Laporan Kasus KET & Kista

79
LAPORAN KASUS KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU DAN KISTA OVARII Pembimbing: dr. Cipta Pramana, Sp.OG Penyusun: Cisyana (406138051) Elvina Kustanto (406138101)

description

kasus ginekologi

Transcript of Laporan Kasus KET & Kista

LAPORAN KASUSKEHAMILAN EKTOPIK

TERGANGGU DAN KISTA OVARII

Pembimbing:dr. Cipta Pramana, Sp.OG

Penyusun: Cisyana (406138051)

Elvina Kustanto (406138101)

IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. N Jenis kelamin : Perempuan Usia : 27 tahun Suku bangsa : Jawa Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Nama suami : Tn. I Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SD Alamat : Banyumanik - Kota

Semarang Tanggal masuk RS : 23/12/2014 No. Rekam medik : 133936

ANAMNESA:

(Autoanamnesis pada tanggal 24 Desember 2014

pukul. 11.30 WIB di Ruang Premed Instalasi Bedah

Sentral RSUD Kota Semarang)

Keluhan utama : Nyeri perut bagian

bawah

Keluhan tambahan : Terlambat menstruasi

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien wanita 27 tahun datang ke IGD RSUD Kota Semarang

dengan keluhan nyeri perut bagian bawah yang terus

menerus dirasakan semakin memberat, keluhan dirasakan

memberat sejak 5 hari SMRS.

Pasien juga mengeluh terlambat menstruasi sudah hampir

2 bulan dengan HPHT pada tanggal 06 September 2014

sampai dengan tanggal 09 September 2014.

Setelah hampir 2 bulan lamanya pasien tidak menstruasi

dan pada tanggal 22 november 2014 sampai dengan

tanggal 29 November 2014 pasien mengeluhkan keluar

darah dari jalan lahir berwarna merah kehitaman dengan

bentuk prongkolan, setelah itu keluar keputihan setiap hari

sampai dengan sekarang.

Selain itu, pasien juga mengeluh mual, muntah >3 kali

dengan konsistensi cair, lemas, pusing hingga sempat jatuh

pingsan, serta pasien juga mengalami sesak napas

Pasien sebelumnya sempat berobat ke puskesmas setempat

serta diberikan terapi antibiotik dan anti nyeri, namun tidak

membaik. Awalnya, masuk sebagai pasien bagian Ilmu Penyakit

Dalam. Setelah itu, pasien di konsulkan ke bagian Ilmu

Bedah. Namun setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium

Gravindex test hasilnya positif, Selanjutnya pasien di

konsulkan ke bagian Ilmu kebidanan dan penyakit

kandungan.

Kemudian dilakukan pemeriksaan USG pada pasien, dari

hasil pemeriksaan USG pasien dianjurkan untuk rawat inap

dan menjalani operasi Laparoskopi sebagai diagnosa pasti

dan sebagai terapi.

.

Riwayat Haid :

Menarche : 12 tahun

Lama haid : 7 hari

Siklus haid : 28 hari

HPHT : 06-09-2014

Riwayat Pernikahan :

Pasien menikah satu kali tahun 2006, umur pasien

saat menikah 19 tahun, umur suami saat menikah

21 tahun dan lamanya menikah sudah delapan

tahun sampai sekarang.

Riwayat Obstetri: G3P2A0

Anak I : 2006/ 8 tahun/ Laki–laki/ Bidan/

Spontan/ Aterm/ 3400 g/ sehat

Anak II : 2009/ 5 tahun/ Laki – Laki/ Rumah

Sakit / Spontan/ Aterm/ 3400

g/Sehat

Anak III: Hamil ini

Riwayat ANC :

Pemeriksaan

kehamilan (-)

Suntik TT (-)

USG (-)

Riwayat KB:

Pil KB (tidak teratur)/ 4

tahun

Riwayat Ginekologi :

Mioma (-)

Kista (-)

Abortus (-)

Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien sebagai ibu rumah

tangga, kadang-kadang

sebagai buruh cuci, dan

suami bekerja sebagai

karyawan swasta

Biaya pengobatan

ditanggung oleh BPJS.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit Sekarang

- Hipertensi + (Ayah)

- DM -

(+) Baru diketahui

Riwayat Penyakit Jantung

-

(+) Dingin Alergi -

- Asma -

PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Keadaan gizi : Gizi lebih (IMT=31.25)

