Laporan ID Gabungan Fix

90
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) RSUD CIBINONG Tahun Ajaran 2013/2014 Oleh : ADDIN R HEMASWARI I14100138

description

Laporan ID

Transcript of Laporan ID Gabungan Fix

Page 1: Laporan ID Gabungan Fix

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

RSUD CIBINONG

Tahun Ajaran 2013/2014

Oleh :

ADDIN R HEMASWARI I14100138

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKATFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013/2014

Page 2: Laporan ID Gabungan Fix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong dengan baik.

Laporan PKL 2013/2014 ini merupakan laporan hasil PKL dari mahasiswa S1 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Laporan ini dibuat sebagai salah satu persyaratan dalam rangkaian kegiatan Praktek Kerja Lapang bagi mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia yang telah menjalankan kegiatan selama tiga minggu di RSUD Cibinong. Dengan demikian, diharapkan laporan PKL ini dapat memberikan gambaran terkait dengan pelaksanaan PKL dan juga pengetahuan yang berguna untuk mahasiswa gizi pada khususnya sebagai bekal dalam pelaksanaan PKL berikutnya. Selain itu, diharapkan laporan ini dapat berguna bagi pembaca secara umum.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada panitia PKL bidang Dietetik 2013/2014, dosen pembimbing, pihak RSUD Cibinong, terutama tim ahli gizi RSUD Cibinong, dan juga semua pihak yang telah membantu terlaksananya PKL, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan informasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan PKL.

Bogor, 28 Mei 2014

Penyusun

Page 3: Laporan ID Gabungan Fix
Page 4: Laporan ID Gabungan Fix

PENDAHULUAN

Latar BelakangGangguan gizi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat

termasuk di rumah sakit. Hasil survey di beberapa negara menunjukkan bahwa malnutrisi dapat terjadi bahkan di rumah sakit terbaik didunia. Sebanyak 40% hingga 45% pasien yang dirawat dapat mengalami malnutrisi selama perawatan. Sebanyak 50% pasien rawat bedah mengalami malnutrisi. Dampak dari kejadian tersebut dapat meningkatkan komplikasi sebesar 3 kali lipat dan biaya rumah sakit meningkat sebesar 35%-75% (Gallagher-Alfred et al. 1996). Khusus di Indonesia masalah gizi pada masyarakat yang dirawat di rumah sakit masih menjadi masalah utama yang harus segera ditangani. Sekitar 20 % penderita di unit rawat jalan mengalami gangguan gizi. namun hal ini jarang terdeteksi, oleh karena jarang dilakukan pengukuran status gizi. Sekitar 25–30 % penderita di unit rawat inap mengalami gangguan gizi, namun data ini masih jarang dijadikan bahan pertimbangan dalam pengobatan penderita. Selain itu dapat terjadi juga sekitar 15 % gangguan gizi “iatrogenic” / “hospital induced malnutrition” pada penderita di rumah sakit, namun jarang diketahui karena pengukuran status gizi sebelum penderita pulang jarang dilakukan (Soegianto 2008).

Peran asuhan gizi (nutrition care) sebagai bagian dari perawatan pasien Rumah Sakit, juga semakin penting dengan berkembangnya konsep perawatan pasien dengan pendekatan menyeluruh. Kualitas asuhan gizi di Rumah Sakit sangat menentukan outcome perawatan rumah sakit. Semakin baik kualitas asuhan gizi rumah sakit semakin tinggi tingkat kesembuhan pasien, semakin pendek lama rawat dan semakin kecil biaya perawatan rumah sakit. Akan tetapi asuhan gizi dan peranan ahli gizi rumah sakit belum mendapat perhatian yang memadai karena manajemen dan kualitas pelayanan gizi di rumah sakit masih rendah (Anonim 2007).

Menurut Supariasa (2001), permasalahan gizi pada dasarnya merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan hanya pendekatan medis dan pelayanan kesehatan. Penyebab masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor terkait. Permasalahan gizi dapat terjadi baik pada orang normal ataupun sakit. Penanganan permasalahan gizi bagi orang yang dirawat di rumah sakit disebut dengan Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS).

Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan bagian integral dari Pelayanan Kesehatan Paripurna Rumah Sakit dengan beberapa kegiatan, antara lain pelayanan Gizi Rawat Inap dan Rawat Jalan. Pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan memenuhi kebutuhan gizi pasien melalui makanan sesuai penyakit yang diderita. Tim asuhan gizi terdapat pada setiap ruang rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit.

Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit merupakan kegiatan penunjang disamping kegiatan medis dan perawatan. Secara bersama-sama, pelayanan gizi, perawatan, dan medis membantu meningkatkan derajat kesehatan pasien. Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit. Suatu pelayanan gizi yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasien diperlukan untuk menurunkan kejadian malnutrisi di rumah sakit,

Page 5: Laporan ID Gabungan Fix

Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan tindakan gizi yang tepat sejalan dengan tindakan medis dan perawatan yang diberikan di rumah sakit.

TujuanTujuan Umum

Kegiatan Internship Dietetik (ID) bertujuan untuk memberikan pengalaman bekerja dan wawasan profesional dalam penatalaksanaan diet untuk berbagai penyakit, dengan cara melibatkan mahasiswa secara langsung pada rumah sakit.

Tujuan KhususID bertujuan agar mahasiswa mampu:1. Mengetahui profil RSUD Cibinong dan profil (keadaan umum, organisasi, dan

manajemen) Instalasi Gizi RSUD Cibinong.2. Menilai status gizi pasien.3. Merencanakan, menyusun dan mengevaluasi penatalaksanaan diet pada pasien

berdasarkan diagnosis dokter.4. Melakukan tindak lanjut pemberian diet pada pasien yang dikelola sendiri dan

yang kembali dari rujukan.5. Melakukan kegiatan konseling sebagai usaha pemeliharaan dan peningkatan

status gizi baik untuk pasien atau keluarga pasien.

Page 6: Laporan ID Gabungan Fix

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Sejarah Badan Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong adalah RS Tipe B Non pendidikan. Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong berdiri pada tahun 1982 pada areal seluas 41.974 M2 dengan luas bangunan 415 M2. Seiring berjalannnya waktu, RSUD Cibinong semakin berkembang, hingga perluasan lahan dan pembangunan terus dilakukan. Hingga kini luas areal tanah menjadi 50.789 M2 dengan luas bangunan menjadi 17.826 M2. RSUD Cibinong pada awal berdiri berada dibawah naungan Kepala Kantor Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Pada tahun 1986 dilakukan serah terima RSUD Cibinong dari Kakandep Propinsi Jawa Barat kepada Bupati daerah Tingkat II Kabupaten Bogor yang tertuang dalam Berita Acara Serah Terima nomor 95/Kanwil/TU/III/86.

Pada tahun 1982 pelayanan yang tersedia masih poliklinik umum. Tahun 1985 dibuka Poliklinik Gigi dan Poliklinik Spesialis Mata serta pelayanan Persalinan dan Perawatan Pasca Persalinan oleh Bidan. Pada bulan Oktober tahun 1987 RSUD Cibinong membuka pelayanan rawat inap untuk perawat umum dengan kapasitas 10 tempat tidur.

Tahun 1989 pelayanan Rumah Sakit bertambah dengan poliklinik spesialis penyakit dalam, poliklinik spesialis anak, dan poliklinik spesialis kebidanan/kandungan serta pemeriksaan penunjang laboratorium. Pada tahun 1993 dibuka poliklinik spesialis bedah dan pelayanan penunjang diagnostik yaitu pemeriksaan radiologi, kemudian pada tahun 1994 RSUD Cibinong menyediakan Unit Gawat Darurat (UGD) selama 24 jam. Pelayanan spesialis yang disediakan terus bertambah dengan tersedianya poliklnik spesialis paru dan THT (1994), akupuntur (1996), kulit kelamin (1997), rehabilitas medik (1998), syaraf (1999), bedah orthopedic dan gizi klinik (2003), spesialis gigi orthopedic (2005), urologi (Juni 2008), edukasi diabetes (2008), dana poliklinik DOTS (2009). Pada tahun 2003 membuka klinik gizi dan pada April tahun 2009 menyelenggarakan senam bagi penderita diabetes.

Tempat tidur untuk pasien rawat inap terus bertambah pada tahun 2012 jumlah tempat tidur RSUD Cibinong dengan total keseluruhan tempat tidur 235 buah yang terdiri dari 103 buah tempat tidur kelas III, 69 buah tempat tidur kelas II, 16 buah tempat tidur kelas I, 18 buah tempat tidur kelas VIP, 3 buah tempat tidur isolasi, 12 buah ruangan HCU, 8 buah ruangan VK dan ICU memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 6 buah sebagai ruang perawatan khusus.

Jumlah tempat tidur setiap ruangan yaitu ruang seruni atas (penyakit dalam) berjumlah tempat tidur 30 buah merupakan ruang kelas II, ruang seruni bawah (anak) berjumlah tempat tidur 27 buah, terdiri dari 8 buah tempat tidur kelas II dan 19 buah tempat tidur kelas III, ruang cempaka (infeksi) berjumlah tempat tidur 10 buah merupakan kelas III, ruang bugenvil (bedah) yaitu bugenvil bawah berjumlah 26 buah terdiri dari 8 buah kelas I dan 18 buah kelas II, dan bugenvil atas berjumlah 38 buah terdiri dari 36 buah kelas III dan 2 buah isolasi, ruang wijaya kusuma (stroke) terdiri dari 6 buah tempat tidur kelas I, 3 buah tempat tidur kelas II, 9 buah tempat tidur kelas III dan 5 buah tempat tidur HCU, ruang anggrek I (IGD Ponek) terdiri dari 7 buah tempat tidur HCU, 8 buah tempat tidur VK, ruang perawatan 2 buah tempat tidur kelas I dan 10 buah buah tempat tidur

Page 7: Laporan ID Gabungan Fix

kelas II, ruang anggrek II (IGD Nifas) terdiri dari ruang perawatan 30 buah tempat tidur kelas III dan 1 buah ruang isolasi dan ruang raflesia (umum) berjumlah tempat tidur 18 buah sebagai ruang perawatan VIP.

Pada tahun 2002 Rumah Sakit Cibinong lulus Akreditasi dengan status akreditasi penuh Tingkat Dasar Melalui Keputusan Mentri RI No. YM. 00.32.2.2.669. Akreditasi mencakup 5 jenis pelayanan yang terdiri dari Manajemen Administrasi RS, Pelayanan Medik, Pelayanan Keperawatan, Rekam Medis dan IGD. Kemudian pada awal tahun 2012 Rumah Sakit Cibinong telah lulus akreditasi dengan status akreditasi penuh yaitu mencakup 16 jenis pelayanan yaitu 5 pelayanan sebelumnya ditambah Instalasi Bedah Sentral, Gizi, Rehab Medik, Radiologi, Laboratorium, Bank Darah, K3, Infeksi Nonsokomial, ICU, Perinatal.

Peningkatan kelas rumah sakit cibinong dari tipe C menjadi tipe B Non Pendidikan terjadi pada tahun 2003 dan dikukuhkan dengan Kepmenkes RI Nomor 1046/Menkes/SK/II/03 dan SK Bupati Bogor Nomor 445/77/Kpts/Huk/2004. Pada tahun yang sama RSUD Cibinong berubah menjadi Badan Rumah Sakit Daerah melalui Peraturan Daerah Nomor 31 tahun 2002.

Akhirnya, pada tahun 2009 sesuai dengan SK Bupati No. 445/338/Kpts/Huk/2009. Badan Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong ditetapkan sebagai satuan kerja perangkat daerah yang menerapakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). Diharapkan dengan menjadi BLUD, BRSUD Cibinong dapat meningkatkan kinerjanya dalam melayani masyarkat. Pada perkembangan selanjutnya, BRSUD Cibinong beralih menjadi RSUD Cibinong hingga sekarang.

Operasional pelayanan kesehatan RSUD Cibinong dimulai hanya dengan pelayanan klinik umum pada tahun 1982 dan pada tahun 1986 pelayanan bertambah dengan 10 tempat tidur untuk pelayanan rawat inap umum. Dalam perkembangannnya hingga sekarang, RSUD Cibinong memilki 233 tempat tidur untuk pelayanan rawat inap termasuk ruang perawatan intensif dan perinatologi. Pelayanan poliklinik rawat jalan semakin lengkap, demikian pula dengan pelayanan penunjang.

Visi Misi Rumah Sakita. Visi

“Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong Diandalkan dan Dipercaya di Jawa Barat”b. Misi Meningkatkan performa Rumah Sakit Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit

Motto“Kesembuhan Anda Kebahagiaan Kami”

Tujuan Meningkatkan manajemen administrasi umum dan keuangan yang akuntabel

sesuai standar pelayanan. Peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit. Peningkatan keterampilan sumber daya manusia rumah sakit. Peningkatan profesionalisme sumber daya manusia rumah sakit.

Page 8: Laporan ID Gabungan Fix

Peningkatan sarana alat kedokteran sesuai standar dan perkembangan teknologi.

Peningkatan jumlah dan jenis dokter spesialis sesuai standar dan kebutuhan pelayanan medik.

Peningkatan jumlah dan jenis dokter spesialis sesuai standar dan kebutuhan pelayanan medik.

Jenis Pelayanan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Pelayanan Rawat Jalan Pelayanan Rawat Inap Pelayanan Persalinan, Perinatologi dan Neonatologi Pelayanan KB Pelayanan Intensif Pelayanan Radiologi Pelayanan Laboratorium Pelayanan Farmasi Pelayanan Gizi Pelayanan Laundry Pelayanan Pemeliharaan Sarana Pelayanan Limbah Pelayanan Pengendalian Infeksi Pelayanan Bank Darah Pelayanan Kesehatan Gigi Pelayanan Imunisasi Pelayanan Pemulasaraan Jenazah Pelayanan Ambulans Pelayanan Hemodialisa Pelayanan Rekam Medik Pelayanan Administrasi Manajemen Pelayanan Sarana dan Fasilitas Umum

Pelayanan Rawat Jalan Poli Kesehatan Anak Poli Mata Poli Kebidanan dan Kandungan Poli Bedah Poli bedah Tulang (orthopedi) Poli Bedah Urologi Poli DOTS Poli Paru Poli Penyakit Dalam Poli Syaraf Poli Kulit dan Kelamin Poli THT Poli Edukasi Diabetes Poli Gizi Klinik Poli rehabilitas Medis

Page 9: Laporan ID Gabungan Fix

Poli Gigi dan Mulut Poli Spesalis Orthodonti Poli Umum

Gambaran Umum Instalasi Gizi

Instalasi gizi merupakan sarana penunjang kegiatan unit pelaksanaan fungsional sebagai wadah yang mengelola kegiatan Pelayanan Gizi di rumah Sakit dan bertangggung jawab kepada Direktur Rumah sakit. Kegiatan instalasi gizi meliputi : Kegiatan Pengadaan Makanan (Produksi dan Distribusi Makanan) Kegiatan Pelayanan Gizi Ruanag Rawat Inap Kegiatan Penyuluhan dan Konsultasi Gizi Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan

Kegiatan pelayanan Gizi di Rumah Sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Rumah Sakit baik rawat inap maupun rawat jalan. Untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, maupun mengkoreksi kelainan metabolisme dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif.1. Visi dan Misia. Visi

“Instalasi Gizi RSUD Cibinong sebagai pelayanan yang menjadi andalan bagi Rumah Sakit dan seluruh pasien”.b. Misi Meningkatkan Performa Pelayanan Gizi di RSUD Cibinong Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia di Instalasi Gizi Meningkatkan Pelayanan Gizi

2. Tujuan Instalasi Gizi Peningkatan Manajemen Administrasi Pelayanan Gizi Meningkatkan Manajemen Pelayanan Gizi sesuai Standar Pelayanan Peningkatan Keterampilan Sumber Daya Manusia di Instalasi Gizi Peningkatan Profesionalisme Sumber Daya Manusia di Instalasi Gizi Peningkatan Jumlah dan Keterampilan Pelaksanaan Gizi sesuai PGRS

3. Tugas Pokok Instalasi Gizi Pengadaan makanan (Produksi dan Distribusi Makanan) Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap Penyuluhan dan Konsultasi Gizi Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan

4. Kegiatan Instalasi Gizia. Kegiatan Pengadaan Makanan (Produksi dan Distribusi Makanan) meliputi : Menyusun standar makanan Rumah Sakit sesuai dengan pedoman

Departemen Kesehatan RI Menyusun kebutuhan diit pasien rawat inap Menyusun formula, menu, dan perencanaan kebutuhan bahan makanan Menyusun anggaran belanja Instalasi Gizi Melakukan pengadaan bahan makanan, penerimaan, penyimpanan, dan

distribusi makanan

Page 10: Laporan ID Gabungan Fix

Mengelola produksi dan distribusi makanan bagi pasien rawat inap dan pegawai sesuai kebutuhan

b. Kegiatan Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap Menyusun rancangan diit pasien rawat inap sesuai dengan keadaan pasien

dan penyakitnya. Melakukan evaluasi diit di ruang rawat inap Melakukan Penyuluhan dan Konsultasi Gizi di ruang rawat inapc. Kegiatan Penyuluhan dan Konsultasi Gizi, meliputi :

Merencanakan dan melakukan penyuluhan/konsultasi gizi dan rujukan gizi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan secara individu, kelompok dan massal.

d. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan, meliputi :Melakukan pengkajian, perencanaan, penerapan dan penelitian gizi secara terintegrasi dengan tim Asuhan Gizi.

