laporan farmaset 4

download laporan farmaset 4

of 36

Transcript of laporan farmaset 4

LAPORAN PRAKTIKUM 4 FARMASETIKA I(Solutiones)

Disusun Oleh :

Nama NIM Dosen pembimbing

: Khansa Nabila Nuzband : 723901S.11.040 : Ilfa Pratiwi S. Si., Apt

AKADEMI FARMASI SAMARINDA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Maksud praktikum Maksud diadakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat membuat berbagai macam sediaan cair (solutiones) yang memenuhi persyaratan pustaka.

B. Tujuan praktikum Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep dokter Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan Mahasiswa dapat menghitung dosis dengan benar Mahasiswa dapat menimbang bahan dengan benar Mahasiswa dapat mengerjakan bahan obat dalam bentuk sediaan cair Mahasiswa dapat memberikan informasi tentang sediaan kepada pasien

BAB II DASAR TEORI

(Suspensi) Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut , terdispersi dalam cairan pembawa. Suspensi terdiri dari partikel kecil yang terkenal dengan fase terdispersi, terdistribusi keseluruh medium kontinu atau medium pendispersi. Bahan- bahan yang terdispersi bisa mempunyai jangkauan ukuran dari partikel-partikel berdimensi atom dan molekul sampai partikel-partikel yang ukurannya diukur dalam milimeter. Oleh karena itu, cara yang paling mudah untuk menggolongkan sistem terdispersi adalah berdasarkan garis tengah partikel rata-rata dari bahan terdispersi. Umumnya dibuat tiga golongan ukuran, yakni: dispersi molekular, dispersi koloidal, dan dispersi kasar.

Sistem pembentukan suspensi : 1. Sistem flokulasi Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah, cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali.

2. Sistem deflokulasi Dalam sistem deflokulasi partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.

Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi adalah : 1. Deflokulasi :

Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain. Sedimentasi yang terjadi lambat masing - masing partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal. Sedimen terbentuk lambat. Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi. Ujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu relatif lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.

2. Flokulasi : Partikel merupakan agregat yang bebas. Sedimentasi terjadi cepat. Sedimen terbentuk cepat. Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula. Ujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata (Arief, 2001). Karena pengaruh gravitasi, dispersi koloid akan mengendap kalau rapat butir-butir = d, rapat medium= dm, dan viskositas medium, maka bila : d>dm, butir-butir akan mengendap. d>dm, butir-butir akan mengapung Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel yang terdispersi dalam pembawa cair yang bertujuan untuk penggunaan pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai lotio termasuk dalam golongan ini. Mudah dan sukar terbasahinya serbuk dapat dilihat dari sudut kontak yang dibentuk serbuk dengan permukaan cairan. Serbuk dengan sudut kontak kurang lebih 90 derajat menghasilkan serbuk yang terapung keluar dari cairan. Sedangkan serbuk yang mengambang di bawah cairan mempunyai sudut kontak yang lebih kecil dan bila tenggelam, menunjukkan tidak adanya sudut kontak. Dalam pembuatan suspense penggunaan surfaktan (wetting agent) adalah sangat berguna

dalam penurunan tegangan antar muka antara partikel padat dan cairan pembawa. Sebagai akibat turunnya tegangan antar muka akan menurunkan sudut kontak, dan pembasahan akan dipermudah.

(Emulsi) Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya air dan minyak, di mana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butirbutir ini bergabung (koalesen) dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah. Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling agar memperoleh emulsa yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan membentuk film (lapisan) di sekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan dispers sebagai fase terpisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu wemulsi tipe M/A di mana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe A/M di mana fase intern adalah air dan fase extern adalah minyak. Zat pengemulsi adalah P.G.A., Tragacantha, Gelatin, Sapo, Senyawa Ammonium kwartener, Cholesterol, Surfactan seperti Tween, Spaan dan lainlainnya. Untuk menjaga stabilnya emulsi perlu diberi pengawet yang cocok. Emulsa dapat dibedakan dalam: 1. Emulsa Vera (Emulsi alam) dan 2. Emulsa Spuria (Emulsi buatan) Pembuatan emulsi minyak lemak biasanya dibuat dengan emulgator gom arab, dengan perbandingan untuk 10 bagian minyak lemak dibuat 100 bagian

emulsi. Gom arab yang digunakan adalah separo jumlah minyak lemak. Sedangkan air yang digunakan adalah 1,5 x berat PGA.

Emulsi dengan emulgator lainnya Selain PGA juga digunakan tragacantha sebagai emulgator, tetapi karena tragacantha tidak larut dalam air tetapi mengembang, karena itu fase dari emulsi menjadi kurang halus dan tidak stabil. Maka itu diperlukan kombinasi tragakan dari PGA untuk menaikkan viskositas fase kontinu hingga dapat meningkatkan stabilitas emulsi. 1. Pulvis Gummosus Juga digunakan Pulvis gummosus sebagai emulgator. Cara pembuatan emulsi dengan pulvis gummosus dilakukan seperti pada pembuatan emulsi dengan tragakan, yaitu dibuat lendir dulu, lalu diteteskan minyak lemak. Untuk membuat lender tragakan ditambahkan air sebanyak 20 kali berat tragakan, sedang untuk pulvis gummosus digunakan air sebanyak 7 kali berat pulvis gummosus.

