Laporan Kasus Geriatri.docx

29
1 BAB I PENYAJIAN KASUS 1.1 IDENTITAS Nama : Tn. R Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 76 Th Agama : Islam, Pendidikan : - Pekerjaan : - Jumlah anak : - Di buat tanggal : 27 April 2013 1.2 ANAMNESIS 1. Keluhan Utama : Tidak bisa BAB 2. Riwayat Penyakit Sekarang : 1 bulan sering buang air kecil dalam jumlah banyak, kencing malam 5-6 kali/malam. Tidak sering haus. Makan 1x sehari, dan makanan selingan (biskuit) 3-4 kali sehari. Berat badan tidak turun. Kedua kaki sering kesemutan dan baal. Pernah memeriksakan diri, GDS 255, tidak minum obat.

description

lapkas, lapkas, lapkas, lapkas, lapkas, lapkas, lapkas, lapkas,

Transcript of Laporan Kasus Geriatri.docx

Page 1: Laporan Kasus Geriatri.docx

1

BAB I

PENYAJIAN KASUS

1.1 IDENTITAS

Nama : Tn. R

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 76 Th

Agama : Islam,

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

Jumlah anak : -

Di buat tanggal : 27 April 2013

1.2 ANAMNESIS

1. Keluhan Utama :

Tidak bisa BAB

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

1 bulan sering buang air kecil dalam jumlah banyak, kencing malam 5-6

kali/malam. Tidak sering haus. Makan 1x sehari, dan makanan selingan

(biskuit) 3-4 kali sehari. Berat badan tidak turun. Kedua kaki sering

kesemutan dan baal. Pernah memeriksakan diri, GDS 255, tidak minum

obat.

6 jam SMRS pasien mengalami penurunan kesadaran. Sebelumnya

pasien meminum 2 tablet obat penurun gula darah milik almarhum

istrinya. Setelah minum obat tersebut, pasien merasa pusing dan lemah

kemudian ditemukan tidak sadarkan diri. Tidak berdebar-debar, tidak

keringat dingin. Setelah ditangani di IGD, <10 menit kesadaran

membaik. Saat ini pasien telah dirawat 2 hari di Ruang G RSUD

Soedarso.

Page 2: Laporan Kasus Geriatri.docx

2

1 tahun kedua mata kabur, 1 bulan penglihatan memburuk. Berobat ke

dokter spesialis mata, diagnosis katarak.dan direncanakan operasi

3. Riwayat penyakit dahulu :

Penyakit kuning, hipertensi, penyakit jantung, serta penyakit ginjal

disangkal.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Terdapat riwayat DM di dalam keluarga, riwayat sakit kuning di keluarga

disangkal

5. Riyawat pembedahan/operasi :

(-)

6. Riwayat dirawat dirumah sakit :

(-)

7. Riwayat kesehatan lain :

Pemeriksaan kesehatan

o tempat : -

o tahun : -

o Kesimpulan : -

Pemeriksaan Gigi/Gigi Tiruan

o tempat : -

o tahun : -

o Kesimpulan : -

8. Riwayat alergi

Tidak terdapat alergi

Page 3: Laporan Kasus Geriatri.docx

3

9. Kebiasaan : Ya Tidak Jumlah

Merokok : √

Minum alkohol : √

Minum kopi : √

Olahraga : jarang berolahraga

10. Obat-obatan saat ini :

Dengan resep dokter Dosis dan lama pemakaian

- -

Tanpa resep dokter Dosis dan lama pemakaian

- -

11. Ringkasan Gejala :

Penilaian penderita atas kesehatanya sendiri : Lumayan

Ringkasan gejala khas, beri tanda A bila akut K bila Kronik

Anoreksia : (A/K) ?

Lelah/capai : (A/K) ?

BB turun : (A/K) ?

