi karbofuran 20 kg/ha secara tugal pada saat tanam.

Page 64: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 52

Pengendalian secara kimia, selain dengan aplikasi karbofuran 20 kg/ha,

saat ini telah diperoleh teknik pengendalian yang efektif yang mampu menekan

serangan hama uret atau lundi pada pertanaman padi gogo dengan teknik seed

treatment. Berdasarkan hasil penelitian di Subang menunjukkan bahwa seed

treatment dengan insektisida fipronil dosis 25 ml/kg benih paling efektif dalam

menekan serangan hama uret atau lundi di pertanaman padi gogo. Penampilan

pertanaman padi gogo yang mendapat perlakuan seed treatment terlihat lebih

bagus dibandingkan dengan kontrol yang tanpa perlakuan seed treatment.

5. Potensi Penggunaan Beras Merah dalam Produk Pangan Basah

Tepung beras yang tersedia di pasar biasanya adalah tepung beras atau

ketan putih. Tepung beras ketan merah atau hitam pada umumnya merupakan

produk industri rumah tangga yang ketersediaanya dipasar masih terbatas.

Tepung beras merah belum tersedia di pasaran dan ini merupakan peluang untuk

meningkatkan nilai tambah beras merah. Substitusi tepung beras putih atau

tepung terigu dengan tepung beras merah dipandang sebagai cara yang tepat

untuk memperluas penggunaan beras merah dalam pembuatan berbagai produk

pangan tradisional maupun pangan modern.

Varietas unggul padi yang telah dilepas beberapa di antaranya padi merah

seperti Aek Sibundong, Inpari 24 Gabusan, Inpara 7, dan Inpago 7. Berbeda

dengan beras putih seperti Ciherang, beras merah biasanya dipasarkan berupa

beras pecah kulit atau beras sosoh untuk mempertahankan pigmen merahnya

yang berada di lapisan kulit ari. Mutu dan sifat tepung beras bergantung pada

mutu bahan bakunya. Secara umum proses penggilingan padi terutama lama

penyosohan mempengaruhi komposisi proksimat. Semakin lama penyosohan

suhu awal gelatinisasi cenderung turun, sedangkan pengaruhnya terhadap

viskositas saat granula pati pecah dan viskositas balik berbeda (Tabel 12).

Kadar total fenolik (TPC) tepung beras merah disajikan pada Tabel 13.

Total fenolik mencakup semua senyawa yang mempunyai gugus fenolik

mencakup asam-asam fenolik, flavonoids, dan antosianin dan proantosianidin.

Kadar total fenolik menunjukkan dengan jelas bahwa lama penyosohan

menurunkan kadar total fenolik dalam keempat jenis butir beras merah.

Disamping beras merah ternyata beras putih Ciherang dan tepung beras Rose

brand mengandung total fenolik meskipun nilainya relatif lebih rendah

dibandingkan dengan beras merah.

Page 65: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 53

Tabel 12. Pengaruh lama penyosohan terhadap sifat amilografi beras.

Varietas padi Awal Gelatinisasi

Granular pati pecah

Viscositas

Waktu (menit)

Suhu (

oC)

Waktu (menit)

Suhu (

oC)

Viscositas (cP)

50oC

(cP) Balik (cP)

Aek Sibundong

Beras pecah kulit 16,3 85,5 19,3 93,5 1.145,0 1.653,3 508,3

Sosoh 30 detik 18,3 89,5 20,3 93,6 1.096,7 1.826,7 730,0

Sosoh 60 detik 16,7 84,2 20,7 93,7 1.766,7 2.478,3 711,7

Inpari 24

Beras pecah kulit 18,7 89,0 21,7 93,7 2.285,0 3.528,3 1.243,3

Sosoh 30 detik 17,7 83,7 22,3 93,6 3.391,7 4.525,0 1.133,3

Sosoh 60 detik 18,0 85,1 22,0 93,6 3.201,7 4.403,3 1.201,7

Inpara 7

Beras pecah kulit 19,3 90,1 22,0 93,8 1.880,0 4.235,0 2.355,0

Sosoh 30 detik 20,3 90,0 22,7 93,6 1.780,0 3.426,7 1.646,7

Sosoh 60 detik 19,0 85,6 23,3 93,7 2.543,3 4.330,0 1.786,7

Inpago 7

Beras pecah kulit 17,0 84,7 20,3 93,2 2.270,0 4.111,7 1.841,7

Sosoh 30 detik 18,7 87,8 21,0 93,0 1.631,7 3.180,0 1.548,3

Sosoh 60 detik 16,3 80,5 21,0 93,1 2.525,0 3.788,3 1.263,3

Ciherang

Beras pecah kulit 20,0 91,3 23,0 94,0 1.910,0 4.373,3 2.463,3

Sosoh 30 detik 19,3 91,6 22,0 93,9 2.026,7 3.703,3 2.676,7

Sosoh 60 detik 20,0 91,6 22,3 93,8 1.731,7 4.621,7 2.890,0

Produk pangan basah yang dibuat adalah kue Nagasari, Apem dan Talam,

yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi ketahanan senyawa-senyawa fenolik

dan antosianin di dalam sampel beras/tepung merah selama pengolahan/

pemasakan. Pembuatan kue Nagasari dan Talam melibatkan proses pengukusan,

sedangkan pembuatan kue Apem melibatkan proses pemanggangan.

Pembuatan kue Nagasari (tanpa pisang) menggunakan 250 g tepung

beras merah, 1 sdm tapioka, 100 g gula pasir, 500 ml air santan, gula, garam.

Air santan, separuh dicampur dengan tepung beras+ tapioka+garam+gula,

separuh lagi direbus kemudian adonan santan dan tepung dimasukkan (api

dikecilkan). Adonan diaduk sampai kalis lalu diangkat dan diambil sedikit/

sesendok makan dan dibungkus daun pisan lalu dikukus sampai matang (1 jam).

Kue Apem (panggang) menggunakan 125 g tepung beras merah, 125 g terigu,

175 g gula pasir, 4 butir telur, 250 ml santan kental dan 5 g fermipan (natrium

bisulfat). Santan direbus hingga mendidih, kemudian didinginkan. Telur dan gula

pasir dikocok hingga mengembang, fermipan, tepung beras, terigu dan santan

ditambahkan. Adonan diaduk hingga rata dan kalis, kemudian dibiarkan 1 jam.

Page 66: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 54

Cetakan apem dipanaskan, lalu adonan dituangkan secukupnya sampai

matang. Pembuatan kue Talam (asin) menggunakan 200 g tepung beras merah,

2 sdm tapioka, garam dan 700 ml air santan. Semua bahan dicampur menjadi

satu dengan santan, lalu dikukus sampai matang.

Pengaruh pengolahan terhadap kandungan fenolik, kadar antosianin (TAC)

dan total fenolik (TPC) dalam kue Nagasari, Apem dan Talam. Nilai TPC tepung

beras merah 148-211 mg/100g, menurun menjadi seperempatnya akibat proses

pembuatan kue Nagasari (33-55 mg/100g), pembuatan kue Talam (30-45

mg/100mg). Proses pembuatan kue Apem yang melibatkan pemanggangan

(suhu tinggi waktu singkat) menurunkan TPC pada Aek Sibundong, Inpago 7,

Inpara 7, dan Inpari 24 menjadi 124, 85, 73 dan 52 mg/100g (Tabel 13).

Tabel 13. Kadar total senyawa fenolik tepung beras merah yang disosoh 30 detik

dan produk pangan basah

Varietas padi Tepung beras

(mg/100 g)

Nagasari

(mg/100 g)

Apem

(mg/100 g)

Talam

(mg/100 g)

Aek Sibundong 211,4 48,1 123,6 44,9

Inpari 24 148,7 47,4 51,6 44,9

Inpara 7 201,8 33,3 72,6 41,8

Inpago 7 190,8 50,3 84,7 29,8

6. Pengendalian Terpadu Bio-Intensif Penyakit Tungro

Hasil pengamatan pada petak pengendalian terpadu bio-intensif dan petak

pengendalian konvensional ditemukan populasi wereng hijau. Penggunaan

andrometa (campuran cendawan entomopatogen Metharizium anisopliae dan

ekstrak sambiloto) memiliki populasi wereng hijau (11.30 ekor, 62.00 ekor, 28.00

ekor, dan 26.00 ekor) tidak berbeda nyata jika dibandingkan populasi wereng

hijau di petak pengendalian konvensional sesuai kebiasaan petani menggunakan

pestisida (4 ekor, 56,30 ekor, 34 ekor, dan 22,33 ekor). Kepadatan populasi

wereng hijau cenderung lebih tinggi pada varietas TN1 daripada kedua varietas

lainnya baik di petak pengendalian bio-intensif maupun di petak konvensional.

Semua varietas memperlihatkan perkembangan populasi wereng hijau sejak 2

MST, nimfa mencapai puncak kepadatan populasinya pada 4 MST, kemudian

berangsur-angsur 6 MST dan 8 MST. Sementara wereng hijau dewasa mencapai

puncak populasinya pada 6 MST dan menurun pada 8 MST.

Page 67: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 55

Musuh alami yang ditemukan pada semua varietas di petak pengendalian

terpadu bio-intensif dan petak konvensional adalah 12 spesies predator antara

yaitu Synharmonia octomaculata, Ophionea nigrofasciata, Paederus fuscipes,

Conocephalus longipennis, Agriocnemis spp., Araneus inustus, Lycosa

pseudoannulata, Oxyopes javanus, Phiddupas sp., Tetragnatha maxillosa,

Anaxipha longipennis, dan Solepnopsis geminate namun tidak ditemukan pada

setiap minggu pengamatan. Berdasarkan jumlah individu yang ditemukan pada

setiap minggu pengamatan, terlihat adanya variasi fluktuasi kepadatan populasi

masing-masing predator. Synharmonia octomaculata, Araneus inustus, dan

Tetragnatha maxillosa mendominasi pada semua varietas di petak pengendalian

bio-intensif dan konvensional. Secara umum, fluktuasi kepadatan populasi

predator mengikuti pola fluktuasi kepadatan populasi wereng hijau.

Insiden tungro relatif rendah hanya pada 2 MST dan 6 MST (0,67 – 3,33),

sedangkan pada 8 MST tidak ditemukan gejala tungro. Insiden tungro yang

terjadi merupakan bawaan dari wereng hijau yang ditemukan di pertanaman

pada awal vegetatif (2 MST dan 4 MST) dengan kepadatan populasi tinggi. Pada

6 MST dan 8 MST terjadi puncak infeksi tungro karena sudah tersedia sumber

inokulum dan populasi wereng hijau di pertanaman sehingga serangan tungro

tinggi. Terjadi peningkatan insidensi tungro menunjukkan adanya penularan

sekunder oleh wereng hijau dari tanaman terinfeksi sebelumnya. Aplikasi

andrometa tidak berpengaruh secara langsung terhadap keberadaan jenis dan

kepadatan populasi predator. Demikian juga terhadap pola fluktuasi kepadatan

populasi wereng hijau mengikuti pola yang terjadi di wilayah lokasi percobaan.

Tidak ditemukan wereng hijau yang mati akibat terparasit jamur M.anisopliae.

Perlakuan andrometa berpengaruh terhadap penghambatan infeksi virus tungro.

Pemangkasan gulma di pematang pada 2 dan 4 MST mempengaruhi eliminasi

sumber inokulum sekunder dan meningkatkan proses predasi terhadap wereng

hijau pada saat fase kritis infeksi tungro sehingga insiden tungro relatif rendah.

Hasil pada petak pengendalian terpadu bio-intensif penyakit tungro pada semua

varietas (4,83 – 6,23 t/ha) tidak berbeda nyata dengan yang dipetak

pengendalian konvensional (5,43 – 7,63 t/ha). Aplikasi andrometa tidak

berpengaruh terhadap hasil, karena hasil pada petak pengendalian terpadu bio-

intensif dan pengendalian konvensional, tidak berbeda nyata (Gambar 28).

Page 68: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 56

Gambar 28. Perkembangan insidensi tungro pada 2, 4, 6 MST petak perlakuan

Gambar 29. Pertanaman padi dengan aplikasi andrometa di KP Lolittungro

7. Pengelolaan Pestisida dalam Pengendalian Tungro

Kepadatan populasi wereng hijau dan insidensi tungro selama musim

tanam dimonitoring. Kepadatan populasi wereng hijau dan insidensi tungro

diamati pada tahapan budi daya mulai dari persiapan tanam (singgang/ratun,

persemaian dan olah lahan), masa kritis dan pasca kritis penularan tungro (2, 4,

6, 8 MST), demikian pula keadaan di pertanaman sekitar petak percobaan. Hasil

sementara monitoring terhadap wereng hijau dan insidensi tungro menunjukkan

kepadatan populasi wereng hijau relatif tinggi pada singgang dan kondisi lahan

Page 69: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 57

masih belum diolah (10 ekor dalam 10 ayunan ganda jaring serangga), kemudian

pada masa persemaian dan 2 MST justru kepadatan populasi wereng hijau

rendah. Hal ini menunjukkan bahwa wereng hijau belum membentuk generasi

populasi, dan sifatnya hanya berpindah-pindah. Insidensi tungro muncul pada 2

MST, meskipun dengan persentase rendah (0,08%). Hal ini mengindikasikan

bahwa penularan tungro telah terjadi pada saat dipersemaian. Insidensi tungro

dipengaruhi oleh tingkat kepadatan populasi vektor wereng hijau. Rendahnya

tingkat populasi wereng hijau di persemaian, namun telah mendapatkan atau

mengandung sumber virus tungro (viruliferous vector) mampu menularkan virus

tungro pada tanaman sehat menyebabkan insidensi tungro yang muncul pada 2

MST meskipun dengan persentase rendah pula.

Gambar 30. Penelitian "Pengelolaan Pestisida dalam Pengendalian Tungro" :

a. cabut bibit; b. plotting; c. persiapan label ; d. lahan sebelum

ditanami; e. lahan telah ditanami.

Perlakuan pengendalian wereng hijau pada masa kritis penularan

(persemaian) mempengaruhi kepadatan populasi dan insidensi tungro. Beberapa

perlakuan teknik aplikasi pestisida di persemaian cenderung mempengaruhi

keberadaan populasi wereng hijau pada 2 MST. Perlakuan aplikasi tiometoxam (C

dan E) tidak didapatkan individu wereng hijau, namun dibandingkan pada

perlakuan aplikasi karbofuran (A, B, D, F) keberadaan populasi wereng hijau

bervariasi di setiap petak perlakuan, meskipun rata-rata kepadatan populasi

rendah secara keseluruhan (1 ekor per petak). Demikian juga pada perlakuan

sambiloto (G), dan tanpa aplikasi pestisida (H) masih terdapat keberadaan

Page 70: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 58

wereng hijau (Tabel 14.). Perlakuan aplikasi pestisida di persemaian secara tidak

langsung menunjukkan dampak terhadap penularan tungro. Aplikasi petisida baik

sintetis maupun nabati di persemaian cenderung menekan persentase kejadian

tungro. Petak tanpa aplikasi (H) pada 2 MST menunjukkan rumpun yang gejala

tungro lebih tinggi (0,008%) dibandingkan dengan petak dengan aplikasi

pestisida (A, B, C, D, E, F, G). Munculnya gejala tungro pada 2 MST akan

mendorong perkembangan insidensi tungro pada minggu-minggu berikutnya.

Tabel 14. Rata-rata kepadatan populasi wereng hijau dan insidensi tungro pada

beberapa perlakuan teknik aplikasi pestisida pada 2 MST.

Parameter Perlakuan teknik aplikasi pestisida

A B C D E F G H

Wereng hijau

(ekor) 0 0,67 0 0,33 0 0 0,67 0,33

% tungro 0,005 0 0 0,005 0,005 0,000 0,006 0,008

8. Metode Penentuan Pemupukan P Pada Jagung Berdasarkan

Ketersediaan Hara Tanah dan Potensi Hasil Tanaman.

Menentukan rekomendasi pemupukan N,P, dan K secara cepat dengan

menggunakan analisis tanah PUTK, meskipun rekomedasi pemupukannya masih

sangat umum dan tidak didasari atas target hasil. Untuk menentukan

rekomendasi pemupukan N pada tanaman jagung hibrida seperti pada Tabel 15.

Setiap kenaikan target hasil sebesar 1 t/ha dari target hasil minimal 6 t/ha

diperlukan tambahan pupuk N 25 kg/ha. Standar pemupukan untuk hasil minimal

6 t/ha adalah 60 kg N/ha pada kandungan C-organik tanah yang tergolong

rendah, 33 kg N/ha pada kandungan C-organik tanah tergolong sedang, dan 5

kg N/ha pada kandungan C-organik tanah tergolong tinggi.

Untuk menentukan rekomendasi pemupukan P seperti pada Tabel 16,

dengan target hasil 6 t/ha dengan ketersediaan hara P rendah adalah 40 kg

P2O5/ha, kadar hara P sedang diperlukan 31 kg P2O5/ha, sedangkan pada kadar P

tinggi tidak diperlukan P sampai pada target hasil 8 t/ha, takaran P dibutuhkan

pada kadar P tinggi jika target hasil 9 t/ha dengan takaran 5 kg P2O5/ha. Setiap

kenaikan hasil 1 t/ha diperlukan tambahan rata-rata 10 kg P2O5/ha untuk P

Page 71: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 59

rendah, dan 5 kg P2O5/ha untuk P sedang dan tinggi (Tabel 16). Rekomedasi

pemupukan K akan dilakukan penelitian pada tahun 2017.

Tabel 15. Rekomendasi pupuk N pada tanaman jagung berdasarkan target hasil

dan kandungan bahan organik tanah

Target hasil

(t/ha)

Kandungan C- organik (%)

Rendah (< 1,5) Sedang (1,5 – 3) Tinggi (> 3)

Takaran pupuk N (kg/ha)

6 85 58 30

7 110 83 55

8 135 108 80

9 160 133 105

10 185 158 130

11 210 183 155

12 235 208 180

13 260 233 205

Tabel 16. Rekomendasi pupuk P pada tanaman jagung berdasarkan target hasil

dan kandungan P tanah

Target hasil

(t/ha)

Kandungan P

Rendah Sedang Tinggi

Takaran pupuk P2O5 (kg/ha)

6 40 31 0

7 50 36 0

8 60 41 0

9 70 46 5

10 80 51 10

11 90 56 15

12 100 61 20

13 100 66 25

Page 72: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 60

9. Pemupukan Jagung Spesifik Lokasi Pada Lahan Kering Di Kabupaten

Bantaeng

Untuk memperoleh hasil jagung yang tinggi di Kabupaten Bantaeng

diperlukan pemupukan N, P, dan K. Takaran pupuk yang digunakan berbeda

untuk masing-masing kondisi tanah karena memiliki karakteristik dan susunan

kimia tanah yang berbeda. Berdasarkan analisis tanah menggunakan PUTK, sifat

fisik dan kimia tanah beragam antar-lokasi. Peluang hasil jagung di Kabupaten

Bantaeng 9 - 11 t/ha, di lahan kering 9 t/ha dan di lahan sawah 10 - 11 t/ha.

Tingginya peluang hasil lahan sawah di Kecamatan Bissapu dan Gantarangkeke

(11 t/ha) karena ketersediaan air yang cukup dan pengelolaan tanaman baik.

Berdasarkan hasil sifat fisik dan kimia tanah dan dengan hasil jagung yang dapat

diperoleh 9 - 11 t/ha, maka rekomendasi pemupukan pada tanaman jagung

adalah 170 – 190 kg N/ha, 66 – 73 kg P2O5/ha, dan 33 – 55 kg K2O/ha.

Umumnya pupuk yang tesedia pada tingkat petani di Kabupaten Bantaeng

urea, ZA, dan pupuk majemuk (Phonska dan NPK-pelangi). Petani umumnya

memupuk S menggunakan ZA, sementara sifat kimia tanah kekurangan P dan K,

maka jenis pupuk yang tepat direkomendasikan digunakan di Kabupaten

Bantaeng urea dan Phonska. Pupuk Phonska mengandung 15 N,15 P2O5,15 K2O,

dan 10 S. Adanya kandungan S pada Phonska, maka tidak diperlukan pupuk ZA.

Rekomendasi pupuk P dan K setiap lokasi menggunakan Phonska diperhitungkan

berdasarkan takaran K2O yang dibutuhkan setiap lokasi (Tabel 17). Hal ini berarti

sebagian N diperoleh dari pupuk majemuk, sisa N ditambahkan melalui pupuk

Urea, sedangkan kekurangan P tidak diperhitungkan mengingat SP36 tidak

tersedia di kios tani atau pedagang pupuk terdekat di lokasi. Jika berdasarkan

kandungan P2O5 pada Phonska, maka akan kelebihan pemupukan K. Berdasarkan

perhitungan ini, maka takaran pupuk yang digunakan di Bantaeng adalah 293 -

337 kg urea dan 220 + 367 kg pupuk majemuk Phonska per hektar. Aplikasi

pupuk dilakukan 2 kali, yaitu untuk N masing-masing separuh takaran pada

pemupukan umur 10-15 HST dan sisanya ada umur 40-45HST, sedangkan P2O

dan K2O(Phonska) semuanya diberikan pada umur 40-45 HST.

Analisis usahatani berdasarkan rekomendasi pemupukan hasil program NE

mempunyai rata-rata pengeluaran biaya saprodi Rp. 2.432.000, biaya tenaga

kerja Rp. 4.721.000, dan rata-rata pendapatan kotor Rp. 25.714.000 dengan

tingkat keuntungan Rp. 18.561.000 dan R/C rasio 3,59). Meskipun rekomendasi

pemupukan biaya usahatani lebih tinggi dibanding pemupukan eksisting, tetapi

peluang hasil tinggi (9–10 t/ha) juga mempunyai pendapatan kotor, keuntungan,

dan R/C ratio lebih tinggi dibanding pemupukan yang eksisting di tingkat petani.

Page 73: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 61

Berdasarkan marginal rate return (MRR) >100% (CIMMYT 1988). Nilai

MRR rekomendasi pemupukan di semua lokasi >100, ini menunjukkan bahwa

semua takaran pemupukan layak pada setiap lokasi. Nilai MRR 614%. Karena itu

untuk memperoleh hasil dan keuntungan yang lebih tinggi, petani jagung dapat

menerapkan teknologi yang direkomendasikan.

Tabel 17. Rekomendasi jenis, dosis, dan waktu pemberian pupuk pada tanaman

jagung di Kabupaten Bantaeng

Kecamatan

Rekomendasi dosis dan waktu pemberian pupuk

≤ 10 HST (kg /ha) 40 – 45HST (kg/ha)

Urea Pupuk majemuk* Urea

Bissapu 87 367 207

Uluere 96 340 207

Sinoa 96 340 207

Bantaeng 113 220 185

Eremerasa 109 367 228

Pa‘jukukang 96 340 207

Gantarangkeke 109 367 228

Rata-rata 101 334 210

keterangan : *= Pupuk majemuk yang banyak beredar ditingkat petani adalah

Phonska dengan kandungan 15:15:15:10 (N,P2O5, K2O, dan S)

10. Pemanfaatan Dekomposer Yang Efektif Untuk Pembuatan Pupuk

Organik

Pemanfaatan lahan secara intensif dengan penanaman secara

berkelanjutan dapat memperburuk kesuburan dan tekstur tanah. Penambahan

bahan organik, selain berfungsi sebagai sumber hara bagi tanaman dalam jangka

panjang, juga berfungsi memperbaiki tekstur tanah. Pemanfaatan limbah

tanaman jagung sebagai mulsa, selain bermanfaat langsung, dalam jangka

panjang berfungsi sebagai sumber hara bagi tanaman insitu, meski masih

memerlukan proses perombakan limbah tersebut cukup lama. Oleh karena itu,

diperlukan mikroorganisme dekomposer yang dapat merombak limbah batang

tanaman jagung secara cepat, sehingga limbah tanaman dapat diproses insitu

dan tidak perlu lagi mengangkut limbah keluar lahan. Dengan demikian

usahatani jagung dapat berkelanjutan dan efisien.

Page 74: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 62

Untuk mempercepat pengomposan jagung, ditemukan bakteri dan

cendawan untuk dijadikan dekomposer. Kombinasi bakteri isolate Bacillus cereus

strain ATCC 14579 dikombinasikan dengan cendawan Aspergillus fumigatud dan

bakteri Bravundimonas diminuta strain NBRC 12967 dapat membuat kompos

yang lebih cepat dibanding menggunakan EM4 yang banyak beredar di tingkat

petani. Untuk memperbanyak dekomposer tersebut dilakuan dengan

menggunakan molases

11. Formulasi Kombinasi Biopestisida Dan Pestisida Nabati Dalam

Pengendalian Hawar Upih (Rhizoctania Solani)

Penyakit hawar daun (B. maydis) dan hawar upih daun (R. solani)

ditemukan menginfeksi luas pada pertanaman jagung di Indonesia dan pada

beberapa wilayah terdapat tingkat virulensi yang tinggi, dan kehilangan hasil

yang disebabkan oleh penyakit tersebut dapat mencapai 50%. Pengendalian

selama ini masih mengandalkan pada penggunaan pestisida kimiawi. Untuk

penggunaan varietas tahan, dalam menekan keberadaan hawar daun dan hawar

upih daun sangat terbatas. Karena itu, diperlukan kombinasi biopestisida dan

nabati dalam menekan hawar daun dan hawar upih (B. maydis dan R. solani) di

samping ramah lingkungan juga dapat menekan biaya produksi dalam

pengelolaan tanaman jagung. Teknologi pengendalian serangan hawar daun B.

maydis adalah kombinasi formula B. subtilis 1 kg/ha yang dikombinasikan dengan

daun cengkeh 4 l/ha diaplikasikan pada 2 dan 4 minggu setelah tanam dapat

menekan 13% serangan hawar daun.

12. Peta Sebaran Spesies Penyebab Penyakit Bulai

Penyakit bulai adalah salah satu penyakit utama tanaman jagung. Dalam

pengendalian terpadu penyakit bulai, memerlukan data base yang komprehensif,

seperti pemetaan wilayah-wilayah endemik dan spesies penyebabnya. Perbedaan

tingkat serangan dan spesiesnya menyebabkan strategi pengendaliannya juga

berbeda. Sebanyak tiga spesies patogen penyakit bulai ditemukan di Indonesia,

yaitu Peranosclerospora. maydis, P. philippinensis, dan P. sorghi. P.maydis

ditemukan di Kalimantan Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur,

Sulawesi Tengah, dan sebagian Sulawesi Selatan. P. philippinensis ditemukan di

Sulawesi Utara, Gorontalo, dan sebagian besar Sulawesi Selatan. Sedangkan P.

sorghi ditemukan di Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur,

D.I. Yogyakarta dan Sulawesi Tenggara. spesies P. maydis dan P.phlipinensis

umumnya ditemukan pada lahan-lahan dataran rendah, sedangkan P. sorghi

umumnya ditemukan pada lahan-lahan dataran tinggi.

