Laporan Ki Esda

49
I.PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu aset pembangunan Indonesia yang penting. Sebagai modal dasar pembangunan sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa mendatang. Sumberdaya alam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu ekosistem, yaitu lingkungan tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Lingkungan hidup sebagai media hubungan timbal balik makhluk hidup dengan faktor-faktor alam terdiri dari bermacam-macam keadaan dan hubungan yang secara 1

description

Laporan KI At All Ittifaq

Transcript of Laporan Ki Esda

Page 1: Laporan Ki Esda

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya

alam hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan

salah satu aset pembangunan Indonesia yang penting. Sebagai modal dasar

pembangunan sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi

dengan cara-cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang

dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar

modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di

masa mendatang. Sumberdaya alam merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari suatu ekosistem, yaitu lingkungan tempat berlangsungnya hubungan timbal

balik antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.

Lingkungan hidup sebagai media hubungan timbal balik makhluk hidup

dengan faktor-faktor alam terdiri dari bermacam-macam keadaan dan hubungan

yang secara bersama-sama mewujudkan struktur dasar ekosistem sebagai kesatuan

yang mantap, hubungan timbal balik tersebut merupakan mata rantai siklus

penting yang menentukan daya dukung lingkungan hidup bagi pembangunan.

Salah satu peranan dari ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yaitu

sebagai penyedia bahan baku, penerima sisa produksi/konsumsi (limbah), dan

penyedia fasilitas. Implikasi dari peranan tersebut adalah bahwa lingkungan

merupakan komponen penting dari sistem ekonomi. Artinya bahwa tanpa adanya

lingkungan maka sistem ekonomi tidak akan berfungsi. Ini menyiratkan bahwa

1

Page 2: Laporan Ki Esda

dalam sistem ekonomi, nilai lingkungan harus diperlakukan sama, seperti halnya

perlakuan terhadap nilai aset yang lain (tenaga kerja dan modal) yakni sebagai

aset ekonomi. Ini berarti pula bahwa jika ekonomi ingin diperbaiki, maka kualitas

sumberdaya alam dan lingkungan perlu dipertahankan.

Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting

untukkelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan

manusia, seperti untuk pertanian, industri, pemukiman, jalan, rekreasi, dan daerah-

daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah.

Pertanian merupakan sektor yang sangat berpengaruh bagi kehidupan

masyarakat dunia yang menyediakan hampir seluruh kebutuhan umat manusia.

Oleh karena itu, di beberapa negara maju dan berkembang, sektor tersebut telah

mendapat prioritas untuk dikembangkan, begitupun Indonesia. Menurut Suwandi

(2005) pembangunan pertanian terkait dengan pemanfaatan sumberdaya alam

terutama lahan dan perairan pada suatu wilayah. Pemanfaatan sumberdaya alam

yang berlebihan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan dapat berdampak

negatif yang lebih besar daripada manfaat yang diperoleh .

Al-Ittifaq merupakan pondok pesantren yang telah berusia lanjut, yakni

lebih dari 73 tahun. Pesantren ini didirikan dengan nama Pesantren Ciburial pada

tanggal 1 Februari 1934 oleh KH. Mansyur, seorang ulama di Ciburial Desa

Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. Pada tahun 1970, KH.

Fuad Affandi, mulai memimpin pesantren ini. Sesuai dengan jiwa mudanya, Kiai

Fuad melakukan beberapa kebijakan baru. Salah satunya adalah merintis kegiatan-

kegiatan ekonomi produktif, terutama sektor pertanian, dengan tujuan agar

2

Page 3: Laporan Ki Esda

pesantren dapat mandiri dalam membiayai kegiatan belajarnya. Pada masa KH.

Fuad, Pesantren Al-Ittifaq mengalami kemajuan yang pesat. Pada tahun 1997, atas

keberhasilan menembus pasar supermarket, pesantren ini dijadikan sebagai

Pondok Pesantren Percontohan Pengembangan Agribisnis. Komoditi yang

diusahakan tidak hanya komoditi sayuran, tapi juga peternakan sapi, domba, ayam

hias, perikanan serta home industry garmen dan kerajinan tas.

B. MANFAAT PRAKTIKUM

Dengan adanya Kunjungan Ilmiah ini mahasiswa/i dapat dengan mudah

melakukan observasi secara langsung ke lapangan untuk mengetahui komoditas

yang berpotensi di lahan dataran tinggi.

C. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengetahui keadaan lahan di dataran tinggi

2. Mengetahui komoditas yang cocok di tanam di daerah dataran tinggi

3. Mengetahui cara memanfaatkan lahan semaksimal mungkin

3

Page 4: Laporan Ki Esda

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanah

Tanah dapat diartikan dalam beberapa pengertian, diantaranya adalah

sebagai berikut (Rizky, 2004) :

Menurut Kurdinanto (2004), tanah mempunyai hubungan erat dengan

rumah, bangunan atau tanaman yang berdiri di atasnya, sehingga pada hakekatnya

benda - benda yang berdiri di atasnya merupakan kesatuan dari tanah

tersebut .Menurut S. Rowton Simpson, tanah tidak bergerak sehingga secara fisik

tidak dapat diser ahkan/dipindah atau dibawa . Selain itu, tanah juga bersifat abadi