Insomnia : (A/K) -

Nyeri kepala : (A/K) -

Gg.Pengelihatan : (A/K) 1 tahun

Gg.Pendengaran : (A/K) 1 tahun

Gg.Gigi tiruan : (A/K) -

Batuk/mengi : (A/K) -

Sesak nafas :

Tak enak didada : (A/K) 2 minggu

Saat waktu kerja : (A/K) -

Sesak waktu tidur : (A/K) -

Sembab kaki : (A/K) -

Jatuh : (A/K) -

Pingsan : (A/K) -

Page 4: Laporan Kasus Geriatri.docx

4

Nyeri telan : (A/K) -

Nyeri perut : (A/K) -

Gangguan BAB : (A/K) 2 bulan

Kotoran+darah : (A/K) -

Gangguan BAK : (A/K) 1 bulan sering dan banyak

Kencing malam : (A/K) 5-6 kali sejak 1 bulan

Gangguan Kaki :

Lemah/lumpuh setempat : (A/K) -

Gg.Rasa : (A/K) -

Sering lupa : (A/K) 1 tahun

Depresi : -

Mengembara/kelakuan aneh: -

12. Penapisan Depresi : +

Untuk setiap pertanyaan dibawah ini, penjelasan mana yang paling dekat

dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?

Setiap

waktu

Sering

Sekali

Kadang-

kadang

Jarang

sekali

Tidak

pernah

a. Seberapa seringkah

bulan yang lalu,

kesehatan anda

menghalangi kegiatan

anda

(mis,mengunjungi

teman dll).

b. Berapa seringkah

bulan lalu anda merasa

gugup?

c. Berapa seringkah

bulan lalu anda merasa √

Page 5: Laporan Kasus Geriatri.docx

5

tenang dan damai?

d. Berapa seringkah

bulan lalu anda merasa

sedih sekali?

e. Berapa seringkah

bulan lalu anda merasa

bahagia?

f. Selama bulan

lalu,berapa sering

perasan depresi anda

mengganggu kerja

anda sehari-hari

g. Berapa seringkah

bulan lalu anda merasa

begitu sedih sampai

merasa tak ada sesuatu

pun yang mungkin

menghiburnya?

h. Selama bulan

lalu,berapa sering anda

merasa tak ada lagi

sesuatu yang anda

harapkan lagi

i. Selama bulan

lalu,berapa sering anda

merasa tidak

diperhatikan keluarga

j. Berapa seringkah

bulan lalu anda merasa

ingin menangis saja?

k. Selama bulan √

Page 6: Laporan Kasus Geriatri.docx

6

lalu,berapa sering anda

merasa tak ada lagi

sesuatu yang anda

harapkan lagi

13. Keterbatasan Fungsional

Sudah berapa lamakah-kalo ada-kesehatan anda membatasi kegiatan anda

berikut ini?

>3bulan <3 bulan Tak ada

keterbatasan

Berbagai pekerjaan berat, mis angkat

barang, lari, ikuti sport berat√

Berbagai pekerjaan sedang mis,

menggeser meja/almari, angkat barang

belanjaan

Pekerjaan ringan dirumah yang biasa

dikerjakan√

Mengerjakan pekerjaan

(dikantor/sehari-hari)√

Naik bukit atau naik tangga √

Membungkuk, berlutut, sujud √

Berjalan kurang lebih 100m √

Makan, mandi, berpakaian, ke WC √

1.3 PEMERIKSAAN FISIK:

1. Kesan Umum

Tampak sakit berat, Status gizi : Underweight

2. Tanda vital

Kesadaran : Kompos Mentis

Page 7: Laporan Kasus Geriatri.docx

7

Baring Duduk Berdiri

Tekanan darah (TD) 90/60

Nadi/menit 88

Laju respirasi/menit 32

Suhu 36,1 ° C

Berat badan : - KG

Tinggi badan: - cm

3. Kulit

Kering sekali/biasa/basah

Bercak kemerahan tidak ada

Lesi kulit lain tidak ada

4. Pendengaran

Dengar suara normal telinga kanan : menurun

Dengar suara normal telinga kiri : menurun

Pakai alat bantu dengar : tidak

5. Penglihatan

Mata : pupil isokor, ø 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+), konjungtiva

anemis (+/+), skelera ikterik (-/-), lensa keruh (+/+),

Dapat membaca huruf surat kabar dengan kacamata

Jarak pengelihatan :