2. Agar-agar Sebagai emulgator agar-agar dilarutkan dulu dalam air panas dan dibiarkan sehari semalam kali dididihkan lagi. Dalam air dingin agar-agar sebagai emulgator, adalah karena viskositas larutannya yang tinggi, maka itu penggunaannya sebagai emulgator adalah merupakan campuran dengan emulgator lain seperti PGA, span dan tween, tragacantha. Setelah dibuat larutan lalu dibuat emulsi dengan minyaknya dengan diaduk kuat-kuat dengan mikser (alat penyampur)

3. CMC (Caboxymethylcellulosum) Dalam perdangan terdapat 3 macamkualitas CMC yang berbeda tentang viskositasnya yaitu ditandai dengan CMC. HV ( high Viscosity ), CMC

MV (medium viscosity) dan CMN LV (low viscosity). Penggunaan sebagai emulgator kadar 0,5 1 %. Larutan CMC dapat campur dengan asam maupun basa, juga larutan alkhohol sampai 40 % alkhohol. Cara melarutkan CMC yang baik adalah ditaburkan dalam air dingin dan dibiarkan beberapa lama jam lalu diaduk perlahan-lahan sampai larut. Atau diaduk kuat-kuat dengan pengaduk cepat (mikser). Emulsi dibuat dengan mencampur larutan CMC dengan paraffinum liquidum atau minyak lemak dan diaduk dengan mikser (pengaduk cepat) atau menggunakan alat homogenizer.

4. Sapo Penggunaan sapo sebagai emulgator hamper seluruhnya adalah pada sediaan untuk penggunaan luar. Biasanya sabun itu dibuat extempore (baru) dengan mereaksikan asam dengan base, seperti pada pembuatan cream yaitu mereaksikan asam stearat, asam palmitat dengan basa seperti KOH, NaOH, trietanolamin. Penggunaan sapo kalinus adalah 5%, sapo medicatus 2,5% dari berat emulsi seluruhnya. Emulsi dengan sapo kalinus dan sapo medicatus dibuat dengan melarutkan sabun dalam air seberat 5 kali berat sapo, dilakukan dengan menggerus atau memanaskan dalam botol di atas tangas air.

5. Vitellum Ovi Telur yang masih segar, kulit telurnya dilubangi dan diletakkan di atas corong, maka bagian telur yang bening putih akan keluar. Sedangkan yang tinggal dalam kulit bungkus telur adalah kuning telurnya. Sebutir kuning telur mempunyai daya emulsi sama dengan PGA seberat 10 g. emulgator kuning telur dapat campur dengan zat yang bereaksi asam, seperti pada linimentum terebinthinae acidum CMN. Cara pembuatan emulsi dengan kuning telur dalam mortir yang luas dan digerus dengan stamper kuat-kuat, setelah itu dimasukkan minyaknya sedikit demi sedikit lalu diencerkan dengan air dan disaring dengan kasa.

6. Tween dan span (surfaktan) Tween dan span merupakan senyawa derivate sorbitan, merupakan surfaktan dari atlas company. Tween merupakan ester dari sorbitan dengan asam lemak di samping mengandung ikatan eter dengan oksi etilen.

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Resep 1 Dr. Yarminerva APOTEK AKFARSAM Jl. A.W.Syahrani No.51 Samarinda Samarinda,26 Maret 2012 R/ Paracetamolum Na CMC Polisorbat 80 Flavour Sir.Simplex Aqua m.da s q dd cth 1 Pro. Sari ( 9 thn ) ad 2 qs qs qs 10 50

I.

Resep Asli / Standar a. Resep Asli R/ Paracetamolum Na CMC Polisorbat 80 Flavour Sir. Simplex Aqua ad 2 qs qs qs 10 50

Resep Standar R/ Sirup Simplex ( Formin, 191 ) Gula Air b. Kelengkapan Resep Nomor telepon dan paraf dokter tidak tertera Alamat pasien tidak tertera NO.SIP dokter tidak tertera 66 100

c. Penggolongan Obat O : G : W: B : Paracetamolum d. Komposisi Bahan Tiap 50 ml mengandung Paracetamolum Na CMC Polisorbat 80 Oleum Citri Sirup Simplex Aqua ad 2 0,5 g 1 ml gtt II 10 50 ml

II.

