LAPORAN KASUS CHF
description
Transcript of LAPORAN KASUS CHF
LAPORAN KASUS
Nama Penderita : Ny. A
Kelamin : Perempuan
Umur : 73 tahun
Tanggal Masuk : 24/01/2013
Nama RS : Wahidin Sudirohusodo
Anamnesis : Autoanamnesis
Keluhan Utama : Sesak
Anamnesis Terpimpin
Sesak dialami sejak bulan Agustus 2012, namun dirasakan memberat ± 1 minggu
terakhir. Sesak tidak dirasakan terus menerus. Diketahui pula bahwa sesak napas yang
dialami bertambah ketika pasien beraktivitas, tidak dipengaruhi cuaca dan berkurang
saat istirahat. Pasien merasa lebih nyaman tidur malam dengan memakai 3 susun
bantal. Pasien sering terbangun pada malam hari karena sesak, PND (+). Sesak
dirasakan berkurang dengan perubahan posisi, orthopnea (+).
Nyeri dada dirasakan memberat sejak 1 minggu lalu, nyeri dada sebelah kiri, kadang-
kadang dirasakan seperti tertusuk, tidak menjalar ke bagian lain. Ada riwayat nyeri
dada hilang timbul, riwayat dirawat di RS Daya ± 4 hari yang lalu (20/01/2013).
Tidak ada batuk, tidak ada riwayat batuk
Ada mual, tidak ada muntah
Ada nyeri ulu hati, dirasakan ± 1 minggu terakhir
Tidak ada demam, tidak ada riwayat demam.
Tidak ada pusing, tidak ada sakit kepala
Perut membesar sejak ± 2 bulan terakhir, awalnya muncul bengkak pada kaki
BAB : lancar, normal
BAK : lancar, kuning
RPS :
Riwayat HT (+) diketahui 1 tahun yang lalu, tidak berobat teratur
Riwayat DM (+) diketahui 1 tahun yang lalu, tidak berobat teratur
Riwayat minum OAT (-)
Riwayat penyakit ginjal (-)
Riwayat penyakit kuning (-)
Riwayat penyakit asam urat (-)
Riwayat reumatik (-)
Riwayat konsumsi NSAIDs (-)
Pemeriksaan Fisis
Status Present : Sakit Sedang / Gizi Cukup / Composmentis
BB : 65 kg, TB : 160 cm
IMT : 25,39 (overweight)
Tanda Vital :
o Tensi : 150/80 mmHg
o Nadi : 84 x/menit
o Pernapasan : 40 x/menit
o Suhu : 36,5°C
Kepala
o Ekspresi : biasa
o Simetris muka : simetris kiri-kanan
o Deformitas : (-)
o Rambut : hitam, sukar dicabut
Mata
o Eksoftalmus / enoftalmus : (-)
o Gerakan : tidak dilakukan pemeriksaan
o Tekanan bola mata : tidak dilakukan pemeriksaan
o Kelopak mata : dbn
o Konjungtiva : anemis (-)
o Kornea : jernih
o Sclera : ikterus (-)
o Pupil : isokor, RCL +/+, RCTL +/+
Telinga
o Pendengaran : dbn
o Tophi : (-)
o Nyeri tekan di prosessus mastoideus : (-)
Hidung
o Perdarahan : (-)
o Secret : (-)
Mulut
o Bibir : tidak ada kelainan
o Tonsil : tidak ada pembesaran
o Gigi geligi : tidak ada kelainan
o Farings : tidak ada kelainan
o Gusi : tidak ada kelainan
o Lidah : tidak ada kelainan
Leher
o Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
o Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
o DVS : R+3 cmH2O, posisi 45°
o Pembuluh darah : tidak ada kelainan
o Kaku kuduk : (-)
o Tumor : (-)
Dada
o Inspeksi
Bentuk : normochest, simetris kiri=kanan
Pembuluh darah : tidak ada kelainan