Page 11: Laporan ID Gabungan Fix

KASUS BEDAHHERNIA SCROTALIS IRREPONIBLE

Gambaran Umum PenyakitHernia skrotalis adalah tonjolan pada skrotum yang berisi usus halus

masuk ke dalam lubang di dinding perut ke dalam kanalis inguinalis (cincin inguinal). Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung zakar). Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi hernia keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga disebut hernia irreponibel. Hal ini biasanya disebabkan oleh pelekatan isi kantung pada perineum kantong hernia. Bila tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus akibat pelekatan tersebut disebut hernia akreta (Aminy 2011).

Etiologi PenyakitHernia inguinalis daat terjadi karena anomali kongenital atau sebab yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada lelaki daripada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantor dan isi hernia. Tekanan intraabdomen yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi, dan astes sering disertai hernia inguinalis. Insiden hernia juga meningkat seiring usia karen meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intraabdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang (Aminy 2011).

A. I dentitas Pasien

Nama : Tn. NNo. RM : 10867528Ruang Rawat : Bougenville Lt.2Tanggal Masuk : 4 April 2014Umur : 62 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus : MenikahAgama : IslamAlamat : Cicadas, Gn. Putri, BogorDiagnosa Dokter : Hernia Scrotalis IrreponibleTerapi Gizi : Diet Pra Bedah dan Diet Pasca Bedah ETPT

B. Assesment Pra Bedah

1. Pengukuran AntropometriPengukuran antropometri Os dilakukan dengan estimasi besar lingkar lengan atas (LLA) dan tinggi lutut (TiLut) dikarenakan Os tidak dapat berdiri. Dari pengukuran, didapatkan besar lingkar lengan atas sebesar 24 cm dan tinggi lutut sebesar 40 cm.Dengan rumus lingkar lengan atas (LLA) didapatkan :

Page 12: Laporan ID Gabungan Fix

BB = (2,592xLLA) – 12,902= (2,592x24) – 12,902= 49 kgDengan rumus tinggi lutut (TiLut) didapatkan :TB = (2,02xTiLut) – (0,04xU) + 64,19= (2,02x40) – (0,04x62) + 64,19= 142 cmIMT = BB/ (TB2) = 49/ (1,422) = 24,3 kg/ m2

Dengan berat badan 49 kg dan tinggi badan 142 cm, maka status gizi Os adalah normal (IMT = 24,3 kg/ m2)2. Pemeriksaan Biokimia

Tabel 1 Hasil Laboratorium Tn. NPemeriksaan Kadar Nilai rujukan Satuan KeteranganKimia darahUreum 20 20-40 mg/dl NormalKreatinin 0,9 0.5-1.5 mg/dl NormalSGOT 17 L:< 37; P: < 31 u/l NormalSGPT 14 L: < 42 ; P: < 32 g/dl Normal(Sumber : Catatan medik Os Ruang Bougenville RSUD Cibinong 2014)

Berdasarkan uji laboratorium tanggal 4 April 2014, hasil yang didapatkan adalah semua yang diujikan hasilnya normal.3. Pemeriksaan Fisik dan KlinisKeadaan umum Os lemas, kesadaran Os dalam keadaan compos mentis (sadar penuh). Os memiliki benjolan di scrotum kanan sejak pagi, biasanya benjolan dapat masuk kembali jika Os menaikan kedua kakinya. Terdapat nyeri pada bagian benjolan, sehari sebelum masuk RS Os sudah muntah sebanyak 3 kali.Hasil pemeriksaan klinis awal Os meliputi nadi dan tekanan darah pada tanggal 4 April 2014. Keadaan klinis Os adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Hasil pemeriksaan klinis Os pada tanggal 4 April 2014Jenis Pemeriksaan Jumlah Rujukan Keterangan

Tekanan darah 160/110 120/80 Tinggi

Nadi 64x/menit 60 – 80 Normal(Sumber : Catatan medik Os Ruang Bougenville RSUD Cibinong 2014)

4. Riwayat Diet Sebelum mengalami sakit, Os memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, menu makan Os sehari-hari tidak menentu. Makanan sumber karbohidrat yang sering Os konsumsi adalah nasi. Lauk hewani yang sering dikonsumsi Os adalah ayam, telur dan ikan. Sayuran dan buah, Os jarang mengkonsumsi. Minuman yang biasa Os konsumsi adalah air putih. Os tidak memiliki pantangan maupun alergi terhadap makanan apapun. Sebelum masuk rumah sakit Os dapat beraktivitas seperti biasanya. Aktivitas fisik Os saat ini tergolong sangat ringan (hanya berbaring di tempat tidur). Berikut asupan Os sehari sebelum masuk rumah sakit (SMRS).

Tabel 3 Persentase intake makanan SMRS dengan kebutuhan Os.Tanggal Energi(Kal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat

Page 13: Laporan ID Gabungan Fix

(g)Intake 825 32 15 138

Kebutuhan 1746 65,5 48,5 262% 47,3 48,9 30,9 52,7

Asupan makanan Os sehari sebelum masuk RS hampir mencapai setengah dari kebutuhan Os, yaitu energi 47,3%, protein 48,9%, lemak 30,9% dan karbohidrat 52,7%. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya mual akibat muntah yang dialami oleh Os saat sebelum masuk rumah sakit.5. Riwayat PersonalOs merupakan seorang pensiunan sehingga kegiatan sehari-hari Os hanya di rumah dan tergolong ringan. Os tidak merokok, jarang minum kopi dan jarang jajan atau mengemil. Semenjak 3 bulan yang lalu, Os memiliki benjolan di daerah scrotum kanan namun ketika menaikan kedua kaki atau berdiri benjolan itu masuk kembali, sudah hampir 1 minggu sebelum masuk rumah sakit benjolan terus muncul dan tidak dapat masuk kembali juga terdapat rasa nyeri dan menyebabkan Os mual dan muntah.

Riwayat Penyakit SebelumOs mengaku tidak memiliki riwayat penyakit keluarga yang serius

Keadaan Sosial EkonomiOs merupakan keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah

AktivitasKegiatan sehari-hari Os hanya dirumah dan tidak bekerja dan dapat digolongkan dalam aktifitas ringan.

Pengetahuan giziOs tidak pernah mengikuti penyuluhan dan mendapatkan pengetahuan tentang gizi.6. Terapi Obat dan InfusSaat di rumah sakit obat-obatan yang diberikan kepada Os diantaranya infus RL, racef, cefadroxil

Tabel 4 Obat yang diberikan kepada Os selama di RSNo Infus dan obat Fungsi1. Infus Ringer Laktat Cairan untuk mengganti cairan tubuh, sebagai

keseimbangan cairan elektrolit dan terapi shock. Ringer’s laktat mengandung 40 – 50 ml/kg NaCl 0,6 g, CaCl dihidrat 0,02 g, KCl 0,03 g, Sodium laktat 0,31 g.

2. Racef (Ceftriaxone) Diindikasikan untuk infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap ceftriaxone seperti infeksi saluran nafas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, infeksi tulang, jaringan lunak, infeksi intra abdominal, infeksi genital, dan infeksi pada pasien dengan gangguan pertahanan tubuh

No Infus dan obat Fungsi3. Cefadroxil Pengobatan infeksi yang disebabkan

Page 14: Laporan ID Gabungan Fix

mikroorganisme yang sensitif seperti infeksi saluran pernafasan, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih dan kelamin, infeksi lainnya

C. Diagnosis Gizi Pra Bedah

Domain IntakeNI 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan penurunan kemampuan untuk mengkonsumsi energi yang cukup ditandai oleh adanya mual, muntah, asupan energi 47,3%, protein 48,9%, lemak 30,9% dan karbohidrat 52,7% dari kebutuhan sehari.Domain BehaviourNB 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan kurang terpapar informasi yang akurat mengenai gizi sebelumnya ditandai oleh kebiasaan Os yang jarang mengkonsumsi sayur dan buah.

D. Intervensi Pra Bedah

1. Tujuan Intervensi Pra BedahTujuan intervensi adalah sebagai berikut :

Mempersiapkan Os untuk operasi Mempertahankan status gizi Os

2. Tujuan Diet Pra Bedah Memberikan makanan yang adekuat sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi Os

Mempertahankan statu gizi normal Os

3. Syarat Diet Pra BedahSyarat diet adalah sebagai berikut :

Energi tinggi sesuai kebutuhan Os yaitu 1746 Kkal, Protein Tinggi sesuai kebutuhan ( 15 %) Os yaitu 65,5 gram

Lemak cukup 25 % yaitu 48,5 gram Karbohidrat cukup 60 % yaitu 262 gram Vitamin dan mineral cukup Diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan Os Bentuk makanan lunak

4. Preskripsi Diet Pra BedahPerencanaan makan : Diet Pra BedahBentuk diet : Makanan lunakPemberian melalui : Oral5. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi Pra Bedah

TB = 142,5 cm BB = 49,3 kg U = 61 tahun Status gizi = Normal FA = 1,2 FS = 1,4

AMB = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)= 66 + (13,7 x 49,3) + (5 x 142,5) – (6,8 x 61)

Page 15: Laporan ID Gabungan Fix

= 66 + 675,41 + 712,5 – 414,8= 1039,11 kkal

Kebutuhan energi sehari = AMB x FA x FS= 1039,11 x 1,2 x 1,4= 1746 kkal

Kebutuhan protein = (15% x 1746)/4 = 65,5 gKebutuhan lemak = (25% x 1746)/9 = 48,5 gKebutuhan karbohidrat = (60% x 1746)/4 = 262 g6. Penyusunan Menu Pra Bedaha. Perencanaan Pemberian Makan Pra BedahPada perencanaan pemberian makan, Os diberikan tiga kali makan utama dan dua kali selingan yaitu dengan masing-masing persentase untuk makan pagi, selingan pagi, makan siang, selingan siang, dan makan malam sebesar 20%, 10%, 30%, 10%, dan 30%. Untuk kebutuhan zat gizi Os yaitu, energi 1746 kkal, protein 65,5 gram, lemak 48,5 gram dan 262 gram.Makan Pagi : Energi = 20% x 1746 kkal = 350 kkal

Protein = 20% x 65,5 gram = 13,1 gram Lemak = 20% x 48,5 gram = 9,7 gram

Karbohidrat = 20% x 262 gram = 52,4 gramSelingan pagi : Energi = 10% x 1746 kkal = 174,6 kkal

Protein = 10% x 65,5 gram = 6,55gram Lemak = 10% x 48,5 gram = 4,85 gram

Karbohidrat = 10% x 262 gram = 26,2 gramMakan siang : Energi = 30% x 1746 kkal = 524 kkal

Protein = 30% x 65,5 gram = 19,7 gram Lemak = 30% x 48,5 gram = 14,5 gram

Karbohidrat = 30% x 262 gram = 78,6 gramSelingan sore : Energi = 10% x 1746 kkal = 174,6 kkal

Protein = 10% x 65,5 gram = 6,55gram Lemak = 10% x 48,5 gram = 4,85 gram

Karbohidrat = 10% x 262 gram = 26,2 gramMakan malam : Energi = 30% x 1746 kkal = 524 kkal

Protein = 30% x 65,5 gram = 19,7 gram Lemak = 30% x 48,5 gram = 14,5 gram

Karbohidrat = 30% x 262 gram = 78,6 gram

b. Perencanaan Pemberian Tiga Hari IntervensiOs diberikan perencanaan makan Diet Pra Bedah dengan konsistensi makanan lunak. Adapun pembagian makan sehari berdasarkan golongan bahan makanan dan satuan penukarnya disajikan dalam tabel 5

Tabel 5 Rencana pembagian makanan sehariBahan SP Energi Protein Lemak Karbohidrat

Makanan (kkal) (gram) (gram) (gram)KH 4,5 787,5 18 0 180PH Rendah Lemak 1,5 75 10,5 3 0PH Lemak Sedang 1 75 7 5 0

Bahan SP Energi Protein Lemak KarbohidratMakanan (kkal) (gram) (gram) (gram)

Page 16: Laporan ID Gabungan Fix

PN 3 240 18 9 24Sayur 2 100 6 0 20Buah-buahan 2 100 0 0 24Gula 1 50 0 0 12Minyak 4,5 202,5 0 22,5 0

Total 1630 59,5 39,5 260

Berdasarkan rencana pembagian berdasarkan golongan, berikut pembagian satuan penukar setiap golongan makanan sesuai waktu makan yang diberikan

Tabel 6 Pembagian satuan penukar berdasarkan waktu makanPembagian

makan Pagi Selingan SiangSelinga

n Sore TOTALKH 1 0.5 1,5 1,5 4,5PH RL 0.5 1 1,5PH LS 1 1PN 1,5 1,5 3Sayur 1 1 2Buah-buahan 1 1 2Gula 1 1Minyak 1 0,5 1,5 1,5 4,5

Pemberian makanan dilakukan secara bertahap, berdasarkan kemampuan Os dalam mengkonsumsi makanan tersebut, dimulai dengan pemberian makan sebesar 1630 kkal. Dikarenakan berdasarkan asupan SMRS, asupan Os rendah dan disertai dengan mual dan muntah. Makanan diberikan dalam bentuk lunak. Selingan diberikan pada waktu siang diberikan untuk memenuhi kebutuhan Os.

E. Monitoring dan Evaluasi Pra Bedah 1. Monitoring dan Evaluasi Hari PertamaMonitoring dilakukan untuk melihat perkembangan Os selama di rawat di rumah sakit. Berikut monitoring pada perkembangan klinis Os dihari pertama intervensi.

FisikOs masih merasa mual, muntah sudah tidak ada

KlinisBerikut disajikan tabel hasil pemeriksaan klinis Os pada tanggal 4 April 2014.

Tabel 7 Pemeriksaan klinis Os pada tanggal 4 April 2014Jenis Pemeriksaan Jumlah Rujukan Keterangan

Tekanan darah 160/110 120/80 Tinggi

Nadi 64x/menit 60 – 80 Normal

Suhu 360C 360C-370C Normal(Sumber : Catatan Medik Os Ruang Bougenville RSUD Cibinong 2014)

Hasil LaboratoriumTabel 8 Hasil pemeriksaan laboratorium Os tanggal 4 April 2014

Page 17: Laporan ID Gabungan Fix

Pemeriksaan Kadar Nilai rujukan Satuan KeteranganKimia darahUreum 20 20-40 mg/dl NormalKreatinin 0,9 0.5-1.5 mg/dl NormalSGOT 17 L:< 37; P: < 31 u/l NormalSGPT 14 L: < 42 ; P: < 32 g/dl Normal (Sumber : Catatan medik Os Ruang Bougenville RSUD Cibinong 2014)

Sebelum dilakukan intervensi hari ke satu, direncanakan terlebih dahulu pembagian makan pada hari pertama intervensi yaitu tanggal 4 April 2014.