Uraian Bahan 1. Paracetamolum ( FI III, 37 ) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemerian : Parasetamol, Asetaminofen : Analgetikum, Antipiretikum ( demam ) : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau rasa

Pahit. d. Farmakologi : Daya antipiretiknya berdasarkan rangsangan pusat Pengatur kalor di hipotalamus yang Mengakibatkan vasodilatasi perifer ( di kulit ) Dengan bertambahnya pengeluaran kalor yang Disertai keluarnya banyak keringat. Kebanyakan Analgetina memiliki daya anti radang, khususnya Kelompok besar dari zat zat penghambat Prostagiandin. e. Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol ( 95% ) dalam 13 bagian aseton P dalam 40 bagian Gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, Larut dalam larutan alkali hidroksida. f. Dosis : DL anak : 1X : 100 mg 200 mg 1H : 400 mg 800 mg DM dewasa : 1H : 4 g ( Martindle 32th, 1080 )

2. Na CMC ( FI III, 401 ) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemerian : Natrii Carboxymethyl cellulosum : zat tambahan pensuspensi : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning Gading, tidak berbau atau hampir tidak berbau, Higroskopik. d. Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk Suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol ( 95% ) Dalam eter dan dalam pelarut organik lain. e. Konsentrasi : 0,5 % - 2 %

3. Polisorbat 80 ( FI III, 509 ) a. Sinonim b. Khasiat : Polisorbatum 80, Tween 80 : Zat tambahan sebagai pembasah

c. Pemerian

: Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau Asam lemak khas.

d. Kelarutan

: Mudah larut dalam air, dalam etanol 95% dalam Etil asetat dan dalam methanol, sukar larut dalam Paraffin cair dan dalam minyak biji kapas.

e. Konsentrasi : 1%

4. Oleum Citri ( FI III, 452 ) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemeriaan : Minyak jeruk : Pengaroma : Cairan kuning padat atau kuning kehijauan , Bau khas rasa pedas dan agak pahit. d. Kelarutan : Larut dalam 12 bagian volume etanol (95%) P, larutan agak beropalesensi, dapat bercampur dengan etanol mutlak P. e. Konsentrasi : 0,2% - 0,3%.

5. Sirup simplex ( FI III, 567 ) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemeriaan : Sirup gula : Zat tambahan sebagai pemanis : Cairan jernih, tidak berwarna

6. Aqua Destillata ( FI III, 96 ) a. Sinonim b. Khasiat: c. Pemeriaan : Air Suling : Pelarut : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, Tidak mempunyai rasa.

7. FD & C Yellow no. 5 a. Sinonim b. Khasiat : Tartrazine ( MD, 32 th, 1001) : Pewarna

c. Pemeriaan

: Serbuk hablur, hablur mikro, tidak Berbau ( Ph Nederland, 51 )

d. Kelarutan

: Larut dalam air dan membentuk larutan Kuning, mudah larut dalam alkohol, larut Dalam gliserol dan propilenglikol, praktis Tidak larut dalam minyak dan lemak. : 0,5% diambil 1 2% ( MD, 28 th,432 ).

e. Konsentrasi

III.

Perhitungan Dosis 1. Paracetamolum DL anak 1X = 100 mg 200 mg 1H = 400 mg 800 mg DM anak = 1H = 1X = DDR 4 g = 1,8 g = 1800 mg = 450 mg

= Banyaknya PCT dalam 1 cth = 1X = 1 1H = 4

Kesimpulan : Dosis menghasilkan efek Terapi

IV.

Penimbangan Bahan 1. Parasetamol = 200 mg = 200 mg = 200 mg 2. Polisorbat 80 = 1% 3. Na CMC Air Panas 50 ml = 0,5 ml =2g 1 ml = 500 mg jumlah sendok teh

= 0,5 2% = = 0,5 20 bagian = 10 ml

4. Oleum Citri 5. Nipagin Air Panas

= 0,2% = 0,1% = 0,05 g

50 ml = 0,1 ml 50 ml = 0,05 ml 20 = 1 ml

20 tetes = 2 tetes 1 g/ml = 0,05 g

6. Sirup Simplex = 10 g 7. FD & C Yellow =0,01% Pengenceran = 8. Aqua 50 ml = 0,005 g

10 ml = 1 ml = 50 ml ( 5 ml + 1 ml + 0,1 ml + 0,5 ml + 7,7 ml ) = 35,7 ml

V.

Cara Kerja 1. Dikalibrasi botol 50 ml. 2. Disiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan. 3. Ditimbang parasetamol 2 g ditimbangan gram kasar. Ditimbang / diukur polisorbat 80 1 ml digelas ukur. Ditimbang Na CMC 500 mg di timbangan mg halus. Ditimbang / diukur air untuk CMC digelas ukur. 4. Masukkan air panas kedalam mortir dan ditaburkan Na CMC diatas air panas yang ada di dalam mortir lalu didiamkan selama 30 menit hingga mengembang. 5. Digerus PCT ad halus tambahkan polisorbat 80 1 ml ( Campuran 1 ) 6. Digerus Na CMC yang sudah mengembang di mortir ad terbentuk mucilago ( Campuran 2 ) 7. Tambahkan campuran 1 ke dalam campuran 2 sedikit demi sedikit ad homogen. 8. Tambahkan campuran dari sirup simplex tambahkan pewarna, tambahkan pengaroma ke dalam campuran di atas, gerus ad homogen, pindahkan ke dalam botol. 9. Tambahkan air ad tanda kalibrasi. 10. Ditutup botol dan dikemas lalu beri etiket putih.

VI.

Penandaan Etiket Putih Laboratorium Farmasetika I Akademi Farmasi Samarinda Apt : Khansa Nabila Nuzband NO : 01 Tgl. 26 Maret 2012

Sari 4 sehari 1 sendok teh tiap 6 jam Sesudah makan KOCOK DAHULU Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

VII.