Page 75: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 63

Gambar 31. Peta penyebaran Peronosclerospora spp. di Indonesia

13. Budi Daya Gandum Yang Beradaptasi Pada Dataran Menengah

Pengaturan populasi tanaman akan mempengaruhi lingkungan fisik secara

langsung maupun tidak langsung melalui kompetisi tanaman dalam

memanfaatkan air, cahaya, dan unsur hara dalam tanah. Populasi optimum

perlu diperhatikan untuk memanfaatkan sumber daya alam daerah tropik

dengan sinar surya melimpah. Untuk dapat memanfaatkannya secara optimal

dalam proses fotosintesis adalah dengan memodifikasi populasi tanaman

sehingga memberikan peluang tanaman gandum membentuk peranakan yang

optimal. Begitupula pemberian boron dapat membantu tanaman gandum

beradaptasi pada dataran menengah – rendah dengan menghasilkan produksi

yang maksimal.

Pemberian boron dapat membantu tanaman gandum beradaptasi pada

dataran menengah – rendah dengan menghasilkan produksi yang maksimal.

Pemberian boron 75 g H3BO3/ha dengan jarak larikan 20 cm dan jumlah benih 60

kg/ha memberikan hasil biji tertinggi pada tanaman gandum varietas Guri-2 di

KP. Bontobili.

Hasil tertinggi yang diperoleh sebesar 0,36 t/ha, telah memberikan indikasi

bahwa gandum dapat tumbuh pada kondisi yang relatif panas pada ketinggian +

100 m dpl.

Page 76: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 64

14. Penentuan Populasi Optimum Untuk Budi Daya Sorgum Manis

Tanaman sorgum merupakan tanaman alternatif yang populer sebagai

bahan baku industri bioethanol. Penggunaan teknik budi daya yang tepat pada

pertanaman sorgum dapat meningkatkan hasil batang dan biji sorgum.

Pengaturan jarak tanam yang tepat akan meningkatkan efisiensi penggunaan

lahan dengan hasil panen yang optimal.

Budi daya sorgum manis di lahan suboptimal dengan populasi 166.668

tanaman per hektar dengan jarak tanam 60 cm x 10 cm meningkatkan bobot

panen batang. Populasi tinggi juga tidak menurunkan hasil panen biji.

15. Budi daya Kedelai di Lahan Pasang Surut di Bawah Kelapa Sawit

Kendala yang dihadapi tanaman kedelai agar mampu tumbuh optimal di

lahan tersebut adalah kejenuhan Al tanah tergolong tinggi (26-41%),

ketersediaan hara K, Ca, Na, dan KTK efektifnya rendah. Agar tanaman kedelai

mampu tumbuh dan memberikan hasil memadai, di lahan tersebut kejenuhan Al

nya perlu diturunkan dengan pemberian dolomit hingga mencapai 20%, dipupuk

urea 50 kg + 75 kg SP36 + 50 kg KCl + pupuk kandang 1,25 t/ha + Pupuk hayati

Rhizobium Agrisoy 0,3 kg/ha + Mikorhiza Biovam 5 kg/ha. Paket teknologi ini

mampu memberikan hasil 1,58-1,88 t/ha di Sidomulyo dan 1,35-1,78 t/ha di

Kolamakmur, lebih tinggi daripada penerapan paket teknologi budi daya anjuran

dolomit 1.000 kg/ha + Phonska 150 kg/ha + Urea 50 kg/ha + 100 kg SP36/ha+

pupuk kandang 1500 kg/ha, dan paket teknologi yang diterapkan petani.

Tingkat kejenuhan Al tersebut dapat diturunkan hingga 30%, bila ditanam

varietas toleran masam seperti Tanggamus. Hasil varietas Tanggamus,

Anjasmoro, dan Burangrang pada tingkat kejenuhan Al 30% dengan input urea

50 kg + 75 kg SP36 + 50 kg KCl + pupuk kandang 1,25 t/ha + Pupuk hayati

Agrisoy 0,3 kg/ha + Mikorhiza Biovam 5 kg/ha dapat meningkat (Tabel 18).

Tabel 18. Jumlah polong dan hasil kedelai pada tiga macam teknik budi daya di

Barito Kuala, Kalimantan Selatan 2016.

Kejenuhan Al (%) Hasil (t/ha)

Anjasmoro Panderman Tanggamus

Kontrol (41) 0,13 e 0,11 e 0,19 e

20 1,48 c 0,95 d 1,74 a

30 1,68 abc 1,51 bc 1,69 ab

Nilai yang didampingi oleh huruf sama tidak berbeda menurut DMRT 5%

Page 77: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 65

16. Integrasi Serbuk Biji Mimba Dan Nuclear Polyhedrosis Virus Untuk

Pengendalian Hama Pada Tanaman Kedelai Di Lahan Pasang Surut.

Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV) dan Serbuk biji

mimba (SBM) adalah dua insektisida nabati yang diketahui efektif untuk

mengendalikan beberapa hama penting pada tanaman kedelai. Serbuk biji

mimba (SBM) adalah ramuan alami dengan bahan dasar biji tumbuhan mimba

(Azadirachta indica). SBM dengan senyawa utama Azadiractin efektif menekan

hama lalat kacang, Thrips, kutu cabuk (Aphis), dan kutu kebul B. tabaci, serta

berbagai jenis hama polong kedelai. SBM mengandung senyawa metabolit

sekunder di antaranya azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin

yang memiliki pengaruh menghambat proses ganti kulit serangga, penurun nafsu

makan (anti-feedant) yang mengakibatkan daya rusak serangga sangat

menurun, penghalau (repellent) yang mengakibatkan serangga enggan

mendekati dan berfungsi sebagi anti-virus, bakterisida, dan fungisida sehingga

selain hama juga sangat bermanfaat untuk mengendalikan penyakit tanaman

(Gambar 32).

Gambar 32. Hasil panen kedelai Argomulyo pada perlakuan tanpa

pengendalian, biopestisida pemantauan, biopestisida

mingguan, dan kimia pemantauan pada areal kelapa sawit

muda di Desa Sidomulyo, Kec. Wanaraya, Kab. Barito Kuala,

Kalimantan Selatan. MK 2016.

Page 78: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 66

17. Teknologi Pemupukan Dan Aplikasi Fitohormon Pada Ubikayu Di

Lahan Pasang Surut Kalimantan Selatan

Lahan pasang surut sangat potensial untuk pengembangan ubikayu namun

ada beberapa kendala yaitu fisiko-kimia lahan berupa genangan air, kondisi fisik

lahan, tingginya kemasaman tanah, adanya Al, Fe dan H2S, intrusi air garam dan

rendahnya kesuburan tanah. Di Kalimantan Selatan, lahan pasang surut tipe C

dan D banyak diusahakan usahatani ubikayu. Varietas unggul ubikayu Kristal

yang memiliki tekstur lunak, keset, agak halus, sedikit punel (lekat) dan warna

umbi putih, disukai konsumen di lahan pasang surut Kalimantan Selatan.

Pupuk organik yang diperlukan antara 2,5 – 10 t/ha (pupuk kandang

kotoran ternak, kompos atau campuran di antara keduanya). Takaran pupuk

yang diperlukan untuk memperoleh hasil optimal adalah: 135 kg N + 108 kg

P2O5 + 150 kg K2O + 300 kg Dolomit. Tanah dengan kemasaman agak tinggi

perlu ditambahkan dolomit untuk meningkatkan ketersediaan hara Ca dan Mg

dan meningkatkan pH tanah. Hormon Auksin untuk merangsang pertumbuhan

akar, hormon sitokinin untuk merangsang pertumbuhan batang dan daun, dan

hormon giberelin untuk merangsang perkembangan umbi.Hasil tertinggi dengan

pemupukan tanpa fitohormon di Desa Sidomulyo mampu mencapai 30,66 ton/ha

setara dengan perlakuan pemupukan ditambah fitohormon auxin dan cytokinin

yaitu 30,22 ton/ha (Tabel 19).

Tabel 19. Produksi ubikayu di lahan pasang surut Kecamatan Wanaraya

menggunakan pemupukan dan fitohormon.

Perlakuan

Produksi (ton/ha)

Desa Kolam

Makmur

Desa

Sidomulyo

Pupuk Kg (N, P, K)

a. 90 + 54 + 90 25,98 25,40

b. 112,5 + 72 + 120 + 300 dolomit 27,83 27,49

c. 135 + 108 + 150 + 300 dolomit 22,68 30,66

Hormon

1. Tanpa hormon 23,08 27,94

2. Giberilin 23,24 27,34

3. Auxin + cytokinin 30,26 29,16

4. Auxin + cytokinin + giberilin 25,40 26,92

Page 79: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 67

18. Teknologi Budi Daya Kacang Tanah di Lahan Salin

Tanah salin umumnya mempunyai pH <8,5 dan kejenuhan Na tinggi

(ESP)<15%. Tanah sodik adalah tanah salin dengan pH>8,5 dan ESP>15%.

Tanah salin-sodik adalah tanah salin dengan pH<8,5 dan ESP>15%. Tanah salin

umumnya bertekstur liat dan struktur masiv.

Petani umumnya hanya menanam padi pada musim hujan karena salinitas

tanah lebih rendah (4-6 dS/m) dan cukup air non-salin. Pada musim kemarau

salinitas cukup tinggi (mencapai 14-19 dS/m) dan tidak tersedia air irigasi non-

salin. Kacang tanah varietas Hypoma 2 dan Domba sangat toleran salin dan

toleran kekeringan. Dengan alternatif budi daya tersebut maka petani dapat

meningkatkan intensitas penggunaan lahan dari IP100 (padi-bero) menjadi IP200

(padi-kacang tanah), dan juga petani akan mendapatkan tambahan penghasilan

dari kacang tanah. Produksi yang diperoleh rata-rata 1,43 t/ha.

Teknologi budi daya ini disusun berdasarkan hasil penelitian di lahan salin

di Brondong (Lamongan) dengan DHL 8-14 dS/m dan di Palang (Tuban) dengan

DHL 13-19 dS/m. Paket teknologi budi daya menggunakan mulsa jerami; (1)

Tanah diolah dengan rotari; (2) Varietas toleran salin seperti Hypoma 2 dan

Domba; (3) Jarak tanam 40 cm x 15 cm, 1-2 tanaman/rumpun; (4) Pupuk Urea

75 kg + 100 kg SP36 + 50 KCl/ha; (5) Mulsa jerami 3,5 t/ha; (6) Ameliorasi 750

kg S/ha disebar bersamaan/setelah pengolahan tanah.

Hasil penelitian tidak menggunakan mulsa jerami; (1) Tanah diolah dengan

rotari; (2) Varietas toleran salin seperti Hypoma 2 dan Domba; (3) Jarak tanam

40 cm x 15 cm, 1-2 tanaman/rumpun; (4) Pupuk Urea 75 kg + 100 kg SP36 + 50

KCl/ha; (5) Mulsa jerami 3,5 t/ha; (5) Ameliorasi 5 ton pupuk kandang atau 1,5

t/ha gipsum disebar bersamaan/setelah pengolahan tanah.

19. Teknologi Pemupukan Kacang Hijau Di Lahan Kering

Umumnya kacang hijau dibudi dayakan pada lahan sawah setelah panen

padi pada musim kemarau, atau pada lahan kering pada awal atau akhir musim

hujan. Pada lahan kering petani menanam kacang hijau secara tumpangsari

dengan jagung atau kedelai, tanpa jarak tanam, tanpa pupuk, tanpa penyiangan

dan pengendalian hama/penyakit. Tanaman kacang hijau memanfaatkan pupuk

yang diberikan pada tanaman utamanya, jagung atau kedelai.

Paket teknologi budi daya pemupukan pada kacang hijau di lahan kering

mampu meningkatkan hasil dan memperbaiki status hara tanah setelah panen

kacang hijau terutama di lahan-lahan kering. Paket teknologi yang dikembangkan

Page 80: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 68

sebagai berikut; varietas unggul (Sriti, Kutilang, Perkutu, Murai) dapat dianjurkan

terutama yang toleran penyakit embun tepung (Erysiphe polygoni). Pada tanah

kurang subur kacang hijau perlu dipupuk 50 kg Urea atau ZA + 50-100 kg SP-36

+ 50-100 kg KCl/ha. Apabila pupuk tunggal sulit diperoleh atau tidak tersedia,

maka kacang hijau dapat dipupuk 150 kg Phonska/ha. Pupuk organik berupa

pupuk kandang sapi atau ayam dengan takaran 2,5–5,0 t/ha dapat dianjurkan

pada paket teknologi ini. Pemupukan dilakukan pada saat tanam dengan cara

dilarik atau ditugal di samping baris tanaman.

Paket teknologi pemupukan pada kacang hijau di lahan kering mampu

meningkatkan hasil dari 1,64 t/ha menjadi 1,74 t/ha atau meningkat sebesar

6,7%. Paket teknologi pemupukan terhadap kacang hijau dan status hara tanah

setelah panen kacang hijau pada lahan kering di Probolinggo disajikan pada

Tabel 20.

Tabel 20. Paket teknologi pemupukan pada kacang hijau di lahan kering

20. Be-Bas: Formulasi Biopestisida dari Konidia Cendawan

Entomopatogen Beauveria Bassiana untuk Mengendalikan Berbagai

Jenis Hama Tanaman

Be-Bas merupakan formulasi biopestisida yang mengandung bahan aktif

dari konidia cendawan entomopatogen Beauveria bassiana. Be-Bas sangat efektif

untuk mengendalikan hama dari berbagai jenis ordo terutama Coleoptera. Efikasi

dapat diketahui dari keampuhan dalam membunuh seluruh stadia serangga, baik

nimfa/larva maupun imago.

Takaran Pupuk (kg/ha)

Hasil biji

(t/ha)

Biomas (t/ha)

C-organik

(%)

P2O5 -total

(mg/100 g)

K2O-total

(mg/100 g)

Tanpa pupuk 1,63 2,68 0,55 162 595

50 ZA + 50 SP36

+ 100 KCl

1,74 3,01 0,56 187 548

150 Phonska 1,79 3,06 0,81 184 571

5.000 pupuk

kandang

1,62 2,87 0,94 178 554

75 Phonska +

2.500 Pupuk

kandang

1,74 3,19 0,38 183 612

Page 81: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 69

Kelebihan formulasi Be-Bas adalah bersifat ovisidal yaitu mampu

menggagalkan penetasan telur hama dari ordo Coleoptera, Lepidoptera,

Homoptera, Isoptera, Hemiptera, dan Diptera. Oleh karena itu, biopestisida Be-

Bas dapat menekan peledakan hama lebih awal.

Biopestisida Be-Bas diformulasikan dalam bentuk tepung (powder) yang

dikemas ke dalam botol (Gambar 10). Volume semprot untuk hama daun dan

polong sebanyak 500-600 l/ha. Cara aplikasi biopestisida Be-Bas disesuaikan

dengan bioekologi hama, jika hama pemakan daun atau hama pemakan polong

maka harus diaplikasikan pada daun atau polong. Namun untuk hama yang

menyerang di dalam tanah seperti hama penggerek ubijalar (Cylas formicarius)

maka biopestisida ini harus diaplikasikan melalui tanah pada waktu pengolahan

tanah atau lewat pengairan. Untuk pengendalian hama daun dan polong harus

diapikasikan berulang kali minimal tiga kali aplikasi setiap dua hari terutama

untuk pengendalian ulat pemakan daun (Spodoptera litura), pengisap polong R.

linearis maupun kutu kebul B. tabaci. Aplikasi disarankan dengan menambahkan

bahan perekat dan diaplikasikan pada sore hari untuk menghindari sinar ultra

violet, angin dan air hujan.

Efikasi biopestisida Be-Bas dalam mengendalikan hama penggerek ubilajar

mampu menekan kerusakan hasil hingga mencapai 100% jika disbanding

keampuhan insektisida kimia. Kondisi ini terjadi karena larva dan stadia telur mati

terbunuh oleh biopestisida tersebut, sementara itu senyawa insektisida kimia

tidak mampu membunuh stadia larva C. formicarius karena stadia serangga

tersebut berada di dalam umbi.

Gambar 33. Produk biopestisida Be-Bas dalam kemasan botol yang prospektif

untuk mengendalikan berbagai jenis hama.

Page 82: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 70

Outcome teknologi yang dihasilkan Puslitbang Tanaman Pangan telah

diplikaikan di beberapa daerah, sebagai berikut :

Pertanian di Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, Kabupaten

Boyolali menerapkan teknologi jarwo super.

Penggunaan sistem tanam jajar legowo (Jarwo) Super dan varietas

unggul baru (VUB) padi terus dikampanyekan oleh Badan Litbang Pertanian,

karena dengan teknologi tersebut, dapat meningkatkan produktivitas padi,

hingga 30%. Lahan padi seluas 100 hektar yang dipersiapkan untuk salah satu

rangkaian peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) itu sebagai contoh nyata

kepada petani penggunaan sistem teknologi tanam terbarukan. Dengan sistem

Jarwo Super tersebut sangat menguntungkan para petani.

Penerapan Teknologi Jarwo Super ini tergolong mudah yaitu hanya

dengan penggunaan pupuk hayati yang diuraikan, lalu pola tanam dengan 3:1

serta menggunakan varietas unggul baru (VUB) yakni Inpari 30, 32 dan 33.

Selain itu, melalui teknologi pertanian ini, padi juga lebih tahan terhadap hama

penyakit yang biasa menyerang padi.

Keberhasilan Jarwo Super Jadi Inspirasi Petani Di Kabupaten Tuban

Wilayah Kecamatan Plumpang merupakan salah satu lumbung padi di

Kabupaten Tuban. Saat ini merupakan masa tanam dan hampir seluruh wilayah

sudah tanam padi. Berbeda di Desa Plandirejo, Kecamatan Plumpang, sawah 4

hektar sudah panen. Demplot Padi sistem Jajar Legowo Super (Jarwo Super)

yang ditanam bulan Agustus lalu dipanen oleh Muspika Plumpang dengan hasil

maksimal. Kondisi ini menambah optimisme petani untuk terus meningkatkan

hasil panenya. ―Denplot Jarwo Super harus kita dukung sebagai percontohan

agar masyarakat nantinya bisa mengikuti tehnologi ini. Dikarenakan sistem ini

sangat menguntungkan‖,tegas Danramil Plumpang, Kapten Inf Istoha.

Jarwo Super merupakan teknologi dibidang pertanian yang dapat

meningkatkan hasil produksifitas padi dan mengurangi biaya produksi. Sehingga

petani sangat diuntungkan, karena modal lebih sedikit namun memperoleh

banyak keuntungan yang berdampak pada kesejahreaan petani meningkat.

Teknologi Jarwo Super merupakan teknologi budi daya padi terpadu dari

Balitbangtan yang berbasis cara tanam jajar legowo. Komponen teknologi di

dalamnya meliputi Varietas Unggul Baru (VUB) potensi hasil tinggi, dekomposer

jerami, pupuk hayati, pemupukan berimbang berdasarkan Perangkat Uji Tanah

Sawah (PUTS), dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Page 83: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 71

dengan pestisida nabati dan kimia berdasarkan ambang kendali, serta alsintan

(transplanter dan combine harvester).

Melalui teknologi Jarwo Super, produktivitas padi dapat ditingkatkan

hingga 30%. Implementasi pengembangan model ini dilakukan dalam bentuk

demarea dengan tujuan selain untuk memverifikasi keunggulan inovasi yang

diterapkan, juga sebagai wahana diseminasi kepada pengguna khususnya petani.

Diharapkan keberhasilan demplot sistem Jarwo Super ini mampu

memberikan dorongan kepada petani agar mengikuti sistem tanam ini. Sesuai

hasil tehnologi Jarwo Super yang dilaksanakan ini menghasilkan 8,3 ton/ha.

Sedangkan sebelumnya memakai pola tanam tradisional hanya menghasilkan 7

ton/ha. Selain peningkatan produksi hasil panen hingga 10%, juga biaya

produksi lebih efisien.

Be-Bas: Biopestisida efektif mengendalikan hama penggerek pada

ubijalar

Be-Bas, merupakan biopestisida yang dikemas dalam bentuk tepung.

Produk ini mengandung bahan aktif cendawan entomopatogen Beauveria

bassiana yang berfungsi sebagai pembasmi hama tanaman. Biopestisida ini dapat

membunuh stadia telur serangga yang tidak dimiliki oleh insektisida kimia,

karena membunuh stadia nimfa/larva dan imago, sementara stadia telur masih

tetap bertahan.

Be-Bas mengandung toksin atau metabolit yang menyebabkan kematian

pada berbagai jenis serangga hama. Jenis toksin yang dihasilkan dari produk Be-

Bas yaitu Beauvericin, Bassionalide, Bassiacridin, Beauverolide, Bassianin,

Oosporein, dan Tenellin. Masing-masing jenis toksin mempunyai kemampuan

dalam membunuh tiap jenis serangga inang.

Pengujian aplikasi produk Be-Bas dengan berbagai metode aplikasi untuk

mengendalikan hama penggerek umbi di lapangan dapat menekan kerusakan

umbi hingga 90%. Uji coba dilakukan melalui lubang tanam, ditambah

perendaman stek ubijalar selama 30 menit sebelum ditanam dan dilanjutkan

aplikasi semprot mulai umur tanaman 2 minggu sampai 12 minggu dengan

interval penyemprotan dua minggu dapat menekan kerusakan umbi hingga 90%.

Page 84: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 72

Sasaran Strategis 3 : Tersedianya Benih Sumber Varietas Unggul

Baru Tanaman Pangan Berdasarkan SMM ISO 9001-2008

Indikator kinerja jumlah benih sumber padi, jagung, dan kedelai dengan

SMM ISO 9001-2008, dicapai melalui kegiatan perbenihan tanaman pangan.

Adapun target yang telah ditetapkan sesuai dengan PK 2016, yaitu dihasilkannya

benih sumber sebanyak 218 ton kelas BS, FS dan SS. Capaian produksi benih

sumber tanaman pangan TA 2016 sebanyak 232,47 ton (106,64%) (Tabel 21).

Tabel 21. Indikator tingkat capaian kinerja produksi benih sumber tahun 2016.

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Benih padi (ton) 140 143,73 102,66

Benih aneka kacang dan ubi (ton) 53 53,72 101,36

Benih jagung dan serealia (ton) 35 35,02 100,06

Secara umum, target produksi benih sumber tanaman pangan tercapai

setiap tahunnya, keragaman jumlah produksi benih sangat bergantung pada

permintaan dari BPTP, serta penugasan dari Kementerian Pertanian dalam

mendukung 4 target sukses Kementerian Pertanian.

Tabel 22. Perbandingan capaian kinerja produksi benih sumber tahun 2015-2016

Indikator Kinerja Target/ Realisasi 2015 2016

Benih padi (ton) Target 143,50 140,00

Realisasi 156,49 (109,05%)

143,73 (102,66%)

Benih aneka kacang dan ubi (ton)

Target 53,30 53,00

Realisasi 62,73 (117,69%)

53,72 (101,36%)

Benih jagung dan serealia lainnya (ton)

Target 35,00 35,00

Realisasi 35,63 (101,80%)

35,02 (100,06%)

Perkembangan kinerja produksi benih sumber VUB padi, serealia serta

kacang dan ubi selama tahun 2010-2016 lebih tinggi dari target yang telah

ditetapkan. Sedangkan alokasi anggaran relatif meningkat, meskipun lebih

rendah daripada tahun 2012. Hal ini disesuaikan dengan target yang ditugaskan.

Realisasi anggaran relatif mendekati pagu anggaran (Gambar 34).

Page 85: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 73

Gambar 34. Perkembangan realisasi kinerja dan anggaran produksi benih

sumber tanaman pangan 2010-2016.

Adapun produksi benih sumber tanaman pangan yang telah dihasilkan

secara rinci sebagai berikut:

Benih sumber padi

Benih sumber padi diproduksi oleh Unit Produksi Benih Sumber (UPBS) di

BBPadi dan Lolit Tungro. Sampai saat ini benih sumber yang telah dihasilkan

sebanyak 143,73 ton terdiri dari beberapa varietas dan kelas benih (NS, BS, BD,

dan BP) serta sebagian benih masih dalam prosesing. Benih sumber beberapa

varietas unggul padi yang dihasilkan telah tersebar di beberapa daerah melalui

BPTP, untuk menunjang kegiatan diseminasi, program bantuan kepada kelompok

tani, serta sebagian dibeli oleh swasta/individu. Benih varietas Inpari 7 Lanrang,

Inpari 36 Lanrang, dan Inpari 37 Lanrang telah tersebar di Propinsi Sulawesi

Selatan (Kab. Sidrap, Wajo, Pinrang, Soppeng, Bone, Maros, Gowa, Luwu Timur),

Sulawesi Barat (Kab. Polman), BPTP Papua, Kab. Kediri (Jawa Timur), BPTP

Sulteng, dan BPTP NTT.

Benih Sumber Jagung dan Serealia

Telah dihasilkan benih sumber serealia dari UPBS Balitsereal, Maros

sebanyak 35,02 ton terdiri dari berbagai varietas dan kelas benih. Adapun rincian

produksi benih sumber antara lain jagung kelas BS sebanyak 9,55 ton terdiri dari

Page 86: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 74

varietas Srikandi Kuning, Pulut URI, Lamuru, Sukmarga, dan Bisma. Jagung kelas

BD sebanyak 19,28 ton terdiri dari varietas Srikandi Kuning, Pulut URI, Lamuru,

Sukmarga, Provit A1, dan Bisma. Tetua Betina jagung hibrida Bima 19 URI

sebanyak 0,25 ton. Jagung hibrida sebanyak 5,23 ton terdiri dari varietas Bima

19 URI dan Bima 20 URI. Sorgum kelas BS sebanyak 0,67 ton terdiri dari varietas

Super 1 dan Numbu. Gandum kelas BS sebanyak 0,04 ton terdiri dari varietas

GURI 1 sampai GURI 6.