Tanda-tanda vital

Tekanan darah = 100/60 mmHg

Nadi = 87 x/menit

Pernapasan = 30 x/menit

Suhu = 36,7 °C

Berat badan : 80 kg

Tinggi badan : 160 cm

Kepala : Normocefali, tidak teraba benjolan

Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)

Pupil bulat, isokor, reflex cahaya (+/+)

Telinga : Normotia, sekret (-/-), serumen (-/-)

Hidung : Bentuk normal, mukosa hidung merah muda,

sekret (-/-)

Mulut dan Tenggorok :

Bibir : tidak sianosis

Lidah : tidak kotor

Uvula : di tengah

Faring : tidak hiperemis

Tonsil : ukuran T1/T1, tenang, tidak hiperemis

Leher : Trakea di tengah, Kelenjar tiroid tidak membesar

KGB : Retroaurikuler, submandibula, cervical,

supraclavicula, aksila ,inguinal tidak teraba membesar.

Payudara :

Simetris kanan-kiri, areola mammae tidak ada retraksi,

Tak tampak hiperpigmentasi pada areola mammae,

Tidak teraba massa, tanda radang (-/-), nyeri tekan (-/-)

Thoraks :

Paru :

Inspeksi : Retraksi (-/-), bentuk simetris saat statis dan

dinamis

Palpasi : Stem fremitus kanan - kiri sama kuat

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung :

Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis.

Palpasi : Ictus cordis teraba,ICS V linea

midclavicula sinistra.

Perkusi:

Batas kiri : ICS V, Linea midclavicula sinistra

Batas kanan : Sejajar ICS V, linea midsternal dekstra

Auskultasi : Bunyi Jantung I/II regular, murmur (-/-),

gallop (-/-)

Abdomen :

Inspeksi : Tampak perut datar, tak terdapat jaringan

parut dan striae.

Auskultasi : Bising usus ( + ) Normal

Palpasi : Nyeri tekan (+), defance muskuler (+)

Perkusi : Tympani

Anus dan genitalia :

Tidak tampak adanya kelainan pada anus dan genitalia

Ekstremitas :

Akral teraba hangat, tidak ada edema, tidak ada deformitas

Neurologis : Tidak tampak adanya defisit neurologis

Status Obstetri

TFU : Sulit dinilai

DJJ : Sulit dinilai

HIS : (-)

L I – LIV : sulit

dinilai

Status Ginekologi

Pemeriksaan Luar ( PPV):

(+)

Fluor/Fluxus : (+/-)

Pemeriksaan Vaginal

Toucher (VT):

Porsio uteri: slinger pain (+)

Adnexa dextra : nyeri

(+), massa (+)

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 23 Desember 2014 (pk. 22.06)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai

Rujukan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 10.1 g/dL 12.00 –

16.00

Hematokrit 30.30 % 37 – 47

Leukosit 15.2 /UL 4.8 – 10.8

Trombosit 233 103/UL 150 – 400

KIMIA KLINIK

Glikosa Darah

Sewaktu

89 mg/dl 70 – 115

URIN RUTIN

Makroskopis

Warna Kuning

Kekeruhan Keruh

pH 5.0 4.5 – 7.5

Jamur Negatif Negatif

Protein Negatif Negatif

Reduksi Negatif Negatif

Mikroskopis

Lekosit 10 – 15

Eritrosit 3 – 5

Silinder Granuler 2 – 4

Epitel 10 – 28

Kristal PO3 (2+),

Ca Oksalat

Amorf Negatif

Bakteri PO5 (2+),

bakteri

Trikhomonas Negatif

Lain-lain Negatif

TES KEHAMILAN

Gravindex

Test

Positif negatif

Pemeriksa

an

Hasil Satuan Nilai

Rujukan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 7.5 g/dL 12.00 –

16.00

Hematokrit 23.3 % 37 – 47

Leukosit 15.8 ribu/UL 4.8 – 10.8

Trombosit 267 103/UL 150 – 400

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 23 Desember 2014 (pk. 23.08)

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 24 desember 2014 (pk 01.56)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

KIMIA KLINIK

HDL Kolestrol 60.9 mg/dl 35 – 60

LDL Kolestrol

Indirek

57 mg/dl Normal: <130

Borderline high: 120-159

High: ≥160

Ureum 21.3 mg/dl 15.0 – 43.0

Creatinin 0.8 mg/dl 0.6 – 0.9

Kolesterol Total 127 mg/dl <200

Trigliserida 48 (Normal) mg/dl 50 – 200

SGOT 16 U/L <31

SGPT 21 U/L <31

CKMB 10 U/L 0 – 24

Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan EKG

Irama : Sinus Heart Rate : 100 x/menit regular Axis : Normal Gelombang P : 0,08” PR interval : 0,16” QRS kompleks : QRS interval 0,08” ST Segmen : Depresi di V3 dan Flat di V4 Gelombang T : T-wave abnormal

