Laporan FTS Solid

download Laporan FTS Solid

of 42

description

FTS SOlid

Transcript of Laporan FTS Solid

LAPORAN FORMULASI TEKNOLOGI DAN SEDIAAN SOLID

TABLET KUNYAH DARI BAHAN AKTIF PIRANTEL PAMOAT

SEBAGAI OBAT CACING UNTUK ANAK

Oleh

1. Alief Maulidya

13.0112. Anisa Faza

13.0163. Dewi Sundari

13.0424. Fitrotus Ardya

13.0595. Hanik Atul Masruro13.0636. Nyai Melati Pratama13.1277. Qutfia Arisanti

13.1338. Suciati Wulandari

13.167

9. Winda Ispratiwi

13.177

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

Tahun 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalilasi yang semakin modern ini, banyak anak-anak yang tidak memperhatikan kebersihan lingkungan dan makanan yang dikonsumsi. Misalnya setelah bermain mereka mengkonsumsi makanan tetapi tidak mencuci tangan terlebih dahulu, tidak menggunakan sepatu atau sandal saat bermain, seringnya menggigit kuku, membeli makan sembarangan. Hal ini merupakan penyebab terjadinya cacingan pada anak-anak. Penyakit cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh karena masuknya parasit (berupa cacing) ke dalam tubuh manusia. Kerugian yang ditimbulkan akibat cacingan sangat besar utamanya terhadap terhambatnya perkembangan fisik, kecerdasan, dan produktifitas kerja, serta dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.Dalam mengatasi penyakit cacingan ini, masyarakat pada umumnya melakukan upaya pengobatan swamedikasi (upaya pengobatan yang dilakukan sendiri). Obat-obat yang sering digunakan di Indonesia dalam pengobatan swamedikasi tersebut antara lain adalah obat-obatan yang mengandung Pirantel Pamoat, Mebendazol, dan Piperazin (Depkes RI, 2006). Pirantel pamoat adalah obat yang paling banyak digunakan saat ini. Pirantel pamoat merupakan turunan tetrahydropyrimidine yang berkhasiat sebagai antelmintik dan sangat efektif untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh satu jenis cacing atau lebih di usus, beberapa diantaranya adalah cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale), cacing gelang (Ascaris lumbricoides), dan cacing kremi (Enterobius vermicularis) (Gunawan, 2007)

Di pasaran, peredaran obat cacing yang paling banyak dijumpai adalah obat cacing dengan bentuk sediaan sirup dan oral. Dimana sediaan sirup ini ketika orangtua memberikan obat untuk anak dan terjadi penolakan. Maka berkemungkinan besar obat yang diberikan akan tumpah. Sedangkan sediaan oral ketika diberikan kepada anak-anak, mereka cenderung menolak karena tidak tertarik dan berpikiran rasanya pahit.

Dari kasus diatas menjadikan farmasis tertarik untuk memformulasikan obat cacing dalam bentuk sediaan tablet kunyah. Obat yang dikemas dalam bentuk sediaan tablet kunyah ini memiliki kelebihan praktisnya penyimpanan, mudah dibawa kemana-mana, rasanya manis dan warnanya menarik sehingga anak-anak dengan mudah mau mengkonsumsi obat. Tablet kunyah adalah tablet yang penggunaannya dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak (Depkes RI, 1995). Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol, atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan pengisi, mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa. Metode yang digunakan pada pirantel pamoat ini dipilih metode granulasi basah karena memiliki berbagai keuntungan, yaitu dapat meningkatkan kohesivitas dan kompaktibilitas bahan, distribusi bahan obat lebih homogen, kemungkinan segregasi kecil, dan dapat memperbaiki sifat alir campuran bahan obat (Summers dan Aulton, 1988).

1.2 Tujuan

Untuk membuat obat cacing pada anak-anak dalam sediaan tablet kunyah yang sesuai standart mutu fisik yang benar.1.3 Manfaat 1.3.1 Manfaat bagi pasien1. Pasien anak-anak yang tidak suka minum obat dapat minum sediaan ini karena rasanya manis dan bentuknya seperti permen.1.3.2 Manfaat bagi mahasiswa 1. Dapat memformulasikan obat cacing dalam sediaan tablet kunyah sesuai dengan prosedur yang benar.1.3.3 Manfaat bagi industri

1. Dapat mengaplikasikan perancangan formulasi sediaan solid tablet kunyah ketika di industri kerja.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infeksi Cacingan

Infeksi cacingan merupakan salah satu infeksi yang paling umum tersebar di dunia terutama di Negeri kita. Dimana keadaan hidup dan pelayanan kesehatan masih kurang baik dan hygiene masih belum memadai. Penyakit ini merupakan suatu penyakit rakyat umum dan diperkirakan sekitar 60% anak-anak menderita suatu jenis infeksi cacing. Cacingan atau sering disebut kecacingan merupakan penyakit endemik yang diakibatkan oleh cacing parasit dengan prevalensi tinggi, tidak mematikan tetapi mengganggu kesehatan tubuh manusia sehingga berakibat menurunkan kondisi gizi dan kesehatan masyarakat. Orang dikatakan menderita cacingan apabila di dalam tubuhnya (perutnya) terdapat cacing, bila keluar cacing dari mulut, hidung atau saat buang air besar, atau pada pemeriksaan laboratorium tinjanya terdapat telur cacing maka orang tersebut dikatakan cacingan.2.1.1 Penyebab Infeksi Cacingan

a. Kurangnya kebersihan, misalkan tidak mencuci tangan sebelum makan

b. Memakan makanan yang kurang matang seperti daging ikan, sapi dll

c. Jarang memakai alas kaki saat bermain

2.1.2 Gejala dan Jenis-Jenis Cacing yang Menginfeksi ManusiaBeberapa jenis cacing yang menginfeksi tubuh manusia, diantaranya :

a. Cacing Kermi, pengenalan infeksi jenis cacing kermi bisa dilihat pada kulit sekitar dubur atau tinja. Infeksi cacing ini dengan gejala :

1. Baru terasa setelah 3-6 minggu setelah infeksi

2. Cacing cacing betina terlihat jelas pada dubur

3. Larva terlihat jelas pada lipatan dubur

4. Gatal sekitar dubur

5. Diare, nyeri perut dan kejang-kejang

6. Mual terkadang muntah dan menyusut berat badan

b. Cacing gelang, pengenalan infeksi jenis cacing gelang melalui periksaan tinja dimana tinja tersebut nyata terdapat cacing yang berukuran cukup besar yakni 10-30 cm, gejala yang ditimbulkan yaitu pada anak-anak usia di bawah 5 tahun cacing ini ada kalanya bisa keluar dari mulut atau hidung karena cacing jenis ini dapat menembus dinding usus dan menjalar ke organ-organ lainnya bila tidak diobati dengan tuntas.

c. Cacing tambang, cacing jenis ini mempunyai panjang 6-12 mm, cacing ini mengkaitkan diri pada dinding usus, sedangkan betinanya setiap hari dapat meletakkan 2000 telur. Dengan tinja telur ini meninggalkan tubuh dan menetas menjadi larva yang berbentuk benang halus. Melalui kulit kaki (luka-luka, kelenjar keringat, dan mulut hingga usus) cacing ini bertahan hingga 10 tahun lamanya. Pengenalan cacing ini tidak bisa dilihat oleh kasat mata hanya dapat dilihat pada tinja yang dilihat langsung pada mikroskop, dengan gejala-gejala seperti berikut:

1. Gatal-gatal pada kaki

2. Batuk dengan peningkatan suhu pada waktu cacing menembus paru-paru dan tenggorokan

3. Kurang darah sehingga muka menjadi pucat

d. Cacing cambuk, cacing ini berbentuk cambuk dengan panjang 3-5 cm, sering terdapat pada cacing gelang dan cacing tambang. Infeksi terjadi melalui telur-telurnya dalam air atau makanan. Cacing ini pada anak-anak kecil mengakibatkan radang umbai usus buntu dan radang selaput perut. Dalam tinja tidak terdapat cacing, hanya telurnya yang dapat dikenali dengan mikroskop.

e. Cacing benang, cacing ini hidup ditanah. Infeksi terjadi melalui larvanya yang berbentuk benang dan menembus kulit kaki. Via peredaran darah menembus paru-paru, melintasi batang tenggorokan dan kerongkongan dan akhirnya tiba di usus besar, disitulah tumbuh dan menetas menjadi larva. Cacing ini bertahan bertahun-tahun dalam tubuh si penderita. Pengenalannya adalah dapat dilihat larva-larvanya dalam tinja namun hal ini sangat sulit diamati oleh mata. Gejalanya yaitu gatal-gatal disekitar dubur dan radang kulit namun tidak tampak cacing diatas kulit.

f. Cacing pita, merupakan cacing yang berbentuk pita dengan ruas-ruas 60 cm. Penularannya terjadi karena makan daging yang belum dimasak cukup lama seperti daging sapi, babi, dan ikan. Cacing ini telurnya akan menetas dalam rongga usus. Cacing pita ini sukar dibunuh oleh obat. Pengenalannya dilihat dari tinja penderita yang terdapat cacing pita dengan panjang 3 cm dan lebar 1 cm.