Tabel 9 Rencana pembagian makanan hari pertama intervensiBahan SP Energi Protein Lemak Karbohidrat

Makanan (kkal) (gram) (gram) (gram)KH 4,5 787,5 18 0 180PH Rendah Lemak 1,5 75 10,5 3 0PH Lemak Sedang 1 75 7 5 0PN 3 240 18 9 24Sayur 2 100 6 0 20Buah-buahan 2 100 0 0 24Gula 1 50 0 0 12Minyak 4,5 202,5 0 22,5 0

Total 1630 59,5 39,5 260

Asupan Rumah SakitBerikut disajikan tabel berupa perkembangan asupan Os pada tanggal 4 April 2014. Intervensi dimulai sejak pagi hari.

Tabel 10 Perkembangan asupan Os selama di RSTanggal Zat Gizi Konsumsi Intervensi Persentase4 April 2014 Energi (kkal) 535 1630 32,8

Protein (g) 20,5 59,5 34,5Lemak (g) 12,5 39,5 31,6Karbohidrat (g) 85 260 32,7

Berikut grafik yang menunjukan persentase kontribusi asupan Os terhadap kebutuhan :

Page 18: Laporan ID Gabungan Fix

30

31

32

33

34

35

32.8

34.5

31.6

32.7

Persentase kontribusi asupan terhadap kebutuhan

Energi (%) Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%)

Gambar 1 Grafik persentase asupan Os terhadap kebutuhan tanggal 4 April 2014

Analisa

Intervensi yang dilakukan pada hari pertama yaitu memberikan intervensi kepada Os sejak pagi hari, namun rencana operasi pada siang hari sehingga sejak pagi hari sampai siang hari Os dipuasakan. Karena tekanan darah Os masih tinggi, Os tidak jadi di operasi sehingga pada sore hari Os diperbolehkan makan.

Edukasi

Pada hari pertama Os dan keluarga diberikan edukasi gizi untuk menghabiskan makanan yang diberikan dari rumah sakit dan tidak mengonsumsi makanan dari luar RS. Os menghabiskan hampir seluruh makanan yang diberikan saat makan sore dan tidak memakan sama sekali makanan yang diberikan saat makan pagi dan siang dikarenakan Os sedang dalam keadaan puasa.

2. Monitoring dan Evaluasi Hari KeduaHari kedua dilakukan pamantauan terhadap perkembangan Os saat di rumah sakit yang meliputi pemeriksaan fisik, klinis, laboratorium dan asupan Os terhadap kebutuhan (sesuai ketersediaan).

Fisik

Os sudah merasa tidak mual Klinis

Berikut disajikan tabel hasil pemeriksaan klinis Os pada tanggal 5 April 2014.Tabel 11 Pemeriksaan klinis Os pada tanggal 5 April 2014

Jenis Pemeriksaan Jumlah Rujukan Keterangan

Tekanan darah 160/90 120/80 Tinggi

Nadi 80x/menit 60 – 80 Normal

Suhu 36,50C 360C-370C Normal(Sumber : Catatan Medik Os Ruang Bougenville RSUD Cibinong 2014)

Laboratorium

Page 19: Laporan ID Gabungan Fix

Tidak ada hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 5 April 2014.

Sebelum dilakukan intervensi hari kedua, direncanakan terlebih dahulu pembagian makan pada tanggal 5 April 2014.

Tabel 12 Rencana pembagian makanan hari kedua intervensiBahan SP Energi Protein Lemak Karbohidrat

Makanan (kkal) (gram) (gram) (gram)KH 3 525 12 0 120PH Rendah Lemak 1,5 75 10,5 3 0PH Lemak Sedang 1 75 7 5 0PN 2 160 12 6 16Sayur 2 100 6 0 20Buah-buahan 2 100 0 0 24Susu 1 110 0 7 9Gula 3 150 7 0 36Minyak 3 135 0 15 0Formula ETPT 1 330 15 7 51

Total 1760 7 43 276

Asupan Rumah SakitBerikut disajikan tabel berupa perkembangan asupan Os pada tanggal 5 April 2014. Intervensi dimulai sejak pagi hari.

Tabel 13 Perkembangan asupan Os selama di RSTanggal Zat Gizi Konsumsi Intervensi Persentase5 April 2014 Energi (kkal) 1550 1760 88,1

Protein (g) 54,5 73,5 75,1Lemak (g) 41 43 95,3Karbohidrat (g) 241 276 87,3

Berikut grafik yang menunjukan persentase kontribusi asupan Os terhadap kebutuhan :

0

20

40

60

80

100

120

88.175.1

95.387.3

Persentase kontribusi asupan terhadap kebutuhan

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Gambar 2 Grafik persentase asupan Os terhadap kebutuhan tanggal 5 April 2014

Page 20: Laporan ID Gabungan Fix

Analisa

Intervensi yang dilakukan pada hari kedua yaitu memberikan Os makanan tambahan berupa puding dengan formula ETPT. Pada hari ini hampir seluruh intervensi yang diberikan sejak pagi hari dihabiskan, terlihat dari persentase asupan yang lebih dari 50%.

Edukasi

Pada hari kedua Os mau mengkonsumsi intervensi tambahan yang diberikan yaitu puding dengan formula ETPT dan Os mau memakan hampir seluruhnya intervensi yang diberikan.

F. Re-Assesment

Dengan adanya operasi yang dijalani, maka terdapat perubahan faktor stress yang dialami oleh Os. Hal ini berpengaruh pada peningkatan kebutuhan energi. Oleh karena itu dibutuhkan re-assesment pada Os. Re-assesment meliputi pengkajian kembali kebutuhan zat gizi, mengkaji keadaan fisik klinis dan biokimia Os.1. Pengukuran Antropometri

Pengukuran antropometri Os dilakukan dengan estimasi besar lingkar lengan atas (LLA) dan tinggi lutut (TiLut) dikarenakan Os tidak dapat berdiri. Dari pengukuran, didapatkan besar lingkar lengan atas sebesar 24 cm dan tinggi lutut sebesar 40 cm.Dengan rumus lingkar lengan atas (LLA) didapatkan :BB = (2,592xLLA) – 12,902= (2,592x24) – 12,902= 49 kgDengan rumus tinggi lutut (TiLut) didapatkan :TB = (2,02xTiLut) – (0,04xU) + 64,19= (2,02x40) – (0,04x62) + 64,19= 142 cmIMT = BB/ (TB2) = 49/ (1,422) = 24,3 kg/ m2

Dengan berat badan 49 kg dan tinggi badan 142 cm, maka status gizi Os adalah normal (IMT = 24,3 kg/ m2)2. Pemeriksaan BiokimiaTidak terdapat uji laboratorium pada Os di tanggal 6 April 2014.3. Pemeriksaan Fisik dan KlinisKeadaan umum Os lemas, kesadaran Os dalam keadaan compos mentis (sadar penuh). Os merasa bekas operasinya masih sakit dan masih terasa ngilu. Gejala mual dan muntah sudah hilang.Hasil pemeriksaan klinis awal Os meliputi nadi dan tekanan darah pada tanggal 6 April 2014. Keadaan klinis Os adalah sebagai berikut :

Tabel 14 Hasil pemeriksaan klinis Os pada tanggal 6 April 2014Jenis Pemeriksaan Jumlah Rujukan Keterangan

Tekanan darah 110/90 120/80 Normal

Nadi 65x/menit 60 – 80 Normal(Sumber : Catatan medik Os Ruang Bougenville RSUD Cibinong 2014)

Page 21: Laporan ID Gabungan Fix

G. Diagnosis Gizi Pasca Bedah Domain IntakeNI 1.2 Peningkatan energi ekpenditur berkaitan dengan peningkatan kebutuhan gizi pasca bedah ditandai oleh pengobatan yang meningkatkan pengeluaran energi untuk mempercepat penyembuhan luka pasca bedah.Domain BehaviourNB 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan kurang terpapar informasi yang akurat mengenai gizi sebelumnya ditandai oleh kebiasaan Os yang jarang mengkonsumsi sayur dan buah.

H. Intervensi Pasca Bedah 1. Tujuan Intervensi Pasca BedahTujuan intervensi adalah sebagai berikut :

Mempertahankan asupan Energi, Protein, Lemak, dan Karbohidrat Mempertahankan status gizi Os Memulihkan stress metabolik setelah operasi

2. Tujuan Diet Pasca Bedah Mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan

tubuh Os

Mempertahankan statu gizi normal Os

3. Syarat Diet Pasca BedahSyarat diet adalah sebagai berikut :

Energi tinggi sesuai kebutuhan Os yaitu 1746 Kkal, Protein Tinggi sesuai kebutuhan ( 15 %) Os yaitu 65,5 gram

Lemak cukup 25 % yaitu 48,5 gram Karbohidrat cukup 60 % yaitu 262 gram Vitamin dan mineral cukup Diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan Os Bentuk makanan lunak

4. Preskripsi Diet Pasca BedahPerencanaan makan : Diet Pasca BedahBentuk diet : Makanan lunakPemberian melalui : Oral5. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi Pasca Bedah

TB = 142,5 cm BB = 49,3 kg U = 61 tahun Status gizi = Normal FA = 1,2 FS = 1,4

AMB = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)= 66 + (13,7 x 49,3) + (5 x 142,5) – (6,8 x 61)= 66 + 675,41 + 712,5 – 414,8= 1039,11 kkal

Kebutuhan energi sehari = AMB x FA x FS= 1039,11 x 1,2 x 1,5= 1870 kkal

Kebutuhan protein = (15% x 1870)/4 = 70,13 g

Page 22: Laporan ID Gabungan Fix

Kebutuhan lemak = (25% x 1870)/9 = 51,95 gKebutuhan karbohidrat = (60% x 1870)/4 = 280,5 g6. Penyusunan Menua. Perencanaan Pemberian MakanPada perencanaan pemberian makan, Os diberikan tiga kali makan utama dan dua kali selingan yaitu dengan masing-masing persentase untuk makan pagi, selingan pagi, makan siang, selingan siang, dan makan malam sebesar 20%, 10%, 30%, 10%, dan 30%. Untuk kebutuhan zat gizi Os yaitu, energi 1746 kkal, protein 65,5 gram, lemak 48,5 gram dan 262 gram.Makan Pagi : Energi = 20% x 1870 kkal = 374 kkal

Protein = 20% x 70,13 gram = 14,02 gram Lemak = 20% x 51,95 gram = 10,39 gram

Karbohidrat = 10% x 280,5 gram = 56,11 gramSelingan pagi : Energi = 10% x 1870 kkal = 187 kkal

Protein = 10% x 70,13 gram = 7,01 gram Lemak = 10% x 51,95 gram = 5,19 gram

Karbohidrat = 10% x 280,5 gram = 28,05 gramMakan siang : Energi = 30% x 1870 kkal = 561 kkal

Protein = 30% x 70,13 gram = 21,04 gram Lemak = 30% x 51,95 gram = 15,58 gram

Karbohidrat = 30% x 280,5 gram = 84,16 gramSelingan sore : Energi = 10% x 1870 kkal = 187 kkal

Protein = 10% x 70,13 gram = 7,01 gram Lemak = 10% x 51,95 gram = 5,19 gram

Karbohidrat = 10% x 280,5 gram = 28,05 gramMakan malam : Energi = 30% x 1870 kkal = 561 kkal

Protein = 30% x 70,13 gram = 21,04 gram Lemak = 30% x 51,95 gram = 15,58 gram

Karbohidrat = 30% x 280,5 gram = 84,16 gram b. Perencanaan Pemberian Tiga Hari IntervensiOs diberikan perencanaan makan Diet Pasca Bedah ETPT dengan konsistensi makanan lunak. Adapun pembagian makan sehari berdasarkan golongan bahan makanan dan satuan penukarnya disajikan dalam tabel 5

Tabel 15 Rencana pembagian makanan sehariBahan SP Energi Protein Lemak Karbohidrat

Makanan (kkal) (gram) (gram) (gram)KH 4 700 16 0 160PH Rendah Lemak 2 100 14 4 0PH Lemak Sedang 1,5 112,5 10,5 7,5 0PN 3 240 18 9 24Sayur 2 100 6 0 20Buah-buahan 2 100 0 0 24Gula 2 100 0 0 24Minyak 4 180 0 20 0Formula ETPT 1 250 9 8 34

Total 1882,5 73,5 48,5 286

Page 23: Laporan ID Gabungan Fix

Berdasarkan rencana pembagian berdasarkan golongan, berikut pembagian satuan penukar setiap golongan makanan sesuai waktu makan yang diberikan

Tabel 16 Pembagian satuan penukar berdasarkan waktu makanPembagian

makan Pagi Selingan SiangSelinga

n Sore TOTALKH 1 1 1 1 4PH RL 0.5 1,5 2PH LS 1,5 1,5PN 1,5 1,5 3Sayur 1 1 2Buah-buahan 1 1 2Gula 1 1 2Minyak 1 1,5 1,5 4Formula ETPT 1 1

Pemberian makanan dilakukan secara bertahap, ditingkatkan dari pemberian pra bedah, dimulai dengan pemberian makan sebesar 1882 kkal yang sebelumnya saat pra bedah dimulai dari 1662 kkal. Pemberian ini dimaksudkan untuk mempercepat pemulihan luka dan stress metabolik Os.7. Rencana KonsultasiJudul : Perencanaan menu Energi Tinggi Protein TinggiSasaran : Tn. NWaktu : ± 15 menitTempat : Bougenville Atas/ Kelas IIIMedia : Leaflet dan satuan penukarMetode : Tanya jawabMateri :

1. Menginformasikan tentang tujuan Diet ETPT2. Menginformasikan tentang makanan yang sehat sesuai dengan

diet3. Memberikan contoh menu Diet ETPT4. Mengetahui daftar bahan makanan penukar untuk variasi

makanan.

I. Monitoring dan Evaluasi Pasca Bedah 1. Monitoring dan Evaluasi Hari Ketiga (Pasca Bedah)Monitoring dilakukan untuk melihat perkembangan Os selama di rawat di rumah sakit. Berikut monitoring pada perkembangan klinis Os dihari ketiga intervensi.

FisikOs sudah tidak merasa mual dan tidak muntah namun masih nyeri di lukabekas operasi

KlinisBerikut disajikan tabel hasil pemeriksaan klinis Os pada tanggal 6 April 2014.

Tabel 17 Pemeriksaan klinis Os pada tanggal 4 April 2014Jenis Pemeriksaan Jumlah Rujukan Keterangan

Page 24: Laporan ID Gabungan Fix

Tekanan darah 110/90 120/80 Normal

Nadi 65x/menit 60 – 80 Normal (Sumber : Catatan Medik Os Ruang Bougenville RSUD Cibinong 2014)

Hasil LaboratoriumTidak ada uji laboratorium pada Os di hari ketiga intervensi.

Asupan Rumah SakitBerikut disajikan tabel berupa perkembangan asupan Os pada tanggal 6 April 2014. Intervensi dimulai sejak pagi hari.

