Laporan Kasus Mata-kelompok 4 FINAL

18
Laporan Kasus KATARAK SENILIS STADIUM MATUR OKULI SINISTRA Oleh: Randy V.S. Kindangen dkk BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

description

FINALE

Transcript of Laporan Kasus Mata-kelompok 4 FINAL

Laporan Kasus

KATARAK SENILIS STADIUM MATUR OKULI SINISTRA

Oleh:Randy V.S. Kindangen dkk

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGIMANADO2013

Laporan Kasus

KATARAK SENILIS STADIUM MATUR OKULI SINISTRA

Oleh :Shanon Gricelia Matayane 100111125Johanes Nyoman D.Widiswara 100111130Sarlito B.Leunupun 100111134Billy.S.Tumewu 10011139Paulus Rocky W 100111143Putu Phalguna P. Nugraha 100111147Randy V.S. Kindangen - 10011151

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGIMANADO2013

BAB IPENDAHULUAN

Kekeruhan lensa kristalina yang dinamakan katarak, adalah kekeruhan yang terjadi akibat hidrasi-hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa.1,2Istilah katarak berasal dari kata Yunani Kataraso yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular yang berarti penglihatan seperti air terjun.3Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut, yaitu di atas 40 tahun. Hal ini terjadi karena suatu perubahan degenerasi dari lensa atau karena proses penuaan. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia sekitar 147 juta orang, diantaranya terdapat 29,4 juta orang penderita katarak berusia di atas 40 tahun. 1,2 Dalam perlangsungannya katarak senilis dibagi dalam 4 stadium yakni: stadium insipien, imatur, matur, dan hipermatur.4Keluhan-keluhan pada katarak senilis pada umumnya berupa penurunan ketajaman penglihatan (visus yang menurun) yang dapat terjadi secara cepat ataupun perlahan-lahan. Keluhan lain yang sering ditemukan adalah melihat bintik-bintik hitam pada lapangan pandang, melihat dua atau lebih bayangan (diplopia atau poliopia).4 Diagnosa katarak senilis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dengan opthalmoskop.5 Penanganan katarak senilis tergantung pada waktu ditegakkan diagnosa berdasarkan stadium. Oleh karena katarak senilis tidak dapat dicegah timbulnya dan tidak menurun dengan perbaikan gizi, hygiene dan sanitasi, maka tindakan pembedahan merupakan satu-satunya pertolongan untuk mencegah kebutaan.1,2 Teknik Pembedahan yang biasa dilakukan pada kasus katarak yakni ekstraksi katarak ekstra kapsuler (EKEK), ekstrasi katarak intra kapsuler (EKIK), Small Incision Cataract Surgery (SICS), dan Fakoemulsifikasi.6,7Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus katarak senilis stadium matur yang ditemukan di poliklinik bagian mata RSUP Manado.

BAB IILAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN :Nama: S. KUmur: 62 tahunJenis Kelamin: PerempuanSuku / Bangsa: Minahasa / IndonesiaAgama: Kristen ProtestanAlamat: Paniki Bawah

B. ANAMNESISKeluhan utama : mata kiri kabur sejak + 2 tahun yang laluRiwayat penyakit sekarang : Penderita mengeluh pengelihatan berkurang terjadi secara perlahan-lahan sejak 2 tahun yang lalu. Namun sekitar 3 minggu yang lalu penderita merasa pengelihatannya makin menurun semakin progesif sehingga hanya melihat bayangan saja dan pandangannya seperti berawan. Penderita juga mengeluhkan sering silau pada siang hari. Penderita juga merasakan sedikit rasa gatal pada sekitar mata. Riwayat trauma tidak ada.Riwayat penyakit dahulu :Hipertensi sejak + 4 tahun yang lalu yang terkontrol, DM disangkal

C. PEMERIKSAAN FISIKStatus generalisKeadaan umum: BaikKesadaran: Compos mentis (E4V5M6)Tanda vital: Dalam batas normalKepala: Bentuk normosefalLeher: Trakea letak tengah, pembesaran KGB (-)Thorax: Simetris kiri dan kanan Jantung dan paru dalam batas normalAbdomen: Datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar dan lien tidak terabaEkstrimitas: Akral hangat, CRT < 2

D. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIOkulo DextraOkulo Sinistra

Visus6 / 601/ 300

Tekanan intraokuler11 mmHg10 mmHg

Segment anterior

PalpebraHiperemis (-), edema (-)Hiperemis (-), edema (-)

KonjungtivaInjeksi konj. (-)injeksi siliar (-)Injeksi konj. (-)injeksi siliar (-)

KorneaKornea jernihKornea jernih

COACukup dalamCukup dalam

PupilBulatBulat

IrisAtrofi (-)Atrofi (-)

Reflex pupil(+)(-)

LensaJernihKeruh

Segment posterior

Reflex fundus(+)(-)

RetinaDalam batas normalSulit dievaluasi

Papil nervus IIDalam batas normalSulit dievaluasi

MaculaDalam batas normalSulit dievaluasi

E. RESUME MASUKPenderita mengeluh pengelihatan kurang pada mata kiri yang terjadi secara perlahan-lahan sejak 2 tahun lalu. Namun sekitar 3 minggu yang lalu, penderita merasakan pengelihatannya menurun secara progesif. Kadang penderita melihat bayangan seperti berawan pada lapangan pandanngnya. Penderita memiliki riwayat hipertensiPada pemeriksaan oftalmologi, ditemukan Visus Okulus Dextra : 6/60, Visus Okulus Sinistra : 1/300. Tekanan Intraokuler Dextra: 11mmHG, Tekanan Intraokuler Sinistra: 10 mmHg. Pada mata kiri ditemukan lensa keruh, reflex fundus (-)

F. DIAGNOSISPresbiopi ODSKatarak Senilis Stadium Matur OS

G. TATALAKSANA Tindakan ekstraksi katarak ekstrakapsuler dan pemasangan intraokuler lens Obat post Operatif: Ciprofoxacin tab 500 mg 2x1 Prednison tab 5mg 3x1 Tobrosan ED 6xgtt 1 OS As. Mefenamat tab 3x1

H. PROGNOSISQuo ad Vitam : BonamQuo ad Functionam : Dubia ad bonamQuo ad Sanationam : Dubia ad bonam

BAB IIIDISKUSI

Pada laporan kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan pada anamnesis pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan khusus pada bagian mata.Katarak senilis merupakan semua kekeruhan yang terjadi pada lensa yang terdapat pada usia lanjut,yaitu usia di atas 50 tahun. Gejala klinis dari katarak senilis, yaitu adanya penurunan ketajaman penglihatan, silau, perubahan miopik, diplopia mononuklear, dan berkabut pada lapangan pandang.8 Dari anamnesis kasus ini ditemukan umur penderita 62 tahun datang ke poli klinik mata dengan keluhan penglihatan berkurang terjadi secara perlahan-lahan tanpa ada rasa nyeri pada mata sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Kemudian 3 minggu penderita merasa penglihatannya makin kabur secara progesif. Kadang penderita melihat bayangan seperti berawan pada lapangan pandangnya dan jika siang hari penderita merasa sering silau. Dari keluhan utama, diketahui bahwa penderita mungkin terjadi gangguan pada media refraksi yang mungkin terjadi pada katarak, yang pada usia penderita tersebut digolongkan katarak senilis.Penurunan penglihatan penderita dikeluhkan terjadi secara perlahan-lahan yang merupakan suatu cirri khas dari katarak. Penurunan penglihatan ini terjadi akibat proses pembentukan katarak dimana lensa menjadi keruh.1Pada pemeriksaan oftalmologi ditemukan visus oculus dextra : 6/60.Visus oculus sinistra: 1/300, tekanan intraokuler dekstra: 11 mmHg, tekanan intraokuler dinistra : 10mmHg. Pada lensa mata sinistra ditemukan lensa keruh. Katarak merupakan suatu keadaan patologik pada lensa atau terjadi denaturasi protein lensa. Pada lensa sinistra mata penderita kasus ini terjadi kekeruhan. Kekeruhan ini sampai sekarang tidak diketahui secara pasti.1Pada katarak sinilis terdapat 4 stadium, yaitu sebagai berikut.41. Katarak insipienKekeruhan terutama pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda (spokes of a wheel) sedangkan aksis masih relative jernih.

