Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s
-
Upload
nur-indayanti -
Category
Documents
-
view
492 -
download
1
description
Transcript of Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s
_DAFTAR ISI_Daftar Isi........................................................................................................... 1
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang..................................................................................... 2
b. Tujuan diskusi..................................................................................... 3
c. Topik atau masalah diskusi................................................................. 3
d. Waktu dan tempat................................................................................ 3
e. Pelaksanaan dan peserta diskusi.......................................................... 3
Bab II Pembahasan
a. Pokok – pokok materi sajian diskusi................................................. 5
b. Pertanyaan-pertanyaan, pendapat, dan tanggapan yang
disampaikan oleh peserta diskusi.......................................................... 9
Bab III Penutup
a. Kesimpulan..................................................................................... 14
b. Saran............................................................................................... 14
1
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tata tertib sekolah merupakan salah satu bentuk aturan yang harus ditaati dan
dilaksanakan oleh siswa, sebagai satu perwujudan kehidupan yang sadar akan hukum dan
aturan. Tata tertib sekolah adalah rambu-rambu kehidupan bagi siswa dalam
melaksanakan kehidupan dalam masyarakat sekolah.
Pembinaan guru di sekolah merupakan bagian integral dari upaya pembinaan
kesadaran hukum atau aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah. Pembinaan terhadap
tata tertib sekolah merupakan salah satu bentuk kegiatan guru Fisika di sekolah dalam
rangka pembinaan generasimuda dan pembentukan manusia disiplin dan terdidik.
Masalah yang dihadapi dalam pembangunan pendidikan adalah bagaimana
meningkatkan mutu pendidikan, baik yang bersifat pengetahuan maupun sikap. Usaha
pertama yang dilakukan oleh sekolah dalam pembinaan sikap yaitu melalui tata tertib
sekolah.
Sebagaimana diketahui dewasa ini banyak sekali siswa sekolah yang terlibat dalam
kenakalan remaja, pergaulan bebas, penggunaan narkoba, tawuran antar sekolah serta
penggunaan etika yang salah dalam kehidupan. Oleh karena itu melalui pembinaan tata
tertib sekolah diharapkan siswa dibiasakan melaksanakan kehidupan sesuai dengan aturan
yang berlaku di masyarakatnya.
Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji tentang efektifitas
peranan tata tertib sekolah terhadap belajar mengajar yang akan berkaitan dengan
perolehan hasil belajar itu sendiri. Maka penulis merumuskan kedalam judul makalah :
“PENGARUH TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KETERTIBAN SISWA
SMAN 1 SANGATTA UTARA” .
2
B. Tujuan Diskusi
Memberikan pemahaman mengenai tata tertib
Menjelaskan peranan tata tertib sekolah terhadap ketertiban siswa di SMA Negeri 1 Sangatta
Utara
Menjelaskan penyebab siswa masih melanggar tata tertib
Mengetahui upaya apa saja yang harus dilakukan agar siswa patuh terhadap tata tertib
C. Topik atau Masalah Diskusi
Tata tertib di SMAN 1 Sangatta Utara
D. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Senin, 3 September 2012
Waktu : 08:15 – 09:45 a.m.
Tempat : Ruang Kelas 12 IPA 2
E. Pelaksanaan dan Peserta Diskusi
Pelaksanaan diskusi dilakukan pada hari senin tanggal 3 September 2012 pada pukul 08:15 - 09:45 tepatnya di ruang kelas 12 IPA 2.Diskusi ini dihadiri oleh 24 siswa yang terdiri dari 2 kelompok dan dibimbing oleh Ibu Wiwin selaku guru pembimbing pelajaran Bahasa Indonesia. Diskusi dibuka jam 08.15 dengan mengucapkan salam serta perkenalan diri semua anggota kelompok penyaji. Setelah rapat dibuka, Muhammad Wahyu selaku pemimpin rapat memaparkan pendahuluan karya tulis yang telah dibuat. Pembukaan karya tulis tersebut memuat tujuan dibuatnya karya tulis yaitu untuk menegetahui pengaruh tata tertib terhadap ketertiban siswa SMA Negeri 1 dan metode penulisan karya tulis tersebut yang merupakan metode pustaka yaitu mengambil bahan karya tulis dari berbagai sumber seperti buku, narasumber dan internet juga sumber sumber lainyaDiskusi berjalan lancar dengan beberapa pembahasan mengenai tata tertib yang ada di SMAN 1 Sangatta Utara. Beberapa pertanyaan dari tim peserta dan jawaban dari tim penyaji sendiri. Berbagai sanggahan yang terjadi membuat diskusi sempat terjadi pro dan kontra. Namun tim penyaji dapat menjawab pertanyaan demi pertanyaan berikut sanggahan dari tim peserta.