. Tanah tidak dapat dirubah dalam tingkatnya sebagai bagian dari bumi itu sendiri,

juga tidak dapat ditambah/dikurangi atau dirusakkan sebagaimana halnya dengan

bentuk - bentuk kekayaan yang lainnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ,

definisi tanah adalah permukaan bumi atau lapisan bumi atas sekali; keadaan bumi

di suatu tempat; permukaan bumi yang diberi batas; bahan - bahan dari bumi,

bumi sebagai bahan sesuatu (pasir, cadas, napal dan sebagainya). Dalam hukum

disebutkan juga kata tanah, tanah dalam arti yuridis adalah sebagai suatu

pengertian yang telah diberikan batasan resmi oleh Undang - Undang Pokok

Agraria (UUPA), dengan demikian pengertian tanah dalam arti yuridis adalah

”permukaan bumi.” Menurut Soerianegara, tanah merupakan sumber daya alam

yang mempunyai peranan dalam berbagai segi kehidupan manusia, yaitu sebagai

4

Page 5: Laporan Ki Esda

tempat dan ruang untuk hidup dan berusaha, untuk mendukung vegetasi alam

yang manfaatnya sangat diperlukan oleh manusia dan sebagai wadah bahan

mineral, logam, bahan bakar fosil dan sebagainya untuk keperluan manusia

(Soemadi 1994, dalam Ely 2006).

Sandi memberikan gambaran pengertian tanah dalam tiga makna, yaitu

(Soemadi 1994, dalam Ely 2006) :

1. Tanah yang nilainya ditentukan oleh kemampuannya

menghasilkan produksi tanaman.

2. Tanah yang nilainya ditentukan dengan ukuran berat.

3. Tanah yang nilainya ditentukan dengan ukuran luas yang

sekaligus berarti ruang.

B. Bentuk dan Perilaku Belerang di dalam Tanah

Ada tiga sumber alami pokok unsur hara belerang (S) bagi tanah yang

menyediakan belerang untuk tanaman. Ketiga sumber tersebut ialah: (1) mineral

tanah, (2) gas belerang dalam atmosfir, dan (3) bahan organik. Disamping itu ada

4 aliran utama S ke atmosfir dengan urutan sebagai berikut; lepasan/produk

bakteri < pembakaran bahan bakar fosil < penghembusan garam-garam laut <

pelepasan gas volkan (Notohadiprawiro, 1998). Belerang di dalam tanah

didapatkan dalam dua bentuk utama yaitu bentuk organik dan bentuk anorganik,

tetapi sebagian besar dalam bentuk organik (Stevenson, 1994).

5

Page 6: Laporan Ki Esda

C. Kebutuhan Belerang bagi Tanaman

Pada umumnya belerang yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal

tanaman bervariasi antara 0.1 sampai 0.5% dari bobot kering tanaman (Marschner,

1995). Spencer (1975) membagi 3 kelompok tanaman berdasarkan tingkat

kebutuhan S, yaitu: (1) tanaman dengan tingkat kebutuhan S yang banyak (20-80

kg S/ha), (2) tanaman dengan tingkat kebutuhan S sedang (10-50 kg S/ha), dan (3)

tanaman dengan kebutuhan S rendah (5-25 kg S/ha). Prasad dan Power (1997)

menyatakan bahwa, tanaman serealia membutuhkan 3-4 kg S/t biji, 8 kg S/t biji

pada tanaman legume dan 12 kg S pada tanaman yang menghasilkan minyak.

D. Peranan Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah sisa proses pencernaan makanan dalam tubuh hewan

bersama dengan sampah kandang yang terutama berasal dan sisa ransum yang

tidak termakan dan jejabah yang di "recycle" dengan cara mengembalikan ke

dalam tanah. Pupuk kandang sangat membantu dalam memperbaiki sifat-sifat

tanah seperti permeabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, daya menahan

air dan kapasitas tukar kation tanah (Hardjowigeno, 1989). Pemberian bahan

organik dapat meningkatkan ketersediaan hara di tanah, mengurangi tingkat

kepadatan tanah, menambah kemampuan tanah mengeluarkan air dan

meningkatkan “kapasitas tukar kation” (KTK) tanah. Flaig (1984) juga

6

Page 7: Laporan Ki Esda

mengemukakan bahwa pupuk kandang tidak hanya menyediakan N, P, K dan hara

lain tetapi juga memberi pengaruh yang baik terhadap fisik tanah.

E. Pupuk Anorganik

1. Pupuk Nitrogen

Bersama unsur fosfor (P) dan kalium (K), nitogen (N) merupakan unsure

hara yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman. Bahan tanaman kering mengandung

sekitar 2 sampai 4 % N; jauh lebih rendah dari kandungan C yang berkisar 40%.

Namun hara N merupakan komponen protein (asam amino) dan khlorofil. Bentuk

ion yang diserap oleh tanaman umumnya dalam bentuk NO3- dan NH4+ bagi

tanaman padi sawah (Russell, 1973).

2. Pupuk Fosfor

Fospor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan tanaman. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari

tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan

organik. (Handayanto dan Hairiyah,2007).

