LAPORAN KASUS aji
-
Upload
tri-aji-pujo-s -
Category
Documents
-
view
222 -
download
1
Transcript of LAPORAN KASUS aji
LAPORAN KASUS
ILMU KESEHATAN JIWA
Oleh:
TRI AJI PUJO SEMBODO
112011101049
Dokter Pembimbing:
dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ
Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya
SMF Psikiatri di RSD dr.Soebandi Jember
LAB/SMF PSIKIATRI RSD DR. SOEBANDI JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. HS
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Salesman
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Iman Bonjol No. 117 Gang Damai, Kec.
Kaliwates, Jember
Status marital : Menikah
Tanggal pemeriksaan : 22 September 2015
II. Anamnesa
Pasien merupakan pasien baru poli psikiatri RSD dr. Soebandi Jember
yang datang memeriksakan diri pada tanggal 22 September 2015.
III. Keluhan Utama
Dada berdebar-debar yang disertai detak jantung yang tak beraturan.
IV. Riwayat Penyakit sekarang
a. Autoanamnesis (22 September 2015)
Pasien datang memeriksakan diri di Poli Psikiatri RSD dr. Soebandi
Jember, pasien suka merasa berdebar-debar, kesemutan sesaat makan
makanan yang bersantan. Semalam pasien makan krupuk rambak kemudian
merasa berdebar-debar. 2 bulan yang lalu, pasien dirawat di RS Bina Sehat
dan ditangani oleh spesialis jantung tetapi tidak apa-apa. Dahulu pasien
pecandu kopi dan rokok namun berhenti total setelah dirawat di RS Bina
Sehat. Setelah tidak mengkonsumsi rokok dan kopi, pasien sering melamun,
pusing dan banyak yang dipikirkan
b. Autoanamnesis (home visite 28 September 2015)
Saat pemeriksa tiba, pasien bersama dengan anak kedua dan istrinya
sedang bersantai menonton televisi. Pasien tinggal di rumah tersebut bersama
istri dan kedua anaknya, rumah terletak di sebuah gang di pemukiman padat,
nampak bersih dan tertata rapi. Pasien mempersilahkan masuk dan berbincang
di ruang tamu.
Saat ditanya, pasien merasa dirinya baik-baik saja, pasien tidak
mengeluhkan dadanya berdebar-debar. Keluhan dada berdebar-debar muncul
terakhir kali seminggu yang lalu, malam hari setelah pasien memeriksakan
diri ke Poli Psikiatri RSD dr. Soebandi. Pasien merasakan dada berdeba-debar
diikuti dengan denyut jantung yang tidak beraturan kemudian sedikit pusing.
Malam harinya pasien sulit tidur dan tertidur kira-kira pukul 12 malam.
Menurut pasien, keluhan ini muncul karena pasien merasa ketakutan setelah
memeriksakan diri dan bertemu pasien jiwa lainnya, pasien takut kondisinya
menjadi lebih buruk.
Keluhan dada berdebar-debar diikuti pusing dan keringat dingin
dirakan pasien sejak diketahui bahwa kakek dan tante beliau terkena penyakit
jantung, pasien merasa takut dirinya juga terkena penyakit yang sama.
Keluhan tersebut dirasakan semakin memberat diikuti dengan badan yang
terasa lemas dan kaki kesemutan bila terjadi serangan. Keluhan terberat ini
dialami pasien sejak 2 bulan yang lalu hingga pasien dirawat di RS Bina
Sehat, setelah 2 hari MRS dan diperiksa Spesialis Jantung, tidak ditemukan
kelainan apapun. Pasien akhirnya memutuskan untuk pulang. Saat perjalan
pulang, terjadi serangan lagi dan kemudian pasien berpindah ke RS Kaliwates.
Dari pemeriksaan di RS Kaliwates, tidak ditemukan kelainan apapun, dan
pasien merasa sehat kembali.
Keluhan dada berdebar-debar dapat muncul saat pasien merasa salah
mengkonsumsi makanan (makanan berlemak), saat kelelahan, dan saat sedang
emosi. Namun seringkali pasien merasa bisa melawan kelaian tersebut.
Sebelum MRS di RS Bina Sehat pasien sudah mengunjungi 3 dokter
umum, namun keluhan tetap ada, dari ketiga dokter tersebut mengatakan
bahwa pasien tidak memiliki kelainan apapun dan hanya terjadi serangan
panik. Pasien sering melakukan tensi untuk mengukur tekanan darah bahkan
saat serangan terjadi, tetapi hasilnya selalu normal. Pasien telah melakukan
pemeriksaan laboraturium lengkap dan foto rontgent dada namun hasilnya
normal dan tidak ditemukan apa-apa.
Pasien mengatakan tidak pernah bermimpi buruk dan tidak pernah
tiba-tiba terbangun, namun pasien tidak bisa tidur bila memikirkan sesuatu.