Peserta Diskusi
Tim Penyaji :
1. Andri Azhari
2. Diana Bte Samsuddin
3. Marianti
4. Muhammad Wahyu
3
5. Nurindayanti
6. Raynaldi
7. Rizkha Devy Safitry
8. Rinda Nur Hidayati
9. Sabila Aulia
10. Vendryca Reckow
11. Vrisca Anggraini Kusumaningtyas
Tim Peserta
1. Ayu Lestari
2. Bahrul Ilmi
3. Dewi Purnama Sari
4. Dita Yuliana Fransiska
5. Ester Ernira Wati
6. Lilis Kurniawati
7. Ratnasari Sirajang
8. Shyntia Nova NK
9. Teddy Saputra
10. Wardana
11. Yanika Bano Marheni
12. Yuliani Panggiki
4
BAB II HASIL DISKUSI
A. Pokok – Pokok Materi Sajian Diskusi
1) Pengertian Tata Tertib
Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap individu pasti mempunyai kepentingan yang berbeda.
Hal ini mengakibatkan banyak kepentingan individu yang satu sama lainnya saling bertentangan, yang
apabila tidak diatur maka akan menimbulkan suatu kekacauan. Untuk itulah maka perlu diciptakan
suatu aturan atau norma. Peraturan atau norma ini berlaku pada suatu masyarakat dan suatu waktu.
Norma sendiri ada yang disebut dengan norma agama, norma hukum, norma kesusilaan, dan norma
kesopanan. Norma yang secara tegas melindungi kepentingan manusia dalam pergaulan hidupnya
adalah norma hukum. Norma hukum seringkali ditaati oleh masyarakat karena didalamnya
terkandung sifat memaksa dan siapa saja yang melanggarnya pasti akan dikenai sanksi. Oleh karena
itu dalam setiap lingkungan masyarakat, lembaga, organisasi baik swasta maupun pemerintah pasti
memiliki hukum yang harus ditaati.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan membentuk manusia yang
berkualitas, tentunya sangat diperlukan suatu aturan guna mewujudkan tujuan tersebut. Lingkungan
sekolah khususnya tingkat SMA yang berangotakan remaja-remaja yang sedang dalam masa transisi,
sangat rentan sekali terhadap perilaku yang menyimpang. Oleh karena itu diperlukan suatu hukum
atau aturan yang harus diterapkan di sekolah yang bertujuan untuk membatasi setiap perilaku siswa.
Di lingkungan sekolah yang menjadi “hukum” nya adalah tata tertib sekolah. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (1998: 37), mengemukkan bahwa “peraturan tata tertib sekolah adalah peraturan
yang mengatur segenap tingkah laku para siswa selama mereka bersekolah untuk menciptakan
suasana yang mendukung pendidikan”. Selanjutnya Indrakusumah (1973: 140), mengartikan tata
tertib sebagai “sederetan peraturan yang harus ditaati dalam suatu situasi atau dalam tata kehidupan
tertentu”.
Hal ini mengandung arti bahwa dalam kehidupan manusia dimana pun berada pasti
memerlukan tata tertib. Tata tertib adalah patokan seseorang untuk bertingkah laku sesuai yang
diharapkan oleh keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam lingkungan sekolah tata tertib
diperlukan untukm menciptakan kehidupan sekolah yang kondusif dan penuh dengan kedisiplinan.