Peranan P pada tanaman penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan akar

halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang agar tanaman tidak mudah

rebah,pembentukan bunga , buah dan biji serta memperkuat daya tahan terhadap

penyakit. Tanaman jagung menghisap unsur P dalam bentuk ion sebanyak 17

kg/ha untuk menghasilkan berat basah tanaman 4200 kg/ha (Premono,2002).

7

Page 8: Laporan Ki Esda

Kekurangan p dalam tanah menyebabkan :

1. Tanaman kerdil

2. Daun-daun kecil

3. Daun berwarna hijau tua

4. Daun tua menunjukkan gejala klorosis dan gugur sebelum waktunya

5. Pembentukan bunga dan buah terhambat dan biji kecil

6. Pembentukan akar kurang baik dan bintik akar sering tidak terbentuk

(Anonim 2; 2009)

3. Pupuk Kalium

Kalium dibutuhkan oleh tanaman jagung dalam jumlah paling banyak

dibanding N dan P. Pada fase pembungaan, akumulasi hara K telah mencapai 60-

75% dari kebutuhannya. Jika K kurang, gejalanya sering terlihat sebelum

pembungaan yaitu pinggiran dan ujung daun menguning sampai kering. Hal ini

terlihat terutama pada daun bawah. Pembentukan tongkol terpengaruh ujung

tongkol bagian atas tidak penuh berisi biji tidak melekat secara kuat pada tongkol

(Anonim, 2009)

Unsur kalium diserap lebih cepat oleh tanaman dibandingkan kalsium dan

magnesium. Jika unsure kalium berlebih gejalanya sama dengan kekurangan

magnesium. Sebab sifat antagonism antara kalium dan magnesium lebih besar

daripada sifat antagonism antara kalium dan kalsium. Kendati demikian, pada

8

Page 9: Laporan Ki Esda

beberapa kasus, kelebihan kalium gejalanya mirip tanaman kekurangan kalsium

(Sutedjo, 2002).

F. Iklim Dan Kondisi Lahan Di Daerah Sayuran

Sitorus (2001) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai

lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang

ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan.

Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

Saefulhakim dan Nasoetion (1995) bahwa penggunaan lahan merupakan suatu

proses yang dinamis, sebagai hasil dari perubahan pada pola dan besarnya

aktivitas manusia sepanjang waktu. Sehingga masalah yang berkaitan dengan

lahan merupakan masalah yang komplek. Oleh karena itu upaya pemanfaatan

sumberdaya lahan yang optimal memerlukan alokasi penggunaan lahan yang

efisien.

Sentra produksi sayuran dataran tinggi umumnya terletak pada ketinggian

700-2.500 m di atas permukaan laut (dpl), dengan suhu udara rata-rata relatif

sejuk (sekitar 22º celcius) sampai dingin. Suhu udara rata-rata di beberapa sentra

produksi sayuran dataran tinggi di Jawa Barat berkisar antara 18,1 dan 19,9ºC

(Gunadi, 1998) Suhu udara rata-rata di bawah 22ºC merupakan kondisi ideal

untuk pertumbuhan tanaman sayuran dataran tinggi. Curah hujan di daerah

sayuran dataran tinggi berkisar antara 2.500 dan 4.000 mm/ tahun.

9

Page 10: Laporan Ki Esda

Tanah-tanah di daerah sayuran dataran tinggi, khususnya Andisol

mempunyai sifat tiksotropik (tanah licin dan berair bila dipirid), mengindikasikan

tekstur tanahnya mengandung fraksi debu lebih banyak dibandingkan dengan

tanah mineral lainnya. Tanah dengan kandungan debu tinggi mempunyai

kepekaan terhadap erosi lebih tinggi, atau rentan terhadap erosi (Morgan, 1979)

Menurut Gumbira-Said (2002) sistem agribisnis merupakan sistem yang

terpadu, baik secara vertikal maupun horisontal (integrated farming). Agribisnis

terpadu merupakan suatu bentuk pengeloIaan sistem agribisnis yang bertujuan

untuk mengurangi risiko pasar, risiko produksi, dan risiko produk. Integrasi yang

terjadi adalah integrasi antara subsistem usaha pengadaan input pertanian,

subsistem usaha produksi pertanian atau usahatani (on-farm), subsistem usaha

pengolahan hasil pertanian (agroindustri), dan subsistem usaha pemasaran.

Pola tanam adalah suatu usaha penanaman pada suatu bidang lahan dengan

mengatur pola pertanaman. Pola pertanaman adalah suatu susunan tata letak dan

tata urutan tanaman pada sebidang tanah selama periode tertentu, termasuk di

dalamnya masa pengolahan tanah dan bera (Setjanta 1983).

10

Page 11: Laporan Ki Esda

III. METODE PRAKTIKUM

A. TEMPAT DAN WAKTU

1. Kunjungan Ilmiah dilaksanakan di Desa Ciburial Kabupaten Rancabali

dibawah kaki gunung Patuha, tepatnya di Pondok Pesantren Al-Ittifaq

Ciwidey Bandung Selatan.

2. Praktikum dilaksanakan hari selasa tanggal 7 mei 2013, pukul 09.30 – 14.00

wib.

B. METODE PENGUMPULAN DATA

Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data yang

dibutuhkan sebagai berikut:

1. Observasi Partisipatif

Observasi partisipatif dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

terhadap objek penelitian secara partisipatif. Artinya observasi yang dilakukan

dengan disertai partisipasi langsung dan partisipasi tersebut ditandai dengan

adanya keterlibatan langsung/aktif.

