LAPORAN KASUS tanpa lampiran.doc
Transcript of LAPORAN KASUS tanpa lampiran.doc
LAPORAN KASUS
RSUD SANJIWANI GIANYAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
Pembimbing : dr. A. A. Ayu Agung Indriany, Sp.KJ
Nama Dokter Muda : A.A. Istri Cyanthi Devi (1070121032)
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : DMJ
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 24 tahun
Tingkat Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Agama : Hindu
Suku bangsa : Bali
Alamat : Br. Pacung, Bitera, Gianyar
Tanggal kunjungan : 1 April 2014
Diagnosis : Skizofrenia Paranoid (F 20.0)
II. RIWAYAT SAKIT
Keluhan Utama: Sesak dan inguh
Saya memulai pembicaraan dengan pasien IWW dan menanyakan bagaimana keadaan
pasien. Pasien menggunakan kaos tanpa lengan berwarna putih dan celana pendek kain
berwarna biru. Raut wajah pasien tampak tenang.
Pasien diwawancara dalam posisi berbaring di ruang sahadewa RSUD Sanjiwani
Gianyar. Pasien menjawab pertanyaan saya dengan menggunakan bahasa Indonesia dan
kadang dengan bahasa bali. Selama wawancara berlangsung, pasien berbicara dengan suara
cukup jelas. Pasien dapat menjawab dengan benar nama, umur, dan alamat. Pasien juga dapat
mengenali dimana pasien berada saat ini.
Pasien merupakan pasien di ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar, datang
pertama kali ke IGD RSUD Sanjiwani pada tanggal 18 Maret 2015 dengan keluhan kejang.
Pasien sudah 2x kejang dirumahnya dan dibawa ke IGD RSUD Sanjiwani oleh kakaknya.
Kejang pasien dirasakan seperti bergetar dan pasien merasa ada yang menyedot tubuhnya.
Pasienjuga mengatakan sangat sesak dan inguh keluhan muncul sejak 7 bulan yang lalu, saat
pasien masih bekerja sebagai pembuat patung. Pasien mengatakan bahwa sakitnya ini akibat
dari serangan ilmu –ilmu hitam yang menyerang dirinya sejak lama. Pasien juga mengatakan
dirinya memiliki 9 nyawa dimana ke 8 nyawa nya telah diikat oleh ilmu jahat tersebut. Dan
kini pasien telah berhasil membebaskan ke 7 nyawa nya tersebut dan masih 1 nyawa yang
belum diselamatkan sehingga pasien menjadi sakit seperti ini. Saat ditanya apakah pasien
mendegar suara-suara yang tidak didengar oleh pasien, pasien mengaku mendengar suara-
suara yang menggerimik pasien tidak jelas mendengar suara tersebut. Saat ditanya apakah
pasien melihat bayangan seseorang, pasien menjawab melihat bayangan hitam berjubah yang
sering menampakkan diri saat pasien berada dirumah. Bayangan tersebut jumlahnya tidak
menentu. Saat pemeriksaan pasien mengatakan bayangan atau suara-suara tersebut tidak
dilihat maupun didengarnya. Pasien sudah berkali – kali berobat ke balian pasien hanya
diberikan air suci dan sekarang masih dalam proses melawan ilmu – ilmu tersebut. Pasien
juga sering bersemedi agar bisa lebih kuat melawan ilmu – ilmu jahat tersebut.
Pasien mengatakan sering terbangun pada malam hari, saat tidak dapat tidur bayangan
hitam tersebut akan muncul, namun pasien tidak menghiraukannya. Nafsu makan pasien
dikatakan masih baik. Pasien mengatakan sudah tidak bekerja lagi karena sakitnya tersebut.
Saat kunjungan rumah, pasien masih mengenali muka pemeriksa dan menyapa
pemeriksa. Pasien memperhatikan setiap pertanyaan yang diajukan dan mampu menjawab
dengan jelas. Ketika ditanya bagaimana perasaanya, pasien menjawab sudah lebih baik.
