Laporan Fistum Etiolasi
-
Upload
yudi-yahya -
Category
Documents
-
view
287 -
download
27
Transcript of Laporan Fistum Etiolasi
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
ETIOLASI
OLEH :
NAMA : YUDI YAHYA
NIM : J1C111011
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : KARTIKA NOVIASARI
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
BANJARBARU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman merupakan proses yang
penting dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan
adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat
kuantitatif atau terukur. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada
organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Pertumbuhan dan
perkembangan bersifat irreversibel. Secara umum pertumbuhan dan
pekembangan pada tumbuhan diawali pada stadium zigot yang merupakan hasil
pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan
jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.
Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus menerus sepanjang
daur hidup, bergantung pada kondisi meristem, hasil fotosintesa, hormon dan
substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung (Fitter, 1991).
Cahaya adalah faktor lingkungan yang diperlukan untuk mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya dapat membantu proses
fotosintesis yang dapat mengendalikan wujud tumbuhan artinya perkembangan
struktur atau morfogenesisnya (awal dari pembentukan wujudnya). Pengendalian
morfogenesis oleh cahaya disebut fotomorfogenesis. Beberapa efek
fotomorfogenik cahaya dapat dengan mudah dikenali dengan cara
membandingkan kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah di
dari tempat gelap. Biji yang besar yang mengandung banyak cadangan makanan
mampu menghilangkan kebutuhan akan fotosintesis selama beberapa hari.
Kecambah yang tumbuh dalam gelap akan teretiolasi (bahasa prancis : etioler
yang berarti tambah pucat atau lemah) (Salisbury, 1995).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh cahaya
terhadap pertumbuhan kecambah.
BAB II
ISI
2.1 Dasar Teori
Pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman merupakan proses yang
penting dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan
adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat
kuantitatif atau terukur. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada
organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Pertumbuhan dan
perkembangan bersifat irreversibel. Secara umum pertumbuhan dan
pekembangan pada tumbuhan diawali pada stadium zigot yang merupakan hasil
pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan
jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.
Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus menerus sepanjang
daur hidup, bergantung pada kondisi meristem, hasil fotosintesa, hormon dan
substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Seperti
makhluk hidup lainnya, maka tanaman pun dapat hidup dan tumbuh dengan baik
dalam keadaan lingkungan yang kondusif. Aspek lingkungan sangat
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhannya. Lingkungan yang kondusif
bagi makhluk hidup dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, kelembaban
tanah, cahaya, komposisi udara, komposisi tanah dan pH. Adanya
ketidakseimbangan yang diakibatkan oleh kekurangan maupun kelebihan faktor-
faktor tersebut dapat menyebabkan tanaman menjadi terganggu atau sakit (Fitter,
1991).
Cahaya mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan batang.
Tumbuhan yang tumbuh di dalam keadaan gelap batangnya akan tinggi dan kurus,
daunnya tidak berkembang, baik batang maupun daunnya tidak mempunyai
klorofil, berwarna kuning pucat. Tumbuhan yang mempunyai ciri-ciri diatas
disebut tumbuhan yang mengalami etiolasi. Bila tumbuhan tersebut diberi cahaya
maka laju tumbuh memanjangnya dengan segera berkurang. Tumbuhan yang
sama jenisnya, yang tumbuh dalam cahaya normal bentuknya kokoh, daun-
daunnya berkembang secara sempurna dan berwarna hijau, serta berjarak yang
lebih pendek sepanjang batangnya. Etiolasi paling mudah didemontrasikan
dengan jalan menanam umbi kentang atau biji kacang-kacangan yang mempunyai
cadangan makanan cukup besar, sehingga tunas-tunas kentang dan kecambah
kacang dapat tumbuh beberapa waktu sebelum mereka kekurangan makanan
karena tidak adanya cahaya untuk fotosintesis (Salisbury, 1995).
Cahaya adalah faktor lingkungan yang diperlukan untuk mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya dapat membantu proses
fotosintesis yang dapat mengendalikan wujud tumbuhan artinya perkembangan
struktur atau morfogenesisnya (awal dari pembentukan wujudnya). Pengendalian
morfogenesis oleh cahaya disebut fotomorfogenesis. Beberapa efek
fotomorfogenik cahaya dapat dengan mudah dikenali dengan cara
membandingkan kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah di
dari tempat gelap. Biji yang besar yang mengandung banyak cadangan makanan
mampu menghilangkan kebutuhan akan fotosintesis selama beberapa hari.
