Laporan Kasus Hernia

24
LAPORAN KASUS HERNIA INGUINALIS LATERALIS DEXTRA REPONIBLE DISUSUN OLEH NAMA :Sinta Yuliantini, S. Ked. NPM : 20087300116 PEMBIMBING : dr. Camelia Chitra STASE KEDOKTERAN KOMUNITAS I KEPANITERAAN KLINIK PKM KELAPA GADING PERIODE JULI 2012 – SEPTEMBER 2012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Transcript of Laporan Kasus Hernia

Page 1: Laporan Kasus Hernia

LAPORAN KASUS

HERNIA INGUINALIS LATERALIS DEXTRA REPONIBLE

DISUSUN OLEH

NAMA :Sinta Yuliantini, S. Ked.

NPM : 20087300116

PEMBIMBING : dr. Camelia Chitra

STASE KEDOKTERAN KOMUNITAS I

KEPANITERAAN KLINIK PKM KELAPA GADING

PERIODE JULI 2012 – SEPTEMBER 2012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2012

Page 2: Laporan Kasus Hernia

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama lengkap : Tn. Dwi Gunadi

Usia : 41 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jln. P sambu 1/3 Kelapa Gading

Pekerjaan : Karyawan

Tgl pengambilan kasus : 26 juli 2012

Tgl pelaporan kasus : 03 agustus 2012

Tgl berobat : 26 Juli 2012

Ruangan : BPU

II. ANAMNESIS (AUTOANAMNESA)

a) Keluhan Utama :

Selangkangan bengkak ± 1 minggu yang lalu.

b) Riwayat Penyakit Sekarang :

OS datang ke PKM kelapa gading dengan keluhan selangkangan bengkak

sudah ± 1 minggu yang lalu. Os mengeluhkan ada nya nyeri. Nyeeri

bertambah berat pada hari ini, sedikit terasa panas di sekitar benjolan.Benjolan

menghilang pada saat posisi tidur terlentang, dan kembali ada ketika

beraktivitas atau bangun. Os mengatakan sering mengangkat barang- barang

yang berat. Benjolan bias dimasukkan bias keluar. Keluhan lain seperti

batuk,pusing, demam disangkal.

c) Riwayat Penyakit Dahulu

Belum pernah menderita sakit yang sama sebelumnya.

d) Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama.Hipertensi, diabetes mellitus,

Asma, penyakit menular lainnya di keluarga di sangkal.

Page 3: Laporan Kasus Hernia

e) Riwayat Psikososial

Pasien bekerja sbg karyawan yg sering mengangkat barang berat, Pasien

merokok 1 bungkus perhari.konsumsi alkholol dan obat-obatan disangkal.

f) Riwayat Pengobatan

Belum pernah diobati sebelumnya.dan tidak ada pengobatan tertentu untuk

saat ini

g) Riwayat Alergi

Alergi makanan dan obat-obatan disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK

a) Kesadaran : Compomentis

b) Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

c) Tanda Vital

Suhu : tidak di periksa

HR : 80x/menit, regular, cukup, kuat angkat

RR : tidak diperiksa

TD : 120 / 90 mmHg

d) Status General (berdasarkan pertemuan di tanggal pengambilan kasus dan

status pasien)

Kepala

Bentuk : normochepal

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterus(-/-), edema palpebra

(-/-).

Hidung : pernapasan cuping hidung (-), deviasi septum (-), sekret (-)

Telinga : normotia, sekret (-/-) , pendengaran baik.

Mulut : bibir kering (-).

Leher : Pembesaran KGB (-) eritema kemerahan (+)

Thorak :

- Auskultasi : Ronki (-/-)

Abdomen :

IPPA : tidak dilakukan dan tidak ada data sekunder

Page 4: Laporan Kasus Hernia

Ekstremitas

atas bawah

Sianosis : -/- -/-

Udem : -/- +/+

STATUS GENERALIS

Inguinal kanan

Inspeksi : tampak benjolan mulai di inguinal kanan

, berbentuk lonjong,warna kulit sama dengan warna sekitar.

Tanda radang ( - ),

gambaran peristaltik ( - )

Palpasi : teraba benjolan, panas (+),konsistensi kenyal

nyeri tekan (+), ukuran ± sebesar telor ayam.

Auskultasi : bising usus (-) pada benjolan.

