LAPORAN AKHIR KEGIATAN LUAR KELAS DIALOG DENGAN … · laporan akhir kegiatan luar kelas dialog...
Transcript of LAPORAN AKHIR KEGIATAN LUAR KELAS DIALOG DENGAN … · laporan akhir kegiatan luar kelas dialog...
LAPORAN AKHIR KEGIATAN LUAR KELAS
DIALOG DENGAN TOKOH AGAMA
CHARACTER BUILDING: AGAMA
DISUSUN OLEH:
JOHAN KURNIA – 2001536762
TANRICKO – 2001548333
GERALDO PRATAMA W. T. – 2001564500
ARDYA MUHAMMAD P. – 2001576734
RIFERA RIDHO P. – 2001589535
RIDWAN HANIF A. – 2001589996
M. RAFID MUQSITH – 2001592353
BINA NUSANTARA UNIVERSITY
JAKARTA
2017
i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
PROJECT LUAR KELAS CHARACTER BUILDING: AGAMA
1. Judul Dialog : Dialog dengan pemuka agama terkait dengan toleransi
kehidupan beragama pada masa kini.
2. Lokasi Project : - Anggrek Campus BINUS University (Jl. Kebon
Jeruk Raya no. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
11530, DKI Jakarta)
- Gereja Maria Bunda Karmel (Jl. Karmel Raya no.
2, RT/RW 02/004, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
11530, DKI Jakarta)
- Masjid Jami’ Kebon Jeruk (Jl. Hayam Wuruk no.
85, Kel. Tamansari, Kec. Tamansari, Jakarta Barat,
DKI Jakarta)
- Chandra Prabha Pura Jelambar (Jl. Indraloka
Raya no. 1, RT/RW 08/010, Jelambar, Grogol
Petamburan, Jakarta Barat 11460, DKI Jakarta)
- Vihara Ekayana Arama (Jl. Mangga II no. 8,
Tanjung Duren Barat, RT / RW 08 / 008, Duri Kepa,
Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510, DKI Jakarta)
3. Kelompok Target Kegiatan : Pemuka agama dan Dosen Character Building: Agama
4. Nama Anggota Kelompok
1. : JOHAN KURNIA
2. : TANRICKO
3. : GERALDO PRATAMA WAHTU TEDDY
4. : ARDYA MUHAMMAD PRAMUDITO
5. : RIFERA RIDHO PRAYUDA
6. : RIDWAN HANIF ABDURRASYID
7. : MUHAMMAD RAFID MUQSITH
ii
5. Mata Kuliah: : CHAR6015 – Character Building: Agama
6. Kelas : LA04
7. Dosen : Drs. Dalmeri, M.A.
JAKARTA, 15 DESEMBER 2017
MENGETAHUI
DRS. DALMERI, M.A.
KETUA KELOMPOK
TANRICKO
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR .................................................................... i
BAB I – PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 1
PERMASALAHAN .................................................................................................................. 2
RENCANA KEGIATAN.......................................................................................................... 2
BAB II – METODE KEGIATAN ................................................................................................ 3
BAB III – KONSEP ...................................................................................................................... 4
BAB IV – PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................................................. 5
KEGIATAN 1 (HINDU) .......................................................................................................... 5
KEGIATAN 2 (KATHOLIK)................................................................................................... 6
KEGIATAN 3 (ISLAM) ........................................................................................................... 7
KEGIATAN 4 (BUDDHA) ...................................................................................................... 8
KEGIATAN 5 (DOSEN) .......................................................................................................... 9
BAB V – PENUTUP.................................................................................................................... 10
KATA PENUTUP. ................................................................................................................. 10
SARAN ................................................................................................................................... 10
REFLEKSI .............................................................................................................................. 11
REFERENSI ................................................................................................................................ 12
LAMPIRAN................................................................................................................................. 12
FOTO ...................................................................................................................................... 12
TRANSKRIP WAWANCARA .............................................................................................. 14
HINDU .................................................................................................................................. 14
KATHOLIK........................................................................................................................... 17
ISLAM ................................................................................................................................... 20
BUDDHA .............................................................................................................................. 22
DOSEN .................................................................................................................................. 26
1
BAB I – PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang perlu dikembangkan menuju ke arah
yang lebih baik. Salah satu contoh generasi muda yaitu pelajar. Pelajar bisa diartikan sebagai
peserta didik yang mengikuti pendidikan tingkat dasar, tingkat menengah, tingkat atas, formal
ataupun informal. Termasuk para penulis yang kini merupakan mahasiswa BINUS University.
Namun dengan hanya mengikuti pembelajaran saja tidak dapat melatih karakter generasi muda
menuju ke arah yang lebih baik, dan generasi muda seperti kami membutuhkan pendidikan
karakter yang lebih baik.
Salah satu bentuk untuk memperoleh pendidikan karakter adalah dengan bertemu dan
berdialog dengan para pemuka agama yang tepat. Pemuka agama diharapkan dapat memberikan
ajaran atau tanggapan baik secara teologis maupun moral dari sudut pandang agama mereka
masing-masing.
Dengan kehadiran para pemuka agama ini untuk berdialog dengan kami, kiranya kami
dapat lebih memahami keberadaan kita semua ini dicipatakan untuk saling membantu, bukan
saling menguasai atau menindas. Karena untuk menciptakan kerukukan dan rasa toleransi dalam
hidup, kami harus melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Setelah belajar
saling memahami sesama maka kami sebagai generasi muda dapat berusaha untuk bersama-sama
menciptakan suasana nyaman dalam hidup.
2
PERMASALAHAN
• Masih adanya ketidakadilan dan diskriminasi baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap kaum minoritas agama dikarenakan kurangnya kesadaran dan pengetahuan
masyarakat di indonesia.
• Penerapan/implementasi sikap-sikap yang bijaksana dalam menanggapi isu atau guncangan
sosial yang melibatkan agama.
RENCANA KEGIATAN
Dengan melakukan dialog dengan para pemuka agama secara langsung serta belajar
mengenai prinsip-prinsip keagamaan yang baik, kami diharapkan menjadi lebih memahami cara
pandang yang berbeda-beda dari setiap agama dan bersikap lebih bijaksana dalam menghadapi
isu-isu yang melibatkan agama. Setelah itu kami dapat berusaha menjadi teladan untuk sesama
kami agar muncul rasa toleransi, terciptanya keadilan dan bertambahnya pemahaman masyarakat
mengenai konsep hidup rukun beragama.
3
BAB II – METODE KEGIATAN
Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam bentuk dialog berupa tanya jawab dengan pemuka
agama, di mana pada setiap sesi pertanyaan akhir dialog, kami akan bertanya kepada para pemuka
agama bagaimana cara untuk menanggapi isu-isu berbau keagamaan yang berkembang di tengah
masyarakat dan meminta saran atau pesan-pesan yang dapat mereka sampaikan kepada kami
sebagai mahasiswa BINUS University.
4
BAB III – KONSEP
Agama merupakan salah satu pembatas peradaban. Artinya, umat manusia terkelompok
dalam agama Islam, Kristen, Katolik, Kong Hu Cu dan sebagainya. Potensi konflik antar mereka
tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi pecahnya konflik antar umat beragama
perlu dikembangkan upaya-upaya dialog untuk mengeliminir perbedaan-perbedaan pembatas di
atas.
Dialog adalah upaya untuk menjembatani bagaimana benturan bisa dieliminir. Dialog
memang bukan tanpa persoalan, misalnya berkenaan dengan standar apa yang harus digunakan
untuk mencakup beragam peradaban yang ada di dunia. Dialog antar umat beragama merupakan
sarana yang efektif menghadapi konflik antar umat beragama. Pentingnya dialog sebagai sarana
untuk mencapai kerukunan, karena banyak konflik agama yang anarkis atau melakukan kekerasan.
Mereka melakukan pembakaran tempat-tampat ibadah dan bertindak anarki, seperti penjarahan
dan perusakkan tempat tinggal.
Di dalam Negara Indonesia yang pluralitas agama, dialog menjadi pilihan alternatif yang
ideal dalam penyelesaian konflik antar umat beragama. fenomena konflik antar umat beragama
harus ditangai, karena berdampak sangat negatif. Untuk menghadapi fenomena ini, para pemuka
lintas agama tingkat pusat melakukan dialog antar umat beragama.
