LAPORAN KASUS ANAK
Click here to load reader
-
Upload
fachry-al-rafiqi -
Category
Documents
-
view
60 -
download
2
Transcript of LAPORAN KASUS ANAK
![Page 1: LAPORAN KASUS ANAK](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100400/557211b0497959fc0b8f5c14/html5/thumbnails/1.jpg)
STATUS PENDERITA
Nomor Rekam Medik :
Tanggal dan Pukul Masuk RSAM : 5 November 2012 pukul WIB
I. IDENTITASA. Pasien
Nama : Bayi Welly Jaya
Tempat / Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 31 Oktober 2012
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia :
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Sukabumi
B. Orang Tua Pasien Ayah Ibu
Nama : Tn. Ny.
Umur : tahun tahun
Agama : Islam Islam
Perkawinan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
![Page 2: LAPORAN KASUS ANAK](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100400/557211b0497959fc0b8f5c14/html5/thumbnails/2.jpg)
ANAMNESIS
I. Keluhan Utama :Bayi malas menyusui
II. Riwayat Penyakit Sekarang :Bayi kurang bulan tidak sesuai masa kehamilan, dengan berat lahir 1600gr rujukan dari RSUD Kota Bandar Lampung, dikirim ke RSAM dengan keluhan utama bayi malas menyusui. Bayi masuk ruangan perinatologi RSAM dengan tangis merintih, gerakan aktif, napas adekuat, tidak tampak retraksi dinding dada, tidak terlihat biru pada bibir dan ekstermitas. Bayi lahir ………. dengan indikasi……
III. Riwayat Kehamilan Ibu :Kehamilan merupakan kehamilan ke, ibu mengaku biasa ANC di, riwayat hipertensi dan perdarahan pada kehamilan?, sebelum melahirkan os mengalami riwayat….
IV. Riwayat Persalinan Bayi lahir spontan, letak ? indikasi, BBL, apgar skor, tangis? Sianosis?
V. Pemeriksaan FisikKeadaan umum : lemahKesadaran : compos mentisBerat badan : 1600grPanjang badan :Lingkar kepala :Lingkar lengan atas :Refleks menghisap : lemahRefleks menggenggam : lemahRefleks babinski : lemahTonus : aktif
1. Tanda-Tanda VitalSuhu : 36,2 °C diukur di aksilaNadi : 168x/ menitRespirasi :
![Page 3: LAPORAN KASUS ANAK](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100400/557211b0497959fc0b8f5c14/html5/thumbnails/3.jpg)
2. Penampakan UmumAktivitas : MenurunWarna Kulit : KemerahanCacat Bawaan Yang Tampak (-)
3. KepalaBentuk Kepala : simetris, lonjong, lecet (-) Ubun-Ubun Besar : datarGambaran wajah : simetrisMata : bersih, ikterik (+)Telinga : tampak dalam batas normalHidung : tampak dalam batas normal, napas cuping hidung (-/-)Mulut : sianosis (-), palatoschizis (-).
4. Paru-paruInspeksi : dinding dada simetris, retraksi dinding dada (-)Palpasi : gerakan dinding dada simetrisPerkusi : sonor pada kedua lapang paruAuskultasi : vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)Penilaian pernapasan : napas spontan, sedikit cepat.
5. JantungInspeksi : ictus cordis terlihatPalpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : Auskultasi : bunyi jantung I-II reguller, murmur (-), gallop (-)
6. AbdomenInspeksi : distensi (-), organomegali (-).Palpasi : massa (-), hepar-lien tidak terabaPerkusi : timpani diseluruh lapang abdomenAuskultasi : bising usus normal
7. Genitalia eksterna : Perempuan, dalam batas normal
![Page 4: LAPORAN KASUS ANAK](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100400/557211b0497959fc0b8f5c14/html5/thumbnails/4.jpg)
8. Anus dan rektum : Anus(+), mekonium (+)
VI. Pemeriksaan PenunjangDarah, 6 November 2012 :
Bilirubin total : 20,6Bilirubin direk : 0,5Bilirubin indirek : 20,1GDS : 93 mg/dL
Darah, 9 November 2012:Bilirubin total : 8,1Bilirubin direk : 0,8Bilirubin indirek : 7,3
Ro. Thorax, 13 November 2012 :FotoKesan : Meteorismus,
Tidak ditemukan pneumoperitoneum maupun pneumatisasi intestinum.
