Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

21
_DAFTAR ISI_ Daftar Isi......................................... 1 Bab I Pendahuluan a. Latar Belakang.............................. 2 b. Tujuan diskusi.............................. 3 c. Topik atau masalah diskusi.................. 3 d. Waktu dan tempat............................ 3 e. Pelaksanaan dan peserta diskusi............. 3 Bab II Pembahasan a. Pokok – pokok materi sajian diskusi........ 5 b. Pertanyaan-pertanyaan, pendapat, dan tanggapan yang disampaikan oleh peserta diskusi.............. 9 Bab III Penutup a. Kesimpulan................................. 14 b. Saran...................................... 14 1

description

ini laporan hasil diskusi smansa utara

Transcript of Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

Page 1: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

_DAFTAR ISI_Daftar Isi........................................................................................................... 1

Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang..................................................................................... 2

b. Tujuan diskusi..................................................................................... 3

c. Topik atau masalah diskusi................................................................. 3

d. Waktu dan tempat................................................................................ 3

e. Pelaksanaan dan peserta diskusi.......................................................... 3

Bab II Pembahasan

a. Pokok – pokok materi sajian diskusi................................................. 5

b. Pertanyaan-pertanyaan, pendapat, dan tanggapan yang

disampaikan oleh peserta diskusi.......................................................... 9

Bab III Penutup

a. Kesimpulan..................................................................................... 14

b. Saran............................................................................................... 14

1

Page 2: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tata tertib sekolah merupakan salah satu bentuk aturan yang harus ditaati dan

dilaksanakan oleh siswa, sebagai satu perwujudan kehidupan yang sadar akan hukum dan

aturan. Tata tertib sekolah adalah rambu-rambu kehidupan bagi siswa dalam

melaksanakan kehidupan dalam masyarakat sekolah.

Pembinaan guru di sekolah merupakan bagian integral dari upaya pembinaan

kesadaran hukum atau aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah. Pembinaan terhadap

tata tertib sekolah merupakan salah satu bentuk kegiatan guru Fisika di sekolah dalam

rangka pembinaan generasimuda dan pembentukan manusia disiplin dan terdidik.

Masalah yang dihadapi dalam pembangunan pendidikan adalah bagaimana

meningkatkan mutu pendidikan, baik yang bersifat pengetahuan maupun sikap. Usaha

pertama yang dilakukan oleh sekolah dalam pembinaan sikap yaitu melalui tata tertib

sekolah.

Sebagaimana diketahui dewasa ini banyak sekali siswa sekolah yang terlibat dalam

kenakalan remaja, pergaulan bebas, penggunaan narkoba, tawuran antar sekolah serta

penggunaan etika yang salah dalam kehidupan. Oleh karena itu melalui pembinaan tata

tertib sekolah diharapkan siswa dibiasakan melaksanakan kehidupan sesuai dengan aturan

yang berlaku di masyarakatnya.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji tentang efektifitas

peranan tata tertib sekolah terhadap belajar mengajar yang akan berkaitan dengan

perolehan hasil belajar itu sendiri. Maka penulis merumuskan kedalam judul makalah :

“PENGARUH TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KETERTIBAN SISWA

SMAN 1 SANGATTA UTARA” .

2

Page 3: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

B. Tujuan Diskusi

Memberikan pemahaman mengenai tata tertib

Menjelaskan peranan tata tertib sekolah terhadap ketertiban siswa di SMA Negeri 1 Sangatta

Utara

Menjelaskan penyebab siswa masih melanggar tata tertib

Mengetahui upaya apa saja yang harus dilakukan agar siswa patuh terhadap tata tertib

C. Topik atau Masalah Diskusi

Tata tertib di SMAN 1 Sangatta Utara

D. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Senin, 3 September 2012

Waktu : 08:15 – 09:45 a.m.

