Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

25
0 LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) FIKRIL FAHMI A156130041 ILMU PERENCANAAN WILAYAH Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

description

praktik gis with qgis

Transcript of Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

Page 1: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

0

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

FIKRIL FAHMI

A156130041

ILMU PERENCANAAN WILAYAH

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Page 2: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

1

PENGENALAN QGIS

QGIS (sebelumnya dikenal dengan Quantum GIS) merupakan salah satu aplikasi (software) lintas

platform yang berbasis opensource untuk mengolah data Sistem Informasi Geografi (SIG) yang meliputi

kemampuan untuk melihat, mengedit, dan menganalisis data spasial. QGIS dibangun dalam sistem

bahasa komputerisasi C++, dan membuat ekstensi menggunakan library Qt (Wikipedia, 2013). QGIS

yang merupakan aplikasi lintas platform opensource, menggabungkan kemampuan-kemampuan

software opensource spasial lainnya, antara lain GEOS, SQLite, GDAL, GRASS GISS, PostGIS,

PostgreSQL, SEXTANTE, SAGA GIS sehingga memperkaya proses analisis di dalam membangun

sistem informasi geografis. QGIS dapat berjalan pada beberapa sistem operasi seperti Mac OS X, Linux,

Unix, dan Microsoft Windows. QGIS dikelola oleh kelompok aktif pengembang relawan yang secara

teratur memberikan pembaharuan. Saat ini QGIS telah diterjemahkan ke dalam 48 bahasa dan digunakan

secara internasional didalam lingkungan akademik ataupun profesional.

MEMULAI QGIS

Dalam pelatihan / praktikum SIG, penulis menggunakan QGIS versi terbaru yakni QGIS v2.0

Dufour.

Gambar 1. QGIS v2.0 Dufour

Sebelum memulai menggunakan QGIS ada beberapa pengaturan konfigurasi global yang harus

diatur sebagaimana dijelaskan berikut.

Konfigurasi QGIS

Untuk melakukan konfigurasi QGIS masuk ke menu Setting > Option maka akan muncul jendela

sebagaimana gambar 3 berikut.

Gambar 2. Tampilan Jendela Option

Page 3: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

2

Setting konfigurasi dibagi menjadi beberapa bagian yakni General, System, Data Sources, Rendering,

Canvas & Legend, Map Tools, Digitizing, GDAL, CRS, Locale, Network. Adapun pengaturan yang harus

diubah sebagaimana terdapat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Konfigurasi global sistem QGIS

Sumber: Aji Putra Perdana, 2011

Pengenalan Jendela Kerja QGIS

Sebelum memulai latihan ada baiknya jika mengenal dan mengetahui tampilan QGIS dan

fungsi-fungsi dasar toolbar yang ada pada QGIS. Berikut tampilan jendela kerja QGIS.

Gambar 3. Tampilan Jendela QGIS

Pengaturan Setting Nilai Keterangan

Number of features to draw befor

updating the display1000

Diisi nilai 100 agar progress penggambaran peta

kelihatan, terutama untuk data berukuran besar

Make line appear less jagged at the

expense of some drawing performanceaktifkan

Aktifkan opsi ini agar gambar peta kita lebih

halus. Nonaktifkan jika terasa memperlambat

kinerja komputer

Map Tools Mouse Wheel ActionZoom to

mouse cursor

Hal ini dilakukan agar pada saat proses

pembesaran (zoom in/out ) menggunakan

mouse scroller, tampilan peta tidak bergeser

Digitizing Default snap modeto vertex and

segment

Hal ini dilakukan agar dapat melakukan

snapping terhadap segmen, selain terhadap

node

Default snapping tolerance 5 pixel

Pilih pixel agar proses snapping tidak

terpengaruh level pembesaran. Sesuaikan

angka pixel dengan preferensi masing-masing.

Angka 5 cukup memadai berdasarkan

pengalaman

Show marker only for selected features aktifkan

Hal ini dilakukan agar tidak semua node diberi

penanda, yang akan membuat tampilan peta

teralalu padat

Marker style

Semi

transparang

circle

Setting marker style dapat disesuaikan dengan

selera masing-masing

Rendering

1

2

3

4

5

6

7

Page 4: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

3

1. Menu Bar, menyediakan akses ke berbagai fitur QGIS menggunakan standar menu hirarkis.

Fitur-fitur tersusun dalam list beserta ikon yang sesuai seperti yang muncul pada toolbar serta

cara pintas dengan menggunakan keyboard.

2. Toolbar, merupakan fitur-fitur QGIS yang diatur dan dikelompokan sesuai dengan fungsi-fungsi

terkait masing-masing yang ditampilkan dalam bentuk ikon. Adapun toolbar yang sering

digunakan antara lain sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Ikon-ikon beserta fungsi yang sering dipergunakan dalam Toolbar QGIS

Toolbar Ikon Nama Fungsi

File new Membuat jendela project baru

open Membuka/memanggil kembali jendela work spce project

save Menyimpan work space project yang telah dibuat

Save as

Meyimpan work space project yang telah dibuat pada jendela project baru

New print composer Membuat layout peta baru

Composer manager

Mengatur composer / layout peta, seperti membuka template layout, membuat template layout baru, menghapus template layout yang telah ada, mengganti nama file layout,

Map Navigation Pan Map

Untuk memindahkan / menggeser fokus / sorot peta tanpa mengubah skala dari peta

Zoom In Memperbesar gambar peta wilayah yang difokuskan / disorot

Zoom Out Memperkecil gambar peta wilayah yang difokuskan / disorot

Zoom Full

Memperbesar seluruh gambar peta hingga ukuran maksimal dari map canvas

Attribute

Select Feature

Berfungsi untuk menyorot satu atau beberapa fitur dalam map canvas. Terdapat beberapa pilihan tools dalam menyorot fitur antara lain; select single feature, select feature by rectangle, polygon, freehand dan select feature by radius

Deselect Feature from All

Layers

Berfungsi untuk menghapus semua fitur yang telah disorot sebelumnya

Select Feature Using an

Expression

Berfungsi untuk menyorot satu atau beberapa fitur dengan menggunakan ekspresi query, memudahkan memilih fitur ketika jumlah fitur berjumlah sangat banyak

