Laporan Kimia Analitik Titimetri Soda Kue
-
Upload
ratih-noviyanti -
Category
Documents
-
view
492 -
download
71
description
Transcript of Laporan Kimia Analitik Titimetri Soda Kue
LAPORAN KIMIA ANALITIK
ANALISIS NA2CO3 DAN NaHCO3
DALAM SODA KUE SECARA TITRIMETRI
Oleh:
KELOMPOK 6
RATIH NOVIYANTI
(1113031028)
NI MADE ERNA PURNAMA DEWI
(1113031029)
NI KADEK ARI WENTARI
(1113031035)
SEMESTER VI/KELAS C
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2014/2015
I. Judul : Analisis Karbonat Dan Bikarbonat Dalam Soda Kue Secara Titrimetri
II. Tujuan : Menentukan kandunan karbonat (Na2CO3) dan bikarbonat (NaHCO3)
dalam soda kue perdagangan secara titrasi aside-alkalimetri
III. Dasar Teori
Analisis titrimetri merupakan analisis yang didasarkan atas penentuan konsentrasi
analit yang dihitung dari volume larutan pereaksi dengan metode titrasi. Dalam analisis
titrimetri, analit direaksikan dengan suatu pereaksi yang konsentrasinya sudah diketahui
dengan tepat untuk bereaksi secara ekivalen (Svehla, E. 1990).
Titrasi asidimetri adalah titrasi netralisasi dengan menggunakan larutan standar
asam terhadap basa bebas atau basa yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari
basa kuat. Hal sebaliknya untuk titrasi alkalimetri. Asam-asam yang sering digunakan
untuk larutan standar adalah HCl dan H2SO4. Asam nitrat tidak digunakan sebagai larutan
standar, karena sifat dari HNO3 yang tidak stabil, mudah terurai menghasilkan gas, serta
dapat mengoksidasi indikator yang digunakan. Asam klorida lebih sering digunakan
dibandingkan asam sulfat karena sifat dari kebanyakan garam klorida sebagai hasil titrasi
netralisasi yang mudah larut dalam air. Penggunaan asam sulfat sebagai standar dalam
titrasi netralisasi dengan basa alkali tanah akan menghasilkan senyawa garam yang
mengendap, sehingga dapat mengganggu reaksi netralisasi secara keseluruhan.
Larutan asam klorida bukan merupakan larutan standar primer, sehingga perlu
distandarisasi menggunakan larutan standar primer natrium tetraborat, Na2B4O7.10H2O
dengan reaksi sebagai berikut :
Na2B4O7.10H2O(aq) + 7H2O(l) 2Na+(aq) + 4H3BO3(aq) + 2OH-
(aq) + 10H2O(l)
2HCl(g) + 2H2O(l) 2Cl-(aq) + 2H3O+
(aq)
2H3O+(aq) + 2OH-
(aq) 4H2O(l)
Na2B4O7.10H2O(aq) + 2HCl(g) 2Na+(aq) + 2Cl-
(aq) + 4H3BO3(aq) + 5H2O(l)
2
Keasaman larutan saat titik ekivalen tercapai ditentukan berdasarkan konsentrasi H3BO3
yang terbentuk, sehingga dapat dipilih indikator yang sesuai untuk titrasi ini (Selamat, I
Nyoman. 2004).
Indikator asam basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila pH lingkungannya
berubah. Warna dalam keadaan asam atau basa dinamakan warna asam atau warna basa
dari indikator. Setiap indikator asam basa memiliki trayek, warna asam dan basa sesuai
dengan jenis indikatornya sesuai dengan tabel berikut ini.
