Laporan F1.4 Puskesmas kesehatan metabolik

7
LAPORAN KEGIATAN DOKTER INTERNSHIP PUSKESMAS ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG PERIODE OKTOBER 2014-JANUARI 2015 UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (F1.4) PENYULUHAN PENYAKIT HIPERTENSI DAN DIABETES MELLITUS A. Latar Belakang Permasalahan atau Kasus Terjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM) meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah morbiditas dan mortalitas. Terjadinya ransisi epidemiologi ini disebabkan terjadinya perubahan sosial ekonomi, lingkungan dan perubahan struktur penduduk, saat masyarakat telah mengadopsi gaya hidup tidak sehat, misalnya merokok, kurang aktivitas fisik, makanan tinggi lemak dan kalori, serta konsumsi alkohol yang diduga merupakan faktor risiko PTM. Pada abad ke-21 ini diperkirakan terjadi peningkatan insidens dan prevalensi PTM secara cepat, yang merupakan tantangan

description

laporan internship

Transcript of Laporan F1.4 Puskesmas kesehatan metabolik

LAPORAN KEGIATAN DOKTER INTERNSHIP PUSKESMAS ANGGERAJAKABUPATEN ENREKANGPERIODE OKTOBER 2014-JANUARI 2015

UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT(F1.4)PENYULUHAN PENYAKIT HIPERTENSI DAN DIABETES MELLITUS

A. Latar Belakang Permasalahan atau KasusTerjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM) meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah morbiditas dan mortalitas. Terjadinya ransisi epidemiologi ini disebabkan terjadinya perubahan sosial ekonomi, lingkungan dan perubahan struktur penduduk, saat masyarakat telah mengadopsi gaya hidup tidak sehat, misalnya merokok, kurang aktivitas fisik, makanan tinggi lemak dan kalori, serta konsumsi alkohol yang diduga merupakan faktor risiko PTM. Pada abad ke-21 ini diperkirakan terjadi peningkatan insidens dan prevalensi PTM secara cepat, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan dimasa yang akan datang. WHO memperkirakan, pada tahun 2020 PTM akan menyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh kesakitan di dunia. Diperkirakan negara yang paling merasakan dampaknya adalah negara berkembang termasuk Indonesia.Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi dan diabetes melitus (DM) yang disebut sebagai the silent killer. Apabila penyakit ini tidak terkontrol, akan menyerang target organ, dan dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi diseluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. Sementara itu, prevalensi global DM tipe 2 akan meningkat dari 171 juta orang pada tahun 2000 menjadi 366 juta tahun 2030. Pada tahun 2000 jumlh penderita DM mencapai 21,3 juta, tetapi hanya 50% dari penderita DM di Indonesia menyadari bahwa mereka menderita DM dan hanya 30% dari penderita melakukan secara teratur.Beberapa studi menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai kelebihan berat badan lebih dari 20% dan hiperkolesterol mempunyai risiko yang lebih besar terkena hipertensi dan DM. Faktor risiko tersebut pada umumnya disebabkan pola hidup (life style) yang tidak sehat. Faktor sosial budaya masyarakat Indonesia berbeda dengan sosial budaya masyarakat di negara maju, sehingga faktor yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi dan DM di Indonesia kemungkinan berbeda pula.Dari data tahun 2012 banyaknya penderita Hipertensi dan DM di kecamatan Anggeraja yaitu Hipertensi sekitar 871 jiwa (14,4 %) dan DM sebanyak 38 orang. B. Permsalahan di Keluarga, Masyarakat dan Kasus.Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit tidak menular, mengakibatkan masih banyak penderita PTM ini khususnya di daerah kecamatan Anggeraja. Pola hidup masyarakat sangat berpegaruh dan beperan penting dalam mencegah penyakit tidak menular. Seperti yang kita ketahui saat ini bahwa masyarakat rata-rata hidup dengan gaya hidup yang tidak sehat. Makan makanan yang cepat saji dan yang berpengawet, kurang olahraga dan kurang beraktivitas. Selain itu, permasalahan yang ada dalam masyarakat saat ini yaitu kurangnya konsultasi kepada pakar kesehatan serta ketidakpatuhan masyarakat dalam berobat sesuai yang dianjurkan oleh dokter.C. Perencanaan dan Pemilihan IntervensiOleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami bermaksud mengadakan penyuluhan kesehatan sekaligus pembentukan POSBINDU. Pada penyuluhan ini akan disampaikan mengenai pengertian Penyakit tidak menular khususnya penyakit Hipertensi dan Diabetes Melitus, gejala atau tanda-tanda penyakit HT dan DM, bagaimana cara pencegahannya serta terapinya. Pembentukan POSBINDU ini ditujukan kepada kepala desa, kader kesehatan serta masyarakat, dimana Pembentukan POSBINDU ini bertujuan agar masyarakat dapat memantau kesehatannya serta dapat memonitoring setiap masalah kesehatan yang ada dalam lingkungannya. D. PelaksanaanPenyuluhan kesehatan dan pembentukan POSBINDU dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 12 Januari 2015, bertempat dikantor Desa Kotu Kec. ANGGERAJA. Sedangkan pemberian bimbingan serta pelatihan terhadap pelaksana dan kader POSBINDU dilakukan pada hari sabtu, tanggal 15 Maret 2014. Penyuluhan ini dibawakan oleh dokter intership, diikuti oleh peserta yang terdiri dari kepala Desa, tokoh masyarakat serta kader-kader kesehatan. Disela-sela materi yang disampaikan, pemateri memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya langsung apabila ada materi yang tidak dimengerti. E. Monitoring Dan Evaluasi Evaluasi StrukturPenyuluhan dilakukan didepan kepala desa, tokoh masyarakat dan para kader kesehatan. Kemudian pembentukan struktur POSBINDU dilakukan oleh kepala Desa dan Kepala Puskesmas Anggeraja. Evaluasi ProsesPeserta yang hadir kurang lebih 30 orang. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan dimana peserta antusias menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri dan hampir sebagian besar peserta aktif melontarkan pertanyaan. Evaluasi HasilLebih dari 75% dari peserta yang hadir mampu menjawab pertanyaan dari pemateri tentang materi yang disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa peserta memperhatikan materi yang disampaikan

F. Saran Diharapkan kepada masyarakat yang telah mendapatkan penyuluhan untuk berperan serta dalam hal mengsosialisasikan tentang bahaya dari penyakit tidak menular (hipertensi dan DM). Diharapkan kepada pihak Puskesmas mengingat angka kejadian penyakit tidak menular (hipertensi dan DM) masih sangat tinggi di wilayah kerja Puskesmas Anggeraja, untuk melakukan penemuan secara aktif penyakit tidak menular ini. Diharapkan kepada pelaksana POSBINDU khususnya desa Kotu agar kiranya tetap menjalankan kegiatan-kegiatan POSBINDU serta dapat memberikan contoh kepada para tentangga desa lain sehingga nantinya dapat terbentuk POSBINDU-POSBINDU lain.Enrekang 31 Januari 2015PESERTAPENDAMPING

dr. Siska Amriani dr. Johan