Laporan Kelompok v Instumentasi

15
LAPORAN KELOMPOK INSTUMENTASI PENGUKURAN ENERGI LISTRIK DAN PENGUKURAN JARAK JAUH KELOMPOK V MUH. JAFAR G. (321 11 048) MUH. KHAEDIR A. (321 11 049) NUR FAHMI AMRULLAH (321 11 050) SITTI FAUZIAH AHMAD (321 11 076) WARDIMAN (321 11 077) YULIA RESKI SAFITRI (321 11 078) PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

description

Instrumentasi

Transcript of Laporan Kelompok v Instumentasi

Page 1: Laporan Kelompok v Instumentasi

LAPORAN KELOMPOK INSTUMENTASI

PENGUKURAN ENERGI LISTRIK DAN PENGUKURAN JARAK JAUH

KELOMPOK V

MUH. JAFAR G. (321 11 048)

MUH. KHAEDIR A. (321 11 049)

NUR FAHMI AMRULLAH (321 11 050)

SITTI FAUZIAH AHMAD (321 11 076)

WARDIMAN (321 11 077)

YULIA RESKI SAFITRI (321 11 078)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG2011

Page 2: Laporan Kelompok v Instumentasi

A. PENGUKURAN ENERGI LISTRIK

Energi listrik didefinisikan dan diukur sebagai daya dikalikan waktu. Besarnya daya sendiri didapatkan sebagai tegangan dikalikan arus. Hubungan ini secara matematis dituliskan sebagai berikut:

E = P x T …. (1)

yang mana T menyatakan waktu dengan satuan detik atau jam (h) sedangkan P menyatakan daya aktif rata-rata dengan satuan watt (W) atau kilowatt (kW). Daya aktif rata-rata didapatkan sebagai nilai rata-rata perkalian antara tegangan dan arus yang bisa dituliskan sebagai berikut:

P = rata-rata{v x i} ….. (2)

dimana v dan i masing-masing menyatakan nilai sesaat tegangan dan arus dengan satuan volt (V) dan ampere (A). Hubungan atau persamaan (1) dan (2) inilah yang selama lebih dari satu abad digunakan untuk mengukur energi dan digunakan sebagai dasar jual beli energi listrik. Alat ukur energi listrik, kWh meter mengukur energi listrik berdasarkan persamaan (1) dan (2). Secara teoritis persamaan (1) dan (2) tidak salah tetapi bisa dibuktikan bahwa pengukuran yang dihasilkan bisa menjadi tidak adil.

Energi listrik dibangkitkan, ditransmisikan, dan didistribusikan dalam bentuk tegangan listrik bolak-balik tiga-fasa. Dalam sistim ini, idealnya tegangan dan arus yang mengalir di sistem tenaga listrik mempunyai bentuk sinusoidal dengan besar dan frekuensi yang tetap.

Di Indonesia, frekuensi yang digunakan adalah 50 Hz dan tegangan rendahnya adalah 220 V. Selain harus sinusoidal, idealnya tegangan dan arus di setiap fasa setimbang. Dalam dua puluh tahun terakhir ini, penggunaan peralatan elektronika dan komputer meningkat dengan pesat dan meluas. Berbeda dengan peralatan listrik konvensional (contoh : lampu pijar, pemanas, dan motor listrik), peralatan elektronika biasanya bersifat nonlinier (hubungan antara tegangan dan arus tidak linier). Inilah alasan mengapa dalam teknik energi listrik, peralatan elektronika dikategorikan sebagai beban nonlinier. Pada beban yang linier, bentuk gelombang arus akan mengikuti bentuk gelombang tegangannya.

Kalau bentuk gelombang tegangan sumbernya sinusoidal maka gelombang arus yang mengalir juga akan sinusoidal. Pada beban yang nonlinier, arus listrik yang mengalir mempunyai bentuk nonsinusoidal walaupun tegangannya sinusoidal. Gelombang arus yang nonsinusoidal semacam ini disebut mengandung harmonisa. Pengukuran energi listrik pada kondisi nonsinusoidal ini terbukti banyak menimbulkan banyak masalah.

Page 3: Laporan Kelompok v Instumentasi

1. ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

Seperti telah dijelaskan di muka bahwa pengukuran yang dimaksud adalah untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik. Sedangkan yang dimaksud dengan pembatasan adalah pembatasan untuk menentukan batas pemakaian daya sesuai dengan daya tersambung. Berikut ini contoh gambar alat ukur KWH meter.