Buah dada : simetris, gynecomasti (-)
Sela iga : dbn
Lain lain : (-)
Paru
o Palpasi
Fremitus raba : vocal fremitus kiri = kanan
Nyeri tekan : (-)
o Perkusi
Paru kiri : sonor
Paru kanan : sonor
Batas paru hepar : ICS V dextra anterior
Batas paru belakang kanan : setinggi CV Th. X
Batas paru belakang kiri : setinggi CV Th. XI
o Auskultasi
Bunyi pernapasan : vesikuler
Bunyi tambahan : posisi duduk, Rh +/+ mediobasal Wh -/-
Jantung
o Inspeksi : Iktus Cordis tidak teraba
o Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba
o Perkusi : pekak
o Auskultasi : BJ I/II murni regular, bising (-)
Perut
o Inspeksi : cembung, ikut gerak napas
o Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
o Palpasi : NT (-), MT (-)
Hepar : ttb
Lien : ttb
Ginjal : ttb
o Perkusi : ascites (+), shifting dullness
Punggung
o Palpasi : NT (-), MT (-)
o Nyeri ketuk : (-)
o Auskultasi : BP vesicular
Posisi duduk, Rh +/+ basal Wh -/-
o Gerakan : dbn
o Lain lain : (-)
Alat Kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan
Anus dan Rektum : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : edema dorsum pedis +/+
Diagnosis Sementara : CHF NYHA III ec CAD dd/HHD
Penatalaksanaan awal :
O2
IFVD NaCl 0,9%
Restriksi cairan
Kateter urin
Furosemide 40 mg
Captopril 12,5 mg 1-1-1
Lantus 0-0-6
Novorapid 4-4-4
Permintaan :
DR, Prot. Total, Albumin, GDS, Ur, Cr, GOT, GPT, profil lipid, elektrolit
EKG, CXR, USG Abdomen, Echocardiography
Follow Up Harian
Tanggal Perjalanan PenyakitInstruksi/terapi yang
diberikan
25/01/13T : 140/90N: 80xP: 28xS: 37°C
PH-2
S :
Sesak (+) PNO (+) DOE (+)
orthopnea (+)
Nyeri dada (+) batuk (-)
Riw. Nyeri dada (+)
Demam (-)
Perut membesar sejak ± 2
bulan sebelum masuk RS,
awalnya bengkak pada
kedua kaki
Mual (+) muntah (-) nyeri
ulu hati (+)
O:
SS/GC/CM
Anemis( -), ikterus( –)
DVS R+2 cmH2O, posisi
45°
BP : Bronkovesicular
BT : posisi duduk Rh +/+
basal, Wh -/-
BJ : I/II reguler, murmur
sistolik (-)
Peristaltik (+) kesan N
Ascites (+)
Ext : edema dorsum pedis
(+)
A :
CHF NYHA III e.c CAD dd
HHD
P:
O2 2-4
IFVD NaCl 0,9%
Restriksi cairan
Kateter urin
Furosemide 40 mg
Aspilet 80mg
Lantus 0-0-6
Novorapid 4-4-4
CXR :
- Cardiomegali dgn
arterosklerosis aorta
- Elevasi kedua
diafragma
EKG :
- Atrial fibrilasi
- Q patologis
- ST elevasi pada V3, V4
13/11/12
T : 110/90
N: 64x/i
P: 32x/i
S: 36°C
GDS : 148Ur : 17Cr : 0,7SGOT : 30SGPT : 41
Elektrolit :Na : 146K : 3,61Cl : 107
WBC : 9,91RBC : 3,47Hb :10,3PLT : 260
PH-3
S :
Sesak (+) PNO (+) DOE (+)
orthopnea (+)
Nyeri dada (+) batuk (+)
Riw. Nyeri dada (+)
Perut membesar sejak 2
bulan terakhir, awalnya
bengkak pada kedua kaki
BAB : sudah tadi pagi
O:
SS/GC/CM
Anemis( -), ikterus( –)
DVS R+3 cmH2O, posisi
45°
BP : Bronkovesicular
BT : posisi duduk Rh +/+
basal, Rh -/-
BJ : I/II reguler, murmur
sistolik (+) pada katup
