Laporan Kegiatan Luar Gedung

28
LAPORAN KEGIATAN LUAR GEDUNG POSYANDU LANSIA NAMA MAHASISWA : CUT AISYAH KHUMAIRAH NIM : 1310221070 TANGGAL KEGIATAN : 16 FEBRUARI 2015 NAMA KEGIATAN : POSYANDU LANSIA LOKASI KEGIATAN : ARUMSARI II SEMPU NGADIROJO SECANG I. PENDAHULUAN Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan disegala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional yang secara keseluruhannya perlu digalakkan pula. Hal ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Selanjutnya pemmbangunan dibidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional. Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang besar, sehingga tidak hanya

description

tugas luar gedung posyandu lansia

Transcript of Laporan Kegiatan Luar Gedung

LAPORAN KEGIATAN LUAR GEDUNGPOSYANDU LANSIANAMA MAHASISWA: CUT AISYAH KHUMAIRAHNIM: 1310221070TANGGAL KEGIATAN: 16 FEBRUARI 2015NAMA KEGIATAN: POSYANDU LANSIALOKASI KEGIATAN: ARUMSARI II SEMPU NGADIROJO SECANGI. PENDAHULUANDalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan disegala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional yang secara keseluruhannya perlu digalakkan pula. Hal ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.Selanjutnya pemmbangunan dibidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional. Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang besar, sehingga tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa adanya keterlibatan masyarakat.Salah satu upaya untuk mendukung terwujudnya derajat kesehatan yang optimal adalah pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia, tidak terkecuali kelompok usia lanjut. Uapaya pelayanan kesehatan usia lanjut bertujuan agar kelompok usia ini selama mungkin aktif, mandiri dan berguna. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah puskesmas dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah rumah sakit.Usia lanjut merupakan aset sumber daya manusia yang bernilai sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sehingga diharapkan sebagai figur tersendiri yang dapat meningkatkan mutu kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia. Mereka termasuk golongan yang patut dihargai dan dihormati sesuai dengan eksistensinya dalam strara di masyarakat.Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif (pencegahan). Pengertian usia lanjut addalah mereka yang telah berusia 60 tahu keatas.Tujuan pembentukan Posyandu lansia secara garis besar antara lain :1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan pern serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.Mengingat kebutuhan pelayanan kesehatan merupakan masalah utama bagi para lanjut usia, maka program posyandu lansia diselenggarakan dengan upaya promotif melalui pembinaan, penyuluhan tentang penyakit degeneratif dan pola hidup sehat, upaya kuratif melalui pengobatan terhadap usia lanjut, dan upaya rehabilitatif melalui pengembalian secara maksimal mungkin kemandirian usia lanjut.Keberhasilan pembangunan kesehatan akan menyebabkan terjadinya penurunan angka kematian, sedangkan angka kematian sangat berpengaruh terhadapa usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup dari tahun ke tahun akan berakibat pada peningkatan jumlah dan proporsi penduduk lansia. Batasan lansia sesuai dengan undang-undang No. 4 tahun 1965 adalah 55 tahun. Berdasarkan pendapat beberapa ahli dalam program esehatan lansia, maka Depkes membuat pengelompokan lansia sebagai berikut :1. Kelompok Pertengahan UmurKelompok masa persiapan lansia (virilitas) adalah umur 45-54 tahun. Kelompok ini menampakkan keperkasaan fisik dan kemantapan jiwa.2. Kelompok Lanjut Usia DiniUmur 55 64 tahun, merupakan kelompok yang mulai memasuki usia lanjut (presenium).3. Kelompok Lanjut UsiaUmur 65 tahun ke atas, di sebut kelompok masa senium.4. Kelompok Lajut Usia dengan resiko Tinggi Umur 70 tahun keatas atau kelompok lanjut usia yang hidup sendiri, terpencil, menderita penyakit berat dan cacat.Pembinaan kesehatan lanjut usia melalui puskesmas dilakukan terhadap sasaran Lanjut Usia yang dikelompokkan sebagai berikut :1. Sasaran langsunga. Pra lanjut usia 45-59 tahunb. Lanjut usia 60-69 tahunc. Lanjut usia resiko tinggi yang berusia lebih dari 70 tahun atau lanjut usia berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan2. Sasaran tidak langsunga. Keluarga dimana lanjut usia beradab. Masyarakat di lingkungan lanjut usia beradac. Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan kesehatan lanjut usiad. Petugas kesehatan yang melayani kesehatan lanjut usiae. Masyarakat luasPengorganisasianOrganisasi posyandu lanjut usia melibatkan seorang koordinator atau ketua, dibantu oleh sekretaris, bendahara dan beberapa orang kader. Pengoranisasiannya berdasarkan atas azas gotong royong untuk sehat dan sejahtera.Sumber DayaTenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan posyandu sebaiknya 8 orang namun bisa kurang dengan konsekuensi bekerja rangkap. Kepengurusan yang di anjurkan adalah:1. Ketua Posyandu2. Sekretaris3. Bendahara4. Kader sekitar 5 orangTugas dan Fungsi1. Ketua Posyandua. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan posyandub. Bertanggung jawab terhadap kerjasama dengan semua stake holder dalam rangka meningkatkan mutu pelaksanaan posyandu2. SekretarisMencatat semua aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta pengendalian posyandu.3. BendaharaPencatatan pemasukan dan pengeluaran serta pelaporan keuangan posyandu4. KaderKader kesehatan adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani, masalah-masalah kesehatan perorangan maupun yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan. Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela.Kader kesehatan bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat, mereka bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku dari sebuah sistem kesehatan. Kader betanggung jawab kepada kepala desa dan supervisor yang ditunjuk oleh petugas/tenaga pelayanan pemerintah.Tugas kader dalam posyandu lanjut usia antara lain:a. Melakukan survey mawas diri (SMD) bersama petugas untuk menelaah, pendataan sasaran, pemetaan, mengenal masalah dan potensi, melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk membahas hasil SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas, dan jadwal kegiatan.b. Menggerakkan masyarakat:(1) Mengajak usia lanjut untuk hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan dikelompok usia lanjut(2) Memberikan penyuluhan/penyebarluasan informasi kesehatan, antara lain cara hidup bersih dan sehat, gizi usia lanjut, kesehatan usia lanjut.(3) Menggali dan menggalang sumberdaya, termasuk pendanaan bersumber masyarakat.c. Melaksanakan kegiatan dikelompok usia lanjut :(1) Menyiapkan tempat, alat-alat dan bahan(2) Memberikan pelayanan usia lanjut:(a) Mengukur tinggi dan berat badan(b) Mencatat hasil pelayanan dalam buku register dan KMS (Kartu Menuju Sehat).(c) Memberikan penyuluhan perorangan sesuai hasil layanan(d) Melakukan pencatatan (e) Mengunjungi sasaran yang tidak hadir dikelompok usia lanjutMekanisme KerjaUntuk memberikan pelayanan kesehatan dan sosial yang prima terhadap lanjut usia di kelompoknya, dibutuhkan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang benar dan tepat waktu, serta pengendalian yang akurat.1. PerencanaanDalam menyusun perencanaan dibutuhkan data-data:a. Jumlah penduduk dan KK di wilayah cakupanb. Kondisi sosial ekonomi penduduk di wilayah cakupanc. Jumlah lanjut usia keseluruhan (per kelompok umur)d. Kondisi kesehatan lanjut usia di wilayah cakupane. Jumlah lanjut usia yang mandirif. Jumlah lanjut usia yang cacatg. Jumlah lanjut usia terlantar, rawan terlantar dan tidak terlantarh. Jumlah lanjut usia yang produktifi. Jumlah lanjut usia yang mengalami tindakan penelantaran, pelecehan, pengucilan dan kekerasanData tersebut diatas dapat diperoleh dari Kelurahan/Desa atau melalui PKK dengan kegiatan Dasawisma dimana satu kader membina 10 keluarga. Untuk sosial ekonomi, mandiri dan cacat serta produktif harus dibuat kriteria yang jelas. Rencana yang perlu disusun adalah:a. Frekuensi kegiatan posyandu lanjut usiaFrekuensi kegiatan posyandu tergantung dari banyaknya jenis kegiatan yang dilakukan posyandu tersebut. Untuk pencapaian lanjut usia sejahtera dibutuhkan kegiatan sbb:1) Olah raga/senam minimal 1 minggu sekali2) Pengajian 1 minggu sekali3) Pengukuran IMT dan pemeriksaan kesehatan setiap bulan4) Pemberantasan buta aksara tergantung kondisi (peserta, pengajar, waktu dan tempat)5) Konseling dan penyuluhan kesehatan dan gizi serta masalah sosial, karya/usaha ekonomi produktif dan