Benih Sumber Kedelai, Kacang-kacangan, dan Umbi-umbian

Telah diproduksi benih sumber tanaman kedelai, kacang-kacangan dan

umbi-umbian oleh UPBS Balitkabi, Malang sebanyak 53,72 ton terdiri dari

berbagai varietas dan kelas benih. Benih sumber kedelai kelas NS sebanyak 2,72

ton, BS 15,08 ton, dan FS 28,25 ton. Kacang tanah kelas NS sebanyak 0,76 ton,

BS 1,63 ton, FS 3,0 ton. Kacang hijau kelas NS sebanyak 0,53 ton, BS 0,50 ton,

FS 1,25 ton. Diproduksi pula benih sumber ubikayu kelas BS sebanyak 150.000

stek dan ubijalar 32.000 stek.

Outcome kegiatan UPBS yang memproduksi benih sumber dan telah

tersebar ke berbagai daerah, di mana beberapa varietas unggul telah diadopsi

dan ditanam petani.

Inpari 32 Tetap Berkibar di Cipeucang, Pandeglang, Banten

Cipeucang adalah nama satu kecamatan di Kabupaten Pandeglang, di

daerah ini telah dilakukan display padi sawah seluas 1 hektar dengan

menampilkan 6 varietas yaitu Inpari 4, Inpari 20, Inpari 23, Inpari 31, Inpari 32,

dan Inpari 33. Fasilitas lainnya berupa demplot padi sawah seluas 4 hektar

dengan menampilkan 2 varietas padi yaitu Inpari 10 dan Inpari 32.

Berdasarkan respon masyarakat tani di daerah tersebut menilai tanaman

display menetapkan Inpari 20 sebagai varietas pilihan atas dasar penampilan dan

kesehatan tanaman. Sedangkan penilaian tanaman demplot menetapkan varietas

Inpari 32 sebagai varietas pilihan. Setelah melihat penampilan VUB tersebut,

petani dengan sukarela melanjutkan pengembangan padi Inpari 32

menggunakan benih hasil panen. Tercatat pengeluaran benih Inpari 32 sebanyak

185 kg yang cukup untuk 7 hektar pertanaman dengan cakupan di dalam

maupun luar Kecamatan Cipeucang, belum lagi bila ditambah pengeluaran benih

Inpari 32 yang tidak tercatat. Tidak kalah seru, benih Inpari 10 hasil panen

tercatat 230 kg sudah diambil petani dan 2 ton lainnya dijual di kios benih.

Page 87: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 75

Bupati Konawe Utara Persiapkan Swasembada Beras

Bupati Konawe Utara, Ruksamin mengatakan akan mempersiapkan tenaga

ahli khusus tanaman padi sebagai tenaga pendamping penyuluh, sehingga ke

depan produksi padi di Konawe Utara meningkat yang akhirnya Swasembada

beras. Hal ini disampaikan saat melakukan panen raya hasil Demonstrasi

Farming BPTP Sulawesi Tenggara padi sawah varietas Inpari 30 Ciherang Sub 1,

Inpari 6 Jete, dan Inpari 15 Parahyangan yang ditanam di areal seluas 5 ha.

Dengan perlakuan pemupukan berdasarkan analisis tanah, sistem tanam legowo

2 dan pengendalian hama terpadu, di Kecamatan Lasolo, Kamis 21/07/2016.

Hasil panen yang diperoleh sangat memuaskan yaitu Inpari 30 Ciherang

Sub 1 sebesar 7,3 ton/ha GKG, Inpari 15 Parahyangan 6,3 ton/ha GKG, dan

Inpari 6 Jete belum panen. Bupati minta agar Lasolo menjadi salah satu Varietas

VUB Badan Litbang Pertanian, seperti varietas Konawe, Mekongga, dan Inpari 10

Laeya yang sudah banyak dikenal masyarakat di luar Sulawesi Tenggara.

Gerakan Tanam Jagung Bima 19 URI di Kabupaten Sigi

Lokasi Pengembangan Kawasan Nasional Tanaman Pangan dilaksanakan

oleh Kelompok Tani Mpera Indah Desa Bobo Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi.

Pelaksanaan penanaman jagung dimulai 4 Juni 2016. Penanaman dilaksanakan

bersamaan dengan gerakan tanam jagung yang di inisiasi oleh Dinas Pertanian

(Distan) Tingkat I Sulawesi Tengah di lokasi demfarm. Gerakan tanam jagung

tersebut dihadiri Distan Propinsi Sulawesi Tengah, Distan Kabupaten Sigi, TNI,

BPTP Sulawesi Tengah, BP3K Bahagia, Kelompok Tani sekecamatan Palolo,

Penyuluh Swadaya, serta petani sekitar desa Bobo. Jagung hibrida BIMA 19 URI

seluas 1 ha dengan jarak tanam 75 x 40 cm dengan dua biji perlubang atau 75 x

20 cm dengan satu biji per lubang tanam, mampu berproduksi di atas 12,5 ton,

baik dengan tanpa olah tanah maupun olah tanah sempurna.

Saat ini petani sudah sangat mudah mendapatkan benih jagung hibrida

dengan harga terjangkau. Benih BIMA 19 URI dapat diperoleh pada penangkar

desa mandiri benih dalam kawasan nasional tanaman jagung, seperti di desa

Bunga, desa Sungku dan desa Pulu. Penangkar tersebut dibina oleh BPTP untuk

menghasilkan benih hibrida Bima 19 URI dan Bima 20 URI dengan harga

jauhlebih murah. Benih yang ditanam didemfarm ini adalah Bima 19 URI yang

dihasilkan Desa Mandiri Benih yang didampingi oleh BPTP. Dengan adanya

gerakan tanam tersebut diharapkan para peserta utamanya ketua Gapoktan dan

penyuluh kembali memotivasi petani yang ada diwilayahnya untuk menanam

jagung hibrida yang berdaya hasil tinggi.

Page 88: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 76

Sasaran Strategis 4 : Tersedianya Rekomendasi Kebijakan

Pengembangan Tanaman Pangan

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur melalui capaian indikator kinerja

utama dengan target yang ditetapkan dalam PK 2016 yaitu tersedianya 9

rekomendasi kebijakan tanaman pangan. Sasaran tersebut dicapai melalui

kegiatan ―analisis kebijakan pengembangan tanaman pangan.‖ Indikator kinerja

sasaran yang ditargetkan dalam tahun 2016 telah tercapai seluruhnya 100%,

yaitu dirakitnya 9 rekomendasi kebijakan tanaman pangan.

Sebagai perbandingan atas kemajuan yang telah diperoleh dari tahun

sebelumnya 2015-16 disajikan pada Tabel 23. Sedangkan perkembangan kinerja

dan dukungan anggaran 2010 – 2016 disajikan pada Gambar 37.

Tabel 23. Capaian kinerja Rekomendasi kebijakan tanaman pangan 2016 dan

perbandingan dengan tahun 2015.

Indikator Kinerja Target/Realisasi 2015 2016

Rekomendasi kebijakan tanaman pangan

Target 9 9

Realisasi 9

(100%)

9

(100%)

Gambar 37. Perkembangan rekomendasi kebijakan dan anggaran 2010-2016

Page 89: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 77

Rekomendasi kebijakan tanaman pangan yang telah dihasilkan secara rinci

diuraikan di bawah ini:

1. Upaya Peningkatan Produktivitas Padi Nasional

Pendahuluan

Beras sampai saat ini masih menjadi komoditas strategis dan utama di

Indonesia sehingga pemerintah telah menetapkan program untuk mencapai

swasembada beras berkelanjutan bahkan harus surplus beras untuk diekspor.

Menurut BPS (2016), produksi padi nasional tahun 2015 yaitu 75,40 juta ton,

selama sepuluh tahun (2006-2015) terjadi peningkatan produksi padi nasional

20,95 juta ton (38,48%) atau per tahun meningkat 2,09 juta ton (3,84%/tahun).

Sasaran produksi padi meningkat dari 79,51 juta ton GKG tahun 2016 menjadi

83,59 juta ton GKG pada tahun 2019, luas tanam padi meningkat 15,46 juta ha

pada tahun 2016 menjadi 16,21 ha pada tahun 2019. Produktivitas meningkat

dari 5,29 ton/ha pada tahun 2016 menjadi 5,39 ton/ha pada tahun 2019. Untuk

terus meningkatkan produksi padi nasional, Kementerian Pertanian sejak tahun

2015 telah merancang program swasembada beras berkelanjutan melalui

program terobosan dalam percepatan peningkatan produksi padi yang dikenal

dengan Upaya Khusus (UPSUS) Percepatan Peningkatan Produksi Padi Nasional.

Perluasan areal tanam terutama melalui peningkatan indeks panen (IP) dan

peningkatan produktivitas padi melalui program perbaikan intensifikasi.

Luas baku lahan sawah untuk padi di Indonesia tahun 2016 yaitu sawah

irigasi seluas 4.760.730 ha, sawah non irigasi (sawah tadah hujan dan rawa)

seluas 3.355.911 ha. Luas lahan sawah baku seluruh wilayah Indonesia saat ini

adalah 8,1 juta ha, yang beririgasi teknis (42,4%), semi teknis (33,4%) dan

tadah hujan (24,2%). Selain ancaman alih fungsi lahan sawah yang tidak

terkendali, tidak semua lahan beririgasi teknis dan semi teknis beroperasi optimal

karena disebabkan kerusakan waduk, kerusakan jaringan irigasi, ketidak-cukupan

sumber air akibat penggundulan hutan dan diskontinuitas saluran karena

pembangunan jalan, perumahan dan industri.

Peningkatan produksi padi nasional dapat dicapai melalui program

intensifikasi (peningkatan produktivitas) dan ekstensifikasi (penambahan luas

areal panen). Peningkatan produktivitas dipengaruhi oleh faktor genetik

(Varietas) dan lingkungan (iklim, jenis tanah, dan input). Kombinasi pengaruh

iklim dan jenis tanah menyebabkan terjadinya senjang hasil gabah antar sentra-

sentra produksi padi antar Provinsi. Menurut BPS (2016), rata-rata produktivitas

padi nasional pada tahun 2006 yaitu 4,98 ton/ha dengan kisaran 2,43 ton/ha di

Page 90: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 78

Kalimantan Tengah hingga 5,59 ton/ha di Bali. Pada tahun 2015, rata-rata

produktivitas padi nasional menjadi 5,34 ton/ha dengan kisaran 2,29 ton/ha di

Bangka Belitung hingga 6,21 ton/ha di Bali. Ini berarti bahwa selama sepuluh

tahun (2006-2015) terjadi peningkatan rata-rata produktivitas padi nasional

sebesar 0,72 ton/ha (15,6%) atau per tahun meningkat sebesar 0,072 ton/ha

atau 72 kg/ha/tahun (1,56% per tahun).

Salah satu penyebab rendahnya peningkatan produktivitas padi nasional

adalah pemakaian varietas lama yang masih mendominasi antara lain varietas

Ciherang yang dilepas tahun 2000. Data sebaran varietas padi sawah

menunjukkan hingga tahun 2014, adopsi varietas padi masih didominasi varietas

Ciherang (dilepas tahun 2000) dan varietas IR 64 (dilepas tahun 1989) masing-

masing dengan tingkat adopsi 39,8% dan 11,8%. Sisanya yaitu varietas Ciliwung,

Cigeulis, Mekongga, dan Cibogo yang dilepas sebelum tahun 2005, dengan

tingkat adopsi sekitar 2%. Untuk meningkatkan produktivitas padi nasional perlu

adanya penggantian varietas-varietas lama dengan varietas-varietas baru yang

lebih unggul diikuti dengan perbaikan teknologi budi daya pendukungnya.

Hingga tahun 2015, Pemerintah Indonesia telah melepas 364 varietas padi

(dimulai Varietas Bengawan tahun 1943). Badan Litbang Pertanian, Kementerian

Pertanian dalam kurun waktu 37 tahun (1978-2015) telah melepas 122 varietas

padi yang terdiri dari 83 varietas padi inbrida untuk lahan sawah, 11 varietas

padi inbrida untuk lahan kering (gogo), 9 varietas padi inbrida untuk lahan

rawa, dan 19 varietas hibrida padi untuk lahan sawah. Untuk sawah irigasi

terdiri dari padi inbrida (sejak tahun 2008 diberi nama varietas Inpari) dan padi

hibrida (sejak tahun 2004 diberi nama varietas Hipa). Untuk padi inbrida varietas

Inpari, Badan Litbang Pertanian telah melepas 41 varietas yaitu Inpari 1 (dilepas

tahun 2008) hingga Inpari 41 Tadah Hujan Agritan (dilepas tahun 2015),

sedangkan untuk padi hibrida, telah dilepas 19 Varietas yaitu varietas Maro

(dilepas tahun 2002) hingga varietas Hipa 19 (dilepas tahun 2013).

Permasalahan/Pokok Pemikiran

Program pemerintah agar Indonesia sebagai lumbung pangan dunia

pada tahun 2045 diperlukan peningkatan produksi padi sebesar 20 juta ton

gabah kering giling (GKG) yaitu dari 79,51 juta ton GKG pada tahun 2016

menjadi 100,03 juta ton GKG pada tahun 2045. Untuk mencapai sasaran ini

didukung dengan luas panen 16,96 juta ha dan produktivitas 5,89 ton/ha.

Surplus beras yang dihasilkan akan diekspor dengan target ekspor 10,38 juta

ton beras pada tahun 2045. Ini berarti, program swasembada beras yang

Page 91: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 79

dicanangkan oleh Pemerintah diharapkan selalu mampu menaikkan luas panen

dan produktivitas. Sasaran luas panen meningkat sekitar 2 juta Ha selama 30

tahun yaitu dari 15,04 juta ha pada tahun 2016 menjadi 16,96 juta ha pada

tahun 2045 atau meningkat 70.000 ha/tahun). Sasaran produktivitas meningkat

sekitar 0,60 ton/ha selama 30 tahun yaitu dari dari 5,29 ton/ha pada tahun 2016

menjadi 5,90 ton/ha pada tahun 2045 atau meningkat 20 kg/ha/tahun).

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat perbedaan

antara produktivitas padi di tingkat petani dengan potensi hasil varietas yang

ada. Hal ini antara lain disebabkan oleh penerapan teknologi oleh petani belum

optimal, seperti masih tingginya penggunaan varietas-varietas lama antara lain

Ciherang dan IR64 yang dilepas masing-masing tahun 2000 dan 1986.

Temuan Pokok

Berbagai komponen teknologi spesifik lokasi untuk peningkatan

produktivitas padi nasional telah dihasilkan dan dikaji adaptasinya terutama

varietas unggul Inpari. Hingga tahun 2015, beberapa varietas Inpari telah

ditanam/diadopsi petani dalam skala luasan terbatas. Rekomendasi kesesuaian

VUB padi sawah pada tingkat Kabupaten di berbagai sentra produksi ditentukan

berdasarkan peta sebaran dan delta produktivitas yang mengacu pada hasil

pengkajian display varietas yang dilakukan BPTP di 31 Provinsi sentra padi tahun

2013-2015; hasil pengkajian BPTP yang berkaitan dengan varietas, dan SLPTT

padi; hasil uji multi lokasi berbagai calon varietas unggul baru oleh BB-Padi; hasil

identifikasi wilayah kekeringan, banjir dan OPT utama dari BBSDLP; dan expert

judgement dari beberapa peneliti senior di Puslitbang Tanaman Pangan, BB-Padi

dan BB-SDLP. Besaran delta produktivitas (ton/ha) dihitung dengan asumsi

Varietas pembanding umumnya adalah IR-64, Ciherang, Mekongga, atau di

beberapa Kabupaten menggunakan varietas lokal setempat. Teknologi budi daya

untuk varietas pembanding dan varietas unggul baru yang digunakan merupakan

teknologi budi daya standar (bukan cara petani). Varietas yang

direkomendasikan yaitu Inpari 1 sampai Inpari 33 (hasil Badan Litbang

Pertanian) yang benih sumbernya tersedia di BPTP atau di BB Padi.

Hasil uji adaptasi atau demfarm yang dilakukan oleh BPTP sejak 2013

hingga 2015 menunjukkan bahwa beberapa varietas Inpari lebih tinggi

produktivitasnya dibandingkan dengan varietas yang telah biasa ditanam oleh

petani (Ciherang, dll) di areal uji adaptasi atau demfarm tersebut. Tabel 1

menunjukkan hasil pengujian varietas Inpari oleh BPTP di tiap Provinsi terjadi

Page 92: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 80

peningkatan produktivitas rata-rata 0,99 ton/ha (16,99%) dengan kisaran 0,45

ton/ha di Aceh hingga 2,38 ton/ha di Bali. Oleh karena itu rekomendasi

penggunaan beberapa varietas Inpari yang lebih tinggi produktivitasnya

dibandingkan dengan varietas yang telah biasa ditanam oleh petani (Ciherang,

dll) sangat diperlukan. Bila peningkatan produktivitas rata-rata 0,99 ton/ha ini

dikalikan dengan luas tanam padi di lahan sawah irigasi 4,76 juta Ha (luas pada

tahun 2016) maka akan diperoleh peningkatan produksi GKG sebesar 4,5 juta ton

(sekitar 5% dari target produksi padi 2017 sebesar 80,8 juta ton GKG). Oleh

karena itu penggunaan beberapa varietas Inpari yang lebih tinggi

produktivitasnya dibandingkan dengan varietas yang telah biasa ditanam oleh

petani (Ciherang, dll) sangat diperlukan.

Saran Kebijakan

Saran kebijakan yang diajukan untuk peningkatan produktivitas padi

nasional melalui penggantian varietas lama sebagai berikut:

a. Menggunakan rekomendasi atau peta kesesuaian Varietas Unggul Baru

(VUB) padi inbrida lahan sawah khususnya varietas Inpari spesifik lokasi

yang sudah diuji adaptasi oleh BPTP di tiap Provinsi dan terbukti lebih

unggul (lebih tinggi produktivitasnya dibandingkan varietas lama yang

biasa ditanam petani, antara lain: Ciherang, IR64, Mekongga,

Situbagendit, dll).

b. Ditjen Tanaman Pangan agar menugaskan Diperta Provinsi/Kabupaten

untuk bekerjasama dengan BPTP di tiap Provinsi menentukan lokasi

pengembangan varietas Inpari berdasarkan kondisi lahan dengan

kesesuaian karakter dari varietas Inpari yang mendekati kondisi lahan

yang pernah dulu dilakukan uji adaptasi oleh BPTP.

c. Lokasi pengembangan varietas Inpari sebaiknya dipilih wilayah yang

produktivitasnya masih rendah yaitu di bawah rata-rata produktivitas

nasional sehingga penggunaan varietas Inpari dapat meningkatkan

produktivitas di wilayah tersebut.

d. Penyiapan/produksi benih bersertifikat varietas Inpari melalui program

benih bersubsidi sebaiknya dilakukan pada t-1 yaitu satu musim sebelum

varietas Inpari akan ditanam oleh petani. Benih sumber (FS/SS) varietas

Inpari dapat diperoleh di BPTP melalui Unit Pengelola Benih Sumber

(UPBS) agar kemurnian da nasal benih terjamin.

Page 93: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 81

e. Penanaman varietas Inpari perlu didukung oleh prinsip Pengelolaan

Tanaman Terpadu (PTT) antara lain tanam secara serentak pada

hamparan minimal 500 hektar untuk mencegah serangan hama/penyakit

tanaman, yang didukung ketersediaan air, pupuk, mekanisasi, terutama

pengolahan lahan dan panen.

2. Upaya Percepatan Adopsi Varietas Unggul Padi Inpari

Pendahuluan

Jumlah dan pertambahan penduduk Indonesia yang tergolong tinggi

merupakan prioritas utama dalam meningkatkan produksi tanaman pangan

khususnya padi. Untuk tahun 2017, sasaran produksi padi sebesar 80,76 juta

ton GKG dengan luas panen 15,19 juta ha dan produktivitas 5,32 ton/ha.

Program pemerintah agar Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun

2045 diperlukan peningkatan produksi padi sebesar 20 juta ton gabah kering

giling (GKG) yaitu dari 79,51 juta ton GKG pada tahun 2016 menjadi 100,03

juta ton GKG pada tahun 2045. Untuk mencapai sasaran ini didukung dengan

luas panen 16,96 juta ha dan produktivitas 5,89 ton/ha. Surplus beras yang

dihasilkan akan diekspor dengan target ekspor 10,38 juta ton beras pada tahun

2045. Ini berarti, program swasembada beras yang dicanangkan oleh Pemerintah

diharapkan selalu mampu menaikkan luas panen dan produktivitas. Sasaran luas

panen meningkat sekitar 2 juta Ha selama 30 tahun yaitu dari 15,04 juta ha pada

tahun 2016 menjadi 16,96 juta ha pada tahun 2045 atau meningkat 70.000

ha/tahun). Sasaran produktivitas meningkat sekitar 0,60 ton/ha selama 30 tahun

yaitu dari dari 5,29 ton/ha pada tahun 2016 menjadi 5,90 ton/ha pada tahun

2045 atau meningkat 20 kg/ha/tahun).

Hingga tahun 2015, Pemerintah Indonesia telah melepas 364 varietas padi

(dimulai Varietas Bengawan tahun 1943). Badan Litbang Pertanian dalam kurun

waktu 1978-2015 telah melepas 122 varietas padi yang terdiri dari 83 varietas

padi inbrida untuk lahan sawah, 11 varietas padi inbrida untuk lahan kering

(gogo), 9 varietas padi inbrida untuk lahan rawa, dan 19 varietas padi hibrida

untuk lahan sawah. Untuk sawah, sejak tahun 2008 padi inbrida diberi nama

varietas Inpari dan sejak tahun 2004 padi hibrida diberi nama varietas Hipa.

Untuk padi inbrida varietas Inpari, Badan Litbang Pertanian telah melepas 41

varietas yaitu Inpari 1 (dilepas tahun 2008) hingga Inpari 41 Tadah Hujan

Agritan (2015), sedangkan untuk padi hibrida, telah dilepas 19 Varietas yaitu

varietas Maro (2002) hingga varietas Hipa 19 (2013). Hingga tahun 2015,

Page 94: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 82

beberapa varietas Inpari telah ditanam/diadopsi petani tetapi dalam skala luasan

terbatas atau adopsinya oleh petani tergolong lambat.

Badan Litbang Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) yang ada di setiap Provinsi dan melalui UPT lingkup Puslitbang Tanaman

Pangan terus berupaya melakukan diseminasi VUB dan teknologi pendukung

yang dihasilkan ke wilayah operasional dilapang melalui kerjasama dengan

berbagai pihak antara lain DIPERTA dan Penyuluh Pertanian di Provinsi dan di

Kabupaten/Kota. VUB dan teknologi pendukung yang dihasilkan telah diuji dalam

pengembangan skala yang luas di lahan petani melalui uji adaptasi berupa

display atau demfarm. Bila VUB tersebut lebih baik dan lebih menguntungkan

daripada varietas yang telah biasa ditanam oleh petani, maka petani diharapkan

akan menanam (mengadopsi) VUB tersebut. Tetapi kenyataan di lapangan

menunjukkan tingkat adopsi VUB padi Inpari tersebut masih sangat rendah

(gabungan beberapa Inpari luas tanam baru sekitar 2% pada tahun 2015 yaitu

masuk dalam peringkat ke-10 dari varietas yang diadopsi petani, padahal hasil

uji adaptasi atau demfarm yang dilakukan oleh BPTP menunjukkan bahwa

beberapa varietas Inpari lebih tinggi produktivitasnya dibandingkan dengan

varietas yang telah biasa ditanam oleh petani di areal uji adaptasi atau demfarm

tersebut (antara lain varietas Ciherang, IR64, Mekongga, dll).

Data sebaran varietas padi tahun 2011-2015, bahwa hingga tahun 2015,

peringkat lima besar adopsi varietas padi berupa sebaran luas tanam masih

didominasi oleh varietas Ciherang (dilepas tahun 2000) 30,31%, IR64 (1986)

11,94%, Mekongga (2004) 10,69%, Situbagendit (2004) 6,58%, dan Cigeulis

(2003) 4,36%. Sisanya gabungan varietas unggul lain (termasuk Inpari) 26,56%

dan varietas lokal 9,56%. Dibandingkan dengan sebaran varietas padi tahun

2011, terjadi penurunan persentase sebaran varietas Ciherang dari 41,05%

tahun 2011 menjadi 30,31% tahun 2015, demikian juga varietas lokal dari

14,98% tahun 2011 menjadi 9,56% tahun 2015. Akan tetapi, terjadi peningkatan

persentase sebaran varietas IR 64 dari 7,81% tahun 2011 menjadi 11,94% tahun

2015, demikian juga varietas Mekongga dari 5,55% tahun 2011 menjadi 10,69%

tahun 2015. Varietas Cigeulis yang menempati peringkat ke-4 tetap stabil sekitar

4,30%. Sedangkan varietas Ciliwung yang tahun 2011 menempati peringkat ke-

5, pada tahun 2015 digantikan oleh varietas Situbagendit (yang dilepas sebagai

padi gogo). Persentase penanaman terbesar varietas Situbagendit terjadi di

Jawa (11,15%), hal ini disebabkan karena adanya serangan penyakit blast di

lahan sawah, sedangkan Situbagendit tahan terhadap blas.

Page 95: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 83

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa luas sebaran tiap varietas Inpari

masih rendah (di bawah 4%). Oleh karena itu, telah dilakukan survey untuk

mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat adopsi varietas

Inpari tersebut sehingga dapat disusun perbaikan strategi dalam melakukan

diseminasi dan dalam kegiatan pemuliaan untuk merakit VUB yang lebih baik

dibandingkan varietas yang telah diadopsi petani.

Permasalahan/Pokok Pemikiran

Hasil uji adaptasi (display atau demfarm) yang dilakukan oleh BPTP sejak

2011 hingga 2015 menunjukkan bahwa beberapa varietas Inpari lebih tinggi

produktivitasnya dibandingkan dengan varietas yang telah biasa ditanam oleh

petani (Ciherang, dll) di areal uji adaptasi atau demfarm di lahan petani.

Pengujian dengan varietas Inpari diperoleh peningkatan produktivitas rata-rata

0,99 ton/ha (16,99%) dengan kisaran 0,45 ton/ha di Aceh hingga 2,38 ton/ha di

Bali. Bila peningkatan produktivitas rata-rata 0,99 ton/ha ini dikalikan dengan

luas tanam padi di lahan sawah irigasi 4,76 juta Ha (luas pada tahun 2016) maka

akan diperoleh peningkatan produksi GKG sebesar 4,5 juta ton (sekitar 5% dari

target produksi padi 2017 sebesar 80,8 juta ton GKG). Akan tetapi tingkat

adopsi/penggunaan beberapa varietas Inpari masih rendah yaitu belum masuk

peringkat 10 besar adopsi varietas padi nasional. Oleh karena itu percepatan

adopsi/penggunaan beberapa varietas Inpari yang lebih tinggi produktivitasnya

dibandingkan dengan varietas yang telah biasa ditanam oleh petani (Ciherang,

dll) sangat diperlukan.

