LAPORAN KEGIATAN ELEKTIF.docx

download LAPORAN KEGIATAN ELEKTIF.docx

of 15

Transcript of LAPORAN KEGIATAN ELEKTIF.docx

LAPORAN KEGIATAN ELEKTIFDAN NASKAH PUBLIKASI ELEKTIF PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) & KELUARGA BERENCANA (KB) ERA JKN 2014DI PUSKESMAS MUNTILAN I

Disusun untuk Memenuhi Syarat Kepaniteraan KlinikBagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Disusun Oleh:Qonitatun Nahdliyyah08711075

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA2014INTISARILatar Belakang: Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dijalankan oleh Pemerintah Indonesia sejak tanggal 1 Januari 2014 yang lalu. Kesehatan ibu dan anak juga termasuk dalam paket manfaat yang dijamin oleh BPJS. Telah 3 bulan JKN ini diluncurkan, namun masih saja banyak manfaat JKN serta prosedur pelayanan kesehatan yang masih simpang siur, selain itu pelaksanaannya di daerah juga masih belum maksimal. Dalam petunjuk teknis mengenai bermacam paket manfaat yang dijamin oleh BPJS terdapat perbedaan antara paket manfaat yang berkaitan dengan pelayanan KIA yang diterapkan pada era JKN dengan sebelumnya.Tujuan: untuk mengkaji sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dan anak era JKN 2014 di Puskesmas Muntilan I.Metode: Metode penelitian yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penentuan sampel dialkukan dengan cara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara, serta dokumentasi. Penelitian dilakukan di ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Muntilan I Kabupaten Magelang.Hasil: Pelaksanaan pelayanan program kesehatan ibu dan anak era JKN 2014 sudah berjalan, namu masih kurang sosialisasi di masyarakat dan belum jelasnya perjanjian anatar BPJS dengan Pemerintah Daerah.

AbstractBackground: National Health Assurance Program (JKN) has been run by the Government of Indonesia since January 1, 2014. Maternal and child health are also included in the package of benefits guaranteed by the BPJS. Have 3 months of JKN is launched, but still a lot of benefits and procedures of healthcare JKN is still flooded intersections, in addition to their implementation in the area are still not optimally. In the technical instructions concerning various package benefits are guaranteed by the BPJS there may be differences between the benefits package associated with the service of KIA are applied on JKN era with before. Objective: to examine the extent to which the implementation of maternal and child health services era JKN 2014 in Puskesmas Muntilan I. Method: a method of research is descriptive with qualitative approach. The determination of the sampling done by means of purposive sampling. The Data is collected by observation, interviews, and documentation. Research done in the maternal and child health Puskesmas Muntilan I.

