Laporan Hibrid Manusia (Faifta 15-45)
-
Upload
faifta-nandika-maya -
Category
Documents
-
view
109 -
download
35
description
Transcript of Laporan Hibrid Manusia (Faifta 15-45)
Perkawinan Hibrid Pada Manusia
Faifta Nandika Maya 1511100045
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
1. PENDAHULUAN
Gen adalah faktor herediter yang terletak di lokus kromosom tertentu dan
mengandung DNA. Gen juga bertanggung jawab untuk menetukan sifat atau karakteristik
tertentu. Gen dapat bersifat dominan maupun resesif, dimana dominan mampu
mengalahkan resesif. Gen dominan ini dapat bersifat homozigot maupun heterozigot,
sedangkan untuk gen yang bersifat resesif hanya muncul jika alel spesifik yang
menentukan suatu gen berada dalam kondisi homozigot saja karena tida terdapat gen
dominan yang menutupi (Brooker, 2005). Gen dominan biasanya disimbolkan dengan
huruf besar sedangkan gen resesif dengan huruf kecil. Homozigot merupakan pasangan
gen yang identik, contohnya RR atau Rr, sebaliknya heterozigot adalah pasangan gen
yang berbeda, contohnya Rr (Brookes, 2005).
Keberadaan gen dominan dan resesif dalam autosom atau sel tubuh dapat
menyebabkan munculnya suatu karakteristik yang khas atau malah suatu penyakit.
Beberapa karakteristik atau penyakit yang ditimbulkan oleh gen resesif yaitu :
1. Albino, dimana hilangnya pigmen dalam tubuh.
2. Cystic fibrosis, merupakan kegagalan fungsi pankrean yang menyebabkan
munculnya mucus di paru-paru.
3. Sickle-cell anemia, dimana terjadi keabnormalan bentuk sel darah merah yang
menyerupai sabit.
4. Fenilketonuria, merupakan pengakumulasian fenilalanin dalam darah.
5. Cuping telinga yang menempel
Sedangkan penyakit atau sifat karena pengaruh gen dominan yaitu :
1. Achandroplasia, dimana ukuran tubuh menjadi kerdil karena kegagalan saat proses
pemanjangan tulang.
2. Sindrom Marfan, merupakan kegagalan pembentukkan jaringan konektiv sehingga
mngakibatkan pertumbuhan berlebih serta pecahnya aorta.
3. Widow’s peak, dimana munculnya rambut pada ujung dahi.
4. Brachydactyly, dimana terjadi pemendekan jari-jari.
5. Freckles atau bintik-bintik, dimana terjadi pengumpulan pigmen melanin pada kulit.
(Chiras, 2012)
Dalam praktikum kali ini, akan dilakukan survey karakter yang ditimbulkan oleh
gen dominan dan resesif yaitu widow’s peak serta cuping telinga yang menempel.
Permasalahan yang timbul dalam praktikum ini yaitu bagaimana membuat pohon
keluarga untuk karakter widow’s peak dan cuping telinga menempel serta bagaimana
melakukan analisis silsilah keluarga untuk karakter widow’s peak dan cuping telinga
menempel. Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum ini yang bertujuan untuk membuat
pohon keluarga untuk karakter widow’s peak dan cuping telinga menempel serta untuk
ww Ww Ww
Ww Ww Ww Ww
Ww Ww
ww ww ww
ww
ww ww
ww
melakukan analisis silsilah keluarga untuk karakter widow’s peak dan cuping telinga
menempel.