2.1.3 Akibat Terjangkit Cacingan Perut kembung, mual, muntah, sakit perut, diare, gatal di dubur, terutama malam hari, anemia, kurus2.1.4 Pengobatan Cacingan Secara UmumMinum obat cacing setiap enam bulan sekali

2.2 Bahan Aktif Obat Cacing

PIRANTEL PAMOATStruktur Kimia Pirantel Pamoat:

Sinonim: 1. Pyrantel Embonate

2.(E)-1,4,5,6-Tetrahidro-1-metil-2-[2-(2-thienyl)vinil] pirimidina 4,4-metilen bis[3-hidroksi-2-naftoat]3.Pyrimidine,1,4,5,6-tetrahydro-1-methyl-2-[2-(2-thienyl) ethenyl]-(E)-compd with 4,4-methylenebis (3-hydroxy-2-naphtalene carboxylic acid) 4.1,4,5,6-tetrahydro-1-methyl-2-[trans-2-(2-thienyl)-vynil]-pyrimidine embonate

Pemerian : Serbuk kristalin kuning sampai coklat

Berat Molekul: 594,68

Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air, metanol, dan etanol; larut dalam dimetilsulfoksida; sukar larut dalam dimetilformamida (Dibbern, 2002; Moffat, 2004; USP 30, 2007).

Indikasi:Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh parasit-parasit saluran pencernaan berikut (Cacing kremi (Enterobius vermicularis, thredworm, pinworm), Cacing gelang (Ascaris lumbricoides, roundworm), Cacing tambang (Ancylostoma duodenale, hookworm), Cacing tambang (Necator americanus, hookworm), Trichostrongilus colubriformis dan Trichostrongilus orientalis), baik yang terdapat tunggal, maupun infeksi campuran; adanya infeksi yang disebabkan salah satu dari kelima parasit pada salah satu anggota keluarga atau kelompok orang yang berdekatan dapat menjadi pertanda adanya juga infeksi pada anggota keluarga lainnya; pada keadaan begini dianjurkan pemberian pirantel pamoat kepada seluruh anggota keluarga (pemberian menyeluruh) lingkungan dan pakaian untuk memusnahkan telur-telur cacing dan mencegah terjadinya infeksi berulang

Kontraindikasi: Penderita hipersensitif terhadap pirantel pamoat

Dosis

: Dosis tunggal sekaligus 2-3 tablet dari 250 mg untuk dewasa dan anak-

anak setengah-2 tablet 10 mg/kg (Tjay, 2007).

Farmakologi: Pirantel pamoat merupakan turunan tetrahydropyrimidine yang berkhasiat sebagai antelmintik dan sangat efektif untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh satu jenis cacing atau lebih di usus, beberapa diantaranya adalah cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale), cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing kremi (Enterobius vermicularis), serta cacing Trichostrongylus colubriformis dan Trichostrongylus orientalis.

Obat ini bekerja dengan cara menimbulkan depolarisasi pada otot cacing sehingga terjadi pelepasan asetilkolin dan penghambatan kolinestrese. Hal ini menyebabkan pelumpuhan cacing-cacing, yang diikuti dengan pembuangan dari saluran intestinal manusia (Katzung, 2004; Sukarban, 1995).

Efek Samping: Efek samping yang dapat terjadi adalah sakit perut, anoreksia, sakit kepala, dan pusing yang dapat timbul segera setelah pemberian obat. Efek samping ini ringan dan sementara, dan timbulnya berhubungan dengan besar dosis. Walaupun pada pengujian tidak ditemukan efek teratogenik, sebaiknya jangan diberikan pada wanita hamil trisemester I dan wanita menyusui. Karena itu, hati-hati memberikan obat ini pada penderita yang memerlukan kewaspadaan. Efek samping yang paling sering terjadi adalah sakit kepala (Tjay, 2007; Sukarban, 1995).2.3 Dasar Teori Sediaan Solid

Berdasarkan wujud zatnya bentuk sediaan obat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu sediaan cair (larutan sejati, suspensi, emulsi), sediaan semipadat (krim, losion, salep, gel, suppositoria), dan sediaan padat/solid (tablet, kapsul, pil, granul, serbuk). Sediaan solida memiliki keunggulan dibandingkan sediaan jenis lainnya dikarenakan takaran dosis yang diberikan lebih tepat, dapat menghilangkan atau mengurangi rasa tidak enak dari bahan obat, sediaan obat lebih stabil dalam bentuk padat sehingga waktu kadaluwarsa lebih lama, tempat penyimpanan lebih kecil, minimnya resiko botol hancur atau pecah. Namun kekurangan dari bentuk sediaan solida antara lain kesulitan menelan obat pada beberapa pasien, tidak dapat digunakan untuk pasien yang sedang koma (tidak sadar), memerlukan waktu yang lebih lama dalam absorpsi (penyerapan) dalam tubuh. Dalam membuat suatu sediaan pasti membuat sebuah formula yang dimana digunakan sebagai proses untuk memperoleh sediaan yang memenuhi syarat. Namun sebelum menentukan formulasi yang tepat dalam pembuatannya, terlebih dahulu harus dilakukan kajian pra formulasi. Kajian pra formulasi merupakan sutau tahap pengembangan sifat-sifat fisika kimia suatu obat sebelum proses pembuatan obat atau merupakan suatu pengkajian terhadap sifat-sifat fisika, kimia, biologi suatu zat aktif baik secara individu maupun setelah dikombinasi dengan eksipien. Tujuan dari praformulasi ini adalah untuk menetapkan parameter fisika-kimia obat baru, menetapkan profil kecepatan kinetik, menetapkan ketercampuran dengan bahan tambahan lain yang umum digunakan, dan memberikan data ilmiah untuk mendukung desain bentuk sediaan dan evaluasi efikasi, stabilitas, serta bioavailabilitas produk obat.2.4 Dasar Teori Sediaan Tablet

Beberapa definisi tablet menurut beberapa lembaga lembaga tinggi kefarmasian:

1. Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. (Farmakope Indonesia edisi III)

2. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa pengisi. (Farmakope edisi IV)

3. Tablet adalah sediaan padat yang mengandung dosis tunggal dari satu atau lebih zat aktif. (United State Pharmacopeia)

4. Tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu dosis tunggal atau lebih zat aktif. (British Pharmacopoiea)

5. Tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu dosis tunggal atau lebih zat aktif dan biasanya diperoleh dengan mengkompresi volume yang sama dari partikel-partikel. (European Pharmacopoiea edisi VII)

6. Tablet adalah sediaan padat yang biasanya diperoleh dari pengompresian tunggal atau lebih dari serbuk granul atau serbuk. Dalam beberapa kasus pentabletan dapat dilakukan penyalutan maupun tidak disalut. (The International Pharmacopoiea).

7. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya. ( Ansel, 1998)8. Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Anief, 1994).2.4.1Keuntungan dan Kerugian1. Keuntungan

Tablet memiliki beberapa keuntungan dibanding sediaan lain, berikut ini adalah keuntungan dari sediaan tablet :

a. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.

b. Tablet merupakan sediaan yang paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah atau hancurnya tablet tidak segera terjadi.

c. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pengelepasan khusus, seperti pengelepasan di usus, atau produk lepas lambat.

d. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.

e. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik. (Lachman, 1994)

2. Kerugian

Selain memiliki keuntungan, sediaan tablet juga memiliki kerugian, yaitu :

a. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya flokulasi atau rendahnya berat jenis.

b. Obat yang sukar dibasakan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi, melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat di atas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasikan dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas obat cukup.

c. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen, atau kelembaban udara, penuh pengapsulan, atau penyelubungan dulu sebelum dikempa atau memerlukan penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul merupakan jalan keluar yang terbaik serta lebih murah.2.4.2Syarat Tablet

Dalam pembuatan tablet terdapat beberapa syarat yang haarrus dipenuhi, antara lain:1. Keseragaman ukuran (FI III)

Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga kali tebal tablet.

2. Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan

Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif merupakan bagian terbesar dari tablet dan cukup mewakili keseragaman kandungan. Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian terkecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula. Oleh karena itu, umumnya farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50% bobot sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang pengujiannya dilakukan pada tiap tablet.

3. Waktu hancur

Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberi per oral, kecuali tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan. Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang ditetapkan pada masingmasing monografi. Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlalu sempurna. Pada pengujian waktu hancur, tablet dinyatakan hancur jika ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan keenam tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut. Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan per-oral, kecuali jika tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan dan beberapa jenis tablet lepas lambat dan lepas tunda. 4. Disolusi

Disolusi adalah suatu proses perpindahan molekul obat dari bentuk padat ke dalam larutan suatu media. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang terabsorbsi dan memberikan efek terapi di dalam tubuh. Kecepatan absorbsi obat tergantung pada cara pemberian yang dikehendaki dan juga harus dipertimbangkan frekuensi pemberian obat. Untuk obat yang kelarutannya dalam air terbatas, uji disoluasi akan lebih berarti daripada uji waktu hancur.

5. Penetapan kadar zat aktif

Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakah kadar zat aktif yang terkandung di dalam suatu sediaan sesuai dengan yang tertera pada etiket dan memenuhi syarat seperti yang tertera pada masing-masing monografi. Bila zat aktif obat tidak memenuhi syarat maka obat tersebut tidak akan memberikan efek terapi dan juga tidak layak untuk dikonsumsi.

2.4.3Penggolongan tableta. Berdasarkan Metode Pembuatan Dikenal dua jenis tablet berdasarkan metode pembuatan, yaitu tablet cetak dan tablet kempa.