 

2. KWH METER DAN PRINSIP KERJANYA

Watt jam meter merupakan alat ukur untuk mengukur energi listrik dalam orde KWH. Karena energi merupakan perkalian antara daya dengan waktu, maka watt jam meter membutuhkan kedua faktor ini. Pada prinsipnya, watt jam meter mempunyai kecepatan sebanding dengan daya yang melaluinya. Total putaran dalam suatu waktu sebanding dengan total energi, atau watt-jam, yang dikonsumsi selama waktu tersebut. Alat ukur watt jam tidak sering digunakan di laboratorium tetapi banyak digunakan untuk pengukuran energi listrik komersil. Kenyataannya adalah bahwa di semua tempat di manapun, perusahaan listrik menyalurkan energi listrik ke industri dan pemakai setempat (domestik). Alat ini bekerja berdasarkan prinsip kerja induksi.

Elemen alat ukur watt jam satu fasa ditunjukkan pada Gambar dalam bentuk skema. Kumparan arus dihubungkan seri dengan jala-jala, dan kumparan tegangan dihubungkan paralel. Kedua kumparan yang dililitkan pada sebuah kerangka logam dengan desain khusus melengkapi dua rangkaian magnet. Sebuah piringan aluminium ringan digantung di dalam senjang udara medan kumparan arus yang menyebabkan arus pusar mengalir di dalam piringan. Reaksi arus pusar dan medan kumparan tegangan membangkitkan sebuah torsi (aksi motor) terhadap piringan dan menyebabkannya berputar.

Page 4: Laporan Kelompok v Instumentasi

Torsi yang dibangkitkan sebanding dengan kuat medan kumparan tegangan dan arus pusar di dalam piringan yang berturut-turut adalah fungsi kuat medan kumparan arus. Berarti jumlah putaran piringan sebanding dengan energi yang telah dipakai oleh beban dalam selang waktu tertentu, dan diukur dalam kilowatt-jam (kWh, kilowatt jam). Poros yang menopang piringan aluminium dihubungkan melalui susunan roda gigi ke mekanisme jam dipanel alat ukur, melengkapi suatu pembacaan kWh yang terkalibrasi dalam desimal. Redaman piringan diberikan oleh dua magnet permanen kecil yang ditempatkan saling berhadapan pada sisi piringan.

Bila piringan berputar, magnet-magnet permanen menginduksi arus pusar di dalamnya. Arus-arus pusar ini bereaksi dengan medan magnet dari magnet-magnet permanen kecil dan meredam gerakan piringan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar

Pengukuran energi dalam sistem tiga fasa dilakukan oleh alat ukur watt jam fasa banyak. Kumparan arus dan kumparan tegangan dihubungkan dengan cara yang sama seperti wattmeter tiga fasa. Masing-masing fasa alat ukur watt jam mempunyai rangkaian magnetik dan piringan tersendiri, tetapi semua piringan dijumlahkan secara mekanis dan putaran total permenit dari poros sebanding dengan energi totaltiga fasa yang dipakai. Cakram aluminium dilengkapi dengan sebuah

Page 5: Laporan Kelompok v Instumentasi

spindle yang mempunyai worm-gear untuk menggerakkan register. Register seri dengan dial yang berfungsi untuk merekam jumlah energi yang digunakan.

Dial termasuk tipe cyclometer, yaitu sebuah display seperti odometer yang menampilkan setiap dial digit tunggal lewat jendela pada permukaan meter, atau tipe pointer dimana sebuah pointer menunjukkan setiap digit. Pointer biasanya berputar dalam arah berlawanan dengan mekanik ulir.

Jumlah energi yang dipergunakan ditunjukkan oleh putaran cakram,dinotasikan dengan simbol KWh yang diberikan dalam unit watt jam per putaran.Dengan mengetahui nilai KWh, seorang pelanggan dapat menentukan konsumsi daya yang dipergunakan dengan cara menghitung putaran cakram dengan stopwatch. Jika waktu yang dibutuhkan cakram dalam detik untuk menyelesaikan satu putaran adalah t, dan daya dalam watt adalah P=3600xKWh/t. Contoh, jika KWh=7.2 dan satu putaran membutuhkan waktu 14.4 detik, maka dayanya adalah 1800 watts. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan konsumsi daya dari peralatan rumah tangga. KWH Meter berarti Kilo Watt Hour Meter dan kalau diartikan menjadi n ribu watt dalam satu jamnya. Jika membeli sebuah KWH Meter maka akan tercantum x putaran per KWH, artinya untuk mencapai 1 KWH dibutuhkan putaran sebanyak x kali putaran dalam setiap jamnya.