(Inverted di V3 dan Flat di V4)

Kesan : Possible Anterior Ischemia

Deskripsi:1. Uterus membesar

ukuran 8 cm2. Tidak tampak GS

intra uteri3. Tampak cairan

bebas retrouterin

Kesan:Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) 

USG

Seorang wanita (27 th)

IGD

Keluhan utama :

nyeri perut

bagian bawah yang

semakin memberat sejak 5 hari lalu

Keluhan tambaha

n: terlambat

haid, mual,

muntah, pusing,

lemas,sesak

nafas,

HPHT : 06-09-2014

Tidak haid (2 bln), keluar

darah dr jalan

lahir (22-11-2014

R.Pengobatan:bero

bat ke puskesm

as, namun tidak

membaik

Rawat inap

Rawat oleh

bagian ilmu

penyakit dalam

dengan diagnosis

kolik abdomen, terapi : O2 kanul 3L/m, injeksi

Cefotaxime 3x1 ampul (IV),

injeksi ranitidine

2x1 ampul(IV)

, ISDN 2x5

mg.

Resume

Konsul ke bagian Ilmu Bedah

dengan diagnosis peritonitis,

terapi:infus pamol 2x1

g (IV), perbaiki kondisi umum pasien

Pemeriksaan lab: hemoglobin (7,5 g/dL), leukosit 1(5,8 ribu UL)

dan tes gravindex (+)

Konsulkan ke bagian ilmu

kandungan dan kebidanan

USG:1. Uterus

membesar 8cm2. Tidak tampak GS di intrauterin3. Tampak cairan

bebas di retrouterin

Dianjurkan: laparoskopi sbg diagnosa pasti

dan terapi.

DIAGNOSA KERJA :

G3P2A0 U 27

tahun H 16

minggu

Kehamilan

Ektopik

Terganggu

(KET)

Pre-operatif

Rencanakan rawat inap

Persiapkan untuk Laparoskopi

a.i KET

IVFD RL 20 tpm

Transfusi PRC 4 Kolf

Injeksi Cefotaxime 3x1 Ampul

Injeksi Ranitidine 2x1 Ampul

PO. ISDN 2x5 mg

Puasa 6-8 jam sebelum operasi

PENATALAKSANAAN

Operatif

Laparoskopi:

Salpingektomi a.i KET

di tuba dextra

Kistektomi a.i Kista

ovarii sinistra

Post-Operatif

Observasi Keadaan

Umum dan Tanda Vital

IVFD RL 20 tpm

Transfusi PRC 4 Kolf

Injeksi Cefotaxime 2 x 1

Ampul

Injeksi Ranitidine 2 x 1

ampul

Injeksi kalnex 2x1 Ampul

Pasang Kateter Urin

Pasang Drain

Pengawasan

PROGNOSA

Ad Vitam : dubia ad Malam

Ad Functionam : dubia ad Malam

Ad Sanationam : dubia ad Bonam

LAPORAN OPERASI Nama : Ny. N

Jenis kelamin :Perempuan

Ruangan : HCU

Umur : 27 Tahun

Nama Dokter Operator : Dr. Cipta Pramana, Sp.OG

Diagnosis Pre Operatif :

G3P2A0 U 27 tahun H 16 minggu

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

Diagnosis Post Operatif :

P2A1 U 27 tahun

KET di Tuba dextra

Kista Ovarii sinistra

Macam Pembedahan : Laparoskopi

Dikirim Untuk Pemeriksaan PA : Ya

Nama / Macam Operasi

Salpingektomi

Kistektomi

Tanggal Operasi : 24 Desember 2014

Pasien tidur terlentang di meja operasi dengan anestesi GA

Asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya dengan

betadine

Pasang duk steril

Dilakukan insisi di 4 tempat tempat

Membuat lubang dengan alat laparoskopi sampai menembus

cavum abdomen

Eksplorasi:

Darah menggenang memenuhi cavum pelvis sampai dengan

abdomen, beberapa sebagian berupa gumpalan darah berwarna

merah kehitaman

Suction darah yang menggenang, kemudian tampak uterus yang

membesar, adnexa kanan tampak hasil konsepsi di tuba kanan pada

pars infundibulum

Adnexa kiri tuba tampak adanya kista dengan diameter 5 cm

Dilakukan salpingektomi dextra

Dilakukan kistektomi sinistra

Atasi perdarahan

Cuci cavum pelvis dan cavum abdomen dengan NaCL

Pasang drain

Luka operasi dijahit

Tutup bekas luka operasi dengan kassa steril

Operasi selesai

Genangan darah

Kista ovarii sinistra

Uterus

KET dekstra

HASIL KET HASIL KISTA

FOLLOW UP

Pembimbing:dr. Cipta Pramana, Sp.OG

Penyusun: Cisyana (406138051)

Elvina Kustanto (406138101)

25/12/2014 Subjektif :

Nyeri pada luka operasi, nyeri dada hilang timbul, pusing Objektif :

Kes/KU : Tampak Sakit Sedang/ Compos Mentis TD : 110/59 mmHg HR : 75x/menit RR : 25x/menit T : 36,3 °C

Status Generalis: Mata : CA (+/+), SI (-/-) Cor : S1-S2 regular , Murmur (-), Gallop (-) Pulmo : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronchi (-/-) Abd : BU (+) N Eks : Oedema ekstremita superior (-/-) , inferior (-/-)

Status Lokalis Post Laparoskopi: Rembes : (+) Pus : (-) Darah : (+) Serum : (-)

Status Gyn: PPV : (+) Fl/Fx : (-/+)

Assement: P2A1 U 27th Post Laparoskopi

Salpingektomi H+1 a.i KET Tuba Dextra

Post Laparoskopi Kistektomi H+1 a.i Kista Ovarii Sinistra

Planning Pengawasan keadaan umum,

tanda vital, dan ppv Motivasi untuk mobilisasi Transfusi PRC 4 Kolf (target

Hb ≥10 mg/dl) IFVD RL 20 tpm O2 nasal 3L/menit Injeksi Cefotaxime 3 x 1

gram Injeksi Ranitidine 2 x 1

Ampul Injeksi Ketorolac 2 x 1 ampul Injeksi kalnex 2 x 1 gram Injeksi ondancetron (kp) Infus PCT 2 x 1 Injeksi Ca glukonas 1 ampul PO ISDN 2 x 5 mg

26/12/2014 Subjektif :

Nyeri pada luka operasi, nyeri dada hilang timbul, pusing Objektif :

Kes/KU : Tampak Sakit Sedang/ Compos Mentis TD : 160/71 mmHg HR : 65x/menit RR : 22x/menit T : 36,6 °C

Status Generalis: Mata : CA (-/-), SI (-/-) Cor : S1-S2 regular , Murmur (-), Gallop (-) Pulmo : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronchi (-/-) Abd : BU (+) N Eks : Oedema ekstremitas superior (-/-) , inferior (-/-)

Status Lokalis Post Laparoskopi: Rembes : (+) Pus : (-) Darah : (+) Serum : (-)

Status Gyn: PPV : (+) Fl/Fx : (-/+)

Assement: P2A1 U 27th Post Laparoskopi

Salpingektomi H+2 a.i KET Tuba Dextra

Post Laparoskopi Kistektomi H+2 a.i Kista Ovarii Sinistra

Planning Pengawasan keadaan umum,

tanda vital, dan ppv Diet lunak Aff IVFD dan Drain (ganti baru) IVFD RL 20 tpm O2 nasal 3L/menit Injeksi Cefotaxime 3 x 1 gram Injeksi Ranitidine 2 x 1 Ampul Injeksi Ketorolac 2 x 1 ampul Injeksi kalnex 2 x 1 Ampul Injeksi ondancetron (kp) Infus PCT 2 x 1 (kp) Injeksi Ca glukonas 2 x 1

ampul PO ISDN 2 x 5 mg

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 11.3 g/dL 12.00 – 16.00

Hematokrit 33.00 % 37 – 47

Leukosit 12.2 ribu/UL 4.8 – 10.8

Trombosit 239 103/UL 150 – 400

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 26 Desember 2014 (pk. 20.15) post operatif

27/12/2014 Subjektif :

Nyeri pada luka operasi, nyeri dada hilang timbul, pusing. Objektif :

Kes/KU : Tampak Sakit Sedang/ Compos Mentis TD : 139/65 mmHg HR : 68x/menit RR : 30x/menit T : 36,7 °C

Status Generalis: Mata : CA (-/-), (SI -/-) Cor : S1-S2 regular , Murmur (-), Gallop (-) Pulmo : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronchi (-/-) Abd : BU (+) N Eks : Oedema ekstremitas superior (-/-) , inferior (-/-)