Open Attribute Table Menampilkan data-data atribut spasial yang dimiliki oleh masing-masing fitur

Open Field Calculator

Berfungsi untuk melakukan perhitungan/kalkulasi terhadap nilai berbasis atribut yang misalnya perhitungan luas, keliling, panjang, juga dapat digunakan untuk melakukan fungsi query

Measuring Berfungsi untuk menghitung jarak sebenarnya antara jarak yang ditampilkan pada map canvas berdasarkan pendifinisian ellipsoid

Digitizing Toogle Editing Untuk mengaktifkan / mengnonaktifkan fungsi edit pada layer

Save Layer Edits

Berfungsi untuk menyimpan fitur yang telah dibuat pada layer aktif

Page 5: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

4

Toolbar Ikon Nama Fungsi

Add Features

Berfungsi untuk membuat fitur baru baik berupa polygon, line ataupun point sesuai dengan tipe layer yang telah didefinisikan sebelumnya (gambar ikon akan mengikuti tipe layer yang telah didefinisikan)

Move Feature (s)

Berfungsi untuk menggeser sebuah fitur baik berupa polygon, line ataupun point

Node Tools Berfungsi untuk editing node, dengan fungsi-fungsi sebagai

berikut:

Menambah node garis atau polygon dengan cara double click pada segmen yang ingin ditambahkan node

Menghapus sebuat node, dengan cara klik node yang akan dihapus kemudian tekan ‘delete’ pada keyboard

Menggeser sebuah node, dengan cara klik node yang akan digeser, kemudian geser ke posisi yang diinginkan

Proses menghapus dan menggeser node dapat dilakukan terhadap lebih dari satu node dengan cara pilih node, kemudian tekan tombol Ctrl pada keyboard dan pilih node

Delete Selected Berfungsi untuk menghapus fitur-fitur yang terseleksi. Proses

seleksi dapat dilakukan dengan mengklik toolbar select features atau dengan menyorot atribut fitur dalam list yang berada pada attribute table

Cut Features Berfungsi untuk menghapus fitur yang terseleksi dan menyimpannya dalam clipboard, untuk nanti dipindahkan ke layer lain. Toolbar cut feature hanya aktif jika ada fitur yang terseleksi

Copy Features Menyimpan fitur yang terseleksi dan menyimpannya dalam

clipboard tanpa menghapus fitur

Paste Features Berfungsi untuk memindahkan fitur-fitur dalam clipboard ke

dalam layer aktif yang sedang diedit

Advance Digitizing

Undo Berfungsi untuk membatalkan perintah sebelumnya

Redo Berfungsi untuk menjalankan kembali perintah sebelumnya

Simplify Feature Berfungsi untuk menyederhanakan fitur line atau polygon dengan cara mengurangi jumlah node. Bentuk line dan polygon hasil penyederhaan akan terlihat lebih kasar. Keuntungan penyederhanaan objek antara lain dapat dibaca / ditulis dan digambar lebih cepat

Add Ring Berfungsi untuk membuat polygon berbentuk cincin, dengan menambahkan satu polygon lagi di dalam polygon yang sudah ada sebelumnya

Add Part Berfungsi untuk membuat polygon multy part. Polygon multy part terdiri dari dua atau lebih polygon tetapi masih dianggap sebagai satu fitur. Contoh, penggambaran wilayah administratif yang wilayahnya berupa pulau-pulau seperti Kepulauan Seribu

Page 6: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

5

Toolbar Ikon Nama Fungsi

Delete Ring Berfungsi untuk membuang polygon dalam dari sebuah polygon

berbentuk cincin dengan cara mengklik salah satu node pada polygon dalam

Delete Part

Berfungsi untuk menghapus sebuah polygon yang menjadi bagian dari polygon multy part

Reshape Features Mengubah bentuk polygon atau line dengan cara mengdigitasi dengan mengawali dari satu node dan diakhiri pada node yang lain

Cut Features Memotong polygon atau line yang terseleksi dengan menggunakan sebuah garis sebagai garis pemotong

Merge Selected Features Menggabungkan beberapa fitur, baik point, line, ataupun polygon menjadi satu buah fitur baru. Beberapa kondisi berlaku ketika melakukan penggabungan :

Jika menggabung beberapa point, hasilnya adalah fitur point multy part

Jika menggabungkan dua fitur line yang ujung-ujungnya bertemu, maka hasilnya adalah satu fitur line single part

Jika menggabungkan dua fitur line yang saling terpisah, hasilnya akan berupa sebuah fitur line multy part

Jika menggabungkan fitur polygon yang saling beririsian atau bersentuhan, maka hasilnya adalah satu fitur polygon single part yang batas-batasnya mengikuti batas-batas terluar kedua polygon

Jika menggabungkan dua fitur polygon yang tidak saling beririsan / bersentuhan, maka hasilnya adalah satu fitur polygon multy part

Manage Layer

Add Vector Layer Untuk menampilkan / memanggil data vektor

Add Raster Layer Untuk menampilkan / memanggil data raster

Add PostGis Layer Untuk menampilkan / memanggil data PostGis

Add SpatiaLite Layer Untuk menampilkan / memanggil data SpatiaLite

Add MSSQL Layer Untuk menampilkan / memanggil data MSSQL

Add Oracle Spatial Layer Untuk menampilkan / memanggil data Oracle Spatial

Add Oracle GeoRaster Layer Untuk menampilkan / memanggil data Oracle GeoRaster

Add SQL Anywhere Layer Untuk menampilkan / memanggil data SQL

Add WMS/WMTS Layer Untuk menampilkan / memanggil data WMS / WMTS

Add WCS Layer Untuk menampilkan / memanggil data WCS

Add WFS Layer Untuk menampilkan / memanggil data WFS

Add Delimited Layer Untuk menampilkan / memanggil data Spreadsheets/excel/CSV

New Shapefile Layer Untuk membuat data SHP baru

Create New GPX Layer Untuk membuat data GPX (GPS eXchange) baru

Page 7: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

6

3. Layer Panel, berfungsi sebagai map legend yang memuat seluruh list layer didalam project GIS

yang dilakukan. Checkbox dapat digunakan pada setiap entri legenda untuk menampilkan atau

menyembunyikan layer.