Tempat : Ruang Kelas 12 IPA 2

E. Pelaksanaan dan Peserta Diskusi

Pelaksanaan diskusi dilakukan pada hari senin tanggal 3 September 2012 pada pukul 08:15 - 09:45 tepatnya di ruang kelas 12 IPA 2.Diskusi ini dihadiri oleh 24 siswa yang terdiri dari 2 kelompok dan dibimbing oleh Ibu Wiwin selaku guru pembimbing pelajaran Bahasa Indonesia. Diskusi dibuka jam 08.15 dengan mengucapkan salam serta perkenalan diri semua anggota kelompok penyaji. Setelah rapat dibuka, Muhammad Wahyu selaku pemimpin rapat memaparkan pendahuluan karya tulis yang telah dibuat. Pembukaan karya tulis tersebut memuat tujuan dibuatnya karya tulis yaitu untuk menegetahui pengaruh tata tertib terhadap ketertiban siswa SMA Negeri 1 dan metode penulisan karya tulis tersebut yang merupakan metode pustaka yaitu mengambil bahan karya tulis dari berbagai sumber seperti buku, narasumber dan internet juga sumber sumber lainyaDiskusi berjalan lancar dengan beberapa pembahasan mengenai tata tertib yang ada di SMAN 1 Sangatta Utara. Beberapa pertanyaan dari tim peserta dan jawaban dari tim penyaji sendiri. Berbagai sanggahan yang terjadi membuat diskusi sempat terjadi pro dan kontra. Namun tim penyaji dapat menjawab pertanyaan demi pertanyaan berikut sanggahan dari tim peserta.

Peserta Diskusi

Tim Penyaji :

1. Andri Azhari

2. Diana Bte Samsuddin

3. Marianti

4. Muhammad Wahyu

3

Page 4: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

5. Nurindayanti

6. Raynaldi

7. Rizkha Devy Safitry

8. Rinda Nur Hidayati

9. Sabila Aulia

10. Vendryca Reckow

11. Vrisca Anggraini Kusumaningtyas

Tim Peserta

1. Ayu Lestari

2. Bahrul Ilmi

3. Dewi Purnama Sari

4. Dita Yuliana Fransiska

5. Ester Ernira Wati

6. Lilis Kurniawati

7. Ratnasari Sirajang

8. Shyntia Nova NK

9. Teddy Saputra

10. Wardana

11. Yanika Bano Marheni

12. Yuliani Panggiki

4

Page 5: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

BAB II HASIL DISKUSI

A. Pokok – Pokok Materi Sajian Diskusi

1) Pengertian Tata Tertib

Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap individu pasti mempunyai kepentingan yang berbeda.

Hal ini mengakibatkan banyak kepentingan individu yang satu sama lainnya saling bertentangan, yang

apabila tidak diatur maka akan menimbulkan suatu kekacauan. Untuk itulah maka perlu diciptakan

suatu aturan atau norma. Peraturan atau norma ini berlaku pada suatu masyarakat dan suatu waktu.

Norma sendiri ada yang disebut dengan norma agama, norma hukum, norma kesusilaan, dan norma

kesopanan. Norma yang secara tegas melindungi kepentingan manusia dalam pergaulan hidupnya

adalah norma hukum. Norma hukum seringkali ditaati oleh masyarakat karena didalamnya

terkandung sifat memaksa dan siapa saja yang melanggarnya pasti akan dikenai sanksi. Oleh karena

itu dalam setiap lingkungan masyarakat, lembaga, organisasi baik swasta maupun pemerintah pasti

memiliki hukum yang harus ditaati.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan membentuk manusia yang

berkualitas, tentunya sangat diperlukan suatu aturan guna mewujudkan tujuan tersebut. Lingkungan

sekolah khususnya tingkat SMA yang berangotakan remaja-remaja yang sedang dalam masa transisi,

sangat rentan sekali terhadap perilaku yang menyimpang. Oleh karena itu diperlukan suatu hukum

atau aturan yang harus diterapkan di sekolah yang bertujuan untuk membatasi setiap perilaku siswa.

Di lingkungan sekolah yang menjadi “hukum” nya adalah tata tertib sekolah. Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan (1998: 37), mengemukkan bahwa “peraturan tata tertib sekolah adalah peraturan

yang mengatur segenap tingkah laku para siswa selama mereka bersekolah untuk menciptakan

suasana yang mendukung pendidikan”. Selanjutnya Indrakusumah (1973: 140), mengartikan tata

tertib sebagai “sederetan peraturan yang harus ditaati dalam suatu situasi atau dalam tata kehidupan

tertentu”.

