LAPORAN GEOLISTRIK!

50
LAPORAN PRAKTIKUM GEOLISTRIK (Akuisisi data, Prosessing, dan Interpretasi) Praktikan : Inge LarisaRahmadani 125090700111019 Asisten Praktikum : Abdur Rozak F. Program Studi Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

description

Tugas praktikum mata kuliah Geolistrik

Transcript of LAPORAN GEOLISTRIK!

Page 1: LAPORAN GEOLISTRIK!

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLISTRIK

(Akuisisi data, Prosessing, dan Interpretasi)

Praktikan :

Inge LarisaRahmadani

125090700111019

Asisten Praktikum :

Abdur Rozak F.

Program Studi Geofisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Brawijaya

Desember 2013

Page 2: LAPORAN GEOLISTRIK!

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun laporan ini dengan baik

dan tepat pada waktunya. Dalam laporan ini akan dibahas mengenai Praktikum Geolistrik

yang telah dilaksanakan

Laporan ini dibuat dengan berbagai dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk

membantu menyelesaikan hambatan selama mengerjakan laporan ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan laporan ini. 

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan ini.

Oleh karena itu penulis memohon pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat

membangun.

Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. 

Malang,13 Desember 2013 

Penulis 

2

Page 3: LAPORAN GEOLISTRIK!

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................................................3

Daftar Gambar............................................................................................................................4

Bab I : Pendahuluan...................................................................................................................8

Latar Belakang......................................................................................................................8

Tujuan..................................................................................................................................10

Manfaat................................................................................................................................10

Bab II : Tinjauan Pustaka.........................................................................................................11

Bab III : Metodologi.................................................................................................................19

Waktu Pelaksanaan..............................................................................................................19

Peralatan..............................................................................................................................19

Proses Akuisisi....................................................................................................................23

Processing Data........................................................ ..........................................................25

Bab IV : Pembahasan...............................................................................................................32

Bab V : Penutup.......................................................................................................................36

Kesimpulan..........................................................................................................................36

Saran....................................................................................................................................36

Daftar Pustaka..........................................................................................................................37

Lampiran..................................................................................................................................38

Peta Geologi Kota Malang..................................................................................................38

Tabel Nilai Resistivitas Batuan...........................................................................................39

Data Praktikum....................................................................................................................40

Foto Akuisisi........................................................................................................................43

3

Page 5: LAPORAN GEOLISTRIK!

Peralatan : palu

Halaman : 20

Peralatan : kabel

Halaman : 20

Peralatan : resistivitimeter

Halaman : 21

Peralatan : logam besi elektroda

Halaman : 21

Peralatan : mistar/meteran

Halaman : 22

Peralatan : accu

Halaman : 22

Peralatan : alat-alat tulis

Halaman : 23

5

Page 6: LAPORAN GEOLISTRIK!

Konfigurasi shlumberger

Halaman : 24

Konfigurasi dipole-dipole

Halaman : 24

Langkah kerja konfigurasi wenner

Halaman : 25

Langkah kerja konfigurasi

schlumberger

Halaman : 27

6

Page 7: LAPORAN GEOLISTRIK!

Langkah kerja konfigurasi dipole-

dipole

Halaman : 29

Peta Geologi Kota Malang

Halaman : 38

Tabel resistivitas batuan

Halaman : 39

Foto akuisisi

Halaman : 43

7

Page 8: LAPORAN GEOLISTRIK!

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geolistrik adalah salah satu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran

listrik di dalam bumi. Pendeteksian di atas permukaan meliputi pengukuran medan

potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat

penginjeksian arus ke dalam bumi. Metode geolistrik yang terkenal antara lain: metode

Potensial Diri (SP), arus telluric, magnetotelluric, elektromagnetik, IP (Induced

Polarization), dan resistivitas (tahanan jenis) (Reynolds, 1997).

Kegunaan Geolistrik yaitu mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan

sampai kedalaman sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya

lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air. Umumnya yang

dicari adalah ‘confined aquifer’ yaitu lapisan akifer yang diapit oleh lapisan batuan kedap

air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan bagian atas. ‘Confined’ akifer ini

mempunyai ‘recharge’ yang relatif jauh, sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor

tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca setempat.

Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang mempunyai

kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan bawahnya. Bisa juga untuk

mengetahui perkiraan kedalaman ‘bedrock’ untuk fondasi bangunan.

Metoda geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah

permukaan. Hanya saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda

geofisika yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di bawah

permukaan.

Beberapa macam konfigurasi yang telah ada antara lain konfigurasi Wenner,

Schlumberger, pole – dipole, dipole – dipole, dan sebagainya. Penggunaan konfigurasi –

konfigurasi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing masing bergantung pada

keperluan pengguna. Sebagai contoh, konfigurasi wenner paling baik digunakan untuk

keperluan lateral mapping, sedangkan konigurasi Schlumberger biasanya digunakan untuk

8

Page 9: LAPORAN GEOLISTRIK!

keperluan vertical sounding. Berikut saya lampirkan konfigurasi Schlumberger dan

konfigurasi elektroda Wenner.