Temuan Pokok

Hasil survey menunjukkan rendahnya tingkat adopsi varietas Inpari di

lokasi yang pernah dilakukan diseminasi (pengenalan uji lapang) varietas Inpari

oleh BPTP dan BB Padi tahun 2011-2015 (Lampiran 1). Dari 77 lokasi yang

disurvey (di 73 Kecamatan, 37 Kabupaten, dan di tiga Provinsi), hanya 28 lokasi

(36%) yang mengadopsi varietas Inpari. Beberapa faktor yang menyebabkan

rendahnya tingkat adopsi varietas Inpari antara lain:

a. Tidak tersedianya benih sebar varietas Inpari pasca diseminasi

(display/demfarm) di sebagian besar lokasi/Desa yang pernah dilakukan

diseminasi varietas Inpari. BPTP tidak melakukan pendampingan kepada

poktan di semua lokasi diseminasi untuk memproduksi benih sebar

varietas Inpari pasca diseminasi (display/demfarm) di lokasi/Desa yang

pernah dilakukan diseminasi.

Page 96: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 84

b. Pengurus Kelompok Tani (Poktan) kesulitan menghubungi petugas dari

BPTP yang dulu pernah melakukan diseminasi di lokasi tersebut,

sedangkan di Desa/Kecamatan terdekat belum ada yang menjual benih

varietas Inpari tersebut sehingga Poktan kembali menanam varietas-

varietas lama yang mereka tanam sebelum ada diseminasi antara lain

varietas Ciherang, Mekongga, Situbagendit, IR64, dan IR42.

c. Karena tidak tersedianya benih sebar bersertifikat varietas Inpari pasca-

diseminasi di lokasi/Desa/Kecamatan tersebut, petani menggunakan

kembali benih hasil panenan varietas Inpari mereka selama 2-3 musim.

d. Ada pertanaman Inpari yang terserang OPT (terutama wereng coklat dan

hawar daun bakteri/kresek, sehingga terjadi penurunan produktivitas

varietas Inpari tersebut pasca-diseminasi di lokasi/Desa yang pernah

dilakukan diseminasi. Hai ini menyebabkan Poktan kembali menanam

varietas lama yang ditanam sebelum ada diseminasi seperti Ciherang,

Mekongga, Situbagendit, IR64, dan IR42, karena benihnya tersedia di

kios-kios di Kecamatan atau adanya bantuan benih dari pemerintah

lewat Diperta Kabupaten.

e. Beberapa varietas Inpari mudah rebah terutama pada MH karena

tanamannya tinggi, batangnya kecil, dan malainya lebat. Inpari 13

gabahnya susah dirontok dengan gebot yang terbuat dari bambu,

rendemennya rendah (lebih rendah dari Ciherang), serta rasa nasi

kurang enak dibandingkan varietas-varietas lama yang sudah populer

(Ciherang, Mekongga, Situbagendit, IR64, dan IR42). Tanaman mudah

rebah pada MH disebabkan dosis pemupukan N (Urea) lebih tinggi pada

musim penghujan karena petani khawatir urea banyak hanyut air hujan.

f. Di beberapa lokasi diseminasi, penebas membeli gabah Inpari dengan

harga lebih rendah dibandingkan varietas lama yang sudah berkembang

di lokasi diseminasi (Ciherang, Mekongga, Situbagendit, IR64, dan IR42),

dengan alasan varietas Inpari belum ada pasarnya/konsumennya,

sehingga petani merasa rugi terutama bila kenaikan hasil GKG/ha Inpari

tidak signifikan (petani berharap minimal kenaikan hasil Inpari 1 ton

GKG/ha dibandingkan varietas lama Ciherang).

g. Para penyuluh di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

(BP3K) di tiap Kecamatan kurang dilibatkan oleh BPTP atau BB Padi

dalam pelaksanaan diseminasi (demfarm) VUB di lokasi (Desa/

Kecamatan) tetangga yang bukan menjadi binaannya. Sesuai dengan

Page 97: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 85

motto mereka, penyuluh lebih yakin untuk menyampaikan ke petani

apabila dapat mencoba dan mengamati sendiri keragaan VUB tersebut

yang akan dibandingkan dengan varietas yang sudah biasa ditanam

petani. Penyuluh merasa tidak ada kewajiban untuk menyampaikan

teknologi dari Balitbangtan karena tidak ada sanksi yang mengikat,

padahal penyuluh adalah ujung tombak untuk menyampaikan informasi

teknologi pertanian ke pada petani di lapangan.

h. Penangkar benih tidak tertarik memproduksi benih sebar VUB Inpari

karena tidak mendapat keuntungan dari peningkatan hasil per hektar

VUB tersebut (hanya petani yang menikmati keuntungan kenaikan hasil

gabah VUB tersebut), sehingga Penangkar tidak mau mengganti varietas

yang diproduksi benihnya dengan VUB Inpari yang belum ada pasarnya.

Hal ini diperkuat dengan adanya program bantuan benih bersubsidi dari

Pemerintah (melalui BUMN PT SHS dan PT Pertani) yang didominasi oleh

varietas-varietas populer (Ciherang, dll).

i. Nama Inpari yang menggunakan nomor seri susah diingat oleh petani

dan petani menganggap semua Inpari sama mutunya terutama apabila

suatu Inpari tertentu kurang bagus di suatu lokasi/wilayah, dan berita

tersebut cepat menyebar ke petani di sekitarnya. Petani yang tingkat

pendidikannya tergolong rendah menyatakan mereka bingung dengan

penamaan Inpari yang menggunakan nomor seri (Inpari 1 hingga Inpari

terbaru yang sudah mereka dengar yaitu Inpari 33). Nama Inpari yang

menggunakan nomor seri susah mereka ingat dibandingkan dengan

menghafal satu nama yang berbeda, contoh hanya ada satu nama

varietas Ciherang atau Mekongga. Di beberapa wilayah, petani

memberi/mengganti nama Inpari dengan nama yang lebih populer saat

itu (contoh Inpari 10 diberi nama varietas Inul/Manohara, varietas

Inpari 30 diberi nama varietas Ciherang Super, dll).

Saran Kebijakan

Saran kebijakan yang diajukan untuk percepatan adopsi varietas unggul

baru padi Inpari guna peningkatan produktivitas padi nasional sebagai berikut:

a. Menugaskan kepada BPTP dan BB Padi untuk memberikan

pendampingan Kelompok Tani (Poktan) untuk memproduksi benih sebar

varietas Inpari pasca diseminasi (display/demfarm) di lokasi/Desa yang

dilakukan diseminasi apabila ada varietas Inpari yang disukai oleh

Poktan/Gapoktan. Pengembangan konsep ―Satu Penangkar Satu

Page 98: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 86

Kecamatan‖ mendukung program 1000 Desa Mandiri Benih (DMB) padi

untuk menyediakan benih bermutu di setiap Desa, karena hingga saat ini

sekitar 8 juta Ha (60%) benih bersertifikat yang digunakan dari 14 juta

Ha luas tanam padi. Dari 8 juta Ha benih bersertifikat yang digunakan,

50% berasal dari program pemerintah berupa bantuan benih bersubsidi.

Konsep Satu Penangkar Satu Kecamatan perlu dikembangkan sebagai

program Pemerintah dengan skema pembiayaan sebagai insentif bagi

petani untuk meningkatkan penggunaan benih bersertifikat demi

peningkatan produktivitas dan produksi padi nasional. Konsep satu

penangkar satu kecamatan dalam pengembangan budi daya padi spesifik

lokasi secara berkelanjutan akan menjamin benih dari VUB yang

direkomendasikan tersedia di lapang, dengan memperbanyak jumlah

DMB untuk lokasi yang terpencil, terutama diluar Jawa.

b. BPTP bekerjasama dengan BP3K setempat agar mengadakan

pendampingan untuk memonitor perkembangan adopsi VUB Inpari pasca

diseminasi (demfarm) di lokasi/Desa tersebut, dan juga untuk memonitor

kemungkinan adanya OPT yang tidak muncul saat diseminasi.

Meningkatkan pemahaman kepada Poktan tentang pentingnya tanam

padi secara serentak pada satu hamparan seluas minimal 500 Ha dan

rekayasa ekologi (menanam aneka kembang untuk pakan predator hama

dan pemasangan alat perangkap hama dengan rancangan sederhana),

serta pergiliran varietas (diuji juga saat diseminasi VUB yang memiliki

keunggulan sesuai dengan permasalahan OPT di lokasi tersebut). Hal ini

untuk mencegah serangan hama/penyakit padi (terutama wereng batang

coklat dan hawar daun bakteri) yang tidak muncul saat diseminasi.

Dengan diterapkannya PHT serangan OPT dapat ditekan sehingga tidak

terjadi penurunan produktivitas varietas Inpari pasca diseminasi. BPTP

agar melakukan uji adaptasi pada musim hujan dan kemarau pada lokasi

yang sama agar diperoleh data kesesuaian varietas Inpari pada musim

yang berbeda terutama ketahanan terhadap OPT dan toleran terhadap

kekeringan yang berkorelasi langsung terhadap hasil gabah.

c. Perakitan VUB padi BB Padi agar difokuskan untuk perbaikan karakter

varietas lama yang sudah populer (Ciherang, Mekongga, Situbagendit,

IR64), seperti karakter hasil tinggi, tahan terhadap OPT utama, toleran

genangan, dan umur genjah yang merupakan karakter utama yang

diharapkan petani. Oleh karena itu, peran data karakterisasi aksesi

plasma nutfah yang ada sangat penting sebagai donor karakter yang

Page 99: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 87

diinginkan. Pemuliaan partisipatif (melibatkan kelompok tani) di beberapa

sentra padi yang mengutamakan perbaikan karakter varietas yang

menjadi permasalahan di lapangan (biotik dan abiotik) sangat penting

dilakukan. Perakitan varietas dengan postur tanaman ideal yang mampu

menyediakan energi untuk tumbuh dan beranak lebih banyak yang

dicirikan tanaman pendek dan batang kokoh (agar tahan rebah), posisi

daun tegak (sehingga mampu menangkap cahaya matahari yang lebih

besar untuk meningkatkan laju fotosintesis), ukuran malai sedang,

responsif terhadap pemupukan, dan rasa nasi enak/harum).

d. BPTP/BB Padi dan BP3K agar melibatkan para penebas di lokasi

diseminasi sebelum panen dan menginformasikan bahwa karakter gabah

(rendemen) dan rasa nasi Inpari sama/lebih baik dibandingkan varietas-

varietas lama yang sudah berkembang di lokasi tersebut (varietas

Ciherang, Mekongga, Situbagendit, IR64, dan IR42), sehingga para

penebas mau membeli gabah Inpari dengan harga yang sama dengan

varietas yang sudah populer. Disamping itu kenaikan hasil GKG/ha

Inpari harus signifikan yaitu minimal kenaikan hasil Inpari 1 ton GKG/ha

dibandingkan varietas lama Ciherang, agar petani untung dan

bersemangat untuk menanam Inpari lagi pada musim berikutnya.

e. BPTP agar lebih intensif melibatkan para penyuluh di BP3K di tiap

Kecamatan melalui pelaksanaan diseminasi yang terprogram melalui

pelatihan/sosialisasi teknologi baru, kegiatan lapang (display/demfarm)

VUB di lokasi (Desa/Kecamatan) dengan mengundang para penyuluh

dari BP3K tetangga/terdekat di lingkup Kabupaten dengan permasalahan

lapang yang sama. BPTP dapat memberikan benih contoh untuk VUB

yang baru dilepas kepada Penyuluh (sekitar 5-10 kg per VUB) untuk

mereka diperkenalkan di wilayah kerja mereka dengan menanam

varietas tersebut di beberapa Gapoktan/di beberapa Desa di Kecamatan

mereka agar mereka merasa lebih yakin untuk menyampaikan ke petani

karena mereka sudah mencoba/menguji dan mengamati sendiri

keragaan dari VUB tersebut dbandingkan dengan varietas yang sudah

biasa ditanam oleh petani di masing-masing gapoktan.

f. BPTP/BB Padi dan BP3K agar melibatkan para Penangkar benih yang

ada di sekitar lokasi diseminasi agar mereka tertarik memproduksi benih

sebar VUB Inpari yang hasilnya lebih tinggi dibandingkan varietas lama

(Ciherang, Mekongga, Situbagendit, IR64, dan IR42). Penangkar

merupakan bagian dari proses diseminasi untuk mempercepat adopsi

Page 100: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 88

VUB karena bila benih tersedia maka petani di sekitar lokasi diseminasi

akan tertarik untuk menanam Inpari pada musim berikutnya.

Ketersediaan benih sebar di lokasi tempat diseminasi sangat penting

untuk meningkatkan adopsi varietas unggul baru Inpari tersebut guna

meningkatkan produktivitas di wilayah sekitar lokasi pengembangan.

Apabila petani di lokasi diseminasi telah menerima varietas Inpari

tersebut, maka diharapkan informasi ini akan menyebar ke petani di

sekitarnya dan berkembang ke luar wilayah lokasi diseminasi.

g. BB Padi agar mengurangi secara bertahap produksi benih kelas Benih

Penjenis (BS) varietas-varietas lama (Ciherang, Mekongga, Situbagendit,

IR64, dan IR42) untuk mempercepat berkembangnya varietas-varietas

unggul Inpari spesifik lokasi.

h. Badanlitbang Pertanian (melalui BB Padi) agar mengusulkan penggantian

nama Inpari dengan nama lain yang lebih mudah diingat sesuai dengan

keunggulan dari VUB tersebut, karena nomor seri Inpari yang ada saat

ini sudah terlalu banyak (Inpari 1 hingga Inpari terbaru yaitu Inpari 41).

Contoh pemberian nama VUB yang memiliki sifat toleran ―kekeringan‖

bisa diberi nama varietas ―Paring-1‖, yang toleran ―masam‖ bisa diberi

nama varietas ―Pasam-1‖, dsb. Untuk sifat yang sama, cukup dilepas

setiap dua tahun sekali, sehingga setelah dua tahun baru dilepas

―Paring-2) dengan perbaikan tingkat toleran kekeringannya. BPTP/BP3K

dapat memperkenalkan VUB dengan karakter yang sama (nomor seri

berbeda) kepada petani di wilayah (Kabupaten) yang baru mengadopsi

VUB dengan karakter yang sama (nomor seri berbeda), minimal dua

tahun, agar petani tidak bingung.

3. Upaya Percepatan Adopsi Varietas Jagung Hibrida Balitbangtan

Pendahuluan

Kebutuhan jagung dalam negeri meningkat setiap tahunnya seiring

dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan

dan pakan sehingga dari sisi ketahanan pangan nasional fungsinya menjadi amat

penting dan strategis. Kebutuhan jagung domestik meningkat 3,77 % setiap

tahun dan diperkirakan tahun 2045 kebutuhan jagung mencapai 45,628 juta ton.

Saat ini Indonesia sudah bisa mengurangi impor jagung dari biasanya diatas 3

juta ton menjadi 0,88 juta ton. Dari tahun 2005 hingga 2015, setiap tahun rata-

rata luas panen jagung meningkat 0,49%, produksi meningkat 5,02% dan

produktivitas meningkat 4,38%. Tahun 2015, produksi jagung 19,61 juta ton

Page 101: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 89

dengan luas panen 3,79 juta ha dan produktivitas 5,18 ton/ha. Tahun 2045

Indonesia mentargetkan untuk dapat mengisi 25% pangsa pasar jagung ASEAN,

sehingga target produktivitas yang harus dicapai minimal 7,01 ton/ha dengan

sasaran produksi 63,16 juta ton.

Indonesia mempunyai potensi sangat besar dalam meningkatkan produksi

maupun produktivitas jagung. Saat ini pemanfaatan lahan kering baru 19% dari

17.033.906 ha (total lahan kering), pemanfaatan lahan sawah abaru 30% dari

4.760.580 ha (total lahan sawah), pemanfaatan lahan sawah non irigasi 31%

dari 3.354.244 ha (Total lahan non sawah) (BPS, ATAP 2015). Produktivitas

jagung nasional masih 5,18 ton/ha sementara produktivitas jagung negara

eksportir besar seperti Amerika Serikat 9,5 ton/ha, Agentina 7,5 ton/ha dan

negara Uni Eropa 6,2 ton/ha. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas

adalah dengan menggunakan jagung hibrida.

Hingga tahun 2015, Pemerintah Indonesia telah melepas 203 varietas

jagung baik jagung non-hibrida (bersari bebas/komposit) maupun jagung

hibrida yang dihasilkan oleh Kementerian Pertanian (melalui Badan Litbang

Pertanian), Perguruan Tinggi, dan perusahaan sawasta. Jagung komposit

pertama dilepas varietas Manado Kuning tahun 1945. Badan Litbang Pertanian

hingga tahun 2015 telah melepas sekitar 20 varietas jagung komposit dan 30

varietas jagung hibrida (hibrida Semar 1 dilepas tahun 1992 hingga hibrida JH 45

dilepas tahun 2015). Hingga tahun 2015, Bisma dan Lamuru, jagung komposit

yang masih ditanam petani dalam skala luas. Jagung hibrida Bima 2 Bantimurung

(dengan nama dagang jagung hibrida Pak Tani 2) telah dilisensi dan

dikembangkan oleh PT Benih Saprotan Utama tahun 2009. Jagung Pak Tani 2

diminati petani khususnya di sentra pengembangan jagung di Indonesia, seperti

Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Varietas jagung hibrida Balitbangtan juga

dilisensi/diproduksi benihnya oleh beberapa perusahaan benih nasional yaitu PT

Parisonna Alam Sejahtera dan PT Golden Indonesian Seeds untuk varietas Bima

3 Bantimurung (dengan nama dagang RK789), PT Bintang Timur Pasifik untuk

varietas Bima 4 (dengan nama dagang Gemilang 1), PT SAS untuk varietas

Bima 5, PT Makmur Sejahtera Nusantara untuk varietas Bima 6, PT Biogene

Plantation untuk Bima 7 dan Bima 8, serta PT Tossa Agro untuk Bima 9, Bima 10

dan Bima 11. Dari sejumlah varietas jagung hibrida yang telah dirilis, dua

varietas tergolong berumur genjah (≤ 90 hst) yaitu Bima 7 dan Bima 8.

Data sebaran varietas jagung tahun 2012-2015, bahwa hingga tahun

2015 pada luasan panen total 3,71 juta Ha, peringkat lima besar adopsi varietas

jagung berupa sebaran luas tanam pada urutan ke-1 hingga ke-3 didominasi

Page 102: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 90

oleh jagung hibrida: varietas Bisi 2 (dilepas 1995) kontribusi luasan 16,72% ,

Pioneer 21 (dilepas 2001) 5,57%, Bisi 816 (dilepas 2004) 4,20%, sedangkan

urutan ke-4 dan ke-5 ditempati jagung komposit: varietas Bisma (dilepas 1995)

4,20% dan Lamuru (dilepas 2000) 3,32%. Sisanya gabungan varietas unggul lain

(sekitar 110 varietas termasuk hibrida dan komposit) sebesar 45,21% dan

varietas lokal sebesar 20,78%. Pulau Jawa menyumbang 50,67% luas panen

(1,88 juta Ha). Jagung hibrida Balitbangtan belum masuk dalam peringkat lima

besar (di bawah 3%) dan masih di bawah varitas hibrida perusahaan benih

multinasional dan jagung komposit varietas Bisma dan Lamuru.

Dibandingkan dengan sebaran varietas jagung tahun 2011, hibrida Bisi 2

tidak mengalami perubahan yaitu 16,61% tahun 2011 dan 16,72% tahun 2015,

ini menunjukkan bahwa petani menyukai varietas yang memiliki dua tongkol

(prolifik). Hibrida Pioneer 1 peringkatnya digantikan oleh Pioneer 21 tahun 2015.

Jagung komposit varietas Bisma mengalami penurunan dari 6,33% tahun 2011

menjadi 4,20% tahun 2015 dan digantikan oleh jagung komposit varietas Lamuru

sebesar 3,32% terutama untuk wilayah Nusa Tenggara menyukai varietas

Lamuru yang toleran kekeringan. Luas sebaran jagung hibrida produksi

Balitbangtan yaitu Bima 10 pada tahun 2013 pernah mencapai luas 40.663 Ha

(1,84%). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa luas sebaran tiap varietas

jagung hibrida produksi Balitbangtan masih rendah (di bawah 3%). Oleh karena

itu makalah ini berisi saran upaya untuk mempercepat dan meningkatkan

adopsi varietas jagung hibrida Balitbangtan.

Permasalahan/Pokok Pemikiran

Data sebaran varietas jagung tahun 2012-2015, bahwa tahun 2015 pada

kontribusi luas jagung lokal yaitu 0,77 juta ha (20,78% dari total luas panen

nasional 3,71 juta ha) meningkat dibandingkan tahun 2012 yang luasnya 0,26

juta ha (6,33%). Peningkatan luas panen jagung lokal ini tentu memprihatinkan

ditengah upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas nasional dengan

menanam varietas hibrida melalui bantuan subsidi benih. Kemungkinan penyebab

meningkatnya luas panen jagung lokal ini karena petani tidak mampu membeli

benih varietas unggul atau benih varietas unggul tidak tersedia di lokasi tersebut,

atau karena tahun 2015 mengalami kekeringan di sebagian wilayah Indonesia

sehingga petani khawatir akan gagal panen bila menanam varietas unggul yang

kurang toleran kekeringan.

Page 103: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 91

Temuan Pokok

Berikut hasil survey yang dilakukan terhadap lisensor yang telah

memproduksi benih jagung varietas hibrida Balitbangtan:

a. Sebagian besar Lisensor (produsen benih yang melisensi jagung hibrida

Balitbangtan) tergolong perusahaan yang relatif baru berdiri atau baru

mulai melisensi untuk memproduksi benih jagung hibrida (melisensi

mulai tahun 2010 hingga tahun 2015 yaitu oleh PT GIS , PT Srijaya, PT

Duta Niaga, CV Putra Pertiwi, dll) sehingga mereka masih mencari pasar

terutama di luar Jawa karena di Jawa sebagian besar pasar sudah

dikuasai oleh produsen benih jagung hibrida swasta multinasional (PT

BISI, PT Pioneer, dll).

b. Kurangnya diseminasi (display/demfarm) jagung hibrida Balitbangtan

yang dilakukan oleh BPTP dan Lisensor melalui pendampingan kepada

poktan yang diikuti kegiatan monitoring pasca diseminasi.

c. Produktivitas dan keseragaman keragaan varietas jagung hibrida

Balitbangtan sudah menyamai jagung hibrida swasta multinasional,

sehingga petani yang masih menanam jagung komposit akan mengganti

dengan menanam varietas jagung hibrida Balitbangtan dengan harga

yang lebih murah.

d. Lisensor tidak memiliki program untuk mendampingi budi daya jagung

hibrida Balitbangtan termasuk untuk membeli jagung pipilan hasil

panennya. Hal ini berbeda dengan yang dilakukan oleh swasta

multinasional yaitu dengan membeli jagung pipilan hasil panen dari

varietasnya dan menjual ke pabrik pakan ternak.

e. Para penyuluh di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

(BP3K) di tiap Kecamatan kurang dilibatkan oleh Lisensor dalam

pelaksanaan diseminasi (display/demfarm) VUB di lokasi (Desa/

Kecamatan) yang menjadi binaannya. Sesuai dengan motto mereka,

penyuluh merasa lebih yakin untuk menyampaikan ke petani apabila

mereka dapat mencoba/menguji dan mengamati sendiri keragaan dari

VUB tersebut yang akan dibandingkan dengan varietas yang sudah biasa

ditanam oleh petani di masing-masing gapoktan dengan perlakuan yang

sama.

Page 104: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 92

Saran Kebijakan

Saran kebijakan yang diajukan untuk percepatan adopsi varietas unggul

baru jagung hibrida Balitbangtan guna peningkatan produktivitas jagung nasional

sebagai berikut:

a. Pemerintah agar meningkatkan porsi kontribusi bantuan benih bersubsidi

varietas jagung hibrida Balitbangtan pada tahun 2018 dan ke depan

(tahun 2017 Pemerintah memberikan porsi kontribusi bantuan benih

bersubsidi jagung hibrida Balitbangtan seluas 0,6 juta ha dan jagung

komposit 0,4 juta ha) terutama untuk pengembangan di luar Jawa yang

sebagian besar jagung ditanam pada lahan suboptimal. Harga jual benih

jagung hibrida Balitbangtan mestinya bisa lebih murah dibandingkan

hibrida swasta multinasional karena perakitan varietas Balitbangtan

dibiayai dari dana APBN sehingga lisensor tidak butuh dana besar untuk

investasi perakitan VUB.

b. Menugaskan BPTP agar meningkatkan demfarm jagung hibrida

Balitbangtan yang dilakukan bersama Lisensor melalui pendampingan

kepada poktan yang diikuti kegiatan monitoring pasca diseminasi.

c. Balitbangtan (melalui Balitsereal) agar mengurangi produksi benih kelas

Benih Penjenis (BS) jagung komposit untuk mengurangi penggunaan

jagung komposit di lahan suboptimal dan digantikan jagung hibrida

Silang Tiga Jalur (STJ) dengan harga benih lebih murah (50% dari harga

benih hibrida Silang Tunggal).

d. Balitbangtan (melalui Balitsereal) agar meningkatkan produktivitas dan

keseragaman keragaan varietas jagung hibrida sehingga lebih bagus

dibandingkan produktivitas jagung hibrida swasta multinasional. Produksi

benih tetua galur jantan dan betina agar dijaga kemurniannya dengan

isolasi waktu, isolasi jarak agar terhindar dari tepung sari varietas lain

yang tidak diinginkan. Kebersihan alat prosesing benih perlu dijaga agar

tidak ada bekas benih galur lain yang tertinggal di dalam alat prosesing.

e. Perakitan VUB dengan peningkatan produktivitas ke lahan suboptimal,

seperti lahan sawah tadah hujan, lahan kering, lahan rawa pasang surut,

dan lahan bekas tambang. Penyediaan varietas unggul berdaya hasil

tinggi dan toleran kekeringan dengan karakteristik: umur super genjah

(< 85 hari) atau lebih genjah 30 hari dibandingkan varietas yang ada di

pasaran sebagai upaya meminimalkan kegagalan panen akibat periode

hujan yang pendek. Varietas unggul jagung berumur genjah diperlukan

Page 105: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 93

petani terutama untuk menyesuaikan pola tanam dan ketersediaan air.