Contohnya jika 1200 putaran per KWH maka harus ada 1200 putaran setiap jamnya untuk dikatakan sebesar satu KWH. Jumlah KWH itu secara kumulatif dihitung dan pada akhir bulan dicatat oleh petugas besarnya pemakaian lalu dikalikan dengan tarif dasar listrik (TDL) ditambah dengan biaya abodemen dan pajak menghasilkan jumlah tagihan yang harus dibayarkan setiap bulannya. Sebagian besar meter listrik domestik masih dicatat secara manual, dengan cara perwakilan/utusan dari perusahaan listrik atau oleh pelanggan.

B. PENGUKURAN JARAK JAUH

Page 6: Laporan Kelompok v Instumentasi

Pengukuran Jarak Jauh Pengukuran Jarak Jauh

Besarnya pemakaian energi listrik oleh setiap konsumen dapat diketahui oleh pihak PLN dengan memasang suatu alat KWh-meter di setiap pelanggan. Sistem KWh-meter yang biasa dipakai oleh PLN adalah dengan sistem induksi, dimana sering kali konsumen pengguna energi listrik banyak yang mengeluh berkaitan dengan pembayaran energi listrik tersebut. Metoda pengukuran energi listrik yang biasa dilakukan adalah dengan mencatat besarnya energi bulan sekarang ini dikurangkan dengan pemakaian energi listrik bulan lalu, hal ini dapat menyebabkan keakurasian data yang dicatat tidak begitu baik karena keterbatasan si pencatat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diusulkan suatu rancangan alat pengukur energi yang memiliki keakurasian yang tinggi dan dapat diukur dalam jarak yang cukup jauh. Alat pengukur energi listrik ini dilengkapi oleh berbagai fasilitas antara lain: dapat memberikan tampilan jumlah energi yang terpakai selama satu bulan, selain itu si petugas tidak harus keliling melakukan pencatatan, akan tetapi hanya mengakses di komputer saja untuk mendapatkan data.

1. Perancangan Alat Pengukur Energi Listrik Jarak Jauh

Sistem mikrokontronler yang dirancang terdiri dari dua bagian, yaitu yang terpasang pada pelanggan, sedangkan yang kedua di pusat kendali. Pada bagian yang terpasang di pelanggan terdiri dari dua buah transduser arus dan tegangan, pengolah sinyal, tampilan dan sistem pemancar, secara detail dapat dilihat pada gambar 1. Sedang pada pusat kendali terdiri dari sebuah personal komputer yang dilengkapi dengan penerima dari sinyal yang dikirim oleh beberapa pemancar (dalam hal ini pelanggan terdiri lebih dari satu), secara detail dapat dilihat pada gambar 2.

Page 7: Laporan Kelompok v Instumentasi

2. Sensor teganganSinyal tegangan yang akan diukur, dilakukan dengan bantuan sensor

tegangan yang memiliki keakurasian yang tinggi dengan tipe LV-25 P. Sensor tegangan tipe ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain :

Dapat digunakan untuk mengukur tegangan AC maupun DC Memiliki lebar pita yang cukup lebar, Memiliki kelinieran yang sangat baik.

Keluaran dari sensor tegangan ini masih berupa besaran arus, maka untuk mengubah besaran arus ke besaran tegangan harus dipasang resistor antara keluaran dan nilai ground. Jika diinginkan untuk mendapat besaran yang lebih besar, maka keluaran sensor bisa dikuatkan dengan menggunakan penguat operasional.

Page 8: Laporan Kelompok v Instumentasi

3. Sensor Arus

Besaran sinyal arus yang akan diukur, dilakukan dengan bantuan sensor arus yang memiliki keakurasian yang tinggi dengan tipe LA-55 P. Beberapa pertimbangan menggunakan tipe ini adalah sensor ini memiliki kelinieran yang sangat tinggi, lebar pita yang lebar serta dapat digunakan untuk mengukur arus AC dan DC. Keluaran dari sensor ini berupa besaran arus, maka untuk mengubah ke dalam besaran tegangan dipasang resistor antara terminal keluaran dan ground. Jika dikehendali keluaran yang berada pada level tertentu, maka sinyal ini dapat dikuatkan dengan bantuan penguat operasional

4. Pengkondisi Sinyal

Sinyal yang keluar dari sensor tegangan akan diukur sampai taraf yang lebih rendah dengan perbandingan tertentu, hal ini dimaksudkan agar sesuai dengan taraf tegangan perubahan dari sistem analog ke digital. Sedangkan sinyal keluaran dari sensor arus, juga dilakukan hal yang sama. Perbedaan kedua sudut antara sinyal tegangan dan sinyal arus dipakai untuk menghitung nilai kosinus pada daya sesaat