No Nama pKi Trayek pHWarna
Asam Basa
1 Asam pikarat 2,3 1,0-0,8 Tidak berwarna Kuning
2 Biru timol 1,65 1,2-2,8 Merah Kuning
3 2,6-dinitrofenol - 2,0-4,0 Tidak berwarna Kuning
4 Kuning metil 3,2 2,9-4,0 Merah Kuning
5 Jingga metil 3,4 3,1-4,4 Merah Jingga
6 Hijau bromkresol 4,9 3,8-5,4 Kuning Biru
7 Metil merah 5,0 4,2-6,3 Merah Kuning
8 Biru bromtimol 7,3 6,0-7,6 Kuning Biru
9 Merah fenol 8,0 6,4-8,0 Kuning Merah
10 p-a-naftolftalein - 7,0-9,0 Kuning Biru
11 Fenolftalein - 8,2-10,0 Tidak berwarna Merah
12 Timolftalein - 9,3-10,5 Tidak berwarna Violet
13 Kuning alizarin R - 10,1-12,0 Kuning Violet
14 1,3,5-trinitrobenzena - 12,0-14,0 Tidak berwarna Jingga
( Sastrawidana, I D Ketut. 2001)
Indikator pH yang digunakan untuk menunjukan titik akhir titrasi harus memenuhi
dua persyaratan, yaitu harus berubah warna tepat pada saat titran ekivalen dengan titrat dan
perubahan warna indikator harus mendadak pada saat titik akhir titrasi.
3
Soda kue umumnya mengandung natrium karbonat, natrium bikarbonat, dan sedikit
natrium hidroksida. Banyaknya masing-masing komponen tersebut dalam larutan yang
mengandung soda kue dapat ditentukan dengan titrasi menggunakan larutan standar asam
klorida (HCl). Dalam hal ini akan terjadi dua titik ekivalen, yaitu titik ekivalen pertama
dan kedua. Titik ekivalen pertama dan kedua terjadi sesuai dengan persamaan reaksi
berikut :
Na2CO3 + HCl NaCl + NaHCO3
NaHCO3 + HCl NaCl + H2CO3
Reaksi terakhir menunjukkan adanya natrium bikarbonat baik yang ada dalam sampel
maupun yang dihasilkan dari reaksi di atasnya. Pada titik ekivalen pertama dan kedua, pH
larutan masing-masing dihitung dengan persamaan berikut :
pH = ½ pKa1 + ½ pKa2 = 8,3
pH = = 3,9
Dengan demikian indikator yang dapat digunakan untuk fenolftalein (pp) dan metil oranye
(mo) masing-masing untuk titik ekivalen pertama dan kedua.
Untuk menentukan banyaknya masing-masing komponen dalam campuran dihitung
dengan cara sebagai berikut. Misalnya normalitas larutan HCl standar adalah N, volume
larutan HCl standar yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen pertama dan kedua
masing-masing a mL dan b mL, maka :
HCl yang bereaksi dengan Na2CO3 = a mL
HCl yang bereaksi dengan NaHCO3 dalam sampel = (b-a) mL
Banyaknya Na2CO3 dalam sampel = a x NHCl x BENa2CO3 mgram
Banyaknya NaHCO3 dalam sampel = (b-a) x NHCl x BENaHCO3 mgram (Selamat, I
Nyoman, 2004).
IV. Alat dan Bahan
NO ALAT JUMLAH BAHAN JUMLAH
1 Buret dan statifnya 1 buah Soda kue 2 gram
4
perdagangan
2 Labu ukur 250 Ml 1 buahIndikator
phenolftalein10 mL
3 Pipet volume 1 buahIndikator metil
orange10 mL
4Beaker gelas 100
mL3 buah Asam klorida pekat 2,07 mL
5 Erlenmeyer 4 buah Padatan Na2B4O7 1,91 gram
6 Gelas arloji 1 buah
7 Neraca analitik 1 buah
8 Corong 1 buah
9 Spatula 1 buah
10 Pipet tetes 2 buah
11 Gelas ukur 10 mL 1 buah
V. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan
No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
Standarisasi larutan HCl
1. Larutan HCl 0,1 N dibuat
sebanyak 100 mL dengan
mengencerkan sejumlah
tertentu HCl pekat.
