Aspek Infrasturktur Kelurahan Tembalang

15
MANAJEMEN PRASARANA DAN SARANA KOTA PRASARANA DAN SARANA KELURAHAN TEMBALANG KECAMATAN TEMBALANG Disusun Oleh : Elis Listiani (21080113120049) Rusyda Syahidah (21080113120050) Tirta Tri Buanawati (21080113120051) Suci Wulandari (21080113120052) Selly Marwa Bella Pratiwi (21080113120054) Verika Damayanti (21080112120018) PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

description

Infrastruktur

Transcript of Aspek Infrasturktur Kelurahan Tembalang

  • MANAJEMEN PRASARANA DAN SARANA KOTA PRASARANA DAN SARANA KELURAHAN TEMBALANG

    KECAMATAN TEMBALANG

    Disusun Oleh :

    Elis Listiani (21080113120049)

    Rusyda Syahidah (21080113120050)

    Tirta Tri Buanawati (21080113120051)

    Suci Wulandari (21080113120052)

    Selly Marwa Bella Pratiwi (21080113120054)

    Verika Damayanti (21080112120018)

    PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2015

  • BAB I LATAR BELAKANG

    Mengingat bahwa ketersediaan sarana dan prasana sangat strategis dalam mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya, maka sudah selayaknya bila isu pentingnya kondisi aset infrastruktur dalam memberikan pelayanan, terutama pelayanan yang berhubungan dengan kepentingan warga masyarakat diangkat ke permukaan. Diantaranya yaitu infrastruktur dalam bidang transportasi, air bersih dan air kotor, persampahan dan bangunan.

    Transportasi memiliki definisi yang sangat beragam, menurut berbagai pakar di bidang transportasi. Menurut Kamaludin (1987). Transportasi berasal dari kata latin tranpotare, dimana tran berarti seberang atau sebelah dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi tansportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) kesebelah lain atau dari satu tempat ke tempat lainnya.

    Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air pemandian umum adalah air yang digunakan pada tempat-tempat pemandian bagi umum tidak termasuk pemandian untuk pengobatan tradisional dan kolam renang, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan (Permenkes RI no 416 tahun 1990).

    Air kotor/air limbah yaitu air yang bercampur dengan hasil buangan berbagai kegiatan seperti industri, rumah tangga dan sebagainya.

    Dari beberapa definisi mengenai bidang-bidang infrastruktur yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa keberadaan infratruktur sangatlah diperlukan untuk setiap daerah. Kondisi asset infrastrukturpun perlu diperhatikan karena merupakan salah satu factor yang menunjang kesejahteraan masyarakat. Kondisi asset infrastruktur pada setiap daerah berbeda-beda tergantung bagaimana pengelola dan masyarakatnya, salah satunya di Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Semarang.

    Tembalang adalah sebuah kecamatan dikota Semarang Provinsi Jawa Tengah Indonesia. Disana berdiri Universitas Diponegoro, Universitas Pandanaran dan Politeknik Negeri Semarang Maka dari itu untuk mengetahuinya, kondisi 4 asset infratruktur yaitu transportasi, air bersih dan air kotor, persampahan, dan bangunan di Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Semarang akan dikaji lebih lanjut pada paper ini.

    I. Rumusan masalah: 1. Bagaimana sarana transportasi yang ada di Kelurahan Tembalang? 2. Bagaimana kondisi sarana air bersih dan air buangan di Kelurahan Tembalang? 3. Bagaimana sistem persampahan di Kelurahan Tembalang? 4. Bagaimana keadaan bangunan di Kelurahan Tembalang?

  • II. Pembahasan: 1. Sarana transportasi

    - Berdasarkan pengamatan:

    Sebagian besar sarana transportasi yang ada di Kelurahan Tembalang menggunakan kendaraan bermotor baik angkutan umum maupun kendaraan pribadi yang di dominasi oleh sepeda motor dan mobil. Kondisi jalan di Kelurahan Tembalang cukup baik dengan struktur aspal yang rata dan jalan utama yang bersih. tetapi untuk pembagian jalannya kami melihat kekurangan dalam pembagunan jalan yang sesuai dengan peruntukannya sehingga beberapa jalan masih sering terjadi kemacetan. Untuk kondisi alat transportasi pribadi dinilai sudah cukup baik tetapi untuk transportasi umum masih ada beberapa kendaraan yang kurang memberikan rasa nyaman baik dalam segi pelayanan maupun fasilitasnya.

    - Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bulyadi (Ketua RT 01 RW 07 Kelurahan Tembalang kecamatan Tembalang)

    Transportasi di Kelurahan Tembalang cukup memadahi dengan banyaknya warga dan mahasiswa yang sudah mempunyai kendaraan pribadi, serta tersedianya sarana transportasi umum yang membantu warga untuk bepergian. Keadaan jalan cukup baik tetapi sering terjadi kemacetan di daerah polines yang disebabkan karena bentuk jalan utama Baskoro yang besar pada bagian depan dan belakang tetapi sempit dibagian tengah. Banyaknya kendaraan serta kesadaran yang kurang dari warga dan mahasiswa juga sering menyebabkan kemacetan yang semakin panjang

    - Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutarno (Ketua RW 07 Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang)

    Kondisi jalan di Kelurahan Tembalang sudah bagus dengan kebersihan yang terjaga sehingga meningkatkan kenyamanan warga dalam berkendara. Pada saat-saat tertentu masih sering terjadi kemacetan sehingga membuat warga harus mengurungkan niat dan menunda untuk bepergian. Warga sudah banyak yang

  • mempunyai kendaraan pribadi sehingga memudahkan warga untuk bepergian, saran transportasi umum juga mudah didapat sehingga warga yang belum mempunyai kendaraan tetap dapat bepergian dengan mudah.

    - Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Agustinus Kristiyono

    (Sekertaris Lurah Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang)

    Sarana transportasi di Kelurahan Tembalang sudah cukup memadahi dengan tersedianya angkutan umum. Untuk prasarana jalan sudah cukup baik dengan sudah diaspalnya jalan dan kondisi jalan utama yang sudah cukup lebar walaupun masih sering terjadi kepadatan dibeberapa titik. Gangguan dijalan raya yang terjadi juga biasanya terjadi jika ada perbaikan saluran pipa sehingga ada penggalian beberapa jalan sehingga membuat jalan semakin sempit.

    2. Sarana Air bersih dan Air Buangan

    - Berdasarkan pengamatan

    Air bersih di Kelurahan Tembalang sudah cukup untuk memenuhi beberapa kebutuhan sehari-hari tetapi jarang yang bisa untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum karena sebagian besar warga masih menggunakan air sumur yang digunakan tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan untuk air limbah di Kelurahan Tembalang masih belum diolah dan hanya disalurkan melalui system drainase untuk pengaliran limbah grey water dan untuk black water ditampung dalam saptic tank.

    - Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bulyadi (Ketua RT 01 RW 07 Kelurahan Tembalang kecamatan Tembalang)

    Sebagian besar warga Kelurahan Tembalang khususnya Baskoro menggunakan air bersih PAMSIMAS untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari baik untuk memasak ataupun MCK, di baskoro tidak ada masalah kekurangan air bersih sehingga tidak ada aktifitas warga yang terganggu. Untuk air buangan warga

  • menggunakan saptictank untuk menampung limbah dari toilet, sedangkan untuk air bekas mandi cuci dialirkan melalui saluran drainase.

    - Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutarno (Ketua RW 07 Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang)

    Warga mengunakan air bersih yang berasal dari sumur bor dalam, sumur artesis, atau sumur dangkal. Dari segi kualitas air dari beberapa sumur dangkal di Baskoro cukup baik sehingga dapat digunakan sebagai air minum, kalau dari kuantitas jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga tetapi kalau untuk kos biasanya menggunakan air tambahan dari sumur dalam. Sedangkan untuk air buangan warga membagi menjadi dua jalur, limbah dari toilet dialirkan menuju saptictank secara komunal atau sendiri-sendiri disetiap rumah, dan limbah mandi cuci disalukan ke drainase di depan rumah. Warga juga memperhatikan agar drainase tidak sampai mampat sehingga tidak menimbulkan genangan air, untuk drainase yang mampat biasanya diurug menggunakan pasir oleh warga untuk menghindari tumbuhnya jentik-jentik nyamuk.

    - Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Agustinus Kristiyono

    (Sekertaris Lurah Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang)

    Sumber air yang digunakan oleh sebagian besar warga berasal dari PDAM yang pusatnya berada di jalan Ungaran sehingga kualitas air bersihnya cukup terjamin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sedangkan sebagian warga masih ada yang menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari walaupun kadang air sumurnya kurang bagus kualitasnya. Untuk air limbah di Kelurahan Tembalang belum mengalami proses pengolahan. Limbah yang berasal dari closet ditampung dalam septicktank, dan untuk air bekas kebutuhan rumah tangga seperti mandi cuci dibuang melalui saluran drainase yang nantinya akan dialirkan menuju Sungai Krengseng. Sejauh ini masalah drainase tidak banyak timbul tetapi ada beberapa area yang system drainasenya mengalami gangguan sehingga terkadang system drainasenya mampat dan air meluap sampai ke jalan raya. Untuk menangani masalah ini sebenarnya hanya perlu kesadaran dan kerjabakti dari warga.

  • 3. Persampahan - Berdasarkan pengamatan:

    Sampah dikumpulkan tiap rumah, dan diambil oleh tukang pengumpul sampah tiap harinya menggunakan gerobak atau motor roda tiga. Sampah di kelurahan Tembalang sebagian besar bersumber dari sampah mahasiswa. Setiap pengambilan sampah perlu membayar uang kebersihan sesuai banyaknya sampah yang dibuang.

    - Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bulyadi (Ketua RT 01 RW 07 Kelurahan Tembalang kecamatan Tembalang)

    Timbulan sampah sebagian besar berasal dari sampah yang dihasilkan mahasiswa, dan pada saat pengumpulan sampah sudah ada proses pemilahan sampah sesuai jenisnya. Sampah yang dikumpulkan tiap harinya akan diambil oleh tukang pengumpul sampah, dan nantinya sampah akan diangkut menuju TPA (terletak di dekat Kecamatan).

    - Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutarno (Ketua RW 07 Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang)

    Sampah dikumpulkan tiap rumah dan setiap paginya diangkut, Biaya yang dibutuhkan untuk pengumpulan sampah ini sebesar Rp 70.000/bulan atau tergantung banyaknya sampah yang dihasilkan. Sampah diangkut menggunakan motor roda tiga (tossa) dan menggunakan gerobak. Timbulan sampah yang terkumpul nantinya diangkut menuju TPS di Bukit Diponegoro. Permasalahan yang ada yaitu kurangnya lahan untuk pengelolaan dan penimbunan sampah atau TPS sehingga warga terkadang merasa kesulitan untuk menimbun atau membuang timbulan sampah tersebut. Ada sebagian warga yang melakukan pemilahan sampah dan biasanya seminggu sekali dijual misalnya botol plastik, kertas dan lain-lain. Selain itu, di RT 03 dan 05 perkumpulan ibu PKK berinisiatif untuk membuat komposter dari bahan organik dan kerajinan tas dari sampah plastik yang sudah tidak digunakan. Belum adanya bank sampah juga membuat pemilahan dan pengelolaan sampah di Kelurahan tembalang dirasa kurang optimal dan efektif.

  • - Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Agustinus Kristiyono

    (Sekretaris Lurah Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang)

    Sampah dikumpulkan tiap rumah dan setiap paginya diangkut. Pengumpulan sampah diangkut oleh warga yang tiap hari bekerja untuk mengumpulkan sampah, biasanya menggunakan motor roda tiga (tossa) ataupun gerobak sampah. Permasalahan yang ada yaitu kurangnya tong sampah milik warga terutama untuk kegiatan usaha usaha.