4. Browser Panel, memiliki fungsi seperti ARCCATALOG pada software ARCGIS ESRI.

Browser panel di QGIS memudahkan dalam navigasi database. Browser panel memberikan akses

kepada file vektor yang umum digunakan (misal ESRI shapefile atau MapInfo file maupun raster,

database (PostGIS, Oracle, Spatialite atau spasial MSSQL) dan WMS WFS koneksi. Selain itu,

juga dapat melihat data yang digunakan dalam aplikasi GRASS.

5. Map View, merupakan area yang menampilkan peta. Peta yang ditampilkan dalam jendela

tergantung pada lapisan vektor dan raster yang dimuat. Sorot tampilan peta dapat diatur

sedemikian rupa, baik itu melakukan pergeseran fokus tampilan peta, pembesaran ataupun

pengecilan peta sesuai dengan kebutuhan.

6. Toolbox Panel, memiliki fungsi seperti ARCTOOLBOX pada ARCGIS ESRI. Merupakan

sekumpulan geo-algoritma yang digunakan sebagai modul analisis. Modul analisis geoalgoritma

tidak hanya disediakan oleh QGIS tetapi juga disediakan oleh software spasial lainnya (aplikasi

pihak ketiga) antara lain GRASS, SAGA, OTB (Orfeo Tool Box), yang semakin memperkaya

modul analisis QGIS.

7. Status Bar memperlihatkan antara lain; (a) posisi koordinat peta (baik dalam bentuk meter

ataupun derajat decimal) ketika mouse pointer digerakan didalam map view, (b) skala peta dalam

map view. Tampilan skala akan mengikuti jika dilakukan pembesaran ataupun pengecilan peta.

Selain itu, sejak QGIS 1.8 disediakan opsi pemilihan skala dengan standar skala dari 1:500 –

1:1000.000 yang memudahkan didalam proses digitasi, (c) kode EPSG, menunjukkan sistem

proyeksi (CRS) yang digunakan dalam project yang dilakukan juga terdapat ikon proyeksi yang

digunakan untuk membuka jendela pengaturan proyeksi.

LATIHAN 1

Materi pada latihan pertama ini adalah memasukan data dan membangun data baru. Adapun peta

dasar yang digunakan dalam latihan ini adalah Citra Alos desa disekitar Kawasan Kampus IPB yang

telah tergeoreferensi (.tif). Selain Citra Alos juga digunakan data administrasi desa disekitar kawasan

kampus IPB (.shp). Adapun data baru yang akan dibangun adalah tutupan lahan disekitar kawasan

Kampus IPB.

Memasukan Data

Bahan:

1. Citra Alos Desa Disekitar Kawasan Kampus IPB telah tergeoreferensi (.tif)

2. Wilayah Administrasi Desa Sekitar Kawasan Kampus IPB (.shp)

Proses :

1. Untuk memanggil data raster dapat dilakukan dengan cara menekan ikon , maka akan muncul

jendela Open a GDAL Supported Raster Data Source > pilih file raster > Open maka pada panel

layer akan muncul layer raster dan pada map canvas akan terlihat citra alos yang dipanggil.

Page 8: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

7

2. Untuk memanggil data vektor dapat dilakukan dengan menekan ikon > muncul jendela add

vector layer > browser > pilih file shp wilayah administrasi kampus IPB > open

3. Maka akan tampil sebagaimana berikut.

Gambar 4. Data raster dan vektor yang telah dimasukkan dalam project QGIS

4. Pada saat membangun data baru nantinya (tutupan lahan), tampilan layer vektor diatas akan

menyulitkan dalam proses digitasi karena tidak terlihat jenis tutupan lahannya, oleh karena itu

layer vektor biasanya pada ArcGis akan dimodifikasi dibuat menjadi transparan (Holow). Adapun

proses modifikasi vektor layer tersebut dalam quantum gis adalah sebagai berikut:

a. Klik 2 kali layer administrasi kawasan kampus IPB (shp) maka akan muncul jendela

Layer Properties. (lihat gambar 5)

b. Pilih Style. Pada Symbol Layer > klik Simple Fill > pada Fill Style pilih No Brush > pada

Border pilih warna yang diinginkan (warna kuning) > OK dan tampilan vektor pun telah

berubah (lihat gambar 6)

Gambar 5. Pengaturan transparansi fitur dalam

QGIS

Gambar 6. Tampilan vektor yang telah

ditransparansi

Membangun Data Baru

Bahan :

1. Administrasi desa disekitar kawasan kampus IPB (.shp)

2. Citra alos desa disekitar kawasan kampus IPB (.tiff)

Page 9: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

8

Tujuan : Membuat data penggunaan lahan di Desa Cibanteng dan Benteng

Proses: Adapun proses yang dilakukan sehingga didapatkannya data penggunaan lahan di Desa

Cibanteng dan Desa Benteng adalah sebagai berikut:

Proses Clip

Proses ini digunakan untuk membuat vektor yang akan menjadi basis wilayah yakni Desa

Cibanteng dan Desa Benteng yang akan digunakan dalam membuat data penggunaan lahan. Pada ArcGis

Esri pembuatan data dapat dilakukan dengan cara memilih fitur Desa Cibanteng dengan Desa Benteng

pada layer administrasi desa di sekitar kawasan kampus kemudian di Export. Adapun proses pembuatan

data tersebut di QGIS adalah sebagai berikut:

a. Memilih fitur Desa Cibanteng dengan Desa Benteng dengan cara klik , arahkan kursor pada

Desa Cibanteng dan Desa Benteng, klik kanan mouse + ‘Ctrl’ pada keyboard sorot kedua fitur

tersebut

b. Menu Bar > Vector > Data Management Tool > Geoprocessing Tool > Clip > muncul jendela

Clip > Pada Input Vector Layer pilih layer administrasi kawasan kampus dan hilangkan tanda (x)

> pada Clip Layer isikan administrasi kawasan kampus tetapi berikan tanda (x) dibawahnya

(untuk lebih jelasnya lihat gambar 7) > Output Shapefile > Browse > muncul jendela Save As,

simpan dengan nama file ‘Adm_Ciba_Ben’ dan tempatkan pada folder yang telah ditentukan >

Save > OK > jendela Clip > Yes .

c. Maka pada Panel Layers muncul layer yang baru saja kita buat, dan gambar fitur sebagaimana

dapat dilihat pada Map Canvas (lihat gambar 8)