Volume HCl yang digunakan sebanyak 2,07
mL, larutan HCl bening tak berwarna.larutan
HCl diencerkan dengan labu 250 mL
5
2. Larutan Na2B4O7.10H2O 0,100
N dibuat sebanyak 100 mL.
Digunakan sebanyak 1,91 gram Na2B4O7.10H2O
serbuk berwarna putih.
Gambar 2. Padatan Na2B4O7.10H2O
Dibuat larutan Na2B4O7.10H2O 0,100 N
sebanyak 100 mL, bening tak berwarna.
Gambar 3. Na2B4O7.10H2O 0,100 N
3 Sebanyak 25,0 mL larutan
Na2B4O7.10H2O 0,100 N ke
dalam erlenmeyer dan
ditambahkan 3-4 tetes indikator
metil orange.
Dilakukan titrasi sebanyak 3 kali masing-masing
25 mL larutan Na2B4O7.10H2O dimasukan
kedalam 3 buah erlemeyer kemudian
ditambahkan dengan larutan metil oranye .
6
Gambar2. Larutan Na2B4O7.10H2O 0,100 N
Gambar2. Larutan Na2B4O7.10H2O 0,100N + metil oranye
4 Titrasi menggunakan larutan
HCl yang akan distandarisasi
(titrasi dihentikan bila warna
larutan titrat telah berubah
menjadi merah muda).
HCl digunakan bening tak berwarna.Titrasi
dilakukan sampai larutan berubah warna dari
bening tak berwarna menjadi merah muda
Gambar 3. Larutan berubah merah muda
5 Volume HCl (yang digunakan)
dicatat dan konsentrasi HCl
ditentukan dalam normalitas.
Titrasi dilakukan minimal 3
kali.
Table . hasil pengamatan volume HCl yang
dipergunakan
Penentuan konsentrasi karbonat dan bikarbonat dalam sampel
1 Sebanyak 2 gram sampel soda
kue dilarutkan dalam aquades
sampai volume 250 mL.
Merk soda kue yang dipergunakan merk
“Kumbang” . Soda kue serbuk berwarna putih
Larutan soda kue bening tak berwarna.
7
Gambar 4.
Serbuk soda kueGambar 5. Larutan soda kue
No Titrasi Ke Volume HCl
1 I 44 mL
2 II 43 mL
3 III 45 mL
Rata-rata : 44
2 Sebanyak 25,0 mL larutan
tersebut (langkah no. 6)
dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan 25
mL aquades.
8
Gambar 5. Larutan soda kue + akuades
3 Indikator pp ditambahkan ke
dalam larutan (2) sebanyak 2-
3 tetes.
Titrasi menggunakan larutan
HCl dan volume HCl yang
digunakan dicatat.
Larutan soda kue + akuades + pp terbentuk
larutan berwarna merah muda
Gambar 6. Larutan soda kue + akuades + pp
Gambar 7. Setelah dititrasi
4 Indikator metil oranye
ditambahkan pada erlenmeyer
yang sama.
Metil oranye larutan berwarna oranye.
Larutan sampel + mo (metil oranye) berwarna
kekuningan.
9
No Titrasi Ke Volume HCl
1 I 1,5 mL
2 II 2,9 mL
3 III 4,4 mL
Rata-rata = 8,8: 3 = 2,9
Titrasi kembali sampai indikator
berubah warna. Volume HCl
yang digunakan dicatat.
Gambar 8. Larutan sampel + mo
Gambar 8. Larutan setelah titrasi
5 Titrasi dilakukan sebanyak tiga
kali dan konsentrasi (persen)
Na2CO3 dan NaHCO3 dalam
sampel ditentukan
% Na2CO3 = 8,84 %
% NaHCO3= 79,98 %
10
Titrasi KeVolume sampel
Volume HCl
I 50 mL 36,3 mL
II 50 mL 36,2 mL
III 50 mL 36,5 mL
Rata-rata :36,3
VI. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan analisis kadar karbonat dan bikarbonat dalam soda kue.