Hal ini mengandung arti bahwa dalam kehidupan manusia dimana pun berada pasti

memerlukan tata tertib. Tata tertib adalah patokan seseorang untuk bertingkah laku sesuai yang

diharapkan oleh keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam lingkungan sekolah tata tertib

diperlukan untukm menciptakan kehidupan sekolah yang kondusif dan penuh dengan kedisiplinan.

Melihat uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tata tertib sekolah itu dibuat secara

resmi oleh pihak yang berwenang dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan situasi

dan kondisi sekolah tersebut, yang memuat hal-hal yang diharuskan dan dilarang bagi siswa selama ia

berada di lingkungan sekolah dan apabila mereka melakukan pelanggaran maka pihak sekolah

berwenang untuk memberikan sanksi sesuai dengan ketetapan yang berlaku.

5

Page 6: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

2) Tujuan Tata Tertib Sekolah

Sebelum membahas tentang tujuan tata tertib yang lebih luas, akan kami uraikan terlebih

dahulu tujuan dari peraturan. Menurut Hurlock (1990: 85), yaitu: “peraturan bertujuan untuk

membekali anak dengan pedoman berperilaku yang disetujui dalam situasi tertentu”. Misalnya dalam

peraturan sekolah, peraturan ini memuat apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan

oleh siswa, sewaktu berada di lingkungan sekolah. Tujuan tata tertib adalah untuk menciptakan suatu

kondisi yang menunjang terhadap kelancaran, ketertiban dan suasana yang damai dalam

pembelajaran. Dalam informasi tentang Wawasan Wiyatamandala (1993: 21) disebutkan bahwa:

“ketertiban adalah suatu kondisi dinamis yang menimbulkan keserasian dan keseimbangan tata

kehidupan bersama sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa”.

Dalam kondisi sehari-hari, kondisi di atas mencerminkan keteraturan dalam pergaulan,

penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dan dalam mengatur hubungan dengan

masyarakat serta lingkungan. Tujuan peraturan ketertiban adalah menciptakan kondisi yang teratur

yang mencerminkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan pada tata ruang, tata kerja, tata

pergaulan bahkan cara berpakaian.

3) Peran dan Fungsi Tata Tertib Sekolah serta pengaruhnya terhadap ketertiban siswa SMA

Negeri 1

Keberadaan tata tertib sekolah memegang peranan penting, yaitu sebagai alat untuk mengatur

perilaku atau sikap siswa di sekolah. Soelaeman (1985: 82), berpendapat bahwa: “peraturan tata

tertib itu merupakan alat guna mencapai ketertiban”. Dengan adanya tata tertib itu adalah untuk

menjamin kehidupan yang tertib, tenang, sehingga kelangsungan hidup sosial dapat dicapai. Tata

tertib yang direalisasikan dengan tepat dan jelas serta konsekuen dan diawasi dengan sungguh-

sungguh maka akan memberikan dampak terciptanya suasana masyarakat belajar yang tertib, damai,

tenang dan tentram di sekolah. Peraturan dan tata tertib yang berlaku di manapun akan tampak dengan

baik apabila keberadaannya diawasi dan dilaksanakan dengan baik, hal ini sesuai yang dikemukakan

oleh Durkheim (1990: 107-108) bahwa: Hanya dengan menghormati aturan-aturan sekolahlah si anak

belajar menghormati aturan-aturan umum lainnya, belajar mengembangkan kebiasaan, mengekang

dan mengendalikan diri semata-mata karena ia harus mengekang dan mengendalikan diri.

Dengan adanya pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa sekolah merupakan ajang

pendidikan yang akan membawa siswa ke kehidupan yang lebih luas yaitu lingkungan masyarakat,

dimana sebelum anak (siswa) terjun ke masyarakat maka perlu dibekali pengetahuan dan

keterampilan untuk mengekang dan mengendalikan diri. Sehingga mereka diharapkan mampu

menciptakan lingkungan masyarakat yang tertib, tenang, aman, dan damai.