Melihat uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tata tertib sekolah itu dibuat secara
resmi oleh pihak yang berwenang dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan situasi
dan kondisi sekolah tersebut, yang memuat hal-hal yang diharuskan dan dilarang bagi siswa selama ia
berada di lingkungan sekolah dan apabila mereka melakukan pelanggaran maka pihak sekolah
berwenang untuk memberikan sanksi sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
5
2) Tujuan Tata Tertib Sekolah
Sebelum membahas tentang tujuan tata tertib yang lebih luas, akan kami uraikan terlebih
dahulu tujuan dari peraturan. Menurut Hurlock (1990: 85), yaitu: “peraturan bertujuan untuk
membekali anak dengan pedoman berperilaku yang disetujui dalam situasi tertentu”. Misalnya dalam
peraturan sekolah, peraturan ini memuat apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan
oleh siswa, sewaktu berada di lingkungan sekolah. Tujuan tata tertib adalah untuk menciptakan suatu
kondisi yang menunjang terhadap kelancaran, ketertiban dan suasana yang damai dalam
pembelajaran. Dalam informasi tentang Wawasan Wiyatamandala (1993: 21) disebutkan bahwa:
“ketertiban adalah suatu kondisi dinamis yang menimbulkan keserasian dan keseimbangan tata
kehidupan bersama sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa”.
Dalam kondisi sehari-hari, kondisi di atas mencerminkan keteraturan dalam pergaulan,
penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dan dalam mengatur hubungan dengan
masyarakat serta lingkungan. Tujuan peraturan ketertiban adalah menciptakan kondisi yang teratur
yang mencerminkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan pada tata ruang, tata kerja, tata
pergaulan bahkan cara berpakaian.
3) Peran dan Fungsi Tata Tertib Sekolah serta pengaruhnya terhadap ketertiban siswa SMA
Negeri 1
Keberadaan tata tertib sekolah memegang peranan penting, yaitu sebagai alat untuk mengatur
perilaku atau sikap siswa di sekolah. Soelaeman (1985: 82), berpendapat bahwa: “peraturan tata
tertib itu merupakan alat guna mencapai ketertiban”. Dengan adanya tata tertib itu adalah untuk
menjamin kehidupan yang tertib, tenang, sehingga kelangsungan hidup sosial dapat dicapai. Tata
tertib yang direalisasikan dengan tepat dan jelas serta konsekuen dan diawasi dengan sungguh-
sungguh maka akan memberikan dampak terciptanya suasana masyarakat belajar yang tertib, damai,
tenang dan tentram di sekolah. Peraturan dan tata tertib yang berlaku di manapun akan tampak dengan
baik apabila keberadaannya diawasi dan dilaksanakan dengan baik, hal ini sesuai yang dikemukakan
oleh Durkheim (1990: 107-108) bahwa: Hanya dengan menghormati aturan-aturan sekolahlah si anak
belajar menghormati aturan-aturan umum lainnya, belajar mengembangkan kebiasaan, mengekang
dan mengendalikan diri semata-mata karena ia harus mengekang dan mengendalikan diri.
Dengan adanya pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa sekolah merupakan ajang
pendidikan yang akan membawa siswa ke kehidupan yang lebih luas yaitu lingkungan masyarakat,
dimana sebelum anak (siswa) terjun ke masyarakat maka perlu dibekali pengetahuan dan
keterampilan untuk mengekang dan mengendalikan diri. Sehingga mereka diharapkan mampu
menciptakan lingkungan masyarakat yang tertib, tenang, aman, dan damai.
6
Tata tertib sekolah berperan sebagai pedoman perilaku siswa, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Hurlock (1990: 76), bahwa : “peraturan berfungsi sebagai pedoman perilaku anak
dan sebagai sumber motivasi untuk bertindak sebagai harapan sosial…”.