Dalam jarak 3 meter dapat menhitung jari tangan :

Mata kanan : ya, visus 6/60 Mata Kiri : tidak, visus 6/60

6. Hidung

Sekret (-/-), deviasi septum (-)

7. Mulut, sendi rahang dan gigi :

Page 8: Laporan Kasus Geriatri.docx

8

Higiene oral kurang baik, stomatitis (+), sianosis bibir (-), tonsil T1/T1,

tidak memakai gigi palsu, gigi yang tersisa yaitu

8. Leher

Normal Abnormal

Derajat gerak √

Klj tiroid √

Bekas luka pada tiroid √

Massa √

Klj limfe √

Distensi vena/JVP √

9. Dada

Massa : -

Kelainan lain: Sela iga melebar, retraksi dinding dada (+)

10. Paru

11. Kardiovaskular

a. Jantung

- Irama : regular, HR 110x/menit

- Bising : -

- Irama Gallop : -

- Kardiomegali : -

- JVP : normal

-

b. Bising :

Page 9: Laporan Kasus Geriatri.docx

9

Karotis kiri - kanan -

Femoralis kiri - kanan -

c. Denyut nadi perifer :

Dorsalis pedis kiri + kanan +

Tibialis posterior kiri + kanan +

d. Edema

Tidak ada +1 +2 +3 +4

Pedal √

Tibial √

Sakral √

e. Ekstremitas : udem negatif

12. Abdomen

Hati : tidak teraba

Limpa : S0/S1/S2/S3/S4/S5/S6/S7/S8

Massa abnormal : negatif/positif

Bising/bruit : negatif/positif

Nyeri tekan : negatif/positif terutama di regio suprapubik, iliaka

kanan dan kiri

Cairan asites : negatif/positif

Rectum/anus : (tidak dilakukan pemeriksaan)

