Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

48
POTENSI BAHAYA DARI FAKTOR FISIK DI LINGKUNGAN KERJA PRESENTASI KUNJUNGAN PERUSAHAAN KELOMPOK 1 PERIODE 22-27 SEPTEMBER 2014

Transcript of Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Page 1: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

POTENSI BAHAYA DARI FAKTOR FISIK DI

LINGKUNGAN KERJA

PRESENTASI KUNJUNGAN PERUSAHAAN

KELOMPOK 1

PERIODE 22-27 SEPTEMBER 2014

Page 2: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

ANGGOTA

Page 3: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

PENDAHULUAN

Page 4: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Identitas Perusahaan

Page 5: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt
Page 6: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Proses Produksi1. Bahan yang diperlukan:Bahan baku : kulit pickle domba dan

kambing, kulit wet blue domba dan kambing– Bahan Tambahan : tepung kanji, lilin, natrium

klorat, kromosal B, formalin, garam, diopal, soda asetat, soda kue, pro-enzim MA, asam format

2. Mesin/peralatan kerja yang digunakan: Drum tanning, Mesin shaving, Mesin enzyn-setter, Mesin staking, Mesin milling, Mesin buffing, Mesin hand polish toggle

Page 7: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Proses Produksi (LANJUTAN)3. Proses Produksi: Bahan baku (kulit hewan) Gudang Shaving

Tanning Hanging Enzyn-setter Milling Staking Buffing Polishing Toggling Measuring Packing Output.

4. Barang yang dihasilkan:– Produk Utama : leather (kulit bahan

sarung tangan)– Produk Sampingan : tidak ada5. Limbah:

Padat (sludge, pot trimming)Cair (dari proses tanning dan dyeing)

Page 8: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

KEBISINGAN

Page 9: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

KEBISINGAN• Bunyi didengar sebagai rangsangan-

rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki, maka dinyatakan sebagai kebisingan.

• Nilai Ambang Batas kebisingan didasarkan pada waktu pemajanan terhadap bising, sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : 51/Men/1999, setiap kenaikan 3 dBA  intensitas bising maka akan turun waktu pemajanan ½ nya (waktu paruh)

Page 10: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

• Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan :–Kebisingan yang kontinyu (steady state) , misalnya : generator

–Kebisingan terputus-putus ( = intermitent ), misalnya : lalu lintas, suara kapal terbang di lapangan udara.

–Kebisingan impulsif ( = impact or impulsive noise ), seperti pukulan tukul, tembakan bedil atau meriam, ledakan.

Page 11: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt
Page 12: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Catatan : Tidak boleh terpajan lebih 140 dBA, walaupun sesaat

Page 13: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

HASIL KUNJUNGAN

Page 14: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Kebisingan Asal sampel : PT. Adi Satria AbadiJumlah sampel : 10 (sepuluh)Parameter : KebisinganTanggal pengambilan sampel : 26 September 2014

Keterangan NAB berdasarkan Kepmenaker No. 51 tahun 1999 tentang NAB faktor fisik di tempat kerja.

No.

LOKASI

Tingkat Kebisingan (dBA) Jenis

Bising

Sumber Bising NAB

(dBA)

Keterangan

Leq Lmax

1. Ruang Tooggling 79,8 93,8 Intermiten Drum 85 < NAB

2. Ruang polish 77 85,7 Intermiten Mesin 85 < NAB

3. Ruang Stacking 86,3 89,6 Intermiten Mesin 85 >NAB

4. Ruang Malling 83,0 90,6 Continue Drum 85 < NAB

5. Ruang Enzynsetter

88,6 91,0 Intermiten Mesin 85 >NAB

6. Ruang Laborat 73,2 77,8 Intermiten Drum 85 < NAB

7. Ruang Bengkel 71,8 79,0 Intermiten Mesin 85 < NAB

8. Ruang Tanning 77,2 82,1 Continue Drum 85 < NAB

9. Ruang Shaving 79,8 83,3 Intermiten Mesin 85 < NAB

10. Ruang Enzyntalk 74,9 85,2 Intermiten Drum 85 < NAB

Page 15: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

PENCAHAYAAN

Page 16: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

PENCAHAYAAN

Pencahayaan di tempat kerja yang baik adalah pencahayaan yang memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakannya dengan mudah, jelas dan tanpa upaya yang berlebihan dari indra penglihatannya sehingga mereka dapat melakukan pekerjaannya dengan cepat, teliti dan aman.