2. METODOLOGI
Praktikum ini dilakukan dengan cara survey karakter widow’s peak dan cuping
telinga menempel dalam suatu keluarga dengan cara mengisi lembar surey yang teah
disediakan. Lembar survey tersebut berisi tentang kedua jenis karakter yaitu widow’s
peak dan cuping telinga menempel pada generasi pertama ayah dan ibu, generasi kedua
yang mencakup ayah dan ibu dengan tambahan paman dan bibi serta generasi ketiga yaitu
anak-anak dari ayah dan ibu. Jika lembar survey telah diisi, selanjutnya dibuat pohon
keluarga dari hasil survey yang telah dilakukan. Lalu, dianalisis silsilah keluarga untuk
karakter widow’s peak dan cuping telinga menempel dari pohon keluarga yang telah
dibuat.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Widow’s peak merupakan sejenis kontur yang menjorok keluar dari batas tumbuh
rambut di dahi. Sifat tersebut disebabkan oleh sebuah alel dominan yang disimbolkan
dengan huruf W. Karena alel W ini dominan, fenotip yang terekspresi dapat berupa
individu yang homozigot (WW) maupun individu yang heterozigot (Ww), sedangkan
individu normal (tanpa kontur yang menonjol pada dahi) memiliki genotype ww (Chiras,
2012). Bentuk cuping telinga juga termasuk dalam pewarisan genetic. Cuping telinga
atau earlobe ada yang menempel dan ada yang tidak. Karakteristik ini dikendalikan oleh
suatu gen autosom dengan dua macam alel. Seseorang dengan cuping telinga yang
menempel memiliki gen yang bersifat homozigot resesif, sebaliknya orang dengan
cuping telinga yang tidak menempel memiliki gen dominan homozigot maupun
heterozigot (Greene, 2009). Simbol f digunakan untuk alel resesif pada cuping telinga
yang menempel dan symbol F digunakan untuk alel dominan pada cuping telinga yang
tidak menempel (Campbell, 2002). Dari hasil survey yang telah dilakukan, didapatkan
dua keluarga yang memiliki karakter widow’s peak pada keluarga I dan karakter cuping
telinga menempel pada keluarga II. Dibawah ini merupakan pohon keluarga atau
pedigree untuk masing-masing karakter :
Keluarga I : Widow’s Peak
Keterangan :
= Laki-laki Widow’s Peak
= Wanita Widow’s Peak
= Laki-laki Normal
= Wanita Normal
Dari pohon keluarga di atas dapat diketahui bahwa dari generasi pertama ayah
dengan karakter widow’s peak berasal dari orang tua laki-laki ayah yang memiliki gen
dominan heterozigot dan menurun pada salah satu anak laki-lakinya. Sedangkan karakter
widow’s peak dari generasi pertama ibu berasal dari orang tua perempuan ibu yang
memiliki gen dominan heterozigot dan menurun pada ibu dan dua orang anak laki-
lakinya. Pada generasi kedua yaitu perkawinan ayah dan ibu yang memiliki tiga orang
anak yaitu dua laki-laki dan satu perempuan, karakter widow’s peak menurun pada kedua
anak laki-laki yang juga memiliki gen dominan heterozigot.
Berdasarkan pohon keluarga di atas, dapat dibuat panet yang menampilkan
presentase genotipe serta fenotipe yang mungkin dihasilkan, yaitu :
Generasi Pertama dari Ayah
♀ ww >< Ww ♂
Rasio Perbandingan Genotipe = Ww : ww = 50% : 50%
Rasio Perbandingan Fenotipe = Widow’s Peak : Normal = 50% : 50%
Generasi Pertama dari Ibu
♀ Ww >< ww ♂
Rasio Perbandingan Genotipe = Ww : ww = 50% : 50%
Rasio Perbandingan Fenotipe = Widow’s Peak : Normal = 50% : 50%
Generasi Kedua dari Ayah dan Ibu
♀ Ww >< ww ♂
Rasio Perbandingan Genotipe = Ww : ww = 50% : 50%
Rasio Perbandingan Fenotipe = Widow’s Peak : Normal = 50% : 50%
w
W Ww
w ww
W w
w Ww ww
W w
w Ww ww
ff
ff
ff
Ff
Ff Ff
Ff
Ff
FF
Ff/FF
Ff/FF
Keluarga II : Cuping Telinga Menempel
Keterangan :
= Laki-laki dengan cuping telinga menempel
= Wanita dengan cuping telinga menempel
= Laki-laki Normal
= Wanita Normal
Dari pohon keluarga di atas dapat diketahui bahwa dari generasi pertama ayah
dengan karakter cuping telinga menempel diwarisi dari orang tua perempuan yang
kemudian diturunkan kepada salah satu anak perempuannya. Sedangkan dari generasi
pertama ibu, tidak ada yang memiliki karakter cuping telinga menempel. Akan tetapi, dari
perkawinan ayah dan ibu, salah satu anak laki-lakinya ada yang memiliki karakter cuping
telinga menempel. Dari sini dapat diketahui bahwa ayah dan ibu keduanya merupakan
heterozigot dominan, karena dapat menurunkan karakter cuping telinga menempel yang
merupakan homozigot resesif.