Varietas jagung berumur genjah umumnya cukup tenggang terhadap

kekeringan. Jagung umur genjah merupakan salah satu program strategis

Badan Litbang Pertanian untuk menghadapi perubahan iklim global dan

menjadi tugas Balitsereal untuk mewujudkannya. Hal ini penting karena

pertanaman jagung di Indonesia sekitar 79% terdapat di lahan tegal dan

10% di lahan sawah tadah hujan yang memerlukan varietas umur genjah

(<90 hari) dan toleran kekeringan. Jagung hibrida harus memiliki

penampilan tanaman yang kokoh, perakaran yang kuat sehingga tahan

rebah. Penampilan tongkol seragam dan besar (dengan janggel yang

kecil), kelobot menutup rapat, tahan terhadap penyakit utama (bulai,

karat, bercak daun), stay green ( warna batang dan daun masih hijau saat

jagung sudah siap untuk panen) untuk dintegrasikan dengan ternak sapi,

dan tipe bijinya semi mutiara berwarna oranye (untuk pakan ternak

ayam).

4. Upaya Peningkatan Produktivitas Kedelai Nasional

Pendahuluan

Konsumsi kedelai di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, dengan

rata-rata kebutuhan 2,3 juta ton biji kering per tahun, sedangkan produksi rata

rata 5 tahun terakhir hanya mampu mencapai 0,98 juta ton biji kering atau 43%

dari kebutuhan sehingga sisanya sebesar 57% harus impor. Luas panen kedelai

tertinggi 1,6 juta hektar pernah dicapai pada tahun 1992 dan pada tahun 2015

luasnya hanya 614 ribu hektar. Selama 20 tahun terakhir terjadi penurunan luas

panen sebesar 61,62% atau rata-rata 4,05% per tahun. Penurunan luas panen

terbesar terjadi di Pulau Sumatera sebesar 85% (dari 480.714 ha menjadi 68.619

ha), Pulau Jawa 59% (dari 879.650 ha menjadi 358.070 ha), Pulau Sulawesi 48%

(dari 124.551 ha menjadi 64.616 ha), Pulau Kalimantan 40,42% (dari 23.148 ha

menjadi 13.791 ha), Bali dan Nustra (NTB, NTT) 31,98% (dari 152.388 ha

menjadi 103.657 ha), sedangkan Maluku, Papua relative stabil (dari 5.255 ha

menjadi 5.342 ha). Luas panen kedelai terbesar tahun 2015 berada di Pulau

Jawa seluas 358.070 ha atau 58,31% dari total luas panen, diikuti pulau Nusa

Tenggara 16,88%, Sumatera 11,17%, Sulawesi 10,52%, Kalimantan 2,25%,

Maluku dan Papua 0,87%. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan kedelai

luar pulau jawa masih lamban dan tidak sebanding dengan potensi lahan yang

ada di bandingkan lahan di Jawa yang semakin berkurang.

Page 106: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 94

Untuk merealisasikan target swasembada kedelai tahun 2025, maka

pemerintah telah menyusun rencana pencapaian sasaran yang dituangkan dalam

grand strategi percepatan peningkatan produksi kedelai tahun 2015 - 2045.

Sasaran jangka pendek (2015 - 2019) yaitu tercapainya peningkatan produksi

kedelai sebesar 2.453.851 ton dan berkurangnya impor (hanya 200.000 ton);

sasaran jangka menengah (2020 – 2025) yaitu tercapainya swasembada kedelai

tahun 2020, dengan jumlah produksi sebesar 2.960.993 ton; dan sasaran jangka

panjang (2021 – 2045) tercapainya surplus kedelai dan tercapainya produksi

tahun 2045 sebesar 7.695.000 ton, dengan surplus sebesar 2.908.360 ton.

Pertumbuhan produksi kedelai nasional tahun 2014 sebesar 12,18% dan

tahun 2015 sebesar 0,89 %. Produksi kedelai tertinggi terjadi di Jawa Timur

sebesar 35,81 % dari produksi Nasional, diikuti Jawa Tengah dan NTB. Rata-

rata produktivitas kedelai per hektar secara nasional pada tahun 2015 sebesar

1,57 ton/ha sedangkan tahun 1992 sebesar 1,12 ton/ha (meningkat rata-rata

2,16% per tahun). Pada tahun 2015 di beberapa daerah sudah mencapai

produktivitas diatas 2 ton/ha yaitu di Jawa Tengah dan sebagian di Provinsi

Sulawesi Tengah, dan perlu ditingkatkan lagi agar tercapai potensi hasil 3 ton/ha.

Rendahnya produktivitas kedelai di tingkat petani karena penerapan teknologi

spesifik lokasi belum optimal dibandingkan potensi produktivitas varietas unggul

kedelai yang mencapai 3,50 ton/ha dengan pengelolaan tanaman terpadu (PTT)

termasuk penggunaan varietas unggul sebagai salah satu komponen PTT.

Hingga tahun 2015, Pemerintah Indonesia telah melepas 87 varietas

kedelai yang sebagian besar dihasilkan oleh Kementerian Pertanian (melalui

Badan Litbang Pertanian). Varietas kedelai pertama yang dilepas yaitu Varietas

Otau tahun 1918 hingga varietas Devon 1 yang dilepas tahun 2015 yang masing-

masing memiliki keunggulan spesifik lokasi. Data sebaran varietas kedelai tahun

2014-2015, bahwa hingga tahun 2015 pada luasan panen total kedelai 532.818

Ha, peringkat lima besar adopsi varietas kedelai berupa sebaran luas tanam

pada urutan ke-1 hingga ke-5 adalah varietas Anjasmoro (dilepas 2001)

kontribusi luasan 40,20%, varietas Wilis (dilepas 1983) kontribusi luasan

23,54%, Grobogan (dilepas 2008) kontribusi luasan 8,36%, varietas Baluran

(dilepas 2002) kontribusi luasan 5,06% dan varietas Burangrang (dilepas 1999)

kontribusi luasan 4,57%. Sisanya gabungan varietas unggul lain 9,61% dan

varietas lokal sebesar 8,65%. Varietas unggul baru kedelai Balitbangtan yang

dilepas setelah tahun 2000 sebanyak 30 varietas tetapi hanya varietas Anjasmoro

yang masuk dalam peringkat lima besar tahun 2015, sedangkan lainnya di bawah

4,57%). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa luas sebaran tiap varietas unggul

Page 107: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 95

baru kedelai produksi Balitbangtan (yang dilepas 16 tahun yang lalu atau setelah

tahun 2000) masih rendah yaitu di bawah 4,57% (kecuali Anjasmoro). Oleh

karena itu makalah ini berisi saran upaya untuk meningkatkan produktivitas

kedelai nasional antara lain dengan penggunaan varietas unggul baru.

Permasalahan/Pokok Pemikiran

Produksi kedelai di Indonesia sampai saat ini mayoritas masih di Pulau

Jawa yang pengelolaannya hanya sebagai tanaman sela/sampingan sehingga

kurang serius dalam penanganan budi dayanya selain itu masih banyak dibudi

dayakan secara tumpangsari dan untuk merotasi/pergiliran tanaman berikutnya.

Masih rendahnya produktivitas tanaman kedelai nasional menyebabkan semakin

menurunnya minat petani mengembangkan kedelai. Budi daya kedelai sangat

rentan serangan OPT dan cekaman abiotik. Produktivitas kedelai sangat

dipengaruhi oleh iklim, jika kondisi iklimnya terlalu basah atau terlalu kering bisa

dipastikan capaiannya dibawah atau akan menurun bila dibandingkan dengan

panenan musim sebelumnya yang iklimnya lebih mendukung. Untuk

mempercepat peningkatan produktivitas diperlukan benih varietas unggul yang

berpotensi tinggi lebih dari 3 ton/ha.

Temuan Pokok

Berikut faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas

kedelai:

a. Pengembangan kedelai di areal baru menghadapi kendala antara lain

tenaga kerja, ketersediaan benih, dan pengetahuan budi daya kedelai

spesifik lokasi. Kelangkaan tenaga kerja belum diimbangi pengembangan

dan penerapan alat mekanisasi di daerah pengembangan baru.

Ketersediaan benih perlu menumbuh kembangkan dan membangun

kawasan mandiri benih di daerah sasaran. Keterampilan budi daya

kedelai di perlukan pelatihan dan pendampingan.

b. Kekurangan benih kedelai yang bermutu dan siap di lapang. Penanaman

kedelai sawah di MK II sangat luas dan membutuhkan banyak benih,

karena tidak ada benih petani memberokan lahannya. Hal ini diantispasi

dengan menumbuhkan wilayah mandiri benih sistem jabalsim dengan

pengaturan pola tanam antara lahan kering dan sawah. Sulitnya

memperoleh benih unggul menyebabkan petani menggunakan benih

asalan yang dibeli dari pasar atau sortiran dari hasil panen sendiri musim

sebelumnya. Minimnya benih di lapangan disebabkan rendahnya daya

Page 108: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 96

simpan (sekitar 3 bulan) sehingga produsen atau penangkar benih

kurang berminat karena jika tidak segera laku dari pasar tidak pasti,

maka akan rugi karena sudah menjadi kedelai konsumsi

c. Varietas yang tergolong lama yaitu Wilis (dilepas 1983) masih ditanam

petani di Jawa (sebesar 32,28%) dan di Bali dan Nusra Jawa (sebesar

20,66%), padahal Wilis produktivitasnya hanya 1,6 ton/ha dan umur

panennya di atas 80 hari. Sedangkan beberapa VUB produktivitasnya ada

yang di atas 2 ton/ha dengan potensi hasil di atas 3,00 ton/ha dan umur

panen sangat genjah (contoh: varietas Gema produktivitasnya 2,47

ton/ha dengan potensi hasil 3,06 ton/ha dan umurnya 73 hari).

d. Keterbatasan modal untuk berusahatani kedelai. Seringkali petani ‗kecil‘

yang berusahatani kedelai lebih memilih memberokan tanahnya karena

tidak mempunyai uang untuk membeli saprotan. Karena dengan adanya

bantuan sarana produksi yang diberikan oleh pemerintah, maka petani

mengusahakan kedelai.

e. Daya saing kedelai rendah. Pengembangan kedelai terhambat oleh

rendahnya daya saing kedelai. Seringkali harga kedelai fluktuatif,

sehingga bila dibandingkan dengan usaha tanaman kompetitornya

(jagung, kacang tanah, tembakau, bawang) pada saat musim yang sama

keuntungannya di bawah tanaman kompetitor tersebut.

f. Kekurangan air selama proses produksi. Pada musim kemarau, air

menjadi faktor penghambat dalam proses produksi. Kedelai tidak banyak

membutuhkan air dibanding tanaman kompetitornya, hanya pada satu

bulan pertumbuhan (saat vegetatif) butuh air dan ini bisa diantisipasi

dengan teknologi atau varietas umur pendek atau tahan kekeringan.

g. Tingkat harga yang kurang kondusif dan fluktuatif. Penanaman kedelai

yang hanya musim-musim tertentu seperti puncak tanam pada MK II

berpengaruh kepada kontinuitas suplai (produk). Seringkali terjadi

kelebihan produksi di satu sisi dan kelangkaan produksi di sisi lain

ditambah adanya kedelai impor di pasaran. Produksi kedelai di Indonesia

dihasilkan berdasarkan musim tanam sehingga ketersediaan di pasaran

tidak bisa kontinyu/rutin setiap bulan. Hal ini yang dijadikan alasan

untuk melakukan impor walaupun sebenarnya ini bisa di antisipasi

selama permintaaan dan harga pasar yang terjamin. Dengan adanya

pembebasan impor ini menimbulkan dampak yang sangat serius

terhadap minat petani untuk mengembangkan kedelai, dan para

produsen tahu tempe lebih tertarik kedelai impor karena alasan mutu

dan harga yang relatif lebih murah, serta kedelainya tersedia di pasaran.

Page 109: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 97

h. Adanya impor kedelai yang masih cukup besar dengan harga yang lebih

murah yang bersamaan dengan panen raya di dalam negeri,

menyebabkan harga kedelai di dalam negeri menjadi terpuruk.

Saran Kebijakan

Saran kebijakan yang diajukan untuk peningkatan produktivitas kedelai

nasional sebagai berikut:

a. Pengembangan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dengan

penerapan varietas unggul baru (hasilnya tinggi) melalui bantuan benih

bersubsidi terutama pada wilayah yang masih menggunakan varietas

lokal dan varietas lama. VUB yang sudah terbukti lebih tinggi hasilnya

melalui uji coba di suatu wilayah perlu dibantu subsidi benihnya untuk

pengembangan pada skala luas. Pada tahun 2007 dan 2008 telah

dilakukan pengujian teknologi budi daya kedelai di lahan pasang surut

di Desa Bandar Jaya, Kecamatan Rantau Rasau, Kab. Tanjung Jabung

Timur, Jambi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa teknik budi daya

kedelai melalui pendekatan PTT produktivitas mencapai 2,11 t/ha atau

meningkat 26,3% dibandingkan rata-rata hasil dengan cara petani.

b. Mempercepat alih teknologi dan peningkatan produktivitas benih

sumber, serta distribusi benih kedelai kepada pengguna melaui

pengembangan program Desa Mandiri Benih Kedelai melalui system

Jabalsim pada sentra kedelai dan areal bukaan baru. Fasilitasi pelatihan

bagi penangkar benih kedelai, peningkatan peran UPBS di Balitkabi

dan BPTP, BBI, dan BBU, serta bantuan alat mesin untuk

pengembangan produksi benih kedelai

c. Perbaikan teknologi budi daya menekan kesenjangan hasil antara

tingkat penelitian dengan tingkat petani. Pengembangan teknologi budi

daya kedelai jenuh air, melalui penerapan varietas unggul, pemupukan

berimbang pesifik lokasi, dan perbaikan tata air

d. Perbaikan pengelolaan panen dan pascapanen, dalam rangka

peningkatan mutu dan pengurangan kehilangan hasil. Mutu produksi

kedelai di pasaran saat ini masih dianggap rendah, hal ini disebabkan

kurangnya penanganan pasca panen yang benar sehingga kedelai

banyak mengalami kerusakan atau penurunan kualitas mutu pada fase

setelah panen sampai penyimpanan digudang. Faktor utama penyebab

turunnya mutu hasil panen kedelai adalah masih tingginya kadar air,

banyakanya kotoran dan campuran produk yang rusak sehingga

kelihatan sekali dari fisiknya tidak seragam.

Page 110: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 98

e. Peningkatan stabilitas hasil dalam upaya peringatan dini terhadap

serangan OPT dan anomali Iklim. Hal ini dilakukan dengan

memanfaatkan potensi genetik tanaman melalui penguatan inovasi

teknik budi daya dan perakitan varietas unggul dengan potensi hasil

10-20% lebih tinggi daripada varietas terbaik yang ada sekarang, umur

sangat genjah, mampu beradaptasi pada lahan-lahan terkena dampak

perubahan iklim seperti kekeringan, genangan, dan salinitas tinggi

dengan memanfaatkan biosains dan bio-enjinering.

5. Solusi Peningkatan Indeks Pertanaman Padi di Lahan Rawa

Pendahuluan

Padi telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia sehingga

komoditas ini telah turut mempengaruhi tatanan politik dan stabilitas nasional.

Selain sebagai makanan pokok lebih dari 95% penduduk, padi juga menjadi

sumber mata pencaharian sebagian besar petani di perdesaan. Produksi padi

perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus

bertambah. Dari sisi pasokan, tantangan bagi Indonesia adalah fragmentasi

lahan, alih fungsi lahan yang belum dapat dikendalikan, dan penurunan jumlah

petani sebagai pelaku utama kegiatan pertanian dalam sepuluh tahun terakhir.

Sumber pertumbuhan tanaman padi dapat dicapai melalui program

intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi. Program intensifikasi telah dilakukan

melalui GP-PTT sejak tahun 2008. Program ini meningkatkan produktivitas padi

dari 4,894 t/ha tahun 2008 menjadi 5,135 t/ha tahun 2014. Tingkat produktivitas

padi di Jawa telah mencapai 5,729 t/ha, sedangkan di luar Jawa 4,621 t/ha.

Dibanding target produksi padi 2014 sebesar 70 juta ton, produksi padi tahun

2015 meningkat 4 juta ton melalui perluasan areal tanam (ekstensifikasi). Target

produksi padi tahun 2019 telah ditetapkan 84,1 juta ton, berarti diperlukan

peningkatan produksi padi 2015-2019 sebesar 3%/tahun. Peningkatan perluasan

areal tanam melalui pencetakan sawah baru menghadapi banyak kendala

terutama aspek pembebasan lahan dan pencetakan sawah yang relatif mahal.

Upaya yang paling memungkinkan peningkatan indeks pertanaman terutama di

wilayah yang indeks pertanamannya masih rendah terutama di luar Jawa.

Di Indonesia disepakati istilah rawa dalam 2 (dua) pengertian, yakni rawa

pasang surut dan rawa lebak. Rawa pasang surut diartikan sebagai daerah rawa

yang mendapatkan pengaruh langsung atau tidak langsung ayunan pasang surut

air laut, atau sungai di sekitarnya, sedangkan rawa lebak adalah daerah rawa

Page 111: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 99

yang mengalami genangan selama lebih dari 3 (tiga) bulan, dengan tingkat

genangan terendah berkisar antara 25-50 cm.

Menurut BBSDLP (2014) berdasarkan hasil perhitungan secara spasial

menggunakan peta tanah tinjau, lahan rawa di Indonesia tercatat 34,93 juta ha

atau 18,28% dari luas daratan Indonesia, tersebar di Sumatera ±12,93 juta ha,

Jawa ±0,90 juta ha, Kalimantan ±10,02 juta ha, Sulawesi ±1,05 juta ha, Maluku

dan Maluku Utara ±0,16 juta ha. Dari total lahan rawa tersebut, yang tergolong

lahan masam (pH < 5,5) mencakup areal 33,42 juta ha, lahan pasang surut

sebesar 7,37 juta ha, lahan rawa lebak 11,19 juta ha, lahan rawa gambut 14,87

ha, dan lahan tidak masam (pH > 5,5) hanya sekitar 1,51 juta ha (4,32%).

Dari total 8,16 juta ha lahan sawah, sekitar 3,25 juta ha (40%) lahan sub

optimal berupa lahan tadah hujan 2,10 juta ha, rawa pasang surut 0,60 juta ha

dan lebak sekitar 0,55 juta ha. Indeks pertanaman padi di lahan rawa pasang

surut dan lebak antara 0,8 - 1,2 sehingga berpeluang untuk ditingkatkan.

Permasalahan

Indeks pertanaman padi dapat dihitung dengan cara membagi angka luas

panen dengan jumlah luas lahan sawah irigasi dan non irigasi. Luas lahan sawah

irigasi terdiri dari lahan sawah irigasi teknis, lahan sawah irigasi semi teknis,

lahan sawah irigasi sederhana, dan lahan sawah irigasi desa. Sedangkan lahan

sawah non irigasi terdiri dari lahan sawah tadah hujan, lahan sawah pasang

surut, dan lahan sawah lebak. Indeks pertanaman padi sawah di Kalimantan

berkisar antara 0,64 di Kalimantan Utara sampai 1,24 di Kalimantan Timur.

Rendahnya nilai indeks pertanaman padi karena sebagian besar lahan

usahataninya didominasi oleh lahan rawa pasang surut dan rawa lebak.

Peningkatan produksi pangan nasional selama ini bertumpu pada lahan

irigasi yang lebih banyak dikembangkan di Pulau Jawa, sementara di luar Pulau

Jawa seperti lahan rawa pasang surut dan rawa lebak, belum sepenuhnya

tergarap dengan baik. Pengembangan potensi kawasan lahan rawa dapat

dilakukan dengan memperhatikan kondisi agroekosistem lahan, pemanfaatan

inovasi teknologi dan sumber daya manusia serta tidak merusak lingkungan.

Permasalahan peningkatan indeks pertanaman padi di lahan rawa pasang

surut dan rawa lebak adalah : (a) kekurangan tenaga kerja dan alsintan, (b) luas

lahan garapan per Kepala Keluarga terlalu luas sehingga banyak lahan tidur, (c)

pengelolaan infrastruktur seperti saluaran drainase dan pintu air belum memadai,

(d) frekuensi banjir dan kekekeringan serta OPT sukar diprediksi, (e) teknologi

usahatani padi eksisting tidak menguntungkan petani, (f) teknologi baru

Page 112: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 100

terutama penggunaan varietas unggul spesifik lokasi masih belum berkembang,

dan (g) kebijakan pembakaran lahan oleh Pemda perlu diantisipasi dengan

ketersediaan teknologi.

Saran Kebijakan

a. Meningkatkan kembali program transmigrasi. Indeks pertanaman

padi di lahan rawa pasang surut dan lebak dapat ditingkatkan dengan

kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, melalui program

transmigrasi. Pencetakan sawah baru yang tidak diikuti dengan

penyediaan sumber daya manusia, hanya akan meningkatkan luasan lahan

sawah terlantar.

b. Dukungan infra struktur dan inovasi teknologi. Penyediaan tenaga

kerja, dukungan alsintan terutama traktor roda 2 dan mesin pemanen,

perbaikan jalan usahatani dan pintu air saluran irigasi/drainase,

penyediaan benih varietas unggul spesifik lokasi yang dikombinasikan

dengan penggunaan mikro organisme perombak (biodecomposer) untuk

mempercepat proses pelapukan gulma dan tunggul jerami (tidak perlu

dibakar), sehingga pengolahan lahan dapat dipercepat akan berdampak

terhadap percepatan tanam, peningkatan indeks pertanaman dan

peningkatan produsi padi sawah.

c. Percepatan pemutihan varietas padi lokal. Untuk mendukung

program UPSUS, varietas padi lokal yang terbukti lebih toleran keracunan

besi dengan harga gabah kering panen lebih tinggi dibandingkan varietas

unggul setempat akan sangat bermanfaat bagi petani bila dapat

diputihkan; kelompok tani bisa terdaftar di Dinas Pertanian setempat dan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dapat membantu program bersubsidi

untuk varietas padi unggul lokal yang sudah diputihkan.

d. Perakitan varietas padi unggul baru umur panjang. Pada lahan

sawah yang indeks pertanamannya tetap di bawah satu karena luasnya

lahan garapan dan keterbatasan tenaga kerja, perlu dirakit teknologi

varietas unggul padi umur panjang (5 bulan) dengan tingkat produktivitas

di atas 10 ton/ha, toleran keracunan besi serta tahan hama/penyakit

utama sehingga dapat meningkatkan efisiensi input dan pendapatan

petani. Kegiatan perakitan varietas ini dapat dilakukan melalui kerjasama

nasional maupun internasional.

e. Peningkatan aktivitas penyuluhan. Pergeseran dari "berproduksi

untuk konsumsi sendiri" menjadi "berproduksi untuk pasar", harus

Page 113: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 101

mengubah struktur sosial ekonomi dan budaya petani di sektor pertanian

secara dramatis di Kalimantan. Merangsang berkembangnya kelompok

kolektif merupakan unsur penting menuju sektor pertanian yang lebih

inovatif. Kelompok kolektif tidak hanya berkontribusi terhadap inovasi,

mereka juga dapat menggunakan daya tawarnya terhadap peningkatan

nilai tambah dan harga jual produknya. Kelompok kolektif dapat berupa

kelompok tani, gabungan kelompok tani, maupun sistem inti-plasma.

6. Pengembangan Bioindustri Tanaman Pangan di Lahan Suboptimal

Pendahuluan

Wacana pengembangan kawasan pertanian bioindustri telah tertuang di

dalam Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP), yang secara verbal

merumuskannya sebagai visi pembangunan pertanian 2013–2045, yakni:

―Terwujudnya sistem pertanian Bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan

beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumber daya

hayati pertanian dan kelautan tropika‖. Semua Unit Kerja (UK) dan Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(Balitbangtan) dituntut untuk senantiasa memahami dan mendalami dengan baik

konsep dan pemikiran yang terkait dengan pengembangan pertanian bioindustri.

Permasalahan

Kegiatan pengembangan model pertanian bioindustri berbasis sumber

daya lokal didesain untuk menghasilkan rancang bangun model pertanian

bioindustri berbasis tanaman pangan di lahan suboptimal (LSO), memfasilitasi

penumbuhan dan pembinaan percontohan sistem usahatani ramah lingkungan

dan usaha agibisnis berbasis teknologi inovatif yang bersifat bioindustri,

memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk

pengembangan kegiatan bioindustri berbasis tanaman pangan, dan memperoleh

umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat-guna spesifik pengguna dan

lokasi yang berkelanjutan. Pada kenyataannya hasil kegiatan masih terfokus

kepada hasil pengujian pada demonstration plot dan belum memberikan

penekanan pada aspek pengembangan sistem budi daya yang mengintegrasikan

keseluruhan komponen inovasi litbang yang diperkenalkan kepada petani.

Petani sebagai aktor utama dalam pertanian menuju pertanian bioindustri

hingga saat ini masih menghadapi berbagai kendala menyangkut saranaproduksi,

budi daya, pengolahan hasil, pemasaran dan perdagangan, prasarana, SDM

penyuluh, inovasi, dan pengembangan kelembagaan petani.

Page 114: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 102

Temuan-Temuan Pokok

Pertanian bioindustri adalah sistem pertanian yang pada prinsipnya

mengelola dan/atau memanfaatkan secara optimal seluruh sumber daya hayati

termasuk biomasa dan/atau limbah pertanian, bagi kesejahteraan masyarakat

dalam suatu ekosistem secara harmonis. Kata kunci sistem pertanian bioindustri

ini terletak pada pemanfaatan seluruh sumber daya hayati, biomasa, dan limbah

pertanian, ilmu pengetahuan dan teknologi dan bioproses, pemanfaatan dan

rekayasa genetik. Di dalam pengembangannya, pertanian bioindustri tidak

terlepas dari konsep pertanian berkelanjutan, meminimalisasi ketergantungan

petani terhadap input eksternal dan penguasaan pasar.

Mulai tahun 2015 Balitbangtan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan

pengembangan model pertanian bioindustri berbasis sumber daya lokal di

sejumlah sentra produksi tanaman pangan. Secara khusus, BPTP Sumatera

Selatan telah melaksanakan kegiatan ini di lahan kering (LK) di Kabupaten Ogan

Komering Ilir dan lahan pasang surut (LPS) di Kabupaten Banyuasin.