Tata tertib sekolah mempunyai dua fungsi yang sangat penting dalam membantu
membiasakan anak mengendalikan dan mengekang perilaku yang diinginkan, seperti yang
dikemukakan oleh Hurlock (1990: 85), yaitu:
a) Peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada anak perilaku
yang disetujui oleh anggota kelompok tersebut. Misalnya anak belajar dari peraturan tentang
memberi dan mendapat bantuan dalam tugas sekolahnya, bahwa menyerahkan tugasnya
sendiri merupakan satu-satunya cara yang dapat diterima di sekolah untuk menilai
prestasinya.
b) Peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Agar tata tertib dapat
memenuhi kedua fungsi di atas, maka peraturan atau tata tertib itu harus dimengerti, diingat,
dan diterima oleh individu atau siswa. Bila tata tertib diberikan dalam kata-kata yang tidak
dapat dimengerti, maka tata tertib tidak berharga sebagai suatu pedoman perilaku. Tata tertib
berfungsi mendidik dan membina perilaku siswa di sekolah, karena tata tertib berisikan
keharusan yang harus dilaksanakan oleh siswa. Selain itu tata tertib juga berfungsi sebagai
’pengendali’ bagi perilaku siswa, karena tata tertib sekolah berisi larangan terhadap siswa
tentang suatu perbuatan dan juga mengandung sanksi bagi siswa yang melanggarnya.
Namun kepatuhan siswa SMA Negeri 1 terhadap tata tertib sekolah dinilai masih kurang., karena
tingkat ketertiban siswa yang cukup memprihatinkan, anak sekarang sudah mengalami degrasi moral
dan kesantunan.siswa banyak yang terlambat, dengan macam-macam alasan,sebetulnya yang
terlambat ya itu-itu saja.alam berpakaian siswa banyak yang tidak baik/sopan, seringkali pakaian/baju
tidak dimasukan bahkan terlalu cepak sehingga selalu keluar. Banyak siswa tidak mengerjakan tugas
rumah, karena sibuk dengan kegiatan lain, dll.
Kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah yang seharusnya adalah yang bersumber dari dalam
dirinya dan bukan karena paksaan atau tekanan dari pihak lain. Kepatuhan yang baik adalah yang
didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan atau larangan-
larangan yang terdapat dalam tata tertib tersebut. Menurut Djahiri (1985: 25), tingkat kesadaran atau
kepatuhan seseorang terhadap tata tertib, meliputi:
a. patuh karena takut pada orang atau kekuasaan atau paksaan
b. patuh karena ingin dipuji
c. patuh karena kiprah umum atau masyarakat
d. taat atas dasar adanya aturan dan hukum serta untuk ketertiban
e. taat karena dasar keuntungan atau kepentingan
7
f. taat karena hal tersebut memang memuaskan baginya
g. patuh karena dasar prinsip ethis yang layak universal
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran seseorang
khususnya siswa untuk mematuhi aturan atau hukum memang sangat penting. Selain
bertujuan untuk ketertiban juga berguna untuk mengatur tata perilaku siswa agar sesuai
dengan norma yang berlaku.
4) Penyebab Siswa masih sering melanggar tata tertib sekolah
a. Ketidakpuasan dengan tugas-tugas di sekolah
b. Adanya keresahan dalam bergaul dengan orang lain
c. Suasana kelas yang tidak nyaman
d. Tidak ada keserasian antara aturan-aturan dalam kelas dengan kebutuhan mandiri seorang
siswa
e. Adanya ketegangan emosional yang mengikuti perubahan kegiatan yang mendadak
f. Komposisi kelompok di dalam kelas
5) Upaya untuk menanggulangi ketertiban siswa
Sebagai langkah awal dalam upaya untuk menanggulangi upaya ketertiban yaitu
1. Meningkatkan disiplin anak & sedikit demi sedikit mengurangi indisipliner pembelajaran
2. Mewujudkan kinerja sekolah.yang dinamis, mengasyikkan, menyenangkan & mencerdaskan
3. Mengadakan antisipasi dalam mengatasi berbagai hal dalam proses pembelajaran.
Menurut Nursisto (2002) ada beberapa langkah yang dapat digunakan dalam upaya mengatasi
ketertiban sekolah dan diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketertiban yang ada di
sekolah.
a. Langkah strategis mencegah siswa yang suka mencoret- coret .