Sampel soda kue berbentuk bubuk berwarna putih. Untuk mengetahui kadar karbonat dan
bikarbonat dalam soda kue dilakukan dengan titrasi asidimetri-alkalimetri, yaitu titrasi
yang menyangkut reaksi asam-basa. Pada percobaan ini digunakan HCl sebagai titran
(larutan pentitratsi).
a) Pembuatan Larutan Standar HCl 0,1 N dan Larutan Na2B4O7 0,1 N.
Titrasi karbonat dan bikarbonat yang terdapat pada soda kue menggunakan larutan
standar HCl 0,10 N sebagai titran. Larutan HCl ini dibuat dengan mengencerkan HCl pekat
(37%) menjadi 250 mL larutan. Perhitungan volume HCl yang diencerkan adalah sebagai
berikut.
Molaritas HCl pekat =
=
= 12,06 M
HCl merupakan asam valensi 1 sehingga konsentrasi HCl pekat = 12,06 M sama dengan
12,06 N.
Volume larutan yang dibuat = 250 mL
Konsentrasi HCl yang dibuat = 0,10 N
Volume HCl pekat yang digunakan adalah:
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 12,06 N = 250 mL x 0,1 N
V1 =
Larutan HCl bukan merupakan larutan standar primer karena sifatnya yang mudah
menguap. Hal tersebut diakibatkan kerena dalam suhu kamar HCl berwujud gas sehingga
perlu distandarisasi terlebih dahulu. Larutan yang digunakan untuk standarisasi larutan
HCl adalah larutan standar primer natrium tetraborat (Na2B4O7). Larutan natrium tetraborat
digunakan sebagai larutan standar primer karena larutan ini tidak bersifat higroskopis dan
11
memiliki berat ekivalen yang tinggi sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam
penimbangan zat.
Pembuatan larutan standar Na2B4O7 0,10 N dilakukan dengan melarutkan 1,9103
gram kristal Na2B4O7.10H2O dalam aquades menjadi 100 mL. Perhitungan massa yang
ditimbang adalah sebagai berikut.
Na2B4O7 merupakan valensi 2 sehungga konsentrasi Na2B4O7 = 0,1 N = 0,05 M
Volume larutan yang dibuat = 100 mL
Massa molar Na2B4O7 = 382 gram/mol
Massa Na2B4O7 = mol x massa molar
= Volume x Molaritas x massa molar
= 0,1 L x 0,05 mol/L x 382 gram/mol
= 1,91 gram
b) Standarisasi Larutan HCl dengan Larutan Na2B4O7
Standarisasi larutan HCl dilakukan menggunakan larutan HCl sebagai titran dan
Na2B4O7 sebagai titrat, dimana larutan titrat (Na2B4O7 0,10 N) ditambahkan beberapa tetes
indikator metil orange yang memiliki trayek pH 3,1- 4,4. Berdasarkan hasil pengamatan,
larutan Na2B4O7 yang semula tak berwarna menjadi berwarna kekuningan. Larutan
Na2B4O7 0,10 N yang berwarna kekuningan kemudian dititrasi dengan HCl untuk
menentukan konsentrasi HCl secara tepat. Berdasarkan hasil pengamatan, titrat mengalami
perubahan warna dari kuning menjadi merah muda. Hal ini menunjukan bahwa telah
tercapai titik akhir titrasi sehingga titrasi dapat diakhiri. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut.
Na2B4O7.10H2O(aq) + 2 HCl(g) → 2 Na+(aq) + 2Cl-
(aq) + 4 H3BO3(aq) + 5 H2O(l)
Standarisasi HCl dilakukan sebanyak 3 kali, dengan hasil sebagai berikut.