Tabel 10 Perkembangan asupan Os selama di RSTanggal Zat Gizi Konsumsi Intervensi Persentase6 April 2014 Energi (kkal) 850 1525 55,7

Protein (g) 34 64 53,1Lemak (g) 27,5 55 50Karbohidrat (g) 115 190 60,5

Berikut grafik yang menunjukan persentase kontribusi asupan Os terhadap kebutuhan :

010203040506070

55.7 53.1 5060.5

Persentase kontribusi asupan terhadap kebutuhan

Energi (%) Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%)

Gambar 3 Grafik persentase asupan Os terhadap kebutuhan tanggal 6 April 2014

Analisa

Intervensi yang dilakukan pada hari ketiga yaitu memberikan intervensi kepada Os sejak sore hari setelah operasi dilakukan. Rencana intervensi ingin dilakukan sejak pagi hari, namun Os dipuasakan karena hari ini Os jadi di operasi.

Edukasi

Pada hari ketiga Os diberikan edukasi mengenai diet yang diberikan kepada Os agar dapat diterapkan hingga luka bekas operasi dapat pulih dengan segera.2. Perkembangan Diet

Monitoring digunakan untuk melihat persentase konsumsi Os terhadap kebutuhan selama berada di rumah sakit. Intervensi di rumah sakit diberikan dengan cara memberikan tiga kali menu utama yaitu makan pagi, makan siang dan makan

Page 25: Laporan ID Gabungan Fix

malam. Selain makanan utama juga diberikan selingan sebanyak dua kali pada siang hari dan sore. Selama tiga hari intervensi terdapat peningkatan terhadap asupan makanan Os. Mual yang diderita Os sudah menghilang. Semua makanan tambahan yang diberikan dihabiskan Os. Berikut disajikan persentase perkembangan asupan terhadap intervensi yang diberikan :

Intervensi 1 Intervensi 2 Intervensi 30.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

32.8

88.1

55.7

34.5

74.1

53.1

31.6

95.3

50.032.7

87.3

60.5

Perkembangan asupan selama intervensi

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Gambar 4 Persentase perkembangan asupan Os selama 3 hari intervensi

Berikut disajikan pula persentase asupan terhadap kebutuhan ideal energi, protein, lemak dan karbohidrat Os.

Intervensi 1 Intervensi 2 Intervensi 30.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

30.6

88.8

45.431.3

83.2

48.5

25.8

84.5

52.9

32.4

92.0

41.0

Persentase asupan terhadap ke-butuhan ideal

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Gambar 5 Persentase asupan terhadap kebutuhan ideal Os

5. Monitoring Evaluasi KonsultasiMateri : Diet ETPT terkait standar diet, tujuan Diet, termasuk makanan yang dianjurkan Tujuan : Menjelaskan Diet ETPT pada Os dan istri Os agar mengerti dan memahami tentang penerapan Diet ketika nanti sudah keluar dari RS.Sasaran : Os dan istri OsWaktu : ± 15 menitTempat : Ruang Bougenville AtasMetode : Penjelasan dan tanya jawabMedia : Leaflet Diet ETPT dan satuan penukar

Page 26: Laporan ID Gabungan Fix

Evaluasi : Menanyakan kembali pada Os tentang materi yang disampaikan. Kemudian istri Os setuju untuk memperhatikan makanan Os agar memercepat penyembuhan luka Os.

F. Pembahasan Keadaan PasienOs didiagnosa mengalami Hernia Scrotalis Irreponible. Sebelum masuk

rumah sakit Os mengeluh nyeri pada bagian scrotum sebelah kanan, tedapat benjolah yang biasanya dapat masuk kembali jika berdiri atau mengangkat kedua kaki.

Setelah dilakukan perhitungan, status gizi Os adalah normal. Diet yang diberikan kepada Os adalah Diet Pra Bedah dan Pasca Bedah ETPT dengan konsistensi lunak. Pemberian intervensi hari pertama tidak ada tambahan, sedangkan hari kedua diberikan intervensi puding dengan formula ETPT dan di hari ketiga diberikan tambahan sama seperti hari kedua.

Selama pengamatan, persentase kontribusi asupan terhadap kebutuhan Os naik turun dikarenakan perhitungan yang dilakukan yaitu perbandingan konsumsi terhadap perhitungan kebutuhan sehari, sedangkan pada hari pertama Os puasa sejak pagi dikarenakan rencana operasi pada hari pertama, pada hari kedua tidak dilakukan operasi sehingga Os dapat makan pada tiga waktu makan, saat hari ketiga atau saat pasca bedah Os hanya bisa makan saat setelah operasi yaitu pada sore hari.

G. ResumeOs didiagnosa mengalami Hernia Scrotalis Irreponible. Status gizi Os normal dengan IMT = 24,3 kg/ m2. Berdasarkan perhitungan kebutuhan gizi saat pra bedah adalah energi sebesar 1746 kkal, protein 65,5 g, lemak 48,5 g dan karbohidrat 262 g, untuk pasca bedah adalah energi sebesar 1870 kkal, protein 70,13 g, lemak 51,95 g dan karbohidrat 280,5 g. Intervensi dilakukan selama 3 hari dengan memberikan Diet Pra Bedah dan Pasca Bedah ETPT dengan konsistensi lunak. Selama konsultasi, Os menerima dengan baik apa yang disampaikan mengenai perencanaan menu yang diberikan sehingga diharapkan Os dapat menerapkan apa yang disampaikan setelah keluar dari rumah sakit.

Page 27: Laporan ID Gabungan Fix

KASUS PENYAKIT ANAK DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)

GAMBARAN UMUM PENYAKIT, ETIOLOGI, DAN PATOFISIOLOGI

Gambaran Umum Penyakit

Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum dapat diatasi sepenuhnya oleh karena sulitnya memutuskan mata rantai penularan serta belum ditemukannya vaksin pencegahnya (WHO 2009). Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama asia tenggara, Amerika tengah, Amerika dan Karibia.

Faktor Risiko Penularan Demam Berdarah Dengue

Salah satu faktor risiko penularan DBD adalah pertumbuhan penduduk perkotaan yang cepat, mobilisasi penduduk karena membaiknya sarana dan prasarana transportasi dan terganggu atau melemahnya pengendalian populasi sehingga memungkin terjadinya KLB (Wilder-Smith et al. 2008). Faktor risiko lainnya adalah kemiskinan yang mengakibatkan orang tidak mempunyai kemampuan untuk menyediakan rumah yang layak dan sehat, pasokan air minum dan pembuangan sampah yang benar (Knowlton et al. 2009). Tetapi di lain pihak, DBD juga bisa menyerang penduduk yang lebih makmur terutama yang biasa bepergian. Dari penelitian di Pekanbaru Provinsi Riau, diketahui faktor yang berpengaruh terhadap kejadian DBD adalah pendidikan dan pekerjaan masyarakat, jarak antar rumah, keberadaan tempat penampungan air, keberadaan tanaman hias dan pekarangan serta mobilisai penduduk sedangkan tata letak rumah dan keberadaan jentik tidak menjadi faktor risiko (Roose 2008).

Tanda dan gejala yang timbul pada DHF adalah adanya demam tinggi mendadak. Selain itu, ditambah gejala penyerta 2 atau lebih yaitu nyeri kepala, nyeri retro orbita, nyeri otot dan tulang, ruam kulit, meski jarang dapat disertai manifestasi perdarahan, dan leucopenia. Saat dilakukan Uji HI >1280 atau IgM/IgG positif serta tidak ditemukan tanda kebocoran plasma (hemokonsentrasi, efusi pleura, asites, hipoproteinemia) (WHO 2009). KlinisGejala klinis berikut harus ada, yaitu demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari. Selain itu, terdapat manifestasi perdarahan, ada Pembesaran hati, syok yang dengan ditandai nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba, penyempitan tekanan nadi (20mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, capillary refill time memanjang (>2 detik) dan pasien tampak gelisah (WHO 2009).

Page 28: Laporan ID Gabungan Fix

Laboratorium Trombositopenia (100 000/µl atau kurang)

Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler, dengan manifestasi sebagai berikut: Peningkatan hematokrit ≥20% dari nilai standar, Penurunan hematokrit ≥ 20%, setelah mendapat terapi cairan, Efusi pleura/perikardial, asites, hipoproteinemia. Dua kriteria klinis pertama ditambah satu dari kriteria laboratorium (atau hanya peningkatan hematokrit) cukup untuk menegakkan Diagnosis Kerja DBD (WHO 2009).

Patofisiologi

Patofisiologi primer DBD adalah peningkatan akut permeabilitas vaskuler yang mengarah pada kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga menimbulkan homokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Volume plasma menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus berat, hal ini didukung penemuan postmortem meliputi efusi serosa, efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia (Widoyono 2008).

Tidak terjadi lesi destruktif nyata pada vaskuler, menunjukkan bahwa perubahan sementara fungsi vaskuler diakibatkan suatu mediator kerja singkat. Jika kondisi penderita sudah mulai stabil, ekstravasasi diabsorbsi dengan cepat, menimbulkan penurunan hematokrit. Perubahan homeostatis pada DHF melibatkan tiga faktor yaitu vaskuler, trombositopeni, dan kelainan koagulasi. Hampir semua penderita DHF mengalami peningkatan fragilitas vaskuler dan trombositopeni, dan banyak diantara penderita menunjukkan koagulogram yang abnormal (Widoyono 2008).

Nyamuk Aedes spp yang sudah terinfeksi virus dengue, akan tetap infektif sepanjang hidupnya dan terus menularkan kepada individu yang rentan pada saat menggigit dan menghisap darah. Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, virus dengue akan menuju organ sasaran yaitu sel kuffer hepar, endotel pembuluh darah, nodus limpaticus, sumsum tulang serta paru-paru. Beberapa penelitian menunjukkan, sel monosit dan makrofag mempunyai peran pada infeksi ini, dimulai dengan menempel dan masuknya genom virus ke dalam sel dengan bantuan organel sel dan membentuk komponen perantara dan komponen struktur virus. Setelah komponen struktur dirakit, virus dilepaskan dari dalam sel. Infeksi ini menimbulkan reaksi immunitas protektif terhadap serotipe virus tersebut tetapi tidak ada cross protective terhadap serotipe virus lainnya (Koraka et al. 2001)

Anak di bawah usia 2 tahun yang lahir dari ibu yang terinfeksi virus dengue dan terjadi infeksi dari ibu ke anak, dalam tubuh anak tersebut terjadi non neutralizing antibodies akibat adanya infeksi yang persisten. Akibatnya, bila terjadi infeksi virus dengue pada anak tersebut, maka akan langsung terjadi proses enhancing yang akan memacu makrofag mudah terinfeksi dan teraktifasi dan mengeluarkan IL-1, IL-6 dan TNF alpha juga PAF. Pada teori ADE disebutkan, jika terdapat antibodi spesifik terhadap jenis virus tertentu, maka

Page 29: Laporan ID Gabungan Fix

dapat mencegah penyakit yang diakibatkan oleh virus tersebut, tetapi sebaliknya apabila antibodinya tidak dapat menetralisasi virus, justru akan menimbulkan penyakit yang berat. Kinetik immunoglobulin spesifik virus dengue di dalam serum penderita DD, DBD dan DSS, didominasi oleh IgM, IgG1 dan IgG3 (Soegijanto 2003).

A. I dentitas Pasien

Nama Pasien : An. DJenis Kelamin : PerempuanTanggal Lahir : 10 Mei 2007Usia : 6 Tahun 10 BulanPekerjaan Ibu : Ibu Rumah TanggaAgama : IslamAlamat : Rawa PanjangTanggal Masuk Rumah Sakit : 24 Maret 2014Ruangan/ Kelas : Seruni lt.1 (112)/ IIINomor Rekam Medik : 10866986Tanggal Pengamatan : 24 Maret 2014Diagnosa Dokter : DHFTerapi Gizi : Diet Energi Tinggi Protein Tinggi,

bentuk makanan lunak

B. Assesment

1. Pengukuran AntropometriPerhitungan antropometri menggunakan pengukuran langsung dengan mengukur berat badan dengan timbangan injak dan tinggi badan dengan meteran. Setelah dilakukan pengukuran, dilakukan perhitungan untuk menentukan status gizi OS dengan menggunakan standar antropometri WHO 2005.

BB = 17 kg

BBI = 19 kg (CDC 2000)

TB = 103 cm

BB/U = 0SD sampai dengan 1SD (Status Gizi Baik)

TB/U = 0SD sampai dengan 1SD (Status Gizi Normal)

BB/TB= 0SD sampai dengan 1SD (Status Gizi Normal)

berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa status gizi OS normal berdasarkan standar WHO 2005 baik berdasarkan indeks BB/U, TB/U, maupun BB/TB.2. Pemeriksaan Biokimia

Tabel 1 Hasil Laboratorium An. DPemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan PenilaianDarah lengkapHb 11,3 10-16 g/dl Normal

Page 30: Laporan ID Gabungan Fix

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan PenilaianLeukosit 3900 5000-10000 /ul RendahTrombosit 133000 150000-450000 /ul RendahHematokrit 34,1 33-38 % Normal

(Sumber : Catatan medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)

Berdasarkan uji laboratorium tanggal 24 Maret 2014, hasil yang didapatkan adalah nilai leukosit dan trombosit Os tergolong rendah yaitu 3900/ul dan 133000/ul yang mana nilai rujukannya untuk leukosit adalah 5000-10000/ul dan untuk trombosit 150000-450000/ul, untuk pemeriksaan lainnya tergolong normal.3. Pemeriksaan Fisik dan KlinisKeadaan umum Os lemas, kesadaran Os dalam keadaan compos mentis (sadar penuh). Os mengalami mual, muntah dan diare disertai penurunan nafsu makan.Hasil pemeriksaan klinis awal Os meliputi nadi, suhu dan tekanan darah pada tanggal 24 Maret 2014. Keadaan klinis Os adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Hasil pemeriksaan klinis Os pada tanggal 24 Maret 2014Jenis Pemeriksaan

Jumlah

Rujukan Keterangan

Tekanan darah 110/70 90-105/75 mmHg TinggiNadi 100 70 – 110 NormalSuhu 390C 36 – 37oC Tinggi

(Sumber : Catatan medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)4. Riwayat Diet Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan ibu pasien, diketahui bahwa OS mempunyai kebiasaan makan yang tidak teratur yaitu 2-3 kali sehari makanan utama dengan jumlah yang tidak tentu. Dalam sekali makan biasanya Os makan ± 1 centong nasi dan minum air putih ± 4 gelas dalam sehari. Makanan pokok yang sering dikonsumsi Os adalah nasi. Lauk hewani yang sering dikonsumsi adalah telur dan ayam. Sedangkan lauk nabati Os biasa mengkonsumsi tempe dan tahu setiap harinya. Os sering mengonsumsi buah terutama semangka dan tidak menyukai sayur kecuali wortel. Os suka meminum susu bubuk full cream setiap hari. Os tidak mempunyai alergi dan pantangan terhadap makanan. Adapun makanan selingan yang biasa dikonsumsi oleh Os ketika di sekolah adalah snack gurih dan pedas berupa basreng dan cilung dengan bumbu pedas. Sebelum masuk rumah sakit, Os hanya mengonsumsi bubur dengan telur rebus saat sarapan, bubur dan sop wortel saat makan siang dan teh manis (pagi hari) dalam jumlah yang sedikit. Tabel di bawah ini menunjukkan asupan OS sebelum masuk rumah sakit (SMRS).Tabel 3 Persentase intake makanan SMRS dengan kebutuhan Os.

Tanggal Energi(Kal) Protein (g) Lemak (g)Karbohidrat

(g)Intake 750 25 10 138

Kebutuhan 1870 42,5 51,94 443,89% 40,1 58,8 19,3 31,1

Asupan makanan Os sehari sebelum masuk masih kurang mencukupi jika dibandingkan dengan kebutuhan Os, yaitu energi 40,1%, protein 58,8%, lemak

Page 31: Laporan ID Gabungan Fix

19,3% dan karbohidrat 31,1%. Hal ini disebabkan Os mengalami mual dan penurunan nafsu makan.

