Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

23
LAPORAN KEGIATAN WAWANCARA PENGUSAHA DI TEMBALANG “MIE NGES-NGES” Disusun oleh : Anisa Khairina 23020113120035 Abib Setiawan 23020113130045 Nasya Nauli Cesarea 23020113140045 Fahmi Ilman Fahrudin 23020113140048 Dela Handi Viani 23020113140086

Transcript of Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

Page 1: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

LAPORAN KEGIATAN WAWANCARA PENGUSAHA DI TEMBALANG“MIE NGES-NGES”

Disusun oleh :

Anisa Khairina 23020113120035Abib Setiawan 23020113130045Nasya Nauli Cesarea 23020113140045Fahmi Ilman Fahrudin 23020113140048Dela Handi Viani 23020113140086

PROGRAM STUDI S-1 TEKNOLOGI PANGANJURUSAN PERTANIAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIANUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2015

Page 2: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang
Page 3: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN KEGIATAN WAWANCARA PENGUSAHA DI TEMBALANG “ MIE NGES-NGES”

Kelompok/Kelas : TEKNOLOGI PANGAN

Tanggal Pengesahan : April 2015

Mengetahui,

Dosen Mata Kuliah Kewirausahaan

Ir. Kustopo Budhirahardjo, M. P.NIP. 19651121 199203 1 001

Page 4: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan

Kegiatan Wawancara Pengusaha di Tembalang “Mie Nges-Nges” ini dengan

sebaik-baiknya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Kustopo

Budhirahardjo, M. P. selaku dosen mata kuliah kewirausahaan, mas Muhammad

Ihsan selaku pemilik kedai Mie Nges-nges yang telah membimbing dan

membantu kami selama praktikum berlangsung sampai penyusunan laporan

praktikum kewirausahaan ini selesai. Harapan penulis semoga laporan praktikum

ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Demikian kata pengantar dari penulis, penulis menyampaikan terima kasih

atas perhatian dan koreksi dari berbagai pihak.

Semarang, April 2015

Penulis

Page 5: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

BAB I

PENDAHULUAN

Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan sesuatu

yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keutungan yang diharapkan dengan

cara memproduksi, menjual suatu produk. Yang harus dimiliki seorang pelaku

usaha dalam menjalankan suatu usaha antara lain: skill, tekad, modal, target,

tujuan dan tempat.

Dalam era globalisasi sekarang ini persaingan di dunia kerja semakin

ketat, tidak sedikit orang berlomba-lomba untuk memiliki usaha sendiri.

Khususnya salah satunya di daerah tembalang ini bermacam – macam bentuk

usaha. Namun, dalam menjalankan usahanya tersebut tidak sedikit orang

mengalami kegagalan atau bangkrut dalam menjalankan usahanya. Banyak

faktor–faktor yang menjadi pemicu kegagalan usaha tersebut. Untuk itu lah kami

mencoba mewawancarai salah satu pengusaha di tembalang untuk lebih

mengetahui faktor apa saja yang menjadi pemicu kegagalan atau kemunduran

usahanya tersebut dan begitu pula sebaliknya.

Page 6: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah kemampuan dalam berpikir

kreatif serta inovatif yang menjadi dasar atau pacuan dalam menghadapi

tantanganz hidup. Dalam artian lain kewirausahaan adalah semangat, perilaku,

dan kemampuan satu individu dalam menangani usaha yang mengarah pada upaya

mencari, menerapkan teknologi, dan carakerja baru (Afiah, 2009).

Wirausahawan juga mempunyai jiwa yang berani mengambil resiko. Hal

ini artinya ia bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa

takut atau cemas sekalipun dalam kondisi kurang pasti. Resiko yang diambil

misalnya adalah melakukan kegiatan wirausaha seorang diri ataupun

berkelompok. Dalam pikiran seorang wirausahawan akan selalu berusaha

mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat

memberikan keuntungan baginya maupun pihak lain. Resiko yang lain adalah

kerugian, yang seharusnya menjadi faktor dalam berwirausaha. Seorang

wirausaha yang berani beresiko berprinsip bahwa semakin besar kerugian yang

dihadapi, semakin besar pula peluang keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada

istilah rugi selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan

penuh perhitungan. Inilah yang disebut dengan jiwa wirausaha.