2. Katarak imatur Kekeruhan terjadi terutama di bagian posterior, belum mengenai seluruh lapisan lensa. Pada pemeriksaan sinar yang mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan kembali sehingga terbentuk daerah terang dan tampak bayangan iris sebagai daerah gelap atau Shadow Test (+)

3. Katarak maturPada stadium ini lensa telah keruh seluruhnya dan terjadi pengeluaran air sehingga lensa akan berukuran normal kembali sehingga kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali. Shadow Test (-)

4. Katarak hipermatur Pada stadium ini korteks katarak yang mengalami proses degenarasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan cair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul menjadi kevik, berwarna kuning dan kering.

Berikut adalah perbedaan stadium Katarak SenilisInsipienImaturMaturHipermatur

Kekeruhan RinganSebagianSeluruhMasif

Cairan lensaNormalBertambahNormalBerkurang

IrisNormalTerdorongNormalTremulans

Bilik mata depanNormalDangkalNormalDalam

Sudut bilik mataNormalSempitNormalTerbuka

Shadow testNegatifPositifNegatifPsudopos

Penyulit-Glaukoma-Uveitis + glaukoma

Jadi berdasarkan anamnesis yang di atas, dapat disimpulkan bahwa diagnosis pada kasus ini adalah katarak senilis stadium matur yang akan dilakukan operasi dan dilakukan pemasangan IOLOperasi yang akan dilakukan diharapkan dapat mencegah terjadinya pembatasan aktifitas sehari-hari dan memperbaiki visus penderita. Pada prinsipnya ada 4 bentuk pembedahan pada katarak yaitu:9

1. Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)Pada teknik ini, masa lensa dan kapsul dikeluarkan secara utuh.Keuntungannya adalah semua komponen lensa diangkat, sedangkan kerugiannya insisi lebih besar, edema pada macula, komplikasi pada vitreus, sulit pada usia dibawah 40 tahun

2. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)Pada tekhnik pembedahan ini massa lensa dikeluarkan dengan merobek kapsul bagian anterior dan meninggalakan posterior. Keuntungannya, insisi lebih kecil, jarang terjadi komplikasi vitreus, edema macula lebih jarang, trauma endotel kornea lebih sedikit. Kerugiannya dapat terjadi perlengkatan iris dengan kapsul.

3. Small Incision Cataract Surgery (SICS)Keuntunganya insisi kecil, prosedur cepat. Kerugiannya dapat terjadi dislokasi lensa.