Komponen utama dalam membangun model pertanian bioindustri terdiri

dari: (1) komoditas yang akan dikembangkan, (2) teknologi inovatif yang siap

digunakan, (3) dukungan lembaga penelitian pemerintah dan swasta, (4) lokasi

pengembangan pada kondisi agroekologi tertentu, (3) sarana dan prasarana

pendukung, (5) dukungan SDM sebagai pelaku pengembangan pertanian

bioindustri, dan (6) ketersediaan pasar produk pertanian yang dihasilkan.

Untuk lokasi sawah pasang surut, komoditas utamanya sama dengan yang

di lahan sawah yaitu padi, namun komoditas integrasinya menggunakan sapi

potong dan kerbau. Model yang dirancang awalnya adalah: (1) Komoditas utama

padi, (2) Komoditas integrasi kerbau, sapi potong, itik, (3) Produk utama beras,

tepung, daging, telur, (4) Produk bioindustri pangan, minyak dedak, pakan,

kompos, asap cair, biogas, minyak dedak, jamur, (5) Teknologi PTT, Katam,

Biokompos, diversifikasi pangan, formulasi pakan, bioproses, mekanisasi, dan (6)

Luas kawasan minimal 500 ha, 500-1000 ekor sapi, 5000-10000 ekor itik.

Pada agroekosistem lahan kering dataran rendah iklim kering kondisi

airnya tidak mencukupi untuk usahatani padi, komoditas utama dipilih Sorgum

yang tahan kekeringan. Rancangan modelnya dibangun yaitu: (1) Komoditas

utama sorgum manis, (2) Komoditas integrasi sapi potong, domba, (3) Produk

utama biji dan batang, daging, (4) Produk bioindustri bioetanol, gula sorgum,

pakan, (5) Teknologi PTT, biokompos, formulasi pakan, bioproses, mekanisasi,

(6) Luas kawasan Minimal 500 ha, 500-1000 ekor sapi, 3500 ekor domba.

Page 115: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 103

Kedua rancangan di atas pada prakteknya mengalami modifikasi di lokasi

kegiatan dan hasilnya masih dalam skala kecil. Di LPS sebagai berikut: (1)

Komoditas utama padi, (2) Komoditas integrasi, sapi potong, (3) Produk utama

beras, daging, (4) Produk bioindustri pakan, kompos, pupuk cair urine sapi, (5)

Teknologi PTT, Katam, Biokompos, formulasi pakan, bioproses, mekanisasi, (6)

Luas kawasan ± 200 ha, ± 70 ekor sapi. Di LK sebagai berikut: (1) Komoditas

utama: jagung (panen muda, untuk pangan), (2) Komoditas integrasi, terdiri

dari: sapi potong, domba, (3) Produk utama: tongkol segar, daging, (4) Produk

bioindustri: pakan, kompos, biogas, (5) Teknologi: PTT, biokompos, formulasi

pakan, bioproses, mekanisasi, (6) Luas kawasan ± 75 ha, ± 150 ekor sapi.

Masalah yang ditemukan yang berkaitan dengan penyediaan sarana

produksi pertanian, khususnya penyediaan benih/bibit, pupuk, pestisida, alsintan

dan pakan ternak. Masalah yang ditemui antara lain kuantitas yang kurang,

kualitas yang masih rendah, distribusi yang belum proporsional antar-wilayah,

harga yang belum terjangkau petani, dan beredarnya pupuk/pestisida palsu.

Dalam kegiatan budi daya pertanian, masih terdapat berbagai masalah

antara lain: penguasaan lahan yang sempit, masih luasnya lahan tidur, terjadinya

degradasi sumber daya lahan dan air, dan rendahnya akses petani terhadap

teknologi pertanian. Pada kegiatan pengolahan hasil pertanian yang ditujukan

untuk meningkatkan nilai tambah, persoalan mendasar adalah belum

berkembangnya industri pengolahan di sentra-sentra produksi, terbatasnya alat

penyimpanan dan pengeringan serta pasokan (kuantitas dan kualitas) bahan

baku yang belum memadai.

Dari segi pemasaran dan perdagangan, sejumlah masalah perlu segera

dipecahkan, yaitu rendahnya akses petani terhadap pasar dan informasi pasar,

masih rendahnya posisi tawar petani, belum lancarnya distribusi produk

pertanian, mutu produk yang belum mampu bersaing, kurangnya promosi dan

usaha penetrasi pasar.

Beberapa masalah yang berkaitan dengan konektivitas di pedesaan dan

prasarana agribisnis antara lain, terbatasnya jumlah dan rusaknya sebagian

jaringan irigasi, minimnya jumlah farm road dan jalan desa, terbatas dan belum

optimalnya pemanfaatan sarana penyimpanan/gudang, terbatasnya fasilitas

pengeringan, terbatasnya jumlah kendang komunal, terbatasnya fasilitas

angkutan pertanian dan terbatasnya fasilitas komunikasi di perdesaan.

Page 116: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 104

Dari aspek sumber daya manusia, beberapa permasalahan pokok, antara

lain rendahnya tingkat pendidikan petani dan rendahnya kapasitas dalam aspek

kewirausahaan. Sedangkan permasalahan pokok berkaitan dengan penyuluhan

pertanian adalah terbatasnya jumlah tenaga penyuluh (baik penyuluh PNS

maupun swadaya), minimnya sarana penyuluhan, masih rendahnya keterkaitan

penyuluhan dengan aspek penelitian sebagai sumber teknologi dan inovasi.

Pada saat ini terdapat beberapa permasalahan dalam bidang inovasi

penelitian pertanian, antara lain belum optimalnya diseminasi hasil-hasil

penelitian, masih lemahnya sinergi penelitian antar berbagai instansi litbang dan

universitas, dan belum berkembangnya penelitian oleh pihak swasta.

Dari segi kelembagaan petani terdapat beberapa permasalahan, yaitu:

masih lemahnya kapasitas dan belum efektifnya kinerja kelembagaan kelompok

tani, belum berkembangnya kelembagaan yang berorientasi kepada aspek

ekonomi petani, dan masih rendahnya minat untuk membangun dan

mengembangkan kelembagaan petani.

Saran Kebijakan

Dari aspek penyediaan sarana produksi pertanian perlu lebih mendorong

penggunaan benih/bibit unggul berpotensi hasil tinggi, adaptif terhadap

perubahan iklim, ramah lingkungan dan berbasis sumber daya lokal; melakukan

seleksi, pengujian, promosi dan pengawasan pupuk alternatif, termasuk pupuk

yang dihasilkan dari pengolahan limbah ternak harus melalui pengujian

laboratorium agar memenuhi standar jaminan mutu produk; mengembangkan

pupuk dan pestisida hayati; menyusun rencana kebutuhan pupuk wilayah serta

dirinci per musim tanam; memberikan insentif kepada industri sarana produksi

pertanian yang berkandungan komponen lokal tinggi; dan melakukan

standardisasi dan sertifikasi terhadap semua jenis sarana produksi pertanian.

Dari sisi budi daya pertanian perlu meningkatkan akses lahan bagi petani

kecil dan buruh tani (reforma agraria), pengaturan sistem pemilikan/penguasaan

lahan dan subsidi biaya sertifikasi lahan petani secara masal; mengembangkan

pembiayaan mikro di perdesaan;memperketat aturan penggunaan lahan yang

beresiko menjadi lahan kritis; mengutamakan peningkatan produksi pertanian

melalui akselerasi peningkatan produktivitas, sehingga mengurangi tekanan

terhadap penggunaan sumber daya lahan dan air yang semakin terbatas;

meningkatkan keterkaitan antara penelitian dan penyuluhan sehingga teknologi

pertanian mudah diakses; dan mengembangkan sistem usahatani terpadu.

Page 117: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 105

Kebijakan terkait pengolahan hasil pertanian perlu lebih mendorong

pengembangan bioindustri di sentra produksi; mengembangkan bioindustri

sebagai bagian dari klaster industri perdesaan yang menunjukkan keterkaitan

dan saling ketergantungan semua unit usaha dari hulu sampai hilir; mendorong

penumbuhan bioindustri skala kecil yang dikelola kelompok tani atau koperasi;

menumbuhkan bioindustri yang memanfaatkan hasil samping secara optimal

(biorefinery); menumbuhkan bioindustri untuk menghasilkan bioenergi berbasis

bahan baku produk nonpangan; dan memacu tumbuhnya jasa penyimpanan dan

pengeringan produk pertanian yang dihasilkan kelompok tani atau koperasi.

Dalam hubungannya dengan pemasaran dan perdagangan hasil pertanian,

perlu ditumbuhkan dan diperkuat berbagai organisasi pemasaran sarana produksi

dan produk pertanian; melakukan kerjasama pemasaran di antara petani dan

antara petani dengan pelaku lainnya; menyediakan jaringan informasi pasar, baik

domestik maupun global; mendorong akses petani ke pasar modern

(supermarket) disertai peningkatan daya saing produk yang dihasilkan; dan

mengintensifkan promosi pasar produk pertanian.

Sarana pertanian perlu terus dibenahi dengan mengembangkan sistem

logistik khusus untuk produk pertanian, misalnya alat transportasi, pergudangan,

pengeringan, dan pendingin (cold storage); perbaikan jaringan irigasi;

memperluas pembangunan jalan usahatani di desa; membangun dan

mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas penyimpanan/gudang; memfasilitasi

pembangunan rumah potong hewan dan kendang komunal; membangun fasilitas

pasar perdesaan; dan mendorong pengembangan prasarana dan pelayanan

komunikasi di perdesaan.

SDM pertanian juga harus ditingkatkan melalui peningkatan jumlah tenaga

penyuluh secara bertahap, sehingga satu desa dilayani oleh satu orang penyuluh;

meningkatkan kompetensi dan sertifikasi penyuluh pertanian bekerjasama

dengan perguruan tinggi dan organisasi profesi penyuluh, sehingga memiliki

kualifikasi lulusan pendidikan tinggi; meningkatkan fasilitas yang dibutuhkan para

penyuluh; meningkatkan insentif penyuluh berbasis kinerja; dan mendorong

peningkatan jumlah penyuluh swadaya.

Dari sisi inovasi pertanian perlu diperkuat sinergi antara Badan Litbang

Pertanian, Lembaga Penelitian Non-Kementerian (LPNK), dan universitas menuju

sistem inovasi pertanian yang lebih kuat dan terpadu; meningkatkan keterkaitan

penelitian dan penyuluhan untuk mengakselerasi diseminasi dan penerapan hasil-

hasil penelitian; mendorong partisipasi swasta dalam penelitian melalui

Page 118: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 106

penguatan kerja sama dengan lembaga penelitian pemerintah; memprioritaskan

penelitian pada bidang bioindustri; membangun infrastruktur penelitian yang

memadai untuk menunjang program penelitian prioritas, terutama bidang

bioindustri; membangun kelembagaan litbang yang independen namun tetap

terkait erat dengan Pertanian-Bioindustri.

Terakhir, aspek kelembagaan petani harus juga ditingkatkan kapasitasnya

melalui pendampingan, pelatihan, magang, studi banding, dll; meningkatkan

efektivitas kegiatan kelompok tani dengan memprioritaskan partisipasi petani;

meningkatkan kemitraan kelompok tani dengan para pelaku ekonomi lainnya

untuk mewujudkan koordinasi vertikal dalam kegiatan agribisnis; mengarahkan

organisasi ekonomi petani untuk turut serta melakukan kegiatan off-farm;

mendorong penumbuhan kelompok tani, koperasi atau kelembagaan petani

lainnya pada wilayah-wilayah pengembangan baru; dan meningkatkan posisi

tawar kelompok tani agar lebih mandiri.

7. Budi Daya Kedelai Antisipasi Kekeringan di Lahan Sawah Tadah

Hujan

Kedelai termasuk komoditas pangan yang perlu dipercepat peningkatan

produksinya dan ditargetkan mencapai swasembada tahun 2018. Pada tahun

2015 produktivitas nasional kedelai rata-rata 1,4 t/ha dengan kisaran 0,8-2 t/ha

di tingkat petani, sedangkan di tingkat penelitian sudah mencapai 1,7-3,2 t/ha,

bergantung pada kondisi lahan dan teknologi yang diterapkan. Data tersebut

menunjukkan bahwa produksi kedelai di tingkat petani masih dapat ditingkatkan

melalui penerapan inovasi teknologi.

Di lahan sawah tadah hujan, kedelai umumnya ditanam pada MK-2 setelah

tanaman padi MK-1. Permasalahan yang dihadapi pada pertanaman kedelai MK-2

adalah ketersediaan air sangat terbatas, sehingga tanaman sering mengalami

kekeringan. Oleh karena itu, diperlukan teknologi budi daya yang tepat dan

varietas yang sesuai agar tanaman terhindar dari kekeringan dan produktivitas

kedelai di lahan sawah tadah hujan dapat di tingkatkan.

Faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas kedelai di lahan sawah

tadah hujan, antara lain 1) Varietas yang ditanam petani kurang sesuai untuk

agroekosistem lahan sawah tadah hujan (MK-2), yakni umur varietas lebih dalam

(> 80 hari) sehingga pada fase generatif tanaman sering mengalami kekeringan,

2) Mutu benih yang digunakan petani kurang baik (benih asalan) benih yang

dihasilkan dari pertanaman sebelumnya, 3) Sering terjadi cekaman abiotik

(kekeringan). Pada MK-2 pertanaman kedelai kekurangan air selama proses

Page 119: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 107

produksi dapat diantisipasi dengan teknologi budi daya, menggunakan varietas

berumur sangat genjah (< 75 hari), dan varietas toleran kekeringan, 4) Tanaman

kedelai rentan terhadap OPT seperti kutu kebul, hama daun dan polong yang

sering muncul pada pertanaman MK-2, 5) Pengelolaan tanaman kurang tepat,

yakni dosis dan jenis pupuk tidak berdasarkan pengelolaan hara spesifik lokasi

dan penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati masih sangat kurang seperti

yang dianjurkan dalam PTT kedelai, dan 6) Penanganan pascapanen kurang

tepat. Prosesing hasil umumnya masih konvensional, setelah tanaman dipanen

berangkasan ditumpuk di sawah dan tidak segera dijemur sehingga mutu biji

kedelai kurang baik. Di samping itu, perontokan biji pada umumnya masih

digebot tidak menggunakan Thresher, sehingga kehilangan hasil tinggi (15%).

Untuk dapat mencapai swasembada tersebut strategi yang di lakukan

pemerintah adalah dengan meningkatkan produktivitas dan perluasan areal

tanam (PAT-PIP). Melalui kedua program tersebut diharapkan pada tahun 2018

produksi kedelai dapat mencapai 1,5 juta ton.

Saran kebijakan untuk meningkatkan produktivitas dan antisipasi

kekeringan pada tanaman kedelai di lahan sawah tadah hujan (MK-2) antara lain

1) Menggunakan varietas berumur genjah (< 75 hari), hasil pengujian varietas

Grobogan paling sesuai untuk lahan sawah tadah hujan MK-2, 2) Pada saat

pengolahan tanah untuk tanaman padi MK-1, lahan diberi pupuk kandang/

kompos sebanyak 2 t/ha, agar tanah tidak cepat kering pada saat ditanam

kedelai MK-2, 3) Tanah sawah tidak diolah (TOT), tunggul jerami dibabat rata

dengan permukaan tanah, 4) Sebelum tanam lahan disemprot dengan hersibida

Ally Plus untuk mengendalikan gulma, 5) Untuk mempercepat pembusukan

tunggul jerami, sisa tanaman padi disemprot dengan dekomposer LBF, 6) Dibuat

beberapa penampungan air sekitar petak penelitian. Dengan menggunakan

pompa, air dari sungai disedot kemudian ditampung di bak penampungan, 7)

Dibuat parit antar bedengan dengan kedalaman 30 cm dan lebar 25 cm, ukuran

bedengan 10 m x panjang petakan, 8) Sebelum tanam benih kedelai diberi Seed

treatment dengan pupuk hayati Agrisoy dengan dosis 10 g/1 kg biji, 9) Dengan

menggunakan pupuk hayati, pupuk kimia diberikan. sebanyak separuh dosis

pupuk anjuran ditambah 50 kg SP36/ha, dan 10) Tanaman disemprot dengan

pupuk organik cair (POC), diberikan pada umur 15, 25, 35, 45, dan 55 hst,

dengan dosis 40 cc/l air.

Page 120: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 108

8. Potensi Pengembangan Beras Khusus untuk Substitusi impor

Indonesia dalam beberapa tahun masih mengimpor beberapa jenis beras

yang disukai konsumen dan pasar yang tidak tersedia dari dalam negeri, seperti

beras ketan, beras kukus, dan beras aromatik (Basmati). Meskipun dalam jumlah

yang tidak terlalu besar, impor beras khusus ini meningkat dalam dari tahun

2011-2013 sekitar 200 ribu ton. Kementerian Pertanian mulai 2016 tidak

mengeluarkan rekomendasi impor untuk beras khusus seperti beras Ketan,

Japonica, Thai Hom Mali, Basmati, dan Kukus. Hal ini suatu peluang bagi petani

di Indonesia untuk mampu memproduksi beras khusus tersebut.

Rekomendasi kebijakan yang dapat ditempuh untuk memenuhi kebutuhan

konsumen dalam negeri, antara lain:

Beras ketan dapat diproduksi oleh petani di seluruh Indonesia dengan

hasil 7-8 t/ha. Benih padi ketan tersedia di dalam negeri, namun perlu

dilepas varietas baru yang lebih tahan OPT dan amilosa rendah.

Kebutuhan beras ketan beramilosa rendah (<5%) sekitar 120 ribu

ton/tahun.

Beras Japonica sudah dapat diproduksi oleh petani dengan hasil 6-7

t/ha dengan menggunakan benih yang belum dilepas oleh

Pemerintah. Total produksi 130 ton beras, sedangkan kebutuhan

berkisar 1.000-2.000 ton/tahun).

Beras Basmati sudah dapat diproduksi oleh petani dengan hasil 3-4

t/ha dengan menggunakan benih Basmati 370 yang kualitasnya

rendah karena sudah ditanam beberapa musim. Benih padi sejenis

hasil pemuliaan dari BB Padi belum dilepas oleh Kementan.

Kebutuhan beras Basmati berkisar 1.000-1.500 ton/tahun.

Beras Thai Hom Mali dapat diproduksi oleh petani dengan hasil 5-6

t/ha. Benih padi sejenis THM tersedia di dalam negeri, namun perlu

dilepas varietas baru yang lebih tahan OPT. Kebutuhan beras THM

sekitar 25 ribu ton/tahun.

Beras Kukus (amylosa 27%) dapat diproduksi oleh petani dengan

hasil 8-9 t/ha dengan menggunakan benih yang tersedia di dalam

negeri. Namun kebutuhan beras kukus terus menurun berkisar antara

400-500 ton/tahun).

Dua GH B13727 diusulkan untuk uji adaptasi untuk dapat dilepas

sebagai substitusi impor beras Basmati.

Page 121: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 109

9. Pengembangan Pupuk Hayati Agrimeth Mendukung Pengembangan

Jarwo Super

Penggunaan pupuk kimia yang tidak bijaksana serta telah diabaikannya

pupuk organik selama beberapa dekade telah berdampak sistemik terhadap

pertanian yang mengakibatkan kandungan C-organik menurun drastis dan

kesuburan tanah menurun. Pupuk organik dan pupuk hayati menjadi solusi

alternatif untuk meningkatkan kesuburan tanah, melalui inokulasi tanah dengan

mikroba pupuk hayati, meningkatkan volume bahan organik tanah, mengurangi

pupuk kimia, dan menghindari pembakaran sisa panen.

Produktivitas padi nasional saat ini 5,1 t/ha cenderung melandai

kenaikannya, diperlukan kombinasi penggunaan pupuk kimia dengan pupuk

organik dan pupuk hayati. Seperti diketahui, bahwa udara mengandung 78%

N2 tetapi tidak dapat digunakan oleh tanaman sepenuhnya. Mikroba mampu

menambat nitrogen yang berlimpah di udara. Hanya 20-30% P dan K di tanah

yang dapat dimanfaatkan tanaman, sisanya dalam keadaan tidak tersedia.

Mikroba mampu melarutkan fosfat (P) dan kalium (K) yang tidak tersedia di

tanah. Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dapat meninggalkan residu

yang berbahaya bagi lingkungan dan tanaman. Penggunaan pupuk hayati

mampu mereduksi senyawa aktif pestisida dan dampak negatif bagi lingkungan.

Limbah panen yang berlimpah memerlukan waktu lama menjadi kompos, dengan

Mikroba mampu merombak bahan organik secara cepat dan ramah lingkungan.

Balitbangtan telah menghasilkan berbagai teknologi guna mewujudkan

ketahanan pangan, di antaranya pupuk Agrimeth. Pupuk hayati ini memiliki

keunggulan karena terkandung beberapa jenis mikroba, yaitu a) Azotobacter

vinelandii sebagai penambat N2 non-simbiotik dan pelarut P tanah, b)

Azospirillium sp: penambat N2 non-simbiotik dan penghasil fitohormon, c)

Bacillus cereus: pelarut P tanah dan penghasil senyawa anti patogen, d)

Bradyrhizobium sp: penambat N simbiotik, dan e) Methylobacterium sp:

penghasil fitohormon.

Aplikasi Agrimeth dapat menekan penggunakan pupuk anorganik N, P, K

sebesar 50%. Hasil padi pada petak percobaan yang diaplikasi Agrimeth dengan

takaran pupuk anorganik sesuai rekomendasi setempat (100%) lebih tinggi

daripada petak percobaan yang diaplikasi Agrimeth dengan takaran pupuk

anorganik 75% maupun 50%.

Page 122: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 110

Hasil padi pada petak percobaan yang diaplikasi pupuk hayati Agrimeth

dan pupuk anorganik dengan takaran 50% rekomendasi sama dengan hasil padi

dari petak percobaan yang diaplikasi pupuk anorganik dengan takaran 75% dan

100% rekomendasi di tingkat petani.

Rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan produksi padi dengan

menggunakan pupuk hayati, anatara lain:

Pupuk hayati Agrimeth memiliki aktivitas enzimatik dan fitohormon yang

berpengaruh positif terhadap pengambilan hara makro dan mikro tanah,

memacu pertumbuhan, pembungaan, pemasakan biji, pematahan dormansi,

meningkatkan vigor dan viabilitas benih, efisiensi penggunaan pupuk NPK

anorganik dan produktivitas tanaman.

Pada 2012, Komisi Inovasi Nasional (KIN) merekomendasikan pupuk hayati

Agrimeth bersama pupuk hayati Biovam, Probio, dan Biopeat untuk

dikembangkan lebih lanjut oleh pihak swasta pada tanaman padi.

Pupuk hayati agrimeth yang diaplikasikan sebagai seed treatment pada Jajar

Legowo Super yang menggunakan VUB mampu menghasilkan produksi padi

tinggi (13,6 t/ha) karena didukung oleh penggunaan biodekomposer,

pemupukan berimbang, pengendalian OPT yang menggunakan pestisida

nabati, dan penggunaan alsintan pra dan pascapanen.

Berdasarkan hasil panen dari demarea seluas 50 ha diperoleh hasil rata-rata

13,6 t/ha dengan pendapatan Rp 45,7 Juta/ha. Artinya, usahatani Jajar

Legowo Super dengan Agrimeth layak dikembangkan (nilai B/C rasio 2,7).

Outcome rekomendasi kebijakan tanaman pangan diuraikan secara rinci

sebagai berikut:

Kinerja Sektor Pertanian Torehkan Prestasi

Presiden RI Joko Widodo saat membuka Rakernas Pembangunan

Pertanian di Jakarta, Kamis (05/01/2017) menyampaikan, ―Kinerja sektor

pertanian mampu menorehkan prestasi dalam meningkatkan produksi dan

menekan bahkan menghentikan impor.‖ Dalam Rakernas yang mengangkat tema

‗Bangun Lahan Tidur untuk Meningkatkan Ekspor dengan Pembangunan

Infrastruktur Pertanian‘ ini, Presiden mengingatkan kembali bahwa sektor

pertanian harus terus digerakkan demi kesejahteraan rakyat. ―Sektor pertanian

harus dikembangkan menjadi alat rakyat untuk mencapai kesejahteraan

bersama,‖ ujar Presiden. Prestasi kinerja Kementerian Pertanian itu dapat dilihat

dari pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. ―Prestasi ini dapat dilihat dari

PDB Pertanian triwulan II 2016 naik 12,04% dibandingkan dengan triwulan I

2016,‖ ujar Presiden dalam arahannya.

Page 123: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 111

Tiga Kabupaten di Kaltim Andalkan Sektor Agroindustri

Kabupaten Nunukan, Bulungan, dan Kabupaten Penajam Paser Utara di

Kalimantan Timur bersama-sama memprioritaskan sektor agroindustri sebagai

penggerak perekonomian pembangunan wilayah. Adanya kesamaan kegiatan

unggulan perekonomian di ketiga kabupaten tersebut semakin menunjukkan

bahwa antarwilayah harus memiliki keterpaduan dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW)-nya. Demikian disampaikan Direktur Pembinaan Penataan

Ruang Daerah Wilayah II Direktorat Jenderal Penataan ruang Kementerian

Pekerjaan Umum dalam Rapat Pembahasan RTRW dengan Badan Koordinasi

Penataan Ruang Nasional (BKPRN) di Jakarta, baru-baru ini.

Di dalam perencanaannya, Kabupaten Nunukan menyebutkan alokasi luas

wilayah untuk pertanian lahan basah mencapai 126.000 ha, lahan kering 264.000

ha, dan perkebunan 698.000 ha. Untuk mendukung kegiatan agroindustri,

Kabupaten Nunukan akan mengembangkan Kawasan Strategis Kabupaten

berupa pendirian jalan lingkar Pulau Nunukan.

Sementara itu, Kabupaten Bulungan mengalokasikan lahan untuk kegiatan

pertanian mencapai kurang lebih 256.222 ha dengan jenis kegiatan meliputi

tanaman pangan lahan basah mencapai 22.550 ha, lahan kering 3.586 ha, buah-

buahan dan hortikultura kurang lebih 12.187 ha, serta perkebunan yang

didominasi oleh tanaman kelapa sawit dengan luas kurang lebih 218.775 ha.

Untuk itu Pemda Kabupaten Bulungan menyediakan 50.000 ha sebagai lahan

untuk pengembangan program food estate yang meliputi wilayah Kecamatan

Tanjung Palas Utara, Tanjung Palas Tengah, Tanjung Selor, dan Tanjung Selor.