PELAKSANAAN KEGIATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) & KELUARGA BERENCANA (KB) ERA JKN 2014 DI PUSKESMAS MUNTILAN IProgram Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dijalankan oleh Pemerintah Indonesia sejak tanggal 1 Januari 2014 yang lalu. Program JKN ini merupakan program yang dibuat khusus dari Pemerintah Indonesia yang diharapkan dapat membawa cahaya cerah bagi seluruh lapisan masyarakat dan seluruh rakyat Indonesia. Yang dimaksud dengan JKN ini merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan supaya masyarakat yang menjadi peserta mendapatkan manfaat dari pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam hal kesehatan yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.1Sesuai Undang-undang No. 40 tahun 2004 tentang SJSN kepesertaan JKN bersifat wajib termasuk juga masyarakat yang tidak mampu. Bagi orang yang mampu mereka diwajibkan memberi iuran untuk mendapatkan jaminan kesehatan, sedangkan untuk masyarakat yang tidak mampu dengan metode pembiayaan kesehatan ditanggung pemerintah 1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan 1. Badan pelaksanan ini mulai operasional pada 1 januari 2014.2Kesehatan ibu dan anak adalah suatu program yang mencakup pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, da ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, balita, dan masih banyak yang lainnya. Kesehatan ibu dan anak juga termasuk dalam paket manfaat yang dijamin oleh BPJS.2 Telah 3 bulan JKN ini diluncurkan, namun masih saja banyak manfaat JKN serta prosedur pelayanan kesehatan yang masih simpang siur, selain itu pelaksanaannya di daerah juga masih belum maksimal 6. Dalam petunjuk teknis mengenai bermacam paket manfaat yang dijamin oleh BPJS terdapat perbedaan antara paket manfaat yang berkaitan dengan pelayanan KIA yang diterapkan saat ini yaitu era JKN dibandingkan dengan saat JKN 2014 belum dijalankan. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mengkaji sejauh mana pelaksanaan pelayanan program kesehatan ibu dan anak era JKN 2014, serta perbedaannya dengan masa sebelumnya.MetodePenelitian ini mengunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dapat memudahkan kita untuk melihat sebuah masalah dari sudut pandang yang bermacam-macam. Penentuan sampel dialkukan dengan cara purposive sampling atau sampel bertujuan yang berarti pemilihan narasumber dilakukan berdasarkan tujuan penelitian yang pemilihannya sekiranya dapat memberikan informasi yang diperlukan. Sehingga banyaknya responden berdasarkan kualitas yang diwakili dan tidak harus berdasarkan keterwakilan 9.Data dikumpulkan dengan melakukan observasi, wawancara, serta dokumentasi. Observasi dilakukan di ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Muntilan I Kabupaten Magelang. Wawancara dilakukan kepada kepala program KIA, kepala program KB, Bidan-bidan yang bertugas di bagian KIA & KB, serta pasien yang datang ke bagian KIA Puskesmas Muntilan I. Penelitian ini mengkaji mengenai pelaksanaan program KIA & KB era JKN 2014 di Puskesmas Muntilan I.Observasi adalah pengamatan yang dikerjakan dengan menggunakan seluruh panca indera. Observasi yang dikerjakan dalam penelitian ini yaitu observasi terus terang maupun observasi tersamar. Pada saat peneliti melaksanakan pengumpulan data, adakalanya peneliti menginformasikan kepada narasumber, namun kadang tidak memberitahukan kepada narasumber terlebih dahulu bahwa peneliti sedang mengumpulkan data 7.Beberapa pertanyaan diajukan dalam wawancara mendalam yang dilakukan kepada narasumber. Jenis pertanyaan yang diajukan adalah jenis pertanyaan terbuka.6

HasilBerdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan maka hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:1. JKN sudah berjalan di bagian KIA Puskesmas Muntilan IJaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagian KIA di Puskesmas Muntilan I sudah berjalan sesuai dengan aturan. Pelayanan KIA yang menjadi paket manfaat yang dijamin oleh BPJS berjalan dengan lancar sejak tanggal 1 Januari 2014 berlaku untuk seluruh pasien Jamkesmas dan Jamkesda. 2. Pelayanan medis KB yang dijamin oleh BPJS hanya KB PascasalinPemasangan dan pelepasan alat KB pada era sebelum JKN pasien tidak dipungut biaya. Pada era JKN ini dengan adanya peraturan baru, pasien harus membayar pemasangan alat KB bila pemasangan dilakukan pasca nifas yaitu setelah 40 hari masa sesudah persalinan. Sedangkan jika pemasangan dilakukan segera setelah melahirkan hingga 40 hari masa persalinan, pasien tidak perlu membayar karena termasuk dalam paket manfaat BPJS. Alat kontrasepsi tetap gratis yang ditanggung oleh BKKBN. Untuk besarnya biaya pemasangan dan pelepasan alat KB mengacu pada Perda.

3. Pelayanan laboratorium untuk kehamilan dibatasiPada era sebelum JKN pemeriksaan laboratorium pada kehamilan tidak dibatasi, namun pada era JKN ini pemeriksaan laboratorium pada kehamilan hanya terbatas pada laboratorium dasar saja, yaitu pemeriksaan Hb saja. Namun untuk protein, glukosa darah, asam urat tidak dijamin oleh BPJS.

