Pr Fts Solid

58
FORTOFOLIO FORMULASI SEDIAAN TABLET BAPINAS Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mata Kuliah Pr FTS SOLID yang dibina oleh Bpk Fandi Satria OLEH AINUN MALIS SULCHANIA NIM 13.007 DESY EKA LESTARI NIM 13.038 DIAH AJENG TRI RAHAYU NIM 13.043 ERMELINDA PAE NIM 13.051 LAURENSIA ANAMA L. NIM 13.090 NERANOPBIMA NIM 13.117 SARI ALIFFIANTI W. NIM 13.155 SITI NUR HIDAYAH NIM 13.163 WIDHA ARUM M. NIM 13.176 WINGGAR PALUPI NIM 13.179 AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG Jln Barito No 5 Malang

description

solid

Transcript of Pr Fts Solid

Page 1: Pr Fts Solid

FORTOFOLIO FORMULASI

SEDIAAN TABLET BAPINAS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mata Kuliah Pr FTS SOLID

yang dibina oleh Bpk Fandi Satria

OLEH

AINUN MALIS SULCHANIA NIM 13.007

DESY EKA LESTARI NIM 13.038

DIAH AJENG TRI RAHAYU NIM 13.043

ERMELINDA PAE NIM 13.051

LAURENSIA ANAMA L. NIM 13.090

NERANOPBIMA NIM 13.117

SARI ALIFFIANTI W. NIM 13.155

SITI NUR HIDAYAH NIM 13.163

WIDHA ARUM M. NIM 13.176

WINGGAR PALUPI NIM 13.179

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

Jln Barito No 5 Malang

Maret 2015

Page 2: Pr Fts Solid

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Daya tahan tubuh merupakan hal utama yang harus diperhatikan untuk

menjaga kesehatan jasamni. Jika daya tahan tubuh melemah, maka penyakit

akan dengan mudah menyerang tubuh. Namun, seperti yang diketahui, daya

tahan tubuhanak-anak amat rentan sehingga mereka mudah mengalami sakit

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya sistem imun anak yang

masih belum sempurna, dan juga bisa disebabkan oleh faktor cuaca. Perubahan

cuaca yang ekstrim membuat tubuh anak tidak mempu beradaptasi dengan cepat.

Sehingga terkadang tubuh mereka mengalami alergi.Lingkungan luar rumah

terkadang menjadi pemicu utama menurunnya kekebalan tubuh anak. Tak hanya

itu, makanan yang kurang terjamin kebersihannya juga menjadi pemicu

menurunnya imun anak. Salah satu penyakit yang biasa dialami anak-anak

adalah “BAPINAS” , yaitu batuk pilek panas.

Obat batuk pilek panas yang biasanya dikonsumsi adalah dalam sediaan

serbuk terbagi maupun sediaan cair. Namun, untuk sediaan serbuk terbagi

biasanya kurang diminati oleh anak-anak dikarenakan rasa pahit yang tidak

tertutupi. Sedangkan untuk sediaan cair meskipun sudah tertutupi dengan rasa

manis, terkadang mindseat anak-anak kurang berminat dengan sediaan cair.

Dengan begitu dibuatlah formulasi obat BAPINAS berupa sediaan tablet

kunyah.

Sebagai daya tarik kepada anak-anak tablet kunyah lebih sering menjadi

pilihan orang tua, karena tablet kunyah nampak seperti permen. Selain rasanya

yang manis, penggunaan sediaan yang mudah (tinggal mengunyah) menjadi

keunggulan sediaan ini.

Zat aktif yang berperan penting dalam menekan sumber penyakit BAPINAS

adalah paracetamol dan GG. Paracetamol sendiri mempunyai indikasi antipiretik

(penurun panas), sedangkan GG mempunyai indikasi sebagai pereda batuk dan

flu. Sehingga dengan 2 zat aktif ini mampu memberikan efek teraupetik pada

anak-anak. Untuk menutupi rasa pahit dari kedua zat aktif tersebut, maka

digunakan zat tambahan lainnya.

Page 3: Pr Fts Solid

Pada pembuatan tablet kunyah, metode yang umum digunakan adah metode

kempa. Pada praktikum kali ini digunakan metode kempa dengan , karena dari

keuntungannya metode ini lebih efisien dibanding dengan metode yang lain. Setelah

dilakukan proses pembuatan tablet, kemudian dilakukan uji mutu fisik sebagai

standar kelayakan suatu tablet dan adanya suatu evaluasi. Uji mutu fisik tersebut

meliputi organoleptis, keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, waktu

hancur, dan disolusi.

Dengan dibuatnya sediaan tablet kunyah BAPINAS, diharapkan dapat menjadi

pilihan alternative obat bagi pasien anak-anak yang kurang berminat dengan sediaan

serbuk terbagi ataupun sediaan cair.

1.2 TUJUAN

Untuk mengetahui standar sediaan tablet yang dibuat dengan melakukan uji

mutu fisik.

1.3 MANFAAT

A. Bagi peneliti atau personal

a) mampu mengaplikasikan suatu bahan obat untuk menjadi sediaan solid/

tablet.

b) menambah keterampilan bagi mahasiswa ( peneliti ) dalam membuat

sediaan solid.

B. Bagi Pasien (khususnya pasien anak)

a) Alternative dalam pemilihan sediaan obat batuk, pilek dan panas

b) Efektif dalam mengkonsumsi sediaan tablet kunyah.

C. Bagi Industri

a) Menciptakan inovasi bentuk sediaan solid

b) Memberikan alternative yang sesuai terhadap stabilitas obat.

Page 4: Pr Fts Solid

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 TABLET

2.1.1 Definisi

a) Menurut FI Edisi III

sediaan tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak dalam

bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,

mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.

b) Menurut FI Edisi IV

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan

pengisi.

c) Menurut Formularium Nasional Edisi II

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetak dalam

bentuk umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung,

mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi.

d) Menurut ANSEL Edisi IV

Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat

dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.

2.1.2 Syarat Tablet

Dalam membuat sediaan tablet perlu diperhatikan persyaratan berikut :

a) Memenuhi keseragaman ukuran, keseragaman bobot, waktu hancur,

keseragaman isi zat berkhasiat, waktu larut (dissolution test).

(Anief,Moh.,Farmasetika,2007)

b) Kuat dan tahan akan gesekan – gesekan yang terjadi pada saat pentabletan ,

pengemasan, transportasi, dan penggunaannya.

c) Kadar obat harus terpenuhi, sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam

farmakope Indonesia.

d) Stabilitas, termasuk stabilitas senyawaobat, formulasi tablet secara

keseluruhan,disintegrasi, dan laju dan lama disolusi

e) Disolusi obat yang optimal dan absorbsiyang konsisten dengan

tujuanpenggunaan (yaitu pelepasan segera ataudiperlama).

Page 5: Pr Fts Solid

f) Penampilan yang baik dan menarik.

g) Dapat mempertahankan sifat – sifatnya, yaitu tablet harus tetap akseptable,

aman, dan memberi efek terapi bila digunakan.

2.1.3 Keuntungan dan Kerugian Tab. Kunyah

Keuntungan :

a) Ketersediaan hayati lebih baik dan dapat meningkatkan disolusinya

b) Kenyamanan bagi penderita dengan meniadakan perlunya air untuk menelan

c) Sebagai pengganti bentuk sediaan cair yang memerlukan kerja obat yang cepat

d) Meningkatkan kepatuhan penderita terutama anak-anak dengan rasa yang enak.

Kekurangannya dari tablet kunyah ini antara lain :

a) Zat aktif yang rasanya tidak baik

b) Dosis yang tinggi sangat sulit dibuat tablet kunyah.

(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)

2.1.4 Penggolongan

A. Berdasarkan Metode Pembuatan

1. Tablet cetak

Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada

lubang cetakan. Tablet cetak agak rapuh dan biasanya besar tekanan saat

pembuatan adalah 25-50 bar.Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan

kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang

diberikan.

2. Tablet kempa

Dibuat dengan cara pengempaan dari sebuah formula dengan memberikan

tekanan tinggi (tekanan di bawah beberapa ratus kg/cm2) pada serbuk/granul

menggunakan pons/cetakan baja.Tablet biasanya mempunyai ketebalan kurang

dari ½ diameternya.Tablet kempa ganda, tablet kempa yang dibuat dengan lebih

dari satu kali siklus tekanan.

B. Berdasarkan Cara Pemakaian

1. Tablet biasa / tablet telan, dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara

ditelan, pecah di lambung.

2. Tablet kunyah (chewable tablet), tablet kempa yang harus dikunyah terlebih

dahulu dalam mulut kemudian ditelan

Page 6: Pr Fts Solid

3. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles), Sediaan padat yang mengandung satu

atau lebih bahan obat. Tablet melarut atau hancur perlahanlahan dalam mulut.

Tablet ini dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal

pada selaput lendir mulut. Tablet ini dibuat dengan cara tuang disebut pastilles

atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar gula disebut trochisi.

Umumnya mengandung antibiotic, antiseptic, adstringensia.