1. Konfigurasi Elektroda Schlumberger

 Gambar 2. Skema Konfigurasi Schlumberger

Pada konfigurasi Schlumberger ini MN digunakan sebagai elektroda potensial dan AB

digunakan sebagai elektroda arus. Pada konfigurasi ini nilai MN < AB, bisa kita lihat pada

persamaan 1 dan 2 maka kita dapatkan nilai Ksnya adalah

Umumnya metode Schlumberger ini dilakukan dengan jarak elektroda AB dibuat 10

kali atau lebih terhadap jarak elektron MN. Namun metode ini dapat dilakukan dengan jarak

AB < 10 MN asal jarak L > 4l.

2. Konfigurasi Elektroda Wenner

  Gambar 2. Skema konfigurasi Wenner

Konfigurasi Wenner digunakan pada jarak yang sama antara elektroda. Dalam

konfigurasi ini AM = MN = NB. Pada konfigurasi ini persamaan relativitasnya menjadi 

Dengan Kw = 2Πa

9

Page 10: LAPORAN GEOLISTRIK!

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya Praktikum Geolistrik untuk mahasiswa geofisika semester tiga

ini adalah agar mahasiswa dapat lebih mendalami tentang metode-metode geofisika yang

bersangkutan dengan kelistrikan bumi, khususnya menggunakan konfigurasi Wenner,

konfigurasi Schlumberger, dan konfigurasi Dipole-Dipole yang nantinya akan sering

digunakan pada saat proses pengambilan data di lapangan. Selain itu, Praktikum ini juga

bertujuan untuk mengenalkan dan membiasakan mahasiswa melakukan interpretasi dan

processing data dari proses akuisisi pengambilan data yang sudah dilakukan di lapangan.

1.3 Manfaat

Manfaat yang akan didapatkan oleh mahasiswa geofisika yang mengikuti Praktikum

Geolistrik ini adalah praktikan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai

kelistrikan alam dan metode-metode yang digunakan dalam pengambilan data. Selain itu,

praktikan juga dapat mengetahui secara detail bagaimana proses pengambilan data bawah

permukaan bumi dapat terjadi sehingga praktikan dapat mamproses dan

menginterpretasikannya. Manfaat lain yang didapatkan oleh para praktikan adalah praktikan

dapat mengetahui informasi penggunaan software Res2DINV, Progress 3, dan IP2Win yang

nantinya akan digunakan pada saat proses pengambilan data yang terjadi.

10

Page 11: LAPORAN GEOLISTRIK!

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

Disana ada berbagai perbedaan konfigurasi dari arus dan tegangan ketika

metode empat probe di gunakan. Biasanya, empat probe seharusnya di atur dalam satu garis

untuk dengan mudah menurunkan parameter mode tanah. Gambar 3.9 menunjukan

normalnya digunakan empat konfigurasi didalam keteknikan. Bagaimana cara untuk

mendapat kejelasan resistivity dibawah berbeda dengan konfigurasi yang telah didiskusikan.

Uji konfigurasi probe untuk metode dengan empat probe. (a) jarak yang sama atau

Konfigurasi Wenner. (b) jarak yang berbeda ataukonfigurasi schlumberger-palmer. (c)

Konfigurasi Schlumberger. (d) Kutub polar dipole

Konfigurasi Wenner

Konfigurasi ini paling banyak digunakan dalam metode empat probe dimana empat

probe diatur sepanjang garis dengan spasi yang sama yang ada pada gambar 3.9a. dengan

ditentukan jarak antara dua probe, lalu respective diatur resistivty jarak adalah

11

Page 12: LAPORAN GEOLISTRIK!

Dimana R=Ucd. Rumus ini tidak pas untuk mendorong batang dengan panjang c dan

itu hanya pas untuk probe yang berukuran kecil yang tertimbun pada kedalaman c. Biasanya

empat probe yang tertimbun pada kedalaman adalah kurang dari 0.1a, dan jika c=0 jika:

Ketika spasi sudah ditentukan, melihat prinsip dari reciprocity, tegangan didalam

probe bergerak keluar, ini berarti kedua probe arus bergerak ke dalam dan hasil pengukuran

tidak akan berubah. Kekurangan dari konfigurasi wenner adalah perubahan melintang di

dalam resistivity tanah dianggap seperti perubahan yang diakibatkan kedalaman. Lalu,

metode ini menyarankan untuk mengetes konduktor dengan dua arah tegak lurus.

Dengan mempehatikan axis central, jarak dari probe tegangan adalah a/2 dan jarak

dari probe arus adalah 3a/2. Jadi, jika spasi ditingkatkan 10m, maka tegangan bergerak keluar

sejauh 5m dengan mengenai axis central, dan probe arus bergerak keluar 15 m.

Konfigurasi Schlumberger

Konfigurasi schlumberger dapat dilihat pada gambar 3.9c. Empat probe disusun

sepanjang garis dan dipisahkan D antara kedua probe tegangan yang kecil, tapi pemisahan d

antara probe arus dan tegangan besar. Demikian pengukuran tegangan per meter antara kedua

probe tegangan dapat dianggap sebagai gradien potensial yang ada pada tengah poin dari

kedua probe arus. Respektif resistivity semu dapat dihitung dengan:

Kelebihan utama dari konfigurasi schlumberger adalah hanya probe arus yang

bergerak selama percobaa dan kedua probe tegangan tetap pada posisi awalnya. Biasanya

rasio dari d/D melebihi jarak ini seharusnya probe tegangan bisa bergerak.

