LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

25

Click here to load reader

description

lapkas

Transcript of LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

Page 1: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

LAPORAN KASUS

FROZEN SHOULDER

Disusun Guna memenuhi Syarat Salah Satu Tugas Formatif Kepanitraan

Klinik

Bagian Ilmu Penyakit Saraf

RSUD Tugurejo Semarang

Disusun Oleh :

Sukma Wijayanti

012085788

Pembimbing

dr. Noorjanah, Sp.S

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2013

STATUS MAHASISWA

Page 2: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

KEPANITRAAN ILMU PENYAKIT SARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG

Kasus : Frozen Shoulder

Nama Mahasiswa : Sukma Wijayanti

NIM : 01.208.5788

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. Polimeri Liquidani

Umur : 51 th

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Pendidikan : S1

Agama : Islam

Pekerjaan : Guru

Alamat : Puri anjasmoro A 10/3

No CM : 42-09-29

Dirawat di ruang : -

Tanggal masuk RS : -

Mengetahui,

II. DAFTAR MASALAH

NO Masalah Aktif Tanggal NO Masalah Tidak Aktif Tanggal

Dokter Ruangan

( )

Koordinator Mahasiswa

( )

Dokter Pembimbing

( )

Page 3: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

1.

2.

Bahu sebelah kanan

terasa kaku

Nyeri pada bahu

kanan bila digerakkan

dan diangkat

2 Agustus

2013

III. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 2 Agustus 2013 di Poli Saraf RSUD

Tugurejo Semarang

1. Keluhan Utama : bahu kanan terasa kaku

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

o Lokasi : bahu sampai lengan sebelah kanan

o Onset : keluhan dirasakan ± sudah 1 bulan lebih, keluhan

dirasakan secara perlahan

o Kualitas : bahu kanan nyeri dan kaku saat digerakkan terutama

bila untuk mengangkat tangan

o Kuantitas : pasien kesulitan dalam melakukan aktivitas terutama

saat memakai baju

o Factor memperberat : nyeri bila tangan diangkat

o Factor memperingan : -

o Gejala penyerta : nyeri pada bahu kanan

Riwayat Penyakit Sekarang / Kronologis :

Pasien datang ke Poli Saraf RSUD Tugurejo dengan keluhan bahu sebelah

kanan terasa kaku, keluhan sudah dirasakan ± sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya

pasien merasa bahu kanannya terasa kaku, bila digerakkan terasa nyeri kemudian

pasien memeriksakannya di klinik tapi tidak berkurang keluhannya malah semakin

berat, pasien juga kesulitan bila melakukan aktifitas terutama aktifitas yang harus

mengangkat bahu seperti memakai baju. Karena keluhan tidak berkurang pasien

memeriksakan tangannya ke poli saraf. Pasien mengaku jarang melakukan angkat-

Page 4: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

angkat berat, riwayat trauma disangkal. Rasa kelemahan, kesemutan pada tangan

kanan disangkal. Pasien sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini

Riwayat Penyakit dahulu

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat stroke : disangkal

Riwayat trauma : disangkal

Riwayat Keluarga

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat stroke : disangkal

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit yang sama yang dialami

pasien.

Riwayat Sosial, Ekonomi dan Pribadi

Pasien bekerja sebagai guru, tinggal dengan anak dan suaminya. Suami juga bekerja

sebagai guru. Biaya pengobatan ditanggun sendiri.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

Keadaan umum : baik

Kesadaran : Composmentis

GCS : E4M6V5

Tanda Vital

Nadi : 100x/menit, reguler, isi cukup, ekual

Pernapasan : 22 x/menit, reguler

Suhu : 37 0C

TD : 100/70 mmHg

Status Generalis

Kepala : normocephal, distribusi rambut merata. Tanda-tanda trauma (-)

Mata : CA (-/-), SI (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil bulat isokor 3mm/3mm

Hidung : Deviasi septum (-), Sekret (-/-) napas cuping hidung (-)

Page 5: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

Telinga : Normotia, Sekret (-/-)

Mulut

Mukosa bibir lembab, sianosis (-),

Lidah : simetris, tremor (-)

Leher : Tidak terlihat pembesaran KGB atau pembesaran kelenjar tyroid, kaku kuduk

(-).