Saat ditanya apakah ada yang dipikirkan atau mengganggu, pasien
mengatakan tidak memikirkan apa-apa. Pasien tidak pernah mendengar atau
melihat hal-hal yang aneh.
Dalam kehidupan sehari-hari, pasien mengatakan tidak memiliki
masalah yang berarti, baik di lingkungan keluaga, tempat tinggal, maupun
lingkungan pekerjaan. Pasien bekerja sebagai salesman di Bondowoso dan
setiap hari pulang-pergi menggunakan sepeda motor. Dahulu pasien perokok
dan mengkonsumsi kopi sampai 5-6 gelas perhari. Namun setelah MRS pasien
berhenti total dari kebiasaan tersebut.
c. Heteroanamnesa (Istri pasien Sri Wahyuni, 28 September 2015)
Saat melakukan home visite di rumah pasien, istri pasien sedang
menggendong anak keduanya yang berumur 4 bulan. Menurut istri pasien,
keluhan dada berdebar-debar diikuti pusing dan keringat dingin dirakan pasien
sejak diketahui bahwa kakek dan tante beliau terkena penyakit jantung, pasien
merasa takut dirinya juga terkena penyakit yang sama. Kadang pasien juga
mengatakan tiba-tiba dadanya berdebar-debar seperti serangan jantung. Tetapi
hilang sendiri setelah 10-15 menit.
Pasien juga sangat menghindari makanan berlemak dan santan, takut
makan walaupun cuma sedikit. Karena menurut pasien makanan tersebut bisa
menimbulkan serangan.
Pasien sudah beberapa kali ke dokter namun sering kali obat yang
diberikan dokter tidak diminum, bahkan saat periksa ke Poli Psikiatri RSD dr.
Soebandi obat terapi juga tidak diambil. Pasien seringkali mencari informasi
di internet dan menyebabkan pasien menjadi semakin takut.
Istri pasien juga menjelaskan bahwa pasien tidak pernah melakukan
hal-hal yang ganjil, tidak pernah bertingkah aneh seperti bicara atau tertawa
sendiri. Pasien juga tidak pernah marah-marah atau mengamuk. Istri pasien
mengatakan bahwa pasien suka bergaul dan jarang terlihat memiliki masalah.
Pasien juga merupakan orang yang terbuka karena selalu menceritakan dan
mengeluhkan tentang masalah dan keadaannya.
V. Riwayat Penyakit Dahulu
Disangkal
VI. Riwayat Pengobatan
1. 3 Dokter Umum: dugaan serangan panik, salah satunya mendapatkan
P/O Sandepril 50 mg (2x1)
P/O Alprazolam 0,5 mg (1x1)
P/O Cefadroxil 500mg (1x1)
P/O Paracetamol 500 mg (3x1)
2. Dokter Sp.JP: telah dilakukan pemeriksaan lab dan thorax foto, tidak
ditemukan kelainan, pasien lupa nama obat yang diberikan
3. Dokter Sp.KJ : Disfungsi Otonomik Somatoform, mendapat:
P/O Haloperidol tab 0,25 mg (1x1)
P/O Alprazolam tab 0,25 mg (1x1)
P/O Clofrens tab 5 mg (1x1)
VII. Riwayat Penyakit Keluaga
Tidak ada keluarga pasien yang pernah mengalami sakit dengan gejala seperti
yang dialami pasien.
VIII. Riwayat Sosial
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Faktor premorbid : Terbuka, mudah bercerita, mudah bergaul
Faktor pencetus : Masalah dengan “primary support group” (keluarga)
dan pekerjaan
Faktor organik : Disangkal
Faktor keturunan : Disangkal
Faktor psikososial : Pasien memiliki seorang istri dan 2 orang anak
berumur
5 tahun dan 4 bulan. Pasien bekerja sebagai salesman
di Bondowoso.
IX. Pemeriksaan Fisik
Selasa, 22 September 2015
1. Status Interna Singkat
o Keadaan Umum : Baik
o Kesadaran : Kompos mentis
o Tensi : 130/80 mmHg
o Nadi : 92 x/menit
o Pernafasan : 20x/menit
o Suhu : 36,2 o C
o Kepala-leher : anemis/ikterik/cyanosis/dyspnea : -/-/-/-
o Thorax Cor : S1S2 tunggal, ekstrasistol/gallop/murmur : -/-/-
Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
o Abdomen : Flat, bising usus normal, timpani, soepel
Ekstremitas : Keempat ekstremitas akral hangat, tidak ada oedema
pada keempat ekstremitas
2. Status Psikiatri
o Kesan Umum : Pasien berpakaian bersih, rapi, sesuai usia. Tidak ada
bau badan, rambut dan kuku besih dan rapi. Tidak nampak kelainan
fisik, berat badan dan tinggi badan nomal. Roman muka pasien terliha
biasa.