1. Tablet cetakDibuat dari bahan obat dan bahan pengisi, umumnya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa dibasahi dengan Etanol prosentasi tinggi, kadar Etanol tergantung dengan kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam pelarut, serta kekerasan tablet yang diinginkan.Pembuatan dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga tablet dapat dipotek dan harus hati-hati saat pengemasan dan pendistribusiannya, besar tekanan pada tablet 25-50 bar. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.2. Tablet kempaTablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang dibuat dengan cara pengempaan dari sebuah formula dengan memberikan tekanan tinggi (tekanan di bawah beberapa ratus kg/cm2) pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan pewarna, bahan pengaroma, dan bahan pemanis. Tablet biasanya mempunyai ketebalan kurang dari diameternya. Tablet kempa ganda, tablet kempa yang dibuat dengan lebih dari satu kali siklus tekanan.b.Berdasarkan Distribusi Obat dalam TubuhBerdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Untuk pengobatan lokal

a. Tablet untuk vagina (ovula), digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi, hormon lokal.

b. Tablet untuk penis (basila), di gunakan sebagai anti infeksi

c. Tablet hisap (lozenges) untuk mulut dan tenggorokan

2. Untuk pengobatan sistemik,per oral. Tablet yang bekerja sistemik dapat dibedakan menjadi

a. Short acting/ jangka pendek: dalam satu hari memerlukan beberapa kali menelan obat. Obat bekerja tidak lebih dari 8 jam

b. Long acting/ jangka panjang: dalam satu hari cukup menelan satu tablet. Obat bekerja tidak lebih dari 8 jam.

3. Berdasarkan Jenis Bahan PenyalutBerdasarkan jenis bahan penyalut, tablet dapat dibedakan menjadi:

a. Tablet salut biasa / salut gula (dragee) b. Tablet salut selaput (film-coated tablet)c. Tablet salut kempa d. Tablet salut enteric (enteric-coated tablet)e. Tablet lepas

4. Berdasarkan Cara PemakaianBerdasarkan cara pemakaiannya, tablet dapat dibagi menjadi:

a. Tablet biasa / tablet telan.

Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara ditelan, pecah di lambung.

b. Tablet kunyah (chewable tablet)

Bentuknya seperti tablet biasa, cara pakainya dikunyah dulu dalam mulut kemudian ditelan, umumnya tidak pahit. Dimaksudkan untuk dikunyah sehingga meninggalkan residu yang memberikan rasa enak di mulut. Diformulasikan untuk anak-anak, antasida dan antibiotic tertentu. Dibuat dengan cara dikempa. biasanya digunakan manitol, sorbitol dan sukrosa sebagai pengikat dan pengisi. Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum ditelan.

c. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles)

Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan-lahan dalam mulut. Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut. Tablet ini dibuat dengan cara tuang disebutpastillesatau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar gula disebut trochisi. Umumnya mengandung antibiotic, antiseptic, adstringensia.

d. Tablet larut (effervescent tablet)

Dibuat dengan cara dikempa. Selain zat aktif, tablet mengandung campuran zat asam dan natrium bikarbonat yang jika dilarutkan dengan air akan menghasilkan CO2. Diberi wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari lembab, di etiket diberi tanda bukan untuk ditelan. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum. Contohnya Ca-D-Redoxon, tablet efervesen Supradin.

e. Tablet Implantasi (Pelet)Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril, dan berisi hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, dan kulit dijahit kembali. Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan. Dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).

f. Tablet hipodermik (hypodermic tablet)

Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril (FI IV). Umumnya berbobot 30 mg dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan). Dilarutkan lebih dahulu sebelum dijadikan injeksi hipodermik.

g. Tablet bukal (buccal tablet)

Digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Tablet biasanya berbentuk oval, keras dan berisi hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan).h. Tablet sublingual

Digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah sehingga zat aktif secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral. Tablet kempa berbentuk pipih yang berisinitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.

i. Tablet vagina (ovula)

Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang didalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik. Tablet vagina mudah melemah dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan sebagai obat luar khusus untuk vagina.

j. Tablet RektalTablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.2.5 Pra Formulasi2.5.1 Alasan Pemilihan Bahan

1. Digunakan pirantel pamoat karena perannya bisa membunuh cacing kermi, cacing tambang dan cacing gelang. 2. Bahan pengikat meggunakan CMC Na karena :

a. CMC. Na mempunyai bentuk yang tidak beraturan

b. Pada proses pembuatan menggunakan metode granulasi basah dan CMC.Na mudah membentuk mucilagoc. Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal sehingga mempermudah pada proses granulasi basahd. CMC.Na mempunyai gaya kohesi sehingga mempermudah membentuk granul dan kompatibilitas dengan bahan lainnya.3. Bahan pengisi menggunakan Laktosa karena:

a. Mempunyai bentuk yang beraturan

b. Mempunyai berat jenis 1,525 g/cm3c. Inertd. Tidak memiliki aktifitas fisiologi dan farmakologie. Memiliki rasa manis4. Bahan pelincir menggunakan Mg stearat dan talk, dimana Mg Stearat digunakan sebagai lubricant dan antiadherents, sedangkan talk digunakan sebagai glidan karena:a. Mg stearat dan talk tidak larut dalam air.

b. Mg stearat mencegah terjadinya penetrasi air melewati pori tablet dan menunda desintegrasi tablet.

c. Mg stearat digunakan sebagai lubrikan untuk mengurangi gesekan antara obat dengan mesin cetak karena Mg stearat merupakan lubrikan yang paling baik daripada asam-asamnya

d. Talk sebagai glidan digunakan untuk mengurangi keterikatan antar partikel pada saat dicetak sehingga dapat memberikan sifat alir yang baik serta dapat memperbaiki aliran granul.2.5.2 Monografi Bahan

a. Pirantel Pamoat (OOP edisi V hal: 193)Khasiat: Berkhasiat untuk mengobati cacingan karena ascaris, oxyuris, dan cacing tambang tetapi tidak efektif pada trichiuris.

Mekanisme kerja: Melumpuhkan cacing dengan menghambat penerusan impuls neuromuskuler (seperti piperazin). Kemudian parasit dikeluarkan oleh peristaltik usus tanpa diperlukan laksans. Resorpsin dari usus ringan 50% zat diekresikan dalam keadaan utuh dan metabolitnya melalui tinja 7% dikeluarkan melalui air seni.

Efek samping: Ringan dan berupa gangguan saluran cerna dan jarang sakit kepala.

Peringatan: Pirantel tidak dianjurkan untuk orang hamil maupun bagi anak-anak dibawah usia 2 tahun.

Dosis: Untuk dewasa konsumsi 2-3 tablet 250 mg, sedangkan untuk anak-anak konsumsi 1/2 2 tablet sesuai usia (10mg/kg).b. Tartrazin

Pemerian : serbuk warna kuning atau oranye kuning

Kalarutan: 7 gram larut dalam 100 ml pada suhu kamar

Kegunaan: pewarna

Sensitiv terhadap aspirin

Konsentrasi: 0.1%-3.5%c. Lactosa Pemerian: serbuk atau masa hablur, keras, putih susu, putih krim. Tidak berbau dan rasa sedikit manis. Stabil diudara, tetapi mudah menyerap bauKelarutan: mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.Khasiat

: bahan pengisi Konsentrasi: 5 - 80 %d. Mg Stearat Rumus Molekul : C16H70MgO4Pemerian : serbuk halus licin, mudah melekat pada kulit , mempunyai bau dan rasa khas lemah

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air

Stabilitas : stabil dan simpan di tempat kering

Konsentrasi : 0,25 5,0 %Berat Jenis: 0,159 g/cm3 Titik lebur: 117-160Kegunaan : lubrikan/ zat pelicin

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tempat sejuk e. Talk

Rumus Molekul : Mg6(SiO5)(OH)4Pemerian: serbuk hablur sangat halus putih atau putih keabuan, berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, asam dan basa lemah dan pelarut organik.

Stabilitas : stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan 160 derajat selama tidak kurang selama 1 jam

Konsentrasi : 1 5%Berat jenis: 2,58-2,83

Kegunaan : glidan Penyimpanan : dalam wadah tertutup baikf. CMC Na

Pemerian: Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning gading tidak berbau atau hampir tidak berbau, higroskopik.Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol (95%) p, dalam eter p dan dalam pelarut organik lain.Konsentrasi : 1-6 %pH

: 6,5 & 8,5

2.5.3 Hal - Hal yang Mencakup Studi PraformulasiDalam proses studi praformulasi untuk sediaan tablet mencangkup hal-hal berikut yaitu:1. Organoleptis

Sifat yang paling mudah diamati dari suatu obat atau zat adalah sifat organoleptis yaitu warna, bau dan rasa. Kebanyakan farmasis (dan masyarakat awam tentunya) pasti dibingungkan dengan suatu deskripsi yang mewakili tingkat kualitas sediaan seperti tingkat kemanisan, kepahitan, dll. Terkadang warna dan bau dari beberapa sediaan pun juga hampir sama sehingga cukup sulit untuk membedakannya.Sifat Organoleptis dari suatu zat harus didokumentasikan secara jelas dan seksama dan tercatat dengan baik, karena data tersebut sangat berguna sebagai identifikasi awal mengenai suatu zat. Sifat organoleptis nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk modifikasi sediaan seperti jika rasanya pahit maka formulator akan berusaha menutupi rasa pahit itu, jika warnanya kurang menarik maka akan ditambahkan pewarna supaya warnanya menarik.