Kabupaten Penajam Paser Utara mewujudkan kegiatan pertanian tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. Tanaman pangan terbagi di

lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan kurang lebih 16.200 ha meliputi

Kecamatan Babulu, Waru, Penajam, dan Sepaku. Perkebunan dialokasikan seluas

kurang lebih 17.095 ha. Sementara itu peternakan difokuskan pada

pengembangan unggas di Kecamatan Penajam dan Babulu, sapi brahma dan

sapi bali di Kecamatan Sepaku, dan rusa api-api di Kecamatan Waru.

Penjabaran kebijakan dan strategi yang diwujudkan dalam struktur ruang,

pola ruang, kawasan strategis, arahan pemanfaatan, dan pengendalian

pemanfaatan ruang yang diwujudkan berdasarkan potensi wilayah kabupaten

diharapkan akan membawa keberhasilan pengembangan dan pembangunan

wilayah.

Page 124: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 112

Sasaran Strategis 5 : Terselenggaranya Sekolah Lapang

Produksi dan Distribusi Benih Terintegrasi dengan

Seribu Desa Mandiri Benih.

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur melalui capaian indikator kinerja

utama dengan target yang ditetapkan dalam PK 2016 yaitu terselenggaranya

sekolah lapang di 15 propinsi. Sasaran tersebut dicapai melalui kegiatan ―Sekolah

lapang produksi dan distribusi benih terintegrasi dengan seribu desa mandiri

benih.‖ Indikator kinerja sasaran yang ditargetkan dalam tahun 2016 telah

tercapai seluruhnya 100%, yaitu diselenggarakannya kegiatan SL Mandiri benih

benih di 15 propinsi (Sumut, Jambi, Lampung, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta,

Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalsel, Sulsel, Sultra, Sulteng, dan Papua. Capaian kinerja

disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24. Capaian kinerja Sekolah Lapang Mandiri Benih 2016.

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Sekolah lapang produksi dan distribusi

benih terintegrasi dengan seribu desa

mandiri benih

15 15 100

Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran produksi padi, jagung, dan

kedelai diperlukan penyediaan benih bermutu varietas unggul spesifik lokasi agar

sampai di tingkat petani. Untuk itu telah dibangun Model penyediaan benih

secara mandiri untuk hamparan unit desa dengan melibatkan Unit Pengelola

Benih Sumber (UPBS) Balai Penelitian Komoditas dengan UPBS Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) dengan menyediakan benih sumber bagi calon

produsen benih. Dengan Model Desa Mandiri Benih diharapkan apabila petani

telah menyenangi varietas baru, benihnya dapat disediakan secara mandiri.

Pada tahun 2016 peningkatan kemampuan produksi benih bermutu,

pengenalan lembaga perbenihan pendukung dan pemasaran dilakukan melalui

kegiatan SL-Desa Mandiri Benih. Integrasi model dan pengembangan dengan

desa mandiri benih padi dilakukan melalui penyediaan benih sumber dari jaringan

UPBS Balitbangtan, pelatihan produksi benih dengan Jarwo Super, dan sertifikasi

benih dengan praktek langsung di lapangan dalam suatu sekolah lapang di lokasi

pengembangan desa mandiri benih serta pendampingan dalam pemasaran/

penyaluran benih.

Page 125: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 113

Pelaksanaan kegiatan SL mandiri benih padi di 11 propinsi (Sumut,

Lampung, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Bali, NTB, Kalsel, Sulsel, dan

Papua), SL jagung di 5 propinsi (NTB, NTT, Sulsel, Sultra, dan Sulteng), dan SL

kedelai di 8 propinsi (Jambi, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel, dan

Sultra). Dari hasil evaluasi, berhasil diidentifikasi desa yang telah dapat

memenuhi kebutuhan jumlah benih untuk satu desa (mandiri), dan telah berhasil

memasarkan/menyalurkan benih sendiri/mitra/koptan sebagai indikator

keberlanjutan kegiatan Desa Mandiri Benih, yaitu (1) padi di propinsi Sumut,

Lampung, Jateng, NTB, dari 11 propinsi; (2) Jagung di propinsi Sulteng dan

Sultra dari 5 propinsi, dan (3) kedelai di Jambi dari 8 propinsi. Unit DMB di

propinsi lainnya yang belum mandiri dan masih memerlukan pendampingan

pemasaran, pelaksanaan kegiatan dilanjutkan pada tahun 2017. Pada akhir 2019

dari kegiatan Model Desa Mandiri Benih ditargetkan untuk menjadi unit DMB

yang mandiri dan berkelanjutan, sebagai referensi pengembangan Desa Mandiri

Benih padi maupun komoditas jagung dan kedelai.

Outcome kegiatan Sekolah Lapang Mandiri Benih padi, jagung, dan

kedelai, dapat dilaporkan sebagai berikut:

Menteri Pertanian Melakukan Pencanangan 1.000 Desa Mandiri Benih

Saya melakukan Pencanangan Nasional 1.000 Desa Mandiri Benih. Pada

tahun 2015 dibuatnya program Seribu Desa Mandiri Benih (SDMB) ini agar petani

dapat memenuhi kebutuhan benihnya sendiri, tersebar di 32 propinsi. Dan Itu

adalah untuk kali pertama dalam sejarah Indonesia, khususnya dilakukan oleh

Kementerian Pertanian. Kementerian Pertanian mengupayakan agar kebutuhan

benih petani dapat dipenuhi dari produksi petani sendiri sehingga petani mandiri

dalam kebutuhan benih yang dibutuhkannya. Kebijakan ini sebagai tindaklanjut

dari program Presiden RI Joko Widodo yakni mewujudkan kemandirian pangan.

Pencanangan ini untuk menyelesaikan salah satu permasalahan utama pertanian,

yakni kurangnya ketersediaan dan rendahnya kualitas benih padi yang

menyebabkan produksi padi petani stagnan bahkan menurun. Insya Allah,

dengan membangun 1.000 Desa Mandiri ini merupakan langkah konkrit dari

pemerintah dalam rangka menjaga kestabilan pasokan benih dalam negeri. Benih

itu penting untuk menaikkan produksi padi. Sebagai contoh benih baru Inpari 13

produksinya 7,1 ton per hektar dari benih sebelumnya hanya mampu produksi 4

ton per hektar.

Page 126: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 114

Selain langkah penyediaan benih mandiri ini, pemerintah juga tengah

membangun kelembagaan penangkar benih yang mandiri, dan berkapasitas

produksi yang lebih baik. Jika dikaji berdasarkan penghasilan dari hasil yang

diperoleh dari pengembangan Seribu Desa Mandiri Benih dibanding dengan

kegiatan usahatani biasa, hasil dari Seribu Desa Mandiri Benih lebih

menguntungkan dari usahatani biasa. Keuntungan lainnya, bisa dilihat dari

pemenuhan kebutuhan benih padi untuk desa setempat dan sekitarnya yang

lebih bisa mengakomodir kebutuhan spesifik desa tersebut. Varietas yang

ditanam di Seribu Desa Mandiri Benih tiap unitnya dapat disesuaikan dengan

kebutuhan varietas yang diinginkan desa setempat dan sekitarnya.

Ilustrasinya, dari kegiatan Seribu Desa Mandiri Benih tersebut di atas bila

dirata-ratakan menghasilkan 3 ton/ha, dengan jumlah kegiatan Seribu Desa

Mandiri Benih sebanyak seribu unit, di mana tiap unitnya dengan luasan 10 ha

maka jumlah benih padi yang dihasilkan satu musim tanam sebanyak = 1.000 x

10 ha x 3 ton = 30.000 ton benih padi. Kebutuhan benih dalam satu musim

tanam lebih kurang 160.000 ton, sehingga bila kita bandingkan dengan benih

yang dihasilkan Seribu Desa Mandiri Benih maka dapat memenuhi kebutuhan

benih nasional sebesar 18%. Padahal selama ini kebutuhan benih yang

bersertifikat yang digunakan petani baru mencapai lebih kurang 50%. Sehingga

dengan hasil Seribu Desa Mandiri Benih diharapkan penggunaan benih padi

bersertifikat mencapai 60-70%. Dengan bertambahnya penggunaan benih padi

bersertifikat maka diharapkan produksi padi yang diperoleh petani terus

meningkat.

Seribu Desa Mandiri Benih membutuhkan peran aktif semua pihak dan

para stakeholders untuk meningkatkan pemahaman petani. Saya harap semua

pihak dapat bergerak bersama-sama membantu program Seribu Desa Mandiri

Benih sehingga berjalan sukses. Alhamdulillah, dari hasil monitoring kelompok

tani menyambut baik program 1.000 desa mandiri benih ini. Tetapi, pemahaman

petani untuk memproduksi, menyimpan benih perlu ditingkatkan. Karena petani

masih perlu diakomodir untuk memenuhi kebutuhan spesifik di desanya.

Pekerjaan kita masih panjang, mind set petani kita juga perlu terus kita

perhatikan. Terus bekerja, insya Allah, petani kita bisa sejahtera.

Page 127: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 115

Jabar Kebut Target Luas Tanam Padi Satu Juta Hektar Melalui Desa

Mandiri Benih

Majalengka, InfoPublik (4/8/16)- Upaya khusus swasembada pangan,

khususnya komoditas padi, jagung dan kedelai kini memasuki tahap tahun ke-2

sejak dicanangkan tahun lalu. Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu

daerah sasaran, kini terus tingkatkan berbagai upaya untuk mencapai target.

Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini yang juga selaku Ketua

Penanggungjawab UPSUS Propinsi Jawa Barat mengatakan, Jawa Barat

menargetkan perluasan lahan tanam seluas satu juta hektar dan sampai dengan

bulan Agustus 2016 luas tanam yang telah dicapai seluas 763.943 hektar atau

setara dengan 94 persen dari target yang telah ditetapkan. "Strategi yang

diterapkan di Jawa Barat adalah peningkatan produktivitas melalui Desa Mandiri

Benih yang spesifik lokasi masing-masing," ujar Banun Harpini pada Temu

Lapang di Majalengka, Kamis (4/8) yang turut dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi IV

DPR RI, Herman Khoiron dan Bupati Majalengka, Sutrisno.

Komisi IV DPR RI memberikan apresiasi positif pada keberhasilan UPSUS

Jabar. "Saya berikan apresiasi kepada Kementerian Pertanian, terkhusus PJ

UPSUS Jabar dan petani Jawa Barat yang telah berhasil meningkatkan provitas

dari 5,9 menjadi 6.3 ton per hektar saat ini," ujar Herman Khoiron. Menurut

Herman, petani dan penangkar benih adalah pahlawan pangan yang telah

berjasa mewujudkan ketahanan pangan demi tercapainya Ketahanan Nasional

Bangsa.

Unsur benih merupakan salah satu hal penting, varietas unggul benih

(VUB) yang memiliki potensi produktivitas tinggi dengan memperhatikan sifat

khas atau spesifik lokasi. Untuk itu desa mandiri benih menjadi perhatian khusus

bagi Badan Litbang Pertanian yang menangani inovasi teknologi bagi petani.

Page 128: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 116

Sasaran Strategis 6 : Pembangunan Taman Sains Pertanian

Pembangunan Taman Sains Pertanian baru dilaksanakan di tahun 2015

sebagai bagian mendukung program Balitbangtan dalam rangka percepatan

diseminasi inovasi teknologi yang dihasilkan Balitbangtan. Bappenas telah

merancang pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) di 34 propinsi dan

Taman Teknologi Pertanian (TTP) di beberapa kabupaten guna meningkatkan

produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Kegiatan ini

dilaksanakan oleh Balitbangtan, LIPI, dan Kemenristek Dikti.

Indikator kinerja utama dengan target yang ditetapkan dalam PK 2016

yaitu terbangunnya Taman Sains Pertanian (TSP) di Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi (BB Padi) Sukamandi, Jawa Barat.

Realisasi kegiatan telah terbangunnya Taman Sains Pertanian (TSP) di

BBPadi yang berlokasi di KP Sukamandi, Jawa Barat (Tabel 25).

Tabel 25. Indikator tingkat capaian Pembangunan TSP tahun 2016.

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Taman Sains Pertanian di BBPadi, Jawa

Barat

1 1 100

Tabel 26. Perbandingan capaian pembangunan TSP 2015 - 2016.

Indikator Kinerja Target/Realisasi 2015 2016

Taman Sains Pertanian di

Balitsereal, Maros, Sulsel

Target 1 1

Realisasi 1

(100%)

1

(100%)

Taman Sains Pertanian di BBPadi,

Jawa Barat

Target 1 1

Realisasi 1

(100%)

1

(100%)

Telah terbangun Taman Sains Pertanian (TSP) yang berlokasi di BBPadi

Sukamandi sebagai TSP Bioindustri Padi dan TSP berbasis Tanaman Serealia di

Balitsereal Maros. TSP BBPadi berlokasi di Kebun Percobaan Sukamandi, BBPadi

dimulai tahun 2016 yang sudah disusun Site plan di kawasan seluas 20 ha serta

Page 129: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 117

pembangunan sarana dan prasarana, antara lain Gedung/bangsal dryer sebagai

tempat unit proses pengering gabah dan tempat stock sementara, serta tempat

pelaksanaan bimbingan teknis atau tamu peninjau, Gedung Alsintan sebagai

tempat unit proses persemaian dengan mesin Dapog, dan selasar/jalan menuju

kawasan TSP.

TSP Berbasis Tanaman Serealia Balitsereal Maros yang dimulai tahun 2015,

telah disusun action plan dan bussiness plan serta beberapa aktivitas lainnya.

Action Plan telah ditetapkan tiga komoditas utama yaitu jagung, sorgum, dan

padi, sedangkan ternak dan ikan sebagai komoditas pelengkap dalam rangka

memaksimalkan potensi yang tersedia. Bidang usaha ditetapkan ada empat

yaitu unit produksi tanaman, unit pengolahan hasil, unit integrasi tanaman

dengan ternak, dan unit diseminasi inovasi. Sedangkan Business Plan terdapat

dua kegiatan produktif yang dirancang bisnisnya yaitu produksi benih jagung

hibrida, produksi benih padi, dan produksi integrasi tanaman dengan ternak.

Outcome pembangunan Taman Sains Pertanian dapat dilaporkan sebagai

berikut:

Balitbangtan Bangun 100 Taman Teknologi Pertanian Untuk Petani

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan)

mendekatkan hasil-hasil inovasi teknologinya ke masyarakat sekitar dengan

membangun Taman-Taman Teknologi Pertanian (TTP) yang tersebar hampir di

100 kabupaten dan akan rampung pada tahun 2019 mendatang. "Idealnya di

setiap kabupaten ada TTP. Dengan adanya otonomi daerah maka masing-masing

daerah berkewajiban mendorong potensi pertaniannya," tegas Kepala Balitbang

Pertanian Muhammad Syakir dalam Workshop Pengelolaan TSP/TTP 2015 dan

2016 di Gedung Agrosinema, Balai Besar Sumber Daya Pertanian, Kota Bogor.

Syakir menambahkan meskipun setiap kabupaten tidak harus bernama TTP. Tapi

secara konsep, kawasan tersebut menerapkan inovasi teknologi sumber daya

pertanian seperti halnya TTP.

Selain membentuk TTP, Balitbangtan juga membentuk Taman Sains

Pertanian (TSP). "TTP adalah kawasan pertanian yang dibangun dengan inovasi

aplikatif dari hulu ke hilir dengan mempertimbangkan komoditas lokal.

Sedangkan TSP adalah kawasan pertanian sebagai wahana penelitian,

pengkajian, pengembangan dan penerapan inovasi pertanian sekaligus sebagai

etalase dan tempat peningkatan kapasitas pelaku pertanian," urai Muhammad

Syakir.

Page 130: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 118

Dalam bahasa sederhana, dibentuknya TTP adalah untuk menghilirkan

inovasi. Artinya mendekatkan inovasi hasil penelitian dan pengkajian untuk dekat

dengan pengguna. Hasil penelitian dan pengkajian tidak berhenti hanya menjadi

laporan atau jurnal yang tersimpan di perpustakaan. Indikator keberhasilannya

harus ditunjukkan oleh terjadinya peningkatan pendapatan petani. Artinya

teknologi itu diadopsi petani. Persoalannya, apakah inovasi teknologi yang

dihilirkan itu sesuai dengan kebutuhan pengguna?.

Pada tahun 2015, telah dibangun sebanyak lima Taman Sains Pertanian

(TSP) di Kebun Percobaan Balitbangtan di lima Propinsi, dan 16 Taman Teknologi

Pertanian (TTP) di Kabupaten/Kota, serta satu Taman Sains dan Teknologi

Pertanian Nasional (TSTPN) di Bogor (Jawa Barat). Pada tahun 2016 ini, sedang

berjalan pembangunan empat TSP dan 10 TTP.

Kepala Balitbangtan, Muhammad Syakir menegaskan kembali TSP dan TTP

bukan merupakan sarana percobaan melainkan wahana untuk mempercepat alih

teknologi dan memperderas aliran teknologi, sehingga inovasi teknologi yang

diterapkan harus merupakan teknologi yang memiliki dampak sosial dan

ekonomi.

Menteri Pertanian Resmikan TSP

Untuk meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan

Pembangunan Nasional membangun Taman Sains Pertanian (TSP) di 34 propinsi.

Selin itu pemerintah juga membangun Taman Teknologi Pertanian (TTP) di 100

kabupaten dalam waktu lima tanun, sejak 2014—2019. Menteri Pertanian, Dr Ir

H Andi Amran Sulaiman, MP, meresmikan 5 TSP di Cimanggu, Kota Bogor, Jawa

Barat, pada 1 Desember 2015. Kelima TSP itu terdapat di Kabupaten Lampung

Selatan, Propinsi Lampung, Kabupaten Pati (Jawa Tengah), Kabupaten Sigi

(Sulawesi Tengah), Banjarbaru (Kalimantan Selatan), dan Maros (Sulawesi

Selatan). TSP dibangun untuk penelitian, pengkajian, pengembangan, dan

penerapan inovasi pertanian. Taman dilengkapi sarana berlatih bagi masyarakat

atau pelaku agribisnis yang ingin menerapkan inovasi teknologi. Menurut Andi

Amran pengembangan pertanian harus diikuti oleh teknologi. Untuk menarik

generasi muda di bidang pertanian harus diarahkan ke pertanian modern dengan

teknologi-teknologi yang mendukung.

Page 131: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 119

Sasaran Strategis 7: Pengelolaan Sumber Daya Genetik

Tanaman Pangan

Sumber daya genetik (SDG) tanaman pangan perlu dilestarikan

keberadaannya sebagai bahan perakitan varietas unggul baru memanfaatkan

karakteristik sifat tanaman. Kegiatan SDG tidak dimasukkan dalam indikator

kinerja utama, karena pelestarian SDG tanaman pangan terus-menerus dilakukan

di BBPadi, Balitkabi, Balitsereal, dan Lolit Tungro sesuai dengan mandat

komoditasnya. Adapun hasil-hasil kegiatan yang dicapai disajikan pada Tabel 27.

Tabel 27. Hasil kegiatan pengelolaan SDG tanaman pangan tahun 2016.

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Sumber daya genetik padi 300 478 159,33

Sumber daya genetik tanaman aneka

kacang dan ubi

2.965 2.999 101,15

Sumber daya genetik tanaman serealia 860 1.298 150,93

Tabel 28. Kontinuitas pengelolaan SDG tanaman pangan 2010-2016.

Indikator Kinerja Target/Realisasi 2015 2016

Sumber daya genetik padi Target 300 300

Realisasi 388

(129,33%)

478

(159,33%)

Sumber daya genetik tanaman

aneka kacang dan ubi

Target 3.010 2.965

Realisasi 3.822

(126,98%)

2.999

(101,15%)

Sumber daya genetik tanaman

serealia

Target 937 860

Realisasi 4.734

(505,23%)

1.298

(150,93)

Sumber Daya Genetik Padi

Pengelolaan sumber daya genetik padi dilakukan dengan pengkoleksian

varietas lokal, varietas unggul baru atau galur dari dalam negeri dan luar negeri,

identifikasi, serta rejuvenasi. Hasil eksplorasi varietas lokal dan seleksi plasma

nutfah yang memiliki sifat kegenjahan, toleran kekeringan, toleran terhadap

cekaman salinitas, sulfat masam, dan toleran rendaman, tahan penggerek

batang padi, HDB, WBC, Blas dan tungro.

Page 132: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 120

Sumber daya genetik padi telah dimanfaatkan informasi karakteristik sumber

daya genetik untuk bahan tetua perakitan calon varietas unggul baru padi, yang

memiliki sifat ketahanan terhadap hama dan penyakit utama serta keunggulan

spesifik lokasi dan keinginan konsumen. Sebanyak 6 VUB yang dilepas tahun 2016

telah memanfaatkan sumber daya genetik yang terkoleksi, termasuk merakit VUB di

masa mendatang. Pengelolaan sumber daya genetik tanaman pangan melibatkan

pula lembaga riset internasional seperti IRRI Filipina maupun CIMMYT Mexico, serta

beberapa lembaga riset lainnya, termasuk disimpan di Bank Plasma Nutfah BB

Biogen. Kegiatan rejuvinasi: dilakukan terhadap materi koleksi plasma nutfah yang

ketersediaan benihnya <500 gram dan memiiki daya kecambah <80% hasil dari

pengujian tahun sebelumnya. Rejuvinasi dilakukan pada MT1 2016 di KP Sukamandi.

Materi sebanyak 300 aksesi, yang terdiri dari 244 aksesi (81,3 %) varietas lokal, 51

aksesi (17,0%) introduksi dan 5 aksesi (1,7%) varietas unggul baru dan lama.

Pemanfaatan aksesi untuk program pemuliaan: pemanfaatan

langsung aksesi plasma nutfah elit untuk dilepas sebagai varietas unggul,

pemurnian dan pemantapan aksesi plasma nutfah sebagai calon varietas,

pemanfaatan plasma nutfah sebagai donor gen untuk rekombinasi gen-gen

unggul adaptif dan donor gen spesifik, perluasan latar belakang genetik varietas,

perbaikan genetik populasi seleksi, dan pembentukan populasi dasar dengan

keragaman genetik luas melalui Persilangan banyak tetua.

Karakterisasi fenotipik: mendapatkan informasi karakter morfologi dan

agronomi dari 209 aksesi koleksi baru plasma nutfah BB Padi. Hasil karakterisasi

fenotipik aksesi plasma nutfah padi diperoleh 20-44 karakter morfologis dan

agronomis koleksi baru plasma nutfah BB Padi. Diperoleh 2 aksesimempunyai

panjang malai >35 cm, 3 aksesi jumlah gabah isi per malai >200 butir, 8 aksesi

mempunyai bobot 1000 butir >30 gram, 29 aksesi mempunyai warna beras

pecah kulit merah dan 3 aksesi mempunyai warna beras pecah kulit ungu.

Karakterisasi genotipik VUB: kegiatan marka molekuler aksesi plasma

nutfah dan varietas unggul padi berupa sidik jari DNA VUB dan plasma nutfah

unggul koleksi BB Padi. Informasi sidik jari DNA varietas unggul baru yang

memiliki sifat spesifik bermanfaat melengkapi informasi dalam aspek konstitusi

genetik tanaman, informasi deskripsi, dan data perlindungan varietas tanaman.

Karakterisasi fisik dan kimia: Mendapatkan informasi karakter fisik dan

kimia/fisikokimia dari 80 aksesi plasma nutfah koleksi BB Padi, dan gizi beras

sebagai data dasar karakter sumber daya genetik (SDG) pada perakitan dan

deskripsi varietas unggul baru (VUB).

Page 133: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 121

Skrining untuk cekaman biotik: terdiri dari 100 aksesi plasma nutfah

padi yang diuji terhadap penggerek batang padi kuning, wereng coklat biotipe 1,

2 dan 3, HDB, Tungro, Blas, dan BLS.

Skrining untuk cekaman abiotik: mengevaluasi 150 aksesi plasma nutfah

beserta varietas cek, terdiri dari lima kegiatan yaitu a). Skrining aksesi plasma nutfah

padi terhadap cekaman salinitas pada fase bibit, b). Skrining aksesi plasma nutfah

padi terhadap cekaman Fe, c). Skrining aksesi plasma nutfah padi terhadap cekaman

rendaman, d). Skrining aksesi plasma nutfah padi terhadap cekaman kekeringan, e)

Skrining aksesi plasma nutfah padi terhadap cekaman aluminium dan f). Skrining

aksesi plasma nutfah padi terhadap cekaman naungan.

Sumber Daya Genetik Aneka Kacang dan Ubi

Pengelolaan sumber daya genetik kacang dan ubi tahun 2016 telah

dilaksanakan dengan hasil secara ringkas diuraikan sebagai berikut :

1. Terejuvinasi sebanyak 225 aksesi kedelai, 200 aksesi kacang tanah, 300

aksesi kacang hijau, dan 263 aksesi kacang potensial.

2. Konservasi sebanyak 325 aksesi ubikayu, 331 aksesi ubijalar, 77 aksesi

talas/bentul, 30 aksesi kimpul, 51 aksesi uwi kelapa, 17 aksesi gadung, 45

aksesi gembolo/gembili, 6 aksesi uwi buah, 27 aksesi suweg, 12 aksesi

ganyong, dan 12 aksesi garut, terkonservasi.

3. Evaluasi 25 aksesi kedelai toleran salin, 100 aksesi kedelai terevaluasi

karakter polong dan biji, 96 aksesi kacang tanah terevaluasi karakter

morfologi, 100 aksesi kacang hijau terevaluasi penyakit tular tanah, 75 aksesi

ubikayu terevaluasi keragaan rasa umbi, 50 aksesi ubijalar terevaluasi

ketahanan terhadap hama tungau puru, 10 aksesi kacang tunggak terevaluasi

sifat fisiko kimia dan komponen bioaktif, 73 aksesi kacang gude

terkarakterisasi terhadap morfologi dan agronomi.

4. Konservasi sebanyak 530 aksesi kacang tanah dan kedelai termonitor daya

tumbuhnya, terupdate statusnya.

Sumber Daya Genetik Serealia

Kegiatan koleksi, rejuvinasi, karakterisasi, dan evaluasi sumber daya

genetik tanaman serealia diperoleh 1.298 aksesi, yang terdiri dari koleksi,

rejuvinasi, karakterisasi, dan evaluasi diperoleh 781 aksesi dan karakterisasi

tanaman serealia berbasis molekuler 517 aksesi. Rincian kegiatan pengelolaan

sumber daya genetik serealia antara lain:

Page 134: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 122

Kegiatan koleksi/eksplorasi tanaman jagung 91 aksesi, sorgum 9 aksesi,

jewawut 34 aksesi, dan Jali 7 aksesi.