Berdasarkan pohon keluarga di atas, dapat dibuat panet yang menampilkan
presentase genotipe serta fenotipe yang mungkin dihasilkan, yaitu :
Generasi Pertama dari Ayah
♀ ff >< Ff ♂
Rasio Perbandingan Genotipe = Ff : ff = 50% : 50%
Rasio Perbandingan Fenotipe = Cuping telinga menempel : Normal = 50% : 50%
f
F Ff
f ff
Generasi Pertama dari Ibu
♀ FF >< Ff ♂
Rasio Perbandingan Genotipe = FF : Ff = 50% : 50%
Rasio Perbandingan Fenotipe = 100 % Normal (Cuping telinga tidak menempel)
Generasi Kedua dari Ayah dan Ibu
♀ Ff >< Ff ♂
F f
F FF Ff
f Ff ff
Rasio Perbandingan Genotipe = FF : Ff : ff = 25% : 50% : 25%
Rasio Perbandingan Fenotipe = Cuping telinga menempel : Normal = 25% : 75%
4. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini yaitu pohon keluarga atau
pedigree dapat dibuat dengan melakukan survey suatu karakter karena pengaruh
gen dominan atau resesif, misalnya karakter widow’s peak dan cuping telinga
yang menempel pada suatu keluarga dari generasi pertama orang tua sampai
generasi ketiga dari orang tua, yaitu anak-anaknya. Berdasarkan data-data yang
diperoleh, dapat pula dilakukan analisis terhadap gen dominan yang dapat berupa
homozigot atau heterozigot dan gene resesif yang mungkin dibawa. Sealain itu,
gen dominan tidak selalu mendominasi karakteristik dalam suatu keluarga, ada
kalanya gen dominan jarang muncul dan tergantikan oleh jumlah gen resesif yang
lebih banyak hadir.
DAFTAR PUSTAKA
Brooker, Chris. 2005. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC.
Brookes, Martin. 2005. Bengkel Ilmu : Genetika. Jakarta : Erlangga.
Campbell, Neil A. 2002. Biologi : Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Chiras, Daniel D. 2012. Human Biology : Seventh Edition. Canada : LLC.
Greene, Roberta R. 2009. Human Behavior Theory and Social Work Practice: Second
Edition. New Jersey : Transaction Aldine.
F
F FF
f Ff
LAMPIRAN
Data Survey Keluarga I : Widow’s Peak
Nama : Adrian
Keterangan Widow’s Peak
Punya Tidak
Generasi Pertama dari Ayah
1. Kakek √ -
2. Nenek
(meninggal) - -
Generasi Pertama dari Ibu
1. Kakek - √
2. Nenek √ -
Generasi Kedua (Ayah+Ibu+Saudara)
1. Ayah √
2. Paman I √ -
3. Paman II - √
4. Bibi - √
5. Ibu √ -
6. Bibi I - √
7. Bibi II - √
8. Paman I √ -
9. Paman II √ -
Generasi Ketiga (Anak dari Ayah dan Ibu)
1. Adrian √ -
2. Adik laki-laki √ -
3. Kakak
Prempuan - √
Data Survey Keluarga II : Cuping Telinga Menempel
Nama : Erlangga
Keterangan
Cuping Telinga Menempel
Punya Tidak
Generasi Pertama dari Ayah
1. Kakek - √
2. Nenek √ -
Generasi Pertama dari Ibu
1. Kakek - √
2. Nenek √ -
Generasi Kedua (Ayah+Ibu+Saudara)
1. Ayah √ -
2. Bibi I - √
3. Bibi II - √
4. Ibu - √
5. Paman - √
Generasi Ketiga (Anak dari Ayah dan Ibu)
1. Erlangga √ -
2. Kakak laki-laki - √