2. Analisis Fisika kimia.Analisa fisika dan kimia meliputi analisa kualitatif dan kuantitatif :a) Data kualitatif dan data kuantitatif Analisis ini merupakan bagian penting dalam studi praformulasi yaitu untuk penetapan identitas dan kadar zat aktif. Untuk penetapan kualitatif biasanya digunakan kromatografi lapis tipis (KLT). KLT ini digunakan untuk mengatahui berapa kadar yang terdapat dalam bahan aktif tersebut, apakah sesuai dengan literatur atau tidak.b) KemurnianKemurnian suatu bahan aktif sangatlah diperlukan, jika suatu bahan aktif tidak murni maka akan mempengaruhi pada dosis yang akan dibuat dalam bentuk tablet. 3. Sifat-Sifat Fisikomekanik Atau Karateristik Fisik

Karakteristik dalam sediaan tablet meliputi ukuran partikel, luas permukaan, pembasahan higroskopisitas, aliran serbuk, karakteristik pengempaan dan bobot jenis sediaan tablet.a. Ukuran PartikelUkuran partikel bahan obat mempunyai peranan dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya. Ukuran partikel yang berarti juga luas permukaan spesifik partikel, dapat dihubungkan dengan sifat-sifat fisika, kimia dan farmakologik suatu obat. Dalam pembuatan tablet dan kapsul misalnya, pengontrolan ukuran partikel penting dilakukan untuk mendapatkan sifat alir yang tepat dari granulat dan serbuk (Moechtar, 1990).b. Luas PermukaanDapat dihitung dari pengetahuan distribusi ukuran yang diperoleh dengan menggunakan salah satu metode. Dua metode telah tersedia yang memungkinkan perhitungan langsung luas permukaan. Prinsip yang pertama adalah jumlah suatu gas atau zat terlarut cair yang diadsorpsi pada sampel serbuk membentuk suatu monolapisan, merupakan fungsi langsung luas permukaan sampel. Yang kedua adalah metode yang tergantung pada fakta bahwa kecepatan gas atau cairan merembes suatu lapisan serbuk yang bersangkutan dengan luas permukaan yang terpapar gas atau cairan yang merembes (Moechtar, 1990). Hubungan luas permukaan, ukuran partikel dengan disolusi obat:Jadi, erat kaitannya ukuran partikel dengan luas permukaan. Semakin besar luas permukaan maka semakin kecil ukuran partikel, begitu juga dengan peningkatan kelarutannya sehingga laju disolusi akan semakin besar

c. Gaya Ikatan Diantara MolekulGaya-gaya yang terjadi diantara molekul-molekul (gaya-gaya ikatan intermolekuler) mempunyai pengaruh yang besar pada keadaan fisik suatu zat (padat, cair, gas) dibawah kondisi-kondisi temperatur tekanan dan konsentrasi tertentu (Moechtar, 1990). Gaya kohesi dan adhesi :Bilamana molekul-molekul berinteraksi satu sama lain, maka baik gaya tolak menolak maupun gaya tarik-menarik, akan beroperasi keduanya. Jika dua buah molekul didekatkan, hingga muatan yang berlawanan di dalam kedua molekul tersebut lebih dekat daripada muatannya yang sama, maka molekul tersebut akan saling tarik-menarik (Moechtar, 1990)Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang sejenis. Kohesi dipengaruhi oleh kerapatan dan jarak antar partikel dalam zat. Gaya kohesi mengakibatkan dua zat bila dicampurkan tidak akan saling melekat. Contoh peristiwa kohesi adalah: Tidak bercampurnya air dengan minyak, tidak melekatnya air raksa pada dinding pipa kapiler, dan air pada daun talas.Adhesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang tidak sejenis. Gaya adhesi akan mengakibatkan dua zat akan saling melekat bila dicampurkan. Contohnya: Bercampurnya air dengan teh/kopi, melekatnya air pada dinding pipa kapiler, melekatnya tinta pada kertas, dll.d. Pembasahan HigroskopitasBanyak zat aktif menunjukkan kecenderungan mengadsorpsi lembap atau uap air dari atmosfer. Jumlah lembap yang diadsorpsi oleh suatu bobot tetap sampel anhidrat berada dalam keseimbangan dengan lembap dari udara pada suhu tertentu disebut kandungan keseimbangan lembap. Kandungan keseimbangan lembap dapat mempengaruhi karakteristik aliran dan kempa serbuk dan kekerasan tablet dan granulasi akhir. Pada umumnya zat higroskopis harus disimpan dalam suatu wadah tertutup rapat. Kandungan lembab zat tambahan juga dapat memengaruhi sifat fisikokimia bentuk sediaan solid (Prof.Dr. Chafrles J.PSiregar, 2010).e. Aliran serbukUntuk memastikan pencampuran yang efisien dan keragaman bobot yang dapat diterima untuk tablet kempa. Jika suatu zat aktif mempunyai sifat aliran yang buruk dapat diatasi dengan memilih zat aktif yang tepat. Untuk menyempurnakan sifat alirannya serbuk zat aktif atau masa tablet perlu diprakempa atau granulasi (Prof.Dr. Chafrles J.PSiregar, 2010).Sifat aliran serbuk yang baik merupakan hal penting untuk pengisian yang seragam ke dalam lubang cetak mesin tablet dan untuk memudahkan gerakan bahan disekitar fasilitas produksi.f. Karakteristik pengempaan Kemampuan mengurangi volume di bawah tekanan. Beberapa petunjuk karakteristik ketermampatan dan kompaktibilitas suatu zat aktif tunggal dan dalam kombinasi dengan beberapa eksipien yang umum dapat diperoleh sebagai bagian dari evaluasi praformulasi.Kompatibilitas serbuk farmasetik dapat dikarakterisasi dengan meneliti gaya renggang, kekerasan lekukan solid dan lain-lain yang dibuat di bawah berbagai tekanan. Gaya renggang dan kekerasan lekukan digunakan untuk menetapkan tiga parameter yang tidak berdimensi yaitu indeks tegangan, indeks ikatan dan indeks remuk rapuh untuk mengarakterisasi daya guna pentabletan komponen tunggal dan campuran (Prof.Dr. Chafrles J.PSiregar, 2010).g. Bobot jenisSangat berguna dalam mengetahui ukuran bentuk sediaan akhir. Zat aktif potensi rendah akan menghasilkan granulasi ruah yang dapat menyulitkan pengempaannya menjadi tablet akhir. Bobot jenis solid juga memengaruhi sifat alirannya (Prof.Dr. Chafrles J.PSiregar, 2010).Apabila suatu solid tidak berpori-pori, bobot jenis nyata dan granul tersimpan identik keduanya dapat diperoleh dengan pemindahan helium atau suatu cairan seperti raksa, benzene atau air. Jika bahan berpori-pori yang mempunyai permukaan internal bobot jenis nyata paling baik diperkirakan dengan pemindahan helium yang berpenetrasi kedalam pori-pori terkecil dan tidak diadsorpsi oleh bahan.h. KompresibilitasKompresibilitas adalah kemampuan granul untuk tetap kompak dengan adanya tekanan, Rasio Housner dapat dihubungkan dengan kerapatan, Rasio Housner adalah kerapatan serbuk (porositas) dinyatakan dalam persen yaitu perbandingan antar volume dengan volume total suatu serbuk. Untuk serbuk yang mempunyai partikel yang sama dan berbentuk bulat, kerapatannya berkisar antara 37 40, serbuk dengan berbentuk kubus memiliki harga 46 %.Cara memperbaiki kompresibilitas, dengan penambahan:1. Pembasahan ( wetting )

Adanya pembasahan dapat meningkatkan kompresibilitas granul. Hal ini dikarenakan oleh adanya ikatan antar partikel yang kuat dengan kelembaban yang sesuai. Sehingga, granul-granul tersebut dapat dimampatkan dengan baik. Hal ini berpengaruh terhadap tablet yang dihasilkan. Kompresibilitas yang baik akan menghasilkan tablet yang baik serta kompak. Tablet yang dibuat dengan granulasi basah lebih baik dibandingkan dengan tablet yang dibuat dengan metode granulasi kering. Hal ini disebabkan pada granulasi kering tidak adanya proses pembasahan sehingga serbuk-serbuk yang akan dicampurkan tidak dapat menyatu sempurna untuk menjadi granul yang baik.

2. Perubahan bentuk dan tekstur partikel

Bentuk dan tekstur partikel dapat mempengaruhi kompresibilitas, dengan adanya variasi bentuk dan tekstur partikel akan menghasilkan kompresibilitas yang baik. Hal ini mengurangi adanya fines pada proses pencetakan tablet. Bentuk dan ukuran partikel juga mempengaruhi porositas (kerapatan patikel) yang akan berpengaruh pula pada kompresibilitas. Apabila porositas baik maka akan menghasilkan kompresibilitas yang baik dengan nilai rendah (< 20%). Hal ini karena porositas dapat mengurangi adanya rongga pada saat pengempaan tablet.

3. Penambahan adhesif dan binder

Adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat. Penambahan zat adhesif dapat meningkatkan kompresibilitas karena adanya peningkatan gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenis. Sehingga antara zat yang satu dengan zat yang lainnya dapat saling mengikat.4. ElektrostatikaElektostatika merupakan muatan listrik antara partikel. Dalam hal ini terdapat perbedaan muatan listrik antara granul dengan mesin cetakan tablet dan muatan listrik antara partikel tablet.Adanya perbedaan elektrostatika yang semakin besar antara partikel tablet dengan mesin cetakan, akan mengakibatkan gaya tarik menarik tablet dengan cetakan, sehingga partikel tablet akan menempel pada cetakan. Akan tetapi jika perbedaan elektostatikanya kecil atau perbedaan muatannya kecil maka antara partikel tablet dengan cetakan kecil maka akan memungkinkan terjadinya gaya tolak menolak antara partikel tablet dengan mesin cetakan, sehingga tablet tidak akan menempel pada cetakan.Selain itu terdapat perbedaan elektrostatika antara partikel tablet juga dapat berpengaruh pada homogenitas tablet. Jika terdapat perbedaan muatan yang besar antara partikel bahan penyusun tablet, maka akan terjadi gaya tarik menarik antara partikel, sehingga partikel dapat bersatu. Namun, jika perbedaan muatan antara partikel kecil, maka akan terjadi gaya tolak menolak.Jadi, agar partikel tablet dengan cetakan tidak terjadi perekatan, maka gaya elektrostatikanya harus kecil, sedangkan utuk menyatukan antara partikel tablet, maka gaya elektrostatikanya harus besar.