    Kelurahan Tembalang sebagai percontohan komposting, dengan adanya pemanfaatan kotoran hewan menjadi gas metan sebagai bahan bakar. Tetapi belum dapat diterapkan secara optimal karena masih terdapat kekurangan. Pemilahan sampah diselenggarakan melalui pembagian dasawisma. Dasawisma beranggotakan beberapa KK, dimana setiap KK mengumpulkan sampah yang masih bisa dijual seperti botol plastik dan kardus. Sampah yang dikumpulkan selanjutnya dikumpulkan di salah satu anggota dasawisma untuk kemudian dijual. Hasil penjualan akan memberikan keuntungan untuk anggota dasawisma itu sendiri. Kegiatan pemilahan dan pengumpulan sampah melalui dasawisma ini sudah berjalan sekitar 2 bulan. Selain itu, terdapat juga pengolahan sampah organik menjadi kompos/ composting , dimana tempat pengolahan terletak di dekat FPP atas inisiatif warga sendiri.

    Pemanfaatan sampah plastik seperti kemasan kopi sudah pernah dimanfaatkan menjadi tas oleh masyarakat. Namun, belum dapat dilakukan berkelanjutan karena belum ada pengelolaan yang jelas sehingga keuntungan/ profit belum dapat dirasakan oleh warga dan menjadikan warga malas untuk melanjutkan kegiatan tersebut . Permasalahan yang ada lainnya yaitu kurangnya jumlah tong sampah milik warga terutama untuk kegiatan usaha, sehingga terkadang timbulan sampah tidak tertampung di tong sampah dan dibiarkan tercecer seadanya.

  • 4. Bangunan - Berdasarkan pengamatan:

    Bangunan di kelurahan Tembalang rata-rata peruntukannya sebagai pemukiman atau rumah tempat tinggal. Bangunan tersebut kebanyakan bersifat permanen. Bangunan di Kelurahan Tembalang selain sebagai rumah tinggal warga juga sebagian besar sebagai bangunan tempat usaha dan bangunan untuk kos mahasiswa. Hal ini karena kelurahan Tembalang menjadi daerah pusat aktivitas pendidikan dengan dibangunnya Universitas Diponegoro dan Politeknik Semarang. Bangunan kos mahasiswa biasanya satu lantai tetapi juga ada yang bertingkat. Selain itu, dibangun pula sebuah bangunan untuk tempat ibadah yaitu Masjid Kampus Undip yang letaknya di Kelurahan Tembalang. Dan daerah Kelurahan Tembalang sebagian besar sudah penuh dengan bangunan-bangunan pemukiman, tempat usaha, dan lain-lain. Lahan terbuka hijau masih ada tetapi hanya sedikit atau tidak luas.

    - Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bulyadi (Ketua RT 01 RW 07 Kelurahan Tembalang kecamatan Tembalang)

    Sebagian besar daerah setempat dibangun tempat tinggal dan tempat usaha dan sudah sangat jarang lahan/ruang terbuka hijau.

    - Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutarno (Ketua RW 07 Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang)

    RW 07 Kelurahan Tembalang sebagai sampel perwakilan kelurahan untuk pembangunan tingkat kecamatan. Pembangunan di daerah tersebut diperkirakan sudah mencapai 70% seperti adanya bangunan masjid, lahan pemakaman, dan pos kamling. Tetapi masih kekurangan dana sehingga perlu bantuan dari pihak lain. Selain itu, tidak ada bangunan liar atau dapat dikatakan bahwa semua bangunan di daerah setempat bersertifikat,

    - Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Agustinus Kristiyono

    (Sekretaris Lurah Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang)

  • Bangunan di Kelurahan Tembalang terutama didaerah sentral/ tengah yang berdekatan dengan kampus ( Universitas Diponegoro, Politeknik Semarang) sebagian besar berupa bangunan permanen, dimana lahan sekecil apapun dimanfaatkan untuk usaha contohnya kos-kosan. Lahan terbuka hijau masih ada tetapi letaknya dipinggiran contohnya di daerah Jurang Belimbing. Bangunan untuk sarana pendidikan yang ada dikelurahan tembalang yaitu TK, SD, dan perguruan tinggi. Sedangkan bangunan untuk sarana kesehatan baru ada posyandu. Bangunan untuk tempat ibadah adalah masjid dan musola dimana setiap RW pasti terdapat masjid/ musola.