4. Tablet larut (effervescent tablet), Dibuat dengan cara dikempa dan harus

dilarutkan dalam air dulu baru diminum.Selain zat aktif, tabletini mengandung

campuran zat asam dan natrium bikarbonat yang jika dilarutkan dengan air akan

menghasilkan CO2. Contohnya Ca-D-Redoxon, tablet efervesen Supradin.

5. Tablet Implantasi (Pelet), Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril, dan berisi

hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit

(implan subkulit), kemudian tablet dimasukkan, dan kulit dijahit kembali. Zat

khasiat akan dilepas perlahan-lahan. Dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin

tablet harus steril.

6. Tablet hipodermik (hypodermic tablet), Tablet cetak/kempa yang dibuat dari

bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk

membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril.

Dengan bobot 30 mg dan disuntikkan di bawah kulit(subkutan).Dilarutkan lebih

dahulu sebelum dijadikan injeksi hipodermik.

7. Tablet bukal (buccal tablet), Digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara

pipi dan gusi, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.

Tablet biasanya berbentuk oval, keras dan berisi hormon. Bekerja sistemik,

tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara

perlahan).

8. Tablet sublingual, Digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah

sehingga zat aktif secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral.

Tablet kempa berbentuk pipih yang berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat

penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat

terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di

bawah lidah.

Page 7: Pr Fts Solid

9. Tablet vagina (ovula), Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk

dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat

aktifnya.

10. Tablet Rektal, Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara

rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.

C. Berdasarkan rute pemberian

1. tablet oral : adalalah tablet yang diberikan secara peroral atau melalui mulut.

Beberapa tablet yang rute pemberiannya secara oral adalah :

tablet kunyah, tablet hisap, tablet bukal (dibawah lidah) tablet

efervesent, tablet lepas lambat, tablet larut, tablet hancur,

pastiles.

2. tablet rektal : Tablet yang digunakan secara rektal (dubur) dengan tujuan

untuk kerja lokal dan sistemik.

3. Tablet vaginal: Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan

dalam vagina, umumnya mengandung antiseptik dan astrigen,

dan digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina.

4. Tablet implant : Tablet yang disisipkan di bawah kulit dan dapat melepaskan

obat dalam jangka waktu yang lama.

5. Tablet hipodermik : Tablet yang dilarutkan untuk membuat larutan injeksi

yang digunakan untuk rute hipodermik.

D. Berdasarkan tingkat kesterilan

a). Steril : beberapa tablet yang pembuatannya dilakukan secara steril

yaitu tablet hipodermik, dan tablet implant.

b). Tidak steril : beberapa tablet yang pembuatannya dilakukan secara tidak

steril yaitu tablet vaginal, tablet rektal, tablet oral.

E. Berdasarkan bentuk

1. Tablet : Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara

kempa cetak dalam bentuk bulat atau cembung.

2. Kaplet : Kaplet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa

cetak dalam bentuk umumnya tabung pipih yang kedua

permukaannya rata .

Page 8: Pr Fts Solid

F. Berdasarkan kemasan

1. Tablet dengan kemasan strip: untuk tablet dengan dosis tunggal peroral.

Metodenya adalah mengemas dengan dua lapisan atas atau bawah, dan

kemudian diseal dan dicut. Produk akan jatuh kedalam mold yang panas,

kemudian dibentuk kemasan dan mewadahi produk tersebut. Tujuan

pengemasan ini untuk menjaga kelembaban sediaan.

2. Tablet dengan kemasan Blister pack, Dalam proses ini lembar plastik yang

tebal dilewatkan pada rol yang telah dipanaskan, hingga akan terbentuk ruang

untuk diisi produk. Produk yang akan dikemas kemudian dilepas melalui

happer, kemudian lembar foil yang sudah dicoat dengan laquer dipakai untuk

menutup lembar plastik yang sudah dibentuk dan berisi produk lalu dicut.

Strip dibentuk dalam tray, dicut sesuai mold dan dimasukkan dalam karton

box.

3. Tablet dengan kemasan botol : untuk tablet yang harus kedap udara dan

terhindar dari cahaya.

2.2 TABLET KUNYAH

2.2.1 DEFINISI

Tablet Kunyah adalah tablet yang dimaksudkan untuk dikunyah, memberi residu

dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan

rasa pahit atau tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk

anak, terutama formulasi multivitamin, antasida, dan antibiotika tertentu. Tablet

kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol

atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi, mengandung bahan

pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa. Cara

pemakaian tablet kunyah, di kunyah dulu dalam mulut kemudian ditelan, dan

umumnya tidak pahit.

2.2.2 Ciri Tablet Kunyah

a. Memiliki bentuk yang halus setelah hancur;

b. Mempunyai rasa enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.

c. Mudah melarut dalam garam-garam logam yang digunakan dalam tablet

antasida

2.2.3 Komponen sediaan

Page 9: Pr Fts Solid

a. Bahan aktif

Dalam formula tablet, bahan aktif yang digunakan sebaiknya memiliki kemurnian

yang tinggi, stabil selama proses pembuatan tablet, kompatibel dengan semua

bahan aktif dan bahan tambahan lainnya, bentuk partikelnya sferis. Berdasarkan

kelarutannya, bahan aktif sediaan tablet ada 2 macam, yaitu :

1. Zat Aktif Tidak Larut Air (Insoluble Drugs), Zat ini cenderung digunakan untuk

memberikan efek lokal pada saluran pencernaan (seperti antasida dan

adsorben).

2. Zat Aktif Larut Air (Suluble Drugs), Zat ini cenderung digunakan untuk

memberikan efek sistemik dengan terdisolusi dan terabsorpsi pada usus.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan aktif untuk

formula sediaan tablet, diantaranya :

a) Sifat fisik bahan aktif.

- Warna, bau, bentuk fisik, kelarutan, kompretibilitas.

b) Absorpsi obat.

- jika obat sangat baik diabsorpsi di lambung dan usus, maka obat dirancang

untuk tablet yang penggunaanya ditelan, dan tablet harus dapat hancur di

lambung.

- Jika obat tidak stabil dalam saluran cerna, maka dapat didesign dalam bentuk

tablet hisap.

c) Dosis bahan aktif

- Bahan aktif dengan dosis kecil akan bermasalah dengan homogenitasnya.

- Bahan aktif dengan dosis besar, sifat campuran massa tabletnya sangat

ditentukan oleh sifat bahan aktifnya.

d) Interaksi bahan aktif

Sifat fisik dan kmia bahan aktif sangat mempengaruhi kompatibilitas dan

stabilitas obat,

b. Bahan tambahan

Bahan tambahan dalam sediaan tablet juga dibituhkan untuk melindungi,

mendukung, dan meningkatkan stabilitas dan bioavaibilitas bahan aktif. Dalam

penggunaanya, bahan tambahan juga harus memenuhi kriteria umum, diantaranay

netral secara fisioogis, stabil seara fisik dan kimia, tidak mempengaruhi

Page 10: Pr Fts Solid

bioavailabilitas bahan aktif, tidak mengandung mikroba patogen, dan mudah

didapat, dan harga ekonomis.

1. Pengencer (diluent)

Bahan pengencer lebih sering dikenal dengan istilah bahan pengisi (filler).

Pengencer/ pengisi merupakan komponen yang diinkorporasikan dalam sediaan

tablet guna meningkatkan volume atau berat sediaan. Pada umumnya bahan

pengisi dapat ditambahkan dalam rentang 5-80% (bergantung jumlah zat aktif dan

bobot tablet yang diinginkan). Bahan pengisi untuk sediaan kunyah biasanya

manitol, sobitol dan sukrosa. Bahan pengisi berfungsi untuk memperbaiaki

kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif. Berikut adalah kkriteria bahan pengis

yang baik :

Tidak bereaksi dengan bahan aktif dan bahan tambahan lain.

Tidak memeiliki aktivitas fisiologis dan farmakologis.

Memiliki kestabilan fisika-kimia yang baik.

Tidak memperngaruhi disolusi dan bioavailabilitas sediaan tablet.

Bahan pengisi dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu berdasarkan kelarutan dan

material penyusun.

a. Berdasarkan kelarutan

- Bahan pengisi larut air (Laktosa, sukrosa, dekstrosa, manitol, dan sorbitol).

