Laporan Kegiatan Luar Gedung
Transcript of Laporan Kegiatan Luar Gedung
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit menular masih menjadi masalah prioritas dalam pembangunan
kesehatan masyarakat Indonesia. Dalam daftar Standard Pelayanan Minimum
(SPM), penanggulangan sejumlah penyakit menular wajib diselenggarakan oleh
daerah kecuali terbukti masalah tersebut memang tidak ada di daerah tersebut.
Penyakit menular yang menjadi prioritas pembangunan nasional jangka panjang
tahun 2005-2025 di antaranya adalah demam berdarah dengue.1 penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) merupakan satu dari beberapa penyakit menular yang
menjadi masalah kesehatan di dunia terutama negara berkembang. Penyakit yang
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopticus inipenyebarannya
cepat dan memiliki menyebabkan kematian.2
Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama
dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak
tahun 1968 hingga 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan
kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara dan tertinggi nomor dua di dunia setelah
Thailand. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terdapat
241.182.182 kasus DBD di seluruh Indonesia (IR: 27,56/100.000 penduduk) pada
tahun 2011 dengan angka kematian/Case Fatality Rate (CFR): 0,91%. Provinsi
Jawa Tengah sendiri menempati peringkat ke-13 dengan angka
kesakitan/Incidence Rate (IR) sebesar 15,27/100.000 penduduk dengan CFR:
0,93%.3,4 Kota Semarang merupakan peringkat pertama di Provinsi Jawa Tengah
dan peringkat dua nasional dimana pada tahun 2010 didapatkan 5.556 kasus. IR/
CFR DBD tahun 2010 yang semula 368,7 menjadi 73,87 pada tahun 2011 atau
turun 80%. Di Kota Semarang, kelurahan yang menduduki tiga besar IR DBD
tertinggi pada tahun 2011 adalah kelurahan Gajahmungkur, Tembalang dan
Srondol Kulon. Puskesmas Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang
memiliki angka kasus DBD tertinggi pada tahun 2010 yaitu 342 kasus. Namun
pada tahun 2012 mengalami penurunan signifikan hingga 36 kasus. 2,3
1
Adanya Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2010
tentang Pengendalian Penyakit Demam Bedarah Dengue diharapkan dapat
menurunkan angka kejadian DBD. Di dalam perda tersebut dijelaskan cara
pengendalian terhadap demam bedarah dengan cara PSN 3M plus, pemeriksaan
jentik, dan penyuluhan kesehatan. Penanggulangan DBD melalui surveilans
epidemiologi, penyelidikan epidemiologi, musyawarah masyarakat, penyuluhan
DBD, PSN, larvasidasi, fogging fokus, fogging massal dan tata laksana
penanggulangan kasus.4
Penyelidikan epidemiologi DBD yang selanjutnya disingkat PE DBD
merupakan kegiatan pelacakan penderita atau tersangka lainnya dan pemeriksaan
jentik nyamuk penular penyakit DBD di rumah penderita atau tersangka penderita
dan rumah- rumah sekitarnya dalam radius sekurang- kurangnya 100 meter, serta
tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penyebaran penyakit.4
Pelaksanaan kegiatan PSN 3M plus, yang meliputi : pertama, menguras
tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali; kedua,
menutup rapat tempat-tempat penampungan air; dan ketiga, memusnahkan
barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti kaleng bekas dan plastik
bekas .1,5 Selain kegiatan 3M, kegiatan PSN DBD ditambah dengan tindakan plus
yaitu memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti
pembawa virus dengue penyebab penyakit DBD. Cara-cara yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut: abatisasi, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk,
mencegah gigitan nyamuk menggunakan lotion anti nyamuk, memasang kawat
kasa pada jendela dan ventilasi, tidak menggantung pakaian di dalam kamar serta
menggunakan kelambu pada waktu tidur.5
Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga dianggap paling
efektif, karena dapat diterapkan siapa saja dan dimana saja. Berdasarkan data yang
diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota, angka kejadian DBD di RW VI kelurahan
Karanggawang Kecamatan Tandang, mencapai 9 kasus pada bulan Agustus 2013,
Oleh karena itu, kegiatan PE atau penyelidikan epidemiologi di kelurahan
Karanggawang dianggap sebagai lokasi yang tepat untuk dilaksanakan kegiatan
ini.