2.6 Formulasi

Dalam 1 tablet obat 250 mg mengandungR/Pirantel pamoat

156,25 mg

CMC Na

5%

Tartrazin

0.1%

Talc

3 %

Laktosa

6 %

Mg Stearat

1 %

Essence jeruk

qs2.6.1 Komponen Sediaan TabletKomponen formulasi tablet terdiri dari bahan berkhasiat (API) dan bahan pembantu (eksipien). Bahan tambahan (eksipien) yang digunakan dalam mendesain formulasi tablet dapat dikelompokan berdasarkan fungsionalitas eksipien sebagai berikut :

1. Bahan Aktif

2. Bahan Tambahan

a. Bahan Pengisi

Bahan pengisi berfungsi membuat kesesuaian bobot tablet, umumnya bobot tablet yang berterima lebih besar dari 70mg. Bahan pengisi diperlukan teruma untuk zat aktif berdosis kecil. Bahan pengisi, umumnya ditambahkan dalam rentang 5-80% (bergantung pada jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Fungsi lain bahan pengisi adalah untuk memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif. Pada pembuatan tablet dengan metode cetak langsung, terkadang bahan pengisi dapat bersifat sebagai bahan pengikat dan bahan pelicin. Kriteria yang baik untuk bahan pengisi:

1. Tidak bereaksi dengan zat aktif dan bahan tambahan yang lain.

2. Tidak memiliki aktifitas fisiologis dan farmakologis.

3. Memiliki kestabilan fisika yang baik.

4. Tidak mempengaruhi disolusi dan bioavailabilitas sediaan tablet.

Bahan pengisi dapat digolongkan berdasarkan kelarutan dan material penyusunnya, yaitu :

a. Berdasarkan kelarutannya, dibedakan menjadi :

1. Bahan pengisi larut air, misalnya Lactosa, Sukrosa, Dekstrosa, Manitor dan Surbitol.

2. Bahan pengisi tidak larut, misalnya kalsium sulvat, kalsium karbonat, amilum, dan mikrokristalin selulosa.

b. Berdasarkan material penyusunnya dibedakan menjadi :

1. Material organik, misalnya : karbohidrat dan modifikasinya.

2. Material anorganik, misalnya : kalsium fosfat dan kalsium karbonat.

b. Bahan pengikat

Bahan pengikat digunakan dalam formula tablet dengan tujuan membentuk ikatan antar partikel supaya terbentuk tablet yang baik, yang memenuhi persyaratan bobot tablet, kekerasan tablet, dan kerapuhan tablet. Terdapat empat mekanisme perlekatan antara partikel, yaitu :

1. Terbentuknya jembatan cair pada saat penambahan bahan pengikat dalam bentuk musilago maupun larutan.

2. Terbentuknya jembatan padat, yang dapat terjadi pada saaat pengeringan granul basah atau penambahan bahan tambahan yang mempunyai titik lebur rendah. Penambahan larutan pengikat akan membentuk lapisan tipis film yang teradsorbsi pada permukaan partikel. Pada proses pengeringan, akan terjadi kristalisasi bahan yang terlarut dalam larutan pengikat, dan membentuk jembatan padat pada titik kontak sehingga menggurangi jarak antar partikel dan meningkatkan daerah kontak partikel. Kekuatan jembatan kristal ini bergantung pada kecepatan kristalisasi dan jumlah material yang terdeposit.

3. Pada saat terjadinya deformasi plastik, yang dapat menyebabkan terbentuknya interlocking.

4. Adanya gaya elektrostatika antara partikel, yang terjadi pada kondisi kelembapan yang rendah.

Bahan pengikat akan berperan sebagai perekat untuk mengikat serbuk-serbuk komponen teblet menjadi granul, yang selanjutnya akan membantu mengikat granul-granul menjadi tablet dalam proses pengempaan. Jumlah dari cairan pengikat yang digunakan akan mempengaruhi kualitas granul yang akan dihasilkan.

Bila jumlah bahan pengikat yang digunakan terlalu sedikit, akan menghasilkan granul yang rapuh, sedangkan jika terlalu banyak, akan menghasilkan granul yang akan terlalu keras. Selain itu, bahan pengikat merupakan penentu terhadap keseragaman ukuran, kekerasan, dan mudah tidaknya granul yang dihasilkan tersebut untuk dikempa menjadi tablet.

Berdasarkan asalnya, bahan pengikat dapat dikasifikasikan menjadi :

1. Berasal dari alam, misalnya: akasia, tragakan, gelatin, amilum, gum guar, gum xanthan, gum tara, dan pektin.

2. Pilimer sintetik / semisintetik, misalnya : HPMC, PVP, PEG, dan CMC Na.

3. Golongan gula, misalnya: sukrosa dan larutan glukos.

Sifat-sifat cairan pengikat yang dapat memberikan pengaruh pada saat granulasi antara lain:

1. Viskositas

: mempengaruhi interaksi antaragranul. Kekentalan cairan pengikat akan dengan mudah divariasikan untuk mendapatkan sistem yang di inginkan.

2. Tegangan permukaan: mempengaruhi gaya kapilaritas

a. Sudut kontak

: mempengruhi proses pembasahan. Sudut kontak tidak mudah untuk diubah tanpa mengubah sifat-sifat yang lain dari cairan pengikat.

c. Bahan Penghancur

Supaya dapat diabsorpsi di dalam tubuh, bahan aktif harus dapat larut. Kecepatan larut suatu obat bergantung pada sifat fisika-kimia bahan obat, kecepatan disintegrasi, dan disolusi tablet. Bahan penghancur berfungsi menghancurkan tablet bila tablet kontak dengan cairan.

Hancurnya tablet menjadi granul akan memperluas permukaan sehingga dapat mempercepat lepasnya bahan aktif dari tablet. Selanjutnya bahan penghancur akan menghancurkan granul menjadi partikel-partikel halus. Kecepatan pelepasan bahan aktif dari partikel-partikel halus lebih besar dibandingkan dengan tablet utuh atau granul.

Disintegrasi adalah hilangnya kohesi suatu bentuk sediaan padat (tablet) karena pengaruh medium menjadi granul atau partikel penyusun tablet.Sebaliknya degreasi adalah hancurnya granul menjadi partikel-partikel halus.Contoh bahan penghancur

1. Amilum (pati)

Amilum merupakan bahan penhgancur yang pertama kali digunakan. Mekanisme aksi amilum sebagai bahan penghancur yaitu melalui masuknya air ke dalam tablet dibandingkan dengan aksi pengembangannya karena amilum hanya sedikit mengembang dalam air pada suhu tubuh.Hidrasi dari gugus hidroksil dapat menyebabkan partikel-partikel terpisah dan kandungan lemak dalam amilum dapat mempengaruhi sifat amilum sebagai bahan penghancur.

Jenis/varietas amilum yang mengandung butiran-butiran dalam ukuran besar (amilum kentang) akan memiliki ukuran pori yang optmum dalam tablet dan akan menyebabkan terjadinya aksi kapiler. Amilum sebagai bahan penghancur umumnya digunakan pada konsentrasi lazim 5 10%.

2. Mikrokristalin Selulosa (MCC)

MCC menunjukan porositas yang tinggi, dengan kemampuan menarik air tinggi pula, sehingga sesuai digunakan sebagai bahan penghancur. MCC juga dapat digunakan sebagai pengikat yang sangat baik dan dapat meningkatkan kekuatan mekanik tablet secara signifikan. Salah satu kelemahan dari MCC, yaitu pengaruh yang ditimbulkan pada karakteristik disolusi yang dihasilkan, karena pengaruh tekanan kompresi yang tinggi.d. Bahan pewarna

Bahan pewarna tidak boleh memiliki aksi terapiutik, tidak memperbaiki ketersediaan hayati dan stabilitas sediaan tablet.Fungsi bahan pewarna ialah memudahkan identifikasi dan memperbaiki penampilan sediaan tablet. Pada penggunaanya bahan pewarna dapat meningkatkan biaya produksi dan dapat menimbulkan masalah dalam proses produksi tablet (Hadisoewignyo, dr.Lannie, dkk., 2012).

Bahan pewarna dapat diklasifikasikan menjadi bahan pewarna yang larut air (dyes) dan dan memberikan larutan jernih; serta bahan pewarna yang tidak larut air (pigmen/lake) dan pencampurannya dalam massa tablet dengan cara didispersikan sehingga akan teradsorpsi pada bahan tambahan tablet lainnya, misalnya amilum. e. Bahan Pembasah (Wetting Agent)

Bahan pembasah sering digunakan dalam tablet yang mengandung bahan aktif sukar larut dalam air, dengan tujuan meningkatkan laju disolusi.Surfaktan, banyak digunakan sebagai bahan pembasah untuk tujuan yang telah disebutkan sebelumnya. Natrium lauril sulfat adalah surfaktan yang sering digunakan sebagai bahan pembasah dalam pembuatan tablet .Secara bertentangan, beberapa surfaktan ionik yang diformulasikan dengan bahan aktif yang memiliki muatan yang berlawanan justru digunakan untuk menghasilkan sistem lepas lambat. Oleh karena itu, sebaiknya di pilih bahan pembasah yang tidak bermuatan, seperti polisorbat 80 (tween 80) yang memiliki kemungkinan kecil untuk berinteraksi dengan senyawa bermuatan (Hadisoewignyo, dr.Lannie, dkk., 2012).f. Bahan Pelicin (Lubrikan)Bahan pelican berfungsi sebagai anti gesekan, yang terjadi pada proses pentabletan. Bahan pelicin ditambahkan kemasan tablet begitu masa tablet akan dikempa. Gesekan yang terjadi pada waktu proses pentabletan antara punch dan die, maupun antar partikel ada tiga macam, yaitu:

1. Gesekan antara tablet dan dinding punch dan antara tablet dengan dinding die.

2. Gesekan antara dinding die dan dinding punch.

Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan pelincin atau lubrikan antara lain:

a. Ukuran partikel sebagai aturan umum semua bahan pelicin berukuran 80-100 mesh

b. Lama pencampuran bahan pelicin dengan komponen tablet lainnya atau massa tablet.

c. Konsentrasi bahan pelicin yang digunakan.