mitral grade 3/6 punctum
maximum ICS-4
Peristaltik (+) kesan N
Ascites (+) shifting
dullness
Hepar / Lien ttb
Eks : edema dorsum pedis
(+)
A :
CHF NYHA III e.c susp. CAD
dd/ HHD
Acute on CKD
P:
O2 2-4
Connecta
Restriksi cairan
Furosemide 40 mg
Captopril 12,5 mg 1-1-1
Pasang kateter urine
EKG :
- Poor R wave progress
V1
- Left Axis Deviation
14/11/12
T : 120/70
N: 70x/i
P: 28x/i
S: 35,4°C
PH-4
S :
Sesak (+) menurun
PNO (+) DOE (+)
orthopnea (-)
Nyeri dada (-) batuk (-)
BAB : sudah tadi pagi
O :
SS/GC/CM
Anemis( -), ikterus( –)
DVS R+3 cmH2O, posisi
45°
BP : Bronkovesicular
BT : posisi duduk Rh +/+
basal, Rh -/-
BJ : I/II reguler, murmur
sistolik (+) pada katup
mitral grade 3/6 punctum
maximum ICS-4
Peristaltik (+) kesan N
Ascites (+) shifting
dullness
Hepar / Lien ttb
Ext : edema dorsum pedis
+/+
A :
- CHF NYHA III e.c CAD
dd/ HHD
- Acute on CKD
P:
O2 2-4
Connecta
Restriksi cairan
Lasix 2amp/12j/iv
Captopril 12,5 mg 1-1-1
Laxadyn 3x1
Asetil salisilat 80 mg 1-0-0
Albumin, globulin
Echocardiografi
Bil. direct, bil. Indirect
Pro. Tot
Profil lipid
Echocardiografi:
- Fungsi segmental &
global LV menurun,
EF 25%
- LV dilatasi
- Fungsi sistolik RV
menurun
- MR mild
- AR trivial
- PR trivial
- Global hipokinetik
- PH moderate
- Disfungsi diastolik
15/11/12
T : 120/90
N: 74x/i
P: 28x/i
PH-5
S :
Bengkak seluruh tubuh
berkurang
P:
O2 2-4
Connecta
Restriksi cairan
S: 36,1°C BAB : kesan normal
BAK : 750 cc
O :
SS/GC/CM
Anemis( -), ikterus( –),
subikterik (-)
BP : Bronkovesicular
BT : posisi duduk Rh +/+
basal, Wh -/-
BJ : I/II reguler, murmur
sistolik (-)
Peristaltik (+) kesan N
Ascites (+s) shifting
dullness
Hepar / Lien ttb
Ext : edema dorsum pedis
+/+
A :
- CHF NYHA III e.c CAD
dd/ HHD
- Acute on CKD
Lasix 2amp/12j/iv
Captopril 12,5 mg 1-1-1
Laxobcron 0-0-1
Aspillet 80 mg 1-0-0
P.monitoring :
Bil. Direct, bil indirect
Prot. Tot
Profil lipid
Rencana analisa cairan
ascites
RESUME
Seorang perempuan 73 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan dyspneu yang
dialami sejak ± 5 bulan terakhir dan memberat ± 1 minggu terakhir. Dyspneu tidak dirasakan
terus menerus. Diketahui pula bahwa dyspneu yang dialami bertambah ketika pasien
beraktivitas (dyspnea d’effort), tidak dipengaruhi cuaca dan berkurang saat istirahat. Pasien
merasa lebih nyaman tidur malam dengan memakai 3 susun bantal. Pasien sering terbangun
tengah malam karena dyspneu. Dyspneu dirasakan membaik bila pasien merubah posisi dari
berbaring menjadi duduk. Ada chest pain. Chest pain dirasakan memberat sejak 5 bulan lalu,
chest pain sebelah kiri, kadang-kadang dirasakan seperti tertusuk, tidak menjalar ke bagian
lain. Ada riwayat nyeri dada hilang timbul, tidak pernah berobat ke dokter sebelumnya. Ada
edema pada kedua ekstremitas bawah. BAB : lancar, kesan normal. BAK : lancar, kuning.