Kecambah yang tumbuh dalam gelap akan teretiolasi (bahasa prancis : etioler
yang berarti tambah pucat atau lemah) (Salisbury, 1995).
Aktivitas pengatur dalam tubuh tumbuhan dilakukan oleh sel dan jaringan-
jaringan yang tidak khusus untuk melakukan pengendalian sel. Walau demikian
tumbuhan memberikan tanggapan dengan bermacam-macam cara terhadap semua
perubahan di sekelilingnya yang mempengaruhi tumbuhan tersebut (Heddy,
1996).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Maret 2013 pukul
14.00-16.00 WITA bertempat di Laboratorium Dasar Ruang Biologi 1 Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah cup bekas air mineral dan penggaris.
Bahan-bahan yang digunakan adalah benih kacang tanah dan biji jagung
masing-masing sebanyak 30 biji, top soil (media) dan air untuk menyiram.
3.3 Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dipilih benih yang tenggelam di dalam air dingin sebanyak 30 biji.
2. Disiram top soil dalam pot sedikit demi sedikit sampai basah merata,
ditunggu sampai air tidak menetes dari lubang pada bagian bawah pot.
3. Dibenamkan setengah bagian benih pada media masing-masing 5 benih
setiap pot.
4. Diletakkan 2 pot pada tempat gelap/tanpa cahaya (perlakuan A), 2 pot di
dalam ruangan (perlakuan B) dan 2 pot di luar ruangan (perlakuan C).
5. Diamati pertumbuhannya setiap hari sampai 1 minggu, jika media tampak
kering siram dengan air sedikit demi sedikit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pertambahan Ukuran Panjang Jagung (Zea mays)
UlanganPerlakuan
A B C
1 (Kamis) 0 cm 0 cm 0 cm
2 (Jumat) 1,8 cm 0,5 cm 0 cm
3 (Senin) 4,4 cm 3,2 cm 0,5 cm
4 (Selasa) 6,0 cm 5,6 cm 1,4 cm
5 (Rabu) 7,3 cm 6,2 cm 5,5 cm
6 (Kamis) 9,6 cm 7,3 cm 6,9 cm
7 (Jumat) 12,8 cm 9,8 cm 9,0 cm
Jumlah 41,9 32,6 23,3
Rata-rata 5,98 4,65 3,32
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pertambahan Ukuran Panjang biji kacang hijau
UlanganPerlakuan
A B C
1 (Kamis) 0,5 cm 0,2 cm 0 cm
2 (Jumat) 2,5 cm 1,7 cm 0,5 cm
3 (Senin) 5,4 cm 2,3 cm 1,8 cm
4 (Selasa) 7,67 cm 5,4 cm 4,2 cm
5 (Rabu) 10,2 cm 7,6 cm 5,6 cm
6 (Kamis) 12,7 cm 8,7 cm 6,8 cm
7 (Jumat) 14, 2 cm 10,3 cm 8,7 cm
Jumlah 53,17 36,2 27,6
Rata-rata 7,59 5,7 3,9
Keterangan : A = Di tempat gelap
B = Di dalam ruangan
C = Di tempat terbuka (rumah kaca)
Tabel 3. Perbandingan kondisi Fisik Perlakuan Berbeda (Hari Rabu)
No
.Perlakuan Gambar Keterangan
1. A (Tempat
gelap)
Gambar Kacang hijau dan Jagung
Kacang hijau
Batang : 10,2 cm
Jagung
Batang : 7,3 cm
Kondisi batang
lemah, lunak,
panjang tetapi kurus
serta daun berwarna
kuning.
2. B (Dalam
ruangan)
Gambar Kacang hijau dan Jagung
Kacang hijau
Batang : 7,6 cm
Jagung
Batang : 6,2 cm
Kondisi batang
sedikit tegak,
panjangnya sedang
dan sedikit gemuk,
serta daun berwarna
hijau muda
3. C (Tempat
terbuka/rumah
kaca
Gambar Kacang hijau dan Jagung
Kacang hijau
Batang : 5,6 cm
Jagung
Batang : 5,5 cm
Kondisi batang
tegak, pendek dan
gemuk, serta daun
berwarna hijau tua.