Inguinal kiri : Massa (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan

RESUME

Pasien, Tn D 75 thn dtg ke RS dengan keluhan nyeri di daerah selangkangan sebelah

kanan. Pasien juga mengeluh ada benjolan di lipat paha kanan sejak satu minggu yg lalu

Benjolan muncul jika pasien berjalan dan hilang saat berbaring

Pada pemeriksaan lokalis di temukan benjolan di regio inguinalis dextra,

lonjong.konsistensi kenyal,ukuran ± telor ayam.

ASSESMENT

Hernia Inguinalis lateralis dextra reponible

PENATALAKSANAAN (30 Juli 2012)

Page 5: Laporan Kasus Hernia

- KIE kepada OS tentang penyakit yang dideritanya secara lengkap, tepat dan teliti.

Mulai dari pemahaman terhadap penyakit,pencegahan akan kekambuhan penyakit

yang di derita

- KIE kepada OS bahwa penyakit yang di derita harus diterapi dengan operasi agar

tidak bertambah besar dan meminimalisir komplikasi yang akan muncul apabila

tidak dilakukan operasi.

Terapi yang di berikan dari Puskesmas

R/ Asam Mefenamat No X / 2dd1

R/ B.comp No X / 3dd1

Surat Rujukan ke Rumah Sakit.

Terapi menurut teori

Operasi herniotomi , hernioplasti

TINJAUAN PUSTAKA HERNIA

Page 6: Laporan Kasus Hernia

DEFINISI

Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah suatu

penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi

oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek

melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.1

Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL) dan Hernia

Ingunalis Medialis. Disini akan dijelaskan lebih lanjut hernia ingunalis lateralis. Hernia

inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta yang artinya keluarnya tidak

langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia indirek nama yang lain adalah Hernia

oblique yang artinya Kanal yang berjalan miring dari lateral atas ke medial bawah. Hernia

ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti pintu keluarnya terletak disebelah lateral Vasa

epigastrica inferior. Hernia inguinalis lateralis (HIL) dikarenakan kelainan kongenital

meskipun ada yang didapat.

Tabel. 2.1. Perbedaan HIL dan HIM.3

Tipe Deskripsi Hubungan

dg vasa

epigastrica

inferior

Dibungkus oleh

fascia

spermatica

interna

Onset biasanya

pada waktu

Hernia

ingunalis

lateralis

Penojolan

melewati cincin

inguinal dan

biasanya

merupakan

kegagalan

penutupan cincin

ingunalis interna

pada waktu embrio

setelah penurunan

testis

Lateral Ya Congenital

Dan bisa pada

waktu dewasa.

Hernia

ingunalis

Keluarnya

langsung

Medial Tidak Dewasa

Page 7: Laporan Kasus Hernia

medialis menembus fascia

dinding abdomen

KLASIFIKASI

Casten membagi hernia menjadi tiga stage, yaitu:

Stage 1 : hernia indirek dengan cincin interna yang normal.

Stage 2 : hernia direk dengan pembesaran atau distorsi cincin interna.

Stage 3 : semua hernia direk atau hernia femoralis.

Klasifikasi menurut Halverson dan McVay, hernia terdapat terdapat 4 kelas:

Kelas 1 : hernia indirek yang kecil.

Kelas 2 : hernia indirek yang medium.

Kelas 3 : hernia indirek yang besar atau hernia direk.

Kelas 4 : hernia femoralis.

Sistem Ponka membagi hernia menjadi 2 tipe:

1. Hernia Indirek

Page 8: Laporan Kasus Hernia

hernia inguinalis indirek yang tidak terkomplikasi.

hernia inguinalis indirek sliding.

2. Hernia Direk

suatu defek kecil di sebelah medial segitiga Hesselbach, dekat tuberculum pubicum.

hernia divertikular di dinding posterior.

hernia inguinalis direk dengan pembesaran difus di seluruh permukaan segitiga

Hesselbach

Gilbert membuat klasifikasi berdasarkan 3 faktor:

o Ada atau tidak adanya kantung peritoneal.

o Ukuran cincin interna.

o Integritas dinding posterior dan kanal.

Gilbert membagi hernia menjadi 5 tipe. Tipe 1, 2, and 3 merupakan hernia indirek,

sedangkan tipe 4 and 5 merupakan hernia direk.

Hernia tipe 1 mempunyai kantung peritoneal yang melewati cincin interna yang

berdiameter

Hernia tipe 2 (hernia indirek yang paling sering) mempunyai kantung peritoneal yang

melewati cincin interna yang berdiameter ≤ 2 cm.