Gambar 7 Jendela dialog Clip dan pengaturan

dalam membuat basis data Desa

Cibanteng dan Desa Benteng

Gambar 8 Tampilan Panel Layer dan Map

Canvas setelah proses Clip

Proses Digitasi penggunaan lahan

Adapun tahapan proses dalam proses digitasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Nonaktifkan layer administrasi desa sekitar kawasan Kampus IPB dengan cara menghilangkan

tanda (x) pada Panel Layer

b. Buat Shapefile Adm_Ciba_Ben menjadi transparan (langkah telah dijelaskan sebelumnya)

Page 10: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

9

c. Buat Shapefile baru, klik > jendela New Vector Layer (lihat gambar 9) > pilih Polygon > klik

Specify CRS > jendela Coordinate Reference System Selector (lihat gambar 10) > kolom Filter

isikan sistem proyeksi (WGS 84 / UTM Zone 48S) > klik WGS 84/UTM Zone 48S > OK >

jendela New Vector Layer > panel New Attribute (fungsi panel ini adalah mendefinisikan data

atribut yang akan dimasukan nantinya) > Name isikan ‘Guna_Lahan’ > Type pilih Text Data >

Width isikan besarnya karakter Text Data yang disesuaikan dengan kebutuhan > klik Add to

Attribute List > OK > jendela Save As, simpan beri nama ‘Land_Use’ > Save

Gambar 9. Tampilan jendela dialog New Vector

Layer

Gambar 10. Tampilan jendela dialog Coordinate

Reference System Selector

d. Memulai digitasi > sorot layer ‘Land_Use’ pada Panel Layer > klik > klik > mulai

digitasi > Setiap selesai membuat Polygon, muncul jendela Attribute-Land_Use (lihat gambar

11), dapat diisi langsung astau dapat diabaikan dan mengisi atribut setelah mengdigitasi selesai,

tetapi disarankan untuk langsung memberikan data atribut setiap selesai mengdigitasi sebuah

Polygon > Save Layer Edits > Non-aktifkan setelah selesai melakukan digitasi

Gambar 11. Tampilan jendela Attributes

Proses Joint Attribute by Location

Setelah digitasi selesai maka didapatkan data tutupan lahan, tetapi data atribut belumlah lengkap

karena tidak ada data persebaran dimana penggunaan lahan tersebut berada. Oleh karena itu, dilakukan

satu tahapan proses lagi yakni proses Joint Attribute by Location. Adapun prosesnya adalah sebagai

berikut:

Page 11: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

10

a. Sorot layer Adm_Ciba_Ben > klik > jendela Attribute Table (lihat gambar 12), bahwa banyak

data atribut didalamnya, tetapi tidak semuanya dibutuhkan maka kolom-kolom yang tidak

dibutuhkan bisa didelete > klik > klik > jendela Delete Attributes (lihat gambar 13) >

pilih seluruh atribut yang akan dihapus > OK > data atribut telah berubah menjadi yang

diinginkan (lihat gambar 13)

Gambar 12. Tampilan jendela Attribute Table

dan jendela Delete Attribute

Gambar 13. Data atribut layer Adm_Ciba_Ben

setelah dilakukan modifikasi data

atribut

b. Proses Joint Attribute by Location, Menu Bar > Vector > Data Management Tools > Joint

Attribute by Location > jendela Joint Attribute by Location (lihat gambar 14) > kolom Target

Vector Layer pilih ‘Land_Use’ > Joint Vector Layer pilih ‘Adm_Ciba_Ben’ > Browse > jendela

Save As, beri nama file ‘LandUse_Proj’ > Save > jendela Joint Attribute by Location > OK >

jendela dialog Spatial Joint > Yes

c. Muncul layer baru yakni layer LandUse_Proj maka selesai pembangunan data tutupan lahan.

Untuk melihat data atribut klik dan tampil jendela Open Attribute Table dengan data

penggunaan lahan yang telah di joint dengan atribut kecamatan dan desa (gambar 15).

Gambar 14 Tampilan jendela Joint Attribute by

Location

Gambar 15. Tampilan data atribut setelah proses

Joint Attribute by Location

LATIHAN 2

Adapun materi pada latihan kedua ini adalah Editing dan Konversi Data. Pada latihan sebelumnya

telah membuat penggunaan lahan secara parsial (pengerjaan pembuatan data tutupan lahan dibagi

Page 12: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

11

kedalam beberapa kelompok kerja) dan pada latihan kedua ini adalah untuk menggabungkannya menjadi

satu kesatuan data penggunaan lahan di Desa di sekitar kawasan kampus IPB dan melakukan editing

serta konversi data. Adapun kegiatan dalam latihan 2 ini dapat dijabarkan berikut.

Mengedit data Penggunaan Lahan di Desa sekitar Kawasan Kampus IPB

Bahan :

Data penggunaan lahan di desa sekitar kawasan kampus IPB :

LandUse_Proj.shp dan adm.shp (Desa Cibanteng dan Desa Benteng)

LandUse_Proj2.shp dan adm_2.shp (Desa Cihideung Hilir, Desa Sinar Sari, dan Desa

Dramaga)

LandUse_Proj3.shp dan adm_3.shp (Desa Ciampea dan Desa Ranca Bungur)

LandUse_Proj4.shp dan adm_4.shp (Desa Cikarawang dan Desa Situ Gede)

LandUse_Proj5.shp dan adm_5.shp (Desa Babakan dan Desa Balungbang Jaya)

Kenapa perlu diedit?

Jika kembali dicermati data penggunaan lahan yang telah disusun ditemui permasalahan dimana

pada data atribut, penggunaan lahan pada desa A ternyata tercantum sebagai penggunaan lahan di desa

B (permasalahan ini ditemui di semua shp penggunaan lahan LandUse_Project – LandUse_Project5)

untuk lebih jelas lihat gambar 16.