Baik kaum agama mayoritas maupun minoritas memiliki hak yang sama. Hak untuk bebas
memeluk agama dan memperoleh keamanan. Hanya saja dalam melaksanakan ibadahnya mereka
melakukan cara yang berbeda-beda sesuai dengan agama yang mereka anut.
Melalui tema yang kami bahas ini, kami berharap kami bisa mewujudkan perkembangan
diri serta generasi muda yang menuju kearah positif untuk sepenuhnya saling memahami dan
bersikap bijaksana dalam menghadapi perbedaan hidup beragama serta berusaha menjadi pelopor
masyarakat agar mencegah dan melawan tindak ketidakadilan serta diskriminasi agama.
5
BAB IV – PELAKSANAAN KEGIATAN
KEGIATAN 1 (HINDU)
Pada hari Senin, 23 Oktober, kami memulai diskusi kami untuk pertama kalinya. Kami
sepakat untuk memulai kegiatan luar kelas kami yaitu dengan mewawancarai beberapa pemuka
agama sebagai narasumbenya. Kami menggunakan sistem acak dalam memilih darimanakah
narasumber yang akan kami tuju, dan Pura menjadi pilihan pertama kami. Kebetulan Chandra
Prabha Pura Jelambar merupakan Pura paling dekat yang dapat kami tuju. Dan kami menuju ke
sana pada hari Rabu, 25 Oktober.
Sesampainya di sana, kami diberitahu bahwa Pura hanya ‘buka’ pada hari Minggu,
sehingga tidak terlihat aktivitas sama sekali di sana, hanya petugas dan penjaga warung (koperasi)
di depan Pura yang buka. Dan kami diberi nomor telepon Pak Ida, selaku pemuka agama di sana.
Setelah kami menghubungi Pak Ida, kami pun sepakai untuk melakukan dialog pada hari Minggu,
29 Oktober, pukul 10.00 pagi, setelah ibadah pagi selesai.
Sesuai kesepakatan yang telah kami buat pada hari Rabu, kami dapat melaksanakaan dialog
depan Pak Ida. Dan kesimpulan yang kami dapatkan adalah sebagai berikut:
Pak Ida berpendapat bahwa masalah utama di Indonesia adalah kurangnya
toleransi, seperti yang dikatakan dalam Hindu: “Trikaya Parisudha” yang
berarti mulai berpikir yang baik dan benar akan melahirkan perkataan yang
baik dan benar, lalu perkataan yang baik dan benar akan melahirkan
perbuatan baik dan benar. Jika itu terjadi maka kita akan menjadi negara
yang sangat-sangat aman tentunya, dan sebenarnya konflik antar agama yang
telah terjadi hanyalah musiman, contohnya saat musim-musim pilkada.
Pak Ida juga berpendapat bahwa sudahlah bagus bagi kita mahasiswa BINUS
untuk belajar agama bersama agar timbul rasa toleransi, hormat, dan
kebersamaan.
6
KEGIATAN 2 (KATHOLIK)
Seusai wawancara dengan Pak Ida selaku pemuka agama Hindu, kami kembali memilih
tujuan kami yang selanjutnya, yaitu Gereja Katholik. Kemudian pada tanggal 2 November, kami
pun menuju Gereja Katholik yang terdekat. Banyak dari teman kami yang merujuk ke Gereja
Maria Bunda Karmel (MBK), dengan demikian kami langsung menuju ke sana.
Sesampainya di sana, kami langsung menuju ke sekretariat untuk dipertemukan dengan
pemuka agama di sana (Romo), namun sangat disayangkan karena Romo yang bersangkutan tidak
bisa diwawancarai karena ada keperluan mendesak selama beberapa minggu. Sehingga kami pun
dirujuk untuk menuju Gereja Santa Theresia. Namun berhubung lokasi yang lumayan jauh,
sekretariat Gereja MBK pun memberi kami nomor telepon untuk sekretariat di sana. Dikarenakan
cuaca yang tidak mendukung, sehingga kami sudahi hari ini dengan tangan hampa.
Besoknya, kami sempatkan waktu untuk menghubungi nomor yang telah diberikan kepada
kami. Melalui percakapan singkat, kami dirujuk untuk menelpon langsung kepada Romo Harianto,
selaku pemuka agama di sana. Dan setelah kami menghubunginya, Romo tersebut merujuk kami
kepada Romo Robert, alasannya adalah Romo Robert merupakan Romo yang mengurusi ‘divisi’
remaja, termasuk para mahasiswa seperti kami. Sehingga kami pun segera menghubungi nomor
tersebut. Ternyata benar adanya, beliau merupakan Romo Robert, dan beliau bersedia untuk
diwawancarai terkait toleransi beragama.
Dan pada tanggal 5 November, kami berangkat ke Gereja MBK dan mewawancarai Romo
Robert seusai Misa Baptis, demikian kesimpulan yang kami dapatkan.
Menurut Romo Robert, masalah paling utama dari remaja jaman sekarang
adalah kurang mengertinya mereka tentang agama mereka sendiri yang dapat
mengakibatkan timbulnya konflik - konflik sosial. Agama mengajak kita
percaya pada satu yaitu Tuhan, apapun agama kita. Untuk sampai pada
Tuhan yang sama itu kita menggunakan berbagai macam pendekatan, kita
menggunakan cara-cara supaya kita bisa sampai kepada Ilahi, Tuhan itu
sendiri dengan benar maupun dengan cara agama Islam, Kristen, Hindu,
Buddha, Katholik dan Konghucu. Agama-agama ini yang diberi kepercayaan
dan tanggungjawab untuk mengajak penganutnya untuk memahami ajaran-
ajaran itu sehingga kita bisa sampai kepada tujuan yang utama yaitu iman
kita.
7
KEGIATAN 3 (ISLAM)
Setelah kegiatan sebelumnya berakhir, kami melanjutkannya dengan memilih tujuan kami
selanjutnya. Namun ketika mendengar bahwa salah satu dari kami memliliki kenalan Ustadz, kami
pun menetapkan tujuan kami yang selanjutnya yaitu, Masjid.
Setelah menghubungi Ustadz tersebut, beliau menyuruh kami untuk menelpon Ustadz
Hafidz. Sehingga kami langsung menghubungi beliau lewat WhatsApp. Ustadz Hafidz pun setuju
untuk menemui kami, setelah acara Jemaah Tablig se-Jakarta di Masjid Jami’ Kebon Jeruk.
Sesampainya di sana, kami disambut ramah oleh semua umat di sana, termasuk Ustadz
Hafidz sendiri. Namun ketika kami ingin mewawancarai beliau, beliau sedikit keberatan tentang
keberadaan kamera kami, karena beliau tidak ingin masjid ini dimasuki oleh media-media, agar
masjid ini tetap netral terhadap politik. Dan beliau pun memberi kami ‘ceramah’ perkenalan terkait
beliau, pandangan beliau, dan Masjid Jami’ Kebon Jeruk itu sendiri, yang hampir mencakup
seluruh pertanyaan yang ingin kami tanyai. Oleh karena itu, kami hanya mendengarkan saja dari
awal hingga akhir ‘ceramah’ tersebut.
Ustadz Hafidz berkata bahwa sesama umat Islam walaupun berbeda-beda
suku, golongan, partai, aliran, tetapi jika kita mempunyai rukun iman yang
sama, rukun islam yang sama, nabi yang sama, kiblat yang sama, kita
bersaudara jadi tidak ada permusuhan diantara kita, tidak ada kebencian
diantara kita, justru kita saling tolong menolong ini adalah dakwah Rasulullah
SAW.
Ustadz Hafidz juga mengajarkan kami bahwa sebenarnya Islam berdakwah
dan menyebarkan agamanya dengan lemah lembut. Beliau juga berkata bahwa
sebenarnya umat Rasulullah SAW ada dua, ada yang sudah islam, ada yang
belum islam dan umat yang belum islam merupakan umat Rasulullah SAW
juga. Hanya saja mereka belum mendapatkan hidayah, itupun saudara kita
juga dari segi sama-sama anak cucu Nabi Adam AS. Maka dari itu manusia
walaupun dia non-muslim itu juga masih punya sikap kasih sayang karena dia
masih punya sifat keturunan Nabi Adam AS. Hanya saja belum mendapatkan
hidayah, maka dari itu jika ada orang yang non-muslim kita jangan
membencinya justru kita kasihan karena belum mendapatkan hidayah. Karena
sebenarnya mereka juga saudara kita dari segi sama-sama anak cucu Nabi
Adam AS.
