Laporan Igd 6 Case2

12
EPILEPSI Oleh : Danae Kristina Natasia SMF REHABILITASI MEDIK DAN KEDOKTERAN EMERGENCY

description

jejeujt

Transcript of Laporan Igd 6 Case2

CSS Gigitan Ular Berbisa

EPILEPSIOleh :Danae Kristina Natasia

SMF REHABILITASI MEDIK DAN KEDOKTERAN EMERGENCY

PENDAHULUANEpilepsi ditandai dengan aktivitas berlebihan yang tidak terkendali dari sebagian atau seluruh system saraf pusat. Orang dari sebagian atau seluruh system saraf pusat. Orang yang mempunyai faktor predisposisi timbulnya epilepsi akan mendapat serangan bila nilai basal dari eksitabilitas system saraf (atau bagian yang peka terhadap keadaan epileptic) meningkat diatas nilai ambang kritisnya. Selama besarnya eksitabilitas tetap dijaga dibawah nilai ambang ini, maka serangan epilepsi tidak akan terjadi.1

Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama. Epilepsi sering dihubungkan dengan disabilitas fisik, disabilitas mental, dan konsekuensi psikososial yang berat bagi penyandangnya (pendidikan yang rendah, pengangguran yang tinggi, stigma sosial, rasa rendah diri, kecenderungan tidak menikah bagi penyandangnya). Sebagian besar kasus epilepsi dimulai pada masa anak-anak.1PENDAHULUANEpilepsi dapat menyerang anak-anak, orang dewasa, para orang tua bahkan bayi yang baru lahir. Angka kejadian epilepsi pada pria lebih tinggi dibandingkan pada wanita, yaitu 1-3% penduduk akan menderita epilepsi seumur hidup. Di Amerika Serikat, satu di antara 100 populasi (1%) penduduk terserang epilepsi, dan kurang lebih 2,5 juta di antaranya telah menjalani pengobatan pada lima tahun terakhir. Menurut World Health Organization (WHO) sekira 50 juta penduduk di seluruh dunia mengidap epilepsy. Epilepsi sukar untuk dikendalikan secara medis atau pharmacoresistant, sebab mayoritas pasien dengan epilepsi adalah bersifat menentang.2KASUS

KASUS2.1 IDENTITASIdentitas penderitaNama : An. SJenis kelamin: PerempuanUsia: 1,6 tahunAlamat: Jl. Dr. MurjaniBB: 10 kg2.2 ANAMNESISAnamnesis dilakukan secara alloanamnesis pada 2 Juli 2015.1. Keluhan utama: Kejang2. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang diantar orang tua dengan keluhan kejang. PAsien dibawa oleh orang tua ke rumah sakit karena kejang sebanyak 4x dirumah, pasien kejang selama 5 menit, jarak antar kejang 1 jam, setelah kejang pasien sadar kemudian menangis. Saat kejang badan pasien terasa kaku dan mata mengerjap-ngerjap. Kejang tidak daduhului oleh demam. Keluhan demam sebelum kejang disangkal. Sekitar 3 minggu SMRS pasien di rawat di RSDS dengan keluhan serupa. 3. Riwayat penyakit dahulu: Pasien riwayat dirawat di RSDS tanggal 14 Juni 2015 dengan Epilepsi dan mendpat obat Depakene 2 x 3mL dan Puyer Batuk 3 x 1 bungkus.KASUS

KASUSIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG2 Juli 2015GDS107 mg/dLHB12,4 g/dLHematokrit40,6%Trombosit236.000/uLLeukosit12.580/uLKASUSV. DIAGNOSA a. Diagnosa BandingEpilepsiKejang Demam Kompleksb. Diagnosa klinisEpilepsi

VI. USULAN PEMERIKSAANPungsi LumbalEEGCT-ScanKASUSVII. PENATALAKSANAANInf. D5 NS 10 tpmInj. Fenobarbital 75 mg (IM)Inj. Cefotaxime 3 x 300 mg (IV) STPo :Depakene 3 x 3mLLuminal 2 x 20 mg

VIII. PROGNOSISQuo ad vitam: dubiaQuo ad functionam: dubiaQuo ad sanationam: dubiaKESIMPULANKasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam priority sign yaitu pasien datang diantar orang tua dengan keluhan kejang. Pasien diberi label Kuning. Tatalaksana awal pada pasien ini adalah ditempatkan di ruangan non-bedah dan diberikan injeksi obat anti kejang. Obat yang diberikan adalah Inj. Fenobarbital 75mg (IM). Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien ini didiagnosa dengan epilepsy.

Dari anamnesa didapatkan adanya riwayat kejang berulang pada pasien, pasien ini juga pernah dirawat dengan epilepsy, bangkitan kejang juga tidak dipengaruhi oleh demam, pada pemeriksaan fisik kaku kuduk tidak ditemukan, hal ini menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi pada otak. Tidak adanya riwayat demam juga mendukung diagnosis ini.KESIMPULANDalam penatalaksanaan epilepsi, pada pasien ini sudah sesuai dengan terapi anjuran pada epilepsi, diberikan asam valproat yaitu OAE kategori II untuk serangan parsial. Prognosa pada pasien ini, dapat dikatakan kurang baik, karena bangkitan kejang muncul pada usia dini, dimana dalam masa tumbuh kembang dapat terjadi gangguan salah satunya cerebral palsy.DAFTAR PUSTAKATjahjadi Petrus, Dikot Yustiani, Gunawan Dede. Gambaran Umum Mengenai Epilepsi. Dalam: Harsono, penyunting. Kapita Selekta Neurologi. Edisi-2. Yogyakarta: Gajahmada University Press; 2007: h.119-133.Syeban Zakiah, Markam S, Harahap Tagor. Epilepsi. Dalam: Markam Soemarmo, penyunting. Penuntun Neurologi. Edisi-1. Tangerang: Binarupa Akasara; 2009: h. 100-102.Passat Jimmy. Epidemiologi Epilepsi. Dalam: Soetomenggolo Taslim, Ismael Sofyan, Penyunting. Neurologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 1999: h.190-197.Lumbantobing SM. Etiologi Dan Faal Sakitan Epilepsi. Dalam: Soetomenggolo Taslim, Ismael Sofyan, Penyunting. Neurologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 1999: h.197-203.Soetomenggolo Taslim. Pemeriksaan Penunjang Pada Epilepsi. Dalam: Soetomenggolo Taslim, Ismael Sofyan, Penyunting. Neurologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 1999: h.223-226.Ismael Sofyan. Klasifikasi Bangkitan Atau Serangan Kejang Pada Epilepsi. Dalam: Soetomenggolo Taslim, Ismael Sofyan, Penyunting. Neurologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 1999: h.204-209.Soetomenggolo Taslim. Kelainan Menyerupai Epilepsi. Dalam: Soetomenggolo Taslim, Ismael Sofyan, Penyunting. Neurologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 1999: h.209-214Markam S, Gunawan S, Indrayana, Lazuardi S. Diagnostik Epilepsi. Dalam: Markam Soemarmo, penyunting. Penuntun Neurologi. Edisi-1. Tangerang: Binarupa Akasara; 2009: h. 103-113.Lazuardi Samuel. Pengobatan Epilepsi. Dalam: Soetomenggolo Taslim, Ismael Sofyan, Penyunting. Neurologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 1999: h.226-241.Haslam Robert. Sistem Saraf; Bab 543 Kejang-Kejang Pada Masa Anak. Dalam: Nelson Waldo E, penyunting. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi-15. Volume-3, diterjemahkan oleh Wahab Samik. Jakarta: EGC; 2000: h.2056-2060.