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum (bagi Mahasiswa):
Mahasiswa memahami pelaksanaan kegiatan Puskesmas yang
dilaksanakan di luar gedung Puskesmas yaitu Penyelidikan Epidemiologi
DBD di RW VI Kelurahan Karanggawang Kecamatan Tandang, mulai
perencanaan sampai dengan evaluasi kegiatan sesuai dengan obyek
kegiatan.
2. Tujuan khusus (bagi mahasiswa):
Mahasiswa mampu memahami perencanaan kegiatan Penyelidikan
Epidemiologi DBD
Mahasiswa mampu membantu pelaksanaan kegiatan Penyelidikan
Epidemiologi DBD
Mahasiswa mampu mengevaluasi kegiatan Penyelidikan Epidemiologi
DBD
Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah kegiatan Penyelidikan
Epidemiologi DBD sesuai dg obyeknya
Mahasiswa mampu memberikan saran perbaikan, guna kelancaran
kegiatan Penyelidikan Epidemiologi DBD pada masa yang akan
datang
C. Metodologi
Data primer diperoleh dari hasil survey pada rumah penderita atau
tersangka DBD dan sekitar rumah sejauh radius 100 meter. Data sekunder
diperoleh dari catatan data tertulis yang ada di Puskesmas Kedungmundu.
3
BAB II
KEADAAN DAN MASALAH
A. Keadaan
Data diperoleh dari hasil kegiatan kunjungan luar gedung, yakni kegiatan
Penyelidikan Epidemiologi di wilayah RW VI Kelurahan Karanggawang, tanggal
29 Agustus 2013.
a. Input1. Man
Perencana:
Kepala Puskesmas Kedungmundu
Pendamping Mahasiswa
Petugas kesehatan P2B2 (Pemberantasan Penyakit Bersumber
Binatang)
Petinggi Kelurahan Karanggawang
Kader
Pelaksana:
Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
FK UNIMUS
Sasaran:
Penderita atau tersangka penderita DBD dan rumah-rumah
sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter, serta
tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penyebaran
penyakit.
2. Money
Dana dari puskesmas
3. Material
Kepustakaan mengenai penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD), daur hidup nyamuk Aedes aegypti, sifat dan ciri-ciri
nyamuk Aedes aegypti, tempat perkembangbiakan nyamuk
Aedes aegypti , cara penularan dan tanda penyakit DBD,
4
pencegahan demam berdarah, pemberantasan sarang nyamuk,
dan penanganan segera pada penyakit DBD
Terdapat SOP ( Standar Operasional Prosedur ) kegiatan
Peyelidikan Epidemiologi
4. Method
Pelacakan penderita atau tersangka DBD dan pemeriksaan jentik
nyamuk penular penyakit DBD di rumah penderita atau tersangka
penderita DBD dan rumah sekitarnya sekurang- kurangnya 100
meter serta tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber
penularan penyakit.
5. Machine
- Form pengisian survey penyelidikan epidemiologi
- Senter
- Alat transportasi
- Alat tulis dan kertas
- Kamera untuk dokumentasi
b. Proses1. P1 (Perencanaan) :
- Pengarahan dengan pihak P2B2 Puskesmas Kedungmundu
untuk pelaksanaan, merencanakan sasaran dan langkah-langkah
PE
- Mengurus surat perizinan di Puskesmas Kedungmundu guna
mengadakan kegiatan PE di Kelurahan Karanggawang
- Pertemuan dengan Petinggi Kelurahan Karanggawang guna
mengurus perizinan kegiatan PE
- Mendata penderita atau tersangka penderita DBD di sekitar
Kelurahan Karanggawang
2. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) :
Penggerakan
- Mendiskusikan mengenai pembagian tugas untuk
pelaksanaan kegiatan penyelidikan epidemiologi
5
- Pengorganisasian kegiatan Penyelidikan Epidemiologi di RW
VI Kelurahan Karanggawang
Pelaksanaan
- Persiapan alat dan bahan untuk melakukan Penyelidikan
Epidemiologi (senter dan form)
- Mencatat identitas penderita/tersangka DBD di buku harian
penderita DBD
- Petugas datang ke Lurah atau Kades di wilayah dengan
penderita DBD
- Menanyakan ada/tidaknya penderita demam dalam kurun
waktu 3 minggu sebelumnya.