8
KEGIATAN 4 (BUDDHA)
Seusai berdialog dengan Ustadz, pada tanggal 4 Desember, kami memilih Vihara menjadi
tujuan kami yang selanjutnya. Dikarenakan banyaknya mahasiswa yang merujuk untuk pergi ke
Vihara Ekayana Arama, kami pun berangkat ke sana. Ternyata benar adanya, pada saat kami
sampai di sana, terlihat ada 2-3 kelompok dari BINUS University yang juga melakukan survey.
Dan juga terlihat beberapa jenis anjing di sana.
Kami pergi menuju sekretariat, dan menanyakan apakah ada pemuka agama yang bisa
diwawancarai, mereka menjawab dengan yakin, “Oh, ya, ada. Nanti hari Rabu tanggal 6 Desember
kembali ke sini saja. Banyak kelompok dari BINUS juga yang ingin mewawancarai Bhante.”.
Setelah mendapat jawaban yang pasti dari kesekretariatan di sana. Kami pun pulang. Tak lupa
kami berfoto-foto dengan anjing yang terdapat di sana.
Pada tanggal 6 Desember, kami pun berangkat kembali ke Vihara tersebut. Kami terpaksa
tidak mengikuti kegiatan perkuliahan di BINUS University karena jadwal yang bertabrakan
dengan kegiatan wawancara ini. Namun dikarenakan masing-masing kami masih memiliki ‘jatah’
untuk absen, kami pun sepakat untuk mengutamakan kegiatan wawancara.
Sesampainya di sana, kembali terlihat banyak sekali mahasiswa dari BINUS University
yang mengenakan almamater dan tersebar di depan Vihara, menunggu kegiatan ibadah Buddha
selesai. Setelah itu, Bhante Nyanagupta pun menyapa kami dan mempersilahkan kami untuk
masuk. Kegiatan wawancara pun dimulai.
Kesimpulan yang dapat kami ambil adalah sebagai berikut.
Buddha adalah agama yang mengajarkan kasih sayang dan toleransi. Ibadah
dalam agama Buddha itu sendiri tidak wajib, melainkan muncul dari
kesadaran seseorang itu untuk mempraktekannya dan mau menjadi lebih baik.
Umat buddha juga diminta untuk mejalankan 5 aturan moralitas yaitu tidak
membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat asusila, tidak berbohong dan tidak
meminum minuman keras atau hal-hal yang menyebabkan memabukan yang
menghilangkan kesadaran. Pemahaman agama dalam buddha juga sebaiknya
melampaui apa yang tertulis didalam kitab suci, janganlah terjebak dalam
formalitas agama, dan ketahuilah bahwa penginterpretasian agama dalam
kehidupan sehari-hari itu penting.
9
KEGIATAN 5 (DOSEN)
Pada tanggal 2 Desember, saat kegiatan perkuliahan Character Building: Agama
berlangsung. Kami dipertanyakan tentang progress kami sejauh ini. Kami pun ditawarkan
wawancara dengan Pak Dalmeri selaku Dosen dari Character Building: Agama itu sendiri dan
sebagai seorang pemuka agama. Dikarenakan susahnya kami dipertemukan dengan pemuka agama
dari Kong Hu Cu, kami pun mengambil tawaran itu dan sepakat untuk mewawancarai beliau pada
Sabtu berikutnya.
Minggu berikutnya, seusai kegiatan perkuliahan Character Building: Agama, kami harus
menunggu selama kurang lebih 2 jam, dikarenakan Pak Dalmeri masih ada jadwal sebagai dosen
di BINUS University. Dan setelah itupun, akhirnya kami dapat mewawancarai beliau, dengan
kesimpulan sebagai berikut.
Janganlah menjadikan agama sebagai kambing hitam, tapi jadikanlah agama
sebagai pilar dari kehidupan kita, baik sebaai seorang individu, maupun
kelompok. Niccolo Machiavelli dengan virtuenya menyatakan bahwa agama
harusnya memberi nilai pada kehidupan politik, jika politik menghalalkan
segala macam cara maka mereka bagaikan serigala yang akan memangsa
serigala-serigala lainnya, itu bahayanya pada saat lalu kemudian politik
dibiarkan tanpa moralitas agama, tanpa etika agama, maka politik juga akan
sangat membara.
10
BAB V – PENUTUP
KATA PENUTUP
Sebagai penutup, pertama-tama kami dari kelompok 6 ingin berterimakasih kepada Tuhan
YME atas berkat dan rahmatnya kami bisa menyelesaikan kegiatan ini dengan lancer dan semoga
semua hal ini ada hikmah dan baraqahnya. Lalu yang kedua, kami ingin berterimakasih kepada
Pak Dalmeri, Pak Ida, Ustadz Hafidz, Banthe Gupta, dan Romo Robert atas ilmu yang telah
diberikan, semoga ilmu itu bermanfaat dan beliau-beliau mendapat balasan pahala dari Tuhan
YME. Yang terkahir, kami berharap agar semua hal yang telah kami lakukan dan bicarakan dengan
beliau-beliau sekalian dapat kami cerna dan praktikan di kehidupan sehari-hari agar kami dapat
menjadi insan yang lebih baik.
SARAN
• Sebaiknya dilakukan survey / buat kesepakatan dengan narasumber terlebih dahulu
sebelum dilakukan wawancara, karena narasumber tidak selalu berada di tempat yang
anda tuju.
• Lebih baik untuk melakukan wawancara di awal waktu diberikan tugas, karena banyak
dari narasumber telah melayani banyak kelompok dan memilih untuk menolak lebih
banyak gelombang kelompok yang berdatangan lagi.
• Bila ingin mengunjungi tempat yang sama bersama kelompok lain, pergilah bersama. ini
merupakan win-win solution baik untuk pewawancara maupun narasumber, agar
kelompok-kelompok pewawancara dapat berkumpul menjadi 1 kelompok, dan
narasumber tidak harus 'melayani' pertanyaan yang sama.
• Persiapkan alat-alat untuk wawancara, seperti menggunakan almamater BINUS
University sebagai identitas Binusian, kamera untuk dokumentasi, audio recorder untuk
merekam suara pewawancara dan narasumber, dan lain-lain apabila diperlukan.
• Persiapkan pula pertanyaan-pertanyaan yang ingin ditanyakan pada kertas / notes, agar
tidak lupa untuk ditanyakan. Serta pertanyaan cadangan di luar pertanyaan inti, apabila
wawancara dilakukan bersama kelompok lain.
• Dalam melakukan kegiatan wawancara, hendaknya menggunakan bahasa yang baik dan
sopan serta tidak mengundang kontroversi dan berbau menyinggung sehingga
narasumber pun nyaman untuk menjawabnya.
• Pelajarilah lebih dalam agama Anda sendiri sebelum mempelajari agama lain, agar Anda
tidak kebingungan tentang apa yang harus Anda percaya.
11
REFLEKSI
Seperti yang dikatakan Romo Robert, masalah paling kritis dari mahasiswa jaman sekarang
adalah kurangnya mereka mengenal agama mereka sendiri, dan kurangnya membaca kitab-kitab
suci. Jika agama sendiri saja kita kurang mengerti, maka tidaklah mungkin kita bisa mengerti
agama orang lain, dan tidaklah mungkin kita bisa memandang cara orang lain beragama dengan
objektif dan tanpa memandang sebelah mata.
Pak Ida, Banthe Gupta, Romo Robert, dan Pak Dalmeri juga memberikan kami beberapa
pandangan yang berbeda tentang politik dan keagamaan, dimana beberapa memandang bahwa
seharusnya dua hal itu dipisahkan, tapi kami lebih setuju kepada pendapat pak dalmeri dimana
seharusnya politik itu bukanlah dicampur dengan agama tapi dinaungi oleh agama agar menjadi
politik yang bersih dan dapat dipertanggung jawabkan oleh para politikusnya di akhirat.
Ustadz Hafidz juga mengajarkan bahwa islam yang sebenarnya bukanlah seperti islam-
islam yang diekspos di media-media dimana mereka secara langsung terjun ke politik dan baku
hantam dengan pemerintah, tapi islam yang halus dan berdakwah dengan kasih sayang kepada
siapa saja di dunia.
12
REFERENSI
http://dialog-antar-umat-beragama.blogspot.co.id/
LAMPIRAN
FOTO
13
14
TRANSKRIP WAWANCARA
HINDU
Pertanyaan: Apa masalah paling umum di indonesia sekarang soal hubungan antara
umat beragama?