4. Pembiayaan pelayanan di Bidan Praktek Mandiri masih kontroversiSejak mulai beroperasinya BPJS pada tanggal 1 Januari 2014, program kartu Jaminan Persalinan (Jampersal) yang menggratiskan semua biaya dari mulai pemeriksaan kehamilan, imunisasi ibu hamil, hingga persalinan sudah dihapuskan dan diganti dengan kepesertaan BPJS. Jika dahulu pasien datang ke Bidan Praktik Mandiri untuk memeriksakan kehamilannya atau untuk bersalin tidak perlu dipungut biaya dengan syarat memiliki kartu Jamkesmas atau Jampersal, saat ini masih menjadi kontroversi dan kebingungan di kalangan para Bidan Praktik Mandiri apakah hal tersebut perlu dipungut biaya atau tidak. Hal ini terkait dengan perjanjian (MoU) antara Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang dengan pihak BPJS belum jelas mengenai praktik bidan mandiri. Akibat dari hal tersebut dari 1 Januari 2014 hingga kini para bidan ada yang menarik biaya pada pasien ada juga yang membebaskan biaya pasiennya sembari menunggu keputusan dari pemerintah terkait. Namun hal ini tidak banyak berpengaruh kepada para bidan karena pada sistem sebelumnya klaim pembayaran baru dibayarkan setelah 3 sampai 4 bulan. Akan tetapi setelah diklarifikasi kepada pihak terkait, Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang menyatakan bahwa biaya pelayanan tersebut bisa digratiskan dan bisa menjadi tanggungan BPJS dengan syarak Bidan Praktik Mandiri memiliki jejaring di atasnya atau dengan kata lain bergabung dengan Puskesmas, Dokter Keluarga, atau Klinik Pratama. Kemudian nantinya bidan praktik mandiri dapat mengajukan klaim kepada Puskesmas, Dokter Keluarga, maupun Klinik Pratama.

5. Berkurangnya antusiasme masyarakat untuk mendapatkan pelayanan KB di Puskesmas Muntilan IAkibat dari pelayanan pemasangan dan pelepasan KB yang dipungut biaya, masyarakat menjadi berkuarang antusiasnya untuk mendatangi Puskesmas. Bahkan terdapat pasien yang sudah datang ke Puskesmas dan setelah mengetahui bahwa pelayanan KB harus membayar, pasien pulang kembali ke rumah dan lebih memilih untuk menunggu kegiatan Safari KB yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan yang tidak dipungut biaya.

6. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang mewakili Puskesmas Muntilan I untuk Penerimaan Aliran Dana Kesehatan dari BPJSSejak mulai beroperasinya BPJS pada tanggal 1 Januari 2014 hingga saat ini, BPJS belu menurunkan langsung dana kapitasinya kepada Puskesmas Muntilan I sebagai PPK tingkat pertama. Dana kapitasi diberikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang sebagai perwakilan dari PPK tingkat pertama yang kemudian baru disalurkan kepada Puskesmas tingkat I dengan sistem klaim.

7. Puskesmas harus Menjadi BLUD untuk Mendapatkan Langsung Dana Kesehatan dari BPJSUntuk menjalankan sistem kapitasi sesuai JKN 2014 maka syarat utama adalah Puskesmas harus berubah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). BLUD menganut sistem pengelolaan mandiri pada Puskesmas, sehingga tidak tergantung lagi pada APBD dan Dinas Kesehatan hanya bertindak sebagai pengawas. Segala kebutuhan dan kepentingan Puskesmas dikelola secara mandiri oleh Puslesmas. Syarat Puskesmas berubah menjadi BLUD adalah dengan akreditasi Puskesmas. Saat ini di wilayah Kabupaten Magelang, belum ada satupun Puskesmas yang telah menjadi BLUD. Saat ini seluruh Puskesmas di Kabupaten Magelang sedang dalam proses untuk menjadi BLUD.

8. Peraturan yang terkait dengan Rincian Penggunaan Dana Kapitasi Belum AdaDana kapitasi sebesar Rp 6.000,00 yang diberikan dari BPJS kepada Puskesmas sebagai PPK pertama belum diatur secara rinci penggunaannya. Dalam hal ini Peraturan Presiden yang berlanjut nantinya pada Peraturan Menteri Kesehatan belum ada terkait hal ini. Ini akan menyebabkan pengelolaan dana yang diberikan oleh BPJS tidak efektif dan efisien.