6

Page 7: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

Tata tertib sekolah berperan sebagai pedoman perilaku siswa, sebagaimana yang

dikemukakan oleh Hurlock (1990: 76), bahwa : “peraturan berfungsi sebagai pedoman perilaku anak

dan sebagai sumber motivasi untuk bertindak sebagai harapan sosial…”.

Tata tertib sekolah mempunyai dua fungsi yang sangat penting dalam membantu

membiasakan anak mengendalikan dan mengekang perilaku yang diinginkan, seperti yang

dikemukakan oleh Hurlock (1990: 85), yaitu:

a) Peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada anak perilaku

yang disetujui oleh anggota kelompok tersebut. Misalnya anak belajar dari peraturan tentang

memberi dan mendapat bantuan dalam tugas sekolahnya, bahwa menyerahkan tugasnya

sendiri merupakan satu-satunya cara yang dapat diterima di sekolah untuk menilai

prestasinya.

b) Peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Agar tata tertib dapat

memenuhi kedua fungsi di atas, maka peraturan atau tata tertib itu harus dimengerti, diingat,

dan diterima oleh individu atau siswa. Bila tata tertib diberikan dalam kata-kata yang tidak

dapat dimengerti, maka tata tertib tidak berharga sebagai suatu pedoman perilaku. Tata tertib

berfungsi mendidik dan membina perilaku siswa di sekolah, karena tata tertib berisikan

keharusan yang harus dilaksanakan oleh siswa. Selain itu tata tertib juga berfungsi sebagai

’pengendali’ bagi perilaku siswa, karena tata tertib sekolah berisi larangan terhadap siswa

tentang suatu perbuatan dan juga mengandung sanksi bagi siswa yang melanggarnya.

Namun kepatuhan siswa SMA Negeri 1 terhadap tata tertib sekolah dinilai masih kurang., karena

tingkat ketertiban siswa yang cukup memprihatinkan, anak sekarang sudah mengalami degrasi moral

dan kesantunan.siswa banyak yang terlambat, dengan macam-macam alasan,sebetulnya yang

terlambat ya itu-itu saja.alam berpakaian siswa banyak yang tidak baik/sopan, seringkali pakaian/baju

tidak dimasukan bahkan terlalu cepak sehingga selalu keluar. Banyak siswa tidak mengerjakan tugas

rumah, karena sibuk dengan kegiatan lain, dll.

Kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah yang seharusnya adalah yang bersumber dari dalam

dirinya dan bukan karena paksaan atau tekanan dari pihak lain. Kepatuhan yang baik adalah yang

didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan atau larangan-

larangan yang terdapat dalam tata tertib tersebut. Menurut Djahiri (1985: 25), tingkat kesadaran atau

kepatuhan seseorang terhadap tata tertib, meliputi:

a. patuh karena takut pada orang atau kekuasaan atau paksaan

b. patuh karena ingin dipuji

c. patuh karena kiprah umum atau masyarakat

d. taat atas dasar adanya aturan dan hukum serta untuk ketertiban

e. taat karena dasar keuntungan atau kepentingan

7

Page 8: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

f. taat karena hal tersebut memang memuaskan baginya

g. patuh karena dasar prinsip ethis yang layak universal

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran seseorang

khususnya siswa untuk mematuhi aturan atau hukum memang sangat penting. Selain

bertujuan untuk ketertiban juga berguna untuk mengatur tata perilaku siswa agar sesuai

dengan norma yang berlaku.

4) Penyebab Siswa masih sering melanggar tata tertib sekolah

a. Ketidakpuasan dengan tugas-tugas di sekolah

b. Adanya keresahan dalam bergaul dengan orang lain

c. Suasana kelas yang tidak nyaman

d. Tidak ada keserasian antara aturan-aturan dalam kelas dengan kebutuhan mandiri seorang

siswa

e. Adanya ketegangan emosional yang mengikuti perubahan kegiatan yang mendadak

f. Komposisi kelompok di dalam kelas

5) Upaya untuk menanggulangi ketertiban siswa

Sebagai langkah awal dalam upaya untuk menanggulangi upaya ketertiban yaitu

1. Meningkatkan disiplin anak & sedikit demi sedikit mengurangi indisipliner pembelajaran 

2. Mewujudkan kinerja sekolah.yang dinamis, mengasyikkan, menyenangkan & mencerdaskan 

3. Mengadakan antisipasi dalam mengatasi berbagai hal dalam proses pembelajaran. 

Menurut Nursisto (2002) ada beberapa langkah yang dapat digunakan dalam upaya mengatasi

ketertiban sekolah dan diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketertiban yang ada di

sekolah.

a. Langkah strategis mencegah siswa yang suka mencoret- coret .