Tipe 3 hernia mempunyai kantung peritoneal yang melewati cincin interna yang

berdiameter > 2 cm.Hernia tipe 3 sering menjadi hernia komplit dan sering menjadi

slidinhernia.

Hernia tipe 4 mempunyai robekan dinding posterior tau defek posterior multipel.

Cincin interna yang intak dan tidak ada kantung peritoneal.

Hernia tipe 5 merupakan hernia divertikuler primer. Pada hernia ini tidak terdapat

kantung peritoneal.

Nyhus membuat klasifikasi berdasarkan ukuran cincin interna dan integritas dinding

posterior, meliputi:

Tipe 1 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang normal.

Tipe 2 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang membesar.

Page 9: Laporan Kasus Hernia

Tipe 3a adalah hernia inguinalis indirek.

Tipe 3b adalah hernia indirek yang menyebabkan kelemahan dinding posterior

Tipe 3c adalah hernia femoralis.

Tipe 4 memperlihatkan semua hernia rekuren.

ETIOLOGI

Penyebab terjadinya hernia inguinalis masih diliputi berbagai kontroversi, tetapi diyakini ada

tiga penyebab, yaitu:2

1. Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.

Overweight

Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran badan

Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan saluran

kencing

Adanya tumor yang mengakibatkan sumbatan usus

Batuk yang kronis dikarenakan infeksi, bronchitis, asthma, emphysema, alergi

Kehamilan

Ascites

2. Adanya kelemahan jaringan /otot.

3. Tersedianya kantong.

PATOFISIOLOGI HERNIA INGUINALIS LATERALIS

Ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior gonad ke

permukaan interna labial/scrotum. Gubernaculum akan melewati dinding abdomen yang

mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis inguinalis. Processus vaginalis adalah

evaginasi diverticular peritoneumyang membentuk bagian ventral gubernaculums bilateral.

Pada pria testes awalnya retroperitoneal dan dengan processus vaginalis testes akan turun

melewati canalis inguinalis ke scrotum dikarenakan kontraksi gubernaculum. Pada sisi

sebelah kiri terjadi penurunan terlebih dahulu sehingga ,yang tersering hernia inguinalis

lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang

sebelah kanan.

Page 10: Laporan Kasus Hernia

Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior menjadi ligamentum

rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia majus.

Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan rongga peritoneal yang

melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan melekatkan testis yang dikenal

dengan tunika vaginalis. Jika processus vaginalis tidak menutup maka hidrokel atau hernia

inguinalis lateralis akan terjadi. Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck. Akan

tetapi tidak semua hernia ingunalis disebabkan karena kegagalan menutupnya processus

vaginalis dibuktikan pada 20%-30% autopsi yang terkena hernia ingunalis lateralis proseccus

vaginalisnya menutup.

ANATOMI

Keberhasilan operasi hernia inguinal tergantung akan pengetahuan tentang dinding

abdomen,kanalis inguinalis,.lapisan-lapisan dinding abdomen.Regio inguinal merupakan

batas bawah abdomen dengan fungsi yang terdiri atas lapisan miopaneurotis. Penamaan

struktur anatomi di daerah ini banyak memakai nama penemunya sebagai pengakuan atas

kontribusi mereka. Dalam bukunya Skandalakis (1995), dinding abdomen pada dasar inguinal

terdiri dari susunan multi laminer dan seterusnya.

Pada dasarnya inguinal dibentuk dari lapisan:

1. Kulit (kutis).

2. Jaringan sub kutis (Camper’s dan Scarpa’s) yang berisikan lemak.

Fasia ini terbagi dua bagian, superfisial (Camper) dan profundus (Scarpa). Bagian superfisial meluas ke depan dinding abdomen dan turun ke sekitar penis, skrotum, perineum, paha, bokong. Bagian yang profundus meluas dari dinding abdomen ke arah penis (Fasia Buck).

3. Innominate fasia (Gallaudet) : lapisan ini merupakan lapisan superfisial atau lapisan luar dari fasia muskulus obliqus eksternus. Sulit dikenal dan jarang ditemui.

4. Apponeurosis muskulus obliqus eksternus, termasuk ligamentum inguinale (Poupart) merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus obliqus eksternus.Terletak mulai dari SIAS sampai ke ramus superior tulang publis., Lakunare (Gimbernat) Merupakan paling bawah dari ligamentum inguinale dan dibentuk dari serabut tendon obliqus eksternus yang berasal dari daerah Sias. Ligamentum ini membentuk sudut kurang dari 45 derajat sebelum melekat pada ligamentum pektineal. Ligamentum ini membentuk pinggir medial kanalis

Page 11: Laporan Kasus Hernia

femoralis. dan Colle’s. Ligamentum ini dibentuk dari serabut aponeurosis yang berasal dari crus inferior cincin externa yang meluas ke linea alba.