Gambar 16 Masalah yang ditemukan pada data atribut dimana penggunaan lahan di Desa A tidak

tercantum tetapi menjadi bagian dari penggunaan lahan di Desa B

Tujuan : Memperbaiki data sehingga data yang dibuat dapat memberikan gambaran penggunaan lahan

yang sebenarnya di wilayah studi

Proses:

1. Memperbaiki data penggunaan lahan layer LandUse_Project (Desa Cibanteng dan Desa Banteng

i. Membuat Clip Penggunaan lahan, sorot layer Adm_Ciba_Ben pada Panel Layer >

klik > sorot Desa Benteng > Menu Bar > Vector > Clip > jendela dialog Clip > Input

pilih LandUse_Project, dan pada Clip Input Layer pilih ‘Adm_Ciba_Ben’ > Output

Shapefile, Browse > jendela Save As, beri nama ‘Clip1’ > Save > Jendela Clip > OK

ii. Lakukan hal yang sama untuk Desa Cibanteng dan beri nama ‘Clip2’

Page 13: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

12

iii. Sorot layer Clip1 pada Panel Layer, klik , maka dapat dilihat bahwa terdapat nama

pada penggunaan lahan di desa Benteng terdapat penggunaan lahan Cibanteng yang

seharusnya ini adalah bagian dari penggunaan lahan di Desa Benteng (lihat gambar 17).

Untuk edit pada jendela Attribute Table klik > klik 2 kali pada row yang akan diganti,

ganti ‘Cibanteng’ dengan ‘Benteng’ > > nonaktifkan

Gambar 17 Polygon penggunaan lahan Desa Benteng yang masuk penggunaan lahan

Cibanteng

iv. Lakukan hal yang sama untuk Desa Cibanteng

v. Proses Merge layer Clip1 dengan Clip2 > Processing Toolbox > kolom Search Processing

Toolbox tulis ‘Merge’ > pilih Merge Shapes Layers > jendela Merge Shapes Layer

(Gambar 18) > Main Layer pilih ‘Clip1’ > Additional Layers, klik tombol dengan tanda

(…) > jendela Multiple Selection, beri silang pada ‘Clip2’ > jendela Merge Shapes Layers,

pada kolom Merged Layer klik tombol (…) > Save to File > muncul jendela Save As, beri

nama Guna_Lahan > Save > Run

Gambar 18 Tampilan jendela dialog Merge Shapes Layers

2. Lakukan hal yang sama untuk LandUse_Project2.shp – LandUse_Project5.shp, berikan nama

masing-masing Guna_Lahan2 – Guna_Lahan5 setelah diedit.

Page 14: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

13

Menggabungkan data Penggunaan Lahan

Bahan: Vektor Guna_Lahan.shp – Vektor Guna_Lahan5.shp

Tujuan: Menggabungkan seluruh data penggunaan lahan menjadi satu data yang utuh

Proses :

1. Hal yang harus diperhatikan dalam proses penggabungan adalah data atribut yang dimiliki dari

masing-masing data shp yang ada. Adapun karakteristik data atribut dari masing-masing shp

sebagaimana dapat dilihat pada gambar 19.

Gambar 19. Karakteristik data atribut spasial dari Guna_Lahan.shp – Guna_Lahan5.shp

2. Bahwa terdapat perbedaan jumlah data atribut dan perbedaan pendefinisian ‘penggunaan lahan’

yakni :

Guna_Lahan.shp (5 atribut, ‘Tutupan_la’),

Guna_lahan2.shp (6 atribut, ‘Nama_Unsur),

Guna_Lahan3.shp (6 atribut, ‘TutupanLah’),

Guna_Lahan4.shp (6 atribut, ‘Landuse’),

Guna_Lahan5.shp (6 atribut, ‘TL_05’).

3. Dalam proses penggabungan data, pada QGIS yang terpenting adalah urutan dari atribut spasial

adalah sama, sehingga pada saat digabungkan, data penggunaan lahan (apapun pendefinisiannya

yang digunakan) akan terdapat pada satu kolom, begitupun dengan nama kecamatan dan desa.

Karena data atribut kelima data shp telah berurutan yakni ‘penggunaan lahan’, ‘KECNAME’ dan

‘DESANAME’, sedangkan atribut yang lain dapat kita abaikan dan dapat dihapus dari tabel

atribut. Cara menghapus kolom pada Attribut Table, klik > klik > jendela delete column,

hapus atribut (OBJECTID/ID, LAYER_ID, LAYER) > OK > Save Edit > non-aktifkan

4. Proses Merger > Panel Processing Toolbox > Merge Shapes Layers > jendela Merge Shapes

Layers (gambar 20) > Main Layer pilih ‘Guna_Lahan’ > Additional Layers, klik tombol (…) >

jendela Multiple Selection (Gambar 21), beri tanda silang pada Guna_Lahan2 s/d Guna_Lahan5

Page 15: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

14

> jendela Merge Shapes Layers > kolom Merged Layer klik tombol (…) > Save to File > jendela

Save As, beri nama ‘Guna_Lahan_Proj’ > Save > Run

Gambar 20. Jendela dialog Merge Shapes Layers Gambar 21. Jendela dialog Multiple Selection

5. Maka pada Panel Layer akan ada satu layer baru dengan nama Merged Layer (rename layer

dengan nama save file, ‘Guna_Lahan_Proj’), maka telah terbangun data penggunaan lahan di

desa sekitar kawasan kampus IPB.

LATIHAN 3

Kegiatan yang dilakukan pada latihan 3 adalah proses query, dimana proses query adalah

membangun relasi database atribut spasial dengan data pendukung lainnya. Data pendukung lainnya

dapat berbentuk file dbf, access, excel, spreadsheet, csv, txt. Pada latihan ketiga data pendukung yang

digunakan adalah data excel / spreadsheet.