Edukasi 1. Obat ini berkhasiat untuk menurunkan suhu tubuh disertai mengurangi rasa nyeri seperti pusing, sakit kepala / gigi 2. Obat ini diminum 4 sehari 1 sendok teh tiap 6 jam, obat ini

sebaiknya diminum sesudah makan, obat diminum bila masih demam. 3. Efek samping dari obat ini yang mungkin terjadi adalah gangguan hati bila penggunaan jangka panjang. 4. Obat ini sebaiknya disimpan ditempat sejuk dan kering serta terlindung dari sinar cahaya matahari langsung.

Resep 2 I. Resep asli Dr. Yasminerva APOTEK AKFARSAM Jl. AW Syahrani No.51 Samarinda Samarinda, 26 Maret 2012

R/ Mentholum Acid Salyc Talk Amylum Oryzae Na lauryl Sulfate Etanol Aqua aa 0,2 2 2 qs 2 ad 50

m.d s biang keringat

Pro : Retno ( 25 th )

I.

Resep Asli/Standar a. Resep Standar b. Kelengkapan Resep Nomor telepon dan paraf dokter tidak tertera Alamat pasien tidak tertera Nomor SIP dokter tidak tertera

c. Penggolongan Obat O : G : W: B : asam salisilat, menthol d. Komposisi Bahan Mentholum Acid Salyc Talk Amylum Oryzae Na lauryl Sulfate Etanol Aqua ad 0,2 0,2 2 2 0,5 2 50

II.

Uraian Bahan 1. Mentholum (FI III, 362) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemeriaan : menthol, mentol : antiiritansia : hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau tajam minyak permen, rasa panas, dan aromatic. d. Kelarutan : sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol 95 %, dalam kloroform P dan dalam eter, mudah larut dalam paraffin liquidum dan dalam minyak atsiri

2. Acidum salicylicum ( FI III,56 ) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemeriaan : acid salicyl, asam salisilat : antiiritansia. : Serbuk putih atau hablur, tidak berbau, rasa Manis dan tajam

d. Kelarutan

: Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P

3. Talcum (FI III, 591) a. Sinonim b. Khasiat c. kelarutan d. Pemeriaan : talk, talkum : pelekat pada kulit : tidak larut hamper dalam semua pelarut : Serbuk hablur sangat halus, licin, mudah melekat pda kulit, bebas dari butiran, warna putih atau kelabu

4. Amylum orizae ( FI III, 93) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemeriaan : pati beras : zat tambahan (pengisi) : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur Putih, tidak berbau atau tidak berbau, tidak Berasa

5. Natrium lauril sulfat (FI IV, 595) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemerian : natrii lauril sulfat : suspending agent : hablur kecil, putih, tidak berbau, tidak berasa d. Kelarutan : mudah larut dalam air, membentuk opalesen

6. Etanol (FI III, 65) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemeriaan : alkhohol : Pelarut :Cairan jernih tidak berwarna, bau khas, mudah

menguap, mudah bergerak, rasa panas, mudah terbakar dan memberikan nyala api biru

III.

Perhitungan Dosis -

IV.

Penimbangan Bahan 1. Mentholum 2. Acid salicyl 3. Talk 4. Amylum orizae 5. Na. lauril sulfat 6. Etanol 7. Aqua ad 50 0,2 g 0,2 g 2g 2g x 50 ml = 0,5 g

V.

Cara Kerja 1. Disiapkan Semua alat dan bahan yang diperlukan dan di kalibrasi botol sebanyak 50 ml 2. Ditimbang bahan sesuai dengan penimbangan Menthol 200 mg di timbangan mg halus Acid salicyl 200 mg di timbangan mg halus Talk 2000 mg di timbangan g kasar Amylum orizae 2000 mg di timbangan g kasar Na. lauril sulfat 500 mg di timbangan mg halus

3. Digerus menthol dan ditambahkan acid salicyl gerus hingga meleleh, ditambahkan etanol 2 ml gerus hingga larut, ditambahkan talk hingga mongering ( camp 1) 4. Na. lauril sulfat ditambahkan amylum orizae digerus hingga homogen ( camp 2 )

5. Dimasukkan camp 1 ke dalam camp 4, gerus hingga halus dan masukkan aquadest sedikit demi sedikit hingga campuran encer dan dapat dituang ke dalam botol 6. Ditambahkan air ad tanda kalibrasi, kocok, kemas dan beri etiket

VI.

Penandaan Etiket Putih Laboratorium Farmasetika I Akademi Farmasi Samarinda Apt : Khansa nabila No : 02 Retno Biang keringat Kocok dahulu OBAT LUAR Tgl 26 Maret 2012

VII.