RESUME
Bayi Perempuan, 5 hari, lahir kurang bulan tidak sesuai masa kehamilan dengan berat lahir 1600gr dan panjang. Rujukan dari RSUD Kota Bandar Lampung dengan keluhan malas menyusui, pergerakan aktif, usia gestasi … minggu, bayi dikirim dari UGD RSAM ke bagian perinatologi RSAM.
Diagnosis Kerja :
BBLR + Prematuritas Murni
Penatalaksanaan
TABEL 22 HARI FOLLOW UP
(lagi gue buat kak, panjang.. nanti tinggal di copas)
![Page 5: LAPORAN KASUS ANAK](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100400/557211b0497959fc0b8f5c14/html5/thumbnails/5.jpg)
DISKUSI
Telah dilaporkan seorang bayi perempuan umur 5 hari, rujukan dari RSUD Kota Bandar
Lampung, datang dengan keluhan bayi malas menyusui. Didiagnosis dengan BBLR +
Prematuritas Murni. Diagnosis kerja ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Berdasarkan anamnesis yang didapatkan dari riwayat kehamilan dan persalinan,
ibu.............................................................................................................................(riwayat
kehamilan, kelahiran, resusitas, A/S nya.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 1600gr, panjang .. cm.
TATALAKSANA YANG DILAKUKAN
1. Pemberian Antibiotik Ceftazidine
Tatalaksana awal yang dilakukan pada pasien ini adalah rawat dalam inkubator, Pada
pasien ini diberikan terapi antibiotik profilaksis karena BBLR rentan terhadap infeksi
tinggi dari nasokomial. Antibiotik yang diberikan adalah Ceftazidine 80mg/12 jam,
sampai hari ke lima perawatan. Pada hari ke 4 diberikan tambahan antibiotik Amikasin
15mg/12 jam karena (....??.). setelah hasil kultur sensitivitas antibiotik menunjukkan hasil
sensitivitas yang rendah terhadap kedua antibiotik tersebut, dan melihat mulai timbulnya
tanda sclerema (+), maka antibiotik ceftazidine dan amikasin di stop pada hari ke 6, dan
digantikan dengan antibiotik Ronem yang sensitivitasnya lebih tinggi, dengan dosis
45mg/8jam.
2. Pemberian Aminofilin
Pada umumnya pemberian aminofilin diberikan pada neonatus dengan apnoe, pada kasus
ini, bayi datang dengan retraksi dinding dada (-), meskipun demikian mengingat usia bayi
masih .......minggu, dan pada usia tersebut fungsi paru-paru blm baik, maka aminofilin
diberikan dengan dosis loading 10mg, lalu dilanjutkan dengan dosis maintenance
4,5mg/12jam.
![Page 6: LAPORAN KASUS ANAK](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100400/557211b0497959fc0b8f5c14/html5/thumbnails/6.jpg)
3. Pemberian Ranitidine
Ranitidine diberikan pada hari pertama perawatan, dikarenakan residu (+) air susu yang
didapatkan pada hari pertama bayi dirawat. Lalu pemberian ranitidine di stop pada hari ke
dua, karna sudah tidak didapatkan lagi cairan residu.
4. Pemberian bolus dextrosa 105%
Pada perawatan hari ke 12, bayi diberikan bolus D10%, ????????