2. Wawancara (Interview)

11

Page 12: Laporan Ki Esda

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan

berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah

untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan

pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai, alat dan

bahan yang diperlukan dalam proses wawancara adalah kuisioner, pulpen, catatan

dan kamera.

C. METODE ANALISIS

Metode Analisis yang digunakan adalah Metode Analisis Deskriftif, yaitu

usaha untuk mengumpulkan dan menyusun suatu data, kemudian dilakukan

analisis terhadap data tersebut. Analisis deskriftif yakni yang dikumpulkan adalah

berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya

penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua dikumpulkan berkemungkinan

menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

12

Page 13: Laporan Ki Esda

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Ponpes Al-Ittifaq terletak di sebelah selatan kota Bandung, tepatnya di

Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali (Ciwidey),

Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Secara geografis Desa Alam Endah

berbatasan dengan beberapa desa lainnya, yaitu :

Sebelah utara : Desa Panundan

Sebelah selatan : Desa Patengan

Sebelah timur : Desa Sugih Mukti

Sebelah barat : Desa Lebak Muncang

Jarak Ponpes Al-Ittifaq ke kota kecamatan ±14 km, ke kota kabupaten

(Pemda) ±29 km dan ke kota Bandung ±40 km. Ponpes dapat dijangkau dengan

berbagai sarana transportasi seperti mobil, motor, maupun angkutan umum. Desa

Alam Endah terletak pada daerah dataran tinggi dengan ketinggian tempat ±1.200-

1.400 m di atas permukaan laut. Curah hujan rata-rata 2.130 mm/tahun dengan

suhu harian berkisar 19-20°C. Sedangkan tingkat kesuburan tanahnya berkisar

dari kategori sedang sampai tinggi. Berdasarkan pada kondisi tersebut, komoditi

yang potensial untuk dikembangkan adalah sayur-sayuran.

Pemilihan Komoditi yang ditanam di lahan pertanian pondok pesantren dan

sekitarnya adalah komoditi yang diminta pasar, baik pasar tradisional maupun

pasar Swalayan. Dalam proses pelaksanaan pengolahan pertanian, dilaksanakan

secara terpadu, hal ini sangat penting untuk dilakukan mengingat prioritas

kebutuhan pasar.

13

Page 14: Laporan Ki Esda

B. PEMBAHASAN

Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut

Saefulhakim dan Nasoetion bahwa penggunaan lahan merupakan suatu proses

yang dinamis, sebagai hasil dari perubahan pada pola dan besarnya aktivitas

manusia sepanjang waktu. Sehingga masalah yang berkaitan dengan lahan

merupakan masalah yang komplek. Oleh karena itu upaya pemanfaatan

sumberdaya lahan yang optimal memerlukan alokasi penggunaan lahan yang

efisien.

Tanaman yang ditanam di daerah ini rata-rata adalah tanaman yang cocok

pada daerah pegunungan tropik dan di daerah dengan curah hujan 600-700

mm/tahun. Suhu yang dibutuhkan adalah suhu dingin yang berkisar antara 15 – 25

derajat celcius. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanamannya

antara 80-90%, Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah

900-1.500 meter dpl.

Sayuran yang diusahakan sekitar 26 jenis, antara lain : kentang, tomat,

wortel, buncis, kol merah, kol bulat, cabe merah, caisim, terong, daun mint, jeruk

lemon, bawang daun, dan kucai. Lahan yang diusahakan Pondok Pesantren Al-

Ittifaq seluas 17 Hektar dan MoU dengan Perum Perhutani seluas 400 Ha untuk

direboisasi dengan pohon pinus dan suren.

Teknologi yang di gunakan dalam budidaya sayuran di Pondok Pesantren

Al-Ittifaq merupakan teknologi ramah lingkungan dengan mengunakan teknik

14

Page 15: Laporan Ki Esda

pengendalian Hama Terpadu dan tepat guna. Pengunaan kompos dan

pengunaan pestisida Nabati, dengan tujuan menekan seminimal mungkin

pengunaan Pestisida Kimia. Teknologi yang di gunakan : Mesin Warpping, Mesin

Tongcai, Mesin Saos, Mesin Penggilingan dan lain-lain dengan penggunaan jika

diperlukan. Hasil akhir mendapat perlakuan yang sama dengan pemisahan grade:

1) Grade I untuk pasar swalayan/supermarket,

2) Grade II pasar umum,

3) Grade III konsumsi santri dan menjamu tamu

4) Grade IV barter

5) Grade V konsumsi ternak

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa pondok pesantren ini ada

di dtaran tinggi yang mana lahan tersebut memiliki potensi untuk ditanami

komoditas hortikultura pada khususnya. Selain usaha pertanian pondok pesantran

Al-Ittifaq ini juga mengupayakan usaha lainnya salah satunya usaha ternak sesuai

dengan Dengan prinsip tidak ada waktu nganggur, tidak ada tanah tidur dan tidak

ada sampah ngawur. Berikut ini beberapa komoditas yang dibudidayakan di

pondok pesantren Al-ittifaq, yaitu :