Menurut (Zimmerer dan Scarborough, 1998) kewirausahaan merupakan

ilmu yang memiliki objek kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda (dalam Heru Kristanto, 2009). Kewirausahaan dapat digunakan untuk kiat

bisnis jangka pendek dan jangka panjang sebagai kiat kehidupan secara umum.

Kewirausahaan sampai saat ini belum memilki definisi yang disepakati bersama

diantara para ahli. John J. Kao (1993) mendefinisikan kewirausahaan adalah usaha

untuk menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, manajemen

pengambilan resiko yang tepat, dan melalui ketrampilan komunikasi dan

manajemen untuk mobilitas manusia, uang dan bahan-bahan baku atau sumber

Page 7: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana dengan

baik. Menurut David E. Rye (1996), wirausaha adalah seorang yang

mengorganisasi dan mengarahkan usaha baru. Wirausaha berani mengambil

resiko yang terkait proses pemulaian usaha.

Istilah wiraswasta sering dipakai secara tumpang tindih dengan istilah

wirausaha. Di dalam berbagai literature dapat dilihat pengertian wirauswasta sama

dengan wirausaha, walau di dalam penguraiannya muncul perbedaan antara

pengertian wirausaha dengan wiraswasta.

Istilah wirausaha sebagai padanan entrepreneur dapat dipahami dengan

mengurai istilah tersebut menjadi sebagai berikut:

Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan dan pejuang

Usaha = penciptaan kegiatan atau berbagai aktivitas bisnis. Identik dengan

wiraswasta, yang berarti:

Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan dan pejuang

Swa = sendiri

Sta = berdiri

Swasta = berdiri di atas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas

kemauan dan kemampuan sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa berkewirausahaan adalah hal-hal atau upaya –

upaya yang berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis

atas dasar kemauan diri dan kemampuan sendiri. Wirausaha/wiraswasta adalah

orang-orang yang memiliki sifat-sifat kewirausahaan/kewiraswastaan dan

umumnya memiliki keberanian dalam mengambil resiko terutama dalam

menangani usaha dengan bijak pada kemampuan dan kemauan sendiri.

2.1. Mie Nges-nges

Terletak di Jalan Sirojudin nomor 5B, Tembalang, Semarang, Mie Nges-

Nges dapat/di temukan. Muhammad Ihsan memulai usaha kuliner dengan latar

belakang pendidikan ilmu komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Diponegoro, pemilik mie nges-nges yang memiliki nama panggilan

Ison berusaha menerapkan pengetahuannya seputar komunikasi marketing, public

Page 8: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

relations, advertising, bahkan journalism pada bisnis mereka. Mie Nges-Nges

hadir dengan tujuan untuk menyesuaikan selera anak muda umur 14-25 tahun,

yang banyak populasinya di daerah Tembalang, sebab Tembalang merupakan

daerah penuh dengan siswa maupun mahasiswa. Selain itu, Mie Nges-Nges

memposisikan diri tidak sebagai sekedar tempat makan dan minum saja, tetapi

juga sebagai tempat berkumpul atau nongkrong yang mengakomodir kebutuhan

gaya hidup serta bersahabat dengan budget seorang siswa atau mahasiswa. Sejak

dibuka pada Februari 2013, Mie Nges-Nges menunjukkan perkembangan yang

luar biasa. Setiap harinya, outlet penjualannya mampu menghabiskan sekitar 150-

250 porsi mie yang ekivalen dengan 1,5 juta sehingga 2,5 juta perhari. Pendapatan

tersebut merupakan motivasi awal untuk acuan menambah semangat mereka

untuk memajukan bisnis di bidang kuliner sehingga lapak harus di pindahkan agar

dapat mengakomodasi pelanggan-pelanggan setia yang semakin hari semakin

bertambah.