Status Lokalis Post Laparoskopi: Rembes : (+) Pus : (-) Darah : (+) Serum : (-)

Status Gyn: PPV : (+) Fl/Fx : (-/+)

Assement: P2A1 U 27th Post Laparoskopi

Salpingektomi H+3 a.i KET Tuba Dextra

Post Laparoskopi Kistektomi H+3 a.i Kista Ovarii Sinistra

Planning Pengawasan keadaan

umum, tanda vital, dan ppv Diet lunak IVFD RL 20 tpm O2 nasal 3L/menit Injeksi Cefotaxime 3 x 1

gram Injeksi Ranitidine 2 x 1

Ampul Injeksi Ketorolac 2 x 1

ampul Injeksi kalnex 2 x 1 Ampul Injeksi ondancetron (kp) Infus PCT 2 x 1 (kp) Injeksi Ca glukonas 2 x 1

ampul PO ISDN 2 x 5 mg

28/12/2014 Subjektif :

Nyeri pada luka operasi, nyeri dada hilang timbul Objektif :

Kes/KU : Tampak Sakit Sedang/ Compos Mentis TD : 110/80 mmHg HR : 96x/menit RR : 20x/menit T : 36,5 °C

Status Generalis: Mata : CA -/-, SI -/- Cor : S1-S2 regular , Murmur (-), Gallop (-) Pulmo : Vesikuler (-/-), wheezing (-/-), ronchi (-/-) Abd : BU (+) N Eks : Oedema ekstremitas superior (-/-) , inferior (-/-)

Status Lokalis Post Laparoskopi: Rembes : (+) Pus : (-) Darah : (+) Serum : (-)

Status Gyn: PPV : (+) Fl/Fx : (-/+)

Assement: P2A1 U 27th Post Laparoskopi

Salpingektomi H+4 a.i KET Tuba Dextra

Post Laparoskopi Kistektomi H+4 a.i Kista Ovarii Sinistra

Planning Pengawasan keadaan

umum, tanda vital, dan ppv Diet lunak IVFD RL 20 tpm O2 nasal 3L/menit Injeksi Cefotaxime 3 x 1

gram Injeksi Ranitidine 2 x 1

Ampul Injeksi Ketorolac 2 x 1 ampul Injeksi kalnex 2 x 1 Ampul Injeksi ondancetron (kp) Infus PCT 2 x 1 (kp) Injeksi Ca glukonas 2 x 1

ampul PO ISDN 2 x 5 mg

29/12/2014

Subjektif :

Nyeri pada luka operasi, nyeri dada hilang timbul Objektif :

Kes/KU : Tampak Sakit Sedang/ Compos Mentis TD : 110/80 mmHg HR : 96x/menit RR : 20x/menit T : 36,5 °C

Status Generalis: Mata : CA -/-, SI -/- Cor : S1-S2 regular , Murmur (-), Gallop (-) Pulmo : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronchi (-/-) Abd : BU (+) N Eks : Oedema ekstremitas superior (-/-) , inferior (-/-)

Status Lokalis Post Laparoskopi: Rembes : (+) Pus : (-) Darah : (+) Serum : (-)

Status Gyn: PPV : (+) Fl/Fx : (-/+)

Assement: P2A1 U 27th Post Laparoskopi

Salpingektomi H+5 a.i KET Tuba Dextra

Post Laparoskopi Kistektomi H+5 a.i Kista Ovarii Sinistra

Planning Pengawasan keadaan umum,

tanda vital, dan ppv Diet lunak Aff DC dan Drain IVFD RL 20 tpm O2 nasal 3L/menit Injeksi Cefotaxime 3 x 1

gram Injeksi Ranitidine 2 x 1 Ampul Injeksi Ketorolac 2 x 1 ampul Injeksi kalnex 2 x 1 Ampul Injeksi ondancetron (kp) Infus PCT 2 x 1 (kp) Injeksi Ca glukonas 2 x 1

ampul PO ISDN 2 x 5 mg

30/12/2014 Subjektif :

Nyeri pada luka operasi, nyeri dada hilang timbul Objektif :

Kes/KU : Tampak Sakit Sedang/ Compos Mentis TD : 110/80 mmHg HR : 92x/menit RR : 20x/menit T : 36,5 °C

Status Generalis: Mata : CA -/-, SI -/- Cor : S1-S2 regular , Murmur (-), Gallop (-) Pulmo : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronchi (-/-) Abd : BU (+) N Eks : Oedema ekstremitas superior (-/-) , inferior (-/-)