Bahan:

1. Guna_Lahan_Proj.shp (vektor penggunaan lahan di desa sekitar kawasan kampus IPB)

2. Data Demografi.xlsx (lihat Tabel 3)

3. Data Sarana_Prasarana.xlsx (lihat Tabel 4)

Tabel 3 Kondisi Demografi di desa sekitar kawasan kampus IPB

Sumber : data Potensi Desa

DESANAMELuas Area

(Ha)

Jumlah

penduduk

laki-laki

Jumlah

penduduk

perempuan

Total

Penduduk

Jumlah

Keluarga

Persentase

keluarga

pertanian

KK tinggal di

Bantaran

Sungai

Tenaga Medis

KK

Penerima

ASKESKIN

CIHIDEUNG HILIR 168.24 4885 4543 9428 2016 20 0 4 825

CIBANTENG 581.27 7431 6942 14373 2487 5 0 3 132

BENTENG 369.33 5585 5373 10958 2267 6 0 9 124

CIAMPEA 861.6 5159 4960 10119 2507 6 0 6 297

SINAR SARI 204.82 3780 3622 7402 1967 35 30 10 638

DRAMAGA 299.39 6042 5441 11483 2668 15 110 10 735

BABAKAN 448.3 5090 5636 10726 3482 5 80 11 512

CIKARAWANG 660.58 4180 4009 8189 1997 62 0 8 700

RANCA BUNGUR 312.31 4175 3886 8061 2241 40 0 8 1507

BALUNGBANG JAYA 154.17 4943 4512 9455 2518 0 54 5 68

SITU GEDE 104.9 4051 3947 7998 2081 20 6 1 862

Page 16: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

15

Tabel 4 Jumlah sarana dan prasarana di desa sekitar kawasan kampus IPB

Sumber : data Pontesi Desa

Tujuan : Membangun database dengan mengintegrasikan data excel kedalam data atribut spasial

Proses:

1. Pada QGIS, data excel/spreadsheet tidak bisa langsung diintegrasikan ke dalam data atribut

spasial. Data yang bisa diintegrasikan adalah data dalam bentuk ‘txt’, ‘csv’, ‘wkt’, dan ‘dat’. Pada

latihan ini data excel dikonversikan ke dalam bentuk csv. Adapun caranya adalah Save As file

excel kedalam bentuk file csv. (lihat gambar 22)

Gambar 22 Jendela dialog Save As Excel

2. Langkah selanjutnya adalah integrasi dengan data atribut spasial > klik > jendela Create a

Layer from a Delimited Text File (lihat gambar 23) > Browse, pilih file csv (demografi.csv) > File

Format pilih csv (comma separated values) > Geometry Definition pilih No Attribute (attribute

only table) > OK. Pada Panel Layer akan muncul tabel demografi.

DESANAME TK sd smpsma/

smk

PTN/

PTSPonpes

madrasah

diniyahPosyandu apotek masjid gereja pura vihara pasar

restoran/

kedaitoko penginapan koperasi

CIHIDEUNG HILIR 2 8 1 1 0 7 1 7 0 25 0 0 0 1 23 25 1 0

CIBANTENG 10 9 1 2 0 2 2 11 1 31 0 0 0 0 44 36 2 0

BENTENG 4 3 3 2 0 2 3 10 0 29 3 0 0 6 41 106 0 2

CIAMPEA 2 7 1 0 0 3 2 10 1 23 2 1 1 0 20 60 0 2

SINAR SARI 4 3 1 0 0 1 3 7 0 26 0 0 0 0 56 21 0 2

DRAMAGA 7 3 1 1 0 3 5 8 1 33 0 0 0 0 9 210 0 4

BABAKAN 2 4 3 4 1 2 4 8 1 27 0 0 0 6 112 42 0 0

CIKARAWANG 3 4 1 0 0 1 3 7 0 29 0 0 0 0 21 6 0 0

RANCA BUNGUR 3 5 1 1 0 2 2 7 0 20 3 0 1 0 19 50 0 0

BALUNGBANG JAYA 2 5 1 0 0 0 0 12 0 17 0 0 0 0 6 30 1 0

SITU GEDE 3 5 2 1 0 0 0 11 0 17 0 0 0 0 16 37 0 0

Page 17: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

16

Gambar 23 Jendela dialog Create a Layer from a Delimited Text File

3. Setelah terintegrasi maka langkah selanjutnya adalah melakukan join data dengan atribut spasial

> klik 2 kali layer Guna_Lahan_Proj > jendela Layer Properties (lihat gambar 24) > pilih Joins

> klik tombol (+) > jendela Add Vector Join (lihat gambar 25) > Join layer pilih ‘demografi’ >

Join Field dan Target Field pilih ‘DESANAME’ (‘DESANAME’ merupakan data unik yang

menjadi kunci pengait yang mengintegrasikan data atribut spasial dengan database yang akan

dibuat) > OK > jendela Layer Properties > OK

Gambar 24 Joins Layer Properties Gambar 25 Jendela Add Vector Join

4. Proses query telah selesai dilaksanakan. Untuk melihat hasilnya dapat dilihat pada atribut tabel,

bahwa data demografi telah menjadi satu kesatuan atribut spasial Guna_Lahan_Proj

(lihat Gambar 26)

Sebelum Sesudah

Gambar 26 Atribut spasial sebelum dan sesudah dilakukan proses join dengan data csv

5. Lakukan hal yang sama untuk data sarana dan prasarana

Page 18: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

17

LATIHAN 4

Materi pada latihan ke empat adalah Geoprocessing, tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui

jenis penggunaan lahan disekitar jaringan jalan dengan area cakupan 50 meter, 100 meter dan 500 meter

disekitar jalan. Adapun proses Geoprocessing yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah

Buffer, Intersect, dan Dissolve.

Generalisasi Data

Sebelum melakukan geoprocessing terlebih dahulu dilakukan generalisasi data, karena diketahui

bahwa pada data atribut ternyata ada redudansi data, dimana terdapat nilai atribut atau kelas yang sama

tetapi dengan penamaan yang berbeda. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:

1. Pengecekan Unique Values yang dimiliki atribut spasial > Menu Bar > Vector > Analysis Tools

> List Unique Values > jendela List Unique Values > Input Layer pilih layer hasil proses merge

(Guna_Lahan_Proj) > Target Field pilih data penggunaan lahan > OK > pada Panel Unique

Values muncul list dari atribut spasial penggunaan lahan (lihat gambar 27)

Catatan:

Adapun list atribut spasial dari penggunaan

lahan berjumlah 25 data yakni Hutan /

Semak Belukar, Kampus IPB, Kawasan

IPB, Pemukiman / Tempat Kegiatan,

Permukiman, Perumahan, RTH, Sawah,

Sawah / Tegalan / Ladang ,Sungai, Sungai /

Sempadan / Tubuh Air, Tegalan, Hutan,

industry, jalan raya, kebun, lahan kosong,

lahan terbuka, pemukiman, pepohonan,

perkantoran, perumahan, sawah, situ,

sungai Gambar 27 Tampilan Jendela List Unique Values

2. Setelah mendapatkan list unique values, ternyata ada beberapa atribut spasial yang sama hanya

pendefinisian yang berbeda. Maka setelah digeneralisasi hanya terdapat 13 atribut spasial yakni

Badan Air, Hutan, Industri, Kawasan Kampus IPB, Lahan Terbuka, Pemukiman, Perkantoran,

Perkebunan, RTH, Sawah, Situ.