5. Riwayat PersonalData mengenai riwayat personal dikumpulkan melalui wawancara kepada ibu Os. Os merupakan seorang anak perempuan berusia 6 tahun 10 bulan. Os adalah anak kedua dari dua bersaudara. Ayah Os merupakan seorang supir travel Bogor-Lampung. Os sehari-hari dirawat dan diasuh oleh ibunya. Bersekolah di MI kelas 1 di daerah Cibinong. Os sangat suka bermain bersama teman-temannya seusai sekolah dan membeli jajanan yang ada di sekolah. Kegiatan OS dapat digolongkan dalam aktivitas yang sedang. Riwayat penyakit keluarga

Orang tua Os tidak ada riwayat penyakit tertentu. Riwayat penyakit dahulu

OS sebelumnya tidak pernah dirawat di RS. Riwayat penyakit sekarang

OS masuk rumah sakit dengan keluhan demam sejak empat hari yang lalu, batuk, mual, diare, dan muntah. Berdasarkan diagnosis medis, OS menderita DHF (Dengue Hemoragic Fever).

Terapi obat dan infus

Terapi obat dan infus yang dijalani Os selama perawatan adalah infus RL 3 cc/kgBB, Ranitidine, Sanmol dan Ambroxol.6. Terapi Obat dan InfusSaat di rumah sakit obat-obatan yang diberikan kepada Os diantaranya infus RL, Ranitidin, Sanmol, dan Ambroxol.

Tabel 4 Obat yang diberikan kepada Os selama di RSNo Infus dan obat Fungsi1. Infus Ringer Laktat Cairan untuk mengganti cairan tubuh, sebagai

keseimbangan cairan elektrolit dan terapi shock. Ringer’s laktat mengandung 40 – 50 ml/kg NaCl 0,6 g, CaCl dihidrat 0,02 g, KCl 0,03 g, Sodium laktat 0,31 g.

2. Ranitidine 2x1 Histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung

3. Sanmol 4x1 Diindikasikan untuk meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi, dan menurunkan demam.

4. Ambroxol 3x5 Untuk penyakit saluran napas akut dan kronis yang disetai sekresi bronkial yang abnormal, khususnya pada eksaserbasi dan bronkitis kronis, bronkitis asmatik, asma brokial.

C. Diagnosis Gizi

Page 32: Laporan ID Gabungan Fix

Domain IntakeNI 1.2 Peningkatan energi ekspeditur berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat DHF ditandai oleh adanya demam.Domain BehaviourNB 1.7 Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan kurang terpapar informasi yang akurat terkait gizi sebelumnya ditandai oleh kebiasaan mengkonsumsi snack gurih dan pedas berupa basreng dan cilung dengan bumbu pedas.

D. Intervensi

1. Tujuan IntervensiTujuan intervensi adalah sebagai berikut :

Meningkatkan asupan Energi, Protein, Lemak, dan Karbohidrat Os

Mempertahankan status gizi Os agar tetap normal

Memberikan edukasi gizi kepada ibu Os tentang pentingnya makanan bergizi dan berimbang bagi tumbuh kembang OS

2. Tujuan Diet Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk

mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh

Mempertahankan berat badan agar tetap normal

3. Syarat DietSyarat diet adalah sebagai berikut :

Energi tinggi yaitu 110 kkal/kg BB yang diberikan secara bertahap dimulai dari 1700 kkal.

Protein tinggi 2.5g/kg BB yaitu 42,50 gram

Lemak 25% kebutuhan energi yaitu sebesar 51,94 gram

Karbohidrat sisa dari kebutuhan energi dikurangi kebutuhan lainnya yaitu sebesar 443,89 gram

Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal

Makanan diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna

4. Preskripsi DietPerencanaan makan : Diet ETPT (Energi Tinggi Protein Tinggi)Bentuk diet : Makanan lunakPemberian melalui : Oral5. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi

BBa = 17 kg

BBI = 19 kg (CDC 2000)

Page 33: Laporan ID Gabungan Fix

TB = 103 cm

Kebutuhan energi = 110 kkal/kg BB

= 110 x 17 = 1870 kkal

Kebutuhan protein = 2,5 x 17

= 42.5 gram Kebutuhan lemak = (25/100) x 1870/9

= 51,94 gram Kebutuhan KH = (1870 – 42,5 – 51,94) /4

= 443,89 gram6. Penyusunan Menua. Perencanaan Pemberian MakanPada perencanaan pemberian makan, Os diberikan tiga kali makan utama dan dua kali selingan yaitu dengan masing-masing persentase untuk makan pagi, selingan pagi, makan siang, selingan siang, dan makan malam sebesar 20%, 10%, 30%, 10%, dan 30%. Untuk kebutuhan zat gizi Os yaitu, energi 1870 kkal, protein 42,5 gram, lemak 51,94 gram dan karbohidrat 443,89 gram.Makan Pagi : Energi = 20% x 1870 kkal = 374 kkal

Protein = 20% x 42,5 gram = 8,5 gram Lemak = 20% x 51,94 gram = 10,39 gram

Karbohidrat = 20% x 443,89 gram = 88,78 gramSelingan pagi : Energi = 10% x 1870 kkal = 187 kkal

Protein = 10% x 42,5 gram = 4,25 gram Lemak = 10% x 51,94 gram = 5,19 gram

Karbohidrat = 10% x 443,89 gram = 44,39 gramMakan siang : Energi = 30% x 1870 kkal = 561 kkal

Protein = 30% x 42,5 gram = 12,75 gram Lemak = 30% x 51,94 gram = 15,58 gram

Karbohidrat = 30% x 443,89 gram = 133,17 gramSelingan sore : Energi = 10% x 1870 kkal = 187 kkal

Protein = 10% x 42,5 gram = 4,25 gram Lemak = 10% x 51,94 gram = 5,19 gram

Karbohidrat = 10% x 443,89 gram = 44,39 gram Makan malam : Energi = 30% x 1870 kkal = 561 kkal

Protein = 30% x 42,5 gram = 12,75 gram Lemak = 30% x 51,94 gram = 15,58 gram

Karbohidrat = 30% x 443,89 gram = 133,17 gramb. Perencanaan Pemberian Tiga Hari IntervensiOs diberikan perencanaan makan Diet Energi Tinggi Protein Tinggi dengan konsistensi makanan lunak. Adapun pembagian makan sehari berdasarkan golongan bahan makanan dan satuan penukarnya disajikan dalam tabel 5

Tabel 5 Rencana pembagian makanan sehariBahan SP Energi Protein Lemak Karbohidrat

Makanan (kkal) (gram) (gram) (gram)

Page 34: Laporan ID Gabungan Fix

KH 3,75 656,25 15 0 150PH Rendah Lemak 1 50 7 2 0PH Lemak Sedang 0,5 37,5 3,5 2,5 0PN 2 160 12 6 16Sayur 0,5 25 1,5 0 5Buah-buahan 2 100 0 0 24Gula 3 150 0 0 36Minyak 3,5 157,5 0 17,5 0Susu nutren junior 1 375 11,6 14,5 49,5

Total 1711 50,6 42,5 280,5

Berdasarkan rencana pembagian berdasarkan golongan, berikut pembagian satuan penukar setiap golongan makanan sesuai waktu makan yang diberikan

Tabel 6 Pembagian satuan penukar berdasarkan waktu makanPembagian

makan Pagi Selingan SiangSelinga

n Sore TOTALKH 1,5 0.5 0,5 0,75 0,5 3,75PH RL 0.5 0,5 1PH LS 0,5 0,5PN 0,5 1,5 2Sayur 0,5 0,5Buah-buahan 1 1 2Gula 1 2 3Minyak 1 0,5 1 1 3,5Susu nutren junior 1 1

Pemberian makanan dilakukan secara bertahap, berdasarkan kemampuan Os dalam mengkonsumsi makanan tersebut, dimulai dengan pemberian makan sebesar 1700kkal. Dikarenakan berdasarkan kondisi Os yang masih mengalami mual dan lemas. Makanan diberikan dalam bentuk lunak. Selingan diberikan pada waktu siang dan ekstra susu pada sore. Selingan dan susu ekstra diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi Os.

7. Rencana KonsultasiJudul : Perencanaan menu Diet Energi Tinggi Protein Tinggi, informasi mengenai makanan dan jajanan yang sehat untuk seusia Os. Sasaran : Ibu OsWaktu : 27 Maret 2014/ ± 15 menitTempat : Seruni BawahMedia : Leaflet dan satuan penukar

Page 35: Laporan ID Gabungan Fix

Metode : Konsultasi dan tanya jawabMateri :

5. Menginformasikan tentang tujuan Diet6. Menginformasikan tentang makanan dan jajanan sehat7. Memberikan contoh menu Diet Energi Tinggi Protein Tinggi8. Mengetahui daftar bahan makanan penukar untuk variasi

makanan.

E. Monitoring dan Evaluasi

1. Monitoring dan Evaluasi Hari PertamaMonitoring dilakukan untuk melihat perkembangan Os selama di rawat di rumah sakit. Berikut monitoring pada perkembangan klinis Os dihari pertama intervensi.

FisikOs masih merasa mual, diare, batuk dan tidak nafsu makan

KlinisBerikut disajikan tabel hasil pemeriksaan klinis Os pada tanggal 24 Maret 2014.

Tabel 7 Pemeriksaan klinis Os pada tanggal 24 Maret 2014Jenis Pemeriksaan

Jumlah

Rujukan Keterangan

Tekanan darah 110/70 90-105/75 mmHg TinggiNadi 100 70 – 110 NormalSuhu 390C 36 – 37oC Tinggi

(Sumber : Catatan Medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)

AntropometriTabel 8 Pemeriksaan antropometri Os pada tanggal 24 Maret 2014

Tanggal Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm)24 Maret 2014 17 103

Hasil LaboratoriumTabel 9 Hasil pemeriksaan laboratorium Os tanggal 24 Maret 2014

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan PenilaianDarah lengkapHb 11,3 10-16 g/dl NormalLeukosit 3900 5000-10000 /ul RendahTrombosit 133000 150000-450000 /ul RendahHematokrit 34,1 33-38 % Normal

(Sumber : Catatan medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)

Sebelum dilakukan intervensi hari ke satu, direncanakan terlebih dahulu pembagian makan pada hari pertama intervensi yaitu tanggal 24 Maret 2014.

Tabel 10 Rencana pembagian makanan hari pertama intervensiPembagian

makan Pagi Selingan SiangSelinga

n Sore TOTALKH 1,5 0.5 0,5 0,75 0,5 3,75PH RL 0.5 0,5 1

Page 36: Laporan ID Gabungan Fix

PH LS 0,5 0,5PN 0,5 1,5 2Sayur 0,5 0,5Buah-buahan 1 1 2Gula 1 2 3Minyak 1 0,5 1 1 3,5Susu nutren junior 1 1

Asupan Rumah SakitBerikut disajikan tabel berupa perkembangan asupan Os pada tanggal 24 Maret 2014. Intervensi dimulai sejak pagi hari.

Tabel 11 Perkembangan asupan Os selama di RSTanggal Zat Gizi Konsumsi Intervensi Persentase24 Maret 2013

Energi (kkal) 1489,75 1711 87,1Protein (g) 42,7 51 84,4Lemak (g) 40,1 42,5 94,4Karbohidrat (g) 238,1 280,5 84,9

Berikut grafik yang menunjukan persentase kontribusi asupan Os terhadap kebutuhan :

78808284868890929496

87.184.4

94.4

84.9

Persentase kontribusi asupan terhadap kebutuhan

Energi (%) Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%)

Gambar 1 Grafik persentase asupan Os terhadap kebutuhan tanggal 24 Maret 2013

Analisa

Intervensi yang dilakukan pada hari pertama yaitu diberikan makanan sesuai dengan perencanaan dengan intervensi tambahan berupa susu tinggi energi untuk anak-anak (makanan cair tambahan).

Page 37: Laporan ID Gabungan Fix

Edukasi

Pada hari pertama Os dan keluarga diberikan edukasi gizi untuk menghabiskan makanan yang diberikan dari rumah sakit dan tidak mengonsumsi makanan dari luar RS. Pada hari pertama Os tidak mau memakan buah pada saat makan siang dikarenakan buah yang diberikan adalah pepaya dan Os tidak suka.

2. Monitoring dan Evaluasi Hari KeduaHari kedua dilakukan pemantauan terhadap perkembangan Os saat di rumah sakit yang meliputi pemeriksaan fisik, klinis, antropometri, laboratorium dan asupan Os terhadap kebutuhan (sesuai ketersediaan).

FisikOs masih merasa sedikit mual, diare sudah tidak ada, masih batuk dannafsu makan mulai meningkat

KlinisBerikut disajikan tabel hasil pemeriksaan klinis Os pada tanggal 25 Maret 2014.

Tabel 12 Pemeriksaan klinis Os pada tanggal 25 Maret 2014Jenis Pemeriksaan

Jumlah

Rujukan Keterangan

Tekanan darah 110/60 90-105/75 mmHg TinggiNadi 100 70 – 110 NormalSuhu 38,20C 36 – 37oC Tinggi

(Sumber : Catatan Medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)

AntropometriTabel 13 Pemeriksaan antropometri Os pada tanggal 24 Maret 2014

Tanggal Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm)24 Maret 2014 17 103

Hasil LaboratoriumTabel 14 Hasil pemeriksaan laboratorium Os tanggal 25 Maret 2014Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan PenilaianDarah lengkapHb 11,5 10-16 g/dl NormalLeukosit 3600 5000-10000 /ul RendahTrombosit 134000 150000-450000 /ul RendahHematokrit 34,4 33-38 % Normal

(Sumber : Catatan medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)

Sebelum dilakukan intervensi hari ke dua, direncanakan terlebih dahulu pembagian makan pada hari kedua intervensi yaitu tanggal 25 Maret 2014.

Tabel 15 Rencana pembagian makanan hari kedua intervensiPembagian

makan Pagi Selingan SiangSelinga

n Sore TOTALKH 1,5 0,5 0,75 0,5 3,25PH RL 0.5 1,5 2

Page 38: Laporan ID Gabungan Fix

PH LS 1 1PN 0,75 0,75 1,5Sayur 0,75 0,5 1,25Buah-buahan 1 1 2Susu 0,5 0,5Gula 2 2 4Minyak 1 1 1 3Susu nutren junior 1 1

Asupan Rumah SakitBerikut disajikan tabel berupa perkembangan asupan Os pada tanggal 25 Maret 2014. Intervensi dimulai sejak pagi hari.

Tabel 16 Perkembangan asupan Os selama di RSTanggal Zat Gizi Konsumsi Intervensi Persentase25 Maret 2013

Energi (kkal) 1526,5 1791 85,2Protein (g) 53,5 61,85 86,5Lemak (g) 38,5 46,5 82,8Karbohidrat (g) 238,5 280,5 85

Berikut grafik yang menunjukan persentase kontribusi asupan Os terhadap kebutuhan :

8081828384858687

85.2

86.5

82.8

85

Persentase kontribusi asupan terhadap kebutuhan

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Gambar 2 Grafik persentase asupan Os terhadap kebutuhan tanggal 25 Maret 2013

Analisa

Intervensi yang dilakukan pada hari kedua yaitu memberikan Os intervensi tambahan berupa puding dengan susu nutren khusus anak-anak pada waktu selingan sore. Asupan Os meningkat dari hari sebelumnya dikarenakan nafsu makan Os yang mulai membaik.

Edukasi

Page 39: Laporan ID Gabungan Fix

Pada hari kedua Os mau mengkonsumsi intervensi tambahan yang diberikan dan memakan sayur dan buah yang diberikan.

3. Monitoring dan Evaluasi Hari KetigaHari ketiga dilakukan pamantauan terhadap perkembangan Os saat di rumah sakit yang meliputi pemeriksaan fisik, klinis, antropometri, laboratorium dan asupan Os terhadap kebutuhan (sesuai ketersediaan).

FisikOs masih sedikit mual, dan nafsu makan semakin membaik.

KlinisBerikut disajikan tabel hasil pemeriksaan klinis Os pada tanggal 26 Maret 2014.