Status Lokalis Post Laparoskopi: Rembes : (-) Pus : (-) Darah : (-) Serum : (-)

Status Gyn: PPV : (+) Fl/Fx : (-/+)

Assement: P2A1 U 27th Post Laparoskopi

Salpingektomi H+6 a.i KET Tuba Dextra

Post Laparoskopi Kistektomi H+6 a.i Kista Ovarii Sinistra

Planning Aff IVFD PO Cefotaxime 3 x 1

gram PO Ranitidine 2 x 1

Ampul PO PCT 2 x 1 (kp) PO ISDN 2 x 5 mg

TINJAUAN PUSTAKAKEHAMILAN EKTOPIK

TERGANGGU DAN KISTA OVARII

Pembimbing:dr. Cipta Pramana, Sp.OG

Penyusun: Cisyana (406138051)

Elvina Kustanto (406138101)

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

DEFINISI DAN EPIDEMIOLOGI

Kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga rahim (uterus),

Hampir 95% kehamilan ektopik terjadi di berbagai segmen tuba fallopi,

5% sisanya terdapat di ovarium, rongga peritoneum atau di dalam

serviks.

Apabila terjadi ruptur di lokasi implantasi kehamilan, maka akan terjadi

keadaan perdarahan massif dan nyeri abdomen akut Kehamilan

Ektopik Tergangu (KET)

Di Amerika Serikat terjadi peningkatan jumlah kehamilan ektopik pada

2 dekade terakhir dan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak

pada trimester pertama kehamilan.

ETIOLOGI

Sebagian besar penyebabnya masih tidak

diketahui.

Penyebab fisiologik ketidakseimbangan

hormonal, yang mana peningkatan kadar

estrogen atau progesterone yang beredar dapat

merusak kontraktilitas normal tuba.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

• Dalam lumen tuba:• Endosalphingitis• Lumen tuba sempit dan berlekuk-lekuk

• Dinding tuba:• Endometriosis tuba• Divertikel tuba congenital atau osteum assesorius tuba

• Diluar dinding tuba:• Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba• Tumor

• Lainnya:• Migrasi luar ovum,• Fertilisasi invitro.

PATOFISIOLOGI

Fertilisasi di tuba fallopi:• Lap. Submukosa tipis

menembus epitel• Zigot tertanam di lap.

muskuler

Dinding tuba tempat implantasi zigot mempunyai ketahanan rendah terhadap

invasi trofoblast

• Trofoblast proliferasi cepat & invasi sekitar

• PD ibu terbuka perdarahan

Embrio/ Janin pd KE tdk ditemukan atau tdk

berkembang

ABORTUS TUBA:Implantasi di

ampulla

Plasenta dan membran terlepas

Produk konsepsi terlepas melalui fimbria ke

k.abdomen

Perdarahan berhenti, gejala

hilang

Produk konsepsi tetap

Darah menetes, melalui tuba ke k.

Douglasi

Perdarahan

Fimbria oklusi

Hidrosalping

RUPTUR TUBA:

Implantasi di ismus

Produk konsepsi yg menginvasi

Implantasi di pars interstitial

Ruptur pd minggu2 pertama

Rupturnya agak lambat

Semua produk konsepsi keluar dr tuba

Robekan tuba kecil Robekan tuba besar

Perdarahan hebat, produk konsepsi tdk keluar

Kumpul di k. Douglasi

KLASIFIKASI

Kehamilan abdominal

Kehamilan ovarial

Kehamilan servikal

FAKTOR RESIKO

Risiko tinggi: •Rekonstruksi tuba, sterilisasi tuba, riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, paparan dietilstilbestrol (DES) intrauterin, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), patologi tuba.

Risiko sedang: •Infertil, riwayat infeksi genital, sering berganti pasangan.

Risiko rendah: •Riwayat operasi pelvik atau abdominal sebelumnya, merokok, douching, koitus sebelum 18 tahun.

GEJALA KLINIK

Nyeri perut bawah Amenorea Perdarahan pervaginam Nyeri tekan abdomen Nyeri di daerah adneksa

GEJALA KLINIK AKUT:

Gambaran klasik kehamilan ektopik Adanya riwayat

amenore 6-8 minggu Nyeri abdomen bagian

bawah, setelah terjadi perdarahan pervaginam

Perdarahan dr uterus Nyeri dimulai dr satu

sisi

Pemeriksaan klinik Hipotensi bahkan

sampai syok, Takikardi Gejala peritonism

seperti distensi abdomen dan rebound tenderness.