5. Spermatik kord pada laki-laki, ligamen rotundum pada wanita.

6. Muskulus transversus abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus internus, falx inguinalis (Henle) dan konjoin tendon.

7. Fasia transversalis dan aponeurosis yang berhubungan dengan ligamentum pectinea (Cooper), iliopubic tract, falx inguinalis dan fasia transversalis.

8. Preperitoneal connective tissue dengan lemak.

9. Peritoneum

10. Superfisial dan deep inguinal ring.

Bagian bagian dari hernia

a. Pintu hernia adalah lapisan l;paisan dinding perut dan panggul. Hernia dinamai berdasarkan dari pintunya

b. Kantung hernia adalah peritoneum parietalis,bagiannya adalah kolum, korpus dan basis

c. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4 cm dan terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinale. Dinding yang membatasi kanalis inguinalis adalah:

Anterior : Dibatasi oleh aponeurosis muskulus obliqus eksternus dan 1/3

lateralnya muskulus obliqus internus.

Posterior : Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus abdominis yang

bersatu dengan fasia transversalis dan membentuk dinding posterior dibagian

lateral. Bagian medial dibentuk oleh fasia transversa dan konjoin tendon,

dinding posterior berkembang dari aponeurosis muskulus transversus

abdominis dan fasia transversal.

Superior : Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus obliqus internus dan

muskulus transversus abdominis dan aponeurosis.

Inferior : Dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare.

Bagian ujung atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring. Ini merupakan

defek normal dan fasia transversalis dan berbentuk huruf “U” dan “V” dan terletak di

Page 12: Laporan Kasus Hernia

bagian lateral dan superior. Batas cincin interna adalah pada bagian atas muskulus

transversus abdominis, iliopublik tract dan interfoveolar (Hasselbach) ligament dan

pembuluh darah epigastrik inferior di bagian medial. External inguinal ring adalah

daerah pembukaan pada aponeurosis muskulus obliqus eksternus, berbentuk “U”

dangan ujung terbuka ke arah inferior dan medial.

d. Isi kanalis inguinalis pria

a. Duktus deferens

b.3arteri yaitu : Arteri spermatika interna,Arteri diferential, Arteri spermatika

eksterna

c. Plexus vena pampiniformis

d. 3 nervus: 1. Cabang genital dari nervus genitofemoral

2. Nervus ilioinguinalis

3. Serabut simpatis dari plexus hipogastrik

e. 3 lapisan fasia:

Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.

Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut- serabut muskulus obliqus

internus dan fasia otot.

Fasia spermatika interna, perluasan dari fasia transversal.

Selubung hernia merupakan lapisan –lapisan yang menyelubungi

hernia.

Fruchaud Myopectineal Orifice

Daerah ini dibatasi oleh ligamentum inguinalis, pada bagian posterior dibatasi oleh traktus iliopubis. Bagian medial dibatasi oleh bagian lateral musculus rectus abdominis. Bagian superior dibatasi oleh lengkungan serabut otot abdominis transversus dan otot obliquus internus, pada bagian lateral bebatas dengan musculus iliopsoas dan bagian inferior oleh ligamentum cooper. Lubang ini ditembus oleh funiculus spermaticus, dan bagian bawah oleh pembuluh darah vena dan arteri femoralis. Lubang myopectineal dilindungi oleh aponeurosis transversus abdominis dan fascia transversalis

Page 13: Laporan Kasus Hernia

GEJALA DAN TANDA KLINIK

Gejala

Pasien mengeluh ada tonjolan di lipat paha ,pada beberapa orang adanya nyeri dan

membengkak pada saat mengangkat atau ketegangan.seringnya hernia ditemukan pada saat

pemeriksaan fisik misalnya pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja. Beberapa pasien

mengeluh adanya sensasi nyeri yang menyebar biasanya pada hernia ingunalis lateralis,

perasaan nyeri yang menyebar hingga ke scrotum. Dengan bertambah besarnya hernia maka

diikuti rasa yang tidak nyaman dan rasa nyeri, sehingga pasien berbaring untuk

menguranginya.

Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit dibandingkan hernia

ingunalis lateralis.dan juga kemungkinannya lebih berkurang untuk menjadi inkarserasi atau

strangulasi.