Page 17: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

• Sumber-sumber Pencahayaan :– Sumber pencahayaan alam (sinar matahari)– Sumber pencahayaan buatan (lampu)

• Sistem  penempatan lampu/pencahayaan dapat diatur sebagai :– Pencahayaan umum : dimana pencahayaan

tersebut dapat menerangi seluruh ruangan.– Pencahayaan setempat (lokal) : dimana

pencahayaan tersebut untuk menerangi satu lokasi pekerja tersebut, misalnya pekerjaan reparasi jam lebih memerlukan pencahayaan yang sifatnya lokal.

Page 18: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Penilaian pencahayaan di tempat kerja

Page 19: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Pencahayaan yang buruk akan menimbulkan kelelahan mata yang menyebabkan :Iritasi, mata berair dan kelopak mata  berwarna

merah (Konjunctivitis).Penglihatan rangkap dan sakit kepala.Ketajaman penglihatan merosot, demikian pula

kepekaan terhadap perbedaan (contras sensitifity) dan kecepatan pandangan.

Kekuatan menyesuaikan ( accomodation ) dan konvergensi menurun.

Page 20: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

HASIL KUNJUNGAN

Page 21: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

No Lokasi

Tingkat Pencahayaan (Luks)

Jenis

Kerja

Tingkat

Pencahayaan

yang

diperlukan

Keterangan

Umum Lokal

RangeRata-

rataRange

Rata-

Rata

1 Laborat 50- 112 81 - - ksat 200 Kurang

2 Gudang bahan

baku27-118 67 - - kk 50 cukup

3 Milling (sebelum

tanning)064-179 121,5 - - kss 100 Cukup

4 Tanning

(Pencucian)090-355 194,9 - - kk 50 Cukup

5 Shaving (Penipisan

ukuran kulit)066-096 76,7 - - kk 50 Cukup

6 Toggling 041-

07355 - - kss 100 Kurang

Hasil Pengujian Pencahayaan

Page 22: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

7 Setter

(pelebaran

bahan)

042-

07255

080-

09488,7 kk 50 Cukup

8 Enzyn talk97-161 129 - - kss 100 Cukup

9 Stacking

(pelemasan)44- 55 49,75

147-

179163,7 kk 50 Kurang

10 Polish31- 57 44

391-

419407 kk 50 Kurang

11 Gudang finish16- 94 71,2

1371-

16971554,3 Kk 50 Cukup

Page 23: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Keterangan Persyaratan intensitas penerangan didasarkan pada Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No. 7 tahun 1964 :Kerja kasar (kk) pencahayaan dipersyaratkan minimal 50

lux.Kerja sedang sepintas (kss) pencahayaan dipersyaratkan

minimal 100 lux.Kerja sedang agak teliti (ksat) pencahayaan

dipersyaratkan minimal 200 lux.Kerja sedang teliti (kst) pencahayaan dipersyaratkan

minimal 300 lux.Kerja halus kontras sedang (khks) pencahayaan

dipersyaratkan antara 500 – 1000 lux.Kerja halus kontras kurang (khkk) pencahayaan

dipersyaratkan minimal 1000 lux.

Page 24: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

 

IKLIM KERJA

IKLIM KERJA

Page 25: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembapan,kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya (Menaker, 1999).

Page 26: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembapan udara (RH), kecepatan gerakan (V) dan suhu radiasi (SH). Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh yang disebut tekanan panas (Ramdan, 2007).

Page 27: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Macam Iklim Kerja

a. Iklim Kerja Panas

Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembapan, suhu udara, suhu radiasi dan sinar matahari (Budiono, 2008)

Page 28: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Tekanan panas:

Tekanan panas

Faktor lingkungan Faktor pakaianKerja fisik

Beban panas

Page 29: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

• Tekanan panas akan berdampak pada terjadinya:

1.Dehidrasi2.Heat rash3.Heat Fatique4.Heat Cramps5.Heat Exhaustion6.Heat Syncope 7.Heat Stroke

Page 30: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

• Parameter tekanan panas meliputi :

• suhu efektif,

• indeks suhu basah dan suhu bola (ISBB),

• indeks kecepatan keluar keringat dalam 4 jam

(P4SR) dan

• indeks tekanan panas (ITP).

Page 31: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Dari keempat parameter tekanan panas tersebut yang sering digunakan adalah ISBB, besarnya : 0,7 suhu basah alami +0,3 suhu globe (untuk didalam ruangan) dan 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu globe + 0,1 suhu kering (untuk di luar ruangan).