Pasien mengatakan sudah minum obat sejak pulang dari RSUD Sanjiwani. Pasien
mengatakan saat ini dia sedang tidak diikuti oleh bayangan-bayangan. Begitu pula dengan
suara-suara yang biasanya didengar. Pasien mengatakan tidurnya nyenyak dan tidak
terbangun pada malam hari.
Heteroanamnesis (Kakak pasien)
Saat di Ruang Sahadewa, kakak pasien mengatakan, pasien sudah mengalami keluhan
seperti ini sejak 8 bulan yang lalu, Pasien dikatakan sering kejang yang gemetar. Kakak
pasien mengatakan penyakit adiknya seperti diserang oleh ilmu jahat. Saat ditanya, apa
penyebabnya, kakak pasien menjawab karena memang dari dulu ada orang – orang terdekat
yang tidak suka melihat adiknya bekerja. Tidak tau kenapa alasannya tidak suka. Kakak
pasien mengatakan sejak sakit adiknya jadi sering terlihat bingung karena pasien sudah tidak
bekerja lagi sehingga tidak bisa membiayai orang tuanya. Pasien merupakan anak laki – laki
satu – satunya dirumah dan ke 4 kakak perempuan pasien sudah menikah. Sehingga pasien
bertanggung jawab kepada orang tuanya dan kegiatan di lingkungan rumahnya.Sedangkan
sekarang ini dirumah pasien sedang ada pekerjaan membangun sanggah dimana pasien yang
tidak bekerja tidak dapat membantu dari segi ekonomi. Itu yang membuat pasien semakin
bingung.
Saat kunjungan rumah pasien ayah pasien bercerita setelah pasien berobat ke
poliklinik, pasien mulai dapat tidur, dan sudah tidak pernah kejang yang bergetaran lagi.
Dikatakan pasien rutin meminum obatnya dengan kesadaran sendiri. Ayah pasien bercerita
segala upaya telah dilakukannya demi kesembuhan pasien, ayah pasien telah mengajak pasien
ke seluruh balian yang ada.
Hasil Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dilakukan pada tanggal 3 April 2015 pada pukul 17.00 WITA. Ijin
kunjungan telah dilakukan kepada pasien dan keluarga sebelum kunjungan dilakukan. Setelah
itu kunjungan dilakukan ke rumah pasien yang beralamat di Banjar Lebih Duur Kaja,
Gianyar. Saya agak kesulitan mencari rumah pasien, karena rumah pasien masuk kedalam
gang kecil dengan jalan yang hanya bisa diakses motor dan jalan kaki. Sesampainya di sana
saya dipersilahkan oleh ayah pasien masuk ke rumah dan pasien telah menunggu di luar.
Setelah itu saya menjelaskan tujuan saya berkunjung ke rumah pasien. Wawancara dilakukan
dengan suasana santai bersama pasien ibu pasien ayah pasien dan juga keponakam pasien.
Rumah pasien adalah rumah permanen. Di rumah ini pasien tinggal bersama ayah dan
ibunya, serta saudara sepupunya yang tinggal 1 pekarangan. Pasien merupakan anak ke lima
dari 6 bersaudara, ke 4 kakak perempuan pasien telah menikah keluar, dan adik perempuan
pasien sudah meninggal saat masih kecil. Saat saya melakukan kunjungan kesana, rumah
tampak ramai ada ayah, ibu, keponakan dan saudara – saudara sepupu pasien. kakak, paman,
dan bibi pasien. Ayah pasien mengatakan saat ini merajan rumah pasien sedang di renovasi
dan akan segera di upacarai sehingga keluarga semua berkumpul dirumahnya untuk persiapan
upacara.
Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/NAPZA
Pasien tidak memiliki riwayat pengguanaan obat-obatan terlarang.Pasien juga mengatakan
bahwa dia tidak pernah minum minuman beralkohol, kopi dan tidak merokok
Riwayat Penyakit Terdahulu dan Penyakit Lain
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis dan riwayat penyakit kronis di keluarag pasien
juga disangkal.