3. Langkah selanjutnya adalah mengedit data atribut spasial berdasarkan generalisasi yang telah

dilakukan dengan proses sebagai berikut:

i. memilih fitur yang mau diedit > klik > klik > klik > jendela Select by

Expression > klik Fields And Values > klik 2 kali atribut penggunaan lahan > klik tombol

(=) > klik tombol Load all Values > klik 2 kali pada value ‘pemukiman / tempat kegiatan’

> Select , dan atribut yang akan diedit telah terpilih (untuk lebih jelas pengaturan lihat

gambar 28)

Page 19: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

18

ii. Klik > jendela field calculator > pilih update existing field > pilih atribut

‘penggunaan lahan’ > pada Function List pilih string > pilih Replace, dimana fungsi

replace memiliki perintah syntax Replace(‘string’, ‘before’, ‘after’) dimana String adalah

atribut yang akan diganti, Before adalah nama string yang akan diganti, dan After adalah

nama atribut yang diinginkan untuk menggantikan nama sebelumnya > berdasarkan

syntax ketik pada panel expression Replace (‘pemukiman / tempat kegiatan’, ‘pemukiman

/ tempat kegiatan’, ‘Pemukiman’) (lihat gambar 29) > OK

Gambar 28 Tampilan jendela Select By

Atribute

Gambar 29 Pengaturan fungsi Replace

pada jendela Field Calculator

iii. Atribut ‘pemukiman / tempat kegiatan’ telah berganti atribut menjadi ‘Pemukiman’

iv. lakukan hal yang sama untuk setiap atribut sesuaikan dengan generalisasi yang telah

dilakukan

Buffer

Proses buffer biasanya digunakan dalam menentukan wilayah yang boleh atau tidak boleh

dibangun misalnya wilayah aliran sungai, penentuan lokasi wilayah TPA, dll. Sedangkan dalam latihan

ini proses buffer digunakan untuk mengetahui jenis penggunaan lahan disekitar jaringan transportasi /

jalan. Adapun jangkaun area yang ingin diketahui adalah wilayah buffer 50 meter, 100 meter dan 500

meter. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:

1. Menu Bar > Vector > Geoprocessing Tools > Buffer > jendela buffer (lihat gambar 30) > Input

Vector Layer pilih layer jalan > Buffer Distance isikan 50 (untuk wilayah buffer 50 meter) >

aktifkan Dissolve Buffer Result > Ouput Shapefile, Browse > Save As beri nama ‘Buffer_50m’ >

OK maka akan muncul layer baru hasil buffer 50 meter

Gambar 30 Tampilan jendela dialog Buffer

Page 20: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

19

2. Lakukan hal yang sama untuk 100 dan 500 meter, berikan nama file ‘Buffer_100m’ untuk 100

meter dan ‘Buffer_500m’ untuk 500 meter.

3. Adapun area buffer dari jalan dengan interval 50, 100, dan 500 meter sebagaimana dapat dilihat

pada gambar 31 berikut

Gambar 31 Hasil buffer dengan rentang 50 m, 100 m, dan 500 m

Sebagaimana telah dikemukakan tujuan dari penggunaan buffer ini adalah mengetahui jenis

penggunaan lahan disekitar jalan dengan rentang area 50 m, 100 m, dan 500 m. tetapi hasil buffer

belumlah cukup untuk mengetahi penggunaan lahan karena baru menggambarkan cakupan area buffer,

untuk itu diperlukan proses lainnya yakni proses intersect.

Intersect

Adapun proses intersect adalah sebagai berikut:

1. Menu Bar > Vector > Geoprocessing Tools > Intersect > jendela Intersect (lihat gambar 32) ,

pada input vector layer pilih layer Guna_Lahan_Proj, pada Intersect layer pilih layer hasil buffer

50 m > simpan file dengan klik browse, beri nama ‘Buff_Int_50m’ > Save > jendela Intersect >

OK

Gambar 32 jendela dialog proses intersect

2. Maka muncul layer baru hasil intersect yang memperlihatkan wilayah penggunaan lahan pada

area buffering 50 m

Page 21: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

20

3. Lakukan hal yang sama untuk area buffering 100 dan 500 meter dan beri nama masing-masing

‘Buff_Int_100m’ dan ‘Buff_Int_500m’

4. Adapun hasil intersect sebagaimana dapat dilihat pada gambar 33

Gambar 33 Peta penggunaan lahan setelah mengalami proses buffer dan Intersect

Dissolve

Langkah selanjutnya untuk mengetahui jenis penggunaan lahan dan luas dari masing-masing tipe.

Berdasarkan tabel atribut spasial hasil intersect sebelumnya diketahui secara berturut-turut untuk wilayah

buffer 50m, 100m dan 500 m memiliki jumlah fitur 214, 272, dan 424 fitur penggunaan lahan. Untuk

memudahkan mengetahui penggunaan lahan apa saja maka dilakukan proses Dissolve (penyederhanaan).

Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:

1. Menu Bar > Vector > Geoprocessing Tools > Dissolve > jendela Dissolve (gambar 34) > Input

Layer Vector pilih layer hasil (‘Buff_Int_50m) > Dissolve Field, pilih atribut penggunaan lahan

> simpan file dengan menekan tombol Browse, beri nama ‘Buff_Int_Diss_50m’> Save > jendela

Dissolve > OK

Gambar 34 Jendela dialog Dissolve

Page 22: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

21

2. Maka penggunaan lahan hasil intersect telah tergeneralisasi (Dissolve)

3. Langkah selanjutnya adalah menghitung luas dari penggunaan lahan disekitar jalan, adapun

caranya sebagai berikut:

o klik > klik > klik > jendela Field Calculator > berikan tanda pada Create A

New Field > berikan identitas atribute tabel yang akan dibuat, Name, Tipe, Dan Width >

pilih Geometry > klik Area > pada panel expression akan ada syntax $area tambahkan

penulisan menjadi $area / 10000 > OK

o Pada tabel atribut akan bertambah satu kolom yang merupakan luasan area dari

penggunaan lahan disekitar jalan

4. Lakukan hal yang sama pada penggunaan lahan sekitar jalan dengan nilai buffering 100 dan 500

meter.