Ketiga faktor tersebut akan berpengaruh pada kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet.g. Bahan pelincir

Bahan pelincir berfungsi memperbaiki sifat alir serbuk atau granul yang akan dikempa menjadi tablet sehingga diharapkan dapat memperbaiki keseragaman bobot tablet yang dihasilkan. Gesekan antara partikel-partikel yang dikempa. Mekanisme kerja bahan pelincir dalam memperbaiki sifat alir suatu sampel serbuk atau granul dapat berlangsung dengan cara penutupan atau pengisian permukaan partikel yang kasar atau berlekuk-lekuk dengan bahan pelincir sehingga pemukaan partikel menjadi lebih licin dan partikel dapat lebih mudah mengalir. Selain itu, pelincir dapat teradsorpsi pada permukaan partikel dan membentuk suatu lapisan tipis yang dapat mencegah timbulnya daya kohesi antar granul.2.7 Ruang Produksi Industri

Ruangan di industri farmasi merupakan salah satu aspek yang harus dijaga kebersihannya. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antar produk maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Permukaan ruangan harus kedap air, tidak terdapat sambungan atau retakan, tidak merupakan tempat pertumbuhan mikroba, mudah dibersihkan, bagian sudut dan tepi dinding dibuat melengkung.2. Pipa saluran udara, listrik dipasang diatas langit-langit.3. Lampu penerangan harus dipasang rata dengan langit-langit.4. Tahan terhadap bahan pembersih.

Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing zona memiliki spesifikasi tertentu. Empat zona tersebut meliputi :a.Unclassified Area

Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified area) tetapi untuk kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau. Termasuk didalamnya adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol untukcold storagedancool room), kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik.

b.Black area

Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area produksi, areastagingbahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan penutup kepala)

c.Grey area

Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang. Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakangowning(pakaian dan sepatu grey). Antara blackarea dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan airlock.

d.White area

Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi steril, ruang mixing untuk produksi steril,backgroundruangfilling, laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilitas). Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan pakaian antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antaragreyarea danwhitearea dipisahkan oleh ruang ganti pakaianwhitedanairlock.

Airlockberfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas kebersihan yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruangan dengan kelas kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas kebersihan lebih tinggi. Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan menjadi kelas A, B, C, D dan E, dimana setiap kelas memiliki persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan, kelembaban udara danair change rate.

Tabel pembagian kelas ruangan berdasarkan jumlah partikelHygine ZoningKelasJumlah partikel/m3

At restIn Operational

0,5 (m)5,0 (m)0,5 (m)5,0 (m)

A100 3.520 20 3.520 20

B100 3.520 29 352.000 2.900

C10.000 352.000 2.900 3.520.000 29.000

D100.000 3.520.000 29.000NSNS

E1UCNSNSNSNS

E2UCNSNSNSNS

E3UCNSNSNSNS

Hygine ZoningClassLimit for Microbial contamination (In operation)

Air sample (cfu/m3)Settle plates diam. 90mm (cfu/4 hours)Glove print, 5 fingers (cfu/glove)

A100< 1< 1< 1

B1001055

C10.00010050NS

D100.000200100NS

E1UCNSNSNS

E2UCNSNSNS

E3UCNSNSNS

Keterangan : UC = Unclassified

NS = No Specification

Kondisiat restyaitu kondisi dimana tidak ada operator yang beraktivitas di dalam ruangan, mesin dalam kondisi beroperasi, sedangkan kondisiin operationalyaitu kondisi dimana ada operator yang sedang bekerja di dalam ruangan dan kondisi mesin sedang beroperasi.2.8 Alat Dan Proses Pembuatan Tablet

Seperti dijelaskan sebelumnya, tablet dibuat dengan jalan mengempa campuran zat aktiv dan eksipien, baik yang dibuat menjadi granul terlebih dahulu maupun tidak, pada mesin pencetak tablet. Secara umum komponen dasar mesin pencetak tablet adalah sebagai berikut:

Hopper, tempat untuk menyimpan granul dan yang mengalirkan granul untuk di kempa. Die, tempat granul akan di cetak, menentukan ukuran dan bentuk tablet. Punch atas, alat untuk mengempa granul yang telah brada di die. Punch bawah, alat untuk mengeluarkan tablet yang telah di cetak.

2.9 Personalia Dalam Industri Farmasi

Suatu industri farmasi bertanggung jawab menyediakan personil yang sehat, terkualifikasi dan dalam jumlah yang memadai agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Kesehatan personil hendaklah dilakukan pada saat perekrutan, sehingga dapat dipastikan bahwa semua calon karyawan (mulai dari petugas kebersihan, pemasangan dan perawatan peralatan, personil produksi danpengawasan hingga personil tingkat manajerial) memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik sehingga tidak akan berdampak pada mutu produk yang dibuat. Jumlah karyawan di semua tingkatan hendaklah cukup serta memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugasnya. Memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara profesional dan sebagaimana mestinya. Mereka hendaklah mempunyai sikap dan kesadaran tinggi untuk mewujudkan CPOB (BPOM, 2001).2.10 Metode Pembuatan TabletMetode tablet dapat dibuat dengan dua metode yaitu metode granulasi dan metode cetak langsung (Lachman, 1994:685). Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.1. Metode Granulasi

a. Metode Granulasi BasahMetode ini dapat digunakan untuk zat yang tahan terhadap air atau pelarut yang digunakan, tahan pemanasan. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya kurang baik. Prinsip metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat yang sesuai terdapat tingkat kebebasan yang baik. Kemudian massa basah tersebut digranulasi. Setelah mendapatkan granulasi kering, granul dicetak sesuai yang diinginkan (Lachman, 1994:690).Tujuan dilakukan granulasi basah adalah memudahkan mengkompresi serbuk atau campuran serbuk karena sudah membentuk butiran-butiran granulat, menjaga homogenitas campuran dan menjaga supaya aliran campuran seragam ke tempat cetakan dan terjamin keseragaman bobotnya. Selain itu, masalah debu selama proses pembuatan tablet, mengubah sifat permukaan serbuk dari hidrofob menjadi hidrofil, dan menambah sifat kohesi selama dan sesudah kompresi (Lachman, 1994:680). Granul yang baik mempunyai sifat sebagai berikut (Lachman, 1994:681):

1. Granul tidak boleh terlalu keras maupun terlalu rapuh.2. Granul harus memberikan kepadatan dan sifat kohesi yang baik. 3. Granul harus cukup padat tetapi juga cukup untuk mempercepat waktu hancur.4. Zat aktif harus dapat dilepaskan dari ganul.5. Zat aktif tidak boleh terurai akibat campuran dengan eksipien dan zat aktif harus terdistribusi seragam.6. Granul harus dapat mengalir seragam.7. Harus mempunyai komponen yang bersifat kompresi.8. Granul harus terjaga dan tidak rusak selama pencetakan.Keuntungan Metode Granulasi Basah

Ada beberapa keuntungan metode granulasi basah :

1. Pertama, kohesivitas dan kompresibilitas campuran serbuk ditingkatkan dengan penambahan pengikat yang menyebabkan partikel satu sama lain melekat.

2. Kedua, distibusi zat aktif dosis kecil dapat lebih seragam dengan metode granulasi basah, zat aktif dengan dosis besar sifat alirannya baik dan kohesinya cukup.

3. Ketiga, granulasi basah mencegah pemisahan campuran selama proses (Lachman, 1994:691).

Kerugian Metode Granulasi Basah.

Ada beberapa kerugian metode granulasi basah :

1. Pertama, membutuhkan biaya yang besar untuk jasa, listrik, waktu, dan ruangan.

2. Kedua, zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas, tidak dapat diproses dengan granulasi basah.

3. Ketiga, sering terjadi inkompalibilitas antara zat aktif dan zat tambahan (Lachman, 1994:691).

b. Metode Granulasi Kering

Metode pembuatan tablet ini digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap air dan pelarut yang digunakan dan tidak tahan terhadap pemanasan. Prinsip metode ini adalah menciptakan ikatan antara partikel dengan pemadatan secara mekanis. Massa tablet dicetak menjadi tablet yang besar dan keras yang disebut slug. Setelah itu slug dihancurkan menjadi granul-granul yang diuji sifat alirnya. Apabila aliran granul sudah memenuhi syarat maka granul dicampur dengan lubrikan menghasilkan massa cetak. (Lachman, 1994:687).

Keuntungan Metode Granulasi Kering.

Ada beberapa keuntungan metode granulasi kering :

a. Pertama, baik digunakan untuk zat yang peka terhadap lembab dan pemanasan.

b. Kedua, mempercepat waktu hancur karena partikel sebuk tidak terikat oleh pengikat.

c. Ketiga, untuk memperbaiki pencampuran karena tidak ada migrasi zat aktif (Lachman, 1994:688).

Kerugian Metode Granulasi Kering

Ada beberapa kerugian metode granulasi kering. :

a. Pertama, memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug.

b. Kedua, tidak dapat mendistribusikan zat warna dengan seragam.

c. Ketiga, rol tekan tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak dapat larut karena akan memperlambat kecepatan disolusinya. Keempat, proses ini banyak menghasilkan debu dan memungkinkan terjadi kontaminasi silang. (Lachman, 1994:688).

c. Metode Cetak Langsung

Metode ini digunakan untuk zat aktif yang mempunyai sifat mudah mengalir dan sifat kompresibilitasnya baik sehingga memungkinkan untuk langsung dicetak dengan mesin cetak tablet tanpa menggunakan granulasi basah atau kering (Lachman, 1994:691 dan Ansel, 1989:271).

Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang bagus, zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab.

Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah: alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.

Keuntungan Metode Cetak Langsung

Ada beberapa keuntungan metode cetak langsung.

a. Pertama, produksi lebih sedikit, kebutuhan alat, bahan, ruangan dan tenaga juga sedikit.

b. Kedua, pembuatannya lebih cepat.

c. Ketiga, mencegah modifikasi pelepasan zat aktif yang dapat terjadi selama granulasi, mencegah atau mengurangi kontak mekanik zat aktif.

d. Keempat, pada waktu tablet terdisintergrasi langsung terjadi partikel halus.

Kerugian Metode Cetak Langsung

Ada beberapa kerugian metode cetak langsung.

a. Pertama, kesulitan mendistribusikan yang seragam untuk zat aktif dosis kecil, zat aktif dosis tinggi kompresibilitas dan alirannya buruk sehingga sulit dicetak langsung.

b. Kedua, pemilihan eksipien merupakan hal yang sulit untuk mendapatkan campuran yang seragam karena perbedaan ukuran partikel atau bobot jenis antara zat aktif dan eksipien menyebabkan pemisahan serbuk.Tablet dibuat dengan jalan mengempa adonan yang mengandung satu atau beberapa obat dengan bahan pengisi pada mesin stempel yang disebut pencetak. Mesin pencetak tablet ada 2, yaitu pencetak tunggal atau single punchdan pencetak ganda berputar atau rotary press. Mesin pencetak tablet dirancang dengan komponen komponen dasar sebagai berikut:

a. Hopperyaitu untuk menahan atau tempat menyimpan dan memasukkan granul yang akan dicetak.

b. Die yang menentukkan ukuran dan bentuk tablet

c. Punch untuk mencetak/mengempa granul yang ada di die

d. Jalur cam untuk mengatur gerakan pucnh

e. Suatu mekanisme pengisian untuk menggerakan atau memindahkan granul dari hopper ke dalam die. (Lachman ,halaman 662) 2.11 Evaluasi Sediaan

2.11.1 Evaluasi sediaan granula. Uji sifat alir

1. Uji sudut diam

Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan ketinggian tertentu. Kemudian granul dialirkan melalui corong dan ditampung pada bagian bawahnya. Gundukan yang tertampung lalu diukur tingginya (dicatat sebagai h) dan diameternya (dicatat sebagai d). Kemudian dihitung sudut hentinya. Waktu alir dipersyaratkan dengan sudut diam tidak lebih dari 300. Parameter sudut yang terbentuk :

< 250Sangat baik

25 300Baik

30 400Cukup baik

< 1,60Sangat buruk

2. Uji waktu alirMenggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan ketinggian tertentu. Awalnya granul ditimbang, berat granul dicatat sebagai m. Lalu granul tersebut dialirkan melalui corong dan ditampung pada bagian bawahnya. Waktu yang diperlukan granul untuk melewati corong dicatat sebagai t. Kemudian dihitung cepat alirnya. Syarat dari uji waktu alir adalah untuk 100 gram granul watu alirnya tidak boleh lebih dari 10 detik. Parameter sifat alir

> 10Sangat baik

4 10Baik

1,6 4Sukar

< 1,6Sangat sukar

3. Uji kompresibilitasTimbang 100 gram granul, masukkan ke dalam gelas ukur. Dan dicatat volumenya. Kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji. Catat volume sebelum dimampatkan (Vo), dan volume setelah dimampatkan dengan pengetukan 500 kali (V).

I = Vo V x 100%

Keterangan :

I = indeks kompresibilitas (%)

Vo= volume granul sebelum dimampatkan (ml)

V= volume granul setelah dimampatkan (ml)

Syarat tidak lebih dari 20%Parameter kompresibilitas (%) sifat aliran

5 12Sangat baik

12 18Baik

18 23Cukup

23 33Kurang

33 38Sangat kurang

>38Sangat buruk

2.11.2 Uji sediaan tablet

a. Keseragaman bobot

Keseragaman bobot digunakan untuk menetapkan keseragaman sediaan dengan cara memilih tidak kurang dari 30 satuan larutan. Persyaratan keseragaman kandungan dapat diterapkan pada semua sediaan, diperlukan pada tablet bersalut, salut selaput, sistem transdermal, untuk sediaan suspensi dalam wadah dosis tunggal.

Prosedur, timbang seksama 10 tablet, timbang satu persatu dan hitung rata-ratanya. Dari pendapatan hasil penetapan kadar yang diperoleh seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, hitung jumlah zat aktif dan masing-masing dari 10 tablet dengan anggapan zat aktif terdistribusi homogen

Tabel uji keseragaman bobot

No.Bobot rata- rataPenyimpangan terhadap bobot rata-rata

AB

1.25 mg atau kurang15 %30 %

2.26 mg 150 mg10 %20 %

3.151 mg 300 mg7,5 %15 %

4.300 mg atau lebih5 %10 %

Rumus:

b. Uji Kekerasan

Uji kekerasan digunakan untuk mrngetahui kekuatan tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet. Alatyang digunakan adalah hardness tester.

Prosedur, ambil masing-masing 10 tablet dari tiap batch, kemudian ukur kekerasannya dengan alat ukur kekerasan tablet. Tablet yang baik memiliki kekerasan 4-10 kg.

d. Uji Kerapuhan

Uji kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk menggukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemaan dan pengiriman pada uji kerapuhan digunakan alat bernama friabilator.

Prosedur, siapkan tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, yang terlebih dahulu dibersihkan dari debu dan ditimbang seksama sebelum dimasukkan ke dalam friabilator. Setelah bersih masukkan tablet ke dalam friabilator dan atur hingga 100 puataran selama 4 menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, kemudian bersihkan dan hitung % kehilangan bobot sesuadah dan sebeblum perlakuan. Tablet dianggap baik jika kerapuhannya tidak lebih dari 1 %.

Rumus :

BAB III

METODOLOGI

3.1 Formulasi Pirantel Pamoat (Antelmintik)

Dalam 1 tablet obat 250 mg mengandungR/Pirantel pamoat

156,25 mg

CMC Na

2 %

Tartrazin

0.1%

Talc

2 %

Laktosa

ad 81 mg

Mg Stearat

1 %

Essence jeruk

qs3.1.1 Perhitungan dosis

Pirantel pamoat (OOP, hal 919)

Sekaligus 500-750 mg / anak 10 mg/kg Sediaan yang akan dibuat 250 mg

T = 1-3 jamCo = x 100%

Co = x 100%

Co = 62,5%

3.1.2 Perhitungan Bahan

1. Pirantel pamoat

= x 250 mg = 156,25 mg x 500= 78,125 g2. CMC-Na (pengikat) = 2/100 x 250 mg= 5 mg x 500

= 2,5 g

3. Talk

= 2/100 x 250 mg= 5 mg x 500

= 2,5 g

4. Mg stearat

= 1/100 x 250 mg= 2,5 mg x 500= 1,25 g

5. Laktosa

= 250 mg (156,25+5+5+2,5+2,5) = 81 mg x 500 = 40,5 g6. Tartrazin

= 0.1/100 x 250 mg= 0,25 mg x 500= 0,125 g

3.1.2 Cara Kerja :1. Disiapkan alat dan bahan

2. Disetarakan timbangan3. Ditimbang CMC-Na sebanyak 6,25 g, kemudian dilarutkan dengan air panas 13 ml, aduk ad terbentuk mucilago.

4. Ditimbang pirantel pamoat sebanyak 78,125 g, masukkan dalam mortir, gerus ad halus

5. Ditimbang laktosa sebanyak 7,5 g, ditimbang tartrazin 0,125 g, masukkan dalam mortir yang berisi pirantel pamoat, ditambahkan esen jeruk secukupnya, aduk ad homogen6. Dimasukkan sedikit demi sedikit mucilago ke dalam campuran pirantel pamoat dan laktosa, aduk ad terbentuk granul.

7. Diayak granul dengan ayakan 16 mesh, kemudian timbang granul 120,213 gram.8. Dioven granul dengan suhu 50 - 600 C selama 24 jam9. Diayak granul yang sudah dioven dengan ayakan 18 mesh, kemudian timbang granul 101,926 gram.10. Ditimbang talk sebanyak 3,75 g, masukkan dalam granul yang sudah di ayak, aduk ad homogen, diamkan selama 5 menit

11. Ditimbang mg stearat sebanyak 1,25 g, masukkan dalam granul, aduk ad homogen12. Uji granul yang sudah jadi13. Dicetak granul sampai menjadi tablet.3.2 Evaluasi3.2.1 Uji Granul

1. Uji Sifat Alir

a. Uji sudut diam

1. Granul dimasukkan ke dalam corong (dipasang pada statif)2. Penutup corong dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar

3. Gundukan yang tertampung diukur tingginya (dicatat sebagai h) dan diameternya (dicatat sebagai d)

4. Waktu alir granul dicatat dan sudut diamnya diukur dengan mengukur diameter dan tinggi dari mulut corong (waktu alir dipersyaratkan dengan sudut diam tidak lebih dari 30)Rumus : tg = tinggi kerucut (h)

jari-jari kerucut (r)b. Uji waktu alir1. Ditimbang granul, dicatat beratnya sebagai m

2. Granul dimasukkan ke dalam corong uji waktu alir (dipasang pada statif)

3. Penutup corong dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar

4. Waktu yang diperlukan granul untuk melewati corong dicatat sebagai t.

5. Kemudian dihitung cepat alirnya (Syarat dari uji waktu alir adalah untuk 100 gram granul watu alirnya tidak boleh lebih dari 10 detik)

2. Kompresibilitas

1. Timbang 100 g granul, masukkan ke dalam gelas ukur, catat volumenya

2. Granul dimampatkan sebanyak 500x ketukan dengan alat uji

3. Catat volume uji sebelum dimampatkan (Vo) dan volume setelah dimampatkan dengan pengetukan 500x (V).

3.2.2 Uji sediaan tablet

1. Uji Organoleptis

1. Ambil beberapa tablet secara tablet

2. Diamati bentuk tablet, bentuk permukaan tablet, tepi tablet, warna homogen, tidak ada bintik-bintik/ noda, bau seperti spesifikasi, rasa sesuai spesifikasi.