4. FakoemulsifikasiPada tekhnik pembedahan ini, inti lensa dihancurkan di dalam kapsul dan sisa massa lensa dibersihkan dengan irigasi. Keuntungannya insisi kecil, perdarahan sedikit, prosedur paling cepat. Kerugiannya, memerlukan dilatasi yang baik dan pelebaran luka jika ada IOLPada kasus ini direncanakan untuk dilakukan tindakan ECCE. Operasi ini dilakukan dengan bantuan mikroskop operatif. Setelah operasi penderita katarak akan memerlukan koreksi kekuatan tambahan untuk memfokuskan benda dekat. Kekuatan lensa yang hilang pada sistim optik mata harus digantikan dengan kacamata afakia yang tebal, contact lens, lensa katarak yang tipis atau IOL dalam bola mata. Kontraindikasi pemasangan IOL adalah uveitis berulang, retinopati diabetik progresif dan glaukoma neurovaskuler.9Dalam penanganan kasus katarak (operasi katarak) tidak lepas dari kemungkinana terjadi komplikasi. Komplikasi-komplikasi tersebut meliputi:101. Komplikasi preoperasi, misalnya kecemasan, dispepsia, iritasi pada konjungtiva dan komplikasi lainnya yang berkaitan dengan anastesi lokal (perdarahan retrobulbular, refleks okulokardia).2. Komplikasi inopersai, misalnya laserasi muskulus rektus superior, perdarahan yang banyak, luka pada lapisan descement kornea, iris dan lensa).3. Komplikasi post operatif, misalnya hifena, prolaps iris, keratopati striate, COA dangkal, uveitis serta endoftalmitis.Pada kasus ini tidak ditemukan adanya komplikasi, baik komplikasi preoperatif maupun inoperatif. Namun untuk menghindari terjadinya komplikasi post operatif maka maka pasien diberi penanganan farmakologi dan non farmakologi (edukasi). Penanganan farmakologi post operatif ditujukan sebagai profilaksis terhadap endoftalmitis dan anti nyeri setelah operasi. Untuk edukasi yang diberikan pada pasien meliputi:1. Pasien disarankan agar istirahat (tidak melakukan pekerjaan yang terlalu berat).2. Pasien disarankan tidak keluar rumah atau menggunakan penutup mata saat berpergian untuk menghindari paparan kotoran.3. Hindari kontak dengan air pada mata yang telah dioperasi.4. Mengusahakan terus melihat kedepan mata agar bola mata tidak banyak bergerak selama masa rehabilitasi luka. Namun edukasi yang juga dapat diberikan pada pasien ini adalah mengenai pencegahannya agar tidak terjadi katarak yang serupa pada okuli dekstra. Adapun pencegahan penyakit katarak dapat dilakukan dengan mengontrol penyebab yang berhubungan dan menghindari factor yang mempercepat pertumbuhan katarak. Cara pencegahan yang dapat di lakukan, adalah menjaga kesehatan mata dengan mengkonsumsi makanan yang dapat melindungi kelainan degenerative pada mata dan antioksidan.4

BAB IVPENUTUP

Katarak senilis matur adalah katarak yang terjadi dimana kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yakni pada usia di atas 50 tahun dan kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa, warna menjadi putih keabu-abuan, serta tajam pengelihatan menurunDiagnosis katarak senilis stadium matur OS pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan status oftalmikus. Adapun terapi dari kasus ini adalah dilakukan tindakan Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)Demikianlah telah dilaporkan suatu kasus dengan judul Katarak Senilis Stadium Matur Okulo Sinistra pada penderita perempuan, usia 62 tahun yang datang ke Poliklinik Mata RSUP Prof. DR. R. D. Kandou, Malalayang, Manado.

DAFTAR PUSTAKA1. Ilyas S. Katarak, Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata ed4. FKUI. Jakarta, 2012.2. Mandang J H A. Penyebab Utama Kebutaan di Indonesia, Dalam : Penyakit Mata Utama di Indonesia dan Penanggulangannya, FK Unsrat Manado, 1982 : 55-58.3. Ilyas S. Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah, Dalam : Ilmu Penyakit Mata. FK Unsrat Manado. 1997 : 207-18.4. Wijaya N. Lensa (Katarak), Dalam : Ilmu Penyakit Mata. FK UI Jakarta. 1990 : 40-72.5. Weinggeist Th, Liesegang Th, Slamovist Th, Lens and Catarac, In : Basic and Clinical Science Course Sect. II American Academy of Ophtalmology, 1997 : 40-72.6. Hariono B. Lensa, Dalam : Buku Panduan Oftalmologi Jilid II. Binarupa Aksara. Jakarta. 1993 : 153-6.7. The Italian American Cataract Study Group, American journal og Ophtalmology, vol. 118, No. 15:14.8. American Ophtometric Association Cataract . hppt://www.oaa.org9. American Academy of Ophtalmology. The Eye M. D Association, Basic and Clinical Science Course 2003-2004 dalam CD-ROM. Lens and Catarac10. Suhardjo S, Hartono. 2007. Ilmu Kesehatan Mata Bagian Ilmu Penyakit Mata. FK UGM: Jogyakarta

1