Ada riwayat tekanan darah tinggi diketahui 1 tahun yg lalu, tidak berobat teratur. Ada riwayat
DM diketahui 1 tahun yang lalu, tidak berobat teratur. Sebelumnya pernah merasakan nyeri
dada yang sama.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan sakit sedang, gizi baik, composmentis. Tekanan darah :
150/80 mmH20, nadi (arteri radialis): 84 x/menit, reguler Pernapasan : 40 x/menit, tipe
thoracoabdominal, suhu axilla: 36,50C. Kepala, mata, telinga, hidung, dan bibir dalam batas
normal, sedangkan leher, DVS : R + 3 cmH2O, 45°. Pada pemeriksaan thoraks secara
auskultasi didapatkan BP : bronko vesikuler, BT : Rh : +/+ (posisi duduk, basal pulmo),
Wh : -/-. Pada pemeriksaan cor, didapatkan batas kiri ICS V linea axillaris anterior, bunyi
jantung I/II murni regular. Pemeriksaan genital, anus dan rektum tidak dilakukan sementara
pada ekstremitas diperoleh edema dorsum pedis.
Hasil pemeriksaan penunjang. Laboratorium : RBC 3,47 x 103/mm 3, WBC 9,91 x 103/mm3 ,
HGB 10,3 g/dl, HCT: 31,2%, PLT: 260 x 103/mm 3, NEU 76,6 %, LYM 14,1 %, MON 6,8
%, Albumin 3,4 g/dl ,SGOT 29, SGPT 27, Glukosa 223 mg/dl, Ureum 78 mg/dl, Kreatinin
1,8 mg/dl, Asam Urat 4,5 mg/dl. Kolesterol total 162, LDL Cholesterol 118, HDL
Cholesterol 29, Trigliserida 73, Natrium 135 mmol/lt, Kalium 4,0 mmol/lt, Chlorida 106
mmol/lt.
Foto thorax PA : kardiomegali dengan arterosklerosis aorta serta elevasi kedua diafragma.
EKG 12/10/2012 menunjukkan sinus ritme 74 bpm, atrial fibrilasi, Q patologis, ST elevasi
pada V3, V4 dapat dikarenakan anterior myocardial ischemic.
EKG 13/10/2012 menunjukkan sinus ritme 75 bpm, poor R wave progress V1, Left Axis
Deviation
Echocardiografi:
Fungsi segmental & global LV menurun, EF 25%
LV dilatasi
Fungsi sistolik RV menurun
MR mild
AR trivial
PR trivial
Global hipokinetik
PH moderate
Disfungsi diastolik
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang maka pasien ini kami
diagnosis CHF NYHA III e.c Coronary Artery Disease dd Hipertention Heart Disease
DISKUSI
Penegakan Diagnosis
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan utama sesak napas. Sesak napas
mengindikasikan adanya penyakit mendasar berupa kelainan kardiovaskuler, pulmoner
ataupun neuromuskuler. Namun berdasarkan anamnesis, ditemukan bahwa sesak napas yang
dialami pasien berlangsung secara gradual sejak 5 bulan terakhir. Dyspneu dirasakan
membaik bila pasien merubah posisi dari berbaring menjadi duduk. Diketahui pula bahwa
sesak napas yang dialami bertambah ketika pasien beraktivitas (dyspnea d’effort). Pasien juga
sering terbangun tengah malam karena sesak napas (paroxysmal nocturnal dyspnea). Gejala
tersebut di atas (PND) merupakan gejala khas kelainan jantung, khususnya gagal jantung
kongestif. Pemeriksaan fisis ditemukan peningkatan DVS R+3 cmH2O pada posisi 45°,
ronkhi paru basal pada posisi duduk, edema kedua extremitas bawah, abdomen asites
(shifting dullness).
Berdasarkan kriteria Framingham, diagnosis gagal jantung kongestif dapat ditegakkan
pada pasien di atas apabila terdapat paling sedikit 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor. Dari
anamnesis dan pemeriksaan fisis sudah bisa ditegakkan diagnosis gagal jantung kongestif
karena sudah ditemukan 3 kriteria mayor yaitu PND, ronkhi paru, peningkatan DVS dan 2
kriteria minor dyspnea d’effort dan edema extremitas bawah.
