Laporan Fl Tatas Bayu m Fl Tbc

download Laporan Fl Tatas Bayu m Fl Tbc

of 12

Transcript of Laporan Fl Tatas Bayu m Fl Tbc

LAPORAN FIELD LAB BLOK RESPIRASI

Pengendalian Penyakit Menular Tuberculosis di Puskesmas Plupuh I Kabupaten Sragen

DISUSUN OLEH : Nama NIM Kelompok : Tatas Bayu Mursito : G0010188 : 17

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2011

LEMBAR PENGESAHANLaporan dengan judul : : Pengendalian Penyakit Menular Tuberculosis di Puskesmas Plupuh I Kabupaten Sragen Disusun oleh: Nama NIM Kelompok : TATAS BAYU MURSITO : G0010188 : 17

Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing/instruktur lapangan di Puskesmas Plupuh I, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen Pada hari : Senin, 21 November 2011

Sragen, 21 November 2011 Mengetahui Kepala Puskesmas

dr. Agus Trimanto MKes NIP. 1959 1104 1989 03 1 005

2

DAFTAR ISILEMBAR PENGESAHAN.................................................................................1 DAFTAR ISI.......................................................................................................2 BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................3 BAB II. KEGIATAN YANG DILAKUKAN....................................................5 BAB III. PEMBAHASAN DAN HASIL PENGAMATAN..............................6 BAB IV. PENUTUP.........................................................................................,,9 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10 LAMPIRAN.....................................................................................................11

3

BAB I PENDAHULUAN

A.PENDAHULUAN Insidensi Tuberculosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah, sehingga pada tahun 1993 Badan Kesehatan Dunia(WHO) mencanangkan TB sebagai global emergency. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau angka kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis dan terapi yang cukup lama. Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita TBC di dunia. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru. .( WHO,2002) Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobakterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat pula mengenai organ lain. Sumber penularannya adalah pasien BTA positif.Penularan dapat terjadi lewat percikan dahak/ droplet nuclei. Faktor risiko penularan TB antara lain: tergantung tingkat4

pajanan dengan percikan dahak, pasien dengan BTA positif risiko penularannya lebih besar dari BTA negatif, risiko penularan tiap tahun ditunjukan dengan Annual Risk of Tuberculosis(ARTI),ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3%. Hanya 10% dari yang terinfeksi kuman TB akan menjadi sakit. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang terkena Tb adalahdaya tahan tubuh yang rendah(pada kasus HIV/AIDS) dan malnutrisi(gizi buruk) Upaya penanggulangan TB dilakukan dengan strategi DOTS(Directly Observed Treatment Short course). Upaya ini telah terbukti sebagai strategi penanggulanagan yang secara ekonomi paling efektif. Penerapan DOTS denagn baik dapat mencegah terjadinya MDR-TB(Multi Drug Resistent-TB). Strategi DOTS terdiri dari5 komponen kunci: 1. Komitmen politis 2. Pemeriksaan dahak mikroskopis 3. Pengobatan jangka pendek yang sesuai standar bagi semua kasus TB 4. Jaminan tersedianya OAT yang bermutu 5. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan Kegiatan fieldlab dalam rangka program penanggulangan penyakit menular Tuberculosis ini mencoba menjelaskan tentang kegiatan apasaja yang dilaksanakan Unit Pelayanan Kesehatan dalam upaya penanggulangan TB. Upaya penatalaksanaan TB meliputi penemuan pasien dan pengobatan. Kegiatan penemuan pasien terdiri dari penjaringan suspek,diagnosis,penentuan klasifikasi penyakit dan menentukan tipe pasien. Strategi penemuan pasien dilakukan secara pasif dengan promosi aktif, dimana penjaringan suspek dilakukan di Unit Pelayanan Kesehatan didukung dengan penyuluhan secara aktif. B.TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan, diharapkan mahasiswa mampu:1. Mendemonstrasikan algoritma penemuan suspek dan kasus TB dengan

strategi DOTS.5

2. Mendemonstrasikan alur pencatatan dan pelaporan kasus TB dengan

strategi DOTS 3. Melakukan perhitungan angka keberhasilan pengobatan kasus TB4. Mendemonstrasikan cara pemantauan dan evaluasi pengobatan kasus TB

dengan strategi DOTS 5. Mendemonstrasikan cara diagnosis dan pengobatan profilaksis TB anak

BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN A. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan field lab dengan topik Pengendalian Penyakit Menular Tuberculosis di Puskesmas Plupuh I Kabupaten Sragen , yaitu pada hari Kamis, 10 November 2011, dan Kamis, 17 November 2011, di Puskesmas Plupuh I,Sragen. B. Gambaran Umum Kegiatan Pada hari pertama; Kamis, 10 November 2011 kelompok kami mendapat penyambutan dan perkenalan dari pihak Puskesmas yang diwakili oleh dr. Agus Trimanto selaku Kepala Puskesmas Plupuh I,Kab.Sragen. Pada sesi pertama ini, kami diberikan beberapa pengarahan tentang kegiatan yang akan dilakukan serta penjelasan tentang program penanggulangan TB yang selama ini dilaksanakan di Puskesmas tersebut .Dikarenakan Kepala Puskesmas sedang akan ada acara , maka pelaksanaan kegiatan diserahkan kepada Bapak Sugitno , selaku pegawai Puskesmas , setelah itu kami sekelompok diantarkan menuju salah seorang pasien TB yang rumahnya tidak jauh dari Puskesmas Plupuh I, di sana kami melakukan anamnesis tentang Awal mula terkena penyakit,pengobatan,PMO,serta hasil tes laboratorium.Selain itu kami juga diperkenankan untuk melihat dan mencatat data-data dari Puskesmas tentang penemuan suspek dan penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Plupuh I kab. Sragen. Untuk selanjutnya, data-data yang kami peroleh itu untuk keperluan penyusunan laporan field lab.6

Field lab pertemuan kedua dilaksanakan pada Kamis, 17 November 2011. Agenda kegiatan field lab pada sesi kedua ini adalah diskusi mengenai kegiatan yang telah kami lakukan pada pertemuan pertama , juga membahas mengenai perhitungan Indikator dalam program penanganan TB seperti Angka penjaringan suspek , Angka penemuan kasus dll. BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL PENGAMATAN Dari hasil kegiatan Field lab Program Penanggulangan Penyakit Menular Tuberculosis, kami mendapatkan data-data dari puskesmas , yaitu: 1. Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Plupuh I = 28.169 jiwa. 2. Jumlah pasien BTA Positif = 16 orang. 3. Jumlah pasien baru TB paru BTA Positif = 11 orang. 4. Jumlah pasien TB Anak = 2 orang. 5. Jumlah pasien baru TB paru BTA Positif yang konversi = 5 orang. 6. Jumlah pasien baru TB paru BTA Positif yang sembuh = 5 orang. 7. Jumlah pasien baru TB paru BTA Positif yang sembuh + pengobatan lengkap) = 6 orang. 8. jumlah suspek sampai tanggal 8 November 2011 = 169 orang Setelah itu dilakukan perhitungan Indikator dalam penanganan TB : Dari data-data yang telah kami dapatkan , dapat dihitung Perkiraan jumlah pasien BTA positif , yaitu dengan rumus :107 107 x jumlah penduduk = x 28 .169 = 30 ,17 30 100 .000 100 .000

Data di Puskesmas Plupuh I menyebutkan tercatat 16 orang pasien BTA positif.Angka 30 diatas merupakan perkiraan jumlah pasien BTA positif yang ada di wilayah Puskesmas Plupuh I. Hal ini menunjukkan bahwa di Puskesmas Plupuh I jumlah pasien tidak sesuai dengan perkiraan. Hal ini mungkin disebabkan karena petugas yang kurang aktif melakukan promosi aktif atau penjaringan pasien yang terlalu longgar.7

1. Proporsi TB BTA positif dengan suspekju la m h ju la m h p sien a T B BA T su ek sp p sitif o T B ya g n yn ag d u n item ka d eriksa ip 1 6 x1 0 % = 0 x1 0 % =9,4 % 0 6 19 6

selu h ru

Normal : angka ini sekitar 5-15 % , jadi dapat disimpulkan bahwa proporsi pasien TB BTA di antara suspek di lingkup Puskesmas Plupuh I normal, tidak terlalu kecil maupun terlalu besar