PembahasanKeputusan Menteri Kesehatan RI No. 128 tahun 2004 menyatakan bahwa salah satu fungsi utama Puskesmas merupakan penyedia pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat juga perorangan dalam bentuk upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.10 Salah satu di dalam program Puskesmas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Program KIA adalah salah satu prioritas utama dalam pembanguna kesehatan di Indonesia. Tanggung jawab program ini terhadap pelayanan kesehatan yaitu pelayanan kesehatan pada ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal, dengan tujuan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan di kalangan ibu dan anak.3Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan program KIA dan KB mencakup beberapa fase yaitu: Masa janin dalam kandungan, masa menyusui, dan masa balita. Dari ruang lingkup ini dapat dimengerti bahwa program pelayanan KIA dan pelayanan medik KB merupakan upaya untuk mendukung peningkatan derajat kesehatan di masyarakat.3 Jaminan kesehatan nasional (JKN) secara serempak di seluruh Indonesia mulai dilaksanankan pada 1 Januari 2014. Jaminan Kesehatan Nasional memberikan pelayanan kesehatan untuk perorangan yang sesuai dengan kebutuhan medis para pesertanya. Pelayanan kesehatan tersebut mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. (perpres) Paket manfaat JKN yang terkait dengan pelayanan KIA & KB yang dijamin antara lain pelayanan imunisasi (BCG, DPT, HepB, Campak, Polio); pelayanan KB (konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, tubektomi); persalinan normal, dan laboratorium sederhana. 9 Pada kenyataannya JKN ini belum berjalan dan menemui banyak kendala khususnya di daerah kecil dan tertinggal. Pelaksanaan JKN masih banyak menimbulkan tanda tanya. Tidak hanya di tengah masyarakat saja yang mempertanyakan mengenai penerapan JKN ini, akan tetapi bagi tenaga layanan kesehatan sendiri masih bingung dengan aplikasi JKN. Di tengah masyarakat, masih banyak yang belum mengetahui bahwa Jampersal sudah diintegrasikan ke dalam JKN. (Salah satu petugas kesehatan yang masih kurang memahami mengenai aplikasi JKN adalah Bidan. Bidan merupakan ujung tombak dalam pelayanan KIA dan KB di Puskesmas. Hal ini dikarenakan Bidan berpraktik sendiri di rumahnya. Masa sebelum JKN, masih ada Jampersal (Jaminan Persalinan) dan Jamkesmas. Namun era JKN membuat para bidan harus bergabung dengan Puskesmas atau klinik pratama. 4Dalam Permenkes No. 71 Tahun 2013 dinyatakan bahwa penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yaitu Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang dapat berupa Puskesmas atau yang setara, praktik dokter, praktik dokter gigi, klinik pratama atau yang setara, dan tumah sakit kelas D pratama atau yang setara. Dalam hal ini mengenai Bidan Praktik Mandiri harus bergabung dengan klinik pratama. 11 Sedangkan mekanisme yang mengatur kerja sama ini seperti berapa biaya pelayanan yang harus dibayarkan dan biaya operasional hingga saat ini belumlah jelas.4Masyarakat perlu mengetahui dan memahami kebijakan pemerintah tentang JKN dan BPJS. Sehingga sosialisasi perlu dilakukan kepada semua pihak yang berkepentingan dan masyarakat pada umumnya. 5

Kesimpulan1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di BKIA & KB Puskesmas Muntilan I sudah dijalankan.2. Masih banyak masyarakat dan tenaga kesehatan belum memahami sepenuhnya mengenai JKN 2014 dan BPJS.3. Terdapat perbedaan dalam pelayanan KB dan Laboratorium era JKN dengan masa sebelumnya.4. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang mewakili Puskesmas Muntilan I sebagai PPK tingkat I karena Puskesmas belum berubah menjadi BLUD.