1. Menggalakkan pelaksanaan kegiatan 6 K.
2. Tempat duduk siswa sesuai dengan denah yang telah ditentukan.
3. Sebulan sekali diadakan bersih lingkungan sekolah termasuk didalam kelas.
4. Setiap satu satu semester dilakukan kerja bakti massal sekolah.
5. Dicantumkan sanksi bagi pelaku corat coret didalam tata tertib sekolah.
6. Dalam suatu kesempatan tertentu diberikan tugas oleh guru agar siswa membuat karangan
bertemakan corat coret.
8
7. Satu atau dua menit setiap jam pelajaran berlangsung, guru memeriksa lingkungan
didalam kelas.
8. Dilaksanakan lomba kebersihan dan keindahan kelas dalam setiap event kegiatan
sekolah.
9. Bila tingkat kesadaran para siswa sudah tumbuh, piket membersihkan ruangan dilakukan
siang hari.
b. Langkah mencegah Siswa membawa alat main dan buku porno.
1. Sering dilakukan rasia dengan tiba- tiba. Tim ketertiban secara mendadak masuk dalam
semua kelas serentak dan isi tas satu persatu diperiksa dengan teliti.
2. Menyita barang terlarang yang kedapatan di dalam tas atau tersimpan dalam meja siswa
3. Ketika sedang mengajar guru memperhatikan kondisi siswa.
4. Ketika mengajar guru sesekali memberikan pertanyaam kepada siswa.
5. Posisi guru mengajar jangan hanya selalu didepan kelas, kadang kala di belakang kelas.
6. Mencantumkan pelarangan membawa barang yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran.
7. Guru BP diaktifkan peranannya agar jangan melakukan hal- hal terlarang tadi.
c. Langkah mencegah Siswa merokok dan membawa narkoba lebih pelik dibandingkan
keduanya, langkahnya sebagai berikut :
1. Dilakukan penggeledahan isi tas siswa.
2. Secara khusus sekolah melakukan pengawasan kepada beberapa siswa yang patut
dicurigai.
3. Pihak sekolah melakukan kerja sama dengan pihak- pihak lain di luar sekolah misalnya
warga sekitarnya, kepolisian dan pemerintah setempat.
4. Memberikan laporan secepatnya kepada orang tua apabila siswa terjadi tanda- tanda
menggunakan rokok dan narkoba.
5. Diadakan ceramah penyuluhan tentang bahaya merokok atau mengkonsumsi narkoba
oleh pihak yang berkompetensi.
6. Perlunya dikembangkan budi pekerti yang dikaitkan dengan pelajaran agama.
7. Orang tua mengisi surat pernyataan bahwa bila ternyata anaknya terlibat pelanggaran
merokok dan narkoba sanggup dikeluarkan.
B. Pertanyaan-pertanyaan, Pendapat, Dan Tanggapan yang Disampaikan oleh
Peserta Diskusi
Tanya jawab dilakukan dalam 2 sesi, setiap sesi terdiri dari 3 pertanyaan .
9
Sesi pertama
1. Pertanyaan dari Teddy
Saat ini, siswa menganggap bahwa tata tertib dibuat untuk dilanggar.
Bagaimana cara mengubah pola pikir mereka yang seperti itu ?