Tanda

Pada pemeriksaan hernia pasien harus diperiksa dalam keadaan berdiri dan berbaring dan

juga diminta untuk batuk pada hernia yang kecil yang masih sulit untuk dilihat.kita dapat

mengetahui besarnya cincin eksternal dengan cara memasukan jari ke annulus jika cincinnya

kecil jari tidak dapat masuk ke kanalis inguinalis dan akan sangat sulit untuk menentukan

pulsasi hernia yang sebenarnya pada saat batuk. Lain halnya pada cincin yang lebar hernia

dapat dengan jelas terlihat dan jaringan tissue dapat dirasakan pada tonjolandi kanalis

ingunalis pada saat batuk dan hernia dapat didiagnosa.

Perbedaan hil dan him pada pemeriksaan fisik sangat sulit dlakukan dan ini tidak terlalu

penting mengingat groin hernia harus dioperasi tanpa melihat jenisnya. Hernia ingunalis pada

masing-masing jenis pada umumnya memberikan gambaran yang sama . hernia yang turun

hingga ke skrotum hampir sering merupakan hernia ingunalis lateralis.

Pada inspeksi

Pasien saat berdiri dan tegang, pada hernia direct kebanyakan akan terlihat

simetris,dengan tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan akan menghilang pada saat

Page 14: Laporan Kasus Hernia

pasien berbaring . sedangkan pada hernia ingunalis lateralis akan terlihat tonjolan yang yang

bebentuk elip dan susah menghilang padaa saat berbaring.

Pada palpasi

Dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya tahanan pada hernia

inguanalis lateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan tidak adanya tahanan

pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika pasien diminta untuk batuk pada pemeriksaan

jari dimasukan ke annulus dan tonjolan tersa pada sisi jari maka itu hernia direct. Jika terasa

pada ujung jari maka itu hernia ingunalis lateralis. Penekanan melalui cincin interna ketika

pasien mengedan juga dapat membedakan hernia direct dan hernia inguinalis lateralis. Pada

hernia direct benjolan akan terasa pada bagian depan melewati Trigonum Hesselbach’s dan

kebalikannya pada hernia ingunalis lateralis. Jika hernianya besar maka pembedaanya dan

hubungan secara anatomi antara cincin dan kanalis inguinalis sulit dibedakan. Pada

kebanyakan pasien, jenis hernia inguinal tidak dapat ditegakkan secara akurat sebelum

dilakukan operasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut:

Leukocytosis dengan shift to the left yang menandakan strangulasi. Elektrolit, BUN, kadar kreatinine yang tinggi akibat muntah-muntah dan menjadi

dehidrasi. Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus genitourinarius yang

menyebabkan nyeri lipat paha.

Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin hernia.

Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab pembengkakan testis.8

Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu yang tidak biasa terjadi, yaitu adanya suatu gambaran massa. Gambaran ini dikenal dengan Spontaneous Reduction of Hernia En Masse. Adalah suatu keadaan dimana berpindahnya secara spontan kantong hernia beserta

Page 15: Laporan Kasus Hernia

isinya ke rongga extraperitoneal. Ada 4 tipe pembagian reduction of hernia en masse Retropubic ,Intra abdominal ,Pre peritoneal dan Pre peritoneal locule

PENATALAKSANAAN HERNIA

Penanganan DI IGD

Mengurangi hernia. Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri. Pasien harus

istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat. Menurunkan tegangan otot abdomen. Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut. Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20° terhadap hernia

inguinalis. Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan dan menimbulkan

proses analgesia. Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral (seperti

kaki kodok) Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang

berlanjutselam proses reduksi penonjolan Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu mengembalikan

isis hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan ke arah apeks akan menyebabkan isis hernia keluar dari pintu hernia.

Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2 kali percobaanm Teknik reduksi spontan memerlukan sedasi dam analgetik yang adekuat dan posisikan

Trendelenburg, dan kompres dingin selama 20-30 menit.

Konsul bedah jika :

Reduksi hernia yang tidak berhasil Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum pasien yang memburuk Hernia ingunalis harus dioperasi meskipun ada sedikit beberapa kontraindikasi .

penanganan ini teruntuk semua pasien tanpa pandang umur inkarserasi dan strangulasi hal yang ditakutkan dibandingkan dengan resiko operasinya.

Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif agar kondisi kesehatan saat dilakukan operasi dalam keadaan optimal dan anestesi dapat dilakukan. Operasi yang cito mempunyai resiko yang besar pada pasien geriatri.