Pada pemeriksaan bimanual: nyeri goyang porsio, forniks posterior vagina menonjol karena darah terkumpul di cavum douglas, atau teraba massa di salah satu sisi uterus.

GEJALA KLINIK SUBAKUT:

Setelah fase amenore singkat: Perdarahan pervaginam Nyeri perut berulang

Pada pemeriksaan bimanual: teraba massa di satu sisi forniks vagina

Lab: Hb menurun, leukosit normal/ sedidik meningkat, ß-h CG meningkat.

DIAGNOSIS

Anamesis

Pemeriksaan Umum

• Dapat tampak pucat dan kesakitan.• Pada perdarahan dalam rongga perut aktif dapat ditemukan tanda-tanda syok dan pasien

merasakan nyeri perut yang mendadak.• Pada jenis yang tidak nyeri mendadak, mungkin hanya terlihat perut bagian bawah yang

sedikit menggembung dan nyeri tekan.

Pemeriksaan Gynekologi

• Perabaan serviks dan gerakannya menyebabkan nyeri.• Bila uterus dapat diraba teraba sedikit membesar dan kadang-kadang teraba tumor

disamping uterus dengan batas yang sukar ditentukan.• Cavum Douglas juga teraba menonjol dan nyeri raba yang menunjukan adanya hematokel

retrouterina. Kadang terdapat suhu yang naik, sehingga menyulitkan perbedaan dengan infeksi pelvik.

Pemeriksaan Laboratorium

• Beta-human chorionic gonadotropin (b- HCG) untuk mendiagnosis kehamilan, dan untuk membantu menentukan potensi pasien mengalami kehamilan ektopik.

• Pemeriksaan darah rutin• kadar hemoglobin• kadar leukosit

ALAT BANTU DIAGNOSTIK:

Kuldosentesis:

• Salah satu alat bantu diagnosis yang penting untuk mengenali kehamilan ektopik.

• Penemuan hasil darah yang tidak membeku pada kuldosentesis dan terutama bila hematokrit >15% adalah bantuan yang amat berguna.

Laparoskopi:

• Diagnosis definitive dari kehamilan ektopik hampir slalu dapat ditegakkan dengan melihat organ pelvik secara langsung melalui laparoskopi.

• Namun, dengan adanya hemoperitoneum, adhesi, atau kegemukan dapat menjadi penyulit dari laparoskopi.

Human chorionic gonadotropin (hCG):

• Wanita dengan kehamilan ektopik menunjukkan adanya kadar hCG dalam serum, walaupun 85% diantaranya lebih rendah dibandingkan dengan kadar hCG pada kehamilan normal.

• Uji hCG tunggal kuantitatif tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis kehamilan ektopik karena tanggal pasti dari ovulasi dan konsepsi terjadi tidak diketahui pada banyak wanita.

• Pada kehamilan yang abnormal seperti kehamilan ektopik ini, kadar hCg biasanya tidak seperti seharusnya.

Progesteron:

• Progesterone karena pemeriksaan kadar hCG secara tunggal tidak dapat memberikan informasi untuk mendiagnosis kehamilan ektopik membutuhkan beberapa hari untuk melakukan serial tes, maka pengukuran kadar progesterone serum tunggal oleh beberapa kelompok dapat dipakai untuk membedakan kehamilan ektopik dengan kehamilan normal intrauterine.

• Beberapa peneliti menunjukkan bahwa jumlah progesterone yang dihasilkan korpus luteum pada kehamilan ektopik lebih sedikit dibandingkan korpus luteum pada kehamilan normal.

Dilatasi kuretase:

• Saat serum kadar hCG >1500mIU/ml, usia gestasi lebih dari 38 hari, atau serum kadar progesterone <5 ng/ml dan tidak ada kantong gestasi intrauterine yang terlihat dengan transvaginal USG,

• Kuretase kavum endometrial dengan pemeriksaan histology pada jaringan yang dikerok, dengan potongan beku bila mau, dapat dikerjakan untuk menentukan apakah ada jaringan gestasi.

• Jika tidak ada jaringan villi koriales yang terlihat pada jaringan yang diangkat, ,maka diagnosis kehamilan ektopik dapat dibuat dan dilakukan tindakan

Ultrasonografi (USG):

• Dengan menggunakan ultrasonografi abdominal, • Jika level hCG lebih besar dari 6500 mIU/ml dan tidak ada

kantong gestasi pada uterus, hampir pasti kehamilan ektopik. • Dengan alat ini biasanya mungkin untuk mengidentifikasi

kantong gestasi intrauterine saaat kadar hCG mencapai 1.500 mIU/ml dan selalu bila kadar hCG sudah mencapai 2.000 mIU/ml pada sekitar 5 sampai 6 minggu setelah haid terkhir.