Tabel 17 Pemeriksaan klinis Os pada tanggal 26 Maret 2014Jenis Pemeriksaan

Jumlah

Rujukan Keterangan

Tekanan darah 110/60 90-105/75 mmHg TinggiNadi 100 70 – 110 NormalSuhu 37,60C 36 – 37oC Normal

(Sumber : Catatan Medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)

AntropometriTabel 18 Pemeriksaan antropometri Os pada tanggal 26 Maret 2014

Tanggal Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm)24 Maret 2014 17 103

LaboratoriumTabel 19 Hasil pemeriksaan laboratorium Os pada tanggal 26 Maret 2013

(Sumber : Catatan Medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)Sebelum dilakukan intervensi hari ketiga, direncanakan terlebih dahulu pembagian makan pada tanggal 26 Maret 2014.

Tabel 20 Rencana pembagian makanan hari ketiga intervensiPembagian

makan Pagi Selingan SiangSelinga

n Sore TOTALKH 1,5 0.5 0,75 0,75 0,5 4PH RL 0.5 0,75 1,5 2,75PN 0,75 0,75 1,5Sayur 0,4 0,75 1,15Buah-buahan 1 1 2Gula 2 2 4Minyak 1 0,5 1 1 3,5

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan PenilaianDarah lengkapHb 11,9 10-16 g/dl NormalLeukosit 3700 5000-10000 /ul RendahTrombosit 110000 150000-450000 /ul RendahHematokrit 34,0 33-38 % Normal

Page 40: Laporan ID Gabungan Fix

Susu nutren junior 1 1

Asupan Rumah SakitBerikut disajikan tabel berupa perkembangan asupan Os pada tanggal 26 Maret 2014. Intervensi dimulai sejak pagi hari.

Tabel 21 Perkembangan asupan Os selama di RSTanggal Zat Gizi Konsumsi Intervensi Persentase26 Maret 2013

Energi (kkal) 1639,25 1847 88,7Protein (g) 52,85 59,3 89,1Lemak (g) 34,3 42 81,7Karbohidrat (g) 274,8 305 90,1

Berikut grafik yang menunjukan persentase kontribusi asupan Os terhadap kebutuhan :

767880828486889092

88.7 89.1

81.7

90.1

Persentase kontribusi asupan terhadap kebutuhan

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Gambar 3 Grafik persentase asupan Os terhadap kebutuhan tanggal 26 Maret 2013 Analisa

Intervensi yang dilakukan pada hari ketiga yaitu memberikan Os intervensi tambahan berupa puding dengan susu nutren khusus anak-anak. Asupan Os semakin hari semakin meningkat, berdasarkan wawancara lanjut kepada ibu Os, Os sudah tidak betah dan ingin pulang sehingga Os mau makan intervensi yang diberikan. Edukasi

Pada hari ketiga Os mau mengkonsumsi intervensi tambahan yang diberikan hanya saat makan sore sayur tidak dihabiskan dikarenakan bumbunya Os tidak suka.

4. Perkembangan DietMonitoring digunakan untuk melihat persentase konsumsi Os terhadap kebutuhan selama berada di rumah sakit. Intervensi di rumah sakit diberikan dengan cara memberikan tiga kali menu utama yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam. Selain makanan utama juga diberikan selingan sebanyak dua kali pada siang hari dan sore. Selama tiga hari intervensi terdapat peningkatan terhadap

Page 41: Laporan ID Gabungan Fix

asupan makanan Os. Semua makanan tambahan yang diberikan dihabiskan Os, namun makanan lain terutama buah pepaya dan bumbu-bumbu yang Os tidak suka pada makanan yang diberikan tidak akan dimakan atau hanya sedikit.

Berikut ini disajikan tabel persentase perkembangan asupan selama intervensi 3 hari.

Intervensi 1 Intervensi 2 Intervensi 375

80

85

90

95

87.185.2

88.7

84.486.5

89.1

94.4

82.8 81.784.9 85

90.1

Perkembangan asupan selama intervensi

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Gambar 4 Persentase perkembangan asupan Os selama 3 hari intervensi

Berikut disajikan pula persentase asupan terhadap kebutuhan ideal energi, protein, lemak dan karbohidrat Os.

Intervensi 1 Intervensi 2 Intervensi 30.0

20.040.060.080.0

100.0120.0140.0

79.7 81.6 87.7100.5

125.9 124.4

77.2 74.1 66.053.6 53.7 61.9

Persentase asupan terhadap ke-butuhan ideal

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Gambar 5 Persentase asupan terhadap kebutuhan ideal Os

5. Monitoring Evaluasi Konsultasi

Page 42: Laporan ID Gabungan Fix

Materi : Diet Energi Tingi Protein Tinggi terkait standar diet, tujuan Diet, termasuk contoh-contoh makanan Diet, serta informasi mengenai makanan dan jajanan yang sehat.Tujuan : Menjelaskan Diet ETPT pada ibu Os agar mengerti dan memahami tentang penerapan Diet dan dapat mengubah perilaku makan Os agar menjadi lebih sehat.Sasaran : Ibu OsWaktu : 27 Maret 2014 / ± 15 menitTempat : Ruang SeruniMetode : Penjelasan dan tanya jawabMedia : Leaflet Diet ETPT dan satuan penukarEvaluasi : Menanyakan kembali pada ibu Os tentang materi yang disampaikan. Kemudian ibu Os setuju untuk lebih menjaga makanan yang dimakan oleh Os termasuk jajanannya.

F. Pembahasan Keadaan PasienOs didiagnosa mengalami DHF (Dengue Hemorragic Fever), saat masuk

RS keadaan Os panas sudah 3 hari disertai batuk, mual, muntah dan diare juga terdapat mimisan malam sebelum masuk rs.

Setelah dilakukan perhitungan, status gizi Os adalah normal. Diet yang diberikan kepada Os adalah Diet Energi Tinggi Protein Tinggi dengan konsistensi lunak. Pemberian intervensi hari pertama diberikan tambahan makanan cair berupa susu nutren khusus anak-anak, sedangkan hari kedua diberikan intervensi berupa puding susu nutren khusus anak dan di hari ketiga diberikan tambahan berupa puding sama seperti hari kedua.

Selama pengamatan, persentase kontribusi asupan terhadap kebutuhan Os semakin meningkat dari hari ke hari meskipun masih belum memenuhi 100% kebutuhan Os. Pada hari terakhir pengamatan dilakukan konsultasi mengenai perencanaan menu ETPT dan makanan serta contoh-contoh jajanan sehat dengan metode penjelasan langsung.

G. Resume Os didiagnosa mengalami DHF (Dengue Hemorragic Fever). Status gizi Os normal berdasarkan CDC 2000. Berdasarkan perhitungan kebutuhan gizi Os adalah energi sebesar 1870 kkal, protein 42,5 g, lemak 51,94 g dan karbohidrat 443,89 g. Intervensi dilakukan selama 3 hari dengan memberikan Diet Energi Tinggi Protein Tinggi dengan konsistensi lunak. Selama 3 hari intervensi terdapat peningkatan asupan Os setiap harinya. Selama konsultasi, ibu Os menerima dengan baik apa yang disampaikan mengenai perencanaan menu yang diberikan sehingga diharapkan ibu Os dapat menerapkan apa yang disampaikan setelah keluar dari rumah sakit.

Page 43: Laporan ID Gabungan Fix

KASUS PENYAKIT DALAMCHF, HHD, DM TIPE 2 DAN ASAM URAT

Gambaran Umum PenyakitHeart Failure (HF) adalah penyakit yang dihasilkan karena menurunnya

efisiensi pompa jantung dengan sirkulasi darah rendah ke jaringan tubuh, penyumbatan paru atau sirkulasi tubuh, pembengkakan pergelangan kaki, asites, kongesti hati, dan kesulitan bernafas. Kemampuan mitokondria untuk sistesis oksidasi ATP dari ADP dan inorganic phosphate berhubungan di miokardium pada penderita HF. Gagalnya rongga kiri dapat disebabkan oleh nafas pendek dan kelelahan, gagalnya rongga kanan disebabkan oleh akumulasi cairan perifer dan abdominal. Heart failure (HF) bisa disebabkan oleh CHD, serangan jantung sebelumnya, riwayat cardiomiopathy, penyakit paru-paru misalnya chronic obstructive pulmonary disease (COPD), anemia berat, komsumsi alkohol yang berlebihan, atau menurunnya fungsi tiroid.

Hypertensive Heart Disease (HHD) merujuk kepada penyakit jantung yang disebabkan oleh tingginya tekanan darah, masalah ini berhubungan juga dengan coronary artery disease, angina pectoris, hypertophy, dan heart failure. Tingginya tekanan darah artinya tekanan di dalam arteri terlalu tinggi. Berhubungan dengan pompa jantung, jantung harus memompa lebih keras yang lama kelamaan dapat menyebabkan otot jantung menjadi menipis. Tanpa penanganan yang baik, jantung dapat mengalami kegagalan (Heart Failure). Terkadang karena terlalu tipisnya otot jantung, otot mengalami kekurangan oksigen yang dapat menyebabkan angina. Peningkatan tekanan darah dapat juga menyebabkan penipisan dinding arteri, jika di gabungkan dengan kolesterol yang menumpuk pada arteri, resiko serangan jantung dan stroke meningkat. Hypertensive heart disease dapat menyebabkan kematian karena tingginya tekanan pada darah.

A. I dentitas Pasien

Nama : Ny. CNo. RM : 10867520Ruang Rawat : Seruni Lt.2Tanggal Masuk : 27 Maret 2014Umur : 64 TahunJenis Kelamin : PerempuanStatus : JandaAgama : IslamAlamat : Cikaret, Cibinong, BogorDiagnosa Dokter : CHF, HHD dan susp AKITerapi Gizi : Diet Jantung, Rendah Garam, Diet DM 1700, Diet Rendah Purin

B. Assesment

1. Pengukuran Antropometri

Page 44: Laporan ID Gabungan Fix

Pengukuran antropometri Os dilakukan dengan estimasi besar lingkar lengan atas (LLA) dan tinggi lutut (TiLut) dikarenakan Os tidak dapat berdiri. Dari pengukuran, didapatkan besar lingkar lengan atas sebesar 25 cm dan tinggi lutut sebesar 46 cm.Dengan rumus lingkar lengan atas (LLA) didapatkan :BB = (2,001xLLA) – 1,223= (2,001x25) – 1,223= 48,8 kgDengan rumus tinggi lutut (TiLut) didapatkan :TB = 84,88 – (0,24xU) + (1,83xTiLut)= 84,88 – (0,24x64) + (1,83x46)= 153,7 cmIMT = BB/ (TB2) = 48,8/ (1,532) = 20,84 kg/ m2

Dengan berat badan 48,8 kg dan tinggi badan 153,7 cm, maka status gizi Os adalah normal (IMT = 20,84 kg/ m2)2. Pemeriksaan Biokimia

Tabel 1 Hasil Laboratorium Ny. CPemeriksaan Kadar Nilai rujukan Satuan KeteranganHEMATOLOGIHemoglobin 15 L: 13.7-17.5,P: 12.0-14.0 gr/dL TinggiLeukosit 8600 5000-10000 mm3 NormalTrombosit 244000 150.000-450.000 mm3 NormalHematokrit 46 L: 40-48, P: 36-42 % TinggiDiabetesGlukosa sewaktu

393 70 - 200 mg/dlTinggi

Kimia darahUreum 37 20-40 mg/dl NormalKreatinin 1.5 0.5-1.5 mg/dl NormalSGOT 20 L:< 37; P: < 31 u/l NormalSGPT 27 L: < 42 ; P: < 32 g/dl Normal(Sumber : Catatan medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)

Berdasarkan uji laboratorium tanggal 27 Maret 2014, hasil yang didapatkan adalah nilai hemoglobin Os berada diatas nilai rujukan yaitu 15 g/dL, hematokrit tinggi sebesar 46% sedangkan hasil pemeriksaan yang lain tergolong normal. Kadar glukosa darah sewaktu Os tergolong tinggi karena berada diatas nilai rujukan yaitu 343 mg/dL.3. Pemeriksaan Fisik dan KlinisKeadaan umum Os lemas, kesadaran Os dalam keadaan compos mentis (sadar penuh). Os mengalami sesak nafas selama kurang lebih seminggu, mual, perut keras dan tidak nafsu makan selama 1 minggu.Hasil pemeriksaan klinis awal Os meliputi nadi dan tekanan darah pada tanggal 27 Maret 2014. Keadaan klinis Os adalah sebagai berikut :

Page 45: Laporan ID Gabungan Fix

Tabel 2 Hasil pemeriksaan klinis Os pada tanggal 27 Maret 2014Jenis Pemeriksaan Jumlah Rujukan Keterangan

Tekanan darah 100/80 120/80 Normal

Nadi 100x/menit 60 – 80 Tinggi(Sumber : Catatan medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)4. Riwayat Diet Sebelum mengalami sakit, Os memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, menu makan Os sehari-hari tidak menentu. Makanan sumber karbohidrat yang sering Os konsumsi adalah nasi. Lauk hewani yang sering dikonsumsi adalah ayam, telur, daging dan ikan. Sayuran dan buah Os sering mengkonsumsi. Minuman yang biasa Os konsumsi adalah teh, susu dan air putih. Os tidak memiliki pantangan terhadap makanan apapun. Makanan yang Os senangi adalah sayur asem, duren, dan ikan asin.Semenjak Os menjadi janda, nafsu makan Os menurun drastis. Os hanya mau makan satu kali sehari dalam jumlah yang sedikit berupa jajanan pasar tinggi karbohidrat seperti lontong isi, kue basah, dll. Aktivitas fisik Os saat ini tergolong sangat ringan (hanya berbaring di tempat tidur). Berikut asupan Os sehari sebelum masuk rumah sakit (SMRS).

Tabel 3 Persentase intake makanan SMRS dengan kebutuhan Os.

Tanggal Energi(Kal) Protein (g) Lemak (g)Karbohidrat

(g)Intake 150 1,8 0,6 33,4

Kebutuhan 1829 68,5 50,8 297,21% 8,2 2,62 1,18 11,2

Asupan makanan Os sehari sebelum masuk RS tidak mencapai setengah dari kebutuhan Os, yaitu energi 8,2%, protein 2,62%, lemak 1,18% dan karbohidrat 11,2%. Hal ini disebabkan Os mengalami mual dan penurunan nafsu makan.5. Riwayat PersonalOs adalah seorang janda, Os tinggal dirumah sendirian terkadang anak-anaknya menjenguk. Kegiatan Os sehari-hari hanya dirumah dan tergolong sedang karena Os tidak memiliki pembantu untuk membersihkan rumah, Os membersihkan rumahnya sendiri setiap hari. Os memiliki 4 orang anak yang sudah semuanya menikah dan tinggal dengan keluarganya masing-masing. Sebelum sakit Os pernah memiliki berat badan hingga 70kg, dengan status gizi obesitas 1.Semenjak Os menjadi janda, Os merasa kesepian dirumah dan nafsu makan Os menurun drastis. Os mengeluh penurunan nafsu makan dikarenakan tidak adanya teman untuk makan bersama. Sekitar 2 tahun yang lalu Os didiagnosis memiliki penyakit jantung dan sering keluar masuk rumah sakit dan Os sering mengalami sesak nafas terutama saat malam hari.

Riwayat Penyakit SebelumOs memiliki riwayat penyakit asam urat dan diabetes sejak 2 tahun.Os biasa mengkonsumsi obat digoxin dan ISDN

Keadaan Sosial EkonomiOs merupakan keluarga dengan ekonomi menengah

Page 46: Laporan ID Gabungan Fix

AktivitasKegiatan sehari-hari Os hanya dirumah dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dapat digolongkan dalam aktivitas sedang.