o Kontak : Verbal (+)/mata (+)/lancar/relevan
o Kesadaran : Tidak berubah
o Afek/Emosi : Normal
o Proses/Berpikir :
Bentuk : Non realistik
Arus : Koheren
Isi : Preokupasi somatik terhadap dada berdebar dan
kelainan jantung
o Persepsi :
Halusinasi (-), ilusi (-), depersonalisasi (-), derealisasi (-)
Gangguan psikofisiologis : Jantung dan Pembuluh darah
(jantung berdebar-debar)
o Intelegensia : Normal
o Kemauan :
Pekerjaan : Menurun bila terjadi serangan
Sosial : Dalam batas normal
Perawatan diri : Normal
o Psikomotor : Dalam batas normal
o Tilikan : 2
Senin, 28 September 2015
1. Status Interna Singkat
o Keadaan Umum : Baik
o Kesadaran : Kompos mentis
o Tensi : 120/80 mmHg
o Nadi : 82x/menit
o Pernafasan : 21x/menit
o Suhu : 36,5 o C
o Kepala-leher : anemis/ikterik/cyanosis/dyspnea : -/-/-/-
o Thorax : Cor : S1S2 tunggal, ekstrasistol/gallop/murmur : -/-/-
Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
o Abdomen : Flat, bising usus normal, timpani, soepel
o Ekstremitas : Keempat ekstremitas akral hangat, tidak ada oedema
pada keempat ekstremitas
2. Status Psikiatri
o Kesan Umum : Pasien berpakaian bersih, rapi, sesuai usia. Tidak ada
bau badan, rambut dan kuku besih dan rapi. Tidak nampak kelainan fisik,
berat badan dan tinggi badan nomal. Roman muka pasien terliha biasa.
o Kontak : Verbal (+)/mata (+)/lancar/relevan
o Kesadaran : Tidak berubah
o Afek/Emosi : Normal
o Proses/Berpikir :
Bentuk : Non realistik
Arus : Koheren
Isi : Preokupasi somatik terhadap dada berdebar dan
kelainan jantung
o Persepsi :
Halusinasi (-), ilusi (-), depersonalisasi (-), derealisasi (-)
Gangguan psikofisiologis : Jantung dan Pembuluh darah
(jantung berdebar-debar)
o Intelegensia : Normal
o Kemauan :
Pekerjaan : Menurun bila terjadi serangan
Sosial : Normal
Perawatan diri : Normal
o Psikomotor : Normal
o Tilikan : 2
X. Diagnosa Multiaxial
Aksis I : F45.0 Disfungsi Otonomik Somatofom
Aksis II : Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Masalah “primary support”
Aksis V : GAF Scale 80-71
XI. Diagnosis Banding
F45.4 Gangguan Nyeri Somatoform Menetap
F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
XII. Terapi
1. Farmakoterapi
• P/O Sandepril tab 50 mg, (1/2-0-1/2)
• P/O Olandos tab 5 mg, (0-0-1)
• P/O Paracetamol tab 500 mg, 2x1
2. Psikoterapi Suportif
• Meyakinkan pasien bahwa keluhan organik tersebut merupakan isi
pemikiran yang tidak ada bukti medisnya, memotivasi pasien untuk
mengindari tes-tes diagnosis, treatment dan obat-obatan yang tidak
perlu.
• Memotivasi pasien untuk berpikiran positif termasuk mengenai
keluarganya dan beraktivitas seperti sedia kala.
3. Edukasi
• Menjelaskan tentang sakit yang dialami pasien kepada keluarga agar
keluarga dapat memahami keadaan pasien dan meminimalisir keadaan
yang dapat memicu timbulnya gejala pasien
• Menjelaskan dan memotivasi keluarga untuk memberi dukungan
kepada pasien dan memberikan perhatian kepada pasien.
• Mengawasi kepatuhan minum obat secara teratur dan kontrol sebelum
obat habis. Jika pengobatan dilakukan secara dini, tepat, dan adekuat
dan disertai keteraturan pasien untuk minum obat maka prognosis
penyakit yang diderita pasien semakin baik. Pengobatan yang
konsisten, ditangani oleh dokter yang sama.
XIII. Prognosa
Dubia ad bonam, karena:
• Umur permulaan sakit (usia dewasa) : baik
• Perjalanan penyakit (kronik) : buruk
• Onset ( jelas, 6 bulan) : baik
• Kepribadian Premorbid (Terbuka, mudah
bercerita, mudah bergaul) : baik
• Patogenesis progesif (-) : baik
• Faktor keturunan : buruk
• Faktor pencetus (diketahui) : baik
• Perhatian keluarga (cukup) : baik
• Ekonomi (cukup) : baik
• Pengobatan (sudah) : baik
• Jenis kelamin (laki-laki) : baik