LAPORAN ENTOMOLOGI

10

Click here to load reader

Transcript of LAPORAN ENTOMOLOGI

Page 1: LAPORAN ENTOMOLOGI

DISUSUN OLEH

NAMA : RETNA JUWITA

NIM : 34 2008 080

SEMESTER : IV (EMPAT)

KELAS : B

DOSEN PENGASUH : DRS. SUYUD ABADI, M.SI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2009/2010

BAB I

Page 2: LAPORAN ENTOMOLOGI

PENDAHULUAN

Pada hari Senin Tanggal 07 Juni 2010, Mahasiswa dan mahasiswi semester IV

FKIP BIOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG Mata Kuliah

Entomologi melakukan kunjungan study di Balai Perkebunan Sembawa. Berangkat dari

kampus jam 07.30 wib dan sampai di Sembawa sekitar jam 09.00 wib. Dan Kami pun

sangat menikmati perjalanan dari Palembang ke Sembawa. Dan sesampai di Sembawa

kami langsung di beri materi tentang Hama dan penyakit tanaman pada karet.

Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki

posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga

memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usaha tani

karet terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya . Tujuan utama

pasaran karet (hevea brasiliensis) indonesia adalah ekspor. Di pasaran internasional

(perdagangan bebas) produk karet Indonesia menghadapi persaingan ketat.

Tanaman Karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian

Indonesia. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditi penghasil

getah ini. Karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan besar milik negara tetapi juga

oleh swasta dan rakyat. Syarat Tumbuh Tanaman Karet Tanaman Karet dapat tumbuh

dengan baik dan menghasilkan lateks yang optimal, apabila ditanam pada daerah yang

sesuai dengan syarat tumbuhnya.

BAB II

Page 3: LAPORAN ENTOMOLOGI

ISI

HAMA & PENYAKIT PADA TANAMAN KARET

Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan

mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur).

Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan

memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan

beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman. Gangguan terhadap

tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak

seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan

dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan

tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian

tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan

kematian. Untuk membasmi hama dan penyakit, sering kali manusia menggunakan

obat-obatan anti hama. Pestisida yang digunakan untuk membasmi serangga disebut

insektisida. Adapun pestisida yang digunakan untuk membasmi jamur disebut fungsida.

Pembasmi hama dan penyakit menggunakan pestisida dan obat harus secara hati

– hati dan tepat guna. Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat

menimbulkan bahaya yang lebih besat. Hal itu disebabkan karena pestisida dapat

menimbulkan kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena itu pengguna obat –

obatan anti hama dan penyakit hendaknya diusahakan seminimal dan sebijak mungkin.

Secara alamiah, sesungguhnya hama mempunyai musuh yang dapat mengendalikannya.

Namun, karena ulah manusia, sering kali musuh alamiah hama hilang. Akibat hama

tersebut merajalela. Salah satu contoh kasus yang sering terjadi adalah hama tikus.

Sesungguhnya, secara ilmiah, tikus mempunyai musuh yang memamngsanya. Musuh

alami tikus ini dapat mengendalikan jumlah populasi tikus. Musuhnya tikus itu ialah

Ular, Burung hantu, dan elang. Sayangnya binatang – binatang tersebut ditangkapi oleh

manusia sehingga tikus tidak lagi memiliki pemangsa alami. Akibatnya, jumlah tikus

menjadi sangat banyak dan menjadi hama pertanian.

Penyakit pada tanaman karet merupakan salah satu faktor pengganggu yang

penting daripada masalah gangguan lainnya, dan bahkan seringkali dapat menggagalkan

Page 4: LAPORAN ENTOMOLOGI

suatu usaha pertanaman. Penyakit tanaman karet dapat dijumpai sejak tanaman di

pembibitan sampai di tanaman yang telah tua, dari bagian akar sampai pada daun.