Page 9: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Keadaan Umum Usaha

3.1.1 Identitas RespondenNama : Muhammad Ihsan (Ison)TTL : BandungPendidikan : S-1 Ilmu Komunikasi, Universitas DiponegoroNama Usaha : Mie Nges-ngesJumlah Anggota Keluarga : 6 orang (termasuk orang tua)

3.1.2 Sejarah Usaha

Mie Nges-nges adalah usaha di bidang kuliner yang didirikan oleh

Muhammad Ihsan atau biasa dipanggil Ison pada awal tahun 2013. Mie Nges-nges

pertama kali didirikan di Jalan Meranti Raya, Banyumanik. Lokasi pertama Mie

Nges-nges merupakan tempat produksi sekaligus tempat pemasaran produk

buatan sang pemilik, Ison. Kemudian Mie Nges-nges berkembang dan membuka

cabang pertama di Jalan Sirojudin nomor 5b. Mie Nges-nges adalah homemade

noodle yang diciptakan sendiri secara trial and error oleh Ison. Ia menuangkan

ide brilian dan kreatif nya untuk menciptakan produk mie yang mempunyai cita

rasa pedas dan berbeda dengan produk mie yang lain. Inovasi tersebut berhasil

menarik konsumen pencinta kuliner pedas. Ison menjual berbagai macam rasa dari

produk mie nya, ada rasa tomyum, kari, dan juga nges-nges yang khusus dia racik

sendiri. Rasa khas tersebut diciptakannya sesuai dengan kondisi pasar dan

kemauan konsumen.

Beberapa tahun ini, banyak berita baik di media cetak dan media

elektronik yang memberitakan bahwa banyak penjual yang menjual mie

mengandung formalin dan boraks. Selain itu, sambal yang disajikan juga diisukan

mengandung bahan-bahan yang tidak segar yaitu tomat busuk, cabai busuk

bahkan zat pewarna berbahaya. Hal tersebut membuat Ison ingin merubah

anggapan masyarakat dan memberikan makanan yang berkualitas untuk

Page 10: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

konsumen. Oleh karena itu, Ison berinovasi untuk membuat homemade noodle

yang aman, berkualitas, dan enak untuk konsumen nya.

Mie Nges-nges sebenarnya terinspirasi dari kata “nges”. Kata ini termasuk

repetisi atau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sebuah pengulangan

kata. Kata-kata tersebut hanyalah sebuah imbuhan ataupun pelengkap saja. Nges

adalah kata familiar yang dikarang oleh orang jawa. Sering sekali diucapkan tetapi

tidak bermakna. Hanya pelafalan kata karena spontanitas. Tetapi kata tersebut

sering sekali dilafalkan sehingga mudah diingat oleh sebagian besar orang. Oleh

sebab itu nama “Nges” akan terpatri dalam benak konsumen. Sedangkan menurut

bahasa sunda, “nges” adalah kependekan dari “ngesang” yang berarti berkeringat.

Maksud dari ini adalah saat makan pedas kita akan berkeringat dan mengeluarkan

suara “nges”. Inspirasi tersebut didapatkan Ison saat ia hendak tidur. Saat hendak

tidur, dia memikirkan banyak hal. Saat itulah ide cemerlang mie nges-nges

muncul.

3.1.3 Kondisi Usaha

Mie Nges-nges awal nya berlokasi di Jalan Meranti Raya, Banyumanik.

Namun ternyata lokasi tersebut kurang sesuai dengan target Ison. Dengan sistem

manajemen yang semakin baik, Ison sudah membuka cabang pertama di Jalan

Sirojudin no 5b. Lokasi sekarang dipilih oleh Ison karena lokasi tersebut sesuai

dengan target utama pasar, yaitu mahasiswa.

Di awal usahanya, Mie Nges-nges mampu memproduksi lebih dari 200

mangkuk mie per hari nya, jumlah tersebut melebihi dari target awal penjualan

yaitu sekitar 100 mangkuk mie.Di tembalang terdapat banyak mahasiswa dengan

berbagai aktivitas. Salah satu cara untuk menyegarkan pikiran kembali yaitu

dengan mencoba berbagai kuliner yang unik dan inovatif. Mie Nges-nges adalah

satu diantara sekian banyak pilihan.

Page 11: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

3.1.4 Modal Awal

Modal awal yang diperlukan Ison dalam membangun Mie Nges-nges

adalah keberanian, keyakinan, dan ilmu yang ia punya. Menurut Ison, hal tersebut

tidak bisa dinilai dengan uang dalam berwirausaha. Namun bila dilihat dari segi

materi, Mie Nges-nges membutuhkan modal awal sekitar 50-100 juta. Modal

tersebut berasal dari uang yang sudah dikumpulkan Ison semenjak ia masih

kuliah. Keuntungan yang diperoleh oleh Mie Nges-nges setiap harinya cukup

besar, Ison dapat menjual 200-300 mangkuk per hari nya atau senilai dengan 3

juta rupiah. Sudah bisa dipastikan bahwa Ison dapat mengantongi sekitar 100 juta

rupiah/bulan.