Status Internus

Torax :

o Inspeksi :

Pergerakan dinding dada simetris.

Retraksi intercostal (-/-).

Penggunaan otot-otot bantu pernapasan (-)

o Palpasi :

Nyeri tekan (-/-) , tidak teraba massa

Vokal fremitus dextra-sinistra sama.

Iktus cordis teraba di ICS V linea midklavikularis kiri.

o Perkusi : Sonor seluruh lapang paru

o Auskultasi : Vesikuler + / +, ronkhi -/- , wheezing -/- , murmur (-), gallop (-)

Abdomen

o Inspeksi : Supel

o Palpasi

Nyeri tekan : Tidak ada

Hepar : Tidak teraba

Splen : Tidak teraba

Ballotement : - / -

o Perkusi : Timpani

o Auskultasi : Bising usus (+) N

STATUS NEUROLOGIS

Kesadaran : Compos mentis

Kuantitatif (GCS) : E4M6V5

Mata : pupil isokor, reflek cahaya (+/+)

Page 6: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

Tingkah laku : dalam batas normal

Perasaan Hati : dalam batas normal

Orientasi : Orientasi baik, masih mengenal tempat, waktu dan orang.

Cara Berpikir : kesan dalam batas normal

Daya Ingat : kesan dalam batas normal

Kecerdasan : kesan dalam batas normal

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS

A. Nervi Cranialis

N I. (OLFAKTORIUS) Kanan Kiri

Daya pembau Normal Normal

N II. (OPTIKUS) Kanan Kiri

Daya penglihatan

Fundus Okuli

Lapang penglihatan

Normal

Tidak dilakukan

Normal

Normal

Tidak dilakukan

Normal

N III.(OKULOMOTORIUS) Kanan Kiri

reflek cahaya langsung

Gerak mata ke atas

Gerak mata ke bawah

Gerak mata media

Ukuran pupil

Bentuk pupil

Diplopia

Normal

Normal

Normal

Normal

3 mm

Bulat, isokor

(-)

Normal

Normal

Normal

Normal

3 mm

Bulat, isokor

(-)

N IV. (TROKHLEARIS) Kanan Kiri

Page 7: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

Gerak mata lateral bawah

Diplopia

Normal

(-)

Normal

(-)

N V. (TRIGEMINUS) Kanan Kiri

Menggigit

Membuka mulut

sensibilitas

reflek kornea

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

N VI. (ABDUSEN) Kanan Kiri

Gerak mata ke lateral

Diplopia

Normal

(-)

Normal

(-)

N VII. (FASIALIS) Kanan kiri

Kedipan mata

Lipatan naso-labia

Sudut mulut

Mengerutkan dahi

Mengerutkan alis

Menutup mata

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

N VIII. (AKUSTIKUS) Kanan kiri

Mendengar suara Normal Normal

Page 8: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

Penurunan pendengaran (-) (-)

N IX. (GLOSOFARINGEUS) Kanan kiri

Arkus faring

sengau

tersedak

Normal

(-)

(-)

Normal

(-)

(-)

N X. (VAGUS) Kanan kiri

Bersuara

Menelan

(+)

(+)

(+)

(+)

N XI. (AKSESORIUS) Kanan kiri

Memalingkan kepala

mengangkat bahu

Sikap bahu

trofi otot bahu

(+)

(+)

Normal

Eutrofi

(+)

(+)

Normal

Eutrofi

N XII. (HIPOGLOSUS) Kanan kiri

Sikap lidah

kekuatan lidah

Artikulasi

trofi otot lidah

Tremor lidah

Menjulurkan lidah

Normal

Normal

Normal

(-)

(-)

Normal, bisa

Normal

Normal

Normal

(-)

(-)