1. Usahatani Sayuran

Usahatani dilakukan dengan sistem monokultur dengan pergiliran tanaman.

omoditas sayuran yang biasa ditanam adalah sayuran yang dipesan oleh swalayan,

yaitu wortel, tomat, bawang daun, kubis, buncis dan cabai. Namun jenis sayuran

yang ditanam dapat berubah sesuai dengan keadaan permintaan. Beberapa tahap

yang dilakukan dalam kegiatan usahatani adalah pengolahan lahan, penaburan

15

Page 16: Laporan Ki Esda

benih/penanaman bibit, pemeliharaan dan pemanenan. Beberapa komoditas harus

disemai terlebih dahulu. Peralatan yang biasa digunakan adalah cangkul, sabit,

garpu, alat semprot dengan usia pakai kurang lebih satu tahun.

Kegiatan pengolahan yang dilakukan meliputi penggemburan tanah,

membuat bedengan, dan selokan, serta pemberian pupuk dasar baik pupuk kimia

maupun pupuk organik. Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan

cangkul dan garpu. Garpu digunakan untuk memecah bongkahan tanah yang

masih padat agar menjadi lebih gembur. Cangkul digunakan untuk

membolakbalikkan tanah sehingga terjadi rotasi kesuburan. Bedengan yang akan

ditanami dibagi menjadi dua jenis tergantung lebar bedengannya. Bedengan

dengan ukuran 10 x 0,5 m dengan jarak antar bedeng 0,5 m ditanami dengan

tomat dan cabai, sedangkan bedengan dengan ukuran 10 x 1 m dengan jarak antar

bedeng 0,5 m ditanami dengan wortel, buncis, bawang daun, dan kubis. Sebelum

ditanam, benih wortel direndam terlebih dahulu di dalam air selama kurang lebih

12 jam. Setelah dikeringkan benih tersebut langsung ditebarkan merata pada

bedengan yang telah dibagi menjadi 6 barisan, dengan jarak antar barisan kurang

lebih 15 cm. Setelah wortel berusia 10 hari, dilakukan penjarangan terhadap

wortel berjarak satu kepal atau sekitar 10 cm satu sama lain.

Penanaman buncis dilakukan dengan menaruh benih pada lubang tanam

sebanyak 2 butir. Kedalaman lubang tanam adalah 5 cm. Dalam satu bedeng

terdapat 2 barisan, dengan jarak antar barisan 40 cm dan jarak antar lubang tanam

pada satu barisan adalah 20 cm.

16

Page 17: Laporan Ki Esda

Benih kubis mendapat perlakukan yang sama dengan benih wortel yaitu

mengalami perendaman selama kurang lebih 12 jam atau sampai benih terlihat

pecah agar benih cepat berkecambah. Benih kubis disemai terlebih dahulu, pada

bedeng tanam. Dalam satu bedeng terdapat 2 barisan, dengan jarak antar barisan

50 cm dan jarak antar lubang tanam pada satu barisan adalah 50 cm. Bibit bawang

daun dapat ditanam langsung di bedeng tanam. Bibit yang digunakan adalah setek

anakan. Setek anakan adalah bawang daun yang sudah berumur tua. Sebelum bibit

ditanam, terlebih dahulu dikurangi perakaran dan dipotong sebagian daunnya.

Sebelum ditanam, tomat dan cabai disemaikan dahulu pada bedeng semai

yang terdapat di pekarangan bangunan utama. Lokasi ini dipilih karena

pekarangan tersebut ternaungi, sehingga baik untuk kegiatan penyemaian. Pada

umur 3 minggu bibit cabai sudah dapat ditanam pada bedeng tanam sedangkan

bibit tomat pada umur 4-6 minggu. Dalam satu bedeng tomat terdapat 16 tanaman

dengan jarak antar tanaman 60 cm. Pada satu bedeng cabai terdapat 13 tanaman

dengan jarak antar tanaman 70 cm. Pemeliharaan meliputi pemupukan susulan,

penyiraman, penyiangan, pembumbunan dan penyemprotan untuk beberapa

komoditas. Pemupukan biasanya dilakukan dua kali yaitu pada awal penanaman

dan pada masa setelah tanam, dimana pada masa ini pemupukan dapat dilakukan

berkali-kali. Penyiraman dilakukan hanya pada musim kemarau. Penyiangan

dilakukan untuk membersihkan bedengan dari gulma dan pembumbunan

dilakukan untuk menjaga bedengan agar kondisi perakaran tanaman tetap baik.

Cabai, tomat dan buncis yang telah berumur 4 minggu diberikan penopang berupa

17

Page 18: Laporan Ki Esda

ajir, untuk mencegah tanaman rebah. Penyemprotan dilakukan untuk melindungi

tanaman dari hama dan penyakit yang menyerang. Penyemprotan dilakukan

dengan alat hand sprayer. Pemanenan dilakukan sesuai dengan umur kematangan

tanaman, namun dalam kondisi tertentu tanaman yang belum matang pun sudah

dipanen. Kondisi yang dimaksud adalah apabila permintaan dari swalayan

melebihi ketersediaan barang. Tanaman wortel, cabai, tomat, dapat dipanen pada

umur tiga bulan, sedangkan tanaman bawang daun, kubis, dan buncis dapat

dipanen pada umur dua bulan. Cabai dapat dipanen terus menerus sampai dua

bulan setelah panen pertama. Tapi biasanya memasuki bulan kedua kualitas cabai

tidak begitu baik lagi. Tomat dan buncis dapat dipanen sekitar sebelas kali dengan

jarak pemetikan 2-3 hari. Hasil panen di bawa ke gudang pengemasan setelah

dibersihkan dan disortasi di kebun, untuk ditimbang dan dikemas sesuai pesanan.