3.1.5 Bagan Organisasi

Sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja pada Ison berjumlah 19

orang yang terbagi menjadi penanggung jawab outlet produksi dan penanggung

jawab outlet selling. Outlet produksi bertanggung jawab untuk memproduksi mie,

bumbu dan bahan lain yang dibutuhkan oleh outlet selling. Karyawan yang

berkerja pada Ison harus mengikuti tahap seleksi dan training selama beberapa

bulan. Jam kerja dimulai dari pukul 11.00 – 21.00 WIB.

Karyawan yang bekerja di Mie Nges-nges akan mendapatkan kompensasi

setiap bulannya berupa gaji. Ison akan memberikan bonus untuk karyawan nya

yang bekerja lembur atau lebih keras daripada yang lain.

1.

2.

3.

3.1.

3.2. Karakter Wirausaha

Berikut ini adalah beberapa karakter wirausaha yang dapat diteladani oleh tokoh

(pemilik Mie Nges-nges) :

a. Pantang Menyerah dan Optimis

Sang tokoh mengajarkan kita untuk selalu pantang menyerah dan selalu

optimis dalam menghadapi suatu masalah. Saat usaha mie-nya gagal untuk

Page 12: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

kesekian kalinya dia pantang menyerah dan terus mencoba membuat produk mie

baru yang disenangi konsumen.

b. Berani mengambil resiko dan suka tantangan

Saat ini banyak sekali penjual mie ayam di pasaran. Tapi sang pemilik Mie

Nges-nges berusaha untuk mengambil resiko menjual mie yang berbeda yaitu

dengan menambahkan rasa pedas yang khas kedalam mie nya. Dia belum

mengetahui apakah produk tersebut disukai konsumen ataukah tidak. Dia juga

sangat menyukai tantangan. Entah itu yang berasal dari produk mienya ataupun

pesaingnya. Semakin banyak tantangan (pesaing) maka dia harus lebih

meningkatkan kualitas produknya dan banyak belajar.

c. Berjiwa Kepemimpinan

Sang tokoh mempunyai jiwa kepemimpinan. Hal ini terbukti dari caranya

memberikan pengarahan dan nasehat terhadap karyawan. Alhasil, karyawan pun

segan terhadap beliau. Tokoh juga mudah beradaptasi dan terbuka pada kritik &

saran yang diberikan padanya

d. Orientasi Masa Depan

Pemilik Mie Nges-nges memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

Ia memiliki mimpi-mimpi masa depan tentang perkembangan usaha mie nges-

nges tersebut.

e. Motif Berprestasi yang Tinggi

Usaha Mie Nges-nges ini selalu berusaha lebih unggul, memenangi

persaingan dan melebihi standar atau target yang telah ditentukan.

f. Kreativitas dan Inovasi yang Tinggi

Sang tokoh mampu menciptakan produk mie yang berbeda dari mie yang

lain. Selain itu terdapat berbagai varian rasa mie nges-nges yang meunjukkan

tingkat kreativitas dan inovasi yang tinggi.

g. Selalu Mencari Peluang

Page 13: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

Mampu melihat suatu keadaan yang mungkin dianggap sulit sebagai

peluang untuk merubah keadaan. Selain itu, sang tokoh juga mampu

memanfaatkan kesempatan sebagai peluang untuk mengembangkan usahanya.

3.3 Loyalitas

Loyalitas konsumen terhadap suatu produk sangat dijunjung tinggi oleh

beliau, produk yang akan dijual sangat dijaga dalam bagian kualitasnya baik dari

kualitas produk sendiri maupun kualitas servis terhadap pelayannya sendiri.