Titrasi Ke- Volume Na2B4O7 (mL) Volume HCl (mL)
1 25 43
2 25 44
3 25 45
Volume total 132
Volume rata-rata 44
12
Volume HCl rata-rata yang dihabiskan untuk mentitrasi 0,10 N Na2B4O7 adalah 44 mL,
sehingga dapat dihitung konsentrasi HCl yang tepat untuk larutan standar. Perhitungan
konsentrasi HCl sebagai berikut:
Volume HCl (V1) = 44 mL
Volume Na2B4O7 (V2) = 25 mL
Normalitas Na2B4O7 (N2) = 0,10 N
ekivalen titran = ekivalen titrat
V1 x N1 = V2 x N2
Jadi, setelah dilakukan standarisasi, diperoleh konsentrasi HCl standar adalah 0,057
N. Berdasarkan hasil perhitungan, konsentrasi HCl yang diperoleh lebih rendah dari
konsentrasi HCl yang diinginkan. Hal tersebut diakibatkan karena HCl dalam suhu kamar
berwujud gas dan lama penyimpanan dari HCl tersebut mengakibatkan konsentrasi HCl
dalam botol reagen tidak sesuai dengan keterangan pada botol reagen larutan HCl.
Sampel soda kue dilakukan dengan melarutkan 2,0017 gram soda kue yang berupa
serbuk berwarna putih dalam 250 mL aquades hingga didapat larutan yang homogen.
Laruta soda kue benig tak berwarna. Sebanyak 25 mL larutan soda kue diencerkan dalam
25 mL aquades. Hal ini berarti dilakukan pengenceran sebanyak 2 kali atau faktor
pengenceran sebanyak 2 x
c) Penentuan Konsentrasi Karbonat dan Bikarbonat dalam Soda Kue dengan
Titrasi Menggunakan HCl yang Telah Distandarisasi
Soda kue pada umumnya mengandung natrium karbonat, natrium bikarbonat, dan
sedikit natrium hidroksida. Secara kuantitatif komponen-komponen tersebut dapat
ditentukan dengan titrasi menggunakan larutan standar asam klorida (HCl) dengan
menggunakan dua indikator, yaitu fenolftalein dan metil orange. Dalam titrasi ini
menggunakan dua indikator, karena soda kue (Na2CO3) merupakan senyawa bivalen
sehingga akan terbentuk dua titik ekivalen, yaitu titik ekivalen pertama dengan indikator
fenolftalein (pp) yang tidak berwarna dan titik ekivalen kedua (titrasi kedua) dengan
indikator metil oranye (mo) yang berwarna oranye.
Penentuan titik ekivalen pertama dengan indikator fenolftalein (pp).
Larutan soda kue yang telah diencerkan ditambahkan dengan indikator fenolftalein.
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan yang semula tidak berwarna berubah menjadi
13
merah muda. Kemudian larutan tersebut dititrasi dengan larutan HCl standar. Berdasarkan
hasil pengamatan, larutan menjadi tidak berwarna pada titik akhir titrasi. Hal tersebut
menunjukan ekivalen asam sama dengan ekivalen basa. Banyaknya volume HCl yang diperlukan
adalah sebagai berikut.
Titrasi Ke- Volume Soda Kue (mL) Volume HCl (mL)
1 50 1,5
2 50 2,9
3 50 4,4
Volume total 8,8
Volume rata-rata 2,93
Jadi, rata-rata larutan HCl 0,1 N yang digunakan untuk titrasi adalah 2,93 mL. .
Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Na2CO3 + HCl → NaCl + NaHCO3
titik ekivalen pertama mengunakan fenolftalein sebagai indikator karena kemungkinan pH
titik ekivalen yang terjadi pada trayek pH dari fenolftalein.
Penentuan titik ekivalen kedua dengan indikator metil orange (mo).