    III. Kesimpulan - kondisi jalan di Kelurahan Tembalang cukup baik dengan banyaknya jalan yang

    sudah di aspal dan jalanan yang cukup bersih sehingga meningkatkan kenyamanan warga dalam perjalanan, tetapi masih ada jalan yang lebarnya kurang sesuai dengan peruntukannya sehingga menyebabkan macet terutama pada saat jam kerja dan jam belajar. Untuk kondisi alat transportasi di Kecamatan Tembalang cukup terjamin karena warga banyak yang sudah mempunyai kendaraan pribadi, sedangkan untuk angkutan umum dinilai cukup memadahi dalam kuantitas tetapi kurang memadahi dalam kualitas karena beberapa kendaraan masih dalam keadaan yang cukup tua sehingga kadang menimbulkan emisi yang mengganggu udara bersih.

    - Sebagian warga ada yang menggunakan air bersih dari PDAM yang kualitas dan kuantitasnya cukup terjamin, tetapi masih ada warga yang menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari walaupun tidak semua sumur warga memiliki kualitas yang baik. Untuk air buangan warga belum melakukan pengolahan tetapi sudah memisahkan grey water dan black water. Black water ditampung dalam sapticktank secara komunal atau tiap rumah, sedangkan grey water dialirkan melalui system drainase bebarengan dengan saluran air hujan yang nantinya akan bermuara ke Sungai Krengseng.

    - Sampah dikumpulkan tiap rumah, dan diambil oleh tukang pengumpul sampah tiap harinya menggunakan gerobak atau motor roda tiga. Sampah di kelurahan

  • Tembalang sebagian besar bersumber dari sampah mahasiswa. Setiap pengambilan sampah perlu membayar uang kebersihan sesuai banyaknya sampah yang dibuang. Kegiatan pemilahan dan pengumpulan sampah melalui dasawisma ini sudah berjalan sekitar 2 bulan. Selain itu, terdapat juga pengolahan sampah organik menjadi kompos/ composting , dimana tempat pengolahan terletak di dekat FPP atas inisiatif warga sendiri. Permasalahan yang ada lainnya yaitu kurangnya jumlah tong sampah milik warga terutama untuk kegiatan usaha, sehingga terkadang timbulan sampah tidak tertampung di tong sampah dan dibiarkan tercecer seadanya.

    - Bangunan di Kelurahan Tembalang rata-rata peruntukannya sebagai pemukiman atau rumah tempat tinggal. . Bangunan di Kelurahan Tembalang terutama didaerah sentral/ tengah yang berdekatan dengan kampus ( Universitas Diponegoro, Politeknik Semarang) sebagian besar berupa bangunan permanen, dimana lahan sekecil apapun dimanfaatkan untuk usaha contohnya kos-kosan. Selain sebagai rumah tinggal warga juga sebagian besar sebagai bangunan tempat usaha dan bangunan untuk kos mahasiswa. Hal ini karena kelurahan Tembalang menjadi daerah pusat aktivitas pendidikan dengan dibangunnya Universitas Diponegoro dan Politeknik Semarang. Lahan terbuka hijau masih ada tetapi letaknya dipinggiran contohnya di daerah Jurang Belimbing. Bangunan untuk sarana pendidikan yang ada dikelurahan tembalang yaitu TK, SD, dan perguruan tinggi. Sedangkan bangunan untuk sarana kesehatan baru ada posyandu. Bangunan untuk tempat ibadah adalah masjid dan musola dimana setiap RW pasti terdapat masjid/ musola.

  • Gambar Dokumentasi wawancara dengan Pak Bulyadi (ketua RT 01 RW 07 Kelurahan Tembalang)

  • Gambar Dokumentasi wawancara dengan Pak Sutarno (ketua RT 02 RW 07 Kelurahan Tembalang)

    Gambar Dokumentasi Tempat Wawancara

  • Gambar Dokumentasi Tempat Wawancara

    Gambar data IMB bangunan, penerangan jalan dan data jalan di Kelurahan Tembalang Tahun 2013 terhitung sampai bulan Juni

  • Peta Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang dilihat dari Google Earth

    Peta Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang

  • DAFTAR PUSTAKA Kamaluddin, 1987, Ekonomi Transportasi. Jakarta: Ghalia Peraturan Menteri Kesehatan RI no 416. 1990. Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.