Pemilik dari Mie Nges nges ini membuat program untuk menjaga rasa dengan

cara memasang papan yang bertulisan berbahasa inggris yaitu “Untuk rasa yang

sempurna harap memberitahu pelayan kami”. Papan tersebut bertujuan untuk

menjaga rasa atau kenikmatan dari produk Mie Nges nges, yang apabila

konsumen merasa ada yang kurang dan salah terhadap produk tersebut yang

dimana entar akan ada penggantian atau penambahan rasa untuk konsumen oleh

pelayan. Program tersebut merupakan salah satu untuk menjaga kualitas, selain itu

ada juga pengawasan atau manajemen sumber daya manusianya. Intinya beliau

sangat menjaga kualitas dari segimanapun dari produksi hingga penyajiannya.

3.4 Rencana

Kedepannya Mie Nges nges memiliki rencana yang dimana akan

membuka di cabang Semarang bawah dan beberapa cabang lainnya diluar

semarang, Bandung merupakan target yang sangat diprioritaskan oleh sang

pemilik yang merupakan daerah aslinya. Target dari bisnis ini adalah mahasiswa

atau remaja karena pandangan umur dan profesi yang sebagai indikator utama

dalam bisnis Mie Nges nges ini.

3.5 Motivasi Berusaha

Page 14: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

Motivasi adalah kunci yang akan membuka potensi manusia. Tanpa

motivasi,sedahsyat apapun potensi yang dimiliki tidak mampu untuk merubah

menjadi kemampuan yang maha dahsyat.

Motivasi usaha merupakan salah satu pendorong tumbuh kembangnya

jiwa wirausaha seseorang. Kesuksesan seseorang seringkali disertai dengan

motivasinya yang kuat dalam menjalakan setiap usaha yang dijalaninya. Salah

satu motivasi yang paling dibutuhkan adalah keinginannya untuk terus belajar dan

menambah keterampilan. Seperti yang dikatakan oleh Mas Ison Sang Pemilik Mie

Nges-nges, motivasi belajar menjadi modal awal bagi para pengusaha untuk

mengembangkan raksasa bisnisnya. Karena itu, belajarlah dari orang-orang sukses

di sekitar kita, belajarlah dari kegagalan yang pernah kita alami, dan belajarlah

dari sumber ilmu yang tersedia di seluruh belahan dunia.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi usaha adalah kondisi

lingkungan seperti sistem hukum, industri, pasar modal dan kondisi ekonomi

nasional mempengaruhi wirausaha, tetapi motivasi wirausahawan akan

mengarahkan tindakan wirausaha pada kondisi lingkungan yang berbeda.

Page 15: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Mie nges-nges merupakan salah satu produk makanan yang berbahan

dasar mie yang dijual di daerah Tembalang dan Banyumanik. Makanan tersebut

memiliki daya tarik tersendiri yaitu mie yang digunakan merupakan mie buatan

sendiri sehinga terjamin keamanannya serta memiliki cita rasayang pedas yang

banyak diminati oleh banyak kalangan. Selain itu, tekad yang dimiliki oleh sang

pemilik mie nges-nges memberikan pembelajaran dan motivasi bahwa kita harus

terus berusaha dan pantang menyerah seperti yang pernah dialami mie nges-nges

yang sempat jatuh pada awal-awal petualangan berwirausahanya.

4.2. Saran

Mie nges-nges harus tetap mempertahankan produk olahan mie agar

mampu bersaing dengan produk olahan yang lain di Tembalang, mie nges-nges

harus memberikan sesuatu yang baru dan lebih menarik perhatian dari konsumen.

Sebaiknya dibuat pemasaran yang unik dan pengemasan yang mengundang selera

untuk dicoba sehingga konsumen tidak merasa jenuh dengan olahan mie yang

begitu-begitu saja dan akan menambah daya tarik konsumen untuk mencoba menu

yang baru tersebut.

Page 16: Laporan Kegiatan Wawancara Pengusaha Di Tembalang

DAFTAR PUSTAKA

Afiah, N. N. (2009). Peran Kewirausahaan Dalam Memperkuat UKM Indonesia MenghadapiKrisisFinansial Global.Makalah disajikan dalam Research Day.Faculty of Economics.Padjadjaran University.

Rye, D. E. (1994).The Vest-pocket Entrepreneur: Everything You Need to Start and Run Your Own Business. Prentice Hall Press.

Kao, J. J. (1989). Entrepreneurship, creativity & organization.Prentice Hall.

Zimmerer, T., & Scarborough, N. M. (2005).Kewirausahaan dan managemenbisniskecil.Indeks.