Jawaban: Sebenarnya kita ini kan negara yang sangat-sangat luar biasa dari
keragaman, sehingga memang jika kita tidak bisa mengelola dengan baik,
itu akan menimbulkan perpecahan, namun demikian founding father
(pendiri bangsa) kita sebenarnya sudah sangat-sangat luar biasa,
menyusun ketentuan undang-undang dasar untuk melaksanakan
kewajiban kita sebagai bangsa, kita liat kerukunan umat beragama di
negara kita diakui oleh dunia internasional bagaimana kita bisa mengelola
dengan baik. Masalah utama sebenarnya masalah toleransi, selama ini kita
dilevel para tokoh agama selalu mendengungkan hal itu, tapi itu tidak
hanya berhenti pada kata-kata, namun harus diwujudkan dalam bentuk
perbuatan artinya dalam konsep agama Hindu disebutnya “Trikaya
Parisudha” yang berarti mulai berpikir yang baik dan benar akan
melahirkan perkataan yang baik dan benar, lalu perkataan yang baik dan
benar akan melahirkan perbuatan baik dan benar. Jika itu berterjadi maka
kita akan menjadi negara yang sangat-sangat aman tentunya, jadi jika kita
lihat sekarang ini terjadi letupan kecil-kecil yang bersifat musiman,
contohnya pada saat musim pilkada kemarin kita dalam satu keluarga saja
memiliki pendapat yang berbeda-beda tapi setelah itu selesai, tapi memang
ada beberapa orang yang masih belum move on atau masih terbawa. Saya
yakin anak-anak para mahasiswa janganlah sampai kesitu kita harus
rasional dalam berpikir, boleh mengadakan demo tapi untuk kepentingan
yang lebih besar.
Pertanyaan: Bagaimana pandangan seseorang yang menggunakan agama sebagai
kepentingan pribadi?
Jawaban: Diusahakan jangan sampai terjadi, jangankan untuk kepentingan pribadi
untuk kepentingan kelompok saja harusnya tidak, karena kita sepakat
mendirikan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang terdiri dari
17.000 pulau lebih, dimana dengan suku, agama, ras, bahasa yang berbeda
dan budaya yang berbeda, jika ini disalah gunakan apalagi menyangkut
tentang agama, agama adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar jika di
agama dikatakan A maka harus A, jika itu disalah gunakan untuk hal
negatif, maka akan terjadi seperti di Timur Tengah sana.
15
Pertanyaan: Bagaimana pandangan agama Hindu terhadap orang yang tidak memeluk
agama?
Jawaban: Yang menciptakan manusia itu adalah Tuhan, jika ada 1 atau 2 kelompok
orang yang tidak mengakui dirinya tidak beragama itu juga terserah pada
orangnya, begitu dia menginggal pasti dia ingat ada yang menciptakan dia,
siapa? Yaitu Tuhan. Hanya saja sekarangkan ada orang-orang yang
menyebut dirinya tidak beragama, dia tidak mau terikat, seperti beribadah
3 kali sehari seperti Puja Tri Sandya, tetapi secara tidak langsung dia juga
pasti punya keyakinan, hanya saja dia menyebut dirinya tidak beragama,
dari sisi kacamata Hindu orang-orang yang lahir kedunia pasti punya hak
untuk hidup, Jadi umpamanya kita jangan menganggap yang tidak
beragama langsung kita singkirkan dari dunia bahkan kita bunuh, itu juga
ciptaan Tuhan dan dunia juga diisi dengan ciptaan Tuhan, laki-laki atau
perempuan bahkan setengah laki-laki setengah perempuan itu juga adalah
ciptaan Tuhan, artinya pada saat orang-orang tersebut membuat KTP
(Kartu Tanda Penduduk) menulis tidak mempunyai agama, sebenarnya
mereka percaya dengan Tuhan maka kita ada aliran kepercayaan, hanya
saja mereka tidak menyebut agama, tetapi meraka percaya ada yang
menciptakannya. Artinya apa yang dia butuhkan apa yang dia dapatkan
seperti udara yang kita hirup setiap hari pasti ada yang menciptakan yaitu
Tuhan.
16
Pertanyaan: Pandangan anda terhadap semua agama Tuhannya sama hanya saja pada
zaman dahulu berbeda cara mengajarkannya?
Jawaban: Kita di Hindu juga sangat percaya kalau selama ini juga banyak orang
punya anggapan Tuhan Hindu banyak ada yang menyebut menyembah
Dewa Siwa, Dewa Brahma, Dewa Wisnu. Sebenarnya itu hanya
pemberian label kepada beliau, jika perumpamaannya saya, saya dirumah
dipanggilnya bapaknya anak-anak, saya menjadi ketua RT dipanggilnya
Pak RT, saya menjadi ketua pengurus Pura dipanggilnya pak ketua
pengurus Pura, tapi orangnya juga sama. Hanya saja penamaannya yang
berbeda jika di Hindu disebutnya bhinneka tunggal ika tan hana dharma
mangrwa, jadi sebenarnya itu tetap satu kita menyebutnya dengan nama
yang berbeda-beda sesuai fungsinya, saya menganggapnya Tuhan itu satu,
ekam evam adwityam brahman itu slogan-nya jadi berbeda tetapi tetap
satu, jadi sebenarnya kita orang-orang bijaksana menyebut beliau dengan
nama-nama yang berbeda sesuai fungsi beliau, perumpamaannya jika di
Bali anda ke pasar anda memuja Dewa Shukra, jika di laut ada Dewa
Baruna. Itu hanya nama tapi itu Tuhan juga yang kita puja. Dewa itu kata
kasarnya sinar, jadi sinar Tuhan itu kita sebut Dewa, kalau zaman dahulu
disebutnya Betha Re karena sifat Tuhan melindungi umatnya maka kita
menyebutnya Betha Re Wisnu (seperti Wisnu). Yang umum dikenal itu
Trimurti, Brahma Sang Pencipta, Wisnu sang pemelihara, Siwa sang
pelebur, jadi sebenarnya pemberian nama diumat islam juga ada seperti
Ar-Rahman dan Ar-Rahim itu juga merupakan nama lain. Maka kita
jangan mempermasalahkan hal seperti itu biarkan mereka meyakini sesuai
dengan urusan mereka masing-masing, karena agama adalah urusan Sang
Pencipta dan ciptaannya.
Pesan saya sebagai tokoh agama Hindu yang di tempatkan di Jakarta
barat. Sehingga saran saya, saya sangat sependapat dengan pimpinan dari
BINUS bahwa pengajaran agama diperguruan tinggi itu sudah bagus,
artinya silahkan pada saat mata kuliah agama, agama apapun, mahasiswa
apapun masuk jadi satu, sehingga mereka mengenal yang sebelumnya
hanya mendengar dari A, begitu melihat langsung ternyata tidak seperti
itu, rasa toleransi akan muncul, rasa penghormatan akan muncul. Paling
tidak anda sebagai mahasiswa dilingkungan kampus itu rukun-rukun,
caranya seperti toleransi, kebersamaan, kerja sama dan saling
menghormati itu dijaga dengan baik.
17
KATHOLIK
Pertanyaan: Pertanyaan pertama, menurut Romo apa masalah yang paling utama dari
hubungan antar agama di Indonesia pada saat ini?
Jawaban: Karena saya itu lebih melihat atau melayani para mahasiswa, mungkin
pertama-tama lebih ke soal mereka memahami ajaran agama mereka
masing-masing. Jadi, apakah para mahasiswa yang punya agama berbeda-
beda itu juga sungguh memahami ajaran agama mereka, sehingga
kehidupan sehari-hari terutama di kampus apa yang mereka pahami dan
mengerti itu juga aktualisasinya sangat nyata. Tetapi kalau ajaran itu
sendiri tidak dimengerti atau dipahami maka akan terjadi konflik dan bisa
jadi konflik ini menunjukkan sesuatu tidak respect terhadap sesama dalam
hal agama ketika kita sendiri tidak tau apa yang kita imani dan kita pilih.
Sekian pendapat saya terhadap tingkat mahasiswa sesuai tugas dan
pelayanan saya di Gereja.
Pertanyaan: Apa pendapat Romo terhadap teori yang mengatakan bahwa semua agama
itu Tuhannya sama dan yang membuat beda adalah teknik pengajarannya
dari jaman dahulu?
Jawaban: Agama mengajak kita percaya pada satu yaitu Tuhan, apapun agama kita.