- Memeriksa jentik di tempat penampungan air di dalam
seperti : bak mandi/WC, vas bunga/tatakan air kulkas dan di
luar rumah : talang air, alas pot kembang, tempat minum
burung, dan pagar bambu (radius 100 meter di sekitar kasus)
- Hasil pemeriksaan jentik dicatat dalam formulir
Penyelidikan Epidemiologi
3. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan
- Mengawasi seluruh proses pelaksanaan untuk menjamin
kegiatan Penyelidikan Epidemiologi
Pengendalian
- Mengatur dan mengarahkan pelaksanaan bila ada hal-hal diluar
rencana agar tujuan tercapai
Penilaian
- Menilai pelaksanaan kegiatan Penyelidikan Epidemiologi
c. Environment
Perda No.5 tahun 2010 Kota Semarang tentang Pengendalian
Penyakit Demam Berdarah Dengue
Kepala dusun, ketua RT dan RW setempat mendukung pelaksanaan
kegiatan Penyelidikan Epidemiologi DBD.
6
Banyaknya penampungan air
d. Output
- Jumlah rumah yang dikunjungi : 40 rumah
- Jumlah rumah positif jentik : 16 rumah
- Jumlah rumah bebas jentik : 24 rumah
- Angka Bebas Jentik (ABJ) : 75%
- House index (HI) : 25%
- Target Dinkes Kota Semarang : ≥ 95%
B. Masalah Dari data-data yang sudah terkumpul, dapat diidentifikasi masalah yang muncul
dalam kegiatan Penyelidikan Epidemiologi adalah :
1. Rendahnya Angka Bebas Jentik (75%)
2. Tingginya House Index (25%)
3. Tidak tercapainya Target Dinkes Kota Semarang
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Penyebab Masalah
Berdasarkan masalah tersebut diatas dapat dianalisis penyebabnya melalui
pendekatan sistem yaitu:
Tabel. 1 Analisis Pendekatan Sistem
Input KekuranganMan - Kurangnya jumlah petugas P2B2
untuk melaksanakan kegiatan penyelidikan epidemiologi.
- Kurangnya jumlah kader untuk membantu petugas P2B2 dalam hal penyelidikan epidemiologi kasus DBD.
- Kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader tentang penyelidikan epidemiologi kasus DBD
Money Tidak ada masalahMetode Tidak ada masalahMaterial Tidak ada masalahMachine Tidak ada masalah
Proses KekuranganP1 ( Perencanaan) Tidak ada masalahP2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) - Kurangnya pengorganisasian
kegiatan Penyelidikan Epidemiologi di RW VI Kelurahan Karanggawang
P3 ( Pengawasan, Pengendalian, Penilaian )
Tidak ada masalah
Lingkungan Kekurangan
Tidak ada masalah
8
B. Alternatif Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
1. Kurangnya jumlah petugas P2B2 untuk melaksanakan kegiatan
penyelidikan epidemiologi.
Mengoptimalkan kinerja petugas P2B2 dengan mengaktifkan kader di
masing-masing kelurahan
2. Kurangnya jumlah kader untuk membantu petugas P2B2 dalam hal
penyelidikan epidemiologi kasus DBD.
Meningkatkan motivasi kader agar lebih berperan aktif dalam
pemberantasan DBD
3. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader tentang penyelidikan
epidemiologi kasus DBD
Mengoptimalkan pelatihan kepada kader secara menyeluruh
4. Kurangnya pengorganisasian kegiatan Penyelidikan Epidemiologi di RW
VI Kelurahan Karanggawang
Melakukan tindak lanjut secara cepat jika terdapat temuan kasus DBD
dengan melakukan kegiatan Penyelidikan Epidemiologi di RW VI
Kelurahan Karanggawang
9
INPUT
-Petugas P2B2 <-Jumlah kader <-Pengetahuan kader <
OUTPUT
ABJ rendah
House Index tinggi
OUTCOME
Penderita DBD
meningkat.