- Bahan pengisi tidak larut air (Kalsium sulfat, kalsium karbonat, amilum, dan

mikrokristin selulosa/ MMC)

b. Berdasarkan material penyusun

- Material organik (tunggal organik: laktosa monohidrat, manitol dan

kompleks/multikomponen organik mikrokristalinselulosa, pati)

- Material anorganik (dikalsiumfosfat dibasik, kalsium karbonat),

2. Pengikat (binder)

Eksipien pengikat dalam formulasi bertujuan untuk membentuk ikatan

antarpartikel bahan. Pengikat berperan mengikat serbuk – serbuk komponen tablet

menjadi granul yang nantinya akan membantu mengikkat garnul- garnul menjadi

tablet dalam proses pengempaan. Pengikat dapat dilarutkan atau didispersikan

dalam cairan penggranulasi atau dicampurkan dalam keadaan padat. Berdasarkan

asalnya, bahan pengikat terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu berasal dari alam

Page 11: Pr Fts Solid

(akasia, tragakan, gelatin, amilum, gum guar, gum xanthan, gum tara, dan pektin),

polimer sintetik/semisintetik (HPMC,PVP, PEG, dan CMC-Na), serta golongan

gula (sukrosa, dan lar. Gula). Penambahan bahan pengikat dapat dilakukan dengan

2 cara tergantung metode pembuatannya. Untuk metode cetak langsung, bahan

pengikat ditambahkan dalam bentuk serbuk untuk mempermudah proses

pengempaan sehingga tidak memerlukan tekaan yang tinggi. Dan untuk metode

granulasi kering, bahan pengikat ditambahnkan dalam bentuk serbuk , sedang

granulasi basah menggunakan bahan pengikat larutan/mucilago.

Berikut adalah cara kerja bahan pengikat : pendular (ruaang antarpartikel diisi

oleh sebagian zat pengikat dan membentuk jembatan cair antarpartikel), funikura

(terjadi peningkatan tegangan permukaan), kapiler (semua ruang antar partikel

diisi oleh zat pengikat dan terjadi pembentukan granul sebagai akibat adana gaya

kapiler pada permukaan konkaf antar cairan di permukaan garnul), dan droplet

(terjadi penutupan partikel oleh tetesan cairan)

3. Pelicin (lubricant), Pelincir (glidant), dan Anti-andheren

Lubrikan digunakan untuk mengurangi forsa friksional (gesekan) antarpartikel,

dan diantara partikel dengan permukaan metal berkontak peralatan manufaktur,

seperti alu dan lumpang untuk cetak tablet yang digunakan dalam proses

manufaktur sediaan padat. Pelicin cair dapat diabsorbsikan ke dalam matriks

granul sebelum penngempaan. Pelicin cair dapat digunakan untuk menurunkan/

mengurangi friksi antar logam-logam peralatan manufaktur. Contoh pelicin adalah

asam adipat, gliseril triasetat, Na lauril sulfat, parafin, asam stearat, lilin). Tapi,

lubrican juga dapat menyebabkan perubahan sifat tablet. Sebagai contoh,

magnesium stearat atau bahan lubrican lain yang ditambahkan sebagai serbuk

kering pada ganul, ternyata dapat melekat pada granul dan membentuk salut

disekelilingnya.Selaput ini nantinya akan mempengaruhi sifat ikat dari parikel –

partikel bahan aktif.

Untuk mengurangi gesekan antar partikel yang dikempa perlu penambahan bahan

pelincir. Pelincir ini berfungsi memperbaiki sifat alir serbuk atau granul yang akan

dikempa. Bahan pelincir ini dapat teradsorpsi pada permukaan partikel dan

membentuk lapisan tipis yang mencegah timbulnya gaya kohesi antargranul.

Contoh bahan pelincir adalah kalsium silikat, amilum, magnesium karbonat. Dan

Page 12: Pr Fts Solid

bahan antiadherent digunakan untuk mencegah melekatnya tablet pada dinding die

dan punch, yang bukan disebabkan efek gesekan. Contoh bahan antiadherent

adalah talk, dan amilum. Dalam penggunaan bahan pelicin, perlu memperhatikan

3 faktor, yaitu ukuran bahan pelicin harus 80-100 mesh, lama pencampuran, dan

konsentrasi bahan pelicin.

4. Pewarna (colouring) dan perasa

Pewarna digunakan untuk memperbaiki penampilan sediaan. Pewarna

diklasifikasikan menjadi bahan pewarna larut air (dyes) dan tidak larut air (lakes).

Sedangkan perasa digunakan untuk membantu menutupi rasa pahit sediaan.

Perasa bisa berupa pemanis maupun aromatis

2.3 PROFIL PENYAKIT

2.3.1 Pengertian batuk pilek panas

Batuk pilek panas merupakan penyakit saluran pernafasan yang paling sering

mengenai bayi dan anak. Penyakit batuk pilekpanas juga dapat mengenai orang

dewasa tetapi berbeda karakteristiknya. Pada bayi dan anak penyakit ini

cenderung berlangsung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus

paranasal, telingah tengah dan nasaforing disertai demam yang tinggi ; sedang

pada orang dewasa hanya terbatas, dan tidak menimbulkan demam yang tinggi.

Mereka yang terkena pilek akan mengalami gejala berupa nyeri tenggorokan,

bersin-bersin, hidung tersumbat yang kemudian beringus, bahkan batuk-batuk

kepala pusing dan panas tubuh meningkat.Pilek disebabkan oleh virus dari

kelompok coronaviruses dan rhinoviruses.

Kondisi ini dapat menular melalui kontak langsung maupun tidak

langsung.Contoh penularan melalui kontak langsung adalah ketika seseorang

tanpa sengaja menghirup butiran-butiran bersin yang dikeluarkan penderita pilek

di udara.Sedangkan contoh penularan tidak langsung adalah ketika seseorang

tidak sengaja memegang benda yang telah terkontaminasi virus dari penderita

pilek, lalu orang itu memegang hidung atau mulutnya. Terdapat dua jenis obat

batuk sesuai kategori batuk : batuk kering atau batuk berdahak. Batuk berdahak

(terkadang di awal-awal sakit tak jelas berdahak, tapi penderita tahu ada banyak

lendir di tenggorokan, dan suara batuknya biasanya lebih “tebal) dapat diatasi

Page 13: Pr Fts Solid

dengan pemberian obat batuk yang bersifat expectorant yang mendorong

pengeluaran atau penipisan cairan lendir di saluran pernapasan.

Demam atau panas tubuh yang tinggi sebenarnya bukanlah penyakit.Akan

tetapi demam adalah reaksi alami tubuh ketika sedang sakit atau menghadapi

kuman penyakit. Ada bagian otak yang mengontrol suhu tubuh, termasuk dalam

“memerintahkan” kenaikan suhu setelah mendapat “laporan-laporan” dan

“masukan” dari bagian tubuh yang lain. Panas tubuh ini adakalanya sangat

mengganggu dan harus segera ditangani, yaitu dengan pemberian obat. Slah satu

contoh obat penurun panas adalah paracetamol atau acetaminophen.

2.3.2 Penyebab

Penyebab dari batuk pilek dan panas adalah disebabkan oleh banyaknya

jumlah virus yang dapat menyebabkan pilek serta terus berkembangnya virus-

virus pilek yang lain. Virus flu menyerang bagian atas tenggorokan dan

menyebabkan peradangan.Selain virus batuk pilek yang terjadi dapat juga

disebabkan oleh bakteri. Batuk pilek juga dapat terjadi karena berbagai faktor

seperti perubahan cuaca yang tidak menentu, iklim yang tropis, polusi udara dan

alergi.

2.3.3 Gejala batuk pilek dan panas

Pilek

Batuk sedikit

Kadang-kadang bersin

Keluar secret yang cair danjernih dari hidung

Bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus secret menjadi kental dan purulen

Sumbatan di hidung menyebabkan anak bernafas dari mulut

Pada anak lebih besar kadang-kadang didapatkan keluhan nyeri oto

Pusing

Anoreksia

Sumbatan hidung (kongesti) disertai selaput lender, tenggorokan yang

kering menambah rasa nyeri dan batuk bertambah.

2.3.4 Akibat

Page 14: Pr Fts Solid

Akibat dari batuk pilek dan panas

1. Bagi anak dan bayi susah untuk bernapas lantaran hidungnya mampat sehingga

bernapas melalui mulut.

2. Batuk pilek dan panas dapat mengakibatkan daya tahan tubuh menurun.

3. Jika suhu tubuh yang meningkat maka akan mengakibatkan kemerahan di mata.

2.3.5 Komplikasi pilek

Meski tergolong jarang, ada beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat pilek.

Komplikasi tersebut di antaranya:

a) Infeksi sistem pernapasan.Gejala kondisi ini meliputi sulit bernapas dan batuk-

batuk dengan disertai dahak yang kental. Infeksi dada dapat terjadi setelah

seseorang mengalami pilek karena pada saat itulah sistem kekebalan tubuh

menurun. Anda disarankan untuk menemui dokter jika merasakan gejala lebih

dari tiga minggu berupa rasa nyeri pada dada, demam tinggi, disorientasi, dan

batuk disertai dahak kental. Ada dua jenis infeksi sistem pernapasan yang utama,

yaitu pneumonia dan bronkitis.

b) Infeksi telinga bagian tengah. Penderita kondisi ini kebanyakan adalah anak-

anak. Sebanyak 2 dari 10 balita penderita pilek mengalami infeksi telinga

tengah, namun sebagian besar kasus berhasil sembuh dengan sendirinya tanpa

pengobatan. Gejala infeksi telinga bagian tengah meliputi demam, daya

pendengaran yang menurun, lesu, muntah, dan nyeri pada telinga.

c) Sinusitis atau infeksi pada rongga udara di dalam tulang pipi dan dahi. Gejala

kondisi ini meliputi hidung tersumbat atau beringus, serta nyeri di sekitar

hidung, dahi, dan mata. Sinusitis kemungkinan dialami oleh 2 dari 100 penderita

pilek. Dan sebagian besar bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perlu

diobati.       