Lingkungan Keluarga
Pasien merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Saat ini pasien berumur 32 tahun dan
sudah tidak bekerja karena cuti sakitnya. Pasien tinggal bersama orang tuanya dan juga
saudara – saudara sepupunya.
Pasien merupakan anak yang aktif dan suka membantu anggota keluarga lain atau pun
tetangganya. Orang tua pasien mengasuh pasien dan saudaranya dengan baik. Pasien dan
saudara-saudaranya mengenyam pendidikan dengan baik walaupun dengan penghasilan pas-
pasan, orang tua pasien masih mampu menyekolahkan anak-anaknya. Pasien dan keluarganya
hidup berdampingan dan menurut pasien tidak pernah ada masalah yang terjadi yang
menggangu hubungan persaudaraan pasien, saudaranya dan keluarganya.
Riwayat Pekerjaan
Pasien sebelumnya bekerja sebagai pembuat patung, namun setelah keluhan pasien muncul
pasien berhenti bekerja selama 6 bukan. Dikatakan pasien sangat menyukai pekerjaanya
namun setelah.keluhan muncul pasien menjadi sedikit malas untuk bekerja.
Lingkungan Sosial
Rumah pasien terletak di dalam sebuah gang kecil yang hanya bisa diakses motor dan
berjalan kaki. Pasien merupakan orang yang aktif dalam kegiatan warga pasien juga sangat
suka membantu bila ada tetangga yang punya kerja . Di rumahnya pasien memiliki nama
julukan.
Lingkungan Rumah
Pasien tinggal di Banjar Lebih Duur Kaje, Gianyar. Rumah pasien adalah rumah permanen,
terdiri dari 2 lokal. Di rumah ini pasien tinggal bersama ayah, ibu, keponakannya, serta
paman, bibi dan sepupunya. Ada 2 kepala keluarga dalam satu pekarangan rumah. Dimana
terdapat 1 dapur yang digunakan oleh keluarga pasien dan satu lagi digunakan keluarga
paman pasien. Terdapat satu kamar mandi di rumah ini yang digunakan bersama. Seluruh
aktifitas mandi cuci kakus dilakukan dikamar mandi ini. Kamar pasien memiliki pencahayaan
yang baik dan bersih untuk ditempati.
PEMERIKSAAN INTERNA DAN NEUROLOGIS
Status Interna
a. Vital Sign
- Tensi : 120/80 mmHg
- Nadi : 86x/menit
- Respirasi : 20x/menit
b. Status General
- Mata : anemis (-), ikterus (-), reflek pupil +/+ isokor
- THT : kesan tenang
- Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
- Thorak :
Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-
- Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal
- Ekstrimitas : edema (-), sianosis (-), hangat
Status Neurologis
- GCS E4V5M6
- Kaku kuduk tidak ada
- Reflek fisiologis Reflek patologis
- Tenaga Tonus Tropik
IV. PEMERIKSAAN STATUS PSIKIATRI
++ | ++ ++ | ++
+ | + + | +
- | - - | -
555 | 555 555 | 555
N | N N | N
N | N N | N
1. Kesan Umum : Penampilan penderita tampak wajar, Kontak verbal dan
visual cukup
2. Kesadaran : Jernih
3. Mood dan Afek
a. Mood : Anhedonia
b. Afek : Appropriate
4. Cara bicara : Tenang dan spontan
5. Proses pikir
a. Bentuk pikir : Logis-non realis
b. Arus pikir : Koheren
c. Isi pikir : Waham Paranoid (+), ide bunuh diri (-)
6. Persepsi
a. Halusinasi : Ada (Visual, Auditorik)
b. Ilusi : Tidak ada
7. Dorongan insting : Insomnia (+) tipe late, hipobulia (-) riwayat raptus (-)
8. Psikomotor : Tenang pada saat pemeriksaan
V. ANALISIS PSIKODINAMIKA
1. Biologi dan Genetik
Pasien merupakan anak kelima dari 6 bersaudara. Pasien mengatakan ibu nya juga
dulu mengalami keluhan yang sama dengannya yaitu diserang oleh ilmu ilmu jahat
sejak pasien masih kecil.