1. Menggalakkan pelaksanaan kegiatan 6 K. 

2. Tempat duduk siswa sesuai dengan denah yang telah ditentukan. 

3. Sebulan sekali diadakan bersih lingkungan sekolah termasuk didalam kelas. 

4. Setiap satu satu semester dilakukan kerja bakti massal sekolah. 

5. Dicantumkan sanksi bagi pelaku corat coret didalam tata tertib sekolah. 

6. Dalam suatu kesempatan tertentu diberikan tugas oleh guru agar siswa membuat karangan

bertemakan corat coret. 

8

Page 9: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

7. Satu atau dua menit setiap jam pelajaran berlangsung, guru memeriksa lingkungan

didalam kelas. 

8. Dilaksanakan lomba kebersihan dan keindahan kelas dalam setiap event kegiatan

sekolah. 

9. Bila tingkat kesadaran para siswa sudah tumbuh, piket membersihkan ruangan dilakukan

siang hari.

b. Langkah mencegah Siswa membawa alat main dan buku porno.

1. Sering dilakukan rasia dengan tiba- tiba. Tim ketertiban secara mendadak masuk dalam

semua kelas serentak dan isi tas satu persatu diperiksa dengan teliti. 

2. Menyita barang terlarang yang kedapatan di dalam tas atau tersimpan dalam meja siswa 

3. Ketika sedang mengajar guru memperhatikan kondisi siswa. 

4. Ketika mengajar guru sesekali memberikan pertanyaam kepada siswa. 

5. Posisi guru mengajar jangan hanya selalu didepan kelas, kadang kala di belakang kelas. 

6. Mencantumkan pelarangan membawa barang yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran.

7. Guru BP diaktifkan peranannya agar jangan melakukan hal- hal terlarang tadi.

c. Langkah mencegah Siswa merokok dan membawa narkoba lebih pelik dibandingkan

keduanya, langkahnya sebagai berikut :

1. Dilakukan penggeledahan isi tas siswa. 

2. Secara khusus sekolah melakukan pengawasan kepada beberapa siswa yang patut

dicurigai. 

3. Pihak sekolah melakukan kerja sama dengan pihak- pihak lain di luar sekolah misalnya

warga sekitarnya, kepolisian dan pemerintah setempat. 

4. Memberikan laporan secepatnya kepada orang tua apabila siswa terjadi tanda- tanda

menggunakan rokok dan narkoba. 

5. Diadakan ceramah penyuluhan tentang bahaya merokok atau mengkonsumsi narkoba

oleh pihak yang berkompetensi. 

6. Perlunya dikembangkan budi pekerti yang dikaitkan dengan pelajaran agama.

7. Orang tua mengisi surat pernyataan bahwa bila ternyata anaknya terlibat pelanggaran

merokok dan narkoba sanggup dikeluarkan.

B. Pertanyaan-pertanyaan, Pendapat, Dan Tanggapan yang Disampaikan oleh

Peserta Diskusi

Tanya jawab dilakukan dalam 2 sesi, setiap sesi terdiri dari 3 pertanyaan .

9

Page 10: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

Sesi pertama

1. Pertanyaan dari Teddy

Saat ini, siswa menganggap bahwa tata tertib dibuat untuk dilanggar.

Bagaimana cara mengubah pola pikir mereka yang seperti itu ?