2. Asparagus

Asparagus merupakan komoditas baru yang dibudidayakan di Pondok

pesantern Al-Ittifaq. Asparagus, dalam pengertian umum, adalah suatu jenis

sayuran dari satu spesies tumbuhan genus Asparagus, terutama batang muda dari

Asparagus officinalis. Asparagus telah digunakan sejak lama sebagai bahan

makanan karena rasanya yang sedap dan sifat diuretiknya.

Syarat Tumbuh

Lahan yang dibutuhkan oleh sayuran asparagus adalah dataran tinggi

dengan ketinggian 600 – 900 m dpl. Asparagus dapat tumbuh optimal pada suhu

antara 15 – 25 C dengan curah hujan yang cukup banyak dan merata sepanjang

18

Page 19: Laporan Ki Esda

tahun, yaitu berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun. Oleh karena itu, syarat

utama lahan harus dataran tinggi, berhawa sejuk, dan dekat sumber air agar

kebutuhan air di musim kemarau tercukupi. Areal dengan kondisi seperti di atas

jarang ditemukan di Indonesia. Asparagus dapat tumbuh pada tanah podsolik

merah kuning, latosol, maupun andosol. Asparagus lebih menyukai tanah yang

agak berpasir dan berlapisan tanah olah yang tebal. Perlu diingat, asparagus tidak

suka tanah yang berdrainase buruk dan banyak liat. Sedangkan pH yang

diinginkan adalah 6-6,5 karena ia tidak toleran terhadap tanah yang bereaksi

masam. Sebaiknya tanah itu mengandung banyak bahan organik.

Langkah budidaya tersebuat antara lain : persiapan bibit, pengolahan tanah,

penanaman, pemeliharaan, dan panen.

Persiapan Bibit

Pembibitan Asparagus dapat dilakukan secara vegetatif dengan kultur

jaringan, anakan yang berasal dari tunas maupun setek, serta secara generatif dari

biji. Dari ke tiga asal bibit tersebut, bibit yang berasal dari biji lebih baik.

Awalnya, bibit didatangkan dari Taiwan, tetapi mulai tahun 2007 ini petani mulai

mengembangkan usaha pembibitan asparagus secara mandiri. Harga bibit

Asparagus hijau mencapai 2,5 juta rupiah untuk setiap 2 pound atau 800 gram-

nya. Dalam luasan 1 ha lahan memerlukan 600 gr bibit asparagus.

Asparagus merupakan tanaman yang ditanam secara tidak langsung (Indirect

seedling) melalui persemaian. Dalam pembibitan dengan biji terdapat 6 tahap,

yaitu :

19

Page 20: Laporan Ki Esda

1. Persemaian

Dalam persemaian, perlu diperhatikan pemilihan lahan persemaian yaitu

lahan yang berdrainase baik, bukan bekas lahan tanaman asparagus, tanahnya

gembur, subur dan berpasir. Bedengan tempat persemaian dilakukan pengolahan

tanah, diberi pupuk dasar dan Furadan 3G untuk menghindari hama. Bedengan

dibuat dengan lebar 120 cm, tinggi 20 – 25 cm, lebar parit 40 cm dengan

kedalaman 40 cm.

2. Perendaman benih

Benih yang akan disemaikan sebelumnya direndam dalam air dingin pada

suhu 27ºC selama 24-48 jam. Selama perendaman, air diganti 2 – 3 kali. Biji ynag

mengambang pada saat perendaman dibuang.

3. Semai benih

Benih disemai pada tanah dengan jarak tanam 15×10 cm, dengan kedalaman

2,5 cm, setiap 1 lubang ditanam 1 biji. Di atas permukaan tanah ditutup jerami

atau sekam kemudian disiram secukupnya.

4. Perawatan persemaian

Meliputi pencegahan hama dan penyakit dilakukan seawal mungkin.

5. Pemupukan

Sewaktu masih dipersemaian setiap 20 – 30 hari dilakukan pemupukan

susulan urea.

20

Page 21: Laporan Ki Esda

6. Seleksi dan Pencabutan benih

Transplanting atau pemindahan bibit dilakukan setelah 5 – 6 bulan. Hal-hal

yang harus diperhatikan dalam transplanting diantaranya bibit yang akan

dipindahkan adalah bibit yang sehat; bibit yang dicabut harus segera ditanam; dan

sebelum penanaman akar dipotong, disisakan 20 cm, dan pucuk tanaman

dipangkas hingga tinggi tanaman hanya ± 20 cm.

Pengolahan Tanah

Sebelum penanaman, lahan yang akan ditanami asparagus dibajak dalam

dan merata. Dibuat parit dengan kedalaman 15 – 20 cm. Untuk tempat tanam,

jarak antar tanaman 40 – 50 cm dan jarak antar baris 1,25 – 1,5 m. Pada awal

tanam tidak digunakan pupuk kimia, tetapi menggunakan pupuk kandang.