2.3.6 Pengobatan

a) Untuk batuk pilek tanpa komplikasi diberikan pengobatan simtomatis, misalnya

ekspektoransia untuk mengatasi batuk, sedative, untuk menenangkan anak dan

antipiretik untuk menurunkan demam.

Page 15: Pr Fts Solid

b) Cara yang paling mudah untuk pengeluaran secret adalah dengan

membaringkan bayi tengkurap

c)   Pada anak besar dapat diberikan tetes hidung larutan efedrin 1%. Bila ada

infeksi sekunder hendaknya diberikan antibiotik.

2.4 PROFIL OBAT

2.4.1 PCT

A. PENGERTIAN PARASETAMOL

Parasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik /

analgesik.Paracetamol utamanya digunakan untuk menurunkan panas badan

yang disebabkan oleh karena infeksi atau sebab yang lainnya.Disamping itu,

paracetamol juga dapat digunakan untuk meringankan gejala nyeri dengan

intensitas ringan sampai sedang.Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena

mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi.

Obat yang mempunyai nama generik acetaminophen ini, dijual di pasaran

dengan ratusan nama dagang. Beberapa diantaranya adalah Sanmol, Pamol,

Fasidol, Panadol, Itramol dan lain lain.

B. EFEK SAMPING

Reaksi alergi terhadap derivat p-amino fenol jarang terjadi.Manifestasinya

berupa eriferm atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi

pada mukosa. Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar menahun , terutama

dalam kombinasi dapat menyebabkan nefropatianalgesik. Dosis toksis yang

paling serius ialah nekrosis hati.Nekrosis tubulus renalis serta koma

hipoglikemik dapat juga terjadi.Hepatotoksisitas dapat terjadi pada pemberian

dosis tunggal 10-15 gram (200-250 mg/kgBB) parasetamol.(Farmakologi dan

Terapi ed. 3, hal. 190-191)

C. FARMAKODINAMIK

Efek analgesik parasetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau

mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol menurunkan suhu tubuh

dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.

Efek anti-inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu parasetamol tidak

digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis

prostaglandin yang lemah. Efek iritasi erosi dan perdarahan lambung tidak

Page 16: Pr Fts Solid

terlihat pada obat ini, demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan

asam basa. (Farmakologi dan Terapi ed. 5, hal. 238)

D. FARMAKOKINETIK

Parasetamol diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi

tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma

antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam plasma 25%

parasetamol terikat protein plasma. Obat ini dimetabolisme oleh enzim

mikrosom hati. Sebagian asetaminofen (80%) dikonjugasi dengan asam

glukoronat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat. Selian itu, obat ini

juga dapat mengalami hidroksilasi dan menimbulkan methamoglobinemia dan

hemolisis eritrosit. Obat ini diekskresikan melalui ginjal sebagian kecil sebagai

parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. (Farmakologi

dan Terapi ed. 5, hal.238)

E. INDIKASI

Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai oral analgesik dan antipiretik

telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik lainnya,

parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan

menimbulkan nefropatik analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat,

biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Karena hampir tidak mengiritasi

lambung, parasetamol sering digabung dengan AINS untuk efek analgesik.

(Farmakologi dan Terapi ed. 5, hal. 238)

F. SIFAT ANTIPIRETIK

Disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan

efek sentral. Parasetamol memiliki sebuah cincin benzena, tersubstitusi oleh satu

gugus hidroksil dan atom nitrogen dari gugus amida pada posisi para (1,4).

Senyawa ini dapat disintesis dari senyawa asal fenol yang dinitrasikan

menggunakan asam sulfat dan natrium nitrat.Parasetamol dapat pula terbentuk

apabila senyawa 4-aminofenol direaksikan dengan senyawa asetat anhidrat.

G. SIFAT ANALGESIK

Parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Dalam

golongan obat analgetik, parasetamol memiliki khasiat sama seperti aspirin atau

obat-obat non steroid antiinflamatory drug (NSAID) lainnya. Seperti aspirin,

Page 17: Pr Fts Solid

parasetamol berefek menghambat prostaglandin (mediator nyeri) di otak tetapi

sedikit aktivitasnya sebagai penghambat postaglandin perifer.Namun, tak seperti

obat-obat NSAID.

Parasetamol termasuk ke dalam kategori NSAID sebagai obat anti demam, anti

pegel linu dan anti-inflammatory.Inflammation adalah kondisi pada darah pada

saat luka pada bagian tubuh (luar atau dalam) terinfeksi, sebuah imun yang

bekerja pada darah putih (leukosit).Contoh pada bagian luar tubuh jika kita

terluka hingga timbul nanah itu tandanya leukosit sedang bekerja, gejala

inflammation lainnya adalah iritasi kulit.

H. SIFAT ANTIINFLAMASI

Sangat rendah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik.Pada penggunaan

per oral Parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna.Kadar

maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah

pemberian.Parasetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa

mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.

Karena Parasetamol memiliki aktivitas antiinflamasi (antiradang) rendah,

sehingga tidak menyebabkan gangguan saluran cerna maupun efek kardiorenal

yang tidak menguntungkan. Karenanya cukup aman digunakan pada semua

golongan usia.

DOSIS

Dewasa 0,5 – 1 gram tiap 4 jam. Maksimal 4 g / hari

2.4.2 GG

A. PENGERTIAN GG

Guaifenesin merupakan derivat – guaiakol yang banyak digunakan sebagai

ekspetorans dalam berbagai jenis sediaan batuk populer. Pada dosis tinggi

bekerja merelaksasikan otot.

B. EFEK SAMPING

Gastrointestinal, nausea, and muntah dilaporkan pernah terjadi, khususnya pada

pemberian dosis yang terlalu besar. Hal ini dapat dikurangi dengan minu air

putih.

Page 18: Pr Fts Solid

C. KONTRA INDIKASI

Guaifenesin dianggap tak aman bagi pasien dengan porphyria sebab telah

ditunjukkan terjadi porphyrinogenic pada binatang.

D. FARMAKOKINETIK

Guaifenesin sungguh diserap dari gastrointestinal bidang. Adalah metabolised

dan kemudian yang dikeluarkan di (dalam) air seni.

E. INDIKASI Guaifenesin dapat digunakan sebagai ekspektoran sehingga dapat merangsang

pengeluaran dahak dari salran nafas. Ekspektoran adalah obat yang

meningkatkan jumlah cairan dan merangsang pengeluaran sekret dari saluran

napas. Hal ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui : Refleks vagal

gaster, Stimulasi topikal dengan inhalasi zat, Perangsangan vagal kelenjar

mukosa bronkus, Perangsangan medula. Refleks vagal gaster adalah pendekatan

yang paling sering dilakukan untuk merangsang pengeluaran cairan bronkus.

Mekanisme ini memakai sirkuit refleks dengan reseptor vagal gaster sebagai

afferen dan persarafan vagal kelenjar mukosa bronkus sebagai efferen.

Mekanisme kerja GG diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan

selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran nafas lewat saraf

vagus.

DOSIS

D: 200-400 mg tiap 4 jam. A : 6 bln-2th = 25-50 mg; 2-6 th. 100 mg ; 6- 12 thn

100-200 mg tiap 4 jam.

2.5 PRAFORMULASI

2.5.1 KARAKTERISTIK BAHAN

A. PARASETAMOL

Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%

C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat.

1. Nama Kimia : 4- Hidroksiasetanilida

2. Rumus Molekul : C8H9NO2

3. Berat Molekul : 151,16

4. Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahih

Page 19: Pr Fts Solid

5. Higroskopisitas : menyerap uap air dalam jumlah yang tidak signifikan

pada 25 oC dengan kelembaban relatif mencapai ± 90%

6. Kelarutan : dalam air mendidih, dalam air (1:70); Air panas (1:20);

Alcohol (1:7); Aseton (1:13); Gliserin (1:40); Propilenglikol (1:9);

Kloroform(hampir tidak larut); Eter (praktis tidak larut); Lar.alkali hidroksida

(larut).

7. pH : 3,8 – 6,1

8. Bj Paracetamol : 1,21 – 1,23 g/cm3

9. Titik lebur : 168o – 172oC

10. Bobot jenis : 1,293

11. OTT :Penggunaan bersama dengan antikoagulan

akanmeningkatkan potensi antikoagulan.

12. Stabilitas :Paracetamol stabil dalam larutan. Degradasi paracetamol

di katalisis oleh asam dan basa, terdegradasi menjadi asam asetat dan p-

aminofenol. Stabil pada suhu dibawah 40oC, lebih baik 15o-35 oC. Jadi, relatif

tidak tahan pemanasan, tidak stabil terhadap cahaya, Parasetamol relatif stabil

terhadap oksidasi. Memiliki kompresipilitas yang kurang baik

13. Wadah : Dalam wadah tertutup rapat

14. Penyimpanan : Simpan pada temperatur kurang dari 40° C , antara 15-

30° C. Hindari pembekuan untuk larutan oral, suspensi, dan eliksir.