Pengetahuan giziOs tidak pernah mengikuti penyuluhan dan mendapatkan pengetahuan tentang gizi, yang Os tahu hanya tidak boleh makan lauk nabati jika memiliki asam urat.6. Terapi Obat dan InfusSaat di rumah sakit obat-obatan yang diberikan kepada Os diantaranya infus RL, Ranitidin, Furosemide (Lasix), Aspar K, Captropil, Amlodipine, Ondansetron dan O2 (Oksigen).

Tabel 4 Obat yang diberikan kepada Os selama di RSNo Infus dan obat Fungsi1. Infus Ringer Laktat Cairan untuk mengganti cairan tubuh, sebagai

keseimbangan cairan elektrolit dan terapi shock. Ringer’s laktat mengandung 40 – 50 ml/kg NaCl 0,6 g, CaCl dihidrat 0,02 g, KCl 0,03 g, Sodium laktat 0,31 g.

2. Amlodipine 10 mg 3x1

Pengobatan hipertensi

3. Ranitidine 2x1 Histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung

4. Ondansetron 4 mg Obat anti mual dan muntah5. Oksigen (O2) Membantu meringaknan pernafasan6. Furosemide 2x1 Untuk pengobatan edema seperti edema karena

gangguan jantung, efektif sebagai diuretik7. Captopril 2x1 Obat tekanan darah tinggi atau hipertensi berat

hingga sedang8. Aspar K 2x1 Nutrisi tambahan pada kelemahan fisik, masa

penyembuhan, kehilangan nafsu makan, kondisi demam, dll.

C. Diagnosis Gizi

Domain Intake- NI. 2.1

Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan adanya penyebab psikologis ditandai dengan adanya rasa tidak nafsu makan, mual, dan hasil recall SMRS intake energi 8,2%, protein 2,62%, lemak 1,18% dan karbohidrat 11,2% dari kebutuhan.Domain Klinis

- NC-2.2

Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan gangguan fungsi endokrin dalam metabolisme glukosa ditandai dengan glukosa darah sewaktu sebesar 393 mg/dL.Domain Behaviour

- NB.1.1

Page 47: Laporan ID Gabungan Fix

Kurang pengetahuan terkait gizi dan makanan berkaitan dengan kurang terpapar informasi terkait gizi dan makanan sebelumnya ditandai dengan kebiasaan mengkonsumsi jajanan pasar tinggi karbohidrat setiap hari.

D. Intervensi

1. Tujuan IntervensiTujuan intervensi adalah sebagai berikut :

Meningkatkan asupan Os sesuai dengan kebutuhan Os Mempertahankan status gizi Os Mengubah perilaku Os terkait gizi melalui edukasi

2. Tujuan Diet Memberikan makanan yang adekuat sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi Os tanpa memberatkan kerja jantung

Mempertahankan statuz gizi normal Os

Menurunkan kadar gula darah Os

Mengurangi ascites Os dan mencegah kambuhnya asam urat Os

3. Syarat DietSyarat diet adalah sebagai berikut :

Energi cukup sesuai dengan kebutuhan Os yaitu 1829 kkal Kebutuhan protein 15% yaitu 68,5 gram Lemak sedang 20% yaitu 50,8 gram Karbohidrat cukup 65% yaitu sebesar 297,21 gram Natrium dibatasi karena ada hipertensi dan ascites Cairan dibatasi karena ada ascites Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak

diperbolehkan Menghindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai

kandungan purin tinggi Vitamin dan mineral cukup Bentuk makanan lunak

4. Preskripsi DietPerencanaan makan : Diet jantung, rendah garam, DM1700, dan rendah purinBentuk diet : Makanan lunakPemberian melalui : Oral5. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi

BB (berdasarkan LLA) = 48,8 kg U = 64 tahun TB (berdasarkan TiLut) = 153,94 cm IMT = 21,35 kg/ m2

Status Gizi = NormalKebutuhan energi sehari = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)

= 655 + (9,6 x 48,8) + (1,8 x 153,94) – (4,7 x 64)= 1089 kkal= 1089 kkal x 1,2 x 1,4

Page 48: Laporan ID Gabungan Fix

= 1829 kkalKebutuhan protein = 15% dari energi total

= (0,15 x 1829) : 4 = 68,5 gramKebutuhan lemak = 20% dari energi total

= (0,2 x 1829) : 9 = 40,64 gramKebutuhan karbohidrat = 65% dari energi total

= (0,65 x 1829) : 4 = 297,21 gram6. Penyusunan Menua. Perencanaan Pemberian MakanPada perencanaan pemberian makan, Os diberikan tiga kali makan utama dan dua kali selingan yaitu dengan masing-masing persentase untuk makan pagi, selingan pagi, makan siang, selingan siang, dan makan malam sebesar 20%, 10%, 30%, 10%, dan 30%. Untuk kebutuhan zat gizi Os yaitu, energi 1829 kkal, protein 39,04 gram, lemak 40,64 gram dan 326,77 gram.Makan Pagi : Energi = 20% x 1829 kkal = 365 kkal

Protein = 20% x 68,05 gram = 13,6 gram Lemak = 20% x 40,64 gram = 8,1 gram

Karbohidrat = 20% x 326,77 gram = 65,3 gramSelingan pagi : Energi = 10% x 1829 kkal = 182 kkal

Protein = 10% x 68,05 gram = 6,8gram Lemak = 10% x 40,64 gram = 4 gram

Karbohidrat = 10% x 326,77 gram = 32,6 gramMakan siang : Energi = 30% x 1829 kkal = 548 kkal

Protein = 30% x 68,05 gram = 20,14 gram Lemak = 30% x 40,64 gram = 12,1 gram

Karbohidrat = 30% x 326,77 gram = 98 gramSelingan sore : Energi = 10% x 1829 kkal = 182 kkal

Protein = 10% x 68,05 gram = 6,8 gram Lemak = 10% x 40,64 gram = 4 gram

Karbohidrat = 10% x 326,77 gram = 32,6 gramMakan malam : Energi = 30% x 1829 kkal = 548 kkal

Protein = 30% x 68,05 gram = 20,14 gram Lemak = 30% x 40,64 gram = 12,1 gram

Karbohidrat = 30% x 326,77 gram = 98 gram

b. Perencanaan Pemberian Tiga Hari IntervensiOs diberikan perencanaan makan Diet Jantung, Rendah Garam, Diet DM1700, dan Rendah Purin dengan konsistensi makanan lunak. Adapun pembagia makan sehari berdasarkan golongan bahan makanan dan satuan penukarnya disajikan dalam tabel 5

Tabel 5 Rencana pembagian makanan sehariBahan SP Energi Protein Lemak Karbohidrat

Makanan (kkal) (gram) (gram) (gram)

Page 49: Laporan ID Gabungan Fix

KH 3,5 612,5 14 0 140PH Rendah Lemak 2,5 125 17,5 5 0PH Lemak Sedang 1 75 7 5 0PN 2 160 12 6 16Sayur 1 50 3 0 10Buah-buahan 2 100 0 0 24Gula 0,2 10 0 0 2,4Minyak 2,5 112,5 0 12,5 0Susu khusus diabetes 2 500 18 16 68

Total 1745 71,5 44,5 260,4

Berdasarkan rencana pembagian berdasarkan golongan, berikut pembagian satuan penukar setiap golongan makanan sesuai waktu makan yang diberikan

Tabel 6 Pembagian satuan penukar berdasarkan waktu makanPembagian

makan Pagi Selingan SiangSelinga

n Sore TOTALKH 1 0.5 1 1 3.5PH RL 0.5 2 2.5PH LS 1 1PN 1 1 2Sayur 0.5 0.5 1Buah-buahan 1 1 2Gula 0.2 0.2Minyak 0.5 1 1 2.5Pembagian

makan Pagi Selingan SiangSelinga

n Sore TOTALSusu khusus diabetes 1 1 2

Pemberian makanan dilakukan secara bertahap, berdasarkan kemampuan Os dalam mengkonsumsi makanan tersebut, dimulai dengan pemberian makan sebesar 1527 kkal. Dikarenakan berdasarkan asupan SMRS, asupan Os sangat rendah dan kurangnya nafsu makan Os disertai dengan mual. Makanan diberikan dalam bentuk lunak. Selingan diberikan pada waktu siang dan ekstra susu pada pagi dan sore. Selingan dan susu ekstra diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi Os.

7. Rencana KonsultasiJudul : Perencanaan menu Diet DM1700, informasi mengenai makanan yang sehat sesuai dengan kondisi Os Sasaran : Os dan Anak OsWaktu : 31 Maret 2014/ ± 15 menitTempat : Seruni Atas Kelas IIMedia : Leaflet dan satuan penukarMetode : Konsultasi dan tanya jawabMateri :

9. Menginformasikan tentang tujuan Diet DM1700

Page 50: Laporan ID Gabungan Fix

10. Menginformasikan tentang makanan yang di anjurkan dan tidak dianjurkan

11. Memberikan contoh menu Diet DM170012. Mengetahui daftar bahan makanan penukar untuk variasi

makanan.13. Memberikan informasi tentang makanan tinggi purin

E. Monitoring dan Evaluasi

1. Monitoring dan Evaluasi Hari PertamaMonitoring dilakukan untuk melihat perkembangan Os selama di rawat di rumah sakit. Berikut monitoring pada perkembangan klinis Os dihari pertama intervensi.

FisikOs masih merasa mual, kembung dan tidak nafsu makan

KlinisBerikut disajikan tabel hasil pemeriksaan klinis Os pada tanggal 28 Maret 2014.

Tabel 7 Pemeriksaan klinis Os pada tanggal 28 Maret 2014Jenis Pemeriksaan Jumlah Rujukan Keterangan

Tekanan darah 120/80 120/80 Normal

Nadi 80x/menit 60 – 80 Normal

Suhu 360C 360C-370C Normal(Sumber : Catatan Medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)

Hasil LaboratoriumTabel 8 Hasil pemeriksaan laboratorium Os tanggal 28 Maret 2014

Pemeriksaan Kadar Nilai rujukan Satuan Keterangan

Glukosa puasa

82110-125 (sedang)≥ 126 (buruk)80-144 (baik)

mg/dl Normal

(Sumber : Catatan medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)

Sebelum dilakukan intervensi hari ke satu, direncanakan terlebih dahulu pembagian makan pada hari pertama intervensi yaitu tanggal 28 Maret 2014.

Tabel 9 Rencana pembagian makanan hari pertama intervensiBahan SP Energi Protein Lemak Karbohidrat

Makanan (kkal) (g) (g) (g)KH 5 875 20 0 200PH Rendah Lemak 0.5 25 3.5 1 0PH Lemak Sedang 3 225 21 15 0PN 3 240 18 9 24Sayur 3 150 9 0 30

Bahan SP Energi Protein Lemak KarbohidratMakanan (kkal) (g) (g) (g)

Buah-buahan 2 100 0 0 24Gula 0.5 25 0 0 6Minyak 2.5 112.5 0 12.5 0

Page 51: Laporan ID Gabungan Fix

Total 1752.5 71.5 37.5 284

Asupan Rumah SakitBerikut disajikan tabel berupa perkembangan asupan Os pada tanggal 28 Maret 2014. Intervensi dimulai sejak pagi hari.

Tabel 10 Perkembangan asupan Os selama di RSTanggal Zat Gizi Konsumsi Intervensi Persentase28 Maret 2013

Energi (kkal) 1186,5 1752,5 67,7Protein (g) 26,2 71,5 36,6Lemak (g) 15,3 37,5 40,8Karbohidrat (g) 236,4 284 83,2

Berikut grafik yang menunjukan persentase kontribusi asupan Os terhadap kebutuhan :

0102030405060708090

67.7

36.6 40.8

83.2

Persentase kontribusi asupan terhadap kebutuhan

Energi (%) Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%)

Gambar 1 Grafik persentase asupan Os terhadap kebutuhan tanggal 28 Maret 2013

Analisa

Intervensi yang dilakukan pada hari pertama yaitu hanya memberikan Os makanan dari rumah sakit sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat, tanpa memberikan intervensi tambahan, ditujukan agar mengetahui tingkat penerimaan Os terhadap makanan yang disajikan. Dari persentase yang didapatkan, asupan protein dan lemak Os tidak mencapai 50% kebutuhan, dikarenakan Os tidak mau makan sayur dan lauk hewani.

Edukasi

Pada hari pertama Os dan keluarga diberikan edukasi gizi untuk menghabiskan makanan yang diberikan dari rumah sakit dan tidak mengonsumsi makanan dari luar RS. Tetapi pada hari pertama Os tidak menghabiskan sayuran dan lauk hewani karena Os mengeluh setiap memakan lauk hewani dan sayuran Os mengalami mual, kemudian diberikan motivasi untuk memakan sedikit-sedikit lauk hewani dan sayurnya dan boleh tidak diteruskan jika mengalami mual kembali.

Page 52: Laporan ID Gabungan Fix

2. Monitoring dan Evaluasi Hari KeduaHari kedua dilakukan pamantauan terhadap perkembangan Os saat di rumah sakit yang meliputi pemeriksaan fisik, klinis, laboratorium dan asupan Os terhadap kebutuhan (sesuai ketersediaan).

Fisik

Os masih merasa merasa mual dan tidak nafsu makan namun perut kembungnya sudah tidak terasa

KlinisBerikut disajikan tabel hasil pemeriksaan klinis Os pada tanggal 29 Maret 2014.

Tabel 11 Pemeriksaan klinis Os pada tanggal 29 Maret 2014Jenis Pemeriksaan Jumlah Rujukan Keterangan

Tekanan darah 90/60 120/80 Rendah

Nadi 80x/menit 60 – 80 Normal

Suhu 360C 360C-370C Normal(Sumber : Catatan Medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)

LaboratoriumTidak ada hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 29 Maret 2014.

Sebelum dilakukan intervensi hari kedua, direncanakan terlebih dahulu pembagian makan pada tanggal 29 Maret 2014.

Tabel 12 Rencana pembagian makanan hari kedua intervensiBahan SP Energi Protein Lemak Karbohidrat

Makanan (kkal) (gram) (gram) (gram)KH 3.5 612.5 14 0 140PH Rendah Lemak 2.5 125 17.5 5 0PH Lemak Sedang 1 75 7 5 0PN 2 160 12 6 16Sayur 1 50 3 0 10Buah-buahan 2 100 0 0 24Gula 0.2 10 0 0 2.4Minyak 2.5 112.5 0 12.5 0Susu khusus diabetes (coklat) 2 500 18 16 68

Total 1745 71.5 44.5 260.4

Asupan Rumah SakitBerikut disajikan tabel berupa perkembangan asupan Os pada tanggal 29 Maret 2014. Intervensi dimulai sejak pagi hari.

Tabel 13 Perkembangan asupan Os selama di RSTanggal Zat Gizi Konsumsi Intervensi Persentase29 Maret 2013

Energi (kkal) 1471,5 1745 84,3Protein (g) 45,2 71,5 63,2Lemak (g) 34,8 44,5 78,2

Page 53: Laporan ID Gabungan Fix

Karbohidrat (g) 240,8 260,4 92,4

Berikut grafik yang menunjukan persentase kontribusi asupan Os terhadap kebutuhan :

0

20

40

60

80

100

84.3

63.278.2

92.4

Persentase kontribusi asupan terhadap kebutuhan

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Gambar 2 Grafik persentase asupan Os terhadap kebutuhan tanggal 29 Maret 2013

Analisa

Intervensi yang dilakukan pada hari kedua yaitu memberikan Os makanan cair tambahan berupa susu coklat khusus diabetes pada saat pagi dan sore hari dikarenakan dari hasil pengamatan intervensi hari pertama, Os tidak mau makan lauk hewani dan sayur sehingga kebutuhan zat gizi Os tidak sesuai yang diharapkan. Dari persentase yang didapatkan, asupan protein dan lemak Os pada intervensi hari kedua meningkat dibandingkan intervensi hari pertama, hal ini dikarenakan Os mau mengkonsumsi intervensi tambahan yang diberikan. Persentase asupan Os terhadap kebutuhan sudah lebih dari 50% yang artinya asupan Os membaik dari hari sebelumnya.