Dijawab oleh Sabila Aulia

Menurut kami, pola pikir dapat dirubah melalui tata tertib dan

perwujudan nyatanya. Dalam artian, tata tertib dibuat bukan hanya

sebagai formalitas semata yang jika dilanggar tidak mendapatkan

sanksi apapun melainkan tata tertib dibuat dan diwujudkan dengan

pemberian sanksi sesuai dengan pelanggaran yangdilakukan oleh siswa

tersebut. Masa remaja merupakan masa transisi menuju masa

kedewasaan. Bukan hanya dewasa fisik, akan tetapi juga mencakup hal

tindakan, sikap dan pola pikir. Tetntunya kita sebagai remaja, sudah

bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Jika kita terbiasa dengan

pola pikir yang baik tentang tata tertib yang bernilai positif tentu kita

di lingkungan sekolah maupun masyarakat dapat bersosialisasi dengan

baik. Jadi bisakanlah berpola pikir bahwa tata tertib dibuat untuk

ditaati dan memperbaiki perilaku siswa di sekolah maupun di

lingkungan masyarakat.

2. Pertanyaan dari Ratna

Menurut kalian, perlakuan mana yang harus diberikan pada siswa.

Apakah itu perlakuan keras atau lembut ? Karena terdapat siswa yang

jika diberikan perlakuan lembut, mereka akan semakin membangkang

dan jika diberikan perlakuan keras justru menjadi kaku dan takut.

Dijawab oleh Nurindayanti

Menurut kami, hal itu tergantung dari sikap/ perlakuan siswa. Sebab

ada siswa yang diberikan perlakuan lembut akan cepat mengerti, akan

tetapi ada juga siswa yang diberikan perlakuan keras baru mengerti.

Akan tetapi tentunya setiap guru mempunya cara masing-masng dalam

mendidik siswanya.

10

Page 11: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

Disanggah oleh Dewi Purnama

Bagaimana jika ada siswa apabila diberi perlakuan keras namun tetap

saja melanggar ?

Dijawab oleh Marianti

Kepatuhan siswa terhadap tata tertib itu tergantung pada dr masing-

masing. Apabila telah diberi perlakuan keras tetapi masih tetap saja

melanggar, tu berarti siswa tersebut tidak tahu malu.

Disanggah oleh Teddy

Apakah sekolah hanya membiarkan siswa yang salah, sedangkan guru

ingin melihat siswa yang disiplin?

Dijawab oleh Nurindayanti

Sekolah tidak membiarkan siswa, sebaliknya sekolah tetap menuntun

siswa yang salah ke jalan yang benar. Akan tetapi jika mereka teap

melanggar, itu kembali lagi pada diri mereka masing-masing. Seorang

guru hanyalah sebatas mengarahkan siswanya ke jalan yang baik, yang

menentukan nasib/jalan hidup siswa adalah siswa itu sendiri.

3. Pertanyaan dari Jumerlyanti

Pada kenyataannya, tidak hanya siswa yang melanggar peraturan akan

tetapi dean guru juga masih saja ada yang terlihat melanggar. Mengapa

hanya siswa yang selalu dianggap melanggar peraturan sedangkan guru

tidak ?

Dijawab oleh Vendryca

Menurut kami, itu karena yang mendominasi adalah siswa. Oleh

karena itu, siswa yang lebih dituntut untuk menaati peraturan di

sekolah. Sedangkan untuk dewan guru, mereka yang membuat tata

tertib dan sebagai tauladan jadi sangat tidak mungkn guru melanggar.

Jika ada, guru yang melanggar tu tentu memiliki alasan yang logis dan

itu hanya dilakukan sekali saja tidak berulang-ulang. Misalnya saja,

11

Page 12: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

guru yang terlambat barangkali mereka mempunyai alasan keperluan

keluarganya.

Sesi Kedua

4. Pertanyaan dari Yanika

Siswa yang melanggar dikenakan sanksi, bagaimana sekolah yang

tidak memberikan sanksi ?

Dijawab oleh Andri

Itu berarti sekolah tersebut tidak serius dalam membuat tata tertib. Tata

tertib dibuat untuk ditaati dan bagi siswa yang melanggar akan

dikenakan sanksi sebagai perwujudan dari tata tertib tersebut. Jadi,

sangat tidak logis apabila sekolah membuat tata tertib akan tetapi tidak

mengenakan sanksi bagi siswa yang melanggar.