13. Genital/Pelvis (tidak dilakukan pemeriksaan)

14. Muskelosketal

Tdk

ada

Tl

BlkBahu Siku Tangan Pinggul Lutut kaki

Deformitas √ - - - - - - -

Gerak

terbatas√ - - - - - - -

Page 10: Laporan Kasus Geriatri.docx

10

Nyeri √ - - - - - - -

Benjolan

/

peradangan

√ - - - - - - -

15. Neurologis/psikologik : (-)

1.4 DATA PENUNJANG

Laboratorik ( April 2013) Hb : 8,4 gr%

Eritrosit : 3,08x106/U3

Leukosit : 20.500/U3

Trombosit : 539.000/U3

HT : 26,1%

MCV : 91,8

MCH : 27,3

MCHC :29,9

GDP : 292 gr/dl

Ureum : 163,9

Kreatinin : 1,1

Bilirubin total : 1,8

Bilirubin direk : 1,1

Bilirubin indirek : 0,7

SGOT : 24,1 U/lt

SGPT :32,4 U/lt

Gamma GT : 102

Alkali Fosfatase : 547

Protein total : 5,4

Albumin : 2,9

Page 11: Laporan Kasus Geriatri.docx

11

Laboratorik ( April 2013) Hb : 10,1 gr%

Eritrosit : 3,53x106/U3

Leukosit : 20.600/U3

Trombosit : 358.000/U3

HT : 31,6%

MCV : 89,5

MCH : 28,6

MCHC :32,0

1.5 DAFTAR MASALAH

1. Sindrom Geriartri :

Depresi

Gangguan mengunyah

Gangguan penglihatan

Gangguan pendengaran

2. Kelainan Fisik :

Konstipasi

Hiperglikemia

Pengeruhan lensa

Poliuria

Parasthesia

3. Kelainan Psikologis :

Depresi

4. Hambatan atau dukungan sosial/lingkungan: tidak ada

1.6 DIAGNOSIS

Page 12: Laporan Kasus Geriatri.docx

12

1. Post- Hipoglikemia pada DM tipe II ec penggunaan obat antidiabetik

2. Katarak senilis matur ODS

3. Neuropati diabetik

4. Depresi

5. Demensia

F.1 IMPAIRMENT

1. Sistem metabolik endokrin

2. Sistem penglihatan

3. Sistem pendengaran

4. Sistem kardiovaskular

5. Sistem saraf dan jiwa

F.2 DISABILITY

Sulit bersosialisasi dengan keluarga dan tetangga.

F.3 HANDICAP

Tidak bisa bertani.

1.7 TATALAKSANA/REKOMENDASI

1. Non Medikamentosa

a. Diet nasi DM kalori 1860 kal

b. Edukasi (diet, perawatan kaki)

2. Medikamentosa

a. Diagnosis DM masih diragukan diperlukan pemeriksaan GDS ulang

3 kali. Jika hasil >200mg/dL baru dimulai terapi.

Diberikan metformin 1 x 500mg PO

b. Amitriptilin 3 x 25 mg PO

3. Rekomendasi/Program Lanjutan

a. Laboratorium

Page 13: Laporan Kasus Geriatri.docx

13

- GDS ulang 3 kali

- fungsi ginjal

b. Konsultasi spesialis mataà operasi katarak

Page 14: Laporan Kasus Geriatri.docx

14

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DIABETES MELITUS TIPE II

A. Klasifikasi DM

- DM Tipe I

- DM Tipe II

- DM tipe lain

- DM tipe kehamilan

B. Perbedaan DM tipe I dan Tipe II

C. Patofisiologi DM tipe II

Page 15: Laporan Kasus Geriatri.docx

15

D. Gejala Diabetes Melitus

- Gejala klasik : poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat

badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

- Keluhan lain : badan lemah, kaki kesemutan, gatal, mata kabur,

disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulva pada wanita.

E. Diagnosis Diabetes Melitus

1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl atau

2. Gejala klasik DM + kadar glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl atau

3. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO ≥200 mg/dl

Page 16: Laporan Kasus Geriatri.docx

16

F. Tatalaksana Diabetes Melitus tipe II

1) Edukasi

2) Terapi nutrisi medis

3) Latihan jasmani

4) Intervensi farmakologis

- OHO

- insulin

G. Komplikasi Diabetes Melitus

1) Makroangiopati

- Pembuluh darah jantung : angina-IMA

- Pembuluh darah otak : Stroke

- Penyakit arteri perifer

2) Mikroangiopati

- Retinopati diabetika

Page 17: Laporan Kasus Geriatri.docx

17

- Nefropati diabetika

- Neuropati diabetika à paling sering adalah neuropati perifer

berupa hilangnya sensasi distal, beresiko ulkus kaki dan

amputasi.

H. Kegawatdaruratan Diabetes Melitus

- Hipoglikemia

- ketoasidosis diabetik (KAD)

- Koma hiperosmosis nonketotik (HNK)

2.2 HIPOGLIKEMIA PADA DIABETES MELITUS TIPE II

Kadar glukosa plasma puasa normalnya dipertahankan pada rentang antara

70-110mg/dL, diantara waktu makan dan selama puasa kadar glukosa

dipertahankan terutama oleh produksi glukosa hepar melalui glikogenolisis dan

glukoneogenesis. Hipoglikemia ditandai dengan penurunan kadar glukosa plasma

<60mg/dL.

Hipoglikemia pada DM tipe II ini biasanya disebabkan oleh:

- Hipoglikemia paling sering disebabkan penggunaan Sulfonilurea atau insulin.

- Selain itu, intake glukosa kurang (malam hari saat tidur, melewatkan jam

makan, puasa).