Penyebab penyakit pada karet umumnya disebabkan oleh cendawan dan sampai saat ini

belum diketahui adanya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus atau patogen

lainnya. Diagnosa penyakit yang tepat dan cepat akan sangat menentukan keberhasilan

penanggulangan penyakit. Sampai saat ini, cara-cara penanggulangan penyakit karet

yang dianjurkan dapat berupa kombinasi dari aspek kultur teknis, manipulasi

lingkungan, dan/atau penggunaan pestisida, atau masing-masing aspek tersebut. Khusus

dalam penggunaan pestisida, perlu diperhatikan akan dampak negatifnya terhadap

manusia, lingkungan, tanaman, dan organisme pengganggunya itu sendiri.

Penyakit tanamman pada karet

Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan sehingga

pertumbuhan dan perkembanganya terganggu. Hama yang menyerang tumbuhan

antara lain kutu tanaman, tikus, walang sangit, wereng, tungau, ulat dll.

A. Kutu tanaman (Planococcus citri)

Gejala merusak tanaman dengan mengisap cairan dari pucuk batang dan

daun muda. Bagian tanaman yang diisap menjadi kuning dan kering.

Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona.

B. Tungau (Hemitarsonemus , Paratetranychus)

Gejala mengisap cairan daun muda, daun tua, pucuk, sehingga tidak

normal dan kerdil, daun berguguran. Pengendalian: Menggunakan BVR atau

Pestona. Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk

mengisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau. Pada

daun yang terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian daun akan

menjadi kuning lalu gugur. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan

daun – daun yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar.

C. Tikus

Page 5: LAPORAN ENTOMOLOGI

Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani.

Hal ini disebabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi,

mobilitas, dan kemampuan untuk berkembangbiak yang sangat tinggi. Masa

reproduksi yang relative singkat menyebabkan tikus cepat bertambah banyak.

Potensi perkembangbiakan tikus sangat tergantung dari makanan yang tersedia.

Tikus sangat aktif di malam hari. Tikus menyerang berbagai tumbuhan. Bagian

tumbuhan yang disarang tidak hanya biji – bijian tetapi juga batang tumbuhan

muda. Yang membuat para tikus kuat memakan biji – bijian sehingga merugikan

para petani adalah gigi serinya yang kuat dan tajam, sehingga tikus mudah untuk

memakan biji – bijian. Tikus membuat lubang – lubang pada pematang sawah

dan sering berlindung di semak – semak. Apabila keadaan sawah itu rusak maka

berarti sawah tersebut diserang tikus.

D. Wereng

Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang

tumbuhan berlubang – lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati. Hama

wereng ini dapat dikendalikan dengan cara – cara sebagai berikut :

a. Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara

serentak maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan

untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam tanaman

palawija atau tanah dibiarkan selama 1 – 2 bulan.

b. Pengandalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng,

misalnya laba – laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia

douglasi dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes,

Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.

c. Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan

apabila cara lain tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida

diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi

lingkungan.

E. Walang Sangit

Page 6: LAPORAN ENTOMOLOGI

Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakansalah satu hama yang juga

meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil

mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah- merahan. Walang

sangit menghisab butir – butir padi yang masih cair. Biji yang sudah diisap akan

menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam –

hitaman. Pengendalian terhadap hama walang sangit dapat dilakukan sebagai

berikut :

a. Menanam tanaman secara serentak.

b. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di

sekitar sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang

sangit.

c. Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala

penangkap.

d. Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah,

atau dengan alga.

e. Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator

alami beruba laba – laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi

walang sangit.

f. Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan

insektisida.

Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya

(imago), tetapi hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih

lama. Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji – biji yang sudah

mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.

F. Ulat

Kupu – kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan

benareka ragam. Kupu – kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan jika

menetas menjadi larva. Kita bisa sebut larva kupu – kupu sebagai ulat. Pada fase

ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam

hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.

Upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Page 7: LAPORAN ENTOMOLOGI

a. Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah

daun.

b. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak

sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan

dibasmi.

c. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan

penyemprotan dengan menggunakan pestisida.

BAB III

Page 8: LAPORAN ENTOMOLOGI

PENUTUP