4.2 Pembahasan
Peristiwa etiolasi merupakan salah satu bentuk adaptasi pada kehidupan
normal, yaitu biji di dalam tanah ketika mulai berkecambah memiliki ruas yang
panjang untuk mencari cahaya matahari kemudian akan normal saat mulai terkena
cahaya matahari. Gejalanya menunjukkan batang yang sangat panjang tanpa
jaringan serabut penyokong yang cukup, daunnya keputih-putihan tanpa klorofil
yang cukup. Hal ini dapat dilihat dari tabel hasil pengamatan, pada tempat gelap
semua batang tumbuhan lebih panjang, berwarna kuning pucat,lemah dan
tumbuhnya membengkok. Etiolasi terjadi pada tanaman yang sedikit terkena sinar
matahari atau tidak menerima cahaya matahari sama sekali. Tumbuhan yang
berada di daerah gelap akan terhambat klorofilnya sehingga menyebabkan warna
daun dan batang menjadi pucat. Penyebab utama dari adanya peristiwa ini adalah
karena adanya faktor fisiologis dari tumbuhan tersebut. Auksin adalah hormon
yang menyebabkan terjadinya peristiwa ini. Hormon auksin menyebabkan
pemanjangan sel-sel tumbuhan, pada bagian tumbuhan yang tidak terkena cahaya
matahari maka kadar auksin menjadi tinggi, akibatnya pemanjangan sel-selnya
menjadi lebih panjang daripada sel yang normal, sehingga pertumbuhan sel-sel
pada ruas batang akan menjadi lebih panjang.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan kecambah. Bahan yang digunakan adalah kacang tanah dan biji
jagung. Sebelum digunakan, terlebih dahulu dua jenis biji ini direndam dalam air
dingin selama kurang lebih 1 jam. Tujuan dari perendaman ini adalah untuk
mempercepat proses perkecambahan benih serta untuk mengetahui benih atau biji
yang mana yang baik untuk ditumbuhkan. Benih kacang tanah yang baik adalah
benih kacang tanah yang saat direndam tenggelam dan benih kacang tanah yang
tidak baik adalah benih kacang tanah yang mengapung dipermukaan air. Benih
kacang tanah yang digunakan sebanyak 30 biji yang kemudian akan diletakkan
kedalam 6 buah pot plastik masing-masing sebanyak 5 biji dan diberi tiga macam
perlakuan. Perlakuan pertama, Benih kacang tanah yang sudah dimasukkan ke
dalam 2 buah pot diletakkan di dalam ruangan yang gelap dan terlindung dari
cahaya matahari. Perlakuan kedua, Benih kacang tanah yang sudah dimasukkan
ke dalam 2 buah pot diletakkan di dalam ruangan yang masih mungkin mendapat
sinar matahari. Perlakuan ketiga Benih kacang tanah yang sudah dimasukkan ke
dalam 2 buah pot diletakkan di luar ruangan yang pasti mendapat sinar matahari
secara langsung. Perlakuan-perlakuan tersebut juga dilakukan pada biji jagung.
Dari hasil pengamatan didapatkan data sebagai berikut: Kacang tanah di
dalam ruangan memiliki rata-rata pertumbuhan setiap harinya sepanjang 5,7 cm.
Kacang tanah diluar ruangan memiliki rata-rata pertumbuhan setiap harinya
sepanjang 3,9 cm. Sedangkan kacang tanah yang diletakkan di tempat yang gelap
memiliki rata-rata pertumbuhan setiap harinya sepanjang 7,59 cm. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa kacang tanah yang ditempatkan ditempat yang
gelap memiliki pertumbuhan panjang yang paling cepat. Tumbuhan kacang tanah
tersebut mempunyai batang yang panjang, berwarna kuning pucat, lemah,
tumbuhnya membelok, dan batangnya tidak tumbuh tegak. Peristiwa ini terjadi
karena tidak adanya cahaya yang merangsang pembentukan klorofil. Tempat yang
gelap akan mengakibatkan auksin bekerja maksimal karena tidak adanya cahaya
matahari yang menghambat dan hal inilah yang menyebabkan terjadinya peristiwa
Etiolasi.