Diagnosis gagal jantung kongestif semakin ditegakkan dengan hasil pemeriksaan fisis
dan penunjang. Foto thoraks PA : kardiomegali dengan arterosklerosis aorta serta elevasi
kedua diafragma. EKG sinus ritme 74 bpm, atrial fibrilasi, Q patologis, ST elevasi pada V3,
V4 dapat dikarenakan anterior myocardial ischemic, poor R wave progress V1, serta Left
Axis Deviation.
Untuk menentukan derajat beratnya suatu gagal jantung kongestif/congestive heart
failure (CHF) pada pasien di kasus dalam pengaruhnya terhadap aktivitas dimana pasien
sama sekali tidak bisa melakukan aktivitas apapun dan harus tirah baring maka digunakan
kriteria menurut The New York Heart Association (NYHA) dan dari kriteria tersebut pasien
didiagnosa CHF NYHA III. Pada EKG menunjukkan sinus Ritme 74 bpm, poor R wave
progress V1, ST elevasi pada V3, V4 dapat dikarenakan anterior myocardial ischemic, serta
pada foto thoraks didapatkan kardiomegali dgn arterosklerosis aorta. Sehingga penyebab
gagal jantung pada pasien adalah penyakit jantung koroner (CAD).
Pengobatan
Dalam terapi pada kasus di atas diperlukan beberapa jenis penanganan. Yang pertama
adalah penanganan secara umum untuk mengurangi gejala (penanganan simtomatis)
kemudian diikuti penanganan secara khusus terhadap penyebab dasar yang menyebabkan
gagal jantung (penanganan kausatif), dalam hal ini Hipertensi grade I yang lama.
Terapi utama gagal jantung, kita dapat berpatokan pada standar AHA/ACC 2005 (The
2005 American Heart Association/American College of Cardiology Guidelines Update for
The Diagnosis and Management of Chronic Heart Failure in The Adult). Berdasarkan
guidline tersebut, pasien ini dapat dikategorikan dalam gagal jantung stage C karena
mengalami serangan gagal jantung sebagai akibat struktural pada jantung. Obat yang
diberikan berupa ACE_Inhibitor, beta blocker dan digitalis.
Terapi pada pasien tersebut terdiri atas terapi farmakologis dan non-farmakologis:
1. Non-Farmakologis
- Oksigen 2 – 4 liter permenit untuk mempertahankan saturasi oksigen 95%-98%.
- Diet rendah garam untuk retriksi Na* yang dikonsumsi.
2. Farmakologis
- Lasix (diuretik) IV dengan tujuan mengurangi kongestif secara cepat melalui
mekanisme penurunan preload.
- Obat anti hipertensi. Pada pasien kasus di atas obat yang diberikan adalah salah satu
obat golongan ACE Inhibitor yaitu Captopril 12,5 mg 1-1-1. Captopril merupakan
penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE) generasi kedua. Mekanisme
kerjanya membentuk kompleks yang stabil dengan ACE, sehingga kerja ACE
terhambat. Prinsip kerja dari ACE adalah mengubah angiotensin I menjadi
angiotensin II. Angiotensin II mempunyai banyak kerja, diantaranya vasokonstriksi
dan pelepasan aldosteron dari adrenal, juga menyebabkan perubahan trophic pada
jantung dan pembuluh darah. Captopril menghambat pembentukan angiotensin II
sehingga menyebabkan: penurunan resistensi vaskular, penurunan retensi natrium dan
air, penurunan efek trophic dari angiotensin II pada jantung dan pembuluh darah serta
cegah remodeling/ hambat perluasan kerusakan miokard.
- Aspillet merupakan obat anti trombotik. Jenis obat ini berfungsi untuk menghambat
agreagasi trombosit sehingga menghambat pembentukkan trombus yang terutama
sering ditemukan pada sistem arteri.