Daftar Pustaka1 Kementrian kesehatan, 2013. Buku Pegangan Sosisalisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta2 Kementrian kesehatan, 2013. Buku Saku FAO (Frequently Asked Questions) BPJS Kesehatan. Jakarta3 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan. 2009. Laporan Tahunan 2009 Seksi Pelayanan Kesehatan Ibu Anak (Bayi) dan Pelayanan Medik KB. Tanjung Pinang4 http://health.kompas.com/read/2014/ 01/12/2051572/Mekanisme.JKN.Bingungkan.Para.Bidan diakses pada 27 Maret 20145 http://www.bkkbn.go.id/SitePages/Sosialiasi%20KB%20dalam%20Jaminan%20Kesehatan%20Nasional%20(JKN).aspx diakses pada 27 Maret 20146Memahami Manfaat JKN dan Prosedur Pelayanan www.jamsosindonesia.com7Kuntari, T. 2011. Penelitian Kualitatif (Qualitatif Research) Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta. http://medicine.uii.ac.id/upload/klinik/elearning/ikm/penelitian-kualitatif-fkuii-titik.pdf diakses pada 22 Maret 20148http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2tesis/207811290/bab3.pdf diakses pada 26 Maret 20149Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Thun 2013 Tentang JaminanKesehatan10Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128 tahun 200411Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013

TAHAPAN KEGIATAN ELEKTIFNOTAHAPWAKTUBENTUK KEGIATANOUTPUT KEGIATAN

1.Konsultasi tema atau judulPada saat supervisiMengajukan tema dan judul kepada PembimbingTema dan judul elektif disetujui

2.Observasi lapanganSelasa, 18 Maret 2014Observasi di bagian KIA & KB Puskesmas Muntilan 1Mendapatkan informasi dan gambaran kegiatan KIA & KB, serta memahami pelayanan KIA & KB di Puskesmas Muntilan 1

3.Pengumpulan data (problem lapangan)Rabu, 19 Maret 2014 Wawancara mendalam dengan Penanggung Jawab kegiatan KIA (Ibu Sinar). Mengikuti Posyandu Balita Wawancara kepada Bidan Praktik Mandiri (Ibu Endah Wulan) di tempat praktiknya.Mendapatkan informasi mengenai kegiatan KIA & KB di Puskesmas Muntilan 1 era JKN 2014 dibandingkan dengan era Jampersal.Pembiayaan untuk Persalinan, ANC, PNC, ditanggung sendiri oleh pasien.

4.Pengumpulan data (problem lapangan)Kamis, 20 Maret 2014 Mengikuti Posyandu anak dan lansia wawancara mendalam dengan pasien Posyandu lansia (Ny. Siti Kolifah).Mendapatkan informasi mengenai tanggapan pasien dan pengetahuan pasien mengenai JKN 2014.

5.Mengumpulkan dataJumat, 21 Maret 2014Wawancara mendalam dengan Penanggung jawab kegiatan KB (Ibu Sri Lestari), Bidan Pelaksana Kegiatan (Ibu Arina Zulfah & Ibu Genduk), kepala Puskesmas Muntilan 1 (Ibu Erni Budi S.KM.)Kepala Puskesmas Muntilan I menyatakan bahwa sistem kapitasi belum berjalan karena belum BLUD. Penanggung jawab kegiatan KB menyatakan bahwa pasien yang memasang dan melepas KB harus membayar yang besarnya disesuaikan dengan Perda, kecual untuk pasien Jamkesda.

6.Mengumpulkan dataSabtu, 21 Maret 2014Wawancara mendalam dengan pasien BKIA & KB (Ny. Surati), dan Petugas Laboratorium (Ibu Emma)Pasien tidak mengetahui bahwa pelayanan pemasangan dan pelepasan alat KB ditarik biaya.Pelayanan Laboratorium utk kehamilan dibatasi hanya laboratorium dasar.

7.Mengumpulkan dataSenin, 7 April 2014Wawancara dengan pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang bagian Jaminan Kesehatan (dr. Sunantyo) mengenai jalannya era JKN 2014 di PuskesmasSistem JKN sudah berjalan hanya saja Puskesmas sebagai PPK I masih diwakili oleh Dinkes Kabupaten Magelang.