15. Khasiat : antipiretik (penurun panas)

16. Keunggulan : Parasetamol mempunyai sifat hidrofilik, membuat bahan

ini dapat larut dalam air. PCT juga tahan panas sehingga ketika dibuat dengan

metode granulasi basah, tidak akan mengalami kerusakan.

(Farmakope Idonesia IV hal.649 ; Martindale hal.270)

B. GG ( Gliserin Guaiakolat)

1. Nama Kimia : 3-1,2-Propanadiol

2. Rumus Molekul : C10H14O4

3. Berat Molekul : 198,22

4. Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai agak kelabu, bau khas

lemah, rasa pahit

Page 20: Pr Fts Solid

5. Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida

1 N, mudah larut dalam etanol

6. pH : 5,0-7,0

7. Titik lebur : 78 – 790 C

8. Kelarutan : larut dalam air(1:60-70); Etanol, Propilenglikol,

Kloroform, dan agak sukar larut dalam gliserin

9. Stabilitas : GG stabil dalam larutan. Stabil pada suhu dibawah 40oC,

lebih baik 15o-35 oC.

10. Wadah : Dalam wadah tertutup rapat

11. Khasiat : Ekspektoran dan dekongestan

12. Keunggulan : jarang menimbulkan efek samping, sifat hidrofilik baik

mempermudahnya larut dalam air, kompresibilitas baik, dan sifat titik leburnya

yang cukup tinggi membuat bahan ini tahan panas ketika diolah dengan metode

granulasi basah.

(Farmakope Idonesia IV hal.421 ; Martindale hal.1561)

C. LAKTOSA

Laktosa merupakan gula yanng diperoleh dari susu dalam bentuk anhidrat atau

mengandung molekul hidrat.

1. Nama Kimia : Laktosa Monohidrat

2. Rumus Molekul : C11H22O11

3. Berat Molekul : 360,31

4. Pemerian : Serbuk atau masa hablur, keras, putih, atau putih kream,

tak berbau, dan rasa agak sedikit manis.

5. Kelarutan : Mudah larut (perlahan) dalam air, sangat sukar larut

dalam etanol, tak larut dalam kloroform dan eter

6. Titik lebur : 201–202°C

7. Konsentrasi : 5- 80% sebagai pengisi

8. Stabilitas : Stabil, tapi mudah menyerap bau.

9. OTT : Laktosa inkompatibel dengan asam amino, amfetamin,

dan lisinopril, dan tidak bercampur dengan beberapa zat pewarna.

10. Penyimpanan : Wadah tertutup rapat.

11. Khasiat : Pengisi dan pemanis

Page 21: Pr Fts Solid

12. Keunggulan : pemerian laktosa yang berupa serbuk atau hablur

membuat laktosa mempunyai sifat alir yang cukup bagus dibanding avicel.

Selain itu, laktosa memiliki sifat kompresibilitas yang baik, sehingga laktosa

dapat digunakan untuk memperbaiki sifat kompresibilitas parasetamol kurang

baik. Selain itu, laktosa hampir jarang menyebabkan karies gigi.

D. CMC-Na

1. Pemerian : Serbuk berserat / granul, berwarna putih. Mengembang

dalam air, bersifat higroskopis setelah kering

2. Kelarutan : Larut dalam air (pada semua temperatur), memberikan

larutan jernih, praktis tidak larut dalam pelarut organik

3. Titik lebur : ± 227°C, and menjadi arang pada suhu 2528 °C.

4. pH : 1 % larutan dalam air mempunyai pH 6 – 8,5. Stabil

pada range pH 5 – 10.   Viskositas musilago CMC Na menurun drastis pada pH

< 5 atau pH > 10. Musilago lebih peka terhadap perubahan pH daripada

metilselulosa.

5. Stabilitas :  tahan terhadap panas. Higroskopis, dan memiliki

kemampuan mengabsorpsi air >50%. Hal ini dapat menurunkan kekerasan tablet

dan meningkatkan waktu disintegrasi. CMC Na dapat disterilisasi dalam

keadaan kering dengan mempertahankan suhu pada 160oC selama 1 jam, tetapi

akan terjadi penurunan viskositas secara perlahan-lahan dan sifat-sifat larutan

yang dibuat dari bahan yang telah disterilkan memburuk.

6. OTT   :  CMC Na adalah anionik, maka tidak tersatukan dengan

kationik seperti akriflavine, gentian violet, thiamin, Pharmagel A, germisida

kuarterner, alkaloid, hampir semua antibiotik dan logam berat (seperti Al, Zn,

Hg, Ag, Fe), CMC Na tidak tersatukan dengan larutan asam kuat, FeCl3 (garam-

garam besi yang larut air), alumunium sulfat dan banyak elektrolit.

7. Khasiat : Bahan pengikat (binding)

8. Konsentrasi : 1-6% tablet binder

9. Stabilitas : Stabil pada tempat kering dan sejuk.

10. Penyimpanan : Wadah tertutup rapat.

11. Keunggulan : Tidak toksik, dan daya ikat cukup kuat. Mudah melepas

ikatan partikel sehingga memberi daya kekuatan tablet yang rendah. Mudah

Page 22: Pr Fts Solid

mengabsorpsi air dan mengembang dalam air, sehingga mampu mempercepat

daya (waktu) disintegrasi sediaan tablet. Sifat titik lebur yang tinggi membuat

bahan ini cukup tahan terhadap panas.

(Farmakope Idonesia IV hal 543; Handbook of Pharmateucal hal438)\

E. TALC

Merupakan magnesium silikat hidrat alam, kadang mengandung sedikit

aluminium silikat.

1. Nama Kimia : Talcum

2. Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih, atau putih kelabu.

Berkilat, mudah melekat pada kulit, dan bebas butiran.

3. Kelarutan : pada kenyataannya tidak dapat larut dalam lar. Asam

dan basa lemah, bahan pelarut organik, dan air.

4. pH : 7-10

5. Titik lebur : 880 C

6. Khasiat : Bahan pelincin (glidant)1- 10%

7. Stabilitas : Stabil pada tempat kering dan sejuk.

8. OTT : inkompatibilitas dengan golongan ammonium.

9. Penyimpanan : Wadah tertutup rapat.

10. Keunggulan : pH nya yang berkisar 7-10 memberi sifat inert,

danpemeriannya yang sangat halus menjadikan bahan ini memiliki sifat alir

yanng sangat baik, dapat membantu menutupi bahan lain yang sifat alirnya

kurang baik. Sehingga amat cocok dijadikan sebagai glidant

(Farmakope Idonesia IV hal 771; Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi 6

hal728)

2.5.2 DOSIS

A. DosisParacetamol

( DL untuk anak-anak 100 mg -200 mg 1 X Pakai, 400 mg – 800 mg 1 HP)

= 1 – 4 jam ( menurut ansel = 2 jam )

Page 23: Pr Fts Solid

Dipilih = 2 karena untuk dosis memilih rentang yang terkecil

= 62,5 %

B. Dosis GG (Gliseril Guaikolat)

Anak usia : 6 bln-2th = 25-50 mg;

2-6 th. 100 mg

6- 12 thn 100-200 mg tiap 4 jam. (t½ = 2 jm )

= 50%

2.6 FORMULA

2.6.1 Formula rancangan

R/ Paracetamol 125 mg (antipiretik & analgetik )GG (gliseril guaiakolat) 100 mg (pereda flu dan batuk )Laktosa monohidrat 50 %(Pengisi & pemanis)CMC-Na 3 % (pengikat)Talk 2 % (pelicin)Srobery essent qs (penambah rasa)Red [erythrosine / alluca red AC] qs (pewarna)

2.6.2 Perhitungan Bahan

PCT = 125 mg x500tab

=62500mg

= 62,5 g

GG = 100 mgx500tab

=50000mg

Page 24: Pr Fts Solid

= 50 g

LAKTOSA :50% x500 mg = 250mgx500tab

=125000mg

= 125 g

CMC-Na :3% x 500 mg = 15 mg x500 tab

=7500mg

= 7,5 g

Talc : 2% x 500 mg = 10 mg x500tab

=5000mg

= 5 g

Srobery essent qs

Red [erythrosine / alluca red AC] 0.01% X 500mg= 0,05 mgX500tab

=25mg

2.7 METODE & PRODUKSI

2.7.1 Metode pembuatan Tablet

Dalam proses pembuatan tablet terdapat 2 macam metode yang dapat diterapkan :

1. Cetak langsung (direct compression),adalah metode pembuatan tablet tanpa

proses granulasi, dan memerlukan bahan tambahan yang sesuai sehingga dapat

memungkinkan untuk dikempa secara langsung. Bahan aktif maupun bahan

tambahan (semua komponen tablet) harus memenuhi persyaratan, antara lain :

a) Memiliki sifat alir dan kompaktibilitas yang baik

b) Kapasitas yang tinggi, yang menggambarkan kemampuan untuk menahan

sifat-sifat kompaksinya ketika dicampur dengan bahan aktif

c) Memiliki distribusi ukuran partikel yang baik, untuk menghindari terjadinya

segregasi

d) Memiliki densitas ruahan yang tinggi

e) Reprodusible dalam produksi baik, untuk meminimumkan keragaman antar-

batch

Keuntungan metode cetak langsung adalah sebagai berikut :

a) Metode cetak langsung merupakan tahap produksi tablet yang paling singkat.

b) Keperluan akan alat, ruangan, waktu, dan daya manusia lebih sedikit.