Karakterisasi Jali 7 aksesi, jagung 40 aksesi.

Rejuvenasi sorgum 95 aksesi, jagung 143 aksesi, dan jewawut 14 aksesi.

Evaluasi cekaman biotik dan abiotik terhadap kumbang bubuk 30 aksesi

dan bulai 70 aksesi, hawardaun 70 aksesi, karat daun 69 aksesi,kekeringan

30 aksesi, kemasaman 30 aksesi, dan genangan 30 aksesi.

Evaluasi komponen nutrisi pada jagung 8 aksesi dan sorgum 7 aksesi.

Jagung normal toleran kekeringan 44 aksesi.

Jagung tahan cekaman penyakit bulai untuk pemetaan QTL 281 aksesi

Karakterisasi sorgum 50 aksesi

Sorgum manis yang mengandung gen yang berperanan dalam

meningkatkan kadar gula pada batang sorgum manis 50 aksesi

Karakterisasi gandum 44 aksesi

Gandum yang mengandung gen toleran terhadap suhu tinggi 48 aksesi

Outcome dari pengelolaan sumber daya genetik tanaman pangan adalah

pemanfaatan SDG untuk merakit varietas unggul baru, di antaranya adalah:

VUB Kedelai varietas Dega 1 merupakan hasil persilangan antara varietas

Grobogan dan Malabar.

VUB Jagung hibrida varietas JH 36 berasal dari hasil seleksi silang tunggal

antara galur murni Nei9008P sebagai tetua betina dan galur murni GC 14

sebagai tetua jantan Nei 9008P yang merupakan koleksi plasma nutfah

asal Balitserealia.

VUB Ubikayu varietas UK 1 Agritan merupakan persilangan tetua betina

Malang 1 dan MLG 10075

VUB Ubi jalar Beta3 hasil persilangan antara induk betina klon MIS 139-5

dengan tetua jantan klon MIS 547-2 yang merupakan koleksi plasma

nutfah Balitkabi

VUB Kacang tanah Tala 1 merupakan hasil persilangan antara ICGV 93370

dan Lokal Pati serta VUB kacang tanah Tala 2 merupakan hasil persilangan

antara Lokal Pati dan Turangga.

Page 135: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 123

Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya Diseminasi Teknologi

Tanaman Pangan

Kegiatan diseminasi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di satker

lingkup Puslitbang Tanaman Pangan, guna menyebarluaskan hasil-hasil penelitian

kepada pengguna dengan system diseminasi multi chanel. Oleh karena itu,

kegiatan diseminasi tidak dimasukkan dalam indikator kinerja utama, karena

kegiatan ini terus menerus dilakukan setiap tahun. Kegiatan diseminasi inovasi

teknologi tanaman pangan dilaksanakan melalui berbagai media, antara lain a)

Publikasi hasil-hasil penelitian, b) Seminar dan pertemuan ilmiah lainnya, c)

Ekspose skala nasional dan regional, d) Gelar teknologi di lapang, dan e)

Penyebarluasan melalui website. Hal ini nampak dari hasil kegiatan baik sebagai

target Renstra 2010-2014, maupun Renstra 2015-2019.

Adapun hasil-hasil kegiatan yang dicapai disajikan pada Tabel 29 dan

perbandingan kinerja tahun 2015-2016 disajikan pada Tabel 30.

Tabel 29. Kegiatan diseminasi inovasi teknologi tanaman pangan tahun 2016.

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Diseminasi inovasi teknologi tanaman

pangan (paket)

2 2 100

Tabel 30. Kegiatan diseminasi inovasi teknologi tanaman pangan 2015-2016

Indikator Kinerja Target/Realisasi 2015 2016

Diseminasi inovasi teknologi

tanaman pangan (paket)

Target 1 2

Realisasi 1

(100%)

2

(100%)

Adapun teknologi yang telah didiseminasikan ada 2 (dua), yaitu:

1. Jagung Tongkol Ganda NASA 29: Jagung Hidrida Karya Anak

Bangsa yang Bangkitkan Produktivitas Jagung Nasional

Jagung merupakan salah satu komoditas pangan utama, yang mempunyai

peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian nasional.

Jagung mempunyai multiguna untuk konsumsi langsung sebagai pangan utama

dan untuk bahan baku industri pakan dan pangan.

Page 136: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 124

Produksi jagung saat ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Merujuk

data impor jagung, terjadi penurunan impor hingga 47,5% pada periode Januari-

Mei 2016, dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Dengan adanya

penurunan impor jagung sebesar 47,5% berarti sudah menghemat devisa sekitar

Rp 2,7 triliun. Target produksi jagung nasional tahun 2016 adalah 21,35 juta ton.

Produksi jagung tahun 2015 sebanyak 20,67 juta ton pipilan kering atau naik

1,66 juta ton (8,72%) dibandingkan 2014. Peningkatan produksi didukung

kenaikan luas panen 160,48 ribu ha (4,18%) dan kenaikan produktivitas 2,16

kuintal/hektar (4,36%).

Guna memenuhi kebutuhan jagung nasional, Kementerian Pertanian

menargetkan pertambahan luas tanam jagung 3 juta ha pada tahun 2016. Untuk

mencapai target tersebut dibutuhkan perencanaan dan kesesuaian lahan guna

mengoptimalkan produksi dan produktivitasnya. Salah satu upaya dalam

mewujudkan target swasembada jagung adalah melalui pengembangan sistem

pertanian modern, antara lain: 1) implementasi inovasi teknologi pertanian untuk

meningkatkan produksi; 2) percepatan waktu produksi; 3) pencegahan dan

penekanan potensi kehilangan hasil; dan 4) minimalisasi biaya produksi.

2. Hilirisasi secara Massive Teknologi Jajar Legowo Super untuk

Mendongkrak Produksi dan Produktivitas Padi Nasional

Seiring dengan upaya pemerintah dalam peningkatan produksi dan

provitas padi Balitbangtan telah melakasanakan pengembangan teknologi budi

daya padi sawah irigasi potensi hasil tinggi melalui Teknologi Jajar Legowo Super

(Jarwo Super) yang secara simultan menjadi wahana diseminasi dalam rangka

hilirisasi dan percepatan adopsi teknologi.

Berawal dari keberhasilan demarea Jarwo Super di Kabupaten Indramayu

seluas 50 ha pada MT 2015-2016 dengan provitas >10 ton/ha GKP, Balitbangtan

melakukan pengembangan Teknologi Jarwo Super secara serentak di 13 propinsi

di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung,

Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua, dengan luasan masing-

masing 10-20 ha. Bahkan telah dikembangakan seluas 100 ha di Kabupaten

Boyolali yang bertepatan dengan perayaan Hari Pangan Sedunia ke 36 pada MT

2016 (periode April-September). Demarea di setiap propinsi dilaksanakan

bersama-sama dengan Pemerintah Daerah dan disupervisi oleh Balitbangtan

melalui Tim Pendamping Teknis.

Page 137: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 125

Panen raya telah dilakukan di 12 propinsi dengan produktivitas 10 - 11,3

ton/ha GKP dengan menanam varietas Inpari 30 Ciherang Sub-1, Inpari 32 HDB,

dan Inpari 33. Panen raya perdana di Boyolali yang disaksikan langsung oleh

Presiden RI Ir. Joko Widodo. Presiden memberikan apresiasi sangat tinggi

sekaligus memberikan tantangan untuk mengembangkan kembali seluas 200 ha

di lahan yang sama pada musim tanam berikutnya. Respon masyarakat terhadap

teknologi Jarwo Super sangat tinggi, bahkan diharapkan bahwa pada musim

tanam berikutnya sudah tersedia sarana produksi untuk pengembangan

selanjutnya. Oleh karena itu, sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, bahwa

penerapan Teknologi Jarwo Super perlu dikembangakan secara massive pada MT

2017 dengan luasan minimal 1.000 ha per propinsi di 10 propinsi sentra produksi

padi nasional untuk percepatan peningkatan produksi padi nasional.

Teknologi Jarwo Super merupakan teknologi budi daya terpadu padi sawah

irigasi berbasis tanam jajar legowo 2:1. Teknologi ini dihasilkan oleh Balitbangtan

untuk menjawab 5 permasalahan utama dalam peningkatan produksi padi yaitu:

1) Kebutuhan beras nasional 72 juta ton dan produktivitas rata-rata nasional

53,39 ku/ha (BPS, 2016); 2) Terjadi degradasi lahan sawah (sebagian besar di

lahan sawah intensif) dan kadar C-organik rendah (<2%); 3) Pemupukan sesuai

kebutuhan tanaman; 4) Pengendalian OPT ramah lingkungan; dan 5) Kelangkaan

tenaga kerja dan kehilangan hasil (gebot/manual 18%; combine harvester 2%).

Selain menggunakan sistem tanam jajar legowo 2:1 sebagai basis

penerapan di lapangan, bagian penting dari teknologi Jajar Legowo Super

adalah: 1) Varietas Unggul Baru potensi hasil tinggi; 2) Biodekomposer yang

diberikan bersamaan pada saat pengolahan tanah (pembajakan ke dua); 3)

Pupuk hayati diaplikasikan melalui seed treatment dan pemupukan berimbang

berdasarkan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS); 4) Pengendalian Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) menggunakan pestisida nabati dan pestisida

anorganik berdasarkan ambang kendali; serta 5) Alat dan mesin pertanian,

khususnya untuk tanam (jarwo transplanter) dan panen (combine harvester).

Beberapa keunggulan yang melengkapi cara tanam jajar legowo super

adalah: 1) pemberian biodekomposer pada saat pengolahan tanah ke dua

mampu mempercepat pengomposan jerami; 2) pemberian pupuk hayati sebagai

seed treatment dapat menghasilkan fitohormon (pemacu tumbuh tanaman),

penambat nitrogen dan pelarut fosfat serta peningkatan kesuburan dan

kesehatan tanah; 3) pestisida nabati efektif dalam pengendalian hama tanaman

padi seperti wereng batang cokelat; dan 4) penggunaan alsin pertanian untuk

penghematan biaya tenaga kerja serta pengurangan kehilangan hasil panen.

Page 138: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 126

Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani

padi dengan penerapan Teknologi Jarwo Super mencapai Rp 42.487.222 per ha.

Dari sisi kelayakan usahatani, Teknologi Jajar Legowo Super memberikan nilai

B/C ratio yang layak sebesar 2,66 lebih tinggi dibanding cara petani dengan B/C

ratio 1,48. Berdasarkan hasil analisis dan kelayakan usahatani, Teknologi Jarwo

Super layak secara finansial dan dapat disarankan untuk dikembangkan secara

luas oleh petani untuk mendongkrak produksi padi nasional menuju swasembada

dan swasembada berkelanjutan.

3.4. CAPAIAN KINERJA LAINNYA

Kerja Sama Penelitian

Kerja sama penelitian telah terjalin dengan lembaga penelitian

internasional (IRRI, CYMMIT, dll) dan dalam negeri (perguruan tinggi, BATAN,

LIPI), serta swasta. IRRI dan CYMMIT turut memberikan kontribusi dalam rangka

pemanfaatan sumber daya genetik untuk merakit varietas unggul baru. Demikian

pula kerja sama perguruan tinggi dengan IPB dan Universitas Jenderal Soedirman

yang berkontribusi dalam konsorsium padi, telah melepas varietas unggul baru

Inpago IPB dan Unsoed Parimas.

Lisensi Produk

Beberapa produk Puslitbang Tanaman Pangan telah diminati swasta dan

telah dilisensikan untuk tahun 2016, antara lain jagung hibrida varietas Bima 16

oleh PT Tunas Widji Inti Nayottama, jagung hibrida varietas JH 27 oleh PT

Pertani, jagung hibrida varietas JH 234 oleh PT Green Grow Indonesia, serta

Biopestisida Metarian 10 WP oleh PT Biosindo Mitra Jaya.

Penghargaan Peneliti dan Lembaga

Prof. Dr.Zulkifli Zaini salah seorang peneliti utama bidang padi dari

Puslitbangtan memperoleh penghargaan dari Menteri Pertanian bersama

beberapa peneliti Balitbangtan yang berprestasi lainnya.

Balitsereal, Maros Desember 2016 lalu ditetapkan menjadi lembaga litbang

yang dibina menjadi Pusat Unggulan Iptek Tahun 2017-2019 yang dideklarasikan

dengan penandatanganan Sertifikat Masterplan Pengembangan PUI oleh Dirjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti dan Kepala Balitsereal disaksikan oleh Menteri

Ristekdikti.

Ini merupakan suatu bentuk scientific dan impact recognition terhadap

kinerja Puslitbang Tanaman Pangan.

Page 139: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 127

3.5. AKUNTABILITAS KEUANGAN

3.5.1. Alokasi Anggaran Lingkup Puslitbang Tanaman Pangan

Total anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan TA 2016 sebesar

Rp.163.825.271.000, yang tersebar di Puslitbangtan Rp.17.606.770.000, BBPadi

Rp.59.805.975.000, Balitkabi Rp.44.200.450.000, Balitsereal Rp.37.229.092.000,

dan Lolit Tungro Rp.4.982.984.000. Namun, adanya kebijakan pemerintah alokasi

anggaran mengalami pemblokiran di setiap satker sebesar Rp.3.500.000.000.

Adapun rincian anggaran per jenis belanja TA 2016, terdiri dari Belanja

Pegawai Rp.57.275.422.000, Belanja Barang Operasional Rp.17.306.743.000,

Belanja Barang Non-Operasional Rp.48.858.640.000, dan Belanja Modal Rp.

40.384.466.000 (Tabel 30).

3.5.2. Realisasi Anggaran

Realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar

158.450.684.647,- (96,72%), terdiri dari Belanja Pegawai Rp. 56.549.605.749

(98,73%), Belanja Barang Operasional Rp.17.009.244.763 (98,28%), Belanja

Barang Non-Operasional Rp.46.059.702.685 (94,27%), dan Belanja Modal Rp.

38.832.131.147 (96,16%).

Kinerja realisasi anggaran berdasarkan pagu tanpa diblokir sebesar

96,72%, sedangkan realisasi anggaran berdasarkan pagu dikurangi pemblokiran

menjadi 98,83% (Tabel 31).

Page 140: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 128

Tabel 31. Realisasi keuangan satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan per 31 Desember 2016.

Satker Pagu

Anggaran

(Rp.juta)

Pagu per jenis belanja (Rp.juta) Realisasi anngaran per jenis belanja (Rp.juta)

Pegawai Barang

Opera-

sional

Barang

Non-

Operasional

Modal Pegawai Barang

Opera-

sional

Barang

Non-

Operasional

Modal Total %

Puslitbangtan 17.606 6.724 2.555 7.857 469 6.455 2.504 7.567 468 16.995 96,53

BBPadi 59.805 16.591 7.130 19.977 16.106 16.531 7.080 19.207 15.023 57.842 96,72

Balitkabi 44.200 16.567 3.571 10.041 14.019 16.247 3.555 9.333 13.627 42.764 96,75

Balitsereal 37.229 15.410 3.024 9.189 9.604 15.334 2.896 8.241 9.527 35.999 96,70

Lolit Tungro 4.982 1.980 1.025 1.792 184 1.980 973 1.709 184 4.847 97,29

Jumlah 163.825 57.275 17.306 48.858 40.384 56.549 17.009 46.059 38.832 158.450 96,72

Page 141: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 129

Tabel 32. Akuntabilitas keuangan Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan indikator sasaran kegiatan TA. 2016.

Indikator Sasaran Kegiatan Anggaran Realisasi %

Terciptanya varietas unggul baru tanaman pangan

a. Perakitan varietas unggul baru padi b. Perakitan varietas unggul baru tanaman aneka kacang dan ubi c. Perakitan varietas unggul baru jagung dan serealia lainnya

4.719.550.000 1.810.000.000 2.002.059.853

4.717.525.400 1.800.650.491 2.002.059.853

99,96 99,48 99,60

Tersedianya teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan

a. Teknologi budi daya tanaman padi b. Teknologi budi daya tanaman aneka kacang dan ubi c. Teknologi budi daya tanaman serealia

2.502.150.000 730.000.000

1.185.000.000

2.500.160.576 670.000.000

1.159.945.822

99,92 91,78 97,89

Tersedianya benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai berdasarkan SMM ISO 9001-2008

a. Penyediaan benih sumber varietas unggul padi b. Penyediaan benih benih sumber aneka kacang dan ubi c. Produksi benih sumber jagung

2.127.000.000 1.871.000.000

870.000.000

2.112.590.038 1.810.048.657

869.893.500

99,32 96,74 99,99

Tersedianya sekolah lapang mandiri benih

a. Puslitbang Tanaman Pangan b. Balai Besar Penelitian Padi c. Balai Penelitian Aneka Kacang dan Ubi d. Balai Penelitian Serealia

479.450.000 1.748.100.000

880.000.000 705.000.000

462.720.634 1.413.274.200

578.108.853 609.302.130

96,51 80,85 65,69 86,43

Tersedianya kebijakan pengembangan tanaman pangan

Analisis kebijakan pengembangan tanaman pangan 2.768.148.000 2.618.456.989 94,59

Pembangunan Agro Science Park di Jawa Barat

Jumlah Agro Science Park (ASP) 8.640.496.000 7.348.325.500 85,05

Tersedianya informasi sumber daya genetik tanaman pangan

a. Pengelolaan sumber daya genetik padi melalui koleksi, karakterisasi, dan rejuvinasi untuk perbaikan sifat varietas padi

b. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya genetik tanaman aneka kacang dan ubi.

c. Koleksi, rejuvinasi, karakterisasi, dan evaluasi sumber daya genetik jagung, sorgum manis, gandum tropis, dan jawawut

440.800.000

300.000.000

314.079.000

440.266.100

297.022.000

313.049.000

99,88

99,01

99,67

Terselenggaranya diseminasi teknologi tanaman pangan

e. Puslitbang Tanaman Pangan a. Balai Besar Penelitian Padi b. Balai Penelitian Aneka Kacang dan Ubi c. Balai Penelitian Serealia d. Loka Penelitian Penyakit Tungro

1.299.500.000 4.038.740.000 1.570.012.000 2.635.011.000

490.000.000

1.215.018.324 3.979.313.305 1.261.857.844 1.383.924.154

481.000.000

93,50 98,53 80,37 90,47 98,16

TOTAL 44.126.095.853 40.044.513.370 90,75

Page 142: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 130

3.5.3. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan peraturan yang berlaku

mengumpulkan dan menyetorkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Secara umum target yang ditetapkan dapat terlampaui (tercapai 128,31% dari

target tahun 2016).

Adapun Realisasi Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

sampai dengan 31 Desember 2016 antara lain Penerimaan Umum sebesar Rp.

491.764.690,- (356,58%) dan Penerimaan Fungsional Rp. 4.612.990.250,-

(120,11%). Total penerimaan PNBP lingkup Puslitbang Tanaman Pangan sebesar

Rp. 5.104.754.940,- (128,31%) dari target Rp.3.978.481.000 (Tabel 33).

Tabel 33. Target dan realisasi PNBP lingkup Puslitbang Tanaman Pangan, 2016

Satker

Target (Rp) Realisasi (Rp)

Penerimaan

Umum

Penerimaan

Fungsional

Penerimaan

Umum

Penerimaan

Fungsional

Puslibangtan 20.050.000 0 44.316.411 0

BB Padi 105.000.000 2.667.600.000 193.191.472 2.875.710.000

Balitkabi 4.750.000 740.369.000 29.822.774 972.806.950

Balitsereal 6.612.000 334.500.000 209.174.233 494.370.300

Lolit Tungro 1.500.000 98.100.000 15.259.800 270.103.000

Total 137.912.000 3.840.569.000 491.764.690 4.612.990.250

3.6. ANALISIS AKUNTABILITAS KEUANGAN

Secara umum anggaran yang dialokasikan untuk seluruh satker lingkup

Puslitbang Tanaman Pangan dari tahun 2010 - 2016 meningkat. Demikian pula

realisasi anggaran rata-rata >95% mendekati pagu yang diterimakan seperti

disajikan pada Gambar 38.

Namun, terdapat beberapa kegiatan yang realisasi anggarannya kurang

dari 90%, hal ini karena adanya kebijakan perubahan anggaran (revisi) yang

berulang kali dan terakhir pemblokiran anggaran. Total lingkup Puslitbangtan,

pemblokiran mencapai Rp.3.500.000.000,-.

Page 143: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 131

Gambar 38. Rekapitulasi kinerja dan anggaran lingkup Puslitbang Tanaman

Pangan 2010 – 2016.

Dengan demikian, seperti yang dilaporkan sebelumnya bahwa realisasi

anggaran berdasarkan pagu tanpa diblokir sebesar 96,72%, sedangkan realisasi

anggaran berdasarkan pagu dikurangi pemblokiran menjadi 98,83%.

Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan pada tahun

2016 dapat dilihat pada rekapitulasi capaian kinerja dengan rata-rata 105,03%.

Pencapaian kinerja tersebut dapat digolongkan dalam kategori sangat berhasil

seperti telah disajikan pada Tabel 5.

Page 144: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 132

Page 145: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 133

Page 146: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 134

Page 147: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 135

IV. PENUTUP

Secara umum sasaran strategis penelitian dan pengembangan tanaman

pangan yang dituangkan dalam Renstra 2015-2019 telah berhasil dicapai dalam

mendukung program Balitbangtan untuk menghasilkan teknologi dan inovasi

pertanian bioindustri berkelanjutan. Dampak nyata dalam menunjang pencapaian

4 sukses Kementerian Pertanian secara tidak langsung tercapainya peningkatan

produksi padi, jagung, dan kedelai. Keberhasilan ini tidak dapat dipisahkan peran

hasil-hasil penelitian yang dilakukan Puslitbang Tanaman Pangan.

Peningkatan produksi tanaman pangan dicapai melalui penerapan GP-PTT,

UPSUS, serta pelaksanaan kegiatan mendukung 1000 desa mandiri benih.

Berbagai varietas padi, jagung, dan kedelai yang diminati petani telah ditanam

petani melalui pembinaan calon penangkar benih di sentra produksi padi, jagung

dan kedelai di Indonesia. Hal ini dapat terlaksana karena ketersediaan benih

sumber yang diproduksi oleh UPBS lingkup Puslitbang Tanaman Pangan untuk

memenuhi kebutuhan benih bermutu di tingkat petani.

Adopsi teknologi dipercepat dengan diseminasi multichannel melalui kerja

sama dengan berbagai pihak, terutama penyuluh lapang dan dukungan

pemerintah daerah. Penyebarluasan inovasi teknologi baik melalui media cetak,

ekspose lapang, dan media elektronik sangat bermanfaat dengan meningkatnya

adopsi teknologi yang telah dihasilkan. Memperbanyak jumlah Demplot di

berbagai daerah ditengarai mampu meningkatkan adopsi varietas unggul baru

dan teknologi produksi lainnya.

Keberhasilan kinerja Kementerian Pertanian ini tidak luput dari perhatian

dan mendapat apresiasi Presiden RI. Bahkan Presiden RI berkesempatan untuk

memberi nama calon varietas unggul baru Jagung bertongkol 2 dengan nama

Nasa 29. Ini merupakan suatu tantangan untuk meningkatkan kinerja Puslitbang

Tanaman Pangan di masa mendatang didukung anggaran yang mencukupi.

Capaian kinerja tahun 2016 telah menjadi acuan dalam penyusunan

rencana kegiatan pada tahun mendatang dan menjadi bahan reviu Renstra

Puslitbang Tanaman Pangan 2015-2019.

Page 148: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 136

Lampiran 1: Rencana Strategis Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan 2015 – 2019

TUJUAN SASARAN STRATEGI KETERANGAN

URAIAN INDIKATOR TARGET URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Menghasilkan varietas unggul baru, benih dasar bermutu, tekno-logi budi daya, produksi, pasca-panen primer, model pengem-bangan pertanian memanfaatkan biosains dan bioenjinering.

Dihasilkan varietas unggul baru, benih dasar bermutu, teknologi budi daya, produksi, pascapanen primer, model pengembangan pertanian dengan memanfaatkan biosains dan bioenjinering

84 VUB, 84 paket tekno-logi, 1 model, 1.169,8 ton benih sumber

1. Terciptanya varietas unggul baru tanaman pangan

Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan

1. Mengembangkan kegiatan penelitian yang menunjang peningkatan produksi pertanian melalui peningkatan produktivitas, perluasan area pertanian, terutama di lahan subopt imal, serta mendukung penyediaan sumber bahan pangan yang beragam.

2. Mendorong pengembangan dan penerapan advance technology untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya pertanian.

3. Mendorong terciptanya suasana keilmuan dan kehidupan ilmiah yang kondusif untuk mengop-timalkan sumber daya manusia dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta diseminasi hasil penelitian.

4. Meningkatkan kerja sama dan sinergi yang saling menguat-kan antara UK/UPT di lingkup Balitbangtan dan antara Balitbangtan dengan berbagai lembaga terkait di dalam dan luar negeri.

Menghasilkan teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan

Meningkatkan kerja sama penelitian dengan swasta, lembaga penelitian nasional (LIPI, perguruan tinggi, swasta) dan internasional (IRRI, CYMMIT, UNESCAP CAPSA, dll), serta antar-Kementerian/ Lembaga.

2. Tersedianya teknologi budi daya panen dan pascapanen primer tanaman pangan

Jumlah teknologi budi daya panen dan pascapanen primer tanaman pangan

3. Tersedianya model pembangunan pertanian bioindustri berbasis tanaman pangan di lahan suboptimal

Jumlah model pembangunan pertanian bioindustri berbasis tanaman pangan di lahan suboptimal

4. Tersedianya benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang dan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO 9001-2008

Jumlah benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang dan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO 9001-2008

2. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani

Dihasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani

42 Rekomen-dasi, 3 TSP, model benih sumber untuk 26 propinsi mandiri benih

5. Tersedianya rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan

Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan

6. Pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP)

Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP)

7. Terselenggaranya sekolah lapang (SL) kedaulatan pangan yang terintegrasi dengan 1.000 desa mandiri benih mendukung swasembada pangan.

Jumlah benih sumber yang tersedia untuk mendukung pengem-bangan model 1.000 desa mandiri benih mendukung swasembada pangan.

Page 149: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 137

Lampiran 2. Perjanjian Kinerja 2016

Page 150: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 138

Page 151: Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-TP 2016 New 31 jan 17-Ed Shd.pdf · litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 139