Disanggah oleh Yanika

Jadi, upaya apa yang dilakukan agar sanksi dapat dilaksanakan dengan

baik ?

Dijawab oleh Andri

Harus ada kerja sama antara siswa dan guru agar tata tertib dapat

ditaati dan yang melanggar akan dikenakan sanksi.

5. Pertanyaan dari Ayu Lestari

Jika ad tata tertib yang dianggap mengekang, apa upaya menurut

kalian untuk mengatasi masalah tersebut ?

Dijawab oleh Rinda

Apa alasan siswa menganggap aturan tersebut mengekang ?

Dijelaskan oleh Jumer

12

Page 13: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

Contohnya, sebelumnya jam masuk sekolah adalah 07:30, namun

sekarang 07:15 dan hal itu membuat siswa banyak yang telat sehingga

dihukum.

Dijawab oleh Rinda

Nah, hal seperti itu justru merupakan aturan yang sangat baik. Siswa

diajarkan untuk disiplin dan tepat waktu. Bukan hanya itu, saat pagi

dijalan akan sangat ramai oleh kendaraan namun jika masih jam 07:15

diperkirakan di jalan raya masih sedikit kendaraan bermotor. Dengan

begitu, siswa dapat disiplin dan terhindar dari kemacetan hingga

kecelakaan yang fatal.

Disanggah oleh Wardana

Bagaimana jika disarankan memotong rambut dan menurut siswa telah

seperti kriteria guru, akan tetapi saat dilakukan razia masih tetap saja

dianggap belum memenuhi kriteria guru ?

Dijawab oleh Rinda

Masalah rambut itu sudah ada di kartu tata tertib. Mungkin itu menurut

kalian, namun belum tentu menurut guru. Yang membuat tata tertib itu

adalah guru, jadi guru yang lebih tahu.

6. Pertanyaan dari Ester

Bagaimana jika ada dewan guru yang melanggar? Apakah hanya

dibiarkan atau diberikan sanksi ?

Dijawab oleh Vrisca

Apakah kalian pernah melihat guru melanggar ? Mungkin memang

guru pernah melanggar, akan tetapi itu hanya sesekali saja dan tidak

dilakukan berulang-ulang.

13

Page 14: Laporan Hasil Diskusi.docxhklhk,s

Disanggah oleh Wardana

Jika guru terlambat karena alasan keluarga, dan itu terjadi seringkali

apakah masih ada toleransi ?

Dijawab oleh Marianti

Sebenarnya kita kan hanya siswa, yang member sanksi atau tidak itu

tergantung dari kepala sekolah.

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil diskusi yang telah kami rangkum adalah mengenai tata

tertib yang bagi siswa masih pro dan kontra terhadap sanksi-sanksinya yang

dianggap mengekang. Bagi sebagian besar siswa, tata tertib merupakan acuan

mereka dalam memperbaharui perilaku mereka agar terbiasa berkelakuan baik dan

benar sesuai dengan norma dan aturan-aturan yang ada. Tata tertib selalu memiliki

sanksi yang apabila dilanggar akan dikenakan ganjaran dari setiap tindakan yang

melanggar tat tertib. Jadi, biasakanlah bertindak yang baik dan benar. Sehingga

pola pikir yang semula tata tertib dibuat untuk dilanggar, seketika akan berubah

menjadi tata tertib dibuat untuk ditaati sehingga membuat siswanya dapat diterima

dengan baik di sekolah maupun di masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal

mereka masing-masing.

B. Saran

Saran dari kami selaku tim penyaji adalah agar tata tertib dipatuhi di SMAN 1

Sangatta Utara. Kesadaran akan hal itu harus terus dipacu agar kita sebagai siswa

yang baik terus melakukan hal-hal yang sesuai dengan norma dan aturan yang

berlaku di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Karena setiap

tindakan kita tentu akan menjadi penilaian setiap guru. Juga untuk dewan guru

harus lebih mengintensifkan peraturan yang ada dengan mewujudkan sanksi-

sanksi bagi siswa yang melanggar agar tercipta sinkronisasi antara siswa dan guru

dalam mematuhi tata tertib sekolah.

14