Untuk sampai pada Tuhan yang sama itu kita menggunakan berbagai
macam pendekatan, kita menggunakan cara-cara supaya kita bisa sampai
kepada Ilahi, Tuhan itu sendiri dengan benar maupun dengan cara agama
Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Katholik dan Kong Hu Cu. Agama-agama
ini yang diberi kepercayaan dan tanggungjawab untuk mengajak
penganutnya untuk memahami ajaran-ajaran itu sehingga kita bisa sampai
kepada tujuan yang utama yaitu iman kita. Maka, apapun agamamu
apapun imanmu kita memiliki tujuan yang sama untuk menghayati agar
kita sampai kepada yang ilahi itu. Analoginya seperti kita mau ke kampus
kalian BINUS memiliki banyak arah atau cara untuk kita pakai yang
penting tujuannya jelas ke BINUS. Begitulah saya mau percaya kepada
yang Ilahi, Tuhan itu ada banyak macam agama yang ditawarkan di negara
kita yang penting kita jangan terlalu mempropaganda atau berkoar-koar
tentang agamanya yang dianggap paling benar. Yang paling benar ialah
kita menuju kesumber yang sama dengan pendekatan masing-masing.
18
Pertanyaan: Di Indonesia diterapkan hukum pada pasal 29 yang menyatakan bahwa
“Negara menjamin kebebasan beragama di Indonesia”. Menurut Romo
apa pandangan Romo dalam agama Katholik terhadap orang yang tidak
mempercayai Tuhan?
Jawaban: Saya kira itu salah, semua itu percaya kepada Tuhan agama apapun
percaya kepada Tuhan bahwa negara menjamin berarti negara
memberikan hak kepada kita, tidak hanya Katholik, agama lain juga
diberikan hak untuk mencari jalan dengan agamanya untuk sampai dengan
yang diimani. Jadi, negara kita sudah cukup adil hanya bagaimana kita
sebagai pemeluk agama masing-masing melihat keadilan ini sehingga kita
dengan bebas tanpa ada tekanan bisa mempraktekan dan menajalankan
yang kita imani, kalau hal ini yang diganggu di ruang-ruang, maka tidak
terjadi lagi kebebasan untuk memeluk agama dan tidak terjadi lagi dengan
apa yang tertulis pada undang-undang tersebut karena kita juga dilindungi
untuk memeluk dan memilih agama kita masing-masing.
Pertanyaan: Menurut Romo, di Indonesia banyak partai politik yang mengatas
namakan agama. Apa sebaiknya politik dipisahkan dengan agama atau
sistem yang sekarang sudah baik?
Jawaban: Menurut saya sudah begitu, bagaimana bisa dikaitkan itu? Yang kita
perjuangkan dalam berpolitik ialah orang bukan agama. Tetapi jika
memperjuangkan agama ya tidak boleh, harus dipisahkan. Memang jelas-
jelas tujuan kita bersama dalam kebersamaan ini apalagi Gereja Katholik
Keuskupan Agung Jakarta tahun 2017 dengan amalkan Pancasila pada
tahun ini yaitu sila Ke-2 Kemanusiaan yang adil dan beradab. Supaya ini
diperhatikan baik-baik dengan Gereja Katholik Keuskupan Agung Jakarta
sungguh-sungguh mengedepankan sila ke-2 agar kita adil terhadap
siapapun dan dengan yang kita perjuangkan, semua manusia, makhluk
yang ada di negara Indonesia tercinta ini.
Pertanyaan: Selain masalah mengerti dalam agamanya sendiri, remaja jaman sekarang
yang memiliki pergaulan bebas berpengaruh seburuk apa terhadap agama?
Jawaban: Di setiap agama, saya percaya ada Hukum. Jika dilanggar kita harus
bertobat, termasuk pergaulan bebas, obat-obatan yang bisa
membahayakan kehidupan iman kita. Jika kita tidak hati-hati terhadap hal
itu mau tidak mau kehidupan iman kita terganggu. Dan saya percaya
semua agama pasti mengajarkan pasti itu tidak benar, bahwa itu dijauhkan
agar hidup kita sebagai anak Allah, Tuhan yang merdeka dan bisa
mengikuti Dia dengan benar tanpa harus dikontaminasi dengan minuman,
obat-obatan atau yang berbau negatif yang sangat bertentangan dengan
agama apapun.
19
Pertanyaan: Akhir-akhir ini di Bali terjadi erupsi pada Gunung Agung. Orang-orang
yang Muslim mengatakan bahwa itu adalah azab bagi Bali karena Bali itu
berbau negatif bagi mereka. Menurut Romo bagaimana pandangan Romo
terhadap hal itu?
Jawaban: Jangan dikait-kaitkan karena itu bagian dari bencana alam, Lalu apakah
kita mengutuk Bali? Saya kira itu tidak benar. Seperti tsunami di Aceh
bencana bagi umat Muslim, Badai di Meksiko kutukan bagi Kristiani, Itu
semua tidak benar. Janganlah dikait-kaitkan lalu kita mengadili saudara
kita dengan dikaitkan dengan bencana alam. Hal itu sangat keliru, bahwa
dimanapun akan terjadi bencana alam. Mungkin baik jika manusia sadar
untuk tidak merusak alam, jangan dikaitkan dengan agama. Mungkin kita
kurang berdoa kepada Tuhan untuk alam yang diberikan kepada kita.
Tentang gunung erupsi itu tidak ada hubungannya dengan agama jadi
jangan dikait-kaitkan.
Pertanyaan: Sebagai penutup, ada pesan-pesan bagi kami dan mahasiswa lainnya?
Jawaban: Yang saya lihat di tempat yang saya layani, mahasiswa-mahasiswa itu saya
senang bahwa belakangan ini heboh antara hubungan antar iman. Tetapi
yang saya alami sendiri ketika saya datang ke kampus-kampus di sana ada
teman-teman Islam, Kristen, Hindu yang mau bergabung bagi saya itu luar
biasa. Saya kira ini rahmat yang harus diperjuangkan, jangan melihat label
dengan agama kita, karena kita menuju kepada sumber yang sama. Kita
memakai pakaian yang berbeda, kita memiliki tujuan yang sama untuk
melindungi tubuh. Apapun agama teman-teman dikampus, di BINUS
supaya lalu Romo berpesan untuk teman-teman sekalian mari dalam
kebersamaan kita mengedepankan bahwa kita adalah orang beriman. Jika
kita kehilangan iman, lalu apapun dapat membinasakan kita. Maka Romo
mengajak dengan sangat, apapun agama teman-teman di BINUS coba
ingat bahwa kamu harus mempertanggungjawabkan itu terhadap Tuhan
yang kita imani, mari kita menjaga situasi dan suasana ini untuk bangsa
kita yang sedang berkembang dan lebih baik.
20
ISLAM
Walaupun berbeda-beda suku, golongan, partai, aliran, tetapi jika kita mempunyai
rukun iman yang sama, rukun Islam yang sama, nabi yang sama, kiblat yang sama, kita
bersaudara jadi tidak ada permusuhan di antara kita, tidak ada kebencian di antara kita,
justru kita saling tolong menolong ini adalah dakwah Rasulullah SAW.
Di Masjid ini juga terdapat macam-macam, ada yang dari NU, Muhammadiyah,
Pesantren kita semua kumpul di sini untuk silaturahmi dan pengajian bareng, yang
membahas pentingnya iman, pentingnya shalat, pentingnya menghidupkan sunnah
Rasulullah SAW, pentingnya ilmu dan pentingnya dakwah. Maka di sini ada program
dakwah setiap hari lima waktu pada shalat subuh, shalat dzuhur, shalat ashar, shalat
maghrib dan shalat isya. Dengarkan pengajian semua bicara tentang iman, amal shaleh,
pentingnya shalat, pentingnya sunnah, tidak ada bicara tentang politik, tidak ada bicara
tentang khilafah, tidak ada bicara jihad dan sebagainya. Kita semua hanya bicara tentang
ke Masjid shalat bejamaah, silaturahmi sesama muslim, menghidupkan sunnah Rasul dan
semua umat saling bersaudara, hanya ini saja yang dibicarakan di sini, jadi tidak ada
masalah antara kita dan pemerintah.