Page 25: Pr Fts Solid

c) Dapat meningkatkan desintegrasi zat aktif (waktu hancur tablet menjadi lebih

cepat) karena tablet langsung mengalami disintegrasi menjadi tablet.

d) Metode cetak langsung dapat mengeleminasi panas dan lembap, yang terjadi

pada proses pembuatan dengan granulasi ; dan mengeliminasi terjadinya

tekanan tinggi seperti yang terjadi pada proses pembuatan dengan metode

granulasi kering.

e) Kekurangan metode cetak langsung adalah sebagai berikut :

f) Harga bahan tambahan yang dibutuhkan cukup mahal karena membutuhkan

eksipien yang memiliki sifat alir, kompresipibilitas, serta ikatan antar partikel

yang baik

g) Bahan aktif dan bahan tambahan harus memiliki ukuran partikel yang mirip

agar tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman kandungan yang baik

h) Kesulitan untuk mendistribusikan zat aktif berdosis kecil serta sulit dilakukan

untuk zat aktif yang berdosis tinggi dengan kompresibilitas buruk

Tahapan dalam pembuatan tablet dengan metode cetak langsung sebagai berikut :

a) Penimbangan bahan (bahan aktif dan bahan tambahan )

b) Pencampuran bahan aktif dengan semua bahan tambahan

c) Kompresi tablet

Bahan pengisi yang digunakan dengan metode cetak langsung selain sebagai pengisi

juga bersifat sebagai pengikat, sehingga lebih dikenal dengan istilah pengisi-

pengikat (filler-binder).

2. Metode Granulasi,adalah proses penggabungan partikel-partikel kecil

membentuk ukuran yang lebih besar, memiliki masa yang permanen yang

partikel-partikelnya dapat tetap diidentifikasi.Granulasi adalah proses perlekatan

partikel serbuk menjadi partikel yang lebih besar. Tujuan proses granulasi adalah

untuk mencegah segragasi campuran serbuk, memperbaiki sifat alir serbuk atau

campuran, yang pada akhirnya dihasilkan keseragaman dosis, mengontrol

kecepatan pelepasan obat, memperbaiki penampilan produk.

Mekanisme perlekatan antar partikel yaitu:

1. Adanya muchilago atau larutan sebagai bahan pengikat.

Page 26: Pr Fts Solid

2. Terbentuknya jembatan padat, yang dapat terjadi pada saat pengeringan granul

basah dan pada saat penambahan bahan tambahan yang memiliki titik lebur

rendah.

3. Terjadinya deformasi plastik yang dapat menyebabkan terbentuknya interlocking

4. Adanya gaya elektrostatika antar partikel, yang terjadi pada kondisi kelembapan

yang rendah.

Efektifitas dan hasil bergantung pada beberapa sifat yaitu:

1. Besarnya ukuran partikel bahan aktif dan bahan tambahan

2. Tipe dan jumlah bahan pengikat yang digunakan

3. Efektifitas dan lamanya proses pengadukan pada saat pencampuran bahan

pengikat dan kecepatan pengeringan

Metode granulasi dibedakan menjadi 2 yaitu metode granulasi basah (wet

granulation) dan metode granulasi kering ( dry granulation).

a) Granulasi Basah (wet granulation),metode yang dilakukan dengan cara

membasahi masa tablet menggunakan larutan pengikat sampai diperoleh tingkat

kebasahan tertentu, lalu digranulasi. Metode granulasi basah sesuai untuk bahan

aktif sukar larut dalam air dan bahan aktif yang tahan akan pemanasan dan

lembap. Pada umumnya, metode granulasi basah digunakan untuk zat aktif yang

sulit dicetak karena mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang buruk.

Keuntungan metode granulasi basah, antara lain :

1. Memperbaiki sifat alir serbuk

2. Meningkatkan disolusi obat yang bersifat hidrofob

3. Mempertahankan agar distribusi obat atau zat warna selalu merata dalam

granul kering

Kekurangan metode granulasi basah, antara lain :

1. Memerlukan peralatan dalam jumlah banyak

2. Prosedur kerja yang kompleks

3. Penggunaan energi yang lebih besar

Tahapan dalam granulasi basah, yaitu :

1. Penimbangan bahan aktif dan bahan tambahan

2. Pencampuran bahan aktif dengan bahan pengisi dan penghancur (sebagaian)

3. Penyiapan larutan pengikat

Page 27: Pr Fts Solid

4. Pembasahan campuran serbuk dengan larutan pengikat untuk membentuk masa

basah

5. Pengayakan kasar masa basah dengan ayakan 6 – 12 mesh

6. Pengeringan granul lembap, pada oven dengan suhu 50 – 550C

7. Pengayakan granul kering dengan ayakan 14 – 20 mesh

8. Penimbangan granul kering yang diperoleh

9. Pencampuran granul kering dengan lubrikan (dan sebagai penghancur)

10. Kompresi tablet

Faktor – faktor yang mempengaruhi proses granulasi basah, antara lain :

1. Jumlah bahan pengikat yang dipakai

2. Waktu pencampuran bahan pengikat

3. Lama pengeringan granul

b) Granulasi Kering (dry granulation), metode yang dilakukan dengan cara

membuat granul secara mekanis tanpa bantuan pengikat basah atau pelarut

pengikat. Metode ini digunakan dalam keadaan kandungan bahan aktif dalam

tablet tinggi, bahan aktif sukar mengalir, serta bahan aktif sensitive terhadap

panas dan lembap. Granulasi kering menggunakan alat “heavy-duty tableting

machine “, yaitu masa tablet dikempa dengan tekanan besar menjadi slug

(bongkahan kompak) atau dengan alat “roller compaction” masa tablet dikempa

yang besar menjadi lempengan-lempengan. Slug atau lempengan yang terjadi

kemudian dihancurkan dan diayak sehingga mendapatkan granul dengan ukuran

yang sesuai dengan berat tablet yang diinginkan.

Keuntungan granulasi kering, antara lain :

1. Peralatan lebih sedikit

2. Sesuai untuk bahan aktif yang sensitive terhadap panas dan lembap

3. Mempercepat waktu hancur tablet

Kekurangan granulasi kering, antara lain :

1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug

2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna dengan seragam

3. Proses banyak menghasilkan debu

Tahapan dalam metode granulasi kering, yaitu :

1. Penimbangan bahan aktif dan bahan tambahan

Page 28: Pr Fts Solid

2. Pencampuran bahan-bahan yang telah ditimbang

3. Kompresi bahan-bahan yang telah dicampur menjadi slug atau lembaran

4. Penghancuran slug atau lembaran menjadi butiran granul

5. Pencampuran dengan bahan pelicin dan bahan penghancur

6. Kompresi tablet

2.7.2 Proses pembuatan tablet

A. Pemilihan bahan baku

Proses pemilihan bahan baku meliputi bahan aktif obat dan bahan eksipien.

Pemilihan harus memerhatikan sifat fisiologis bahan sifat fisika-kimia bahan.

B. Proses Granulasi

Granulasi adalah setiap proses membesarkan ukuran partikel-partikel kecil dengan

mengumpulkannya bersama- sama menjadi agregat yang lebih besar dan permanen

untuk membuatnya mengalir bebas yang serupa dengan pasir kering. Pembesaran

ukuran, disebut juga aglomerasi.Aglomerasi dilaksanakan dengan beberapa metode

pengadukan dalam alat campur atau dengan pemadatan, mengekstrusi atau

mengglobulasi.Alasan untuk menggranulasi adalah

1. Membuat zat atau bahan yang mengalir bebas

2. Memadatkan (density) zat

3. Membuat campuran seragam yang tidak memisah

4. Memperbaiki karakteristik pengempaan zat aktif

5. Mengendalikan laju pelepasan zat aktif

6. Memberi kemudahan pengukuran

7. Mengurangi debu

8. Memperbaiki penampilan tablet

C. Pengeringan granul

Pengeringan adalah proses menghilangkan cairan dari suatu zat atau bahan dengan

menggunakan panas, dan dicapai dengan memindahkan cairan dari permukaan

kedalam suatu fase uap yang tidak jenuh. Definisi ini berlaku untuk menghilangkan

sejumlah kecil air dar zat atau bahan yang mengandung lembab. Pengeringan paling

umum yang digunakan dalam pabrik farmasi sebagai suatu unit proses dari

pembuatan granul yang kemudian diracik dalam ruah atau diubah menjadi tablet

Page 29: Pr Fts Solid

atau kapsul. Pengeringan juga dapat digunakan untk mengurangi ruah dan bobot

sehingga biaya transportasi dan penyimpanan dapat diturunkan.