Kelebihan lainnya dari konfigurasi ini adalah keakuratan pengukuran data, dimana

mengeliminasi pengaruh karena berbagai perubahan geologi, dan konfigurasi ini

menyediakan data yang cepat. Ketika pengukuran resistivity dari kedalaman tanah,

konfigurasi Schlumberger lebih baik daripada konfigurasi Wenner. Ketika tidak sama dan

konfigurasi Wenner digunakan, berbagai perubahan geologi didekat permukaan dan arus

didalam tanah akan memimpin resistivitas semu untuk berperilaku dengan perubahan yang

tidak stabil, tapi dapat diselesaikan dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger.

12

Page 13: LAPORAN GEOLISTRIK!

Konfigurasi Schlumberger dapat dengan mudah membedakan berbagai perubahan

pada geologi dan merubah arah kedalaman. Ketika perbahan jarak, hanya dua probe yang

berpindah, maka dapat melakukan pengukuran yang cepat. Tapi konfigurasi Schlumberger

membutuhkan instrument yang sensitif (He,2013).

Informasi Sounding elektrik meengkapi tentang pergantian vertikal dari perbedaan

zona kondukor dan ketebalan serta resistivity individual mereka. Untuk alasan ini metde ini

adalah sangat berharga untuk investigasi pada stratigrafi tanah horozontal. Pada sounding

elektrik , mid – point dari konfigurasi elektroda dengan memfixkan terminal – terminal

observasi dimana panjangnya dari konfigurasi meningkat secara bertahap, dialah konfigurasi

wenner, dimana jarak antara semua empat elektroda meningkat secara progresif. Hanya

elektoda arus yang berpindah keluar menjauhi terminal setelah pembacaan dari kasus

konfigurasi schlumberger.(Bell,2007)

Data prosessing

Penyimpanan data dapat dilakukan dengan plot 2D didalam bentuk pseudosection.

dapat diperkirakan kira-kira tapi akan menghasilkan gambar yang terdistorsi dari model

resistivitas bawah tanah. Elektroda geometri bisa, mungkin, memutarbalikkan ke bagian –

bagian lintasan yang mengarah ke kesalahan dalam interpretasi.

Untuk mengoreksi dari model yang distorsi dari bawah permukaan tanah dapat

dicapai dengan program RES2DINV. RES2DINV adalah program komputer dimana secara

otomatis menentukan model resistivity dua dimensi (2-D) untuk di bawah permukaan dengan

data yang diperoleh dari perkiraan survey elektrik (Griffith dan Barker,1993). Program ini

mengeliminasi efek elektroda geometri sehingga gambaran proses akhir menjadi representasi

yang bagus untuk model resitivity bawah permukaan. pemodelan subroutine maju digunakan

untuk menghitung nilai resistivity yang nyata, dan teknik kuadrat optimasi non-linear

digunakan untuk inversi rutin (Loke dan Barker,1996)

Program ini secara otomatis memilih parameter inversion yang optimal untuk data

tertentu. Namun, pengguna dapat memodifikasi parameternya, dimana mempengaruhi proses

inversi. Meskipun algoritma digunakan untuk koreksi kedalaman variasi di dalam resistivity

dan mempertajam gambaran, kontras resistivity dapat menjadi tidak akurat.(Yong,1999)

13

Page 14: LAPORAN GEOLISTRIK!

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan Praktikum Geolistrik ini terjadi dalam dua tahap yaitu tahap

pembelajaran lapangan dan tahap pembelajaran mengenai teori-teori yang sudah ada

(pembelajaran ruang). Praktikum Lapangan yang dilakukan oleh kelompok 1 dan 2

berlangsung pada hari Sabtu, 16 November 2013 bertempat di Lapangan Rektorat Universitas

Brawijaya. Pada pembelajaran ini, praktikan diajarkan mengambil data bawah permukaan

bumi menggunakan Metode Wenner, Metode Schlumberger, dan Metode Dipole-Dipole.

Sedangkan praktikum ruang dilakukan pada hari Kamis, 5 Desember 2013 bertempat

di Gedung Rektorat Dalam. Pada praktikum ruang ini, praktikan diajarkan untuk

menginterpretasikan data menggunakan banyak software yang diantaranya yaitu Res2DIV,

Progress, dan IPI2Win.

3.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan pada pengambilan dan interpretasi data di lapangan dalam

Praktikum Geolistrik ini antara lain: palu, kabel, resistivitimeter, logam besi, mistar/meteran,

accu dan alat tulis. Sedangkan alat yang digunakan pada saat melakukan interpretasi data

adalah laptop dengan software Res2DIV, Progress 3, dan IPI2Win.