Di Indonesia terkenal sebagai jamaah tabligh, tetapi kita tidak mempunyai nama-
nama karena kita semua umat Nabi, karena demi memudahkan orang-orang menyebutnya
sebagai jamaah tabligh, memang jika orang melihat dari berita biasanya banyak kabar-
kabar negatifnya, jika dia melihat secara langsung maka akan beda. Orang yang hanya
mendengar kabar dari media tetapi dia tidak melihat langsung ke tempatnya maka akan
berbeda hasilnya, maka dari itu pentingnya datang langsung ke tempatnya. Melihat suasana
Islam itu masih ada yang Rahmatan Min Alamin bukan Islam yang keras ataupun Islam
yang bicara politik, saling menjatuhkan, tetapi Islam yang saling menyayangi, saling
bersaudara sebagaimana digambarkan oleh Rasulullah SAW.
Dalam kitab-kitab ulama ada kisah-kisah Rasulullah SAW, kebanyakan 70%
meng-Islamkan orang Makkah dan Madinah karena akhlak yang baik, jika sudah darurat
maka terpaksa perang, karena perang adalah solusi terkhir, perumpamaanya seperti orang
sakit, jika diberi obat tidak sembuh, akhirnya oleh dokter diperintahkan untuk operasi
setelah operasi baru sembuh, jadi operasi itu seperti jalan terakhir sama seperti perang
dalam Islam, jika sudah dakwah dikasih kelembutan orang Islam diserang, maka jalan
terakhir adalah perang, tetapi kita di sini tidak bicara tentang perang dan jihad. Kita tetap
dakwah dengan cara yang lemah lembut, jadi akan membuat kita semua saling tolong
menolong, saling sayang menyayangi dan akhirnya tidak ada lagi permusuhan.
Pentingnya dakwah ada di sini, dakwah dengan kasih sayang “bil hikmah” dalam
bahasa arab atau “Mahabbah”. Jadi dakwah dengan akhlak yang baik jauh lebih aman dan
lebih diterima oleh seluruh umat manusia di mana saja dibandingkan dakwah dengan
kekerasan, radikal dan sebagainya. Contohnya jika kita baik dengan orang lain seperti suka
memberi maka kita akan disukai oleh orang lain, tetapi jika kita dikit-dikit marah, dikit-
dikit mukul dan segala macam, maka orang seperti ini tidak akan disukai oleh orang lain.
21
Islam itu dengan kasih sayang, dengan lemah lembut, dengan memberi, shadaqah
dan lain sebagainya ini akan lebih mudah diterima oleh masyarakat. Ini merupakan ciri-
ciri dakwah Rasulullah SAW. Tetapi perlu juga ketegasan dalam Islam, seperti di Palestina,
mereka diserang oleh orang israel, mereka harus melawah dengan jihad, tetapi kita yang
hidup di Indonesia yang tidak ada serangan dari pihak non-muslim kita tidak perlu dengan
cara kekerasan cukup dengan cara khidmat, kasih sayang dan sebagainya. Jika kita suatu
saat diserang seperti di Ambon dulu, orang Islam sedang melakukan shalat idul fitri lalu
ditembak-tembak, maka orang Islam wajib melawan, banyak di zaman Rasulullah SAW
masuk Islam karena melihat akhlaknya Rasulullah SAW, akhlak Rasulullah lembut, baik,
jujur, dipercaya, tanggung jawab, suka memberi ini adalah akhlak Rasulullah SAW yang
menyebabkan orang dari kafir menjadi masuk Islam.
Inilah yang dicontoh oleh Wali Songo, Wali Songo dulu meng-Islamkan Indonesia
bukan dengan perang, melainkan dengan menyatu dengan masyarakat dengan akhlak yang
baik, berbagai macam cara-cara yang dibuat yang bisa menarik hati masyarakat tanpa
kekerasan akhirnya Islam di Indonesia sampai sekarang masih bertahan, tetapi Islam di
negeri lain, seperti di Spanyol itu pernah Islam berkuasa hampir 400-700 tahun, tetapi
karena Islam masuk Spanyol dengan jalur peperangan dan paksaan, akhirnya mereka
menyimpan dendam di hati, ketika mereka mempunya kesempatan, mereka melakukan
balas dendam, akhirnya Islam dihabiskan dari Spanyol. Tetapi Islam di Indonesia masuk
dengan cara kelembutan sehingga masyarakat tidak ada kebencian, dendam sampai
sekarang Islam masih ada di Indonesia.
Saya punya kakek orang cina dia mualaf sudah meninggal, lalu saya punya kakak
istrinya juga bapaknya orang cina dia mualaf juga. Dalam Islam tidak ada perbedaan, mau
kamu keturuan Cina, Tionghoa, dan Arab kalau itu muslim kita bersaudara, siapapun
orangnya kita tidak peduli mau dari suku apa dan bangsa apa kalau dia syahadat-nya sama
dia juga saudara muslim.
Sebenarnya umat Rasulullah SAW ada dua, ada yang sudah Islam, ada yang belum
Islam dan umat yang belum Islam merupakan umat Rasulullah SAW juga. Hanya saja
mereka belum mendapatkan hidayah, itupun saudara kita juga dari segi sama-sama anak
cucu Nabi Adam AS. Maka dari itu manusia walaupun dia non-muslim itu juga masih
punya sikap kasih sayang karena dia masih punya sifat keturunan Nabi Adam AS. Hanya
saja belum mendapatkan hidayah, maka dari itu jika ada orang yang non-muslim kita
jangan membencinya justru kita kasihan karena belum mendapatkan hidayah. Karena
sebenarnya mereka juga saudara kita dari segi sama-sama anak cucu Nabi Adam AS.
22
BUDDHA
Pertanyaan: Bagaimana tata cara beribadah di agama Buddha?
Jawaban: Kebanyakan orang memang tidak begitu mau peduli karena banyak akan
menimbulkan banyak presepsi yang berbeda. Dalam agama Buddha
terdapat berbagai cara yang berbeda, contoh dalam agama islam adalah
kita berbicara tentang kewajiban seperti sholat, puasa dll . Dalam agama
Buddha tidak ada sesuatu yang di katakan wajib melainkan muncul dari
kesadaran seseorang itu untuk mempraktekannya dan mau menjadi lebih
bai, umat Buddha diminta untuk mejalankan 5 waktu aturan moralitas
yaitu tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat asusila, tidak
berbohong dan tidak meminum minuman keras atau hal-hal yang
menyebabkan memabukan yang menghilangkan kesadaran. Karena setiap
mazab memiliki cara yang berbeda. Umumnya kalau ditradisi kewiharaan,
umumnya ibadah pagi, ibadah siang, dan ibadah malam, dan untuk umat
Buddha sendiri dianjurkan malakukan meditasi.
Pertanyaan: Kerukunan beragama di Indonesia apakah sudah berjalan dengan baik atau
belum?
Jawaban: Secara umum sudah berjalan dengan baik, menurut saya pribadi budaya
kita sudah terpengaruh dengan budaya kota cenderung mementingkan
individualistic, tidak terlalu peduli dengan lingkungan, sehingga sudah
tidak ada budaya gotong royong. Kalau untuk kampung saya masih kental
nilai toleransinya dan cukup harmonis dengan perbedaan-perbedaan ras.
Pada saat lebaran masih ada kiriman-kiriman makan dari tetangga. Tapi
mulai sudah tidak seramai sebelumnya. Maka dari itu kekeluargaan itu
tumbuh tanpa mempermaasalahkan insan beragama, diantara tokoh-tokoh
agama pun selalu ada hubungan agar tetap berkomunikasi harus terus
ditingkatkan agar ketika ada permasalahan dapat diselesakan atau
diklarifikasi.
Pertanyaan: Bagaimana ajaran cinta kasih dalam agama yang bapak anut?
Jawaban: Cinta kasih tidak akan timbul dari kebencian. Ketika kita membenci
menjelekkan maka tidak akan tumbuh rasa cinta kasih. Cinta kasih akan
muncul jika tidak ada diskriminasi, diskriminasi antara baik dan buruk,
antara warna kulit maka tidak akan ada cinta kasih. Ajaran tersebut jika di
praktekan maka tidak akan ada diskriminasi. Ketika kamu tidak bisa
menghargai agama sebelumnya atau malah menjelekkan ketika kamu
berasal dari agama lain maka itu bukan ajaran Buddha. Karena tidak
diajarkan untuk mendeskriminasi.
23
Pertanyaan: Apakah toleransi di Indonesia sangat berpengaruh untuk kehidupan
beragama di Indonesia?