Normal, bisa

Page 9: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

ANGGOTA GERAK ATAS

Lengan Atas Lengan Bawah Tangan

D S D S D S

Gerakan terbatas Bebas Bebas bebas bebas bebas

Kekuatan 2 5 5 5 5 5

Tropi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi

Tonus N N N N N N

SENSIBILITAS

Jenis

Rangsang

Lengan atas Lengan bawah Tangan

Kanan Kiri Kanan kiri kanan kiri

Taktil N N N N N N

Nyeri + + + + + +

Posisi N N N N N N

ANGGOTA GERAK BAWAH

Tungkai atas Tungkai bawah Kaki

D S D S D S

Gerakan bebas Bebas Bebas bebas Bebas bebas

Page 10: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

Kekuatan 5 5 5 5 5 5

Tonus N N N N N N

Trofi Eu Eu Eu eu Eu eu

Sensibilitas :

nyeri + + + + + +

taktil + + + + + +

posisi N N N N N N

REFLEX FISIOLOGI

Reflex Biceps : +/+

Reflex Trisep : +/+

Reflex Radius: +/+

Reflex Patella : +/+

Reflex Achilles: +/+

Reflex Glabella  : tdl

Refleks Patologik Dextra Sinistra

Babinski - -

Chaddocck - -

Oppenheim - -

Gordon - -

Schaeffer - -

Gonda - -

Rossolimo - -

Mendel-Bechterew - -

Pemeriksaan Klonus

Klonus paha/ lutut : - -

Klonus kaki : - -

Page 11: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

PEMERIKSAAN OTONOM DAN FUNGSI VEGETATIF

Miksi

Inkontinesia urin : Negatif

Retensio urin : Negatif

Defekasi

Inkontinensia alvi : Negatif

Retensio alvi : Negatif

PEMERIKSAAN TAMBAHAN

Test Mossley : +

Test Appley : +

Test Yergerson : +

V. RESUME

Pasien seorang wanita usia 51 tahun datang ke Poli Saraf RSUD Tugurejo dengan

keluhan bahu sebelah kanan terasa kaku, keluhan sudah dirasakan ± sejak 1 bulan

yang lalu. Awalnya pasien merasa bahu kanannya terasa kaku, bila digerakkan

terasa nyeri kemudian pasien memeriksakannya di klinik tapi tidak berkurang

keluhannya malah semakin berat, pasien juga kesulitan bila melakukan aktifitas

terutama aktifitas yang harus mengangkat bahu seperti memakai baju. Karena

keluhan tidak berkurang pasien memeriksakan tangannya ke poli saraf.

Pemeriksaan Fisik :

Status present

KU : baik, Kesadaran : Compos Mentis, GCS :15

TD : 100/70 mmHg, Nadi :100x/menit RR : 22x/menit T : 370c

Status Generalis

Dalam batas normal

Status neurologis :

nn. Cranialis : dbn

Motorik :

Page 12: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

Kekuatan :

2/5/5 5/5/5

5/5/5 5/5/5

Sup. Inf.

Gerakan : terbatas/ bebas bebas/bebas

R. Fisiologi : +/+ +/+

R. Patologi : (-)

Sensibilitas : dbn

Vegetasi : dalam batas normal

VI. DD

Frozen shoulder

 Bursitis subacromial

Tendinitis bicipitalis 

VII. DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis : frozen shoulder

Diagnosis Tropis : glenohumeral

Diagnosis Etiologi : inflamasi

VIII. INITIAL PLAN

IpDx

o Foto Rongent cervical-thorakal AP, lateral

o MRI

IpTx

o Non Medika Mentosa

Fisioterapi

Active exercise

SWD

o Medika Mentosa

Na diclofenak 2x50 mg

Diazepam 2x2mg

Ranitidin 2x500 mg

Page 13: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

Sohobion 1x1

IpMx

o Monitoring KU

IpEx

o Menjelaskan pada pasien dan keluarganya tentang penyakit pasien

o Sarankan pada pasien agar patuh dalam pengobatan yang sudah diberikan.

o Disarankan sering melakukan streching

IX. PROGNOSIS

Ad sanam : dubia ad bonam

Ad vital : dubia ad bonam

Ad fungsional : dubia ad bonam

Page 14: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

FROZEN SHOULDER

Definisi

Frozen shoulder, atau adhesive capsulitis adalah suatu kelainan di mana terjadi

inflamasi pada kapsul sendi bahu, yaitu jaringan ikat disekitar sendi glenohumeral,

sehingga sendi tersebut menjadi kaku dan terjadi keterbatasan gerak dan nyeri yang

kronis.