3.2.1 Palu

Palu dalam praktikum ini digunakan untuk alat yang membantu menanamkan logam

besi elektroda ke dalam tanah yang kemudian dialiri arus listrik guna mengukur datum

point di bawah permukaan bumi. Digunakan palu karena logam besi elektroda harus

ditanam kurang lebih satu perempat dari panjang keseluruhan agar logam besi elektroda

tidak mudah lepas saat pengambilan data.

14

Page 15: LAPORAN GEOLISTRIK!

3.2.2 Kabel

Kabel dalam praktikum geologi ini digunakan untuk menghubungkan antara

resistivitimeter dan logam besi elektroda yang ditanam di lapangan. Nantinya kabel ini

akan mengalirkan arus listrik dari resistivitimeter ke arah logam besi sehingga logam besi

elektroda memberi timbal balik besarnya resistivitas di bawah permukaan bumi tepat

dibawah logam besi elektroda yang ditanam.

3.2.3 Resistivitimeter

Resistivitimeter adalah alat atau sebuah instrumen yang digunakan untuk mengukur

tahanan jenis suatu material di bawah permukaan bumi. Resistivitimeter bekerja dengan

bantuan elektroda-elektroda yang terdiri atas elektroda arus dan elektroda potensial yang

disusun sedemikian rupa menurut metode yang digunakan. Resistivitimeter memiliki layar

15

Page 16: LAPORAN GEOLISTRIK!

yang nantinya akan menampilkan angka-angka nilai dari suatu tahanan jenis yang ada di

bawah permukaan bumi apabila elektroda-elektroda sudah dialiri oleh arus listrik

3.2.4 Logam besi elektroda

Elektroda yang digunakan dalam melakukan pengambilan data pada saat Praktikum

Geolistrik sebanyak 4 buah (4 buah logam besi) yang tugasnya dibagi menjadi 2 buah

berperan sebagai elektroda arus dan 2 buah elektroda lagi berperan sebagai elektroda

potensial. Elektroda ini mampu menangkap arus listrik yang mengalir dari resistivitas dan

meneruskan gelombangnya menuju bawah permukaan bumi.

3.2.5 Mistar/meteran

Mistar atau meteran yang digunakan dalam Praktikum Geolistrik ini adalah sepanjang

kurang lebih lima sampai sepuluh meter. Mistar atau meteran ini digunakan untuk

16

Page 17: LAPORAN GEOLISTRIK!

mengukur jarak antar satu elektroda (logam besi) dengan elektroda lainnya pada saat

terjadi pemindahan atau pergeseran elektroda.

3.2.6 Accu

Accu atau biasa disebut dengan aki dalam praktikum geolistrik ini digunakan sebagai

penyedia arus listrik dan menstabilkan tegangan yang ada pada rangkaian arus. Accu ini

mengalirkan arus listrik ke arah logam besi elektroda yang sudah tertanam di lapangan

sesuai dengan letaknya.

3.2.7 Alat tulis

Alat tulis yang sangat penting untuk dibawa adalah bolpoint, kertas, dan meja jalan.

Alat-alat tulis yang digunakan sangat berperan dan membantu jalannya praktikium.

Bolpoint digunakan untuk mencatat hasil tahanan jenis yang diberikan oleh

resistivitimeter. Kertas digunakan sebagai media yang akan ditulis, meja jalan digunakan

sebagai alas untuk menulis pada saat pengambilan data.

17

Page 18: LAPORAN GEOLISTRIK!

3.2.8 Software Res2DINV, Progress 3, dan IP2Win

Software-software ini sangatlah penting untuk dimiliki oleh asisten maupun praktikan

dari Praktikum Geolistrik ini. Software ini digunakan pada saat praktikan mengolah data

yang sudah di dapatkan sehingga data dapat dijadikan peta topografinya dengan baik dan

benar.

3.3 Proses Akuisisi Data

Proses akuisisi yang dilakukan dalam Praktikum Geolistrik ini dilakukan di Lapangan

Rektorat Universitas Brawijaya. Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan pengecekan

alat yang ada di laboratorium geofisika serta memastikan bahwa alat-alat yang akan dipakai

dalam proses akuisisi sudah lengkap dan bekerja dengan baik. Kemudian, proses akuisisi

dapat dimulai.

Hal pertama yang dilakukan pada saat di Lapangan Rektorat adalah menempatkan

mistar/meteran di tempat yang akan diukur tahanan jenis atau resistansinya. Kemudian logam

besi elektroda ditanam sesuai dengan jarak yang sudah ditentukan sebelumnya dengan

pedoman jarak mistar/meteran yang sudah diletakkan di Lapangan Rektorat. Setelah itu

menyambungkan resistivitimeter dengan logam besi elektroda menggunakan kabel-kabel

yang sudah disediakan. Pada tahap ini, ditetapkan pula kabel-kabel yang akan mengalirkan

arus ke elektroda arus dan mana kabel yang akan mengalirkan arus ke elektroda potensial.

Langkah-langkah tersebut berlaku untuk akuisisi data konfigurasi wenner, konfigurasi

schlumberger, dan konfigurasi dipole-dipole.

18

Page 19: LAPORAN GEOLISTRIK!