- Peningkatan penggunaan glukosa (aktivitas berat). Penurunan ekskresi insulin

(pada gagal ginjal)

- Peningkatan sensitivitas insulin (respon terapi, penurunan berat badan,

olahraga)

- Penurunan produksi glukosa endogen karena alkohol.

A. Gejala Hipoglikemia

Otonomik Neuroglikopenik Malaise

Berkeringat Bingung Mual

Jantung berdebar Mengantuk Sakit kepala

Tremor Sulit bicara

Page 18: Laporan Kasus Geriatri.docx

18

Lapar Inkoordinasi

Perilaku berbeda

Gangguan visual

Parastesi

Pada usia lanjut hipoglikemia sering tidak disadari karena respon otonomik

serta sensitivitas adrenergiknya berkurang.

B. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan trias Whipple, yaitu:

- Keluhan yang menunjukkan kadar glukosa darah plasma yang rendah

- Kadar glukosa darah rendah

- Hilangnya secara cepat keluhan-keluhan tersebut sesudah kelainan

biokimia dikoreksi.

C. Tatalaksana

1) Pasien sadar à 10-20 gr glukosa oral, atau 150-200mL air gula/ jus buah

2) Bila sadar namun sulit menelanà madu atau gel glukosa lewat mukosa

buccal

3) Pasien tidak sadar à akses intravena à dextrose 10-40%

- dextrose 10% 150-200mL atau

- dextrose 20% 75-100mL atau

4) atau rumus 3-2-1

2.3 OBAT ANTIDIABETIK

a. Sulfonilurea: untuk pasien dengan BB kurus atau normal

- generasi 1: tolbutamide, tolazamide, chlorpropamide

Page 19: Laporan Kasus Geriatri.docx

19

- generasi 2 : glibenclamide, glipizide, glimepiride, gliclazide

b. Glinid : Repaglinid, nateglinid.

c. Penambah sensitivitas insulin: Tiazolidindion

d. Penghambat glukoneogenesis: metformin à untuk pasien BB gemuk

e. Penghambat alpha-glukosidase: acarbose

f. Dipeptidyl peptidase- IV inhibitor (DPP4I)

g. GLP-1 analog

Efek samping penggunaan sulfonilurea antara lain:

- Terutama hipoglikemia, 4% pada SU generasi1 dan lebih rendah pada

generasi dua.

- Hipoglikemia terjadi pada pasien yang tidak mendapat dosis tepat, tidak

makan cukup atau dengan gangguan fungsi hepar.

- Hipoglikemia akibat SU dapat berlangsung lama, 24-72 jam terutama pada

pasien gangguan ginjal kronik, gangguan fungsi hati, usia lanjut atau

penggunaan jangka panjang.

2.4 KATARAK SENILIS

Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut,

yaitu diatas 50 tahun yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Kebanyakan

bersifat bilateral, penurunan penglihatan secara perlahan. Kekeruhan pada korteks

lensa berlangsung dari stadium insipienà intumesenàimaturà maturà

hipermatur.

Terapi katarak senilis berupa pembedahan, yaitu dapat dilakukan pembedahan

Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular (EKEK), Ekstraksi Katarak Intrakapsular

(EKIK), Manual Sutureless Small Incision Cataract Surgery (MSICS)

Phacoemulsification, dilanjutkan implantasi lensa intraokular.

Pada katarak senilis sebaiknya disingkirkan penyakit mata lokal dan penyakit

sistemik seperti diabetes melitus yang dapat menimbulkan katarak komplikata.

Pada katarak diabetes pengeruhan lensa terjadi cepat dan kekeruhan pada

subkapsular posterior.