Maka setelah rangkaian proses diatas, adapun penggunaan lahan disekitar jalan dan luasan dari

masing-masing tipe penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 5 berikut.

Tabel 5 tipe penggunaan lahan dan luas area di sekitar jaringan jalan

Tipe penggunaan

lahan Wilayah buffer 50 m Wilayah buffer 100 m Wilayah buffer 500 m

----(Ha)---

Kawasan kampus IPB 2.98 6.81 67.42

Badan Air 2.80 9.18 34.07

Hutan 31.75 63.69 211.16

Pemukiman 266.48 475.74 1333.43

Perkantoran 0 0 1.51

Perkebunan 9.18 17.70 108.23

RTH 9.38 21.36 67.14

Situ 1.23 2.05 6.50

Sungai 1.72 4.95 44.77

Sawah 60.89 146.90 769.22

Industri 0.62 1.40 2.81

Lahan Terbuka 13.20 26.56 101.11

LATIHAN 5

Pada latihan terakhir ini adalah membuat Layout peta. Untuk menampilkan peta yang telah dibuat

dalam bentuk layout yang siap untuk dicetak atau diekspor ke dalam bentuk gambar atau lainnya, QGIS

menyediakan fasilitas Composer yang terbagi menjadi dua menu yakni New Print Composer untuk

membuat tampilan layout baru dan Composer Manager untuk mengatur berbagai komposisi layout yang

telah dibuat sebelumnya (membuat, menghapus, mengganti nama composer).

Sebelum memulai membuat Layout ada baiknya untuk melihat menu-menu pada Toolbar

Composer dalam memudahkan membuat Layout peta. Adapun menu-menu Toolbar sebagaimana dapat

dilihat pada Tabel 6.

Page 23: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

22

Tabel 6 Ikon-ikon menu pada Toolbar Composer beserta fungsinya

Icon Purpose Icon Purpose Icon Purpose

Save a Project Zoom In Move Item Content

New Composer Zoom Out Group Items

Duplicate Composer Refresh Ungroup Items

Composer Manager

Add New Map Raise Selected Items

Load from Template Add Image Lower Selected Items

Save As Template

Add New Label Move Selected Items to Top

Print

Add New Legend

Move Selected Items to Bottom

Export as Image

Add Scale Align Selected Items Left

Export as SVG

Add Elips / Rectangle / Triangle

Align Selected Items Center

Export as PDF Add Arrow

Align Selected Items Right

Undo Add Attribute Table Align Selected Items Top

Redo

Add HTML Frame

Align Selected Items Center Vertical

Zoom Full

Select / Move Item Align Selected Items Bottom

Sumber: QGIS www.

Adapun langkah kerjanya adalah sebagai berikut:

1) Klik ikon > muncul jendela Composer Title ? isikan nama file Composer yang dibuat > OK

> muncul jendela Composer dengan nama yang telah diberikan (lihat gambar 35)

Keterangan gambar

1. Menu bar

2. Toolbar

3. Map Canvas

4. Panel Composition, berfungsi untuk

mengatur Page Layout, seperti ukuran

kertas, orientasi kertas dll

5. Item Properties, berfungsi untuk

mengatur property dari item-item yang

ditambahkan pada layout

Gambar 35

Tampilan Jendela Composer untuk membuat

Layout peta yang telah dibuat

Page 24: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

23

2) Atur penggunaan kertas pada Tab Panel Composition

3) Buat frame sebagai batas dari sajian layout, klik ikon > klik sekali > tahan dan drag dengan

ukuran yang disesuaikan dengan area gambar > klik ikon send to back untuk membawa frame ke

belakang > klik kiri mousepad untuk mengunci posisi frame. Untuk pengaturan frame lebih lanjut

bisa dilakukan dengan memilih Item Propertis dan melakukan pengaturan property dari frame

yang telah dibuat.

4) Tambahkan layer peta, klik ikon (pastikan layer peta yang mau ditambahkan aktif pada map

canvas QGIS) > tahan dan drag dengan ukuran yang disesuaikan pada lokasi yang dikehendaki >

klik kiri mousepad untuk mengunci posisi peta

5) Atur property item peta pada Item Properties, :

i. Skala peta, sesuaikan dengan besar area map yang telah dibuat, dan pastikan seluruh area

termuat dalam area peta. Pada latihan ini skala diatur pada besar skala 1:50.000

ii. Pemberian grid, aktifkan show grid > grid type , pilih solid > interval X dan Y yang

dipergunakan 4500.000 > offset biarkan 000 > frame style , no frame > line style, isikan

width dengan besar 0.75

iii. Pemberian titik koordinat, aktifkan draw coordinates > Format isikan Decimal > atur letak

koordinat ; left (outside frame, vertical), right (outside frame, vertical), Top (outside

frame, horizontal), Bottom (outside frame, horizontal) > distance to map frame

disesuaikan (untuk latihan ini diatur 2) > coordinate precision isikan 2

6) Tahap selanjutnya ialah memberikan kelengkapan peta sesuai aturan yang berlaku antara lain

judul, arah orientasi, skala, legenda dan keterangan lainnya yang diperlukan dalam informasi

peta. Setiap penambahan item, setelah ditambahkan jangan lupa untuk mengunci posisi item

masing-masing agar tidak bergeser.

7) Untuk pengaturan masing-masing item yang dimasukan berada di tab item dengan propertinya

masing-masing.

8) Selanjutnya simpan sebagai template dengan memilih Save as Template

9) Tahap akhir adalah mengekspor layout peta ke dalam bentuk yang diinginkan.

10) Berikut adalah tampilan layout peta dari Penggunaan lahan di IPB (GAMBAR 36)

Page 25: Laporan Kegiatan Praktikum Gis Fikril Fahmi (a156130041)

24

Gambar 36 Peta Penggunaan Lahan Desa sekitar Kawasan Kampus IPB Bogor, Provinsi Jawa Barat