pendidikan, peningkatan pendapatan dan lain-lain sesuai kesepakatan.6) Setelah memperhatikan banyaknya kegiatan maka penyelenggaraan posyandu dimusyawarahkan dengan warga/anggota, sehingga menghasilkan kesepakatan bersama.b. Jenis Kegiatan PosyanduPada dasarnya jenis kegiatan posyandu lanjut usia tidak berbeda dengan kegiatan posyandu balita atau kegiatan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat lain di masyarakat. Namun posyandu lanjut usia kegiatannya tidak hanya mencakup upaya kesehatan saja tetapi juga meliputi upaya sosial dan karya serta pendidikan. Hal tersebut disebabkan karena permasalahan yang dihadapi lanjut usia bersifat kompleks, tidak hanya masalah kesehatan namun juga masalah sosial, ekonomi dan pendidikan yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya. Sebelum kita membicarakan jenis kegiatan yang dilakukan oleh posyandu, terlebih dahulu para penyelenggara posyandu diharapkan mengerti tujuan penyelenggaraan posyandu seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya.Jenis kegiatan yang dilaksanakan di posyandu lanjut usia yaitu :1) Kegiatan pengukuran IMT melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan. Kegiatan ini dilakukan 1 bulan sekali.2) Kegiatan pemeriksaan tekanan darah dilakukan minimal 1 bulan sekali, namun bagi yang menderita tekanan darah tinggi dianjurkan setiap minggu. Hal ini dapat dilakukan di puskesmas atau pada tenaga kesehatan terdekat.3) Kegiatan pemeriksaan kadar haemoglobin darah (Hb), gula darah dan kolesterol darah. Bagi lanjut usia yang sehat cukup di periksa setiap 6 bulan. Namun bagi yang mempunyai faktor resiko seperti turunan kencing manis, gemuk sebaiknya 3 bulan sekali dan bagi yang sudah menderita maka dilakukan di posyandu setiap bulan.4) Kegiatan pemeriksaan laboratorium ini dapat dilakukan oleh tenaga Puskesmas atau dikoordinasikan dengan laboratorium setempat.5) Kegiatan konseling dan penyuluhan kesehatan dan gizi harus dilakukan setiap bulan karena permasalahan lanjut usia akan meningkat dengan seiring waktu, selain itu dapat memantau faktor risiko penyakit-penyakit degeneratif agar masyarakat mengetahui dan dapat mengendalikanya.6) Konseling usaha ekonomi produtif dilakukan sesuai dengan kebutuhan.7) Kegiatan aktivitas fisik/senam dilakukan minimal 1 minggu sekali diluar jadwal penyelenggaraan posyandu.c. Tenaga PelaksanaTenaga pelaksana pada dasarnya adalah semua pengurus posyandu yang saling membantu, namun harus ada penanggung jawab masing-masing sesuai bidangnya. Para lanjut usia yang lebih muda dan lebih sehat dapat diberdayakan membantu kegiatan ini sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan mengajak mereka ikut membantu penyelenggaraan posyandu akan memberikanbanyak manfaat antara lain:1) Para lanjut usia akan merasa posyandu milik mereka2) Para lanjut usia merasa dihargai/dihormati3) Membuat lanjut usia tersebut tetap aktif dan akan meningkatkan kesehatan dan mencegah kepikunan.4) Meningkatnya rasa persaudaraan, terbangunnya ikatan emosi yang positif antar generasi dan akan membuat lanjut usia rajin datang.5) Pekerjaan menjadi ringan, efisien dan efektif, cepat selesai, sehingga akhirnya tersedia waktu luang yang dapat digunakan untuk kegiatan lainnya.d. Biaya kegiatan posyanduPerencanaan biaya kegiatan posyandu harus dihitung dengan saksama agar kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. Yang harus di hitung adalah biaya sebagai berikut:1) Alat tulis kantor (pulpen, pensil, kertas)2) Penggandaan (fotocoy, penjilidan dll)3) Makanan (PMT)4) Transport nara sumber dan pelatih senam (biasanya dari sektor terkait)5) Dokumentasi6) Biaya tak terduga (10% dari keseluruhan kebutuhan biaya)e. Pengembangan kegiatanUntuk merencanakan pengembangan kegiatan yang perlu diperhatikan adalah1) apakah kegiatan yang ada dibutuhkan masyarakat?2) apakah kegiatan yang akan dikembangkan merupakan penyempurnaan dari kegiatan sebelumnya atau peningkatan kualitas?3) apakah pengembangan kegiatan ini merupakan suatu hal yang baru?4) apakah posyandu mempunyai sumberdaya yang cukup untuk pengembangan kegiatan?5) bagaimana caranya agar kegiatan tersebut tetap langgeng?Semua pertanyaan tersebut harus dijawab dengan cara mendiskusikan dengan semua pengurus, tokoh kunci, ataupun perwakilan anggota dan melakukan monitoring dari