Anatomi dan Fisiologi

Sendi pada bahu terdiri dari tiga tulang yaitu tulang klavikula, skapula, dan

humerus. Terdapar dua sendi yang sangat berperan pada pergerakan bahu yaitu

sendi akromiklavikular dan glenohumeral. Sendi glenohumeral lah yang berbentuk

“ball-and-socket” yang memungkinkan untuk terjadi ROM yang luas. Struktur-

struktur yang membentuk bahu disebut juga sebgai rotator cuff. Tulang-tulang pada

bahu disatukan oleh otot, tendon, dan ligament. Tendon dan ligament membantu

member kekuatan dan stabilitas lebih. Otot-otot yang menjadi bagian dari rotator

cuff adalah m. supraspinatus, m. infraspinatus, m. teres minor, dan m.

subscapularis.

Otot-otot pada rotator cuff sangat penting pada pergerakan bahu dan menjaga

stabilitas sendi glenohumeral. Otot ini bermulai dari scapula dan menyambung ke

humerus membuat seperti cuff atau manset pada sendi bahu. Manset ini menjaga

caput humeri di dalam fossa glenoid yang dangkal.

Otot-otot pada rotator cuff menjada “ball” dalam “socket” pada sendi

glenohumeral dan memberikan mobilitas dan kekuatan pada sendi shoulder.

Terdapat dua bursa untuk memberi bantalan dan melingungi dari akromion dan

memungkinkan gerakan sendi yang lancar.

Saat terjadi abduksi lengan, rotator cuff memampatkan sendi glenohumeral,

sebuah istilah yang dikenal sebagai kompresi cekung (concavity compression),

untuk memungkinkan otot deltoid yang besar untuk terus mengangkat lengan.

Dengan kata lain, rotator cuff, caput humerus akan naik sampai sebagian keluar

dari fosa glenoid, mengurangi efisiensi dari otot deltoid.

Epidemiologi

Page 15: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

Nyeri pada bahu merupakan penyebab kelainan muskuloskletal tersering

ketiga setelah nyeri punggung bawah dan nyeri leher. Prevalensi dari frozen

shoulder pada populasi umum dilaporkan sekitar 2%, dengan prevalensi 11% pada

penderita diabetes.

Frozen shoulder dapat mengenai kedua bahu, baik secara bersamaan atau

berurutan, pada sebanyak 16% pasien. Frekuensi frozen shoulder bilateral lebih

sering pada pasien dengan diabetres dari pada yang tidak. Pda 14% pasien, saat

frozen shoulder masih terjadi pada suatu bahu, bahu kontralateral juga terpengaruh.

Frozen shoulder kontralateral biasanya terjadi dalam waktu 5 tahun onset penyakit.

Suatu relapse frozen shoulder pada bahu yang sama jarang terjadi.

Frozen shoulder sering terjadi pada pasien denga hipertiroid dan

hipertriglicemi. Meskipun berbagai penulis melaporkan bahwa penyakit jantung,

tuberkulosis, dan berbagai kondisi medis lainnya dapat berhubungan dengan FS,

namun asosiasi ini sebagian besar hanya anekdot dan tidak didukung dengan studi

case control.

Etiologi

Frozen shoulder dapat terjadi akibat suatu proses idiopatic atau akibat kondisi

mendara yang menyebabkan sendi tidak digunakan. Idiopatic frozen shoulder

sering terjadi pada dekade ke empat atau ke enam.

Rotator cuff tendinopati, bursitis subacromial akut, patah tulang sekitar collum

dan caput humeri, stroke paralitic adalah factor predisposisi yang sering

menyebabkan terjadinya frozen shoulder. Penyebab tersering adalah rotator cuff

tendinopati dengan sekitan 10% dari pasien degan kelainan ini akan mengalamai

frozen shoulder. Pasien dengan diabetes mellitus dan pasien yang tidak

menjadalani fisioterapi juga memiliki resiko tinggi. Penggunaan sling terlalu lama

juga dapat menyebabkan frozen shoulder.