D. Proses pencampuran

Pencampuran atau mixing adalah usaha terhadap dua komponen lebih untuk di

proses sedemikian rupa sehingga setiap partikel dari komponen terdispersi merata

diantara partikel komponen yang lain. Maksud dan tujuan pencampuran adalah

untuk memperoleh campuran yang homogen.Pencampuran ada dua macam yaiktu

pencampuran acak (non interaktif) dan pencampuran interaktif.

Pencampuran acak adalah pencampuran dari dua atau lebih komponen yang

mempunyai dimens yang sama, tidak ada gaya adesi dan kohesi diantara komponen

penyusun, tidak di pengaruhi gaya gravitasi serta partikel-partikel yang sama untuk

digabung- dipisah berulang-ulang sampai diperoleh partikel menduduki suatu

tempat pada setiap saat. Proses pencampuran mengambil peranan penting dalam hal

pengaruh yang dapat di timbulkan baik terhadap mutu granul maupun tablet yang di

hasilkan. Alat yang digunakan pada saat pencampuran serbuk dikenal dengan

sebutan mixer.Mekanisme pencampuran pada pencampuran acak ada 3 macam :

1. Pencampuran konvektif : gerakan segerombol partikel dari satu tempat ke

tempat lain didalam campuran.

2. Pencampuran difusif : redistribusi partikel karena gerakan- gerakan acak partikel

secara individual.

3. Pencampuran geser : perubahan konfigurasi komponen penyusun serbuk karena

lapisan partikel yang menggelincir.

Ada 8 faktor yang mempengaruhi proses pencampuran :

1. Bentuk partikel

2. Ukuran partikel dan distibusi ukuran partikel

3. Kerapatan jenis atau densitas partikel

4. Kelicinan komponen

5. Muatan elektrostatika pada permukaan partikel

6. Kelembapan relative

7. Lama campuran

8. Alat yang digunakan pada saat mencampur

E. Pengempaan tablet

Page 30: Pr Fts Solid

Salah satu metode pembuatan tablet yaitu kempa langsung. Metode ini digunakan

untuk bahan-bahan yang memiliki sifat mudah mengalir atau sifat kohesifitasnya

tinggi sehingga memungkinkan untuk lanhsung cetak didalam mesin tablet tanpa

memerlukan granulasi basah/kering. Cara kempa langsung ini sangat disukai karena

banyak keuntungan, yaiyu secara ekonomis merupakan penghematan besar karena

hanya menggunakan sedikit alkat, energy, dan waktu.Ada beberapa macam tablet

kempa, yaitu tablet kempa digunakan dalam rongga mulut, dalam liang tubuh, dan

implantasi

1. Keuntungan metode kempa langsung

a. Prosesnya lebih singkat dan ekonomis (mengurangi waktu, tenaga, peralatan,

proses validasi, energy)

b. Ukuran partikel lebih seragam

c. Waktu hancur dan disolusinyalebih baik karena begitu tablet bersentuhan

dengan air partikelobat langsung lepas

d. Mengeliminasi panas dan kelembapan, sehingga cocok untuk zat aktif yang

sensitive terhadap panas dan lembap

2. Kerugian metode kempa langsung

a. Permasalahan pada homogenitas zat aktif dengan dosis kecil

b. Zat aktif dengan dosis dengan bulk volume yang besar,

kompresbilitasnyajelek dan sifat alirnya juga jelek tidak dapat dibuat tablet

dengan kempa langsung

c. Sulit dalam pemilihan eksipien yang memenuhi persyaratan untuk dapat

dikempa langsung

Cetak/kempa langsung dilakukan apabila:

a. Jumlah zat khasiat pertabletnya cukup dicetak

b. Zat khasiatnya mempunyai sifat alir yg baik

c. Zat khasiatnya berbentuk Kristal yg bersifat free blowing

2.7.3 Peralatan pembuatan tablet

A. Mixer, peralatan ini diperlukan dalam proses pencampuran. Berikut adalah

kriteria umum mixer yang baik untuk membuat mencambur bahan baku

sediaan (1) pengisian mixer tidak lebih dari 60% kapasitas mixer; (2) partikel

dapat bergerak bebas secara 3 dimensi; (3) tidak terdapat gaya sentrifugal.

Page 31: Pr Fts Solid

B. Mesin cetak tabel, yaitu mesin tablet single punch. single punch

merupakan alat pembuat tablet yang terdiri dari satu set cetakan,dengan

putaran yang menekan granular substansi ke tablet melalui ke atas dan ke

bawah.

Komponen dasar mesin pengempa tablet :

1. Hopper berfungsi sebagai tempat material yang akan dikempa.

2. Dies berfungsi untuk memberi ukuran dan bentuk pada tablet

3. Punch bagian atas berfungsi untuk memberi tekanan pada massa yang

akan dikempa yang ada di dalam dies, yanng nantinya akan berpengaruh

pada kekerasan tablet.

4. Punch bagian bawah berfungsi untuk mengatur volume material yang akan

mengisi die, sehingga akan menentukan bobot tablet.

5. Jalur cam berfungsi mengatur gerakan punch, yang menyebabkan gerakan

punch atas dan bawah menjadi seirama.

Cara kerja single punch :

1. Pukulan downlink (tempat kerja di bagian bawah) menembus ke dalam

lubang cetakan tengah melalui alasnya untuk menutup tengah cetakan bawah

lubang.

2. Mengisiobat ke lubang-lubang tengah cetakan batch charger

3. Punch uplink (tempat kerja di bagian atas) menembus ke dalam lubang

cetakan tengah melalui atas,dan turun sedikit untuk menekan bubuk obat ke

tablet.

4. Uplink mengangkat lubang keluar dan downlink mendorong tablet keluar

dari lubang tengah cetakan.

2.7.4 Ruang Produksi

Ruangan di industri farmasi merupakan salah satu aspek yang harus dijaga

kebersihannya. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antar produk

maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1) Permukaan ruangan harus kedap air, tidak terdapat sambungan atau retakan,

tidak merupakan tempat pertumbuhan mikroba, mudah dibersihkan.

2) Terdapat pipa saluran udara, listrik dipasang diatas langit-langit.

Page 32: Pr Fts Solid

Ruang –ruang pada proses produksi :

a) Ruang produksi 1

Diruang ini, yang memegang tanggung jawab kegiatan produksi tablet adalah

seorang apoteker. Di ruang ini proses pencampuran bahan dilakukan,

pengolahan baik dengan metode granulasi maupun cetak.

b) Ruang pengemasan

Semua produk dikemas sesuai dengan bahan kemasan yang telah ditentukan.

Produk yang telah melalui pengemasan primer kemudian dimasukkan ke jalur

pengemasan sekunder sesuai dengan bentuk sediaannya. Pengemasan terbagi

menjadi 2:

- Pengemasan primer, Pengemasan primer dikhususkan untuk sediaan padat,

yaitu tablet dan kapsul. Pengemasannya dimulai dari proses stripping,

blistering atau counting (dimasukkan dalam botol).

1) Strip, Bahan yang digunakan untuk stripping adalah polycellonium. Alat

stripping yang digunakan contohnya adalah Forecma.

2) Blister, Bahan blister yang digunakan adalah Aluminium foil. Alat

blisterring yang digunakan ada Duankwei.

3) Counting ke dalam botol, Biasanya digunakan untuk obat yang murah

atau tablet salut gula. Alat yang digunakan adalah chi new.

- Pengemasan sekunder sediaaan tablet dan kapsul,

Bertanggung jawab terhadap pengemasan sekunder dari produk yang telah

dikemas pada pengemasan primer tablet dan kapsul. Hasil strip dan blister

yang lulus tes kebocoran dilanjutkan ke pengemasan sekunder yaitu dengan

memasukkannya ke dalam dus dan box.

c) Penandaan

Supervisor/ apoteker penandaan mendapat Rencana Harian dari bagian

pengemasan sehari sebelumnya dan memiliki tugas memberikan penandaan

pada leaflet, etiket dan box yang berupa expired date, manufacturing date, No.

Batch dan Harga Eceran Tertinggi (HET).

2.7.5 Proses Produksi

a) Alat dan bahan

Page 33: Pr Fts Solid

ALAT BAHAN

Timbangan Mixer PCT

Anak timbangan Single punch GG

Timbangan analitik Hardness tester Laktosa Monohidrat

Perkamen Friabilator CMC-Na

Mixer Stopwatch Talk

Stroberry assent

Erytrosine

b) Prosedur Kerja

i. PEMBUATAN SEDIAAN TABLET

1) Disiapkan alat dan bahan

2) Disetarakan timbangan

3) Ditimbang bahan : pct 62,5 g, GG 50 g, Laktosa 125 g dan CMC-Na 7,5 g.

Page 34: Pr Fts Solid

4) Dimasukkan perlahan PCT , GG, Laktosa, dan Red [erythrosine / alluca

red AC] di dalam wadah dan diaduk hingga tercampur sempurna.

5) Dibuat mucilago dari CMC-Na dan air sebagai larutan pengikat untuk

membentuk massa basah.