Jika pasien menderita hyperplasia prostate akan lebih bijaksana apabila dilakukan penanganan terlebih dahulu terhadap hiperplasianya. Mengingat tingginya resiko infeksi traktus urinarius dan retensi urin pada saat operasi hernia.

Karena kemungkinannya terjadi inkarserasi, strangulasi, dan nyeri pada hernia maka operasi yang cito harus di lakukan. Pelaksanaan non operasi untuk mengurangi hernia inkerserasi dapat dicoba. Pasien di posisikan dengan panggul dielevasikan dan di beri .analgetik dan obat sedasi untuk merelaxkan otot-otot.

Page 16: Laporan Kasus Hernia

Operasi hernia dapat ditunda jika massa hernia dapat dimanipulasi dan tidak ada gejala strangulasi.

Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi abdomen untuk memastikan usus masih hidup, ada tanda-tanda leukositosis.

Gejala klinik peritonitis, kantung hernia berisi cairan darah yang berwarna gelap.

Indikasi operasi :

Hernia inguinalis lateralis pada anak-anak harus diperbaiki secara operatif tanpa penundaan, karena adanya risiko komplikasi yang besar terutama inkarserata, strangulasi, yang termasuk gangren alat-alat pencernaan (usus), testis, dan adanya peningkatan risiko infeksi dan rekurensi yang mengikuti tindakan operatif.

pada pria dewasa, dilakukan operasi elektif atau cito terutama pada keadaan inkarserata dan strangulasi. Pada pria tua, ada beberapa pendapat (Robaeck-Madsen, Gavrilenko) bahwa lebih baik melakukan elektif surgery karena angka mortalitas, dan morbiditas lebih rendah jika dilakukan cito surgery.

1. Konservatif :

- Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat dan menetap sampai terjadi reposisi

- Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg, pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil, anak boleh menjalani operasi pada hari berikutnya.

- Bantal penyangga, bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi dan harus dipakai seumur hidup. Namun cara ini sudah tidak dianjurkan karena merusak kulit dan otot abdomen yang tertekan, sedangkan strangulasi masih mengancam

2. Operatif

-Anak-anak Herniotomy :

Karena masalahnya pada kantong hernia,maka dilakukan pembebasan kantong hernia sampai dengan lehernya, dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan lakukan reposisi, kemudian kantong hernia dijahit setinggi-tinggi mungkin lalu dipotong.

Karena herniotomi pada anak-anak sangat cepat dan mudah, maka kedua sisi dapat direparasi sekaligus jika hernia terjadi bilateral

- Dewasa Herniorrhaphy :

Page 17: Laporan Kasus Hernia

Perawatan kantung hernia dan isi hernia

Penguatan dinding belakang (secara Bassini, Marcy Ferguson, Halsted / Kirchner, Lotheissen-Mc Vay (Cooper’s ligament repair), Shouldice, Tension free herniorrhaphy)

Minimally Invasive Surgery (Laparoscopy)

TAPP = Trans Abdominal Pre Peritoneal

TEP = Total Extra Peritoneal

Adapun teknik-teknik operasi hernia ada beberapa cara, yaitu

Mercy dikenal dengan ligasi sederhana dengan diangkat tinggi kantungnya.melewati

ingunal yang dikombinasi dengan pengikatan cincin interna.

Bassini, dahulu merupakan metode yang sering digunakan, dengan cara conjoint

tendon didekatkan dengan ligamentum Poupart’s dan spermatic cord diposisikan

seanatomis mungkin di bawah aponeurosis muskulus oblikuus eksterna.

Halsted, menempatkan muskulus oblikuus eksterna diantara cord kebalikannya cara

Bassini.

Mc Vay, dikenal dengan metode ligamentum Cooper, meletakkan conjoint tendon

lebih posterior dan inferior terhadap ligamentum Cooper.

KOMPLIKASI

Hernia inkarserasi :

Hernia yang membesar mengakibatkan nyeri dan tegang Tidak dapat direposisi Adanya mual ,muntah dan gejala obstruksi usus.

Hernia strangulasi :

Gejala yang sama disertai adanya infeksi sistemik Adanya gangguan sistemik pada usus.

DAFTAR PUSTAKA

Inguinal Hernia: Anatomy and Management

http://www.medscape.com/viewarticle/420354_4

Page 18: Laporan Kasus Hernia

Manthey, David. Hernias .2007. http://www.emedicine.com/emerg/topic251.htm

Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery Basic Science and

Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.

http://www.hernia.tripod.com/inguinal.html