DAMPAK
CFR tinggi
Lingkungan :
Dukungan yang baik dari
perangkat desa, dan Dinas
Kesehatan
PROSES
P1 : -
P2 : kurang
pengorganisasian
kegiatan
Penyelidikan
epidemiologi
P3 : -
Alternatif pemecahan masalah :
1. Mengoptimalkan kinerja petugas P2B2 dengan mengaktifkan kader di
masing-masing kelurahan
2. Meningkatkan motivasi kader agar lebih berperan aktif dalam
pemberantasan DBD
3. Mengoptimalkan pelatihan kepada kader secara menyeluruh
4. Melakukan tindak lanjut secara cepat jika terdapat temuan kasus DBD
dengan melakukan kegiatan Penyelidikan Epidemiologi di RW VI
Kelurahan Karanggawang
Alternatif-alternatif tersebut diuji dalam matrik kriteria mutlak dan kriteria
keinginan sebagai berikut :
Tabel. 2 Kriteria Mutlak
AlternatifKriteria Mutlak
L/TLSDM
Dana minimal
Puskesmas sanggup
1 1 1 1 L2 1 1 1 L3 1 1 1 L4 1 1 1 L
L= Lulus TL= Tidak Lulus
Tabel.3 Kriteria Keinginan
Kriteria Bobot Alternatif1 2 3 4
Memanfaatkan sumber daya yang sudah tersedia
40 5x40200
6x40240
4x40160
5x40200
Melibatkan pihak terkait 30 5x30150
6x30180
4x30120
5x30150
Pelaksanaan berkesinambungan
20 3x2060
6x2020
2x2040
3x2060
Biaya pelaksanaan murah 10 4x1040
5x1050
2x1020
2x1020
Jumlah 450 490 340 430
Berdasarkan kriteria mutlak dan keinginan, maka diambil keputusan
sementara dari 4 skor tertinggi, yaitu:
10
1. Meningkatkan motivasi kader agar lebih berperan aktif dalam
pemberantasan DBD
2. Mengoptimalkan kinerja petugas P2B2 dengan mengaktifkan kader di
masing- masing kelurahan
3. Melakukan tindak lanjut secara cepat jika terdapat temuan kasus DBD
dengan melakukan kegiatan Penyelidikan Epidemiologi di RW VI
Kelurahan Karanggawang
4. Mengoptimalkan pelatihan kepada kader secara menyeluruh
Berdasarkan kriteria mutlak dan keinginan maka didapatkan keputusan
sementara yaitu Meningkatkan motivasi kader agar lebih berperan aktif dalam
pemberantasan DBD
11
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dilakukan pengamatan dari kegiatan Penyelidikan Epidemiologi
DBD di RW VI Kelurahan Karanggawang Kecamatan Tandang Kota Semarang
tanggal 29 Agustus 2013 dan wawancara kepada petugas P2B2 Puskesmas
Kedungmundu dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelaksanaan Penyelidikan
Epidemiologi sudah berjalan cukup baik, namun masih ada beberapa kegiatan
yang perlu diperbaiki, yaitu: kurangnya jumlah petugas P2B2 untuk melaksanakan
kegiatan penyelidikan epidemiologi, kurangnya jumlah kader untuk membantu
petugas P2B2 dalam hal penyelidikan epidemiologi kasus DBD, kurangnya
pengetahuan dan keterampilan kader tentang penyelidikan epidemiologi kasus
DBD, kurangnya pengorganisasian kegiatan Penyelidikan Epidemiologi di RW VI
Kelurahan Karanggawang.
B. Saran
1. Meningkatkan motivasi kader agar lebih berperan aktif dalam
pemberantasan DBD
2. Mengoptimalkan kinerja petugas P2B2 dengan mengaktifkan kader di
masing- masing kelurahan
3. Merutinkan kegiatan Penyelidikan Epidemiologi di RW VI Kelurahan
Karanggawang
4. Mengoptimalkan pelatihan kepada kader secara menyeluruh
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Achmadi, Umar Fahmi. Manajemen Demam Berdarah Berbasis Wilayah
dalam Buletin Jendela Epidemiologi Vol 2: Pusat Data dan Surveilans
Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI; 2010.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2011. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2012.
3. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2011.
Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2012.
4. Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2010
5. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Memberantas jentik di
rumah dalam Seri Perilaku Hidup Bersih di Rumah Tangga. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009.
6. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Pedoman pelaksanaan gerakan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) Aedes aegypti. Semarang: Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2010.
13
LAMPIRAN
Mahasiswa sedang melakukan pemantauan jentik
Contoh tempat penampungan air yang terdapat jentik nyamuk
14