Penanaman

Bibit yang ditanam adalah bibit yang sudah berumur 5 – 6 bulan.

Penanaman dilakukan pada pagi hari sekitar jam 9 atau pada sore hari sekitar

jam4.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman Asparagus meliputi :

1. Pembumbunan

Apabila tunas sudah mulai tumbuh, dapat dilakukan pembumbunan. Pada

musim hujan, parit diperdalam. Hal ini karena Asparagus tidak menyukai

genangan.

21

Page 22: Laporan Ki Esda

2. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan setelah induk tanaman membentuk 8 – 10 batang,

selebihnya dipangkas. Setelah mendekati masa panen batang yang dipelihara

cukup 3 – 5 batang. Pemangkasan juga dilakukan pada cabang dan batang yang

terserang hama atau penyakit.

3. Pengairan dan drainase

Dilakukan dengan cara menggenangi parit (di-Lêb) setinggi setengah dari

tinggi parit, ditunggu hingga air meresap sampai atas, kemudian sisa air

dibuang.irigasi pada musim kemarau dilakukan tiap 1 minggu sekali.

4. Pemupukan susulan

Selain pupuk susulan biasa, setiap tahun juga dilakukan pemupukan berkala,

yaitu pemupukan berat seperti saat pertama kali tanam. Pada saat tersebut tidak

dilakukan panen selama 3 – 4 minggu (fase istirahat) dan dilakukan seleksi induk.

Pupuk susulan dilakukan dengan cara membuat parit sepanjang barisan berjarak

20 cm dari tanaman, dalamnya parit 15 cm kemudian pupuk dicampur dan ditutup

dengan tanah. Pupuk susulan kimia diberikan setiap bulan, sedangkan pupuk

kandang diberikan setiap 3 bulan sekali. Pupuk susulan ke empat kembali lagi

seperti pupuk I, dan seterusnya.

5. Pengelolaan hama dan penyakit

Tanaman induk yang mati karena terkena hama atau penyakit dipotong dan

diganti dengan cara membesarkan batang yang tumbuh normal. Hama yang sering

dijumpai adalah ulat grayak dan ulat tanah yang menyerang selama periode

22

Page 23: Laporan Ki Esda

transisi musim kemarau ke musim hujan, sedangkan penyakit yang menyerang

dari golongan jamur. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara mekanik

selama serangan belum terlalu berat. Aplikasi pestisida dilakukan jika serangan

sudah cukup berat. Pestisida yang digunakan adalah pestisida organik (Daun

Tembakau).

Panen

1. Kriteria panen

Asparagus dapat dipanen rebungnya pada umur 4-5 bulan setelah

transplanting. Asparagus hijau yang dipanen adalah setelah muncul diatas tanah

dengan kondisi pucuk yang masih kuncup.

2. Cara panen, interval, frekuensi

Panen dilakukan dengan dua cara, yaitu mencabut dan memangkas atau

memotong batang muda. Cara panen dengan memotong batang muda merupakan

cara yang lebih baik, karena cara tersebut tidak merusak sistem perakaran

tanaman yang dijadikan indukan. Jika panen pertama dilakukan pada umur 4

bulan setelah transplanting, maka penen kedua pada umur 5 bulan dengan interval

panen 2 hari sekali, bulan keenam dan seterusnya dapat dipanen setiap hari.

Ada dua jenis limbah yang dihasilkan oleh usahatani sayuran, yaitu

brangkasan dan sayuran afkir. Brangkasan terdiri dari daun wortel, daun dan

batang tomat, cabai, dan buncis. Sedangkan yang dikategorikan sebagai sayuran

afkir adalah sayuran sisa yang tidak terjual. Hal ini disebabkan oleh telah

terpenuhinya jumlah pemesanan swalayan, atau keadaan fisik sayuran yang

23

Page 24: Laporan Ki Esda

memang tidak layak untuk dijual ke swalayan. Seperti sayuran yang bukan

termasuk dalam kategori grade A atau B. Biasanya sayuran afkir yang dihasilkan

sekitar 8-20 persen dari total panen per hari. Berdasarkan data yang diambil, rata-

rata sayuran afkir yang dihasilkan dari panen total setiap harinya adalah wortel

83,83 kg (18,72%), tomat 38,90 kg (8,77%), buncis 22,63 kg (13,24%), bawang

daun 22,68 kg (22,91), cabai 15,80 kg (22,21) dan kubis 19,94 kg (15,18%).