2. Angka Penemuan Kasus(CDR)ju la mh ps n a ie br au T B BA T ps o itif ps n a ie yn ag br au T B d pra ila o k n BA T ps o itif pd aa T .0 B 7

p r ir a ek a n

ju la mh

x1 0 % 0

:=

16 x100 % = 53,33% 30

nb: target CDR Program Penanggulangan Tuberculosis Nasional minimal 70% Hasil yang didapat kurang dari normal, bisa disebabkan karena dari awal, jumlah suspek yang ditemukan lebih kecil dari perkiraan, sehingga angka penemuan kasus juga menjadi rendah.

3. Angka Konversiju la m h ju la m h p sie a n p sie a n b ru a b ru a T B BA T T B BA T p sitif o p sitif o yn ag yn ag k ne o v rsi d b ti io a 5 x1 0 % = 0 x1 0 % =4 ,4 % 0 5 5 1 1

nb : angka minimal yang harus dicapai adalah 80% Hasil di bawah normal,dikarenakan pasien yang pada pemeriksaan BTA nya sudah negatif baru 5 orang, sedangkan yang lain masih dalam pengobatan intensif, sedangkan total dari pasien baru TB BTA paru yang diobati ada 11 orang 4. Angka Kesembuhanju la m h ju la m h p sie a n p sie a n b ru a b ru a T B BA T T B BA T p sitif o p sitif o yn ag yn ag se b h mu d b ti io a 5 x1 0 % = 0 x1 0 % =4 ,4 % 0 5 5 1 1

nb : angka minimal yang harus dicapai adalah 85%8

Angka belum mencapai nilai minimal, karena lebih dari separuh pasien yang diobati sedang dalam masa pengobatan intensif, jadi belum bisa dikatakan sembuh.

Angka konversi mencapai 100% dengan perubahan pasien TB BTA positif menjadi TB BTA negative. Sedangkan angka kesembuhan mencapai 91,67%. Hal ini dikarenakan ada beberapa pasien yang mengalami kekambuhan setelah diberi OAT secara intensif selama enam bulan pengobatan.

BAB IV PENUTUP KESIMPULAN9

Pelaksanaan kegiatan Field Lab dengan topik Pengendalian Penyakit Menular Tuberculosis di Puskesmas Plupuh I Kabupaten Sragen, sudah berlangsung dengan baik dan edukatif. Mahasiswa dapat mencapai seluruh kompetensi dalam tujuan pembelajaran dalam topik ini. Permasalahan di lapangan serta pemecahannya yang belum pernah didapatkan secara formal dalam kegiatan perkuliahan, dan juga fakta di lapangan yang mungkin berbeda dari teori perkuliahan telah didapatkan mahasiswa selama mengikuti kegiatan Field lab ini, yang akan menjadi pengalaman yang penting sebagai bekal pengabdian mahasiswa kelak sebagai dokter.

SARAN Sebaiknya untuk alokasi waktu kegiatan field lab Pengendalian Penyakit Menular Tuberculosis di Puskesmas Plupuh I Kabupaten Sragen ini diharapkan dapat ditambah, mengingat pentingnya kegiatan semacam ini sebagai bekal mahasiswa untuk kelak menjadi dokter. Dan juga banyaknya fakta lapangan yang harus diketahui oleh mahasiswa. Seharusnya kegiatan semacam ini dialokasikan waktunya sebanyak tiga kali pertemuan, namun dikarenakan padatnya jadwal kuliah di kampus, maka kegiatan ini hanya dilakukan dua kali pertemuan saja.

DAFTAR PUSTAKADepartemen Kesehatan Republik Indonesia.2007.Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberculosis.Jakarta: Depkes RI.

10

PDPI.2006.Tuberculosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta:PDPI. TBCIndonesia.2008. Penyakit TBC.www.medicastore.com WHO.2002.An Expanded DOTS Framework for effective Tuberculosis Control.Genewa:WHO. Baratawidjaja, KG,2009, Imunologi Dasar, edisi ke 8, Badan Penerbit FK UI, Jakarta

LAMPIRAN

11

12