kegiatan yang sudah ada atau studi banding ke posyandu atau LSM/institusi yang telah melaksanakan.2. PelaksanaanPelaksanaan kegiatan posyandu dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati. Namun dapat diuraikan berdasarkan pengelopokan kegiatan sebagai berikut :a. Kegiatan pelayanan kesehatan, gizib. Kegiatan senibudaya, olahraga dan rekreasic. Kegiatan peningkatan spirituald. Kegiatan kesejahteraan/sosiale. Kegiatan pendidikan ketrampilanKegiatan tersebut di atas diatur sesuai dengan ketenagaan dan waktu tersedia dan dapat dilakukan pada sebuah gedung, dibawah tenda ataupun di tempat terbuka. Pada prinsipnya kegiatan kesehatan harus dilakukan 1 bulan sekali agar dapat memantau kondisi kesehatan. Pada beberapa daerah, penyelenggaraan posyandu lanjut usia dilaksanakan pada hari dan tempat yang sama dengan jam yang berbeda dengan posyandu balita. Hal ini kelihatannya sulit dilakukan, namun ternyata memberikan banyak manfaat. Dengan diintegrasikan penyelenggaraan posyandu balita dengan posyandu lanjut usia dapat terjalin solidaritas antar tiga generasi.3. PengendalianPengendalian dilakukan dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi. Apapun bentuk kegiatan yang dilakukan, perlu dimonitoring dan dievaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan ataupun perkembangan, serta hambatan dan peluang. Demikian pula halnya dengan posyandu lanjut usia. Pengendalian dapat dikelompokan menjadi pengendalian internal dan eksterna. Pengendalian Internal adalah pengendalian yang dilakukan oleh tenaga posyandu, sedangkan pengendalian eksternal adalah pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar seperti lanjut usia, masyarakat sekitarnya, atau pihak luar lainnya. Pengendalian eksternal ini penting dilakukan karena memberikan hasil yang lebih objektif. Untuk melakukan evaluasi secara baik dan akurat diperlukan beberapa indikator. Indikator yang yang diperlukan dalam pengendalian posyandu lanjut usia adalah:a. Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatanb. Kehadiran kaderc. Pelayanan kesehatan1) cakupan penimbangan2) cakupan pemeriksaan laboratorium3) cakupan hasil pemeriksaan kesehatan4) cakupan penyuluhan kesehatand. Frekuensi pelaksanaan sename. Frekuensi pelaksanaan pengajian/kebaktianf. Kegiatan Usaha Ekonomi Produktifg. Kegiatan penghapusan buta aksarah. Rekreasii. Kegiatan peningkatan pendidikan dan ketrampilanj. Ketersediaan dana untuk penyelenggaraan kegiatanSarana dan PrasaranaUntuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lanjut Usia, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang, antara lain :1. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)2. Meja dan kursi3. Alat tulis4. Buku pencatatan kegiatan (buku register bantu)5. Kit Lanjut Usia yang berisi timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana, termometer6. Kartu Menuju Sehat (KMS) Lanjut Usia7. Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) Lanjut UsiaSistem Lima Meja Posyandu LansiaBerbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :- Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi badan- Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT).- Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi. Dengan sistem 5 meja :1. MEJA 1: PendaftaranMendaftarkan lansia, kader mencatat lansia tersebut, kemudian peserta yang sudah terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.2. MEJA 2 : Pengukuran tinggi, berat badan dan pencatatan kegiatan sehari-hariKader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, kemudian menghasilkan penghitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) yang ditentukan dengan mencari titik temu antara garis bantu yang menghubungkan berat badan yang sudah diukur dengan tinggi badan. 3. MEJA 3 : Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status mentalKader melakukan pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop. Kemudian kader melakukan permeriksaan status kesehatan mental dengan menggunakan pedoman metode 2 menit dengan 2 tahap pertanyaan. Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi: Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi badan.4. MEJA 4 : Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana)5. MEJA 5: Pemberian penyuluhan dan konselingTahapKegiatanSarana yang DibutuhkanPelaksana