Jawaban: Tentu sangat berpengaruh, kalau tidak ada toleransi maka tidak ada kerja
sama dan negara ini tidak mungkin akan berjalan karena kita tahu bahwa
negara ini bangun dari berbagai etnis dan berbagai agama, jika tidak ada
toleransi maka akan timbul rasa curiga dan merasa paling benar, maka
pembangunan tidak akan berjalan dan negara tidak akan damai, contohnya
kasus tidak toleransi yang mencuat sampai terjadi bentrokan besar di
maluku pada tahun 90an, sehingga ketika mau membangun kembali butuh
waktu lagi. Oleh karena itu toleransi harus dijaga dan harus terjadi.
Peratanyaan: Bagaimana tanggapan bapak tentang formalitas agama yang ada di
Indonesia yang mengancam kesatuan bangsa? Misalnya agama dalam
ajarannya disalah gunakan seperti mengatasnamakan agama.
Jawaban: Di dalam berbagai agama bisa muncul hal seperti itu, di dalam kitab suci
agama punya sisi yang berbeda-beda, tapi ketika kita hanya melihat dari
satu sisi maka kita akan menjadi orang yang intoleran ini sebenarnya
berbahaya, oleh karena itu pemahaman agama dalam Buddha itu perlu
melampaui apa yang tertulis di dalam kitab suci, bagi kami tidak boleh
membuta kitab suci dan interprestasi dalam kehidupan juga penting. Tapi
dalam agama Buddha juga banyak orang orang yang terjebak dalam
formalitas seperti itu.
Pertanyaan: Menurut agama Buddha sendiri dalam kitab suci apakah ada yang
menerangkan tentang toleransi dalam beragama?
Jawaban: Pada saat Buddha menerapkan beberapa ajaran, murid-murid nya juga
berasal dari beberapa aliran. Buddha mengajarkan agama di India pada
abad ke-6 sebelum masehi terutama di asia, pada masa itu muncul guru-
guru spiritual. Di India ada 7 guru spiritual, pada saat itu yang popular
digunakan adalah nasihat Buddha kepada sariputra yaitu anda harus
menghormati guru spiritualmu sebelumnya ajaran seperti ini adalah
bentuk agar kita tetap saling menghormati dalam konteks agama Buddha
di India pada masa itu, dan dalam konteks sekarang adalah kita harus
menghormati ajaran-ajaran agama yang berkembang.
24
Pertanyan: Menurut bapak, bagaimana pandangan bapak terhadap orang yang tidak
menganut agama sama sekali?
Jawaban: Tidak apa-apa, semua orang memiliki kebebasan dan agama Buddha tidak
bermimpi untuk semua orang mengikuti agama Buddha, walaupun dalam
ajaran Buddha mengatakan semua makhluk memiliki kapasitas untuk
menjadi Buddha bahkan kami meyakini bahwa semua makhluk bisa
menjadi Buddha suatu hari nanti, dalam ajaran Buddha membicarakan
tentang karma bahwa setiap orang lahir dari karma nya masing-masing.
Oleh karena itu tiada dua manusia di dunia ini yang memiliki karma yang
sama persis 100% karena tiap orang-orang berbeda, kualitas ketika anda
melakukan suatu perbuatan yang sama kualitas perbaikan itu bisa berbeda.
Misal ketika anda menyumbangkan uang 10.000 uang yang anda
sumbangkan sama namu kualitas nya berbeda dan hasilnya juga berbeda.
Oleh karena itu, menjelaskan bahwa di dunia ini orang berbeda-beda maka
tidak mungkin semuanya sama termasuk orang yang tidak beragama,
agama Buddha tidak memandang orang-orang yang beragama itu tidak
baik walaupun di dalam kitab suci kita menganggap itu sebagai pandangan
yang salah. Tetapi walaupun mereka berpandangan salah bukan berarti
mereka orang yang tidak baik. Karena pandangan mereka ditimbulkan dari
ketidaktahuan mereka.
Pertanyaan: Pada saat ini kita bentuknya kerukunan beragama dan toleransi, apakah
ada kegiatan sosial yang melibatkan agama selain Buddha?
Jawaban: Tentu, ketika kita melakukan baksos kita melibatkan warga lain, mereka
yang ikut serta juga tidak semua berasal dari agama Buddha, bahkan dalam
acara waisak di sini kita tidak pernah menanyakan agama mu apa, karena
saya yakin yang datang atau mengikuti acara kewihara tidak 100%
beragama Buddha bisa juga mereka kesini diajak teman nya dan ketika
mereka mendaftar sebagai relawan yang dari berbagai kalangan, kegiatan
tersebut juga kami lakukan. Dan contoh-contoh tersebut menjelaskan
keterlibatan agama lain selain Buddha.
25
Pertanyaan: Di Indonesia ini sudah banyak peraturan tentang bebas beragama tapi
masih saja sekolompok agama yang memiliki sikap superior terhadap
agama sendiri, menurut bapak bagaiman kita menyikapi hal ini?
Jawaban: Penegakan secara hukum, urusan toleransi tentu harus dibangun dari
dialog dibangun dari saling pengertian dan semangat dasar negara kita
bhineka tunggal ika pancasila, maka dari itu mereka menggali semboyan
bhineka tunggal ika. Namun pada konteks sekarang, semua agama
mengajarkan kebaikan menajarkan satu rasa kebahagiaan jadi untuk itu
ketika kita berbeda beda baik etnis, agama dan budaya tetap saja kita satu
bangsa Indonesia seperti dalam pancasila kita yang pertama adalah
ketuhanan yang kedua adalah mendekatkan diri pada kemanusiaan. Ketika
ada orang yang merasa agamanya paling hebat adalah sosok yang
melupakan sisi kemanusiaan. Ketika orang tersebut merasa superior
sebenarnya manusia itu sama. Namun pandangan superior tersebut
sepanjang peradaban manusia itu pasti ada. Karena negara ini sendiri
menjamin kebebasan beragama namun kita melihat dengan beberapa
aspek. Oleh karena itu perlu pengedukasian nilai-nilai pancasila, sering
terjadi penekanan untuk mengikuti satu aliran, contohnya di salah satu
daerah yang orang-orangnya berbeda keyakinan namun dipaksa untuk
mengikuti satu keyakinan hal tersebut akan membuat seseorang merasa
terintimidasi, di sini perlu hadir pemerintah dan menegakan hukum yang
adil, ketika mahkamah konstitusi boleh mencantumkan aliran
kepercayaan, itu adalaha suatu hal yang sangat baik, karena secara
konstitusi negara menjamin kebebasan beragama tetapi konstitusi
dibawahnya membatasi menjadi hanya 6. Bahkan sebelum Indonesia
merdeka, pemerintah hIndia belanda mengakui kurang lebih 30 agama dan
kepercayaan di Indonesia.
26
DOSEN
Pertanyaan: Bagaimana kondisi keagamaan di Indonesia sekarang ini?
Jawaban: Di satu sisi bapak melihat positif, positif dalam arti optimisme bapak
dalam melihat masyarakat agama sekarang itu, mereka lebih nuansa
keagamaannya bagus, demokratisasi juga baik. Tetapi, ada pihak-pihak
tertentu memanfaatkan keagamaan ini untuk kepentingan politik. Di sini
peran agama kita jadikan sebagai ranah untuk membangun karakter
membentuk moralitas dunia masyarakat bukan lalu melakukan legitimasi
untuk kepentingan politik tertentu. Dalam asumsi inilah kemudian bapak
melihat bahwa positive thinking kita harap bahwa agama berperan dalam
kehidupan politik, kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi. Kalau agama
kita jadikan sebagai bamper pada saat membangun basis ekonomi hanya
berdasarkan pada agama itu berarti lalu mengkerucutkan peran agama
dalam scoop yang tipis sekali dan lalu sangat radikal dalam konteks ini.
Makanya muncul reaksi-reaksi yang kadang-kadang membuat kita
tercengang dan berpikir keras apakah ini cara kita beragama, itu problem
yang sangat berat dan besar dalam kehidupan kita. Tetapi, jika
pertanyaannya terkait dengan posisi kita dalam kehidupan kita umat
beragama bapak positif menanggapi hal-hal seperti ini sangat bagus
sebenarnya. Tapi memang ada aksi dan reaksi sebagai respon dalam
kehidupan beragama itu sebagai impact dari demokrasi terutama
contohnya aksi bela Islam 212 dengan aksi reuni 212. Ya kalau selama itu
hanya untuk mendoakan komposisi atau doa terhadap para pelaku
terbijakan pemerintah sekarang bagi bapak itu positif. Tapi kalau
ditunggangi dengan kepentingan politik lalu disitu ada unsur kritisisme
terhadap umat beragama dalam konteks itu.