3.3.1 Konfigurasi Wenner

Untuk akuisisi data menggunakan konfigurasi wenner, langkah yang harus

dilakukan selanjutnya adalah mengukur dan mencatat besar resistivitas yang ditampilkan

pada resistivitimeter pada saat arus dialirkan ke elektroda arus dan elektroda potensial.

Pada metode ini, logam besi elektroda arus dan elektroda potensial berubah setiap step

pencatatan datanya sejauh 3 meter secara bersamaan sehingga jarak AM=MN=NB.

3.3.2 Konfigurasi Schlumberger

Untuk akuisisi data menggunakan konfigurasi schlumberger, logam besi

elektroda yang dipindah pada setiap pencatatannya adalah elektroda potensial. Sehingga

besar jarak AM dan NB akan terus berubah setiap step pengambilan datanya, sedangkan

untuk jarak MN akan selalu tetap.

3.3.3 Konfigurasi Dipole-Dipole

Pada akusisi data menggunakan konfigurasi dipole-dipole, logam besi

elektroda yang berubah adalah elektroda potensialnya. Akan tetapi jarak antara sesama

elektroda arus dan sesama elektroda potensial adalah tetap, sedangkan jarak antara

elektroda arus dan elektroda potensial berubah.

19

Page 20: LAPORAN GEOLISTRIK!

3.4 Processing Data

3.4.1 Konfigurasi Wenner

Processing data yang dilakukan apabila menggunakan konfigurasi wenner

adalah menggunakan software RES2DINV. Berikut adalah langkah-langkah melakukan

processing data menggunakan konfigurasi wenner:

1) Memindahkan data yang sudah diperoleh ke dalam Ms.Excell agar mempermudah

dalam tahap processingnya.

2) Dari data tersebut dicari jarak datum pointnya, jarak spasi elektroda, dan besar

resistivitas semu.

3) Hasil tersebut dipindahkan ke notepad dengan format untuk konfigurasi wenner yang

sudah ditentukan. Hal ini dilakukan karena ada keterkaitan antara notepad dan

formatnya dengan software RES2DINV. Notepad disave dengan format “.dat” agar

dapat terbaca di RES2DINV.

20

Page 21: LAPORAN GEOLISTRIK!

4) Buka software RES2DINV dan klik “read data file” yang berfungsi untuk membaca

data yang ada di notepad.

5) Setelah data berhasil dibaca, klik “least-squarest invention” agar hasil pembacaan

RES2DINV dapat ditampilkan.

21

Page 22: LAPORAN GEOLISTRIK!

3.4.2 Konfigurasi Schlumberger

Processing data yang dilakukan apabila menggunakan konfigurasi

schlumberger adalah menggunakan software IP2WIN dan Progress 3. Berikut adalah

langkah-langkah melakukan processing data menggunakan konfigurasi

schlumberger:

1) Memindahkan data yang sudah diperoleh ke dalam Ms.Excell agar

mempermudah dalam tahap processingnya.

2) Dari data tersebut dicari besarnya arus dan besarnya tegangan yang digunakan

dalam akuisisi data.

3) Klik “New VES point” agar muncul kolom baru untuk melakukan processing

data.

4) Setelah muncul kolom data, isi kolom data sesuai dengan data yang sudah dibuat

di Ms.Excell agar data dapat terbaca, kemudian di save.

22

Page 23: LAPORAN GEOLISTRIK!

5) Muncul VES_name dengan hubungan antar titik beserta dengan datanya. Garis

berwarna biru diubah-ubah sampai menemukan besarnya error terkecil yang

dapat terjadi.

6) Setelah mencoba beberapa kali, klik “edit field curve” sehingga dihasilkan grafik

hasil akuisisi data. Setelah itu buka software Progress 3.

7) Buka “OBSERVED DATA” dan isi kolom-kolom yang tersedia berdasarkan

hasil dari data “edit field curve”nya.

23

Page 24: LAPORAN GEOLISTRIK!

8) Buka “FORWARD MODELLING” dan isi tabel depth dan resistivity

berdasarkan hasil dari data pada VES_name.

9) Klik “INVERS MODELLING” kemudian “INTERPRETED DATA”. Maka akan

dihasilkan grafik beserta keterangan akuisisi data konfigurasi schlumberger.

3.4.3 Konfigurasi Dipole-Dipole

Processing data yang dilakukan apabila menggunakan konfigurasi dipole-

dipole adalah menggunakan software RES2DINV (sama seperti konfigurasi

wenner). Berikut adalah langkah-langkah melakukan processing data menggunakan

konfigurasi dipole-dipole:

1) Memindahkan data yang sudah diperoleh ke dalam Ms.Excell agar

mempermudah dalam tahap processingnya.

2) Dari data tersebut dicari jarak datum pointnya, jarak spasi elektroda, dan besar

resistivitas semu.

3) Hasil tersebut dipindahkan ke notepad dengan format untuk konfigurasi wenner

yang sudah ditentukan. Hal ini dilakukan karena ada keterkaitan antara notepad

dan formatnya dengan software RES2DINV. Notepad disave dengan format

“.dat” agar dapat terbaca di RES2DINV.