6) Campuran bahan dimasukkan dalam mucilago

7) Dilakukan pengayakan kasar massa basah dengan ayakan 6-12 mess

8) Setelah granul terbentuk, dilakukan pengeringan granul dengan oven

pada suhu 50-55°C selama ........ .jam

9) Setelah kering, granul diayak dengan ayakan 14-20 mess.

10) Ditimbang granul kering yang diperoleh

11) Ditimbang Talc 5 g, lalu dicampur dengan granul kering.

12) Setelah homogen, dilakukan pengempaan dengan single punch.

13) Tablet yang dihasilkan dikemas dengan wadah yang sesuai.

2.7.6 Permasalahan dalam pembuatan tablet

Permasalahan dalam pembuatan tablet dapat muncul karena faktor formula,

pencampuran, granulasi, pengeringan, proses pentabletan, alat yang digunakan, dan

faktor- faktor lainnya. Masalah yang dapat terjadi, antara lain :capping, lamination,

chipping, cracking, sticking, picking, binding, mottling, dan double impression. Ada 4

faktor permasalahan pada pembuatan tablet:

1. Kerusakan yang berhubungan dengan proses pentabletan, yaitu kaping ( capping),

laminasi, dan retak pada tablet ( cracking ).

2. Kerusakan yang berhubungan dengan eksipien, yaitu pecahnya tablet, ( chipping ),

perlekatan pada tablet ( sticking ), picking, dan perlekatan tablet pada dinding

ruang cetak ( binding ).

3. Kerusakan yang berhubungan dengan lebih dari suatu faktor, yaitu bintim pada

tablet ( mottling ).

4. Kerusakan yang berhubungan dengan mesin, yaitu kesan ganda(double

impression).

a. Kaping ( capping )

Kaping adalah istilah yang digunakan untuk keadaan dimana lapisan atas atau lapisan

bawah tablet membuka secara horizontal. Secara umum penyebab kaping adalah

Page 35: Pr Fts Solid

udara yang terjebak atau terkurung pada saat pengempaan dan ekspansi tablet pada

saat dikeluarkan dari die .Beberapa penyebab kaping yaitu:

1. Partikel halus(fines)jumlahnya terlalu banyak dalam granul.

Solusi:semua partikel halus yang melewati ayakan 100-200 mesh,dihilangkan.

2. Granul terlalu kering sehingga kehilangan daya ikat.

Solusi:ditambah bahan yang bersifat higroskopis,seperti sorbitol,metil

selulosa,atau PEG 4000.

3. Granul belum kering.

Solusi:granul dikeringkan sampai kelembapan tertentu.

4. Kecepatan mesin terlalu tinggi

Solusi:kecepatan mesin dikurangi.

b. Laminasi (lamination)

Laminasi adalah istilah yang digunakan bila tablet pecah berlapis-lapis secara

horizontal. Penyebab utama laminasi adalah udara yang terperangkap pada ruang die

pada saat pengempaan.Beberapa penyebab laminasi adalah:

1. Adanya minyak atau lemak dalam granul

Solusi: cara pencampuran dimodifikasi atau ditambahkan absorben.

2. Lubrikan hidrofobik terlalu banyak

Solusi: lubrikan dikurangi atau diganti lubrikan yang lain.

3. Relaksasi terjadi terlalu cepat pada bagian tablet pada saat ejection dari die

Solusi:digunakan tapered dies,pada bagian atasnya menonjol 3-5˚.

4. Dekompresi terlalu cepat

Solusi: digunakan tahap prekompresi.

c. Pecahnya tablet(chipping)

Pecahnya tablet (chipping) adalah pecahnya tepi tablet,baik setelah dikeluarkan dari

cetakan, selama penanganan lanjutan maupun yang terjadi pada saat penyalutan.

Penyebab utama chipping adalah pengaturan mesin yang tidak baik dan adanya

kesalahan pada saat pengeluaran tablet.Beberapa penyebab chipping yaitu:

1. Melekat pada permukaan punch.

Solusi : kekeringan granul di atur dan meningkatkan lubrikasi.

2. Granul terlalu kering.

Solusi : menambahkan bahan higroskopis.

Page 36: Pr Fts Solid

3. Terlalu banyak pengikat.

Solusi : optimasi jumlah bahan pengikat.

d. Retak pada tablet ( cracking )

Retak pada tablet (cracking) adalah istilah yang digunakan untuk tablet yang

mengalami retakan kecil baik dibagian atas, bawah, maupun dinding samping.

Penyebab utamanya adalah ekspansi tablet yang terlalu cepat, terutama bila

menggunakan punch konkaf dan dalam.Beberapa penyebab retak pada tablet, yaitu

1. Ukuran granul terlalu besar.

Solusi : ukuran granul diperkecil atau ditambahkan partikel halus.

2. Granul terlalu kering

Solusi : kekeringan granul di atur dan tambahkan jumlah binder.

3. Tablet mengembang.

Solusi : optimasi granulasi, ditambahkan pengikat kering.

4. Granul terlalu dingin

Solusi : granul dikempa pada suhu kamar.

e. Perlekatan pada dinding die ( sticking )

Perlekatan pada dinding die ( sticking ) adalah melekatnya material yang dikempa

pada dinding die. Jika yang melekat berupa lapisan tipis disebut filming, sedangkan

bila yang melekat berupa lapisan tebal disebut sticking. Penyebab utama perlekatan

pada granul adalah granul yang lembap atau lubrikasi yang tidak baik.Beberapa

penyebab perlekatan pada tablet yaitu :

1. Granul kurang kering.

Solusi : granul dikeringkan sampai kelembapan tertentu.

2. Material berminyak

Solusi : digunakan adsorben.

3. Kompresi yang terlalu cepat.

Solusi: mengurangi kecepatan kompresi.

4. Tekanan pengempaan yang rendah.

Solusi: meningkatkan tekanan pengempaan.

f. Perlekatan pada permukaan punch atas (picking)

Page 37: Pr Fts Solid

Picking adalah istilah yang digunakan untuk tablet yang permukaannya hilang karena

sejumlah kecil material yang di kempa melekat pada permukaan punch atas.Beberapa

penyebab picking, ,yaitu :

1. Granul terlalu lembap

Solusi : granul dikeringkan sampai kelembapan tertentu.

2. Granul terlalu panas saat pengempaan

Solusi : dikempa pada suhu kamar dan dinginkan secukupnya.

3. Tekanan kompresi kurang.

Solusi : tekanan kompresi ditingkatkan.

4. Adanya material yang mempunyai titik lebur rendah.

Solusi :digunakan material dengan titik lebur tinggi.

g. Perlekatan tablet pada dinding ruang cetak ( blinding )

Blinding adalah keadaan dimana terjadi pelekatan antara tablet dengan dinding ruang

cetak pada saat pengeluaran tablet. Penyebab utama blinding adalah material yang

dikempa sangat lembab, kurangnya lubrikan, die kurang bersih dan adanya suhu

yang tinggi.Beberapa penyebab perlekatan tablet pada dinding ruang cetak, yaitu

1. Granul terlalu lembap

Solusi : granul dikeringkan sampai kelembapan tertentu.

2. Granul terlalu kasar

Solusi : ukuran granul dikurangi atau ditambahkan partikel halus, dan kosentrasi

lubrikan ditingkatkan.

3. Granul terlalu panas, melekat dalam die.

Solusi : suhu diturunkan.

4. Dinding die sangat kasar.

Solusi : dinding die dipoles

5. Ukuran die kecil, kebersihannya kurang.

Solusi : digunakan ukuran die yang lebih besar.

h. Bintik pada tablet ( mottling )

Bintik pada tablet adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan disribusi

warna yang tidak merata dipermukaan tablet, berbintik terang atau gelap. Penyebab

utama bintik pada tablet adalah warna zat aktif berbeda dengan bahan tambahan,

Page 38: Pr Fts Solid

terjadi midrasi zat aktif selama proses pengeringan atau zat warna yang ditambahkan

tidak terbagi merata.Beberapa penyebab bintik pada tablet, yaitu :

1. Zat aktif berwarna, eksipien tidak berwarna ( putih).

Solusi : digunakan pewarna yang sesuai.

2. Zat warna bermigrasi pada permukaan granul pada saat pengeringan.

Solusi : system pelarut atau bahan pengikat diganti, suhu pengeringan dikurangi,

dan digunakan partikel yang lebih halus.

3. Pencampuran pewarna tidak homogen, terutama pada pembuatan cetak

langsung.

Solusi : pewarna dicampur dengan baik, ukuran partikel diperkecil supaya tidak

terjadi segregasi.

4. Pencampuran larutan pewarna tidak homogen.

Solusi : larutan pewarna dicampur secara merata.

i. Kesan ganda ( double impression)

Kesan ganda terjadi pada permukaan tablet yang dibuat dengan puch yang berlogo.

Penyebab utama kesan ganda adalah adanya free rotation salah satu punch selama

pengeluaran tablet. Solusinya digunakan alat anti-turning untuk mencegah terjadinya

rotasi be