Page 20: Laporan Kasus Geriatri.docx

20

2.5 DEPRESI

Depresi disebabkan oleh defisiensi “aminergic neurotransmitter” pada celah

sinaps neuron SSP (khususnya sistem limbik) sehingga aktivitas reseptor

serotonin terhambat. Untuk mendiagnosis depresi, paling tidak harus memenuhi

kriteria berikut ini:

a. Selama 2 paling sedikit minggu dan hampir setiap hari mengalami:

- Rasa hati yang murung

- Hilang minat dan rasa senang

- Kurang tenaga, mudah lelah bekerja.

b. Keadaan tersebut disertai gejala:

- Penurunan konsentrasi dan perhatian

- Penurunan harga diri dan percaya diri

- Pikiran dosa dan tidak berharga

- Pandangan suram terhadap masa depan

- Ide atau tindakan mencederai/bunuh diri

- Gangguan tidur

- Penurunan nafsu makan.

Obat-obat anti depres yang dapat digunakan antara lain:a. Step 1: SSRI

Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Duloxetine, Citalopram b. Step 2: Trisiklik

Amitriptilin, Imipramine, Clomipramine c. Step 3:

Tetrasiklik (Maprotiline, Mianserin, Amoxapine); atau MAOI-reversibel (Moclobemid); atau “Atipikal” (Trazodone, Mirtazapine, Venlafaxine).

Page 21: Laporan Kasus Geriatri.docx

21

BAB III

KESIMPULAN

Tn. A Laki-Laki, 76 tahun 1 bulan dengan poliuria dan riwayat GDS 255

sehingga didiagnosis suspek diabetes melitus tipe II. Kedua kaki sering kesemutan

dan baal, kecurigaan neuropati perifer sebagai komplikasi diabetes melitus yang

berarti sebenarnya sudah berlangsung sangat lama dan tidak terdiagnosis. Ataupun

dikarenakan oleh sebab lain.

Pasien mengalami penurunan kesadaran setelah meminum 2 tablet obat

penurun gula darah sehingga pasien mengalami hipoglikemia. Obat antidiabetik

oral yang sering menyebabkan hipoglikemia adalah golongan sulfonylurea. Selain

itu, pola makan pasien hanya 1 hari sekali menjadi faktor resiko terjadinya

hipoglikemia karena intake glukosa yang kurang yang diperburuk oleh

kemungkinan menggunakan obat antidiabetik oral yang berlebihan.

Pada hipoglikemia penurunan kadar glukosa otak menyebabkan pasien

mengalami penurunan kesadaran. Hipoglikemia pada pasien ini didukung oleh

terpenuhinya trias Whipple dimana terdapat keluhan pusing lemah yang disusul

penurunan kesadaran, GDS 53 gr/dL, dan setelah ditangani secara cepat kesadaran

pulih.

Pada pasien berdasarkan perhitungan Broca dimana BB ideal ((TB-100)-

10%) pasien adalah 54 kg, kebutuhan kalori laki2 30 kal/kg, karena kurus +20%,

dan usia tua -5% diperoleh 1860 kalori dimana komposisi terdiri atas karbohidrat

60%, protein 15%, lemak 10%. Pada saat pemeriksaan pasien sudah dirawat 2 hari

dan pasien sudah tidak berada pada keadaan hipoglikemia (GDS 205) masuk pada

hiperglikemia. Namun sebaiknya diperlukan pemeriksaan GDS 2 kali lagi untuk

menyakinkan diagnosis DM. atau dapat diberikan OHO yang tidak berisiko

hipoglikemik seperti metformin atau acarbose.

Antidepresi yang digunakan adalah amitriptilin dosis kecil yang merupakan

antidepresan golongan trisiklik.

Page 22: Laporan Kasus Geriatri.docx

22

DAFTAR PUSTAKA

Cyrer PE and Stephen ND. Hypoglicemia. In Harrison’s Principles of Internal

Medicine, Vol 2, ed 18th . New York : McGraw-Hill Comp. 2012: 345: 3003-

3009

PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe II di

Indonesia. 2011

Soemadji, DW. Hipoglikemia Iatrogenik. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,

Jilid III, ed IV (edt. Aru WS,dkk). Jakarta: PPDIPD FKUI: 2006.