24

Page 25: LAPORAN GEOLISTRIK!

4) Buka software RES2DINV dan klik “read data file” yang berfungsi untuk

membaca data yang ada di notepad.

5) Setelah data berhasil dibaca, klik “least-squarest invention” agar hasil pembacaan

RES2DINV dapat ditampilkan.

25

Page 26: LAPORAN GEOLISTRIK!

26

Page 27: LAPORAN GEOLISTRIK!

BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan

Dalam tahap melakukan praktikum geolistrik, hal yang pertama kali selalu dilakukan

oleh praktikan adalah melakukan persiapan sebelum melakukan proses selanjutnya. Setelah

itu, dilanjutkan dengan proses akuisisi atau proses pengambilan data di tempat yang sudah

ditentukan. Dalam praktikum ini ditentukan bahwa tempat tersebut adalah lapangan rektorat.

Setelah dilakukannya proses akuisisi, diperlukan processing atau proses pengolahan data

yang sudah ada menggunakan software-software yang sudah ada. Pada praktikum kali ini

menggunakan software RES2DINV, Progress 3, dan IP2WIN. Hal selanjutnya yang harus

dilakukan adalah menginterpretasikan hasil processing tersebut. Berikut adalah interpretasi

data untuk:

4.1 Konfigurasi Wenner

Pada konfigurasi wenner dilakukan processing dengan menggunakan software

RES2DINV. Hasil yang diperoleh dari software ini adalah gambar perkiraan bawah lapisan

permukaan bumi berdasarkan nilai resistivitasnya dan sudah dikelompokkan berdasarkan

warnanya.

27

Page 28: LAPORAN GEOLISTRIK!

Berdasarkan perbandingan hasil tersebut dengan tabel resistivitas batuan yang

terlampir, diperkirakan bahwa kandungan yang banyak ditemukan di bawah permukaan bumi

yang diukur di Lapangan Rektorat Universitas Brawijaya banyak mengandung air (air tanah).

Hal ini dapat dilihat dari warna banyaknya warna hijau yang memiliki besar nilai resistivitas

4-10 ohm meter. Faktor yang mempengaruhi didapatkannya hasil seperti itu adalah karena

cuaca. Keadaan pada saat proses akuisisi data di Lapangan Rektorat yaitu hujan sehingga

tanah yang diamati cukup basah dan ada beberapa titik yang memang tergenang oleh air

hujan.

Selain ditemukannya kandungan air, ada titik ditemukan lempung yang ditunjukkan

oleh warna biru dengan nilai resistivitasnya 1-2 ohm meter. Ada pula indikasi terdapat batuan

kerikil-kerikil dan batuan pasir yang ada dibawah permukaan bumi yang dapat dilihat dari

warna kuning dan merah dengan nilai resistivitasnya 21-45 ohm meter.

4.2 Konfigurasi Schlumberger

Pada konfigurasi schlumberger, processing yang dilakukan cukup rumit karena harus

menggunakan 2 software yang saling berkaitan satu sama lainnya yaitu menggunakan

software IP2WIN dan kemudian dihubungkan dengan software Progress 3. Hasil yang

diperoleh dari software IP2WIN adalah bentuk grafik dengan data “rho” yang tertera.

Tidak jauh dari hasil yang diperoleh berdasarkan software RES2DINV, hasil yang

didapatkan pada saat processing menggunakan Progress 3 juga dihasilkan pengelompokkan

warna yang berdasarkan dari jenis batuan yang ada dibawah permukaan bumi. Berikut adalah

contoh hasil yang diperoleh dari penggunaan software Progress 3:

28

Page 29: LAPORAN GEOLISTRIK!

Cara pembacaan gambar tersebut juga sama dengan metode wenner yaitu dengan

membandingkannya dengan data resistivitas batuan yang sudah diambil dari literatur. Pada

praktikum yang dikerjakan, processing untuk konfigurasi schlumberger menghasilkan kurva

atau gambar yang eror (tidak terlihat). Faktor yang mempengaruhi diperkirakan adalah karena

adanya kesalahan dalam melakukan akuisisi data, atau terjadi kesalahan pada saaat

melakukan processing data yang merupakan kesalahan dari praktikan. Hasil yang didapatkan

dari software IP2WIN adalah :

29

Page 30: LAPORAN GEOLISTRIK!

4.3 Konfigurasi Dipole-Dipole

Konfigurasi dipole-dipole juga diproses menggunakan software RES2DINV sama

seperti konfigurasi wenner. Hal yang membedakan dalam penggunaan RES2DINV nya

adalah data yang digunakan untuk diteruskan ke processing dan kode yang digunakan dalam

software. Kode yang digunakan untuk konfigurasi wenner adalah 1 sedangkan kode yang

digunakan untuk konfigurasi dipole-dipole adalah 3. Berikut adalah hasil yang didapatkan

untuk konfigurasi dipole-dipole menggunakan software RES2DINV:

Dari hasil tersebut, dibandingkan dengan tabel resistivitas batuan. Diketahui bahwa di

Lapangan Rektorat banyak sekali ditemukan kerikil-kerikil yang didapat dilihat dari

banyaknya warna merah disana dengan nilai resistivitasnya 0,2-0,5 ohm meter. Selain itu

banyak pula ditemukan adanya air tanah yang dapat dilihat dari warna hijau dengan nilai

resistivitasnya sekitar 0,5 ohm meter. Selain itu semua, ada pula jenis tanah lempung yang

ada di bawah permukaan lapangan rektorat yang ditunjukkan dengan adanya warna biru.