2. Pola Asuh
Pasien mengatakan saat ini ia memiliki hubungan yang baik dengan orang tua dan
saudara-saudaranya. Orang tua pasien dikatakan merupakan pribadi yang baik, dan
tidak pernah mendidik dengan cara kekerasan.
3. Sosial
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya, paman, bibi, serta saudara
sepupunya.
4. Ciri Kepribadian
Pasien dikatakan orang yang terbuka dan aktif sangat senang membantu orang. Oleh
ayah pasien dikatakan pasien adalah pribadi yang terbuka.
5. Stressor Biopsikososial
Pasien mengaku sejak muncul keluhan ini ia merasa inguh karena sejak muncul
keluhannya ini pasien menjadi tidak bisa berkonsentrsi dalam bekerja dan menjadi
malas.
VI. RESUME
Pasien laki-laki, 32 tahun, belum menikah, Hindu, Bali, datang ke IGD RSUD Sanjiwani
pada tanggal 18 Maret 2015 dengan keluhan kejang bergetar dan inguh. Keluhan ini
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Pasien merasa tubuhnta seperti tersedot oleh sesuatu.
Pasien juga mendengar suara-suara tapi pasien tidak tau apa yang dikatakan suara
tersebut. Pasien juga melihat bayangan hitam berjubah. Pasien juga mengalami saat tidur
sering terbangun pada malam hari dan nafsu makannya menurun. Pasien bercerita sulit
berkonsentrasi sehingga sulit untuk membuat patung.Keluhan muncul sejak 6 bulan yang
lalu. Pasien telah dibawa berobat ke balian namun keluhan pasien tidak kunjung
membaik. Pasien sudah tidak bekerja. Pasien merupakan peribadi yang terbuka. Riwayat
keluarga yang mengalami gangguan jiwa disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
Vital Sign dalam batas normal. Status interna dalam batas normal, Status neurologi dalam
batas normal. Status psikiatri: kesan umum penampilan penderita tampak wajar, kontak
verbal dan visual cukup, kesadaran jernih, mood/afek anhedonia/appropriate, bentuk pikir
logis-nonrealis, arus pikir koheren, isi pikir waham (+) paranoid, ide bunuh diri (-),
halusinasi visual dan auditorik (+), ilusi (-) tidak ada dorongan insting insomnia (+) tipe
late, hipobulia (-), riwayat raptus (-), psikomotor tenang pada saat pemeriksaan.
VII.DIAGNOSA BANDING
1. Skizofrenia Paranoid (F20.0)
2. Gangguan Waham Menetap (F22.0)
3. Gangguan Kepribadian Paranoid (F60.0)
VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Aksis II Gangguan Kepribadian Paranoid
Aksis III Tidak ada diagnosis
Aksis IV Masalah ekonomi
Aksis V GAF 60-51, gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
IX. RENCANA PENGOBATAN
- Chlorpromazine 1x50mg
- Trihexyphenidyl 1x2mg
- Risperidone 2x2mg
- KIE (Kontrol teratur, teratur minum obat, dukungan keluarga)
- Psikoterapi keluarga dan penderita
X. PROGNOSIS
Untuk menentukan prognosis penderita ada beberapa kriteria antara lain :
1. Onset kronis Kriteria prognosis buruk
2. Pada usia muda Kriteria prognosis buruk
3. Faktor pencetus tidak jelas Kriteria prognosis buruk
4. Riwayat Keluarga tidak ada Kriteria prognosis baik
5. Penyakit fisik tidak ada Kriteria prognosis baik
6. Dukungan Keluarga baik Kriteria prognosis baik
7. Ciri Kepribadian Tertutup Kriteria prognosis buruk
8. Kepatuhan minum obat baik Kriteria prognosis baik
9. Terapi lambat Kriteria prognosis buruk
10. Sosial Ekonomi Kurang Kriteria prognosis buruk
11. Respon terhadap terapi baik Kriteria prognosis baik
Dari beberapa kriteria tersebut diatas, pada kasus ini prognosis penderita adalah dubius ad
malam (mengarah ke buruk)