Frozen shoulder dapat terjadi setelah imobilisasi yang lama akibat trauma atau

operasi pada sendi tersebut. Biasanya hanya satu bahu yang terkena, akan tetapi

pada sepertiga kasus pergerkana yang terbatas dapat terjadi pada kedua lengan.

Patofisiologi

Patofisiologi frozen shoulder masih belum jelas, tetapi beberapa penulis

menyatakan bahwa dasar terjadinya kelainan adalah imobilisasi yang lama. Setiap

Page 16: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

nyeri yang timbul pada bahu dapat merupakan awal kekakuan sendi bahu. Hal ini

sering timbul bila sendi tidak digunakan terutama pada pasien yang apatis dan pasif

atau dengan nilai ambang nyeri yang rendah, di mana tidak tahan dengan nyeri

yang ringan akan membidai lengannya pada posisi tergantung. Lengan yang imobil

akan menyebabkan stasis vena dan kongesti sekunder dan bersama-sama dengan

vasospastik, anoksia akan menimbulkan reaksi timbunan protein, edema, eksudasi,

dan akhirnya reaksi fibrosis. Fibrosis akan menyebabkan adhesi antara lapisan

bursa subdeltoid, adhesi ekstraartikuler dan intraartikuler, kontraktur tendon

subskapularis dan bisep, perlekatan kapsul sendi.

Penyebab frozen shoulder mungkin melibatkan proses inflamasi. Kapsul yang

berada di sekitar sendi bahu menebal dan berkontraksi. Hal ini membuat ruangan

untuk tulang humerus bergerak lebih kecil, sehingga saat bergerak terjadi nyeri.

Penemuan makroskopik dari patofisiologi dari frozen shoulder adalah fibrosis

yang padat dari ligament dan kapsul glenohumeral. Secara histologik ditemukan

prolifrasi aktif fibroblast dan fibroblas tersebut berubah menjadi miofibroblas

sehingga menyebabkan matriks yang padat dari kolagen yang berantakan yang

menyebabkan kontraktur kapsular. Berkurangnya cairan synovial pada sendi bahu

juga berkontribusi terhadap terjadinya frozen shoulder.

Pendapat lain mengatakan inflamasi pada sendi menyebabkan thrombine dan

fibrinogen membentuk protein yang disebut fibrin. Protein tersebut menyebabkan

penjedalan dalam darah dan membentuk suatu substansi yang melekat pada sendi.

Perlekatan pada sekitar sendi inilah yang menyebabkan perlekatan satu sama lain

sehingga menghambat full ROM. Kapsulitis adhesiva pada bahu inilah yang

disebut frozen shoulder.

Terdapat pula pendapat yang menyatakan adanya proses perrubahan vakuler

pada frozen shoulder.

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari frozen shoulder memiliki cirri khas yaitu terbagi dalam

tiga fase, nyeri, kaku, dan perbaikan. Proses alamiah dari fase-fase ini biasanya

berjalan selama 1 hingga 3 tahun.

Fase pertama sering disebut juga sebagai painful atau freezing stage, fase ini

diawalin dengan rasa nyeri pada bahu. Pasien akan mengeluhkan nyeri saat tidur

dengan posisi miring dan akan membatasi gerak untuk menghindari nyeri. Pasien

Page 17: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

akan sering mengeluhkan nyeri pada daerah deltoid. Sering kali pasien tidak akan

meminta bantuan medis pada fase ini, karena dianggap nyeri akan hilang dengan

sendirinya. Mereka dapat mencoba mengurangi nyeri dewngan analgesic. Tidak

ada trauma sebelumnya, akan tetapi pasien akan ingat pertama kali dia tidak bisa

melakukan kegiatan tertentu akibat nyeri yang membatasi pergerakan. Fase ini

dapat berlangsung selama 2 sampai 9 bulan.

Fase kedua ini disebut stiff atau frozen fase. Pada fase ini pergerakan bahu

menjadi sangat terbatas, dan pasien akan menyadari bahwa sangat sulit untuk

melalukan kegiatan sehari-hari, terutama yang memerlukan terjadinya rotasi

interna dan externa serta mengangkat lengan seperti pada saat keramas atau

mengambil sesuatu yang tinggi. Saat in pasien biasanya mempunyai keluahans

spesifik seperti tidak bisa menggaruk punggung, atau memasang BH, atau

mengambil sesuatu dari rak yang tinggi. Fase ini berlangsung selama 3 bulan

hingga 1 tahun.