Page 32: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Berdasarkan PermenakerTrans Nomer Per 13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas

(NAB) Faktor Fisik dan Faktor Kimia di tempat kerja sebagai berikut:

Page 33: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

• Penentuan beban kerja berdasarkan output kalori tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya, dengan ketentuan sebagai berikut:

a)Kerja Ringan, tingkat output kalori kurang dari 200 kkal/jam,

b)Kerja Sedang, tingkat output kalori sebesar 200-350 kkal/jam,

c)Kerja Berat, tingkat output kalori 350-500 kkal/jam,

d)Kerja Sangat Berat, tingkat output kalori >500kkal/jam.

Page 34: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

b. Iklim Kerja Dingin

Dapat mempengaruhi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot.

Dapat menyebabkan penyakit yang terkenal, yang disebut chil blains, trenchfoot, dan frozen bite.

Pencegahan terhadap gangguan kesehatan akibat iklim kerja suhu dingin dilakukan mela lui seleksi pekerja yang fit dan penggunaan pakaian pelindung yang baik. Di samping itu, pemeriksaan kesehatan perlu juga dilakukan secara periodik (Budiono, 2008).

Page 35: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Pengukuran Iklim Kerja

Alat yang dapat digunakan adalah Arsman psikrometer untuk mengukur suhu basah, thermometer kata untuk mengukur kecepatan udara, dan thermometer bola untuk mengukur suhu radiasi. Selain itu, pengukuran iklim kerja dapat menggunakan"questemp"yaitu suatu alat digital untuk mengatur tekanan panas dengan parameter indeks suhu bola basah (ISBB).

Page 36: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

HASIL KUNJUNGAN

Page 37: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

IKLIM

NO Lokasi

Hasil Pengujian

JENIS

KERJA

SUMBER

PANAS

NAB

ISBB

(oC)

KETERANGANTnwb

(oC)

RH

(%)

ISBB

(oC)

1.Staking-

Buffing26,1 71 27,9 Sedang Mesin 21-30 Good

2.Buffing -

Shaving25,9 70 27,5 Ringan Mesin 21-30 Good

3. Milling 25,8 69 28,6 Sedang Mesin 21-30 Good

Page 38: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

IKLIM

Keterangan• TnWb : Suhu basah alami• RH : Relatif Humudity/ kelembababn

udara relatif (%)• ISBB : Indeks Suhu Basah dan Suhu

Bola

Page 39: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 40: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

KESIMPULAN• Terdapat potensi bahaya faktor fisik kebisingan,

cahaya, dan iklim pada PT. ASA.Faktor kebisingan yang ditemukan melebihi NAB

terdapat pada bagian stacking dan enzynsetter. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya jumlah mesin yang beroperasi.

Didapatkan 4 dari 11 ruangan memiliki pencahayaan yang kurang atau tidak memenuhi syarat NAB.◦ Karena tidak seimbangnya pencahayaan dengan luas

ruangan, daya lampu, dan jumlah jendela. Semua iklim sudah memenuhi syarat dan tidak

melebihi nilai ambang batas

Page 41: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

SARANKebisingan

Melakukan pengecekan dan servis mesin secara berkala.Penggunaan peredamsuara di ruangan yang tingkat

kebisingannya melebihi NAB.Pengujian kembali tingkat kebisingan di perusahaan.Melakukan promosi penggunaan alat pelindung diri (ear

plug) di bagian-bagian yang kebisingannya melewati NAB.Penyuluhan tentang bahaya kebisingan terhadap

kesehatan secara berkala.Melakukan pengecekan APD sebelum memasuki tempat

kerja.

Page 42: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

SARAN

PENCAHAYAANMenambah sumber pencahayaan.Mengganti lampu yang sudah redup dan

mematikan lampu apabila sudah selesai digunakan untuk menghemat energi.

Tempat masuknya cahaya dibersihkan secara berkala.

Pengukuran dan pengujian pencahayaan secara berkala.

Page 43: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

• Iklim kerja• Penyediaan air minum yang mencukupi serta memenuhi syarat kesehatan.

• Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang sesuai dengan peraturan.

• Pertahankan iklim kerja yang sudah ada.

Page 44: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Gudang Bahan Baku

Ruang Shaving Ruang Enzyn-setter

Ruang Tanning

Page 45: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

Ruang Web-Staking Ruang Staking

Ruang Mlling Ruang buffing

Page 46: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

INI JOGJA

Page 47: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

INI JOGJA

Page 48: Laporan Hiperkes Kelompok 1 27 september 2014- PT ASA.ppt

GRACIASgracias TETERIMA KASIH Terima Kasih