Edukasi 1. Obat ini berkhasiat sebagai obat biang keringat 2. Cara pemakaian obat dikocok dahulu sebelum digunakan dan dioleskan pada permukaan kulit yang gatal 3. Jika terjadi iritasi yang tidak diinginkan pada kulit, hentikan pemakaian dan hubungi dokter

Resep 3 Dr. Yarminerva APOTEK AKFARSAM Jl. A.W.Syahrani NO.51 Samarinda

Samarinda, 26 Maret 2012

R / Tetracyclin m.f susp s t dd cth 1 Pro. Anita ( 7 thn )

50 ml ( 25 mg / ml )

I.

Resep Asli / Standar a. Resep Asli R / Tetracyclin Resep Standar b. Kelengapan Resep Nomor telepon dan paraf dokter tidak tetera Alamat pasien tidak tetera NO. SIP dokter tidak tertera 50 ml ( 25 mg / ml )

c. Penggolongan Obat O : G : Tetracyclin W: B :

d. Komposisi Bahan Tiap 50 ml mengandung Tetrasiklina HCl Gliserin PGS Sirup Simplex Nipagin Aqua

II.

Uraian Bahan 1. Tetracyclin ( FI III, 594 ) a. Sinonim b. Khasiat : Tetracyclinum : Antibiotik, umumnya untuk infeksi saluran Pernapasan. c. Pemerian : Serbuk hablur; kuning; tidak berbau atau sedikit Berbau lemah d. Farmakologi : bedasrkan diganggunya sintesa protein kuman. e. Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 50 bagian Etanol ( 95% ) P, praktis tidak larut dalam Kloroform P dan dalam eter P, larut dalam asam Encer, larut dalam alkali disertai penguraian. f. Dosis : DL : 1H : 20 mg / kg 40 mg / kg (dibagi 4 dosis) DM: 1X : 250 mg -500 mg ( ISO vol 42, 98 )

2. Sirup simplex ( FI III, 567 ) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemeriaan : Sirup gula : Zat tambahan sebagai pemanis : Cairan jernih, tidak berwarna

3. Gliserin ( FI III, 271 ) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemerian : Glycerol, Glycerinum : Zat tambahan sebagai pelarut / pembasah : Cairan seperti sirop, jernih tidak berwarna, tidak Berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika disimpan lama pada suhu rendah dapat Memadat membentuk massa hablur yang tidak Berwarna yang tidak melebur hingga mencapai 20 . d. Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol ( 95% ), Praktis tidak larut dalam kloroform, dalam eter, Dalam minyak lemak. e. Konsentrasi : 5% ( Scovilles, 504 )

4. Nipagin ( FI III, 378 ) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemerian : Metil Paraben. : Zat tambahan sebagai pengawet. : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, Tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar Diikuti rasa tebal. d. Kelarutan : Larut dalam 50 bagian air, dalam 20 bagian air Mendididh, dalam 3,5 bagian etanol 95% dan Dalam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter Dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 Bagian gliserol panas dan dalam 40 bagian minyak Nabati panas.

5. Aqua Destillata ( FI III, 96 ) d. Sinonim : Air suling

e. Khasiat f. Pemeriaan

: Pelarut : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, Tidak mempunyai rasa.

6. Gom Acaciae (FI III, 279) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemerian : gom arab, gom akasia : suspending agent : serbuk halus, putih kecoklatmudaan, tidak berbau, tidak berasa, membentuk lender jika bercampur dengan air d. Kelarutan : mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya. Praktis tidak larut dalam etanol (95%)

7. Saccharum album (FI III, 725) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemerian : laktosum, laktosa, gula : zat tambahan (pemanis) : hablur serbuk berwarna putih, tidak berbau, higroskopis dan berasa manis d. Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, larut dalam 376 bagian etanol (95%) P

8. Tragacantha (FI III, 645) a. Sinonim b. Khasiat c. Pemerian : tragakan : suspending agent : hablus serbuk, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak mempunyai bau d. Kelarutan : agak sukar larut dalam air, tetapi mengembang menjadi massa homogeny, lengket dan seperti gelatin

III.

Perhitungan Dosis 1. Tetracyclin Berat badan anak perempuan umur 7 tahun 6 bulan = 17,5 kg. Berat badan / bulan = = 0,19 kg / bulan 0,19 kg / bulan

Berat badan anak umur 7 tahun = 84 bulan = 15,96 kg.

DL anak = 1H = 20 mg / kg 40 mg / kg ( 15,96 kg ) = 319,2 mg 638,4 mg 1X = = 106,4 mg 212,8 mg DM anak = 1X = ( 250 mg 500 mg )

= 73,53 mg 147 mg 1H = 73,53 mg 147 mg ( 3 ) = 220,59 mg 441 mg DDR = Banyaknya Tetracyclin dalam 1 cth ( 5 ml ) = 25 mg / ml 1X = 1 1H = 3 5 ml = 125 mg

125 mg = 125 mg 125 mg = 375 mg

Kesimpulan : Dosis menghasilkan efek Terapi

IV.

Penimbangan Bahan 1. Tetracycline 2. PGS Air 1 x 7 bagian = 7 ml

PGS (PH V, 271) R/ Gom arab Tragakan 1 1

Saccharum album 3. Sirupus simplex 4. Gliserin 5. Nipagin Air panas

1

x 50 ml = 5 ml

0,05 g x 20 = 1 g ~ 1 ml ad 50 ml

6. Aqua

V.

Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Ditimbang bahan sesuai dengan penimbangan Ditimbang tetracyclin 1250 mg ditimbangan gram kasar. Ditimbang Na CMC 250 mg ditimbangan mg halus. Diukur 5 g sirup simplex digelas ukur. Diukur gliserin 3,5 ml digelas ukur. Ditimbang nipagin 50 mg ditimbangan mg halus.

3. Digerus tetrasiklin, disisihkan 4. Tetrasiklin ditambah gliserin ( Campuran 1 ) 5. Digerus PGS tambahkan air ( 7 PGS ) ad terbentuk mucilago,

tambahkan campuran 1, gerus ad homogen ( Campuran 2 ). 6. Ditambahkan sirup simplex ke dalam campuran 2, gerus ad homogen ( Campuran 3 ) 7. Dilarutkan nipagin di dalam erlenmeyer, dimasukkan ke dalam campuran 3 gerus ad homogen. 8. Ditambahkan air sedikit demi sedikit kedalam mortir, tuang kedalam botol. 9. Ditambahkan air sampai tanda batas kalibrasi. 10. Ditutup botol, dikemas, lalu beri etket putih.

VI.

Penandaan Etiket Putih Laboratorium Farmasetika I Akademi Farmasi Samarinda Apt : Khansa Nabila Nuzband NO: 03 Tgl. 26 Maret 2012

Anita 3 sehari 1 sendok teh sesudah makan KOCOK DAHULU Dihabiskan Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

VII.

Edukasi 1. Obat ini berkhasiat untuk antibiotik, mengobati infeksi bakteri dan menghentikan pertumbuhannya. ( umumnya untuk bronkitis saluran pernafasan ) 2. Obat ini diminum 3 sehari 1 sendok teh sesudah makan,

sebelum diminum obat ini harus dikocok dahulu. Obat ini harus dihabiskan, diminum secara teratur. 3. Efek samping dari obat ini adalah kemungkinan adanya gangguan lambung. 4. Obat ini sebaiknya disimpan ditempat kering dan sejuk.

BAB IV PEMBAHASAN

Resep 1 Pada resep pertama dalam praktikum ke empat ini dibuat sediaan cair berupa suspense. Suspense adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut , terdispersi dalam cairan pembawa. Sediaan suspense ini mengandung paracetamolum 2 g, Na CMC 500 mg, polisorbat 80 sebanyak 1 ml, oleum citri 1 tetes, FD & C yellow 1 ml, sirupus simplex 10 ml dan aquadest ad 50 ml. Parasetamol atau asetaminen adalah obat analgesik and antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengalsengal dan sakit ringan, dan demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi. Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID. Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal atau duktus arteriosus pada janin. Natrium Karboksimetilselulosa (Na. CMC ) adalah garam natrium

polikarboksimetil eter selulosa. Mengandung tidak kurang dari 6,5 % dan tidak lebih dari 9,5 % Na, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kekentalan larutan 2 gram dalam 100 mL air, untuk zat yang mempunyai kekentalan 100 cP atau kurang, tidak kurang dari 80 % dan tidak lebih dari 120 % dari ketentuan yang tertera pada etiket; untuk zat yang mempunyai kekentalan lebih dari 100 cP, tidak kurang dari 75 % dan tidak lebih dari 140 % dari ketentuan yang tertera pada etiket. Polisorbat-80 adalah hasil kondensasi oleat dari sorbitol dan anhidridanya dengan etilenoksida. Tiap molekul sorbitol dan anhidridanya berkondensasi

dengan lebih kurang 20 molekul etilenoksida. Polisorbat berupa airan kental seperti minyak, jernih, berwarna kuning, berbau asam lemak dan berbau khas. Tartrazin (dikenal juga sebagai E102 atau FD&C Yellow 5) adalah pewarna kuning lemon sintetis yang umum digunakan sebagai pewarna makanan. Tartrazin merupakan turunan dari coal tar, yang merupakan campuran dari senyawa fenol, hidrokarbon polisiklik, dan heterosklik. Karenakelarutannyadalam air, tartrazin umum digunakan sebagai bahan pewarna minuman. Oleum citri berupa cairan berwarna kuning pucat atau kuning kehijauan, mempunyai bau khas dan agak pahit, dalam resep ini oleum berkhasiat sebagai pengaroma jeruk. Sirupus simplex merupaka sediaan kental yang terdiri dari 66% gula dalam 100 ml air. Sirupus simpleks atau sering disebut dengan sirup gula banyak digunakan dalam pembuatan sirup umumnya digunakan sebagai pemanis. Adapun pembuatan sediaan ini. Hal pertama yang dilakukkan adalah disiapkan alat dan bahan serta ditimbang bahan-bahan sesuai perhitungan. Botol dikalibrasi sebanyak 50 ml. dibuat CMC dengan cara ditaburkan di atas air panas hingga merata, dan dibiarkan kurang lebih jam hingga mengembang. Selama menunggu paracetamol digerus bersama polisorbat. Na CMC yang telah mengembang digerus hingga menjadi sediaan lender atau mucilage lalu ditambahkan paracetamol yang telah basah oleh polisorbat kemudian gerus cepat. Kemudian tambahkan sirupus simplex dan FD & C yellow diaduk dan terakhir ditambahkan oleum citri sebagai pengaroma. Digerus sediaan dan ditambahkan air hingga dapat dimasukkan ke dalam botol. Masukkan ke dalam botol dan ditambahkan air hingga tanda kalibrasi. Kemas, kocok dan diberi etiket putih. Obat ini berkhasiat sebagai penurun panas dan meredakan nyeri yang diderita. Obat diminum 4 kali sehari 1 sendok teh setiap 6 jam sekali sesudah makan. Simpan obat di tempat yang terlindung dari cahaya langsung