Filtrat hasil titrasi ditambahkan indikator metil orange. Berdasarkan hasil
pengamatan, larutan yang semula tidak berwarna berubah menjadi kekuningan. Kemudian
larutan tersebut dititrasi dengan larutan HCl standar. Berdasarkan hasil pengamatan,
larutan berubah warna menjadi merah muda pada titik akhir titrasi. Hal tersebut menunjukan
ekivalen asam sama dengan ekivalen basa. Banyaknya volume HCl yang diperlukan adalah sebagai
berikut.
Titrasi Ke- Volume Soda Kue (mL) Volume HCl (mL)
1 50 35,3
2 50 35,2
3 50 35,5
Volume total 109
Volume rata-rata 36,3
Jadi, rata-rata larutan HCl 0,1 N yang digunakan untuk titrasi adalah 36,3 mL. Reaksi yang
terjadi sebagai berikut.
NaHCO3 + HCl → H2CO3 + NaCl
14
titik ekivalen pertama mengunakan metil orange sebagai indikator karena kemungkinan
pH titik ekivalen yang terjadi pada trayek pH dari metil orange.
Perhitungan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan soda kue.
Volume HCl pada titik akhir tirasi I = 2,93 mL
Volume HCl pada titik skhir titrasi II = 36,3 mL
Normalitas HCl = 0,057 N = 0,057 M
Volume HCl yang bereaksi dengan Na2CO3 = 2,93 mL
Volume HCl yang bereaksi dengan NaHCO3 dari sampel = 33,37 mL
Perhitungan untuk kandungan Na2CO3 dalam sampel soda kue :
Konsentrasi Na2CO3 dalam pengenceran :
VHCl x NHCl = VNa2CO3 x NNa2CO3
2,93 mL x 0,057 N = 50 mL x NNa2CO3
NNa2CO3 = 3,34 x 10-3
Konsentrasi Na2CO3 dalam sampel:
V1 x N1 = V2 x N2
50 mL x 3,34 x 10-3N = 25 mL x N2
N2 = 6,68 x 10-3N
Massa Na2CO3 dalam sampel soda kue:
Molaritas Na2CO3 =
Massa Na2CO3 = 6,68 x 10-3 mol/L x 106 g/mol x 0,25 L
= 0,177 gram
Persentase Na2CO3 dalam sampel soda kue:
% Na2CO3 =
Perhitungan untuk kandungan NaHCO3 dalam sampel soda kue :
Konsentrasi NaHCO3 dalam pengenceran :
VHCl x NHCl = VNaHCO3 x NNaHCO3
33,37 mL x 0,057 N = 50 mL x NNa2CO3
NNa2CO3 = 0,038 N
Konsentrasi NaHCO3 dalam sampel:
15
V1 x N1 = V2 x N2
50 mL x 0,038 N = 25mL x N2
N2 = 0,0761 N
Massa NaHCO3 dalam sampel soda kue:
Molaritas NaHCO3 =
Massa NaHCO3 = 0,0054 mol/L x 84 g/mol x 0,25 L
=1,597 gram
Persentase NaHCO3 dalam sampel soda kue:
% NaHCO3 =
Jadi, dari 2,0017 gram sampel soda kue yang digunakan terkandung 8,84 %
karbonat dan 79,98 % bikarbonat. Berdasarkan hasil perhitungan, kandungan karbonat dan
bikarbonat dalam sampel soda kue tidak 100%. Hal tersebut diakibatkan karena dalam
sampel soda kue masih terdapat zat-zat lain yang kemungkinan adalah natrium hidroksida.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan perhitungan yang diperoleh maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Kandungan natrium karbonat dalam sampel soda kue sebesar 8,84%
2. Kandungan natrium bikarbonat sebesar 79,98% dan sisanya sebesar 11,18 %
merupakan zat lain yang terkandung dalam soda kue
16
DAFTAR PUSTAKA
Sastrawidana, I Dewa Ketut. 2001. Buku Penuntun Belajar Kimia Analitik Kualitatif.
Singaraja : Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri
Singaraja
Selamat, I Nyoman. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Singaraja : Jurusan
Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri Singaraja
Svehla, E. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
Kelima. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka
17