1Pendaftaran Meja, kursi Alat tulis Buku registrasi dan buku pencatatan KMS, BPPK Lanjut UsiaKader

2Pencatatan kegiatan sehari-hari, penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan Meja, kursi Alat tulis Buku registrasi dan buku pencatatan kegiatan KMS, BPPK Lanjut Usia Timbangan Meteran Kader (IMT perlu bantuan petugas)

3Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status mental Stetoskop Tensimeter BPPK Lanjut Usia Petugas (bisa dibantu Kader)

4Pemeriksaan kadar darah dan pemeriksaan urin Hb Talquist Sahli Cuprisulfat Combur TestPetugas (bisa dibantu Kader)

5Penyuluhan dan konseling Meja, kursi KMS Leaflet Poster BPPK Lanjut UsiaPetugas Kesehatan

Tingkat Perkembangan Kelompok Usia LanjutTingkat perkembangan Kelompok Usia Lanjut digolongkan menjadi 4 tingkatan. Penentuan tingkat perkembangan lanjut usia didasarkan indikator terendah yang terdiri dari Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri.1. Kelompok Lanjut Usia Pratama adalah kelompok yang belum mantap, kegiatan terbatas dan tidak rutin setiap bulan denganfrekuensi >8 kali. Jumlah kader aktif terbatas serta masih memerlukan dukungan dana dari pemerintah.2. Kelompok Lanjut Usia Madya adalah kelompok yang telah berkembang dan melaksanakan kegiatan hampir setiap bulan (paling sedikit 8x setahun). Jumlah kader aktif lebih dari tiga dengan cakupan program 50% serta masih memerlukan dukungan dana pemerintah.3. Kelompok Lanjut Usia Purnama adalah kelompok yang sudah mantap dan melaksanakan kegiatan secara lengkap paling sedikit 10x dalam setahun, dengan beberapa kegiatan tambahan di luar kesehatan dan cakupan lebih tinggi ( 68%).4. Kelompok Lanjut Usia Mandiri adalah kelompok purnama dengan kegiatan tambahan yang beragam dan telah mampu membiayai dengan dana sendiri.Indikator yang dapat dijadikan bahan untuk mengevaluasi tingkat perkembangan kegiatan Kelompok Lanjut Usia di bidang kesehatan sebagai berikut :1. Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan selama setahun2. Kehadiran kader3. Cakupan pelayanan kesehatan :a. Cakupan penimbangan (berat badan dan tinggi badan)b. Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana (urin dan darah/Hemoglobin)c. Cakupan hasil pemeriksaan kesehatand. Cakupan anggota yang ikut penyuluhan/konseling4. Kegiatan penunjang, antara lain :a. Senam lanjut usiab. Pengajian/pendalaman agama untuk kelompokc. Diskusi atau pertemuan ceramahd. Usaha ekonomi produktife. Rekreasi, dll5. Tersedianya dana untuk penyelenggaraan kegiatan kelompok lanjut usiaIndikatorPratamaMadyaPurnamaMandiri

Frekuensi pertemuan (x/thn)10>10

Kehadiran kader (pada hari-H)3>3>3

Pelayanan kesehatan : Cakupan penimbangan (CB) Cakupan pemeriksaan laboratorium (CL) Cakupan pemeriksaan kesehatan (termasuk pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan kesehatan mental) (CK) Cakupan penyuluhan (CP)60%>60%