Resep 2 Resep ke dua ini akan dibuat sediaan lotio biang keringat. Lotio adalah larutan atau suspensi yang digunakan secara topical. Lotio dalam resep tersebut mengandung menthol dan asam salisilat 200 mg, talkum dan amylum orizae 2 g, natrium lauryl sulfat 500 mg, etanol 2 ml dan air hingga 50 ml. Mentholum atau mentol adalah kristal yang diperoleh dari hasil penyulingan Herba Species Mentha (tumbuh-tumbuhan) melalui proses kristalisasi. Mentol banyak digunakan oleh para ahli untuk membuat : obat batuk. minyak angin, pasta gigi, bedak gatal. permen (pelega tenggorokan) dan rokok, karena khasiatnya yang nyata dan telah terbukti tidak ada efek samping. Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal asalah asam asetilsalisilat. Pada saat ini, asam salisilat banyak diaplikasikan dalam pembuatan obat aspirin Asam salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga merupakan hormon tumbuhan. Talcum merupakan magnesium polisiikat murni dan dianggap sebagai bahan kimiawi yang sangat ringan dan mempunyai daya slip cukup besar dan daya lekat. Selain itu, dapat menyerap cairan sehingga bersifat mendinginkan. Amylum oryzae ( pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak ukuran 2 m sampai 5 m, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 m sampai 20 m. hilus di tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Sodium lauryl sulfate (SLS), sodium laurilsulfate atau sodium dodecyl sulfate (SDS atau NaDS)

(C12H25SO4Na) adalah surfaktan anion yang biasa terdapat dalam produk-produk pembersih. Garam kimia ini adalah organosulfur anion yang mengandung 12-ekor

karbon terikat ke gugus sulfat, membuat zat kimia ini mempunyai sifat ambifilik yang merupakan syarat sebagai deterjen. SLS adalah jenis surfaktan yang sangat kuat dan umum digunakan dalam produk-produk pembersih noda minyak dan kotoran. Sebagai contoh, SLS ini banyak ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada produk-produk industri seperti pembersih mesin (engine degreaser), pembersih lantai, dan shampo mobil. SLS digunakan dalam kadar rendah di dalam pasta gigi, shampo dan busa pencukur. Zat kimia ini merupakan bahan utama di dalam formulasi kimia untuk mandi busa karena efek pengentalnya dan kemampuan untuk menghasilkan busa. Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5). Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar. Adapun cara pembuatan resep ini. Disiapkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan serta ditimbang bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai perhitungan. Botol dikalibrasi hingga 50 ml. Menthol dan asam salisilat digerus bersamaan hingga mencair dan ditambahkan etanol 95% lalu diaduk dan dikeringkan dengan talk ad mengering, disisihkan. Natrium lauril sulfat digerus bersama dengan amylum orizae. Masukkan campuran talk ke dalam mortir gerus hingga homogeny. Sedikit demi sedikit ditambahkan air hingga dapat dituang kedalam

botol. Tuang ke dalam botol dan tambahkan air ad tanda kalibrasi. Kocok, kemas dan beri etiket biru. Obat ini berkhasiat sebagai obat biang keringat. Cara pemakaian dikocok dahulus sebelum digunakan dan di oleskan pada permukaan kulit yang terasa gatal sehabis mandi.

Resep 3 Pada resep yang ketiga ini dibuat sediaan cair berupa suspensi. Suspense adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut , terdispersi dalam cairan pembawa. dalam resep tersebut hanya terdapat tetrasiklin, tetapi dalam pengerjaan suspense zat aktif tersebut perlu ditambahkan bahan-bahan tambahan agar menjadi sediaan yang diinginkan. Zat tambahan tersebut berupa PGS sebagai suspending agent. Dalam pembuatan suspense suspending agent sangat penting digunakan. Glycerin sebagai wetting agent atau zat pembasah. Wetting agent atau pembasah sangat berguna dalam penurunan tegangan antar muka antara partikel padat dan cairan pembawa. Sebagai akibat turunnya tegangan antar muka akan menurunkan sudut kontak, dan pembasahan akan dipermudah. Terdapat juga sirupus simplex sebagai pemanis, seperti yang kita ketahui sediaan suspense berupa sediaan cair yang kontak langsung dengan lidah sehingga rasa dari sediaan tersebut akan lebih terasa daripada sediaan langsung telan seperti kapsul dan tablet. Penggunaan sirupus simplex sebagai untuk menutupi rasa zat aktif obat yang tidak enak atau pahit. Sirupus simplex juga dapat menambah viskositas cairan sehingga dapat pula diebut suspending agent tetapi pengerjaannya tidak sebaaik suspending agent pada umumnya. Suspense merupakan sediaan cair yang umumnya zat pembawanya adalah air. Air merupakan media yang gampang terdapat mikroba dan bakteri lainnya untuk berkembangbiak, karenanya dalam pembuatan sediaan cair perlu ditambahkan pengawet untuk mencegah tumbuhnya bakteri pada sediaan tersebut. Pada resep