Dijawab oleh Sabila Aulia
Menurut kami, pola pikir dapat dirubah melalui tata tertib dan
perwujudan nyatanya. Dalam artian, tata tertib dibuat bukan hanya
sebagai formalitas semata yang jika dilanggar tidak mendapatkan
sanksi apapun melainkan tata tertib dibuat dan diwujudkan dengan
pemberian sanksi sesuai dengan pelanggaran yangdilakukan oleh siswa
tersebut. Masa remaja merupakan masa transisi menuju masa
kedewasaan. Bukan hanya dewasa fisik, akan tetapi juga mencakup hal
tindakan, sikap dan pola pikir. Tetntunya kita sebagai remaja, sudah
bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Jika kita terbiasa dengan
pola pikir yang baik tentang tata tertib yang bernilai positif tentu kita
di lingkungan sekolah maupun masyarakat dapat bersosialisasi dengan
baik. Jadi bisakanlah berpola pikir bahwa tata tertib dibuat untuk
ditaati dan memperbaiki perilaku siswa di sekolah maupun di
lingkungan masyarakat.
2. Pertanyaan dari Ratna
Menurut kalian, perlakuan mana yang harus diberikan pada siswa.
Apakah itu perlakuan keras atau lembut ? Karena terdapat siswa yang
jika diberikan perlakuan lembut, mereka akan semakin membangkang
dan jika diberikan perlakuan keras justru menjadi kaku dan takut.
Dijawab oleh Nurindayanti
Menurut kami, hal itu tergantung dari sikap/ perlakuan siswa. Sebab
ada siswa yang diberikan perlakuan lembut akan cepat mengerti, akan
tetapi ada juga siswa yang diberikan perlakuan keras baru mengerti.
Akan tetapi tentunya setiap guru mempunya cara masing-masng dalam
mendidik siswanya.
10
Disanggah oleh Dewi Purnama
Bagaimana jika ada siswa apabila diberi perlakuan keras namun tetap
saja melanggar ?
Dijawab oleh Marianti
Kepatuhan siswa terhadap tata tertib itu tergantung pada dr masing-
masing. Apabila telah diberi perlakuan keras tetapi masih tetap saja
melanggar, tu berarti siswa tersebut tidak tahu malu.
Disanggah oleh Teddy
Apakah sekolah hanya membiarkan siswa yang salah, sedangkan guru
ingin melihat siswa yang disiplin?
Dijawab oleh Nurindayanti
Sekolah tidak membiarkan siswa, sebaliknya sekolah tetap menuntun
siswa yang salah ke jalan yang benar. Akan tetapi jika mereka teap
melanggar, itu kembali lagi pada diri mereka masing-masing. Seorang
guru hanyalah sebatas mengarahkan siswanya ke jalan yang baik, yang
menentukan nasib/jalan hidup siswa adalah siswa itu sendiri.
3. Pertanyaan dari Jumerlyanti
Pada kenyataannya, tidak hanya siswa yang melanggar peraturan akan
tetapi dean guru juga masih saja ada yang terlihat melanggar. Mengapa
hanya siswa yang selalu dianggap melanggar peraturan sedangkan guru
tidak ?
Dijawab oleh Vendryca
Menurut kami, itu karena yang mendominasi adalah siswa. Oleh
karena itu, siswa yang lebih dituntut untuk menaati peraturan di
sekolah. Sedangkan untuk dewan guru, mereka yang membuat tata
tertib dan sebagai tauladan jadi sangat tidak mungkn guru melanggar.
Jika ada, guru yang melanggar tu tentu memiliki alasan yang logis dan
itu hanya dilakukan sekali saja tidak berulang-ulang. Misalnya saja,
11
guru yang terlambat barangkali mereka mempunyai alasan keperluan
keluarganya.
Sesi Kedua
4. Pertanyaan dari Yanika
Siswa yang melanggar dikenakan sanksi, bagaimana sekolah yang
tidak memberikan sanksi ?
Dijawab oleh Andri
Itu berarti sekolah tersebut tidak serius dalam membuat tata tertib. Tata
tertib dibuat untuk ditaati dan bagi siswa yang melanggar akan
dikenakan sanksi sebagai perwujudan dari tata tertib tersebut. Jadi,
sangat tidak logis apabila sekolah membuat tata tertib akan tetapi tidak
mengenakan sanksi bagi siswa yang melanggar.