>50%

>60%

>60%

Senam lanjut usia2

Pendanaan kegiatan berasal dari masyarakat--50%

Pencatatan dan PelaporanUntuk memudahkan dalam proses selanjutnya, baik peningkatan dan pengembangan kegiatan di Kelompok Lanjut Usia, perlu dilaksanakan pencatatan dan kegiatan pada kelompok tersebut. Hal-hal yang perlu dicatat adalah pelaksanaan dan hasil kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Lanjut Usia termasuk alat penunjang serta hal-hal lainnya sesuai dengan kebutuhan.II. HASIL PENGAMATANPosyandu Lansia Dusun Sempu dilaksanakan tanggal 16 setiap bulan bersamaan dengan kegiatan posyandu balita. Kegiatan ini dimulai puku; 09.00 11.00 WIB dan dilaksanakan di rumah warga setempat yang telah dihibahkan untuk pelaksanaan posyandu. Petugas posyandu yang terlibat diantaranya 1 bidan desa dan 5 orang kader dari warga setempat. Sistem pelayanan yang diselenggarakan posyandu lansia Dusun Sempu dengan menggunakan sistem 3 meja karena digabung dengan posyandu balita dengan kegiatan masing-masing meja sebagai berikut: Meja IMelakukan kegiatan pendaftaran Meja IIMelakukan penimbangan berat badan dan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan tekanan darah dan pencatatan di buku laporan petugas Meja IIIMelakukan penyuluhan berupa kegiatan edukasi dan pemberian pengobatan dalam hal ini dilakukan oleh petugas kesehatanSecara umum alur pelayanan posyandu lansia Dusun Sempu menggunakan sistem 3 meja. Saat peserta posyandu lansia datang langsung menuju ke meja pendaftaran (Meja I), di meja pendaftaran peserta didata tanpa dikenakan biaya, kemudian setelah itu peserta langsusng menuju ke meja II untuk dilakukan penimbangan berat badan dan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan tekanan darah dan pencatatan di buku laporan petugas, setelah itu lansia ke meja III melakukan penyuluhan berupa kegiatan edukasi dan pemberian pengobatan dalam hal ini dilakukan oleh petugas kesehatan. Kelebihan posyandu lansia Dusun Sempu adalah sudah terkoordinir dengan baik alur pemeriksaan yaitu dengan sistem meja yang ada. Kekurangan dari posyandu lansia Dusun Sempu adalah tidak dilakukan pemeriksaan dan pencatatan secara lengkap seperti pengukuran tinggi badan dan dalam hal penyediaan kartu menuju sehat (KMS) lansia yang belum ada, dan penyuluhan berkala yang masih kurang. III. ANALISA MANAJEMEN HASIL PENGAMATAN KEGIATANA. INPUTINPUTKelebihanKekurangan

ManTersedia tenaga kesehatan seperti : 1 Bidan Desa 5 Kader Dari hasil pengamatan tidak ada masalah untuk jumlah kader dan bidan cukup tetapi jumlah ini terbagi untuk posyandu lansia dan posyandu balita sehingga jumlah dianggap masih kurang.

Money Sudah tersedia dana swadaya mandiri dari posyandu daerah setempat untuk kebutihan pelaksanaan kegiatan. Dana didapatkan dari penjualan PMT sebesar 1000 rupiah (bergabung dengan posyandu balita) Dana digunakan untuk keperluan kas dan uang transportasi kader Tidak ada dana tambahan yang masuk selain dana penjualan PMT. Masalah dana dirasa cukup untuk kegiatan operasional posyandu.

Methode Metode yang digunakan pada posyandu lansia adalah sistem 3 meja Metode yang digunakan melalui sistem pencatatan posyandu yaitu Sistem Informasi Posyandu (SIP) Pelaksaan 3M tidak sesuai urutan yakni M2, M1, M3, Metode 3 meja telah berjalan, tetapi masih bergabung dengan posyandu balita untuk pelaksanaannya sehingga masih kurang baik.

Material Tersedia ruangan posyandu dari rumah warga sebagai tempat pelaksanaan kegiatan setiap bulannya, yaitu rumah yang dimiliki oleh salah satu kader Dusun Sempu. Terdapat 2 meja dan 6 kursi Tidak ada masalah dalam pengadaan tempat berlnagsungnya posyandu, tetapi masih bergabung dengan posyandu balita.