kali ini pengawet yang digunakan adalah nipagin yang dilarutkan terlebih dahulu dalam air panas. Berikut rincian dari masing-masing bahan. Tetrasiklin merupakan salah satu obat antimikroba yang menghambat sintesis

proteinmikroba. Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikitterjadi 2 proses dalam masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri gram negatif; pertamyang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem transport aktif. Setelahmasuk maka antibiotik berikatan dengan ribosom 30S dan menghalangi masuknya tRNA-asamamino pada lokasi asam amino. . Efek samping ini telah diketahui timbul bila obat ini diberikan pada perempuan hamil dengan dosis tinggi terutama bila penderita tersebut juga pernahmengalami pielonefritis. Sirupus simplex merupakan sediaan kental yang terdiri dari 66% gula dalam 100 ml air. Sirupus simpleks atau sering disebut dengan sirup gula banyak digunakan dalam pembuatan sirup umumnya digunakan sebagai pemanis. Glycerolum atau gliserin, gliserol berupa Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak), higroskopik, netral terhadap lakmus. Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol. Tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak menguap. Natrium Karboksimetilselulosa adalah garam natrium polikarboksimetil eter selulosa. Mengandung tidak kurang dari 6,5 % dan tidak lebih dari 9,5 % Na, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kekentalan larutan 2 gram dalam 100 mL air, untuk zat yang mempunyai kekentalan 100 cP atau kurang, tidak kurang dari 80 % dan tidak lebih dari 120 % dari ketentuan yang tertera pada etiket; untuk zat yang mempunyai kekentalan lebih dari 100 cP, tidak kurang dari 75 % dan tidak lebih dari 140 % dari ketentuan yang tertera pada etiket. PGS adalah singkatan dari pulvis gummosus yang merupakan campuran dari gom akasia, tragakan, dan saccharum album. Dibuat dengan cara dicampur dengan masing-masing bahan dan digerus halus. PGS dalam resep ini berkhasiat sebagai suspending agent yang bekerja menambah kekentalan pada larutan.

Berikut ara pembuatan sediaan tersebut. Disiapkan alat dan bahan serta ditimbang bahan sesuai perhitungan. Botol dikalibrasi sebanyak 50 ml. dibuat PGS dengan menggerus saccharum album, tragakan, dan gom arab hingga homogen dan tambahkan air 7 kalinya digerus hingga terbentuk mucilago sisihkan. Tetrasiklin digerus bersama gliserin dan ditambahkan ke mucilago gerus hingga homogeny. Nipagin dilarutkan dan ditambahkan ke mortir. Kemudian kedalam mortir ditambahkan lagi sirupus simplex aduk ad homogeny. Tambahkan air sedikit demi sedikit kedalam mortir hingga dapat dituang kemudian tuang ke dalam botol. Tambahkan air hingga tanda kalibrasi, kocok, kemas dan beri etiket. Obat ini berkhasiat sebagai antibiotic yang membunuh mikroba dalam tubuh. Obat diminum 3 kali sehari 1 sendok teh. Karena obat ini adalah antibiotic obat dihabiskan dan diminum setelah makan. Sebelum diminum obat dikocok dahulu.

BAB V PENUTUP

A. kesimpulan Resep 1 Dari praktikum kemarin di dperoleh suspensi berupa sediaan kental yang berwarna kuning, beraroma minyak jeruk sebanyak 50 ml.

Resep 2 Dari praktikum kemarin diperoleh lotio berupa sediaan kental yang bening berwarna putih sebanyak 50 ml.

Resep 3 Dari praktikum kemarin diperoleh suspensi berupa sediaan kental yang berwarna putih berasa manis sebanyak 50 ml.

B. Saran Sebelum praktek hendaknya menara botol terlebih dahulu, sehingga dalam praktikum botol siap digunakan dan tidak mengulur waktu untuk kalibrasi botol.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Muhammad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press: Yogyakarta. Ansel, H.C.1987. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Universitas Indonesia Press: Jakarta. Boylan James.C, dkk.2003. Handbook of Pharmaceutical Exicipients : USE. Gunawan, Sulistia Gan, dkk. 1971. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen Farmaklogi Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. Parafit, Khatleen. 1999. Martindale, The Complete Drug Reference. Edisi 28. Pharmaceutical Press: London. Prawirosujanto, Sunarto, dkk. 1966. Formularium Indonesia. Depkes RI: Jakarta. http://farmasiabis.blogspot.com/2011/04/solutiones-larutan.html