DIAGNOSIS BANDING

Berhubungan dengan kehamilan

• Abortus • KET

Tidak berhubungan dengan kehamilan

• Apendiksitis• Kista• Salpingitis akut• Retensio urin• Perforasi usus• Ruptur organ dalam perut

TERAPI

Pasien dengan hemodinamik baik, sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah untuk transfusi.

Laparotomi dilakukan sesegera mungkin dan mengeluarkan tuba yang rusak.

Terapi

Pembedahan

Salpingektomi

Salpingotomi

Medikamentosa

Metotreksat

TUMOR JARINGAN OVARIUM

DEFINISI

Kista ovarium adalah suatu pertumbuhan abnormal di ovarium yang berbentuk bilat, berisi cairan, dan biasanya bertangkai, dan bisa tumbuh terus menjasi besar. Permukaannya licin dan berdinding tipis. Jumlahnya bisa soliter ataupun multiple, bisa unilateral ataupun bilateral.

KLASIFIKASI

Tumor non neoplastik

Tumor neoplastik

TUMOR NON NEOPLASTIK:

Tumor akibat radang

Tumoor lain• Kista folikel• Kista korpus luteum

• Kista granuloma• Kista teka

• Kista lutein• Kista inklusi germinal• Kista endometrium• Kista stein Leventh

TUMOR NEOPLASTIK:

Kistik• Kistoma ovarii simpleks• Kistadenoma ovarii

serosum• Kistadenoma ovarii

musinosum• Kista endometrioid• Kista dermoid

Solid• Fibroma• Tumor brenner• Tumor sisa adrenal

TERAPI Tumor ovarium non neoplastik

Biasanya tidak memberikan gejala atau keluhan pada penderita

Besarnya <5cm Dapat mengecil dan hilang spontan Tindakan yang dilakukan:

Menunggu selama 2-3 bulan Mengadakan pemeriksaaan ginekologik berulang Mengamati peningkatan pertumbuhan tumor Mempertimbangkan tindakan operatif, apabila

kesimpulan dari hasil observasi tumor tersebut bersifat neoplastik

Tumor ovarium neoplastik tidak ganas Pengangkatan tumor adalah dengan pengangkatan

reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor Jika tumor besar atau ada komplikasi perlu dilakukan

pengangkatan disertai dengan pengangkatan tuba Operasi kedua dilakukan pemeriksaan untuk

mengetahui apakah ditemukan tumor pada satu atau dua ovarium

Operasi tumor ovarium yang diangkat harus terbuka untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, saat operasi dilakukan pemeriksaan dengan frozen section

Histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral, jika terdapat keganasan pada tumor

DAFTAR PUSTAKA Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Kehamilan multi

janin. Dalam: Hartono A, Suyono YJ, Pendit BU (alih bahasa). Obstetri Williams. Volume 1 edisi 21. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC, 2006. h. 852-897 33

Sarwono Prawiroharjo. 2010. Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan III. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawiroharjo. 2011. Ilmu Kandungan, Edisi 3 Cetakan I. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawiroharjo. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan, Edisi 1 Cetakan I. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Della-Guistina, David; Mark Denny. Ectopic Pregnancy. Emergency Medicine Clinics of North America. Volume 21 number 3. W.B Saunders Company. Agustus 2003.

Attar, Erkut. Endocrinology of Ectopic Pregnancy. Obstetric and Gynecology Clinics. Volume 31 number 4. W.B saunders company. December 2004.

Stenchever. Ectopic Pregnancy. Comprehensive Ginecology, 4th ed. Mosby Inc. 2001. Sowter, Martin; Cindy Farquhar. Ectopic Pregnancy: an update. Current Oppinion in

Obstetric and Gynecology. 2004 Depkes RI, 2007. Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu. Jakarta Lemus, Julio. Ectopic pregnancy: an update, Current Oppinion in Obstetrics and

Gynecology. 2000 Cunnuingham, FG et. AL. Reproductive Succes and Failure. Williams Obstetric, 21st ed.

Prentice Hall International Inc. Appleton and lange. Connecticut. 2006. Mycek., Harvey., Champe. Farmakologi Ulasan bergambar. Edisi 2. Jakarta. Widya Medika.

2001.

SEKIAN&

TERIMA KASIH