30

Page 31: LAPORAN GEOLISTRIK!

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan Praktikum Geolistrik yang sudah

dilakukan adalah di dalam metode geofisika terdapat tiga konfigurasi yang sering digunakan

dalam prakteknya yaitu konfigurasi Wenner, konfigurasi Schlumberger, dan konfigurasi

Dipole-Dipole. Konfigurasi Wenner digunakan pada jarak yang sama antara elektroda. Dalam

konfigurasi ini AM = MN = NB. Pada konfigurasi Schlumberger ini MN digunakan sebagai

elektroda potensial dan AB digunakan sebagai elektroda arus. Pada konfigurasi ini nilai MN

< AB. Pada konfigurasi Dipole-dipole, dua elektrode arus dan dua elektrode potensial

ditempatkan terpisah dengan jarak na, sedangkan spasi masing-masing elektrode a. Hal lain

yang dapat diambil adalah pembelajaran mengenai processing data. Dalam step ini diajarkan

menggunakan software Res2DINV, Progress 3, dan IP2Win yang nantinya akan sering

dipakai dalam proses interpretasi data.

5.2 Saran

Saran untuk praktikum Geolisrik ini adalah agar pada saat memulai praktikum

sebaiknya dimulai pada saat awal – awal semester sehingga praktikan dapat mempelajari cara

akuisisi serta cara prosesing data lebih banyak dan lebih mendalam.

31

Page 32: LAPORAN GEOLISTRIK!

DAFTAR PUSTAKA

Azhar & Handayani.(2004).Penggunaan Metode Geolistrik Konfigurasi Shlumberger untuk

Menentukan Tahanan Jenis Batubara.122 Jurnal Natur Indonesia 6(2): 122-126 (2004).

Dinas Pertambangan dan Energi Sijunjung.(2010).Peta geologi sijunjung.

Bell, F.G. 2007. Engineering geology : Second Edition. USA: Elsevier Ltd

He, Jinliang, dkk. 2013. Methodology and Technology for Power System Grounding.

Singapore: John Wiley & Sons Pte. Ltd.

Kanata, Bulkis, dan Teti Zubaidah.2008. Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis

Konfigurasi Wenner Schlumberger Untuk Survey Pipa Bawah Permukaan. Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Loke, M.H.(1999). Elektrical Imaging Surveys for Environmental and Engineering Studies,

A Practical Guide to 2-D and 3-D Surveys.5, Cangkat Minden Lorong 6,Minden Heights,

11700 Penang, Malaysia.

Modul Eksperimen fisika, Metoda Geolistrik Tahanan Jenis.pdf, Jurusan Fisika ITB Bandug

Oktova, Adree.(2008). Pemetaan Struktur BatuanDaerah Durian Kapeh Kenagarian Tiku

Utara Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam dengan Metode Geolistrik

Tahanan jenis Konfigurasi Wenner. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam :

Universitas Negeri Padang.

Reynolds, J.M. (1998). An Introduction to Applied and Environmental Geophysics. New

York: John Willey and Sons.

Telford, WM, 1990. Applied Geophysics Second Edition, Cambridge University

Yong, R.N dan Thomas, H.R. 1999. Geoenviromental Engineering : Ground Contamination :

pollutant management and remediation. USA: Thomas Telford Publishing

32

Page 33: LAPORAN GEOLISTRIK!

LAMPIRAN

Peta Geologi Kota Malang

33

Page 34: LAPORAN GEOLISTRIK!

Tabel Nilai Resistivitas Batuan

Material Resistivity (Ohm-meter)

Air (Udara)Pyrite (Pirit) 0.01-100Quartz (Kwarsa) 500-800000Calcite (Kalsit) 1×1012-1×1013Rock Salt (Garam Batu) 30-1×1013Granite (Granit) 200-10000Andesite (Andesit) 1.7×102-45×104Basalt (Basal) 200-100000Limestoes (Gamping) 500-10000Sandstone (Batu Pasir) 200-8000Shales (Batu Tulis) 20-2000Sand (Pasir) 1-1000Clay (Lempung) 1-100Ground Water (Air Tanah) 0.5-300Sea Water (Air Asin) 0.2Magnetite (Magnetit) 0.01-1000Dry Gravel (kerikil kering) 600-10000Alluvium (Aluvium) 10-800Gravel (Kerikil) 100-60

34

Page 35: LAPORAN GEOLISTRIK!