Disanggah oleh Yanika
Jadi, upaya apa yang dilakukan agar sanksi dapat dilaksanakan dengan
baik ?
Dijawab oleh Andri
Harus ada kerja sama antara siswa dan guru agar tata tertib dapat
ditaati dan yang melanggar akan dikenakan sanksi.
5. Pertanyaan dari Ayu Lestari
Jika ad tata tertib yang dianggap mengekang, apa upaya menurut
kalian untuk mengatasi masalah tersebut ?
Dijawab oleh Rinda
Apa alasan siswa menganggap aturan tersebut mengekang ?
Dijelaskan oleh Jumer
12
Contohnya, sebelumnya jam masuk sekolah adalah 07:30, namun
sekarang 07:15 dan hal itu membuat siswa banyak yang telat sehingga
dihukum.
Dijawab oleh Rinda
Nah, hal seperti itu justru merupakan aturan yang sangat baik. Siswa
diajarkan untuk disiplin dan tepat waktu. Bukan hanya itu, saat pagi
dijalan akan sangat ramai oleh kendaraan namun jika masih jam 07:15
diperkirakan di jalan raya masih sedikit kendaraan bermotor. Dengan
begitu, siswa dapat disiplin dan terhindar dari kemacetan hingga
kecelakaan yang fatal.
Disanggah oleh Wardana
Bagaimana jika disarankan memotong rambut dan menurut siswa telah
seperti kriteria guru, akan tetapi saat dilakukan razia masih tetap saja
dianggap belum memenuhi kriteria guru ?
Dijawab oleh Rinda
Masalah rambut itu sudah ada di kartu tata tertib. Mungkin itu menurut
kalian, namun belum tentu menurut guru. Yang membuat tata tertib itu
adalah guru, jadi guru yang lebih tahu.
6. Pertanyaan dari Ester
Bagaimana jika ada dewan guru yang melanggar? Apakah hanya
dibiarkan atau diberikan sanksi ?
Dijawab oleh Vrisca
Apakah kalian pernah melihat guru melanggar ? Mungkin memang
guru pernah melanggar, akan tetapi itu hanya sesekali saja dan tidak
dilakukan berulang-ulang.
13
Disanggah oleh Wardana
Jika guru terlambat karena alasan keluarga, dan itu terjadi seringkali
apakah masih ada toleransi ?
Dijawab oleh Marianti
Sebenarnya kita kan hanya siswa, yang member sanksi atau tidak itu
tergantung dari kepala sekolah.
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil diskusi yang telah kami rangkum adalah mengenai tata
tertib yang bagi siswa masih pro dan kontra terhadap sanksi-sanksinya yang
dianggap mengekang. Bagi sebagian besar siswa, tata tertib merupakan acuan
mereka dalam memperbaharui perilaku mereka agar terbiasa berkelakuan baik dan
benar sesuai dengan norma dan aturan-aturan yang ada. Tata tertib selalu memiliki
sanksi yang apabila dilanggar akan dikenakan ganjaran dari setiap tindakan yang
melanggar tat tertib. Jadi, biasakanlah bertindak yang baik dan benar. Sehingga
pola pikir yang semula tata tertib dibuat untuk dilanggar, seketika akan berubah
menjadi tata tertib dibuat untuk ditaati sehingga membuat siswanya dapat diterima
dengan baik di sekolah maupun di masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal
mereka masing-masing.
B. Saran
Saran dari kami selaku tim penyaji adalah agar tata tertib dipatuhi di SMAN 1
Sangatta Utara. Kesadaran akan hal itu harus terus dipacu agar kita sebagai siswa
yang baik terus melakukan hal-hal yang sesuai dengan norma dan aturan yang
berlaku di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Karena setiap
tindakan kita tentu akan menjadi penilaian setiap guru. Juga untuk dewan guru
harus lebih mengintensifkan peraturan yang ada dengan mewujudkan sanksi-
sanksi bagi siswa yang melanggar agar tercipta sinkronisasi antara siswa dan guru
dalam mematuhi tata tertib sekolah.
14