Fase terakhir adalah fase resolusi atau thawing fase. Pada fase ini pasien mulai

bisa menggerakan kembali sendi bahu. Setelah 1-3 tahun kemampuan untuk

melakukan aktivitas akan membaik, tapi pemulihan sempurna jarang terjadi.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan hilangnya gerak pada segala arah baik

secara gerak aktif maupun pasif. Pada pemeriksaan fisik, fleksi atau elevasi

mungkin kurang dari 90 derajat, abduksi kurang dari 45 derajat, dan rotasi internal

dan eksternal dapat berkurang sampai 20 derajat atau kurang. Terdapat pula

restriksi pada rotasi eksternal.

Tes Appley scratch merupakan tes tercepat untuk mengeveluasi lingkup gerak

sendi aktif. Pasien diminta menggaruk daerah angulus medialis skapula dengan

tangan sisi kontra lateral melewati belakang kepala. Pada frozen shoulder pasien

tidak dapat melakukan gerakan ini. Nyeri akan bertambah pada penekanan dari

tendon yang membentuk muskulotendineus rotator cuff. Bila gangguan

berkelanjutan akan terlihat bahu yang terkena reliefnya mendatar, bahkan kempis,

karena atrofi otot deltoid, supraspinatus dan otot rotator cuff lainnya.

Faktor Resiko

Frozen shoulder lebih sering terjadi pada wanita. Frozen shoulder sering

terjadi pada orang yang pernah mengalami trauma atau operasi pada sendi bahu.

Page 18: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

Orang dengan diabetes, penyakit jantung, penyakit paru, hipertiroid, dan

hipertriglisemi cenderung berisiko untuk mengalami frozen shoulder.

Pemeriksaan Penunjang

Pada prinsipnya diagnosa frozen shoulder ditegakan berdasarkan manifestasi

klinis. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan radiologis hanya dilakukan

untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Pemeriksaan lab kadang

dilakukan karena sering pada penderita fronzen shoulder merupakan penderita

diabetes yang tidak diketahui.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dari frozen shoulder berfokus pada mengembalikan

pergerakan sendi dan mengurangi nyeri pada bahu. Biasanya pengobatan diawali

dengan pemberian NSAID dan pemberian panas pada lokasi nyeri, dilanjutkan

dengan latihan-latihan gerakan. Pada beberpa kasus dilakukan TENS untuk

mengurangi nyeri.

Langkah selanjutnya biasanya melibatkan satu atau serangkaian suntikan

steroid (sampai enam) seperti Methylprednisolone. Pengobatan ini dapat perlu

dilakukan dalam beberapa bulan. Injeksi biasanya diberikan dengan bantuan

radiologis, bisa dengan fluoroskopi, USG, atau CT. Bantuan radiologis digunakan

untuk memastikan jarum masuk dengan tepat pada sendi bahu. Kortison injeksikan

pada sendi untuk menekan inflamasi yang terjadi pada kondisi ini. Kapsul bahu

juga dapat diregangkan dengan salin normal, kadang hingga terjadi rupture pada

kapsul untuk mengurangi nyeri dan hilangnya gerak karena kontraksi. Tindakan ini

disebut hidrodilatasi, akan tetapi terdapat beberapa penelitian yang meragukan

kegunaan terapi tersebut.

Apabila terapi-terapi ini tidak berhasil seorang dokter dapat

merekomendasikan manipulasi dari bahu dibawah anestesi umum untuk

melepaskan perlengketan. Opersai dilakukan pada kasus yang cukup parah dan

sudah lama terjadi. Biasanya operasi yang dilakukan berupa arthroskopi.

Mungkin diperlukan juga fisioterapi dan latihan gerak. Fisioterapi dapat

berupa pijatan atau pemeberian panas.

Page 19: LAPORAN KASUS Frozen Shoulder

Prognosis

Pasien dengan frozen shoulder bisa sembuh, namun sebagian besar penderita frozen shoulder kehilangan sebagian fungsi gerak dari sendi bahu.