5. Detektor Puncak

Nilai puncak dari tegangan dan arus dideteksi dengan menggunakan detektor puncak.Rangkian detektor puncak ini dapat dilakukan dengan konfigurasi rangkaian dioda penyearah, jika diinginkan nilai yang lebih akurat, maka disarankan menggunakan detektor puncak dengan menggunakan penguat operasional untuk kompensasi drop tegangan di dioda

Penurunan tegangan akhibat drop di dioda akan mempengaruhi keakurasian dari rancangan sistem, sebab nilai keluaran dari pengkondisi sinyal berkisar hanya beberapa volt saja, maka pemrosesan di detektor puncah harus dijaga seakurat mungkin.

Page 9: Laporan Kelompok v Instumentasi

6. Multiplekser dan ADC

Sinyal informasi yang dibaca oleh mikrokontrol adalah nilai tegangan, arus dan sudut fasa. Ketiga parameter ini harus diubah dahulu dari besaran analog ke besaran digital (biner). Detektor puncak tegangan, detektor puncak arus dan detektor fasa, dimultiplekserkan secara analog, sehingga keluaran dari multiplekser dapat berupa sinyal tegangan, sinyal arus, detektor fasa yang ketiganya terintegrasi dalam suatu besaran DC.

Informasi ketiga besaran tersebut berupa besaran DC, kemudian diubah ke besaran data biner. Pengukuran yang dilakukan tidak membutuhkan suatu kecepatan yang tinggi, maka hanya diperlukan satu buah ADC saja, yang dapat diakses dan disinkronkan dengan multiplekser yang ada. Penggiliran masuknya data dari ADC ke sistem mikrokontrol diatur oleh mikrokontrol itu sendiri.

7. Sistem Mikrokontrol Sistem mikrokontrol terdiri dari mikrokontrol,memori, display, papan tombol. Program yang disimpan dalam memori EPROM, sedangkan memori RAM digunakan untuk membantu sistem mikrokontrol saat bekerja untuk menyimpan data yang diakses oleh pelanggan atau data saat diakses oleh pengendali terpusat.Display digunakan untuk memberikan tampilan mengenai berapa banyak energi listrik yang digunakan pada bulan ini ataupun pada bulan-bulan sebelumnya.Untuk membatasi besarnya memori yang dipakai memori, data pemakaain energi listrik bisa dibatasi sampai tiga bulan sebelumnya, sesudah itu data yang terakhir akan hilang dengan otomatis digantikan data yang baru.

8. Sistem PemancarSistem pemodulasi, bisa menggunakan modulasi frekuensi. Masukan ke transmiter berupa sinyal digital yang akan dimodulasi oleh modulator FM,sinyal yang keluar dari modulator FM kemudian dikuatkan, penguatan sinyal ini dimaksudkan supaya sinyal yang dipancarkan relatif kuat, berikut diagram block pemancar.

9. Sistem Pengendali Terpusat

Page 10: Laporan Kelompok v Instumentasi

Sistem pengendali terpusat, berfungsi untuk menerima sinyal dari pengirim yang telah dikirimkan oleh masing-masing pemancar. Sinyal yang diterima oleh suatu penerima,kemudian diumpankan kerangkian demodulator, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan sinyal informasi, berupa besaran energi listrik yang dipakai. Sinyal informasi ini biasanya masih tercampur dengan sinyal-sinyal lain yang tidak diinginkan, maka sinyal informasi saja yang diambil, hal ini bisa diatasi dengan memasang filter. Setelah keluaran filter, sinyal tersebut dikuatkan lagi pada taraf level logika seperti pada level komputer.

10. Pengkondisi Sinyal Data yang dikirimkan secara serial ini kemudian akan diolah oleh komputer, sehingga akan memunculkan suatu tampilan berupa nilai akhir dari jumlah energi yang harus dibayar. Metoda komputasi yang dipakai sangat sederhana sekali, yaitu dengan menggunakan akses port, kemudian data diambil, setelah itu dikalikan dengan nilai-nilai harga energi yang telah ditetapkan oleh PLN, Dari data tersebut nantinya akan sebagai acuan terhadap energi yang harus dibayarkan oleh masing-masing pelanggan. Berikut ini adalah diaagram block penerima

Page 11: Laporan Kelompok v Instumentasi