Pertanyaan: Bapak bilang agama dalam politik ya. Menurut bapak apa sebaiknya
politik itu dipisahkan secara total daripada digabungkan dengan agama?
Jawaban: Kalau politik dipisahkan, kalau posisioning kita ambil konsep sekulerisasi
itu memang memposisikan ini ranah agama itu ranah politik, itu tidak
masalah. Jika kalau konsep sekulerisme dalam arti menafikan agama, itu
merupakan masalah baru. Yang terjadi di Amerika sekarang, Donald
Trump lalu menantang seluruh umat beragama didunia untuk melawan
kebijakan dia, berarti dia sedang melakukan sekulerisme terhadap
persoalan-persoalan yang memunculkan konflik baru ranah baru di
tengah-tengah masyarakat international sekarang karena konflik itu belum
selesai. Memang disatu sisi kita lihat jika agama dicampuri dengan
bumbu-bumbu politik pasti lalu legitimasi agama terhadap politik
bermasalah. Tetapi, kalau kehidupan politik lalu kemudian dinaungi oleh
etika agama kemudian itu akan menjadi bagus. Mengapa? Orang yang
berkuasa dia akan malu jika korupsi, kenapa? Bahwa agamanya
memanggil, ini haram hukumnya, ini perbuatan yang tidak terpuji secara
27
agama. Dari seluruh agama mengajarkan mencuri itu adalah suatu
perbuatan yang tercelah yang sangat diharamkan oleh agama apapun
agama kita lihat itu. Apabila kita melihat pada kitab Perjanjian Lama
dituliskan bahwa mencuri itu termasuk pada dosa-dosa terlarang. Dalam
Islam kita sebut dengan kategori dosa besar. Di sinilah kemudian
posisioning pada saat kita menjadikan agama dalam kehidupan politik
sebagai ranah pembentukan karakter bagi orang-orang pemangku
kebijakan bagi bapak bagus. Tetapi jika legitimasi politik hanya untuk
perebutan suara dan perebutan kekuasaan disitu agama bukan menjadi
etika dalam berpolitik tetapi menjadi batu dalam sekam sehingga akan
terjadi konflik-konflik yang tidak akan bisa kita prediksi arahnya akan
kemana. Makanya kemudian bagi bapak posisi sekulerisasi ini itu bagus,
tetapi kalau mengafikan agama dalam kehidupan politik bapak tidak yakin
bahwa apakah masalah korupsi akan terselesaikan secara politik, itu
problemnya begitu. Makanya kasus korupsi di Indonesia ini, seolah-olah
energi-energi pada Indonesia tersedot oleh yang bersifat politik. Kalau
kemudian dia percaya kepada agamanya saya sebagai Muslim malu untuk
mencurangi korban korupsi yang merupakan bukan hak saya, itu
seharusnya dia malu karena dia beragama. Maka posisi agama kalau kita
jadikan sebagai basis etik, jika kita menafikan agama maka masalah-
masalah politik tidak dapat diselesaikan. Tapi jika posisi agama kita
jadikan legitimasi politik itu lebih membara lagi, lalu kita melakukan
sekulerisasi ini posisi agama itu posisi politik ranah tersebut dapat
dikombinasikan maka agama akan membicarakan soal etis. Hal ini yang
dibicarakan Niccolo Machiavelli dengan virtuenya bahwa agama harusnya
memberi nilai pada kehidupan politik bukan politik menghalalkan segala
macam cara, Jika kalau politik menghalalkan segala macam cara termasuk
dalam bukunya Leviatan ternyata manusia-manusia politik bagaikan
serigala yang akan memangsa serigala-serigala lainnya, itu bahayanya
pada saat lalu kemudian politik dibiarkan tanpa moralitas agama, tanpa
etika agama, maka politik juga akan sangat membara.
Pertanyaan: Apa pandangan bapak terhadap terori yang menyatakan bahwa Tuhan itu
adalah satu dan semua ajaran agama itu hanya ajaran yang diturunkan oleh
nabi-nabinya?
Jawaban: Programnya adalah yang namanya konsep keTuhanan itu hampir
semuanya punya. Yang harus kita lihat dalam konteks ini adalah kita baru
sadar bahwa masing-masing agama itu punya konsep tentang keTuhanan
itu sendiri dan itu yang kemudian kenapa? Karena Hazana yang
ditawarkan oleh agama masing-masing itu beda, Tuhan sendiri tidak
menghendaki bahwa semuanya harus dipersatukan. Kalau kita lihat dalam
Al-quran kalau Allah menghendaki, kata Allah “Kalaulah Saya ingin
menghendaki bahwa seluruh umat manusia itu adalah satu saya ciptakan
satu tetapi saya tidak menghendaki itu”. Nah disitulah kemudian
penghargaan kita terhadap keyakinan orang lain. Bisa saja apa yang
28
dipegang oleh teman-teman kita Muslim umpamanya surga, kita harus
lihat surga itu terlalu luas seluas langit dan bumi, bumi kita ini memiliki
1/3 daratan tapi 2/3 lautan belum dijelajahi apalagi langit. Langit itu terlalu
luas untuk kemudian kita jelajahi, 7 Lapis langit. Sehingga lalu
menganggap bahwa hanya umat Islam saja yang akan masuk surga
sementara umat yang lain tidak masuk surga, sempit sekali cara pemikiran
kita pada saat kita bicara surga pada konteks ini. Yang penting bagi kita
sekarang ini. Apakah kita bisa melaksanakan “Sebaik-baiknya manusia itu
adalah orang yang senantiasa menebar manfaat diantara sesama mereka”.
Karena itulah kemudian kalau kita menebarkan konsep-konsep keTuhanan
dengan bahasa kasih dalam bahasa Kristiani, dengan rahmat dalam bahasa
Islam, dengan kebaikan tertinggi dalam bahasa Buddist, ini kan sesuatu
yang sangat indah. Kalau kita ingin memahami dengan baik tidak perlu
kita menjadi Kristen saya sebagai Muslim lalu harus menjadi Kristen
untuk memahami Kristen tidak perlu seperti itu. Tetapi saya harus
memahami keKristenan itu dan menghargai teman-teman yang beragama
Kristen dan Katholik mereka juga akan lebih appreciate. Kenapa? Karena
kita tau orang yang membuka kitab suci itu memiliki wawasan yang lebih
baik dalam hidupnya. Makanya kita tidak mau kehidupan agama kita itu
dicederahin oleh kepentingan-kepentingan tertentu.
Pertanyaan: Akhir-akhir ini di Indonesia kembali lagi wabah difteri yang katanya
hampir punah. Yang terkena penyakit ini biasanya Orang-orang yang anti-
vaksin termakan hoax yang katanya itu Haram. Menurut bapak gimana
itu?
Jawaban: Bagi bapak itu tidak masalah, bapak dulu juga takut dengan suntikan
amandel. Tapi vaksin-vaksin difteri itu bagi bapak bukan masalah
Halal/Haramnya vaksin itu, Vaksin kan sebenarnya adalah pencegah
penyakit yang kita masukkan kedalam tubuh. Tetapi, yang namanya hoax
itu kemudian telah membara dimana-mana lalu viral yang memunculkan
hal-hal yang terkadang diluar ekspetasi kita, disitulah kemudian mohon
maaf teman-teman, jika ingin broadcast, broadcastlah dengan benar
pahami dulu apa yang ingin kita broadcast. Kalau bapak tidak begitu suka
broadcast karena apa pentingnya untuk kita untuk broadcast? Kalau ada
informasi bahwa vaksin itu haram itu tidak bisa, yang hanya bisa
membuktian ialah Dokter yang menyatakan bahwa itu boleh dipakai atau
tidak. Kalau dokter sudah merekomendasikan bahwa itu boleh dipakai ya
tidak masalah untuk dipakai. Seperti alkohol, didalam Muslim itu adalah
hal yang haram dan jika diminum automatis dapat merusak sel-sel diotak
kita. Tetapi alkohol dapat digunakan dalam dunia perobatan itu tidak
masalah. Tetapi jika dipakai dalam narboka itu merupakan dalam hal yang
bermasalah dan juga diminum dan memabokkan itu merupakan hal yang
haram.