Edukasi

Pada hari kedua Os mau mengkonsumsi intervensi tambahan yang diberikan yaitu susu coklat khusus diabetes dan Os sudah mau mencoba mengkonsumsi sayuran dan lauk hewani namun masih tetap merasa mual ketika memakannya.

3. Monitoring dan Evaluasi Hari KetigaHari ketiga dilakukan pamantauan terhadap perkembangan Os saat di rumah sakit yang meliputi pemeriksaan fisik, klinis, laboratorium dan asupan Os terhadap kebutuhan (sesuai ketersediaan).

FisikOs masih merasa tidak nafsu makan dan rasa mual menurun

KlinisBerikut disajikan tabel hasil pemeriksaan klinis Os pada tanggal 30 Maret 2014.

Tabel 14 Pemeriksaan klinis Os pada tanggal 30 Maret 2014Jenis Pemeriksaan Jumlah Rujukan Keterangan

Tekanan darah 110/70 120/80 Normal

Page 54: Laporan ID Gabungan Fix

Nadi 84x/menit 60 – 80 Tinggi

Suhu 360C 360C-370C Normal(Sumber : Catatan Medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)

LaboratoriumTabel 15 Hasil pemeriksaan laboratorium Os pada tanggal 30 Maret 2014

Pemeriksaan Kadar Nilai rujukan Satuan KeteranganGlukosa Sewaktu

148 70 - 200 mg/dl Normal

(Sumber : Catatan Medik Os Ruang Seruni RSUD Cibinong 2014)Sebelum dilakukan intervensi hari ketiga, direncanakan terlebih dahulu pembagian makan pada tanggal 30 Maret 2014.

Tabel 16 Rencana pembagian makanan hari ketiga intervensi

Bahan SP EnergiProtei

nLema

kKarbohidra

tMakanan (Kal) (g) (g) (g)

KH 4 700 16 0 160PH Rendah Lemak 1 50 7 2 0PH Lemak Sedang 0.5 37.5 3.5 2.5 0PN 1.5 120 9 4.5 12Sayur 1 50 3 0 10Buah-buahan 2 100 0 0 24Susu khusus diabetes (Vanilla) 1 189 7.14 8.4 21Susu khusus diabetes (Coklat) 2 500 18 16 68Gula 0.7 35 0 0 8.4Minyak 2.5 112.5 0 12.5 0

Total 1894 63.64 45.9 303.4

Asupan Rumah SakitBerikut disajikan tabel berupa perkembangan asupan Os pada tanggal 30 Maret 2014. Intervensi dimulai sejak pagi hari.

Tabel 17 Perkembangan asupan Os selama di RSTanggal Zat Gizi Konsumsi Intervensi Persentase29 Maret 2013

Energi (kkal) 1724,5 1894 91,05Protein (g) 49,64 63,64 78Lemak (g) 40,7 45,9 88,6Karbohidrat (g) 286,2 303,4 94,3

Berikut grafik yang menunjukan persentase kontribusi asupan Os terhadap kebutuhan :

Page 55: Laporan ID Gabungan Fix

0

20

40

60

80

100

91.0578

88.6 94.3

Persentase kontribusi asupan terhadap kebutuhan

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Gambar 3 Grafik persentase asupan Os terhadap kebutuhan tanggal 30 Maret 2013 Analisa

Intervensi yang dilakukan pada hari ketiga yaitu memberikan Os makanan cair tambahan berupa susu coklat khusus diabetes pada saat pagi dan sore dan memberikan selingan tambahan pada sore hari berupa bubur sumsum tanpa santan melainkan menggunakan susu vanilla khusus diabetes. Penambahan makanan dilakukan karenaberdasarkan hasil pengamatan intervensi hari kedua, Os mau mengkonsumsi intervensi tambahan yang diberikan. Dari persentase yang didapatkan, keseluruhan asupan Os pada intervensi hari ketiga meningkat dibandingkan intervensi hari pertama dan kedua hal ini dikarenakan Os mau mengkonsumsi intervensi tambahan yang diberikan. Persentase asupan Os terhadap kebutuhan sudah mendekati 100% yang artinya asupan Os membaik dari hari-hari sebelumnya. Edukasi

Pada hari ketiga Os mau mengkonsumsi intervensi tambahan yang diberikan berupa susu coklat khusus diabetes dan bubur sumsum tanpa santan, bubur sumsum yang dimodifikasi dengan ditambahkan susu khusus diabetes rasa vanilla. Os masih tetap mencoba untuk mengkonsumsi lauk hewani dan sayuran namun hanya sedikit.

4. Perkembangan DietMonitoring digunakan untuk melihat persentase konsumsi Os terhadap kebutuhan selama berada di rumah sakit. Intervensi di rumah sakit diberikan dengan cara memberikan tiga kali menu utama yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam. Selain makanan utama juga diberikan selingan sebanyak dua kali pada siang hari dan sore. Selama tiga hari intervensi terdapat peningkatan terhadap asupan makanan Os. Mual yang diderita Os sudah mulai menghilang meskipun terkadang nafsu makan masih kurang. Semua makanan tambahan yang diberikan dihabiskan Os, namun makanan lain terutama lauk hewani dan sayur Os masih sulit untuk mengkonsumsinya.

Gambar 4 Persentase perkembangan asupan Os selama 3 hari intervensi

Page 56: Laporan ID Gabungan Fix

Intervensi 1 Intervensi 2 Intervensi 30

20

40

60

80

10067.7

84.3 91.05

36.6

63.278

40.8

78.288.683.2

92.4 94.3

Perkembangan asupan selama intervensi

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Berikut disajikan pula persentase asupan terhadap kebutuhan ideal energi, protein, lemak dan karbohidrat Os.

Intervensi 1 Intervensi 2 Intervensi 30.0

20.040.060.080.0

100.0120.0

64.980.5

94.3

38.2

66.0 72.5

37.6

85.6100.1

72.3 73.787.6

Persentase asupan terhadap ke-butuhan ideal

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Gambar 5 Persentase asupan terhadap kebutuhan ideal Os

5. Monitoring Evaluasi KonsultasiMateri : Diet DM1700 terkait standar diet, tujuan Diet, termasuk makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan, contoh-contoh makanan Diet, serta informasi mengenai makanan yang sehat sesuai dengan kondisi OsTujuan : Menjelaskan Diet DM1700 pada Os dan anak Os agar mengerti dan memahami tentang penerapan Diet DM1700 dan mengubah perilaku makannya menjadi lebih sehat.Sasaran : Os dan anak OsWaktu : 31 Maret 2014 / ± 15 menitTempat : Ruang Seruni AtasMetode : Penjelasan dan tanya jawabMedia : Leaflet Diet DM1700 dan satuan penukarEvaluasi : Menanyakan kembali pada Os tentang materi yang disampaikan. Kemudian Os setuju untuk mengurangi jajanan pasar tinggi karbohidrat.

F. Pembahasan Keadaan Pasien

Page 57: Laporan ID Gabungan Fix

Os didiagnosa mengalami CHF (Congestive Heart Failure), HHD (Hypertension Heart Disease), dan memiliki riwayat DM tipe II serta asam urat. Sebelum masuk rumah sakit Os mengeluh sesak nafas, mual dan tidak nafsu makan. Os sering keluar masuk rumah sakit dengan penyakit yang sama. Os didiagnosa memiliki penyakit jantung sejak 2 tahun yang lalu dan memiliki riwayat penyakit diabetes serta asam urat. Os mengaku sudah dua minggu tidak mengkonsumsi obat jantung dari dokter sehingga kambuh dan harus dibawa ke rumah sakit lagi.

Setelah dilakukan perhitungan, status gizi Os adalah normal. Diet yang diberikan kepada Os adalah Diet Jantung, Rendah Garam, DM1700 serta Rendah Purin dengan konsistensi lunak. Pemberian intervensi hari pertama tidak ada tambahan, sedangkan hari kedua diberikan intervensi susu khusus diabetes rasa coklat (2x waktu makan) dan di hari ketiga diberikan tambahan (susu khusus diabetes tetap diberikan) berupa bubur sumsum tanpa santan melainkan dimodifikasi menggunakan susu vanilla khusus diabetes.

Selama pengamatan, persentase kontribusi asupan terhadap kebutuhan Os semakin meningkat dari hari ke hari meskipun masih belum memenuhi 100% kebutuhan Os. Pada hari terakhir pengamatan dilakukan konsultasi mengenai perencanaan menu DM dan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk kondisi kesehatan Os dengan metode penjelasan langsung.

G. Resume Os didiagnosa mengalami CHF (Congestive Heart Failure), HHD (Hypertensive Heart Disease), dengan riwayat DM tipe II dan asam urat. Status gizi Os normal dengan IMT = 21,35 kg/ m2. Berdasarkan perhitungan kebutuhan gizi Os adalah energi sebesar 1829 kkal, protein 68,5 g, lemak 40,64 g dan karbohidrat 297,21 g. intervensi dilakukan selama 3 hari dengan memberikan Diet Jantung, Rendah Garam, DM1700 dan Rendah Purin dengan konsistensi lunak. Selama 3 hari intervensi terdapat peningkatan asupan Os setiap harinya. Selama konsultasi, Os menerima dengan baik apa yang disampaikan mengenai perencanaan menu yang diberikan sehingga diharapkan Os dapat menerapkan apa yang disampaikan setelah keluar dari rumah sakit.

Page 58: Laporan ID Gabungan Fix

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pelayanan gizi RSUD Cibinong terdiri dari pelayanan gizi rawat inap, pelayanan gizi rawat jalan, penyelenggaraan makananan, penelitian dan pengembangan gizi terapan. Pelayanan gizi rawat inap dilakukan melalui pemberian terapi diet yang sesuai dengan kondisi pasien dalam upaya memepercepat penyembuhan. Pelayanan gizi pasien di rawat jalan dilakukan melalui pemberian konseling gizi dan dietetik kepada pasien. Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan gizi salah sataunya dengan pengembangan makanan formula rumah sakit. Penyelenggaraan makanan dilakukan secara sentralisasi dan desentralisasi.

Pasien yang diamati selama kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) adalah pasien bedah, pasien penyakit dalam serta pasien anak. Pasien penyakit bedah (Tn. N) didiagnosa mengalami Hernia Scrotalis Irreponible. Status gizi Os normal dengan IMT = 24,3 kg/ m2. Berdasarkan perhitungan kebutuhan gizi saat pra bedah adalah energi sebesar 1746 kkal, protein 65,5 g, lemak 48,5 g dan karbohidrat 262 g, untuk pasca bedah adalah energi sebesar 1870 kkal, protein 70,13 g, lemak 51,95 g dan karbohidrat 280,5 g. Intervensi dilakukan selama 3 hari dengan memberikan Diet Pra Bedah dan Pasca Bedah ETPT dengan konsistensi lunak.

Pasien anak (An. D) didiagnosa mengalami DHF (Dengue Hemorragic Fever). Status gizi Os normal berdasarkan CDC 2000. Berdasarkan perhitungan kebutuhan gizi Os adalah energi sebesar 1870 kkal, protein 42,5 g, lemak 51,94 g dan karbohidrat 443,89 g. Intervensi dilakukan selama 3 hari dengan memberikan Diet Energi Tinggi Protein Tinggi dengan konsistensi lunak. Selama 3 hari intervensi terdapat peningkatan asupan Os setiap harinya.

Pasien penyakit dalam (Ny. C) didiagnosa mengalami CHF (Congestive Heart Failure), HHD (Hypertensive Heart Disease), dengan riwayat DM tipe II dan asam urat. Status gizi Os normal dengan IMT = 21,35 kg/ m2. Berdasarkan perhitungan kebutuhan gizi Os adalah energi sebesar 1829 kkal, protein 68,5 g, lemak 40,64 g dan karbohidrat 297,21 g. intervensi dilakukan selama 3 hari dengan memberikan Diet Jantung, Rendah Garam, DM1700 dan Rendah Purin dengan konsistensi lunak. Selama 3 hari intervensi terdapat peningkatan asupan Os setiap harinya.

Secara umum, asupan pasien anak, penyakit dalam, dan penyakit bedah mengalami peningkatan selama tiga hari pengamatan. Asupan pasien rata-rata tergolong tinggi karena sudah lebih dari 50% kebutuhan. Berdasarkan hasil edukasi gizi yang diberikan, OS ataupun kelarga OS mengerti dengan materi yang diberikan dan antusias untuk melakukan tanya jawab.

Page 59: Laporan ID Gabungan Fix

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan studi kasus yaitu perlu adanya peningkatan kreatifitas dalam pembuatan intervensi sesuai dengan kesukaan pasien namun tidak bertentangan dengan prinsip diet dan kondisi pasien itu sendiri agar asupan pasien selama di rumah sakit meningkat. Selain itu, dalam penyuluhan atau konseling gizi sebaiknya disediakan instrumen untuk evaluasi berupa kuesioner mengenai materi yang disampaikan agar dapat diketahui dengan jelas apakah ada peningkatan pengetahuan atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Knowlton K, Solomon G, Rotkin-Ellman M, Pitch F. 2009. Mosquito-Borne Dengue Fever Threat Spreading in the Americas. New York: Natural Resources Defense Council Issue Paper

Koraka P, Suharti C, Setiati CE, Mairuhu AT, Van Gorp E, Hack CE.2001. Kinetics of Dengue Virus-specific Immunoglobulin Classes and Subclasses Correlate with Clinical Outcome of Infection. J Clin Microbio;Vol. 39 4332-8.

Massie BM. 2011. Heart failure: pathophysiology and diagnosis. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Roose A. Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2008.

Soegijanto S. 2003. Prospek Pemanfaatan Vaksin Dengue Untuk Menurunkan Prevalensi di Masyarakat. Dipresentasikan di Peringatan 90 Tahun Pendidikan Dokter di FK Unair: Surabaya.

Stump Sylvia E. 2012. Nutrition and Diagnosis-Related Care Seventh Edition. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins.

Victor RG. 2011. Arterial hypertension. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.

WHO. 2009. Dengue: Guidlines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. New Edition. Geneva: World Health Organization

Widoyono. 2008. Peyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Semarang (ID): Erlangga.

Wilder-Smith A, Gubler D. 2008. Geographic Expansion of Dengue: the Impact of International Travel. Med Clin NAm. Vol. 92: p. 1377-90.

Page 60: Laporan ID Gabungan Fix

LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh Intervensi yang diberikan pada pasien penyakit dalam

Gambar 6 dan 7 Menu makan siang, sebelum dan sesudah (30/3)

Gambar 8 Susu coklat khusus diabetes Gambar 9 Bubur sumsum modifikasi susu

Page 61: Laporan ID Gabungan Fix

Lampiran 2

waktu makan menu bahan makanan SP E P L KH

pagibubur ayam bubur 1 175 4 0 40

ayam 0,5 25 3,5 1 0

cakwe 0,5 87,5 2 0 20

minyak 1 45 0 5 0

selingan agar-agar cokelatsusu 0,5 55 3,5 3,5 4,5

gula 2 100 0 0 24

siang

tim 0,5 87,5 2 0 20

gulai telur telur 1 75 7 5 0

tempe bumbu kecap

tempe 0,75 60 4,5 2,25 6

sayur bayam jagung

bayam 0,75 37,5 2,25 0 7,5

semangka 1 50 0 0 12

minyak 1 45 0 5 0

selingan puding nutren

agar-agar 0,75 131,25 3 0 30

gula 2 100 0 0 24

susu nutren junior

1 375 11,6 14,5 49,5

soretim 0,5 87,5 2 0 20

sate ayam bumbu semur

ayam 1,5 75 10,5 3 0

tahu bumbu tomat

tahu 0,75 60 4,5 2,25 6

sup kc merah kc merah 0,5 25 1,5 0 5

pepaya 1 50 0 0 12

minyak 1 45 0 5 0

TOTAL 1792 61,85 46,5 280,5