Data Praktikum

Konfigurasi Schlumberger

S = 07 57' 09,96" No R1 R2 R3 R4 nE = 112 36' 50,97" 1 0.929 0.901 0.900 0.907 1elevasi : 505 mdpl 2 0.335 0.332 0.253 0.308 2a = 2 m 3 0.164 0.187 0.162 0.170 3

4 0.114 0.108 0.073 0.100 45 0.079 0.077 0.075 0.076 56 0.058 0.055 0.054 0.055 67 0.70 0.065 0.066 0.067 78 0.055 0.054 0.056 0.056 89 0.048 0.044 0.043 0.044 9

10 0.178 0.041 0.075 0.176 1011 0.044 0.042 0.041 0.060 1112 0.039 0.036 0.037 0.037 12

Konfigurasi Wenner

S = 07 57' 09,96" No R1 R2 R3 R4 nE = 112 36' 50,97" 1 0,501 0,467 0,408 0,452 1elevasi : 505 mdpl 2 0,783 0,58 0,526 0,608 1a = 3 m 3 0,44 0,42 0,421 0,409 1I=20mA 4 0,495 0,483 0,484 0,486 1

5 0,486 0,484 0,481 0,481 16 0,897 0,806 0,836 0,843 17 0,462 0,422 0,427 0,436 18 0,111 0,112 0,119 0,113 19 0,393 0,356 0,35 0,354 1

10 2,008 2,034 1,987 2,008 111 0,411 0,394 0,365 0,385 112 0,143 0,123 0,109 0,121 113 0,294 0,295 0,289 0,283 114 0,024 0,056 0,007 0,025 115 0,509 0,492 0,491 0,498 116 0,278 0,25 0,268 0,27 117 0,312 0,322 0,33 0,345 218 0,367 0,336 0,338 0,355 219 0,365 0,35 0,354 0,36 220 0,367 0,36 0,355 0,349 221 0,353 0,342 0,355 0,355 222 0,365 0,353 0,353 0,36 223 0,363 0,36 0,36 0,371 224 0,426 0,359 0,341 0,355 225 0,363 0,351 0,351 0,354 2

35

Page 36: LAPORAN GEOLISTRIK!

26 0,366 0,352 0,348 0/351 227 0,358 0,341 0,347 0,345 228 0,351 0,339 0,34 0,348 229 0,323 0,367 0,351 0,273 230 0,275 0,267 0,283 0,278 331 0,291 0,266 0,276 0,236 332 0,211 0,246 0,242 0,264 333 0,278 0,26 0,26 0,267 334 0,273 0,263 0,263 0,265 335 0,262 0,254 0,281 0,262 336 0,27 0,25 0,261 0,255 337 0,216 0,257 0,271 0,255 338 0,262 0,252 0,254 0,261 339 0,265 0,26 0,266 0,215 340 0,222 0,215 0,209 0,217 441 0,22 0,218 0,218 0,21 442 0,233 0,22 0,184 0,214 443 0,219 0,215 0,208 0,204 444 0,215 0,2 0,199 0,206 445 0,218 0,211 0,203 0,21 446 0,222 0,207 0,206 0,214 447 0,203 0,205 0,193 0,204 548 0,185 0,17 0,184 0,177 549 0,183 0,179 0,172 0,175 550 0,191 0,178 0,179 0,182 5

konfigurasi dipole - dipole

a = 5 m No R1 R2 R3 R4 nI=20mA 1 0,019 0,033 0,063 0,035 1

2 0,052 0,054 0,051 0,052 23 0 0,113 0,112 0,106 34 0,187 0,174 0,169 0,179 45 0,217 0,196 0,202 0,206 56 0,024 0,021 0,022 0,021 67 0,012 0,014 0,012 0,012 78 0,576 0,545 0,536 0,551 79 0,019 0,037 0,052 0,039 6

10 0,081 0,017 0,014 0,031 511 0,221 0,17 0,176 0,183 412 0,44 0,46 0,439 0,453 313 0,36 0,221 0,228 0,26 214 0,131 0,132 0,133 0,131 115 0,136 0,125 0,129 0,129 1

36

Page 37: LAPORAN GEOLISTRIK!

16 0,043 0,043 0,042 0,043 217 0,046 0,149 0,135 0,115 318 0,04 0,036 0,03 0,033 419 0,023 0,017 0,015 0,017 520 0,014 0,012 0,012 0,012 621 0,089 0,057 0,048 0,07 722 0,004 0,005 0,007 0,005 623 0,16 0,17 0,169 0,169 524 0,276 0,269 0,281 0,278 425 0,026 0,021 0,019 0,021 326 0,038 0,047 0,043 0,042 227 0,13 0,121 0,119 0,123 128 0,15 0,148 0,15 0,149 129 0,107 0,259 0,293 0,237 230 0,06 0,059 0,055 0,056 331 0,014 0,014 0,012 0,012 432 0,161 0,147 0,145 0,149 533 0,014 0,018 0,014 0,016 434 0,36 0,115 0,149 0,193 335 0,274 0,262 0,268 0,266 236 0,156 0,139 0,157 0,155 137 0,146 0,148 0,144 0,143 138 0,038 0,06 0,029 0,04 239 0,023 0,018 0,023 0,032 340 0,161 0,094 0,092 0,093 241 0,06 0,108 0,225 0,125 142 0,106 0,107 0,107 0,105 1

Foto Akuisisi

37

Page 38: LAPORAN GEOLISTRIK!

38