5. Kebutuhan cairan bayi
(ini nanti dibahas, gmn biar sesuai dengan kebutuhannya.. termasuk kita bahas soal
minum susunya dosisnya brp per 3jam)
6. Phototerapi
Dilakukan fototerapi hari ke 2 dan ke 3 perawatan (karna hasil lab nya kan tinggi, pas
dicek bil ulang udh normal dan bayi ga kuning2 lagii.. )
![Page 7: LAPORAN KASUS ANAK](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100400/557211b0497959fc0b8f5c14/html5/thumbnails/7.jpg)
TINJAUAN PUSTAKA
BAYI BERAT LAHIR RENDAH
I. Definisi
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. 2 Sumber lain mendefinisikan
sebagai bayi dengan berat badan lahir dibawah persentil 10 dari perkiraan berat menurut
masa gestasi. 1,5
II. Epidemiologi
Angka prevalensi dari BBLR adalah sekitar 10 % dari semua kehamilan. Jumlah ini
bervariasi pada tiap populasi. Sejumlah 3-5 % dari kejadian BBLR terjadi pada keadaan ibu
yang sehat, dan lebih dari 25 % kejadian terjadi pada keaddan ibu dengan kehamilan resiko
tinggi.4
Belum didapatkan data akurat mengenai angka kejadian BBLR di Indonesia. Dari sebuah
laporan Departemen Kesehatan DI Yogyakarta pada tahun 2005, kejadian BBLR
berjumlah 10% dari seluruh kelahiran bayi di daerah tersebut pada tahun yang sama.6
III. Etiologi
Etiologi BBLR ada yang berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Berikut akan
dikelompokkan etiologi BBLR berdasarkan 3 faktor di atas.1
Faktor Ibu :
Toxemia
Hipertensi dan/atau penyakit ginjal
Hipoksemia (misalnya: menderita penyakit jantung atau paru)
![Page 8: LAPORAN KASUS ANAK](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100400/557211b0497959fc0b8f5c14/html5/thumbnails/8.jpg)
Malnutrisi (mikro dan makro)
Menderita penyakit kronis
Anemia sel sabit
Konsumsi obat-obatan,alkohol, rokok.
dsb.
Faktor Janin :
Kelainan kromosom (autosomal trisomi)
Infeksi pada janin (cytomegalic inclusion disease, rubella kongenital, sifilis)
Anomali kongenital
Radiasi
Kehamilan ganda
Hipoplasi pankreas
Defisiensi insulin
Defisiensi insulin-like growth factor type 1.
dsb.
Faktor plasenta :
Penurunan berat plasenta dan/atau selularitas plasenta
Penurunan luas permukaan plasenta
Villous plaentitis (disebabkan bakteri, virus, parasit)
Infark plasenta
Tumor ( mola hidatidosa, chorioangioma)
Plasenta terpisah
dsb.
IV. Patofisiologi
![Page 9: LAPORAN KASUS ANAK](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100400/557211b0497959fc0b8f5c14/html5/thumbnails/9.jpg)
Dari berbagai etiologi di atas, secara garis besar terjadinya BBLR adalah sebagai
berikut2 :
Plasenta
Berat lahir memiliki hubungan yang berarti dengan berat plasenta dan luas
permukaan villus plasenta. Aliran darah uterus, juga transfer oksigan juga transfer
oksifen dan nutrisi plasenta dapat berubah pada berbagai penyakit vaskular yang
diderita ibu. Disfungsi plasenta yang terjadi sering berakibat gangguan
pertumbuhan janin. Dua puluh lima sampai tiga puluh persen kasus gangguan
pertumbuhan janin dianggap sebagai hasil penurunan aliran darah uteroplasenta
pada kehamilan dengan komplikasi penyakit vaskular ibu. Keadaan klinis yang
meliputi aliran darah plasenta yang buruk meliputi kehamilan ganda, penyalah-
gunaan obat, penyakit vaskular (hipertensi dalam kehamilan atau kronik), penyakit
ginjal, penyakit infeksi (TORCH), insersi plasenta umbilikus yang abnormal, dan
tumor vaskular.
Malnutrisi
Ada dua variabel bebas yang diketahui mempengaruhi pertumbuhan janin, yaitu
berat ibu sebelum hamil dan pertambahan berat ibu selama hamil. Ibu dengan berat
badan kurang seringkali melahirkan bayi yang berukuran lebih kecil daripada yang
dilahirkan ibu dengan berat normal atau berlebihan. Selama embriogenesis status
nutrisi ibu memiliki efek kecil terhadap pertumbuhan janin. Hal ini karena
kebanyakan wanita memiliki cukup simpanan nutrisi untuk embrio yang tumbuh
lambat. Meskipun demikian, pada fase pertunbuhan trimester ketiga saat hipertrofi
seluler janin dimulai, kebutuhan nutrisi janin dapat melebihi persediaan ibu jika
masukan nutrisi ibu rendah. Data upaya menekan kelahiran BBLR dengan
pemberian tambahan makanan kepada populasi berisiko tinggi (riwayat nutrisi
buruk) menunjukkan bahwa kaloi tambahan lebih berpengaruh terhadap
peningkatan berat janin dibanding pernmbahan protein.