Sayuran afkir yang layak konsumsi digunakan untuk makan santri sedangkan

sayuran afkir yang kurang baik diberikan kepada ternak dan ikan atau langsung

dibuang ke dalam tong pengomposan

3. Usaha Ternak

Unit peternakan Ponpes Al-Ittifaq memiliki dua macam usahatani ternak,

yaitu sapi perah dan penggemukan domba. Laporan keuangan yang dibuat ponpes

selama ini hanya sebatas penjualan domba dan sapi afkir. Sementara itu laporan

mengenai biaya operasional harian dan penerimaan penjualan susu harian tidak

pernah dibuat. Hal ini membuat ponpes kesulitan untuk melihat apakah usahatani

ternak ini menguntungkan atau tidak, karena laporan keuangan yang ada tidak

mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

Pengadaan Bibit

Bangsa atau rumpun sapi merupakan faktor yang berpengaruh pada

produktivitas sapi dalam menghasilkan susu. Ponpes Al-Ittifaq menggunakan

bangsa sapi Peranakan Frisian Holstein (PFH) atau yang biasa dikenal dengan

Fries Holland. Sapi PFH biasa digunakan peternak di Indonesia karena produksi

susu sapi PFH lebih banyak daripada sapi jenis lainnya. Sedangkan bangsa domba

24

Page 25: Laporan Ki Esda

yang diternakkan oleh ponpes adalah bangsa domba ekor tipis, karena

pemeliharaan domba jenis ini relatif lebih mudah. Selain itu domba ekor tipis

adalah bangsa domba yang tahan terhadap kegersangan.

Pakan hijauan yang diberikan pada sapi dan domba berasal dari limbah

sayuran dan lahan rumput sekitar ponpes. Rataan jumlah hijauan yang diberikan

untuk sapi perah dewasa adalah sekitar 20 kg per ekor per hari dan untuk domba

dewasa adalah sekitar 2,8 kg per ekor per hari. Jumlah rumput yang diberikan

adalah 10 kg per ekor hari untuk sapi dewasa dan untuk domba dewasa adalah 1,4

kg per ekor per hari.

Ada beberapa jenis limbah yang dihasilkan oleh ternak sapi dan domba,

yaitu feses, urine, dan pakan hijauan. Limbah yang telah dimanfaatkan adalah

feses dan sisa pakan hijauan. Kedua limbah tersebut diolah kembali menjadi

pupuk organik. Pupuk organik digunakan untuk memupuk tanaman sayuran dan

kolam ikan yang dibudidayakan ponpes. Jenisjenis pupuk organik yang diproduksi

dan digunakan oleh ponpes adalah pupuk kompos cair, pupuk daun, dan pupuk

kandang.

4. Usahatani Ikan

Jenis-jenis ikan yang diusahakan di Ponpes Al-Ittifaq adalah ikan mujair

dan lele. Keduanya tidak diusahakan untuk tujuan komersil melainkan hanya

untuk konsumsi keluarga ponpes.

25

Page 26: Laporan Ki Esda

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Ponpes dapat dijangkau dengan berbagai sarana transportasi seperti mobil,

motor, maupun angkutan umum. Desa Alam Endah terletak pada daerah dataran

tinggi dengan ketinggian tempat ±1.200-1.400 m di atas permukaan laut. Curah

hujan rata-rata 2.130 mm/tahun dengan suhu harian berkisar 19-20°C. Sedangkan

tingkat kesuburan tanahnya berkisar dari kategori sedang sampai tinggi.

Tanaman yang ditanam di daerah ini rata-rata adalah tanaman yang cocok

pada daerah pegunungan tropik dan di daerah dengan curah hujan 600-700

mm/tahun. Suhu yang dibutuhkan adalah suhu dingin yang berkisar antara 15 – 25

derajat celcius. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanamannya

antara 80-90%, Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah

900-1.500 meter dpl.

Sayuran yang diusahakan sekitar 26 jenis, antara lain : kentang, tomat,

wortel, buncis, kol merah, kol bulat, cabe merah, caisim, terong, daun mint, jeruk

lemon, bawang daun, dan kucai.

Pondok pesantren Al-ittifaq juga mengadakan usahatani ternak dan

usahatani ikan agar lahan yang tersedia dapat terpakai semua ,tidak ada yang

menganggur meskipun keduanya bukan produk utamanya.

26

Page 27: Laporan Ki Esda

B. SARAN

Ponpes harus meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja santri,

karena selama ini ponpes telah melakukan pemborosan tenaga kerja. Salah satu

usaha yang dapat dilakukan adalah dengan membuat kelas tambahan yang

memberikan materi pertanian, sehingga santri paham cara bertani yang benar. Hal

ini juga dapat dilakukan untuk mengurangi jam menganggur santri.

27

Page 28: Laporan Ki Esda

DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno, S.1995. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Hernanto F. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya: Jakarta.

Musnamar EI. 2003. Pupuk Organik: Cair&Padat, Pembuatan, Aplikasi. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Rubatzky, VE., Mas Yamaguchi. 1999. Sayuran Dunia: Prinsip, Produksi dan

Gizi. Jilid Ketiga. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Soemadi, Herutomo. 1994. Kebijaksanaan Tata Ruang dan Tata Guna Tanab.

Yogyakarta : Badan Pertanahan Nasional Sekolah Tinggi Pertanahan

Nasional.

Sutanto R. 2002. Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan

Berkelanjutan. Yogyakarta: Kanisius.

28

Page 29: Laporan Ki Esda

LAMPIRAN

Gambar 1. Lahan tanaman asparagu.

Gambar 2. Penjelasan narasumber

KH. Fuad sebagai narasumber menjelaskan sekilas tentang budidaya asparagus d ponpes AL-Ittifaq dan tanya jawab dengan mahasiswa

29

Page 30: Laporan Ki Esda

Gambar 3. Usahatani ikan

30

Page 31: Laporan Ki Esda

Gambar 4.

31