Etiolasi merupakan peristiwa yang terjadi pada tumbuhan bila berada pada
tempat yang cahayanya lemah yang ditunjukkan dengan gejala batang yang
sangat panjang tanpa jaringan serabut penyokong yang cukup, daunnya keputih-
putihan tanpa klorofil yang cukup. Etiolasi juga terjadi pada tanaman jagung yang
ditempatkan di tempat gelap, yaitu dengan rata-rata jumlah pemanjangan
batangnya 5,98 cm. Sedangkan untuk tanaman jagung yang berada di dalam
ruangan mempunyai rata-rata pertambahan panjang batang setiap harinya
sepanjang 4,65 cm dan di luar ruangan sepanjang 3,32 cm.
Tanaman kacang tanah dan jagung yang diletakkan di dalam ruangan tetapi
terkena cahaya matahari mempunyai batang berwarna hijau yang tumbuh lurus
dan berdiri tegak. Daunnya berwarna hijau dan bentuk daunnya lebih lebar.
Peristiwa ini terjadi karena adanya cahaya matahari yang dapat menghambat
kerja auksin dan membantu proses pembentukan klorofil. Tanaman kacang tanah
dan jagung yang diletakkan di tempat yang terbuka dan terkena sinar matahari
secara langsung (terik), akan mengakibatkan pertumbuhannya menjadi
terhambat.
Dari data yang telah didapat menunjukkan bahwa cahaya matahari
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Cahaya matahari adalah
faktor lingkungan yang diperlukan untuk mengendalikan pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Tumbuhan memerlukan intensitas cahaya tertentu yang
berbeda untuk satu spesies dengan spesies lain untuk tumbuh dengan baik.
Respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya ini dilakukan melalui kerja auksin
dan efeknya timbul pada panjang batang yang lebih panjang dari umumnya dan
warna batang yang lebih pucat. Demikian juga pada daun terluar yang mendapat
sinar matahari penuh bentuknya lebih kecil dari pada daun sebelah dalam yang
terlindung.
Kelayuan dan kekeringan pada tanaman berdasarkan hasil yang telah
diamati kemungkinan disebabkan oleh tidak terpenuhinya unsur hara yang
diperlukan oleh tumbuhan tersebut, misalnya air. Oleh karena itu penyiraman
rutin sangat perlu dilakukan dalam merawat tanaman. Selain itu kelayuan yang
disusul oleh kematian juga disebabkan oleh ketiadaan cahaya. Hal ini dapat
terlihat pada tanaman yang mengalami etiolasi. Cahaya sangat penting bagi
tumbuhan karena sangat diperlukan dalam proses fotosintesis. Pada proses
fotosintesis digunakan energi matahari untuk menghasilkan zat-zat yang
diperlukan oleh tubuh tanaman. Sehingga tanaman yang sama sekali tidak terkena
cahaya matahari, akan mengalami kelayuan dan akhirnya mati.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Tanaman kacang tanah dan jagung yang diletakkan di tempat yang gelap
mempunyai batang yang panjang, tidak berdiri tegak dan berwarna
kuning pucat dan daunnya kecil. Peristiwa ini dinamakan etiolasi.
2. Kacang tanah dan jagung yang diletakkan pada tempat yang ada sinar
matahari mempunyai batang dan daun yang berwarna hijau, batangnya
berdiri tegak dan daunnya berukuran lebih lebar.
3. Tanaman kacang tanah dan jagung yang diletakkan di tempat yang
terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung (terik), akan
mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat.
4. Tempat yang gelap akan mengakibatkan auksin bekerja maksimal
karena tidak adanya cahaya matahari yang menghambat dan merangsang
pembentukan klorofil.
5. Cahaya matahari merupakan faktor lingkungan yang diperlukan untuk
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
5.2. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah agar para praktikan yang
berada dalam satu kelompok dapat bekerja sama dalam mengamati,
mengumpulkan data, dan membuat hasil praktikum untuk mengefisienkan waktu
dan meringankan kerja masing-masing praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Fitter, A.H. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Heddy, S. 1996. Hormon Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Penerbit ITB. Bandung