Infeksi
Infeksi virus tertentu berhubungan dengan gangguan pertumbuhan janin. Wanita-
wanita dengan status sosioekonomi rendah diketahui melahirkan bayi dengan
gangguan pertumbuhan maupun bayi kecil di samping memiliki insidensi infeksi
![Page 10: LAPORAN KASUS ANAK](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100400/557211b0497959fc0b8f5c14/html5/thumbnails/10.jpg)
perinatal yang lebih tinggi. Bayi-bayi yang menderita infeksi rubella kongenital dan
sitomegalovirus (CMV) umumnya terjadi gangguan pertumbuhan janin, tidak
tergantung pada umur kehamilan saat mereka dilahirkan.
Faktor genetik
Diperkirakan 40% dari seluruh variasi berat lahir berkaitan dengan kontribusi
genetik ibu dan janin. Wanita normal tertentu memiliki kecendrungan untuk
berulang kali melahirkan bayi dengan berat lahir rendah atau keil untuk masa
kahamilan (tingkat pengulangan 25%-50%), dan kebanyakan anita tersebut
dilahirkan dalam keadaan yang sama. Hubungan antara berat lahir ibu dan janin
berlaku pada semua ras.
V. Diagnosis
Kriteria diagnostik pada BBLR adalah sabagai berikut 3 :
1. Menentukan usia kehamilan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT),
ukuran uterus dan USG.
2. Penilaian janin :
Klinis
Pengukuran berat dengan tinggi fundus. Taksiran berat janin diukur
dengan rumus Johnson’s yaitu :
(tinggi fundus – 12) x 135 = .... gr
Kadar hormon ibu
Kadar estriol dan human placental lactogen rendah.
USG
Diameter biparietal < optimal
Berkurangnya ukuran lingkaran abdomen menunjukkan bayi kecil
masa kehamilan yang asimetris
Rasio lingkar kepala dan perut > 1 menunjukkan adanya bayi kecil
masa kehamilan yang asimetris
![Page 11: LAPORAN KASUS ANAK](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100400/557211b0497959fc0b8f5c14/html5/thumbnails/11.jpg)
Panjang femur yang rendah menunjukkan adanya bayi kecil masa
kehamilan yang simetris
3. Penilaian bayi baru lahir :
Ukuran berat badan lahir lebih rendah dari masa kehamilan (sesuai dengan
batasan).
Penentuan masa kehamilan berdasarkan HPHT dan atau berdasarkan
pemeriksaan fisik dan neurologis.
Berikutnya dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang (untuk mengetahui ada tidaknya
infeksi, kelainan kromosom, dan penggunaan obat-obatan oleh ibu) jika tidak ada riwayat
ibu menderita penyakit atau kelainan yang dapat mengakibatkan bayi lahir dengan berat
lahir rendah.
![Page 12: LAPORAN KASUS ANAK](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100400/557211b0497959fc0b8f5c14/html5/thumbnails/12.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Stoll Barbara, Chapman. The High-Risk Infant, In : Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, editors. Nelsons Textbook of Pediatrics. 18th Edition. Philadelphia : Saunders, 2007 ; p 701-10.
2. Dalmanik Sylvia M. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi. Dalam : Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI 2008 ; 11-30.
3. Sukadi A. Pedoman Terapi Penyakit Pada Bayi Baru Lahir. Bandung : FKUP 2002.
4. Dogra VS. 2006. Intrauterine Growth Retardation from www.emedicine.com
5. Vandenbosche RC, Kirchner JT. 1998. Intrauterine Growth Retardation from www.aafp.com
6. Profil Kesehatan Propinsi D.I Yogyakarta Tahun 2005. Dinas Kesehatan Propinsi D.I Yogyakarta. 2005. Dari www.depkes.go.id