2. Uji Keseragaman Bobot

Prosedur :

1. Siapkan 20 tablet yang akan diuji

2. Timbang 20 tablet sekaligus dengan neraca analitik

3. Hitung rata-rata berat tablet

4. Ditimbang lagi 20 tablet secara satu persatu dan catat hasilnya5. Hitung rata-rata penyimpangan tiap tablet terhadap bobot rata-rata3. Uji Kekerasan

Prosedur :

1. Siapkan 10 tablet yang akan diuji

2. Ambil 1 tablet, kemudian letakkan tablet diantara ruang penjepit pada hardness tester

3. Putar alat penekan (sampai skala 0)

4. Putar sekrup hingga tablet retak

5. Lihat skala saat tablet retak

4. Uji Kerapuhan

Prosedur :

1. Siapkan 12 tablet

2. Bersihkan tablet dari debu

3. Timbang tablet (W1)

4. Masukkan tablet dalam friabilator

5. Putar friabilator selama 4 menit

6. Keluarkan tablet dari friabilator, bersihkan dan timbang tablet( W2)

5. Uji Keseragaman Ukuran1. Ambil tablet sebanyak 10 tablet secara acak2. Ukur diameter dan tebal tablet menggunakan jangka sorong3. Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tabletBAB IV

PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM DAN KESIMPULAN4.1 Hasil Evaluasi dan Pembahasan 4.1.1 Uji Granul

1. Uji Kadar Air

Uji kadar air = berat granul sebelum dioven berat granul sesudah dioven x 100%Berat granul sesudah dioven

= 120,213 g 101,926 g x 100%

120,213 g

= 15,21217%

Hal ini menyatakan bahwa kadar air granul setelah dioven adalah sebesar 15,21217%.

2. Uji Sifat Alir dan Kompresibilitas Uji Sifat AlirKompresibilitas

Sudut diamWaktu alirI = Vo-V x 100%I = (100-94,5) x 100%

I = 5,5 ml x 100%

I = 55%

Tinggi kerucut (h) = 4.36 cmJari2 kerucut (r) = 5.66 cm

Tg = h/r = 4.36/5.66

= tg 0,770318 = 37,6oW = 11.05 detik, 12.08 detik, 11.48 detik.

Diambil waktu sebesar 11.05 detik.

2. Kompresibilitas 55%: Kompresibilitas yang sangat baik sebenarnya persentasenya (%) sekitar rentang 5-8 %, namun dalam pengujian granul pirantel pamoat didapatkan 55% yang masuk dalam parameter >38% (sangat buruk). Kompresibilitas sendiri merupakan uji yang digunakan untuk melihat apakah granul tahan terhadap tekanan atau kempaan dan ini berpengaruh pada hasil tablet yang akan dicetak nanti. Pengaruhnya berupa tablet yang dihasilkan bisa saja sangat rapuh. Penyebab : pengayakan granul yang salah.

Akibat : granul rapuh dan menyusut ketika dimampatkan.

Saran : memperhatikan pengayakan yang benar.

2. Waktu Alir 11.05 detik: masuk dalam perameter yang cukup baik, dikarenakan syarat uji untuk granul 100g membutuhkan waktu 10 detik.Penyebab : dipengaruhi oleh diameter corong yang lebih kecil.

Akibat : bobot tablet yang tercetak menjadi tidak seragam.

Saran : menggunakan corong yang diameternya sesuai dengan standart.

3. Sudut Diam 37.6o: masuk dalam rentang parameter cukup baik (30o-40o) 4.1.2 Uji sediaan tablet

1. Uji keseragaman bobot

Tablet NomorBobot (g)Keseragaman bobot

10,54741,137 %

20,640915,74 %

30,58575,7793 %

40,634014,5024 %

50,610210,2040 %

60,54521,5351 %

70,57043,0160 %

80,59477,4047 %

90,53802,8384 %

100,52205,7251 %

110,52984,3164 %

120,57814,4067 %

130,50488,8314 %

140,53742,9438 %

150,52854,5512 %

160,55961,0655 %

170,54920,8127 %

180,53074,1538 %

190,52046,0140 %

200,51307,3505 %

Dari 20 tablet yang telah dilakukan uji keseragaman bobot didapatkan 7 tablet menyimpang dari % Penyimpangan nilai di kolom A (5%) dan 2 tablet menyimpang dari % Penyimpangan nilai di kolom B (10%). Sedangkan ketetapan yang teracntum dalam literatur menyatakan bahwa tidak boleh lebih dari dua tablet yang nilainya menyimpang dari % Penyimpangan di kolom A (5%) dan tidak boleh ada satupun tablet yang nilainya menyimpang dari % Penyimpangan di kolom B (10%). Penyebab : mesin cetakan tidak sesuai dan ketika mencetak tidak dibersihkan terlebih dulu.

Akibat : berat dan dosis masing-masing tablet tidak seragam dan bedanya ada yang terlampau tinggi.

Saran : alat yang akan digunakan dibersihkan dan dikalibrasi dulu.

2. Uji kekerasan tablet

Tablet NomorSkala tablet retakRata-rata kekerasan tablet

100 + 1 + 0.5 + 0.5 + 0 + 1.5 + 0.4 + 0.4 + 0.5 + 0.5 10

= 0.53

21

30.5

40.5

50

61.5

70.4

80.4

90.5

100.5

Dalam uji kekerasan tablet yang dilakukan terhadap 10 tablet, didapatkan rata-rata kekerasan 0.53 kg yang berarti tablet pirantel pamoat memiliki kekerasan tablet yang sangat burk sekali. Hal ini sangat jauh dari literatur yang menyebutkan bahwa kekerasan tablet yang baik memiliki kekerasan sekitar 4-10 kg.

3. Uji Kerapuhan tablet

Jumlah tablet Bobot tablet sebelumBobot tablet sesudah % Kerapuhan

127,0729 g2,8964 g

Pada uji kerapuhan yang dilakukan terhadap 12 tablet pirantel pamoat didapatkan % kerapuhan sebesar 59,04% yang berarti kerapuhan tablet sangat buruk sekali jika dibandingkan dengan literatur yang menyatakan % kerapuhan paling baik adala 1%. Pada waktu diuji di friabilator hanya mampu berputar kurang dari 4 menit dengan jumlah putaran sebanyak 81 putaran. Penyebab : pencampuran bahan pengikat (CMC-Na) tidak dicampurkan semuanya untuk menghindari granul yang terlalu lembab.

Akibat : tablet sangat rapuh.

Saran : menambahkan bahan pengikat lebih banyak lagi, atau bisa dengan mengganti dengan pengikat lain.

4. Uji Keseragaman Ukuran

No. Diameter (cm)Ketebalan (cm)

1. 1,31 0,36

2. 1,31 0,38

3. 1,31 0,36

4. 1,38 0,32

5. 1,31 0,36

6. 1,31 0,34

7. 1,31 0,32

8. 1,31 0,31

9. 1,36 0,31

10. 1,31 0,36

Pada uji keseragaman ukuran yang dilakukan kepada 10 tablet pirantel pamoat didapatkan diameter tablet rata-rata sebesar 1.32 cm dan tebal tablet rata-rata sebesar 0.342 cm yang berarti tablet pirantel pamoat yang dibuat memiliki ukuran yang seragam. Hal ini dilihat dari rata-rata yang diperoleh jika dibandingkan dengan hasil diameter dan ketebalan masing-masing tablet tidak memiliki beda yang terlampau jauh. 5. Uji Organoleptis

OrganoleptisPengamatan

Bentuk Bulat pipih

Permukaan tabletHalus, berpori

Tepi tablet Kasar, ada juga yang halus

Warna tabletKuning pucat

Rasa tabletTidak berasa

Bau tabletBau jeruk tapi lemah

Hasil uji organoleptis pada tablet pirantel pamoat didapatkan hasil bentuk yang bulat pipih seperti tablet pada umumnya. Dengan permukaan tablet yang halus namun berpori, pori yang ada dipermukaan tablet ini disebabkan karena ketidakercampuran bahan yang ditambahkan setelah penghancuran tablet. Dengan tepi tablet kasar namun juga ada tablet yang tepinya halus. Warna tablet yang didapatkan kuning pucat, berbau jeruk tapi lemah, dan tidak berasa. Tablet yang ditujukan untuk tablet kunyah pengobatan cacingan ini diharapkan memiliki rasa manis dan jeruk yang enak, namun kekurangan dari tablet yang dihasilkan dikarenakan kurangnya penambahan pewarna, perasa jeruk, dan waktu pengovenan yang lama sehingga bisa saja menyebabkan rasa dan warna tablet yang memudar. Ket :

W1 = Bobot awal

W2 = Bobot akhir

Bobot rata2-bobot tablet x 100%

Bobot rata-rata

Diameter rata2 = 1.32 cm

Ketebalan rata2 = 0.342 cm