Mechine Tersedianya alat-alat untuk kegiatan Posyandu seperti timbangan berat badan, pemeriksaan tanda-tanda vital (tensi meter, stetoskop), alat untuk pemeriksaan gula darah, dan obat-obatan (hipertensi, DM, analgetik). Stetoskop kurang berfungsi dengan baik. Tidak tersedianya buku KMS. Tidak tersedia poster kesehatan untuk lansia.

B. PROSESProsesKelebihanKekurangan

P1(Perencanaan) Tersedia jadwal tanggal pelayanan posyandu Hari buka posyandu pukul 09:00 sampai dengan selesai Sasaran para lansia yang tinggal di sekitar Dusun Sempu Dilakukan brefing sebelum dan sesudah pelaksanaan posyandu Semua lansia yang mengalami darah tinggi akan diberikan obat penurun tekanan darah. Tidak ada shift penggantian kader

P2 (Pelaksanaan, Penggerakan) Penggerak berupa kader berjumlah 5 orang dan 1 bidan desa Ketersediaan alat telah tercukupi untuk kegiatan posyandu Kegiatan di rumah warga Bidan dan kader yang kooperatif Cangkupan sasaran sesuai pedoman posyandu Semua lansia dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah Jika terdapat kasus berat akan dirujuk ke puskesmas Tidak dilakukan pengukuran tinggi badan pada lansia Tidak dilakukan penyuluhan setelah kegiatan posyandu selesai Tidak ada tenaga kesehatan yang terlatih

P3(Pengawasan, Penilaian dan Pengendalian) Terdapat evaluasi jangka waktu 1 tahun 1 kali dari puskesmas Laporan dibuat secara manual di buku tulis dengan format yang sudah diberikan oleh dinkes setempat Evaluasi berkala dilakukan setelah kegiatan posyandu selesai Dilakukan koreksi koreksi setiap laporan posyandu yang masuk ke puskesmas Kurangnya pengawasan saat kegiatan posyandu berlangsung. Laporan dicatat secara manual. Jika buku laporan hilang, tidak ada laporan pengantinya. Belum ada kegiatan memasukan data ke KMS lansia karena belum tersedianya KMS di Posyandu lansia Sempu

C. LINGKUNGANLingkungan Jarak ke Posyandu tidak terlalu jauh dari rumah penduduk sekitar. Masih kurangnya kesadaran lansia untuk menimbang badan, pengukuran tekanan darah ke posyandu.

IV. SIMPULAN Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif (pencegahan). Pengertian usia lanjut addalah mereka yang telah berusia 60 tahu keatas. Sistem pelayanan yang diselenggarakan posyandu lansia Dusun Sempu dengan menggunakan sistem 3 meja karena digabung dengan posyandu balita dengan kegiatan masing-masing meja sebagai berikut : Meja I adalah untuk pendaftaran, Meja II adalah untuk penimbangan berat badan dan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan tekanan darah dan pencatatan di buku laporan petugas, dan Meja III adalah untuk penyuluhan berupa kegiatan edukasi dan pemberian pengobatan dalam hal ini dilakukan oleh petugas kesehatan. Posyandu telah memiliki sistem meja namun dalam penerapannya masih belum sempurna karena meja yang digunakan belum genap 5, masih ada penggabungan, tidak dilakukannya pengukuran tinggi badan, pemeriksaan IMT, dan belum adanya pencatatan kesehatan lansia pada KMS lansia. Waktu dan tempat pelaksanaan masih bersamaan dengan posyandu balita oleh karena jumlah kader 5 orang masih kurang untuk melayani dengan seksama.V. SARAN Posyandu lansia di Dusun Sempu masih perlu melakukan evaluasi sistem 5 meja, kemudian perlu adanya pelatihan pengisian KMS lansia agar kesehatan lansia terpantau. Perlunya penambahan kader posyandu yang baru untuk meningkatkan kinerja posyandu karena posyandu masih digabung antara balita dan lansia.

BIDAN DESAMAHASISWI

()(CUT AISYAH KHUMAIRAH)